SlideShare a Scribd company logo
1 of 227
MODUL BARU 2 BATCH AGUSTUS
2018
151-200
151
Seorang laki-laki berusia 63 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS karena
sesak napas dan gelisah sejak 1 hari yang lalu. Riwayat oenyakit dahulu batuk
lama, tidak ada keluhan dengan aktivitas sehari-hari. Pada pemeriksaan
keadaan umum diadpatkan kesadaran E4V4M6, pemeriksaan tanda vital TD
130/90 mmHg, nadi 110x/menit, suhu 37 derajat C, dan napas 30x/menit.
Hasil pemeriksaan fisik airway: bersih, breathing : work of breathing
meningkat, simeyris, dengan suara vesikuler menurun di kedua lapangan
paru, dan adanya suara ronki kasar siseluruh lapangan paru, SaO2 80 persen,
dan akral dingin. Apakah diagnosis yang paling mungkin ?
A. Respiratory distress pada pasien PPOK eksaserbasi akut
B. Respiratory distress pada pasien gagal jantung
C. Respiratory distress pada pasien dengan obstruksi pada jalan napas
D. Gagal napas
E. Gagal napas karena serangan asma
151. A. Respiratory distress pada
pasien PPOK eksaserbasi
• Laki-laki, 63 tahun
• Sesak nafas dan gelisah sejak 1 hari yang lalu.
• Riwayat penyakit dahulu betuk lama, tidak ada keluhan dengan
aktivitas sehari-hari.
• GCS E4V4M6 .
• TTV : TD 130/90 mmHg, N 110 x/menit, S 37°C dan RR 30 x/menit.
• PemFis: airway : bersih, breathing: work of breathing meningkat,
simetris, dengan suara vesicular menurun dikedua lapangan paru ,
serta adanya suara ronki kasar diseluruh lapangan paru. SaO2 80%,
dan akral dingin .
Diagnosis?
Komplikasi PPOK
152
Seorang pasien perempuan berusia 26 tahun datang ke
puskesmas dengan keluhan batuk lebih dari 1 bulan.
Batuk disertai demam, dahak berwarna putih dan berat
badan turun draastis. Hasil pemeriksaan dahak BTA SPS (-
). Apakah penatalaksanaan yang epat untuk pasien
tersebut ?
A. Beri antibiotik spektrum luas
B. Beri OAT kategori 3
C. Pemeriksaan foto thoraks
D. Pemeriksaan antibiotik floroquinolon
E. Pemeriksaan ulang sputum BTA 3x
152. A. Beri antibiotik spektrum luas
• Perempuan berusia 26 tahun
• Batuk >1 bulan, batuk disertai demam, dahak
berwarna putih, dan berat badan turun
drastis.
• Hasil pemeriksaan dahak BTA SPS (-).
Tatalaksana?
153
Seorang laki-laki berusia 25 tahun, diantar oleh polisi ke UGD RS akibat
perkelahian antar geng. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum gelisah dan pucat. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 90/80
mmHg, nadi 120x/menit, frekuensi napas 24x/menit, temperatur 36,5
derajat C. pemeriksaan status lokalis region abdomen tampak luka
terbuka ukuran 0,5 cm x 2 cm diarea hypogastrica darah (+), usus (-).
Apakah yang terjadi pada pasien tersebut ?
A. Vulnus amputatum dengan kecurigaan perdarahan intra
abdomen
B. Vulnus morsum dengan kecurigaan perdarahan intra abdomen
C. Vulnus laseratum dengan kecurigaan perdarahan intra
abdomen
D. Vulnus sicum dengan kecurigaan perdarahan intra abdomen
E. Vulnus punctum dengan kecurigaan perdarahan intra
abdomen
153. C. Vulnus laseratum dengan
kecurigaan perdarahan intra abdomen
• Laki-laki, 25 tahun
• PemFis: KU gelisah dan pucat; TTV: TD 90/80
mmHg, N 120x/menit, RR 24x/menit, S 36,5°C.
• Status lokalis region abdomen tampak luka
terbuka ukuran 0,5cm x 2cm, di area
hypogastrica, darah (+), usus (-)
Diagnosis?
154
Seorang perempuan berusia 19 tahun dibawa ke UGD RS oleh tean
asramanya, pasien mengatakan bahwa “suara-suara” telah
menyuruhnya untuk membunuh seorang dosen karena dosen itu
bermaksud menyakitinya. Teman pasien mengatakan bahwa selama 2
minggu terakhir pasien banyak mengurung diri, menolak makan,
berbicara sendiri, tidak bisa tidur, dan mencurigai teman-teman lain.
Pasien seorang suka menyendiri sejak semester pertama dan tidak
suka bergaul. Setelah mendapatkan terapi antipsikotik selama 1
minggu kondisi pasien membaik. Apakah terapi yang tepat pada kasus
tersebut ?
A. Alprazolam 2 mg per 12 jam
B. Fluoxetin 20 mg per 24 jam
C. Lorazepam 2 mg per 12 jam
D. Risperidone 2 mg per 12 jam
E. Amitriptilin 25 mg per 24 jam
154. D. Risperidone 2 mg per 12 jam
• Perempuan, 19 tahun
• Menurut temen asramanya pasien mengatakan bahwa “suara-
suara” telah menyuruhnya untuk membunuh seorang dosen karena
dosen itu bermaksud menyakitinya.
• Teman pasien mengatakan bahwa selama 2 minggu terakhir pasien
banyak mengurung diri , menolak makan, berbicara sendiri, tak bisa
tidur, dan mencuriga temen-temen yang lain.
• Pasien seorang yang suka menyendiri sejak semester pertama dan
tidak suka bergaul.
• Setelah mendapatkan terapi antipsikotik selama 1 minggu kondisi
pasien membaik.
Terapi?
155
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke IGD RS dengan
keluhan nyeri dada kanan secara tiba-tiba setelah mengalami
kecelakaan. Setiap pasien mengambil nafas, dadanya semakin sesak.
Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan frekuensi respirasi yang
meningkat. Pengembangan dada asimetris, fremitus menurun didada
kanan, perkusi hipersonor/timpani didada kanan, dan hilangnya suara
nafas dada kanan pada auskultasi. Apakah penanganan yang paling
tepat untuk kondisi pasien tersebut ?
A. Pemasangan ventilator
B. Needle thoracocentesis
C. Valium injeksi
D. Pericardiocentesis
E. Water seal drainage
155. B. Needle thoracocentesis
• Perempuan, 30 tahun
• Sesak nafas dan nyeri dada kanan secara tiba-tiba
setelah mengalami kecelakaan.
• Setiap menarik napas, dadanya semakin sesak.
• Frekuensi respirasi yang meningkat. Dada asimetris,
fremitus menurun didada kanan. Perkusi
hipersonor/timpani didada kanan, dan hilangnya
suara napas dada kanan pada auskultasi.
Tatalaksana?
Pneumothorax
Sering disebut kolaps paru
• Akibat penimbunan udara dalam kavum pleura
(kavum pleura seharusnya tidak terisi udara
sehingga paru dapat mengembang dengan
baik)
Pneumothorax
1. Closed pneumotoraks:
• pleura visceral robek  udara
inspirasi masuk ke kavum pleura
• – Bila terbentuk suatu klep 
udara masuk tidak bisa keluar
udara menumpuk dalam rongga
pleura  mendorong ke
kontralateral tension
pneumotoraks
2. Open pneumotoraks: dinding
dada dan pleura parietal robek
 terdapat hubungan antara
kavum pleura dengan udara luar
• – Apabila lubang >2/3 diameter
trakea, udara cenderung lewat
lubang dibanding traktus
respiratorius yang seharusnya
• – Inspirasi: tekanan rongga dada
turun, udara masuk kavum pleura
lewat lubang kolaps paru
ipsilateral
• – Ekspirasi: tekanan rongga dada
meningkat, udara dari kavum
pleura keluar lewat lubang
Pneumothorax
Pneumothorax tension
• Tanda vital tidak stabil
• Jangan lakukan foto toraks, karena diagnosis harus
dapat ditegakkan dari klinis pasien!
• Tindakan paling utama adalah needle decompression
• Gunakan jarum infus, misalnya, dan tusukkan di sela
iga kedua linea midclavicularispada sisi paru yang
dicurigai tension pneumotoraks
• Jika benar, akan terdengar udara yang keluar dari jarum
• Jangan lupa untuk pasang WSD setelah tindakan awal
ini
156
Seorang laki-laki berusia 35 tahun dibawa ke UGD karna kecelakaan
lalu lintas. Pasien mengalami benturan dikepala , terdapat luka dan
perdarahan dipaha kanan. Keadaan umum pasien terlihat tampak
gelisah, pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 70/40
mmHg, nadi 140x/menit, frekuensi napas 28x/menit. Terdapat fraktur
femur yang terbuka dengan perdarahan sebanyak 1.500 ml, akral
teraba dingin, pucat, basah. Apakah yang dapat terjadi bila kondisi
pasien tidak teratasi ?
A. Alkalosis respiratonik
B. Asidosis metabolik
C. Asidosis metabolic dan respiratorik
D. Asidosis respiratoric
E. Alkalosis metabolic
156. B. Asidosis metabolik
– Laki-laki, 35 tahun
– Kecelakaan lalu lintas
– Pasien mengalami benturan kepala
– Luka dan pendarahan di paha kanan
– KU tampak gelisah
– TTV: TD 70/40 mmHg, nadi 140x/menit, frekuensi
nafas 28 x/mnt
– Fraktur femur kanan terbuka dengan perdarahan
sebanyak 1.500 ml, akral teraba dingin, pucat, basah
Kondisi yang akan terjadi bila tak diatasi?
Gangguan Asam Basa
1. Asidosis metabolik [HCO3-] ↓ dikompensasi
dengan PaCO2 ↓
2. Alkalosis metabolik [HCO3-] ↑ dikompensasi
dengan PaCO2↑
3. Asidosis respiratorik PaCO2↑ dikompensasi
dengan [HCO3-] ↑
4. Alkalosis respiratorik PaCO2↓ dikompensasi
dengan [HCO3-] ↓
Asidosis Metabolik
• Ciri: [HCO3-] ↓ <22mEq/L dan pH <7,35 → kompensasi dengan hiperventilasi PaCO2↓,
kompensasi akhir ginjal → ekskresi H+, sebagai NH4+ atau H3PO4
• Penyebab: Penambahan asam terfiksasi: ketoasidosis diabetik, asidosis laktat (henti
jantung atau syok), overdosis aspirin Gagal ginjal mengekskresi beban asam Hilangnya
HCO3- basa → diare
• Gejala Asidosis Metabolik Tidak jelas dan asimptomatis Kardiovaskuler: disritmia,
penurunan kontraksi jantung, vasodilatasi perifer dan serebral Neurologis: letargi, stupor,
koma Pernafasan: hiperventilasi (Kussmal) Perubahan fungsi tulang: osteodistrofi ginjal
(dewasa) dan retardasi pada anak
• Penatalaksanaan Asidosis Metabolik Tujuan: meningkatkan pH darah hingga ke kadar
aman (7,20 hingga 7,25) dan mengobati penyakit dasar NaHCO3 dapat digunakan bila pH
<7,2 atau [HCO3-] <15mEq/L
• Risiko NaHCO3 yang berlebihan: penekanan pusat nafas, alkalosis respiratorik, hipoksia
jaringan, alkalosis metabolik, hipokalsemia, kejang, tetani Alkalosis Metabolik Ciri: [HCO3-
] ↑ >26mEq/L dan pH >;7,45 → kompensasi dengan hipoventilasi PaCO2↑, kompensasi
akhir oleh ginjal → ekskresi [HCO3-] yang berlebihan
a. Asidosis metabolic (asam metabolik yang diproduksi
secara normal tidak dikeluarakan pada kecepatan
yang normal atau basa bikarbonat yang hlang dari
tubuh ) DM, Konvulsi, Penyakit ginjal, Diare berat
b. Alkalosis metabolic (kondisi kelebihan bikarbonat) :
muntah
c. Asidosis respiratorik (paru-paru tidak dapat
mengeluarkan semua karbondioksida yang dihasilkan
dalam tubuh) : PPOK, depresi sitem pernapasan,
sindrom hipoventilasi obesitas
d. Alkalosis respiratoriik (CO2 dikeluarkan terlalu cepat
dari paru-paru dan ada penurunaan kadarnya dalam
darah) : Hiperventilasi [cemas, demam, dll]
157
Seorang perempuan beruia 32 tahun dibawa polisi ke UGD RS setelah
berdiri ditengah jalan dengan hanya memakai pakaian dalam dan
menyuruh mobil-mobil untuk berhenti. Ketika orang tuanya dihubungi,
ayahnya mengatakan bahwa dikeluarganya memang ada beberapa
orang yang mengalami gangguan yang sama. Ayahnya juga
mengatakan bahwa gangguan pada pasien bersifat kambuh-
kambuhan. Jika tidak sedang kambuh pasien bisa bekerja dengan baik
seperti biasanya. Dalam pemeriksaan ditemukan pasien banyak
berbicara dengan suara keras, iritabel dan elasi. Apakah
A. Skizofrenia hebefrenik
B. Skizoafektif tipe manik
C. Gangguan bipolar episode kini manik
D. Delirium
E. Gangguan bipolar episode kini campuran
157. A. Skizofrenia hebefrenik
• Perempuan, 32 tahun
• Berdiri ditengah jalan dengan hanya memakai pakaian
dalam dan menyuruh mobil-mobil untuk berhenti.
• Ada yang memiliki ganggan yang sama dalam keluarga
• Gangguan pada pasien bersifat kambuh-kambuhan.
• Banyak berbicara dengan suara keras, intabel, dan
elasi.
Diagnosis?
Klasifikasi skizofrenia
• Paranoid: waham dan halusinasi
• Hebefrenik: disorganized, proses pikir yang tidak
terorganisasi. perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi
terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme, menolak
untuk bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik, ataupun
katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu,
tapi sekarang hanya tinggal gejala negatifnya saja.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri dari
lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa lalu
158
Seorang laki-laki berusia 44 tahun datang ke UGD RS dengan
keluhan sesak napas, sesak napas dialami sejak 1 hari yang
lalu. Sesak disertai nyeri dada kiri. Pasien mempunyai riwayat
batuk lama. Pemeriksaan EKG menunjukkan hasil normal.
Pada rontgen dada ditemukan area lusen tanpa corakan
bronkovaskular pada hemithoraks sinistra. Apa diganosis yang
paling tepat pada kasus tersebut ?
A. Massa mediastinum
B. Pneumothorax
C. Hernia diaphragmatika
D. Pneumonia
E. PPOK
158. B. Pneumothorax
• Laki-laki, 44 tahun
• Sesak napas sejak 1 hari yang lalu.
• Sesak disertai nyeri dada kiri.
• Riwayat batuk lama.
• PemPen: EKG normal; Rö Thorax ditemukan area
lusen tanpa corakan bronkovaskular pada
hemithorax sinistra.
Diagnosis?
Pneumothorax
PPOK
Definisi:
• Hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya
reversibel, progresif, berhubungan dengan respon
inflamasi paru terhadap partikel/gas berbahaya,
disertai efek ekstraparu
• Gabungan antara obstruksi saluran napas kecil &
kerusakan parenkim
Faktor Risiko:
• Asap rokok, polusi udara, stresoksidatif, genetik,
tumbuh kembang paru, sosial ekonomi
PPOK
• Manifestasi Klinis:
• Sesak progresif, persisten, memberat dengan aktivitas, berat,
sukar bernapas
• Batuk kronik
• Batuk kronik berdahak
• Riwayat faktor risiko
• Pemeriksaan Penunjang:
• Spirometri
• DPL & AGD
• Radiologi toraks (hiperinflasi/hyperaerated ungs, hiperlusens,
ruang retrosternal melebar, diafragma mendatar, jantung
pendulum)
159
Seorang laki-laki berusia 42 tahun datang ke UGD RS dibawa
oleh seorang polisi. Pasien datang ke kantor polisi dan
mengatakan bahwa banyak orang yang membuntutinya dan
mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk menyakiti
orang lain. Pasien juga mengatakan menerima pesan rahasia
yang disampaikan lewat siaran televisi. Apakah terapi yang
paling tepat pada kasus ini ?
A. Haloperidol
B. Amitriptilin
C. Alprazolam
D. Asam valproat
E. Carbamazepine
159. A. Haloperidol
• Laki-laki, 42 tahun
• Banyak orang yang membuntutinya dan
mendengar suara-suara yang menyuruhnya
untuk menyakiti orang lain
• Pasien menerima pesan rahasia yang
disampaikan lewat siaran televisi
Terapi?
Skizofrenia (PPDGJ)
• Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
– Thought echo; Thought insertion or withdrawal; Thought broadcasting
– Delusion of control; Delusion of influence; Delusion of passivity; Delusion
perception
– Halusional Auditorik
– Waham-waham menetap jenis lainnya
• Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
– Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
– Blocking, inkoheren, atau neologisme
– Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor
– Gejala negatif seperti sikap apatis
adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)
Antipsikotik
• Antipsikotik generasi pertama (tipikal)
• Antagonis reseptordopamin D2
• Contoh: haloperidol dan chlorpromazine
• Efek samping: gejala ekstrapiramidal, neuroleptic malignant syndrome
– Hanya digunakan pada episode psikotik akut
• Antipsikotik generasi kedua (atipikal)
• Afinitas rendah terhadap reseptor D2, afinitas tinggi terhadap reseptor 5HT
• Contoh: risperidone, clozapine, dan olanzapine
• Efek samping neurologis (-)
• Efek samping metabolik (+)
– Obat pilihan pertama
160
Tn. Ciki, 24 tahun, datang dengan keluhan luka yang dirasakan
nyeri pada kelamin pasien. Pasien sudah pernah menderita
hal serupa sebelumnya dan telah berobat. Pada saat ini
ditemukan vesikel berkelompok dengan dasar eritema.
Tatalaksana yang paling tepat terhadap pasien tersebut
adalah…
Select one:
a. Benzatin penisilin 2.4 juta IU dosis tunggal
b. Asiklovir 5 x 200 mg selama 5 hari
c. Siprofloksasin 2 x 500 mg selama 3 hari
d. Doksisiklin 2 x 100 mg selama 14 hari
e. Asiklovir 5 x 200 mg selama 7 hari
160
- Tn. Ciki 24 tahun keluhan luka yang nyeri
pada kelamin
- Sudah pernah menderita hal serupa
sebelumnya
- PF à Vesikel berkelompok dengan dasar
eritema
- Dx à herpes genital rekurens
- Tatalaksana?
B. Asiklovir 5 x 200 mg
selama 5 hari
Herpes simpleks
• Infeksi HSV yang menyebabkan lentinglokal
• HSV 1 à perioral
• HSV 2 à genital
• Infeksi HSV-1 primer: terutama di bayi dan anak-
anak
• Gingivostomatitis:vesikel → pecah → ulkuspada
lidah, tenggorokan, palatum, dan mukosabuccal
• Demam
• Limfadenopati dengannyeri
Herpes simpleks genital (HG)
• Etiologi: Herpes simplex virus tipe 2 (lebih sering)
• Dapat rekuren karena dorman di ganglia dorsalis
medulla spinalis
• Klasifikasi klinis:
• HG episode pertama lesi primer
• HG episode pertama lesi non-primer
• HG rekuren
• HG asimptomatik
Sumber: Panduan pelayananmedis
PERDOSKI2011
HG episode pertama, primer
(pemeriksaan serologi HSV negatif)
• Vesikel à erosi à ulkus
• Berkelompok, dasar eritematosa,
nyeri (+)
• Paling sering: ulkus berkrusta
• Pembentukan lesi: 10 hari
• Mulai masa konvalesens di hari ke
12 hingga 21
• Gejala tambahan:
• Disuria, keputihan
• Keluhan sistemik (prodromal)
HG episode pertama, non-primer
(pasien dengan serologi HSV yang
sudah positif)
Pernah terinfeksi HSV jenis apapun
sebelumnya
• Efluoresensi = primer
• Jumlah lebih sedikit dan ringan
• Mulai masa konvalesens di hari
ke 10 hingga 14
• Gejala tambahan: jarang
Sumber: Panduan
pelayanan medis
PERDOSKI2011
HG rekuren
• Lesi dapat berupa: Vesikel à
erosi à ulkus
• Jumlah lbh sedikit, lbh ringan
• Lokasi = lesi primer
sebelumnya, unilateral
Predileksi: penis, vulva, anus,
bokong
• Menghilang dlm 5 hari
• Gejala tambahan:
Parestesia sblm lesi muncul
HG asimptomatik
• Tidak ada gejala
• Serologi antibodi herpes
positif
Sumber: Panduan pelayananmedis
PERDOSKI2011
160 B. Asiklovir 5 x 200 mg
selama 5 hari
Jadi, terapinya adalah…
161
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
me;epuh dilengan kiri dan sebagian badan atas sebelah kiri akibat
terkena minyak panas. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 110x/menit, napas 22x/menit,
temperatur 36,5 derajat C, VAS SCORE: 6 pada pemeriksaan fisik
didapatkan luka bakar seluas 15 persen, bagian kulit yang terkena
tamoak melepuh, bula (+) dasar kulit yang terkelupas tampak eritem ,
nyeri tusuk (+), dan masih didapatkan folikel rambut. Apakah diagnosis
yang tepat ?
A. Luka bakar grade I 15 persen akibat minyak panas
B. Luka bakar grade IV 15 persen akibat minyak panas
C. Luka bakar grade III 15 persen akibat minyak panas
D. Luka bakar grade II A 15 persen akibat minyak panas
E. Luka bakar grade II B 15 persen akibat minyak panas
161. D. Luka bakar grade II A 15 persen
akibat minyak panas
– Laki-laki, 45 tahun
– Melepuh di lengan kiri dan sebagian badan atas sebelah
kiri
– Akibat terkena minyak panas
– TTV: TD 140/80mmHg, N 110 x/menit, RR 22x/menit, S
36,5°C, VAS SCORE:6
– Luka bakar seluas 15 %
– Tampak melepuh, bula (+)
– Dasar kulit yang terkelupas tampak eritem
– Nyeri tusuk (+) dan masih didapatkan folikel rambut
Diagnosis?
Luka Bakar
•
•
Definisi
cedera jaringan akibat kontak
langsung dengan api, cairan panas,
gas, bahan kimia, listrik, atau radiasi.
Klinis
Derajat luka bakar :•
•
–
Derajat 1  di epidermis, sembuh dalam
5-7 hari, tampak sebagai eritema, ada
nyeri atau hipersensitivitas setempat
Derajat 2  sampai dermis, ada sedikit
elemen epitel sehat yang tersisa, ada
nyeri, bula berisi eksudat.
Derajat 3  sampai subkutis hingga
organ yang lebih dalam, tidak ada elemen
hidup yang tersisa, kulit tampak
pucat/abu-abu/gelap/hitam, permukaan
kulit lebih rendah dari sekitar, tidak ada
bula dan tidak ada nyeri.
–
–
Rule of 9
Menghitung Luas Luka
Bakar
Pada orang dewasa (Rule of Nines):
•
•
•
•
Kepala dan leher : 9 % Kepala dan leher
Thoraks dan abdomen
anterior: 18%
Thoraks dan abdomen
posterior: 18%
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Genitalia
: 18 %
Thoraks dan abdomen anterior:
18%
Thoraks dan abdomen
posterior: 18%
• •
•
•
•
•
•
•
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Genitalia
: 9%
: 18%
: 1%
: 9%
: 14%
: -
Luka bakar kecil : 1% dihitung
dengan ukuran telapak tangan
pasien
Resusitasi
• Pada pasien luka bakar dengan TBSA> 15%.
• Baxter /Parkland Formula:
– 4 mL Ringer laktat x kgBB x % luas luka bakar
– Selama 24 jam pertama ½ vol dimasukkan dalam 8
jam pertama paska luka bakar,
– sisanya dalam 16 jam berikut.
Koloid 24 jam kedua, apabila pemenuhan
kebutuhan cairan belum tercapai .
Pemantauan resusitasi cairan
Pantau jumlah urine (N = 0,5-1 cc / kg / jam).
Indikasi rawat :
• Luka bakar derajat dua atau tiga lebih
dari 10% TBSA pada pasien di bawah 10
tahun atau lebih dari 50 tahun
• Luka bakar derajat dua lebih dari
• 20% TBSA pada usia berapapun.
• Luka bakar derajat tiga lebih dari
• 5% TBSA pada usia berapapun
• Luka bakar yang signifikan pada
wajah, tangan, kaki, alat kelamin, atau
perineum
• Luka bakar karena tersengat listrik /
petir
• Luka bakar signifikan akibat
bahan kimia
• Trauma inhalasi, trauma
mekanis,
• atau penyakit medis lain yang
sudah ada sebelumnya
• Luka bakar yang membutuhkan
dukungan sosial, emosional, atau
rehabilitasi jangka panjang,
terutama apabila dicurigai
terdapat kekerasan pada anak.
162
162. Seorang perempuan berusia 38 tahun diantar
suaminya ke praktek dokter umum karena adanya perubahan
perilaku menjadi pendiam. Keluhan ini dialami sejak
melahirkan anak pertama, beberapa hari setelah melahirkan
terlihat acuh terhadap bayinya, terlihat diam sendiri, sering
menangis sendiri dan mengurung diri dikamar. Riwayat ANC
dan PNC di bidan baik. Tidak ditemukan halusinasi dan
waham. Apakah diagnosis pada wanita tersebut ?
A. Psikotik masa nifas
B. Gangguan afektif
C. Psikotik akut
D. Babby blues
E. Skizofrenia
162. D. Baby blues
• Perempuan,38 tahun
• Perubahan perilaku menjadi pendiam.
• Keluhan dialami setelah melahirkan anak yang
pertama, beberapa hari setelah melahirkan
terlihat acuh kepada bayinya, terlihat diam
sendiri, sering menangis sendiri dan mengurung
diri dikamar.
• Riwayat dan PNC dibidan baik. Tidak ditemukan
halusinasi dan waham.
• Apa diagnosis pada wanita tersebut ?
Babby bluesBabby blues
“Baby Blues” vs. Post-Partum Depressi
Onset
Baby Blues Postpartum
Depression
Onset at 3rd or 4th
day post-delivery
and can last from
a few days to a
few weeks
Onset can be
anytime one year
after delivery
“Baby Blues” vs. Post-Partum Depressio
Prevalence
Baby Blues Postpartum
Depression
70-80% of women
will experience
depressive
symptoms that
disappear within a
few weeks.
10% experience
some degree of
postpartum
depression which
can last a year.
Postpartum Depression
• Highest vulnerability is in first 3 months after
delivery
• Three types of postpartum disturbances:
1. Postpartum blues (“baby blues”)
2. Postpartum depression
3. Postpartum psychosis
• Postpartum depression should be
distinguished from postpartum adjustment
Post Partum Psychosis
• Rare: occurs in 0.1-0.2% of births
• Usually occurs 3-6 weeks after delivery
• Higher risk associated with bipolar disorder
and schizoaffective disorder patients
• Postpartum Psychosis, untreated, can lead to:
– Child Abuse
– Suicide
– Infanticide
Post-Partum Psychosis
Symptoms
• Delusions
• Hallucinations
• Sleep disturbances
• Obsessive thoughts about the baby
• Rapid mood swings (which mimic bipolar
disorder)
• Extreme anxiety, agitation
• Suicidal and homicidal thoughts
163
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa ke
puskesmas karena keluhan nyeri perut. Anak tidak BAB 2
hari terakhir. Tadi pagi anak muntah disertai cacing
dengan panjang sekitar 15 cm. pada pemeriksaan fisik
didapatkan anak gelisah, kesakitan, perut kembung dan
tampak gambaran gerakan usus pada dinding perut.
Apakah diagnosis yang paling mungkin ?
A. Toxocariasis
B. Trikuriasis
C. Strongiloidiasis
D. Askanasis
E. Sindrom loeffler
163. D. Askariasis
• Anak laki-laki,5 tahun
• Keluhan nyeri perut, tidak BAB dua hari terakhir.
• Muntah disertai cacing dengan panjang sekitar 15
cm.
• PemFis: KU gelisah, kesakitan, Abdomen: perut
tampak kembung, dan tampak gambaran gerakan
usus pada dinding perut.
Diagnosis?
Massa Cacing
• Obstruksi oleh cacing askaris paling sering ditemukan pada
anak karena hygiene kurang sehingga infestasi cacing
terjadi berulang-ulang dan usus halus lebih sempit daripada
usus halus orang dewasa sedangkan ukuran cacaing sama
besar. Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu
gumpalan padat yang terdiri dari sisa makanan dan puluhan
ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian
obat cacing.
• Gejala klinik, pada awalnya keadaan umum tidak terlalu
parah, tetapi anak dapat menderita serangan kolik tanpa
berhenti jika obstruksi menjadi total. Muntah terjadi saat
terjadi serangan kolik dan anak menjadi gelisah.
164
Seorang laki-laki berusia 43 tahun dengan keluhan mata
kirinya mendadak kabur. Dari anamnesis pasien adalah
menderita DM sejak 10 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
didapatkan virus mata kiri 3/60, segmen anterior tenang,
lensa keruh tipis, badan kaca jernih, retina didapatkan blot (+),
eksudal (+), neovaskularisasi diretina (-). Apakah yang
menyebabkan penurunan visus pada penderita ?
A. Edema macula
B. Lensa yang keruh
C. Perdarahan retina
D. Kelainan refraksi
E. Eksudat dikornea
164. A. Edema macula
– Laki-laki, 43 tahun
– Mata kirinya mendadak kabur
– Riw DM 10 thn
– VOS 3/60, Lensa keruh tipis, badan kaca jernih,
retina blot(+), eksudat (+), dan edema makula (+),
neovaskularisasi(-), TIO (N)
Penyebab VISUS turun?
Penyebab RD
• Penyempitan pembuluh darah di mata, yang dapat
mengakibatkan kebocoran atau terjadi pendarahan, dan
penimbunan cairan dan materi berlemak dalam retina, yang
dapat menyebabkan terjadinya kondisi edema makula, yang
akan menyebabkan penglihatan yang kabur
• Kerusakan yang mungkin terjadi pada pembuluh darah dekat
area retina mata akan menyebabkan tubuh secara alami
merangsang pertumbuhan pembuluh darah yang baru yang
lebih lemah
165
Seorang laki-laki berusia 50 tahun dibawa ke UGD RS oleh
petugas hotel dengan mobil ambulans. Petugas hotel
menemukan pasien terbaring dengan pernapasan yang dagkal
dan tidak teratur. Petugas ambulans menyatakan bahwa
pasien sempat mengalami kejang ketika didalam ambulans.
Pada pemeriksaan ditemukan bahwa pupilnya mengalami
miosis dan kesadarnnya stupor. Apakah terapi yang
seharusnya diberikan pada kasus tersebut ?
A. Diazepam intravena
B. Diuresis paksa
C. Fenobarbital intravena
D. Haloperidol intramuscular
E. Nalokson intravena
165. E. Nalokson intravena
• Laki-laki, 50 tahun
• Pasien terbaring dengan pernafasan yang
dangkal dan tidak teratur.
• Kejang ketika ketika didalam ambulan.
• Kesadaran: stupor, Mata: pupil miosis
Terapi?
Antidotum
• Antikolinergik : charcoal 1g/kg
• Kolinergik : atropin 1-2 mg
• Halusinogenik : diazepam 1 amp
• Opioid : naloxone 0,4-2 mg IV diulang
3 menit
• Simpatomimetik : diazepam 1 amp
• Sedatif hipnotik : flumazenil
166
Seorang perempuan berusia 35 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan nyeri
pada tungkai kanan 1 jam yang lalu setelah jatuh dari motor setengah jam
yang lalu. Nyeri dirasakan semakin memberat tungkai kanan bengakk dan
sulit digerakkan. Saat kejadian pasien tidak sadar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum tampak lemah, somnolen, gizi kesan cukup.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 90/60 mmHg, nadi 110x/menit,
temperatur 36,2 derajat C, napas 22x/menit. Status lokalis didapatkan luka
sobek ukuran 15 cm x 5 cm pada 1/3 distal tungkai kanan, globul fat, dan
ekspulsi tulang. Ukuran tungkai kanan lebih pendek daripada tungkai kiri.
Apakah komplikasi jangka pendek yang tepat ?
A. Syok hipovolemik
B. Syok neurogenik
C. Infeksi sekunder
D. Nekrosis jaringan
E. Anemia
166. A. Syok hipovolemik
• Perempuan, 35 tahun
• Nyeri pada tungkai kanan sejak 1 jam yang lalu, setelah jatuh
dari motor setengan jam yang lalu.
• Nyeri dirasakan semakin memberat, tungkai kanan bengkak, dan
sulit digerakan.
• Saat kejadian pasien tidak sadar.
• PemFis: KU tampak lemah, somnolen, gizi kesan cukup
• TTV: TD 90/60 mmHg, N 110 x/menit, S 36,2°C, RR 22 kali/menit
• Status lokalis: luka sobek ukuran 15cm x 5cm pada 1/3 distal
tungkai kanan, globut fat, dan ekspulsi tulang, ukuran tungkai
kanan lebih pendek dari pada tungkai kiri.
Komplikasi jangka pendek?
PERKIRAAN KEHILANGAN CAIRAN
DAN DARAH
167
Seorang perempuan berusia 23 tahun dibawa keluarganya ke
puskesmas karena tidak mau makan dan minum selama 2
minggu terakhir. Dari anamnesis diapatkan pasien hanya diam
mematung dan tidak mau berbiacara. Pasien tidak BAB dan
terkadang mengompol disembarang tempat. Bila dimasukkan
makanan ke mulutnya pasien tidak mau mengunyah. Pasien
dirujuk ke rumah sakit jiwa. Apakah terapi pilihan yang tepat
akan diterima dirumah sakit jiwa ?
A. Antipsikotik injeksi
B. Terapi kejang listrik
C. Psikoterapi kelompok
D. Fisioterapi
E. Injeksi muscle relaxant
167. B
– Wanita 23 tahun
– Tidak mau makan & minum sejak 2 minggu terakhir
– Saat anamnesis pasien tidak mau bicara dan hanya
diam mematung
– BAB (-), BAK sembarangan sering mengompol
– Bila dimasukkan makanan kemulutnya pasien diam
dan tidak mau mengunyah
Terapi??
Klasifikasi skizofrenia
• Paranoid: waham dan halusinasi
• Hebefrenik: disorganized, proses pikir yang tidak
terorganisasi. perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi
terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme,
menolak untuk bergerak (negativisme)
• Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik, ataupun
katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu,
tapi sekarang hanya tinggal gejala negatifnya saja.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri dari
lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa lalu
Kategori Obat Antipsikotik
• Terdapat 3 kategori obat antipsikotik yang
dikenal saat ini, yaitu
1. Antipsikotik konvensional
2. Newer atypical antipsycotics
3. Clozaril (Clozapine)
Antipsikotik konvensional
1. Haldol (haloperidol)
2. Stelazine ( trifluoperazine)
3. Mellaril (thioridazine)
4. Thorazine ( chlorpromazine)
5. Navane (thiothixene)
6. Trilafon (perphenazine)
7. Prolixin (fluphenazine)
Newer atypical antipsycotics
1. Risperdal (risperidone)
2. Seroquel (quetiapine)
3. Zyprexa (olanzopine)
Clozaril
Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990,
merupakan antipsikotik atipikal yang pertama. Clozaril
dapat membantu ± 25-50% pasien yang tidak merespon
(berhasil) dengan antipsikotik konvensional. Sangat
disayangkan, Clozaril memiliki efek samping yang jarang
tapi sangat serius dimana pada kasus-kasus yang jarang
(1%), Clozaril dapat menurunkan jumlah sel darah putih
yang berguna untuk melawan infeksi. Ini artinya, pasien
yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel
darah putihnya secara reguler. Para ahli
merekomendaskan penggunaan Clozaril bila paling sedikit
2 dari obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.
168
Seorang perempuan 23 tahun dibawa ke IGD RS dengan
keluhan pada bahu kanan setelah terbentur stang motor 1
jam yang lalu. Nyeri dirasakan semakin memberat, bahu
kanan semakin memberat dan sulit digerakkan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan luka memar pada daerah bahu
kanan, nyeri bahu kanan saat tangan diangkat, dan ROM
terbatas. Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat ?
A. CT-Scan bahu dekstra
B. Darah rutin
C. Foto rontgent os humeri dekstra
D. Foto rontgent thoraks
E. Foto rontgent clavicula dekstra
168. E. Foto rontgent clavicula dekstra
• Perempuan, 23 tahun
• Bahu kanan terbentur stang motor 1 jam lalu
• Nyeri pada bahu kanan bengkak dan sulit
digerakan.
• PemFis: luka memar pada daerah bahu kanan,
nyeri bahu kanan saat tangan diangkat, dan ROM
terbatas
Pemeriksaan Penunjang??
Diagnosa didasarkan dari gejala nyeri yang ada dan
riwayat penyakit atau aktifitas sebelumnya. Gejala yang
timbul akibat frozen shoulder umumnya berjalan secara
lambat dan bersifat kronis. Beberapa keadan lain seperti
peradangan sendi atau otot bahu, artritis degeneratif
sendi bahu, juga dapat memberikan keluhan dan gejala
yang hampir sama, yaitu pembengkakan, nyeri dan
kekakuan, namun gejala umumnya timbul lebih cepat.
Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan rentang gerak
sendi bahu yang secara signifikan terbatas, baik ketika
bahu digerakkan sendiri oleh penderita (pemeriksaan
jangkauan aktif gerak) atau saat bahu digerakkan oleh
pemeriksa (pemeriksaan jangkauan pasif gerak).
Keterbatasan gerak bahu hampir ke segala arah
baik pada pemeriksaan jankauan aktif dan pasif,
dan hal ini yang membedakan dengan kelainan
tendinitis pada Rotator Cuff (peradangan pada
tendon otot-otot bahu), dimana nyeri dan
keterbatasan arah pergerakan sendi lebih sesuai
dengan lokasi tendon yang mengalami
peradangan (tidak ke segala arah).
Pemeriksaan penunjang seperti Foto Rontgen,
MRI (Magnetic Resonance Imaging) atau
ultrasonografi kadang diperlukan untuk
memastikan diagnosis ataupun untuk
169
Seorang laki-laki berusia 56 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS karena tidak
sadar. Dari anamnesis diketahui sebelumnya pasien mengeluh nyeri dada.
Pemeriksaan fisik didapatkan nadi tidak teraba dan tidak ada napas. Hasil
pemeriksaan EKG terdapat gambaran :
Apakah tindakan yang paling tepat pada pasien tersebut ?
A. Menentukan waktu kematian karena pasien telah meninggal dunia
B. Melakukan defibrilasi dengan kekuatan 360 joule
C. Pemberian amiodarone i.v
D. Pemberian adrenalin 1 ampul
E. Melakukan resusitasi jantung paru dilanjutkan pemberian adrenalin
169. E. Melakukan resusitasi jantung
paru dilanjutkan pemberian adrenalin
• Laki-laki, 56 tahun tidak sadarkan diri
• Sebelumnya pasien mengeluh nyeri dada
• PemFis: nadi tidak teraba, tidak ada napas
• EKG :
Tindakan awal yang tepat?
Ventrikel Fibrilasi
Ventrikel Takikardi
Pulseless Electrical Activity
• PEA rhythm occurs when any organized heart
rhythm that is observed on the electrocardiogram
(ECG) does not produce a pulse. PEA can come in
many different forms. Sinus Rhythm, tachycardia,
and bradycardia can all be seen with PEA.
• Pulseless electrical activity usually has an
underlying treatable cause. The most common
causes for PEA in emergency situations are
hypovolemia and hypoxia.
Pulseless Electrical Activity
Question!
• If you saw the rhythm below after
defibrillation, how would you determine if it is
pulseless electrical activity?
LS Cardiac Arrest Algorithm.
Robert W. Neumar et al. Circulation.
2010;122:S729-S767
Copyright © American Heart Association, Inc. All
170
Seorang pasien perempuan 47 tahun datang ke puskesmas kerena
sesak napas sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga merasakan demam
batuk dengan dahak seperti jelly. Pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum tamapak sakit sedang. Frekuensi napas 25x/menit, TD
100/70 mmHh, tempertaure 38, 9 derajat C. hasil pemeriksaan fisik
didapatkan perkusi pekak pada 2 paru dari retraksi iga. Hasil
pemeriksaan radiologis ditemukan gambaran konsolidasi difus
bilateral. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut ?
A. Bronkopneumonia
B. Pneumonia
C. Pneumonia aspirasi
D. Pneumonia lobaris
E. Abses paru
170. B. Pneumonia
• Perempuan, 47 tahun
• Sesak napas sejak 1 hari yang lalu
• Demam dan batuk dengan dahak seperti jelly
• TTV: TD 100/70mmHg, RR 25 x/menit, S 38,9°C
• PemFis: perkusi pekak pada kedua paru dan
retraksi iga
• Rö Thorax: gambaran konsolidasi difus bilateral.
Diagnosis?
• Pneumonia adalah peradangan
paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus,
jamur, parasit).
• Pneumonia yang disebabkan
M.tuberkulosis tidak termasuk.
• Pneumonitis adalah
peradangan paru yang
disebabkan oleh non
mikroorganisme (bahan kimia,
radiasi, aspirasi bahan toksik,
obat-obatan).
• Pneumonia dapat disebabkan
oleh berbagai macam
mikroorganisme, yaitu bakteri,
virus, jamur dan protozoa.
PNEUMONIA
Pemberian antibiotik berdasarkan
penyebab
Pneumonia komuniti
• Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang
didapat di masyarakat. Pneumonia komuniti
ini merupakan masalah kesehatan yang
menyebabkan angka kematian tinggi di dunia.
• Menurut kepustakaan penyebab pneumonia
komuniti banyak disebabkan bakteri Gram
positif dan dapat pula bakteri atipik.
Diagnosis
• Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari
anamnesis, gejala klinis pemeriksaan fisis, foto toraks
dan labolatorium. Diagnosis pasti pneumonia komuniti
ditegakkan jika pada foto toraks trdapat infiltrat baru
atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih
gejala di bawah ini :
• Batuk-batuk bertambah
• Perubahan karakteristik dahak / purulen
• Suhu tubuh > 380C (aksila) / riwayat demam
• Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda konsolidasi,
suara napas bronkial dan ronki
• Leukosit > 10.000 atau < 4500
Penatalaksanaan
• Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan
utama pada pneumonia termasuk atipik.
Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang
disebabkan oleh M.pneumoniae, C.pneumoniae
dan Legionella adalahgolongan :
• Makrolid baru (azitromisin, klaritromisin,
roksitromisin)
• Fluorokuinolon
• Doksisiklin
171
Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke puskesmas karena
mengalaminpemaksaan hubungan seksual disertai kekerasan fisik oleh
atasannya. Pasien adalah seorang buruh pabrik. Pasien akan melapor kepada
polisi setelah pemeriksaan ada. Apakah tindakan yang paling tepat dokter
puskesmas lakukan mempertimbangan aspek medikolegal yang ada di
Indonesia ?
A. Melakukan pemeriksaan dan membuat surat keterangan medis yang
akan diserahkan kepada pasien setelah ada permintaan penyidik
B. Melakukan pemeriksaan dan mencatat hasilnya dalam rekam medic
untuk dibuatkan visum et repertum setelah ada surat permintaan penyidik
C. Membuat surat keterangan medic dan visum et repertum
berdasarkan pemeriksaan sesuai permintaan pasien
D. Merujuk kepada dokter spesialis obstetric dan ginekologi di RSUD
terdekat
E. Menyarankan pasien terlebih dahulu melaporkan kejaadian kepada
polisi dimana peristiwa terjadi.
171. E. Menyarankan pasien terlebih
dahulu melaporkan kejaadian kepada
polisi dimana peristiwa terjadi.
• Perempuan, 23 tahun
• Mengalami pemaksaan hubungan seksual
disertai kekerasan fisik oleh atasannya
• Pasien adalah seorang buruh pabrik
• Pasien akan melapor kepada polisi setelah hasil
pemeriksaan ada
Tindakan PALING TEPAT dokter puskesmas
lakukan berdasar aspek medikolegal di
Indonesia?
172
Seorang laki-laki berusia 20 tahun dibawa ke UGD RS karena terbakar
2,5 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan pasien tampak gelisah.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 90/40 mmHg, nadi 110x/menit,
napas 24x/menit, suhu 36,5 derajat C. dengan akral dingin. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan luka bakar wajah leher bagian depan dan
belakang, lengan atas kanan kiri melingkar, seluruh dada, punggung
sampai ke pantat. BB pasien 50 kg. berapa persen luka bakar pada
pasien tersebut ?
A. 45 persen
B. 36 persen
C. 27 persen
D. 60,5 persen
E. 54 persen
172. E. 54 persen
• Laki-laki, 20 tahun
• Terbakar 2,5 jam yang lalu
• KU : Gelisah
• PemFis : TD 90/40mmHg, N 110x/menit, RR 24
x/menit, S 36,5°C, akral dingin.
• Status lokalis: luka bakar pada wajah , leher bagian
depan, lengan atas kanan kiri melingkar ,seluruh
dada, punggung sampai pantat, BB pasien 50Kg.
Luas Luka Bakar %?
Rule of Nine
wajah dan leher bagian
depan belakang = 9%
lengan atas kanan kiri
melingkar = 18%
seluruh dada = 9 %
punggung sampai pantat =
18%
--------------------------------------
Derajat luka bakar
 Derajat I  hanya eritema, nyeri (+)
 Derajat IIA  merah (pucat dengan
penekanan), bula (+) dasar merah, nyeri (+)
 Derajat IIB  merah, tidak pucat dengan
penekanan, bula (+) dasar pecah, nyeri (-)
 Derajat III  putih/hitam, bula (-), nyeri (-)
Derajat luka bakar
173
Seorang Tn. Mahmud, 55 tahun datang ke dokter dengan keluhan rasa
tidak nyaman di mulut karena terasa asam sejak 2 minggu hampir
setiap malam. Keluhan memburuk setelah makan banyak pada malam
hari. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan IMT 33 kg/m2, TD
150/90 mmHg, laju nadi 92 kali/menit, dan laju napas 20 kali/menit.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan GDP 101 mg/dl, asam urat
9 mg/dl, dan kolesterol total 205 mg/dl. Kondisi yang dialami pasien
tersebut terutama diperberat dengan adanya...
Select one:
a. Hipertensi
b. Dislipidemia
c. Diabetes melitus
d. Obesitas
e. Hiperurisemia
• Pria 55 tahun, mulut terasa asam sejak 2 minggu,
hampir setiap malam.
• Memburuk setelah makan banyak pada malam
hari.
• IMT 33 kg/m2.
• Kondisi yang dialami pasien tersebut diperberat
dengan...
173 D. Obesitas
OBESITA
S
DAN
GERD
173 D. Obesitas
Jadi, jawaban yang benar
adalah…
174
Seorang perempuan berusia 47 tahun diantar keluarganya ke
dokter umum karena percobaan bunuh diri. Dari hasil
alloanamnesis diektahui pasien ditinggal suami selama 2
bulan sejak 2 minggu yang lalu. Sejak 2 minggu yang lalu
terlihat mengurung diri dikamar, tidak mau makan, sedih, dan
nafsu makan tidak ada, tidak bergairah dan gelisah. Sejak 1
minggu ini tidak bisa tidur. Apakah diagnosis yang paling
mungkin ?
A. Skizofrenia
B. Episode depresi
C. Skizoafektif tipe depresi
D. Insomnia
E. Gangguan depresi
174. E. Gangguan depresi
• Perempuan, 47 tahun
• Percobaan bunuh diri
• Ditinggal suami selama 2 bulan yang lalu.
Sejak 2 minggu yang lalu terlihat mengurung
diri dikamar, tidak mau makan, sedih dan
nafsu makan tidak ada,tidak bergairah dan
gelisah. Sejak 1 minggu ini tidak bisa tidur.
Diagnosis?
Depresi
• Gangguan suasana perasaan berupa mood yang turun,
berlangsung minimal 2 minggu.
• MLM  M-ood turun, L-elah terus, M-inat hilang
• Klasifikasi:
• Ringan: gangguan ringan dalam keseharian
• Sedang: gangguan cukup berat dalam beberapa
aspek kehidupan, biasanya muncul beberapa gejala
somatis seperti gangguan seksual, keluhan tubuh, sakit
kepala, dll.
• Berat: biasanya ada gejala psikotik (waham,
halusinasi), dapat disertai upaya bunuh diri
175
Seorang laki-laki berusia 20 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS
karena mengamuk dirumah. Dari hasil alloanamnesis keluhan disertai
perilaku memecahkan barang dan memukul semua orang yang
mendekatinya. Beberapa waktu pasien terlihat mengurung diri dkamar
dan tidak mau bergaul dengan temannya. Pasien ini tergolong pendiam
dan tertutup, sekolahnya berhenti dikelas 3 SMP. Dari pemeriksaan
psikiatri diketahui pasien mengatakan bahwa ia adalah titisan dewa
brahmana yang akan menghukum orang yang berbuat jahat. Sambil
komat kamit ia erusak barang yang ada dirumahnya. Apakah tindakan
yang akan pertama kali harus dilakukan ?
A. Psikoterapi
B. Fiksasi
C. Konsultasi
D. Konseling
E. Berikan antipsikitik oral
175. E. Berikan antipsikotik oral
– Laki-laki berusia 20 tahun
– Mengamuk, memecahkan barang, dan memukul
orang
– Sebelumnya pasien mengurung diri dikamar dan
tidak mau bergaul
– Sekolah berhenti sejak SMP kelas 3
– Mengaku titisan dewa Brahmana
176
Seorang perempuan 30 tahun hamil G1P0A0 datang
kepuskesmas dengan keluhan demam. Keluhan disertai
nyeri saat berkemih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
suhu 39 derajat C. dan terdapat nyero ketok sudut
cotovertebra. Pada pemeriksaan urin didapatkan silinder
lekosit. Apakah rencana tindakan yang anda sarankan ?
A. Perlu diberikan profilaksis dengan antibiotika dosis
rendah
B. Perlu rawat inap dan antibiotika parenteral
C. Tidak perlu diobati antibiotika
D. Perlu diobati dengan antibiotika oral selama 3 hari
E. Perlu diobati antibiotika oral selama 14 hari.
176. E. Perlu diobati antibiotika oral
selama 14 hari
• Perempuan, 30 tahun, hamil G1P09A0 nyeri saat
berkemih
• PemFis: S 39°C dan nyeri ketok CVA
• Urinalisis: silinder lekosit
Tatalaksana?
Diagnosis? ISK pada ibu hamil
• Indikasi rawat inap  ibu hamil
ISK = Infeksi saluran kemih
• • ISK non-komplikata:
– sistitis pada perempuan tidak
hamil imunokompeten tanpa
penyakit struktural atau
neurologik yang mendasari
• • ISK komplikata:
– ISK atas pada perempuan
– ISK apapun pada pria atau
perempuan hamil
– ISK dengan kelainan
struktural atau imunosupresi
Manifestasi klinis •
Manifestasi klinis
1. Sistitis: disuria, urgensi,
frekuensi (gejala LUTS),
urin keruh, NT
suprapubik, demam (-)
2. Uretritis: mirip sistitis,
tapi ada kencing nanah
3. Prostatitis: demam,
nyeri perineum, NT
prostat pada RT
4. Pielonefritis: demam
tinggi, nyeri pinggang,
mual muntah, nyeri
ketok CVA
ISK
Etiologi
• Non-komplikata: E. coli
• Komplikata: E. coli,
enterococci, pseudomonas
• Uretritis: C. trachomatis, N.
gonorrhoeae
Penunjang
• Urinalisis: pyuria,
bakteriuria
• Urinalisis penting pada
wanita hamil untuk mencari
bakteriuria asimptomatik
• Tata laksana
• Sistitis: fluorokuinolon atau
cotrimoxazolePO selama 3
hari (non-komp) atau 2
minggu (komp)
• Uretritis: ceftriaxon 250 mg
IM 1 (untukNeisseria)+
doxycycline 2x100 mg PO atau
azithromycin 1 g PO 1x (untuk
Chlamydia)
• Prostatitis: fluorokuinolon
atau cotrimoxazole PO 2-4
minggu
• Pielonefritis: fluorokuinolon
177
Seorang perempuan berusia 55 tahun dibawa ke UGD RS. Dari
keluarga yang mengantar diperoleh informasu pasien
mengelug sakit kepala mendadak, disertai bicara kacau. Pada
pemeriksaan didapatkan TD 195/95 mmHg, nadi 50x/menit,
frekuensi napas 16x/menit, suhu tubuh 37 derajat C, bicara
kacau, GCS E2M5V2, pupil kanan 4 mm, RC (+), pupil kiri 2
mm. apakah kemungkina diagnosis yang paling tepat untuk
kasus tersebut?
A. Transient ischemic attack (TIA)
B. Sumbatan arteri serebri media
C. Stroke iskema
D. Perdarahan intraserebral
E. Pecahnya AVM
177. D. Perdarahan intraserebral
• Perempuan, 55 tahun
• Sakit kepala mendadak, disertai bicara kacau,.
• TTV: TD 195/95 mmHg, N 50 x/menit, RR 16
x/menit, S 37°C.
• GCS E2M5V2, Mata Ø pupil kanan 4 mm dan
pupil kiri 2 mm RC (+)/(+).
Diagnosis?
Stroke iskemik Vs
Etiologi: trombus/emboli
• Klinis:
• Anamnesis: defisit neurologis akut
(seringnya hemiparesis)
• PF: kesadaranumumnya
tidakmenurun
• tanda lesi UMN (hiperrefleks, ada
reflex patologis)
• Penunjang (CT Scan): area hipodens
serebrum
• Tatalaksana:
• Trombolitik (r-TPA) 3-4,5 jam
setelahonset
• Aspirin 325 mg
• Clopidogrel 300 mg
• Aspirin 325 mg + dipyridamole 2x200
mg
Stroke
hemoragikEtiologi: perdarahan
intraserebral
• Klinis:
– Anamnesis: defisit neurologis
akut +penurunan kesadaran +
nyeri kepala + muntah proyekti
– PF: tanda lesi UMN, hipertensi
– Penunjang (CT Scan): area
hiperdens di serebrum
• Tatalaksana:
– Bedah, Medikamentosa
• Antihipertensi
• Agendiuretik osmotic (misal
manitol)
178
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang kepuskesmas dengan
keluhan mata kanan kabur sejak 3 hari yang lalu. Mata kanan merah
terasa sakit berdenyit dan pasien mengeluh mual dan muntah.hasil
pemeriksaan virus OD 1/60 dan virus OS 6/6. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan mata kanan tampak konjungtiva hiperemi dengan
perikornea, bilik mata dangkal (tertutup) pupil mid dilatasi, mata kiri
tenang dengan sudut bilik mata dangkal. Pemeriksaan tonometry
tekanan intraocular 59 mmHg, apa diagnosis yang paling mungkin
pada mata kanan ?
A. Galukoma sudut terbuka primer
B. Galukoma sudut tertutup primer khronis
C. Galukoma sekunder sudut terbuka
D. Galukoma sudut tertutup primer akut
E. Glaucoma tekanan rendah (LTG)
178. D. Galukoma sudut tertutup
primer akut
• Laki-laki, 50 tahun
• Mata kanan kabur sejak 3 hari yang lalu
• Mata kanan merah terasa sakit berdenyit, mual, dan
muntah
• Visus OD 1/60 dan OS 6/6
• PemFis: OD tampak konjungtiva hiperemi dengan
perikornea, bilik mata dangkal (tertutup) pupil mid
dilatasi; OS tenang dengan sudut bilik mata dangkal
• Tonometry: TIO 59 mmHg
Diagnosis OD?
GLAUKOMA
GLAUKOMA AKUT
• Mata merah
• Pandangan kabur
mendadak,
• Sakit kepala
• Mual dan muntah,
• Melihat halo ( warna-
warni) disekitar bola
lampu dan silau
GLAUKOMA KRONIS
• Pandangan kabur secara
perlahan-lahan,
• sakit kepala,
• Sering menabrak benda
sekitarnya ,
• melihat pelangi atau cahaya
di pinggir objek yang sedang
dilihat (halo)
Ruang anterior secara anatomis menyempit  iris terdorong ke depan,
menempel ke jaringan trabekula hambat humor akueus mengalir ke saluran
schlemm.
Peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau
lensa yang mengeras karena usia tuaPergerakan iris ke depan terganggu
Peningkatan TIO dorong perbatasan antara saraf optikus dan retina 
vaskularisasi ke n.II berkurang nekrosis sel muncul bintik buta pada
lapang pandang mata.
179
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS
karena berprilaku aneh dan sulit berkomunikasi. Selama dokter
melakukan anamnesis dengan keluarganya pasien tampak bersiri satu
kaki dengan tangan teracung ke atas selama beberapa jam. Pasien
merespon dengan pertanyaan dokter dan tampaknya tidak waspada
dengan situasi disekitarnya. Pasien secara aktif melawan setiap upaya
untuk merubabh posisinya. Apakah yang ditunjukkan oleh pasien pada
kasus tersebut ?
A. Apraxia
B. Synaesthesia
C. Posturing
D. Dystonia
E. Echopraxia
179. C. Posturing
• Laki-laki, 30 tahu
• Sering berprilaku aneh dan sulit diajak komunikasi.
• Selama dokter melakukan anamnesis dengan
keluarganya pasien tampak berdiri satu kaki dengan
tangan kanan teracung keatas selama beberapa jam.
• Pasien tidak merespon dengan pertanyaan dokter dan
tampaknya tidak waspada dengan situasi di sekitarnya.
• Pasien secara aktif melawan setiap upaya untuk
merubah posisinya.
Gejala pada pasien?
Echopraxia perilaku meniru gerakan yang dilakukan oleh
orang lain
ApraxiaSuatu kondisi di mana seseorang tidak bisa lagi
melakukan gerakan ketika diminta untuk melakukannya.
Kelainan tersebut terjadi bukan karena ada yang salah dengan
otot-ototnya, melainkan pada otak.
Dystonia  kondisi medis yang dikarakterisasikan dengan
kontraksi otot secara tidak sadar yang disebabkan postur
abnormal dan gerakan yang berulang. Dalam beberapa kasus,
gerakan yang mirip dengan getaran. Gerakan secara sengaja
pada otot yang sakit akan membuat kondisi semakin parah dan
menyebar ke otot terdekat.
SynaesthesiaSuatu kondisi orang yang sedang dalam
pengaruh zat halusinogen, ataupun kondisi dimana orang bisa
memproyeksikan pikirannya pada orang lain. Banyak
halusinogen dikenal sebagai penyebab berbagai tahap
180
Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke puskesmas
dengan keluhan dadasering berdebar-debar sejak 1 bulan
yang lalu. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
TSH menurun, free T3 dan free T4 meningkat, skintigrafi
didapatkan uptake hormone tiroid yang meningkat dan
difuse. Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus
tersebut ?
A. Toxic adenoma
B. Toxic multinodular goiter
C. Subklinikal hipertiroidisme
D. Grave’s disease
E. Tiroiditis
180. D. Grave’s disease
• Laki-laki, 45 tahun
• Keluhan dada sering berdebar-debar sejak 1
bulan yang lalu
• PemLab: TSH menurun, free T3 dan free T4
meningkat, skintigrafi didapatkan uptake
hormone tiroid yang meningkat dan difuse
Diagnosis paling tepat?
Grave’s disease
Klasifikasi penyebab Mekanisme patogenesis
Produksi lebih hormon tiroid :
Penyakit Graves
Goiter multinodular toksik
Adenoma folikular
Penyakit hipotalamus
Tumor sel germinal (mola hidatidosa,
koriokar-sinoma)
Karsinoma tiroid folikular metastasis
Antibodi merangsang TSH-R [TSH-R(stim)
Ab] Hiperfungsi otonom
Hiperfungsi otonom
Produksi lebih TRH
Stimulasi HCG
Metastasis fungsional
Kerusakan kelenjar tiroid :
Tiroiditis limfositik
Tiroiditis granulomatosa (subakut)
Tiroiditis Hashimoto
Penglepasan hormon simpan
Penglepasan hormon simpan
Penglepasan hormon simpan selintas
Lain-lain :
Tirotoksikosis medikamentosa Makan hormon tiroid eksogen berlebih
Gejala
Kewaspadaan, emosi labil, gelisah, mudah terangsang
Konsentrasi terganggu
Otot lemah, mudah lelah
Palpitasi (debar jantung mencepat)
Selera makan meningkat, berat badan menurun
Defekasi (b.a.b.) sering
Tidak tahan panas
Tanda
Hiperkinesia, bicara cepat
kelemahan otot proksimal (kuadriseps), tremor halus
Kulit halus, basah; rambut halus, banyak; kuku pecah (onikolisis)
Gerak kelopak mata lamban (lid lag), menatap, kemosis, edema
periorbital (sekitar mata), mata melotot (proptosis)
Bunyi jantung I keras, denyut cepat (takikardia), fibrilasi atrial,
Laboratori
um
TSH serum menurun
Tiroksin bebas, T4 dan T3 serum, T3 resin atau T4 uptake, free
thyroxine index semua meningkat
Ambilan Yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid meningkat
Basal metabolic rate (BMR) meningkat
Kadar kolesterol serum menurun
Temuan klinis pada Hipertiroid (Tirotoksikosis)
Pada hipertiroid subklinis didapatkan kadar rendah TSH
dengan T3 dan T4 normal (biasanya normal tinggi,
dekat batas atas rentang rujukan) sedangkan gejala
klinis tiada atau sedikit / tidak nyata.
Keadaan ini mencerminkan adanya pengurangan
produksi dan sekresi TSH sebagai respons terhadap
peningkatan ringan hormon tiroid yang masih dalam
rentang rujukan sebe-lum klinis nyata.
Dapat dibedakan antara yang endogen, misalnya
berkaitan dengan penyakit Graves atau goiter nodular,
dan yang eksogen, berkaitan dengan pengo-
batan levothyroxine.
181
Seorang laki-laki berusia 40 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan
panas seperti terbakar pada muka dan dada sejak ½ jam yang lalu,
setelah tersirami air keras. Panas disertai nyeri dan lepuh. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum compos, mentis, tampak
kesakitan, gizi kesan cukup. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan
TD 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, temperature 37,8 derajat C.
frekuensi napas 18x/menit. Status lokalis didapatkakn hiperemia dan
luka lepuh searuh muka kiri, leher kiri dan dada kiri. Apakah tindakan
awal yang tepat ?
A. Kompres luka dengan ovidon iodine
B. Beri analgetik peroral
C. Beri salep antibiotic pada luka
D. Kompres luka dengan NaCl
E. Injeksi analgetik IM
181. D. Kompres luka dengan NaCl
• Laki-laki, 40 tahun
• Napas seperti terbakar pada muka dan dada sejak ½ jam
yang lalu setelah tersiram air keras
• Panas disertai nyeri dan lepuh.
• PemFis: KU compos mentis, tampak kesakitan, gizi kesan
cukup
• TTV : TD 120/80 mmHg, N 88x/menit, S 37,8°C, RR 18
kali/menit
• Status lokalis : hiperemia dan luka lepuh separuh muka kiri,
leher kiri dan dada kiri
Tindakan awal?
182
Seorang laki-laki berusia 23 tahun diantar keluarganya karena
kesadaran menurun sejak 3 jam yang lalu. Dari hasil
alloanamnesis diketahui bahwa pasien pernah menggunakan
obat tidur dan alcohol, tidak ada riwayat penyakit jiwa berat.
Hanya riwayat perilaku yang mudah emosi. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kesadaran somnolen, tanda vital TD 150/100
mmHg, nadi 90x/menit, napar 15x/menit, suhu 37,5 derajat C.
apakah diagnosis yang paling mungkin ?
A. Hiperglikemik
B. Intoksikasi zat
C. Penyalahgunaan zat dalam keadaan with drawl state
D. Delirium organic
E. Delirium metabolic
182. C. Penyalahgunaan zat dalam
keadaan withdrawl state
– Laki-laki usia 23 tahun
– Kesadaran menurun sejak 3 jam lalu
– Pasien pernah menggunakan obat tidur dan alcohol
– Tidak ada riwayat penyakit jiwa berat
– Riwayat perilaku yang mudah emosi
– Kesadaran somnolen
– TTV: TD 150/100 mmHg, N 90 x/menit, RR 15
kali/menit dan S 37,5°C
Diagnosis?
Penyalahgunaan zat dalam kesadaran
withdrawl state :
– Biasanya timbul dalam 6-10 jam setelah pemberian obat yang
terakhir dan puncaknya pada 36-48 jam.
– 6 – 12 jam: lakrimasi, rhinorrhea, sering menguap, gelisah
– 12 – 24 jam: tidur gelisah, iritabel, tremor, midriasis, anoreksia
– 24-72 jam: semua gejala di atas intensitasnya bertambah
disertai adanya kelemahan, depresi, nausea, vomitus, diare,
kram perut, nyeri pada otot dan tulang, kedinginan dan
kepanasan yang bergantian, peningkatan tekanan darah dan
denyut jantung, gerakan involunter dari lengan dan tungkai
– Dehidrasi dan gangguan elektrolit
– Selanjutnya, gejala hiperaktivitas otonom mulai berkurang
secara berangsur-angsur dalam 7-10 hari, tetapi penderita
masih tergantung kuat pada obat.
183
Seorang perempuan berusia 46 tahun datang ke psukesmas
karena nyeri ulu hati. Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang
lalu, keluhan membaik setelah makan. Hasil pemeriksaan
tanda vital didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 80x/menit,
napas 20x/menit, temperatr 36,5 derajat C. hasil pemeriksaan
fisik didapatkan nyeri tekan epigastrik. Apakah diagnosis yang
paling mungkin pada pasien tersebut ?
A. Esophagitis
B. Ulkus duodeni
C. Ulkus gaster
D. Gastritis
E. Refluks gastroesofageal
183. B. Ulkus duodeni
– Perempuan, 46 tahun
– Nyeri ulu hati dirasakan sejak 2 bulan yang lalu
– Keluhan membaik setelah makan
– TTV : TD 110/80 mmHg, N 80 x/menit, RR 20
x/menit, S 36,5°C
– Nyeri tekan epigastrik
Diagnosis?
184
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang kerumah sakit dengan
keluhan perdarahan telinga kanan, disertai penurunan pendengaran
dan keluhan vertigo, pasca trauma kepala. Hasil pemeriksaan fisik local
telinga kanan didapatkan sisa darah di kanalis auditorius eksternus,
perforasi membrane timpani. Apakah hasil pemeriksaan pendengaran
dengan menggunakan tes garputala pada telinga kanan ?
A. Rinne: negative, weber tidak ada lateralisasi, schawabach
normal
B. Rinne: positif, weber terdapat lateralisasi, schawabach normal
C. Rinne: positif, weber tidak ada lateralisasi, schawabach
diperpendek
D. Rinne: negative, weber terdapat lateralisasi, schawabach
diperpendek
E. Rinne: negative, weber terdapat lateralisasi, schawabach
memanjang
184. E. Rinne: negative, weber
terdapat lateralisasi, schawabach
normal
– Laki-laki, 30 tahun
– Pendarahan telinga kanan
– Penurunan pendengaran dan keluhan vertigo,
pasca riwayat trauma kepala
– PemFis: Tampak sisa darah di kanalis auditorium
ekstemus, perforasi membrane timpani
Hasil TES GARPUTALA AD?
TULI KONDUKTIF
185
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri perut
kanan atas sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai badan berwarna
kuning. Pasien sebelumnya didiagnosis TB dan mengkonsumsi obat TB
selama 3 bulan ini.hasil pemeriksaan dahak sewaktu (+), pagi (-),
sewaktu (+). Pemeriksaan tanda vital TD 120/80 mmHg, nadi
80x/menit, nafas 20x/menit dan suhu 37,4 derajat C. pemeriksaan fisik
region abdomen didaptkan hepar 3 jari dibawah arcus costae. Apakah
kemungkinan obat yang menyebabkan keluhan pasien?
A. Rifampisin
B. Streptomisin
C. Isoniazid
D. Pirazinamid
E. Ethambutol
185. D. Pirazinamid
• Laki-laki, 45 tahun
• Nyeri perut kanan atas sejak 2 minggu lalu, disertai
badan berwarna kuning
• Di diagnosis TB dan mengkonsumsi obat TB selama 3
bulan
• TTV: TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, S 37,4°C
• PemFis: abdomen : hepar 3 jari dibawah arcus costae
• Pemlab: SPS +/-/+
Obat yang menyebabkan keluhan?
186
Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang dengan keluhan
kelemahan pada kedua tungkai. Pasien memiliki riwayat
hipertensi selama 1 tahun terakhrir dan rutin minum obat
hipertensi yang diberikan dokter. Pemeriksaan tanda vital
tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 80x/menitnapas
20x/menit, dan suhu 36,8derajat C. pemeriksaan neurologis
normal. Apakah obat yang menyebabkan keluhan pasien
tersebut ?
A. Amlodipine
B. Nifedipin
C. Captopril
D. HCT
E. Methyldopa
186. D. HCT
– Laki-laki, 52 tahun
– Kelemahan pada kedua tungkai
– Riwayat HT selama setahun dan rutin minum obat
– TTV : TD 160/100; N 80x/m; RR 20x/m suhu
afebris
– Pemeriksaan neurologis dbn
Obat yang menyebabkan keluhan?
187
Seorang laki-laki berusia 49 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan mata kanan kabur. Pasien memiliki riwayat
mempunyai mata kanan dengan kaca ata koreksi myopia -2D
dan mata kiri emetrop. Berapa ukuran kaca mat abaca pada
pasien ini ?
A. Kacamata baca mata kanan S+1 mata kiri S+2
B. Kacamata baca mata kanan S+2 mata kiri S+1
C. Kacamata baca mata kanan plano (S=0) mata kiri S+3
D. Kacamata baca mata kanan plano (S=0) mata kiri S+2
E. Kacamata baca mata kanan plano (S=0) mata kiri S+1
187. D. Kacamata baca mata kanan
plano (S=0) mata kiri S+2
• Laki-laki, 52 tahun
• Mata kanan kabur
• Riwayat mata kanan dengan kaca mata
koreksi myopia -2 D
• Mata kiri emetrop
Ukuran kacamata baca?
Presbiopia (mata tua)
• Daya akomodasi mulai melemah akibat usia.
Koreksi lensa dengan lensa positif, dan
perkiraan kekuatan lensa sesuai dengan usia.
Umumnya memerlukan lensa progresif
40-45
tahun
46-50 thn 51-55 thn 56-60 thn >60 thn
+1.0D +1,5D +2D +2,5D +3D
188
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak
napas. Keluhan disertai dengan batuk yang muncul sejak 1 bulan yang lalu
dan 1 minggu terakhir dirasa memberat. , terdapat riwayat hipertensi. Pada
pemeriksaan ditemukan suhu 37 derajat C, nadi 110x/menit, napas
28x/menit,dan tekanan darah 160/100 mmHg. Pada hemitoraks sinistra
ditemukan ketinggalan gerak, perkusi redup, dan suara vesikuler turun. Hasil
rontgent dada posisi tegak menunjukkan menandakan perselubungan opak
dengan sinus costofenikus sinistra menumpul. Gambaran opasitas mengikuti
perubahan posisi. Ada diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut ?
A. Efusi pleura sinistra
B. Hernia diagragmatika
C. Thymoma
D. Pneumonia
E. Pneumotorax sinistra
188. A. Efusi pleura sinistra
• Laki-laki, 60 tahun
• Keluhan sesak napas disertai dengan batuk yang muncul sejak 1
bulan yang lalu dan 1 minggu terakhir dirasa memberat
• Riwayat hipertensi
• TTV: TD 160/100 mmHg, N 110x/menit, S 37°C, RR 28x/menit
• PemFis: hemitoraks sinistra : ketinggalan gerak, perkusi redup, dan
suara vesikuler turun
• Rö Thorax: posisi tegak menunjukkan perselubungan opak dengan
sinus costofrenikus sinistra menumpul. Gambaran opasitas
mengikuti perubahan posisi.
Diagnosis?
Efusi pleura
1. GAMBARAN KLINIK/ ANAMNESIS
• Demam +/-
• Rasa penuh/tak enak didada
/ nyeri +/-
• Batuk-batuk
• Sesak nafas
• Posisi tidur lebih enak miring
ke arah yg sakit
– Gej klinis efusi pleura
tergantung jumlah
cairan
• Gejala klinis tergantung
penyakit dasarnya
2. PEMERIKSAAN FISIS
– Kelainan (+) bila cairan > 500
cc,
– Inspeksi,
» Statis tampak lebih cembung
» Dinamis: gerakan tertinggal
– Palpasi,
» Fremitus, menurun
– Perkusi,
» Redup - pekak
– Auskultasi
» Suara nafas hilang
Adalah terbentuknya cairan dalam rongga pleura
lebih dari normal
 Apabila hasil RO PA meragukan
terhadap cairan
o CT-Scan
•untuk cairan sedikit 50 cc
o lateral dekubitus kanan/ kiri
• Prinsipnya cairan akan
berpindah ke tempat yg
lebih rendah
Radiologi
 Terlihat bila cairan > 300 cc
• Sudut kosto preniku tumpul ±
100 cc
• Tampak garis Ellis D‘amoiseau
• Pendorongan kearah yg sehat
• perselubungan homogen dmn
lateral lebih tinggi dari medial
•Sela iga melebar
189
Jenazah perempuan tak dikenal diketemukan mengapung
ditepi sungai dengan pakaian compang-camping. Jenazah
diibawa ke RS untuk dilakukan pemeriksaan fisik berikut
ini yang paling mengarahkan bahwa jenazah diduga
meninggal karena tenggelam dalam air ?
A. Lidah menjulur keluar
B. Cadaveric spasm negative
C. Cutis anserine dipermukaan kulit
D. Warna kehijauan pada regio inguinal dekstra
E. Lebam jenazah berwarna merah terang
189. C. Cutis anserine dipermukaan
kulit
–Jenazah perempuan diketemukan
mengapung di tepi sungai dengan pakaian
compang-camping
Tanda tenggelam dalam air?
• 7 tanda penting yang memperkuat diagnosis mati
tenggelam (drowning), yaitu :
1. Kulit tubuh mayat terasa basah, dingin, pucat dan
pakaian basah
2. Lebam mayat biasanya sianotik
3. Kulit telapak tangan / telapak kaki mayat pucat
(bleached) dan keriput (washer woman’s hands /
feet)
4. Kadang-kadang terdapat cutis anserine / goose skin
pada lengan, paha dan bahu mayat
5. Terdapat buih putih halus pada hidung atau mulut
mayat (scheumfilz froth) yang bersifat melekat
6. Bila mayat kita miringkan, cairan akan keluar dari
mulut / hidung
7. Bila terdapat cadaveric spasme maka kotoran air /
bahan setempat berada dalam genggaman tangan
mayat.
190
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun, dibawa ke IGD RS dengan
keluhan sesak napas sejak 3 hari terakhir. Keluhan dimulai dengan
batuk, pilek, dan demam sejak 1 minggu yang lalu. Pasien sudah
minum obat dari apotik namun belum membaik. Pada pemeriksaan
tanda vital frekuensi napas 50x / menit. Pemeriksaan fisik didapatkan
pasien tampak sesak napas dengan bunyi krek-krek, napas cuping
hidung. Vesicular meningkat dan ronki basah halus dikedua lapangan
paru. kadang terdengar krepitasi. Apakah gambaran radiologis yang
paling mungkin ditemukan ?
A. Infiltrate perihiler
B. Gambaran air trapped
C. gambaran kavitas paru
D. Corakan bronkovaskular meningkat
E. Infiltrate merata pada kedua paru
190. A. Infiltrate perihiler
• Anak perempuan, 4 tahun
• sesak napas sejak 3 hari
• Batuk, pilek, dan demam satu sejak 1 minggu yang lalu
• Sudah minum obat namun belum membaik
• TTV: RR 50x/menit
• PemFis: tampak sesak napas dengan bunyi krek-krek,
napas cuping hidung. Vesikular meningkat dan ronki
basah halus di kedua lapangan paru kadang terdengar
krepitasi
Gambaran Radiologi Thorax?
191
Seorang bayi berusia 7 bulan dibawa kepuskesmas oleh ibunya karena
diare lebih dari 5x sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga tampak kurus.
Pasien baru saja mulai minum susu formula sejak 3 minggu yang lalu.
BAB cair tanpa disertai darah (-). Ibu pasien biasa membuat sufor
dengan perbandingan 1 sendok takar untuk 30 ml air. Pemeriksaan fisik
bayi tampak kurus, dehidrasi (+), bokong tampak kemerahan. Apakah
penyebab yang paling mungnin pada kasus ini ?
A. Diare intoleransi
B. Pembuatan susu yang terlalu encer
C. Keracunan makanan
D. Pembuatan susu yang terlalu kental
E. Diare non-disentri
191. A. Diare intoleransi
• Bayi,7 bulan
• Diare lebih dari 5x sejak dua minggu yang lalu
• Pasien baru saja mulai minum susu formula sejak 3
minggu
• Ibu pasien biasa membuat sufor dengan perbandingan
1 sendok takar untuk 30ml air
• BAB cair tanpa disertai darah (-)
• PemFis: KU tampak kurus, dehidrasi (+), bokong
tampak kemerahan
Penyebab?
GEJALA KLINIS
192
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke UGD RS
dengan keluhan mata kanan terkena shuttleblock saat
bermain bulutangkis. Pada pemeriksaan visus OD 1/300.
Pemeriksaan fisik segmen anterior didapatkan hifema
total. Pemeriksaan tonometry didapatkan tekanan
intraokuler 55 mmHg. Komplikasi apa yang paling sering ?
A. Glaucoma sekunder
B. Iridodialisis
C. Uveitis anterior
D. Blood staining kornea
E. Iridoplegia
192. A. Glaucoma sekunder
– Laki-laki, 30 tahun
– Mata kanan terkena shuttlecock saat bermain
bulutangkis
– Visus OD 1/300, PF segmen anterior: hifema total
– TIO 55mmHg
Komplikasi tersering?
193
Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke puskesmas
untuk berkonsultasi hasil pemeriksaan foto rontgent dada
setelah menjalani pengobatan rutin TB selama 6 bulan.
Hasil pemeriksaan radiologi thorax tidak lagi ditemukan
gambaran TB dan pasien dinyatakan sembuh. Pasien
diminta control kembali 1-3 bulan. Apakah jenis
pencegahan dari saran yang diberikan dokter tersebut ?
A. Pencegahan primer
B. Pencegahan sekunder
C. Pencegahan kuartemer
D. Pencegahan primordial
E. Pencegahan tersier
193. E. Pencegahan tersier
• Laki-laki, 35 tahun
• Konsultasi hasil pemeriksaan foto rontgent dada
setelah menjalani pengobatan rutin TB selama 6
bulan
• Rö thorax tidak lagi ditemukan gambaran TB dan
pasien dinyatakan sembuh
• Pasien diminta control kembali 1-3 bulan
Jenis Pencegahan?
Jenis-jenis Pencegahan
• Pencegahan primer: peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
– Contohnya makan dengan diet yang seimbang, menjalani suatu program
olahraga secara teratur, mempertahankan berat badan yang normal dan tidak
merokok
– Dapat di perluas ke luar lingkungan pelayanan kesehatan.
• Pencegahan sekunder: Deteksi dini terhadap penyakit dan komplikasinya.
– Contoh: Meningkatkan kesadaran wanita tentang kanker payudara dan
mendorong mereka untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
Setelah penyakit di diagnosa pada tahap awal, maka klien biasanya dapat
kembali melakukan aktifitasnya dan pekerjaan sehari-harinya. Akibatnya, mereka
akan merasa bahwa mereka lebih memiliki kontrol terhadap kehidupan mereka.
• Pencegahan tersier: usaha mempertahankan kesehatan optimal setelah
mengalami suatu penyakit atau ketidak mampuan.
– Contoh: usaha untuk mencegah terjadinya penurunan kecanduan alkohol,
dan merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Walaupun seseorang
sudah berhenti minum selama bertahun-tahun.
194
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan cepat lelah. Keluhan disertai berdebar-debar akhir-akhir ini.
Pemeriksaan ini. Pemeriksaan fisik keadaan umum baik tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 90x/menit, temperature 37 derajat C, napas
24x/menit. Pada auskultasi didapatkan bunyi jantung I normal, bunyi
jantung II wide fixed split. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama
sinus dengan tanda-tanda RVH (right ventrikel hypertrophi). Apakah
diagnosis pasien tersebut ?
A. mitral regurgitasi
B. atrium septal defect
C. ventrikel septal defect
D. mitral valve prolapse
E. tetralogy of fallot
194. B. Atrium septal defect
• Perempuan, 25tahun
• Keluhan cepat lelah dan berdebar debar
• PemFis: KU baik, TTV: TD 120/80 mmHg , N 90
x/menit, S 37°C, RR 24x/menit; auskultasi : bunyi
jantung l normal, bunyi jantung ll wide fixed
split.
• EKG : irama sinus dengan tanda-tanda RVH (right
ventrikel hypertrophi)
Diagnosis?
• Asianosis  pasien tidak biru sejak saat lahir,
namun seiring berjalannya usia dapat menjadi
biru (pembalikan pintas menjadi kanan ke kiri
)  sindroma Eisenmenger
• Sianosis  pasien langsung sianosis sejak
lahir. Disebabkan oleh pintas dari kanan ke
kiri.
Penyakit
jantung
bawaan
(PJB)
Asianosis
PDA
(paten
duktus
arteriosus)
VSD
(ventrikel
septal
defect)
ASD
(atrium
septal
defect)
Sianosis
TOF
(tetralogy
of Fallot)
TGA
(Transposi
tion of
great
artery)
VSD
•Left to right
shunt• LA, LV,dan PA
enlargement 
pulmonary vascular
obstructive disease 
pulmonary hypertension
(PH)  eisenmenger
syndrome
• PF: murmur pansistolik
di sela iga ke 3 dan ke4
tepi kiri sternum menjalar
ke sepanjang tepi kiri
sternum.
ASD
• Left to right shunt
• RA, RV, dan PA enlargement
 pulmonaryvascular
obstructive disease
pulmonaryhypertension
(PH)
 eisenmengersyndrome
• Tidak bergejala s/d 20-30th
• PF: Fixed split S2, sistolik
ejection murmur (relative
pulmonalstenosis[PS]), mid
diastolicmurmur (relative
tricuspid stenosis[TS])
PDA
• Duktus arteriosus yang
menghubungkan aorta
dan arteri pulmonal tidak
menutup saat lahir
• Left to rightshunt
• PF: continuous murmur
TOF
• VSD, pulmonary stenosis, overriding aorta and
right ventricular hypertrophy
• Cyanotic spell: biru  jadi tambah biru karena
sistemik perifer resistance ↓(nangis). Dapat
diperbaiki dengan cara ↑ resistensi perifer(jongkok)
• PF: single second heartsound (PS)
• Foto thoraks:boot shape
195
seorang laki-laki berusia 30 taun datang ke IGD RS dengan keluhan
nyeri hebat pada daerah belakang pergelangan kaki kiri 3 jam yang lalu
saat bermain bola. Pada peeriksaan fisik umum didapatkan keadaan
umum baik, tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan status
lokalis dipergelangan kaki bagia belakang didapatkan udem di region
sebelah atas tumit kaki kiri, nyeri tekan (+), dan tes Simmonds tidak
didapatkan plantar fleksi kaki. Apakah kemungkinan diagnosis yang
paling mungkin ?
A. rupture tendon m.soleus
B. patah tulang patella
C. rupture tendon m. quadriceps
D. rupture tendon Achilles
E. patah tulang calcaneus
195. D. rupture tendon Achilles
• Laki-laki, 30 tahun
• Nyeri hebat pada daerah belakang pergelangan
kaki kiri 3 jam yang lalu saat bermain sepak bola
• Status lokasis dipergelangan kaki bagian belakang
didapatkan udem di region sebelah atas tumit
kaki kiri, nyeri tekan (+), tes Simmonds tidak
didapatkan plantar fleksi kaki
Diagnosis?
Ruptur tendon achilles
• Tendon achilles merupakan tendon terbesar di
tubuh manusia
• Pasien merasakan snap tiba-tiba dengan nyeri
yang sangat hebat
• Tidak dapat berdiri pada kaki yang terluka
• Sign  gap pada region tendon
• PF  calf squeeze test /thompson test
(simmond)
Diagnosis ruptur tendon achilles
Gambar thompson (simmond) test/
calf squeeze
196
seorang perempuan berusia 24 tahun, G1P0A0 hamil 12 minggu
dibawa ke puskesmas dengan keluhan muntah terus menerus sejak 1
minggu yang lalu. Setiap meminumdan makanan yang dimakan
dimuntahkan kembali. Pasien merasa sangat haus dan berat badannya
menurun. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan frekuensi nadi
100x/menit, TD 90/60 mmHg, suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien tampak apatis, kulit pucat dan kekuningan, lidah
kotor, pemeriksaan Hb 11,2 gr persen, pemeriksaan urin didapatkan
aseton (+), bilirubin (+). Apakah diagnosis yang paling mungkin ?
A. hyperemesis gravidarum tingkat V
B. hyperemesis gravidarum tingkat IV
C. hyperemesis gravidarum tingkat III
D. hyperemesis gravidarum tingkat II
E. hyperemesis gravidarum tingkat I
196. C. hyperemesis gravidarum
tingkat III
• Perempuan, 24 tahun, G1P0A0 H-12 minggu
• Keluhan muntah terus menerus sejak 1 minggu
• Minuman dan makanan yang dimakan dimuntahkan
kembali
• Sangat merasa haus dan berat badannya menurun
• TTV: TD 90/60 mmHg, N 100x/menit, suhu afebris
• PemFis: Tampak apatis, kulit pucat dan kekuningan,
lidah kotor
• PemLab: Hb 11,2 gr%, aseton (+), bilirubin (+)
• Diagnosis?
Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I
Muntah yang terus-
menerus timbul, nyeri
epigastrium
Nadi meningkat dan
tekanan darah sistole
menurun
Mata cekung dan lidah
kerin
Turgor kulit berkurang
dan urin masih normal.
Tingkat II
Gejala lebih berat,
segala yang dimakan
dan diminum
dimuntahkan
Nadi dapat lebih cepat
dan lebih 100-140 kali
TD sistole < 80 mmHg
apatis, kulit pucat, lidah
kotor, kadang ikterus
Aseton dan bilirubin (+)
Tingkat III
Gangguan kesadaran
(delirium-koma)
Muntah berkurang atau
berhenti
Ikterus, sianosis,
nistagmus, gangguan
jantung
Bilirubin , dan
proteinuria
197
Seorang perempuan 21 tahun P1A0 datang ke puskesmas dengan
keluhan keluar darah peravaginam banyak dan berbau busuk yang
dirasakannya tidak normal sejak 7 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh
demam, sakit kepala dan badan lemas sejak 3 hari yang lalu. Pasien
baru saja melahirkan dipuskesmas 10 hari yang lalu dengan penyulit
berupa retensi plasenta namum akhirnya berhasil dikeluarkan lengkap.
Pada pemeriksaan ditemukan tanda-tanda vital pasien masih dalam
batas normal kecuali suhu tubuh mecapai 38,8 derajat C. pada
pemeriksan abdomen ditemukan nyeri tekan area hipogastrik. Apakah
diagnosis yang paling mungkin ?
A. Dehisisensi jahitan episotomi
B. Inversi uteri
C. Endometritis
D. Rupture uteri
E. Sistitis
197. C. Endometritis
– Perempuan, 21 tahun P1A0
– Keluhan keluar darah pervaginam banyak dan
berbau busuk sejak 7 hari
– Demam, sakit kepala dan badan lemas sejak 3 hari
– Baru melahirkan 10 hari lalu dg penyulit retensi
plasenta tp sudah keluar lengkap
– Suhu: 38,8°C; nyeri tekan area hipogastrik
Diagnosa?
Faktor Risiko
Faktor-faktor risiko utama untuk
obstetri endometritis meliputi:
 Cesarean pengiriman (terutama
jika sebelum 28 minggu
kehamilan)
 Persalinan lama dengan seringnya
pemeriksaan VT
 Warna air ketuban yang hijau
berbau
 Penghapusan plasental manual
 Ekstrem dari pasien usia
 Status sosial ekonomi rendah
Faktor-faktor risiko kecil meliputi:
 Tindakan pemberian
kortikosteroid yang berlebihan
untuk pematangan janin
 Proses operasi yang lama
 Anemia setelah bersalin
198
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun diantar ke UGD RS dengan
keluhan utama lemah kedua tungkai secara tiba-tiba 2 hari yang lalu
disertai sulit buang air kecil. Sebelumnya sekitar 5 hari yang lalu pasien
menderita diare, ibu pasien juga menyebutkan pasien mendapatkan
booser vaksinasi disekolahnya sekitar 10 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
80x/menit, temperature 36 derajat C. pada pasien juga tampak kedua
tangannya mengalami kelumpuhan dan kedua matanya tidak dapat
menutup. Apakah kegawatdaruratan yang dapat terjadi pada pasien
diatas ?
A. Neurogenic
B. Paralisis otot pernafasan
C. Spasme laring
D. Dehidrasi berat
198. B. Paralisis otot pernafasan
– Anak laki-laki, 6 tahun
– Lemah kedua tungkai secara tiba-tiba 2 hari
– Sulit buang air kecil
– Sebelumnya 5 hari yang lalu pasien menderita diare
– Ibu pasien juga menyebutkan pasien mendapatkan booster
vaksinasi di sekolahnya sekitar 10 hari yang lalu
– TTV: TD 110/70, N 80 kali/menit, S 36°C
– Kedua tangannya mengalami kelumpuhan
– Kedua matanya tidak dapat menutup
Kegawatdaruratan yang dapat terjadi?
Gullain Barre syndrom
A disorder of neuromuscular transmission,
characterisedby :
 Weakness and fatigue of some or all musc groups
 Weakness worsening on sustained or repeated exertion,
or towards the end of the day, releivedby rest
Etiology: autoimmune destruction of nicotinic postsynaptic
receptors for acetylcholine. The antibodies referred to as
acetylcholine receptor antibodies (AChRantibodies)
Suatu sindroma neuropati perifer yang dimediasi disebabkan oleh
infeksi compylobacter jejeni menimbulkan Infeksi saluran nafas dan
infeksi cerna.
Gejala
:
 Kelemahan tubuh simetris yang progresif
 Hilangnya refleks tendon
 Diplegia fasial
 Parese otot orofaring dan respirasi
Gullain Barre syndrom
 Diagnosis :
 CSF : protein elevated
 Nerve conduction studies: findings of multifocal
demyelination with slowing of motor conduction,
block, prolonged distal motor latencies
condu
 Treatment
 perawatan supportive  ventilator
 Plasmapheresis
 intravenous immunoglobulins (IVIG)
Clinical Presentation :
•Facial muscle weakness is almost always present
–Ptosis and bilateral facial muscle weakness
–Sclera below limbus may be exposed due to weak lower lids
•Bulbar muscle weakness
–Palatal muscles
•“Nasal voice”, nasal regurgitation
•Chewing and swallowing may become difficult
choking
•Severe jaw weakness may cause jaw to hang open
–Neck muscles :Neck flexors affected more than extensors
•Limb muscle weakness
–Upper limbs more common than lower limbs
•Respiratory muscle weakness
–Weakness of the intercostal musclesand the diaghram CO2 retention due to hypoventilation
•May cause a neuromuscular emergency
–Weakness of pharyngeal muscles may collapse the upper airway
•Occular muscle weakness
–Asymmetric
•Usually affects more than one extraocular muscle and is not limited to muscles innervated by on
cranial nerve
•Weakness of lateral and medial recti may produce a pseudointernuclear opthalmoplegia
–Limited adduction of one eye with nystagmus of the abducting eye on attempted lateral
–Ptosis caused by eyelid weakness
–Diplopia is very common
199
Seorang perempuan berusia 56 tahun datang kepuskesmas dengan keluhan
nyeri pada lutut sebelah kiri. Nyeri timbul terutama pada saat berjalan dan
naiktangga. Keluhan ini sudah muncul sejak 2 tahun yang lalu dan hilang
timbul. Pasien merupakan seorang penjual jamu gendong dan memiliki
riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan mengkonsumsi obat secara
teratur. Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB 60 kg dan TB 165 cm. tanda
vital TD 110/70 mmHg, denyut nadi 68x/menit, frekuensi napas 20x/menit,
suhu 36,5 derajat C. tanda radang pada lutut kiri dan gerakan sendi terbatas.
Hasil laboratorium menunjukkan kadar CRP meningkat dan factor rematoid
negative. Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut ?
A. Osteoarthropathy
B. Osteoarthritis
C. Atritis gout
D. Osteoporosis
E. Rheumatoid arthrithis
199. B. Osteoarthritis
• Perempuan, 50 tahun
• Nyeri pada sendi lutut sebelah kiri
• Nyeri timbul terutama pada saat berjalan dan naik tangga, muncul
sejak 2 tahun lalu dan hilang timbul
• Pasien seorang penjual jamu gendong dan memiliki riwayat
hipertensi sejak 10 tahun lalu dan mengkonsumsi obat secara
teratur
• PemFis: BB 60 kg, TB 165 cm
• TTV: TD 110/70 mmHg, N 68 x/menit, RR 20x/menit, S 36,5°C
tanda radang pada lutut kiri dan gerakan sendi terbatas
• PemLab: kadar CRP meningkat dan factor rematoid negative
Diagnosis?
200
Seorang perempuan berusia 56 tahun datang kepuskesmas dengan
keluhan nyeri pada lutut sebelah kiri. Dari anamnesis diketahui nyeri
timbul terutama pada saat berjalan dan naiktangga. Keluhan ini sudah
muncul sejak 2 tahun yang lalu dan hilang timbul. Pasien merupakan
seorang penjual jamu gendong dan memiliki riwayat hipertensi sejak
10 tahun yang lalu dan mengkonsumsi obat secara teratur. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan BB 60 kg dan TB 165 cm. Tanda radang
pada lutut kiri dan gerakan sendi terbatas. Hasil laboratorium
menunjukkan kadar CRP meningkat dan factor rematoid negative.
Apakah factor risiko yang menyebabkan kasus di atas ?
A. Penggunaan obat hipertensi jangka panjang
B. Aktivitas fisik yang berlebihan
C. Penggunaan obat anti nyeri
D. Menopause
E. Obesitas
E. Obesitas
A. Penggunaan obat hipertensi jangka
panjang
B. Aktivitas fisik yang berlebihan
C. Penggunaan obat anti nyeri
D. Menopause
E. Obesitas  pasien Obesitas yang
menyebabkan terjadinya OA pada sendi
besar(lutus/panggul)

More Related Content

What's hot

FIRST AID By dr.Aminullah 2014
FIRST AID By dr.Aminullah 2014FIRST AID By dr.Aminullah 2014
FIRST AID By dr.Aminullah 2014
dki amin
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
Arif WR
 
Breech presentation in pregnancy 2
Breech presentation in pregnancy 2 Breech presentation in pregnancy 2
Breech presentation in pregnancy 2
Aina Najihah
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
Dwi Zhagtris
 
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asmaAsuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
teguhprayitnopro
 

What's hot (19)

Makyongz slide
Makyongz slideMakyongz slide
Makyongz slide
 
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASIPBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
 
FIRST AID By dr.Aminullah 2014
FIRST AID By dr.Aminullah 2014FIRST AID By dr.Aminullah 2014
FIRST AID By dr.Aminullah 2014
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
 
askep hemathothorax
askep hemathothoraxaskep hemathothorax
askep hemathothorax
 
Modul 2 merokok
Modul 2 merokokModul 2 merokok
Modul 2 merokok
 
Identifikasi jamaah sakit berat
Identifikasi jamaah sakit beratIdentifikasi jamaah sakit berat
Identifikasi jamaah sakit berat
 
Makalah anak kritis gagal nafas ok
Makalah anak kritis   gagal nafas okMakalah anak kritis   gagal nafas ok
Makalah anak kritis gagal nafas ok
 
Breech presentation in pregnancy 2
Breech presentation in pregnancy 2 Breech presentation in pregnancy 2
Breech presentation in pregnancy 2
 
Studi kasus penggunaan antibiotik
Studi kasus penggunaan antibiotik Studi kasus penggunaan antibiotik
Studi kasus penggunaan antibiotik
 
Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA
 
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
 
Ppt dhf
Ppt dhfPpt dhf
Ppt dhf
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
Demam berdarah dengue (dbd)
Demam berdarah dengue (dbd)Demam berdarah dengue (dbd)
Demam berdarah dengue (dbd)
 
245883344 asma-pada-anak vina
245883344 asma-pada-anak vina245883344 asma-pada-anak vina
245883344 asma-pada-anak vina
 
167250942 case-anestesi
167250942 case-anestesi167250942 case-anestesi
167250942 case-anestesi
 
Askep asma
Askep asmaAskep asma
Askep asma
 
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asmaAsuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
 

Similar to paket 11 151-200

[INGENIO] CARDIO-PULMO SOAL PREDIKSI BATCH 3 2020.pdf
[INGENIO] CARDIO-PULMO SOAL PREDIKSI BATCH 3 2020.pdf[INGENIO] CARDIO-PULMO SOAL PREDIKSI BATCH 3 2020.pdf
[INGENIO] CARDIO-PULMO SOAL PREDIKSI BATCH 3 2020.pdf
JungkookJeon85
 
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxBAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
abdulrazak928000
 
latihan soal ukmppd respirologi interna unsrat.pptx
latihan soal ukmppd respirologi interna unsrat.pptxlatihan soal ukmppd respirologi interna unsrat.pptx
latihan soal ukmppd respirologi interna unsrat.pptx
toryilonda07
 
Soal untuk nanti Keperawatan Medikal Bedah.pptx
Soal untuk nanti Keperawatan Medikal Bedah.pptxSoal untuk nanti Keperawatan Medikal Bedah.pptx
Soal untuk nanti Keperawatan Medikal Bedah.pptx
PoppyNurul2
 

Similar to paket 11 151-200 (20)

PULMO CEU.pptx
PULMO CEU.pptxPULMO CEU.pptx
PULMO CEU.pptx
 
Modul I No. 1-50.pptx
Modul I No. 1-50.pptxModul I No. 1-50.pptx
Modul I No. 1-50.pptx
 
PPT ASKEP KRITIS.pptx
PPT ASKEP KRITIS.pptxPPT ASKEP KRITIS.pptx
PPT ASKEP KRITIS.pptx
 
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptxBIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
 
Soal Kardiovaskular .pptx
Soal Kardiovaskular .pptxSoal Kardiovaskular .pptx
Soal Kardiovaskular .pptx
 
CRS_EMPIEMA_THORAX.pptx
CRS_EMPIEMA_THORAX.pptxCRS_EMPIEMA_THORAX.pptx
CRS_EMPIEMA_THORAX.pptx
 
PULMONOLOGI.pptx
PULMONOLOGI.pptxPULMONOLOGI.pptx
PULMONOLOGI.pptx
 
[INGENIO] CARDIO-PULMO SOAL PREDIKSI BATCH 3 2020.pdf
[INGENIO] CARDIO-PULMO SOAL PREDIKSI BATCH 3 2020.pdf[INGENIO] CARDIO-PULMO SOAL PREDIKSI BATCH 3 2020.pdf
[INGENIO] CARDIO-PULMO SOAL PREDIKSI BATCH 3 2020.pdf
 
CRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptxCRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptx
 
Soal pilihan jamak
Soal pilihan jamakSoal pilihan jamak
Soal pilihan jamak
 
Laporan Jaga 8-7-2022.pptx
Laporan Jaga 8-7-2022.pptxLaporan Jaga 8-7-2022.pptx
Laporan Jaga 8-7-2022.pptx
 
Total AV Block .pptx
Total AV Block .pptxTotal AV Block .pptx
Total AV Block .pptx
 
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxBAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
 
latihan soal ukmppd respirologi interna unsrat.pptx
latihan soal ukmppd respirologi interna unsrat.pptxlatihan soal ukmppd respirologi interna unsrat.pptx
latihan soal ukmppd respirologi interna unsrat.pptx
 
Laporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptxLaporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptx
 
Contoh Soal UKOM.pptx
Contoh Soal UKOM.pptxContoh Soal UKOM.pptx
Contoh Soal UKOM.pptx
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
 
Soal untuk nanti Keperawatan Medikal Bedah.pptx
Soal untuk nanti Keperawatan Medikal Bedah.pptxSoal untuk nanti Keperawatan Medikal Bedah.pptx
Soal untuk nanti Keperawatan Medikal Bedah.pptx
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

paket 11 151-200

  • 1. MODUL BARU 2 BATCH AGUSTUS 2018 151-200
  • 2. 151 Seorang laki-laki berusia 63 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS karena sesak napas dan gelisah sejak 1 hari yang lalu. Riwayat oenyakit dahulu batuk lama, tidak ada keluhan dengan aktivitas sehari-hari. Pada pemeriksaan keadaan umum diadpatkan kesadaran E4V4M6, pemeriksaan tanda vital TD 130/90 mmHg, nadi 110x/menit, suhu 37 derajat C, dan napas 30x/menit. Hasil pemeriksaan fisik airway: bersih, breathing : work of breathing meningkat, simeyris, dengan suara vesikuler menurun di kedua lapangan paru, dan adanya suara ronki kasar siseluruh lapangan paru, SaO2 80 persen, dan akral dingin. Apakah diagnosis yang paling mungkin ? A. Respiratory distress pada pasien PPOK eksaserbasi akut B. Respiratory distress pada pasien gagal jantung C. Respiratory distress pada pasien dengan obstruksi pada jalan napas D. Gagal napas E. Gagal napas karena serangan asma
  • 3. 151. A. Respiratory distress pada pasien PPOK eksaserbasi • Laki-laki, 63 tahun • Sesak nafas dan gelisah sejak 1 hari yang lalu. • Riwayat penyakit dahulu betuk lama, tidak ada keluhan dengan aktivitas sehari-hari. • GCS E4V4M6 . • TTV : TD 130/90 mmHg, N 110 x/menit, S 37°C dan RR 30 x/menit. • PemFis: airway : bersih, breathing: work of breathing meningkat, simetris, dengan suara vesicular menurun dikedua lapangan paru , serta adanya suara ronki kasar diseluruh lapangan paru. SaO2 80%, dan akral dingin . Diagnosis?
  • 5. 152 Seorang pasien perempuan berusia 26 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan batuk lebih dari 1 bulan. Batuk disertai demam, dahak berwarna putih dan berat badan turun draastis. Hasil pemeriksaan dahak BTA SPS (- ). Apakah penatalaksanaan yang epat untuk pasien tersebut ? A. Beri antibiotik spektrum luas B. Beri OAT kategori 3 C. Pemeriksaan foto thoraks D. Pemeriksaan antibiotik floroquinolon E. Pemeriksaan ulang sputum BTA 3x
  • 6. 152. A. Beri antibiotik spektrum luas • Perempuan berusia 26 tahun • Batuk >1 bulan, batuk disertai demam, dahak berwarna putih, dan berat badan turun drastis. • Hasil pemeriksaan dahak BTA SPS (-). Tatalaksana?
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10. 153 Seorang laki-laki berusia 25 tahun, diantar oleh polisi ke UGD RS akibat perkelahian antar geng. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum gelisah dan pucat. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 90/80 mmHg, nadi 120x/menit, frekuensi napas 24x/menit, temperatur 36,5 derajat C. pemeriksaan status lokalis region abdomen tampak luka terbuka ukuran 0,5 cm x 2 cm diarea hypogastrica darah (+), usus (-). Apakah yang terjadi pada pasien tersebut ? A. Vulnus amputatum dengan kecurigaan perdarahan intra abdomen B. Vulnus morsum dengan kecurigaan perdarahan intra abdomen C. Vulnus laseratum dengan kecurigaan perdarahan intra abdomen D. Vulnus sicum dengan kecurigaan perdarahan intra abdomen E. Vulnus punctum dengan kecurigaan perdarahan intra abdomen
  • 11. 153. C. Vulnus laseratum dengan kecurigaan perdarahan intra abdomen • Laki-laki, 25 tahun • PemFis: KU gelisah dan pucat; TTV: TD 90/80 mmHg, N 120x/menit, RR 24x/menit, S 36,5°C. • Status lokalis region abdomen tampak luka terbuka ukuran 0,5cm x 2cm, di area hypogastrica, darah (+), usus (-) Diagnosis?
  • 12.
  • 13. 154 Seorang perempuan berusia 19 tahun dibawa ke UGD RS oleh tean asramanya, pasien mengatakan bahwa “suara-suara” telah menyuruhnya untuk membunuh seorang dosen karena dosen itu bermaksud menyakitinya. Teman pasien mengatakan bahwa selama 2 minggu terakhir pasien banyak mengurung diri, menolak makan, berbicara sendiri, tidak bisa tidur, dan mencurigai teman-teman lain. Pasien seorang suka menyendiri sejak semester pertama dan tidak suka bergaul. Setelah mendapatkan terapi antipsikotik selama 1 minggu kondisi pasien membaik. Apakah terapi yang tepat pada kasus tersebut ? A. Alprazolam 2 mg per 12 jam B. Fluoxetin 20 mg per 24 jam C. Lorazepam 2 mg per 12 jam D. Risperidone 2 mg per 12 jam E. Amitriptilin 25 mg per 24 jam
  • 14. 154. D. Risperidone 2 mg per 12 jam • Perempuan, 19 tahun • Menurut temen asramanya pasien mengatakan bahwa “suara- suara” telah menyuruhnya untuk membunuh seorang dosen karena dosen itu bermaksud menyakitinya. • Teman pasien mengatakan bahwa selama 2 minggu terakhir pasien banyak mengurung diri , menolak makan, berbicara sendiri, tak bisa tidur, dan mencuriga temen-temen yang lain. • Pasien seorang yang suka menyendiri sejak semester pertama dan tidak suka bergaul. • Setelah mendapatkan terapi antipsikotik selama 1 minggu kondisi pasien membaik. Terapi?
  • 15.
  • 16.
  • 17. 155 Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kanan secara tiba-tiba setelah mengalami kecelakaan. Setiap pasien mengambil nafas, dadanya semakin sesak. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan frekuensi respirasi yang meningkat. Pengembangan dada asimetris, fremitus menurun didada kanan, perkusi hipersonor/timpani didada kanan, dan hilangnya suara nafas dada kanan pada auskultasi. Apakah penanganan yang paling tepat untuk kondisi pasien tersebut ? A. Pemasangan ventilator B. Needle thoracocentesis C. Valium injeksi D. Pericardiocentesis E. Water seal drainage
  • 18. 155. B. Needle thoracocentesis • Perempuan, 30 tahun • Sesak nafas dan nyeri dada kanan secara tiba-tiba setelah mengalami kecelakaan. • Setiap menarik napas, dadanya semakin sesak. • Frekuensi respirasi yang meningkat. Dada asimetris, fremitus menurun didada kanan. Perkusi hipersonor/timpani didada kanan, dan hilangnya suara napas dada kanan pada auskultasi. Tatalaksana?
  • 19. Pneumothorax Sering disebut kolaps paru • Akibat penimbunan udara dalam kavum pleura (kavum pleura seharusnya tidak terisi udara sehingga paru dapat mengembang dengan baik)
  • 20. Pneumothorax 1. Closed pneumotoraks: • pleura visceral robek  udara inspirasi masuk ke kavum pleura • – Bila terbentuk suatu klep  udara masuk tidak bisa keluar udara menumpuk dalam rongga pleura  mendorong ke kontralateral tension pneumotoraks 2. Open pneumotoraks: dinding dada dan pleura parietal robek  terdapat hubungan antara kavum pleura dengan udara luar • – Apabila lubang >2/3 diameter trakea, udara cenderung lewat lubang dibanding traktus respiratorius yang seharusnya • – Inspirasi: tekanan rongga dada turun, udara masuk kavum pleura lewat lubang kolaps paru ipsilateral • – Ekspirasi: tekanan rongga dada meningkat, udara dari kavum pleura keluar lewat lubang
  • 22.
  • 23. Pneumothorax tension • Tanda vital tidak stabil • Jangan lakukan foto toraks, karena diagnosis harus dapat ditegakkan dari klinis pasien! • Tindakan paling utama adalah needle decompression • Gunakan jarum infus, misalnya, dan tusukkan di sela iga kedua linea midclavicularispada sisi paru yang dicurigai tension pneumotoraks • Jika benar, akan terdengar udara yang keluar dari jarum • Jangan lupa untuk pasang WSD setelah tindakan awal ini
  • 24.
  • 25. 156 Seorang laki-laki berusia 35 tahun dibawa ke UGD karna kecelakaan lalu lintas. Pasien mengalami benturan dikepala , terdapat luka dan perdarahan dipaha kanan. Keadaan umum pasien terlihat tampak gelisah, pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 70/40 mmHg, nadi 140x/menit, frekuensi napas 28x/menit. Terdapat fraktur femur yang terbuka dengan perdarahan sebanyak 1.500 ml, akral teraba dingin, pucat, basah. Apakah yang dapat terjadi bila kondisi pasien tidak teratasi ? A. Alkalosis respiratonik B. Asidosis metabolik C. Asidosis metabolic dan respiratorik D. Asidosis respiratoric E. Alkalosis metabolic
  • 26. 156. B. Asidosis metabolik – Laki-laki, 35 tahun – Kecelakaan lalu lintas – Pasien mengalami benturan kepala – Luka dan pendarahan di paha kanan – KU tampak gelisah – TTV: TD 70/40 mmHg, nadi 140x/menit, frekuensi nafas 28 x/mnt – Fraktur femur kanan terbuka dengan perdarahan sebanyak 1.500 ml, akral teraba dingin, pucat, basah Kondisi yang akan terjadi bila tak diatasi?
  • 27. Gangguan Asam Basa 1. Asidosis metabolik [HCO3-] ↓ dikompensasi dengan PaCO2 ↓ 2. Alkalosis metabolik [HCO3-] ↑ dikompensasi dengan PaCO2↑ 3. Asidosis respiratorik PaCO2↑ dikompensasi dengan [HCO3-] ↑ 4. Alkalosis respiratorik PaCO2↓ dikompensasi dengan [HCO3-] ↓
  • 28. Asidosis Metabolik • Ciri: [HCO3-] ↓ <22mEq/L dan pH <7,35 → kompensasi dengan hiperventilasi PaCO2↓, kompensasi akhir ginjal → ekskresi H+, sebagai NH4+ atau H3PO4 • Penyebab: Penambahan asam terfiksasi: ketoasidosis diabetik, asidosis laktat (henti jantung atau syok), overdosis aspirin Gagal ginjal mengekskresi beban asam Hilangnya HCO3- basa → diare • Gejala Asidosis Metabolik Tidak jelas dan asimptomatis Kardiovaskuler: disritmia, penurunan kontraksi jantung, vasodilatasi perifer dan serebral Neurologis: letargi, stupor, koma Pernafasan: hiperventilasi (Kussmal) Perubahan fungsi tulang: osteodistrofi ginjal (dewasa) dan retardasi pada anak • Penatalaksanaan Asidosis Metabolik Tujuan: meningkatkan pH darah hingga ke kadar aman (7,20 hingga 7,25) dan mengobati penyakit dasar NaHCO3 dapat digunakan bila pH <7,2 atau [HCO3-] <15mEq/L • Risiko NaHCO3 yang berlebihan: penekanan pusat nafas, alkalosis respiratorik, hipoksia jaringan, alkalosis metabolik, hipokalsemia, kejang, tetani Alkalosis Metabolik Ciri: [HCO3- ] ↑ >26mEq/L dan pH >;7,45 → kompensasi dengan hipoventilasi PaCO2↑, kompensasi akhir oleh ginjal → ekskresi [HCO3-] yang berlebihan
  • 29. a. Asidosis metabolic (asam metabolik yang diproduksi secara normal tidak dikeluarakan pada kecepatan yang normal atau basa bikarbonat yang hlang dari tubuh ) DM, Konvulsi, Penyakit ginjal, Diare berat b. Alkalosis metabolic (kondisi kelebihan bikarbonat) : muntah c. Asidosis respiratorik (paru-paru tidak dapat mengeluarkan semua karbondioksida yang dihasilkan dalam tubuh) : PPOK, depresi sitem pernapasan, sindrom hipoventilasi obesitas d. Alkalosis respiratoriik (CO2 dikeluarkan terlalu cepat dari paru-paru dan ada penurunaan kadarnya dalam darah) : Hiperventilasi [cemas, demam, dll]
  • 30. 157 Seorang perempuan beruia 32 tahun dibawa polisi ke UGD RS setelah berdiri ditengah jalan dengan hanya memakai pakaian dalam dan menyuruh mobil-mobil untuk berhenti. Ketika orang tuanya dihubungi, ayahnya mengatakan bahwa dikeluarganya memang ada beberapa orang yang mengalami gangguan yang sama. Ayahnya juga mengatakan bahwa gangguan pada pasien bersifat kambuh- kambuhan. Jika tidak sedang kambuh pasien bisa bekerja dengan baik seperti biasanya. Dalam pemeriksaan ditemukan pasien banyak berbicara dengan suara keras, iritabel dan elasi. Apakah A. Skizofrenia hebefrenik B. Skizoafektif tipe manik C. Gangguan bipolar episode kini manik D. Delirium E. Gangguan bipolar episode kini campuran
  • 31. 157. A. Skizofrenia hebefrenik • Perempuan, 32 tahun • Berdiri ditengah jalan dengan hanya memakai pakaian dalam dan menyuruh mobil-mobil untuk berhenti. • Ada yang memiliki ganggan yang sama dalam keluarga • Gangguan pada pasien bersifat kambuh-kambuhan. • Banyak berbicara dengan suara keras, intabel, dan elasi. Diagnosis?
  • 32.
  • 33. Klasifikasi skizofrenia • Paranoid: waham dan halusinasi • Hebefrenik: disorganized, proses pikir yang tidak terorganisasi. perilaku dan bicara tidak teratur • Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme, menolak untuk bergerak (negativisme) • Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik, ataupun katatonik • Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu, tapi sekarang hanya tinggal gejala negatifnya saja. • Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri dari lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa lalu
  • 34. 158 Seorang laki-laki berusia 44 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak napas, sesak napas dialami sejak 1 hari yang lalu. Sesak disertai nyeri dada kiri. Pasien mempunyai riwayat batuk lama. Pemeriksaan EKG menunjukkan hasil normal. Pada rontgen dada ditemukan area lusen tanpa corakan bronkovaskular pada hemithoraks sinistra. Apa diganosis yang paling tepat pada kasus tersebut ? A. Massa mediastinum B. Pneumothorax C. Hernia diaphragmatika D. Pneumonia E. PPOK
  • 35. 158. B. Pneumothorax • Laki-laki, 44 tahun • Sesak napas sejak 1 hari yang lalu. • Sesak disertai nyeri dada kiri. • Riwayat batuk lama. • PemPen: EKG normal; Rö Thorax ditemukan area lusen tanpa corakan bronkovaskular pada hemithorax sinistra. Diagnosis?
  • 37. PPOK Definisi: • Hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel, progresif, berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel/gas berbahaya, disertai efek ekstraparu • Gabungan antara obstruksi saluran napas kecil & kerusakan parenkim Faktor Risiko: • Asap rokok, polusi udara, stresoksidatif, genetik, tumbuh kembang paru, sosial ekonomi
  • 38. PPOK • Manifestasi Klinis: • Sesak progresif, persisten, memberat dengan aktivitas, berat, sukar bernapas • Batuk kronik • Batuk kronik berdahak • Riwayat faktor risiko • Pemeriksaan Penunjang: • Spirometri • DPL & AGD • Radiologi toraks (hiperinflasi/hyperaerated ungs, hiperlusens, ruang retrosternal melebar, diafragma mendatar, jantung pendulum)
  • 39. 159 Seorang laki-laki berusia 42 tahun datang ke UGD RS dibawa oleh seorang polisi. Pasien datang ke kantor polisi dan mengatakan bahwa banyak orang yang membuntutinya dan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk menyakiti orang lain. Pasien juga mengatakan menerima pesan rahasia yang disampaikan lewat siaran televisi. Apakah terapi yang paling tepat pada kasus ini ? A. Haloperidol B. Amitriptilin C. Alprazolam D. Asam valproat E. Carbamazepine
  • 40. 159. A. Haloperidol • Laki-laki, 42 tahun • Banyak orang yang membuntutinya dan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk menyakiti orang lain • Pasien menerima pesan rahasia yang disampaikan lewat siaran televisi Terapi?
  • 41. Skizofrenia (PPDGJ) • Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas): – Thought echo; Thought insertion or withdrawal; Thought broadcasting – Delusion of control; Delusion of influence; Delusion of passivity; Delusion perception – Halusional Auditorik – Waham-waham menetap jenis lainnya • Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: – Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja – Blocking, inkoheren, atau neologisme – Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor – Gejala negatif seperti sikap apatis adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)
  • 42. Antipsikotik • Antipsikotik generasi pertama (tipikal) • Antagonis reseptordopamin D2 • Contoh: haloperidol dan chlorpromazine • Efek samping: gejala ekstrapiramidal, neuroleptic malignant syndrome – Hanya digunakan pada episode psikotik akut • Antipsikotik generasi kedua (atipikal) • Afinitas rendah terhadap reseptor D2, afinitas tinggi terhadap reseptor 5HT • Contoh: risperidone, clozapine, dan olanzapine • Efek samping neurologis (-) • Efek samping metabolik (+) – Obat pilihan pertama
  • 43. 160 Tn. Ciki, 24 tahun, datang dengan keluhan luka yang dirasakan nyeri pada kelamin pasien. Pasien sudah pernah menderita hal serupa sebelumnya dan telah berobat. Pada saat ini ditemukan vesikel berkelompok dengan dasar eritema. Tatalaksana yang paling tepat terhadap pasien tersebut adalah… Select one: a. Benzatin penisilin 2.4 juta IU dosis tunggal b. Asiklovir 5 x 200 mg selama 5 hari c. Siprofloksasin 2 x 500 mg selama 3 hari d. Doksisiklin 2 x 100 mg selama 14 hari e. Asiklovir 5 x 200 mg selama 7 hari
  • 44. 160 - Tn. Ciki 24 tahun keluhan luka yang nyeri pada kelamin - Sudah pernah menderita hal serupa sebelumnya - PF à Vesikel berkelompok dengan dasar eritema - Dx à herpes genital rekurens - Tatalaksana? B. Asiklovir 5 x 200 mg selama 5 hari
  • 45. Herpes simpleks • Infeksi HSV yang menyebabkan lentinglokal • HSV 1 à perioral • HSV 2 à genital • Infeksi HSV-1 primer: terutama di bayi dan anak- anak • Gingivostomatitis:vesikel → pecah → ulkuspada lidah, tenggorokan, palatum, dan mukosabuccal • Demam • Limfadenopati dengannyeri
  • 46. Herpes simpleks genital (HG) • Etiologi: Herpes simplex virus tipe 2 (lebih sering) • Dapat rekuren karena dorman di ganglia dorsalis medulla spinalis • Klasifikasi klinis: • HG episode pertama lesi primer • HG episode pertama lesi non-primer • HG rekuren • HG asimptomatik Sumber: Panduan pelayananmedis PERDOSKI2011
  • 47. HG episode pertama, primer (pemeriksaan serologi HSV negatif) • Vesikel à erosi à ulkus • Berkelompok, dasar eritematosa, nyeri (+) • Paling sering: ulkus berkrusta • Pembentukan lesi: 10 hari • Mulai masa konvalesens di hari ke 12 hingga 21 • Gejala tambahan: • Disuria, keputihan • Keluhan sistemik (prodromal) HG episode pertama, non-primer (pasien dengan serologi HSV yang sudah positif) Pernah terinfeksi HSV jenis apapun sebelumnya • Efluoresensi = primer • Jumlah lebih sedikit dan ringan • Mulai masa konvalesens di hari ke 10 hingga 14 • Gejala tambahan: jarang Sumber: Panduan pelayanan medis PERDOSKI2011
  • 48. HG rekuren • Lesi dapat berupa: Vesikel à erosi à ulkus • Jumlah lbh sedikit, lbh ringan • Lokasi = lesi primer sebelumnya, unilateral Predileksi: penis, vulva, anus, bokong • Menghilang dlm 5 hari • Gejala tambahan: Parestesia sblm lesi muncul HG asimptomatik • Tidak ada gejala • Serologi antibodi herpes positif Sumber: Panduan pelayananmedis PERDOSKI2011
  • 49.
  • 50. 160 B. Asiklovir 5 x 200 mg selama 5 hari Jadi, terapinya adalah…
  • 51. 161 Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan me;epuh dilengan kiri dan sebagian badan atas sebelah kiri akibat terkena minyak panas. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 110x/menit, napas 22x/menit, temperatur 36,5 derajat C, VAS SCORE: 6 pada pemeriksaan fisik didapatkan luka bakar seluas 15 persen, bagian kulit yang terkena tamoak melepuh, bula (+) dasar kulit yang terkelupas tampak eritem , nyeri tusuk (+), dan masih didapatkan folikel rambut. Apakah diagnosis yang tepat ? A. Luka bakar grade I 15 persen akibat minyak panas B. Luka bakar grade IV 15 persen akibat minyak panas C. Luka bakar grade III 15 persen akibat minyak panas D. Luka bakar grade II A 15 persen akibat minyak panas E. Luka bakar grade II B 15 persen akibat minyak panas
  • 52. 161. D. Luka bakar grade II A 15 persen akibat minyak panas – Laki-laki, 45 tahun – Melepuh di lengan kiri dan sebagian badan atas sebelah kiri – Akibat terkena minyak panas – TTV: TD 140/80mmHg, N 110 x/menit, RR 22x/menit, S 36,5°C, VAS SCORE:6 – Luka bakar seluas 15 % – Tampak melepuh, bula (+) – Dasar kulit yang terkelupas tampak eritem – Nyeri tusuk (+) dan masih didapatkan folikel rambut Diagnosis?
  • 53. Luka Bakar • • Definisi cedera jaringan akibat kontak langsung dengan api, cairan panas, gas, bahan kimia, listrik, atau radiasi. Klinis Derajat luka bakar :• • – Derajat 1  di epidermis, sembuh dalam 5-7 hari, tampak sebagai eritema, ada nyeri atau hipersensitivitas setempat Derajat 2  sampai dermis, ada sedikit elemen epitel sehat yang tersisa, ada nyeri, bula berisi eksudat. Derajat 3  sampai subkutis hingga organ yang lebih dalam, tidak ada elemen hidup yang tersisa, kulit tampak pucat/abu-abu/gelap/hitam, permukaan kulit lebih rendah dari sekitar, tidak ada bula dan tidak ada nyeri. – –
  • 55. Menghitung Luas Luka Bakar Pada orang dewasa (Rule of Nines): • • • • Kepala dan leher : 9 % Kepala dan leher Thoraks dan abdomen anterior: 18% Thoraks dan abdomen posterior: 18% Ekstremitas atas Ekstremitas bawah Genitalia : 18 % Thoraks dan abdomen anterior: 18% Thoraks dan abdomen posterior: 18% • • • • • • • • Ekstremitas atas Ekstremitas bawah Genitalia : 9% : 18% : 1% : 9% : 14% : - Luka bakar kecil : 1% dihitung dengan ukuran telapak tangan pasien
  • 56. Resusitasi • Pada pasien luka bakar dengan TBSA> 15%. • Baxter /Parkland Formula: – 4 mL Ringer laktat x kgBB x % luas luka bakar – Selama 24 jam pertama ½ vol dimasukkan dalam 8 jam pertama paska luka bakar, – sisanya dalam 16 jam berikut. Koloid 24 jam kedua, apabila pemenuhan kebutuhan cairan belum tercapai . Pemantauan resusitasi cairan Pantau jumlah urine (N = 0,5-1 cc / kg / jam).
  • 57. Indikasi rawat : • Luka bakar derajat dua atau tiga lebih dari 10% TBSA pada pasien di bawah 10 tahun atau lebih dari 50 tahun • Luka bakar derajat dua lebih dari • 20% TBSA pada usia berapapun. • Luka bakar derajat tiga lebih dari • 5% TBSA pada usia berapapun • Luka bakar yang signifikan pada wajah, tangan, kaki, alat kelamin, atau perineum • Luka bakar karena tersengat listrik / petir • Luka bakar signifikan akibat bahan kimia • Trauma inhalasi, trauma mekanis, • atau penyakit medis lain yang sudah ada sebelumnya • Luka bakar yang membutuhkan dukungan sosial, emosional, atau rehabilitasi jangka panjang, terutama apabila dicurigai terdapat kekerasan pada anak.
  • 58. 162 162. Seorang perempuan berusia 38 tahun diantar suaminya ke praktek dokter umum karena adanya perubahan perilaku menjadi pendiam. Keluhan ini dialami sejak melahirkan anak pertama, beberapa hari setelah melahirkan terlihat acuh terhadap bayinya, terlihat diam sendiri, sering menangis sendiri dan mengurung diri dikamar. Riwayat ANC dan PNC di bidan baik. Tidak ditemukan halusinasi dan waham. Apakah diagnosis pada wanita tersebut ? A. Psikotik masa nifas B. Gangguan afektif C. Psikotik akut D. Babby blues E. Skizofrenia
  • 59. 162. D. Baby blues • Perempuan,38 tahun • Perubahan perilaku menjadi pendiam. • Keluhan dialami setelah melahirkan anak yang pertama, beberapa hari setelah melahirkan terlihat acuh kepada bayinya, terlihat diam sendiri, sering menangis sendiri dan mengurung diri dikamar. • Riwayat dan PNC dibidan baik. Tidak ditemukan halusinasi dan waham. • Apa diagnosis pada wanita tersebut ? Babby bluesBabby blues
  • 60. “Baby Blues” vs. Post-Partum Depressi Onset Baby Blues Postpartum Depression Onset at 3rd or 4th day post-delivery and can last from a few days to a few weeks Onset can be anytime one year after delivery
  • 61. “Baby Blues” vs. Post-Partum Depressio Prevalence Baby Blues Postpartum Depression 70-80% of women will experience depressive symptoms that disappear within a few weeks. 10% experience some degree of postpartum depression which can last a year.
  • 62. Postpartum Depression • Highest vulnerability is in first 3 months after delivery • Three types of postpartum disturbances: 1. Postpartum blues (“baby blues”) 2. Postpartum depression 3. Postpartum psychosis • Postpartum depression should be distinguished from postpartum adjustment
  • 63. Post Partum Psychosis • Rare: occurs in 0.1-0.2% of births • Usually occurs 3-6 weeks after delivery • Higher risk associated with bipolar disorder and schizoaffective disorder patients • Postpartum Psychosis, untreated, can lead to: – Child Abuse – Suicide – Infanticide
  • 64. Post-Partum Psychosis Symptoms • Delusions • Hallucinations • Sleep disturbances • Obsessive thoughts about the baby • Rapid mood swings (which mimic bipolar disorder) • Extreme anxiety, agitation • Suicidal and homicidal thoughts
  • 65. 163 Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa ke puskesmas karena keluhan nyeri perut. Anak tidak BAB 2 hari terakhir. Tadi pagi anak muntah disertai cacing dengan panjang sekitar 15 cm. pada pemeriksaan fisik didapatkan anak gelisah, kesakitan, perut kembung dan tampak gambaran gerakan usus pada dinding perut. Apakah diagnosis yang paling mungkin ? A. Toxocariasis B. Trikuriasis C. Strongiloidiasis D. Askanasis E. Sindrom loeffler
  • 66. 163. D. Askariasis • Anak laki-laki,5 tahun • Keluhan nyeri perut, tidak BAB dua hari terakhir. • Muntah disertai cacing dengan panjang sekitar 15 cm. • PemFis: KU gelisah, kesakitan, Abdomen: perut tampak kembung, dan tampak gambaran gerakan usus pada dinding perut. Diagnosis?
  • 67. Massa Cacing • Obstruksi oleh cacing askaris paling sering ditemukan pada anak karena hygiene kurang sehingga infestasi cacing terjadi berulang-ulang dan usus halus lebih sempit daripada usus halus orang dewasa sedangkan ukuran cacaing sama besar. Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat yang terdiri dari sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian obat cacing. • Gejala klinik, pada awalnya keadaan umum tidak terlalu parah, tetapi anak dapat menderita serangan kolik tanpa berhenti jika obstruksi menjadi total. Muntah terjadi saat terjadi serangan kolik dan anak menjadi gelisah.
  • 68. 164 Seorang laki-laki berusia 43 tahun dengan keluhan mata kirinya mendadak kabur. Dari anamnesis pasien adalah menderita DM sejak 10 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan virus mata kiri 3/60, segmen anterior tenang, lensa keruh tipis, badan kaca jernih, retina didapatkan blot (+), eksudal (+), neovaskularisasi diretina (-). Apakah yang menyebabkan penurunan visus pada penderita ? A. Edema macula B. Lensa yang keruh C. Perdarahan retina D. Kelainan refraksi E. Eksudat dikornea
  • 69. 164. A. Edema macula – Laki-laki, 43 tahun – Mata kirinya mendadak kabur – Riw DM 10 thn – VOS 3/60, Lensa keruh tipis, badan kaca jernih, retina blot(+), eksudat (+), dan edema makula (+), neovaskularisasi(-), TIO (N) Penyebab VISUS turun?
  • 70.
  • 71. Penyebab RD • Penyempitan pembuluh darah di mata, yang dapat mengakibatkan kebocoran atau terjadi pendarahan, dan penimbunan cairan dan materi berlemak dalam retina, yang dapat menyebabkan terjadinya kondisi edema makula, yang akan menyebabkan penglihatan yang kabur • Kerusakan yang mungkin terjadi pada pembuluh darah dekat area retina mata akan menyebabkan tubuh secara alami merangsang pertumbuhan pembuluh darah yang baru yang lebih lemah
  • 72. 165 Seorang laki-laki berusia 50 tahun dibawa ke UGD RS oleh petugas hotel dengan mobil ambulans. Petugas hotel menemukan pasien terbaring dengan pernapasan yang dagkal dan tidak teratur. Petugas ambulans menyatakan bahwa pasien sempat mengalami kejang ketika didalam ambulans. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa pupilnya mengalami miosis dan kesadarnnya stupor. Apakah terapi yang seharusnya diberikan pada kasus tersebut ? A. Diazepam intravena B. Diuresis paksa C. Fenobarbital intravena D. Haloperidol intramuscular E. Nalokson intravena
  • 73. 165. E. Nalokson intravena • Laki-laki, 50 tahun • Pasien terbaring dengan pernafasan yang dangkal dan tidak teratur. • Kejang ketika ketika didalam ambulan. • Kesadaran: stupor, Mata: pupil miosis Terapi?
  • 74.
  • 75.
  • 76. Antidotum • Antikolinergik : charcoal 1g/kg • Kolinergik : atropin 1-2 mg • Halusinogenik : diazepam 1 amp • Opioid : naloxone 0,4-2 mg IV diulang 3 menit • Simpatomimetik : diazepam 1 amp • Sedatif hipnotik : flumazenil
  • 77. 166 Seorang perempuan berusia 35 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan nyeri pada tungkai kanan 1 jam yang lalu setelah jatuh dari motor setengah jam yang lalu. Nyeri dirasakan semakin memberat tungkai kanan bengakk dan sulit digerakkan. Saat kejadian pasien tidak sadar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemah, somnolen, gizi kesan cukup. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 90/60 mmHg, nadi 110x/menit, temperatur 36,2 derajat C, napas 22x/menit. Status lokalis didapatkan luka sobek ukuran 15 cm x 5 cm pada 1/3 distal tungkai kanan, globul fat, dan ekspulsi tulang. Ukuran tungkai kanan lebih pendek daripada tungkai kiri. Apakah komplikasi jangka pendek yang tepat ? A. Syok hipovolemik B. Syok neurogenik C. Infeksi sekunder D. Nekrosis jaringan E. Anemia
  • 78. 166. A. Syok hipovolemik • Perempuan, 35 tahun • Nyeri pada tungkai kanan sejak 1 jam yang lalu, setelah jatuh dari motor setengan jam yang lalu. • Nyeri dirasakan semakin memberat, tungkai kanan bengkak, dan sulit digerakan. • Saat kejadian pasien tidak sadar. • PemFis: KU tampak lemah, somnolen, gizi kesan cukup • TTV: TD 90/60 mmHg, N 110 x/menit, S 36,2°C, RR 22 kali/menit • Status lokalis: luka sobek ukuran 15cm x 5cm pada 1/3 distal tungkai kanan, globut fat, dan ekspulsi tulang, ukuran tungkai kanan lebih pendek dari pada tungkai kiri. Komplikasi jangka pendek?
  • 80. 167 Seorang perempuan berusia 23 tahun dibawa keluarganya ke puskesmas karena tidak mau makan dan minum selama 2 minggu terakhir. Dari anamnesis diapatkan pasien hanya diam mematung dan tidak mau berbiacara. Pasien tidak BAB dan terkadang mengompol disembarang tempat. Bila dimasukkan makanan ke mulutnya pasien tidak mau mengunyah. Pasien dirujuk ke rumah sakit jiwa. Apakah terapi pilihan yang tepat akan diterima dirumah sakit jiwa ? A. Antipsikotik injeksi B. Terapi kejang listrik C. Psikoterapi kelompok D. Fisioterapi E. Injeksi muscle relaxant
  • 81. 167. B – Wanita 23 tahun – Tidak mau makan & minum sejak 2 minggu terakhir – Saat anamnesis pasien tidak mau bicara dan hanya diam mematung – BAB (-), BAK sembarangan sering mengompol – Bila dimasukkan makanan kemulutnya pasien diam dan tidak mau mengunyah Terapi??
  • 82.
  • 83. Klasifikasi skizofrenia • Paranoid: waham dan halusinasi • Hebefrenik: disorganized, proses pikir yang tidak terorganisasi. perilaku dan bicara tidak teratur • Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi terhadap lingkungan berkurang (stupor), mutisme, menolak untuk bergerak (negativisme) • Tak terinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik, ataupun katatonik • Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu, tapi sekarang hanya tinggal gejala negatifnya saja. • Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri dari lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masa lalu
  • 84. Kategori Obat Antipsikotik • Terdapat 3 kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu 1. Antipsikotik konvensional 2. Newer atypical antipsycotics 3. Clozaril (Clozapine)
  • 85. Antipsikotik konvensional 1. Haldol (haloperidol) 2. Stelazine ( trifluoperazine) 3. Mellaril (thioridazine) 4. Thorazine ( chlorpromazine) 5. Navane (thiothixene) 6. Trilafon (perphenazine) 7. Prolixin (fluphenazine)
  • 86. Newer atypical antipsycotics 1. Risperdal (risperidone) 2. Seroquel (quetiapine) 3. Zyprexa (olanzopine)
  • 87. Clozaril Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik atipikal yang pertama. Clozaril dapat membantu ± 25-50% pasien yang tidak merespon (berhasil) dengan antipsikotik konvensional. Sangat disayangkan, Clozaril memiliki efek samping yang jarang tapi sangat serius dimana pada kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel darah putihnya secara reguler. Para ahli merekomendaskan penggunaan Clozaril bila paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.
  • 88.
  • 89. 168 Seorang perempuan 23 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan pada bahu kanan setelah terbentur stang motor 1 jam yang lalu. Nyeri dirasakan semakin memberat, bahu kanan semakin memberat dan sulit digerakkan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan luka memar pada daerah bahu kanan, nyeri bahu kanan saat tangan diangkat, dan ROM terbatas. Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat ? A. CT-Scan bahu dekstra B. Darah rutin C. Foto rontgent os humeri dekstra D. Foto rontgent thoraks E. Foto rontgent clavicula dekstra
  • 90. 168. E. Foto rontgent clavicula dekstra • Perempuan, 23 tahun • Bahu kanan terbentur stang motor 1 jam lalu • Nyeri pada bahu kanan bengkak dan sulit digerakan. • PemFis: luka memar pada daerah bahu kanan, nyeri bahu kanan saat tangan diangkat, dan ROM terbatas Pemeriksaan Penunjang??
  • 91. Diagnosa didasarkan dari gejala nyeri yang ada dan riwayat penyakit atau aktifitas sebelumnya. Gejala yang timbul akibat frozen shoulder umumnya berjalan secara lambat dan bersifat kronis. Beberapa keadan lain seperti peradangan sendi atau otot bahu, artritis degeneratif sendi bahu, juga dapat memberikan keluhan dan gejala yang hampir sama, yaitu pembengkakan, nyeri dan kekakuan, namun gejala umumnya timbul lebih cepat. Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan rentang gerak sendi bahu yang secara signifikan terbatas, baik ketika bahu digerakkan sendiri oleh penderita (pemeriksaan jangkauan aktif gerak) atau saat bahu digerakkan oleh pemeriksa (pemeriksaan jangkauan pasif gerak).
  • 92. Keterbatasan gerak bahu hampir ke segala arah baik pada pemeriksaan jankauan aktif dan pasif, dan hal ini yang membedakan dengan kelainan tendinitis pada Rotator Cuff (peradangan pada tendon otot-otot bahu), dimana nyeri dan keterbatasan arah pergerakan sendi lebih sesuai dengan lokasi tendon yang mengalami peradangan (tidak ke segala arah). Pemeriksaan penunjang seperti Foto Rontgen, MRI (Magnetic Resonance Imaging) atau ultrasonografi kadang diperlukan untuk memastikan diagnosis ataupun untuk
  • 93. 169 Seorang laki-laki berusia 56 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS karena tidak sadar. Dari anamnesis diketahui sebelumnya pasien mengeluh nyeri dada. Pemeriksaan fisik didapatkan nadi tidak teraba dan tidak ada napas. Hasil pemeriksaan EKG terdapat gambaran : Apakah tindakan yang paling tepat pada pasien tersebut ? A. Menentukan waktu kematian karena pasien telah meninggal dunia B. Melakukan defibrilasi dengan kekuatan 360 joule C. Pemberian amiodarone i.v D. Pemberian adrenalin 1 ampul E. Melakukan resusitasi jantung paru dilanjutkan pemberian adrenalin
  • 94. 169. E. Melakukan resusitasi jantung paru dilanjutkan pemberian adrenalin • Laki-laki, 56 tahun tidak sadarkan diri • Sebelumnya pasien mengeluh nyeri dada • PemFis: nadi tidak teraba, tidak ada napas • EKG : Tindakan awal yang tepat?
  • 96. Pulseless Electrical Activity • PEA rhythm occurs when any organized heart rhythm that is observed on the electrocardiogram (ECG) does not produce a pulse. PEA can come in many different forms. Sinus Rhythm, tachycardia, and bradycardia can all be seen with PEA. • Pulseless electrical activity usually has an underlying treatable cause. The most common causes for PEA in emergency situations are hypovolemia and hypoxia.
  • 97. Pulseless Electrical Activity Question! • If you saw the rhythm below after defibrillation, how would you determine if it is pulseless electrical activity?
  • 98. LS Cardiac Arrest Algorithm. Robert W. Neumar et al. Circulation. 2010;122:S729-S767 Copyright © American Heart Association, Inc. All
  • 99. 170 Seorang pasien perempuan 47 tahun datang ke puskesmas kerena sesak napas sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga merasakan demam batuk dengan dahak seperti jelly. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tamapak sakit sedang. Frekuensi napas 25x/menit, TD 100/70 mmHh, tempertaure 38, 9 derajat C. hasil pemeriksaan fisik didapatkan perkusi pekak pada 2 paru dari retraksi iga. Hasil pemeriksaan radiologis ditemukan gambaran konsolidasi difus bilateral. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut ? A. Bronkopneumonia B. Pneumonia C. Pneumonia aspirasi D. Pneumonia lobaris E. Abses paru
  • 100. 170. B. Pneumonia • Perempuan, 47 tahun • Sesak napas sejak 1 hari yang lalu • Demam dan batuk dengan dahak seperti jelly • TTV: TD 100/70mmHg, RR 25 x/menit, S 38,9°C • PemFis: perkusi pekak pada kedua paru dan retraksi iga • Rö Thorax: gambaran konsolidasi difus bilateral. Diagnosis?
  • 101. • Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). • Pneumonia yang disebabkan M.tuberkulosis tidak termasuk. • Pneumonitis adalah peradangan paru yang disebabkan oleh non mikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan). • Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa. PNEUMONIA
  • 102.
  • 103.
  • 105. Pneumonia komuniti • Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat. Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka kematian tinggi di dunia. • Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik.
  • 106. Diagnosis • Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis, gejala klinis pemeriksaan fisis, foto toraks dan labolatorium. Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto toraks trdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini : • Batuk-batuk bertambah • Perubahan karakteristik dahak / purulen • Suhu tubuh > 380C (aksila) / riwayat demam • Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki • Leukosit > 10.000 atau < 4500
  • 107.
  • 108. Penatalaksanaan • Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia termasuk atipik. Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh M.pneumoniae, C.pneumoniae dan Legionella adalahgolongan : • Makrolid baru (azitromisin, klaritromisin, roksitromisin) • Fluorokuinolon • Doksisiklin
  • 109. 171 Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke puskesmas karena mengalaminpemaksaan hubungan seksual disertai kekerasan fisik oleh atasannya. Pasien adalah seorang buruh pabrik. Pasien akan melapor kepada polisi setelah pemeriksaan ada. Apakah tindakan yang paling tepat dokter puskesmas lakukan mempertimbangan aspek medikolegal yang ada di Indonesia ? A. Melakukan pemeriksaan dan membuat surat keterangan medis yang akan diserahkan kepada pasien setelah ada permintaan penyidik B. Melakukan pemeriksaan dan mencatat hasilnya dalam rekam medic untuk dibuatkan visum et repertum setelah ada surat permintaan penyidik C. Membuat surat keterangan medic dan visum et repertum berdasarkan pemeriksaan sesuai permintaan pasien D. Merujuk kepada dokter spesialis obstetric dan ginekologi di RSUD terdekat E. Menyarankan pasien terlebih dahulu melaporkan kejaadian kepada polisi dimana peristiwa terjadi.
  • 110. 171. E. Menyarankan pasien terlebih dahulu melaporkan kejaadian kepada polisi dimana peristiwa terjadi. • Perempuan, 23 tahun • Mengalami pemaksaan hubungan seksual disertai kekerasan fisik oleh atasannya • Pasien adalah seorang buruh pabrik • Pasien akan melapor kepada polisi setelah hasil pemeriksaan ada Tindakan PALING TEPAT dokter puskesmas lakukan berdasar aspek medikolegal di Indonesia?
  • 111. 172 Seorang laki-laki berusia 20 tahun dibawa ke UGD RS karena terbakar 2,5 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan pasien tampak gelisah. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 90/40 mmHg, nadi 110x/menit, napas 24x/menit, suhu 36,5 derajat C. dengan akral dingin. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan luka bakar wajah leher bagian depan dan belakang, lengan atas kanan kiri melingkar, seluruh dada, punggung sampai ke pantat. BB pasien 50 kg. berapa persen luka bakar pada pasien tersebut ? A. 45 persen B. 36 persen C. 27 persen D. 60,5 persen E. 54 persen
  • 112. 172. E. 54 persen • Laki-laki, 20 tahun • Terbakar 2,5 jam yang lalu • KU : Gelisah • PemFis : TD 90/40mmHg, N 110x/menit, RR 24 x/menit, S 36,5°C, akral dingin. • Status lokalis: luka bakar pada wajah , leher bagian depan, lengan atas kanan kiri melingkar ,seluruh dada, punggung sampai pantat, BB pasien 50Kg. Luas Luka Bakar %?
  • 113. Rule of Nine wajah dan leher bagian depan belakang = 9% lengan atas kanan kiri melingkar = 18% seluruh dada = 9 % punggung sampai pantat = 18% --------------------------------------
  • 114. Derajat luka bakar  Derajat I  hanya eritema, nyeri (+)  Derajat IIA  merah (pucat dengan penekanan), bula (+) dasar merah, nyeri (+)  Derajat IIB  merah, tidak pucat dengan penekanan, bula (+) dasar pecah, nyeri (-)  Derajat III  putih/hitam, bula (-), nyeri (-)
  • 116.
  • 117. 173 Seorang Tn. Mahmud, 55 tahun datang ke dokter dengan keluhan rasa tidak nyaman di mulut karena terasa asam sejak 2 minggu hampir setiap malam. Keluhan memburuk setelah makan banyak pada malam hari. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan IMT 33 kg/m2, TD 150/90 mmHg, laju nadi 92 kali/menit, dan laju napas 20 kali/menit. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan GDP 101 mg/dl, asam urat 9 mg/dl, dan kolesterol total 205 mg/dl. Kondisi yang dialami pasien tersebut terutama diperberat dengan adanya... Select one: a. Hipertensi b. Dislipidemia c. Diabetes melitus d. Obesitas e. Hiperurisemia
  • 118. • Pria 55 tahun, mulut terasa asam sejak 2 minggu, hampir setiap malam. • Memburuk setelah makan banyak pada malam hari. • IMT 33 kg/m2. • Kondisi yang dialami pasien tersebut diperberat dengan... 173 D. Obesitas
  • 120.
  • 121. 173 D. Obesitas Jadi, jawaban yang benar adalah…
  • 122. 174 Seorang perempuan berusia 47 tahun diantar keluarganya ke dokter umum karena percobaan bunuh diri. Dari hasil alloanamnesis diektahui pasien ditinggal suami selama 2 bulan sejak 2 minggu yang lalu. Sejak 2 minggu yang lalu terlihat mengurung diri dikamar, tidak mau makan, sedih, dan nafsu makan tidak ada, tidak bergairah dan gelisah. Sejak 1 minggu ini tidak bisa tidur. Apakah diagnosis yang paling mungkin ? A. Skizofrenia B. Episode depresi C. Skizoafektif tipe depresi D. Insomnia E. Gangguan depresi
  • 123. 174. E. Gangguan depresi • Perempuan, 47 tahun • Percobaan bunuh diri • Ditinggal suami selama 2 bulan yang lalu. Sejak 2 minggu yang lalu terlihat mengurung diri dikamar, tidak mau makan, sedih dan nafsu makan tidak ada,tidak bergairah dan gelisah. Sejak 1 minggu ini tidak bisa tidur. Diagnosis?
  • 124.
  • 125. Depresi • Gangguan suasana perasaan berupa mood yang turun, berlangsung minimal 2 minggu. • MLM  M-ood turun, L-elah terus, M-inat hilang • Klasifikasi: • Ringan: gangguan ringan dalam keseharian • Sedang: gangguan cukup berat dalam beberapa aspek kehidupan, biasanya muncul beberapa gejala somatis seperti gangguan seksual, keluhan tubuh, sakit kepala, dll. • Berat: biasanya ada gejala psikotik (waham, halusinasi), dapat disertai upaya bunuh diri
  • 126. 175 Seorang laki-laki berusia 20 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS karena mengamuk dirumah. Dari hasil alloanamnesis keluhan disertai perilaku memecahkan barang dan memukul semua orang yang mendekatinya. Beberapa waktu pasien terlihat mengurung diri dkamar dan tidak mau bergaul dengan temannya. Pasien ini tergolong pendiam dan tertutup, sekolahnya berhenti dikelas 3 SMP. Dari pemeriksaan psikiatri diketahui pasien mengatakan bahwa ia adalah titisan dewa brahmana yang akan menghukum orang yang berbuat jahat. Sambil komat kamit ia erusak barang yang ada dirumahnya. Apakah tindakan yang akan pertama kali harus dilakukan ? A. Psikoterapi B. Fiksasi C. Konsultasi D. Konseling E. Berikan antipsikitik oral
  • 127. 175. E. Berikan antipsikotik oral – Laki-laki berusia 20 tahun – Mengamuk, memecahkan barang, dan memukul orang – Sebelumnya pasien mengurung diri dikamar dan tidak mau bergaul – Sekolah berhenti sejak SMP kelas 3 – Mengaku titisan dewa Brahmana
  • 128.
  • 129. 176 Seorang perempuan 30 tahun hamil G1P0A0 datang kepuskesmas dengan keluhan demam. Keluhan disertai nyeri saat berkemih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 39 derajat C. dan terdapat nyero ketok sudut cotovertebra. Pada pemeriksaan urin didapatkan silinder lekosit. Apakah rencana tindakan yang anda sarankan ? A. Perlu diberikan profilaksis dengan antibiotika dosis rendah B. Perlu rawat inap dan antibiotika parenteral C. Tidak perlu diobati antibiotika D. Perlu diobati dengan antibiotika oral selama 3 hari E. Perlu diobati antibiotika oral selama 14 hari.
  • 130. 176. E. Perlu diobati antibiotika oral selama 14 hari • Perempuan, 30 tahun, hamil G1P09A0 nyeri saat berkemih • PemFis: S 39°C dan nyeri ketok CVA • Urinalisis: silinder lekosit Tatalaksana? Diagnosis? ISK pada ibu hamil • Indikasi rawat inap  ibu hamil
  • 131. ISK = Infeksi saluran kemih • • ISK non-komplikata: – sistitis pada perempuan tidak hamil imunokompeten tanpa penyakit struktural atau neurologik yang mendasari • • ISK komplikata: – ISK atas pada perempuan – ISK apapun pada pria atau perempuan hamil – ISK dengan kelainan struktural atau imunosupresi Manifestasi klinis • Manifestasi klinis 1. Sistitis: disuria, urgensi, frekuensi (gejala LUTS), urin keruh, NT suprapubik, demam (-) 2. Uretritis: mirip sistitis, tapi ada kencing nanah 3. Prostatitis: demam, nyeri perineum, NT prostat pada RT 4. Pielonefritis: demam tinggi, nyeri pinggang, mual muntah, nyeri ketok CVA
  • 132. ISK Etiologi • Non-komplikata: E. coli • Komplikata: E. coli, enterococci, pseudomonas • Uretritis: C. trachomatis, N. gonorrhoeae Penunjang • Urinalisis: pyuria, bakteriuria • Urinalisis penting pada wanita hamil untuk mencari bakteriuria asimptomatik • Tata laksana • Sistitis: fluorokuinolon atau cotrimoxazolePO selama 3 hari (non-komp) atau 2 minggu (komp) • Uretritis: ceftriaxon 250 mg IM 1 (untukNeisseria)+ doxycycline 2x100 mg PO atau azithromycin 1 g PO 1x (untuk Chlamydia) • Prostatitis: fluorokuinolon atau cotrimoxazole PO 2-4 minggu • Pielonefritis: fluorokuinolon
  • 133.
  • 134. 177 Seorang perempuan berusia 55 tahun dibawa ke UGD RS. Dari keluarga yang mengantar diperoleh informasu pasien mengelug sakit kepala mendadak, disertai bicara kacau. Pada pemeriksaan didapatkan TD 195/95 mmHg, nadi 50x/menit, frekuensi napas 16x/menit, suhu tubuh 37 derajat C, bicara kacau, GCS E2M5V2, pupil kanan 4 mm, RC (+), pupil kiri 2 mm. apakah kemungkina diagnosis yang paling tepat untuk kasus tersebut? A. Transient ischemic attack (TIA) B. Sumbatan arteri serebri media C. Stroke iskema D. Perdarahan intraserebral E. Pecahnya AVM
  • 135. 177. D. Perdarahan intraserebral • Perempuan, 55 tahun • Sakit kepala mendadak, disertai bicara kacau,. • TTV: TD 195/95 mmHg, N 50 x/menit, RR 16 x/menit, S 37°C. • GCS E2M5V2, Mata Ø pupil kanan 4 mm dan pupil kiri 2 mm RC (+)/(+). Diagnosis?
  • 136.
  • 137. Stroke iskemik Vs Etiologi: trombus/emboli • Klinis: • Anamnesis: defisit neurologis akut (seringnya hemiparesis) • PF: kesadaranumumnya tidakmenurun • tanda lesi UMN (hiperrefleks, ada reflex patologis) • Penunjang (CT Scan): area hipodens serebrum • Tatalaksana: • Trombolitik (r-TPA) 3-4,5 jam setelahonset • Aspirin 325 mg • Clopidogrel 300 mg • Aspirin 325 mg + dipyridamole 2x200 mg Stroke hemoragikEtiologi: perdarahan intraserebral • Klinis: – Anamnesis: defisit neurologis akut +penurunan kesadaran + nyeri kepala + muntah proyekti – PF: tanda lesi UMN, hipertensi – Penunjang (CT Scan): area hiperdens di serebrum • Tatalaksana: – Bedah, Medikamentosa • Antihipertensi • Agendiuretik osmotic (misal manitol)
  • 138. 178 Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang kepuskesmas dengan keluhan mata kanan kabur sejak 3 hari yang lalu. Mata kanan merah terasa sakit berdenyit dan pasien mengeluh mual dan muntah.hasil pemeriksaan virus OD 1/60 dan virus OS 6/6. Pada pemeriksaan fisik didapatkan mata kanan tampak konjungtiva hiperemi dengan perikornea, bilik mata dangkal (tertutup) pupil mid dilatasi, mata kiri tenang dengan sudut bilik mata dangkal. Pemeriksaan tonometry tekanan intraocular 59 mmHg, apa diagnosis yang paling mungkin pada mata kanan ? A. Galukoma sudut terbuka primer B. Galukoma sudut tertutup primer khronis C. Galukoma sekunder sudut terbuka D. Galukoma sudut tertutup primer akut E. Glaucoma tekanan rendah (LTG)
  • 139. 178. D. Galukoma sudut tertutup primer akut • Laki-laki, 50 tahun • Mata kanan kabur sejak 3 hari yang lalu • Mata kanan merah terasa sakit berdenyit, mual, dan muntah • Visus OD 1/60 dan OS 6/6 • PemFis: OD tampak konjungtiva hiperemi dengan perikornea, bilik mata dangkal (tertutup) pupil mid dilatasi; OS tenang dengan sudut bilik mata dangkal • Tonometry: TIO 59 mmHg Diagnosis OD?
  • 140. GLAUKOMA GLAUKOMA AKUT • Mata merah • Pandangan kabur mendadak, • Sakit kepala • Mual dan muntah, • Melihat halo ( warna- warni) disekitar bola lampu dan silau GLAUKOMA KRONIS • Pandangan kabur secara perlahan-lahan, • sakit kepala, • Sering menabrak benda sekitarnya , • melihat pelangi atau cahaya di pinggir objek yang sedang dilihat (halo)
  • 141. Ruang anterior secara anatomis menyempit  iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekula hambat humor akueus mengalir ke saluran schlemm. Peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tuaPergerakan iris ke depan terganggu Peningkatan TIO dorong perbatasan antara saraf optikus dan retina  vaskularisasi ke n.II berkurang nekrosis sel muncul bintik buta pada lapang pandang mata.
  • 142. 179 Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS karena berprilaku aneh dan sulit berkomunikasi. Selama dokter melakukan anamnesis dengan keluarganya pasien tampak bersiri satu kaki dengan tangan teracung ke atas selama beberapa jam. Pasien merespon dengan pertanyaan dokter dan tampaknya tidak waspada dengan situasi disekitarnya. Pasien secara aktif melawan setiap upaya untuk merubabh posisinya. Apakah yang ditunjukkan oleh pasien pada kasus tersebut ? A. Apraxia B. Synaesthesia C. Posturing D. Dystonia E. Echopraxia
  • 143. 179. C. Posturing • Laki-laki, 30 tahu • Sering berprilaku aneh dan sulit diajak komunikasi. • Selama dokter melakukan anamnesis dengan keluarganya pasien tampak berdiri satu kaki dengan tangan kanan teracung keatas selama beberapa jam. • Pasien tidak merespon dengan pertanyaan dokter dan tampaknya tidak waspada dengan situasi di sekitarnya. • Pasien secara aktif melawan setiap upaya untuk merubah posisinya. Gejala pada pasien?
  • 144. Echopraxia perilaku meniru gerakan yang dilakukan oleh orang lain ApraxiaSuatu kondisi di mana seseorang tidak bisa lagi melakukan gerakan ketika diminta untuk melakukannya. Kelainan tersebut terjadi bukan karena ada yang salah dengan otot-ototnya, melainkan pada otak. Dystonia  kondisi medis yang dikarakterisasikan dengan kontraksi otot secara tidak sadar yang disebabkan postur abnormal dan gerakan yang berulang. Dalam beberapa kasus, gerakan yang mirip dengan getaran. Gerakan secara sengaja pada otot yang sakit akan membuat kondisi semakin parah dan menyebar ke otot terdekat. SynaesthesiaSuatu kondisi orang yang sedang dalam pengaruh zat halusinogen, ataupun kondisi dimana orang bisa memproyeksikan pikirannya pada orang lain. Banyak halusinogen dikenal sebagai penyebab berbagai tahap
  • 145. 180 Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke puskesmas dengan keluhan dadasering berdebar-debar sejak 1 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan TSH menurun, free T3 dan free T4 meningkat, skintigrafi didapatkan uptake hormone tiroid yang meningkat dan difuse. Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut ? A. Toxic adenoma B. Toxic multinodular goiter C. Subklinikal hipertiroidisme D. Grave’s disease E. Tiroiditis
  • 146. 180. D. Grave’s disease • Laki-laki, 45 tahun • Keluhan dada sering berdebar-debar sejak 1 bulan yang lalu • PemLab: TSH menurun, free T3 dan free T4 meningkat, skintigrafi didapatkan uptake hormone tiroid yang meningkat dan difuse Diagnosis paling tepat?
  • 147. Grave’s disease Klasifikasi penyebab Mekanisme patogenesis Produksi lebih hormon tiroid : Penyakit Graves Goiter multinodular toksik Adenoma folikular Penyakit hipotalamus Tumor sel germinal (mola hidatidosa, koriokar-sinoma) Karsinoma tiroid folikular metastasis Antibodi merangsang TSH-R [TSH-R(stim) Ab] Hiperfungsi otonom Hiperfungsi otonom Produksi lebih TRH Stimulasi HCG Metastasis fungsional Kerusakan kelenjar tiroid : Tiroiditis limfositik Tiroiditis granulomatosa (subakut) Tiroiditis Hashimoto Penglepasan hormon simpan Penglepasan hormon simpan Penglepasan hormon simpan selintas Lain-lain : Tirotoksikosis medikamentosa Makan hormon tiroid eksogen berlebih
  • 148. Gejala Kewaspadaan, emosi labil, gelisah, mudah terangsang Konsentrasi terganggu Otot lemah, mudah lelah Palpitasi (debar jantung mencepat) Selera makan meningkat, berat badan menurun Defekasi (b.a.b.) sering Tidak tahan panas Tanda Hiperkinesia, bicara cepat kelemahan otot proksimal (kuadriseps), tremor halus Kulit halus, basah; rambut halus, banyak; kuku pecah (onikolisis) Gerak kelopak mata lamban (lid lag), menatap, kemosis, edema periorbital (sekitar mata), mata melotot (proptosis) Bunyi jantung I keras, denyut cepat (takikardia), fibrilasi atrial, Laboratori um TSH serum menurun Tiroksin bebas, T4 dan T3 serum, T3 resin atau T4 uptake, free thyroxine index semua meningkat Ambilan Yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid meningkat Basal metabolic rate (BMR) meningkat Kadar kolesterol serum menurun Temuan klinis pada Hipertiroid (Tirotoksikosis)
  • 149. Pada hipertiroid subklinis didapatkan kadar rendah TSH dengan T3 dan T4 normal (biasanya normal tinggi, dekat batas atas rentang rujukan) sedangkan gejala klinis tiada atau sedikit / tidak nyata. Keadaan ini mencerminkan adanya pengurangan produksi dan sekresi TSH sebagai respons terhadap peningkatan ringan hormon tiroid yang masih dalam rentang rujukan sebe-lum klinis nyata. Dapat dibedakan antara yang endogen, misalnya berkaitan dengan penyakit Graves atau goiter nodular, dan yang eksogen, berkaitan dengan pengo- batan levothyroxine.
  • 150. 181 Seorang laki-laki berusia 40 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan panas seperti terbakar pada muka dan dada sejak ½ jam yang lalu, setelah tersirami air keras. Panas disertai nyeri dan lepuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum compos, mentis, tampak kesakitan, gizi kesan cukup. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, temperature 37,8 derajat C. frekuensi napas 18x/menit. Status lokalis didapatkakn hiperemia dan luka lepuh searuh muka kiri, leher kiri dan dada kiri. Apakah tindakan awal yang tepat ? A. Kompres luka dengan ovidon iodine B. Beri analgetik peroral C. Beri salep antibiotic pada luka D. Kompres luka dengan NaCl E. Injeksi analgetik IM
  • 151. 181. D. Kompres luka dengan NaCl • Laki-laki, 40 tahun • Napas seperti terbakar pada muka dan dada sejak ½ jam yang lalu setelah tersiram air keras • Panas disertai nyeri dan lepuh. • PemFis: KU compos mentis, tampak kesakitan, gizi kesan cukup • TTV : TD 120/80 mmHg, N 88x/menit, S 37,8°C, RR 18 kali/menit • Status lokalis : hiperemia dan luka lepuh separuh muka kiri, leher kiri dan dada kiri Tindakan awal?
  • 152.
  • 153.
  • 154. 182 Seorang laki-laki berusia 23 tahun diantar keluarganya karena kesadaran menurun sejak 3 jam yang lalu. Dari hasil alloanamnesis diketahui bahwa pasien pernah menggunakan obat tidur dan alcohol, tidak ada riwayat penyakit jiwa berat. Hanya riwayat perilaku yang mudah emosi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, tanda vital TD 150/100 mmHg, nadi 90x/menit, napar 15x/menit, suhu 37,5 derajat C. apakah diagnosis yang paling mungkin ? A. Hiperglikemik B. Intoksikasi zat C. Penyalahgunaan zat dalam keadaan with drawl state D. Delirium organic E. Delirium metabolic
  • 155. 182. C. Penyalahgunaan zat dalam keadaan withdrawl state – Laki-laki usia 23 tahun – Kesadaran menurun sejak 3 jam lalu – Pasien pernah menggunakan obat tidur dan alcohol – Tidak ada riwayat penyakit jiwa berat – Riwayat perilaku yang mudah emosi – Kesadaran somnolen – TTV: TD 150/100 mmHg, N 90 x/menit, RR 15 kali/menit dan S 37,5°C Diagnosis?
  • 156. Penyalahgunaan zat dalam kesadaran withdrawl state : – Biasanya timbul dalam 6-10 jam setelah pemberian obat yang terakhir dan puncaknya pada 36-48 jam. – 6 – 12 jam: lakrimasi, rhinorrhea, sering menguap, gelisah – 12 – 24 jam: tidur gelisah, iritabel, tremor, midriasis, anoreksia – 24-72 jam: semua gejala di atas intensitasnya bertambah disertai adanya kelemahan, depresi, nausea, vomitus, diare, kram perut, nyeri pada otot dan tulang, kedinginan dan kepanasan yang bergantian, peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, gerakan involunter dari lengan dan tungkai – Dehidrasi dan gangguan elektrolit – Selanjutnya, gejala hiperaktivitas otonom mulai berkurang secara berangsur-angsur dalam 7-10 hari, tetapi penderita masih tergantung kuat pada obat.
  • 157. 183 Seorang perempuan berusia 46 tahun datang ke psukesmas karena nyeri ulu hati. Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, keluhan membaik setelah makan. Hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, napas 20x/menit, temperatr 36,5 derajat C. hasil pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan epigastrik. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut ? A. Esophagitis B. Ulkus duodeni C. Ulkus gaster D. Gastritis E. Refluks gastroesofageal
  • 158. 183. B. Ulkus duodeni – Perempuan, 46 tahun – Nyeri ulu hati dirasakan sejak 2 bulan yang lalu – Keluhan membaik setelah makan – TTV : TD 110/80 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menit, S 36,5°C – Nyeri tekan epigastrik Diagnosis?
  • 159.
  • 160.
  • 161.
  • 162. 184 Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan perdarahan telinga kanan, disertai penurunan pendengaran dan keluhan vertigo, pasca trauma kepala. Hasil pemeriksaan fisik local telinga kanan didapatkan sisa darah di kanalis auditorius eksternus, perforasi membrane timpani. Apakah hasil pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan tes garputala pada telinga kanan ? A. Rinne: negative, weber tidak ada lateralisasi, schawabach normal B. Rinne: positif, weber terdapat lateralisasi, schawabach normal C. Rinne: positif, weber tidak ada lateralisasi, schawabach diperpendek D. Rinne: negative, weber terdapat lateralisasi, schawabach diperpendek E. Rinne: negative, weber terdapat lateralisasi, schawabach memanjang
  • 163. 184. E. Rinne: negative, weber terdapat lateralisasi, schawabach normal – Laki-laki, 30 tahun – Pendarahan telinga kanan – Penurunan pendengaran dan keluhan vertigo, pasca riwayat trauma kepala – PemFis: Tampak sisa darah di kanalis auditorium ekstemus, perforasi membrane timpani Hasil TES GARPUTALA AD?
  • 165. 185 Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai badan berwarna kuning. Pasien sebelumnya didiagnosis TB dan mengkonsumsi obat TB selama 3 bulan ini.hasil pemeriksaan dahak sewaktu (+), pagi (-), sewaktu (+). Pemeriksaan tanda vital TD 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, nafas 20x/menit dan suhu 37,4 derajat C. pemeriksaan fisik region abdomen didaptkan hepar 3 jari dibawah arcus costae. Apakah kemungkinan obat yang menyebabkan keluhan pasien? A. Rifampisin B. Streptomisin C. Isoniazid D. Pirazinamid E. Ethambutol
  • 166. 185. D. Pirazinamid • Laki-laki, 45 tahun • Nyeri perut kanan atas sejak 2 minggu lalu, disertai badan berwarna kuning • Di diagnosis TB dan mengkonsumsi obat TB selama 3 bulan • TTV: TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, S 37,4°C • PemFis: abdomen : hepar 3 jari dibawah arcus costae • Pemlab: SPS +/-/+ Obat yang menyebabkan keluhan?
  • 167.
  • 168.
  • 169. 186 Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang dengan keluhan kelemahan pada kedua tungkai. Pasien memiliki riwayat hipertensi selama 1 tahun terakhrir dan rutin minum obat hipertensi yang diberikan dokter. Pemeriksaan tanda vital tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 80x/menitnapas 20x/menit, dan suhu 36,8derajat C. pemeriksaan neurologis normal. Apakah obat yang menyebabkan keluhan pasien tersebut ? A. Amlodipine B. Nifedipin C. Captopril D. HCT E. Methyldopa
  • 170. 186. D. HCT – Laki-laki, 52 tahun – Kelemahan pada kedua tungkai – Riwayat HT selama setahun dan rutin minum obat – TTV : TD 160/100; N 80x/m; RR 20x/m suhu afebris – Pemeriksaan neurologis dbn Obat yang menyebabkan keluhan?
  • 171.
  • 172. 187 Seorang laki-laki berusia 49 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata kanan kabur. Pasien memiliki riwayat mempunyai mata kanan dengan kaca ata koreksi myopia -2D dan mata kiri emetrop. Berapa ukuran kaca mat abaca pada pasien ini ? A. Kacamata baca mata kanan S+1 mata kiri S+2 B. Kacamata baca mata kanan S+2 mata kiri S+1 C. Kacamata baca mata kanan plano (S=0) mata kiri S+3 D. Kacamata baca mata kanan plano (S=0) mata kiri S+2 E. Kacamata baca mata kanan plano (S=0) mata kiri S+1
  • 173. 187. D. Kacamata baca mata kanan plano (S=0) mata kiri S+2 • Laki-laki, 52 tahun • Mata kanan kabur • Riwayat mata kanan dengan kaca mata koreksi myopia -2 D • Mata kiri emetrop Ukuran kacamata baca?
  • 174. Presbiopia (mata tua) • Daya akomodasi mulai melemah akibat usia. Koreksi lensa dengan lensa positif, dan perkiraan kekuatan lensa sesuai dengan usia. Umumnya memerlukan lensa progresif 40-45 tahun 46-50 thn 51-55 thn 56-60 thn >60 thn +1.0D +1,5D +2D +2,5D +3D
  • 175. 188 Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak napas. Keluhan disertai dengan batuk yang muncul sejak 1 bulan yang lalu dan 1 minggu terakhir dirasa memberat. , terdapat riwayat hipertensi. Pada pemeriksaan ditemukan suhu 37 derajat C, nadi 110x/menit, napas 28x/menit,dan tekanan darah 160/100 mmHg. Pada hemitoraks sinistra ditemukan ketinggalan gerak, perkusi redup, dan suara vesikuler turun. Hasil rontgent dada posisi tegak menunjukkan menandakan perselubungan opak dengan sinus costofenikus sinistra menumpul. Gambaran opasitas mengikuti perubahan posisi. Ada diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut ? A. Efusi pleura sinistra B. Hernia diagragmatika C. Thymoma D. Pneumonia E. Pneumotorax sinistra
  • 176. 188. A. Efusi pleura sinistra • Laki-laki, 60 tahun • Keluhan sesak napas disertai dengan batuk yang muncul sejak 1 bulan yang lalu dan 1 minggu terakhir dirasa memberat • Riwayat hipertensi • TTV: TD 160/100 mmHg, N 110x/menit, S 37°C, RR 28x/menit • PemFis: hemitoraks sinistra : ketinggalan gerak, perkusi redup, dan suara vesikuler turun • Rö Thorax: posisi tegak menunjukkan perselubungan opak dengan sinus costofrenikus sinistra menumpul. Gambaran opasitas mengikuti perubahan posisi. Diagnosis?
  • 177. Efusi pleura 1. GAMBARAN KLINIK/ ANAMNESIS • Demam +/- • Rasa penuh/tak enak didada / nyeri +/- • Batuk-batuk • Sesak nafas • Posisi tidur lebih enak miring ke arah yg sakit – Gej klinis efusi pleura tergantung jumlah cairan • Gejala klinis tergantung penyakit dasarnya 2. PEMERIKSAAN FISIS – Kelainan (+) bila cairan > 500 cc, – Inspeksi, » Statis tampak lebih cembung » Dinamis: gerakan tertinggal – Palpasi, » Fremitus, menurun – Perkusi, » Redup - pekak – Auskultasi » Suara nafas hilang Adalah terbentuknya cairan dalam rongga pleura lebih dari normal
  • 178.  Apabila hasil RO PA meragukan terhadap cairan o CT-Scan •untuk cairan sedikit 50 cc o lateral dekubitus kanan/ kiri • Prinsipnya cairan akan berpindah ke tempat yg lebih rendah Radiologi  Terlihat bila cairan > 300 cc • Sudut kosto preniku tumpul ± 100 cc • Tampak garis Ellis D‘amoiseau • Pendorongan kearah yg sehat • perselubungan homogen dmn lateral lebih tinggi dari medial •Sela iga melebar
  • 179. 189 Jenazah perempuan tak dikenal diketemukan mengapung ditepi sungai dengan pakaian compang-camping. Jenazah diibawa ke RS untuk dilakukan pemeriksaan fisik berikut ini yang paling mengarahkan bahwa jenazah diduga meninggal karena tenggelam dalam air ? A. Lidah menjulur keluar B. Cadaveric spasm negative C. Cutis anserine dipermukaan kulit D. Warna kehijauan pada regio inguinal dekstra E. Lebam jenazah berwarna merah terang
  • 180. 189. C. Cutis anserine dipermukaan kulit –Jenazah perempuan diketemukan mengapung di tepi sungai dengan pakaian compang-camping Tanda tenggelam dalam air?
  • 181. • 7 tanda penting yang memperkuat diagnosis mati tenggelam (drowning), yaitu : 1. Kulit tubuh mayat terasa basah, dingin, pucat dan pakaian basah 2. Lebam mayat biasanya sianotik 3. Kulit telapak tangan / telapak kaki mayat pucat (bleached) dan keriput (washer woman’s hands / feet) 4. Kadang-kadang terdapat cutis anserine / goose skin pada lengan, paha dan bahu mayat 5. Terdapat buih putih halus pada hidung atau mulut mayat (scheumfilz froth) yang bersifat melekat 6. Bila mayat kita miringkan, cairan akan keluar dari mulut / hidung 7. Bila terdapat cadaveric spasme maka kotoran air / bahan setempat berada dalam genggaman tangan mayat.
  • 182. 190 Seorang anak perempuan berusia 4 tahun, dibawa ke IGD RS dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari terakhir. Keluhan dimulai dengan batuk, pilek, dan demam sejak 1 minggu yang lalu. Pasien sudah minum obat dari apotik namun belum membaik. Pada pemeriksaan tanda vital frekuensi napas 50x / menit. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sesak napas dengan bunyi krek-krek, napas cuping hidung. Vesicular meningkat dan ronki basah halus dikedua lapangan paru. kadang terdengar krepitasi. Apakah gambaran radiologis yang paling mungkin ditemukan ? A. Infiltrate perihiler B. Gambaran air trapped C. gambaran kavitas paru D. Corakan bronkovaskular meningkat E. Infiltrate merata pada kedua paru
  • 183. 190. A. Infiltrate perihiler • Anak perempuan, 4 tahun • sesak napas sejak 3 hari • Batuk, pilek, dan demam satu sejak 1 minggu yang lalu • Sudah minum obat namun belum membaik • TTV: RR 50x/menit • PemFis: tampak sesak napas dengan bunyi krek-krek, napas cuping hidung. Vesikular meningkat dan ronki basah halus di kedua lapangan paru kadang terdengar krepitasi Gambaran Radiologi Thorax?
  • 184.
  • 185. 191 Seorang bayi berusia 7 bulan dibawa kepuskesmas oleh ibunya karena diare lebih dari 5x sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga tampak kurus. Pasien baru saja mulai minum susu formula sejak 3 minggu yang lalu. BAB cair tanpa disertai darah (-). Ibu pasien biasa membuat sufor dengan perbandingan 1 sendok takar untuk 30 ml air. Pemeriksaan fisik bayi tampak kurus, dehidrasi (+), bokong tampak kemerahan. Apakah penyebab yang paling mungnin pada kasus ini ? A. Diare intoleransi B. Pembuatan susu yang terlalu encer C. Keracunan makanan D. Pembuatan susu yang terlalu kental E. Diare non-disentri
  • 186. 191. A. Diare intoleransi • Bayi,7 bulan • Diare lebih dari 5x sejak dua minggu yang lalu • Pasien baru saja mulai minum susu formula sejak 3 minggu • Ibu pasien biasa membuat sufor dengan perbandingan 1 sendok takar untuk 30ml air • BAB cair tanpa disertai darah (-) • PemFis: KU tampak kurus, dehidrasi (+), bokong tampak kemerahan Penyebab?
  • 187.
  • 188.
  • 190. 192 Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan mata kanan terkena shuttleblock saat bermain bulutangkis. Pada pemeriksaan visus OD 1/300. Pemeriksaan fisik segmen anterior didapatkan hifema total. Pemeriksaan tonometry didapatkan tekanan intraokuler 55 mmHg. Komplikasi apa yang paling sering ? A. Glaucoma sekunder B. Iridodialisis C. Uveitis anterior D. Blood staining kornea E. Iridoplegia
  • 191. 192. A. Glaucoma sekunder – Laki-laki, 30 tahun – Mata kanan terkena shuttlecock saat bermain bulutangkis – Visus OD 1/300, PF segmen anterior: hifema total – TIO 55mmHg Komplikasi tersering?
  • 192.
  • 193.
  • 194. 193 Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke puskesmas untuk berkonsultasi hasil pemeriksaan foto rontgent dada setelah menjalani pengobatan rutin TB selama 6 bulan. Hasil pemeriksaan radiologi thorax tidak lagi ditemukan gambaran TB dan pasien dinyatakan sembuh. Pasien diminta control kembali 1-3 bulan. Apakah jenis pencegahan dari saran yang diberikan dokter tersebut ? A. Pencegahan primer B. Pencegahan sekunder C. Pencegahan kuartemer D. Pencegahan primordial E. Pencegahan tersier
  • 195. 193. E. Pencegahan tersier • Laki-laki, 35 tahun • Konsultasi hasil pemeriksaan foto rontgent dada setelah menjalani pengobatan rutin TB selama 6 bulan • Rö thorax tidak lagi ditemukan gambaran TB dan pasien dinyatakan sembuh • Pasien diminta control kembali 1-3 bulan Jenis Pencegahan?
  • 196. Jenis-jenis Pencegahan • Pencegahan primer: peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. – Contohnya makan dengan diet yang seimbang, menjalani suatu program olahraga secara teratur, mempertahankan berat badan yang normal dan tidak merokok – Dapat di perluas ke luar lingkungan pelayanan kesehatan. • Pencegahan sekunder: Deteksi dini terhadap penyakit dan komplikasinya. – Contoh: Meningkatkan kesadaran wanita tentang kanker payudara dan mendorong mereka untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Setelah penyakit di diagnosa pada tahap awal, maka klien biasanya dapat kembali melakukan aktifitasnya dan pekerjaan sehari-harinya. Akibatnya, mereka akan merasa bahwa mereka lebih memiliki kontrol terhadap kehidupan mereka. • Pencegahan tersier: usaha mempertahankan kesehatan optimal setelah mengalami suatu penyakit atau ketidak mampuan. – Contoh: usaha untuk mencegah terjadinya penurunan kecanduan alkohol, dan merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Walaupun seseorang sudah berhenti minum selama bertahun-tahun.
  • 197. 194 Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan cepat lelah. Keluhan disertai berdebar-debar akhir-akhir ini. Pemeriksaan ini. Pemeriksaan fisik keadaan umum baik tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90x/menit, temperature 37 derajat C, napas 24x/menit. Pada auskultasi didapatkan bunyi jantung I normal, bunyi jantung II wide fixed split. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus dengan tanda-tanda RVH (right ventrikel hypertrophi). Apakah diagnosis pasien tersebut ? A. mitral regurgitasi B. atrium septal defect C. ventrikel septal defect D. mitral valve prolapse E. tetralogy of fallot
  • 198. 194. B. Atrium septal defect • Perempuan, 25tahun • Keluhan cepat lelah dan berdebar debar • PemFis: KU baik, TTV: TD 120/80 mmHg , N 90 x/menit, S 37°C, RR 24x/menit; auskultasi : bunyi jantung l normal, bunyi jantung ll wide fixed split. • EKG : irama sinus dengan tanda-tanda RVH (right ventrikel hypertrophi) Diagnosis?
  • 199. • Asianosis  pasien tidak biru sejak saat lahir, namun seiring berjalannya usia dapat menjadi biru (pembalikan pintas menjadi kanan ke kiri )  sindroma Eisenmenger • Sianosis  pasien langsung sianosis sejak lahir. Disebabkan oleh pintas dari kanan ke kiri.
  • 201. VSD •Left to right shunt• LA, LV,dan PA enlargement  pulmonary vascular obstructive disease  pulmonary hypertension (PH)  eisenmenger syndrome • PF: murmur pansistolik di sela iga ke 3 dan ke4 tepi kiri sternum menjalar ke sepanjang tepi kiri sternum.
  • 202. ASD • Left to right shunt • RA, RV, dan PA enlargement  pulmonaryvascular obstructive disease pulmonaryhypertension (PH)  eisenmengersyndrome • Tidak bergejala s/d 20-30th • PF: Fixed split S2, sistolik ejection murmur (relative pulmonalstenosis[PS]), mid diastolicmurmur (relative tricuspid stenosis[TS]) PDA • Duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal tidak menutup saat lahir • Left to rightshunt • PF: continuous murmur
  • 203. TOF • VSD, pulmonary stenosis, overriding aorta and right ventricular hypertrophy • Cyanotic spell: biru  jadi tambah biru karena sistemik perifer resistance ↓(nangis). Dapat diperbaiki dengan cara ↑ resistensi perifer(jongkok) • PF: single second heartsound (PS) • Foto thoraks:boot shape
  • 204. 195 seorang laki-laki berusia 30 taun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri hebat pada daerah belakang pergelangan kaki kiri 3 jam yang lalu saat bermain bola. Pada peeriksaan fisik umum didapatkan keadaan umum baik, tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan status lokalis dipergelangan kaki bagia belakang didapatkan udem di region sebelah atas tumit kaki kiri, nyeri tekan (+), dan tes Simmonds tidak didapatkan plantar fleksi kaki. Apakah kemungkinan diagnosis yang paling mungkin ? A. rupture tendon m.soleus B. patah tulang patella C. rupture tendon m. quadriceps D. rupture tendon Achilles E. patah tulang calcaneus
  • 205. 195. D. rupture tendon Achilles • Laki-laki, 30 tahun • Nyeri hebat pada daerah belakang pergelangan kaki kiri 3 jam yang lalu saat bermain sepak bola • Status lokasis dipergelangan kaki bagian belakang didapatkan udem di region sebelah atas tumit kaki kiri, nyeri tekan (+), tes Simmonds tidak didapatkan plantar fleksi kaki Diagnosis?
  • 206. Ruptur tendon achilles • Tendon achilles merupakan tendon terbesar di tubuh manusia • Pasien merasakan snap tiba-tiba dengan nyeri yang sangat hebat • Tidak dapat berdiri pada kaki yang terluka • Sign  gap pada region tendon • PF  calf squeeze test /thompson test (simmond)
  • 208. Gambar thompson (simmond) test/ calf squeeze
  • 209. 196 seorang perempuan berusia 24 tahun, G1P0A0 hamil 12 minggu dibawa ke puskesmas dengan keluhan muntah terus menerus sejak 1 minggu yang lalu. Setiap meminumdan makanan yang dimakan dimuntahkan kembali. Pasien merasa sangat haus dan berat badannya menurun. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan frekuensi nadi 100x/menit, TD 90/60 mmHg, suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak apatis, kulit pucat dan kekuningan, lidah kotor, pemeriksaan Hb 11,2 gr persen, pemeriksaan urin didapatkan aseton (+), bilirubin (+). Apakah diagnosis yang paling mungkin ? A. hyperemesis gravidarum tingkat V B. hyperemesis gravidarum tingkat IV C. hyperemesis gravidarum tingkat III D. hyperemesis gravidarum tingkat II E. hyperemesis gravidarum tingkat I
  • 210. 196. C. hyperemesis gravidarum tingkat III • Perempuan, 24 tahun, G1P0A0 H-12 minggu • Keluhan muntah terus menerus sejak 1 minggu • Minuman dan makanan yang dimakan dimuntahkan kembali • Sangat merasa haus dan berat badannya menurun • TTV: TD 90/60 mmHg, N 100x/menit, suhu afebris • PemFis: Tampak apatis, kulit pucat dan kekuningan, lidah kotor • PemLab: Hb 11,2 gr%, aseton (+), bilirubin (+) • Diagnosis?
  • 211. Hiperemesis Gravidarum Tingkat I Muntah yang terus- menerus timbul, nyeri epigastrium Nadi meningkat dan tekanan darah sistole menurun Mata cekung dan lidah kerin Turgor kulit berkurang dan urin masih normal. Tingkat II Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan Nadi dapat lebih cepat dan lebih 100-140 kali TD sistole < 80 mmHg apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus Aseton dan bilirubin (+) Tingkat III Gangguan kesadaran (delirium-koma) Muntah berkurang atau berhenti Ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung Bilirubin , dan proteinuria
  • 212.
  • 213. 197 Seorang perempuan 21 tahun P1A0 datang ke puskesmas dengan keluhan keluar darah peravaginam banyak dan berbau busuk yang dirasakannya tidak normal sejak 7 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh demam, sakit kepala dan badan lemas sejak 3 hari yang lalu. Pasien baru saja melahirkan dipuskesmas 10 hari yang lalu dengan penyulit berupa retensi plasenta namum akhirnya berhasil dikeluarkan lengkap. Pada pemeriksaan ditemukan tanda-tanda vital pasien masih dalam batas normal kecuali suhu tubuh mecapai 38,8 derajat C. pada pemeriksan abdomen ditemukan nyeri tekan area hipogastrik. Apakah diagnosis yang paling mungkin ? A. Dehisisensi jahitan episotomi B. Inversi uteri C. Endometritis D. Rupture uteri E. Sistitis
  • 214. 197. C. Endometritis – Perempuan, 21 tahun P1A0 – Keluhan keluar darah pervaginam banyak dan berbau busuk sejak 7 hari – Demam, sakit kepala dan badan lemas sejak 3 hari – Baru melahirkan 10 hari lalu dg penyulit retensi plasenta tp sudah keluar lengkap – Suhu: 38,8°C; nyeri tekan area hipogastrik Diagnosa?
  • 215. Faktor Risiko Faktor-faktor risiko utama untuk obstetri endometritis meliputi:  Cesarean pengiriman (terutama jika sebelum 28 minggu kehamilan)  Persalinan lama dengan seringnya pemeriksaan VT  Warna air ketuban yang hijau berbau  Penghapusan plasental manual  Ekstrem dari pasien usia  Status sosial ekonomi rendah Faktor-faktor risiko kecil meliputi:  Tindakan pemberian kortikosteroid yang berlebihan untuk pematangan janin  Proses operasi yang lama  Anemia setelah bersalin
  • 216. 198 Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun diantar ke UGD RS dengan keluhan utama lemah kedua tungkai secara tiba-tiba 2 hari yang lalu disertai sulit buang air kecil. Sebelumnya sekitar 5 hari yang lalu pasien menderita diare, ibu pasien juga menyebutkan pasien mendapatkan booser vaksinasi disekolahnya sekitar 10 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, temperature 36 derajat C. pada pasien juga tampak kedua tangannya mengalami kelumpuhan dan kedua matanya tidak dapat menutup. Apakah kegawatdaruratan yang dapat terjadi pada pasien diatas ? A. Neurogenic B. Paralisis otot pernafasan C. Spasme laring D. Dehidrasi berat
  • 217. 198. B. Paralisis otot pernafasan – Anak laki-laki, 6 tahun – Lemah kedua tungkai secara tiba-tiba 2 hari – Sulit buang air kecil – Sebelumnya 5 hari yang lalu pasien menderita diare – Ibu pasien juga menyebutkan pasien mendapatkan booster vaksinasi di sekolahnya sekitar 10 hari yang lalu – TTV: TD 110/70, N 80 kali/menit, S 36°C – Kedua tangannya mengalami kelumpuhan – Kedua matanya tidak dapat menutup Kegawatdaruratan yang dapat terjadi?
  • 218. Gullain Barre syndrom A disorder of neuromuscular transmission, characterisedby :  Weakness and fatigue of some or all musc groups  Weakness worsening on sustained or repeated exertion, or towards the end of the day, releivedby rest Etiology: autoimmune destruction of nicotinic postsynaptic receptors for acetylcholine. The antibodies referred to as acetylcholine receptor antibodies (AChRantibodies) Suatu sindroma neuropati perifer yang dimediasi disebabkan oleh infeksi compylobacter jejeni menimbulkan Infeksi saluran nafas dan infeksi cerna. Gejala :  Kelemahan tubuh simetris yang progresif  Hilangnya refleks tendon  Diplegia fasial  Parese otot orofaring dan respirasi
  • 219. Gullain Barre syndrom  Diagnosis :  CSF : protein elevated  Nerve conduction studies: findings of multifocal demyelination with slowing of motor conduction, block, prolonged distal motor latencies condu  Treatment  perawatan supportive  ventilator  Plasmapheresis  intravenous immunoglobulins (IVIG)
  • 220. Clinical Presentation : •Facial muscle weakness is almost always present –Ptosis and bilateral facial muscle weakness –Sclera below limbus may be exposed due to weak lower lids •Bulbar muscle weakness –Palatal muscles •“Nasal voice”, nasal regurgitation •Chewing and swallowing may become difficult choking •Severe jaw weakness may cause jaw to hang open –Neck muscles :Neck flexors affected more than extensors •Limb muscle weakness –Upper limbs more common than lower limbs •Respiratory muscle weakness –Weakness of the intercostal musclesand the diaghram CO2 retention due to hypoventilation •May cause a neuromuscular emergency –Weakness of pharyngeal muscles may collapse the upper airway •Occular muscle weakness –Asymmetric •Usually affects more than one extraocular muscle and is not limited to muscles innervated by on cranial nerve •Weakness of lateral and medial recti may produce a pseudointernuclear opthalmoplegia –Limited adduction of one eye with nystagmus of the abducting eye on attempted lateral –Ptosis caused by eyelid weakness –Diplopia is very common
  • 221. 199 Seorang perempuan berusia 56 tahun datang kepuskesmas dengan keluhan nyeri pada lutut sebelah kiri. Nyeri timbul terutama pada saat berjalan dan naiktangga. Keluhan ini sudah muncul sejak 2 tahun yang lalu dan hilang timbul. Pasien merupakan seorang penjual jamu gendong dan memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan mengkonsumsi obat secara teratur. Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB 60 kg dan TB 165 cm. tanda vital TD 110/70 mmHg, denyut nadi 68x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu 36,5 derajat C. tanda radang pada lutut kiri dan gerakan sendi terbatas. Hasil laboratorium menunjukkan kadar CRP meningkat dan factor rematoid negative. Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut ? A. Osteoarthropathy B. Osteoarthritis C. Atritis gout D. Osteoporosis E. Rheumatoid arthrithis
  • 222. 199. B. Osteoarthritis • Perempuan, 50 tahun • Nyeri pada sendi lutut sebelah kiri • Nyeri timbul terutama pada saat berjalan dan naik tangga, muncul sejak 2 tahun lalu dan hilang timbul • Pasien seorang penjual jamu gendong dan memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun lalu dan mengkonsumsi obat secara teratur • PemFis: BB 60 kg, TB 165 cm • TTV: TD 110/70 mmHg, N 68 x/menit, RR 20x/menit, S 36,5°C tanda radang pada lutut kiri dan gerakan sendi terbatas • PemLab: kadar CRP meningkat dan factor rematoid negative Diagnosis?
  • 223.
  • 224.
  • 225.
  • 226. 200 Seorang perempuan berusia 56 tahun datang kepuskesmas dengan keluhan nyeri pada lutut sebelah kiri. Dari anamnesis diketahui nyeri timbul terutama pada saat berjalan dan naiktangga. Keluhan ini sudah muncul sejak 2 tahun yang lalu dan hilang timbul. Pasien merupakan seorang penjual jamu gendong dan memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan mengkonsumsi obat secara teratur. Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB 60 kg dan TB 165 cm. Tanda radang pada lutut kiri dan gerakan sendi terbatas. Hasil laboratorium menunjukkan kadar CRP meningkat dan factor rematoid negative. Apakah factor risiko yang menyebabkan kasus di atas ? A. Penggunaan obat hipertensi jangka panjang B. Aktivitas fisik yang berlebihan C. Penggunaan obat anti nyeri D. Menopause E. Obesitas
  • 227. E. Obesitas A. Penggunaan obat hipertensi jangka panjang B. Aktivitas fisik yang berlebihan C. Penggunaan obat anti nyeri D. Menopause E. Obesitas  pasien Obesitas yang menyebabkan terjadinya OA pada sendi besar(lutus/panggul)

Editor's Notes

  1. ACLS Cardiac Arrest Algorithm.