SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Ekonomi Regional
                                 PENDAPATAN REGIONAL

PENGERTIAN PENDAPATAN REGIONAL

        Pendapatan regional didefinisikan sebagai nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa
yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam suatu wilayah selama satu tahun (Sukirno,
1985). Sedangkan menurut Tarigan (2004), Pendapatan regional adalah tingkat pendapatan
masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan
wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Menganalisis suatur
egion atau membicarakan pembangunan regional tidak mungkin terlepas dari membahas tingkat
pendapatan masyarakat diwilayah tersebut. Ada beberapa parameter yang bisa digunakan untuk
mengukur adanya pembangunan wilayah. Salah satu parameter terpenting adalah meningkatnya
pendapatan masyarakat. Parameter lain, seperti peningkatan lapangan kerja dan pemerataan
lapangan kerja dan pemerataan pendapatan juga sangat terkait dengan peningkatan pendapatan
wilayah. Pendapatan wilayah haruslah bersangkut paut dengan peningkatan pendapatan
masyarakat di wilayh tersebut, yaitu yang dimaksud adalah pendapatan rata-rata (income per
capita) masyarakat, untuk itu perlu diketahui alat ukur dan metode yang dipakai untuk
menetapkan besarnya tingkat pendapatan masyarakat.

KONSEP DAN PENGERTIAN NILAI TAMBAH

       Dalam membicarakan pendapatan dan pertumbuhan regional, sangat perlu diketahui
tentang /arti nilai tambah. Salah pengertian yang biasa terjadi adalah apabila orang menganggap
bahwa pendapatan regional adalah identik dengan nilai produksi yang dihasilkan diwilayah
tersebut. Nilai produksi tidak sama dengan nilai tambah karena di dalam nilai produksi telah
terdapat nilai produksi diantara (intermediate cost), yaitu biaya pembelian/biaya perolehan dari
sektor lain yang telah dihitung sebagai produksi di sektor lain atau berasal dari impor (dihitung
sebagai nilai produksi di Negara pengekspor). Menghitung pendapatan produksi sebagai
pendapatan regional bisa mengakibatkan perhitungan ganda (double – counting). Misalnya,
seorang tukang kue menghasilkan 100 buah kue perhari yang dijualnya dengan harga @ Rp
300,00 sehingga nilai penjualannya/nilai produksinya adalah Rp 30.000,00. Padahal untuk
menghasilkan kue tersebut dia terpaksa membeli berbagai jenisinput seperti tepung beras, gula,
kelapa, vanili, minyak goring, dan bahan baker. Bahan-bahan yang di gunakan telah dihitung
disektor lain. Misalnya, beras dihitung disektor pertanian dan di sektor industri penggilingan
beras menjadi tepung, gula telah dihitung di sektor pertanian dan minyak goring di sector
industri. Jika bahan baku di impor dari Negara lain, berarti nilai bahan baku itu telah dihitung
sebagai pendapatan wilayah lain. Bahan-bahan yang berasal dari sektor lain disebut “biaya
antara” (intermediate). Pada umumnya yang termasuk nilai tambah dalam suatu kegiatan
produksi/jasa adalah berupa gaji/upah, laba, sewa tanah, dan bunga uang yang dibayarkan
(bagian dari biaya), penyusutan dan pajak tidak langsung (neto).

BERBAGAI KONSEP DAN DEFINISI
    Berbagai konsep dan definisi yang biasa dipakai dalam membicarakan pendapatan
regional/nilai tambah akan dikemukakan berikut ini:
a)Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar Harga Pasar
       Produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto
(gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu. Yang di
maksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi biaya antara
(intermediate cost).nilai tambah bruto mencakup kompunen faktor pendapatan (upah dan gaji,
bunga, sewa tanah, dan keuntungan), penyusutan, dan pajak tidak langsung neto.
b)Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas Dasar Harga Pasar
       Produk domestik regional net oats dasar harga pasar adalah produk domistik regional
bruto atas dasar harga pasar di kurangi penyusutan. Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut
atau pengurangan nilai barang-barang modal (mesin- mesin, peralatan, kendaraan dan lainnya)
karena barang modal tersebut terpakai dalam proses produksi atau karena faktor waktu.
c)Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas Dasar Biaya Faktor
       PDRN atas dasar harga faktor adalah PDRN atas dasar harga pasar dikurangi pajak tak
langsung neto, dan pajak lain-lain, kecuali pajak pandapatan dan pajak perseroan. Pajak tidak
langsung dari unit-unit produksi dibebankan pada pembeli hingga langsung berakibat menaikkan
harga barang di pasar. Berlawanan dengan pajak tidak langsung yang berakibat menikkan harga
barang, subsidi yang diberikan pemerintah kepada unit-unit produksi yang dianggap penting
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas, akan menurunkan harga pasar.
d) Pendapatan Regional
       Pendapatan regional neto adalah produk domistik regional neto atas dasar harga biaya
faktor dikurangi aliran dana yng mengalir keluar ditambah aliran dana yang mengalir masuk.
Produk domistik regional neto atas dasar biaya faktor, merupakan jumlah dari pendapatan berupa
upah dan gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan yang timbul, atau merupakan pendapatan
yang berasal dari kegiatan di wilayah tersebut.
e)Pendapatan Perorangan (Personal Income) DAN Pendapatan Siap Dibelanjakan (Disposable
Income)
       Apabila pendapatan regional (regional income) dikurangi pajak: pajak pendapatan
perusahaan (corporate income taxes), keuntungan yang tidak dibagikan (undistributed profit),
iuran kesejahteraan sosial (social security contribution), ditambah transfer yang diterima oleh
rumah tangga dan pemerintah, bunga neto atas utang pemerintah, sama dengan pendapatan
perorangan (personal income). Apabila pendapatan perorangan dikurangi pajak pendapatan
perorangan , pajak rumah tangga/PBB, dan transfer yang dibayrkan oleh rumah tangga akan
sama dengan pendapan yang siap dibelanjakan (disposable income)
f)Pendapatan Regional atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan
       Seperti telah diuraikan di atas, angka pendapatan regional dalam beberapa tahun
menggambarkan kenaikan dan penurunan tingkat pendapatan masyarakat di daerah tersebut.
Kenaikan/penurunan dapat dibedakan menjadi 2 faktor berikut:
1. kenaikan/penurunan riil, yaitu kenaikan/penurunan tingkat pendapatan yang tidak dipengaruhi
oleh faktor perubahan harga. Apabila terjadi kenaikan rill pendapatan penduduk berarti daya beli
penduduk daerah tersbut meningkat, misalnya mampu membeli barang yangsama kualitanya
dalam jumlah yang lebih banyak.
2. kenaikan/penurunan pendapatan yang disebabkan adanya faktor perubahan harga. Apabila
terjadi kenaikan pendapatan yang hanya disebabkan inflasi maka walaupun pendapatan
meningkat tetapi jumlah barang barang yang mampu dibeli belum tentu meningkat. Perlu dilihat
mana yang meningkat lebih tajam, tinkat pendapatan atau tingkat harga.

    Oleh karena itu, untuk mengetahui pendapatan yang sebenarnya (rill0, faktor inflasi harus
dikeluarkan terlebih dahulu. Pendapatn regional yang dalamnya masih ada unsur inflasinya
dinamakan pendapatan regional atas dasar harga berlaku. Sedangkan pendapatan regional dengan
faktor inflasi yang sudah ditiadakanmerupakan pendapatan regional atas dasar harga konstan.
Untuk mengetahui apakah daya beli masyarakat meningkat atau tidak, pendapatannnya harus
dibandingkan dengan nilai konstan.

    Harga konstan artinya harga produk didasarkan atas harga pada tahun tertentu. Tahun yang
dijadikan patokan harga disebut tahun dasar untuk penentuan harga harga konstan. Jadi, kenaikan
pendapatan hanya disebabkan oleh meningkatnya jumlah fisik produksi, karena dianggap
tetap(konstan). Akan tetapi pada sektor jasa yang tidak memiliki unit produksi, nilai produksi
dinyatakan dalam harga jual. Oleh karena itu, haraga jual harus dideflasi dengan menggunakan
indeks inflasi atau deflator lain yang dianggap lebih sesuai.

METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL
    Metode perhitungan pendapatan regional pada tahap pertama dapat dibagi
dalam dua metode, yaitu
1. metode langsung
2. metode tidak langsung
a. Metode Langsung
         Metode langsung adalah perhitungan dengan menggunakan data daerah atau data asli
yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada di daerah itu sendiri.
Metode langsung dapat dilakukan dengan mempergunakan tiga macam cara,
yaitu:
   1. Pendekatan Produksi
   Pendekatan produksi adalah perhitungan nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh
suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari total nilai produksi
bruto sektor atau subsektor tersebut. Pendekatan ini banyak digunakan unutk memperkirakan
nilai tambah dari sektor atau kegiatan yang produksinya berbentuk fisik/barang., seperti
peranian, perrtambangan, dan industri dan sebaginya. Nilai tambah merupakan selisih antara
nilai produksi (output) dan nilai biaya antara (intermediate cost), yaitu bahan baku/penolong dari
luar yang dipakai dalam proses produksi.
   2. Pendekatan Pendapatan
   Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi diperkirakan
dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor produksi, yaitu upah dan gaji dan
surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung neto. Surplus usaha meliputi bunga yang
dibayar neto, sewa tanah, dan keuntungan.metode ini banyak dipakai pada sektor jasa, akan
tetapi tidak dibayar setara harga pasar, misalnya sektor pemerintahan.
   3. Pendekatan Pengeluaran
   Pendekatan pengeluaran adalah menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa
yang diproduksi di dalam negeri. Kalau dilihat dari segi penggunaan maka total penyediaan
barang dan jasa itu digunakan untuk;
a. konsumsi rumah tangga
b. konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung
c. konsumsi pemerintah
d. pembentukan modal tetap bruto (investasi)
e. perubahan stok
f. ekspor neto (total ekspor – total impor)
b. Metode Tidak Langsung
       Metode tidak langsung adalah suatu cara mengalokasikan produk domestik bruto dari
wilayah yang lebih luas ke masing-masing bagian wilayah, misalnya, mengalokasikan PDB
Indonesia ke setiap provinsi dengan menggunakan alokator tertentu, alokator yang dapat
digunakan adalah:
1) Nilai produksi bruto atau neto setiap sektor/subsektor, pada wilayah yang dialokasikan
2) Jumlah produksi fisik
3) Tenaga kerja
4) Penduduk
5) Alokator tidak langsung lainnya
       Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari berbagai dari beberapa alokator
dapat diperhitungkan persentase bagian masing-masing provinsi terhadap nilai tambah setiap
sektor dan subsektor. Metode ini terkadang terpakasa digunakan karena adanya kegiatan usaha
yang alokasinya ada dibeberapa wilayah, sedangkan pencatatan yang lengkap hanya dilakukan di
kantor pusat. Misalnya, laba perusahaan tidak tercatat pada masing-masing wilayah melainkan
hanya tercatat dikantor pusat. Contoh lain apabila proses produksi bersifat berantai dan masing-
masing mata rantai berada pada wilayah yang berbeda.
EKONOMI REGIONAL


                   PENDAPATAN REGIONAL




                          DISUSUN OLEH :

                        A.MUH.IKHSAN
                          A111 08 011
                        ILMU EKONOMI




                        FAKULTAS EKONOMI

                      UNIVERSITAS HASANUDDIN

                            MAKASSAR

                               2010

More Related Content

What's hot

Pengaruh pajak terhadap perekonomian
Pengaruh pajak terhadap perekonomianPengaruh pajak terhadap perekonomian
Pengaruh pajak terhadap perekonomianSiti Sahati
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesDadang Solihin
 
Model basis eko menurut tiebout
Model basis eko menurut tieboutModel basis eko menurut tiebout
Model basis eko menurut tieboutFitria Hadri Yani
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanYuca Siahaan
 
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makro
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makroRasio modal output (cor), materi ekonomi makro
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makroEnci Funcky
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasionalEdo Setiawan
 
Analisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalAnalisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalDahlan Tampubolon
 
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAHCONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAHYakup, Jecko Tamaka
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanDadang Solihin
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanSugeng Budiharsono
 
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTrijondro Purwanto
 
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Nur Anisa Rachmawati
 
Perencanaan pembangunan ekonomi
Perencanaan pembangunan ekonomiPerencanaan pembangunan ekonomi
Perencanaan pembangunan ekonomifiorenet
 

What's hot (20)

Pembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak imanPembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak iman
 
Pengaruh pajak terhadap perekonomian
Pengaruh pajak terhadap perekonomianPengaruh pajak terhadap perekonomian
Pengaruh pajak terhadap perekonomian
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Model basis eko menurut tiebout
Model basis eko menurut tieboutModel basis eko menurut tiebout
Model basis eko menurut tiebout
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makro
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makroRasio modal output (cor), materi ekonomi makro
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makro
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasional
 
Ppt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasionalPpt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasional
 
Analisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalAnalisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi Regional
 
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAHCONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
Bab 8 multiplier
Bab 8   multiplierBab 8   multiplier
Bab 8 multiplier
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaan
 
Ekonomi regional
Ekonomi regionalEkonomi regional
Ekonomi regional
 
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Klaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasiKlaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasi
 
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
 
Perencanaan pembangunan ekonomi
Perencanaan pembangunan ekonomiPerencanaan pembangunan ekonomi
Perencanaan pembangunan ekonomi
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 

Viewers also liked

Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBIndra Yu
 
pengertian laba rugi
pengertian laba rugipengertian laba rugi
pengertian laba rugiLivi Pungus
 
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARAREVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARAMas CR
 
58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regional58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regionalAroel Shylla
 
Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 

Viewers also liked (6)

Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDB
 
pengertian laba rugi
pengertian laba rugipengertian laba rugi
pengertian laba rugi
 
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARAREVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
REVIEW EKONOMI PUBLIK DAN KEUANGAN NEGARA
 
Produk domestik bruto
Produk domestik brutoProduk domestik bruto
Produk domestik bruto
 
58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regional58443826 e-book-regional
58443826 e-book-regional
 
Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Siswa IPS Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 

Similar to Pengertian pendapatan regional iccank

produk nasional dan pendapatan nasional.pptx
produk nasional dan pendapatan nasional.pptxproduk nasional dan pendapatan nasional.pptx
produk nasional dan pendapatan nasional.pptxnazariandi
 
Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...
Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...
Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...muhlisunazim
 
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONALKOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONALheckaathaya
 
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.pptMATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.pptdwisantoso51
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copyPaarief Udin
 
Pendapatan nasional
Pendapatan nasionalPendapatan nasional
Pendapatan nasionalzeolits
 
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-19. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1AGUS SETIYONO
 
Penghitungan pendapatan nasional
Penghitungan pendapatan nasionalPenghitungan pendapatan nasional
Penghitungan pendapatan nasionalotnayirt
 
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalKd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalAGUS SETIYONO
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copyPaarief Udin
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copyPaarief Udin
 
PPT-Ekonomi-PB2(1)1.ppt
PPT-Ekonomi-PB2(1)1.pptPPT-Ekonomi-PB2(1)1.ppt
PPT-Ekonomi-PB2(1)1.pptSmaPgrirks
 
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS I
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS IPendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS I
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS IFarah Della
 
Ekonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan NasionalEkonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan NasionalAori Meru
 
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnisAplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnisWahono Diphayana
 
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesiaIndikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesiafebi pristan
 

Similar to Pengertian pendapatan regional iccank (20)

Pendapatan nasional
Pendapatan nasionalPendapatan nasional
Pendapatan nasional
 
Ana pdrb
Ana pdrbAna pdrb
Ana pdrb
 
produk nasional dan pendapatan nasional.pptx
produk nasional dan pendapatan nasional.pptxproduk nasional dan pendapatan nasional.pptx
produk nasional dan pendapatan nasional.pptx
 
Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...
Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...
Pdrb merupakan cerminan dari kemampuan produksi dan tingkat pendapatan suatu ...
 
Slide 13 (pe)
Slide 13 (pe)Slide 13 (pe)
Slide 13 (pe)
 
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONALKOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
 
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.pptMATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
MATERI XI EKO PENDAPATAN NASIONAL.ppt
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
 
Pendapatan nasional
Pendapatan nasionalPendapatan nasional
Pendapatan nasional
 
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-19. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
 
Pendapatan nasional
Pendapatan nasionalPendapatan nasional
Pendapatan nasional
 
Penghitungan pendapatan nasional
Penghitungan pendapatan nasionalPenghitungan pendapatan nasional
Penghitungan pendapatan nasional
 
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalKd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
 
PPT-Ekonomi-PB2(1)1.ppt
PPT-Ekonomi-PB2(1)1.pptPPT-Ekonomi-PB2(1)1.ppt
PPT-Ekonomi-PB2(1)1.ppt
 
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS I
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS IPendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS I
Pendapatan nasional SMAN 17 JAKARTA 2014 XI IPS I
 
Ekonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan NasionalEkonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan Nasional
 
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnisAplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
 
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesiaIndikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
 

Pengertian pendapatan regional iccank

  • 1. Ekonomi Regional PENDAPATAN REGIONAL PENGERTIAN PENDAPATAN REGIONAL Pendapatan regional didefinisikan sebagai nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam suatu wilayah selama satu tahun (Sukirno, 1985). Sedangkan menurut Tarigan (2004), Pendapatan regional adalah tingkat pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Menganalisis suatur egion atau membicarakan pembangunan regional tidak mungkin terlepas dari membahas tingkat pendapatan masyarakat diwilayah tersebut. Ada beberapa parameter yang bisa digunakan untuk mengukur adanya pembangunan wilayah. Salah satu parameter terpenting adalah meningkatnya pendapatan masyarakat. Parameter lain, seperti peningkatan lapangan kerja dan pemerataan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan juga sangat terkait dengan peningkatan pendapatan wilayah. Pendapatan wilayah haruslah bersangkut paut dengan peningkatan pendapatan masyarakat di wilayh tersebut, yaitu yang dimaksud adalah pendapatan rata-rata (income per capita) masyarakat, untuk itu perlu diketahui alat ukur dan metode yang dipakai untuk menetapkan besarnya tingkat pendapatan masyarakat. KONSEP DAN PENGERTIAN NILAI TAMBAH Dalam membicarakan pendapatan dan pertumbuhan regional, sangat perlu diketahui tentang /arti nilai tambah. Salah pengertian yang biasa terjadi adalah apabila orang menganggap bahwa pendapatan regional adalah identik dengan nilai produksi yang dihasilkan diwilayah tersebut. Nilai produksi tidak sama dengan nilai tambah karena di dalam nilai produksi telah terdapat nilai produksi diantara (intermediate cost), yaitu biaya pembelian/biaya perolehan dari sektor lain yang telah dihitung sebagai produksi di sektor lain atau berasal dari impor (dihitung sebagai nilai produksi di Negara pengekspor). Menghitung pendapatan produksi sebagai pendapatan regional bisa mengakibatkan perhitungan ganda (double – counting). Misalnya, seorang tukang kue menghasilkan 100 buah kue perhari yang dijualnya dengan harga @ Rp 300,00 sehingga nilai penjualannya/nilai produksinya adalah Rp 30.000,00. Padahal untuk menghasilkan kue tersebut dia terpaksa membeli berbagai jenisinput seperti tepung beras, gula,
  • 2. kelapa, vanili, minyak goring, dan bahan baker. Bahan-bahan yang di gunakan telah dihitung disektor lain. Misalnya, beras dihitung disektor pertanian dan di sektor industri penggilingan beras menjadi tepung, gula telah dihitung di sektor pertanian dan minyak goring di sector industri. Jika bahan baku di impor dari Negara lain, berarti nilai bahan baku itu telah dihitung sebagai pendapatan wilayah lain. Bahan-bahan yang berasal dari sektor lain disebut “biaya antara” (intermediate). Pada umumnya yang termasuk nilai tambah dalam suatu kegiatan produksi/jasa adalah berupa gaji/upah, laba, sewa tanah, dan bunga uang yang dibayarkan (bagian dari biaya), penyusutan dan pajak tidak langsung (neto). BERBAGAI KONSEP DAN DEFINISI Berbagai konsep dan definisi yang biasa dipakai dalam membicarakan pendapatan regional/nilai tambah akan dikemukakan berikut ini: a)Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar Harga Pasar Produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu. Yang di maksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi biaya antara (intermediate cost).nilai tambah bruto mencakup kompunen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan), penyusutan, dan pajak tidak langsung neto. b)Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas Dasar Harga Pasar Produk domestik regional net oats dasar harga pasar adalah produk domistik regional bruto atas dasar harga pasar di kurangi penyusutan. Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut atau pengurangan nilai barang-barang modal (mesin- mesin, peralatan, kendaraan dan lainnya) karena barang modal tersebut terpakai dalam proses produksi atau karena faktor waktu. c)Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas Dasar Biaya Faktor PDRN atas dasar harga faktor adalah PDRN atas dasar harga pasar dikurangi pajak tak langsung neto, dan pajak lain-lain, kecuali pajak pandapatan dan pajak perseroan. Pajak tidak langsung dari unit-unit produksi dibebankan pada pembeli hingga langsung berakibat menaikkan harga barang di pasar. Berlawanan dengan pajak tidak langsung yang berakibat menikkan harga barang, subsidi yang diberikan pemerintah kepada unit-unit produksi yang dianggap penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas, akan menurunkan harga pasar.
  • 3. d) Pendapatan Regional Pendapatan regional neto adalah produk domistik regional neto atas dasar harga biaya faktor dikurangi aliran dana yng mengalir keluar ditambah aliran dana yang mengalir masuk. Produk domistik regional neto atas dasar biaya faktor, merupakan jumlah dari pendapatan berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan yang timbul, atau merupakan pendapatan yang berasal dari kegiatan di wilayah tersebut. e)Pendapatan Perorangan (Personal Income) DAN Pendapatan Siap Dibelanjakan (Disposable Income) Apabila pendapatan regional (regional income) dikurangi pajak: pajak pendapatan perusahaan (corporate income taxes), keuntungan yang tidak dibagikan (undistributed profit), iuran kesejahteraan sosial (social security contribution), ditambah transfer yang diterima oleh rumah tangga dan pemerintah, bunga neto atas utang pemerintah, sama dengan pendapatan perorangan (personal income). Apabila pendapatan perorangan dikurangi pajak pendapatan perorangan , pajak rumah tangga/PBB, dan transfer yang dibayrkan oleh rumah tangga akan sama dengan pendapan yang siap dibelanjakan (disposable income) f)Pendapatan Regional atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Seperti telah diuraikan di atas, angka pendapatan regional dalam beberapa tahun menggambarkan kenaikan dan penurunan tingkat pendapatan masyarakat di daerah tersebut. Kenaikan/penurunan dapat dibedakan menjadi 2 faktor berikut: 1. kenaikan/penurunan riil, yaitu kenaikan/penurunan tingkat pendapatan yang tidak dipengaruhi oleh faktor perubahan harga. Apabila terjadi kenaikan rill pendapatan penduduk berarti daya beli penduduk daerah tersbut meningkat, misalnya mampu membeli barang yangsama kualitanya dalam jumlah yang lebih banyak. 2. kenaikan/penurunan pendapatan yang disebabkan adanya faktor perubahan harga. Apabila terjadi kenaikan pendapatan yang hanya disebabkan inflasi maka walaupun pendapatan meningkat tetapi jumlah barang barang yang mampu dibeli belum tentu meningkat. Perlu dilihat mana yang meningkat lebih tajam, tinkat pendapatan atau tingkat harga. Oleh karena itu, untuk mengetahui pendapatan yang sebenarnya (rill0, faktor inflasi harus dikeluarkan terlebih dahulu. Pendapatn regional yang dalamnya masih ada unsur inflasinya dinamakan pendapatan regional atas dasar harga berlaku. Sedangkan pendapatan regional dengan
  • 4. faktor inflasi yang sudah ditiadakanmerupakan pendapatan regional atas dasar harga konstan. Untuk mengetahui apakah daya beli masyarakat meningkat atau tidak, pendapatannnya harus dibandingkan dengan nilai konstan. Harga konstan artinya harga produk didasarkan atas harga pada tahun tertentu. Tahun yang dijadikan patokan harga disebut tahun dasar untuk penentuan harga harga konstan. Jadi, kenaikan pendapatan hanya disebabkan oleh meningkatnya jumlah fisik produksi, karena dianggap tetap(konstan). Akan tetapi pada sektor jasa yang tidak memiliki unit produksi, nilai produksi dinyatakan dalam harga jual. Oleh karena itu, haraga jual harus dideflasi dengan menggunakan indeks inflasi atau deflator lain yang dianggap lebih sesuai. METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL Metode perhitungan pendapatan regional pada tahap pertama dapat dibagi dalam dua metode, yaitu 1. metode langsung 2. metode tidak langsung a. Metode Langsung Metode langsung adalah perhitungan dengan menggunakan data daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada di daerah itu sendiri. Metode langsung dapat dilakukan dengan mempergunakan tiga macam cara, yaitu: 1. Pendekatan Produksi Pendekatan produksi adalah perhitungan nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari total nilai produksi bruto sektor atau subsektor tersebut. Pendekatan ini banyak digunakan unutk memperkirakan nilai tambah dari sektor atau kegiatan yang produksinya berbentuk fisik/barang., seperti peranian, perrtambangan, dan industri dan sebaginya. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi (output) dan nilai biaya antara (intermediate cost), yaitu bahan baku/penolong dari luar yang dipakai dalam proses produksi. 2. Pendekatan Pendapatan Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi diperkirakan dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor produksi, yaitu upah dan gaji dan
  • 5. surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung neto. Surplus usaha meliputi bunga yang dibayar neto, sewa tanah, dan keuntungan.metode ini banyak dipakai pada sektor jasa, akan tetapi tidak dibayar setara harga pasar, misalnya sektor pemerintahan. 3. Pendekatan Pengeluaran Pendekatan pengeluaran adalah menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. Kalau dilihat dari segi penggunaan maka total penyediaan barang dan jasa itu digunakan untuk; a. konsumsi rumah tangga b. konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung c. konsumsi pemerintah d. pembentukan modal tetap bruto (investasi) e. perubahan stok f. ekspor neto (total ekspor – total impor) b. Metode Tidak Langsung Metode tidak langsung adalah suatu cara mengalokasikan produk domestik bruto dari wilayah yang lebih luas ke masing-masing bagian wilayah, misalnya, mengalokasikan PDB Indonesia ke setiap provinsi dengan menggunakan alokator tertentu, alokator yang dapat digunakan adalah: 1) Nilai produksi bruto atau neto setiap sektor/subsektor, pada wilayah yang dialokasikan 2) Jumlah produksi fisik 3) Tenaga kerja 4) Penduduk 5) Alokator tidak langsung lainnya Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari berbagai dari beberapa alokator dapat diperhitungkan persentase bagian masing-masing provinsi terhadap nilai tambah setiap sektor dan subsektor. Metode ini terkadang terpakasa digunakan karena adanya kegiatan usaha yang alokasinya ada dibeberapa wilayah, sedangkan pencatatan yang lengkap hanya dilakukan di kantor pusat. Misalnya, laba perusahaan tidak tercatat pada masing-masing wilayah melainkan hanya tercatat dikantor pusat. Contoh lain apabila proses produksi bersifat berantai dan masing- masing mata rantai berada pada wilayah yang berbeda.
  • 6. EKONOMI REGIONAL PENDAPATAN REGIONAL DISUSUN OLEH : A.MUH.IKHSAN A111 08 011 ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010