1. Pertumbuhan Penduduk dan
Pembangunan Ekonomi
• Irsyad Ahmadi Hidayat
• Lailatul Khamidah
• Laily Nur Azizah
• Lucky Maharani Safitri
• M Abdul Hafizh Khoiri
2. Isu Pokok : Pertumbuhan Penduduk dan Kualitas Hidup
Pertumbuhan Penduduk : di Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan
Transisi Demografis
Penyebab Tingginya Fertilitas di Negara Berkembang : Model Malthus
dan Rumah Tangga
Konsekuensi Fertilitas yang Tinggi : Beberapa Perbedaan Pandangan
Beberapa Pendekatan Kebijakan
3. Isu Pokok : Pertumbuhan Penduduk dan
Kualitas Hidup
Jumlah penduduk dunia pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 6.8 miliar orang. PBB
memproyeksikan jumlah penduduk akan mencapai lebih dari 9.2 miliar pada tahun 2050.
Penduduk dunia bertambah lebih dari 75 juta orang tiap tahunnya. Hampir semua
pertambahan penduduk neto ini -97%- terjadi di negara-negara berkembang.
Pertanyaan yang benar-benar penting mengenai pertumbuhan penduduk adalah sebagai
berikut:
Bagaimana situasi kependudukan kontemporer di banyak negara berkembang dapat
menunjang atau sebaliknya justru menghambat peluang mereka dalam mewujudkan
tujuan pembangunan, bukan hanya bagi generasi sekarang tetapi juga bagi generasi
masa depan?
Bagimana dampak pembangunan terhadap pertumbuhan penduduk?
4. Beberapa isu besar berkenaan dengan pertanyaan-
pertanyaan dasar itu adalah sebagai berikut :
Apakah negara-negara berkembang akan mampu memperbaiki taraf hidup
penduduknya dengan tingkat pertumbuhan penduduknya, baik sekarang maupun
proyeksinya untuk masa mendatang ? Sejauh mana peningkatan penduduk yang cepat
akan mempersulit upaya menyediakan pelayanan sosial penting yang mencakup
perumahan, transportasi, sanitasi, dan keamanan ?
Bagaimana negara-negara berkembang mampu menanggulangi pertambahan jumlah
tenaga kerja yang sedemikian cepat dalam beberapa dasawarsa mendatang ? Apakah
akan tersedia banyak kesempatan kerja atau sebaliknya tingkat pengangguran akan
melambung tinggi ?
Apa saja implikasi tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi terhadap peluang orang-
orang miskin dunia untuk mengatasi penderitaan yang mereka alami dalam
kemiskinan absolut ? Apakah pasokan dan distribusi makanan dunia tidak hanya akan
mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang diperkirakan semakin bertambah
banyak dalam dasawarsa mendatang, tetapi juga memperbaiki tingkat asupan nutrisi
sesuai dengan kadar yang dibutuhkan manusia ?
5. Apakah negara-negara berkembang akan mampu memperluas cakupan dan
meningkatkan kualitas sistem pelayanan kesehatan dan pendidikan mereka agar
setiap orang dapat memiliki akses pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar ?
Adakah hubungan antara kemiskinan dan jumlah anggota keluarga ?
Apakah upaya gigih untuk meningkatkan kemakmuran di kalangan orang kaya telah
lebih merusak lingkungan hidup global dan mencederai peningkatan taraf hidup
orang-orang miskin dibandingkan dengan peningkatan absolut jumlah orang-orang
papa ini ?
6. Pertumbuhan Penduduk : di Masa Lalu, Masa
Kini, dan Masa Depan
Pertumbuhan Penduduk Dunia Sepanjang Sejarah
Selama lebih dari dua juta tahun keberadaan manusia di bumi, jumlah total
penduduk dunia pada waktu itu masih sangat terbatas. Takala manusia mulai
membudidayakan bahan pangan melalui pertanian menetap sekitar 12.000 tahun
yang lampau, jumlah total penduduk dunia diperkirakan tidak lebih dari 5 juta jiwa
dan meningkat setiap tahunnya.
7. Tabel 6.1 Perkiraan Pertumbuhan Penduduk Dunia
Tahun
Perkiraan jumlah
penduduk (jutaan)
Perkiraan
kenaikan per
tahun dalam
periode Antara
(%)
Masa Penggandaan
(tahun)
10.000 S.M. 5 -
1 M. 250 0,04 1.733
1650 545 0,04 1.733
1750 728 0,29 239
1800 906 0,45 154
1850 1.171 0,53 130
1900 1.608 0,65 106
1950 2.576 0,91 76
1970 3.698 2,09 33
1980 4.448 1,76 39
1990 5.292 1,73 40
2000 6.090 1,48 47
2010 6.892 1,22 57
2050 ( angka proyeksi) 9.036 0,675 103
8. Laju pertumbuhan penduduk dunia sedikit mereda, namun tetap berada pada
tingkat yang relatif sangat tinggi bila dilihat dari data-data historisnya yaitu
sekitar 1,3 persen per tahun. Akan tetapi laju pertumbuhan penduduk di
afrika masih sangat tinggi yaitu 2,4 persen pertahun
Kaitan antara presentase angka kenaikan laju pertumbuhan penduduk per
tahun dan kurun waktu yang diperlukan angka itu untuk untuk tumbuh
menjadi dua kali lipa, atau doubling time
9. Tabel 6.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Dunia dan Masa
Penggandaan
Periode
Perkiraan Laju
Pertumbuhan (%)
Masa Penggandaan
(tahun)
Awal kemunculan manusia dalam catatan
sejarah
0,002 36.000
1650-1750 0,3 240
1850-1900 0,6 115
1930-1950 1,0 72
1960-1980 2,3 31
Sekarang 1,3 58
10. Struktur Penduduk Dunia
Sebaran Per Wilayah Geografis
Lebih dari tiga perempat penduduk dunia bertempat tinggal di negara-negara
berkembang dan kurang dari seperempat jumlah itu hidup di negara yang
perekonomiannya maju. Peraga 6.2 menunjukkan distribusi regional penduduk
dunia pada tahun 2010 dan angka proyeksinya pada tahun 2050.
Berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk yang ada sekarang di berbagai
kawasan di dunia (angka pertumbuhan penduduk yang ada di negara-negara
berkembang jauh lebih tinggi), maka diperkirakan bahwa distribusi regional
(menurut wilayah geografisnya) penduduk dunia akan mengalami perubahan yang
tidak terelakkan menjelang tahun 2050 mendatang.
11. Peraga 6.2 distribusi penduduk menurut wilayah, 2010
dan 2050
Afrika
15% Amerika
utara
5%
Amerika
Latin
8%
Asia dan
Oseania
61%
Eropa
11%
(a) Total penduduk 2010 :
6,89 milyar
Afrika
22%
Amerika
Latin
7%
Amerika
Utara
5%
Asia dan
Pasifik
58%
Eropa
8%
(b) total penduduk 2050 :
9,5 milyar
12. Tren tingkat kelahiran dan kematian
Secara kuantitatif, tingkat pertambahan penduduk dihitung atas dasar presentase
kenaikan relatif (atau presentase penurunan, yakni dalam kasus pertambahan
penduduk yang negatif) dari jumlah jumlah penduduk neto per tahun yang bersumber
dari pertambahan alami dan migrasi internasional neto.
Perbedaan laju pertumbuhan penduduk di negara-negara maju dan di negara-negara
berkembang hanya dapat dijelaskan atas dasar kenyataan bahwa tingkat kelahiran
(fertilitas) di berbagai negara berkembang umumnya jauh lebih tinggi dari pada yg
ada di negara-negara maju. Disamping itu, tingkat kematian (mortalitas) di negara-
negara Dunia ketiga ini jauh lebih tinggi.
13. Struktur Usia dan Beban Ketergantungan
Pada tahun 2002, sebanyak 46 persen penduduk Ethiophia, 44 persen dari penduduk
Nigeria, dan 41 persen dari penduduk Pakistan berusia dibawah 15 tahun.
Di negara-negara yang memiliki struktur usia seperti itu, rasio ketergantungan pemuda
(youth dependency ratio)-yakni, perbandingan antara pemuda dibawah 15 tahun yang
tentunya belum memiliki pendapatan sendiri, dengan orang2 dewasayang aktif atau
produktif secara ekonomis berusia 15 hingga 64 tahun- sangat tinggi.
Hal itu berarti angkatan kerja di negara2 berkembang harus menanggung beban hidup
anak2 mereka yang besarnya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan angkatan kerja
di negara maju.
14. Momentum Pertumbuhan Penduduk yang Tersembunyi
Dua alasan yang melatar belakangi keberadaan daya gerak tersembunyi ini :
Pertama,tingkat kelahiran itu sendiri tidak mungkin diturunkan dalam waktu singkat.
Kedua atas adanya momentum yang tersembunyi tersebut erat sekali kaitannya dengan
struktur usia penduduk di negara-negara berkembang.
15. Transisi Demografis
Transisi demografis adalah proses penurunan bertahap tingkat pertumbuhan penduduk,
dari tahap pertumbuhan yang hampir stagnan, yang ditandai dengan tingkat kelahiran
dan kematian tinggi, kemudian melalui tahap pertumbuhan penduduk yang berlangsung
cepat dengan tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian rendah, setelah itu memasuki
tahap pertumbuhan rendah dan stabil di mana tingkat kelahiran dan kematian rendah.
17. Grafik di atas menunjukkan pertumbuhan penduduk di negara – negara
berkembang kontemporer yang memiliki 2 pola. Tingkat kelahiran di negara berkembang
umumnya cenderung tinggi jika dibanding dengan Negara maju. Hal ini karena perempuan
di Negara berkembang cenderung menikah di usia muda. Akibatnya lebih banyak jumlah
keluarga yang memiliki usia subur yang lebih lama. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an,
tahap kedua transisi demografis telah terjadi di hampir semua Negara berkembang.
Penerapan teknologi dan berkembangnya kesehatan masyarakat turut menyababkan
penurunan tingkat kematian. Tahap kedua ini dicirikan dengan tingkat pertumbuhan
penduduk mencapai lebih dari 2% per tahun di kebanyakan Negara berkembang. Pada
tahap ketiga, ada terdapat 2 pola transisi demografis di Negara berkembang.
19. Dalam kasus A penerapan teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat modern
bersamaan dengan peningkatan taraf hidup berlangsung cepat dan terdistribusi merata
telah mengakibatkan penurunan tingkat kematian menjadi hanya 10 per 1.000
penduduk dan tingkat kelahiran juga menurun. Beberapa Negara yang ada di kasus A
ini contohnya Taiwan, Kosta Rica, Kuba, Cile dan Sri lanka.
Akan tetapi di sebagian Negara berkembang ada yang mengalami kasus B. Setelah
mengalami periode tingkat kematian yang cepat, tingkat kematian tidak bisa turun
lebih jauh lagi. Sebagian besar erjadi karena Negara tersebut terus mengalami
kemiskinan absolut, rendahnya taraf hidup dan akibat dari AIDS. Negara – Negara
dalam kasus ini meliputi banyak Negara di Afrika sub-Sahara dan Timur Tengah, masih
berada di tahap 2 transisi demografis mereka. Sekalipun fertilitas cenderung menuru,
tingkatkelahiran masih tetap sangat tinggi di negara – negara ini.
Oleh sebab itu muncul pertanyaan. Kapan dan dalam kondisi apa negara – negara
berkembang memiliki kemungkinan besar untuk mengalami penurunan tingkat
kelahiran dan pertambahan penduduk yang lebih lambat ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan merujuk pada model “perangkap
populasi “ Malthus serta model mikroekonomi neoklasik kontemporer dan sangat
berpengaruh yaitu teori fertilitas rumah tangga.
20. Penyebab Tingginya Fertilitas di Negara
Berkembang : Model Malthus dan Rumah Tangga
Perangkap populasi Malthus
Tingkat amang batas populasi yang di antisipasi oleh Thomas Malthus (1766-1834) di mana
pertambahan penduduk akan berhenti dengan sendirinya ketika sumber daya penopang
hidup yang meningkat menurut deret hitung tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang jumlahnya meningkat menurut deret ukur.
22. Secara diagramatis Teori Malthus dapat digambarkan dengan membandingkan bentuk
dan posisi kurva yang mewakili tingkat pertumbuhan penduduk dan tingkat
pertumbuhan pendapatan agregat apabila kedua kurva ini diplotkan terhadap tingkat
pendapatan.
Pada sumbu vertikal, kita memplot perubahan persentase numerik baik positif maupun
negatif, dalam dua variabel yang dipertimbangkan (total penduduk dan pendapatan
agregat). Pada sumbu horizontal ditempatkan tingkat pendapatan per kapita.
23. Kritik Terhadap Model Malthus
• Pertama, model ini mengabaikan dampak luar biasa dari kemajuan teknologi sebagai
kekuatan pengimbang yang menghambat laju pertumbuhan penduduk yang cepat.
• Kedua, perangkap populasi Malthus berfokus pada asumsi model itu sendiri bahwa
tingkat pertambahan penduduk suatu Negara berkaitan secara langsung dengan tingkat
pendapatan perkapita Negara itu.
Alasan Teori Malthus dan neo-Malthus sangat terbatas jika diterapkan di Negara-
negara berkembang masa kini karena beberapa alasan berikut:
• Tidak cukup memperhitungkan peran dan dampak kemajuan teknologi
• Didasarkan atas hipotesis tentang hubungan makro antara pertumbuhan
penduduk dan tingkat pendapatan per kapita, yang tidak dapat dibuktikan
secara empiris dalam era modern.
• Fokus pada variable yang salah.
24. Teori Mikroekonomi fertilitas Rumah Tangga
Teori yang menjelaskan bahwa setiap keluarga memiliki biaya dan manfaat yang
menentukan ukuran keluarga yang diinginkan. Teori ini Mengadopsi teori perilaku
konsumen konvensional. Anak dianggap sebagai barang konsumsi (tidak memberi
keuntungan). Permintaan anak merupakan pilihan ekonomi yang rasional bagi konsumen.
Pilihan tsb mengorbankan pilihan (barang) lain. Keinginan punya anak dipengaruhi oleh
income, harga anak (biaya hidup) dan keinginan mengkonsumsi barang lain (efek
substitusi dan pendapatan). Permintaan terhadap anak berhubungan positif dengan
pendapatan. Permintaan terhadap anak berhubungan negative terhadap harga relative
(biaya pemeliharaan) anak serta preferensi untuk barang-barang lain.
25. Secara matematis, hubungan ini dapat dinyatakan dengan rumus
Cd = f(Y, Pc, Px, tx), x = 1,…, n
Ket:
Cd =permintaan akan anak
Y = pendapatan RT artinya, makin tinggi pendapatan, maka permintaan akan anak
meningkat
Pc = harga neto anak artinya, makin tinggi biaya pemeliharaan anak, permintaan akan
anak menurun
Px = harga barang lain artinya, makin tinggi harga barang-barang lain, permintaan akan
anak meningkat
tx is preferensi terhadap barang lain artinya, makin tinggi preferensi untuk barang-
barang lain, permintaan akan anak menurun
26. Permintaan akan Anak di Negara Berkembang
Di Negara-negara miskin, anak-anak dipandapang sebagian sebagai barang investasi ekonomi,
dalam arti bahwa anak- anak ini nantinya diharapkan memberikan hasil dalam bentuk pekerja anak dan
sebagai tempat menggantungkan kehidupan di usia tua. Sejumlah bukti empiris sejumlah studi statistik
berspektrum luas di Negara-negara berkembang telah menunjukan adanya dukungan terhadap teori
ekonomi fertilitas.
Implikasi terhadap pembangunan dan Fertilitas
Semua yang telah diperbincangkan sejauh ini dapat diikhtisarkan dengan menyatakan bahwa efek
kemajuan sosial dan ekonomi dari menurunkan tingkat fertilitas di negara-negara berkembang akan yang
sangat besar ketika mayoritas penduduk dan khususnya orang-orang yang sangat miskin sama-sama
memperoleh manfaatnya. Secara khusus, angka kelahiran di kalangan kaum sangat miskin kemungkinan
besar akan menurun apabila perubahan sosio-ekonomi yang berikut dapat diwujudkan :
• Peningkatan pendidikan serta perubahan peran dan status perempuan.
• Peningkatan kesempatan kerja diluar sektor pertanian bagi perempuan.
• Kenaikan tingkat pendapatan keluarga
• Pengurangan tingkat kematian anak.
• Pengembangan sistem tunjangan bagi para lansia dan sistem jaminan sosial lainnya.
• Perluasan kesempatan memperoleh pendidikan.
27. Konsekuensi Fertilitas yang Tinggi : Beberapa
Perbedaan Pandangan
Ada beberapa perspektif yang saling bertentangan. Berikut ini adalah beberapa argumen
utama yang mendukung dan menentang gagasan bahwa konsekuensi dari pertumbuhan
penduduk yang cepat dapat menimbulkan berbagai masalah pembangunan yang serius.
Bukan Masalah yang Sesungguhnya.
Pertumbuhan penduduk memang masalah yang sesungguhnya.
28. Bukan Masalah yang Sesungguhnya
• Kita bisa mengidentifikasi tiga argumen umum dari orang-orang yang menyatakan bahwa pertumbuhan
penduduk tidak menjadi masalah:
Masalahnya bukan pertumbuhan penduduk tetapi pada sejumlah isu lainnya.
Pertumbuhan penduduk adalah isu palsu yang sengaja diciptakan oleh badan dan lembaga internasional
yang didominasi negara-negara kaya agar negara berkembang tetap berada dalam kondisi
ketergantungan
Bagi banyak negara berkembang dan wilayah berkembang, pertumbuhan penduduk justru merupakan
keadaan yang diinginkan.
• Isu-isu lainnya : Banyak pengamat dari negara kaya dan miskin menyatakan bahwa masalah sebenarnya
bukan pada pertumbuhan penduduk, tetapi salah satu atau keempat hal berikut :
Keterbelakangan.
Menipisnya Sumber Daya Alam dan Kerusakan Lingkungan Hidup.
Distribusi Penduduk.
Penempatan Perempuan pada Kedudukan yang Lebih Rendah.
• Isu palsu yang sengaja direkayasa
• Fenomena yang diinginkan
29. Pertumbuhan penduduk memang masalah yang
sesungguhnya
Argumen keempat mendukung perlunya mengendalikan pertumbuhan penduduk karena
konsekuensi negatifnya. umumnya didasarkan pada tiga argumentasi berikut.
Argumentasi garis keras : kependudukan dan krisis global.
Argumentasi teoritis : siklus populasi kemiskinan dan perlunya progaram keluarga
berencana.
Argumentasi empiris lainnya : tujuh konsekuensi negatif pertumbuhan penduduk
1.Pertumbuhan ekonomi.
2.Kemiskinan dan ketimpangan.
3.Pendidikan.
4.Kesehatan.
5.Pangan.
6.Lingkungan hidup.
7.Migrasi internasional.
30. Tujuan dan Sasaran: Menuju Sebuah Konsensus
3 argumen bertentangan yang merupakan komponen penting dari konsensus:
1. Pertumbuhan penduduk bukanlah penyebab utama rendahnya taraf hidup, ketimpangan
ekstrem, atau terbatasnya kebebasan memilih yang terjadi di banyak negara berkembang.
2. Masalah kependudukan bukan sekedar persoalan angka-angka tetapi menyangkut kualitas
hidup dan kesejahteraan material.
3. Pertumbuhan penduduk yang cepat memang memberatkan masalah-masalah
keterbelakangan dan menambah suram prospek pembangunan yang berhasil.
Berdasarkan tujuan dan sasaran berikut mungkin dapat dimasukkan dalam setiap
pendekatan realistis terhadap isu pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang.
• Sasaran utama seharusnya tidak hanya berfokus pada variabel penduduk.
• Perlu adanya motivasi yang ditimbulkan oleh pembangunan.
• Negara-negara maju seharusnya membantu negara-negara berkembang dalam upaya
mencapai sasaran menurunkan fertilitas dan mortalitas.
31. Beberapa pendekatan kebijakan
Kebijakan umum dan khusus yang dapat diprakarsai pemerintah negara-negara
berkembang untuk mempengaruhi, barangkali bahkan mengendalikan, pertumbuhan dan
distribusi penduduk mereka
Kebijakan umum dan khusus yang dapat diprakarsai pemerintah negara-negara maju di
negara mereka sendiri untuk mengurangi konsumsi berlebihan sumberdaya dunia yang
terbatas dan mendorong adanya distribusi manfaat kemajuan ekonomi global secara lebih
adil
Kebijakan umum dan khusus yang dapat diprakarsai pemerintah negara-negara maju dan
lembaga-lembaga bantuan internasional untuk membantu negara-negara berkembang
mencapai sasaran kependudukan mereka
32. Apa yang dapat dilakukan negara berkembang
1. Membujuk penduduknya untuk memiliki keluarga yang lebih kecil melalui media
massa dan proses pendidikan
2. Meningkatkan program-program keluarga berencana
3. Memanipulasi insentif (penguatan) dan desintetif (pelemahan) ekonomi
4. Memaksa warga negaranya untuk memiliki keluarga lebih kecil melalui perundang-
udangan dan denda
5. Meningkatkan status sosial dan ekonomi perempuan
Apa yang dilakukan negara maju
1. Menyederhanakan kebiasaan gaya hidup konsumtif
2. Meliberalisasi persyaratan hukum yang memungkinkan terjadinya imigrasi
internasional orang-orang miskin tidak terampil
33. Bagaimana negara maju dapat membantu negara berkembang
1. Peluasan bantuan keuangan publik dan swasta
2. Peningkatan hubungan perdagangan
3. Transfer teknologi yang lebih sesuai
4. Bantuan pengembangan kemampuan penelitian ilmiah bagi warga negara berkembang
5. Kebijakan penetapan harga komoditas yang lebih baik
6. Pembagian sumberdaya yang lebih adil dan merata
7. Semua bidang penelitian mengenai teknologi pengendalian fertilitas, pil kontrasepsi,
IUD modern, prosedur sterilisasi sukarela
8. Bantuan keuangan untuk program keluarga berencana, pendidikan masyarakat, dan
aktivitas penelitian kebijakan kependudukan nasional di negara-negara berkembang