Manajemen bencana dan kedaruratan meliputi upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana. Kegiatan tanggap darurat mencakup manajemen dan koordinasi, perlindungan korban, logistik, penampungan, air bersih, sanitasi, kesehatan, dan pelayanan masyarakat.
4. Kajian resiko, perencanaan, penataan, pelatihan dan proses Bencana/Kedaruratan situasi lebih stabil Tdk ada ancaman langsung thd jiwa/keamanan/harta “ penyembuhan trauma”, perbaikan, rekonstrusi & pemulihan Hampir normal kembali Analisa resiko dan ancaman Pengurangan resiko, kerentanan dan ancaman kerentanan berkurang b Pencegahan Dan Mitigasi Kesiap siagaan Rehabilitasi Tanggap Darurat
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26. Manajemen & Koordinasi Manajemen Tanggap Darurat diperlukan 3 C: - Command (komando) - Control (pengendalian) - Coordination (kordinasi ) Bentuk kegiatan: - Mendirikan POSKO - Membuat Tim Reaksi Cepat Kegiatan ini merupakan tugas: BAKORNAS, SATKORLAK dan SATLAK
27. Perlindungan & Pendataan Kegiatan ini meliputi : Evakuasi korban yg masih hidup dan meninggal Memberikan pertolongan dan perlindungan bagi korban selamat Menerima dan memberikan tempat penampungan sementara Mendata dan mencatat agar memudahkan dalam pengurusan pelayanan Tugas ini dilakukan oleh Pemda (Dinas Kependudukan)
28. Pangan Pada tahap awal yg diberikan adalah makanan siap santap, karena tidak dapat memasak. Pendirian dapur umum Pemberian jatah hidup per keluarga, apabila sudah didata dan mendapatkan tempat penampungan Jenis pangan disesuaikan dengan makanan pokok setempat Standar Departemen Sosial 400 g dan Rp 3000,- (per orang per hari)
29. Logistik & Transportasi Pengumpulan, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran bantuan logistik sangat diperlukan pada tanggap darurat. Diperlukan gudang dan sarana transportasi Perbaikan prasarana jalan dan jembatan, pelabuhan dan bandara sangat vital. Dukungan transportasi sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan bakar minyak (BBM). Dikoordinasikan oleh Departemen Perhubungan
30. Penampungan Sementara Penampungan sementara ditempatkan pada bangunan gedung yg aman: sekolah, kantor, stadion, gudang, dsb. Jika tidak memungkinkan dapat ditempatkan di lapangan atau tempat terbuka, dengan mendirikan tenda-tenda. Pada pengungsian yg cukup lama dibuat hunian semi permanen (huntara) yang berupa barak yang berisi beberapa keluarga. Pekerjaan ini dilakukan oleh Dinas Permukiman atau PU.
31. Air Bersih Penyediaan air bersih diarahkan pengguna-annya untuk: mandi, minum, cuci, memasak Sumber air dapat diperoleh dari: sungai, danau, sumur, air tanah dalam dan mata air. Untuk itu diperlukan: volume dan kualitas air yg memenuhi, sistem penampungan, pengo-lahan, penyaluran dan distribusinya. Penanggung jawab: PDAM / PU
32. Sanitasi Penyediaan sarana MCK disesuaikan dgn kebiasaan pengungsi di daerah asal. Sarana MCK tsb harus mudah dipakai dan dapat dipelihara oleh warga. Harus diperhitungkan rasio jumlah MCK terhadap jumlah pengungsi. Pengelolaan sampah diatur pengumpulan dan pembuangannya. Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Dinas Kebersihan / PU
33. Kesehatan dan Nutrisi Setiap korban bencana mendapat perawatan kesehatan secara gratis di puskesmas dan RS rujukan Pemerintah menyediakan tenaga medis, peralatan kesehatan dan obat-obatan. Di samping itu dilakukan pula imunisasi dan vaksinasi guna mencegah timbulnya penyakit. Kegiatan ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan.
34.
35. Pendidikan Pada tahap tanggap darurat, proses belajar mengajar bagi para siswa harus tetap berjalan. Lokal tempat belajar dapat menggunakan bangunan yg ada, sekolah terdekat dan tenda-tenda darurat. Keperluan untuk proses belajar (buku pelajaran, alat tulis dan keperluan lain) harus disediakan. Pelaksanaan kegiatan ini adalah Dinas Pendidikan setempat.