SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 1
DEFEK SEPTUM VENTRIKEL (DSV)
Definisi dan Morfologi
Merupaka kelainan jantung di mana
terjadi defek sekatantarventrikel pada berbagai
lokasi.
Merupakan kelainan kongenital yang
tersering sesudah kelainan aorta bikuspidalis,
sekitar 20% (1.5-2.5 dalam 1000 persalinan,
tidak ada perbedaan kejadian antara laki-laki
dan perempuan).
Klasifikasi defek septum ventrikel
ditentukan oleh lokasi defek relatif pada empat
komponen lokasi septum.
 Perimembranous, merupakan tipe yang
paling sering (80%), menggambarkan
defisiensi dari membran septum langsung
di bawah katup aorta.
 Muskular, dimana defek dibatasi oleh
daerah otot (5-20%).
 Double committed subarterial ventricular
septal defect, sebagian dari batas defek
dibentuk oleh terusan jaringan ikat katup
aorta dan pulmonal (6%).
Etiologi
Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan
kiri belum terpisah, seiring perkembangan
fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara
kedua ventrikel tersebut normalnya terbentuk.
Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk
sempurna maka timbullah suatu keadaan
penyakit jantung bawaan yang disebut defek
septum ventrikel. Penyebab terjadinya penyakit
jantung bawaan belum dapat diketahui secara
pasti (idopatik), tetapi ada beberapa faktor yang
diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan
angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB)
yaitu :
1. Faktor prenatal (faktor eksogen):
Ø Ibu menderita penyakit infeksi :
Rubela
Ø Ibu alkoholisme
Ø Umur ibu lebih dari 40 tahun
Ø Ibu menderita penyakit DM yang
memerlukan insulin
Ø Ibu meminum obat-obatan penenang
2. Faktor genetik (faktor endogen)
Ø Anak yang lahir sebelumnya
menderita PJB
Ø Ayah/ibu menderita PJB
Ø Kelainan kromosom misalnya
sindrom down
Ø Lahir dengan kelainan bawaan yang
lain
Ø Kembar identik
(Prema R, 2013)
Kelainan ini merupakan kelainan
terbanyak, yaitu sekitar 30% dari seluruh
kelainan jantung (Kapita Selekta Kedokteran,
2000). Dinding pemisah antara kedua ventrikel
tidak tertutup sempurna.Kelainan ini umumnya
congenital, tetapi dapat pula terjadi karena
trauma.Kelainan VSDini sering bersama-sama
dengan kelainan lain misalnya trunkus
arteriosus, Tetralogi Fallot. Kelainan ini lebih
banyak dijumpai pada usia anak-anak, namun
pada orang dewasa yang jarang terjadi
YUSUF ALMALIK SAPUTRA|FAA 113 011
MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 2
merupakan komplikasi serius dari berbagai
seranganjantung (Prema R,2013; AHA,2014).
Fisiologi
Pada DSV terjadi alirab darah kiri
menuju ventrikek kanan, terjadi pencampuran
darah arteri dan vena tanpa sianosis.
Ukuran dan besarnya aliran melalui
defek merupakan faktor yang penting dalam
menentukan akibat fisiologis serta tambahan
klasifikasi DSV.
Ekokardiografi dapat dipakai untuk
mengukur besarnya defek dan menghitung
perbandingan besar defek terhadap ukuran
annulus aorta.
 Pada DSV kecil (‘malalie de Roger’),
ukuran defek lebih kecil dari 1
/3 anulus
aorta, terjadi gradien yang significant
antara ventrikel kiri dan kanan (>64
mmHg). Defek seperti ini disebut
restriktif, dengan berbagai variasi aliran
dari kiri ke kanan, tekanan sistol ventrikel
kanan dan resistensi pulmonal normal.
 Defek septum ventrikel moderat dengan
restriksi, gradien berkisar 36 mmHg, besar
defek sekitar 1
/2 anulus aorta. Awalnya
derajat aliran dari kiri ke kanan sedang
berat. Resistensi vaskular paru dapat
meningkat. Walaupun tidak melampaui
tekanan sistemik. Ukuran atrium dan
ventrikel kiri dapat membesar akibat
bertambahnya beban volume.
 Pada DSV besar non restriktif, tekanan
sistol ventrikel kiri dan kanan sama.
Sebagian besar pasien akan mengalami
perubahan vaskular paru yang menetap
dalam waktu satu atau dua tahun
kehidupan. Dengan waktu terjadi
penurunan aliran dari kiri ke kanan,
bahkan terjadi aliran dari kanan ke kiri
yang kita kenal sebagai fisiologi
Eisenmenger.
Patofisiologi
Defek septum ventricular ditandai
dengan adanya hubungan septal yang
memungkinkan darah mengalir langsung antar
ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan. Diameter
defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm.
Perubahan fisiologi yang terjadi dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri
dan meningklatkan aliran darah kaya
oksigen melalui defek tersebutke ventrikel
kanan.
2. Volume darah yang meningkat dipompa
ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi
darah, dan dapat menyebabkan naiknya
tahanan vascular pulmoner.
3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan
ventrikel kanan meningkat, menyebabkan
piarau terbalik, mengalirkan darah miskin
oksigen dari ventrikel kanan ke kiri,
menyebabkan sianosis.
Keseriusan gangguan ini tergantung pada
ukuran dan derajat hipertensi pulmoner. Jika
anak asimptomatik, tidak diperlukan
pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung
kronik atau anak beresiko mengalami
perubahan vascular paru atau menunjukkan
adanya pirau yang hebat diindikasikan untuk
penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-
kira 3% dan usia ideal untuk pembedahan
YUSUF ALMALIK SAPUTRA|FAA 113 011
MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 3
adalah 3 sampai 5 tahun. (Kapita Selekta
Kedokteran,2000; Webb GD et al, 2011; Prema
R, 2013; AHA, 2014)
Gambaran Klinis
Tergantung ukuran defekdan umur saat
ditemukan, pada DSV kecil terdengar bising
pansistolik. Defek kecil bersifat benigna, dan
dapat menutup spontan tergantung tipenya,
dan biasanya tidak mengganggu pertumbuhan.
Pada DSV besar dapat disertai sesak
napas dan gannguan pertumbuhan oleh karena
meningkatnya aliran pulmonal. DSV besar
sering menyebabkan gagal jantung pada umur
antara 1-3 bulan, penderita menderita infeksi
paru dan radang paru. Kenaikan berat badan
lambat. Kadang-kadang anak kelihatan sedikit
sianosis.
Gejala-gejala pada anak yang
menderitanya, yaitu; nafas cepat, berkeringat
banyak dan tidak kuat menghisap susu. Apabila
dibiarkan pertumbuhan anak akan terganggu
dan sering menderita batuk disertai demam
(Webb GD et al, 2011; Prema R, 2013; AHA,
2014).
Menurut ukurannya, DSV dapat
dibagi menjadi:
 DSV kecil
- Biasanya asimptomatik
- Defek kecil 1-5 mm
- Tidak ada gangguan tumbuh kembang
- Bunyi jantung normal, kadang
ditemukan bising peristaltic yang
menjalar ke seluruh tubuh pericardium
dan berakhir pada waktu distolik
karena terjadi penutupan DSV
- EKG dalam batas normal atau terdapat
sedikit peningkatan aktivitas ventrikel
kiri
- Radiology: ukuran jantung normal,
vaskularisasi paru normal atau sedikit
meningkat
- Menutup secara spontan pada umur 3
tahun
- Tidak diperlukan kateterisasi
 DSV sedang
- Sering terjadi symptom pada bayi
- Sesak napas pada waktu aktivitas
terutama waktu minum, memerlukan
waktu lebih lama untuk makan dan
minum, sering tidak mampu
menghabiskan makanan dan
minumannya
- Defek 5- 10 mm
- BB sukar naik sehingga tumbuh
kembang terganggu
- Mudah menderita infeksi biasanya
memerlukan waktu lama untuk sembuh
tetapi umumnya responsive terhadap
pengobatan
- Takipneu
- Retraksi bentuk dada normal
- EKG: terdapat peningkatan aktivitas
ventrikel kiri maupun kanan, tetapi kiri
lebih meningkat. Radiology: terdapat
pembesaran jantung derajat sedang,
conus pulmonalis menonjol,
peningkatan vaskularisasi paru dan
pemebsaran pembuluh darah di hilus.
 DSV besar
- Sering timbul gejala pada masa
neonatus
YUSUF ALMALIK SAPUTRA|FAA 113 011
MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 4
- Dispneu meningkat setelah terjadi
peningkatan pirau kiri ke kanan dalam
minggu pertama setelah lahir
- Pada minggu ke2 atau3 simptom mulai
timbul akan tetapi gagal jantung
biasanya baru timbul setelah minggu ke
6 dan sering didahului infeksi saluran
nafas bagian bawah
- Bayi tampak sesak nafas pada saat
istirahat, kadang tampak sianosis
karena kekurangan oksigen akibat
gangguan pernafasan
- Gangguan tumbuh kembang
- EKG terdapat peningkatan aktivitas
ventrikel kanan dan kiri
- Radiology: pembesaran jantung nyata
dengan conus pulmonalis yang tampak
menonjol pembuluh darah hilus
membesar dan peningkatan
vaskularisasi paru perifer (PDPDI,
2009; Webb GD et al, 2011; Prema R,
2013)
Pemeriksaan Fisis
Oksimetri, saturasi oksigen normal,
kecuali bila ada kompleks Eisenmenger.
 VSD kecil
- Palpasi:
Impuls ventrikel kiri jelas pada
apeks kordis. Biasanya teraba getaran
bising pada SIC III dan IV kiri.
- Auskultasi:
Bunyi jantung biasanya normal dan
untuk defek sedang bunyi jantung II
agak keras. Intensitas bising derajat III
s/d VI.
 VSD besar
- nspeksi:
Pertumbuhan badan jelas
terhambat,pucat dan banyak kringat
bercucuran. Ujung-ujung jadi
hiperemik. Gejala yang menonjol ialah
nafas pendek dan retraksi pada
jugulum, sela intercostal dan regio
epigastrium.
- Palpasi:
Impuls jantung hiperdinamik kuat.
Teraba getaran bising pada dinding
dada.
- Auskultasi:
Bunyi jantung pertama mengeras
terutama pada apeks dan sering diikuti
‘click’ sebagaiakibat terbukanya katup
pulmonal dengan kekuatan pada
pangkal arteria pulmonalis yang
melebar. Bunyi jantung kedua
mengeras terutama pada sela iga II kiri.
Pemeriksaan Penunjang
 Elektrokardiografi
Biasanya dapat ditemukan
gelombang melebar P pada atrium kiri yang
membesar, atau gelombang Q dalam dan R
tinggi pada daerah lateral. Adanya
gelombang R tinggi di V1 dan perubahan
aksis kekanan menunjukkan hipertrofi
ventrikel kanan dan hipertensi pulmonal.
YUSUF ALMALIK SAPUTRA|FAA 113 011
MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 5
 Foro Rontgen Dada
Bisa normal pada DSV kecil, bisa
jugaterjadi pembesaransegmenpulmonal
dengan kardiomegali.
 Ekokardiografi
Dapat menentukan lokasi defek,
ukuran defek, arah dan gradien aliran,
perkiraan tekanan ventrikel kanan dan
pulmonal, gambaran bebean volume pada
jantung kiri, keterlibatan katup aorta atau
trikuspid serta kelainan lain.
 Magnetic Resonance Imaging
Memberikan gambara yang lebih
baik terutama DSV dengan lokasi apikal
yang sulit dilihat dengan ekokardiografi.
Juga dapat dilakukan besarnya curah
jantung, besaran pirau, dan evaluasi
kelainan yang menyertai seperti pada aorta
asendens dan arkus aorta.
 Kateterisasi
Menentukan tekanan serta resistensi
arteri pulmonalis, reversibilitas resistensi
dengan menggunakan oksigen, nitric oksid,
prostaglandin atau adenosin.
Evaluasi aliran intrakardiak,
kelainan yang menyertai seperti regurgitasi
aorta, menyingkirkan DSV multipel, serta
evaluasi koroner pada usia yang lebih
lanjut.
Penatalaksanaan
Tujuannya untuk mencegah timbulnya
kelainan vaskular paru yang permanen,
mempertahankan fungsi atrium dan ventrikel
kiri, serta mencegah kejadian endokarditis
infektif.
Defekkecil biasanya disertai thrillpada
gari sternal kiri sela iga ke empat. Bising
persifat holosistolik, tetapi dapat juga pendek.
 Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-
kadang dapat menutup secara spontan.
Diperlukan operasi untuk mencegah
endokarditis infektif.
 Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-
gejala gagal jantung, dapat ditunggu
sampai umur 4-5 tahun karena kadang-
kadang kelainan diobati dengan digitalis.
Bila pertumbuhan normal, operasi dapat
dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai
berat badannya 12 kg.
Ø
 Pada VSD besar dengan hipertensi
pulmonal yang belum permanen: biasanya
pada keadaan menderita gagal jantung
sehingga dalam pengobatannya
menggunakan digitalis. Bila ada anemia
diberi transfusi eritrosit terpampat
selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi
dapat ditunda sambil menunggu
penutupan spontan atau bila ada gangguan
dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.
 Pada VSD besar dengan hipertensi
pulmonal permanen:operasi paliatif atau
operasi koreksi total sudah tidak mungkin
karena arteri pulmonalis mengalami
arteriosklerosis. Bila defek ditutup,
ventrikel kanan akan diberi beban yang
berat sekali dan akhirnya akan mengalami
YUSUF ALMALIK SAPUTRA|FAA 113 011
MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 6
dekompensasi. Bila defek tidak ditutup,
kelebihan tekanan pada ventrikel kanan
dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui
defek.
Perjalanan Penyakit
Defek septum ventrikel dapat menutup
dengan bertambahnya usia, kecuali defek sub
aortik, sub pulmonik, atau defek tipe kanal.
Defek septum ini dapat menutup secara
spontan pada 25-40% saat umur pasien 2 tahun,
90% pada saat umur 10 tahun.
Pada pasien yang tidak dioperasi,
prognosis baik bila terjadi penutupan spontan
DSV, demikian pula DSV kecil yang
asimtomatik. Dengan angka kekerapa hidup 25
tahun sebesar 95.9%. sedangkan pada DSV
non-restriktif apalagi disertai komplek
Eisenmenger prognosis jelek, dengan angka
kekerapa hidup 25 tahun 41.7%.
Pada pasien yang dioperasi tanpa
hipertensi pulmonal mempunyai angka
kekerapan hidup yang normal.
Prognosis
Kemungkinan penutupan defek septum
secara spontan cukup besar, terutama pada
tahun pertama kehidupan. Kemungkinan
penutupan spontan sangat berkurang pada
pasien berusia lebih dari 2 tahun dan umumnya
tidak ada kemungkinan lagi di atasusia 6 tahun.
Secara keseluruhan, penutupan secara spontan
berkisar 40-50%. (Kapita Selekta Kedokteran,
2000; Webb GD et al, 2011).
Beberapa pasien akan berkembang
menjadi penyakit vaskuler obstruktif berupa
hipertensi pulmonar akut, Eisenmenger
syndrome pada saat terapi referal diberikan
serta terjadinya peningkatan sianosis secara
progresif. Penggunaan opsi bedah saat ini
memilki mortalitas kurang dari 2% pada pasien
isolasi. Mungkin juga akan ditemukan pasien
yang memerlukan transplan paru atau jantung
dan paru (Prema R, 2013)
YUSUF ALMALIK SAPUTRA|FAA 113 011
MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 7
DAFTAR PUSTAKA
Kapita Selekta Kedokteran (2000). Defek septum ventrikel, Bab VI Ilmu Kesehatan Anak Ed. III Jilid
2 Editor: Arif Mansjoer, et al. Jakarta: Media Aesculapius FK UI hal.445-447.
Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (2009). Ilmu Penyakit Dalam Ed. V Jilid 2 Editor: Aru
W.S., et al. Jakarta: FKUI.
Webb GD, Smallhorn JF, Therrien J, Redington AN (2011). Congenital heart disease. In: Bonow RO,
Mann DL,Zipes DP,Libby P,eds. Braunwald'sHeartDisease:ATextbook ofCardiovascular
Medicine. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier:chap 65.

More Related Content

What's hot

Laporan pendahulua depppee
Laporan pendahulua depppeeLaporan pendahulua depppee
Laporan pendahulua depppeeasepsuki
 
penyakit jantung bawaan
penyakit jantung bawaanpenyakit jantung bawaan
penyakit jantung bawaanDina Yanti
 
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalAskep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalArif WR
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)Sulistia Rini
 
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITALPENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITALMuhammad Nasrullah
 
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanKelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanAi Coryde
 
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenitalPraktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenitalEdi Fitriyanto
 
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kepManajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kepTri Utami
 
Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan tiaraandini3
 
F 13693 woc-askep-stenosis-aorta
F 13693 woc-askep-stenosis-aortaF 13693 woc-askep-stenosis-aorta
F 13693 woc-askep-stenosis-aortaIndra Indra
 
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)Yesi Tika
 
Regurgitasi mitral
Regurgitasi mitralRegurgitasi mitral
Regurgitasi mitralSalimah Aj
 

What's hot (20)

Penyakit Jantung Kongenital
Penyakit Jantung KongenitalPenyakit Jantung Kongenital
Penyakit Jantung Kongenital
 
Laporan pendahulua depppee
Laporan pendahulua depppeeLaporan pendahulua depppee
Laporan pendahulua depppee
 
penyakit jantung bawaan
penyakit jantung bawaanpenyakit jantung bawaan
penyakit jantung bawaan
 
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalAskep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
 
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITALPENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
 
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanKelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
 
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenitalPraktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
 
Tetralogi fallo1
Tetralogi fallo1Tetralogi fallo1
Tetralogi fallo1
 
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
 
Manajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kepManajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kep
 
6. tetralogi of fallot
6. tetralogi of fallot6. tetralogi of fallot
6. tetralogi of fallot
 
Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan
 
F 13693 woc-askep-stenosis-aorta
F 13693 woc-askep-stenosis-aortaF 13693 woc-askep-stenosis-aorta
F 13693 woc-askep-stenosis-aorta
 
Eisenmenger syndrome
Eisenmenger syndromeEisenmenger syndrome
Eisenmenger syndrome
 
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
 
Insufisiensi katup trikuspidalis
Insufisiensi katup trikuspidalisInsufisiensi katup trikuspidalis
Insufisiensi katup trikuspidalis
 
Regurgitasi mitral
Regurgitasi mitralRegurgitasi mitral
Regurgitasi mitral
 
ASD- ASO
ASD- ASOASD- ASO
ASD- ASO
 
Penyakit jantung pada bayi
Penyakit jantung pada bayiPenyakit jantung pada bayi
Penyakit jantung pada bayi
 

Similar to UNTUK DOKUMEN MODUL KARDIOVASKULER

Similar to UNTUK DOKUMEN MODUL KARDIOVASKULER (20)

ASKEP jantung anak.pptx
ASKEP jantung anak.pptxASKEP jantung anak.pptx
ASKEP jantung anak.pptx
 
Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Tetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNATetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNA
 
Vsd pada anak
Vsd pada anakVsd pada anak
Vsd pada anak
 
Makalah pykit jantung bawaan
Makalah pykit jantung bawaanMakalah pykit jantung bawaan
Makalah pykit jantung bawaan
 
Closure of asd and vsd AKPER PEMDA MUNA
Closure of asd and vsd AKPER PEMDA MUNA Closure of asd and vsd AKPER PEMDA MUNA
Closure of asd and vsd AKPER PEMDA MUNA
 
7. asd vsd
7. asd vsd7. asd vsd
7. asd vsd
 
TAPVD ASD slide presentation echo pediatri.pptx
TAPVD ASD slide presentation echo pediatri.pptxTAPVD ASD slide presentation echo pediatri.pptx
TAPVD ASD slide presentation echo pediatri.pptx
 
Sindrom 1
Sindrom 1Sindrom 1
Sindrom 1
 
PJB Sianotik NEW.pdf
PJB Sianotik NEW.pdfPJB Sianotik NEW.pdf
PJB Sianotik NEW.pdf
 
Askep tetralogi of fallot (2)
Askep tetralogi of fallot (2)Askep tetralogi of fallot (2)
Askep tetralogi of fallot (2)
 
TETRALOGI OF FALLOT
TETRALOGI OF FALLOTTETRALOGI OF FALLOT
TETRALOGI OF FALLOT
 
PPT PJB Rizki.pptx
PPT PJB Rizki.pptxPPT PJB Rizki.pptx
PPT PJB Rizki.pptx
 
Asd
AsdAsd
Asd
 
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
 
Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA
 
Ami
AmiAmi
Ami
 
cardiac tamponade.pptx
cardiac tamponade.pptxcardiac tamponade.pptx
cardiac tamponade.pptx
 
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docxAsuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
 
PPT KPenyakit Jantung Bawaan Kritis.pptx
PPT KPenyakit Jantung Bawaan Kritis.pptxPPT KPenyakit Jantung Bawaan Kritis.pptx
PPT KPenyakit Jantung Bawaan Kritis.pptx
 

Recently uploaded

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 

Recently uploaded (18)

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 

UNTUK DOKUMEN MODUL KARDIOVASKULER

  • 1. MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 1 DEFEK SEPTUM VENTRIKEL (DSV) Definisi dan Morfologi Merupaka kelainan jantung di mana terjadi defek sekatantarventrikel pada berbagai lokasi. Merupakan kelainan kongenital yang tersering sesudah kelainan aorta bikuspidalis, sekitar 20% (1.5-2.5 dalam 1000 persalinan, tidak ada perbedaan kejadian antara laki-laki dan perempuan). Klasifikasi defek septum ventrikel ditentukan oleh lokasi defek relatif pada empat komponen lokasi septum.  Perimembranous, merupakan tipe yang paling sering (80%), menggambarkan defisiensi dari membran septum langsung di bawah katup aorta.  Muskular, dimana defek dibatasi oleh daerah otot (5-20%).  Double committed subarterial ventricular septal defect, sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat katup aorta dan pulmonal (6%). Etiologi Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah, seiring perkembangan fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara kedua ventrikel tersebut normalnya terbentuk. Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk sempurna maka timbullah suatu keadaan penyakit jantung bawaan yang disebut defek septum ventrikel. Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti (idopatik), tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu : 1. Faktor prenatal (faktor eksogen): Ø Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela Ø Ibu alkoholisme Ø Umur ibu lebih dari 40 tahun Ø Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin Ø Ibu meminum obat-obatan penenang 2. Faktor genetik (faktor endogen) Ø Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB Ø Ayah/ibu menderita PJB Ø Kelainan kromosom misalnya sindrom down Ø Lahir dengan kelainan bawaan yang lain Ø Kembar identik (Prema R, 2013) Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 30% dari seluruh kelainan jantung (Kapita Selekta Kedokteran, 2000). Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna.Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma.Kelainan VSDini sering bersama-sama dengan kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot. Kelainan ini lebih banyak dijumpai pada usia anak-anak, namun pada orang dewasa yang jarang terjadi
  • 2. YUSUF ALMALIK SAPUTRA|FAA 113 011 MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 2 merupakan komplikasi serius dari berbagai seranganjantung (Prema R,2013; AHA,2014). Fisiologi Pada DSV terjadi alirab darah kiri menuju ventrikek kanan, terjadi pencampuran darah arteri dan vena tanpa sianosis. Ukuran dan besarnya aliran melalui defek merupakan faktor yang penting dalam menentukan akibat fisiologis serta tambahan klasifikasi DSV. Ekokardiografi dapat dipakai untuk mengukur besarnya defek dan menghitung perbandingan besar defek terhadap ukuran annulus aorta.  Pada DSV kecil (‘malalie de Roger’), ukuran defek lebih kecil dari 1 /3 anulus aorta, terjadi gradien yang significant antara ventrikel kiri dan kanan (>64 mmHg). Defek seperti ini disebut restriktif, dengan berbagai variasi aliran dari kiri ke kanan, tekanan sistol ventrikel kanan dan resistensi pulmonal normal.  Defek septum ventrikel moderat dengan restriksi, gradien berkisar 36 mmHg, besar defek sekitar 1 /2 anulus aorta. Awalnya derajat aliran dari kiri ke kanan sedang berat. Resistensi vaskular paru dapat meningkat. Walaupun tidak melampaui tekanan sistemik. Ukuran atrium dan ventrikel kiri dapat membesar akibat bertambahnya beban volume.  Pada DSV besar non restriktif, tekanan sistol ventrikel kiri dan kanan sama. Sebagian besar pasien akan mengalami perubahan vaskular paru yang menetap dalam waktu satu atau dua tahun kehidupan. Dengan waktu terjadi penurunan aliran dari kiri ke kanan, bahkan terjadi aliran dari kanan ke kiri yang kita kenal sebagai fisiologi Eisenmenger. Patofisiologi Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya oksigen melalui defek tersebutke ventrikel kanan. 2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular pulmoner. 3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat, menyebabkan piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri, menyebabkan sianosis. Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi pulmoner. Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung kronik atau anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya pirau yang hebat diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira- kira 3% dan usia ideal untuk pembedahan
  • 3. YUSUF ALMALIK SAPUTRA|FAA 113 011 MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 3 adalah 3 sampai 5 tahun. (Kapita Selekta Kedokteran,2000; Webb GD et al, 2011; Prema R, 2013; AHA, 2014) Gambaran Klinis Tergantung ukuran defekdan umur saat ditemukan, pada DSV kecil terdengar bising pansistolik. Defek kecil bersifat benigna, dan dapat menutup spontan tergantung tipenya, dan biasanya tidak mengganggu pertumbuhan. Pada DSV besar dapat disertai sesak napas dan gannguan pertumbuhan oleh karena meningkatnya aliran pulmonal. DSV besar sering menyebabkan gagal jantung pada umur antara 1-3 bulan, penderita menderita infeksi paru dan radang paru. Kenaikan berat badan lambat. Kadang-kadang anak kelihatan sedikit sianosis. Gejala-gejala pada anak yang menderitanya, yaitu; nafas cepat, berkeringat banyak dan tidak kuat menghisap susu. Apabila dibiarkan pertumbuhan anak akan terganggu dan sering menderita batuk disertai demam (Webb GD et al, 2011; Prema R, 2013; AHA, 2014). Menurut ukurannya, DSV dapat dibagi menjadi:  DSV kecil - Biasanya asimptomatik - Defek kecil 1-5 mm - Tidak ada gangguan tumbuh kembang - Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar ke seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi penutupan DSV - EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri - Radiology: ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat - Menutup secara spontan pada umur 3 tahun - Tidak diperlukan kateterisasi  DSV sedang - Sering terjadi symptom pada bayi - Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu lebih lama untuk makan dan minum, sering tidak mampu menghabiskan makanan dan minumannya - Defek 5- 10 mm - BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu - Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama untuk sembuh tetapi umumnya responsive terhadap pengobatan - Takipneu - Retraksi bentuk dada normal - EKG: terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi kiri lebih meningkat. Radiology: terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus pulmonalis menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan pemebsaran pembuluh darah di hilus.  DSV besar - Sering timbul gejala pada masa neonatus
  • 4. YUSUF ALMALIK SAPUTRA|FAA 113 011 MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 4 - Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu pertama setelah lahir - Pada minggu ke2 atau3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung biasanya baru timbul setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi saluran nafas bagian bawah - Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan - Gangguan tumbuh kembang - EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri - Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan vaskularisasi paru perifer (PDPDI, 2009; Webb GD et al, 2011; Prema R, 2013) Pemeriksaan Fisis Oksimetri, saturasi oksigen normal, kecuali bila ada kompleks Eisenmenger.  VSD kecil - Palpasi: Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba getaran bising pada SIC III dan IV kiri. - Auskultasi: Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi jantung II agak keras. Intensitas bising derajat III s/d VI.  VSD besar - nspeksi: Pertumbuhan badan jelas terhambat,pucat dan banyak kringat bercucuran. Ujung-ujung jadi hiperemik. Gejala yang menonjol ialah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intercostal dan regio epigastrium. - Palpasi: Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada dinding dada. - Auskultasi: Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan sering diikuti ‘click’ sebagaiakibat terbukanya katup pulmonal dengan kekuatan pada pangkal arteria pulmonalis yang melebar. Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela iga II kiri. Pemeriksaan Penunjang  Elektrokardiografi Biasanya dapat ditemukan gelombang melebar P pada atrium kiri yang membesar, atau gelombang Q dalam dan R tinggi pada daerah lateral. Adanya gelombang R tinggi di V1 dan perubahan aksis kekanan menunjukkan hipertrofi ventrikel kanan dan hipertensi pulmonal.
  • 5. YUSUF ALMALIK SAPUTRA|FAA 113 011 MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 5  Foro Rontgen Dada Bisa normal pada DSV kecil, bisa jugaterjadi pembesaransegmenpulmonal dengan kardiomegali.  Ekokardiografi Dapat menentukan lokasi defek, ukuran defek, arah dan gradien aliran, perkiraan tekanan ventrikel kanan dan pulmonal, gambaran bebean volume pada jantung kiri, keterlibatan katup aorta atau trikuspid serta kelainan lain.  Magnetic Resonance Imaging Memberikan gambara yang lebih baik terutama DSV dengan lokasi apikal yang sulit dilihat dengan ekokardiografi. Juga dapat dilakukan besarnya curah jantung, besaran pirau, dan evaluasi kelainan yang menyertai seperti pada aorta asendens dan arkus aorta.  Kateterisasi Menentukan tekanan serta resistensi arteri pulmonalis, reversibilitas resistensi dengan menggunakan oksigen, nitric oksid, prostaglandin atau adenosin. Evaluasi aliran intrakardiak, kelainan yang menyertai seperti regurgitasi aorta, menyingkirkan DSV multipel, serta evaluasi koroner pada usia yang lebih lanjut. Penatalaksanaan Tujuannya untuk mencegah timbulnya kelainan vaskular paru yang permanen, mempertahankan fungsi atrium dan ventrikel kiri, serta mencegah kejadian endokarditis infektif. Defekkecil biasanya disertai thrillpada gari sternal kiri sela iga ke empat. Bising persifat holosistolik, tetapi dapat juga pendek.  Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang- kadang dapat menutup secara spontan. Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.  Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala- gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai umur 4-5 tahun karena kadang- kadang kelainan diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12 kg. Ø  Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.  Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami
  • 6. YUSUF ALMALIK SAPUTRA|FAA 113 011 MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 6 dekompensasi. Bila defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui defek. Perjalanan Penyakit Defek septum ventrikel dapat menutup dengan bertambahnya usia, kecuali defek sub aortik, sub pulmonik, atau defek tipe kanal. Defek septum ini dapat menutup secara spontan pada 25-40% saat umur pasien 2 tahun, 90% pada saat umur 10 tahun. Pada pasien yang tidak dioperasi, prognosis baik bila terjadi penutupan spontan DSV, demikian pula DSV kecil yang asimtomatik. Dengan angka kekerapa hidup 25 tahun sebesar 95.9%. sedangkan pada DSV non-restriktif apalagi disertai komplek Eisenmenger prognosis jelek, dengan angka kekerapa hidup 25 tahun 41.7%. Pada pasien yang dioperasi tanpa hipertensi pulmonal mempunyai angka kekerapan hidup yang normal. Prognosis Kemungkinan penutupan defek septum secara spontan cukup besar, terutama pada tahun pertama kehidupan. Kemungkinan penutupan spontan sangat berkurang pada pasien berusia lebih dari 2 tahun dan umumnya tidak ada kemungkinan lagi di atasusia 6 tahun. Secara keseluruhan, penutupan secara spontan berkisar 40-50%. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000; Webb GD et al, 2011). Beberapa pasien akan berkembang menjadi penyakit vaskuler obstruktif berupa hipertensi pulmonar akut, Eisenmenger syndrome pada saat terapi referal diberikan serta terjadinya peningkatan sianosis secara progresif. Penggunaan opsi bedah saat ini memilki mortalitas kurang dari 2% pada pasien isolasi. Mungkin juga akan ditemukan pasien yang memerlukan transplan paru atau jantung dan paru (Prema R, 2013)
  • 7. YUSUF ALMALIK SAPUTRA|FAA 113 011 MODUL KARDIOVASKULER|PSPD FK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2015 7 DAFTAR PUSTAKA Kapita Selekta Kedokteran (2000). Defek septum ventrikel, Bab VI Ilmu Kesehatan Anak Ed. III Jilid 2 Editor: Arif Mansjoer, et al. Jakarta: Media Aesculapius FK UI hal.445-447. Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (2009). Ilmu Penyakit Dalam Ed. V Jilid 2 Editor: Aru W.S., et al. Jakarta: FKUI. Webb GD, Smallhorn JF, Therrien J, Redington AN (2011). Congenital heart disease. In: Bonow RO, Mann DL,Zipes DP,Libby P,eds. Braunwald'sHeartDisease:ATextbook ofCardiovascular Medicine. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier:chap 65.