Cerpen ini menceritakan tentang dilema yang dihadapi oleh Fee untuk menghadiri acara kumpul bersama teman-temannya karena kondisi ekonomi keluarganya yang sedang tidak baik. Akhirnya Fee memutuskan untuk menjual ponselnya agar bisa ikut acara tersebut. Setelah acara selesai, Fee dikejutkan oleh kabar baik dari mamanya bahwa ayahnya akan bekerja lagi.
Cara menemukan unsur intrinsik dalam cerpen, BAHASA INDONESIA
1. TUGAS DISKUSI
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
GURU BERSANGKUTAN : TRIKE VANI
KELOMPOK VIII :
- ANNISA MULIANI
- HAFIZUN ABDILLAH
- MESLA PUTRI PERMATA SARI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGRI
PESISIR SELATAN
TAHUN AJARAN 2014/2015
2. KOMPETENSI DASAR :
1. Menentukan tema,latar, dan penokohan pada cerpen- cerpen dalam satu
(1) kumpulan cerpen.
2. Menganalisis Nilai- Nilai kehidupan pada cerpen- cerpen dalam satu
kumpulan cerpen.
Tujuan :
1.1 Mampu menjelaskan pengertian cerpen
1.2 Mampu menjelaskan definisi tema, latar, dan penokohan
1.3 Mampu menentukan tema, latar, dan penokohan pada cerpen- cerpen
dalam satu (1) kumpulan cerpen
2.1 Mampu mengetahui nilai- nilai kehidupan pada cerpen
2.2 Mampu menganalisis nilai- nilai kehidupan pada cerpen dalam satu
kumpulan cerpen
A. Menemukan tema, latar, dan penokohan pada cerpen- cerpen dalam
satu kumpulan cerpen
1. Pengertian Cerpen
Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra atau prosa. Cerpen ada yang
bersifat fiktif dan nonfiktif. Cerita yang ditampilkan dalam sebuah cerpen biasanya
hanya sepenggal peristiwa yang terjadi pada seseorang dan focus cerita terletak
pada tokoh utamanya. Cerpen biasanya juga diterbitkan dan dibukukan dalam
bentuk kumpulan yang disebut buku kumpulan cerpen
Cerpen adalah sebuah cerita yang singkat, padat, dan jelas. Singkat karena hanya
terdiri atas ± 10.000 kata, padat karena akan memuat peristiwa-peristiwa inti dalam
cerita, dan jelas karena tetap akan kita temukan akhir penyelesaian dari peristiwa-peristiwa
yang membangun cerita.
Unsur pembangunan dalam cerpen terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur
intrinsik adalah unsur pembangun yang berasal dari dalam tubuh karya sastra, yang
meliputi tema, alur, karakteristik, setting, sudut pandang, amanat. Unsur ekstrinsik
adalah segala macam unsur yang berada di luar suatu karya sastra yang
mempengaruhi kahadiran suatu karya sastra, seperti faktor sosial, ekonomi, budaya,
politik, keagamaan, dan tata nilai masyarakat.
2. Pengertian tema, latar, dan penokohan dan cara menemukannya
tema, latar, dan penokohan termasuk dalam unsur intrinsik pembangun sebuah cerpen
1. Tema adalah sumber gagasan/ide cerita atau gagasan pokok yang
dikembangkan menjadi sebuah karangan. Tema merukan gambaran umum
3. cerita yang biasanya bersumber dari konflik- konflik kehidupan manusia sehari-hari.
Sebuah tema adalah seperti sebuah tali yang menghubungkan awal dan
akhir cerita dimana Anda menggantungkan alur, karakter, setting cerita dan
lainnya Cara menentukan tema dalam cerpen
- Baca dan pahami bacaan pada cerpen, itu akan memudahkan kita untuk mengetahui
apa yang diperlukan
- Kemudian, lihat dan cermati hal- hal yang acap kali muncul dalam cerpen tersebut,
2. Tokoh dan penokohan, Tokoh adalah pelaku-pelaku dalam cerita. Tokoh
dibedakan menjadi tiga, yakni protagonis (tokoh utama), antagonis (tokoh
penentang), dan tritagonis ( tokoh ketiga). Sedangkan penokohan adalah
penyajian dan penciptaan citra dalam cerpen. Penokohan dapat dikatakan
sebagai proses penampilabn tokoh dengan pemberian watak atau kebiasaan
Cara menemukan penokohan :
- Melalui perbuatan/ tindakan- tindakan
- Melalui ucapan
- Melalui penggambaran fisiknya, misalnya berpakaian, bentuk tubuhnya, dll.
- Melalui pemikirannya
- Melalui penjelasan langsung oleh pengarang
3. Latar adalah waktu dan tempat serta keadaan social yang digunakan pengarang
dalam menyusun cerita. Latar terbagi tiga
Latar suasana, yaitu latar yang menggambarkan keadaan saat peristiwa itu
terjadi/ berlangsung
Latar tempat, yaitu berkaitan dengan masalah- masalah geografis
Latar waktu, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarat
Cara menemukan latar
- Melalui pemaparan langsung oleh pengarang
- Melalui 5W + 1H yang menyatakan “bagaimana untuk latar suasana, unsur dimana
untuk latar tempat, dan unsur kapan untuk latar waktu.
B. Menganalisis nilai- nilai kehidupan pada cerpen- cerpen dalam satu
kumpulan cerpen
Bila kalian cermati, tokoh-tokoh di dalam cerpen mempunyai sifat dan melakukan
aktivitas seperti kehidupan manusia sesungguhnya. Dengan kata lain, cerpen mangandung
nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari peran masing-masing tokoh dalam isi cerpen
tersebut.
Di dalam setiap karya satra (termasuk cerpen) terkandung beberapa nilai yang dapat
diteladani atau dipetik hikmahnya. Ada pun nilai –nilai tersebut antara lain:
4. 1. Nilai moral atau keagamaan yaitu nilai yang berkenaan dengan Tuhan dan
aagama.
2. Nilai kemanusiaan atau sosial yaitu nilai yang berkenaan dengan
masyarakat.
3. Nilai etika atau susila atau norma yaitu nilai yang berkenaan dengan budi
bahasa, sopan santun, dan
4. Nilai estetika atau keindahan yaitu nilai yang berkenaan dengan seni dan
keindahan.
DILEMA
Oleh : Kaefzet
Fee menerobos pagar pembatas jalan, menyeberang dengan cepat. Nyaris dia
menabrak pedagang rokok asongan. Napasnya terpompa lebih cepat. Sesaat, Fee
berhenti melangkah, mengatur debaran dadanya yang terasa tak wajar. Kemudian
menanyakan waktu pada seorang laki-laki setengah tua yang lewat didepannya.
Jam tiga lewat limapuluh menit. Masih ada waktu sepuluh menit. Itu artinya dia tak
akan terlambat. Tempat yang ditujunya –resto pizza yang jadi tempat pertemuan—
sudah Nampak di depan mata.
Fee mencoba mengamati penampilannya lewat kaca gedung perkantoran.
Tak rapi, tapi juga tak terlalu berantakan. Rambutnya memang agak tak beraturan,
namun dia merasa cukup merapikannya dengan tangan.
Fee tersentak. Suara knalpot motor mengejutkannya. Dia berpaling. Melihat La
dan We tertawa sambil melambaikan tangan.
“Gue duluan, ya!” teriak La.
Fee cuma memandang dari belakang. Percuma membalas. Nggak penting. Pasti
tak terdengar juga.
“Fee! Oi, duluan, ya!”
Fee berpaling. Sis melambaikan tangan, wajahnya dengan rambut baru
seminggu dicat pirang, terlihat gembira dari dalam mobil.
Wow, sudah banyak yang datang. Untung, akhirnya dia memutuskan ikut
datang. Kalau tidak…? Ah, pasti ini akan jadi mimpi buruk.
Yah… ini memang saat yang sangat spesial. Hamper semua cewek yang duduk
di kelas 3 C, hari ini memutuskan untuk berkumpul di resto pizza. Bukan acara
perpisahan resmi dari sekolah. Tapi, acara yang –entah ide dari siapa—memang
berkesan akan jadi spesial. Undangannya pun beredar lewat SMS berantai
Fee mulanya malas. Maklum, untuk acara kumpul ini biaya ditanggung ramai-ramai
alias patungan. Dia tak punya uang untuk itu. Minta sama mama… ah,
bagaimana dia tega. Sudah tiga minggu ini, sejak dapat kabar papa kena PHK,
5. wajah mama terlihat sangat murung. Minta uang untuk menghadiri acara semacam
ini, di saat suasana rumah lagi murung begini… mana mungkin.
“Lo, harus datang, Fee. Kapan lagi kita bisa kumpul gila-gilaan seperti ini?”
bujuk La ketika kemarin menelponnya.
“Tapi, La…”
“Gue nggak mau denger alesan lo. Ini cuma cewek-cewek aja kok. Gue jamin
Rama nggak bakal ada. Jadi lo nggak bakal ketemu dia.”
“Bukan soal itu. Tapi…” Fee bingung. La pasti akan salah sangka. Tapi, Fee
nggak mungkin juga bilang kalau ini bukan karena Rama, cowok yang dua bulan
lalu resmi putus dengannya. Rasanya berat banget untuk mengakui kalau dia tak
bisa datang karena tak tahu harus darimana mendapatkan uang. “Alaaa udah deh.
Lo datang ya. Jangan sampai nggak.”
Blep!
Telepon terputus.
Fee bengong. Lama.
Bayangan tentang betapa asyiknya suasana pertemuan itu, betapa dalam
kenangan yang bakal didapatnya nanti, betapa ceria wajah teman-temannya nanti,
akhirnya membuat Fee mengambil keputusan itu: menjual hape-nya!
Yap, hanya itu yang terpikir. Dan dia merasa itu jauh lebih baik tinimbang dia
meminta uang pada mama. Apakah artinya hape disbanding momen spesial ini.
Toh, kapan-kapan bisa beli lagi. Dan dia tak mau menimbang lebih jauh lagi.
Akhirnya…
Fee melangkah lebih cepat. Menaiki anak tangga, mendorong pintu kaca,
melihat berbagai senyum teman-teman menyambutnya.
“Kok sendiri, sih? Bukannya bareng gue aja. Hape lo kenapa sih? Gue telpon
nggak masuk-masuk.” Sis merepet, menyambutnya.
“Oi, foto bareng dong. Ayo, Fee, cepetan. Eh, Sis, lo jangan ngalangin yang di
belakang. Siap-siap, ya. Senyum!” Wie memberi aba-aba.
Semua tersenyum. Tertawa. Saling ledek. Saling cerita tentang hal yang lucu-lucu.
Berebut pizza. Ah… betapa semua terlupa. Fee bahagia. Pertemuan ini begitu
berkesan.
“Aduh, seneng banget ya. Saat seperti ini pasti susah untuk terulang lagi.” Kata
Tamy, cewek berambut keriwil yang berencana melanjutkan sekolah ke Bandung.
“Iya ya.” Kata La. Lalu, mendadak wajahnya agak mendung. “Ah, jadi sedih.
Udah, ah, jangan ngomongin itu. Nanti sedih. Ayo, foto bareng lagi. Pake
kameraku dong. Eh, Mas… Mas, tolong ya, fotoin.” La menghampiri pelayan resto
sambil menyodorkan kamera digitalnya.
Semua berebut posisi. Sis yang paling sadar kamera nyerobot ke depan.
Senyum mengembang di semua wajah. Tawa mereka terus bergema. Hingga tiba
waktu untuk berpisah.
6. Sis berbaik hati mengantar Fee hingga ujung jalan. Setelah mobil Sis
menghilang di tikungan, barulah Fee melangkah pulang.
Mama menyambutnya di depan pintu dengan wajah terhias senyum. Tumben.
Ada apa?
“Kamu dari mana?” Tanya mama dengan nada sabar.
“Maaf, Fee lupa bilang. Tadi… ada acara kumpul dengan teman-teman
sekolah.” Ada nada bersalah menjalar dalam diri Fee.
“Mama ada kabar yang menggembirakan. Mau tau, nggak?” Mata mama
berbinar.
“Kabar apa, Ma? Mau dong.”
“Minggu depan Papa akan bekerja lagi di perusahaan baru.”
Fee ternganga. Tak menyangka. Mulutnya mendadak terasa kaku. Dia tak bisa
berkata-kata. Mama merentangkan tangannya. Fee menghambur dan menangis
dalam pelukan mama. Tersedu. Dan dia tahu, mama dan papa pasti tak akan marah
bila nanti dia mengaku telah menjual hape-nya. Pasti. ***
7. ANALISIS SEBUAH CERPEN
“DILEMA”
Oleh : Kaefzet
Cerita yang berjudul “Dilema” ini adalah salah satu cerita pendek karya Kaefzet.
Cerita pendek atau cerpen ini saya ambil dari Majalah Gadis, No. 18, Edisi 30 Juni 2009
– 9 Juli 2009. Dalam cerpen ini menceritakan tentang kehidupan keluarga Fee dan
kehidupan Fee bersama teman-temannya.
Untuk lebih memahami dan mempelajari isi cerpen serta nilai-nilai yang
terkandung dalam cerpen ini, saya akan mencoba untuk menganalisis hal-hal yang
berkaitan dengan cerpen ini.
SINOPSIS CERPEN “DILEMA”
Siang itu Fee terburu-buru menuju resto pizza untuk menghadiri acara kumpul-kumpul
bersama teman-temannya. Dia datang pas pukul 15.00, sampai di sana dia
disambut oleh teman-temannya. Sebenarnya dia bimbang akan ikut acara itu atau tidak,
karena kondisi keuangan keluarganya sedang tidak baik itu semua disebabkan oleh
papanya yang ter-PHK dari perusahaan beliau. Fee ingin meminta uang kepada
mamanya, tapi dengan kondisi seperti itu Fee tidak tega, akhirnya tanpa berfikir panjang
Fee menjual handphonenya dan menggunakan uang itu untuk acara kumpul bersama
teman-temannya.
Fee merasa senang bisa berkumpul dengan teman-temannya. Mereka berfoto-foto
untuk kenang-kenangan, karena mereka sebentar lagi akan berpisah melanjutkan
pendidikan di sekolah yang sudah mereka inginkan. Setelah acara itu selesei, Fee pulang
ke rumah. Sesampainya di rumah, mama Fee sudah menunggunya di depan rumah. Raut
wajah mama Fee pun tidak seperti biasanya yang murung dan sedih, tapi kali ini raut
wajahnya menampakkan kalau dia sedang gembira. Mama Fee pun mengatakan kabar
yang baik kepada Fee, yaitu ternyata papa Fee telah mendapatkan pekerjaan baru. Fee
pun sangat senang, lalu Fee pun menceritakan bahwa dia menjual handphonenya untuk
acara kumpul bersama teman-temannya.
PERWATAKAN PARA TOKOH
Tokoh cerpen yang berjudul ‘Dilema’ ini mempunyai watak sebagai berikut :
1. Fee : baik hati, bertanggung jawab, dan dewasa.
2. La : baik dan suka memaksa.
3. Sis : baik hati dan suka menolong.
4. Mama Fee : tidak tegar dalam menghadapi masalah.
KONFLIK YANG TERJADI
Konflik yang terjadi dalam cerpen ‘Dilema’ ini adalah ketika Fee harus memilih
menjual handphonenya untuk datang ke acara kumpul bersama teman-temannya atau
tidak menghadiri acara tersebut. Tidak mungkin dia meminta uang kepada mamanya,
karena kondisi keuangan keluarga mereka sedang tidak baik. Dan akhirnya Fee menjual
handphonenya dan dia bisa hadir dalam acara tersebut.
8. KECOCOKAN TEMA DENGAN JUDUL
Antara tema dengan judul cerpen ini memiliki kecocokan karena mengisahkan
tentang kehidupan seseorang. Kisah yang menceritakan tentang kehidupan keluarga Fee
dan kehidupa Fee bersama teman-temannya.
KECOCOKAN JUDUL DENGAN ISI
Antara judul dengan isi cerpen ini memiliki kecocokan karena menggambarkan
tentang sebuah kebimbangan Fee ketika dihadapkan dengan 2 pilihan yang harus dia pilih
yaitu antara menjual handphonenya untuk ikut acara kumpul bersama teman-temannya
atau tidak ikut acara tersebut karena tidak memiliki uang dan tidak tega untuk meminta
uang kepada mamanya karena kondisi keuangan keluarganya sedang tidak baik.
POINT OF VIEW (SUDUT PANDANG)
Dalam cerpen ini pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga, karena
pengarang adalah seorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh
cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama
tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai
variasi dipergunakan kata ganti. Hal ini akan mempermudah pembaca untuk mengenali
siapa tokoh yang diceritakan atau siapa yang bertindak.
PESAN PENGARANG
Dari cerpen ini pengarang ingin menyampaikan beberapa pesan, yaitu :
1. Kita harus tegar dalam menghadapi suatu masalah dan harus cepat mencari jalan
keluarnya.
2. Kita harus berfikir panjang untuk mengambil sebuah keputusan, agar kita tidak
menyesal nantinya.
3. Kita tidak boleh terlalu lama terpuruk dengan sebuah halangan yang mengganggu
hidup kita.
NILAI KEHIDUPAN YANG DAPAT DIAMBIL
Cerpen ini mempunyai nilai kehidupan yang sangat baik untuk kita, bahwa jika
kita ingin melakukan sesuatu atau mengambil sebuah keputusan, kita harus berfikir
panjang dulu jangan terburu-buru untuk mengambil keputusan, agar kita tidak menyesal
dengan keputusan yang sudah kita ambil.