1. EKONOMI
PEMBANGUNAN
DISAMPAIKAN PADA PLPG GURU EKONOMI
RAYON X UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
Dr. A Jajang W. Mahri, Drs., MSi
Lektor Kepala pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia
1
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
2. •
PENGERTIAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Suatu cabang ilmu ekonomi yang
menganalisis masalah-masalah yang dihadapi
oleh negara-negara sedang berkembang dan
mendapatkan cara-cara untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut supaya negara-
negara berkembang dapat membangun
ekonominya dengan lebih cepat lagi.
KONSEP ILMU EKONOMI
PEMBANGUNAN
2
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
3. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
mengembangkan ekonomi dan taraf hidup
masyarakatnya
a t a u
Suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita penduduk
meningkat dalam jangka panjang
Analisis Ekonomi Pembangunan =
Permasalahan Negara Sedang
Berkembang.
PEMBANGUNAN EKONOMI
3
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
4. Hakekat Ilmu Ekonomi Pembangunan
Cabang Ilmu ekonomi paling baru, paling
menggairahkan dan menantang dari ilmu
ekonomi lain yang lebih luas (Todaro, 2000:8).
Bidang ilmu yang berdiri sendiri, tidak sama dg
ilmu ekonomi kapitalis (ekonomi neo klasik
modern) maupun marxis (sosialis).
Ilmu ekonomi khusus ttg negara-negara Dunia
Ketiga yang rata2 miskin dan terbelakang.
4
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
5. PENDEKATAN MATERI
EKONOMI PEMBANGUNAN
Pertama, menguraikan ttg sifat2 masalah
dan mempertimbangkan arti kuantitatifnya,
apa sebenarnya yg menjadi bottle neck
negara sdg berkembang dlm situasi
pembangunan yang lambat dan dg cara
bgmn analisis ekonomi dpt memecahkan
persoalan2 tsb.?
Kedua, Menyelidiki dan memilih alternatif
kebijaksanaan yg relevan yg seharusnya
dilaksanakan di negara sdg berkembang 5
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
6. 6
Kesempatan kerja bertambah
Tingkat pendapatan
meningkat
Kemakmuran masyarakat
semakin tinggi
IMPLIKASI YG DIHARAPKAN
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
7. 3 Tujuan Inti Pembangunan
Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi
berbagai macam barang kebutuhan hidup pokok
(pangan, sandang, papan, kesehatan dan
perlindungan keamanan).
Peningkatan standar hidup
Disamping peningkatan pendapatan, juga penambahan lapangan kerja,
perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian nilai-nilai
kultural dan kemanusiaan. Tidak hanya untuk memperbaiki
kesejahteraan materiil, juga menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa.
Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial, bagi setiap individu serta
bangsa secara keseluruhan.
Membebaskan dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan
terhadap orang atau bangsa dan setiap kekuatan yg berpotensi
merendahkan nilai-nilai kemanusiaan.
7
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
8. 7 KARAKTERISTIK UMUM NEGARA
BERKEMBANG
1. Standar hidup relatif (levesls of living)rendah
(GNP perkapita, pertumbuhan relatif GNP dan
GNP perkapita, tingkat kemiskinan, kesehatan,
pendidikan);
2. Tingkat produktivitas rendah;
3. Tingkat pertumbuhan penduduk serta beban
ketergantungan tinggi;
4. Angka pengangguran (terbuka dan terselubung)
semakin tinggi dg lapangan kerja terbatas;
5. Ketergantungan pendapatan yg tinggi pd
produksi sektor pertanian serta ekspor produk
primer (skala pertanian kecil, ketergantungan
pd ekspor primer);
6. Pasarnya tidak sempurna, dan informasi yg
tersedia sangat terbatas;
7. Dominasi, ketergantungan dan kerapuhan
sangat parah pd hampir semua aspek hubungan
internasional. 8
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
9. 1. Kemiskinan dan ketimpangan (distribusi pendapatan)
2. Pertumbuhan penduduk, kesempatan kerja, dan pengangguran
3. Modal pembangunan (SDM: pendidikan & kesehatan, pembentukan modal, teknologi)
4. Transformasi pertanian dan pembangunan pedesaan,
5. Dualisme dalam pembangunan
6. Utang luar negeri, investasi asing dan perusahaan transnasional
7. Petumbuhan ekonomi (pertumbuhan versus pemerataan pembangunan)
8. Pembangunan UMKM dan sektor informal
9. Desentralisasi manajemen pembangunan
10. Ketersediaan infrastruktur terbatas dan konektivitas antar wilayah masih kurang
memadai (ada hambatan aksesibilitas)
11. Lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan
12. Kebijakan pembangunan: Peranan negara vs pasar
13. Inflasi
14. Daya saing perekonomian dan ketergantungan akan produk negara lain.
Masalah Utama Pembangunan Ekonomi
(rangkuman beberapa pendapat)
9
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
10. KLASIFIKASI NEGARA BERKEMBANG
Menurut PBB, 3 golongan
besar :
1. Negara paling miskin atau
paling terbelakang (least
developed), ada 44 negara;
2. Negara sedang berkembang
(developing nations) bukan
pengekspor minyak, ada 88
negara;
3. Negara kaya pengekspor
minyak (anggota OPEC), ada
13 negara.
10
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
11. Lanjutan...KLASIFIKASI NEGARA
Menurut World Bank, ada 4 katagori (133
negara dg penduduk lebih dr 1 juta orang) :
a. Negara low-income, GNP perkapita < US$785
(1997);
b. Negara middle-income, GNP perkapita US$786-
3.125;
c. Negara upper-middle-income, GNP 3.126-9.655;
d. Negara high-income, GNP > US$9.656
a-c ada 107 negara, sedang d ada 26 negara paling
makmur (24 diantaranya negara maju sbg first
world, lainnya Kuwait dan UEA).
11
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
12. Lanjutan...KLASIFIKASI NEGARA BERKEMBANG
a. Negara dg tingkat pembangunan
manusia rendah (skor 0,0 - 0,50);
b. Negara dg tingkat pembangunan
manusia menengah (0,51 - 0,79);
c. Negara dg tingkat pembangunan
manusia tinggi (0,80 - 1,0)
Menurut Program Pembangunan PBB (UNDP), fokus pd
aspek “pembangunan manusia”, dengan Indeks
Pembangunan Manusia-IPM (Human Development
Index-HDI).
Posisi Indonesia
2010 posisi 108 (dari 169 negara)
2011 skor 0,617 posisi 124 (dari 187 negara)
12
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
13. Definisi
Definisi HDI (IPM)
HDI (IPM)
Umur panjang
dan sehat
UHH Melek Huruf
Pengetahuan
Kehidupan
yang layak
Rata-rata
lama sekolah
Pengeluaran
per kapita
IPM
Indeks Pendidikan
Indeks Kesehatan Indeks Pendapatan
DIMENSI
INDIKATOR
INDEKS
IPM = 1/3 (Indeks Kesehatan + Indeks Pendidikan + Indeks Pendapatan)
13
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
14. TEORI-TEORI PEMBANGUNAN
EKONOMI
1. Teori Pertumbuhan Linear
2. Teori Pertumbuhan Struktural
3. Teori Dependensia
4. Teori Kaum Neo-Klasik
14
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
15. TEORI PERTUMBUHAN LINIER
Proses Pembangunan yang dialami oleh suatu negara
selalu melalui tahapan tertentu, berurutan seperti
air mengalir.
1. Teori Pertumbuhan Adam
Smith
2. Teori
Pembangunan Karl
Mark
3. Teori Pertumbuhan Walt
Witman Rostow
Pandangan ini merupakan suatu bentuk teori
ekonomi yg menyoroti pembangunan sbg
panduan dan kuantitas tabungan nasional,
penanaman modal, dan bantuan asing
15
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
16. 16
TEORI PEMTUMBUHAN ADAM SMITH
1. Doktrin “Hukum Alam” dalam persoalan ekonomi
kekuatan yang tidak terlihat menentang campur
tangan pemerintah penganjur pasar bebas.
2. Pembangunan merupakan proses perpaduan
antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan
teknologi.
Penduduk bertambah perluasan pasar
mendorong spesialisasi produktivitas tenaga
kerja meninggi perkembangan teknologi
kegiatan/ pembangunan ekonomi meninggi.
3. Proses pertumb. ek, akhirnya tunduk pd fungsi
kendala, yaitu keterbatasan sumber daya ekonomi.
4. Membagi pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap,
yaitu; masa perburuan, masa beternak, masa bercocok
tanam, perdagangan dan tahap perindustrian.
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
17. 5 Tahapan Pertumbuhan Adam Smith
1. BERBURU
2. BETERNAK
3. BERCOCOK TANAM
4. PERDAGANGAN
5. INDUSTRI
17
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
18. Teori KARL MARK
• Dlm bukunya Das Kapital membagi evolusi perkemb. Masyarakat
menjadi tiga (Feodalisme, Kapitalisme, dan sosialisme)
• Masyarakat feodalisme perekonomiannya tradisional, dan tuan
tanah sbg pelaku ek, dg posisi tawar tertinggi. Perkemb. tek
menggeser sektor ek dr agraris-feodal menjadi industri-kapitalis
• Pd masya. Industri-kapitalis, pengusaha memiliki posisi tawar
tertinggi, dan buruh sbg salah satu input proses produksi
• Eksploitasi besar-besaran thd buruh, meningkatkan
pengangguran, terjadi revolusi sosial oleh buruh, muncullah tata
masyarakat sosialis ----) sosialisme;
• Kapitalisme berakhir dg dg revolusi sosial dan timbulnya
sosialisme
• Asumsi Mark, masyarakat terbagi dua gol. (pemilik tanah dg
bukan pemilik tanah, dan pemilik modal dg bukan pemilik
modal), dan terjadinya pertentangan antar kedua kelompok ini
18
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
19. 3 Tahapan TEORI PEMBANGUNAN KARL MARK
1. Feodalisme
2. Kapitalisme
3. Sosialisme
19
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
20. TEORI PEMBANGUNAN ROSTOW
Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yg menyebabkan
perubahan dlm masyarakat, yaitu perubahan politik,
struktur sosial, nilai sosial dan struktur kegiatan
ekonominya.
20
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
21. 21
1. Masyarakat Tradisional
(The Traditional Society)
Suatu masyarakat yg strukturnya
berkembang disepanjang fungsi
produksi pra-Newton, primitif dan
berpikir irasional.
Cirinya : 1) Hubungan darah dan keluarga berperan penting, 2)
Kekuasaan politik terpusat di daerah, ditangan bangsawan
tuan tanah, 3) Lebih dari 75% penduduk begerak di sektor
pertanian dan sbg sumber utama penghasilan negara dan
bangsawan
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
22. 22
2. Prasyarat Tinggal Landas
(Preconditioning for Take Of)
Masa transisi sbg prasyarat tinggal
landas untuk mencapai pertumbuhan
untuk terus berkembang (self-sustained
growth).
Pendidikan meluas/berkembang, manusia mau bekerja keras, bank/lembaga lain
untuk mengerahkan modal bermunculan, investasi meningkat, jangkauan
perdagangan di dalam dan luar negeri, manufakturing dg metode baru.
Menurut Rostow : hakikat masa peralihan dapat digambarkan sbg kenaikan investasi
ke suatu tingkat yg secara teratur, mendasar dan nyata-nyata melampuai tingkat
pertumbuhan penduduk.
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
23. 23
3. TINGGAL LANDAS
(Take Of)
Adalah revolusi industri yang bertalian secara langsung dengan
perubahan radikal di dalam metode produksi yg dalam jk
waktu singkat menimbulkan konsekuensi menentukan.
Syarat Tinggal Landas :
1. Kenaikan laju investasi produktif, dari 5% ke lebih dari 10%
dari PN;
2. Perkembangan salah satu atau beberapa sektor
manufaktur penting dg laju pertumbuhan yg tinggi;
3. Hadirnya scr cepat kerangka politik, sosial dan organisasi
yg menampung hasrat ekspansi di sektor modern, dan
memberikan daya dorong pd pertumbuhan.
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
24. 24
4. DORONGAN MENUJU KEDEWASAAN
(The Drive to Maturity)
Tahap ketika masyarakat telah dengan efektif
menerapkan serentetan teknologi modern
terhadap keseluruhan sember daya mereka.
3 PERUBAHAN PENTING :
1. Sifat tenaga kerja berubah
2. Watak para pengusaha berubah
3. Masyarakat bosan dg industrialisasi, dan menginginkan
sesuatu yg baru menuju perubahan yg lebih baik.
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
25. 25
5. ERA KONSUMSI MASA BESAR-BESARAN
(The Age High Mass Consumption)
Suatu masyarakat dimana perhatian
masyarakat lebih menekankan pada konsumsi
dan kesejahteraan, dan bukan pada produksi.
Cirinya : 1) Migrasi ke pinggiran kota, pemakaian mobil scr
luas, barang konsumen yg tahan lama. 2) perhatian beralih
dari penawaran ke permintaan, dari produksi ke konsumsi
dan kesejahteraan dlm arti luas. 3) ketiadaan pengangguran,
peningkatan kesadaran akan jaminan sosial.
USA (1920), Inggris (1930), Rusia (1950)
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
27. Teori Perubahan Struktural
Teori Pembangunan
Arthur Lewis
Menitikberatkan pada mekanisme transformasi
ekonomi NSB, dari bersifat subsisten dan pertanian,
menuju struktur perekonomian modern dg dominasi
sektor industri dan jasa.
TEORI UTAMANYA
Teori Pola Pembangunan
Hollis Chenery
27
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
28. 28
• Membahas proses pemb yg terjadi antara kota dan
desa, yg mengikutsertakan proses urbanisasi;
• Asumsinya bahwa perek suatu negara terbagi 2,
yaitu perekonomian tradisional dan perek industri;
a) Tradisional di pedesaan (surplus N, tradisional,
agraris, subsistem, marginal product – low of
diminishing return);
b) Perek. industri di perkotaan (produktivitas tinggi,
produk marginal positif, daerah tujuan pekerja dr
desa, urbanisasi, upah di kota lebih tinggi)
Teori Pembangunan Arthur Lewis
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
29. 29
• Memfokuskan thd perub struktur dlm tahapan
proses perub ek NSB yg bertransformasi dr pertanian
tradisional beralih ke industri;
• Sejalan dg peningkatan income per kapita, perek
suatu negara akan bergeser dr sektor pertanian ke
industri;
• Contoh; GNP perkapita $200 pangsa produk primer
45%, sementara industri hanya 15%. Pada saat GNP
perkapita $1000 sektor primer turun jadi 20%, dan
industri meningkat jadi 28%.
• Negara dg populasi tinggi, cenderung industri
substitusi impor, populasi rendah industri orientasi
ekspor
Teori Pola Pembangunan Hollis Chenery
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
30. Pencetusnya Ekonom Amerika Latin: Paul Baran, Andrea Gunder
Frank & Samir Amin sbg model alternatif.
TEORI DEPENDENSIA
• Asumsi teorinya adalah pembagian perek dunia
menjadi 2 gol, yaitu perek. NM dan perek. NSB;
• Andre Gunder Frank; negara maju sbg negara
metropolis maju (developed metropolitan countries),
dan NSB sbg negara satelit terbelakang (satelite
underdeveloped countries);
• Amin Samin; membagi perek dunia menjadi 2, yaitu
negara maju di pusat (core/central) dan negara
miskin pinggiran (perphery). Pusat perk sangat
dipengaruhi oleh negara-negara pusat, dan periferi
disekitarnya.
30
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
31. Lanjutan...TEORI DEPENDENSIA
• Interaksi antar negara maju dg miskin bersifat eksploitasi;
• Dominasi perek. oleh negara maju, akhirnya justru menjadikan negara
priferi semakin tergantung pd negera pusat;
• Investasi perush.multinasional dr NB di NSB akan meningkatkan pend.
nasional ngr miskin, namun tidak dinikmati oleh sebagian besar rakyatnya,
krn kepincangan dlm distribusi pend. Keuntungan dinikmati oleh
pengusaha sing dan segelintir anggota masyarakt tertentu di dlm negeri,
sbg hasil eksploitasi sumber daya yg ada;
• Kesejh masya akibat investasi asing, tak pernah terjadi. Yg ada justru
menggeser kebiasaan sosial yg ada, menimbulkan perub orientasi rakyat
menjadi materialistik, produk impor oriented, kapitalistik;
• Rasionalisasi pasar memperhebat proses eksploitasi oleh pemilik modal
dlm sistem kapitalisme;
• Sektor modern di NSB adalah kaki tangan sistem kapitalis dunia yang
eksploitatif. Agennya adalah kaum borjuis nasional atau golongan
komprador dan penguasa nasional semakin memantapkan penguasaan ek
oleh negara maju
• Sektor modern di NSB tak lebih dr satelit yg tak berkembang sendiri dan
sangat tergantung pd kondisi perek negara maju
31
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
32. 32
• Menurut Dos Santos (1991), ketergantungan
diklasifikasikan:
1) Colonial dependence;
2) Industrial -financial dependence
3) Technological-industrial dependence
Bank Dunia dan IMF sbg penyebab
peningkatan ketergantungan yg terjadi di NSB,
krn adanya vested of interest.
Lanjutan...TEORI DEPENDENSIA
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
33. 33
TEORI PERTUMBUHAN Neo-KLASIK
1. Yoseph Scumpeter
Pembangunan ekonomi dikarenakan adanya perubahan terutama
dalam industri dan perdagangan. Kuncinya yang terpenting
adalah entrepreneur, yaitu orang yang memiliki inisiatif dan
inovatif untuk perkembangan produk nasinal, dg bentuk barang
baru, cara baru, pasar baru, sumber bahan mentah baru dan
organisasi baru.
2. Kesimpulan Neo-Klasik Ttg Perkembangan Ekonomi
a. Akumulasi kapital sbg faktor penting
b. Merupakan proses gradual
c. Merupakan proses harmonis dan komulatif
d. Adanya pikiran yg optimis thd perkembangan
e. Aspek internasional sbg pendorong perkembangan
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
35. PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2004-2011
URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
QI-QIII:
2011
PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,1 5,6 5,5 6,3 6,1 4,5 6,1 6,5
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS 6,2 6,5 6,1 6,9 6,5 4,9 6,6 -
LAPANGAN USAHA
PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN
PERIKANAN 4,1 2,5 3,0 3,5 4,8 4,1 2,9 3,4
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -4,6 1,6 6,2 2,0 0,5 4,4 3,5 1,7
INDUSTRI PENGOLAHAN 6,2 4,6 4,6 4,7 3,7 2,1 4,5 5,9
LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 5,9 6,5 5,8 10,4 10,9 13,8 5,3 4,5
KONSTRUKSI 8,2 7,3 8,3 8,6 7,3 7,1 7,0 6,4
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 5,8 8,6 6,4 8,5 7,2 1,1 8,7 9,3
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 12,7 13,0 14,2 14,4 16,7 15,5 13,5 11,2
KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERSH. 7,7 7,1 5,5 8,0 8,2 5,0 5,7 7,0
JASA - JASA 4,9 5,2 6,2 6,6 6,4 6,4 6,0 6,8
PENGGUNAAN
KONSUMSI RUMAH TANGGA 4,9 4,0 3,2 5,0 5,3 4,9 4,6 4,6
KONSUMSI PEMERINTAH 2,0 8,1 9,6 3,9 10,4 15,7 0,3 3,3
PMTDPB 15,7 9,9 2,9 9,2 11,7 3,3 8,5 7,9
EKSPOR 8,5 8,6 9,2 8,0 9,5 -9,7 14,9 16,2
IMPOR 25,0 12,4 7,6 8,9 10,0 -15 17,3 14,6
35
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
36. PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,
2009-2011
36
2009 2010 2011
Total I II III IV Total I II III I - III
Pertumbuhan ekonomi 4,6 5,6 6,1 5,8 6,9 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5
Sisi Lapangan Usaha
Pertanian 4,0 3,0 3,1 1,8 3,8 2,9 3,7 3,9 2,7 3,4
Pertambangan dan Penggalian 4,4 3,1 3,9 2,7 4,2 3,5 4,2 0,8 0,3 1,7
Industri Pengolahan 2,2 3,9 4,5 4,3 5,3 4,5 5,0 6,1 6,6 5,9
Listrik, Gas , dan Air Bersih 14,3 8,8 5,1 3,4 4,3 5,3 4,3 3,9 5,2 4,5
Bangunan 7,1 7,3 7,2 6,8 6,7 7,0 5,3 7,6 6,4 6,4
Perdagangan, Hotel, dan
Restoran
1,3 8,6 9,1 8,7 8,4 8,7 8,0 9,6 10,1 9,3
Pengangkutan dan komunikasi 15,5 12,0 13,0 13,2 15,5 13,5 13,7 10,7 9,5 11,2
Keuangan, Persewaan, Jasa
Usaha
5,1 4,8 5,6 5,9 6,3 5,7 7,3 6,9 7,0 7,0
Jasa-jasa 6,4 4,8 5,3 6,4 7,5 6,0 7,0 5,7 7,8 6,8
Sisi Pengeluaran
Konsumsi Masyarakat 4,9 3,9 5,0 5,2 4,4 4,6 4,5 4,6 4,8 4,6
Konsumsi Pemerintah 15,7 -7,6 -7,3 4,8 7,3 0,3 2,8 4,5 2,5 3,3
Investasi 3,3 8,0 8,0 9,2 8,7 8,5 7,3 9,4 7,1 7,9
Ekspor -9,7 20,0 14,6 9,6 16,1 14,9 12,5 17,5 18,5 16,2
Impor -15,0 22,6 18,4 12,2 16,9 17,3 14,4 15,3 14,2 14,6
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
37. GDP PERKAPITA DANPERTUMBUHAN EKONOMI
37
In US$
GDP per Capita 6,1%
Pertumbuhan Ekonomi, 2000-2010
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
38. PERKEMBANGAN APBN
38
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBN-P RAPBN
A. Pendapatan Negara dan Hibah 637,987.2 707,806.2 981,609.4 848,763.2 995,271.5 1,169,914.6 1,292,877.7
I. Penerimaan Dalam Negeri 636,153.1 706,108.3 979,305.4 847,096.6 992,248.5 1,165,252.5 1,292,052.6
1. Penerimaan Perpajakan 409,203.0 490,988.6 658,700.8 619,922.2 723,306.6 878,685.2 1,019,332.4
a. Pajak Dalam Negeri 395,971.5 470,051.8 622,358.7 601,251.8 694,392.1 831,745.3 976,898.8
b. Pajak Perdagangan Internasional 13,231.5 20,936.8 36,342.1 18,670.4 28,914.5 46,939.9 42,433.6
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 226,950.1 215,119.7 320,604.6 227,174.4 268,941.9 286,567.3 272,720.2
II . Hibah 1,834.1 1,697.8 2,304.0 1,666.6 3,023.0 4,662.1 825.1
B. Belanja Negara 667,128.7 757,649.9 985,730.7 937,382.1 1,042,117.2 1,320,751.3 1,418,497.7
I. Belanja Pemerintah Pusat 440,032.0 504,623.3 693,355.9 628,812.4 697,406.4 908,243.4 954,136.8
1. K/L 225,014.2 262,003.3 306,999.5 332,920.2 461,508.0 476,610.2
2. Non K/L 223,937.3 279,609.1 431,352.7 321,812.9 364,486.2 446,735.4 477,526.7
II. Transfer Ke Daerah 226,179.9 253,263.2 292,433.5 308,585.2 344,727.6 412,507.9 464,360.9
1. Dana Perimbangan 222,130.6 243,967.2 278,714.7 287,251.5 316,711.4 347,538.6 394,138.6
2. Dana Otsus dan Penyesuaian 4,049.3 9,296.0 13,718.8 21,333.8 28,016.2 64,969.3 70,222.3
III. Suspen 916.8 (236.5) (58.7) (15.6) (16.8) - -
C. Keseimbangan Primer 49,941.1 29,962.7 84,308.5 5,163.2 41,537.5 (44,252.9) (2,548.1)
D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) (29,141.5) (49,843.7) (4,121.3) (88,618.8) (46,845.7) (150,836.7) (125,620.0)
% terhadap PDB (0.9) (1.3) (0.1) (1.6) (0.7) (2.1) (1.5)
E. Pembiayaan 29,415.6 42,456.5 84,071.7 112,583.2 91,552.0 150,836.7 125,620.0
I. Pembiayaan Dalam Negeri 55,982.1 69,032.3 102,477.6 128,133.0 96,118.5 153,613.3 125,912.3
II . Pembiayaan Luar negeri (neto) (26,566.5) (26,575.8) (18,405.9) (15,549.8) (4,566.5) (2,776.6) (292.3)
Kelebihan/(Kekurangan) Pembiayaan 274.1 (7,387.1) 79,950.4 23,964.4 44,706.3 - -
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
39. 39
Catatan Perkembangan Pendapatan Perkapita
Indonesia dengan Negara Asia Lainnya
• Pertengahan 1960-an Gross National Product (GNP) per
kapita Indonesia, Malaysia, Thailand, Taiwan, China
nyaris sama yaitu kurang dari US$ 100 per kapita.
• Beberapa negara Asia tersebut memulai industrialisasi
pada waktu yang hampir bersamaan.
• Tahun 2004, GNP per kapita negara-negara tersebut
sangat berbeda :
1. Indonesia sekitar US$ 1.000,
2. Malaysia US$ 4.520,
3. Korea Selatan US$ 14.000,
4. Thailand US$ 2.490,
5. Taiwan US$ 14.590 dan
6. China US$ 1.500 (current price).
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
40. PERKEMBANGAN EKSPOR INDONESIA
Ekspor Indonesia pada tahun 2011 (Jan-Agu) tumbuh sebesar 36,6%, yang ditopang oleh
pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 31,4% dan ekspor migas sebesar 61,2%. Sehingga nilai
ekspor Indonesia pada tahun 2011 (Jan-Agu) mencapai: Rp 134,8 Miliar USD
Ekspor produk industri (yang tumbuh sebesar 33,6% pada tahun 2011) menjadi kontributor
utama terhadap pertumbuhan ekspor nonmigas, dimana kontribusinya terhadap pertumbuhan
ekspor nonmigas adalah sebesar 25,2% pada tahun (Jan-Agu) dan sebesar 25,3% pada tahun
2010
Komoditas
Pertumbuhan (% y-o-y)
2007 2008 2009 2010
Jan - Agu
2011
Total Ekspor 13,2% 20,1% -15,0% 35,4% 36,6%
Migas 4,1% 31,9% -34,7% 47,4% 61,2%
Minyak Mentah 12,9% 34,6% -37,0% 33,0% 42,9%
Hasil Minyak 1,2% 23,2% -36,2% 75,4% 31,3%
Gas -2,1% 31,8% -32,1% 53,0% 83,9%
Ekspor Non Migas 15,6% 17,3% -9,7% 33,1% 31,4%
Pertanian 8,7% 25,3% -4,8% 14,6% 5,8%
Industri 17,6% 15,6% -16,9% 33,5% 33,6%
Pertambangan 6,2% 25,4% 32,0% 35,8% 28,5%
12,8%
-12,8%
25,3%
25,2%
-20,0% 0,0% 20,0% 40,0%
2008
2009
2010
Jan - Agu 2011
Kontribusi Sektor thd Pertumbuhan Ekspor
Nonmigas
Pertanian
Industri
Pertambangan
40
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
41. PERKEMBANGAN IMPOR
Komoditas
Pertumbuhan (% y-o-y)
2007 2008 2009 2010
Jan-Agu
2011
Total Impor 21,8% 73,6% -25,0% 40,1% 30,9%
Migas 15,4% 39,6% -37,9% 44,4% 54,0%
Minyak Mentah 15,3% 11,1% -26,8% 15,9% 30,2%
Hasil Minyak 14,9% 58,9% -44,9% 61,8% 63,4%
Gas 197,3% 192,2% 87,7% 76,5% 104,3%
Non Migas 24,8% 87,8% -21,1% 39,0% 25,2%
2006 2007 2008 2009 2010
Jan-Agu
2010
Jan-Agu
2011
Total Impor 61.065,5 74.402,7 129.197, 96.855,9 135.663, 87.734,9 114.842,
Non Migas 42.102,6 52.523,1 98.644,4 77.867,3 108.250, 70.296,7 87.994,5
Migas 18.962,9 21.879,6 30.552,9 18.988,6 27.412,7 17.438,2 26.847,8
-
20.000,0
40.000,0
60.000,0
80.000,0
100.000,0
120.000,0
140.000,0
160.000,0
USD
Juta
Nilai Impor
Impor Indonesia pada
tahun 2011 (Jan-Agu)
mencapai nilai USD 114,8
miliar, atau tumbuh sebesar
30,9%.
Pertumbuhan impor migas
sebesar 54,0%; sedangan
impor nonmigas tumbuh
sebesar 25,2%
41
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
42. 42
PERKEMBANGAN INFLASI
o Tekanan inflasi sampai dengan triwulan III 2011 cukup terkendali karena terjaganya pasokan barang serta turunnya
harga komoditas pangan global. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2011 tercatat sebesar 0,27%
(mtm) atau 4,61% (yoy).
Sumber: BPS
0
2
4
6
8
10
12
14
-0,5
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
Jan'08
Mar'08
Mei'08
Jul'08
Sept'08
Nov'08
Jan'09
Mar'09
Mei'09
Jul'09
Sep'09
Nov'09
Jan'10
Mar'10
Mei'10
Jul'10
Sept'10
Nov'10
Jan'11
Mar'11
Mei'11
Jul'11
Sept'11
Month-to-month Year-on-Year
Pergerakan Laju Inflasi
Inflasi
mtm
-
persen
Inflasi
yoy
-
persen
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
43. PERKEMBANGAN UTANG DAN RASIO UTANG PEMERINTAH
TERHADAP PDB, 1998-2011
43
Uraian Pinjaman Surat Berharga Total Stok Utang Rasio Utang
Negara Terhadap PDB
(Rp Triliun) (Rp Triliun) (Rp Triliun) (%)
1998 453 100 553 58.0%
1999 438 502 940 85.0%
2000 583 652 1235 89.0%
2001 613 661 1274 77.0%
2002 570 655 1225 67.0%
2003 583 649 1232 61.0%
2004 637 662 1299 57.0%
2005 620 693 1313 47.0%
2006 559 743 1302 39.0%
2007 586 803 1389 35.1%
2008 730 906 1636 33.0%
2009 611 979 1590 28.3%
2010 612 1064 1676 26.0%
2011* 611 1191 1802 24.9%
* Angka Sangat Sementara menggunakan asumsi APBN
Sumber: Kementerian Keuangan (www.dmo.or.id)
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
44. KETENAGAKERJAAN
44
Economic Activity
Feb
2005
Feb
2009
Feb
2010
Feb
2011
Labor force (million) 105.80 113.74 116.00 119.40
- Working (million) 94.95 104.49 108.21 111.28
- Open unemployment (million) 10.85 9.26 8.59 8.12
Labor Force Participation Rate
(LFPR) 68.02% 67.60% 67.83% 69.96%
Open Unemployment Rate 10.26% 8.14% 7.41% 6.80%
Underemployment (million) 29.62 31.36 32.80 34.19
Ratio of underemployment and
unemployment 2.73 3.39 3.82 4.21
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
45. POPULASI YANG “MUDA” DAN SEMAKIN PRODUKTIF
Sumber: BPS Lebih dari 30 tahun
periode USIA
PRODUKTIF > USIA
NON-PRODUKTIF
Slide 45
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
47. DISPARITAS TINGKAT KEMISKINAN ANTAR PROVINSI SANGAT
TINGGI
Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi, Maret 2010
(Jakarta = 3,48%, Papua = 36,80%, Indonesia = 13.33%)
Sumber: BPS 47
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
50. HAMBATAN AKSESIBILITAS
…pada 2008 mulai disusun
blueprint pengembangan
logistik dan peningkatan
kesadaran terhadap
pentingnya logistik untuk
persaingan domestik dan
internasional
Jarak Ekonomi
Berdasarkan Trans Laut,
biaya relatif kontainer 20-
kaki dari Jakarta ke tujuan
domestik terhadap biaya ke
Singapura
(unit cost = 1.0)
Padang
Singapore
Balikpapan
Makassar
Jayapura
Padang
2.7
Singapore
1.0
Balikpapan
1.3
Makassar
1.7 Jayapura
1.4
Jarak Geografis
antara Jakarta dan kota-kota
besar di Indonesia and
Singapore
Slide 50
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
51. 6,5 Jam
Jayapura
Banda Aceh
POTENSI UNTUK MEMAJUKAN PEREKONOMIAN:
POSISI GEOGRAFIS DAN DIMENSI
• 3 zona waktu
• Penduduk 237 juta jiwa
• Ratusan etnis
• Ratusan bahasa dan dialek
• Salah satu negara terbesar di dunia
Negara kepulauan terbesar di dunia
- Pulau : > 17,000
- Tanah : ± 2 million km2
- Air : ± 5.8 million km2
- Grs. pantai : ± 54,000 km
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
52. PDB 2009 dalam miliar $US
4.993
PERBANDINGAN NEGARA G-20
15.343
14.003
4.833
3.060
2.499
2.007
1.988
1.289
1.229
1.186
1.184
827
755
727
552
468
374
310
243
Jepang
China
jer,man
Prancis
Inggris
Itali
Brasil
Kanada
India
Rusia
Meksiko
Australia
Korea
Turki
Indonesia
Arab Saudi
Argentina
Afrika Selatan
Eu 27
AS
PDB Dunia
54.863,55
Negara G-20
48.276,31
Negara di luar G-20
6.587,24
52
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
54. ...... dunia mengakui kinerja ekonomi makro Indonesia
Moody’s (January 2011)
Fitch (end of January 2010)
S & P (April 2011)
Japan Credit Ratings Agency (July 2010)
Setelah BRIC N-11 (Next 11):
Bangladesh, Egypt, Indonesia,
Iran,South Korea, Mexico, Nigeria,
Pakistan, the Philippines, Turkey
and Vietnam
MIKT the Top 4 of N-11 (South
Korea is the top of N-11)
2011 (Fidelity International) MINT
(Mexico, Indonesia, Nigeria, Turkey)
Slide 54
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
56. A Jajang W. Mahri/EkBangNas 56
Negara Gagal
Menurut Rotberg (2002) “Collapse”: Negara gagal ciri –
cirinya:
• 1. Keamanan rakyat tidak bisa dijaga
• 2. Konflik agama/ etnis tak kunjung selesai
• 3. Korupsi merajalela
• 4. Legitimasi negara menipis
• 5. Pusat tak berdaya hadapi masalah dalam negeri
• 6. Rawan terhadap tekanan luar negeri
Prof. Jared Diamond (UCLA), Indonesia rangking ke-63
(2012) sebagai negara gagal dan diramalkan menjadi
negara gagal seperti Somalia, Etiopia dan Rwanda.
Berdasar pada kejadian dan proses sejarah Indonesia.
Apakah kita menerima ramalan itu atau kita Bangkit
bersama.
66. Dr. A Jajang W. Mahri, Drs., MSi
Riwayat Pekerjaan :
Dosen pada Program Studi Pendidikan Ekonomi (S1 dan S2) dan Program
Studi Akuntansi serta Program Studi Manajemen pada Fakultas Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis UPI,dengan Jabatan Akademik Lektor Kepala.
Mata kuliah yang diampu: Ekonomi Pembangunan, Perekonomian Indonesia
(S1), Kewirausahaan (S1, S2), Ekonomi Koperasi (S1), Manajemen Pemasaran
(S1), Ekonomi Makro (S1), Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi (S2).
Kepala Divisi Pengembangan Usaha, Direktorat Kerjasama dan Usaha UPI.
Ketua Program Mahasiswa Wirausaha UPI.
Ketua Kuliah Umum dan Bimbingan Akademik Mahasiswa Baru UPI
Ketua Tim Penyusun Naskah Akademik Pendirian Program Studi Ekonomi
Islam S1 dan Sekretaris Tim Penyusun Naskah Akademik Pendirian Prodi
Pendidikan Ekonomi S2 UPI
Konsultas pd Ditjen Dikmen Kemendikbud, Deputi Bidang Industri dan
Perdagangan Kemenko Perekonomian, Disdik Provinsi Jawa Barat, Dinas
Koperasi dan UMK Provinsi Jawa Barat, dll.
Alamat : Komplek Duta Regency D-46 Cihanjuang, Kota Cimahi. HP
08122376839
Email: ajajang_dku@yahoo.co.id dan ajajang.salfa@gmail.com 66
A Jajang W. Mahri/EkBangNas
Pendidikan :
• Sarjana (S1) Pendidikan Dunia Usaha FPIPS IKIP Bandung, 1992
• Magister (S2) Ilmu Ekonomi, Fakultas Pascasarjana UNPAD, 2003
• Doktor (S3) Ilmu Ekonomi, Pascasarjana FE UNPAD, 2011.