SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
MODUL PERKULIAHAN
Pengantar
Teknik
Industri
POKOK BAHASAN
 2.1 Pengendalian Kualitas
 2.2 Pengendalian Kualitas Secara Statistik
 2.3 Pengendalian Kualitas Secara Variabel
 2.4 Pengendalian Kualitas Secara Atribut
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Teknik Teknik Industri
10
MK10230 Ir.Torik , MT
Abstract Kompetensi
Pengendalian Kualitas adalah suatu
sistem pengawasan, analisa dan tindakan
yang dilakukan terhadap suatu proses
Diharapkan mahasiswa dapat pengenal dan
memahami konsep pengendalian kualitas,
pembuatan barang (produk). Metode
statistik digunakan sebagai alat
pengendalian kualitas.
pengendalian kualitas secara statistik dan
penggunaan grafik pengendalian kualitas dalam
proses.
Pengendalian Kualitas
Pengendalian Kualitas adalah suatu sistem pengawasan, analisa dan tindakan yang
dilakukan terhadap suatu proses pembuatan barang (produk). Sedangkan kualitas adalah
derajat kepuasan atau kesempurnaan atau kesesuaian dengan tujuan penggunaannya. Jadi
kualitas merupakan jembatan kamunikasi antara konsumen dan produsen.
Pengendalian kualitas bersifat merencanakan, membina, memberi pelayanan
terhadap produk sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Tugas pengendalian kualitas dalam pabrik :
1. Menentukan standar bagi produk yamg akan dibuat
2. Menilai atas sesuai atau tidaknya barang yang dibuat dengan standar yang
ditentukan
3. Mengadakan tindakan, jika standar tersebut tidak terpenuhi
4. Merencanakan perbaikan, serta pembinaan yang terus menerus untuk menilai
standar yang telah ditetapkan.
Jadi sesungguhnya, pendekatan pengendalian kualitas adalah pengendalian
kualitas produk selama dalam proses sampai menjadi barang jadi untuk mencegah
adanya kualitas yang rendah, dan bukannya untuk memperbaiki kualitas setelah
produk selesai proses.
Mengingat pentingnya kualitas dalam rangka kesuksesan usaha, maka seyogyanyalah
kalau perusahaan mengadakan mekanisme pengendalian yang teratur. Mekanisme tersebut
dapat dibagi dalam tiga tahapan :
1. Pentingnya kualitas yang diinginkan oleh konsumen (design quality)
2. Menetapkan batasan diatas sebagai kualitas standar (standard quality)
3. Menjaga agar selama berlangsung proses, kualitasnya sesuai dengan kualitas standar
yang telah ditetapkan ( maintaining quality )
‘1
3 2
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
Mengenai desain kualitas, yang dimaksud adalah membuat suatu rancangan mengenai
kualitas yang diinginkan. Pembuat rancangan ini penting sebagai langkah awal dalam
program mengendalikan kualitas. Pertanyaan disini adalah, siapa yang berhak menetapkan
desain.
Berdasarkan desain tersebut diatas, langkah berikutnya adalah memformulasikan kualitas
standar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Bentuk dari formulasi penetapan standar
kualitas dapat dibagi dua kelompok utama, yang dalam bahasa pengendalian kualitas
sering disedut variabel dan atribut.
Pengendalian kualitas tidak selesai dengan telah dibuatnya standar kualitas. Langkah
selanjutnya yang harus diambil adalah menerapkan kualitas standar di atas secara
operasional . Orang menyebut kegiatan ini sebagai mempertahankan kualitas (maintaining
quality). Dalam mempertahan kualitas yang penting dikemukakan adalah aspek disiplin para
pelaksanan aktivitas tersebut. Tanpa sikap disiplin lenyaplah harapan akan kesuksesan
pengendalian kualitas.
Pengendalian Kualitas Secara Statistik
Pengendalian kualitas secara statistik (statistical qualitiy control) adalah alat yang
sangat berguna dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi sejak dari awal proses
hingga akhir proses. Dalam banyak proses produksi, akan selalu ada gangguan yang dapat
timbul secara tidak terduga. Apabila gangguan tidak terduga dari proses ini relatif kecil
biasanya dipandang sebagai gangguan yang masih dapat diterima atau masih dalam batas
toleransi. Apabila gangguan proses ini relatif besar atau secara kumulatif cukup besar
dikatakan tingkat gangguan yang tidak dapat diterima. Gangguan proses kadang-kadang
dapat timbul dari tiga sumber, yaitu mesin yang dipasang tidak wajar, kesalahan operator
(human error), dan bahan baku yang rusak atau tidak sesuai standar. Akibat dari gangguan
tersebut menyebabkan proses produksi tidak dalam keadaan terkendali dan produk yang
dihasilkan tidak dapat diterima. Pengendalian kualitas secara statistik bertujuan untuk
menyelidiki dengan cepat sebab-sebab terjadinya kesalahan dan melakukan tindakan
perbaikan sebelum terlalu banyak produk cacat yang diproduksi.
Beberapa pengertian dalam statistik pada dasarnya hasil suatu kegiatan yang sama jika
diulang tidak akan menimbulkan hasil (X) yang sama.
‘1
3 3
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
Satuan (unit) : Sejumlah tertentu dari objek, item, dsb.
Populasi (Population; universe) : Sejumlah objek, item, dsb yang menggambarkan
kumpulan keseluruhan dari objek, item tersebut.
Variabel : Data tentang mutu yang diperoleh dari pengukuran.
Atribut : Data tentang mutu yang isinya hanya apakah memenuhi persyaratan
(conforming any requirements) atau tidak.
Rentang (Range / Jelajah : R) adalah selisih dari harga terbesar dengan harga terkecil
dari data.
Ada Keragaman (variasi) pada hasil-hasil tersebut.
Sebagian besar keragaman itu bersifat simetris terhadap suatu hasil tertentu. Hasil
tertentu itu disebut rata-rata dari hasil X
Harga rata-rata (average) : penjumlahan aljabar dari semua data dan dibagi oleh
banyaknya data.
Banyaknya Hasil yang lebih kecil dari rata-rata sama dengan banyaknya hasil yang
lebih besar dari rata-rata. Hasil yang sama dengan rata-rata paling banyak terjadi. Jika
banyaknya hasil yang diamati = n buah, dan m buah merupakan hasil rata-rata, maka
ada (n-m)/2 hasil yang lebih kecil dari rata-rata dan ada (n-m)/2 juga hasil yang lebih
dari rata-rata.
Deviasi Standar = Akar pangkat dua dari(jumlah seluruh kuadrat dari selisih setiap data
dengan harga rata-ratanya). Kuadrat dari deviasi standar disebut variance.
Bentuk dasar pengendalian kualitas statistik ditunjukkan oleh grafik yang membuat
garis tengah ( central line = CL ) yang merupakan nilai rata-rata karakteristik kualitas yang
berkaitan dengan keadaan terkontrol. Sedangkan dua garis mendatar yang lain dinamakan
batas pengendalian atas ( upper control limit = UCL ) dan batas pengndalian bawah ( lower
control limit = LCL ). Jika semua proses terkendali maka hampir semua titik-titik sempel
akan berada diantara kedua garis UCL dan LCL. Hal ini berarti proses dianggap dalam
keadaan terkendali, dan tidak perlu diadakan tindakkan apa pun dari proses tersebut.
Tetapi, satu titik sempel terletak di luar garis UCL dan LCL diinterprestasikan bahwa proses
berada di luar kendali dan diperlukan tindakkan penyelidikan dan perbaikan untuk
menghilangkan penyebab terjadinya penyimpangan tersebut.
‘1
3 4
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
1 2 3 4 No. sample
Gambar 10-1 Grafik Pengendalian Kualitas
‘1
3 5
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
Bahujalan
Jurang Jurang
Bahujalan
UCL
CL
LCL
UCL
x
Grafik pengandalian kualitas secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe,
yaitu (1) pengendalian kualita variabel, yaitu apabila karakteristik kualitas diukur dan
dinyatakan dalam bilangan. (2) pengendalian kualitas atribut atau sifat, yaitu apabila
karakteristik kualitas tidak dapat diukur dengan skala kuantitas atau bilangan.
Apa keuntungan dari penggunaan grafik pengendalian kualitas ini ?, dari hasil
penelitian terhadap industri di Amerika terdapat beberapa manfaat dari grafik pengendalian
kualitas, yaitu :
1. Grafik pengendalian kualitas adalah teknik yang terbukti dapat meningkatkan
produktifitas.
2. Grafik pengendalian kualitas efektif dalam pencegahan produk cacat.
3. Grafik pengendalian kualitas dapat mencegah penyesuain proses yang tidak perlu.
4. Grafik pengendalian kualitas memberikan informasi tentang kemampuan proses.
Masalahnya adalah bagaimana menentukan pengambilan sempel, apakah
mengambilan ukuran sempel kecil dalam interval waktu pendek atau mengambil ukuran
sempel besar dalam interval waktu yang lebih lama. Kebanyakan industri sekarang ini
senang mengambil ukuran sempel kecil dengan frekuensi yang lebih sering khususnya
untuk proses produksi dengan volume yang lebih tinggi. Dengan berkembangnya teknologi
penginderaan otomatik dan mikro komputer saat ini dimungkinkan untuk mengurangi
frekuensi pengambilan sempel.
Ukuran menentukan frekuensi pengambilan sempel yang lebih tepat, harus
dipertimbangkan beberapa faktor, yaitu biaya pengambilan sempel, kerugian karena
membiarakan proses bekerja dalam keadaan tak terkendali, tingkat produksi dan
probabilitas pergesearan proses akan terjadi.
‘1
3 6
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
Pengendalian Kualitas Secara Variabel
Karakteristik kualitas yang dapat dinyatakan dalam bentuk ukuran angka atau
kuantitatif khususnya untuk produk cukup banyak. Misalnya, dinyatakan dalam ukuran
mikrometer, milimeter, sentimeter, dimensi berat, dimensi volume dan dimensi lainnya yang
dapat diukur. Karakteristik kualitas yang dapat dinyatakan dalam bentuk ukuran angka ini
dinamakan dimensi Variabel. Ukuran variabel ini lebih efisien dalam memberikan informasi
tentang kualitas proses dan lebih banyak digunakan jika dibandingkan dengan dimensi
ukuran atribut atau sifat.
Grafik pengendalian variabel biasanya menggunakan mean-chart atau x - chart, dan
grafik pengendalian untuk rentang dinamakan R - chart.
Kebanyakan teknik yang dikembangkan oleh para ahli statistik untuk analisa data, tetapi
data yang diperoleh dapat digunakan untuk pengendalian kualitas produk.
Metode statistik yang dipakai untuk pengendalian kualitas yang paling umum adalah peta
kendali untuk karakteristik kualitas yang terukur, dalam bahasa teknisnya dinyatakan
sebagai peta
_
X – bar (
_
X - chart ) dan peta R ( R – chart ).
A. Membuat
_
X - chart
Jika kita melakukan pengukuran karakteristik kualitas dengan x1 , x2 , dan xn sempel
berukuran n, maka rata-rata sempel adalah :
x1 + x2 + ...+ xn
_
X =
n
‘1
3 7
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
Jika x adalah berdistribusi normal dengan mean = µ dan standar deviasi untuk subgrup
sempel _
X
σ =
n
σ
, maka setiap mean sempel akan terletak diantara nilai UCL dan LCL
dengan menggunakan 3 - sigma ( _
X
σ )sebagai berikut :
UCL = µ + 3 ( _
X
σ ) = µ + 3 (
n
σ
)
LCL = µ + 3 ( _
X
σ ) = µ - 3 (
n
σ
)
Apabila mean sempel tidak berada diantara UCL dan LCL, hal ini merupakan petunjuk
bahwa mean proses tidak lagi sama dengan µ.
Dalam praktek sesungguhnya, biasanya nilai µ dan tidak diketahui, oleh karena itu
nilai-nilai tersebut harus ditaksir dari sempel pendahuluan.
Misalkan, x1 , x2 , dan xm adalah rata-rata setiap sempel, maka penaksiran terbaik untuk
rata-rata proses (µ) adalah mean keseluruhan, yaitu :
x1 + x2 + ...+ xm
_
X =
m
Dengan demikian
_
X akan digunakan sebagai central line = CL dari
_
X - chart
UCL =
_
X + 3 ( _
X
σ )
CL =
_
X
LCL =
_
X + 3 ( _
X
σ )
Untuk membuat batas pengendalian, perlu ditaksir standar deviasi ( σ ) dan rentang (R) m
sempel. jika x1 , x2 dan xm adalah sempel berukuran m, maka rentang sempel adalah selisih
nilai observasi terbesar dengan nilai observasi terkecil atau R = xmak - xmin .
Misalkan R1, R2 , dan Rm adalah rentang m sempel, maka rentang rata-ratanya adalah :
R1 + R2 + ... + Rm
‘1
3 8
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
_
R =
m
maka taksiran untuk dihitung dengan cara : Rσ =
_
R /d2 dimana d2 untuk berbagai ukuran
sempel dapat dilihat dalam tabel lampiran .
Jika digunakan
−
x sebagai penaksiran untuk µ dan
_
R /d2 , maka parameter grafik
−
x untuk menentukan
−
x , UCL dan LCL adalah :
UCL =
−
x + 3
nd
R
2
_
CL =
−
x
LCL =
−
x – 3
nd
R
2
_
Jika,
nd2
3
= A2, maka UCL , CL dan LCL di atas dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
UCL =
−
x + A2
_
R
CL =
−
x
LCL =
−
x - A2
_
R
Nilai A2 untuk berbagai ukuran sempel dapat dilihat dalam tabel lampiran.
B. Membuat R - chart
‘1
3 9
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
Dalam menggunakan R-chart, maka parameter grafik R dapat ditentukan dengan mudah,
yaitu CL nya adalah
_
R . Untuk menentukan UCL dan LCL atau batas pengendalian perlu
ditaksir nilai Rσ . Jika dianggap bahwa karakteristik kualitas berdistribusi normal, maka
estimasi Rσ dapat diperoleh dari distribusi rentang relatif, yaitu W = R/σ . Jika standar
deviasi W = d2 , maka
2d
R
=σ . Untuk rentang standar deviasi nya R adalah σ, oleh karena
σ tidak diketahui maka kita dapat menaksir Rσ dengan menggunakan persamaan Rσ =
_
2
3
R
d
d
.
Dengan demikian, jika kita menggunakan batas pengendalian 3-sigma, maka
parameter R-chart dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
UCL =
_
R + 3 Rσ =
_
R + 3
_
2
3
R
d
d
=
_
R ( 1 + 3
2
3
d
d
)
CL =
_
R
LCL =
_
R – 3 Rσ =
_
R - 3
_
2
3
R
d
d
=
_
R ( 1 – 3
2
3
d
d
)
Jika dimisalkan faktor batas pengendali adalah
D3 = 1 - 3 (
2
3
d
d
) dan D4 = 1 + 3 (
2
3
d
d
),
maka parameter R-chart dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
UCL =
_
R D4
CL =
_
R
LCL =
_
R D3
Konstanta D3 dan D4 untuk berbagai ukuran sempel atau nilai n dapat dilihat dalam tabel
lampiran .
Contoh 10.1. Pembuatan
_
X - chart dan R - chart
‘1
3 10
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
PT Plywood pabrik kayu lapis yang berokasi di kalimantan ingin membuat pengendalian
proses dengan menggunakan
_
X - chart dan R - chart. Untuk mengetahui bahwa ketebalan
kayu lapis dalam keadaan terkendali, telah dilakuakan pengambilan sempel sebanyak 25
kali dengan ukuran sempel setiap kali pengambilan sebanyak 5 lembar. Data pengambilan
sempel diperlihatkan dalam tabel 10-1.
Tabel 10 -1 Data Pengambilan Sampel kayu lapis PT Playwood
Nomor
sample
Hasil observasi ketebalan kayu lapis (mm)
Xi Ri
1 2 3 4 5
1 20,030 20,002 20,019 19,992 20,008 20,010 0,038
2 19,995 19,992 20,001 20,011 20,004 20,001 0,019
3 19,988 20,024 20,021 20,005 20,002 20,008 0,036
4 20,002 19,996 19,993 20,015 20,009 20,003 0,022
5 19,992 20,007 20,015 19,989 20,014 20,003 0,026
6 20,009 19,994 19,997 19,985 19,993 19,996 0,024
7 19,995 20,006 19,994 20,000 20,005 20,000 0,012
8 19,985 20,003 19,993 20,015 19,988 19,997 0,030
9 19,985 19,995 20,009 20,005 20,004 20,004 0,014
10 20,008 20,000 19,990 20,007 19,995 19,998 0,017
11 19,998 19,998 19,994 19,995 19,990 19,994 0,008
12 19,994 20,000 20,007 20,000 19,996 20,001 0,011
13 20,004 20,002 19,998 19,99 20,012 19,998 0,029
14 19,983 19,967 19,994 20,000 19,984 19,990 0,039
15 20,006 20,014 19,998 19,999 20,007 20,006 0,016
16 20,012 19,984 20,005 19,998 19,996 19,997 0,021
17 20,000 20,012 19,98 20,005 20,007 20,001 0,026
18 19,994 20,010 20,018 20,003 20,000 20,007 0,018
19 20,006 20,002 20,013 20,005 19,997 19,998 0,021
20 20,000 20,010 20,013 20,020 20,003 20,009 0,020
‘1
3 11
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
21 19,998 20,001 20,009 20,005 19,996 19,996 0,033
22 20,004 19,999 19,990 20,006 20,009 20,002 0,019
23 20,010 19,989 19,990 20,009 20,014 20,002 0,025
24 20,015 20,008 19,993 20,000 20,010 20,005 0,022
25 19,982 19,984 19,995 20,017 20,013 19,998 0,035
Jumlah 500,024 0,581
Rata-
rata
20,001 0,023
Untuk membuat
_
X - chart, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan parameter centaral line = CL atau garis tengah dengan cara sebagai berikut :
iX
_
= 010,20
5
008,20992,19019,20002,20030,20
=
++++
=
X = 001,20
25
998,19.........0089,20001,20010,20
=
++++
iR = 20,003 – 19,992 = 0,038
_
R = 023,0
25
035,0................036,0019,0038,0
=
++++
Dengan menggunakan A2 = 0,577 dalam tabel lampiran , untuk sempel berukuran n = 5 ,
maka dapat dihitung batas atas dan batas bawah pengendalian kualitas sebagai berikut :
UCL =
=
X + A2
_
R = 20,001 + (0,577)(0,023) = 20,014
CL =
=
X = 20,001
LCL =
=
X + A2
_
R = 20,001 - (0,577)(0,023) = 19,988
Sedangkan pembuatan R - chart , telah kita hitung
_
R sebagai central line = CL , yakni
sebesar 0,023 , untuk selanjutnya kita menentukan harga D3 dan D4 dengan cara sebagai
berikut : Jika ukuran sempel dengan n= 5 , maka dalam tabel lapiran diperoleh nilai D3 = 0
dan D4 = 2,114. Dari nilai tersebut, maka batas atas dan batas bawah pengendalian kualitas
untuk R-chart adalah :
UCL =
_
R D4 = 0,023 (2,114) = 0,049
CL =
_
R = 0,023
‘1
3 12
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
LCL =
_
R D3 = 0,023 (0) = 0
Grafik R-chart dari contoh 1 diatas, dapat dilihat dalam gambar 10 -2.
Dari
_
X - chart ini memperlihatkan bahwa tidak ada petunjuk mean sempel di luar
kendali. Oleh karena itu dapat disimpulkan proses pengendalian kualitas ketebalan kayu
lapis berada dalam keadaan terkendali.
Dari R - Chart pengendalian kualitas kayu lapis tersebut nampak bahwa tidak ada proses
produksi kayu lapis yang berada di luar kendali pengawasan, artinya semua ketebalan kayu
lapis masih di dalam batas tolenrasi, oleh karena itu manajemen tidak perlu mengambil
tindakan perbaikan proses.
Nomor sample
Gambar 10 – 2
_
X - chart Ketebalan Kayu Lapis
‘1
3 13
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
20,015
20,010
20,005
20,001
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
CL
UCL
LCL
Xi
0,05
0,04
0,03
UCL
Ri
Nomor sample
Gambar 10 –3 R - chart Ketebalan Kayu Lapis
Penjelasan di atas memperlihatkan bahwa batas pengendalian kualitas dengan
−
x -
chart dan R-chart tidak memiliki hubungan matematik dan statistik dengan batas spesifikasi.
Batas pengendalian kualitas x-chart dan R-chart ditentukan oleh standar deviasi proses (σ).
sedangkan batas spesifikasi ditentukan dari luar proses seperti : manajemen, manajer
operasi, pelanggan atau desainer produk.
Apa perbedaan fungsi pengendalian kualitas dengan metode
−
x -chart dan R-chart ? .
−
x -chart memantau tingkat proses rata-rata. Sebaliknya R-chart mengukur variabelitas
dalam suatu sempel. Perbedaan lain adalah
−
x -chart memantau variabelitas diantara
sempel atau variabelitas dalam seluruh waktu proses. Sedangkan R-chart mengukur
variabelitas di dalam sempel atau variabelitas dalam waktu tertentu.
Masalah yang juga sangat penting dalam menggunakan grafik pengendalian kualitas
−
x -chart dan R-chart adalah menentukan ukuran sempel dan frekuensi pengambilan
sempel. Penentuan ukuran sempel dan frekuensi pengambilan sempel, biaya penelitian,
biaya perbaikan proses dan biaya karena menghasilkan produk yang tidak memenuhi
spesifikasi.
Jika kita menggunakan R-chart, maka ukuran sempel kecil tidak peka terhadap
pergeseran standar deviasi proses. Sebaliknya, ukuran sempel yang lebih berar kelihatanya
lebih efektik, tetapi efisiensi penaksiran standar deviasi akan turun apabila ukuran sempel
(n) naik. Oleh karena itu, untuk ukuran sempel besar ( n besar) mungkin yang terbaik adalah
‘1
3 14
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
CL
tidak menggunakan R-chart. Masalah penentuan ukuran sempel dan frekuensi pengambilan
sempel adalah masalah penentuan sampling penerimaan. Keterbatasan sumber daya
mengakibatkan para pengambil keputusan harus memilih strategi apakah akan mengambil
sempel kecil tetapi jarang, dengan kata lain apakah akan mengambil ukuran sempel 5 setiap
setengah jam atau mengambil ukuran sempel 20 setiap dua jam.
Strategi mana yang akan diambil tidak mungkin untuk mengatakan bahwa strategi itu
terbaik dalam semua hal, tetapi praktek dalam dunia industri saat ini memiliki
kecenderungan untuk mengambil ukuran sempel kecil dengan frekuensi tinggi atau sering.
Dari sudut pandang ekonomi, jika biaya produk yang cacat itu tinggi, maka sempel ukuran
kecil dengan frekuensi yang sering jauh lebih baik dari sempel ukuran besar tetapi lebih
jarang.
Faktor lain yang mempengaruhi ukuran pengambilan sempel adalah volume
produksi, Jika volume produksi cukup besar dalam setiap jam, maka diperlukan
pengambilan sempel yang lebih sering dibandingkan dengan volume produksi kecil. Hal ini
dilakukan karena akan bnyak produk cacat yang dihasilkan dalam waktu yang singkat
apabila terjadi pergeseran proses atau ketidak tepatan proses. Jika biaya pemesiksaan dan
pengujian per unit rendah, maka proses produksi dengan volume besar dalam waktu yang
relatif cepat, maka ukuran sempel besar sangat sering digunakan.
Pengambilan ukuran sempel untuk pengendalian proses ini dilakukan dengan
beberapa pertimbangan, yaitu (1) waktu sangat terbatas, (2) volume produksi cukup besar
dan bersifat homogin, (3) pemeriksaan dilakukan dengan merusak produk, (4) Produk yang
diproses tidak berisiko tinggi jika terjadi kegagalan, (5) biaya untuk pemeriksaan
individusangat tinggi. Hal lain yang perlu diperlihatkan dalam penggunaan teknik sampling
ini adalah risiko yang akan timbul baik resiko yang ditanggung oleh konsumen maupun
risiko yang ditanggung oleh produsen sebagai akibat dari kesalahan sampling (sampling
error). Risiko konsumen timbul karena dari sempel yang diambil dinyatakan proses dalam
keadaan terkendali pada hal sesungguhnya ada produk yang cacat atau diluar kendali.
Sedangkan risiko produsen terjadi karena dari sempel yang diambil dinyatakan proses di
luar kendali sehingga perlu perbaikan proses pada hal sesungguhnya ada produk yang baik.
Pengendalian Kualitas Secara Atribut
Pengendalian kualitas untuk item yang karakteristik kualitasnya tidak dapat
dinyatakan dengan angka tersebut dinamakan ‘atribut’ atau ‘sifat’. Untuk
‘1
3 15
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
mengklasifikasikan kualitas produk pada umumnya digunakan istilah ‘sesuai spesifikasi’ dan
‘tidak sesuai spesifikasi’ atau sering pula digunakan istilah ‘cacat’ dan ‘tidak cacat’.Pada
saat ini istilah yang sering digunakan adalah ‘sesuai dan ‘tidak sesuai’.
Kebanyakan teknik yang dikembangkan oleh para ahli statistik untuk analisa data, tetapi
data yang diperoleh dapat digunakan untuk pengendalian kualitas produk.
Metode statistik yang dipakai untuk pengendalian kualitas yang paling umum adalah peta
kendali untuk kualitas yang tak sesuai, dalam bahasa teknisnya dinyatakan sebagai peta
pengendalian atribut yang banyak digunakan adalah p-chart dan c-chart, p-chart digunakan
untuk bagian produk yang tidak sesuai yang diproduksi oleh suatu proses produksi.
Sedangkan c-chart digunakan untuk ketidaksesuaian atau cacat dari produk yang diamati.
A. Membuat p-chart ( peta kendali p )
p-chart digunakan untuk karakteristik kualitas yang tidak sesuai dengan standar.
Pernyataan tidak sesuai umumnya digunakan pecahan desimal atau persentase dengan
asas statistik yang melandasi p-chart adalah distribusi binominal. Bagaimana parameter
dalam p-chart ditentukan?. Jika bagian yang tidak sesuai dalam proses produksi telah
diketahui, maka bagian yang tidak sesuai p tidak diketahui atau belum ditentukan oleh
manajemen, maka p harus ditaksir dari data observasi. Proses yang umum digunakan
adalah memilih m sempel pendahuluan, masing-masing berukuran n sempel. Maka jika ada
D1 unit produk tak sesuai dalam sempel 1, dapat dihitung bagian tak sesuai dalam sempel ,
dengan cara sebagai berikut :
n
D
p i
i =
i = 1,2...,m
Sedangkan rata-rata bagian tak sesuai dalam sempel ini adalah :
−
=
− ∑
=
mn
D
p
m
i
i
1
, atau
m
p
p
m
i
i∑=
−
= 1
Nilai p manaksir bagian tak sesuai p yang tidak diketahui. Dengan demikian central line
(CL), UCL dan LCL dari p-chart dihitung dengan cara sebagai berikut :
UCL =
−
p + 3
n
pp )1(
−−
−
‘1
3 16
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
CL =
−
p
LCL =
−
p - 3
n
pp )1(
−−
−
Batas pengendalian kualitas dalam menaksir bagian tak sesuai tersebut dapat
dijadikan sebagai penentu apakah proses dalam keadaan terkendali ketika m sempel awal
tersebut diambil. Jika tidak ada titik sempel yang berada di luar batas pengendalian, maka
disimpulkan bahwa diwaktu yang lalu proses produksi tersebut terkendali dan batas
pengendalian tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pengendalian produksi sekarang
maupun yang akan datang.
Contoh 10.2 Pembuatan peta p
PT Husada memproduksi susu dalam kotak ukuran 200 mm, kotak ini dibuat dengan mesin
dari bahan karton. Dengan pemeriksaan kotak akan dapat diketahui apakah kotak bocor bila
diisi pada lipatan karton. PT Husada menggunakan p-chart untuk memantau bagian kotak
yang tak sesuai yang dihasilkan mesin tersebut.
Ukuran sempel telah ditetapkan yaitu 20 sempel masing-masing 50 kotak dipilih
setiap setengah jam dan proses berjalan terus menerus seperti diperlihatkan dalam tabel
10-2. Dalam 20 sempel (1000 kotak) tersebut terdapat 233 kotak ( ∑Di = 233) yang tak
sesuai, sehingga bagian tak sesuai proses dapat ditaksir sebagai berikut :
−
=
− ∑
=
mn
D
p
m
i
i
1
= 233,0
)50)(20(
233
=
Dari taksiran bagian tak sesuai proses tersebut, dapat ditentukan UCL , CL dan LCL sebagai
berikut :
UCL =
−
p + 3
n
pp )1(
−−
− = 0,233 + 3
50
)233,01(233,0 −
= 0,233 + 3(0, 060) = 0,413
CL =
−
p = 0,233
LCL =
−
p - 3
n
pp )1(
−−
− = 0,233 - 3
50
)233,01(233,0 −
‘1
3 17
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
= 0,233 – 3 (0,060) = 0,053
p-chart dengan CL = 0,233 dan UCL = 0,413 dan LCL = 0,053 dapat dibuat / digambar
seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah.
analisis harus benar-benar akurat untuk mencari penyebab mengapa titik sempel berada di
bawah LCL dan tidak semua pergeseran p ke bawah dapat dihubungkan dengan
peningkatan kualitas.
Tabel 10 -2 Batas Pengendalian
Nomor Sample Jumlah tidak
sesuai (Di)
Bagian tidak sesuai
(pi)
1 15 0,30
2 8 0,16
3 10 0,20
4 4 0,08
5 7 0,14
6 16 0,32
7 9 0,18
8 14 0,28
9 6 0,12
10 12 0,24
11 22 0,44
12 8 0,16
13 10 0,20
14 5 0,10
15 13 0,26
16 11 0,22
17 18 0,36
18 24 0,48
19 9 0,18
20 12 0,24
Σ Di = 233 Σ pi = 0,233
B. Membuat c-chart ( peta kendali c )
Jika produk yang diproses tidak memenuhi satu atau lebih spesifikasi, maka produk
tersebut dikatakan cacat. Oleh karena itu, produk dikatakan cacat paling sedikit terdapat
satu unsur ketidak pastian atau satu unsur yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Tetapi
produk yang memiliki unsur ketidaksesuaian lebih dari satu, tidak berarti produk tersebut
diklasifikasikan sebagai produk cacat, hal ini sangat tergantung pada sifat dasar produk
tersebut. Misalnya, produk komputer note book dapat mempunyai satu atau lebih unsur
cacat, tetapi unsur cacat tersebut sangat kecil dan tidak berpengaruh terhadap sifat dasar
produk. Katakanlah unsur cacat terdapat pada kabinetnya atau kerangka bodynya, yang
‘1
3 18
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
tidak berpengaruh terhadap fungsi kerja komputer, produk komputer note book ini dapat
dikatakan sesuai spesifikasi. Jika cacat komputer note book cukup banyak atau sedikit tetapi
sangat kentara dengan konsumen, maka produk komputer note book tersebut
diklasifikasikan sebagai produk cacat, karena jika produk tersebut diloloskan dapat
mempengaruhi penjualan.
Dalam praktek pengendalian kualitas, banyak pengusaha yang lebih suka
menggunakan kriteria produk cacat dari pada menggunakan kriteria bagian yang tidak
sesuai. Misalnya banyak pengelasan yang cacat dalam setiap meter pipa saluran minyak,
banyak cacat fungsional dalam satu unit peralatan elektronik, banyak kelingan yang pecah
dalam sayap pesawat terbang dan banyak bintik hitam dalam satu lembar fotokopi atau
banyak bintik hitam dalam satu lembar printout komputer. Bagaimana cara kerja grafik
pengendalian kualitas untuk produk cacat atau bagaimana c-chart ini dibuat, berikut ini akan
disajikan contoh untuk menjelaskan hal tersebut.
Contoh 10.3 Pembuatan peta c
Pada tabel 10-3 berikut ini menginformasikan banyak ketidaksesuaian (cacat) dari 20
sempel masing-masing 100 unit. Oleh karena dalam 20 sempel tersebut terdapat 395
produk cacat, maka c dapat ditaksir dengan cara sebagai berikut :
n
d
c i
=
−
_
c =
20
395
= 19,75
Dengan demikian batas pengendalian percobaan UCL dan LCL dapat dihitung sebagai
berikut :
UCL =
_
c + 3
_
c = 19,75 + 3 75,19 = 33,08
CL =
_
c = 19,75
LCL =
_
c - 3
_
c = 19,75 - 3 75,19 = 6,42
Jumlah produk cacat yang terdapat dalam tabel 10-3 di atas dituangkan dalam grafik
pengendalian c-chart seperti terlihat dalam gambar 10-4.
Dari gambar c-chart tersebut, terdapat dua titik yang terletak di luar batas
pengendalian, yaitu sempel 7 dan 15. Hasil penyelidikan ternyata ditemukan bahwa pada
sempel 7 terjadi gangguan mesin yang kemudian diperbaiki, sedangkan pada sempel 15
ternyata telah ditugaskan pegawai baru dan dia tidak begitu mengenali beberapa
‘1
3 19
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 10-3 ∑ Produk Cacat (Percobaan)
Nomor
sample
Jumlah
produk cacat
Nomor
sample
Jumlah
produk cacat
1 18 11 25
2 22 12 31
3 13 13 20
4 19 14 28
5 10 15 5
6 19 16 15
7 39 17 12
8 16 18 16
9 24 19 24
10 20 20 19
Σ = 395
ketidaksesuaian yang terjadi, sehingga tidak dicacat. Berdasarkan alasan yang ditemukan,
maka sangatlah beralasan (logis) untuk mengeluarkan kedua sempel tersebut ke dalam
perhitungan parameter c-chart yang berarti CL, UCL dan LCL percobaan perlu diperbaiki.
Dengan dikeluarkanya sempel 7 dan 15 yang memiliki jumlah cacat 44, maka taksiran untuk
c adalah sebagai berikut :
_
c =
18
44395 −
= 19,50
Dari nilai taksiran c yang baru tersebut, maka UCL dan LCL yang baru adalah sebagai
berikut :
UCL =
_
c + 3
_
c = 19,50 + 3 50,19 = 32,75
CL =
_
c = 19,50
LCL =
_
c - 3
_
c = 19,50 - 3 50,19 = 6,25
Dari hasil perbaikan CL, UCL dan LCL ini, kemudian 20 sempel lagi masing-
masing 100 unit produk diambil dan jumlah produk cacat diinformasikan seperti terlihat
dalam tabel 10-3.
Dari data tambahan pada tabel 10-3 di atas, kemudian dibuat c-chart berdasarkan
parameter telah diperbaiki, yaitu nilai c = 19,50 dengan nilai UCL = 32,75 dan nilai LCL =
6,25 seperti diperlihatkan dalam gambar 10-4.
‘1
3 20
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
Dalam gaambar 10-4 diatas, tidak terlihat keadaan kurang terkendali, karena semua titik
berada di bawah UCL dan di atas LCL, tetapi produk cacat masih terlau tinggi. Oleh karena
itu diperlukan tindakan manajemen untuk meningkatkan proses
agar lebih baik.
Nomor sample
‘1
3 21
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
35
25
15
5
c
UCL
CL
CL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1
35
25
15
5
c
UCL
CL
LCL
CL
Nomor sample
Daftar Pustaka
1. Arifin Miftahol,2009, “ Simulasi Sistem Industri “Graha Ilmu, Yogyakarta
2. Emerson Howard P. & Naehring Douglas C.E. , 1988,“ Origins of Industrial
Engineering “ IIE Atlanta
3. Grant E.L & Leavenworth R, 1988, “ Pengendalian Mutu Statistis “ Edisi keenam ,
Erlangga, Jakarta.
4. Hicks Philip E, 1994, “ Industrial Engineering and Management “ Mc Graw Hill
5. Maynard , 2004, “ Handbook of Industrial Engineering” Mc Graw Hill
6. Purnomo Hari, 2004, “ Pengantar Teknik Industri “ Graha ILmu, Yogyakarta.
7. Sinulingga Sukaria, 2008, “ Pengantar Teknik Industri “ Graha Ilmu, Yogyakarta.
8. Wigjosoebroto Sritomo ,2006,“ Pengantar Teknik dan Manajemen Industri “ Guna
Wijaya, Surabaya.
‘1
3 22
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
LCL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2

More Related Content

What's hot

Soal peta kendali variabel
Soal peta kendali variabelSoal peta kendali variabel
Soal peta kendali variabelMuhammad Hamid
 
Qfd persentasi
Qfd persentasiQfd persentasi
Qfd persentasiAyun Restu
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisRhandy Prasetyo
 
Pengukuran kerja tidak langsung
Pengukuran kerja tidak langsungPengukuran kerja tidak langsung
Pengukuran kerja tidak langsungDeni Irawan
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan ForecastingINDAHMAWARNI1
 
Distribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrikDistribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrikwiwik1354
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )nurulllah
 
Contoh soal perancangan dan pengukuran kerja
Contoh soal perancangan dan pengukuran kerjaContoh soal perancangan dan pengukuran kerja
Contoh soal perancangan dan pengukuran kerjaAriIsmawan
 
5. rantai-markov-diskrit
5. rantai-markov-diskrit5. rantai-markov-diskrit
5. rantai-markov-diskrittsucil
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonLilies DLiestyowati
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALArning Susilawati
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Az'End Love
 
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Nur Sandy
 

What's hot (20)

Soal peta kendali variabel
Soal peta kendali variabelSoal peta kendali variabel
Soal peta kendali variabel
 
Qfd persentasi
Qfd persentasiQfd persentasi
Qfd persentasi
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
 
Rantai Markov 1
Rantai Markov 1Rantai Markov 1
Rantai Markov 1
 
Pengukuran kerja tidak langsung
Pengukuran kerja tidak langsungPengukuran kerja tidak langsung
Pengukuran kerja tidak langsung
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan Forecasting
 
Distribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrikDistribusi probabilitas hipergeometrik
Distribusi probabilitas hipergeometrik
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUALPENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
 
Contoh soal perancangan dan pengukuran kerja
Contoh soal perancangan dan pengukuran kerjaContoh soal perancangan dan pengukuran kerja
Contoh soal perancangan dan pengukuran kerja
 
Penelitian Operasional 1 - Pendahuluan
Penelitian Operasional 1 - PendahuluanPenelitian Operasional 1 - Pendahuluan
Penelitian Operasional 1 - Pendahuluan
 
5. rantai-markov-diskrit
5. rantai-markov-diskrit5. rantai-markov-diskrit
5. rantai-markov-diskrit
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
 
Poisson distribution
Poisson distributionPoisson distribution
Poisson distribution
 
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
 
Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )
 
Pemodelan Keputusan
Pemodelan KeputusanPemodelan Keputusan
Pemodelan Keputusan
 
4. metode transportasi
4. metode transportasi4. metode transportasi
4. metode transportasi
 

Viewers also liked

JURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
JURNAL PENGENDALIAN KUALITASJURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
JURNAL PENGENDALIAN KUALITASNila Aulia
 
2. pengertian dasar perencanaan & pengendalian kualitas
2. pengertian dasar perencanaan & pengendalian kualitas2. pengertian dasar perencanaan & pengendalian kualitas
2. pengertian dasar perencanaan & pengendalian kualitasDiery Sipayung
 
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifatMakalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifatKuhaku
 
Strategi prosess
Strategi prosessStrategi prosess
Strategi prosesscika_santa
 
(1)pengendalian kualitas
(1)pengendalian kualitas(1)pengendalian kualitas
(1)pengendalian kualitasMoch Willy
 
12. Konsep Pengelolaan Dana Investasi dengan metode Ekonomi Teknik
12. Konsep Pengelolaan Dana Investasi dengan metode Ekonomi Teknik12. Konsep Pengelolaan Dana Investasi dengan metode Ekonomi Teknik
12. Konsep Pengelolaan Dana Investasi dengan metode Ekonomi TeknikMercu Buana University
 
Statistik Populasi Penduduk DKI Jakarta per 2013
Statistik Populasi Penduduk DKI Jakarta per 2013Statistik Populasi Penduduk DKI Jakarta per 2013
Statistik Populasi Penduduk DKI Jakarta per 2013Mercu Buana University
 
Tugas pengendalian Kualitas
Tugas pengendalian KualitasTugas pengendalian Kualitas
Tugas pengendalian Kualitaskandar purnomo
 
01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri
01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri
01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik IndustriMercu Buana University
 
Analisa pekerjaan dan desain pekerjaan
Analisa pekerjaan dan desain pekerjaanAnalisa pekerjaan dan desain pekerjaan
Analisa pekerjaan dan desain pekerjaanMercu Buana University
 
ENERGI NUKLIR SEBAGAI SOLUSI DARI MASALAH ENERGI DAN BUAH SIMALAKAMA PLTN DI ...
ENERGI NUKLIR SEBAGAI SOLUSI DARI MASALAH ENERGI DAN BUAH SIMALAKAMA PLTN DI ...ENERGI NUKLIR SEBAGAI SOLUSI DARI MASALAH ENERGI DAN BUAH SIMALAKAMA PLTN DI ...
ENERGI NUKLIR SEBAGAI SOLUSI DARI MASALAH ENERGI DAN BUAH SIMALAKAMA PLTN DI ...Mercu Buana University
 
14. Konsep Sistem Informasi, Membuat File, Database dan Software (Fundamental...
14. Konsep Sistem Informasi, Membuat File, Database dan Software (Fundamental...14. Konsep Sistem Informasi, Membuat File, Database dan Software (Fundamental...
14. Konsep Sistem Informasi, Membuat File, Database dan Software (Fundamental...Mercu Buana University
 
07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik
07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik
07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan PabrikMercu Buana University
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan BahanMercu Buana University
 
09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi
09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi
09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana ProduksiMercu Buana University
 
Permasalahan dan Dampak Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa
Permasalahan dan Dampak Plagiarisme di Kalangan MahasiswaPermasalahan dan Dampak Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa
Permasalahan dan Dampak Plagiarisme di Kalangan MahasiswaMercu Buana University
 
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian PersediaanMercu Buana University
 

Viewers also liked (20)

JURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
JURNAL PENGENDALIAN KUALITASJURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
JURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
 
2. pengertian dasar perencanaan & pengendalian kualitas
2. pengertian dasar perencanaan & pengendalian kualitas2. pengertian dasar perencanaan & pengendalian kualitas
2. pengertian dasar perencanaan & pengendalian kualitas
 
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifatMakalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
 
Strategi prosess
Strategi prosessStrategi prosess
Strategi prosess
 
(1)pengendalian kualitas
(1)pengendalian kualitas(1)pengendalian kualitas
(1)pengendalian kualitas
 
13. Konsep Penelitian Operasional
13. Konsep Penelitian Operasional13. Konsep Penelitian Operasional
13. Konsep Penelitian Operasional
 
12. Konsep Pengelolaan Dana Investasi dengan metode Ekonomi Teknik
12. Konsep Pengelolaan Dana Investasi dengan metode Ekonomi Teknik12. Konsep Pengelolaan Dana Investasi dengan metode Ekonomi Teknik
12. Konsep Pengelolaan Dana Investasi dengan metode Ekonomi Teknik
 
Statistik Populasi Penduduk DKI Jakarta per 2013
Statistik Populasi Penduduk DKI Jakarta per 2013Statistik Populasi Penduduk DKI Jakarta per 2013
Statistik Populasi Penduduk DKI Jakarta per 2013
 
Tugas pengendalian Kualitas
Tugas pengendalian KualitasTugas pengendalian Kualitas
Tugas pengendalian Kualitas
 
01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri
01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri
01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri
 
Analisa pekerjaan dan desain pekerjaan
Analisa pekerjaan dan desain pekerjaanAnalisa pekerjaan dan desain pekerjaan
Analisa pekerjaan dan desain pekerjaan
 
ENERGI NUKLIR SEBAGAI SOLUSI DARI MASALAH ENERGI DAN BUAH SIMALAKAMA PLTN DI ...
ENERGI NUKLIR SEBAGAI SOLUSI DARI MASALAH ENERGI DAN BUAH SIMALAKAMA PLTN DI ...ENERGI NUKLIR SEBAGAI SOLUSI DARI MASALAH ENERGI DAN BUAH SIMALAKAMA PLTN DI ...
ENERGI NUKLIR SEBAGAI SOLUSI DARI MASALAH ENERGI DAN BUAH SIMALAKAMA PLTN DI ...
 
Analisis pekerjaan
Analisis pekerjaanAnalisis pekerjaan
Analisis pekerjaan
 
14. Konsep Sistem Informasi, Membuat File, Database dan Software (Fundamental...
14. Konsep Sistem Informasi, Membuat File, Database dan Software (Fundamental...14. Konsep Sistem Informasi, Membuat File, Database dan Software (Fundamental...
14. Konsep Sistem Informasi, Membuat File, Database dan Software (Fundamental...
 
11. Pengendalian Biaya Produksi
11. Pengendalian Biaya Produksi11. Pengendalian Biaya Produksi
11. Pengendalian Biaya Produksi
 
07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik
07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik
07. Tugas 1 Presentasi - Kunjungan Pabrik
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
 
09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi
09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi
09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi
 
Permasalahan dan Dampak Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa
Permasalahan dan Dampak Plagiarisme di Kalangan MahasiswaPermasalahan dan Dampak Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa
Permasalahan dan Dampak Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa
 
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
 

Similar to 10. Konsep Pengendalian Kualitas, Pengendalian Kualitas Secara Statistik dan Penggunaan Grafik Pengendalian Kualitas Secara Proses

SQC KEL.7 FIX.pptx
SQC KEL.7 FIX.pptxSQC KEL.7 FIX.pptx
SQC KEL.7 FIX.pptxFardhaSilva
 
Pengendalian mutu
Pengendalian mutuPengendalian mutu
Pengendalian mutua-bhil
 
2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.pptRizkyFakcham
 
D014468741
D014468741D014468741
D014468741Wayan AP
 
DC Pengendalian Kualitas UTS 2023.pdf
DC Pengendalian Kualitas UTS 2023.pdfDC Pengendalian Kualitas UTS 2023.pdf
DC Pengendalian Kualitas UTS 2023.pdfeerlangga26
 
Modul 7 quality management
Modul 7   quality managementModul 7   quality management
Modul 7 quality managementSonia Sonia
 
52441057 penentukuran
52441057 penentukuran52441057 penentukuran
52441057 penentukuranSitiK2
 
Chapter_7_Manajemen_Kualitas_Proyek.pdf
Chapter_7_Manajemen_Kualitas_Proyek.pdfChapter_7_Manajemen_Kualitas_Proyek.pdf
Chapter_7_Manajemen_Kualitas_Proyek.pdfFadliST
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASgiyantilinda
 
Ppsi pertemuan-8-quality-management1
Ppsi pertemuan-8-quality-management1Ppsi pertemuan-8-quality-management1
Ppsi pertemuan-8-quality-management1Abrianto Nugraha
 
penjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratoriumpenjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratoriumsonnywidiarto3
 
Operational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasOperational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasC S
 
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.pptAminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021Aminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021Aminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021Aminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2020Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2020Aminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.pdf
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.pdfAminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.pdf
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.pdfAminullah Assagaf
 
5.-Statistical-Process-Controlddddddd.pdf
5.-Statistical-Process-Controlddddddd.pdf5.-Statistical-Process-Controlddddddd.pdf
5.-Statistical-Process-Controlddddddd.pdfIndraSN1
 

Similar to 10. Konsep Pengendalian Kualitas, Pengendalian Kualitas Secara Statistik dan Penggunaan Grafik Pengendalian Kualitas Secara Proses (20)

SQC KEL.7 FIX.pptx
SQC KEL.7 FIX.pptxSQC KEL.7 FIX.pptx
SQC KEL.7 FIX.pptx
 
Spc
SpcSpc
Spc
 
Pengendalian mutu
Pengendalian mutuPengendalian mutu
Pengendalian mutu
 
2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt
 
D014468741
D014468741D014468741
D014468741
 
DC Pengendalian Kualitas UTS 2023.pdf
DC Pengendalian Kualitas UTS 2023.pdfDC Pengendalian Kualitas UTS 2023.pdf
DC Pengendalian Kualitas UTS 2023.pdf
 
Modul 7 quality management
Modul 7   quality managementModul 7   quality management
Modul 7 quality management
 
52441057 penentukuran
52441057 penentukuran52441057 penentukuran
52441057 penentukuran
 
Chapter_7_Manajemen_Kualitas_Proyek.pdf
Chapter_7_Manajemen_Kualitas_Proyek.pdfChapter_7_Manajemen_Kualitas_Proyek.pdf
Chapter_7_Manajemen_Kualitas_Proyek.pdf
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITAS
 
Ppsi pertemuan-8-quality-management1
Ppsi pertemuan-8-quality-management1Ppsi pertemuan-8-quality-management1
Ppsi pertemuan-8-quality-management1
 
penjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratoriumpenjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratorium
 
Operational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasOperational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola Kualitas
 
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.pptAminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.ppt
 
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
 
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
 
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2021
 
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2020Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k12 14-manj oprs dan prod_2020
 
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.pdf
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.pdfAminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.pdf
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2021.pdf
 
5.-Statistical-Process-Controlddddddd.pdf
5.-Statistical-Process-Controlddddddd.pdf5.-Statistical-Process-Controlddddddd.pdf
5.-Statistical-Process-Controlddddddd.pdf
 

More from Mercu Buana University

STRATEGI DASAR REKRUTMEN KARYAWAN UNTUK MENDAPATKAN SUMBER DAYA MANUSIA TERBAIK
STRATEGI DASAR REKRUTMEN KARYAWAN UNTUK MENDAPATKAN SUMBER DAYA MANUSIA TERBAIKSTRATEGI DASAR REKRUTMEN KARYAWAN UNTUK MENDAPATKAN SUMBER DAYA MANUSIA TERBAIK
STRATEGI DASAR REKRUTMEN KARYAWAN UNTUK MENDAPATKAN SUMBER DAYA MANUSIA TERBAIKMercu Buana University
 
Lembaga Keuangan Bukan Bank (Lembaga Keuangan Informal)
Lembaga Keuangan Bukan Bank (Lembaga Keuangan Informal)Lembaga Keuangan Bukan Bank (Lembaga Keuangan Informal)
Lembaga Keuangan Bukan Bank (Lembaga Keuangan Informal)Mercu Buana University
 
Konflik intrapersonal dan interpersonal
Konflik intrapersonal dan interpersonalKonflik intrapersonal dan interpersonal
Konflik intrapersonal dan interpersonalMercu Buana University
 
04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja
04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja
04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta KerjaMercu Buana University
 
02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem
02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem
02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan SistemMercu Buana University
 
05. Konsep Perencanaan Fasilitas, Konsep Perancangan Tata Letak Fasilitas, da...
05. Konsep Perencanaan Fasilitas, Konsep Perancangan Tata Letak Fasilitas, da...05. Konsep Perencanaan Fasilitas, Konsep Perancangan Tata Letak Fasilitas, da...
05. Konsep Perencanaan Fasilitas, Konsep Perancangan Tata Letak Fasilitas, da...Mercu Buana University
 

More from Mercu Buana University (14)

STRATEGI DASAR REKRUTMEN KARYAWAN UNTUK MENDAPATKAN SUMBER DAYA MANUSIA TERBAIK
STRATEGI DASAR REKRUTMEN KARYAWAN UNTUK MENDAPATKAN SUMBER DAYA MANUSIA TERBAIKSTRATEGI DASAR REKRUTMEN KARYAWAN UNTUK MENDAPATKAN SUMBER DAYA MANUSIA TERBAIK
STRATEGI DASAR REKRUTMEN KARYAWAN UNTUK MENDAPATKAN SUMBER DAYA MANUSIA TERBAIK
 
Distribusi Peluang Normal
Distribusi Peluang NormalDistribusi Peluang Normal
Distribusi Peluang Normal
 
Usaha, Energi, dan Daya
Usaha, Energi, dan DayaUsaha, Energi, dan Daya
Usaha, Energi, dan Daya
 
Lembaga Keuangan Bukan Bank (Lembaga Keuangan Informal)
Lembaga Keuangan Bukan Bank (Lembaga Keuangan Informal)Lembaga Keuangan Bukan Bank (Lembaga Keuangan Informal)
Lembaga Keuangan Bukan Bank (Lembaga Keuangan Informal)
 
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
 
Konflik intrapersonal dan interpersonal
Konflik intrapersonal dan interpersonalKonflik intrapersonal dan interpersonal
Konflik intrapersonal dan interpersonal
 
Konstitusi dan rule of law
Konstitusi dan rule of lawKonstitusi dan rule of law
Konstitusi dan rule of law
 
Pendekatan Rata-Rata
Pendekatan Rata-RataPendekatan Rata-Rata
Pendekatan Rata-Rata
 
Surplus Ekonomi
Surplus EkonomiSurplus Ekonomi
Surplus Ekonomi
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
03. Konsep Perancangan Produk
03. Konsep Perancangan Produk03. Konsep Perancangan Produk
03. Konsep Perancangan Produk
 
04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja
04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja
04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja
 
02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem
02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem
02. Model, Sistem, dan Konsep Perancangan Sistem
 
05. Konsep Perencanaan Fasilitas, Konsep Perancangan Tata Letak Fasilitas, da...
05. Konsep Perencanaan Fasilitas, Konsep Perancangan Tata Letak Fasilitas, da...05. Konsep Perencanaan Fasilitas, Konsep Perancangan Tata Letak Fasilitas, da...
05. Konsep Perencanaan Fasilitas, Konsep Perancangan Tata Letak Fasilitas, da...
 

Recently uploaded

BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 

Recently uploaded (14)

BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 

10. Konsep Pengendalian Kualitas, Pengendalian Kualitas Secara Statistik dan Penggunaan Grafik Pengendalian Kualitas Secara Proses

  • 1. MODUL PERKULIAHAN Pengantar Teknik Industri POKOK BAHASAN  2.1 Pengendalian Kualitas  2.2 Pengendalian Kualitas Secara Statistik  2.3 Pengendalian Kualitas Secara Variabel  2.4 Pengendalian Kualitas Secara Atribut Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Industri 10 MK10230 Ir.Torik , MT Abstract Kompetensi Pengendalian Kualitas adalah suatu sistem pengawasan, analisa dan tindakan yang dilakukan terhadap suatu proses Diharapkan mahasiswa dapat pengenal dan memahami konsep pengendalian kualitas,
  • 2. pembuatan barang (produk). Metode statistik digunakan sebagai alat pengendalian kualitas. pengendalian kualitas secara statistik dan penggunaan grafik pengendalian kualitas dalam proses. Pengendalian Kualitas Pengendalian Kualitas adalah suatu sistem pengawasan, analisa dan tindakan yang dilakukan terhadap suatu proses pembuatan barang (produk). Sedangkan kualitas adalah derajat kepuasan atau kesempurnaan atau kesesuaian dengan tujuan penggunaannya. Jadi kualitas merupakan jembatan kamunikasi antara konsumen dan produsen. Pengendalian kualitas bersifat merencanakan, membina, memberi pelayanan terhadap produk sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Tugas pengendalian kualitas dalam pabrik : 1. Menentukan standar bagi produk yamg akan dibuat 2. Menilai atas sesuai atau tidaknya barang yang dibuat dengan standar yang ditentukan 3. Mengadakan tindakan, jika standar tersebut tidak terpenuhi 4. Merencanakan perbaikan, serta pembinaan yang terus menerus untuk menilai standar yang telah ditetapkan. Jadi sesungguhnya, pendekatan pengendalian kualitas adalah pengendalian kualitas produk selama dalam proses sampai menjadi barang jadi untuk mencegah adanya kualitas yang rendah, dan bukannya untuk memperbaiki kualitas setelah produk selesai proses. Mengingat pentingnya kualitas dalam rangka kesuksesan usaha, maka seyogyanyalah kalau perusahaan mengadakan mekanisme pengendalian yang teratur. Mekanisme tersebut dapat dibagi dalam tiga tahapan : 1. Pentingnya kualitas yang diinginkan oleh konsumen (design quality) 2. Menetapkan batasan diatas sebagai kualitas standar (standard quality) 3. Menjaga agar selama berlangsung proses, kualitasnya sesuai dengan kualitas standar yang telah ditetapkan ( maintaining quality ) ‘1 3 2 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 3. Mengenai desain kualitas, yang dimaksud adalah membuat suatu rancangan mengenai kualitas yang diinginkan. Pembuat rancangan ini penting sebagai langkah awal dalam program mengendalikan kualitas. Pertanyaan disini adalah, siapa yang berhak menetapkan desain. Berdasarkan desain tersebut diatas, langkah berikutnya adalah memformulasikan kualitas standar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Bentuk dari formulasi penetapan standar kualitas dapat dibagi dua kelompok utama, yang dalam bahasa pengendalian kualitas sering disedut variabel dan atribut. Pengendalian kualitas tidak selesai dengan telah dibuatnya standar kualitas. Langkah selanjutnya yang harus diambil adalah menerapkan kualitas standar di atas secara operasional . Orang menyebut kegiatan ini sebagai mempertahankan kualitas (maintaining quality). Dalam mempertahan kualitas yang penting dikemukakan adalah aspek disiplin para pelaksanan aktivitas tersebut. Tanpa sikap disiplin lenyaplah harapan akan kesuksesan pengendalian kualitas. Pengendalian Kualitas Secara Statistik Pengendalian kualitas secara statistik (statistical qualitiy control) adalah alat yang sangat berguna dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi sejak dari awal proses hingga akhir proses. Dalam banyak proses produksi, akan selalu ada gangguan yang dapat timbul secara tidak terduga. Apabila gangguan tidak terduga dari proses ini relatif kecil biasanya dipandang sebagai gangguan yang masih dapat diterima atau masih dalam batas toleransi. Apabila gangguan proses ini relatif besar atau secara kumulatif cukup besar dikatakan tingkat gangguan yang tidak dapat diterima. Gangguan proses kadang-kadang dapat timbul dari tiga sumber, yaitu mesin yang dipasang tidak wajar, kesalahan operator (human error), dan bahan baku yang rusak atau tidak sesuai standar. Akibat dari gangguan tersebut menyebabkan proses produksi tidak dalam keadaan terkendali dan produk yang dihasilkan tidak dapat diterima. Pengendalian kualitas secara statistik bertujuan untuk menyelidiki dengan cepat sebab-sebab terjadinya kesalahan dan melakukan tindakan perbaikan sebelum terlalu banyak produk cacat yang diproduksi. Beberapa pengertian dalam statistik pada dasarnya hasil suatu kegiatan yang sama jika diulang tidak akan menimbulkan hasil (X) yang sama. ‘1 3 3 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 4. Satuan (unit) : Sejumlah tertentu dari objek, item, dsb. Populasi (Population; universe) : Sejumlah objek, item, dsb yang menggambarkan kumpulan keseluruhan dari objek, item tersebut. Variabel : Data tentang mutu yang diperoleh dari pengukuran. Atribut : Data tentang mutu yang isinya hanya apakah memenuhi persyaratan (conforming any requirements) atau tidak. Rentang (Range / Jelajah : R) adalah selisih dari harga terbesar dengan harga terkecil dari data. Ada Keragaman (variasi) pada hasil-hasil tersebut. Sebagian besar keragaman itu bersifat simetris terhadap suatu hasil tertentu. Hasil tertentu itu disebut rata-rata dari hasil X Harga rata-rata (average) : penjumlahan aljabar dari semua data dan dibagi oleh banyaknya data. Banyaknya Hasil yang lebih kecil dari rata-rata sama dengan banyaknya hasil yang lebih besar dari rata-rata. Hasil yang sama dengan rata-rata paling banyak terjadi. Jika banyaknya hasil yang diamati = n buah, dan m buah merupakan hasil rata-rata, maka ada (n-m)/2 hasil yang lebih kecil dari rata-rata dan ada (n-m)/2 juga hasil yang lebih dari rata-rata. Deviasi Standar = Akar pangkat dua dari(jumlah seluruh kuadrat dari selisih setiap data dengan harga rata-ratanya). Kuadrat dari deviasi standar disebut variance. Bentuk dasar pengendalian kualitas statistik ditunjukkan oleh grafik yang membuat garis tengah ( central line = CL ) yang merupakan nilai rata-rata karakteristik kualitas yang berkaitan dengan keadaan terkontrol. Sedangkan dua garis mendatar yang lain dinamakan batas pengendalian atas ( upper control limit = UCL ) dan batas pengndalian bawah ( lower control limit = LCL ). Jika semua proses terkendali maka hampir semua titik-titik sempel akan berada diantara kedua garis UCL dan LCL. Hal ini berarti proses dianggap dalam keadaan terkendali, dan tidak perlu diadakan tindakkan apa pun dari proses tersebut. Tetapi, satu titik sempel terletak di luar garis UCL dan LCL diinterprestasikan bahwa proses berada di luar kendali dan diperlukan tindakkan penyelidikan dan perbaikan untuk menghilangkan penyebab terjadinya penyimpangan tersebut. ‘1 3 4 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 5. 1 2 3 4 No. sample Gambar 10-1 Grafik Pengendalian Kualitas ‘1 3 5 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id Bahujalan Jurang Jurang Bahujalan UCL CL LCL UCL x
  • 6. Grafik pengandalian kualitas secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe, yaitu (1) pengendalian kualita variabel, yaitu apabila karakteristik kualitas diukur dan dinyatakan dalam bilangan. (2) pengendalian kualitas atribut atau sifat, yaitu apabila karakteristik kualitas tidak dapat diukur dengan skala kuantitas atau bilangan. Apa keuntungan dari penggunaan grafik pengendalian kualitas ini ?, dari hasil penelitian terhadap industri di Amerika terdapat beberapa manfaat dari grafik pengendalian kualitas, yaitu : 1. Grafik pengendalian kualitas adalah teknik yang terbukti dapat meningkatkan produktifitas. 2. Grafik pengendalian kualitas efektif dalam pencegahan produk cacat. 3. Grafik pengendalian kualitas dapat mencegah penyesuain proses yang tidak perlu. 4. Grafik pengendalian kualitas memberikan informasi tentang kemampuan proses. Masalahnya adalah bagaimana menentukan pengambilan sempel, apakah mengambilan ukuran sempel kecil dalam interval waktu pendek atau mengambil ukuran sempel besar dalam interval waktu yang lebih lama. Kebanyakan industri sekarang ini senang mengambil ukuran sempel kecil dengan frekuensi yang lebih sering khususnya untuk proses produksi dengan volume yang lebih tinggi. Dengan berkembangnya teknologi penginderaan otomatik dan mikro komputer saat ini dimungkinkan untuk mengurangi frekuensi pengambilan sempel. Ukuran menentukan frekuensi pengambilan sempel yang lebih tepat, harus dipertimbangkan beberapa faktor, yaitu biaya pengambilan sempel, kerugian karena membiarakan proses bekerja dalam keadaan tak terkendali, tingkat produksi dan probabilitas pergesearan proses akan terjadi. ‘1 3 6 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 7. Pengendalian Kualitas Secara Variabel Karakteristik kualitas yang dapat dinyatakan dalam bentuk ukuran angka atau kuantitatif khususnya untuk produk cukup banyak. Misalnya, dinyatakan dalam ukuran mikrometer, milimeter, sentimeter, dimensi berat, dimensi volume dan dimensi lainnya yang dapat diukur. Karakteristik kualitas yang dapat dinyatakan dalam bentuk ukuran angka ini dinamakan dimensi Variabel. Ukuran variabel ini lebih efisien dalam memberikan informasi tentang kualitas proses dan lebih banyak digunakan jika dibandingkan dengan dimensi ukuran atribut atau sifat. Grafik pengendalian variabel biasanya menggunakan mean-chart atau x - chart, dan grafik pengendalian untuk rentang dinamakan R - chart. Kebanyakan teknik yang dikembangkan oleh para ahli statistik untuk analisa data, tetapi data yang diperoleh dapat digunakan untuk pengendalian kualitas produk. Metode statistik yang dipakai untuk pengendalian kualitas yang paling umum adalah peta kendali untuk karakteristik kualitas yang terukur, dalam bahasa teknisnya dinyatakan sebagai peta _ X – bar ( _ X - chart ) dan peta R ( R – chart ). A. Membuat _ X - chart Jika kita melakukan pengukuran karakteristik kualitas dengan x1 , x2 , dan xn sempel berukuran n, maka rata-rata sempel adalah : x1 + x2 + ...+ xn _ X = n ‘1 3 7 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 8. Jika x adalah berdistribusi normal dengan mean = µ dan standar deviasi untuk subgrup sempel _ X σ = n σ , maka setiap mean sempel akan terletak diantara nilai UCL dan LCL dengan menggunakan 3 - sigma ( _ X σ )sebagai berikut : UCL = µ + 3 ( _ X σ ) = µ + 3 ( n σ ) LCL = µ + 3 ( _ X σ ) = µ - 3 ( n σ ) Apabila mean sempel tidak berada diantara UCL dan LCL, hal ini merupakan petunjuk bahwa mean proses tidak lagi sama dengan µ. Dalam praktek sesungguhnya, biasanya nilai µ dan tidak diketahui, oleh karena itu nilai-nilai tersebut harus ditaksir dari sempel pendahuluan. Misalkan, x1 , x2 , dan xm adalah rata-rata setiap sempel, maka penaksiran terbaik untuk rata-rata proses (µ) adalah mean keseluruhan, yaitu : x1 + x2 + ...+ xm _ X = m Dengan demikian _ X akan digunakan sebagai central line = CL dari _ X - chart UCL = _ X + 3 ( _ X σ ) CL = _ X LCL = _ X + 3 ( _ X σ ) Untuk membuat batas pengendalian, perlu ditaksir standar deviasi ( σ ) dan rentang (R) m sempel. jika x1 , x2 dan xm adalah sempel berukuran m, maka rentang sempel adalah selisih nilai observasi terbesar dengan nilai observasi terkecil atau R = xmak - xmin . Misalkan R1, R2 , dan Rm adalah rentang m sempel, maka rentang rata-ratanya adalah : R1 + R2 + ... + Rm ‘1 3 8 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 9. _ R = m maka taksiran untuk dihitung dengan cara : Rσ = _ R /d2 dimana d2 untuk berbagai ukuran sempel dapat dilihat dalam tabel lampiran . Jika digunakan − x sebagai penaksiran untuk µ dan _ R /d2 , maka parameter grafik − x untuk menentukan − x , UCL dan LCL adalah : UCL = − x + 3 nd R 2 _ CL = − x LCL = − x – 3 nd R 2 _ Jika, nd2 3 = A2, maka UCL , CL dan LCL di atas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : UCL = − x + A2 _ R CL = − x LCL = − x - A2 _ R Nilai A2 untuk berbagai ukuran sempel dapat dilihat dalam tabel lampiran. B. Membuat R - chart ‘1 3 9 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 10. Dalam menggunakan R-chart, maka parameter grafik R dapat ditentukan dengan mudah, yaitu CL nya adalah _ R . Untuk menentukan UCL dan LCL atau batas pengendalian perlu ditaksir nilai Rσ . Jika dianggap bahwa karakteristik kualitas berdistribusi normal, maka estimasi Rσ dapat diperoleh dari distribusi rentang relatif, yaitu W = R/σ . Jika standar deviasi W = d2 , maka 2d R =σ . Untuk rentang standar deviasi nya R adalah σ, oleh karena σ tidak diketahui maka kita dapat menaksir Rσ dengan menggunakan persamaan Rσ = _ 2 3 R d d . Dengan demikian, jika kita menggunakan batas pengendalian 3-sigma, maka parameter R-chart dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut : UCL = _ R + 3 Rσ = _ R + 3 _ 2 3 R d d = _ R ( 1 + 3 2 3 d d ) CL = _ R LCL = _ R – 3 Rσ = _ R - 3 _ 2 3 R d d = _ R ( 1 – 3 2 3 d d ) Jika dimisalkan faktor batas pengendali adalah D3 = 1 - 3 ( 2 3 d d ) dan D4 = 1 + 3 ( 2 3 d d ), maka parameter R-chart dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut : UCL = _ R D4 CL = _ R LCL = _ R D3 Konstanta D3 dan D4 untuk berbagai ukuran sempel atau nilai n dapat dilihat dalam tabel lampiran . Contoh 10.1. Pembuatan _ X - chart dan R - chart ‘1 3 10 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 11. PT Plywood pabrik kayu lapis yang berokasi di kalimantan ingin membuat pengendalian proses dengan menggunakan _ X - chart dan R - chart. Untuk mengetahui bahwa ketebalan kayu lapis dalam keadaan terkendali, telah dilakuakan pengambilan sempel sebanyak 25 kali dengan ukuran sempel setiap kali pengambilan sebanyak 5 lembar. Data pengambilan sempel diperlihatkan dalam tabel 10-1. Tabel 10 -1 Data Pengambilan Sampel kayu lapis PT Playwood Nomor sample Hasil observasi ketebalan kayu lapis (mm) Xi Ri 1 2 3 4 5 1 20,030 20,002 20,019 19,992 20,008 20,010 0,038 2 19,995 19,992 20,001 20,011 20,004 20,001 0,019 3 19,988 20,024 20,021 20,005 20,002 20,008 0,036 4 20,002 19,996 19,993 20,015 20,009 20,003 0,022 5 19,992 20,007 20,015 19,989 20,014 20,003 0,026 6 20,009 19,994 19,997 19,985 19,993 19,996 0,024 7 19,995 20,006 19,994 20,000 20,005 20,000 0,012 8 19,985 20,003 19,993 20,015 19,988 19,997 0,030 9 19,985 19,995 20,009 20,005 20,004 20,004 0,014 10 20,008 20,000 19,990 20,007 19,995 19,998 0,017 11 19,998 19,998 19,994 19,995 19,990 19,994 0,008 12 19,994 20,000 20,007 20,000 19,996 20,001 0,011 13 20,004 20,002 19,998 19,99 20,012 19,998 0,029 14 19,983 19,967 19,994 20,000 19,984 19,990 0,039 15 20,006 20,014 19,998 19,999 20,007 20,006 0,016 16 20,012 19,984 20,005 19,998 19,996 19,997 0,021 17 20,000 20,012 19,98 20,005 20,007 20,001 0,026 18 19,994 20,010 20,018 20,003 20,000 20,007 0,018 19 20,006 20,002 20,013 20,005 19,997 19,998 0,021 20 20,000 20,010 20,013 20,020 20,003 20,009 0,020 ‘1 3 11 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 12. 21 19,998 20,001 20,009 20,005 19,996 19,996 0,033 22 20,004 19,999 19,990 20,006 20,009 20,002 0,019 23 20,010 19,989 19,990 20,009 20,014 20,002 0,025 24 20,015 20,008 19,993 20,000 20,010 20,005 0,022 25 19,982 19,984 19,995 20,017 20,013 19,998 0,035 Jumlah 500,024 0,581 Rata- rata 20,001 0,023 Untuk membuat _ X - chart, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan parameter centaral line = CL atau garis tengah dengan cara sebagai berikut : iX _ = 010,20 5 008,20992,19019,20002,20030,20 = ++++ = X = 001,20 25 998,19.........0089,20001,20010,20 = ++++ iR = 20,003 – 19,992 = 0,038 _ R = 023,0 25 035,0................036,0019,0038,0 = ++++ Dengan menggunakan A2 = 0,577 dalam tabel lampiran , untuk sempel berukuran n = 5 , maka dapat dihitung batas atas dan batas bawah pengendalian kualitas sebagai berikut : UCL = = X + A2 _ R = 20,001 + (0,577)(0,023) = 20,014 CL = = X = 20,001 LCL = = X + A2 _ R = 20,001 - (0,577)(0,023) = 19,988 Sedangkan pembuatan R - chart , telah kita hitung _ R sebagai central line = CL , yakni sebesar 0,023 , untuk selanjutnya kita menentukan harga D3 dan D4 dengan cara sebagai berikut : Jika ukuran sempel dengan n= 5 , maka dalam tabel lapiran diperoleh nilai D3 = 0 dan D4 = 2,114. Dari nilai tersebut, maka batas atas dan batas bawah pengendalian kualitas untuk R-chart adalah : UCL = _ R D4 = 0,023 (2,114) = 0,049 CL = _ R = 0,023 ‘1 3 12 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 13. LCL = _ R D3 = 0,023 (0) = 0 Grafik R-chart dari contoh 1 diatas, dapat dilihat dalam gambar 10 -2. Dari _ X - chart ini memperlihatkan bahwa tidak ada petunjuk mean sempel di luar kendali. Oleh karena itu dapat disimpulkan proses pengendalian kualitas ketebalan kayu lapis berada dalam keadaan terkendali. Dari R - Chart pengendalian kualitas kayu lapis tersebut nampak bahwa tidak ada proses produksi kayu lapis yang berada di luar kendali pengawasan, artinya semua ketebalan kayu lapis masih di dalam batas tolenrasi, oleh karena itu manajemen tidak perlu mengambil tindakan perbaikan proses. Nomor sample Gambar 10 – 2 _ X - chart Ketebalan Kayu Lapis ‘1 3 13 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id 20,015 20,010 20,005 20,001 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 CL UCL LCL Xi 0,05 0,04 0,03 UCL Ri
  • 14. Nomor sample Gambar 10 –3 R - chart Ketebalan Kayu Lapis Penjelasan di atas memperlihatkan bahwa batas pengendalian kualitas dengan − x - chart dan R-chart tidak memiliki hubungan matematik dan statistik dengan batas spesifikasi. Batas pengendalian kualitas x-chart dan R-chart ditentukan oleh standar deviasi proses (σ). sedangkan batas spesifikasi ditentukan dari luar proses seperti : manajemen, manajer operasi, pelanggan atau desainer produk. Apa perbedaan fungsi pengendalian kualitas dengan metode − x -chart dan R-chart ? . − x -chart memantau tingkat proses rata-rata. Sebaliknya R-chart mengukur variabelitas dalam suatu sempel. Perbedaan lain adalah − x -chart memantau variabelitas diantara sempel atau variabelitas dalam seluruh waktu proses. Sedangkan R-chart mengukur variabelitas di dalam sempel atau variabelitas dalam waktu tertentu. Masalah yang juga sangat penting dalam menggunakan grafik pengendalian kualitas − x -chart dan R-chart adalah menentukan ukuran sempel dan frekuensi pengambilan sempel. Penentuan ukuran sempel dan frekuensi pengambilan sempel, biaya penelitian, biaya perbaikan proses dan biaya karena menghasilkan produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Jika kita menggunakan R-chart, maka ukuran sempel kecil tidak peka terhadap pergeseran standar deviasi proses. Sebaliknya, ukuran sempel yang lebih berar kelihatanya lebih efektik, tetapi efisiensi penaksiran standar deviasi akan turun apabila ukuran sempel (n) naik. Oleh karena itu, untuk ukuran sempel besar ( n besar) mungkin yang terbaik adalah ‘1 3 14 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 CL
  • 15. tidak menggunakan R-chart. Masalah penentuan ukuran sempel dan frekuensi pengambilan sempel adalah masalah penentuan sampling penerimaan. Keterbatasan sumber daya mengakibatkan para pengambil keputusan harus memilih strategi apakah akan mengambil sempel kecil tetapi jarang, dengan kata lain apakah akan mengambil ukuran sempel 5 setiap setengah jam atau mengambil ukuran sempel 20 setiap dua jam. Strategi mana yang akan diambil tidak mungkin untuk mengatakan bahwa strategi itu terbaik dalam semua hal, tetapi praktek dalam dunia industri saat ini memiliki kecenderungan untuk mengambil ukuran sempel kecil dengan frekuensi tinggi atau sering. Dari sudut pandang ekonomi, jika biaya produk yang cacat itu tinggi, maka sempel ukuran kecil dengan frekuensi yang sering jauh lebih baik dari sempel ukuran besar tetapi lebih jarang. Faktor lain yang mempengaruhi ukuran pengambilan sempel adalah volume produksi, Jika volume produksi cukup besar dalam setiap jam, maka diperlukan pengambilan sempel yang lebih sering dibandingkan dengan volume produksi kecil. Hal ini dilakukan karena akan bnyak produk cacat yang dihasilkan dalam waktu yang singkat apabila terjadi pergeseran proses atau ketidak tepatan proses. Jika biaya pemesiksaan dan pengujian per unit rendah, maka proses produksi dengan volume besar dalam waktu yang relatif cepat, maka ukuran sempel besar sangat sering digunakan. Pengambilan ukuran sempel untuk pengendalian proses ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu (1) waktu sangat terbatas, (2) volume produksi cukup besar dan bersifat homogin, (3) pemeriksaan dilakukan dengan merusak produk, (4) Produk yang diproses tidak berisiko tinggi jika terjadi kegagalan, (5) biaya untuk pemeriksaan individusangat tinggi. Hal lain yang perlu diperlihatkan dalam penggunaan teknik sampling ini adalah risiko yang akan timbul baik resiko yang ditanggung oleh konsumen maupun risiko yang ditanggung oleh produsen sebagai akibat dari kesalahan sampling (sampling error). Risiko konsumen timbul karena dari sempel yang diambil dinyatakan proses dalam keadaan terkendali pada hal sesungguhnya ada produk yang cacat atau diluar kendali. Sedangkan risiko produsen terjadi karena dari sempel yang diambil dinyatakan proses di luar kendali sehingga perlu perbaikan proses pada hal sesungguhnya ada produk yang baik. Pengendalian Kualitas Secara Atribut Pengendalian kualitas untuk item yang karakteristik kualitasnya tidak dapat dinyatakan dengan angka tersebut dinamakan ‘atribut’ atau ‘sifat’. Untuk ‘1 3 15 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 16. mengklasifikasikan kualitas produk pada umumnya digunakan istilah ‘sesuai spesifikasi’ dan ‘tidak sesuai spesifikasi’ atau sering pula digunakan istilah ‘cacat’ dan ‘tidak cacat’.Pada saat ini istilah yang sering digunakan adalah ‘sesuai dan ‘tidak sesuai’. Kebanyakan teknik yang dikembangkan oleh para ahli statistik untuk analisa data, tetapi data yang diperoleh dapat digunakan untuk pengendalian kualitas produk. Metode statistik yang dipakai untuk pengendalian kualitas yang paling umum adalah peta kendali untuk kualitas yang tak sesuai, dalam bahasa teknisnya dinyatakan sebagai peta pengendalian atribut yang banyak digunakan adalah p-chart dan c-chart, p-chart digunakan untuk bagian produk yang tidak sesuai yang diproduksi oleh suatu proses produksi. Sedangkan c-chart digunakan untuk ketidaksesuaian atau cacat dari produk yang diamati. A. Membuat p-chart ( peta kendali p ) p-chart digunakan untuk karakteristik kualitas yang tidak sesuai dengan standar. Pernyataan tidak sesuai umumnya digunakan pecahan desimal atau persentase dengan asas statistik yang melandasi p-chart adalah distribusi binominal. Bagaimana parameter dalam p-chart ditentukan?. Jika bagian yang tidak sesuai dalam proses produksi telah diketahui, maka bagian yang tidak sesuai p tidak diketahui atau belum ditentukan oleh manajemen, maka p harus ditaksir dari data observasi. Proses yang umum digunakan adalah memilih m sempel pendahuluan, masing-masing berukuran n sempel. Maka jika ada D1 unit produk tak sesuai dalam sempel 1, dapat dihitung bagian tak sesuai dalam sempel , dengan cara sebagai berikut : n D p i i = i = 1,2...,m Sedangkan rata-rata bagian tak sesuai dalam sempel ini adalah : − = − ∑ = mn D p m i i 1 , atau m p p m i i∑= − = 1 Nilai p manaksir bagian tak sesuai p yang tidak diketahui. Dengan demikian central line (CL), UCL dan LCL dari p-chart dihitung dengan cara sebagai berikut : UCL = − p + 3 n pp )1( −− − ‘1 3 16 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 17. CL = − p LCL = − p - 3 n pp )1( −− − Batas pengendalian kualitas dalam menaksir bagian tak sesuai tersebut dapat dijadikan sebagai penentu apakah proses dalam keadaan terkendali ketika m sempel awal tersebut diambil. Jika tidak ada titik sempel yang berada di luar batas pengendalian, maka disimpulkan bahwa diwaktu yang lalu proses produksi tersebut terkendali dan batas pengendalian tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pengendalian produksi sekarang maupun yang akan datang. Contoh 10.2 Pembuatan peta p PT Husada memproduksi susu dalam kotak ukuran 200 mm, kotak ini dibuat dengan mesin dari bahan karton. Dengan pemeriksaan kotak akan dapat diketahui apakah kotak bocor bila diisi pada lipatan karton. PT Husada menggunakan p-chart untuk memantau bagian kotak yang tak sesuai yang dihasilkan mesin tersebut. Ukuran sempel telah ditetapkan yaitu 20 sempel masing-masing 50 kotak dipilih setiap setengah jam dan proses berjalan terus menerus seperti diperlihatkan dalam tabel 10-2. Dalam 20 sempel (1000 kotak) tersebut terdapat 233 kotak ( ∑Di = 233) yang tak sesuai, sehingga bagian tak sesuai proses dapat ditaksir sebagai berikut : − = − ∑ = mn D p m i i 1 = 233,0 )50)(20( 233 = Dari taksiran bagian tak sesuai proses tersebut, dapat ditentukan UCL , CL dan LCL sebagai berikut : UCL = − p + 3 n pp )1( −− − = 0,233 + 3 50 )233,01(233,0 − = 0,233 + 3(0, 060) = 0,413 CL = − p = 0,233 LCL = − p - 3 n pp )1( −− − = 0,233 - 3 50 )233,01(233,0 − ‘1 3 17 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 18. = 0,233 – 3 (0,060) = 0,053 p-chart dengan CL = 0,233 dan UCL = 0,413 dan LCL = 0,053 dapat dibuat / digambar seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah. analisis harus benar-benar akurat untuk mencari penyebab mengapa titik sempel berada di bawah LCL dan tidak semua pergeseran p ke bawah dapat dihubungkan dengan peningkatan kualitas. Tabel 10 -2 Batas Pengendalian Nomor Sample Jumlah tidak sesuai (Di) Bagian tidak sesuai (pi) 1 15 0,30 2 8 0,16 3 10 0,20 4 4 0,08 5 7 0,14 6 16 0,32 7 9 0,18 8 14 0,28 9 6 0,12 10 12 0,24 11 22 0,44 12 8 0,16 13 10 0,20 14 5 0,10 15 13 0,26 16 11 0,22 17 18 0,36 18 24 0,48 19 9 0,18 20 12 0,24 Σ Di = 233 Σ pi = 0,233 B. Membuat c-chart ( peta kendali c ) Jika produk yang diproses tidak memenuhi satu atau lebih spesifikasi, maka produk tersebut dikatakan cacat. Oleh karena itu, produk dikatakan cacat paling sedikit terdapat satu unsur ketidak pastian atau satu unsur yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Tetapi produk yang memiliki unsur ketidaksesuaian lebih dari satu, tidak berarti produk tersebut diklasifikasikan sebagai produk cacat, hal ini sangat tergantung pada sifat dasar produk tersebut. Misalnya, produk komputer note book dapat mempunyai satu atau lebih unsur cacat, tetapi unsur cacat tersebut sangat kecil dan tidak berpengaruh terhadap sifat dasar produk. Katakanlah unsur cacat terdapat pada kabinetnya atau kerangka bodynya, yang ‘1 3 18 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 19. tidak berpengaruh terhadap fungsi kerja komputer, produk komputer note book ini dapat dikatakan sesuai spesifikasi. Jika cacat komputer note book cukup banyak atau sedikit tetapi sangat kentara dengan konsumen, maka produk komputer note book tersebut diklasifikasikan sebagai produk cacat, karena jika produk tersebut diloloskan dapat mempengaruhi penjualan. Dalam praktek pengendalian kualitas, banyak pengusaha yang lebih suka menggunakan kriteria produk cacat dari pada menggunakan kriteria bagian yang tidak sesuai. Misalnya banyak pengelasan yang cacat dalam setiap meter pipa saluran minyak, banyak cacat fungsional dalam satu unit peralatan elektronik, banyak kelingan yang pecah dalam sayap pesawat terbang dan banyak bintik hitam dalam satu lembar fotokopi atau banyak bintik hitam dalam satu lembar printout komputer. Bagaimana cara kerja grafik pengendalian kualitas untuk produk cacat atau bagaimana c-chart ini dibuat, berikut ini akan disajikan contoh untuk menjelaskan hal tersebut. Contoh 10.3 Pembuatan peta c Pada tabel 10-3 berikut ini menginformasikan banyak ketidaksesuaian (cacat) dari 20 sempel masing-masing 100 unit. Oleh karena dalam 20 sempel tersebut terdapat 395 produk cacat, maka c dapat ditaksir dengan cara sebagai berikut : n d c i = − _ c = 20 395 = 19,75 Dengan demikian batas pengendalian percobaan UCL dan LCL dapat dihitung sebagai berikut : UCL = _ c + 3 _ c = 19,75 + 3 75,19 = 33,08 CL = _ c = 19,75 LCL = _ c - 3 _ c = 19,75 - 3 75,19 = 6,42 Jumlah produk cacat yang terdapat dalam tabel 10-3 di atas dituangkan dalam grafik pengendalian c-chart seperti terlihat dalam gambar 10-4. Dari gambar c-chart tersebut, terdapat dua titik yang terletak di luar batas pengendalian, yaitu sempel 7 dan 15. Hasil penyelidikan ternyata ditemukan bahwa pada sempel 7 terjadi gangguan mesin yang kemudian diperbaiki, sedangkan pada sempel 15 ternyata telah ditugaskan pegawai baru dan dia tidak begitu mengenali beberapa ‘1 3 19 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 20. Tabel 10-3 ∑ Produk Cacat (Percobaan) Nomor sample Jumlah produk cacat Nomor sample Jumlah produk cacat 1 18 11 25 2 22 12 31 3 13 13 20 4 19 14 28 5 10 15 5 6 19 16 15 7 39 17 12 8 16 18 16 9 24 19 24 10 20 20 19 Σ = 395 ketidaksesuaian yang terjadi, sehingga tidak dicacat. Berdasarkan alasan yang ditemukan, maka sangatlah beralasan (logis) untuk mengeluarkan kedua sempel tersebut ke dalam perhitungan parameter c-chart yang berarti CL, UCL dan LCL percobaan perlu diperbaiki. Dengan dikeluarkanya sempel 7 dan 15 yang memiliki jumlah cacat 44, maka taksiran untuk c adalah sebagai berikut : _ c = 18 44395 − = 19,50 Dari nilai taksiran c yang baru tersebut, maka UCL dan LCL yang baru adalah sebagai berikut : UCL = _ c + 3 _ c = 19,50 + 3 50,19 = 32,75 CL = _ c = 19,50 LCL = _ c - 3 _ c = 19,50 - 3 50,19 = 6,25 Dari hasil perbaikan CL, UCL dan LCL ini, kemudian 20 sempel lagi masing- masing 100 unit produk diambil dan jumlah produk cacat diinformasikan seperti terlihat dalam tabel 10-3. Dari data tambahan pada tabel 10-3 di atas, kemudian dibuat c-chart berdasarkan parameter telah diperbaiki, yaitu nilai c = 19,50 dengan nilai UCL = 32,75 dan nilai LCL = 6,25 seperti diperlihatkan dalam gambar 10-4. ‘1 3 20 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id
  • 21. Dalam gaambar 10-4 diatas, tidak terlihat keadaan kurang terkendali, karena semua titik berada di bawah UCL dan di atas LCL, tetapi produk cacat masih terlau tinggi. Oleh karena itu diperlukan tindakan manajemen untuk meningkatkan proses agar lebih baik. Nomor sample ‘1 3 21 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id 35 25 15 5 c UCL CL CL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 35 25 15 5 c UCL CL LCL CL
  • 22. Nomor sample Daftar Pustaka 1. Arifin Miftahol,2009, “ Simulasi Sistem Industri “Graha Ilmu, Yogyakarta 2. Emerson Howard P. & Naehring Douglas C.E. , 1988,“ Origins of Industrial Engineering “ IIE Atlanta 3. Grant E.L & Leavenworth R, 1988, “ Pengendalian Mutu Statistis “ Edisi keenam , Erlangga, Jakarta. 4. Hicks Philip E, 1994, “ Industrial Engineering and Management “ Mc Graw Hill 5. Maynard , 2004, “ Handbook of Industrial Engineering” Mc Graw Hill 6. Purnomo Hari, 2004, “ Pengantar Teknik Industri “ Graha ILmu, Yogyakarta. 7. Sinulingga Sukaria, 2008, “ Pengantar Teknik Industri “ Graha Ilmu, Yogyakarta. 8. Wigjosoebroto Sritomo ,2006,“ Pengantar Teknik dan Manajemen Industri “ Guna Wijaya, Surabaya. ‘1 3 22 Pengantar Teknik Industri Pusat Bahan Ajar dan eLearning Torik http://www.mercubuana.ac.id LCL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 2