SlideShare a Scribd company logo
1 of 114
DEMOGRAFI
(KEPENDUDUKAN)
Oleh : naomy marie tando
Defenisi
Demografi berasal dari kata Demos yag berarti
penduduk atau rakyat dan Grafein yang berarti
mencatat atau tulisan. Demografi berasal dari
bahasa Yunani yang berarti tulisan atau
catatan tentang rakyat atau penduduk sesuatu
negara.
Donald J. Boque :
Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang
jumlah, komposisi dan destribusi penduduk serta
perubahan-perubahan yang terjadi sepanjang
masa melalui 5 komponen yaitu : kelahiran,
kematian, migrasi, perkawinan dan mobilitas
sosial.
lanjutan
George W Barclay :
Demografi mempelajari secara statistik
gambaran keadaan penduduk secara
keseluruhan bukan perorangan.
John Graunt :
Dikenal sebagai bapak Demografi karena jasa
John Graunt dalam analisa data kelahiran dan
kematian yang kemudian memberikan
batasan-batasan umum tentang kematian,
kelahiran, dan migrasi dan perkawinan,
merupakan hukum-hukum tentang
pertumbuhan penduduk.
lanjutan
Paul E Vincent’ :
Demografi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari penduduk manusia, terutama
yang berhubungan dengan jumlah, struktur
dan perkembangannya.
Ruang Lingkup Demografi
Demografi bersifat antar disiplin ilmu
karena berkaitan erat dengan disiplin-
disiplin lain seperti matematika, biologi,
geografi, antara Banyak ahli Demografi
mempelajari disiplin lain dahulu sebelum
mengkhususkan diri dalam bidang
demografi. Bagaimana hubungan antara
variabel demografi dan bukan demografi.
Bagaimana pengaruh variabel bukan
demografi terhadap suatu variabel
demografi atau sebaliknya.
Tujuan Penggunaan Demografi
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk,
2. Mempelajari pertambahan penduduk waktu
lampau, penurunan, penambahan, dan
persebarannya,
3. Mempelajari perkembangan teori
kependudukan,
4. Mempelajari perkembangan penduduk dengan
berbagai aspek organisasi sosial,
5. Meramalkan perkembangan pertumbuhan
penduduk dengan berbagi permasalahannya.
TEORI-TEORI KEPENDUDUKAN
 Malthus , 1766 -1844 : Malthusianisme
- Bahan makanan dibutuhkan untuk hidup,
- Napsu antara pria dan wanita dibutuhkan
dan akan tetap keadaannya,
- Penduduk akan bertambah menurut deret
ukur dan bahan makanan akan bertambah
menurut deret hitung
penduduk
(checks to population)
dibedakan : Ultimate Check (hambatan akhir) berupa
bencana kelaparan, akibat perbedaan
jumlah penduduk dan bahan makanan.
 Immediate Check (hambatan segera)
berupa hambatan pencegahan melalui
penundaan usia kawin dan melahirkan di
negara yang telah maju dan hambatan
positif seperti pembunuhan, epidemi,
kemelaratan dan peperangan di negara
yang belum maju.
Kelemahan Teori Malthus :
 Manusia menekan laju pertumbuhan
penduduk pemakaian kontrasepsi.
 Migrasi penduduk dari tempat yang padat ke
tempat lain,
 Peningkatan teknologi pertanian :
- pengadaan bibit unggul,
- pemupukan,
- pengendalian hama dan penanganan pasca
panen,
- melipat gandakan hasil pertanian sehingga
ancaman kekurangan pangan dapat diatasi.
Lanjutan
 Manusia dapat memanfaatkan potensi laut
melalui Revolusi Biru, Rumput laut, ikan
dan berbagai hasil laut dapat
meningkatkan kesejahteraan manusia.
 Napsu seksual dan daya reproduksi
manusia bukanlah sesuatu yang konstan
tetapi dapat berubah-ubah. Malthus tidak
membedakan fekunditas dan fertilitas.
Kritik terhadap teori Malthus
 Malthus tdk memperhitungkan kemajuan
transportasi yg menghubungkan daerah satu
dengan yg lain sehingga pengiriman bahan
makanan ke daerah yg kekurangan pangan
mudah dilaksanakan
 Dia tdk memperhitungkan kemajuan pesat dlm
bidang teknologi, terutama terutama dlm
pertanian.
Lanjutan
 Malthus tdk memperhitungkan usaha
pembatasan kelahiran bagi pasangan
yg sudah menikah, artinya
pengontrolan kelahiran bagi Malthus
dianggap tdk bermoral.
 Fertilitas akan menurun apabila
terjadi perbaikan ekonomi dan
standard hidup penduduk dinaikkan
lanjutan
Teori Thomas Doubleday :
Mengemukakan adanya korelasi antara tingkat
kelahiran dan tingkat kemakmuran tingkat
kehidupan yang sulit akan merangsang orang
untuk menigkatkan kelahiran sedangkan tingkat
kehidupan yang makmur akan mengurangi
kemampuan melahirkan. Keadaan ini disebut
sebagai the real and great law of human
population. Kemampuan reproduksi manusia
dipengaruhi oleh pola makannya. Penduduk yang
makmur banyak makan daging hewan dan ini
menurunkan kemampuan reproduksinya.
Penduduk miskin kurang makan daging hewan
dan banyak makan sayuran yang menyebabkan
meningkatnya daya reproduksi.
Teori Fisiologi dan Sosial
Ekonomi
John Stuart Mill
Filosof + ekonom
Inggris
 Laju pertumbuhan penduduk
melampaui pertumbuhan
makanan
 Manusia dpt mempengaruhi
perilaku demografinya
 Manusia dg produktifitas
tinggi, cenderung ingin
keluarga kecil
 Standard of living adalah
determinan bagi fertilitas
 Kekurangan Kekurangan
pangan dpt diatasi dg migrasi
dan impor
lanjutan
Arsene Dumont
Ahli Demografi
Prancis
Buku :
Depopulation et
Civilization : “
Teori Kapilaritas
Sosial ( Social
Kapilarity Theory )
yaitu : kecenderungan
seseorang utk meraih
tempat yang lebih
tinggi .
lanjutan
 Emile Durkheim
Sosiolog
Prancis
 Diilhami teori Evolusi Darwin dan
Ibn Khaldun
 Wilayah dg tingkat kepadatan
penduduk tinggi, , maka akan
muncul persaingan yang keras
keras antar sesama anggotanya
utk mempertahankan hidupnya.
Misal: penduduk perkotaan.
 Masyarakat tradisional terdapat
persaingan hidup yg kecil
dibanding masyaraka tindustri.
lanjutan
 Michael
Thomas
Sadler
 Sadler Jika kepadatan
penduduk tinggi, , maka
daya reproduksinya akan
menurun. Sebaliknya, jika
kepadatan penduduk rendah,
, maka daya reproduksinya
akan meningkat.
lanjutan
Doubleday
Kelebihan pangan
merupakan determinasi
produksi, sebaliknya
kekurangan pangan
merupakan penunjang
ireproduksi.
Pengertian penduduk
Undang Undang RI Nomor 10 Tahun 1992
 Penduduk adalah orang dalam matranya sebagai diri pribadi,
anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan
himpunan kuantitas yang bertempat tinggal disuatu tempat
dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
 Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan
jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas,
penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan menyangkut
politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan
penduduk tersebut.
 Perkembangan Penduduk adalah segala kegiatan yang
berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang
meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas yang mempunyai
pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan hidup.
lanjutan
 Kualitas penduduk adalah kondisi
penduduk dalam aspek fisik dan non
fisik serta ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa yang merupakan dasar
untuk mengembangkan kemampuan
yang menikmati kehidupan sebagai
manusia yang berbudaya,
berkepribadian, dan layak.
 Mobilitas penduduk adalah gerak
keruangan penduduk dengan melewati
batas administrasi Daerah Tingkat II.
DINAMIKA KEPENDUDUKAN
 Perubahan jumlah penduduk ini disebut
dinamika penduduk.
 Dinamika penduduk yang menunjukkan selalu
bertambah banyak dari tahun ketahun disebut
Pertumbuhan Penduduk.
 Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4
komponen yaitu :
- kelahiran (fertilitas),
- kematian (mortalitas),
- migrasi masuk (in-migration) dan
- migrasi keluar (out-migration).
Lanjutan
 Pertambahan jumlah penduduk ini menyebabkan
akibat-akibat yang menyangkut segi fasilitas
kehidupan, dengan segala aspeknya.
Pertambahan penduduk yang terjadi karena
jumlah kelahiran lebih besar dari pada jumlah
kematian, disebut pertambahan alamiah. Bila
pertambahan penduduk terjadi karena jumlah
orang datang lebih besar dari pada orang yang
pergi, disebut pertambahan karena migrasi.
 Migrasi terdiri dari migrasi masuk (in-migration)
dan migrasi keluar (out-migration).
 Selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar
disebut migrasi neto (net-migration)
Kesimpulan:
 Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
penduduk diakibatkan oleh 4 komponen yaitu :
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
migrasi masuk dan migrasi keluar.
 Selisih antara kelahiran dan kematian disebut
”reproductive change” = perubahan
reproduktif = pertumbuhan alamiah (natural
increase).
 Selisih antara migrasi masuk dan migrasi
keluar disebut ”migrasi neto”.
 Jadi pertumbuhan penduduk hanya
dipengaruhi oleh 2 cara yaitu: melalui
perubahan reproduksi dan migrasi neto.
Pertumbuhan Penduduk
Perkembangan Penduduk Dunia dan Penduduk Di Indonesia
Peningkatan penduduk yang sangat cepat pada abad ke-20
disebabkan karena faktor-faktor :
 Adanya penemuan Penicilin pada tahun 1930 yang diikuti
dengan penggunaan antibiotika dan kemoterapi yang
meluas untuk memberantas penyakit infeksi.
 Perbaikan kesehatan masyarakat dengan berbagai
program di bidang pencegahan, gizi dan hygiene
sanitasi.
 Pelayanan kedokteran yang berkembang akibat teknologi
kedokteran mutahir.
 Pengendalian vektor penyakit dengan penggunaan anti
serangga secara luas
 Teknologi pertanian yang dapat melipatgandakan bahan
pangan dengan varietas unggul, pemupukan dan
penanganan pasca panen.
Tahun Jumlah penduduk Lamanya lipat dua
1650 Sekitar 545 juta 1650 tahun
1850 Sekitar 1.170 juta 200 tahun
1930 Sekitar 2.070 juta 80 tahun
1975 Sekitar 4.000 juta 45 tahun
2010 Sekitar 8.000 juta 35 tahun
Pada tahun 1665 penduduk dunia diperkirakan berjumlah 500 juta atau telah menjadi dua
kali lipat dibandingkan jumlah penduduk dunia pada tahun 1 masehi.
Pada tahun 1850 penduduk dunia menjadi 2 kali lipat dalam jangka waktu sekitar 200 tahun
dari tahun 1665. Pada tahun 1930 atau hanya 80 tahun dari tahun 1850 penduduk dunia bertambah
2 kali lipat. Pada tahun 1975 atau 45 tahun dari tahun 1930 penduduk dunia naik 2 kali lipat
menjadi sekitar 4 milyar.
Transisi Demografi
Defenisi :
Transisi demografi adalah perubahan
penduduk dari tingkat pertumbuhan yang
stabil tinggi (tingkat kelahiran dan
kematian yang tinggi) ke tingkat
pertumbuhan rendah (tingkat kelahiran dan
kematian yang rendah
Blacker mengemukakan lima tahap
evolusi/transisi Demografis :
 Tahap stasioner yang tinggi dimana tingkat kelahiran
maupun tingkat kematian yang tinggi. Belum ada
pengendalian pertambahan jumlah penduduk sehingga
penduduk bertambah cukup tinggi.
 Hygiene sanitasi yang jelek, penyakit infeksi,
gangguan gizi dan kelaparan menyebabkan terjadinya
banyak kematian sehingga pada tahap ini jumlah
penduduk keadaan stabil tinggi
 Tahap perkembangan awal dimana tingkat kelahiran
masih tinggi tetapi tingkat kematian mulai menurun.
Kematian mulai menurun karena adanya perbaikan
program kesehatan masyarakat dan pelayanan
kedokteran yang baik akibat kemajuan teknologi
kedokteran serta perbaikan bidang pertanian. Pada
tahap ini terjadi pertambahan jumlah penduduk yang
pesat.
Lanjutan
 Tahap perkembangan akhir dimana mulai terjadi
penurunan tingkat kelahiran tetapi tingkat kematian
menurun lebih cepat. Pada tahap ini pertambahan
penduduk tetap terjadi.
 Tahap stasioner rendah dimana tingkat kelahiran dan
tingkat kematian sama-sama telah menurun. Pada
tahap ini pertambahan penduduk telah mendekati nol
atau zero population growth dimana jumlah yang lahir
telah seimbang dengan jumlah yang mati.
 Tahap menurun dimana tingkat kelahiran lebih rendah
dari tingkat kematian sehingga jumlah penduduk
terjadi penurunan. Tahap ini dicapai oleh negara maju
yang modern dimana emansipasi wanita telah
mensejajarkan kedudukan wanita dan lelaki. Karier
wanita menolak untuk hamil dan melahirkan.
Masalah Kependudukan
Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya
angka kelahiran Indonesia adalah :
 umur rata-rata pada perkawinan pertama
 lamanya masa perkawinan masih sering terjadi kawin-
cerai, malah study KAP di Jakarta pada wanita 40
tahun, 21% menikah 2 kali atau lebih,12% malah lebih
dari dua kali.
 Peraturan - peraturan sosial dan tunjangan gaji
 tingginya proporsi penduduk wanita masa reproduktif
dari proporsi total seluruh wanita
Komposisi dan Piramida
Penduduk
 Komposisi penduduk adalah pengelompokan
penduduk berdasarkan jenis kelamin, kelompok
umur, jenis pekerjaan, jenis pendidikan, agama
dan sebagainya.
 Piramida penduduk merupakan gambaran
mengenai pengelompokan penduduk menurut
umur dan jenis kelamin, disuatu wilayah dan
waktu tertentu.
 Komposisi umur dan jenis kelamin suatu
penduduk secara grafik dapat digambarkan
dalam bentuk piramida penduduk.
Sejarah Sensus Penduduk
 Sejarah Sensus Penduduk Sensus
Penduduk Cacah Jiwa ) kali pertama
dilakukan di Babilonia 4000 th SM, (Jiwa)
pertamadilakukan di Mesir 2500 BC & di
Cina 3000 BC. Pada abad ke 16 dan 17
sensus penduduk dan17 juga pernah
dilakukan di Italia, Sisilia dan Spanyol .
Tujuan Sensus saat itu Spanyol. Saat untuk
tujuan militer , pemungutan pajak dan
perluasan teritorial kerajaan militer,
Sensus secara modern dilaksanakan di
Quebec th 1666, di Swedia th 1749.
Lanjutan
 Amerika Serikat sensus mulai dilakukan th
1790 & di Inggris th 1801 yg diikuti oleh
masing masing negara jajahannya masing-
masing.
 Di Indonesia, Raffles melakukan sensus pd
th 1815, selanjutnya th 1920, 1930. Di Jawa
, sensus dilakukan secara de facto sedang
di luar Jawa secara de jure Jawa, luarJawa
Sejak merdeka sampai th 2000 Indonesia
telah melakukan sensus pd th 1961, 1971,
1980, 1990 dan th 2000. dan itu kerajaan
jajahannya.
Cara penggambaran piramida
penduduk
1. Sumbu vertikal untuk distribusi umur
2.Sumbu horisontal untuk jumlah penduduk dapat
absolut maupun presentase
3.Dasar piramida dimulai untuk umur muda (0-4)
tahun semakin keatas untuk umur yang lebih
tua.
4.Puncak piramida untuk umur tua sering dibuat
dengan sistim ’open end interval’ artinya , misal
untuk umur 75, 76, 77, 78 dan seterusnya cukup
dituliskan 75 +.
5. Bagian sebelah kiri untuk penduduk laki-laki dan
bagian sebelah kanan untuk penduduk
perempuan.
6.Besarnya balok diagram untuk masing-masing
kelompok umur harus sama.
Faktor-faktor demografik yang
mempengaruhi laju pertumbuhan
penduduk
Beberapa Ukuran Dasar Demografik
1. Tingkat kelahiran (Fertilitas)
Fertilitas yaitu banyaknya bayi yang lahir (jumlah
kelahiran) yang terjadi pada suatu daerah tertentu
untuk tiap 1000 penduduk pertahun. Tingkat
kelahiran atau fertilitas 45 artinya dalam setiap
1000 orang penduduk setahun terdapat kelahiran
bayi sebanyak 45 orang. Bila suatu daerah atau
negara terdapat kelahiran sebesar :
- Lebih dari 30, digolongkan tinggi
- 20 sampai 30, digolongkan sedang
- Kurang dari 20 orang digolongkan rendah.
Pengertian Fertilitas live birth
:
adalah proses lahirnya seorang bayi dari rahim
perempuan dengan adanya tanda tanda kehidupan ,
seperti bernafas , menangis , bergerak , dsb
ATAU kemampuan wujud reproduksi aktual dari
seorang wanita atau sekelompok individu.
 Beberapa istilah
 Fekunditas : kemampuan wanita untuk menghasilkan
keturunan,
 Infekunditas/sterilitas : ketidak mampuan fekundity
 Subfekunditas : kemampuan fekundity dibawah rata rata.
 Vital rates : pengukuran jumlah kelahiran pd tahun
tertentu dihubungkan dg jumlah penduduk yg memiliki
resiko melahirkan pd tahun tersebut
Pengukuran Fertilitas
 Pengukuran Fertilitas Tahunan Vital Rates :
adalah pengukuran kelahiran bayi pada
tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah
penduduk yang mempunyai resiko untuk
melahirkan pada tahun tersebut
 Pengukuran Fertilitas Kumulatif : adalah
pengukuran jumlah rata rata anak yang
dilahirkan oleh seorang perempuan hingga
mengakhiri batas usia suburnya
Pengukuran Fertilitas Tahunan (
Vital Rates ):
 adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu
dihubungkan dengan jumlah penduduk yang
mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun
tersebut.
 Ukuran-ukuran Fertilitas Tahunan :
1. Tingkat Fertilitas Kasar ( Crude Birth Rate ).
2. Tingkat Fertilitas Umum ( General Fertility Rate ).
3. Tingkat Fertilitas Menurut Umur ( Age Specific
Fertility Rate ).
4. Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran ( Birth
Order Specific Fertility Rates ).
Tingkat Fertilitas Kasar ( Crude Birth
Rate )
adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu
tahun tertentu tiap 1000 penduduk
 Dimana
 CBR = Crude Birth Rate
 Pm = Penduduk pertengahan tahun
 k = Bilangan konstan yg biasanya 1000 :
 B = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu
CBR = B/Pm x K
)
adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita
usia reproduksi adalahjumlah usia 14-49 atau
15 - 44 th ) pada tahun tertentu
Dimana :
GFR = General Fertility Rate
B = Jumlah kelahiran
Pf (15 - 49) = Jumlah penduduk perempuan
umur 15 - 49 th pada pertengahan tahun.
k = Bilangan konstan yg biasanya 1000
GFR = B/Pf ( 15 – 49 ) x
k
Tingkat Fertilitas Menurut Umur ( Age Specific Fertility
Rate )
adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada
tiap kelompok umur dan tahun tertentu
 Dimana
 ASFR = Age Specific Fertility Rate
 Bi = Jumlah kelahiran bayi pada kelompok
umur (i)
 Pfi = Jumlah perempuan kelompok umur (i )
pd th tt
 k = angka konstanta (1000 )
ASFR = Bi /Pfi x k
Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran (
Birth Order Specific Fertility Rates ) adalah
perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi
oleh wanita pada umur dan tahun tertentu
 Dimana
 BOSFR = Birth Order Specific Fertility Rates
 Bo = Jumlah kelahiran urutan ke 1
 Pf (15 - 49) = Σperempuan umur15-49 th pd
pertengahan tahun
 K = bilangan konstan(1000)
BOSFR = Σ Bo/ Pf ( 15-49 ) x k
Pengukuran Fertilitas
Kumulatif
Ukuran - ukuran Fertilitas Kumulatif
:
 Tingkat Fertilitas Total ( Total
Fertility Rates ).
 Gross Reproduction Rates
 Net Reproduction Rates
Lanjutan
Sumber dan cara mendapatkan data :
 Registrasi, Dapat menjadi salah satu sumber
data kelahiran apabila semua kejadian kelahiran
tercatat dengan baik seperti dirumah bersalin,
rumah sakit, bidan dan penolong persalinan.
 Sensus, Sensus biasanya dilaksanakan tiap 10
tahun sekali. Data yang didapatkan melalui
sensus biasanya mengankat komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin,
 Survei, Survei kependudukan dilaksanakan untuk
waktu – waktu tertentu sesuai kebutuhan yang
diperlukan.
Lanjutan
 Sensus Penduduk adalah
Proses keseluruhan dari pengumpulan ,
pengolahan , pengumpulan,
pengolahanpenyajian , dan penilaian data
penduduk yg menyangkut penyajian, ciri
ciri demografi , sosial ekonomi , dan
lingkungan hidup.
Lanjutan
Karakter pelaksanaan Sensus :
 Bersifat Individual, yg berarti informasi
data dikumpulkan dari individu baik sgb
anggota rumah tangga ataupun anggota
masyarakat
 Bersifat Universal, pencacahan
menyeluruh
 Pencacahan diselenggarakan serentak
 Sensus dilaksanakan secara periodik pd
tiap tahun
Informasi Kependudukan yg
diperoleh dlm sensus
 Geografi dan migrasi penduduk
 Rumah tangga
 Karakter sosial dan demografi
 Kelahiran dan kematian
 Karakteristik pendidikan
 Karakteristik ekonomi
Kelemahan-kelemahan data
demografi yang didapat melalui
sensus
 Keterangan tentang jumlah anak yang pernah
dilahirkan sangat tergantung pada daya ingat dari
Ibu. Semakin tua umur ibu semakin besar
kemungkinan melupakan jumlah anak yang
pernah dilahirkan, apalagi bila anak yang
dilahirkan tersebut telah meninggal.
 Keterangan mengenai usia seseorang sangat
tergantung pada catatan kelahiran yang dimiliki,
tidak jarang banyak penduduk yang tidak
mengetahui tanggal, bulan dan tahun lahirnya
sehingga untuk menentukan usianya hanya
berdasarkan perkiraan saja.
Tahapan sensus di Indonesia
 Pemerintah memberi
mandat pd Badan pusat
Statistik utk melakukan
melakukan sensus , lalu
BPS menyiapkan draft
pertanyaan
 Melatih petugas sensus
sensus utk mendapatkan
data sensus dengan draft
nanti dibawa
 Membagi wilayah dlm
wilayah pencacahan
(wilcah)
 Wilcah dibedakan antara
wilcah pedesaan dan dan
wilcah perkotaan
 Pencacahan dilaksanakan dg
sistem aktif (mendatangi, RT
dg membawa draft
pertanyaan sensus) pd ) hari
“ H “ (tgl 30 Juni)
 Juga melaksanakan PODES
(pencacahan potensi desa) &
pemetaan desa
 Hasil sensus diolah oleh
BPS dan diumumkan
 Juga dilakukan sensus
khusus berdasar sampel,
misal: : sensus pertanian, ,
sensus industri, , survei
angkatan kerja nasional, , dll
Konsep yg dipergunakan dlm
sensus
 Penduduk yg dicacah
 Blok sensus
 Klasifikas daerah perkotaan
atau pedesaan
 Bangunan
 Ruma tangga
a. Orang yg tinggal di
asrama
b. Orang yg tinggal di LP
c. Indekost
 Anggota rumah tangga
Regristasi Penduduk
:
adalah proses
pencatatan
penduduk yang
dilakukan secara
mandiri oleh warga
ketika terjadi
perubahan -
perubahan jumlah
penduduk , Ini
dilakukan oleh
Depdagri melalui
kantor desa
Permasalahan yg muncul
akibat sistem pencatatan
ini
 Seorang bayi yg mati setelah
lahir, , harusnya dilaporkan
sebagai proses kelahiran &
kematian, namun hal ini
biasanya tdk dilaporkan
 Terlambatnya pelaporan
kelahiran
 Jauhnya jarak kantor desa dg
rumah warga
 Kelahiran akibat kehamilan
diluar nikah , tdk dilaporkan
krn dianggap aib.
Survei Penduduk
:
adalah proses pencacatan informasi
tentang penduduk berdasarkan
kekhususan bidang kajian secara lebih
luas dan mendalam.
Contoh :
 Survei mobilitas penduduk surabaya
 Survei fertilitas masyarakat surabaya , dll
Survei penduduk dilakukan karena Sensus
dan Regristasi penduduk memiliki
keterbatasan dan kelemahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
fertilitas
 Pendidikan, Pendidikan merupakan salah satu
variabel yang kuat pengaruhnya terhadap tingkat
kelahiran.
 Jumlah wanita usia subur (WUS), Apabila jumlah
wanita usia subur tinggi maka pasangan usia
subur juga akan meningkat sehingga angka
kelahiran juga akan bertambah.
 Usia Pertama kali kawin, anak gadisnya belum
kawin pada usia diatas 15 tahun,
 Faktor budaya, adat istiadat dan kepercayaan,
Makin banyak anak maka makin luas sawah dan
ladang yang dapat digarap sehingga hasil panen
juga akan bertambah.
 Sosio-ekonomi, Pekerjaan dan status ekonomi
seseorang mempengaruhi tingkat fertilitasnya.
Lanjutan
2. Tingkat kematian (Mortalitas)
Yaitu jumlah kematian yang terjadi pada suatu
daerah tertentu untuk tiap 1000 orang
penduduk per tahun(tahun tertentu).
Tingkat kematian atau mortalitas 21 artinya
dalam tiap 1000 orang penduduk terdapat
kematian sebesar 21. Bila suatu daerah atau
negara memiliki mortalitas sebesar :
9 – 13 orang digolongkan rendah
14 – 18 orang digolongkan sedang
lebih dari 18 orang digolongkan tinggi.
lanjutan
 Crude Birth Rate dan Crude Death Rate,
Tingkat kelahiran dan kematian tersebut di
atas adalah tingkat kelahiran dan kematian.
 Specific Birth Rate dan Specific Death Rate,
perhitungannya memasukkan golongan
umur dan jenis kelamin.
 Infant Mortality Rate, tingkat kematian bayi .
lanjutan
Tingkat kematian bayi dihitung dari beberapa bayi yang
meninggal dibagi dengan jumlah bayi yang lahir hidup
dikalikan dengan 1000, jadi rumusnya adalah ;
Jumlah bayi yang mati (usia 0-1 tahun) X
1000
Jumlah bayi yang lahir hidup
Untuk tingkat kematian bayi (usia 0 – 1 tahun):
125 orang digolongkan sangat tinggi
75-125 orang digolongkan tinggi
35-75 orang digolongkan sedang
Kurang dari 35 orang, digolongkan rendah
Beberapa Ukuran Demografi
Berkaitan dengan Keluarga
Berencana
 Kematian Ibu / Maternal Death (WHO):
Kematian seorang ibu yang sedang hamil sampai
waktu 42 hari setelah pengakhiran kehamilan, tidak
tergantung dari umur maupun letak kehamilannya,
 Kelahiran Hidup / Live Births (WHO) : Adanya
tanda-tanda kehidupan saat fetus dipisahkan dari
ibunya.
 Kelahiran Mati (Fetal Deaths (WHO) : tidak ada
tanda-tanda kehidupan saat fetus dipisahkan dari
ibunya.
 Stillbirths (WHO) : Kematian fetus yang terjadi dari
minggu ke-28 kehamilan sampai dengan
kelahirannya.
lanjutan
 Kematian bayi/Infant mortality (WHO) :
Semua kematian yang terjadi selama tahun
pertama setelah kelahiran hidup. Dinyatakan
per 1000 kelahiran hidup.
- Neonatal deaths : Kematian yang terjadi
dalam
28 hari pertama setelah kelahiran.
- Post-neonatal deaths : Kematian yang
terjadi
sejak hari ke 29 sampai dengan 1 tahun
setelah
lanjutan
 Perinatal Mortality (WHO) : Stillbirths +
kematian yang terjadi selama minggu pertama
setelah kelahiran. Dinyatakan per 1000 total
births, termasuk stillbirths + live births.
 Contraceptive Prevalence Rate (CPR) (%) :
Prosentase dari wanita menikah, berumur 15-49
tahun, yang memakai kontrasepsi
PERKEMBANGAN KELUARGA
BERENCANA DI INDONESIA
Laju pertumbuhan penduduk dunia yang tinggi
disebabkan :
 Ditemukannya obat-obat anti biotika sehingga
banyak kematian karena penyakit infeksi dapat
dicegah.
 Ditemukannya vaksinasi sehingga banyak
penyakit-penyakit dapat dihindarkan (penyakit
karena virus)
 Ditemukannya anti serangga sehingga dapat
membunuh pelbagai macam serangga
penyebar penyakit.
lanjutan
 Kemajuan pesat dalam bidang
ilmu dan teknologi kedokteran
 Kemajuan dalam pendidikan
kesehatan
 Kemajuan dalam perbaikan
kesehatan lingkungan dan
keadaan gizi
 Kemajuan dalam bidang
Keluarga Berencana meliputi 3
kegiatan pokok
 Marriage counceling (nasehat
perkawinan)
 Infertility treatment =
pengobatan kemandulan
 Birth Spacing = pengaturan
kelahiran.
Sejarah Perkembangan
 Usaha untuk mencegah kelahiran telah
lama dikenal, sejak 1850 tahun sebelum
masehi yang banyak dipraktekkan di Mesir
Kuno.
 Palestina pada sekitar 330 tahun sebelum
masehi.
 Keluarga Berencana yang sistimatik baru
muncul pada permulaan abad 20 yang
dipelopori oleh Margaret Sanger (1879 –
1966).
Lanjutan
 Birth Control (1924) dalam majalah The
Woman Robel. pencegahan kehamilan atas
pertimbangan kesehatan dan keadaan sosial
 Di Indonesia pada tanggal 23 – 12 1957
didirikan Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) yang diketuai oleh dr. H.
Soeharto.
 Program Keluarga Berencana mulai
diprogramkan pada tahun 1967 setelah
pemerintah Indonesia ikut menandatangani
Deklarasi PBB tentang kependudukan (United
Nations Declaration on Population).
lanjutan
 Pada 17 Oktober 1968 didirikan Lembaga
Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang
masih merupakan badan semi pemerintahan.
 Pada tahun 1970 melalui Keppres No. 8/1970
dibentuk Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN)
 Pada April 1972 melalui Keppres RI No.
33/1972 status dan fungsi BKKBN lebih
ditegaskan dan ditingkatkan menjadi lembaga
pemerintah non departemen yang
berkedudukan langsung dibawah Presiden.
Sejarah Keluarga Berencana di
Indonesia
1952
- Yayasan Kesejahteraan Keluarga di
Yogyakarta.
- Biro Konsultasi kehamilan dan kelahiran,
- Penitipan anak, Masalah pendidikan
seksual.
1953
Suatu kelompok kecil orang-orang swasta
mulai memajukan paham Keluarga
Berencana
lanjutan
1970
Presiden Soeharto melantik Dewan Pembimbing
Nasional 29 Juni 1970 Melalui Surat Keputusan
Presiden No 8 thn 1970 BKKBN ditetapkan
sebagai lembaga Pemerintah non departemen
yang dipimpin oleh ketua yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden.
1970
Ditetapkan program Keluarga Berencana 5 tahu
Biaya import alat kontrasepsi dihapuskan.
29 Juni 1993
ditetapkan sebagai” Hari Keluarga Nasional”
(HARGANAS)
lanjutan
1969 Dalam GBHN dan seterusnya program
KB dimasukkan sebagai bagian integral yang
tidak terpisahkan dari Program Pembangunan
Nasional.Keberhasilan pembangunan di
bidang kependudukan /KB dimasukkan
sebagai salah satu dari 8 sukses kepala
Daerah di seluruh Indonesia
April 1992
Pemerintah bersama DPR-RI menetapkan
Undang-Undang no 10 thn 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera
Tugas pokok BKKBN menurut
Keppres No. 38 tahun 1978 :
 Merumuskan kebijaksanaan program KB Nasional
 Merumuskan kebijaksanaan kependudukan yang
mendukung program KB nasional secara menyeluruh
dan terpadu
 Mengkoordinasi perencanaan, mengadakan supervisi
dan evaluasi terhadap pelaksanaan program KB
nasional
 Mengkoordinasi dan melakukan supervisi terhadap
berbagai sumber daya, dana dan sarana baik dari
dalam negeri maupun luar negeri dalam pelaksanaan
program KB dan program kependudukan
 Membina kegaiatan kerjasama dengan negara asing
dan badan-badan internasional dalam bidang KB dan
kependudukan.
 Menyelenggarakan pendidikan dan latihan tenaga di
dalam program KB dan Kependudukan.
Keppres No. 109 tahun 1993
 Gerakan KB dan pembangunan keluarga sejahtera
nasional sebagai bagian integral pembangunan nasional.
 Mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera
melalui pengelolaan gerakan KB dan pembangunan
keluarga sejahtera nasional secara menyeluruh dan
terpadu.
 Pembinaan gerakan pembangunan keluarga sejahtera
nasional dan pengembangan pelaksanaan
kependudukan yang meliputi : ketahanan fisik dan non
fisik keluarga sejahtera.
 Pengembangan program gerakan KB dan keluarga
sejahtera melalui penelitian biomedis dan reproduksi
manusia.
Tujuan keluarga Berencana
Tujuan antara
 Menurunkan angka pertambahan penduduk
menjadi 50 % dibandingkan dengan angka
pertambahan penduduk tahun 1971. semula
direncanakan akan dicapai pada tahun 2000
tetapi kemudian dipercepat pada tahun 1990.
Tujuan akhir
 Membudayakan norma keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera (NKKBS)
Dalam keluarga berencana
dikenal 2 program
1. Program komunikasi informasi dan
edukasi KIE, PLKB, Jupen KB,
Puskesmas, PKBI dan lain-lain.
2. Program pelayanan kontrasepsi (PK)
 Klinik Keluarga Berencana (KKB)
 Tim Medis Keliling Keluarga Berencana
(TMKKB)
Klinik keluarga berencana
dikenal
 KKBS (sempurna), Yang melayani semua
cara kontrasepsi termasuk cara operasi
(Mow, Mop) Medis operasi wanita, Medis
operasi pria
 KKBL (lengkap), Melayani beberapa cara
kontrasepsi tidak termasuk operasi
 KKB sederhana, Melayani cara kontrasepsi
sederhana seperti kondom, diafragma, jelly
dan pil KB
ISTILAH-ISTILAH
 Akseptor KB (peserta keluarga berencana),
Adalah pasangan usia subur (PUS) dimana
salah seorang dari padanya menggunakan salah
satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan
pencegahan kehamilan baik melalui program
maupun non program.
 Akseptor baru, Adalah pasangan usia subur
(PUS) yang baru pertama kali menggunakan
salah satu cara/alat kontrasepsi dan/atau PUS
yang menggunakan kembali salah satu
cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir
masa kehamilannya (baik kehamilan yang
berakhir dengan keguguran lahir mati ataupun
yang menghasilkan lahir hidup).
LANJUTAN
 Pasangan Usia subur (PUS), Adalah suami-istri
yang hidup bersama dimana istrinya berusia
antara 15 tahun sampai 45 tahun .
 Current User (CU), Adalah peserta KB aktif yang
sampai saat ini masih menggunakan salah satu
cara/alat kontrasepsi.
 Ever user , Adalah pasangan usia subur yang
pernah menggunakan salah satu cara/alat
kontrasepsi, sekarang masih menggunakan atau
tidak mengalami lagi.
 Akseptor aktif kembali , Adalah pasangan usia
subur yang telah berhenti menggunakan selama
3 bulan atau lebih yang tidak diselingi oleh
suatu kehamilan dan kembali menggunakan
cara kontrasepsi baik dengan cara yang sama
Rumusan Tahapan Kualitas
Keluarga
 Keluarga Pra-Sejahtera,
 Keluarga Sejahtera tahap I
 Keluarga Sejahtera tahap II
 Keluarga Sejahtera tahap III
 Keluarga Sejahtera tahap III plus
Kehamilan Resiko Tinggi
 Kehamilan < usia 18 Tahun
 Wanita masih dalam masa pertumbuhan, sehingga
panggulnya relatif masih kecil
 Biologis sudah siap, psikologis belum matang
 Stillbirths meningkat
 Kematian bayi meningkat
 Kehamilan > usia 35 tahun
- Problem kesehatan seperti hipertensi,
diabetes
mellitus,anemia, penyakit-penyakit kronis
lain.
- Cacat bawaan/ kelainan genetik.
LANJUTAN
Kehamilan > 4 anak/ spacing < 2 tahun
 Berat badan lahir rendah
 Nutrisi kurang
 Waktu/lama menyusui berkurang
 Kompetisi dalam sumber-sumber keluarga
 Lebih sering terkena penyakit
 Tumbuh kembang lebih lambat
 Pendidikan/intelegensia dan pendidkan
akademis lebih rendah
Sebab-sebab kematian Ibu
dengan kehamilan
• Perdarahan : 40-60 %
Sebab-sebab:
- Atonia uteri
- Perdarahan pada kehamilan lanjut : plasenta previa, sulusio
plasentae
- Ruptura uteri
- Perlukaan jalan lahir
• Toksemia gravidarum : 20-30 %
Resiko lebih tinggi pada primigravidadan multipara
• Infeksi / sepsis : 20-30 %
Terjadi pada komplikasi persalinan yang menimbulkan kerusakan
jaringan
Penyulit-penyulit lain
 Prolapsus uteri :
2-7 x > pada Para atau lebih
Wanita usia lebih tua
 Diabetes mellitus
 Malnutrisi dan anemia
Safe Motherfood
 Bagian terbesar ibu-ibu melahirkan dirumah
 < 50 % kelahiran ditolong oleh petugas kesehatan
yang terlatih
 Sejumlah subtansial kematian ibu terjadi pada
tingkat masyarakat
 Fasilitas kesehatan di daerah pedesaan terisolasi
karena infrastruktur dan komunikasi
 Keterbatasan jumlah dokter dan penyebaran yang
tidak merata dari sumber-sumber kesehatan
terutama didaerah pedesaan
Penanganan Problem
 Pengenalan dini, manajemen dan referal ibu-
ibu dengan persalinan yang tidak lancer
(obstructed labour)
 Masase uterus, pelepasan plasenta manual
dan pemakaian aman obat-obat oksitosik,
yang dapat diajarkan kepada petugas
kesehatan, untuk mencegah perdarahan
sesudah persalinan.
 Deteksi dini dan infeksi setelah persalinan dan
pemakaian yang aman dari antibiotika
 Deteksi dini dan manajemen yang memadai
dari penyakit-penyakit hipertensif selama
kehamilan
Tujuan
 Mewujudkan Keluarga Kecil yang Bahagia
dan Sejahtera (NKKBS)
Target Demografis :
Penurunan angka fertilitas dari
44% pada tahun 1971 menjadi
22 % pada tahun 1990”
Sasaran Program Nasional KB
 Sasaran langsung
Yaitu pasangan usia subur (PUS) 15-49 tahun),
dengan jalan mereka secara bertahap menjadi
peserta KB yang aktif lestari, sehingga memberi
efek langsung penurunan fertilitas.
 Sasaran tidak langsung :
Yaitu organisasi-organisasi , lembaga-lembaga
kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah
maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim-
ulama, wamita dan pemuda), yang diharapkan
dapat membrikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS sekaramg keluarga kecil
berkwalitas.
Strategi Program Nasional KB
 Perluasan jangkauan
 Pembinaan
 Pelembagaaan dan Pembudayaan
Definisi Keluarga Berencana
Menurut WHO (World Health Organisation) Expert
Committee 1970 :
Adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk :
 Mendapatkan objek-objek tertentu
 Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
 Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
 Mengatur interval diantara kehamilan
 Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri
 Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Komponen Dalam Pelayanan
Kependudukan/KB
 Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
 Konseling
 Pelayanan kontrasepsi
 Pelayanan infertilitas
 Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi
perkawinan
 Konsultasi genetik
 Test keganasan
 Adopsi
GERAKAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL
(GKBN)
Secara bertahap potensi masyarakat mulai dari
tenaga dan fasilitas didayagunakan secara maksimal
dan proporsional sehingga kemudian disebut
”GERAKAN KB NASIONAL” (GKBN).
Peningkatan peran serta dan penggerakkan
masyarakat dalam pemberdayaan keluarga
melalui 4 program utama ( 4 upaya keluarga
berencana ) yaitu :
 Pendewasaan usia perkawinan
 Pengaturan Kelahiran
 Pembinaan Ketahanan Keluarga
 Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dalam
mewujudkan KKBS.
lanjutan
 VISI
Melembagakan dan membudayakan Norma
Keluarga Kecil, Bahagia dan Sejahtera dalam
rangka mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur
 MISI
Menumbuhkan serta meningkatkan kepedulian
dan peran serta masyarakat dalam rangka
pemberdayaan keluarga melalui 4 (empat) upaya
Keluarga Berencana, yaitu Pendewasaan Usia
Perkawinan, Pengaturan Kelahiran, Pembinaan
Ketahanan Keluarga, Peningkatan Kesejahteraan
Keluarga dalam mewujudkan Keluarga Kecil,
Bahagia dan Sejahtera.
TUJUAN
Gerakan Keluarga Berencana
Nasional
 Tercapainya usia perkawinan yang ideal
bagi seluruh calon pasangan keluarga
baru
 Tercapainya jumlah anak yang ideal bagi
seluruh keluarga dan masyarakat
 Tercapainya kelangsungan dan
keharmonisan kehidupan berkeluarga yang
damai dan tentram.
 Tercapainya produktivitas kerja dalam
meningkatkan ekonomi keluarga.
Lanjutan
 Turunnya TFR menjadi 2,509 pada tahun
2000
 Tercapainya keadaan Penduduk Tumbuh
Seimbang (PTS) dengan NRR (Net
Reproduction Rate) sama dengan 1 (TFR =
2,05 -2,10) pada tahun 20015/2020
 Tercapainya keadaan Penduduk Tanpa
Pertumbuhan /PTP (laju pertumbuhan
penduduk sekitar atau = 0.96%) pada tahun
2050-2060
SASARAN Gerakan Keluarga
Berencana Nasional
1. Sasaran Langsung :
Keluarga dengan prioritas Pasangan Usia Subur
(PUS)
2. Sasaran Tidak Langsung :
a. Tokoh Masyarakat (Formal dan Informal)
b. Petugas
c. Institusi Masyarakat
d. Lembaga Swadaya dan Organisasi
Masyarakat
(LSOM)
e.Lembaga Swasta
PROGRAM-PROGRAM GKBN
1. Komunikasi Informasi dan Edukasi
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan , kesadaran
dan sikap serta perilaku sasaran dalam rangka
mewujudkan NKKBS. Kini diarahkan pada :
a. peningkatan ber KB
b. peningkatan kemandirian dalam berKB
c. penjagaan dan penanggulangan HIV/AIDS
- reproduksi sehat remaja
- pemahaman dan pelaksanaan fungsi-fungsi
keluarga
- peningkatan produktivitas keluarga
- pemberdayaan wanita
Fungsi Keluarga
 Fungsi Keagamaan, berfungsi sebagai wahana
untuk menciptakan suluruh anggota keluarga menjadi
insan-insan agamais yang penuh iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Fungsi Sosial Budaya, berfungsi untuk menggali,
mengembangkan, melestarikan kekayaan sosial
budaya .
 Fungsi Kasih Sayang, berfungsi untuk mewujudkan
proses pengembangan timbal balik rasa dan kasih
sayang untuk setiap keluarga
 Fungsi Perlindungan, berfungsi sebagai tempat
perlindungan yang memberikan rasa,tentram lahir dan
batin
Lanjutan
 Fungsi Reproduksi, berfungsi memberikan
keturunan yang berkualitas.
 Fungsi Mendidik dan Sosialisasi, menjadi
pendidik yang pertama dan utama bagi anak
dalam menumbuh-kembangkan kekuatan phisik,
mental sosial, spiritual secara serasi, selaras dan
seimbang.
 Fungsi Ekonomi, berfungsi meningkatkan
ketrampilan dalam usaha ekonomis produktif
 Fungsi Pelestarian Lingkungan, menempatkan
diri dalam lingkungan sosial budaya dan
lingkungan alam yang dinamis.
Pelayananan Kesehatan
Reproduksi
 Pembinaan pelayanan sesuai standar
 Pemberian pelayanan Komunikasi Inter
Personal/Konseling
 Pelayanan Konseling meliputi juga substansi
HIV/AIDS
 Penanganan kejadian efek samping dan
komplikasi dilakukan dengan merujuk ke
fasilitas pelayanan yang lebih tinggi
 Menjaga mutu pelayanan dilaksanakan
bersama dengan organisasi profesi
Pemberdayaan Keluarga
Tenaga Terampil
Program – program sebagai berikut :
 UPPKS : Upaya Peningkatan
Pendapatan Keluarga
Sejahtera
 TAKESRA : Tabungan Keluarga
Sejahtera
 KUKESRA : Kredit Usaha Keluarga
Sejahtera
Pengembangan Pembinaan
Balita, Remaja, dan Lansia
 BKB Balita : Alat Permainan Edukasi
(APE)
 BKR Remaja : Reproduksi Sehat
 BKL Lansia : Bina keluarga lansia
Pengembangan
Kependudukan
 Pengkajian kebijakan kependudukan
 Mengembangkan kegiatan yang memberikan
dukungan terhadap penurunan fertilitas antara
lain :
- Pengembangan usaha ekonomi untuk ibu-ibu
- Kukesra
- Kampanye penggunaan ASI
- Kampanye wajib belajar sembilan tahun
- Kampanye untuk tidak mempekerjakan tenaga
kerja
anak.
Peningkatan Peran Institusi
Masyarakat
 Institusi-institusi :
- PPKBD
- Sub. PPKBD
- Kelompok KS
PROGRAM KELUARGA BERENCANA
NASIONAL Tahun 2001
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Nomor
90/HK-010/B5/2001.
Tentang VISI DAN MISI PROGRAM
KELUARGA BERENCANA DAN
PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA
VISI : “ Keluarga Berkualitas 2015 “ =
mewujudkan keluarga yang sejahtera, sehat,
maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal
, berwawasan ke depan, bertanggung jawab,
harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Lanjutan
Misi :
 Memberdayakan dan menggerakkan
mesyarakat untuk membangun keluarga kecil
berkualitas
 Menggalang kemitraan dalam peningkatan
kesejahteraan, kemandirian, ketahanan
keluarga, dan kualitas pelayanan.
 Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi.
 Meningkatkan upaya-upaya promosi ,
perlindungan dan upaya mewujudkan hak-hak
reproduksi
Lanjutan
 Meningkatkan upaya pemberdayaan
perempuan dalam mewujudkan kesetaraan
dan keadilan jender dalam pelaksanaan
program KB nasional.
 Mempersiapkan pengembangan SDM
potensial sejak pembuahan sampai dengan
lanjut usia.
 Menyediakan data dan informasi keluarga
berbasis data mikro untuk pengelolaan
pembangunan khususnya menyangkut upaya
pemberdayaan keluarga miskin.
STRATEGI
A. Prinsip Integrasi
 Integrasi konsep KB dalam konsep kesehatan
reproduksi dan hak-hak reproduksi serta kesetaraan
dan keadilan jender.
 Integrasi kegiatan Pemberdayaan Keluarga dengan
pelayanan KB dan pemberdayaan perempuan.
 Integrasi Program Kesehatan Reproduksi Remaja
dengan Program KB dan Kesehatan Reproduksi.
 Integrasi program penguatan jaringan dan
kelembagaan KB dengan program pengembangan
institusi pelayanan masyarakat lainnya.
 Integrasi program KB nasional dengan program -
program pembangunan lainnya
lanjutan
B. Prinsip Desentralisasi
 Penegasan jenis dan peningkatan
kewenangan
 Sistim dan kebijakan sumber daya manusia
 Dukungan infrastruktur lintas sektoral
 Mekanisme pengendalian yang handal
 Pendelegasian wewenang operasional
dengan pendekatan wilayah paripurna
lanjutan
C. Prinsip Pemberdayaan
 Peningkatan kapasitas pengelola dan
pelaksana program KB nasional.
 Peningkatan kualitas kepemimpinan
 Pemberdayaan institusi masyarakat dalam
program KB nasional dan pemberdayaan
keluarga
 Pemberdayaan masyarakat, keluarga dan
individu dalam rangka meningkatkan
kemandirian
 Pemberdayaan perempuan dalam
pelaksanaan program KB nasional
 Pemantapan jaringan kerja program KB
lanjutan
D. Prinsip Kemitraan
 Koordinasi dalam rangka kemitraan yang tulus
dan setara
 Partisipasi Aktif Masyarakat
 Kerjasama Internasional
E. Prinsip Segmentasi Sasaran
 Keberpihakan pada keluarga rentan
 Perhatian terhadap sehmen khusus
 Data dan informasi keluarga
 Partisipasi pria dalam rangka kesetaraan dan
keadilan jender
POKOK-POKOK PROGRAM
A. Program Pemberdayaan Keluarga
Sejalan dengan visi program KB nasional,
yaitu “keluarga berkualitas 2015”, maka
pemberdayaan keluarga lebih dimaksudkan
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas
melalui upaya peningkatan kesejahteraan dan
ketahanan keluarga.
Pokok-pokok kegiatan Program
Pemberdayaan Keluarga
 Penyelenggaraan dan peningkatan advokasi, KIE
dan komunikasi inter personal (KIP)/konseling
 Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi
keluarga untuk menjadi tenaga yang siap
memasuki pasar kerja
 Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
kewirausahaan
 Pengembangan upaya pemberdayaan keluarga
yang memiliki balita, remaja, dan lansia serta
keluarga rentan.
 Peningkatan kualitas lingkungan keluarga
lanjutan
B. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Tujuan
Program kesehatan reproduksi remaja
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku positif remaja dalam
kesehatan reproduksi sehingga betul-betul
mencapai keadaan ”wellness” yaitu suatu
keadaan dimana seseorang memiliki keadaan
fisik, mental dan sosial yang baik dan dapat
menghindari perilaku yang beresiko termasuk
perilaku seksual
lanjutan
Sasaran kinerja program reproduksi remaja
 Menurunnya jumlah penduduk yang melangsungkan
perkawinan pada usia remaja
 Meningkatnya pemahaman dan upaya masyarakat,
keluarga, dan remaja tentang kesehatan reproduksi
remaja.
 Menurunnya jumlah kehamilan pada usia remaja
 Menurunnya kejadian kehamilan pra nikah
 Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku positif
remaja dalam hal penyakit menular seksual (PMS)
termasuk HIV/AIDS
 Menurunnya prevalensi anemia bagi remaja
lanjutan
Pokok-pokok kegiatan
 Promosi kesehatan reproduksi remaja terutama
dalam hal pendewasaan usia perkawinan
 Advokasi kesehatan reproduksi remaja
 KIE kesehatan reproduksi remaja
 Konseling kesehatan reproduksi remaja
 Dukungan pelayanan bagi remaja yang memiliki
masalah khusus
 Peningkatan dukungan bagi kegiatan remaja yang
positif
sampai kuliah selanjutnya
Terima kasih

More Related Content

What's hot (19)

Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidupPendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
 
Antroposfer
AntroposferAntroposfer
Antroposfer
 
Tantangan kepedududkan di indo
Tantangan kepedududkan di indoTantangan kepedududkan di indo
Tantangan kepedududkan di indo
 
Kependudukan dan lingkungan hidup
Kependudukan dan lingkungan hidupKependudukan dan lingkungan hidup
Kependudukan dan lingkungan hidup
 
Materi kependudukan dalam geografi
Materi kependudukan dalam geografiMateri kependudukan dalam geografi
Materi kependudukan dalam geografi
 
Transisi Demografi
Transisi DemografiTransisi Demografi
Transisi Demografi
 
Pengertian geografi penduduk
Pengertian geografi pendudukPengertian geografi penduduk
Pengertian geografi penduduk
 
Demografi
DemografiDemografi
Demografi
 
Landasan teori
Landasan teoriLandasan teori
Landasan teori
 
Pklh
PklhPklh
Pklh
 
Kependudukan by diahandani.blogspot.com
Kependudukan by diahandani.blogspot.comKependudukan by diahandani.blogspot.com
Kependudukan by diahandani.blogspot.com
 
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasiPerhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
 
Studi Kependudukan
Studi KependudukanStudi Kependudukan
Studi Kependudukan
 
Dinamikakependudukan
DinamikakependudukanDinamikakependudukan
Dinamikakependudukan
 
Dasar-dasar Demografi
Dasar-dasar DemografiDasar-dasar Demografi
Dasar-dasar Demografi
 
Mortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan MorbiditasMortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan Morbiditas
 
Demografi
DemografiDemografi
Demografi
 
Dinamika penduduk
Dinamika pendudukDinamika penduduk
Dinamika penduduk
 
Mortalitas dan morbiditas
Mortalitas dan morbiditasMortalitas dan morbiditas
Mortalitas dan morbiditas
 

Viewers also liked (20)

halloween
halloweenhalloween
halloween
 
Power juan
Power juanPower juan
Power juan
 
Isocuantas de produccion
Isocuantas de produccionIsocuantas de produccion
Isocuantas de produccion
 
Notary Mama - Documents at your Doorstep
Notary Mama - Documents at your DoorstepNotary Mama - Documents at your Doorstep
Notary Mama - Documents at your Doorstep
 
COSTOS
COSTOSCOSTOS
COSTOS
 
Power asun
Power asunPower asun
Power asun
 
Parque de bomberos 2ª parte 4º b
Parque de bomberos 2ª parte 4º bParque de bomberos 2ª parte 4º b
Parque de bomberos 2ª parte 4º b
 
копия Svad me pitch
копия Svad me pitchкопия Svad me pitch
копия Svad me pitch
 
Otd mro
Otd mroOtd mro
Otd mro
 
Power de pepe
Power de pepePower de pepe
Power de pepe
 
Tambang pasir gue
Tambang pasir gueTambang pasir gue
Tambang pasir gue
 
Garbageayush anubhav
Garbageayush anubhavGarbageayush anubhav
Garbageayush anubhav
 
Money laundry-rAzik's
Money laundry-rAzik'sMoney laundry-rAzik's
Money laundry-rAzik's
 
Power mª dolores
Power mª doloresPower mª dolores
Power mª dolores
 
Power rosa
Power rosaPower rosa
Power rosa
 
копия Svad me pitch
копия Svad me pitchкопия Svad me pitch
копия Svad me pitch
 
Power rosana
Power rosanaPower rosana
Power rosana
 
Ppt jurnal kimanor
Ppt jurnal kimanorPpt jurnal kimanor
Ppt jurnal kimanor
 
Ppt anor
Ppt anorPpt anor
Ppt anor
 
laporan praktikum kimia
laporan praktikum kimialaporan praktikum kimia
laporan praktikum kimia
 

Similar to Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA

Demografi 1
Demografi 1Demografi 1
Demografi 1riyan
 
Kelas XI_Dinamika Kependudukan.ppt
Kelas XI_Dinamika Kependudukan.pptKelas XI_Dinamika Kependudukan.ppt
Kelas XI_Dinamika Kependudukan.pptZuniSetyonusanti1
 
Https _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...
Https  _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...Https  _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...
Https _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...Yudha Umbara
 
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).pptEkonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).pptJumriani8
 
Ppt dasar2 geografi
Ppt dasar2 geografiPpt dasar2 geografi
Ppt dasar2 geografiDewi_Sejarah
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
KependudukanIrfano
 
Kependudukan soft skill
Kependudukan soft skill Kependudukan soft skill
Kependudukan soft skill condro23
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukanakew666
 
Review materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklhReview materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklhluluk404
 
Konsep Kependudukan.pptx
Konsep Kependudukan.pptxKonsep Kependudukan.pptx
Konsep Kependudukan.pptxUNIKNURAINI
 
Bahan ajar ilmu kependududkan.pptx
Bahan ajar ilmu kependududkan.pptxBahan ajar ilmu kependududkan.pptx
Bahan ajar ilmu kependududkan.pptxlovinnamanikskm
 
Perkembangan penduduk Indonesia
Perkembangan penduduk IndonesiaPerkembangan penduduk Indonesia
Perkembangan penduduk IndonesiaArifpiece
 
Ekologi pertumbuhan populasi lingkungan.
Ekologi pertumbuhan populasi lingkungan.Ekologi pertumbuhan populasi lingkungan.
Ekologi pertumbuhan populasi lingkungan.Febbydwifutra
 
1 konsep kependudukan.pptx
1 konsep kependudukan.pptx1 konsep kependudukan.pptx
1 konsep kependudukan.pptxHABIBISIMA2
 
PPT PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG_AHMAD NURHIDAYAT.pptx
PPT PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG_AHMAD NURHIDAYAT.pptxPPT PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG_AHMAD NURHIDAYAT.pptx
PPT PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG_AHMAD NURHIDAYAT.pptxMARSIH4
 

Similar to Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA (20)

Demografi 1
Demografi 1Demografi 1
Demografi 1
 
Kelas XI_Dinamika Kependudukan.ppt
Kelas XI_Dinamika Kependudukan.pptKelas XI_Dinamika Kependudukan.ppt
Kelas XI_Dinamika Kependudukan.ppt
 
Https _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...
Https  _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...Https  _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...
Https _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...
 
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).pptEkonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
 
Teori penduduk
Teori pendudukTeori penduduk
Teori penduduk
 
Ppt dasar2 geografi
Ppt dasar2 geografiPpt dasar2 geografi
Ppt dasar2 geografi
 
Part 1 demografi
Part 1 demografiPart 1 demografi
Part 1 demografi
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
Kependudukan soft skill
Kependudukan soft skill Kependudukan soft skill
Kependudukan soft skill
 
Tugas isd #1
Tugas isd #1Tugas isd #1
Tugas isd #1
 
Ilmu Sosial Dasar 1
Ilmu Sosial Dasar 1Ilmu Sosial Dasar 1
Ilmu Sosial Dasar 1
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
Review materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklhReview materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklh
 
Dinamika kependudukan
Dinamika kependudukanDinamika kependudukan
Dinamika kependudukan
 
Konsep Kependudukan.pptx
Konsep Kependudukan.pptxKonsep Kependudukan.pptx
Konsep Kependudukan.pptx
 
Bahan ajar ilmu kependududkan.pptx
Bahan ajar ilmu kependududkan.pptxBahan ajar ilmu kependududkan.pptx
Bahan ajar ilmu kependududkan.pptx
 
Perkembangan penduduk Indonesia
Perkembangan penduduk IndonesiaPerkembangan penduduk Indonesia
Perkembangan penduduk Indonesia
 
Ekologi pertumbuhan populasi lingkungan.
Ekologi pertumbuhan populasi lingkungan.Ekologi pertumbuhan populasi lingkungan.
Ekologi pertumbuhan populasi lingkungan.
 
1 konsep kependudukan.pptx
1 konsep kependudukan.pptx1 konsep kependudukan.pptx
1 konsep kependudukan.pptx
 
PPT PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG_AHMAD NURHIDAYAT.pptx
PPT PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG_AHMAD NURHIDAYAT.pptxPPT PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG_AHMAD NURHIDAYAT.pptx
PPT PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG_AHMAD NURHIDAYAT.pptx
 

Recently uploaded

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 

Recently uploaded (20)

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 

Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA

  • 2. Defenisi Demografi berasal dari kata Demos yag berarti penduduk atau rakyat dan Grafein yang berarti mencatat atau tulisan. Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti tulisan atau catatan tentang rakyat atau penduduk sesuatu negara. Donald J. Boque : Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang jumlah, komposisi dan destribusi penduduk serta perubahan-perubahan yang terjadi sepanjang masa melalui 5 komponen yaitu : kelahiran, kematian, migrasi, perkawinan dan mobilitas sosial.
  • 3. lanjutan George W Barclay : Demografi mempelajari secara statistik gambaran keadaan penduduk secara keseluruhan bukan perorangan. John Graunt : Dikenal sebagai bapak Demografi karena jasa John Graunt dalam analisa data kelahiran dan kematian yang kemudian memberikan batasan-batasan umum tentang kematian, kelahiran, dan migrasi dan perkawinan, merupakan hukum-hukum tentang pertumbuhan penduduk.
  • 4. lanjutan Paul E Vincent’ : Demografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari penduduk manusia, terutama yang berhubungan dengan jumlah, struktur dan perkembangannya.
  • 5. Ruang Lingkup Demografi Demografi bersifat antar disiplin ilmu karena berkaitan erat dengan disiplin- disiplin lain seperti matematika, biologi, geografi, antara Banyak ahli Demografi mempelajari disiplin lain dahulu sebelum mengkhususkan diri dalam bidang demografi. Bagaimana hubungan antara variabel demografi dan bukan demografi. Bagaimana pengaruh variabel bukan demografi terhadap suatu variabel demografi atau sebaliknya.
  • 6. Tujuan Penggunaan Demografi 1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk, 2. Mempelajari pertambahan penduduk waktu lampau, penurunan, penambahan, dan persebarannya, 3. Mempelajari perkembangan teori kependudukan, 4. Mempelajari perkembangan penduduk dengan berbagai aspek organisasi sosial, 5. Meramalkan perkembangan pertumbuhan penduduk dengan berbagi permasalahannya.
  • 7. TEORI-TEORI KEPENDUDUKAN  Malthus , 1766 -1844 : Malthusianisme - Bahan makanan dibutuhkan untuk hidup, - Napsu antara pria dan wanita dibutuhkan dan akan tetap keadaannya, - Penduduk akan bertambah menurut deret ukur dan bahan makanan akan bertambah menurut deret hitung
  • 8. penduduk (checks to population) dibedakan : Ultimate Check (hambatan akhir) berupa bencana kelaparan, akibat perbedaan jumlah penduduk dan bahan makanan.  Immediate Check (hambatan segera) berupa hambatan pencegahan melalui penundaan usia kawin dan melahirkan di negara yang telah maju dan hambatan positif seperti pembunuhan, epidemi, kemelaratan dan peperangan di negara yang belum maju.
  • 9. Kelemahan Teori Malthus :  Manusia menekan laju pertumbuhan penduduk pemakaian kontrasepsi.  Migrasi penduduk dari tempat yang padat ke tempat lain,  Peningkatan teknologi pertanian : - pengadaan bibit unggul, - pemupukan, - pengendalian hama dan penanganan pasca panen, - melipat gandakan hasil pertanian sehingga ancaman kekurangan pangan dapat diatasi.
  • 10. Lanjutan  Manusia dapat memanfaatkan potensi laut melalui Revolusi Biru, Rumput laut, ikan dan berbagai hasil laut dapat meningkatkan kesejahteraan manusia.  Napsu seksual dan daya reproduksi manusia bukanlah sesuatu yang konstan tetapi dapat berubah-ubah. Malthus tidak membedakan fekunditas dan fertilitas.
  • 11. Kritik terhadap teori Malthus  Malthus tdk memperhitungkan kemajuan transportasi yg menghubungkan daerah satu dengan yg lain sehingga pengiriman bahan makanan ke daerah yg kekurangan pangan mudah dilaksanakan  Dia tdk memperhitungkan kemajuan pesat dlm bidang teknologi, terutama terutama dlm pertanian.
  • 12. Lanjutan  Malthus tdk memperhitungkan usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan yg sudah menikah, artinya pengontrolan kelahiran bagi Malthus dianggap tdk bermoral.  Fertilitas akan menurun apabila terjadi perbaikan ekonomi dan standard hidup penduduk dinaikkan
  • 13. lanjutan Teori Thomas Doubleday : Mengemukakan adanya korelasi antara tingkat kelahiran dan tingkat kemakmuran tingkat kehidupan yang sulit akan merangsang orang untuk menigkatkan kelahiran sedangkan tingkat kehidupan yang makmur akan mengurangi kemampuan melahirkan. Keadaan ini disebut sebagai the real and great law of human population. Kemampuan reproduksi manusia dipengaruhi oleh pola makannya. Penduduk yang makmur banyak makan daging hewan dan ini menurunkan kemampuan reproduksinya. Penduduk miskin kurang makan daging hewan dan banyak makan sayuran yang menyebabkan meningkatnya daya reproduksi.
  • 14. Teori Fisiologi dan Sosial Ekonomi John Stuart Mill Filosof + ekonom Inggris  Laju pertumbuhan penduduk melampaui pertumbuhan makanan  Manusia dpt mempengaruhi perilaku demografinya  Manusia dg produktifitas tinggi, cenderung ingin keluarga kecil  Standard of living adalah determinan bagi fertilitas  Kekurangan Kekurangan pangan dpt diatasi dg migrasi dan impor
  • 15. lanjutan Arsene Dumont Ahli Demografi Prancis Buku : Depopulation et Civilization : “ Teori Kapilaritas Sosial ( Social Kapilarity Theory ) yaitu : kecenderungan seseorang utk meraih tempat yang lebih tinggi .
  • 16. lanjutan  Emile Durkheim Sosiolog Prancis  Diilhami teori Evolusi Darwin dan Ibn Khaldun  Wilayah dg tingkat kepadatan penduduk tinggi, , maka akan muncul persaingan yang keras keras antar sesama anggotanya utk mempertahankan hidupnya. Misal: penduduk perkotaan.  Masyarakat tradisional terdapat persaingan hidup yg kecil dibanding masyaraka tindustri.
  • 17. lanjutan  Michael Thomas Sadler  Sadler Jika kepadatan penduduk tinggi, , maka daya reproduksinya akan menurun. Sebaliknya, jika kepadatan penduduk rendah, , maka daya reproduksinya akan meningkat.
  • 18. lanjutan Doubleday Kelebihan pangan merupakan determinasi produksi, sebaliknya kekurangan pangan merupakan penunjang ireproduksi.
  • 19. Pengertian penduduk Undang Undang RI Nomor 10 Tahun 1992  Penduduk adalah orang dalam matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal disuatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.  Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk tersebut.  Perkembangan Penduduk adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan hidup.
  • 20. lanjutan  Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non fisik serta ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan dasar untuk mengembangkan kemampuan yang menikmati kehidupan sebagai manusia yang berbudaya, berkepribadian, dan layak.  Mobilitas penduduk adalah gerak keruangan penduduk dengan melewati batas administrasi Daerah Tingkat II.
  • 21. DINAMIKA KEPENDUDUKAN  Perubahan jumlah penduduk ini disebut dinamika penduduk.  Dinamika penduduk yang menunjukkan selalu bertambah banyak dari tahun ketahun disebut Pertumbuhan Penduduk.  Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen yaitu : - kelahiran (fertilitas), - kematian (mortalitas), - migrasi masuk (in-migration) dan - migrasi keluar (out-migration).
  • 22. Lanjutan  Pertambahan jumlah penduduk ini menyebabkan akibat-akibat yang menyangkut segi fasilitas kehidupan, dengan segala aspeknya. Pertambahan penduduk yang terjadi karena jumlah kelahiran lebih besar dari pada jumlah kematian, disebut pertambahan alamiah. Bila pertambahan penduduk terjadi karena jumlah orang datang lebih besar dari pada orang yang pergi, disebut pertambahan karena migrasi.  Migrasi terdiri dari migrasi masuk (in-migration) dan migrasi keluar (out-migration).  Selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi neto (net-migration)
  • 23. Kesimpulan:  Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi masuk dan migrasi keluar.  Selisih antara kelahiran dan kematian disebut ”reproductive change” = perubahan reproduktif = pertumbuhan alamiah (natural increase).  Selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar disebut ”migrasi neto”.  Jadi pertumbuhan penduduk hanya dipengaruhi oleh 2 cara yaitu: melalui perubahan reproduksi dan migrasi neto.
  • 24. Pertumbuhan Penduduk Perkembangan Penduduk Dunia dan Penduduk Di Indonesia Peningkatan penduduk yang sangat cepat pada abad ke-20 disebabkan karena faktor-faktor :  Adanya penemuan Penicilin pada tahun 1930 yang diikuti dengan penggunaan antibiotika dan kemoterapi yang meluas untuk memberantas penyakit infeksi.  Perbaikan kesehatan masyarakat dengan berbagai program di bidang pencegahan, gizi dan hygiene sanitasi.  Pelayanan kedokteran yang berkembang akibat teknologi kedokteran mutahir.  Pengendalian vektor penyakit dengan penggunaan anti serangga secara luas  Teknologi pertanian yang dapat melipatgandakan bahan pangan dengan varietas unggul, pemupukan dan penanganan pasca panen.
  • 25. Tahun Jumlah penduduk Lamanya lipat dua 1650 Sekitar 545 juta 1650 tahun 1850 Sekitar 1.170 juta 200 tahun 1930 Sekitar 2.070 juta 80 tahun 1975 Sekitar 4.000 juta 45 tahun 2010 Sekitar 8.000 juta 35 tahun Pada tahun 1665 penduduk dunia diperkirakan berjumlah 500 juta atau telah menjadi dua kali lipat dibandingkan jumlah penduduk dunia pada tahun 1 masehi. Pada tahun 1850 penduduk dunia menjadi 2 kali lipat dalam jangka waktu sekitar 200 tahun dari tahun 1665. Pada tahun 1930 atau hanya 80 tahun dari tahun 1850 penduduk dunia bertambah 2 kali lipat. Pada tahun 1975 atau 45 tahun dari tahun 1930 penduduk dunia naik 2 kali lipat menjadi sekitar 4 milyar.
  • 26. Transisi Demografi Defenisi : Transisi demografi adalah perubahan penduduk dari tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi (tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi) ke tingkat pertumbuhan rendah (tingkat kelahiran dan kematian yang rendah
  • 27.
  • 28. Blacker mengemukakan lima tahap evolusi/transisi Demografis :  Tahap stasioner yang tinggi dimana tingkat kelahiran maupun tingkat kematian yang tinggi. Belum ada pengendalian pertambahan jumlah penduduk sehingga penduduk bertambah cukup tinggi.  Hygiene sanitasi yang jelek, penyakit infeksi, gangguan gizi dan kelaparan menyebabkan terjadinya banyak kematian sehingga pada tahap ini jumlah penduduk keadaan stabil tinggi  Tahap perkembangan awal dimana tingkat kelahiran masih tinggi tetapi tingkat kematian mulai menurun. Kematian mulai menurun karena adanya perbaikan program kesehatan masyarakat dan pelayanan kedokteran yang baik akibat kemajuan teknologi kedokteran serta perbaikan bidang pertanian. Pada tahap ini terjadi pertambahan jumlah penduduk yang pesat.
  • 29. Lanjutan  Tahap perkembangan akhir dimana mulai terjadi penurunan tingkat kelahiran tetapi tingkat kematian menurun lebih cepat. Pada tahap ini pertambahan penduduk tetap terjadi.  Tahap stasioner rendah dimana tingkat kelahiran dan tingkat kematian sama-sama telah menurun. Pada tahap ini pertambahan penduduk telah mendekati nol atau zero population growth dimana jumlah yang lahir telah seimbang dengan jumlah yang mati.  Tahap menurun dimana tingkat kelahiran lebih rendah dari tingkat kematian sehingga jumlah penduduk terjadi penurunan. Tahap ini dicapai oleh negara maju yang modern dimana emansipasi wanita telah mensejajarkan kedudukan wanita dan lelaki. Karier wanita menolak untuk hamil dan melahirkan.
  • 30. Masalah Kependudukan Indonesia Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka kelahiran Indonesia adalah :  umur rata-rata pada perkawinan pertama  lamanya masa perkawinan masih sering terjadi kawin- cerai, malah study KAP di Jakarta pada wanita 40 tahun, 21% menikah 2 kali atau lebih,12% malah lebih dari dua kali.  Peraturan - peraturan sosial dan tunjangan gaji  tingginya proporsi penduduk wanita masa reproduktif dari proporsi total seluruh wanita
  • 31. Komposisi dan Piramida Penduduk  Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, jenis pekerjaan, jenis pendidikan, agama dan sebagainya.  Piramida penduduk merupakan gambaran mengenai pengelompokan penduduk menurut umur dan jenis kelamin, disuatu wilayah dan waktu tertentu.  Komposisi umur dan jenis kelamin suatu penduduk secara grafik dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk.
  • 32. Sejarah Sensus Penduduk  Sejarah Sensus Penduduk Sensus Penduduk Cacah Jiwa ) kali pertama dilakukan di Babilonia 4000 th SM, (Jiwa) pertamadilakukan di Mesir 2500 BC & di Cina 3000 BC. Pada abad ke 16 dan 17 sensus penduduk dan17 juga pernah dilakukan di Italia, Sisilia dan Spanyol . Tujuan Sensus saat itu Spanyol. Saat untuk tujuan militer , pemungutan pajak dan perluasan teritorial kerajaan militer, Sensus secara modern dilaksanakan di Quebec th 1666, di Swedia th 1749.
  • 33. Lanjutan  Amerika Serikat sensus mulai dilakukan th 1790 & di Inggris th 1801 yg diikuti oleh masing masing negara jajahannya masing- masing.  Di Indonesia, Raffles melakukan sensus pd th 1815, selanjutnya th 1920, 1930. Di Jawa , sensus dilakukan secara de facto sedang di luar Jawa secara de jure Jawa, luarJawa Sejak merdeka sampai th 2000 Indonesia telah melakukan sensus pd th 1961, 1971, 1980, 1990 dan th 2000. dan itu kerajaan jajahannya.
  • 34.
  • 35. Cara penggambaran piramida penduduk 1. Sumbu vertikal untuk distribusi umur 2.Sumbu horisontal untuk jumlah penduduk dapat absolut maupun presentase 3.Dasar piramida dimulai untuk umur muda (0-4) tahun semakin keatas untuk umur yang lebih tua. 4.Puncak piramida untuk umur tua sering dibuat dengan sistim ’open end interval’ artinya , misal untuk umur 75, 76, 77, 78 dan seterusnya cukup dituliskan 75 +. 5. Bagian sebelah kiri untuk penduduk laki-laki dan bagian sebelah kanan untuk penduduk perempuan. 6.Besarnya balok diagram untuk masing-masing kelompok umur harus sama.
  • 36. Faktor-faktor demografik yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk Beberapa Ukuran Dasar Demografik 1. Tingkat kelahiran (Fertilitas) Fertilitas yaitu banyaknya bayi yang lahir (jumlah kelahiran) yang terjadi pada suatu daerah tertentu untuk tiap 1000 penduduk pertahun. Tingkat kelahiran atau fertilitas 45 artinya dalam setiap 1000 orang penduduk setahun terdapat kelahiran bayi sebanyak 45 orang. Bila suatu daerah atau negara terdapat kelahiran sebesar : - Lebih dari 30, digolongkan tinggi - 20 sampai 30, digolongkan sedang - Kurang dari 20 orang digolongkan rendah.
  • 37. Pengertian Fertilitas live birth : adalah proses lahirnya seorang bayi dari rahim perempuan dengan adanya tanda tanda kehidupan , seperti bernafas , menangis , bergerak , dsb ATAU kemampuan wujud reproduksi aktual dari seorang wanita atau sekelompok individu.  Beberapa istilah  Fekunditas : kemampuan wanita untuk menghasilkan keturunan,  Infekunditas/sterilitas : ketidak mampuan fekundity  Subfekunditas : kemampuan fekundity dibawah rata rata.  Vital rates : pengukuran jumlah kelahiran pd tahun tertentu dihubungkan dg jumlah penduduk yg memiliki resiko melahirkan pd tahun tersebut
  • 38. Pengukuran Fertilitas  Pengukuran Fertilitas Tahunan Vital Rates : adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut  Pengukuran Fertilitas Kumulatif : adalah pengukuran jumlah rata rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya
  • 39. Pengukuran Fertilitas Tahunan ( Vital Rates ):  adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut.  Ukuran-ukuran Fertilitas Tahunan : 1. Tingkat Fertilitas Kasar ( Crude Birth Rate ). 2. Tingkat Fertilitas Umum ( General Fertility Rate ). 3. Tingkat Fertilitas Menurut Umur ( Age Specific Fertility Rate ). 4. Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran ( Birth Order Specific Fertility Rates ).
  • 40. Tingkat Fertilitas Kasar ( Crude Birth Rate ) adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk  Dimana  CBR = Crude Birth Rate  Pm = Penduduk pertengahan tahun  k = Bilangan konstan yg biasanya 1000 :  B = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu CBR = B/Pm x K
  • 41. ) adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita usia reproduksi adalahjumlah usia 14-49 atau 15 - 44 th ) pada tahun tertentu Dimana : GFR = General Fertility Rate B = Jumlah kelahiran Pf (15 - 49) = Jumlah penduduk perempuan umur 15 - 49 th pada pertengahan tahun. k = Bilangan konstan yg biasanya 1000 GFR = B/Pf ( 15 – 49 ) x k
  • 42. Tingkat Fertilitas Menurut Umur ( Age Specific Fertility Rate ) adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu  Dimana  ASFR = Age Specific Fertility Rate  Bi = Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur (i)  Pfi = Jumlah perempuan kelompok umur (i ) pd th tt  k = angka konstanta (1000 ) ASFR = Bi /Pfi x k
  • 43. Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran ( Birth Order Specific Fertility Rates ) adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu  Dimana  BOSFR = Birth Order Specific Fertility Rates  Bo = Jumlah kelahiran urutan ke 1  Pf (15 - 49) = Σperempuan umur15-49 th pd pertengahan tahun  K = bilangan konstan(1000) BOSFR = Σ Bo/ Pf ( 15-49 ) x k
  • 44. Pengukuran Fertilitas Kumulatif Ukuran - ukuran Fertilitas Kumulatif :  Tingkat Fertilitas Total ( Total Fertility Rates ).  Gross Reproduction Rates  Net Reproduction Rates
  • 45. Lanjutan Sumber dan cara mendapatkan data :  Registrasi, Dapat menjadi salah satu sumber data kelahiran apabila semua kejadian kelahiran tercatat dengan baik seperti dirumah bersalin, rumah sakit, bidan dan penolong persalinan.  Sensus, Sensus biasanya dilaksanakan tiap 10 tahun sekali. Data yang didapatkan melalui sensus biasanya mengankat komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin,  Survei, Survei kependudukan dilaksanakan untuk waktu – waktu tertentu sesuai kebutuhan yang diperlukan.
  • 46. Lanjutan  Sensus Penduduk adalah Proses keseluruhan dari pengumpulan , pengolahan , pengumpulan, pengolahanpenyajian , dan penilaian data penduduk yg menyangkut penyajian, ciri ciri demografi , sosial ekonomi , dan lingkungan hidup.
  • 47. Lanjutan Karakter pelaksanaan Sensus :  Bersifat Individual, yg berarti informasi data dikumpulkan dari individu baik sgb anggota rumah tangga ataupun anggota masyarakat  Bersifat Universal, pencacahan menyeluruh  Pencacahan diselenggarakan serentak  Sensus dilaksanakan secara periodik pd tiap tahun
  • 48. Informasi Kependudukan yg diperoleh dlm sensus  Geografi dan migrasi penduduk  Rumah tangga  Karakter sosial dan demografi  Kelahiran dan kematian  Karakteristik pendidikan  Karakteristik ekonomi
  • 49. Kelemahan-kelemahan data demografi yang didapat melalui sensus  Keterangan tentang jumlah anak yang pernah dilahirkan sangat tergantung pada daya ingat dari Ibu. Semakin tua umur ibu semakin besar kemungkinan melupakan jumlah anak yang pernah dilahirkan, apalagi bila anak yang dilahirkan tersebut telah meninggal.  Keterangan mengenai usia seseorang sangat tergantung pada catatan kelahiran yang dimiliki, tidak jarang banyak penduduk yang tidak mengetahui tanggal, bulan dan tahun lahirnya sehingga untuk menentukan usianya hanya berdasarkan perkiraan saja.
  • 50. Tahapan sensus di Indonesia  Pemerintah memberi mandat pd Badan pusat Statistik utk melakukan melakukan sensus , lalu BPS menyiapkan draft pertanyaan  Melatih petugas sensus sensus utk mendapatkan data sensus dengan draft nanti dibawa  Membagi wilayah dlm wilayah pencacahan (wilcah)  Wilcah dibedakan antara wilcah pedesaan dan dan wilcah perkotaan  Pencacahan dilaksanakan dg sistem aktif (mendatangi, RT dg membawa draft pertanyaan sensus) pd ) hari “ H “ (tgl 30 Juni)  Juga melaksanakan PODES (pencacahan potensi desa) & pemetaan desa  Hasil sensus diolah oleh BPS dan diumumkan  Juga dilakukan sensus khusus berdasar sampel, misal: : sensus pertanian, , sensus industri, , survei angkatan kerja nasional, , dll
  • 51. Konsep yg dipergunakan dlm sensus  Penduduk yg dicacah  Blok sensus  Klasifikas daerah perkotaan atau pedesaan  Bangunan  Ruma tangga a. Orang yg tinggal di asrama b. Orang yg tinggal di LP c. Indekost  Anggota rumah tangga
  • 52. Regristasi Penduduk : adalah proses pencatatan penduduk yang dilakukan secara mandiri oleh warga ketika terjadi perubahan - perubahan jumlah penduduk , Ini dilakukan oleh Depdagri melalui kantor desa Permasalahan yg muncul akibat sistem pencatatan ini  Seorang bayi yg mati setelah lahir, , harusnya dilaporkan sebagai proses kelahiran & kematian, namun hal ini biasanya tdk dilaporkan  Terlambatnya pelaporan kelahiran  Jauhnya jarak kantor desa dg rumah warga  Kelahiran akibat kehamilan diluar nikah , tdk dilaporkan krn dianggap aib.
  • 53. Survei Penduduk : adalah proses pencacatan informasi tentang penduduk berdasarkan kekhususan bidang kajian secara lebih luas dan mendalam. Contoh :  Survei mobilitas penduduk surabaya  Survei fertilitas masyarakat surabaya , dll Survei penduduk dilakukan karena Sensus dan Regristasi penduduk memiliki keterbatasan dan kelemahan.
  • 54. Faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas  Pendidikan, Pendidikan merupakan salah satu variabel yang kuat pengaruhnya terhadap tingkat kelahiran.  Jumlah wanita usia subur (WUS), Apabila jumlah wanita usia subur tinggi maka pasangan usia subur juga akan meningkat sehingga angka kelahiran juga akan bertambah.  Usia Pertama kali kawin, anak gadisnya belum kawin pada usia diatas 15 tahun,  Faktor budaya, adat istiadat dan kepercayaan, Makin banyak anak maka makin luas sawah dan ladang yang dapat digarap sehingga hasil panen juga akan bertambah.  Sosio-ekonomi, Pekerjaan dan status ekonomi seseorang mempengaruhi tingkat fertilitasnya.
  • 55. Lanjutan 2. Tingkat kematian (Mortalitas) Yaitu jumlah kematian yang terjadi pada suatu daerah tertentu untuk tiap 1000 orang penduduk per tahun(tahun tertentu). Tingkat kematian atau mortalitas 21 artinya dalam tiap 1000 orang penduduk terdapat kematian sebesar 21. Bila suatu daerah atau negara memiliki mortalitas sebesar : 9 – 13 orang digolongkan rendah 14 – 18 orang digolongkan sedang lebih dari 18 orang digolongkan tinggi.
  • 56. lanjutan  Crude Birth Rate dan Crude Death Rate, Tingkat kelahiran dan kematian tersebut di atas adalah tingkat kelahiran dan kematian.  Specific Birth Rate dan Specific Death Rate, perhitungannya memasukkan golongan umur dan jenis kelamin.  Infant Mortality Rate, tingkat kematian bayi .
  • 57. lanjutan Tingkat kematian bayi dihitung dari beberapa bayi yang meninggal dibagi dengan jumlah bayi yang lahir hidup dikalikan dengan 1000, jadi rumusnya adalah ; Jumlah bayi yang mati (usia 0-1 tahun) X 1000 Jumlah bayi yang lahir hidup Untuk tingkat kematian bayi (usia 0 – 1 tahun): 125 orang digolongkan sangat tinggi 75-125 orang digolongkan tinggi 35-75 orang digolongkan sedang Kurang dari 35 orang, digolongkan rendah
  • 58. Beberapa Ukuran Demografi Berkaitan dengan Keluarga Berencana  Kematian Ibu / Maternal Death (WHO): Kematian seorang ibu yang sedang hamil sampai waktu 42 hari setelah pengakhiran kehamilan, tidak tergantung dari umur maupun letak kehamilannya,  Kelahiran Hidup / Live Births (WHO) : Adanya tanda-tanda kehidupan saat fetus dipisahkan dari ibunya.  Kelahiran Mati (Fetal Deaths (WHO) : tidak ada tanda-tanda kehidupan saat fetus dipisahkan dari ibunya.  Stillbirths (WHO) : Kematian fetus yang terjadi dari minggu ke-28 kehamilan sampai dengan kelahirannya.
  • 59. lanjutan  Kematian bayi/Infant mortality (WHO) : Semua kematian yang terjadi selama tahun pertama setelah kelahiran hidup. Dinyatakan per 1000 kelahiran hidup. - Neonatal deaths : Kematian yang terjadi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran. - Post-neonatal deaths : Kematian yang terjadi sejak hari ke 29 sampai dengan 1 tahun setelah
  • 60. lanjutan  Perinatal Mortality (WHO) : Stillbirths + kematian yang terjadi selama minggu pertama setelah kelahiran. Dinyatakan per 1000 total births, termasuk stillbirths + live births.  Contraceptive Prevalence Rate (CPR) (%) : Prosentase dari wanita menikah, berumur 15-49 tahun, yang memakai kontrasepsi
  • 61. PERKEMBANGAN KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA Laju pertumbuhan penduduk dunia yang tinggi disebabkan :  Ditemukannya obat-obat anti biotika sehingga banyak kematian karena penyakit infeksi dapat dicegah.  Ditemukannya vaksinasi sehingga banyak penyakit-penyakit dapat dihindarkan (penyakit karena virus)  Ditemukannya anti serangga sehingga dapat membunuh pelbagai macam serangga penyebar penyakit.
  • 62. lanjutan  Kemajuan pesat dalam bidang ilmu dan teknologi kedokteran  Kemajuan dalam pendidikan kesehatan  Kemajuan dalam perbaikan kesehatan lingkungan dan keadaan gizi  Kemajuan dalam bidang
  • 63. Keluarga Berencana meliputi 3 kegiatan pokok  Marriage counceling (nasehat perkawinan)  Infertility treatment = pengobatan kemandulan  Birth Spacing = pengaturan kelahiran.
  • 64. Sejarah Perkembangan  Usaha untuk mencegah kelahiran telah lama dikenal, sejak 1850 tahun sebelum masehi yang banyak dipraktekkan di Mesir Kuno.  Palestina pada sekitar 330 tahun sebelum masehi.  Keluarga Berencana yang sistimatik baru muncul pada permulaan abad 20 yang dipelopori oleh Margaret Sanger (1879 – 1966).
  • 65. Lanjutan  Birth Control (1924) dalam majalah The Woman Robel. pencegahan kehamilan atas pertimbangan kesehatan dan keadaan sosial  Di Indonesia pada tanggal 23 – 12 1957 didirikan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang diketuai oleh dr. H. Soeharto.  Program Keluarga Berencana mulai diprogramkan pada tahun 1967 setelah pemerintah Indonesia ikut menandatangani Deklarasi PBB tentang kependudukan (United Nations Declaration on Population).
  • 66. lanjutan  Pada 17 Oktober 1968 didirikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang masih merupakan badan semi pemerintahan.  Pada tahun 1970 melalui Keppres No. 8/1970 dibentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)  Pada April 1972 melalui Keppres RI No. 33/1972 status dan fungsi BKKBN lebih ditegaskan dan ditingkatkan menjadi lembaga pemerintah non departemen yang berkedudukan langsung dibawah Presiden.
  • 67. Sejarah Keluarga Berencana di Indonesia 1952 - Yayasan Kesejahteraan Keluarga di Yogyakarta. - Biro Konsultasi kehamilan dan kelahiran, - Penitipan anak, Masalah pendidikan seksual. 1953 Suatu kelompok kecil orang-orang swasta mulai memajukan paham Keluarga Berencana
  • 68. lanjutan 1970 Presiden Soeharto melantik Dewan Pembimbing Nasional 29 Juni 1970 Melalui Surat Keputusan Presiden No 8 thn 1970 BKKBN ditetapkan sebagai lembaga Pemerintah non departemen yang dipimpin oleh ketua yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. 1970 Ditetapkan program Keluarga Berencana 5 tahu Biaya import alat kontrasepsi dihapuskan. 29 Juni 1993 ditetapkan sebagai” Hari Keluarga Nasional” (HARGANAS)
  • 69. lanjutan 1969 Dalam GBHN dan seterusnya program KB dimasukkan sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan dari Program Pembangunan Nasional.Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan /KB dimasukkan sebagai salah satu dari 8 sukses kepala Daerah di seluruh Indonesia April 1992 Pemerintah bersama DPR-RI menetapkan Undang-Undang no 10 thn 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera
  • 70. Tugas pokok BKKBN menurut Keppres No. 38 tahun 1978 :  Merumuskan kebijaksanaan program KB Nasional  Merumuskan kebijaksanaan kependudukan yang mendukung program KB nasional secara menyeluruh dan terpadu  Mengkoordinasi perencanaan, mengadakan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan program KB nasional  Mengkoordinasi dan melakukan supervisi terhadap berbagai sumber daya, dana dan sarana baik dari dalam negeri maupun luar negeri dalam pelaksanaan program KB dan program kependudukan  Membina kegaiatan kerjasama dengan negara asing dan badan-badan internasional dalam bidang KB dan kependudukan.  Menyelenggarakan pendidikan dan latihan tenaga di dalam program KB dan Kependudukan.
  • 71. Keppres No. 109 tahun 1993  Gerakan KB dan pembangunan keluarga sejahtera nasional sebagai bagian integral pembangunan nasional.  Mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera melalui pengelolaan gerakan KB dan pembangunan keluarga sejahtera nasional secara menyeluruh dan terpadu.  Pembinaan gerakan pembangunan keluarga sejahtera nasional dan pengembangan pelaksanaan kependudukan yang meliputi : ketahanan fisik dan non fisik keluarga sejahtera.  Pengembangan program gerakan KB dan keluarga sejahtera melalui penelitian biomedis dan reproduksi manusia.
  • 72. Tujuan keluarga Berencana Tujuan antara  Menurunkan angka pertambahan penduduk menjadi 50 % dibandingkan dengan angka pertambahan penduduk tahun 1971. semula direncanakan akan dicapai pada tahun 2000 tetapi kemudian dipercepat pada tahun 1990. Tujuan akhir  Membudayakan norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS)
  • 73. Dalam keluarga berencana dikenal 2 program 1. Program komunikasi informasi dan edukasi KIE, PLKB, Jupen KB, Puskesmas, PKBI dan lain-lain. 2. Program pelayanan kontrasepsi (PK)  Klinik Keluarga Berencana (KKB)  Tim Medis Keliling Keluarga Berencana (TMKKB)
  • 74. Klinik keluarga berencana dikenal  KKBS (sempurna), Yang melayani semua cara kontrasepsi termasuk cara operasi (Mow, Mop) Medis operasi wanita, Medis operasi pria  KKBL (lengkap), Melayani beberapa cara kontrasepsi tidak termasuk operasi  KKB sederhana, Melayani cara kontrasepsi sederhana seperti kondom, diafragma, jelly dan pil KB
  • 75. ISTILAH-ISTILAH  Akseptor KB (peserta keluarga berencana), Adalah pasangan usia subur (PUS) dimana salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan baik melalui program maupun non program.  Akseptor baru, Adalah pasangan usia subur (PUS) yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi dan/atau PUS yang menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya (baik kehamilan yang berakhir dengan keguguran lahir mati ataupun yang menghasilkan lahir hidup).
  • 76. LANJUTAN  Pasangan Usia subur (PUS), Adalah suami-istri yang hidup bersama dimana istrinya berusia antara 15 tahun sampai 45 tahun .  Current User (CU), Adalah peserta KB aktif yang sampai saat ini masih menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi.  Ever user , Adalah pasangan usia subur yang pernah menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi, sekarang masih menggunakan atau tidak mengalami lagi.  Akseptor aktif kembali , Adalah pasangan usia subur yang telah berhenti menggunakan selama 3 bulan atau lebih yang tidak diselingi oleh suatu kehamilan dan kembali menggunakan cara kontrasepsi baik dengan cara yang sama
  • 77. Rumusan Tahapan Kualitas Keluarga  Keluarga Pra-Sejahtera,  Keluarga Sejahtera tahap I  Keluarga Sejahtera tahap II  Keluarga Sejahtera tahap III  Keluarga Sejahtera tahap III plus
  • 78. Kehamilan Resiko Tinggi  Kehamilan < usia 18 Tahun  Wanita masih dalam masa pertumbuhan, sehingga panggulnya relatif masih kecil  Biologis sudah siap, psikologis belum matang  Stillbirths meningkat  Kematian bayi meningkat  Kehamilan > usia 35 tahun - Problem kesehatan seperti hipertensi, diabetes mellitus,anemia, penyakit-penyakit kronis lain. - Cacat bawaan/ kelainan genetik.
  • 79. LANJUTAN Kehamilan > 4 anak/ spacing < 2 tahun  Berat badan lahir rendah  Nutrisi kurang  Waktu/lama menyusui berkurang  Kompetisi dalam sumber-sumber keluarga  Lebih sering terkena penyakit  Tumbuh kembang lebih lambat  Pendidikan/intelegensia dan pendidkan akademis lebih rendah
  • 80. Sebab-sebab kematian Ibu dengan kehamilan • Perdarahan : 40-60 % Sebab-sebab: - Atonia uteri - Perdarahan pada kehamilan lanjut : plasenta previa, sulusio plasentae - Ruptura uteri - Perlukaan jalan lahir • Toksemia gravidarum : 20-30 % Resiko lebih tinggi pada primigravidadan multipara • Infeksi / sepsis : 20-30 % Terjadi pada komplikasi persalinan yang menimbulkan kerusakan jaringan
  • 81. Penyulit-penyulit lain  Prolapsus uteri : 2-7 x > pada Para atau lebih Wanita usia lebih tua  Diabetes mellitus  Malnutrisi dan anemia
  • 82. Safe Motherfood  Bagian terbesar ibu-ibu melahirkan dirumah  < 50 % kelahiran ditolong oleh petugas kesehatan yang terlatih  Sejumlah subtansial kematian ibu terjadi pada tingkat masyarakat  Fasilitas kesehatan di daerah pedesaan terisolasi karena infrastruktur dan komunikasi  Keterbatasan jumlah dokter dan penyebaran yang tidak merata dari sumber-sumber kesehatan terutama didaerah pedesaan
  • 83. Penanganan Problem  Pengenalan dini, manajemen dan referal ibu- ibu dengan persalinan yang tidak lancer (obstructed labour)  Masase uterus, pelepasan plasenta manual dan pemakaian aman obat-obat oksitosik, yang dapat diajarkan kepada petugas kesehatan, untuk mencegah perdarahan sesudah persalinan.  Deteksi dini dan infeksi setelah persalinan dan pemakaian yang aman dari antibiotika  Deteksi dini dan manajemen yang memadai dari penyakit-penyakit hipertensif selama kehamilan
  • 84. Tujuan  Mewujudkan Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) Target Demografis : Penurunan angka fertilitas dari 44% pada tahun 1971 menjadi 22 % pada tahun 1990”
  • 85. Sasaran Program Nasional KB  Sasaran langsung Yaitu pasangan usia subur (PUS) 15-49 tahun), dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari, sehingga memberi efek langsung penurunan fertilitas.  Sasaran tidak langsung : Yaitu organisasi-organisasi , lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim- ulama, wamita dan pemuda), yang diharapkan dapat membrikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS sekaramg keluarga kecil berkwalitas.
  • 86. Strategi Program Nasional KB  Perluasan jangkauan  Pembinaan  Pelembagaaan dan Pembudayaan
  • 87. Definisi Keluarga Berencana Menurut WHO (World Health Organisation) Expert Committee 1970 : Adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :  Mendapatkan objek-objek tertentu  Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan  Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan  Mengatur interval diantara kehamilan  Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri  Menentukan jumlah anak dalam keluarga
  • 88. Komponen Dalam Pelayanan Kependudukan/KB  Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)  Konseling  Pelayanan kontrasepsi  Pelayanan infertilitas  Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan  Konsultasi genetik  Test keganasan  Adopsi
  • 89. GERAKAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (GKBN) Secara bertahap potensi masyarakat mulai dari tenaga dan fasilitas didayagunakan secara maksimal dan proporsional sehingga kemudian disebut ”GERAKAN KB NASIONAL” (GKBN). Peningkatan peran serta dan penggerakkan masyarakat dalam pemberdayaan keluarga melalui 4 program utama ( 4 upaya keluarga berencana ) yaitu :  Pendewasaan usia perkawinan  Pengaturan Kelahiran  Pembinaan Ketahanan Keluarga  Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dalam mewujudkan KKBS.
  • 90. lanjutan  VISI Melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil, Bahagia dan Sejahtera dalam rangka mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur  MISI Menumbuhkan serta meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam rangka pemberdayaan keluarga melalui 4 (empat) upaya Keluarga Berencana, yaitu Pendewasaan Usia Perkawinan, Pengaturan Kelahiran, Pembinaan Ketahanan Keluarga, Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dalam mewujudkan Keluarga Kecil, Bahagia dan Sejahtera.
  • 91. TUJUAN Gerakan Keluarga Berencana Nasional  Tercapainya usia perkawinan yang ideal bagi seluruh calon pasangan keluarga baru  Tercapainya jumlah anak yang ideal bagi seluruh keluarga dan masyarakat  Tercapainya kelangsungan dan keharmonisan kehidupan berkeluarga yang damai dan tentram.  Tercapainya produktivitas kerja dalam meningkatkan ekonomi keluarga.
  • 92. Lanjutan  Turunnya TFR menjadi 2,509 pada tahun 2000  Tercapainya keadaan Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) dengan NRR (Net Reproduction Rate) sama dengan 1 (TFR = 2,05 -2,10) pada tahun 20015/2020  Tercapainya keadaan Penduduk Tanpa Pertumbuhan /PTP (laju pertumbuhan penduduk sekitar atau = 0.96%) pada tahun 2050-2060
  • 93. SASARAN Gerakan Keluarga Berencana Nasional 1. Sasaran Langsung : Keluarga dengan prioritas Pasangan Usia Subur (PUS) 2. Sasaran Tidak Langsung : a. Tokoh Masyarakat (Formal dan Informal) b. Petugas c. Institusi Masyarakat d. Lembaga Swadaya dan Organisasi Masyarakat (LSOM) e.Lembaga Swasta
  • 94. PROGRAM-PROGRAM GKBN 1. Komunikasi Informasi dan Edukasi Tujuan : Meningkatkan pengetahuan , kesadaran dan sikap serta perilaku sasaran dalam rangka mewujudkan NKKBS. Kini diarahkan pada : a. peningkatan ber KB b. peningkatan kemandirian dalam berKB c. penjagaan dan penanggulangan HIV/AIDS - reproduksi sehat remaja - pemahaman dan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga - peningkatan produktivitas keluarga - pemberdayaan wanita
  • 95. Fungsi Keluarga  Fungsi Keagamaan, berfungsi sebagai wahana untuk menciptakan suluruh anggota keluarga menjadi insan-insan agamais yang penuh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.  Fungsi Sosial Budaya, berfungsi untuk menggali, mengembangkan, melestarikan kekayaan sosial budaya .  Fungsi Kasih Sayang, berfungsi untuk mewujudkan proses pengembangan timbal balik rasa dan kasih sayang untuk setiap keluarga  Fungsi Perlindungan, berfungsi sebagai tempat perlindungan yang memberikan rasa,tentram lahir dan batin
  • 96. Lanjutan  Fungsi Reproduksi, berfungsi memberikan keturunan yang berkualitas.  Fungsi Mendidik dan Sosialisasi, menjadi pendidik yang pertama dan utama bagi anak dalam menumbuh-kembangkan kekuatan phisik, mental sosial, spiritual secara serasi, selaras dan seimbang.  Fungsi Ekonomi, berfungsi meningkatkan ketrampilan dalam usaha ekonomis produktif  Fungsi Pelestarian Lingkungan, menempatkan diri dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam yang dinamis.
  • 97. Pelayananan Kesehatan Reproduksi  Pembinaan pelayanan sesuai standar  Pemberian pelayanan Komunikasi Inter Personal/Konseling  Pelayanan Konseling meliputi juga substansi HIV/AIDS  Penanganan kejadian efek samping dan komplikasi dilakukan dengan merujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih tinggi  Menjaga mutu pelayanan dilaksanakan bersama dengan organisasi profesi
  • 98. Pemberdayaan Keluarga Tenaga Terampil Program – program sebagai berikut :  UPPKS : Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera  TAKESRA : Tabungan Keluarga Sejahtera  KUKESRA : Kredit Usaha Keluarga Sejahtera
  • 99. Pengembangan Pembinaan Balita, Remaja, dan Lansia  BKB Balita : Alat Permainan Edukasi (APE)  BKR Remaja : Reproduksi Sehat  BKL Lansia : Bina keluarga lansia
  • 100. Pengembangan Kependudukan  Pengkajian kebijakan kependudukan  Mengembangkan kegiatan yang memberikan dukungan terhadap penurunan fertilitas antara lain : - Pengembangan usaha ekonomi untuk ibu-ibu - Kukesra - Kampanye penggunaan ASI - Kampanye wajib belajar sembilan tahun - Kampanye untuk tidak mempekerjakan tenaga kerja anak.
  • 101. Peningkatan Peran Institusi Masyarakat  Institusi-institusi : - PPKBD - Sub. PPKBD - Kelompok KS
  • 102. PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL Tahun 2001 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Nomor 90/HK-010/B5/2001. Tentang VISI DAN MISI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA VISI : “ Keluarga Berkualitas 2015 “ = mewujudkan keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal , berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • 103. Lanjutan Misi :  Memberdayakan dan menggerakkan mesyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas  Menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, ketahanan keluarga, dan kualitas pelayanan.  Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.  Meningkatkan upaya-upaya promosi , perlindungan dan upaya mewujudkan hak-hak reproduksi
  • 104. Lanjutan  Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan jender dalam pelaksanaan program KB nasional.  Mempersiapkan pengembangan SDM potensial sejak pembuahan sampai dengan lanjut usia.  Menyediakan data dan informasi keluarga berbasis data mikro untuk pengelolaan pembangunan khususnya menyangkut upaya pemberdayaan keluarga miskin.
  • 105. STRATEGI A. Prinsip Integrasi  Integrasi konsep KB dalam konsep kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi serta kesetaraan dan keadilan jender.  Integrasi kegiatan Pemberdayaan Keluarga dengan pelayanan KB dan pemberdayaan perempuan.  Integrasi Program Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Program KB dan Kesehatan Reproduksi.  Integrasi program penguatan jaringan dan kelembagaan KB dengan program pengembangan institusi pelayanan masyarakat lainnya.  Integrasi program KB nasional dengan program - program pembangunan lainnya
  • 106. lanjutan B. Prinsip Desentralisasi  Penegasan jenis dan peningkatan kewenangan  Sistim dan kebijakan sumber daya manusia  Dukungan infrastruktur lintas sektoral  Mekanisme pengendalian yang handal  Pendelegasian wewenang operasional dengan pendekatan wilayah paripurna
  • 107. lanjutan C. Prinsip Pemberdayaan  Peningkatan kapasitas pengelola dan pelaksana program KB nasional.  Peningkatan kualitas kepemimpinan  Pemberdayaan institusi masyarakat dalam program KB nasional dan pemberdayaan keluarga  Pemberdayaan masyarakat, keluarga dan individu dalam rangka meningkatkan kemandirian  Pemberdayaan perempuan dalam pelaksanaan program KB nasional  Pemantapan jaringan kerja program KB
  • 108. lanjutan D. Prinsip Kemitraan  Koordinasi dalam rangka kemitraan yang tulus dan setara  Partisipasi Aktif Masyarakat  Kerjasama Internasional E. Prinsip Segmentasi Sasaran  Keberpihakan pada keluarga rentan  Perhatian terhadap sehmen khusus  Data dan informasi keluarga  Partisipasi pria dalam rangka kesetaraan dan keadilan jender
  • 109. POKOK-POKOK PROGRAM A. Program Pemberdayaan Keluarga Sejalan dengan visi program KB nasional, yaitu “keluarga berkualitas 2015”, maka pemberdayaan keluarga lebih dimaksudkan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui upaya peningkatan kesejahteraan dan ketahanan keluarga.
  • 110. Pokok-pokok kegiatan Program Pemberdayaan Keluarga  Penyelenggaraan dan peningkatan advokasi, KIE dan komunikasi inter personal (KIP)/konseling  Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi keluarga untuk menjadi tenaga yang siap memasuki pasar kerja  Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kewirausahaan  Pengembangan upaya pemberdayaan keluarga yang memiliki balita, remaja, dan lansia serta keluarga rentan.  Peningkatan kualitas lingkungan keluarga
  • 111. lanjutan B. Program Kesehatan Reproduksi Remaja Tujuan Program kesehatan reproduksi remaja bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja dalam kesehatan reproduksi sehingga betul-betul mencapai keadaan ”wellness” yaitu suatu keadaan dimana seseorang memiliki keadaan fisik, mental dan sosial yang baik dan dapat menghindari perilaku yang beresiko termasuk perilaku seksual
  • 112. lanjutan Sasaran kinerja program reproduksi remaja  Menurunnya jumlah penduduk yang melangsungkan perkawinan pada usia remaja  Meningkatnya pemahaman dan upaya masyarakat, keluarga, dan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja.  Menurunnya jumlah kehamilan pada usia remaja  Menurunnya kejadian kehamilan pra nikah  Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja dalam hal penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS  Menurunnya prevalensi anemia bagi remaja
  • 113. lanjutan Pokok-pokok kegiatan  Promosi kesehatan reproduksi remaja terutama dalam hal pendewasaan usia perkawinan  Advokasi kesehatan reproduksi remaja  KIE kesehatan reproduksi remaja  Konseling kesehatan reproduksi remaja  Dukungan pelayanan bagi remaja yang memiliki masalah khusus  Peningkatan dukungan bagi kegiatan remaja yang positif