SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
Download to read offline
EKONOMI
PEMBANGUNAN
DISAMPAIKAN PADA PLPG GURU EKONOMI
RAYON X UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
Dr. A Jajang W. Mahri, Drs., MSi
Lektor Kepala pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia
1
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
•
PENGERTIAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Suatu cabang ilmu ekonomi yang
menganalisis masalah-masalah yang dihadapi
oleh negara-negara sedang berkembang dan
mendapatkan cara-cara untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut supaya negara-
negara berkembang dapat membangun
ekonominya dengan lebih cepat lagi.
KONSEP ILMU EKONOMI
PEMBANGUNAN
2
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
mengembangkan ekonomi dan taraf hidup
masyarakatnya
a t a u
Suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita penduduk
meningkat dalam jangka panjang
Analisis Ekonomi Pembangunan =
Permasalahan Negara Sedang
Berkembang.
PEMBANGUNAN EKONOMI
3
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
Hakekat Ilmu Ekonomi Pembangunan
Cabang Ilmu ekonomi paling baru, paling
menggairahkan dan menantang dari ilmu
ekonomi lain yang lebih luas (Todaro, 2000:8).
Bidang ilmu yang berdiri sendiri, tidak sama dg
ilmu ekonomi kapitalis (ekonomi neo klasik
modern) maupun marxis (sosialis).
Ilmu ekonomi khusus ttg negara-negara Dunia
Ketiga yang rata2 miskin dan terbelakang.
4
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
PENDEKATAN MATERI
EKONOMI PEMBANGUNAN
Pertama, menguraikan ttg sifat2 masalah
dan mempertimbangkan arti kuantitatifnya,
apa sebenarnya yg menjadi bottle neck
negara sdg berkembang dlm situasi
pembangunan yang lambat dan dg cara
bgmn analisis ekonomi dpt memecahkan
persoalan2 tsb.?
Kedua, Menyelidiki dan memilih alternatif
kebijaksanaan yg relevan yg seharusnya
dilaksanakan di negara sdg berkembang 5
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
6
Kesempatan kerja bertambah
Tingkat pendapatan
meningkat
Kemakmuran masyarakat
semakin tinggi
IMPLIKASI YG DIHARAPKAN
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
3 Tujuan Inti Pembangunan
Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi
berbagai macam barang kebutuhan hidup pokok
(pangan, sandang, papan, kesehatan dan
perlindungan keamanan).
Peningkatan standar hidup
Disamping peningkatan pendapatan, juga penambahan lapangan kerja,
perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian nilai-nilai
kultural dan kemanusiaan. Tidak hanya untuk memperbaiki
kesejahteraan materiil, juga menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa.
Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial, bagi setiap individu serta
bangsa secara keseluruhan.
Membebaskan dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan
terhadap orang atau bangsa dan setiap kekuatan yg berpotensi
merendahkan nilai-nilai kemanusiaan.
7
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
7 KARAKTERISTIK UMUM NEGARA
BERKEMBANG
1. Standar hidup relatif (levesls of living)rendah
(GNP perkapita, pertumbuhan relatif GNP dan
GNP perkapita, tingkat kemiskinan, kesehatan,
pendidikan);
2. Tingkat produktivitas rendah;
3. Tingkat pertumbuhan penduduk serta beban
ketergantungan tinggi;
4. Angka pengangguran (terbuka dan terselubung)
semakin tinggi dg lapangan kerja terbatas;
5. Ketergantungan pendapatan yg tinggi pd
produksi sektor pertanian serta ekspor produk
primer (skala pertanian kecil, ketergantungan
pd ekspor primer);
6. Pasarnya tidak sempurna, dan informasi yg
tersedia sangat terbatas;
7. Dominasi, ketergantungan dan kerapuhan
sangat parah pd hampir semua aspek hubungan
internasional. 8
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
1. Kemiskinan dan ketimpangan (distribusi pendapatan)
2. Pertumbuhan penduduk, kesempatan kerja, dan pengangguran
3. Modal pembangunan (SDM: pendidikan & kesehatan, pembentukan modal, teknologi)
4. Transformasi pertanian dan pembangunan pedesaan,
5. Dualisme dalam pembangunan
6. Utang luar negeri, investasi asing dan perusahaan transnasional
7. Petumbuhan ekonomi (pertumbuhan versus pemerataan pembangunan)
8. Pembangunan UMKM dan sektor informal
9. Desentralisasi manajemen pembangunan
10. Ketersediaan infrastruktur terbatas dan konektivitas antar wilayah masih kurang
memadai (ada hambatan aksesibilitas)
11. Lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan
12. Kebijakan pembangunan: Peranan negara vs pasar
13. Inflasi
14. Daya saing perekonomian dan ketergantungan akan produk negara lain.
Masalah Utama Pembangunan Ekonomi
(rangkuman beberapa pendapat)
9
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
KLASIFIKASI NEGARA BERKEMBANG
Menurut PBB, 3 golongan
besar :
1. Negara paling miskin atau
paling terbelakang (least
developed), ada 44 negara;
2. Negara sedang berkembang
(developing nations) bukan
pengekspor minyak, ada 88
negara;
3. Negara kaya pengekspor
minyak (anggota OPEC), ada
13 negara.
10
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
Lanjutan...KLASIFIKASI NEGARA
Menurut World Bank, ada 4 katagori (133
negara dg penduduk lebih dr 1 juta orang) :
a. Negara low-income, GNP perkapita < US$785
(1997);
b. Negara middle-income, GNP perkapita US$786-
3.125;
c. Negara upper-middle-income, GNP 3.126-9.655;
d. Negara high-income, GNP > US$9.656
a-c ada 107 negara, sedang d ada 26 negara paling
makmur (24 diantaranya negara maju sbg first
world, lainnya Kuwait dan UEA).
11
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
Lanjutan...KLASIFIKASI NEGARA BERKEMBANG
a. Negara dg tingkat pembangunan
manusia rendah (skor 0,0 - 0,50);
b. Negara dg tingkat pembangunan
manusia menengah (0,51 - 0,79);
c. Negara dg tingkat pembangunan
manusia tinggi (0,80 - 1,0)
Menurut Program Pembangunan PBB (UNDP), fokus pd
aspek “pembangunan manusia”, dengan Indeks
Pembangunan Manusia-IPM (Human Development
Index-HDI).
Posisi Indonesia
2010 posisi 108 (dari 169 negara)
2011 skor 0,617 posisi 124 (dari 187 negara)
12
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
Definisi
Definisi HDI (IPM)
HDI (IPM)
Umur panjang
dan sehat
UHH Melek Huruf
Pengetahuan
Kehidupan
yang layak
Rata-rata
lama sekolah
Pengeluaran
per kapita
IPM
Indeks Pendidikan
Indeks Kesehatan Indeks Pendapatan
DIMENSI
INDIKATOR
INDEKS
IPM = 1/3 (Indeks Kesehatan + Indeks Pendidikan + Indeks Pendapatan)
13
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
TEORI-TEORI PEMBANGUNAN
EKONOMI
1. Teori Pertumbuhan Linear
2. Teori Pertumbuhan Struktural
3. Teori Dependensia
4. Teori Kaum Neo-Klasik
14
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
TEORI PERTUMBUHAN LINIER
Proses Pembangunan yang dialami oleh suatu negara
selalu melalui tahapan tertentu, berurutan seperti
air mengalir.
1. Teori Pertumbuhan Adam
Smith
2. Teori
Pembangunan Karl
Mark
3. Teori Pertumbuhan Walt
Witman Rostow
Pandangan ini merupakan suatu bentuk teori
ekonomi yg menyoroti pembangunan sbg
panduan dan kuantitas tabungan nasional,
penanaman modal, dan bantuan asing
15
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
16
TEORI PEMTUMBUHAN ADAM SMITH
1. Doktrin “Hukum Alam” dalam persoalan ekonomi 
kekuatan yang tidak terlihat  menentang campur
tangan pemerintah  penganjur pasar bebas.
2. Pembangunan merupakan proses perpaduan
antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan
teknologi.
Penduduk bertambah  perluasan pasar 
mendorong spesialisasi  produktivitas tenaga
kerja meninggi  perkembangan teknologi 
kegiatan/ pembangunan ekonomi meninggi.
3. Proses pertumb. ek, akhirnya tunduk pd fungsi
kendala, yaitu keterbatasan sumber daya ekonomi.
4. Membagi pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap,
yaitu; masa perburuan, masa beternak, masa bercocok
tanam, perdagangan dan tahap perindustrian.
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
5 Tahapan Pertumbuhan Adam Smith
1. BERBURU
2. BETERNAK
3. BERCOCOK TANAM
4. PERDAGANGAN
5. INDUSTRI
17
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
Teori KARL MARK
• Dlm bukunya Das Kapital membagi evolusi perkemb. Masyarakat
menjadi tiga (Feodalisme, Kapitalisme, dan sosialisme)
• Masyarakat feodalisme perekonomiannya tradisional, dan tuan
tanah sbg pelaku ek, dg posisi tawar tertinggi. Perkemb. tek
menggeser sektor ek dr agraris-feodal menjadi industri-kapitalis
• Pd masya. Industri-kapitalis, pengusaha memiliki posisi tawar
tertinggi, dan buruh sbg salah satu input proses produksi
• Eksploitasi besar-besaran thd buruh, meningkatkan
pengangguran, terjadi revolusi sosial oleh buruh, muncullah tata
masyarakat sosialis ----) sosialisme;
• Kapitalisme berakhir dg dg revolusi sosial dan timbulnya
sosialisme
• Asumsi Mark, masyarakat terbagi dua gol. (pemilik tanah dg
bukan pemilik tanah, dan pemilik modal dg bukan pemilik
modal), dan terjadinya pertentangan antar kedua kelompok ini
18
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
3 Tahapan TEORI PEMBANGUNAN KARL MARK
1. Feodalisme
2. Kapitalisme
3. Sosialisme
19
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
TEORI PEMBANGUNAN ROSTOW
Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yg menyebabkan
perubahan dlm masyarakat, yaitu perubahan politik,
struktur sosial, nilai sosial dan struktur kegiatan
ekonominya.
20
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
21
1. Masyarakat Tradisional
(The Traditional Society)
Suatu masyarakat yg strukturnya
berkembang disepanjang fungsi
produksi pra-Newton, primitif dan
berpikir irasional.
Cirinya : 1) Hubungan darah dan keluarga berperan penting, 2)
Kekuasaan politik terpusat di daerah, ditangan bangsawan
tuan tanah, 3) Lebih dari 75% penduduk begerak di sektor
pertanian dan sbg sumber utama penghasilan negara dan
bangsawan
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
22
2. Prasyarat Tinggal Landas
(Preconditioning for Take Of)
Masa transisi sbg prasyarat tinggal
landas untuk mencapai pertumbuhan
untuk terus berkembang (self-sustained
growth).
Pendidikan meluas/berkembang, manusia mau bekerja keras, bank/lembaga lain
untuk mengerahkan modal bermunculan, investasi meningkat, jangkauan
perdagangan di dalam dan luar negeri, manufakturing dg metode baru.
Menurut Rostow : hakikat masa peralihan dapat digambarkan sbg kenaikan investasi
ke suatu tingkat yg secara teratur, mendasar dan nyata-nyata melampuai tingkat
pertumbuhan penduduk.
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
23
3. TINGGAL LANDAS
(Take Of)
Adalah revolusi industri yang bertalian secara langsung dengan
perubahan radikal di dalam metode produksi yg dalam jk
waktu singkat menimbulkan konsekuensi menentukan.
Syarat Tinggal Landas :
1. Kenaikan laju investasi produktif, dari 5% ke lebih dari 10%
dari PN;
2. Perkembangan salah satu atau beberapa sektor
manufaktur penting dg laju pertumbuhan yg tinggi;
3. Hadirnya scr cepat kerangka politik, sosial dan organisasi
yg menampung hasrat ekspansi di sektor modern, dan
memberikan daya dorong pd pertumbuhan.
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
24
4. DORONGAN MENUJU KEDEWASAAN
(The Drive to Maturity)
Tahap ketika masyarakat telah dengan efektif
menerapkan serentetan teknologi modern
terhadap keseluruhan sember daya mereka.
3 PERUBAHAN PENTING :
1. Sifat tenaga kerja berubah
2. Watak para pengusaha berubah
3. Masyarakat bosan dg industrialisasi, dan menginginkan
sesuatu yg baru menuju perubahan yg lebih baik.
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
25
5. ERA KONSUMSI MASA BESAR-BESARAN
(The Age High Mass Consumption)
Suatu masyarakat dimana perhatian
masyarakat lebih menekankan pada konsumsi
dan kesejahteraan, dan bukan pada produksi.
Cirinya : 1) Migrasi ke pinggiran kota, pemakaian mobil scr
luas, barang konsumen yg tahan lama. 2) perhatian beralih
dari penawaran ke permintaan, dari produksi ke konsumsi
dan kesejahteraan dlm arti luas. 3) ketiadaan pengangguran,
peningkatan kesadaran akan jaminan sosial.
USA (1920), Inggris (1930), Rusia (1950)
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
26
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
Teori Perubahan Struktural
Teori Pembangunan
Arthur Lewis
Menitikberatkan pada mekanisme transformasi
ekonomi NSB, dari bersifat subsisten dan pertanian,
menuju struktur perekonomian modern dg dominasi
sektor industri dan jasa.
TEORI UTAMANYA
Teori Pola Pembangunan
Hollis Chenery
27
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
28
• Membahas proses pemb yg terjadi antara kota dan
desa, yg mengikutsertakan proses urbanisasi;
• Asumsinya bahwa perek suatu negara terbagi 2,
yaitu perekonomian tradisional dan perek industri;
a) Tradisional di pedesaan (surplus N, tradisional,
agraris, subsistem, marginal product – low of
diminishing return);
b) Perek. industri di perkotaan (produktivitas tinggi,
produk marginal positif, daerah tujuan pekerja dr
desa, urbanisasi, upah di kota lebih tinggi)
Teori Pembangunan Arthur Lewis
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
29
• Memfokuskan thd perub struktur dlm tahapan
proses perub ek NSB yg bertransformasi dr pertanian
tradisional beralih ke industri;
• Sejalan dg peningkatan income per kapita, perek
suatu negara akan bergeser dr sektor pertanian ke
industri;
• Contoh; GNP perkapita $200 pangsa produk primer
45%, sementara industri hanya 15%. Pada saat GNP
perkapita $1000 sektor primer turun jadi 20%, dan
industri meningkat jadi 28%.
• Negara dg populasi tinggi, cenderung industri
substitusi impor, populasi rendah industri orientasi
ekspor
Teori Pola Pembangunan Hollis Chenery
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
Pencetusnya Ekonom Amerika Latin: Paul Baran, Andrea Gunder
Frank & Samir Amin sbg model alternatif.
TEORI DEPENDENSIA
• Asumsi teorinya adalah pembagian perek dunia
menjadi 2 gol, yaitu perek. NM dan perek. NSB;
• Andre Gunder Frank; negara maju sbg negara
metropolis maju (developed metropolitan countries),
dan NSB sbg negara satelit terbelakang (satelite
underdeveloped countries);
• Amin Samin; membagi perek dunia menjadi 2, yaitu
negara maju di pusat (core/central) dan negara
miskin pinggiran (perphery). Pusat perk sangat
dipengaruhi oleh negara-negara pusat, dan periferi
disekitarnya.
30
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
Lanjutan...TEORI DEPENDENSIA
• Interaksi antar negara maju dg miskin bersifat eksploitasi;
• Dominasi perek. oleh negara maju, akhirnya justru menjadikan negara
priferi semakin tergantung pd negera pusat;
• Investasi perush.multinasional dr NB di NSB akan meningkatkan pend.
nasional ngr miskin, namun tidak dinikmati oleh sebagian besar rakyatnya,
krn kepincangan dlm distribusi pend. Keuntungan dinikmati oleh
pengusaha sing dan segelintir anggota masyarakt tertentu di dlm negeri,
sbg hasil eksploitasi sumber daya yg ada;
• Kesejh masya akibat investasi asing, tak pernah terjadi. Yg ada justru
menggeser kebiasaan sosial yg ada, menimbulkan perub orientasi rakyat
menjadi materialistik, produk impor oriented, kapitalistik;
• Rasionalisasi pasar memperhebat proses eksploitasi oleh pemilik modal
dlm sistem kapitalisme;
• Sektor modern di NSB adalah kaki tangan sistem kapitalis dunia yang
eksploitatif. Agennya adalah kaum borjuis nasional atau golongan
komprador dan penguasa nasional semakin memantapkan penguasaan ek
oleh negara maju
• Sektor modern di NSB tak lebih dr satelit yg tak berkembang sendiri dan
sangat tergantung pd kondisi perek negara maju
31
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
32
• Menurut Dos Santos (1991), ketergantungan
diklasifikasikan:
1) Colonial dependence;
2) Industrial -financial dependence
3) Technological-industrial dependence
 Bank Dunia dan IMF sbg penyebab
peningkatan ketergantungan yg terjadi di NSB,
krn adanya vested of interest.
Lanjutan...TEORI DEPENDENSIA
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
33
TEORI PERTUMBUHAN Neo-KLASIK
1. Yoseph Scumpeter
Pembangunan ekonomi dikarenakan adanya perubahan terutama
dalam industri dan perdagangan. Kuncinya yang terpenting
adalah entrepreneur, yaitu orang yang memiliki inisiatif dan
inovatif untuk perkembangan produk nasinal, dg bentuk barang
baru, cara baru, pasar baru, sumber bahan mentah baru dan
organisasi baru.
2. Kesimpulan Neo-Klasik Ttg Perkembangan Ekonomi
a. Akumulasi kapital sbg faktor penting
b. Merupakan proses gradual
c. Merupakan proses harmonis dan komulatif
d. Adanya pikiran yg optimis thd perkembangan
e. Aspek internasional sbg pendorong perkembangan
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
BAGAIMANA DENGAN
INDONESIA.....?
34
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2004-2011
URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
QI-QIII:
2011
PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,1 5,6 5,5 6,3 6,1 4,5 6,1 6,5
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS 6,2 6,5 6,1 6,9 6,5 4,9 6,6 -
LAPANGAN USAHA
PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN
PERIKANAN 4,1 2,5 3,0 3,5 4,8 4,1 2,9 3,4
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -4,6 1,6 6,2 2,0 0,5 4,4 3,5 1,7
INDUSTRI PENGOLAHAN 6,2 4,6 4,6 4,7 3,7 2,1 4,5 5,9
LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 5,9 6,5 5,8 10,4 10,9 13,8 5,3 4,5
KONSTRUKSI 8,2 7,3 8,3 8,6 7,3 7,1 7,0 6,4
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 5,8 8,6 6,4 8,5 7,2 1,1 8,7 9,3
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 12,7 13,0 14,2 14,4 16,7 15,5 13,5 11,2
KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERSH. 7,7 7,1 5,5 8,0 8,2 5,0 5,7 7,0
JASA - JASA 4,9 5,2 6,2 6,6 6,4 6,4 6,0 6,8
PENGGUNAAN
KONSUMSI RUMAH TANGGA 4,9 4,0 3,2 5,0 5,3 4,9 4,6 4,6
KONSUMSI PEMERINTAH 2,0 8,1 9,6 3,9 10,4 15,7 0,3 3,3
PMTDPB 15,7 9,9 2,9 9,2 11,7 3,3 8,5 7,9
EKSPOR 8,5 8,6 9,2 8,0 9,5 -9,7 14,9 16,2
IMPOR 25,0 12,4 7,6 8,9 10,0 -15 17,3 14,6
35
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,
2009-2011
36
2009 2010 2011
Total I II III IV Total I II III I - III
Pertumbuhan ekonomi 4,6 5,6 6,1 5,8 6,9 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5
Sisi Lapangan Usaha
Pertanian 4,0 3,0 3,1 1,8 3,8 2,9 3,7 3,9 2,7 3,4
Pertambangan dan Penggalian 4,4 3,1 3,9 2,7 4,2 3,5 4,2 0,8 0,3 1,7
Industri Pengolahan 2,2 3,9 4,5 4,3 5,3 4,5 5,0 6,1 6,6 5,9
Listrik, Gas , dan Air Bersih 14,3 8,8 5,1 3,4 4,3 5,3 4,3 3,9 5,2 4,5
Bangunan 7,1 7,3 7,2 6,8 6,7 7,0 5,3 7,6 6,4 6,4
Perdagangan, Hotel, dan
Restoran
1,3 8,6 9,1 8,7 8,4 8,7 8,0 9,6 10,1 9,3
Pengangkutan dan komunikasi 15,5 12,0 13,0 13,2 15,5 13,5 13,7 10,7 9,5 11,2
Keuangan, Persewaan, Jasa
Usaha
5,1 4,8 5,6 5,9 6,3 5,7 7,3 6,9 7,0 7,0
Jasa-jasa 6,4 4,8 5,3 6,4 7,5 6,0 7,0 5,7 7,8 6,8
Sisi Pengeluaran
Konsumsi Masyarakat 4,9 3,9 5,0 5,2 4,4 4,6 4,5 4,6 4,8 4,6
Konsumsi Pemerintah 15,7 -7,6 -7,3 4,8 7,3 0,3 2,8 4,5 2,5 3,3
Investasi 3,3 8,0 8,0 9,2 8,7 8,5 7,3 9,4 7,1 7,9
Ekspor -9,7 20,0 14,6 9,6 16,1 14,9 12,5 17,5 18,5 16,2
Impor -15,0 22,6 18,4 12,2 16,9 17,3 14,4 15,3 14,2 14,6
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
GDP PERKAPITA DANPERTUMBUHAN EKONOMI
37
In US$
GDP per Capita 6,1%
Pertumbuhan Ekonomi, 2000-2010
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
PERKEMBANGAN APBN
38
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBN-P RAPBN
A. Pendapatan Negara dan Hibah 637,987.2 707,806.2 981,609.4 848,763.2 995,271.5 1,169,914.6 1,292,877.7
I. Penerimaan Dalam Negeri 636,153.1 706,108.3 979,305.4 847,096.6 992,248.5 1,165,252.5 1,292,052.6
1. Penerimaan Perpajakan 409,203.0 490,988.6 658,700.8 619,922.2 723,306.6 878,685.2 1,019,332.4
a. Pajak Dalam Negeri 395,971.5 470,051.8 622,358.7 601,251.8 694,392.1 831,745.3 976,898.8
b. Pajak Perdagangan Internasional 13,231.5 20,936.8 36,342.1 18,670.4 28,914.5 46,939.9 42,433.6
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 226,950.1 215,119.7 320,604.6 227,174.4 268,941.9 286,567.3 272,720.2
II . Hibah 1,834.1 1,697.8 2,304.0 1,666.6 3,023.0 4,662.1 825.1
B. Belanja Negara 667,128.7 757,649.9 985,730.7 937,382.1 1,042,117.2 1,320,751.3 1,418,497.7
I. Belanja Pemerintah Pusat 440,032.0 504,623.3 693,355.9 628,812.4 697,406.4 908,243.4 954,136.8
1. K/L 225,014.2 262,003.3 306,999.5 332,920.2 461,508.0 476,610.2
2. Non K/L 223,937.3 279,609.1 431,352.7 321,812.9 364,486.2 446,735.4 477,526.7
II. Transfer Ke Daerah 226,179.9 253,263.2 292,433.5 308,585.2 344,727.6 412,507.9 464,360.9
1. Dana Perimbangan 222,130.6 243,967.2 278,714.7 287,251.5 316,711.4 347,538.6 394,138.6
2. Dana Otsus dan Penyesuaian 4,049.3 9,296.0 13,718.8 21,333.8 28,016.2 64,969.3 70,222.3
III. Suspen 916.8 (236.5) (58.7) (15.6) (16.8) - -
C. Keseimbangan Primer 49,941.1 29,962.7 84,308.5 5,163.2 41,537.5 (44,252.9) (2,548.1)
D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) (29,141.5) (49,843.7) (4,121.3) (88,618.8) (46,845.7) (150,836.7) (125,620.0)
% terhadap PDB (0.9) (1.3) (0.1) (1.6) (0.7) (2.1) (1.5)
E. Pembiayaan 29,415.6 42,456.5 84,071.7 112,583.2 91,552.0 150,836.7 125,620.0
I. Pembiayaan Dalam Negeri 55,982.1 69,032.3 102,477.6 128,133.0 96,118.5 153,613.3 125,912.3
II . Pembiayaan Luar negeri (neto) (26,566.5) (26,575.8) (18,405.9) (15,549.8) (4,566.5) (2,776.6) (292.3)
Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan 274.1 (7,387.1) 79,950.4 23,964.4 44,706.3 - -
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
39
Catatan Perkembangan Pendapatan Perkapita
Indonesia dengan Negara Asia Lainnya
• Pertengahan 1960-an Gross National Product (GNP) per
kapita Indonesia, Malaysia, Thailand, Taiwan, China
nyaris sama yaitu kurang dari US$ 100 per kapita.
• Beberapa negara Asia tersebut memulai industrialisasi
pada waktu yang hampir bersamaan.
• Tahun 2004, GNP per kapita negara-negara tersebut
sangat berbeda :
1. Indonesia sekitar US$ 1.000,
2. Malaysia US$ 4.520,
3. Korea Selatan US$ 14.000,
4. Thailand US$ 2.490,
5. Taiwan US$ 14.590 dan
6. China US$ 1.500 (current price).
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
PERKEMBANGAN EKSPOR INDONESIA
 Ekspor Indonesia pada tahun 2011 (Jan-Agu) tumbuh sebesar 36,6%, yang ditopang oleh
pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 31,4% dan ekspor migas sebesar 61,2%. Sehingga nilai
ekspor Indonesia pada tahun 2011 (Jan-Agu) mencapai: Rp 134,8 Miliar USD
 Ekspor produk industri (yang tumbuh sebesar 33,6% pada tahun 2011) menjadi kontributor
utama terhadap pertumbuhan ekspor nonmigas, dimana kontribusinya terhadap pertumbuhan
ekspor nonmigas adalah sebesar 25,2% pada tahun (Jan-Agu) dan sebesar 25,3% pada tahun
2010
Komoditas
Pertumbuhan (% y-o-y)
2007 2008 2009 2010
Jan - Agu
2011
Total Ekspor 13,2% 20,1% -15,0% 35,4% 36,6%
Migas 4,1% 31,9% -34,7% 47,4% 61,2%
Minyak Mentah 12,9% 34,6% -37,0% 33,0% 42,9%
Hasil Minyak 1,2% 23,2% -36,2% 75,4% 31,3%
Gas -2,1% 31,8% -32,1% 53,0% 83,9%
Ekspor Non Migas 15,6% 17,3% -9,7% 33,1% 31,4%
Pertanian 8,7% 25,3% -4,8% 14,6% 5,8%
Industri 17,6% 15,6% -16,9% 33,5% 33,6%
Pertambangan 6,2% 25,4% 32,0% 35,8% 28,5%
12,8%
-12,8%
25,3%
25,2%
-20,0% 0,0% 20,0% 40,0%
2008
2009
2010
Jan - Agu 2011
Kontribusi Sektor thd Pertumbuhan Ekspor
Nonmigas
Pertanian
Industri
Pertambangan
40
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
PERKEMBANGAN IMPOR
Komoditas
Pertumbuhan (% y-o-y)
2007 2008 2009 2010
Jan-Agu
2011
Total Impor 21,8% 73,6% -25,0% 40,1% 30,9%
Migas 15,4% 39,6% -37,9% 44,4% 54,0%
Minyak Mentah 15,3% 11,1% -26,8% 15,9% 30,2%
Hasil Minyak 14,9% 58,9% -44,9% 61,8% 63,4%
Gas 197,3% 192,2% 87,7% 76,5% 104,3%
Non Migas 24,8% 87,8% -21,1% 39,0% 25,2%
2006 2007 2008 2009 2010
Jan-Agu
2010
Jan-Agu
2011
Total Impor 61.065,5 74.402,7 129.197, 96.855,9 135.663, 87.734,9 114.842,
Non Migas 42.102,6 52.523,1 98.644,4 77.867,3 108.250, 70.296,7 87.994,5
Migas 18.962,9 21.879,6 30.552,9 18.988,6 27.412,7 17.438,2 26.847,8
-
20.000,0
40.000,0
60.000,0
80.000,0
100.000,0
120.000,0
140.000,0
160.000,0
USD
Juta
Nilai Impor
 Impor Indonesia pada
tahun 2011 (Jan-Agu)
mencapai nilai USD 114,8
miliar, atau tumbuh sebesar
30,9%.
 Pertumbuhan impor migas
sebesar 54,0%; sedangan
impor nonmigas tumbuh
sebesar 25,2%
41
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
42
PERKEMBANGAN INFLASI
o Tekanan inflasi sampai dengan triwulan III 2011 cukup terkendali karena terjaganya pasokan barang serta turunnya
harga komoditas pangan global. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2011 tercatat sebesar 0,27%
(mtm) atau 4,61% (yoy).
Sumber: BPS
0
2
4
6
8
10
12
14
-0,5
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
Jan'08
Mar'08
Mei'08
Jul'08
Sept'08
Nov'08
Jan'09
Mar'09
Mei'09
Jul'09
Sep'09
Nov'09
Jan'10
Mar'10
Mei'10
Jul'10
Sept'10
Nov'10
Jan'11
Mar'11
Mei'11
Jul'11
Sept'11
Month-to-month Year-on-Year
Pergerakan Laju Inflasi
Inflasi
mtm
-
persen
Inflasi
yoy
-
persen
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
PERKEMBANGAN UTANG DAN RASIO UTANG PEMERINTAH
TERHADAP PDB, 1998-2011
43
Uraian Pinjaman Surat Berharga Total Stok Utang Rasio Utang
Negara Terhadap PDB
(Rp Triliun) (Rp Triliun) (Rp Triliun) (%)
1998 453 100 553 58.0%
1999 438 502 940 85.0%
2000 583 652 1235 89.0%
2001 613 661 1274 77.0%
2002 570 655 1225 67.0%
2003 583 649 1232 61.0%
2004 637 662 1299 57.0%
2005 620 693 1313 47.0%
2006 559 743 1302 39.0%
2007 586 803 1389 35.1%
2008 730 906 1636 33.0%
2009 611 979 1590 28.3%
2010 612 1064 1676 26.0%
2011* 611 1191 1802 24.9%
* Angka Sangat Sementara menggunakan asumsi APBN
Sumber: Kementerian Keuangan (www.dmo.or.id)
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
KETENAGAKERJAAN
44
Economic Activity
Feb
2005
Feb
2009
Feb
2010
Feb
2011
Labor force (million) 105.80 113.74 116.00 119.40
- Working (million) 94.95 104.49 108.21 111.28
- Open unemployment (million) 10.85 9.26 8.59 8.12
Labor Force Participation Rate
(LFPR) 68.02% 67.60% 67.83% 69.96%
Open Unemployment Rate 10.26% 8.14% 7.41% 6.80%
Underemployment (million) 29.62 31.36 32.80 34.19
Ratio of underemployment and
unemployment 2.73 3.39 3.82 4.21
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
POPULASI YANG “MUDA” DAN SEMAKIN PRODUKTIF
Sumber: BPS Lebih dari 30 tahun
periode USIA
PRODUKTIF > USIA
NON-PRODUKTIF
Slide 45
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
46
PERKEMBANGAN KEMISKINAN
BAPPENAS
September 2011 mencapai 29,89 juta orang (12,36%) .
Source: BPS.
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
DISPARITAS TINGKAT KEMISKINAN ANTAR PROVINSI SANGAT
TINGGI
Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi, Maret 2010
(Jakarta = 3,48%, Papua = 36,80%, Indonesia = 13.33%)
Sumber: BPS 47
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
LINGKARAN KEMISKINAN
48
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
INDIKATOR PEMERATAAN PENDAPATAN (KOEFISIEN
GINI RASIO)
49
Sumber: BPS
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
HAMBATAN AKSESIBILITAS
…pada 2008 mulai disusun
blueprint pengembangan
logistik dan peningkatan
kesadaran terhadap
pentingnya logistik untuk
persaingan domestik dan
internasional
Jarak Ekonomi
Berdasarkan Trans Laut,
biaya relatif kontainer 20-
kaki dari Jakarta ke tujuan
domestik terhadap biaya ke
Singapura
(unit cost = 1.0)
Padang
Singapore
Balikpapan
Makassar
Jayapura
Padang
2.7
Singapore
1.0
Balikpapan
1.3
Makassar
1.7 Jayapura
1.4
Jarak Geografis
antara Jakarta dan kota-kota
besar di Indonesia and
Singapore
Slide 50
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
6,5 Jam
Jayapura
Banda Aceh
POTENSI UNTUK MEMAJUKAN PEREKONOMIAN:
POSISI GEOGRAFIS DAN DIMENSI
• 3 zona waktu
• Penduduk 237 juta jiwa
• Ratusan etnis
• Ratusan bahasa dan dialek
• Salah satu negara terbesar di dunia
Negara kepulauan terbesar di dunia
- Pulau : > 17,000
- Tanah : ± 2 million km2
- Air : ± 5.8 million km2
- Grs. pantai : ± 54,000 km
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
PDB 2009 dalam miliar $US
4.993
PERBANDINGAN NEGARA G-20
15.343
14.003
4.833
3.060
2.499
2.007
1.988
1.289
1.229
1.186
1.184
827
755
727
552
468
374
310
243
Jepang
China
jer,man
Prancis
Inggris
Itali
Brasil
Kanada
India
Rusia
Meksiko
Australia
Korea
Turki
Indonesia
Arab Saudi
Argentina
Afrika Selatan
Eu 27
AS
PDB Dunia
54.863,55
Negara G-20
48.276,31
Negara di luar G-20
6.587,24
52
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
ASPIRASI PENCAPAIAN PDB INDONESIA
53
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
...... dunia mengakui kinerja ekonomi makro Indonesia
Moody’s (January 2011)
Fitch (end of January 2010)
S & P (April 2011)
Japan Credit Ratings Agency (July 2010)
Setelah BRIC  N-11 (Next 11):
Bangladesh, Egypt, Indonesia,
Iran,South Korea, Mexico, Nigeria,
Pakistan, the Philippines, Turkey
and Vietnam
MIKT  the Top 4 of N-11 (South
Korea is the top of N-11)
2011 (Fidelity International)  MINT
(Mexico, Indonesia, Nigeria, Turkey)
Slide 54
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
KEKAYAAN SUMBERDAYA ALAM
asumsinya keseluruhannya masih banyak yang belum tereksploitasi
Slide 55
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
A Jajang W. Mahri/EkBangNas 56
Negara Gagal
Menurut Rotberg (2002) “Collapse”: Negara gagal ciri –
cirinya:
• 1. Keamanan rakyat tidak bisa dijaga
• 2. Konflik agama/ etnis tak kunjung selesai
• 3. Korupsi merajalela
• 4. Legitimasi negara menipis
• 5. Pusat tak berdaya hadapi masalah dalam negeri
• 6. Rawan terhadap tekanan luar negeri
Prof. Jared Diamond (UCLA), Indonesia rangking ke-63
(2012) sebagai negara gagal dan diramalkan menjadi
negara gagal seperti Somalia, Etiopia dan Rwanda.
Berdasar pada kejadian dan proses sejarah Indonesia.
Apakah kita menerima ramalan itu atau kita Bangkit
bersama.
A Jajang W. Mahri/EkBangNas 57
A Jajang W. Mahri/EkBangNas 58
A Jajang W. Mahri/EkBangNas 59
A Jajang W. Mahri/EkBangNas 60
A Jajang W. Mahri/EkBangNas 61
A Jajang W. Mahri/EkBangNas 62
A Jajang W. Mahri/EkBangNas 63
A Jajang W. Mahri/EkBangNas 64
TERIMA KASIH
Mari Kita Diskusikan
65
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
Dr. A Jajang W. Mahri, Drs., MSi
Riwayat Pekerjaan :
 Dosen pada Program Studi Pendidikan Ekonomi (S1 dan S2) dan Program
Studi Akuntansi serta Program Studi Manajemen pada Fakultas Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis UPI,dengan Jabatan Akademik Lektor Kepala.
Mata kuliah yang diampu: Ekonomi Pembangunan, Perekonomian Indonesia
(S1), Kewirausahaan (S1, S2), Ekonomi Koperasi (S1), Manajemen Pemasaran
(S1), Ekonomi Makro (S1), Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi (S2).
 Kepala Divisi Pengembangan Usaha, Direktorat Kerjasama dan Usaha UPI.
Ketua Program Mahasiswa Wirausaha UPI.
Ketua Kuliah Umum dan Bimbingan Akademik Mahasiswa Baru UPI
Ketua Tim Penyusun Naskah Akademik Pendirian Program Studi Ekonomi
Islam S1 dan Sekretaris Tim Penyusun Naskah Akademik Pendirian Prodi
Pendidikan Ekonomi S2 UPI
Konsultas pd Ditjen Dikmen Kemendikbud, Deputi Bidang Industri dan
Perdagangan Kemenko Perekonomian, Disdik Provinsi Jawa Barat, Dinas
Koperasi dan UMK Provinsi Jawa Barat, dll.
Alamat : Komplek Duta Regency D-46 Cihanjuang, Kota Cimahi. HP
08122376839
Email: ajajang_dku@yahoo.co.id dan ajajang.salfa@gmail.com 66
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
Pendidikan :
• Sarjana (S1) Pendidikan Dunia Usaha FPIPS IKIP Bandung, 1992
• Magister (S2) Ilmu Ekonomi, Fakultas Pascasarjana UNPAD, 2003
• Doktor (S3) Ilmu Ekonomi, Pascasarjana FE UNPAD, 2011.

More Related Content

Similar to EKONOMI PEMBANGUNAN

Seminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialSeminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialLazuardi45
 
Teori pertumbuhan ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomiTeori pertumbuhan ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomiIrvan Malvinas
 
Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global
Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif globalBab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global
Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif globalBambang Deswantoro
 
EKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMI
EKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMIEKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMI
EKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMImaghfiraputeri
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...erika herawati
 
Teori pertumbuhan ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomiTeori pertumbuhan ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomitutwurii
 
Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.
Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.
Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.guest484de80
 
Konsep Ekonomi Pembangunan
Konsep Ekonomi PembangunanKonsep Ekonomi Pembangunan
Konsep Ekonomi PembangunanEko Mardianto
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraSeptian Muna Barakati
 
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomiPertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomimariam Iam
 
Beda Pertumbuhan dengan Pembangunan Ekonomi
Beda Pertumbuhan dengan Pembangunan EkonomiBeda Pertumbuhan dengan Pembangunan Ekonomi
Beda Pertumbuhan dengan Pembangunan EkonomiRizky Ariestiyansyah
 
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smkSISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smkv1d4r62
 
Seminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialSeminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialLazuardi45
 
Ekonomi pertumbuhan ekonomi
Ekonomi   pertumbuhan ekonomiEkonomi   pertumbuhan ekonomi
Ekonomi pertumbuhan ekonomiIsyh
 
Spora[jurnal asosiasi muda mudi rasional] thn.i vol.i januari maret 2012 [@rp...
Spora[jurnal asosiasi muda mudi rasional] thn.i vol.i januari maret 2012 [@rp...Spora[jurnal asosiasi muda mudi rasional] thn.i vol.i januari maret 2012 [@rp...
Spora[jurnal asosiasi muda mudi rasional] thn.i vol.i januari maret 2012 [@rp...ISTRIKU Kelak
 

Similar to EKONOMI PEMBANGUNAN (20)

Seminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialSeminar Krisis Finansial
Seminar Krisis Finansial
 
Teori pertumbuhan ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomiTeori pertumbuhan ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi
 
Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global
Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif globalBab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global
Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global
 
EKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMI
EKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMIEKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMI
EKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMI
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
 
4. teori pertumbuhan
4. teori pertumbuhan4. teori pertumbuhan
4. teori pertumbuhan
 
Teori pertumbuhan ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomiTeori pertumbuhan ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi
 
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi
 
Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.
Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.
Pertambahan atau penurunan yang cepat dalam pertumbuhan.
 
Konsep Ekonomi Pembangunan
Konsep Ekonomi PembangunanKonsep Ekonomi Pembangunan
Konsep Ekonomi Pembangunan
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
 
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomiPertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
 
Beda Pertumbuhan dengan Pembangunan Ekonomi
Beda Pertumbuhan dengan Pembangunan EkonomiBeda Pertumbuhan dengan Pembangunan Ekonomi
Beda Pertumbuhan dengan Pembangunan Ekonomi
 
TUWEB 1.pptx
TUWEB 1.pptxTUWEB 1.pptx
TUWEB 1.pptx
 
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smkSISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
SISTEM EKONOMI PANCASILA untuk kelas 10 smk
 
Pergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma PembangunanPergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma Pembangunan
 
Pergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma PembangunanPergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma Pembangunan
 
Seminar Krisis Finansial
Seminar Krisis FinansialSeminar Krisis Finansial
Seminar Krisis Finansial
 
Ekonomi pertumbuhan ekonomi
Ekonomi   pertumbuhan ekonomiEkonomi   pertumbuhan ekonomi
Ekonomi pertumbuhan ekonomi
 
Spora[jurnal asosiasi muda mudi rasional] thn.i vol.i januari maret 2012 [@rp...
Spora[jurnal asosiasi muda mudi rasional] thn.i vol.i januari maret 2012 [@rp...Spora[jurnal asosiasi muda mudi rasional] thn.i vol.i januari maret 2012 [@rp...
Spora[jurnal asosiasi muda mudi rasional] thn.i vol.i januari maret 2012 [@rp...
 

Recently uploaded

BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 

Recently uploaded (16)

BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 

EKONOMI PEMBANGUNAN

  • 1. EKONOMI PEMBANGUNAN DISAMPAIKAN PADA PLPG GURU EKONOMI RAYON X UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012 Dr. A Jajang W. Mahri, Drs., MSi Lektor Kepala pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia 1 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 2. • PENGERTIAN EKONOMI PEMBANGUNAN Suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut supaya negara- negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi. KONSEP ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN 2 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 3. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya a t a u Suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang Analisis Ekonomi Pembangunan = Permasalahan Negara Sedang Berkembang. PEMBANGUNAN EKONOMI 3 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 4. Hakekat Ilmu Ekonomi Pembangunan Cabang Ilmu ekonomi paling baru, paling menggairahkan dan menantang dari ilmu ekonomi lain yang lebih luas (Todaro, 2000:8). Bidang ilmu yang berdiri sendiri, tidak sama dg ilmu ekonomi kapitalis (ekonomi neo klasik modern) maupun marxis (sosialis). Ilmu ekonomi khusus ttg negara-negara Dunia Ketiga yang rata2 miskin dan terbelakang. 4 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 5. PENDEKATAN MATERI EKONOMI PEMBANGUNAN Pertama, menguraikan ttg sifat2 masalah dan mempertimbangkan arti kuantitatifnya, apa sebenarnya yg menjadi bottle neck negara sdg berkembang dlm situasi pembangunan yang lambat dan dg cara bgmn analisis ekonomi dpt memecahkan persoalan2 tsb.? Kedua, Menyelidiki dan memilih alternatif kebijaksanaan yg relevan yg seharusnya dilaksanakan di negara sdg berkembang 5 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 6. 6 Kesempatan kerja bertambah Tingkat pendapatan meningkat Kemakmuran masyarakat semakin tinggi IMPLIKASI YG DIHARAPKAN A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 7. 3 Tujuan Inti Pembangunan Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup pokok (pangan, sandang, papan, kesehatan dan perlindungan keamanan). Peningkatan standar hidup Disamping peningkatan pendapatan, juga penambahan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian nilai-nilai kultural dan kemanusiaan. Tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil, juga menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial, bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan. Membebaskan dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan terhadap orang atau bangsa dan setiap kekuatan yg berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan. 7 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 8. 7 KARAKTERISTIK UMUM NEGARA BERKEMBANG 1. Standar hidup relatif (levesls of living)rendah (GNP perkapita, pertumbuhan relatif GNP dan GNP perkapita, tingkat kemiskinan, kesehatan, pendidikan); 2. Tingkat produktivitas rendah; 3. Tingkat pertumbuhan penduduk serta beban ketergantungan tinggi; 4. Angka pengangguran (terbuka dan terselubung) semakin tinggi dg lapangan kerja terbatas; 5. Ketergantungan pendapatan yg tinggi pd produksi sektor pertanian serta ekspor produk primer (skala pertanian kecil, ketergantungan pd ekspor primer); 6. Pasarnya tidak sempurna, dan informasi yg tersedia sangat terbatas; 7. Dominasi, ketergantungan dan kerapuhan sangat parah pd hampir semua aspek hubungan internasional. 8 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 9. 1. Kemiskinan dan ketimpangan (distribusi pendapatan) 2. Pertumbuhan penduduk, kesempatan kerja, dan pengangguran 3. Modal pembangunan (SDM: pendidikan & kesehatan, pembentukan modal, teknologi) 4. Transformasi pertanian dan pembangunan pedesaan, 5. Dualisme dalam pembangunan 6. Utang luar negeri, investasi asing dan perusahaan transnasional 7. Petumbuhan ekonomi (pertumbuhan versus pemerataan pembangunan) 8. Pembangunan UMKM dan sektor informal 9. Desentralisasi manajemen pembangunan 10. Ketersediaan infrastruktur terbatas dan konektivitas antar wilayah masih kurang memadai (ada hambatan aksesibilitas) 11. Lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan 12. Kebijakan pembangunan: Peranan negara vs pasar 13. Inflasi 14. Daya saing perekonomian dan ketergantungan akan produk negara lain. Masalah Utama Pembangunan Ekonomi (rangkuman beberapa pendapat) 9 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 10. KLASIFIKASI NEGARA BERKEMBANG Menurut PBB, 3 golongan besar : 1. Negara paling miskin atau paling terbelakang (least developed), ada 44 negara; 2. Negara sedang berkembang (developing nations) bukan pengekspor minyak, ada 88 negara; 3. Negara kaya pengekspor minyak (anggota OPEC), ada 13 negara. 10 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 11. Lanjutan...KLASIFIKASI NEGARA Menurut World Bank, ada 4 katagori (133 negara dg penduduk lebih dr 1 juta orang) : a. Negara low-income, GNP perkapita < US$785 (1997); b. Negara middle-income, GNP perkapita US$786- 3.125; c. Negara upper-middle-income, GNP 3.126-9.655; d. Negara high-income, GNP > US$9.656 a-c ada 107 negara, sedang d ada 26 negara paling makmur (24 diantaranya negara maju sbg first world, lainnya Kuwait dan UEA). 11 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 12. Lanjutan...KLASIFIKASI NEGARA BERKEMBANG a. Negara dg tingkat pembangunan manusia rendah (skor 0,0 - 0,50); b. Negara dg tingkat pembangunan manusia menengah (0,51 - 0,79); c. Negara dg tingkat pembangunan manusia tinggi (0,80 - 1,0) Menurut Program Pembangunan PBB (UNDP), fokus pd aspek “pembangunan manusia”, dengan Indeks Pembangunan Manusia-IPM (Human Development Index-HDI). Posisi Indonesia 2010 posisi 108 (dari 169 negara) 2011 skor 0,617 posisi 124 (dari 187 negara) 12 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 13. Definisi Definisi HDI (IPM) HDI (IPM) Umur panjang dan sehat UHH Melek Huruf Pengetahuan Kehidupan yang layak Rata-rata lama sekolah Pengeluaran per kapita IPM Indeks Pendidikan Indeks Kesehatan Indeks Pendapatan DIMENSI INDIKATOR INDEKS IPM = 1/3 (Indeks Kesehatan + Indeks Pendidikan + Indeks Pendapatan) 13 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 14. TEORI-TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI 1. Teori Pertumbuhan Linear 2. Teori Pertumbuhan Struktural 3. Teori Dependensia 4. Teori Kaum Neo-Klasik 14 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 15. TEORI PERTUMBUHAN LINIER Proses Pembangunan yang dialami oleh suatu negara selalu melalui tahapan tertentu, berurutan seperti air mengalir. 1. Teori Pertumbuhan Adam Smith 2. Teori Pembangunan Karl Mark 3. Teori Pertumbuhan Walt Witman Rostow Pandangan ini merupakan suatu bentuk teori ekonomi yg menyoroti pembangunan sbg panduan dan kuantitas tabungan nasional, penanaman modal, dan bantuan asing 15 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 16. 16 TEORI PEMTUMBUHAN ADAM SMITH 1. Doktrin “Hukum Alam” dalam persoalan ekonomi  kekuatan yang tidak terlihat  menentang campur tangan pemerintah  penganjur pasar bebas. 2. Pembangunan merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Penduduk bertambah  perluasan pasar  mendorong spesialisasi  produktivitas tenaga kerja meninggi  perkembangan teknologi  kegiatan/ pembangunan ekonomi meninggi. 3. Proses pertumb. ek, akhirnya tunduk pd fungsi kendala, yaitu keterbatasan sumber daya ekonomi. 4. Membagi pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap, yaitu; masa perburuan, masa beternak, masa bercocok tanam, perdagangan dan tahap perindustrian. A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 17. 5 Tahapan Pertumbuhan Adam Smith 1. BERBURU 2. BETERNAK 3. BERCOCOK TANAM 4. PERDAGANGAN 5. INDUSTRI 17 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 18. Teori KARL MARK • Dlm bukunya Das Kapital membagi evolusi perkemb. Masyarakat menjadi tiga (Feodalisme, Kapitalisme, dan sosialisme) • Masyarakat feodalisme perekonomiannya tradisional, dan tuan tanah sbg pelaku ek, dg posisi tawar tertinggi. Perkemb. tek menggeser sektor ek dr agraris-feodal menjadi industri-kapitalis • Pd masya. Industri-kapitalis, pengusaha memiliki posisi tawar tertinggi, dan buruh sbg salah satu input proses produksi • Eksploitasi besar-besaran thd buruh, meningkatkan pengangguran, terjadi revolusi sosial oleh buruh, muncullah tata masyarakat sosialis ----) sosialisme; • Kapitalisme berakhir dg dg revolusi sosial dan timbulnya sosialisme • Asumsi Mark, masyarakat terbagi dua gol. (pemilik tanah dg bukan pemilik tanah, dan pemilik modal dg bukan pemilik modal), dan terjadinya pertentangan antar kedua kelompok ini 18 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 19. 3 Tahapan TEORI PEMBANGUNAN KARL MARK 1. Feodalisme 2. Kapitalisme 3. Sosialisme 19 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 20. TEORI PEMBANGUNAN ROSTOW Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yg menyebabkan perubahan dlm masyarakat, yaitu perubahan politik, struktur sosial, nilai sosial dan struktur kegiatan ekonominya. 20 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 21. 21 1. Masyarakat Tradisional (The Traditional Society) Suatu masyarakat yg strukturnya berkembang disepanjang fungsi produksi pra-Newton, primitif dan berpikir irasional. Cirinya : 1) Hubungan darah dan keluarga berperan penting, 2) Kekuasaan politik terpusat di daerah, ditangan bangsawan tuan tanah, 3) Lebih dari 75% penduduk begerak di sektor pertanian dan sbg sumber utama penghasilan negara dan bangsawan A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 22. 22 2. Prasyarat Tinggal Landas (Preconditioning for Take Of) Masa transisi sbg prasyarat tinggal landas untuk mencapai pertumbuhan untuk terus berkembang (self-sustained growth). Pendidikan meluas/berkembang, manusia mau bekerja keras, bank/lembaga lain untuk mengerahkan modal bermunculan, investasi meningkat, jangkauan perdagangan di dalam dan luar negeri, manufakturing dg metode baru. Menurut Rostow : hakikat masa peralihan dapat digambarkan sbg kenaikan investasi ke suatu tingkat yg secara teratur, mendasar dan nyata-nyata melampuai tingkat pertumbuhan penduduk. A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 23. 23 3. TINGGAL LANDAS (Take Of) Adalah revolusi industri yang bertalian secara langsung dengan perubahan radikal di dalam metode produksi yg dalam jk waktu singkat menimbulkan konsekuensi menentukan. Syarat Tinggal Landas : 1. Kenaikan laju investasi produktif, dari 5% ke lebih dari 10% dari PN; 2. Perkembangan salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting dg laju pertumbuhan yg tinggi; 3. Hadirnya scr cepat kerangka politik, sosial dan organisasi yg menampung hasrat ekspansi di sektor modern, dan memberikan daya dorong pd pertumbuhan. A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 24. 24 4. DORONGAN MENUJU KEDEWASAAN (The Drive to Maturity) Tahap ketika masyarakat telah dengan efektif menerapkan serentetan teknologi modern terhadap keseluruhan sember daya mereka. 3 PERUBAHAN PENTING : 1. Sifat tenaga kerja berubah 2. Watak para pengusaha berubah 3. Masyarakat bosan dg industrialisasi, dan menginginkan sesuatu yg baru menuju perubahan yg lebih baik. A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 25. 25 5. ERA KONSUMSI MASA BESAR-BESARAN (The Age High Mass Consumption) Suatu masyarakat dimana perhatian masyarakat lebih menekankan pada konsumsi dan kesejahteraan, dan bukan pada produksi. Cirinya : 1) Migrasi ke pinggiran kota, pemakaian mobil scr luas, barang konsumen yg tahan lama. 2) perhatian beralih dari penawaran ke permintaan, dari produksi ke konsumsi dan kesejahteraan dlm arti luas. 3) ketiadaan pengangguran, peningkatan kesadaran akan jaminan sosial. USA (1920), Inggris (1930), Rusia (1950) A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 26. 26 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 27. Teori Perubahan Struktural Teori Pembangunan Arthur Lewis Menitikberatkan pada mekanisme transformasi ekonomi NSB, dari bersifat subsisten dan pertanian, menuju struktur perekonomian modern dg dominasi sektor industri dan jasa. TEORI UTAMANYA Teori Pola Pembangunan Hollis Chenery 27 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 28. 28 • Membahas proses pemb yg terjadi antara kota dan desa, yg mengikutsertakan proses urbanisasi; • Asumsinya bahwa perek suatu negara terbagi 2, yaitu perekonomian tradisional dan perek industri; a) Tradisional di pedesaan (surplus N, tradisional, agraris, subsistem, marginal product – low of diminishing return); b) Perek. industri di perkotaan (produktivitas tinggi, produk marginal positif, daerah tujuan pekerja dr desa, urbanisasi, upah di kota lebih tinggi) Teori Pembangunan Arthur Lewis A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 29. 29 • Memfokuskan thd perub struktur dlm tahapan proses perub ek NSB yg bertransformasi dr pertanian tradisional beralih ke industri; • Sejalan dg peningkatan income per kapita, perek suatu negara akan bergeser dr sektor pertanian ke industri; • Contoh; GNP perkapita $200 pangsa produk primer 45%, sementara industri hanya 15%. Pada saat GNP perkapita $1000 sektor primer turun jadi 20%, dan industri meningkat jadi 28%. • Negara dg populasi tinggi, cenderung industri substitusi impor, populasi rendah industri orientasi ekspor Teori Pola Pembangunan Hollis Chenery A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 30. Pencetusnya Ekonom Amerika Latin: Paul Baran, Andrea Gunder Frank & Samir Amin sbg model alternatif. TEORI DEPENDENSIA • Asumsi teorinya adalah pembagian perek dunia menjadi 2 gol, yaitu perek. NM dan perek. NSB; • Andre Gunder Frank; negara maju sbg negara metropolis maju (developed metropolitan countries), dan NSB sbg negara satelit terbelakang (satelite underdeveloped countries); • Amin Samin; membagi perek dunia menjadi 2, yaitu negara maju di pusat (core/central) dan negara miskin pinggiran (perphery). Pusat perk sangat dipengaruhi oleh negara-negara pusat, dan periferi disekitarnya. 30 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 31. Lanjutan...TEORI DEPENDENSIA • Interaksi antar negara maju dg miskin bersifat eksploitasi; • Dominasi perek. oleh negara maju, akhirnya justru menjadikan negara priferi semakin tergantung pd negera pusat; • Investasi perush.multinasional dr NB di NSB akan meningkatkan pend. nasional ngr miskin, namun tidak dinikmati oleh sebagian besar rakyatnya, krn kepincangan dlm distribusi pend. Keuntungan dinikmati oleh pengusaha sing dan segelintir anggota masyarakt tertentu di dlm negeri, sbg hasil eksploitasi sumber daya yg ada; • Kesejh masya akibat investasi asing, tak pernah terjadi. Yg ada justru menggeser kebiasaan sosial yg ada, menimbulkan perub orientasi rakyat menjadi materialistik, produk impor oriented, kapitalistik; • Rasionalisasi pasar memperhebat proses eksploitasi oleh pemilik modal dlm sistem kapitalisme; • Sektor modern di NSB adalah kaki tangan sistem kapitalis dunia yang eksploitatif. Agennya adalah kaum borjuis nasional atau golongan komprador dan penguasa nasional semakin memantapkan penguasaan ek oleh negara maju • Sektor modern di NSB tak lebih dr satelit yg tak berkembang sendiri dan sangat tergantung pd kondisi perek negara maju 31 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 32. 32 • Menurut Dos Santos (1991), ketergantungan diklasifikasikan: 1) Colonial dependence; 2) Industrial -financial dependence 3) Technological-industrial dependence  Bank Dunia dan IMF sbg penyebab peningkatan ketergantungan yg terjadi di NSB, krn adanya vested of interest. Lanjutan...TEORI DEPENDENSIA A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 33. 33 TEORI PERTUMBUHAN Neo-KLASIK 1. Yoseph Scumpeter Pembangunan ekonomi dikarenakan adanya perubahan terutama dalam industri dan perdagangan. Kuncinya yang terpenting adalah entrepreneur, yaitu orang yang memiliki inisiatif dan inovatif untuk perkembangan produk nasinal, dg bentuk barang baru, cara baru, pasar baru, sumber bahan mentah baru dan organisasi baru. 2. Kesimpulan Neo-Klasik Ttg Perkembangan Ekonomi a. Akumulasi kapital sbg faktor penting b. Merupakan proses gradual c. Merupakan proses harmonis dan komulatif d. Adanya pikiran yg optimis thd perkembangan e. Aspek internasional sbg pendorong perkembangan A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 35. PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2004-2011 URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 QI-QIII: 2011 PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,1 5,6 5,5 6,3 6,1 4,5 6,1 6,5 PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS 6,2 6,5 6,1 6,9 6,5 4,9 6,6 - LAPANGAN USAHA PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 4,1 2,5 3,0 3,5 4,8 4,1 2,9 3,4 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -4,6 1,6 6,2 2,0 0,5 4,4 3,5 1,7 INDUSTRI PENGOLAHAN 6,2 4,6 4,6 4,7 3,7 2,1 4,5 5,9 LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 5,9 6,5 5,8 10,4 10,9 13,8 5,3 4,5 KONSTRUKSI 8,2 7,3 8,3 8,6 7,3 7,1 7,0 6,4 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 5,8 8,6 6,4 8,5 7,2 1,1 8,7 9,3 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 12,7 13,0 14,2 14,4 16,7 15,5 13,5 11,2 KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERSH. 7,7 7,1 5,5 8,0 8,2 5,0 5,7 7,0 JASA - JASA 4,9 5,2 6,2 6,6 6,4 6,4 6,0 6,8 PENGGUNAAN KONSUMSI RUMAH TANGGA 4,9 4,0 3,2 5,0 5,3 4,9 4,6 4,6 KONSUMSI PEMERINTAH 2,0 8,1 9,6 3,9 10,4 15,7 0,3 3,3 PMTDPB 15,7 9,9 2,9 9,2 11,7 3,3 8,5 7,9 EKSPOR 8,5 8,6 9,2 8,0 9,5 -9,7 14,9 16,2 IMPOR 25,0 12,4 7,6 8,9 10,0 -15 17,3 14,6 35 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 36. PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2009-2011 36 2009 2010 2011 Total I II III IV Total I II III I - III Pertumbuhan ekonomi 4,6 5,6 6,1 5,8 6,9 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 Sisi Lapangan Usaha Pertanian 4,0 3,0 3,1 1,8 3,8 2,9 3,7 3,9 2,7 3,4 Pertambangan dan Penggalian 4,4 3,1 3,9 2,7 4,2 3,5 4,2 0,8 0,3 1,7 Industri Pengolahan 2,2 3,9 4,5 4,3 5,3 4,5 5,0 6,1 6,6 5,9 Listrik, Gas , dan Air Bersih 14,3 8,8 5,1 3,4 4,3 5,3 4,3 3,9 5,2 4,5 Bangunan 7,1 7,3 7,2 6,8 6,7 7,0 5,3 7,6 6,4 6,4 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,3 8,6 9,1 8,7 8,4 8,7 8,0 9,6 10,1 9,3 Pengangkutan dan komunikasi 15,5 12,0 13,0 13,2 15,5 13,5 13,7 10,7 9,5 11,2 Keuangan, Persewaan, Jasa Usaha 5,1 4,8 5,6 5,9 6,3 5,7 7,3 6,9 7,0 7,0 Jasa-jasa 6,4 4,8 5,3 6,4 7,5 6,0 7,0 5,7 7,8 6,8 Sisi Pengeluaran Konsumsi Masyarakat 4,9 3,9 5,0 5,2 4,4 4,6 4,5 4,6 4,8 4,6 Konsumsi Pemerintah 15,7 -7,6 -7,3 4,8 7,3 0,3 2,8 4,5 2,5 3,3 Investasi 3,3 8,0 8,0 9,2 8,7 8,5 7,3 9,4 7,1 7,9 Ekspor -9,7 20,0 14,6 9,6 16,1 14,9 12,5 17,5 18,5 16,2 Impor -15,0 22,6 18,4 12,2 16,9 17,3 14,4 15,3 14,2 14,6 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 37. GDP PERKAPITA DANPERTUMBUHAN EKONOMI 37 In US$ GDP per Capita 6,1% Pertumbuhan Ekonomi, 2000-2010 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 38. PERKEMBANGAN APBN 38 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBN-P RAPBN A. Pendapatan Negara dan Hibah 637,987.2 707,806.2 981,609.4 848,763.2 995,271.5 1,169,914.6 1,292,877.7 I. Penerimaan Dalam Negeri 636,153.1 706,108.3 979,305.4 847,096.6 992,248.5 1,165,252.5 1,292,052.6 1. Penerimaan Perpajakan 409,203.0 490,988.6 658,700.8 619,922.2 723,306.6 878,685.2 1,019,332.4 a. Pajak Dalam Negeri 395,971.5 470,051.8 622,358.7 601,251.8 694,392.1 831,745.3 976,898.8 b. Pajak Perdagangan Internasional 13,231.5 20,936.8 36,342.1 18,670.4 28,914.5 46,939.9 42,433.6 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 226,950.1 215,119.7 320,604.6 227,174.4 268,941.9 286,567.3 272,720.2 II . Hibah 1,834.1 1,697.8 2,304.0 1,666.6 3,023.0 4,662.1 825.1 B. Belanja Negara 667,128.7 757,649.9 985,730.7 937,382.1 1,042,117.2 1,320,751.3 1,418,497.7 I. Belanja Pemerintah Pusat 440,032.0 504,623.3 693,355.9 628,812.4 697,406.4 908,243.4 954,136.8 1. K/L 225,014.2 262,003.3 306,999.5 332,920.2 461,508.0 476,610.2 2. Non K/L 223,937.3 279,609.1 431,352.7 321,812.9 364,486.2 446,735.4 477,526.7 II. Transfer Ke Daerah 226,179.9 253,263.2 292,433.5 308,585.2 344,727.6 412,507.9 464,360.9 1. Dana Perimbangan 222,130.6 243,967.2 278,714.7 287,251.5 316,711.4 347,538.6 394,138.6 2. Dana Otsus dan Penyesuaian 4,049.3 9,296.0 13,718.8 21,333.8 28,016.2 64,969.3 70,222.3 III. Suspen 916.8 (236.5) (58.7) (15.6) (16.8) - - C. Keseimbangan Primer 49,941.1 29,962.7 84,308.5 5,163.2 41,537.5 (44,252.9) (2,548.1) D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) (29,141.5) (49,843.7) (4,121.3) (88,618.8) (46,845.7) (150,836.7) (125,620.0) % terhadap PDB (0.9) (1.3) (0.1) (1.6) (0.7) (2.1) (1.5) E. Pembiayaan 29,415.6 42,456.5 84,071.7 112,583.2 91,552.0 150,836.7 125,620.0 I. Pembiayaan Dalam Negeri 55,982.1 69,032.3 102,477.6 128,133.0 96,118.5 153,613.3 125,912.3 II . Pembiayaan Luar negeri (neto) (26,566.5) (26,575.8) (18,405.9) (15,549.8) (4,566.5) (2,776.6) (292.3) Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan 274.1 (7,387.1) 79,950.4 23,964.4 44,706.3 - - A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 39. 39 Catatan Perkembangan Pendapatan Perkapita Indonesia dengan Negara Asia Lainnya • Pertengahan 1960-an Gross National Product (GNP) per kapita Indonesia, Malaysia, Thailand, Taiwan, China nyaris sama yaitu kurang dari US$ 100 per kapita. • Beberapa negara Asia tersebut memulai industrialisasi pada waktu yang hampir bersamaan. • Tahun 2004, GNP per kapita negara-negara tersebut sangat berbeda : 1. Indonesia sekitar US$ 1.000, 2. Malaysia US$ 4.520, 3. Korea Selatan US$ 14.000, 4. Thailand US$ 2.490, 5. Taiwan US$ 14.590 dan 6. China US$ 1.500 (current price). A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 40. PERKEMBANGAN EKSPOR INDONESIA  Ekspor Indonesia pada tahun 2011 (Jan-Agu) tumbuh sebesar 36,6%, yang ditopang oleh pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 31,4% dan ekspor migas sebesar 61,2%. Sehingga nilai ekspor Indonesia pada tahun 2011 (Jan-Agu) mencapai: Rp 134,8 Miliar USD  Ekspor produk industri (yang tumbuh sebesar 33,6% pada tahun 2011) menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan ekspor nonmigas, dimana kontribusinya terhadap pertumbuhan ekspor nonmigas adalah sebesar 25,2% pada tahun (Jan-Agu) dan sebesar 25,3% pada tahun 2010 Komoditas Pertumbuhan (% y-o-y) 2007 2008 2009 2010 Jan - Agu 2011 Total Ekspor 13,2% 20,1% -15,0% 35,4% 36,6% Migas 4,1% 31,9% -34,7% 47,4% 61,2% Minyak Mentah 12,9% 34,6% -37,0% 33,0% 42,9% Hasil Minyak 1,2% 23,2% -36,2% 75,4% 31,3% Gas -2,1% 31,8% -32,1% 53,0% 83,9% Ekspor Non Migas 15,6% 17,3% -9,7% 33,1% 31,4% Pertanian 8,7% 25,3% -4,8% 14,6% 5,8% Industri 17,6% 15,6% -16,9% 33,5% 33,6% Pertambangan 6,2% 25,4% 32,0% 35,8% 28,5% 12,8% -12,8% 25,3% 25,2% -20,0% 0,0% 20,0% 40,0% 2008 2009 2010 Jan - Agu 2011 Kontribusi Sektor thd Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Pertanian Industri Pertambangan 40 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 41. PERKEMBANGAN IMPOR Komoditas Pertumbuhan (% y-o-y) 2007 2008 2009 2010 Jan-Agu 2011 Total Impor 21,8% 73,6% -25,0% 40,1% 30,9% Migas 15,4% 39,6% -37,9% 44,4% 54,0% Minyak Mentah 15,3% 11,1% -26,8% 15,9% 30,2% Hasil Minyak 14,9% 58,9% -44,9% 61,8% 63,4% Gas 197,3% 192,2% 87,7% 76,5% 104,3% Non Migas 24,8% 87,8% -21,1% 39,0% 25,2% 2006 2007 2008 2009 2010 Jan-Agu 2010 Jan-Agu 2011 Total Impor 61.065,5 74.402,7 129.197, 96.855,9 135.663, 87.734,9 114.842, Non Migas 42.102,6 52.523,1 98.644,4 77.867,3 108.250, 70.296,7 87.994,5 Migas 18.962,9 21.879,6 30.552,9 18.988,6 27.412,7 17.438,2 26.847,8 - 20.000,0 40.000,0 60.000,0 80.000,0 100.000,0 120.000,0 140.000,0 160.000,0 USD Juta Nilai Impor  Impor Indonesia pada tahun 2011 (Jan-Agu) mencapai nilai USD 114,8 miliar, atau tumbuh sebesar 30,9%.  Pertumbuhan impor migas sebesar 54,0%; sedangan impor nonmigas tumbuh sebesar 25,2% 41 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 42. 42 PERKEMBANGAN INFLASI o Tekanan inflasi sampai dengan triwulan III 2011 cukup terkendali karena terjaganya pasokan barang serta turunnya harga komoditas pangan global. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2011 tercatat sebesar 0,27% (mtm) atau 4,61% (yoy). Sumber: BPS 0 2 4 6 8 10 12 14 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 Jan'08 Mar'08 Mei'08 Jul'08 Sept'08 Nov'08 Jan'09 Mar'09 Mei'09 Jul'09 Sep'09 Nov'09 Jan'10 Mar'10 Mei'10 Jul'10 Sept'10 Nov'10 Jan'11 Mar'11 Mei'11 Jul'11 Sept'11 Month-to-month Year-on-Year Pergerakan Laju Inflasi Inflasi mtm - persen Inflasi yoy - persen A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 43. PERKEMBANGAN UTANG DAN RASIO UTANG PEMERINTAH TERHADAP PDB, 1998-2011 43 Uraian Pinjaman Surat Berharga Total Stok Utang Rasio Utang Negara Terhadap PDB (Rp Triliun) (Rp Triliun) (Rp Triliun) (%) 1998 453 100 553 58.0% 1999 438 502 940 85.0% 2000 583 652 1235 89.0% 2001 613 661 1274 77.0% 2002 570 655 1225 67.0% 2003 583 649 1232 61.0% 2004 637 662 1299 57.0% 2005 620 693 1313 47.0% 2006 559 743 1302 39.0% 2007 586 803 1389 35.1% 2008 730 906 1636 33.0% 2009 611 979 1590 28.3% 2010 612 1064 1676 26.0% 2011* 611 1191 1802 24.9% * Angka Sangat Sementara menggunakan asumsi APBN Sumber: Kementerian Keuangan (www.dmo.or.id) A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 44. KETENAGAKERJAAN 44 Economic Activity Feb 2005 Feb 2009 Feb 2010 Feb 2011 Labor force (million) 105.80 113.74 116.00 119.40 - Working (million) 94.95 104.49 108.21 111.28 - Open unemployment (million) 10.85 9.26 8.59 8.12 Labor Force Participation Rate (LFPR) 68.02% 67.60% 67.83% 69.96% Open Unemployment Rate 10.26% 8.14% 7.41% 6.80% Underemployment (million) 29.62 31.36 32.80 34.19 Ratio of underemployment and unemployment 2.73 3.39 3.82 4.21 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 45. POPULASI YANG “MUDA” DAN SEMAKIN PRODUKTIF Sumber: BPS Lebih dari 30 tahun periode USIA PRODUKTIF > USIA NON-PRODUKTIF Slide 45 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 46. 46 PERKEMBANGAN KEMISKINAN BAPPENAS September 2011 mencapai 29,89 juta orang (12,36%) . Source: BPS. A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 47. DISPARITAS TINGKAT KEMISKINAN ANTAR PROVINSI SANGAT TINGGI Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi, Maret 2010 (Jakarta = 3,48%, Papua = 36,80%, Indonesia = 13.33%) Sumber: BPS 47 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 48. LINGKARAN KEMISKINAN 48 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 49. INDIKATOR PEMERATAAN PENDAPATAN (KOEFISIEN GINI RASIO) 49 Sumber: BPS A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 50. HAMBATAN AKSESIBILITAS …pada 2008 mulai disusun blueprint pengembangan logistik dan peningkatan kesadaran terhadap pentingnya logistik untuk persaingan domestik dan internasional Jarak Ekonomi Berdasarkan Trans Laut, biaya relatif kontainer 20- kaki dari Jakarta ke tujuan domestik terhadap biaya ke Singapura (unit cost = 1.0) Padang Singapore Balikpapan Makassar Jayapura Padang 2.7 Singapore 1.0 Balikpapan 1.3 Makassar 1.7 Jayapura 1.4 Jarak Geografis antara Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia and Singapore Slide 50 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 51. 6,5 Jam Jayapura Banda Aceh POTENSI UNTUK MEMAJUKAN PEREKONOMIAN: POSISI GEOGRAFIS DAN DIMENSI • 3 zona waktu • Penduduk 237 juta jiwa • Ratusan etnis • Ratusan bahasa dan dialek • Salah satu negara terbesar di dunia Negara kepulauan terbesar di dunia - Pulau : > 17,000 - Tanah : ± 2 million km2 - Air : ± 5.8 million km2 - Grs. pantai : ± 54,000 km A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 52. PDB 2009 dalam miliar $US 4.993 PERBANDINGAN NEGARA G-20 15.343 14.003 4.833 3.060 2.499 2.007 1.988 1.289 1.229 1.186 1.184 827 755 727 552 468 374 310 243 Jepang China jer,man Prancis Inggris Itali Brasil Kanada India Rusia Meksiko Australia Korea Turki Indonesia Arab Saudi Argentina Afrika Selatan Eu 27 AS PDB Dunia 54.863,55 Negara G-20 48.276,31 Negara di luar G-20 6.587,24 52 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 53. ASPIRASI PENCAPAIAN PDB INDONESIA 53 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 54. ...... dunia mengakui kinerja ekonomi makro Indonesia Moody’s (January 2011) Fitch (end of January 2010) S & P (April 2011) Japan Credit Ratings Agency (July 2010) Setelah BRIC  N-11 (Next 11): Bangladesh, Egypt, Indonesia, Iran,South Korea, Mexico, Nigeria, Pakistan, the Philippines, Turkey and Vietnam MIKT  the Top 4 of N-11 (South Korea is the top of N-11) 2011 (Fidelity International)  MINT (Mexico, Indonesia, Nigeria, Turkey) Slide 54 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 55. KEKAYAAN SUMBERDAYA ALAM asumsinya keseluruhannya masih banyak yang belum tereksploitasi Slide 55 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 56. A Jajang W. Mahri/EkBangNas 56 Negara Gagal Menurut Rotberg (2002) “Collapse”: Negara gagal ciri – cirinya: • 1. Keamanan rakyat tidak bisa dijaga • 2. Konflik agama/ etnis tak kunjung selesai • 3. Korupsi merajalela • 4. Legitimasi negara menipis • 5. Pusat tak berdaya hadapi masalah dalam negeri • 6. Rawan terhadap tekanan luar negeri Prof. Jared Diamond (UCLA), Indonesia rangking ke-63 (2012) sebagai negara gagal dan diramalkan menjadi negara gagal seperti Somalia, Etiopia dan Rwanda. Berdasar pada kejadian dan proses sejarah Indonesia. Apakah kita menerima ramalan itu atau kita Bangkit bersama.
  • 57. A Jajang W. Mahri/EkBangNas 57
  • 58. A Jajang W. Mahri/EkBangNas 58
  • 59. A Jajang W. Mahri/EkBangNas 59
  • 60. A Jajang W. Mahri/EkBangNas 60
  • 61. A Jajang W. Mahri/EkBangNas 61
  • 62. A Jajang W. Mahri/EkBangNas 62
  • 63. A Jajang W. Mahri/EkBangNas 63
  • 64. A Jajang W. Mahri/EkBangNas 64
  • 65. TERIMA KASIH Mari Kita Diskusikan 65 A Jajang W. Mahri/EkBangNas
  • 66. Dr. A Jajang W. Mahri, Drs., MSi Riwayat Pekerjaan :  Dosen pada Program Studi Pendidikan Ekonomi (S1 dan S2) dan Program Studi Akuntansi serta Program Studi Manajemen pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI,dengan Jabatan Akademik Lektor Kepala. Mata kuliah yang diampu: Ekonomi Pembangunan, Perekonomian Indonesia (S1), Kewirausahaan (S1, S2), Ekonomi Koperasi (S1), Manajemen Pemasaran (S1), Ekonomi Makro (S1), Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi (S2).  Kepala Divisi Pengembangan Usaha, Direktorat Kerjasama dan Usaha UPI. Ketua Program Mahasiswa Wirausaha UPI. Ketua Kuliah Umum dan Bimbingan Akademik Mahasiswa Baru UPI Ketua Tim Penyusun Naskah Akademik Pendirian Program Studi Ekonomi Islam S1 dan Sekretaris Tim Penyusun Naskah Akademik Pendirian Prodi Pendidikan Ekonomi S2 UPI Konsultas pd Ditjen Dikmen Kemendikbud, Deputi Bidang Industri dan Perdagangan Kemenko Perekonomian, Disdik Provinsi Jawa Barat, Dinas Koperasi dan UMK Provinsi Jawa Barat, dll. Alamat : Komplek Duta Regency D-46 Cihanjuang, Kota Cimahi. HP 08122376839 Email: ajajang_dku@yahoo.co.id dan ajajang.salfa@gmail.com 66 A Jajang W. Mahri/EkBangNas Pendidikan : • Sarjana (S1) Pendidikan Dunia Usaha FPIPS IKIP Bandung, 1992 • Magister (S2) Ilmu Ekonomi, Fakultas Pascasarjana UNPAD, 2003 • Doktor (S3) Ilmu Ekonomi, Pascasarjana FE UNPAD, 2011.