SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Penyakit jantung bawaan terdiri dari berbagai jenis dan salah satunya
adalah Tetralogi of Fallot.Yang mana Tetralogi of Fallot adalah suatu penyakit dengan
kelainan bawaan yang merupakan kelainan jantung bawaan sianotik yang paling banyak
dijumpai.Kelainan ini mula mula dilaporkan pada tahun 1671, tetapi baru diformulasikan
oleh Fallot pada tahun 1888.Tetralogi fallot menempati urutan keempat dari angka
kejadian penyakit jantung bawaan pada anak, setelah defek septum ventrikel, defek
septum atrium dan duktus arteriosus persisten atau lebih kurang 10-15% dari seluruh
penyakit jantung bawaan.Di antara penyakit jantung bawaan sianotik, tetralogi fallot
merupakan 2/3 nya.
Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi fallot didapat diatas
5 tahun dan prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun. Dari banyaknya kasus
kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini,
maka sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan
mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memenuhi tugas Keperawatan Anak dari dosen mata kuliah.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Konsep penyakit Tetralogi Of Pallot
b. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan penyakit Tetalogi Of Pallot

C. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang timbul dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Tetralogi Of Pallot tersebut ?
2. Bagaimana konsep penyakit Tetralogi Of Pallot menurut tinjauan teoritis ?
3. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Tetralogi Of Pallot ?
1
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis
yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel,
stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.
Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya
penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal
bersifat progresif , makin lama makin berat.

B. Anatomi dan Fisiologi

Jantung merupakan organ dalam tubuh yang memiliki fungsi terbesarnya
adalah memompa darah keseluruh tubuh.Anatomi jantung secara garis besar dibagi
menjadi 4 bagian, yaitu atrium kiri, serambi kiri, atrium kanan dan serambi
kanan.Dinding yang memisahkan antara jantung kiri dan kanan disebut septum.Katup
3
antara atrium kiri dan ventrikel kiri disebut katup trikuspidalis sedangkan katup yang
memisahkan antara atrium kanan dan ventrikel kanan disebut katup bikuspidalis.Dan
jantung juga dilapisi oleh pericardium.
Selain fungsional jantung menyebarkan hasil metabolism dan oksigen (O2)
keseluruh jarningan tubuh, jantung berfungsi menyebarkan atau memompa darah
keseluruh jaringan tubuh. Setiap memompa dalam 1 detik sebanyak 60 – 80 kali dengan
setiap kali memompa sebesar 70 ml dan selama 1 menit diperkirakan jantung mampu
memompa darah sebesar ±5000 ml.
Aliran darah dalam tubuh manusia dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Aliran darah kecil
Darah dari jantung tepatnya diatrium kanan akan dipompa ke ventrikel kanan melalui
katup bikuspidalis. Selanjutnya darah dipompa menuju ke paru – paru melalui atrium
pulmonalis dan kemudian dari paru – paru akan dialirkan kembali kejantung tepatnya
di atrium kiri melalui vena pulmonalis.
2. Aliran darah besar
Darah dari atrium kiri akan dipompa ke ventrikel kiri melalui katup trikuspidalis.
Kemudian darah dipompa keseluruh jaringan tubuh melalui aorta
arteria

arteriola

kapiler

arteri

jaringan tubuh. Lalu dari jaringan tubuh akan dikembalikan

ke jantung melalui vena kava. Darah dari otak atau kepala melaui vena kava superior
dan darah dari ekstremitas atas dan bawah melalui vena kava anterior.

C. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak
diketahui secara pasti.diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor
tersebut antara lain :
1. Faktor endogen
o Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
o Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
o Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung atau kelainan bawaan
2. Faktor eksogen
4
o Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,
minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine.
aminopterin, amethopterin, jamu)
o Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
o Pajanan terhadap sinar –X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut
jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan.Diperkirakan lebih dari 90%
kasus penyebab adalah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab
harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan
kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.

D. Manifestasi Klinis
1. Murmur mungkin merupakan tanda pertama yang biasa ditemukan oleh dokter. Ia
merupakan suara tambahan atau tidak biasa yang dapat didengar pada denyut jantung
si bayi. Kebanyakan bayi yang menderita tetaralogy of fallot mempunyai suara
murmur jantung.
2. Cyanosis juga merupakan pertanda umum pada tetralogy of fallot. Cyanosis adalah
suatu keadaan di mana pada sirkulasi bayi kekurangan darah yang telah mengalami
oksigenasi sehingga dapat timbul dengan kulit, kuku, serta bibir yang pucat.
3. Warna kulit pucat
4. Frekuensi pernafasan yang meninggi
5. Kulit terasa dingin
6. BB yang rendah
7. Susah untuk diberi makan karena klien cepat lelah ketika diberi makan
8. Clubbing finger’s

5
E. Patofisiologi

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi
oksigen yang rendah.Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan
hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial

6
karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan
PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
2. Radiologis
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada
pembesaran jantung .gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat
sehingga seperti sepatu.
3. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan.Tampak pula hipertrofi
ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
4. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan,
penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru
5. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel
multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal
perifer.Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel
kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.

G. Penatalaksaan Medis
Penatalaksaan yang diberikan pada klien dengan Tetralogi of Fallot adalah
1. Mengurangi peradangan dan rasa tidak nyaman
2. Mencukupi kebutuhan Istiraharat
3. Mencukupi kebutuhan nutrisi
4. Mencukupi kebutuhan oksigen

H. Komplikasi
1. Trombosis pulmonal
2. CVA thrombosis
3. Abses otak
4. Anemia
5. Perdarahan relative
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1. Biodata
Meliputi identitas klien dan penanggung jawab yang terdiri dari nama, umur, jenis
kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan penderita, suku, alamat.
2. Keluhan Utama
Klien atau keluarga klien biasanya mengeluh klien mengalami serangan sianotik
mendadak ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam, lemas, kejang, sinkop
bahkan sampai koma.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien tampak biru (sianosis) setelah tumbuh, sianosis ini menyeluruh atau pada
membran mukosa bibir, lidah, konjungtiva. Sianosis juga timbul pada saat menangis,
makan dan pada saat klien tegang. Dyspnea biasanya menyertai aktifitas makan,
menangis atau tegang/stress. Klien akan sering squatting (jongkok) setelah anak
dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa
waktu sebelum ia berjalan kembali. Pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai
dengan usia. Digital clubbing.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita yang dapat menyebabkan terjadinya
TOF, seperti anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti penyakit SLE, diabetes melitus,
hipertensi, penyakit jantung kongenital pada keluarga baik dengan abnormalitas
kromosom misalnya sindrom down maupun tidak, atau kelainan bawaan. Riwayat
selama periode antenatal (kehamilan) ibu, seperti sebelumnya ikut program KB oral
atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, jamu tradisional yang diminum

8
serta kebiasaan merokok dan minum alkohol selama hamil. Adanya kemungkinan
menderita penyakit infeksi seperti penyakit rubella (campak jerman) pada ibu.
6. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual (Virginia Handerson)
a. Pola respirasi
Kaji adanya dyspnea, napas cepat dan dalam, klien sering berjongkok dalam
beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.
b. Pola nutrisi
Kaji adanya anoreksia, gangguan pada pertambahan tinggi badan pada anak
dikarenakan keadaan gizi kurang dari kebutuhan normal, berat badan menurun,
pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai dengan usia klien.
c. Pola eliminasi
Kaji adanya perubahan dalam eliminasi urin dan defekasi.
d. Pola aktivitas
Kaji adanya kelelahan dan dyspnea karena hal ini sering terjadi bila klien
melakukan aktivitas fisik.
e. Kebutuhan istirahat dan tidur
Kaji adanya gangguan istirahat tidur seperti keluhan insomnia, hal ini dikarenakan
adanya dyspnea paroxysmal.
f. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kaji adanya keluhan nyeri dada.
7. Kebutuhan personal hygiene
Kaji kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene berkaitan
dengan kelemahan yang dialami.
8. Mempertahankan temperatur tubuh
Kaji pengetahuan klien dan keluarga mengenai teknik mempertahankan temperatur
tubuh dan mengatasi masalah demam yang mungkin terjadi.
9. Pola komunikasi dan sosial
Kaji kemampuan klien dalam bersosialisasi dan kaji perubahan yang terjadi akibat
perasaan rendah diri akibat diasingkan oleh lingkungan sekitar.

9
10. Kebutuhan bekerja
Kaji perubahan yang dialami klien dalam hal bekerja berupa keterbatasan dalam
beraktivitas akibat kelemahan dan dyspnea
11. Kebutuhan bermain/rekreasi
Kaji adanya perubahan dalam bermain/berekreasi dan bagaimana cara klien dan
keluarga memodifikasi lingkungan menjadi nyaman.
12. Kebutuhan berpakaian
Kaji adanya perubahan cara berpakaian klien dan bagaimana cara klien berpakaian
untuk mengatasi sianosis dan dyspnea yang terjadi.
13. Kebutuhan belajar
Kaji pengetahuan klien dan keluarga mengenai penyakit yang diderita oleh klien.
14. Kebutuhan spiritual
Kaji adanya perubahan dalam beribadah dan bagaimana pandangan klien terthadap
penyakit yang dialami dan bagaimana cara klien menyikapinya.
15. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi:
1) Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianosis, bayi tampak
biru setelah tumbuh. Sianosis ini menyeluruh atau pada membran mukosa
bibir, lidah dan konjungtiva.
2) Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan.
3) Serangan sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal
hiperpnea, hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan
dalam, lemas, kejang, sinkop bahkan sampai koma dan kematian.
4) Anak akan sering squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah
berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu
sebelum ia berjalan kembali
5) Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar
tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan.
6) Ginggiva hipertrofi, gigi sianotik.
7) Pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak.

10
b. Palpasi :
pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak,
hypertropi otot.
c. Perkusi:
Jantung biasanya dalam ukuran normal, apeks jantung jelas terlihat, suatu getaran
sistolis dapat dirasakan di sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal 3
dan 4.
d. Auskultasi:
1) Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras di daerah pulmonal
yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi.
2) Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras.
b. Analisa Data
No

Symptom
Ds:

1.

Etiologi

Problem

Stenosis pulmonal

klien/keluarga
klien mengeluh

Penurunan

perfusi

jaringan

serebral.
↓aliran darah paru

klien sesak,
lemas, kejang.
Do: klien tampak

O2 dalam darah
↓

sesak, napas
cepat dan dalam,
lemas, kejang,

Aliran darah rendah, O2
aorta meningkat hipoksemia

koma.
Asidosis
metabolik
↓ O2 ke otak
Pe ↓
kesadaran/kejang
2.

Ds: klien

Stenosis pulmonal

Gangguan pertukaran gas.
11
mengeluh sesak.
Do: klien tampak

↓aliran darah

sesak, sering

paru

berjongkok
dalam beberapa

O2 dalam darah menurun

waktu sebelum
klien berjalan

Aliran darah rendah,

kembali.

O2

ke aorta
Dyspnea

3.

Ds:
klien/keluarga

Obstruksi aliran darah keluar
ventrikel kanan

kien mengeluh
klien tampak biru
(sianosis).
Do: klien tampak

Kurang pengetahuan orang tua
mengenai

diagnostik,

prognosis dan perawatan.
Hipertropi
infundibulum
meningkat

biru, sianosis ini
menyeluruh atau

Obstruksi meningkat disertai

pada membran

pertumbuhan yang semakin

mukosa bibir,

meningkat

lidah dan
konjungtiva.
4.

Ds:

Sianosis
Hipoksemia

Gangguan tumbuh kembang.

klien/keluarga
klien mengeluh

Sesak

pertumbuhan dan
perkembangan
klien tidak

Kelemahan
tubuh

normal.
Do: tampak

Intake nutrisi

pertumbuhan dan

tidak adekuat
12
perkembangan
klien tidak sesuai

Nutrisi kurang dari

dengan usia

kebutuhan tubuh

klien.
Pertumbuhan
dan perkembangan abnormal
B. Diagnosa Keperawatan
Berikut diagnosa kepearawatan yang dapat ditemukan pada klien dengan
TOF:
1. Penurunan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan oksigen ke otak,
penurunan kesadaran, kejang.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksemia, dyspnea.
3. Kurang pengetahuan orang tua mengenai diagnostik, prognosis dan perawatan
berhubungan dengan obstruksi meningkat disertai pertumbuhan yang semakin
meningkat, sianosis.
4. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan kelemahan tubuh, intake nutrisi
tidak adekuat, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah yang dialami klien sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah ditentukan.
1. Penurunan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan oksigen ke otak,
penurunan kesadaran, kejang.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan dapat mempertahankan
tingkat kesadaran, kognisi, dan fungsi motorik/sensori.
Kriteria hasil: Tanda vital stabil dan tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK, tingkat
kesadaran mambaik.
Intervensi
1.

Pantau/catat

Rasional
status
1.

Mengkaji tingkat kesadaran dan potensial
13
neurologis
dan

secara

bandingkan

teratur peningkatan TIK dan bermanfaat dalam
dengan menentukan

nilai standar GCS.
2.

kiri

kesamaan

dan

kanan,

perluasan

dan

perkembangan kerusakan SSP.

Evaluasi keadaan pupil,
2.
ukuran,

lokasi,

Reaksi pupil diatur oleh saraf cranial

antara okulomotor (III) berguna untuk menentukan
respon apakah

terhadap cahaya.

batang

otak

Ukuran/kesamaan

masih

ditentukan

baik.
oleh

keseimbangan antara persarafan simpatis dan
parasimpatis.

Respon

terhadap

cahaya

mencerminkan fungsi yang terkombinasi dari
saraf kranial optikus (II) dan okulomotor (III).
3.

Pantau tanda-tanda vital:
3.

Peningkatan TD sistemik yang diikuti oleh

TD, nadi, frekuensi nafas, penurunan

TD

suhu.

merupakan

membesar)

diastolik

(nadi

tanda

yang

terjadinya

peningkatan TIK, jika diikuti oleh penurunan
kesadaran.
4.

Pantau intake dan output,
4.

Bermanfaat sebagai indikator dari cairan

turgor kulit dan membran total tubuh yang terintegrasi dengan perfusi
mukosa.

jaringan.

Iskemia/trauma

serebral

dapat

mengakibatkan diabetes insipidus. Gangguan
ini

dapat

mengarahkan

pada

masalah

hipotermia atau pelebaran pembuluh darah
yang akhirnya akan berpengaruh negatif
terhadap tekanan serebral.
5.
5.

Bantu

pasien

Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan

untuk intrathorak dan intraabdomen yang dapat

menghindari/membatasi

meningkatkan TIK.

batuk, muntah, mengejan.
14
6.
6.

Meningkatkan aliran balik vena dari kepala

Tinggikan kepala pasien sehingga akan mengurangi kongesti dan
15-45 derajat.

oedema atau resiko terjadinya peningkatan
TIK.
7.

7.

Berikan

oksigen meningkatkan vasodilatasi dan volume darah

tambahan sesuai indikasi.

serebral yang meningkatkan TIK.
8.

8.

Menurunkan hipoksemia, yang mana dapat

Kolaborasi

Mempercepat proses penyembuhan.

dalam

pemberian obat.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksemia, dyspnea.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan mempertahankan pola
pernafasan efektif.
Kriteria hasil: Tidak terdapat dyspnea, tarikan dinding dada, tidak terdapat nafas
cuping hidung, blood gas dalam batas normal.
Intervensi
1.

Rasional

Pantau frekuensi, irama,
1.
kedalaman
setiap

1

Perubahan dapat

pernapasan komplikasi
jam.

menandakan awitan

pulmonal

atau

menandakan

Catat lokasi/luasnya keterlibatan otak.

ketidakteraturan
pernapasan.
2.

Pantau/cek

pemasangan
2.

selang oksigen.

Adanya obstruksi dapat menimbulkan tidak
adekuatnya

pengaliran

volume

dan

menimbulkan penyebaran udara yang tidak
adekuat.
3.

Auskultasi suara napas,
3.
perhatikan

Untuk mengidentifikasi adanya masalah

daerah paru

seperti

atelektasis,

kongesti,

atau
15
hipoventilasi

dan

adanya obstruksi jalan napas yang membahayakan

suara tambahan yang tidak oksigenasi cerebral dan/atau menandakan
normal

misal:

ronkhi, terjadinya infeksi paru.

wheezing, krekel.
4.

Lakukan rontgen thoraks.

Melihat kembali keadaan ventilasi dan tandatanda komplikasi yang berkembang misal:
atelektasi atau bronkopneumoni.

3. Kurang pengetahuan orang tua mengenai diagnostik,

prognosis dan perawatan

berhubungan dengan obstruksi meningkat disertai pertumbuhan yang semakin
meningkat, sianosis.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien tidak cemas lagi.
Kriteria hasil: Pasien mengerti dengan penyakit yang di alaminya, pasien mengerti
cara mencegah terjadinya sianosis, pasien tidak cemas lagi.
Intervensi
1.

Kaji pengetahuan pasien
1.
tentang penyakit TOF.

2.

Kaji tingkat kecemasan.

Rasional
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan
pasien tentang penyakitnya.
Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan
klien.

Beri kesempatan klien untuk
3.
mengungkapkan

Agar klien mempunyai semangat dan mau
empati terhadap perawatan dan pengobatan.

perasaannya.
4.

Beri dorongan spiritual.

Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya
kepada Tuhan YME.

5.

Beri penjelasan tentang
5.
penyakitnya.

Agar klien mengerti sepenuhnya tentang
penyakit yang dialaminya.
16
4. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan kelemahan tubuh, intake nutrisi
tidak adekuat, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan anak dapat mengalami
pertumbuhan

dan

perkembangan

sesuai

dengan

kurva

pertumbuhan

atau

perkembangan dan mampu melakukan aktivitas yang sesuai dengan usianya.
Kriteria hasil: Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usia anak.
Intervensi
1.

Rasional

Berikan diet/nutrisi yang
1.

Memperbaiki status gizi.

cukup.
2.

Monitor pertumbuhan dan
2.
perkembangan.

Untuk

mengetahui/mengontrol

tingkat

pertumbuhan dan perkembangan.

3.

Berikan suplemen besi. 3.

4.

Berikan kebebasan anak
4.
mengekspresikan

Untuk mencegah terjadinya anemia.
Untuk menghindari stress dan membantu
anak dalam perkembangannya.

aktivitasnya dan membantu
anak untuk melakukan tugas
perkembangan

sesuai

usianya.

17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis
yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel,
stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan oleh pembaca sesuai dengan
keperluannya dan kami selalu membuka diri untuk menerima saran dan kritik dari semua
pihak atas segala kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam makalah ini demi
perbaikan makalah kami kedepannya.

18

More Related Content

What's hot

48716462 laporan-pbl-sistem-kardiovaskular-modul-sesak-napas
48716462 laporan-pbl-sistem-kardiovaskular-modul-sesak-napas48716462 laporan-pbl-sistem-kardiovaskular-modul-sesak-napas
48716462 laporan-pbl-sistem-kardiovaskular-modul-sesak-napasAhmad Abqari
 
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)Sulistia Rini
 
Askep asfiksia neonatoru1
Askep asfiksia neonatoru1Askep asfiksia neonatoru1
Askep asfiksia neonatoru1SehabAlGaruty
 
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumAsuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumSehabAlGaruty
 
penyakit jantung bawaan
penyakit jantung bawaanpenyakit jantung bawaan
penyakit jantung bawaanDina Yanti
 
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalAskep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalArif WR
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)Sulistia Rini
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)Sulistia Rini
 
Lp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanLp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanNovita Novita
 
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanKelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanAi Coryde
 
Penyakit Jantung Bawaan (PJB )
Penyakit Jantung Bawaan (PJB )Penyakit Jantung Bawaan (PJB )
Penyakit Jantung Bawaan (PJB )Ferdiansah Umar
 
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenitalPraktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenitalEdi Fitriyanto
 
Kedaruratan medis + snake bite
Kedaruratan medis + snake biteKedaruratan medis + snake bite
Kedaruratan medis + snake biteKharistya Amaru
 

What's hot (16)

Tetralogi fallo1
Tetralogi fallo1Tetralogi fallo1
Tetralogi fallo1
 
48716462 laporan-pbl-sistem-kardiovaskular-modul-sesak-napas
48716462 laporan-pbl-sistem-kardiovaskular-modul-sesak-napas48716462 laporan-pbl-sistem-kardiovaskular-modul-sesak-napas
48716462 laporan-pbl-sistem-kardiovaskular-modul-sesak-napas
 
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
 
Askep asfiksia neonatoru1
Askep asfiksia neonatoru1Askep asfiksia neonatoru1
Askep asfiksia neonatoru1
 
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorumAsuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
Asuhan keperawatan anak dengan asfiksia neonatorum
 
penyakit jantung bawaan
penyakit jantung bawaanpenyakit jantung bawaan
penyakit jantung bawaan
 
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pykit jantung bawaan AKPER PEMKAB MUNA
 
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaanBeberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
 
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung KongenitalAskep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
Askep Anak dengan Kelainan Jantung Kongenital
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
 
Lp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanLp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilan
 
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanKelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
 
Penyakit Jantung Bawaan (PJB )
Penyakit Jantung Bawaan (PJB )Penyakit Jantung Bawaan (PJB )
Penyakit Jantung Bawaan (PJB )
 
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenitalPraktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
 
Kedaruratan medis + snake bite
Kedaruratan medis + snake biteKedaruratan medis + snake bite
Kedaruratan medis + snake bite
 

Similar to Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA

defek septal ventrikular
defek septal ventrikular defek septal ventrikular
defek septal ventrikular Mega Tambunan
 
PPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptx
PPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptxPPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptx
PPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptxNurHajijah11
 
cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap cvs fix lengkap
cvs fix lengkaprosmeni
 
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxPPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxRizkyPramataSimamora
 
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsrydPPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsrydrafikaagustin1
 
Obstetri_PENYAKIT_SISTEMIK.pptx
Obstetri_PENYAKIT_SISTEMIK.pptxObstetri_PENYAKIT_SISTEMIK.pptx
Obstetri_PENYAKIT_SISTEMIK.pptxankga1
 
144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omihomeworkping3
 
Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)
Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)
Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)Paranse Elsando
 

Similar to Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA (20)

Askep tetralogi of fallot (2)
Askep tetralogi of fallot (2)Askep tetralogi of fallot (2)
Askep tetralogi of fallot (2)
 
Makalah pykit jantung bawaan
Makalah pykit jantung bawaanMakalah pykit jantung bawaan
Makalah pykit jantung bawaan
 
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaanBeberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
 
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaanBeberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
 
Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Tetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNATetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNA
 
defek septal ventrikular
defek septal ventrikular defek septal ventrikular
defek septal ventrikular
 
PPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptx
PPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptxPPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptx
PPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptx
 
Chd
ChdChd
Chd
 
Chd AKPER PEMKAB MUNA
Chd AKPER PEMKAB MUNA Chd AKPER PEMKAB MUNA
Chd AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep chd
Askep chdAskep chd
Askep chd
 
Askep chd AKPER PEMKAB MUNA
Askep chd AKPER PEMKAB MUNA Askep chd AKPER PEMKAB MUNA
Askep chd AKPER PEMKAB MUNA
 
cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap cvs fix lengkap
cvs fix lengkap
 
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxPPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
 
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsrydPPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
 
Obstetri_PENYAKIT_SISTEMIK.pptx
Obstetri_PENYAKIT_SISTEMIK.pptxObstetri_PENYAKIT_SISTEMIK.pptx
Obstetri_PENYAKIT_SISTEMIK.pptx
 
144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi
 
Defek Septum Ventrikel
Defek Septum VentrikelDefek Septum Ventrikel
Defek Septum Ventrikel
 
Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)
Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)
Word seminar rs. muhammadiyah palembang (repaired)
 
Pjk
PjkPjk
Pjk
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Penyakit jantung bawaan terdiri dari berbagai jenis dan salah satunya adalah Tetralogi of Fallot.Yang mana Tetralogi of Fallot adalah suatu penyakit dengan kelainan bawaan yang merupakan kelainan jantung bawaan sianotik yang paling banyak dijumpai.Kelainan ini mula mula dilaporkan pada tahun 1671, tetapi baru diformulasikan oleh Fallot pada tahun 1888.Tetralogi fallot menempati urutan keempat dari angka kejadian penyakit jantung bawaan pada anak, setelah defek septum ventrikel, defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten atau lebih kurang 10-15% dari seluruh penyakit jantung bawaan.Di antara penyakit jantung bawaan sianotik, tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi fallot didapat diatas 5 tahun dan prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun. Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Memenuhi tugas Keperawatan Anak dari dosen mata kuliah. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Konsep penyakit Tetralogi Of Pallot b. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan penyakit Tetalogi Of Pallot C. Rumusan Masalah Adapun masalah yang timbul dari pembuatan makalah ini yaitu : 1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Tetralogi Of Pallot tersebut ? 2. Bagaimana konsep penyakit Tetralogi Of Pallot menurut tinjauan teoritis ? 3. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Tetralogi Of Pallot ? 1
  • 2. 2
  • 3. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan. Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat. B. Anatomi dan Fisiologi Jantung merupakan organ dalam tubuh yang memiliki fungsi terbesarnya adalah memompa darah keseluruh tubuh.Anatomi jantung secara garis besar dibagi menjadi 4 bagian, yaitu atrium kiri, serambi kiri, atrium kanan dan serambi kanan.Dinding yang memisahkan antara jantung kiri dan kanan disebut septum.Katup 3
  • 4. antara atrium kiri dan ventrikel kiri disebut katup trikuspidalis sedangkan katup yang memisahkan antara atrium kanan dan ventrikel kanan disebut katup bikuspidalis.Dan jantung juga dilapisi oleh pericardium. Selain fungsional jantung menyebarkan hasil metabolism dan oksigen (O2) keseluruh jarningan tubuh, jantung berfungsi menyebarkan atau memompa darah keseluruh jaringan tubuh. Setiap memompa dalam 1 detik sebanyak 60 – 80 kali dengan setiap kali memompa sebesar 70 ml dan selama 1 menit diperkirakan jantung mampu memompa darah sebesar ±5000 ml. Aliran darah dalam tubuh manusia dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Aliran darah kecil Darah dari jantung tepatnya diatrium kanan akan dipompa ke ventrikel kanan melalui katup bikuspidalis. Selanjutnya darah dipompa menuju ke paru – paru melalui atrium pulmonalis dan kemudian dari paru – paru akan dialirkan kembali kejantung tepatnya di atrium kiri melalui vena pulmonalis. 2. Aliran darah besar Darah dari atrium kiri akan dipompa ke ventrikel kiri melalui katup trikuspidalis. Kemudian darah dipompa keseluruh jaringan tubuh melalui aorta arteria arteriola kapiler arteri jaringan tubuh. Lalu dari jaringan tubuh akan dikembalikan ke jantung melalui vena kava. Darah dari otak atau kepala melaui vena kava superior dan darah dari ekstremitas atas dan bawah melalui vena kava anterior. C. Etiologi Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti.diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut antara lain : 1. Faktor endogen o Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom o Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan o Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan 2. Faktor eksogen 4
  • 5. o Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine. aminopterin, amethopterin, jamu) o Ibu menderita penyakit infeksi : rubella o Pajanan terhadap sinar –X Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan.Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adalah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai. D. Manifestasi Klinis 1. Murmur mungkin merupakan tanda pertama yang biasa ditemukan oleh dokter. Ia merupakan suara tambahan atau tidak biasa yang dapat didengar pada denyut jantung si bayi. Kebanyakan bayi yang menderita tetaralogy of fallot mempunyai suara murmur jantung. 2. Cyanosis juga merupakan pertanda umum pada tetralogy of fallot. Cyanosis adalah suatu keadaan di mana pada sirkulasi bayi kekurangan darah yang telah mengalami oksigenasi sehingga dapat timbul dengan kulit, kuku, serta bibir yang pucat. 3. Warna kulit pucat 4. Frekuensi pernafasan yang meninggi 5. Kulit terasa dingin 6. BB yang rendah 7. Susah untuk diberi makan karena klien cepat lelah ketika diberi makan 8. Clubbing finger’s 5
  • 6. E. Patofisiologi F. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan laboratorium Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah.Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial 6
  • 7. karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi. 2. Radiologis Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung .gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu. 3. Elektrokardiogram Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan.Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal 4. Ekokardiografi Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan, penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru 5. Kateterisasi Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer.Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah. G. Penatalaksaan Medis Penatalaksaan yang diberikan pada klien dengan Tetralogi of Fallot adalah 1. Mengurangi peradangan dan rasa tidak nyaman 2. Mencukupi kebutuhan Istiraharat 3. Mencukupi kebutuhan nutrisi 4. Mencukupi kebutuhan oksigen H. Komplikasi 1. Trombosis pulmonal 2. CVA thrombosis 3. Abses otak 4. Anemia 5. Perdarahan relative 7
  • 8. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian a. Pengumpulan Data 1. Biodata Meliputi identitas klien dan penanggung jawab yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan penderita, suku, alamat. 2. Keluhan Utama Klien atau keluarga klien biasanya mengeluh klien mengalami serangan sianotik mendadak ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam, lemas, kejang, sinkop bahkan sampai koma. 3. Riwayat Penyakit Sekarang Klien tampak biru (sianosis) setelah tumbuh, sianosis ini menyeluruh atau pada membran mukosa bibir, lidah, konjungtiva. Sianosis juga timbul pada saat menangis, makan dan pada saat klien tegang. Dyspnea biasanya menyertai aktifitas makan, menangis atau tegang/stress. Klien akan sering squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali. Pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai dengan usia. Digital clubbing. 4. Riwayat Penyakit Dahulu Meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita yang dapat menyebabkan terjadinya TOF, seperti anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan. 5. Riwayat Penyakit Keluarga Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti penyakit SLE, diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung kongenital pada keluarga baik dengan abnormalitas kromosom misalnya sindrom down maupun tidak, atau kelainan bawaan. Riwayat selama periode antenatal (kehamilan) ibu, seperti sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, jamu tradisional yang diminum 8
  • 9. serta kebiasaan merokok dan minum alkohol selama hamil. Adanya kemungkinan menderita penyakit infeksi seperti penyakit rubella (campak jerman) pada ibu. 6. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual (Virginia Handerson) a. Pola respirasi Kaji adanya dyspnea, napas cepat dan dalam, klien sering berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali. b. Pola nutrisi Kaji adanya anoreksia, gangguan pada pertambahan tinggi badan pada anak dikarenakan keadaan gizi kurang dari kebutuhan normal, berat badan menurun, pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai dengan usia klien. c. Pola eliminasi Kaji adanya perubahan dalam eliminasi urin dan defekasi. d. Pola aktivitas Kaji adanya kelelahan dan dyspnea karena hal ini sering terjadi bila klien melakukan aktivitas fisik. e. Kebutuhan istirahat dan tidur Kaji adanya gangguan istirahat tidur seperti keluhan insomnia, hal ini dikarenakan adanya dyspnea paroxysmal. f. Kebutuhan rasa aman dan nyaman Kaji adanya keluhan nyeri dada. 7. Kebutuhan personal hygiene Kaji kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene berkaitan dengan kelemahan yang dialami. 8. Mempertahankan temperatur tubuh Kaji pengetahuan klien dan keluarga mengenai teknik mempertahankan temperatur tubuh dan mengatasi masalah demam yang mungkin terjadi. 9. Pola komunikasi dan sosial Kaji kemampuan klien dalam bersosialisasi dan kaji perubahan yang terjadi akibat perasaan rendah diri akibat diasingkan oleh lingkungan sekitar. 9
  • 10. 10. Kebutuhan bekerja Kaji perubahan yang dialami klien dalam hal bekerja berupa keterbatasan dalam beraktivitas akibat kelemahan dan dyspnea 11. Kebutuhan bermain/rekreasi Kaji adanya perubahan dalam bermain/berekreasi dan bagaimana cara klien dan keluarga memodifikasi lingkungan menjadi nyaman. 12. Kebutuhan berpakaian Kaji adanya perubahan cara berpakaian klien dan bagaimana cara klien berpakaian untuk mengatasi sianosis dan dyspnea yang terjadi. 13. Kebutuhan belajar Kaji pengetahuan klien dan keluarga mengenai penyakit yang diderita oleh klien. 14. Kebutuhan spiritual Kaji adanya perubahan dalam beribadah dan bagaimana pandangan klien terthadap penyakit yang dialami dan bagaimana cara klien menyikapinya. 15. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi: 1) Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianosis, bayi tampak biru setelah tumbuh. Sianosis ini menyeluruh atau pada membran mukosa bibir, lidah dan konjungtiva. 2) Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan. 3) Serangan sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal hiperpnea, hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam, lemas, kejang, sinkop bahkan sampai koma dan kematian. 4) Anak akan sering squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali 5) Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan. 6) Ginggiva hipertrofi, gigi sianotik. 7) Pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak. 10
  • 11. b. Palpasi : pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak, hypertropi otot. c. Perkusi: Jantung biasanya dalam ukuran normal, apeks jantung jelas terlihat, suatu getaran sistolis dapat dirasakan di sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal 3 dan 4. d. Auskultasi: 1) Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras di daerah pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi. 2) Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras. b. Analisa Data No Symptom Ds: 1. Etiologi Problem Stenosis pulmonal klien/keluarga klien mengeluh Penurunan perfusi jaringan serebral. ↓aliran darah paru klien sesak, lemas, kejang. Do: klien tampak O2 dalam darah ↓ sesak, napas cepat dan dalam, lemas, kejang, Aliran darah rendah, O2 aorta meningkat hipoksemia koma. Asidosis metabolik ↓ O2 ke otak Pe ↓ kesadaran/kejang 2. Ds: klien Stenosis pulmonal Gangguan pertukaran gas. 11
  • 12. mengeluh sesak. Do: klien tampak ↓aliran darah sesak, sering paru berjongkok dalam beberapa O2 dalam darah menurun waktu sebelum klien berjalan Aliran darah rendah, kembali. O2 ke aorta Dyspnea 3. Ds: klien/keluarga Obstruksi aliran darah keluar ventrikel kanan kien mengeluh klien tampak biru (sianosis). Do: klien tampak Kurang pengetahuan orang tua mengenai diagnostik, prognosis dan perawatan. Hipertropi infundibulum meningkat biru, sianosis ini menyeluruh atau Obstruksi meningkat disertai pada membran pertumbuhan yang semakin mukosa bibir, meningkat lidah dan konjungtiva. 4. Ds: Sianosis Hipoksemia Gangguan tumbuh kembang. klien/keluarga klien mengeluh Sesak pertumbuhan dan perkembangan klien tidak Kelemahan tubuh normal. Do: tampak Intake nutrisi pertumbuhan dan tidak adekuat 12
  • 13. perkembangan klien tidak sesuai Nutrisi kurang dari dengan usia kebutuhan tubuh klien. Pertumbuhan dan perkembangan abnormal B. Diagnosa Keperawatan Berikut diagnosa kepearawatan yang dapat ditemukan pada klien dengan TOF: 1. Penurunan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan oksigen ke otak, penurunan kesadaran, kejang. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksemia, dyspnea. 3. Kurang pengetahuan orang tua mengenai diagnostik, prognosis dan perawatan berhubungan dengan obstruksi meningkat disertai pertumbuhan yang semakin meningkat, sianosis. 4. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan kelemahan tubuh, intake nutrisi tidak adekuat, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. C. Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah yang dialami klien sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan. 1. Penurunan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan oksigen ke otak, penurunan kesadaran, kejang. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan dapat mempertahankan tingkat kesadaran, kognisi, dan fungsi motorik/sensori. Kriteria hasil: Tanda vital stabil dan tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK, tingkat kesadaran mambaik. Intervensi 1. Pantau/catat Rasional status 1. Mengkaji tingkat kesadaran dan potensial 13
  • 14. neurologis dan secara bandingkan teratur peningkatan TIK dan bermanfaat dalam dengan menentukan nilai standar GCS. 2. kiri kesamaan dan kanan, perluasan dan perkembangan kerusakan SSP. Evaluasi keadaan pupil, 2. ukuran, lokasi, Reaksi pupil diatur oleh saraf cranial antara okulomotor (III) berguna untuk menentukan respon apakah terhadap cahaya. batang otak Ukuran/kesamaan masih ditentukan baik. oleh keseimbangan antara persarafan simpatis dan parasimpatis. Respon terhadap cahaya mencerminkan fungsi yang terkombinasi dari saraf kranial optikus (II) dan okulomotor (III). 3. Pantau tanda-tanda vital: 3. Peningkatan TD sistemik yang diikuti oleh TD, nadi, frekuensi nafas, penurunan TD suhu. merupakan membesar) diastolik (nadi tanda yang terjadinya peningkatan TIK, jika diikuti oleh penurunan kesadaran. 4. Pantau intake dan output, 4. Bermanfaat sebagai indikator dari cairan turgor kulit dan membran total tubuh yang terintegrasi dengan perfusi mukosa. jaringan. Iskemia/trauma serebral dapat mengakibatkan diabetes insipidus. Gangguan ini dapat mengarahkan pada masalah hipotermia atau pelebaran pembuluh darah yang akhirnya akan berpengaruh negatif terhadap tekanan serebral. 5. 5. Bantu pasien Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan untuk intrathorak dan intraabdomen yang dapat menghindari/membatasi meningkatkan TIK. batuk, muntah, mengejan. 14
  • 15. 6. 6. Meningkatkan aliran balik vena dari kepala Tinggikan kepala pasien sehingga akan mengurangi kongesti dan 15-45 derajat. oedema atau resiko terjadinya peningkatan TIK. 7. 7. Berikan oksigen meningkatkan vasodilatasi dan volume darah tambahan sesuai indikasi. serebral yang meningkatkan TIK. 8. 8. Menurunkan hipoksemia, yang mana dapat Kolaborasi Mempercepat proses penyembuhan. dalam pemberian obat. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksemia, dyspnea. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan mempertahankan pola pernafasan efektif. Kriteria hasil: Tidak terdapat dyspnea, tarikan dinding dada, tidak terdapat nafas cuping hidung, blood gas dalam batas normal. Intervensi 1. Rasional Pantau frekuensi, irama, 1. kedalaman setiap 1 Perubahan dapat pernapasan komplikasi jam. menandakan awitan pulmonal atau menandakan Catat lokasi/luasnya keterlibatan otak. ketidakteraturan pernapasan. 2. Pantau/cek pemasangan 2. selang oksigen. Adanya obstruksi dapat menimbulkan tidak adekuatnya pengaliran volume dan menimbulkan penyebaran udara yang tidak adekuat. 3. Auskultasi suara napas, 3. perhatikan Untuk mengidentifikasi adanya masalah daerah paru seperti atelektasis, kongesti, atau 15
  • 16. hipoventilasi dan adanya obstruksi jalan napas yang membahayakan suara tambahan yang tidak oksigenasi cerebral dan/atau menandakan normal misal: ronkhi, terjadinya infeksi paru. wheezing, krekel. 4. Lakukan rontgen thoraks. Melihat kembali keadaan ventilasi dan tandatanda komplikasi yang berkembang misal: atelektasi atau bronkopneumoni. 3. Kurang pengetahuan orang tua mengenai diagnostik, prognosis dan perawatan berhubungan dengan obstruksi meningkat disertai pertumbuhan yang semakin meningkat, sianosis. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien tidak cemas lagi. Kriteria hasil: Pasien mengerti dengan penyakit yang di alaminya, pasien mengerti cara mencegah terjadinya sianosis, pasien tidak cemas lagi. Intervensi 1. Kaji pengetahuan pasien 1. tentang penyakit TOF. 2. Kaji tingkat kecemasan. Rasional Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya. Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien. Beri kesempatan klien untuk 3. mengungkapkan Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan. perasaannya. 4. Beri dorongan spiritual. Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME. 5. Beri penjelasan tentang 5. penyakitnya. Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya. 16
  • 17. 4. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan kelemahan tubuh, intake nutrisi tidak adekuat, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan anak dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan kurva pertumbuhan atau perkembangan dan mampu melakukan aktivitas yang sesuai dengan usianya. Kriteria hasil: Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usia anak. Intervensi 1. Rasional Berikan diet/nutrisi yang 1. Memperbaiki status gizi. cukup. 2. Monitor pertumbuhan dan 2. perkembangan. Untuk mengetahui/mengontrol tingkat pertumbuhan dan perkembangan. 3. Berikan suplemen besi. 3. 4. Berikan kebebasan anak 4. mengekspresikan Untuk mencegah terjadinya anemia. Untuk menghindari stress dan membantu anak dalam perkembangannya. aktivitasnya dan membantu anak untuk melakukan tugas perkembangan sesuai usianya. 17
  • 18. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan. B. Saran Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan oleh pembaca sesuai dengan keperluannya dan kami selalu membuka diri untuk menerima saran dan kritik dari semua pihak atas segala kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam makalah ini demi perbaikan makalah kami kedepannya. 18