Dokumen tersebut membahas tentang demografi yang mencakup definisi, teori-teori kependudukan, dan dinamika kependudukan seperti pertumbuhan penduduk dan transisi demografi. Secara ringkas, demografi adalah ilmu yang mempelajari jumlah, komposisi, dan perubahan penduduk melalui kelahiran, kematian, migrasi, dan perkawinan."
2. Defenisi
Demografi berasal dari kata Demos yag berarti
penduduk atau rakyat dan Grafein yang berarti
mencatat atau tulisan. Demografi berasal dari
bahasa Yunani yang berarti tulisan atau
catatan tentang rakyat atau penduduk sesuatu
negara.
Donald J. Boque :
Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang
jumlah, komposisi dan destribusi penduduk serta
perubahan-perubahan yang terjadi sepanjang
masa melalui 5 komponen yaitu : kelahiran,
kematian, migrasi, perkawinan dan mobilitas
sosial.
3. lanjutan
George W Barclay :
Demografi mempelajari secara statistik
gambaran keadaan penduduk secara
keseluruhan bukan perorangan.
John Graunt :
Dikenal sebagai bapak Demografi karena jasa
John Graunt dalam analisa data kelahiran dan
kematian yang kemudian memberikan
batasan-batasan umum tentang kematian,
kelahiran, dan migrasi dan perkawinan,
merupakan hukum-hukum tentang
pertumbuhan penduduk.
4. lanjutan
Paul E Vincent’ :
Demografi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari penduduk manusia, terutama
yang berhubungan dengan jumlah, struktur
dan perkembangannya.
5. Ruang Lingkup Demografi
Demografi bersifat antar disiplin ilmu
karena berkaitan erat dengan disiplin-
disiplin lain seperti matematika, biologi,
geografi, antara Banyak ahli Demografi
mempelajari disiplin lain dahulu sebelum
mengkhususkan diri dalam bidang
demografi. Bagaimana hubungan antara
variabel demografi dan bukan demografi.
Bagaimana pengaruh variabel bukan
demografi terhadap suatu variabel
demografi atau sebaliknya.
6. Tujuan Penggunaan Demografi
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk,
2. Mempelajari pertambahan penduduk waktu
lampau, penurunan, penambahan, dan
persebarannya,
3. Mempelajari perkembangan teori
kependudukan,
4. Mempelajari perkembangan penduduk dengan
berbagai aspek organisasi sosial,
5. Meramalkan perkembangan pertumbuhan
penduduk dengan berbagi permasalahannya.
7. TEORI-TEORI KEPENDUDUKAN
Malthus , 1766 -1844 : Malthusianisme
- Bahan makanan dibutuhkan untuk hidup,
- Napsu antara pria dan wanita dibutuhkan
dan akan tetap keadaannya,
- Penduduk akan bertambah menurut deret
ukur dan bahan makanan akan bertambah
menurut deret hitung
8. penduduk
(checks to population)
dibedakan : Ultimate Check (hambatan akhir) berupa
bencana kelaparan, akibat perbedaan
jumlah penduduk dan bahan makanan.
Immediate Check (hambatan segera)
berupa hambatan pencegahan melalui
penundaan usia kawin dan melahirkan di
negara yang telah maju dan hambatan
positif seperti pembunuhan, epidemi,
kemelaratan dan peperangan di negara
yang belum maju.
9. Kelemahan Teori Malthus :
Manusia menekan laju pertumbuhan
penduduk pemakaian kontrasepsi.
Migrasi penduduk dari tempat yang padat ke
tempat lain,
Peningkatan teknologi pertanian :
- pengadaan bibit unggul,
- pemupukan,
- pengendalian hama dan penanganan pasca
panen,
- melipat gandakan hasil pertanian sehingga
ancaman kekurangan pangan dapat diatasi.
10. Lanjutan
Manusia dapat memanfaatkan potensi laut
melalui Revolusi Biru, Rumput laut, ikan
dan berbagai hasil laut dapat
meningkatkan kesejahteraan manusia.
Napsu seksual dan daya reproduksi
manusia bukanlah sesuatu yang konstan
tetapi dapat berubah-ubah. Malthus tidak
membedakan fekunditas dan fertilitas.
11. Kritik terhadap teori Malthus
Malthus tdk memperhitungkan kemajuan
transportasi yg menghubungkan daerah satu
dengan yg lain sehingga pengiriman bahan
makanan ke daerah yg kekurangan pangan
mudah dilaksanakan
Dia tdk memperhitungkan kemajuan pesat dlm
bidang teknologi, terutama terutama dlm
pertanian.
12. Lanjutan
Malthus tdk memperhitungkan usaha
pembatasan kelahiran bagi pasangan
yg sudah menikah, artinya
pengontrolan kelahiran bagi Malthus
dianggap tdk bermoral.
Fertilitas akan menurun apabila
terjadi perbaikan ekonomi dan
standard hidup penduduk dinaikkan
13. lanjutan
Teori Thomas Doubleday :
Mengemukakan adanya korelasi antara tingkat
kelahiran dan tingkat kemakmuran tingkat
kehidupan yang sulit akan merangsang orang
untuk menigkatkan kelahiran sedangkan tingkat
kehidupan yang makmur akan mengurangi
kemampuan melahirkan. Keadaan ini disebut
sebagai the real and great law of human
population. Kemampuan reproduksi manusia
dipengaruhi oleh pola makannya. Penduduk yang
makmur banyak makan daging hewan dan ini
menurunkan kemampuan reproduksinya.
Penduduk miskin kurang makan daging hewan
dan banyak makan sayuran yang menyebabkan
meningkatnya daya reproduksi.
14. Teori Fisiologi dan Sosial
Ekonomi
John Stuart Mill
Filosof + ekonom
Inggris
Laju pertumbuhan penduduk
melampaui pertumbuhan
makanan
Manusia dpt mempengaruhi
perilaku demografinya
Manusia dg produktifitas
tinggi, cenderung ingin
keluarga kecil
Standard of living adalah
determinan bagi fertilitas
Kekurangan Kekurangan
pangan dpt diatasi dg migrasi
dan impor
15. lanjutan
Arsene Dumont
Ahli Demografi
Prancis
Buku :
Depopulation et
Civilization : “
Teori Kapilaritas
Sosial ( Social
Kapilarity Theory )
yaitu : kecenderungan
seseorang utk meraih
tempat yang lebih
tinggi .
16. lanjutan
Emile Durkheim
Sosiolog
Prancis
Diilhami teori Evolusi Darwin dan
Ibn Khaldun
Wilayah dg tingkat kepadatan
penduduk tinggi, , maka akan
muncul persaingan yang keras
keras antar sesama anggotanya
utk mempertahankan hidupnya.
Misal: penduduk perkotaan.
Masyarakat tradisional terdapat
persaingan hidup yg kecil
dibanding masyaraka tindustri.
17. lanjutan
Michael
Thomas
Sadler
Sadler Jika kepadatan
penduduk tinggi, , maka
daya reproduksinya akan
menurun. Sebaliknya, jika
kepadatan penduduk rendah,
, maka daya reproduksinya
akan meningkat.
19. Pengertian penduduk
Undang Undang RI Nomor 10 Tahun 1992
Penduduk adalah orang dalam matranya sebagai diri pribadi,
anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan
himpunan kuantitas yang bertempat tinggal disuatu tempat
dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan
jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas,
penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan menyangkut
politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan
penduduk tersebut.
Perkembangan Penduduk adalah segala kegiatan yang
berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang
meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas yang mempunyai
pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan hidup.
20. lanjutan
Kualitas penduduk adalah kondisi
penduduk dalam aspek fisik dan non
fisik serta ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa yang merupakan dasar
untuk mengembangkan kemampuan
yang menikmati kehidupan sebagai
manusia yang berbudaya,
berkepribadian, dan layak.
Mobilitas penduduk adalah gerak
keruangan penduduk dengan melewati
batas administrasi Daerah Tingkat II.
21. DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Perubahan jumlah penduduk ini disebut
dinamika penduduk.
Dinamika penduduk yang menunjukkan selalu
bertambah banyak dari tahun ketahun disebut
Pertumbuhan Penduduk.
Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4
komponen yaitu :
- kelahiran (fertilitas),
- kematian (mortalitas),
- migrasi masuk (in-migration) dan
- migrasi keluar (out-migration).
22. Lanjutan
Pertambahan jumlah penduduk ini menyebabkan
akibat-akibat yang menyangkut segi fasilitas
kehidupan, dengan segala aspeknya.
Pertambahan penduduk yang terjadi karena
jumlah kelahiran lebih besar dari pada jumlah
kematian, disebut pertambahan alamiah. Bila
pertambahan penduduk terjadi karena jumlah
orang datang lebih besar dari pada orang yang
pergi, disebut pertambahan karena migrasi.
Migrasi terdiri dari migrasi masuk (in-migration)
dan migrasi keluar (out-migration).
Selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar
disebut migrasi neto (net-migration)
23. Kesimpulan:
Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
penduduk diakibatkan oleh 4 komponen yaitu :
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
migrasi masuk dan migrasi keluar.
Selisih antara kelahiran dan kematian disebut
”reproductive change” = perubahan
reproduktif = pertumbuhan alamiah (natural
increase).
Selisih antara migrasi masuk dan migrasi
keluar disebut ”migrasi neto”.
Jadi pertumbuhan penduduk hanya
dipengaruhi oleh 2 cara yaitu: melalui
perubahan reproduksi dan migrasi neto.
24. Pertumbuhan Penduduk
Perkembangan Penduduk Dunia dan Penduduk Di Indonesia
Peningkatan penduduk yang sangat cepat pada abad ke-20
disebabkan karena faktor-faktor :
Adanya penemuan Penicilin pada tahun 1930 yang diikuti
dengan penggunaan antibiotika dan kemoterapi yang
meluas untuk memberantas penyakit infeksi.
Perbaikan kesehatan masyarakat dengan berbagai
program di bidang pencegahan, gizi dan hygiene
sanitasi.
Pelayanan kedokteran yang berkembang akibat teknologi
kedokteran mutahir.
Pengendalian vektor penyakit dengan penggunaan anti
serangga secara luas
Teknologi pertanian yang dapat melipatgandakan bahan
pangan dengan varietas unggul, pemupukan dan
penanganan pasca panen.
25. Tahun Jumlah penduduk Lamanya lipat dua
1650 Sekitar 545 juta 1650 tahun
1850 Sekitar 1.170 juta 200 tahun
1930 Sekitar 2.070 juta 80 tahun
1975 Sekitar 4.000 juta 45 tahun
2010 Sekitar 8.000 juta 35 tahun
Pada tahun 1665 penduduk dunia diperkirakan berjumlah 500 juta atau telah menjadi dua
kali lipat dibandingkan jumlah penduduk dunia pada tahun 1 masehi.
Pada tahun 1850 penduduk dunia menjadi 2 kali lipat dalam jangka waktu sekitar 200 tahun
dari tahun 1665. Pada tahun 1930 atau hanya 80 tahun dari tahun 1850 penduduk dunia bertambah
2 kali lipat. Pada tahun 1975 atau 45 tahun dari tahun 1930 penduduk dunia naik 2 kali lipat
menjadi sekitar 4 milyar.
26. Transisi Demografi
Defenisi :
Transisi demografi adalah perubahan
penduduk dari tingkat pertumbuhan yang
stabil tinggi (tingkat kelahiran dan
kematian yang tinggi) ke tingkat
pertumbuhan rendah (tingkat kelahiran dan
kematian yang rendah
27.
28. Blacker mengemukakan lima tahap
evolusi/transisi Demografis :
Tahap stasioner yang tinggi dimana tingkat kelahiran
maupun tingkat kematian yang tinggi. Belum ada
pengendalian pertambahan jumlah penduduk sehingga
penduduk bertambah cukup tinggi.
Hygiene sanitasi yang jelek, penyakit infeksi,
gangguan gizi dan kelaparan menyebabkan terjadinya
banyak kematian sehingga pada tahap ini jumlah
penduduk keadaan stabil tinggi
Tahap perkembangan awal dimana tingkat kelahiran
masih tinggi tetapi tingkat kematian mulai menurun.
Kematian mulai menurun karena adanya perbaikan
program kesehatan masyarakat dan pelayanan
kedokteran yang baik akibat kemajuan teknologi
kedokteran serta perbaikan bidang pertanian. Pada
tahap ini terjadi pertambahan jumlah penduduk yang
pesat.
29. Lanjutan
Tahap perkembangan akhir dimana mulai terjadi
penurunan tingkat kelahiran tetapi tingkat kematian
menurun lebih cepat. Pada tahap ini pertambahan
penduduk tetap terjadi.
Tahap stasioner rendah dimana tingkat kelahiran dan
tingkat kematian sama-sama telah menurun. Pada
tahap ini pertambahan penduduk telah mendekati nol
atau zero population growth dimana jumlah yang lahir
telah seimbang dengan jumlah yang mati.
Tahap menurun dimana tingkat kelahiran lebih rendah
dari tingkat kematian sehingga jumlah penduduk
terjadi penurunan. Tahap ini dicapai oleh negara maju
yang modern dimana emansipasi wanita telah
mensejajarkan kedudukan wanita dan lelaki. Karier
wanita menolak untuk hamil dan melahirkan.
30. Masalah Kependudukan
Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya
angka kelahiran Indonesia adalah :
umur rata-rata pada perkawinan pertama
lamanya masa perkawinan masih sering terjadi kawin-
cerai, malah study KAP di Jakarta pada wanita 40
tahun, 21% menikah 2 kali atau lebih,12% malah lebih
dari dua kali.
Peraturan - peraturan sosial dan tunjangan gaji
tingginya proporsi penduduk wanita masa reproduktif
dari proporsi total seluruh wanita
31. Komposisi dan Piramida
Penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan
penduduk berdasarkan jenis kelamin, kelompok
umur, jenis pekerjaan, jenis pendidikan, agama
dan sebagainya.
Piramida penduduk merupakan gambaran
mengenai pengelompokan penduduk menurut
umur dan jenis kelamin, disuatu wilayah dan
waktu tertentu.
Komposisi umur dan jenis kelamin suatu
penduduk secara grafik dapat digambarkan
dalam bentuk piramida penduduk.
32. Sejarah Sensus Penduduk
Sejarah Sensus Penduduk Sensus
Penduduk Cacah Jiwa ) kali pertama
dilakukan di Babilonia 4000 th SM, (Jiwa)
pertamadilakukan di Mesir 2500 BC & di
Cina 3000 BC. Pada abad ke 16 dan 17
sensus penduduk dan17 juga pernah
dilakukan di Italia, Sisilia dan Spanyol .
Tujuan Sensus saat itu Spanyol. Saat untuk
tujuan militer , pemungutan pajak dan
perluasan teritorial kerajaan militer,
Sensus secara modern dilaksanakan di
Quebec th 1666, di Swedia th 1749.
33. Lanjutan
Amerika Serikat sensus mulai dilakukan th
1790 & di Inggris th 1801 yg diikuti oleh
masing masing negara jajahannya masing-
masing.
Di Indonesia, Raffles melakukan sensus pd
th 1815, selanjutnya th 1920, 1930. Di Jawa
, sensus dilakukan secara de facto sedang
di luar Jawa secara de jure Jawa, luarJawa
Sejak merdeka sampai th 2000 Indonesia
telah melakukan sensus pd th 1961, 1971,
1980, 1990 dan th 2000. dan itu kerajaan
jajahannya.
34.
35. Cara penggambaran piramida
penduduk
1. Sumbu vertikal untuk distribusi umur
2.Sumbu horisontal untuk jumlah penduduk dapat
absolut maupun presentase
3.Dasar piramida dimulai untuk umur muda (0-4)
tahun semakin keatas untuk umur yang lebih
tua.
4.Puncak piramida untuk umur tua sering dibuat
dengan sistim ’open end interval’ artinya , misal
untuk umur 75, 76, 77, 78 dan seterusnya cukup
dituliskan 75 +.
5. Bagian sebelah kiri untuk penduduk laki-laki dan
bagian sebelah kanan untuk penduduk
perempuan.
6.Besarnya balok diagram untuk masing-masing
kelompok umur harus sama.
36. Faktor-faktor demografik yang
mempengaruhi laju pertumbuhan
penduduk
Beberapa Ukuran Dasar Demografik
1. Tingkat kelahiran (Fertilitas)
Fertilitas yaitu banyaknya bayi yang lahir (jumlah
kelahiran) yang terjadi pada suatu daerah tertentu
untuk tiap 1000 penduduk pertahun. Tingkat
kelahiran atau fertilitas 45 artinya dalam setiap
1000 orang penduduk setahun terdapat kelahiran
bayi sebanyak 45 orang. Bila suatu daerah atau
negara terdapat kelahiran sebesar :
- Lebih dari 30, digolongkan tinggi
- 20 sampai 30, digolongkan sedang
- Kurang dari 20 orang digolongkan rendah.
37. Pengertian Fertilitas live birth
:
adalah proses lahirnya seorang bayi dari rahim
perempuan dengan adanya tanda tanda kehidupan ,
seperti bernafas , menangis , bergerak , dsb
ATAU kemampuan wujud reproduksi aktual dari
seorang wanita atau sekelompok individu.
Beberapa istilah
Fekunditas : kemampuan wanita untuk menghasilkan
keturunan,
Infekunditas/sterilitas : ketidak mampuan fekundity
Subfekunditas : kemampuan fekundity dibawah rata rata.
Vital rates : pengukuran jumlah kelahiran pd tahun
tertentu dihubungkan dg jumlah penduduk yg memiliki
resiko melahirkan pd tahun tersebut
38. Pengukuran Fertilitas
Pengukuran Fertilitas Tahunan Vital Rates :
adalah pengukuran kelahiran bayi pada
tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah
penduduk yang mempunyai resiko untuk
melahirkan pada tahun tersebut
Pengukuran Fertilitas Kumulatif : adalah
pengukuran jumlah rata rata anak yang
dilahirkan oleh seorang perempuan hingga
mengakhiri batas usia suburnya
39. Pengukuran Fertilitas Tahunan (
Vital Rates ):
adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu
dihubungkan dengan jumlah penduduk yang
mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun
tersebut.
Ukuran-ukuran Fertilitas Tahunan :
1. Tingkat Fertilitas Kasar ( Crude Birth Rate ).
2. Tingkat Fertilitas Umum ( General Fertility Rate ).
3. Tingkat Fertilitas Menurut Umur ( Age Specific
Fertility Rate ).
4. Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran ( Birth
Order Specific Fertility Rates ).
40. Tingkat Fertilitas Kasar ( Crude Birth
Rate )
adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu
tahun tertentu tiap 1000 penduduk
Dimana
CBR = Crude Birth Rate
Pm = Penduduk pertengahan tahun
k = Bilangan konstan yg biasanya 1000 :
B = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu
CBR = B/Pm x K
41. )
adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita
usia reproduksi adalahjumlah usia 14-49 atau
15 - 44 th ) pada tahun tertentu
Dimana :
GFR = General Fertility Rate
B = Jumlah kelahiran
Pf (15 - 49) = Jumlah penduduk perempuan
umur 15 - 49 th pada pertengahan tahun.
k = Bilangan konstan yg biasanya 1000
GFR = B/Pf ( 15 – 49 ) x
k
42. Tingkat Fertilitas Menurut Umur ( Age Specific Fertility
Rate )
adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada
tiap kelompok umur dan tahun tertentu
Dimana
ASFR = Age Specific Fertility Rate
Bi = Jumlah kelahiran bayi pada kelompok
umur (i)
Pfi = Jumlah perempuan kelompok umur (i )
pd th tt
k = angka konstanta (1000 )
ASFR = Bi /Pfi x k
43. Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran (
Birth Order Specific Fertility Rates ) adalah
perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi
oleh wanita pada umur dan tahun tertentu
Dimana
BOSFR = Birth Order Specific Fertility Rates
Bo = Jumlah kelahiran urutan ke 1
Pf (15 - 49) = Σperempuan umur15-49 th pd
pertengahan tahun
K = bilangan konstan(1000)
BOSFR = Σ Bo/ Pf ( 15-49 ) x k
44. Pengukuran Fertilitas
Kumulatif
Ukuran - ukuran Fertilitas Kumulatif
:
Tingkat Fertilitas Total ( Total
Fertility Rates ).
Gross Reproduction Rates
Net Reproduction Rates
45. Lanjutan
Sumber dan cara mendapatkan data :
Registrasi, Dapat menjadi salah satu sumber
data kelahiran apabila semua kejadian kelahiran
tercatat dengan baik seperti dirumah bersalin,
rumah sakit, bidan dan penolong persalinan.
Sensus, Sensus biasanya dilaksanakan tiap 10
tahun sekali. Data yang didapatkan melalui
sensus biasanya mengankat komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin,
Survei, Survei kependudukan dilaksanakan untuk
waktu – waktu tertentu sesuai kebutuhan yang
diperlukan.
46. Lanjutan
Sensus Penduduk adalah
Proses keseluruhan dari pengumpulan ,
pengolahan , pengumpulan,
pengolahanpenyajian , dan penilaian data
penduduk yg menyangkut penyajian, ciri
ciri demografi , sosial ekonomi , dan
lingkungan hidup.
47. Lanjutan
Karakter pelaksanaan Sensus :
Bersifat Individual, yg berarti informasi
data dikumpulkan dari individu baik sgb
anggota rumah tangga ataupun anggota
masyarakat
Bersifat Universal, pencacahan
menyeluruh
Pencacahan diselenggarakan serentak
Sensus dilaksanakan secara periodik pd
tiap tahun
48. Informasi Kependudukan yg
diperoleh dlm sensus
Geografi dan migrasi penduduk
Rumah tangga
Karakter sosial dan demografi
Kelahiran dan kematian
Karakteristik pendidikan
Karakteristik ekonomi
49. Kelemahan-kelemahan data
demografi yang didapat melalui
sensus
Keterangan tentang jumlah anak yang pernah
dilahirkan sangat tergantung pada daya ingat dari
Ibu. Semakin tua umur ibu semakin besar
kemungkinan melupakan jumlah anak yang
pernah dilahirkan, apalagi bila anak yang
dilahirkan tersebut telah meninggal.
Keterangan mengenai usia seseorang sangat
tergantung pada catatan kelahiran yang dimiliki,
tidak jarang banyak penduduk yang tidak
mengetahui tanggal, bulan dan tahun lahirnya
sehingga untuk menentukan usianya hanya
berdasarkan perkiraan saja.
50. Tahapan sensus di Indonesia
Pemerintah memberi
mandat pd Badan pusat
Statistik utk melakukan
melakukan sensus , lalu
BPS menyiapkan draft
pertanyaan
Melatih petugas sensus
sensus utk mendapatkan
data sensus dengan draft
nanti dibawa
Membagi wilayah dlm
wilayah pencacahan
(wilcah)
Wilcah dibedakan antara
wilcah pedesaan dan dan
wilcah perkotaan
Pencacahan dilaksanakan dg
sistem aktif (mendatangi, RT
dg membawa draft
pertanyaan sensus) pd ) hari
“ H “ (tgl 30 Juni)
Juga melaksanakan PODES
(pencacahan potensi desa) &
pemetaan desa
Hasil sensus diolah oleh
BPS dan diumumkan
Juga dilakukan sensus
khusus berdasar sampel,
misal: : sensus pertanian, ,
sensus industri, , survei
angkatan kerja nasional, , dll
51. Konsep yg dipergunakan dlm
sensus
Penduduk yg dicacah
Blok sensus
Klasifikas daerah perkotaan
atau pedesaan
Bangunan
Ruma tangga
a. Orang yg tinggal di
asrama
b. Orang yg tinggal di LP
c. Indekost
Anggota rumah tangga
52. Regristasi Penduduk
:
adalah proses
pencatatan
penduduk yang
dilakukan secara
mandiri oleh warga
ketika terjadi
perubahan -
perubahan jumlah
penduduk , Ini
dilakukan oleh
Depdagri melalui
kantor desa
Permasalahan yg muncul
akibat sistem pencatatan
ini
Seorang bayi yg mati setelah
lahir, , harusnya dilaporkan
sebagai proses kelahiran &
kematian, namun hal ini
biasanya tdk dilaporkan
Terlambatnya pelaporan
kelahiran
Jauhnya jarak kantor desa dg
rumah warga
Kelahiran akibat kehamilan
diluar nikah , tdk dilaporkan
krn dianggap aib.
53. Survei Penduduk
:
adalah proses pencacatan informasi
tentang penduduk berdasarkan
kekhususan bidang kajian secara lebih
luas dan mendalam.
Contoh :
Survei mobilitas penduduk surabaya
Survei fertilitas masyarakat surabaya , dll
Survei penduduk dilakukan karena Sensus
dan Regristasi penduduk memiliki
keterbatasan dan kelemahan.
54. Faktor-faktor yang mempengaruhi
fertilitas
Pendidikan, Pendidikan merupakan salah satu
variabel yang kuat pengaruhnya terhadap tingkat
kelahiran.
Jumlah wanita usia subur (WUS), Apabila jumlah
wanita usia subur tinggi maka pasangan usia
subur juga akan meningkat sehingga angka
kelahiran juga akan bertambah.
Usia Pertama kali kawin, anak gadisnya belum
kawin pada usia diatas 15 tahun,
Faktor budaya, adat istiadat dan kepercayaan,
Makin banyak anak maka makin luas sawah dan
ladang yang dapat digarap sehingga hasil panen
juga akan bertambah.
Sosio-ekonomi, Pekerjaan dan status ekonomi
seseorang mempengaruhi tingkat fertilitasnya.
55. Lanjutan
2. Tingkat kematian (Mortalitas)
Yaitu jumlah kematian yang terjadi pada suatu
daerah tertentu untuk tiap 1000 orang
penduduk per tahun(tahun tertentu).
Tingkat kematian atau mortalitas 21 artinya
dalam tiap 1000 orang penduduk terdapat
kematian sebesar 21. Bila suatu daerah atau
negara memiliki mortalitas sebesar :
9 – 13 orang digolongkan rendah
14 – 18 orang digolongkan sedang
lebih dari 18 orang digolongkan tinggi.
56. lanjutan
Crude Birth Rate dan Crude Death Rate,
Tingkat kelahiran dan kematian tersebut di
atas adalah tingkat kelahiran dan kematian.
Specific Birth Rate dan Specific Death Rate,
perhitungannya memasukkan golongan
umur dan jenis kelamin.
Infant Mortality Rate, tingkat kematian bayi .
57. lanjutan
Tingkat kematian bayi dihitung dari beberapa bayi yang
meninggal dibagi dengan jumlah bayi yang lahir hidup
dikalikan dengan 1000, jadi rumusnya adalah ;
Jumlah bayi yang mati (usia 0-1 tahun) X
1000
Jumlah bayi yang lahir hidup
Untuk tingkat kematian bayi (usia 0 – 1 tahun):
125 orang digolongkan sangat tinggi
75-125 orang digolongkan tinggi
35-75 orang digolongkan sedang
Kurang dari 35 orang, digolongkan rendah
58. Beberapa Ukuran Demografi
Berkaitan dengan Keluarga
Berencana
Kematian Ibu / Maternal Death (WHO):
Kematian seorang ibu yang sedang hamil sampai
waktu 42 hari setelah pengakhiran kehamilan, tidak
tergantung dari umur maupun letak kehamilannya,
Kelahiran Hidup / Live Births (WHO) : Adanya
tanda-tanda kehidupan saat fetus dipisahkan dari
ibunya.
Kelahiran Mati (Fetal Deaths (WHO) : tidak ada
tanda-tanda kehidupan saat fetus dipisahkan dari
ibunya.
Stillbirths (WHO) : Kematian fetus yang terjadi dari
minggu ke-28 kehamilan sampai dengan
kelahirannya.
59. lanjutan
Kematian bayi/Infant mortality (WHO) :
Semua kematian yang terjadi selama tahun
pertama setelah kelahiran hidup. Dinyatakan
per 1000 kelahiran hidup.
- Neonatal deaths : Kematian yang terjadi
dalam
28 hari pertama setelah kelahiran.
- Post-neonatal deaths : Kematian yang
terjadi
sejak hari ke 29 sampai dengan 1 tahun
setelah
60. lanjutan
Perinatal Mortality (WHO) : Stillbirths +
kematian yang terjadi selama minggu pertama
setelah kelahiran. Dinyatakan per 1000 total
births, termasuk stillbirths + live births.
Contraceptive Prevalence Rate (CPR) (%) :
Prosentase dari wanita menikah, berumur 15-49
tahun, yang memakai kontrasepsi
61. PERKEMBANGAN KELUARGA
BERENCANA DI INDONESIA
Laju pertumbuhan penduduk dunia yang tinggi
disebabkan :
Ditemukannya obat-obat anti biotika sehingga
banyak kematian karena penyakit infeksi dapat
dicegah.
Ditemukannya vaksinasi sehingga banyak
penyakit-penyakit dapat dihindarkan (penyakit
karena virus)
Ditemukannya anti serangga sehingga dapat
membunuh pelbagai macam serangga
penyebar penyakit.
62. lanjutan
Kemajuan pesat dalam bidang
ilmu dan teknologi kedokteran
Kemajuan dalam pendidikan
kesehatan
Kemajuan dalam perbaikan
kesehatan lingkungan dan
keadaan gizi
Kemajuan dalam bidang
63. Keluarga Berencana meliputi 3
kegiatan pokok
Marriage counceling (nasehat
perkawinan)
Infertility treatment =
pengobatan kemandulan
Birth Spacing = pengaturan
kelahiran.
64. Sejarah Perkembangan
Usaha untuk mencegah kelahiran telah
lama dikenal, sejak 1850 tahun sebelum
masehi yang banyak dipraktekkan di Mesir
Kuno.
Palestina pada sekitar 330 tahun sebelum
masehi.
Keluarga Berencana yang sistimatik baru
muncul pada permulaan abad 20 yang
dipelopori oleh Margaret Sanger (1879 –
1966).
65. Lanjutan
Birth Control (1924) dalam majalah The
Woman Robel. pencegahan kehamilan atas
pertimbangan kesehatan dan keadaan sosial
Di Indonesia pada tanggal 23 – 12 1957
didirikan Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) yang diketuai oleh dr. H.
Soeharto.
Program Keluarga Berencana mulai
diprogramkan pada tahun 1967 setelah
pemerintah Indonesia ikut menandatangani
Deklarasi PBB tentang kependudukan (United
Nations Declaration on Population).
66. lanjutan
Pada 17 Oktober 1968 didirikan Lembaga
Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang
masih merupakan badan semi pemerintahan.
Pada tahun 1970 melalui Keppres No. 8/1970
dibentuk Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN)
Pada April 1972 melalui Keppres RI No.
33/1972 status dan fungsi BKKBN lebih
ditegaskan dan ditingkatkan menjadi lembaga
pemerintah non departemen yang
berkedudukan langsung dibawah Presiden.
67. Sejarah Keluarga Berencana di
Indonesia
1952
- Yayasan Kesejahteraan Keluarga di
Yogyakarta.
- Biro Konsultasi kehamilan dan kelahiran,
- Penitipan anak, Masalah pendidikan
seksual.
1953
Suatu kelompok kecil orang-orang swasta
mulai memajukan paham Keluarga
Berencana
68. lanjutan
1970
Presiden Soeharto melantik Dewan Pembimbing
Nasional 29 Juni 1970 Melalui Surat Keputusan
Presiden No 8 thn 1970 BKKBN ditetapkan
sebagai lembaga Pemerintah non departemen
yang dipimpin oleh ketua yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden.
1970
Ditetapkan program Keluarga Berencana 5 tahu
Biaya import alat kontrasepsi dihapuskan.
29 Juni 1993
ditetapkan sebagai” Hari Keluarga Nasional”
(HARGANAS)
69. lanjutan
1969 Dalam GBHN dan seterusnya program
KB dimasukkan sebagai bagian integral yang
tidak terpisahkan dari Program Pembangunan
Nasional.Keberhasilan pembangunan di
bidang kependudukan /KB dimasukkan
sebagai salah satu dari 8 sukses kepala
Daerah di seluruh Indonesia
April 1992
Pemerintah bersama DPR-RI menetapkan
Undang-Undang no 10 thn 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera
70. Tugas pokok BKKBN menurut
Keppres No. 38 tahun 1978 :
Merumuskan kebijaksanaan program KB Nasional
Merumuskan kebijaksanaan kependudukan yang
mendukung program KB nasional secara menyeluruh
dan terpadu
Mengkoordinasi perencanaan, mengadakan supervisi
dan evaluasi terhadap pelaksanaan program KB
nasional
Mengkoordinasi dan melakukan supervisi terhadap
berbagai sumber daya, dana dan sarana baik dari
dalam negeri maupun luar negeri dalam pelaksanaan
program KB dan program kependudukan
Membina kegaiatan kerjasama dengan negara asing
dan badan-badan internasional dalam bidang KB dan
kependudukan.
Menyelenggarakan pendidikan dan latihan tenaga di
dalam program KB dan Kependudukan.
71. Keppres No. 109 tahun 1993
Gerakan KB dan pembangunan keluarga sejahtera
nasional sebagai bagian integral pembangunan nasional.
Mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera
melalui pengelolaan gerakan KB dan pembangunan
keluarga sejahtera nasional secara menyeluruh dan
terpadu.
Pembinaan gerakan pembangunan keluarga sejahtera
nasional dan pengembangan pelaksanaan
kependudukan yang meliputi : ketahanan fisik dan non
fisik keluarga sejahtera.
Pengembangan program gerakan KB dan keluarga
sejahtera melalui penelitian biomedis dan reproduksi
manusia.
72. Tujuan keluarga Berencana
Tujuan antara
Menurunkan angka pertambahan penduduk
menjadi 50 % dibandingkan dengan angka
pertambahan penduduk tahun 1971. semula
direncanakan akan dicapai pada tahun 2000
tetapi kemudian dipercepat pada tahun 1990.
Tujuan akhir
Membudayakan norma keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera (NKKBS)
73. Dalam keluarga berencana
dikenal 2 program
1. Program komunikasi informasi dan
edukasi KIE, PLKB, Jupen KB,
Puskesmas, PKBI dan lain-lain.
2. Program pelayanan kontrasepsi (PK)
Klinik Keluarga Berencana (KKB)
Tim Medis Keliling Keluarga Berencana
(TMKKB)
74. Klinik keluarga berencana
dikenal
KKBS (sempurna), Yang melayani semua
cara kontrasepsi termasuk cara operasi
(Mow, Mop) Medis operasi wanita, Medis
operasi pria
KKBL (lengkap), Melayani beberapa cara
kontrasepsi tidak termasuk operasi
KKB sederhana, Melayani cara kontrasepsi
sederhana seperti kondom, diafragma, jelly
dan pil KB
75. ISTILAH-ISTILAH
Akseptor KB (peserta keluarga berencana),
Adalah pasangan usia subur (PUS) dimana
salah seorang dari padanya menggunakan salah
satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan
pencegahan kehamilan baik melalui program
maupun non program.
Akseptor baru, Adalah pasangan usia subur
(PUS) yang baru pertama kali menggunakan
salah satu cara/alat kontrasepsi dan/atau PUS
yang menggunakan kembali salah satu
cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir
masa kehamilannya (baik kehamilan yang
berakhir dengan keguguran lahir mati ataupun
yang menghasilkan lahir hidup).
76. LANJUTAN
Pasangan Usia subur (PUS), Adalah suami-istri
yang hidup bersama dimana istrinya berusia
antara 15 tahun sampai 45 tahun .
Current User (CU), Adalah peserta KB aktif yang
sampai saat ini masih menggunakan salah satu
cara/alat kontrasepsi.
Ever user , Adalah pasangan usia subur yang
pernah menggunakan salah satu cara/alat
kontrasepsi, sekarang masih menggunakan atau
tidak mengalami lagi.
Akseptor aktif kembali , Adalah pasangan usia
subur yang telah berhenti menggunakan selama
3 bulan atau lebih yang tidak diselingi oleh
suatu kehamilan dan kembali menggunakan
cara kontrasepsi baik dengan cara yang sama
77. Rumusan Tahapan Kualitas
Keluarga
Keluarga Pra-Sejahtera,
Keluarga Sejahtera tahap I
Keluarga Sejahtera tahap II
Keluarga Sejahtera tahap III
Keluarga Sejahtera tahap III plus
78. Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan < usia 18 Tahun
Wanita masih dalam masa pertumbuhan, sehingga
panggulnya relatif masih kecil
Biologis sudah siap, psikologis belum matang
Stillbirths meningkat
Kematian bayi meningkat
Kehamilan > usia 35 tahun
- Problem kesehatan seperti hipertensi,
diabetes
mellitus,anemia, penyakit-penyakit kronis
lain.
- Cacat bawaan/ kelainan genetik.
79. LANJUTAN
Kehamilan > 4 anak/ spacing < 2 tahun
Berat badan lahir rendah
Nutrisi kurang
Waktu/lama menyusui berkurang
Kompetisi dalam sumber-sumber keluarga
Lebih sering terkena penyakit
Tumbuh kembang lebih lambat
Pendidikan/intelegensia dan pendidkan
akademis lebih rendah
80. Sebab-sebab kematian Ibu
dengan kehamilan
• Perdarahan : 40-60 %
Sebab-sebab:
- Atonia uteri
- Perdarahan pada kehamilan lanjut : plasenta previa, sulusio
plasentae
- Ruptura uteri
- Perlukaan jalan lahir
• Toksemia gravidarum : 20-30 %
Resiko lebih tinggi pada primigravidadan multipara
• Infeksi / sepsis : 20-30 %
Terjadi pada komplikasi persalinan yang menimbulkan kerusakan
jaringan
81. Penyulit-penyulit lain
Prolapsus uteri :
2-7 x > pada Para atau lebih
Wanita usia lebih tua
Diabetes mellitus
Malnutrisi dan anemia
82. Safe Motherfood
Bagian terbesar ibu-ibu melahirkan dirumah
< 50 % kelahiran ditolong oleh petugas kesehatan
yang terlatih
Sejumlah subtansial kematian ibu terjadi pada
tingkat masyarakat
Fasilitas kesehatan di daerah pedesaan terisolasi
karena infrastruktur dan komunikasi
Keterbatasan jumlah dokter dan penyebaran yang
tidak merata dari sumber-sumber kesehatan
terutama didaerah pedesaan
83. Penanganan Problem
Pengenalan dini, manajemen dan referal ibu-
ibu dengan persalinan yang tidak lancer
(obstructed labour)
Masase uterus, pelepasan plasenta manual
dan pemakaian aman obat-obat oksitosik,
yang dapat diajarkan kepada petugas
kesehatan, untuk mencegah perdarahan
sesudah persalinan.
Deteksi dini dan infeksi setelah persalinan dan
pemakaian yang aman dari antibiotika
Deteksi dini dan manajemen yang memadai
dari penyakit-penyakit hipertensif selama
kehamilan
84. Tujuan
Mewujudkan Keluarga Kecil yang Bahagia
dan Sejahtera (NKKBS)
Target Demografis :
Penurunan angka fertilitas dari
44% pada tahun 1971 menjadi
22 % pada tahun 1990”
85. Sasaran Program Nasional KB
Sasaran langsung
Yaitu pasangan usia subur (PUS) 15-49 tahun),
dengan jalan mereka secara bertahap menjadi
peserta KB yang aktif lestari, sehingga memberi
efek langsung penurunan fertilitas.
Sasaran tidak langsung :
Yaitu organisasi-organisasi , lembaga-lembaga
kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah
maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim-
ulama, wamita dan pemuda), yang diharapkan
dapat membrikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS sekaramg keluarga kecil
berkwalitas.
87. Definisi Keluarga Berencana
Menurut WHO (World Health Organisation) Expert
Committee 1970 :
Adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk :
Mendapatkan objek-objek tertentu
Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
Mengatur interval diantara kehamilan
Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri
Menentukan jumlah anak dalam keluarga
88. Komponen Dalam Pelayanan
Kependudukan/KB
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Konseling
Pelayanan kontrasepsi
Pelayanan infertilitas
Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi
perkawinan
Konsultasi genetik
Test keganasan
Adopsi
89. GERAKAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL
(GKBN)
Secara bertahap potensi masyarakat mulai dari
tenaga dan fasilitas didayagunakan secara maksimal
dan proporsional sehingga kemudian disebut
”GERAKAN KB NASIONAL” (GKBN).
Peningkatan peran serta dan penggerakkan
masyarakat dalam pemberdayaan keluarga
melalui 4 program utama ( 4 upaya keluarga
berencana ) yaitu :
Pendewasaan usia perkawinan
Pengaturan Kelahiran
Pembinaan Ketahanan Keluarga
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dalam
mewujudkan KKBS.
90. lanjutan
VISI
Melembagakan dan membudayakan Norma
Keluarga Kecil, Bahagia dan Sejahtera dalam
rangka mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur
MISI
Menumbuhkan serta meningkatkan kepedulian
dan peran serta masyarakat dalam rangka
pemberdayaan keluarga melalui 4 (empat) upaya
Keluarga Berencana, yaitu Pendewasaan Usia
Perkawinan, Pengaturan Kelahiran, Pembinaan
Ketahanan Keluarga, Peningkatan Kesejahteraan
Keluarga dalam mewujudkan Keluarga Kecil,
Bahagia dan Sejahtera.
91. TUJUAN
Gerakan Keluarga Berencana
Nasional
Tercapainya usia perkawinan yang ideal
bagi seluruh calon pasangan keluarga
baru
Tercapainya jumlah anak yang ideal bagi
seluruh keluarga dan masyarakat
Tercapainya kelangsungan dan
keharmonisan kehidupan berkeluarga yang
damai dan tentram.
Tercapainya produktivitas kerja dalam
meningkatkan ekonomi keluarga.
92. Lanjutan
Turunnya TFR menjadi 2,509 pada tahun
2000
Tercapainya keadaan Penduduk Tumbuh
Seimbang (PTS) dengan NRR (Net
Reproduction Rate) sama dengan 1 (TFR =
2,05 -2,10) pada tahun 20015/2020
Tercapainya keadaan Penduduk Tanpa
Pertumbuhan /PTP (laju pertumbuhan
penduduk sekitar atau = 0.96%) pada tahun
2050-2060
93. SASARAN Gerakan Keluarga
Berencana Nasional
1. Sasaran Langsung :
Keluarga dengan prioritas Pasangan Usia Subur
(PUS)
2. Sasaran Tidak Langsung :
a. Tokoh Masyarakat (Formal dan Informal)
b. Petugas
c. Institusi Masyarakat
d. Lembaga Swadaya dan Organisasi
Masyarakat
(LSOM)
e.Lembaga Swasta
94. PROGRAM-PROGRAM GKBN
1. Komunikasi Informasi dan Edukasi
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan , kesadaran
dan sikap serta perilaku sasaran dalam rangka
mewujudkan NKKBS. Kini diarahkan pada :
a. peningkatan ber KB
b. peningkatan kemandirian dalam berKB
c. penjagaan dan penanggulangan HIV/AIDS
- reproduksi sehat remaja
- pemahaman dan pelaksanaan fungsi-fungsi
keluarga
- peningkatan produktivitas keluarga
- pemberdayaan wanita
95. Fungsi Keluarga
Fungsi Keagamaan, berfungsi sebagai wahana
untuk menciptakan suluruh anggota keluarga menjadi
insan-insan agamais yang penuh iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Fungsi Sosial Budaya, berfungsi untuk menggali,
mengembangkan, melestarikan kekayaan sosial
budaya .
Fungsi Kasih Sayang, berfungsi untuk mewujudkan
proses pengembangan timbal balik rasa dan kasih
sayang untuk setiap keluarga
Fungsi Perlindungan, berfungsi sebagai tempat
perlindungan yang memberikan rasa,tentram lahir dan
batin
96. Lanjutan
Fungsi Reproduksi, berfungsi memberikan
keturunan yang berkualitas.
Fungsi Mendidik dan Sosialisasi, menjadi
pendidik yang pertama dan utama bagi anak
dalam menumbuh-kembangkan kekuatan phisik,
mental sosial, spiritual secara serasi, selaras dan
seimbang.
Fungsi Ekonomi, berfungsi meningkatkan
ketrampilan dalam usaha ekonomis produktif
Fungsi Pelestarian Lingkungan, menempatkan
diri dalam lingkungan sosial budaya dan
lingkungan alam yang dinamis.
97. Pelayananan Kesehatan
Reproduksi
Pembinaan pelayanan sesuai standar
Pemberian pelayanan Komunikasi Inter
Personal/Konseling
Pelayanan Konseling meliputi juga substansi
HIV/AIDS
Penanganan kejadian efek samping dan
komplikasi dilakukan dengan merujuk ke
fasilitas pelayanan yang lebih tinggi
Menjaga mutu pelayanan dilaksanakan
bersama dengan organisasi profesi
98. Pemberdayaan Keluarga
Tenaga Terampil
Program – program sebagai berikut :
UPPKS : Upaya Peningkatan
Pendapatan Keluarga
Sejahtera
TAKESRA : Tabungan Keluarga
Sejahtera
KUKESRA : Kredit Usaha Keluarga
Sejahtera
99. Pengembangan Pembinaan
Balita, Remaja, dan Lansia
BKB Balita : Alat Permainan Edukasi
(APE)
BKR Remaja : Reproduksi Sehat
BKL Lansia : Bina keluarga lansia
100. Pengembangan
Kependudukan
Pengkajian kebijakan kependudukan
Mengembangkan kegiatan yang memberikan
dukungan terhadap penurunan fertilitas antara
lain :
- Pengembangan usaha ekonomi untuk ibu-ibu
- Kukesra
- Kampanye penggunaan ASI
- Kampanye wajib belajar sembilan tahun
- Kampanye untuk tidak mempekerjakan tenaga
kerja
anak.
102. PROGRAM KELUARGA BERENCANA
NASIONAL Tahun 2001
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Nomor
90/HK-010/B5/2001.
Tentang VISI DAN MISI PROGRAM
KELUARGA BERENCANA DAN
PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA
VISI : “ Keluarga Berkualitas 2015 “ =
mewujudkan keluarga yang sejahtera, sehat,
maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal
, berwawasan ke depan, bertanggung jawab,
harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
103. Lanjutan
Misi :
Memberdayakan dan menggerakkan
mesyarakat untuk membangun keluarga kecil
berkualitas
Menggalang kemitraan dalam peningkatan
kesejahteraan, kemandirian, ketahanan
keluarga, dan kualitas pelayanan.
Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi.
Meningkatkan upaya-upaya promosi ,
perlindungan dan upaya mewujudkan hak-hak
reproduksi
104. Lanjutan
Meningkatkan upaya pemberdayaan
perempuan dalam mewujudkan kesetaraan
dan keadilan jender dalam pelaksanaan
program KB nasional.
Mempersiapkan pengembangan SDM
potensial sejak pembuahan sampai dengan
lanjut usia.
Menyediakan data dan informasi keluarga
berbasis data mikro untuk pengelolaan
pembangunan khususnya menyangkut upaya
pemberdayaan keluarga miskin.
105. STRATEGI
A. Prinsip Integrasi
Integrasi konsep KB dalam konsep kesehatan
reproduksi dan hak-hak reproduksi serta kesetaraan
dan keadilan jender.
Integrasi kegiatan Pemberdayaan Keluarga dengan
pelayanan KB dan pemberdayaan perempuan.
Integrasi Program Kesehatan Reproduksi Remaja
dengan Program KB dan Kesehatan Reproduksi.
Integrasi program penguatan jaringan dan
kelembagaan KB dengan program pengembangan
institusi pelayanan masyarakat lainnya.
Integrasi program KB nasional dengan program -
program pembangunan lainnya
106. lanjutan
B. Prinsip Desentralisasi
Penegasan jenis dan peningkatan
kewenangan
Sistim dan kebijakan sumber daya manusia
Dukungan infrastruktur lintas sektoral
Mekanisme pengendalian yang handal
Pendelegasian wewenang operasional
dengan pendekatan wilayah paripurna
107. lanjutan
C. Prinsip Pemberdayaan
Peningkatan kapasitas pengelola dan
pelaksana program KB nasional.
Peningkatan kualitas kepemimpinan
Pemberdayaan institusi masyarakat dalam
program KB nasional dan pemberdayaan
keluarga
Pemberdayaan masyarakat, keluarga dan
individu dalam rangka meningkatkan
kemandirian
Pemberdayaan perempuan dalam
pelaksanaan program KB nasional
Pemantapan jaringan kerja program KB
108. lanjutan
D. Prinsip Kemitraan
Koordinasi dalam rangka kemitraan yang tulus
dan setara
Partisipasi Aktif Masyarakat
Kerjasama Internasional
E. Prinsip Segmentasi Sasaran
Keberpihakan pada keluarga rentan
Perhatian terhadap sehmen khusus
Data dan informasi keluarga
Partisipasi pria dalam rangka kesetaraan dan
keadilan jender
109. POKOK-POKOK PROGRAM
A. Program Pemberdayaan Keluarga
Sejalan dengan visi program KB nasional,
yaitu “keluarga berkualitas 2015”, maka
pemberdayaan keluarga lebih dimaksudkan
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas
melalui upaya peningkatan kesejahteraan dan
ketahanan keluarga.
110. Pokok-pokok kegiatan Program
Pemberdayaan Keluarga
Penyelenggaraan dan peningkatan advokasi, KIE
dan komunikasi inter personal (KIP)/konseling
Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi
keluarga untuk menjadi tenaga yang siap
memasuki pasar kerja
Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
kewirausahaan
Pengembangan upaya pemberdayaan keluarga
yang memiliki balita, remaja, dan lansia serta
keluarga rentan.
Peningkatan kualitas lingkungan keluarga
111. lanjutan
B. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Tujuan
Program kesehatan reproduksi remaja
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku positif remaja dalam
kesehatan reproduksi sehingga betul-betul
mencapai keadaan ”wellness” yaitu suatu
keadaan dimana seseorang memiliki keadaan
fisik, mental dan sosial yang baik dan dapat
menghindari perilaku yang beresiko termasuk
perilaku seksual
112. lanjutan
Sasaran kinerja program reproduksi remaja
Menurunnya jumlah penduduk yang melangsungkan
perkawinan pada usia remaja
Meningkatnya pemahaman dan upaya masyarakat,
keluarga, dan remaja tentang kesehatan reproduksi
remaja.
Menurunnya jumlah kehamilan pada usia remaja
Menurunnya kejadian kehamilan pra nikah
Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku positif
remaja dalam hal penyakit menular seksual (PMS)
termasuk HIV/AIDS
Menurunnya prevalensi anemia bagi remaja
113. lanjutan
Pokok-pokok kegiatan
Promosi kesehatan reproduksi remaja terutama
dalam hal pendewasaan usia perkawinan
Advokasi kesehatan reproduksi remaja
KIE kesehatan reproduksi remaja
Konseling kesehatan reproduksi remaja
Dukungan pelayanan bagi remaja yang memiliki
masalah khusus
Peningkatan dukungan bagi kegiatan remaja yang
positif