Dokumen tersebut membahas mengenai ketrampilan menyimak sastra anak, yang mencakup pengertian apresiasi sastra dan jenis-jenis sastra anak seperti puisi, prosa, dan drama anak. Cara mengapresiasi masing-masing jenis sastra dijelaskan beserta contoh-contohnya.
2. Menyimak Apresiatif
Salah satu tujuan menyimak yaitu menyimak untuk apresiasi. Menyimak
merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dan non
bahasa dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi dan interprestasi untuk
memperoleh informasi, sekaligus menangkap isi atau pesan , serta mampu
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh manusia dan atau
sumber lainnya.
3. Apresiasi sastra
Adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian
terhadap karya sastra, baik yang berbentuk puisi
maupun prosa atau suatu kegiatan menggauli
sastra dengan sungguh-sungguh hingga
tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan
pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap cipta sastra
4. Sastra anak
Yaitu sastra anak-anak adalah sastra yang ditulis oleh
pengarang yang usianya remaja atau dewasa isi dan
bahasanya mencerminkan corak kehidupan dan kepribadian
anak.
Dengan demikian, sastra anak-anak dapat dikatakan
bahwa suatu karya sastra yang bahasa dan isinya sesuai
perkembangan usia dan kehidupan anak, baik ditulis oleh
pengarang yang sudah dewasa, remaja atau oleh anak-anak
itu sendiri.
Karya sastra yang dimaksud bukan hanya yang
berbentuk puisi dan prosa, melainkan juga bentuk drama.
6. Puisi anak
Merupakan pengungkapan gagasan dan perasaan
dalam bentuk rangkaian bait
Puisi anak terdiri dari : Puisi, Mantra
Pantun, Karmina, Seloka, Gurindam, Syair, Talibun,
7. Cara-cara mengapresiasi puisi anak, yaitu :
a. Mendengarkan puisi tersebut
b. Membuat pertanyaan tentang puisi tersebut.
c. Menjawab pertanyaan.
d. Menceritakan kembali puisi anak tersebut
e. Menanggapi puisi anak
8. Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik
Unsur intrinsik puisi:
a. Dari segi isi puisi yang terdiri dari : tema, rasa, nada dan
amanat.
b. Dari segi struktur terdiri atas : diksi, imajinasi, kata-kata
konkrit, gaya bahasa, ritme/ irama dan rima/bunyi.
9. Contoh mengapresiasi puisi anak
Kasih Ibu
Kasih ibu
Kepada beta
Tak terhingga
Sepanjang masa
Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai sang surya
Menyinari dunia
10. Menyimak Puisi
1. Mendengarkan puisi tersebut
Membuat pertanyaan tentang puisi tersebut.
a. Apa judul puisi tersebut ?
b. Tentang apa ia bercerita ?
c. Bagaimana ceritanya ?
d. Mengapa kasih ibu dibandingkan dengan sang surya ?
11. Menjawab pertanyaan.
a. Judul Kasih Ibu
b. Bercerita tentang kasih ibu
c. Bahwa kasih ibu sepanjang masa, selalu ingin memberi apa
yang ibu miliki, tak pernah mengharap balasan
d. Karena sifat ibu yang memberi kasih kepada anaknya sama
dengan sifat matahari yang selalu memantulkan sinar untuk
keperluan semua mahkluk di dunia dan tidak memerlukan
balasan.
2. Menceritakan kembali puisi anak
Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tulisan.
3. Memberikan Tanggapan
12. Prosa Anak
Ialah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak
terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi.
Jenis-jenis dari prosa anak, yaitu :
dongeng, legenda, fabel, sage, mite, cerpen, novel, roman,
cerita anak.
Dongeng, adalah cerita yang sepenuhnya merupakan hasil
imajinasi atau khayalan pengarang di mana yang diceritakan
seluruhnya belum pernah terjadi. Contoh Dongeng yaitu :
Cinderella, bawang merah dan bawang putih.
13. Legenda
Dongeng tentang suatu kejadian alam, asal-usul suatu tempat, benda, atau
kejadian di suatu tempat atau daerah. Contoh: Asal Mula Tangkuban Perahu,
Malin Kundang.
Fabel
Cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai
manusia.
Contoh: Cerita Si Kancil yang Cerdik, Kera Menipu Harimau.
Cerpen
Cerita Pendek sesuai dengan namanya, cerpen dapat diartikan sebagai cerita
berbentuk prosa yang pendek.
Contonya cerpen : ”Sri Sumariah” dan “Bawuk” karya Umar Khayam.
14. Sage
Cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan
keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. contoh
sage: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana .
Mite
Cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau makhluk setengah
dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap benar – benar
terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya. Contoh: Nyi Roro Kidul.
Novel
Cerita berbentuk prosa yang menyajikan permasalahan-permasalahan
secara kompleks, dengan penggarapan unsur-unsurnya secara lebih
luas dan rinci. Contoh novel yaitu Laskar Pelangi, Lupus Sang Idola
15. Roman
Lebih tua dari pada novel. Jenis sastra ini banyak berkisah tentang hal-hal
yang sifatnya romantik, penuh dengan angan-angan, biasanya bertema
kepahlawanan dan percintaan.
Contohnya : “Anak Semua Bangsa” karya Pramoedya Ananta Toer.
Cerita Anak
Cerita anak, baik karya asli Indonesia, maupun terjemahan, mencakup
rentang umur pembaca yang beragam, mulai rentang 3-14) tahun.
Bentuknya bermacam-macam, baik serial, cerita bergambar, maupun
cerpen.
Tema cerita anak beragam : persahabatan, lingkungan, kemandirian anak,
dan lain-lain. Sifatnya juga beragam.
Contoh cerita anak : Bola Kristal, Pandai Besi dan Anjingnya, Pemburu
dan Penebang Kayu.
16. Cara-cara mengapresiasi prosa anak, yaitu :
1. Mendengarkan prosa tersebut
Membuat pertanyaan tentang prosa tersebut.
Menjawab pertanyaan.
2. Menceritakan kembali prosa anak
3. Menanggapi prosa anak
17. Contoh Mengapresiasi Prosa Anak
Si Sigarlaki dan Si Limbat
Dari : Sulawesi utara
Pada jaman dahulu di Tondano hiduplah seorang pemburu perkasa yang
bernama Sigarlaki. Ia sangat terkenal dengan keahliannya menombak. Tidak
satupun sasaran yang luput dari tombakannya.
Sigarlaki mempunyai seorang pelayan yang sangat setia yang bernama
Limbat. Hampir semua pekerjaan yang diperintahkan oleh Sigarlaki dikerjakan
dengan baik oleh Limbat. Meskipun terkenal sebagai pemburu yang handal,
pada suatu hari mereka tidak berhasil memperoleh satu ekor binatang buruan.
Kekesalannya akhirnya memuncak ketika Si Limbat melaporkan pada
majikannya bahwa daging persediaan mereka di rumah sudah hilang dicuri
orang.
Tanpa pikir panjang, pada saat pagi itu si Sigarlaki langsung menuduh
pelayannya itu yang mencuri daging persediaan mereka. Si Limbat menjadi
sangat terkejut. Tidak pernah diduga majikannya akan tega menuduh dirinya
sebagai pencuri. Tapi ia yakin kalau semua ini hanya cobaan dari Tuhan.
18. Lalu Si Sigarlaki meminta Si Limbat untuk membuktikan bahwa bukan dia yang
mencuri. Caranya adalah Sigarlaki akan menancapkan tombaknya ke dalam sebuah
kolam. Bersamaan dengan itu Si Limbat disuruhnya menyelam. Bila tombak itu lebih
dahulu keluar dari kolam berarti Si Limbat tidak mencuri. Apabila Si Limbat yang
keluar dari kolam terlebih dahulu maka terbukti ia yang mencuri.
Syarat yang aneh itu membuat Si Limbat ketakutan. Tetapi bagaimana pun juga ia
berkehendak untuk membuktikan dirinya bersih. Lalu ia pun menyelam bersamaan
dengan Sigarlaki menancapkan tombaknya.
Baru saja menancapkan tombaknya, tiba-tiba Sigarlaki melihat ada seekor babi
hutan minum di kolam. Dengan segera ia mengangkat tombaknya dan dilemparkannya
ke arah babi hutan itu. Tetapi tombakan itu luput. Dengan demikian seharusnya Si
Sigarlaki sudah kalah dengan Si Limbat. Tetapi ia meminta agar pembuktian itu diulang
lagi.
Dengan berat hati Si Limbat pun akhirnya mengikuti perintah majikannya. Baru
saja menancapkan tombaknya di kolam, tiba-tiba kaki Sigarlaki digigit oleh seekor
kepiting besar. Ia pun menjerit kesakitan dan tidak sengaja mengangkat tombaknya.
Dengan demikian akhirnya Si Limbat yang menang. Ia berhasil membuktikan dirinya
tidak mencuri. Sedangkan Sigarlaki karena sembarangan menuduh, terkena hukuman
digigit kepiting besar dan akhirnya Sigarlaki pun menyesal karena ia tidak percaya
dengan perkataan si Limbat.
19. 1. Mendengarkan prosa tersebut
Membuat pertanyaan tentang prosa tersebut.
a. Apa judul cerita tersebut ?
b. Dimana cerita tersebut terjadi ?
c. Kapan cerita tersebut terjadi ?
d. Siapa pelaku dalam cerita tersebut ?
e. Mengapa diadakan pembuktian dengan menyelam dan
menancapkan tongkat ?
f. Bagaimana akhir ceritanya ?
20. Menjawab pertanyaan.
a. Si Sigarlaki dan si Limbat
b. Tondano
c. Pada zaman dahulu
d. Si Sigarlaki dan si Limbat
e. Karena, si Limbat dituduh telah mencuri daging persediaan si sigarlaki
dan si Sigarlaki menyuruh untuk membuktikan kalau si Limbat tidak
mencuri dengan menyelam beserta menancapkan tongkat dan siapa yang
paling cepat muncul itu berarti tidak mencuri.
f. Akhirnya si sigarlaki menyesal atas perbuatannya.
2. Menceritakan kembali prosa anak
3. Menanggapi prosa anak
21. Drama Anak
Merupakan pengemukaan gagasan dan perasan melalui bentuk dialog
antaraberbagai tokoh. Drama anak merupakan suatu bentuk drama yang
diperankan/ tokoh pelakunya adalah anak-anak. Drama dapat dibedakan dalam dua
jenis yaitu :
- Drama Baru / Drama Modern
Drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat
yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
- Drama Lama / Drama Klasik
Drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana
atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
22. Cara-cara mengapresiasi drama anak, yaitu :
1. Mendengarkan dan melihat drama
Membuat pertanyaan tentang drama tersebut.
Menjawab pertanyaan.
2. Menceritakan kembali drama anak
3. Menanggapi drama anak
23. Bawang Putih dan Bawang Merah
Setting panggung : Rumah Bawang putih yang menggambarkan rumah desa,
berdindingkan bambu dan berlantai tanah.
Narator : Disebuah desa tinggal seorang dengan dua orang anak
perempuannya. Anak tirinya bernama bawang putih dan anaknya
sendiri bernama Bawang merah
Bawang merah :“Bawang putih!(berteriak nyaring). Bawang putih!
Bawang putih : “Ada apa bawang merah?”
Bawang merah : “Kemana aja sih? Tidur ya? Ini kamu cuci baju-bajuku yang kotor
mumpung masih pagi jadi nanti sore sudah kering! cuci yang
bersih! Awas kalau masih kotor! Aku aduin ke Ibu! Dasar
pemalas!
Ibu : “Kamu ngapain Bawang merah? Kurang kerjaan ya? (galak)
kerjaanmu didapur banyak! Jangan enak-enakan disini!
(mengamati)
Bawang putih : “Ini mau mencuci baju Bawang merah bu”
Ibu : “Oh, bagus! Sekalian cuci periuk ini! ingat, HARUS SAMPAI
BERSIH! Sampai mengkilap seperti baru!
Bawang putih : “Iya bu”
Contoh Drama
24. 1. Mendengarkan dan melihat drama tersebut
Membuat pertanyaan tentang drama yang ditampilkan.
a. Apa judul cerita tersebut ?
b. Dimana cerita tersebut terjadi ?
c. Kapan cerita tersebut terjadi ?
d. Siapa pelaku dalam cerita tersebut ?
e. Mengapa bawang putih ketakutan di rumah nenek ?
f. Bagaimana akhir ceritanya ?
Menjawab pertanyaan.
a. Bawang Putih dan bawang Merah
b. Rumah Bawang putih, sungai, hutan dan rumah Nenek raksasa
c. Pada pagi, siang dan malam
d. Bawang putih, Bawang merah, Ibu, Paman yang sedang memandikan kuda,
Paman pengail
e. Karena dirumah nenek raksasa bawang putih melihat banyak tulang berserakan.
f. Bawang merah dan Ibu memperlakukan Bawang putih dengan baik. Mereka
hidup rukun dan bahagia
2. Menceritakan kembali drama anak
3. Menanggapi drama anak
Menyimak Drama
25.
26. Jafar : Kurang komunikatif dengan audiens
Puput: Terlalu cepat dalam presentasi
27. Pertanyaan
Nita : Jenis sastra anak paling cocok diterapkan
di kelas berapa ?
Novia :Apa saja kendala-kendala dalam
mengapresiasi sastra anak ?
Yanuar : Bagaimana apabila anak tidak dapat
menjawab pertanyaan dalam mengapresiasi
sastra anak dan bagaimana tindak lanjutnya ?
28. Kesimpulan
Menyimak Apresiatif yaitu menyimak untuk apresiasi. Apresiasi adalah
penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, dengan
kegiatan menggauli sastra dengan sungguh-sungguh hingga
tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan
perasaan yang baik terhadap cipta sastra
Sastra anak-anak dapat dikatakan bahwa suatu karya sastra yang bahasa
dan isinya sesuai perkembangan usia dan kehidupan anak, baik ditulis oleh
pengarang yang sudah dewasa, remaja atau oleh anak-anak itu sendiri. Karya
sastra yang dimaksud bukan hanya yang berbentuk puisi dan prosa, melainkan
juga bentuk drama.
Cara mengapresiasi satra anak yaitu : mendengarkan puisi tersebut,
membaca sastra Anak, menceritakan kembali, menanggapi sastra anak