1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, canvas business model, diversification and balance scorecard, universitas mercu buana, 2019
1. CANVAS BUSINESS MODEL, DIVERSIFICATION
AND
BALANCE SCORECARD
Disusun oleh :
Tri Wahyu Nugroho (55118010013)
Dosen pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM,CMA
FAKULTAS PASCA SARJANA
JURUSAN MAGISTER MANAGEMENT
MATA KULIAH STRATEGIC MANAGEMENT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
2. 1. Canvas Business Model
Bisnis model kanvas dikembangkan oleh seorang professor bisnis model dari
Swiss yang bernama Alexander Osterwalder dan profesor manajemen sistem
informasi yang bernama Yves Pigneur.
Business Model Canvas (BMC) adalah sebuah gambar yang mengandung
sejumlah variabel yang menggambarkan nilai dari sebuah organisasi. Bisnis
model canvas dapat digunakan sebagai alat bantu strategis untuk
mengembangkan organisasi yang baru baru berkembang. Bahkan, model ini
dapat digunakan untuk menganalisa kondisi bisnis yang sekarang sedang
berjalan.
Bisnis Model Canvas terdiri dari 9 blok area aktivitas bisnis, yang memiliki
tujuan memetakan strategi untuk membangun bisnis yang kuat, bisa
memenangkan persaingan dan sukses dalam jangka panjang.
1) Customers Segment
Konsep model bisnis menempatkan pelanggan pada urutan pertama
karena melihat bahwa perusahaan harus berorientasi pada
pelanggan. Perusahaan harus mampu menangkap keinginan dari
pelanggan serta dapat memetakan pelanggan mana yang paling
membutuhkan perhatian.
2) Value Proposition
Value Proposition adalah produk atau jasa yang ditawarkan untuk
menjawab masalah dan kebutuhan. Jadi value proposition bisa dibilang
adalah hal terpenting yang perlu diatur karena itulah suatu alasan kenapa
perusahaan bisa bertahan.
3) Customer Relationship
Ketika pelanggan telah menangkap nilai yang tawarkan perusahaan, maka
perusahaan harus mempertahankan hubungan tersebut dalam waktu
yang lama. Semakin konsumen terikat dengan suatu produk, semakin
terjamin pula keberlangsungan hidup produk serta perusahaan.
4) Channel
Saat perusahaan telah memiliki nilai produk yang ditawarkan, maka
tugas yang harus dilakukan adalah menyampaikan nilai tersebut pada
3. konsumen. Media yang menghubungkan antara value proposition yang
ditawarkan oleh perusahaan ke segmen kostumer dikenal dengan istilah
channel.
5) Revenue Stream
Ketika pelanggan semakin loyal, maka perusahaan wajib memikirkan
bagaimana model penerimaan pendapatan yang menguntungkan bagi
perusahaan maupun pelanggan.
6) Key Resource
Key resources berkaitan dengan bahan baku dan saluran pemasok
yang dibutuhkan dalam proses produksi.
7) Key Activities
Dalam proses penciptaan nilai produk, setiap perusahaan
memiliki proses yang berbeda-beda dan mungkin proses tersebut
yang menjadi nilai produk. Oleh karena itu, perusahaan harus
mengidentifikasi aktifitas kunci dari perusahaan dan menjaga aktifitas
tersebut tetap terjaga konsistensi dan kerahasiaannya.
8) Key Partnership
Baik perusahaan yang baru (start up) ataupun perusahaan yang telah lama
berdiri adalah sebuah hal yang penting untuk menciptakan aliansi dengan
mitra mereka. Caranya adalah mengombinasikan pengetahuan dan
keahlian masing – masing sehingga dapat bersaing dengan komptetitor.
Informasi penting yang perlu dimiliki adalah mengetahui mitra mana yang
perlu untuk diperjuangkan.
9) Cost Structure
Dalam proses penciptaan produk tidak terlepas dari biaya yang
dikeluarkan. Besarya biaya yang dikeluarkan akan berdampak pada
harga jual produk dan strategi yang diterapkan oleh perusahaan.
Profit perusahaan tergantung pada sales dan HPP produk, sehingga
dengan menekan biaya yang minimal dan menjual dengan harga
maksimum adalah tujuan perusahaan.
4. Tahapan Menyusun BMC Menurut Osterwalder dalam Tim PPM Manajemen
(2012:39), tahapan dalam mendesain sebuah Business Model Canvas adalah :
1) Tentukan Customer Segments Customer Segments berisi mengenai siapa
customer dari perusahaan tersebut. Mengapa CustomerSegments? Karena
hanya customer yang menguntungkanlah yang akanmenghidupi perusahaan.
2) Tentukan Value Propositions Value Propositions berisi keunikan
produk/jasa yang dijanjikan oleh perusahaan kepada CustomerSegments
yang dibidik. Perusahaan perlu mendidik customer segments yang
dibidik, agar bersedia menerima value propositions yang ditawarkan.
3) Tentukan Channels Channels menjelaskan bagaimana perusahaan
mengkomunikasikan, mengantar, dan berinteraksi dengan
pelanggannya. Kesuksesan dalam kegiatan di kotak channels ini sangat
ditentukan oleh efektivitas kotak key resources, key activities, dan key
partnerships karena ikut berperan mendukung realisasi dari kegiatan di
channels ini.
4) Tentukan Customer Relationships Customer Relationships adalah
seberapa besar kegiatan perusahaan menjaga hubungan dengan pelanggan
lama, danseberapa giat perusahaan menjaring pelanggan baru dan
meningkatkan penjualannya ke pelanggan lama.
5) Tentukan Revenue Streams Revenue Streams menjelaskan darimana
sumber pendapatan yang didapat oleh perusahaan. Blok ini akan sukses
mendatangkan dana ke dalam perusahaan apabila kegiatan di belakang
panggung (back stage) seperti blok key resources, key activities, dan
keypartnerships bisa diatur secara baik dan efisien.
6) Tentukan Key Resources Key Resources menjelaskan sumber daya apa
saja yang perusahaan butuhkan untuk memproduksi produk, misalnya
butuh tenaga kerja, material, uang, dan lainnya.
7) Tentukan Key Activities Key Activties menjelaskan aktivitias apa
saja yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau jasa perusahaan.
Misalnya ada aktivitas packaging, branding, pemasaran, dan lainnya.
5. 8) Tentukan Key Partnerships Key Partnerships berisi siapa saja
partner yang perusahaan gandeng untuk bekerjasama menjalankan
perusahaan. Misalnya jaringan pemasok dan mitra.
9) Cost Structure Cost Structure berisi mengenai biaya-biaya apa saja yang
terbentuk ketika perusahaan memproduksi dan memasarkan produk/jasa.
Efisiensi dalam pengelolaan elemen-elemen di back stage sangat
diperlukan untuk menjaga agar cost structure dapat tetap optimal.
2. Diversification
Diversifikasi adalah penyebaran modal di berbagai aset dengan tingkat
pendapatan dan risiko yang berbeda guna meminimalkan tingkat risiko
dan mengurangi kerugian. Investor menginvestasikan modalnya pada
sekuritas/efek dari emiten yang berbeda, dan membentuk semacam portofolio
investasi. Jika salah satu saham yang dibeli ternyata merugi, maka
saham lain yang menguntungkan dapat menutupi kerugian tersebut, sehingga
kerugian pada modal investasi tersebut dapat dikover, atau dengan
kata lain bisa disebut sebagai diversifikasi risiko.
Bentuk strategi diversifikasi
a. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy)
Dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan
produk yang ada saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi,
pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran yang sama.
b. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy)
Strategi diversifikasi horizontal adalah strategi menambah atau
menciptakan produk baru yang tidak terkait dengan produk saat ini
kepada pelanggan saat ini.
c. Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification
Strategy) Penambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang
tak terkait dengan yang ada saat ini.
6. Tujuan Diversifikasi Produk
• Pertumbuhan dan nilai tambah
• Meratakan resiko
• Mencegah monopoli pesaing
• Mencapai sinergi
• Mengendalikan pemasok dan distributor
• Pemenuhan ambisi dari personel manajer
3. Balance Scorecard
Balanced Scorecard atau BSC merupakan suatu sistem manajemen
strategi (Strategic Based Responsibility Accounting System) yang
menjelaskan mengenai misi serta strategi dari suatu perusahaan ke dalam
tujuan operasional dan tolok ukur kinerja perusahaan.
Scorecard sendiri memiliki makna kartu skor. Maksudnya yaitu kartu
skor yangakan di gunakan dalam merencanakan skor yang di wujudkan
pada masa yang akan datang. Sedangkan balanced memiliki makna
berimbang, yang artinya dalam mengukur kinerja seseorang atau suatu
organisasi harus di ukur secara seimbang dari dua sudut pandang seperti
keuangan dan non keuangan, jangka panjang dan jangka pendek, intern
dan ekstern.
Keunggulan Balance Scorecard
1. Komprehensif
Balanced scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam
perencanaan strategik, yaitu dari yang sebelumnya hanya terbatas pada
perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif yang lain seperti pelanggan,
proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana
strategik ke perspektif non keuangan tersebut menghasilkan manfaat, yaitu
menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berkesinambungan
serta memampukan organisasi untuk memasuki lingkungan bisnis yang
kompleks. Strategi-strategi yang ditetapkan ke dalam tiap perspektif
memperluas lingkup bisnis perusahaan dalam mencapai misi dan visi
7. perusahaan. Kekomprehensifan atas sasaran strategis ini adalah respon
yang tepat bagi perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang
kompleks.
2. Koheren
Balanced scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan
sebab-akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran strategik yang
dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang
ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus mempunyai hubungan
kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kekoherenan antara strategi dan sasarannya di berbagai
perspektif akan mampu memperbaiki kinerja keuangan yang sangat
dibutuhkan oleh perusahaan yang berada atau yang akan memasuki iklim
bisnis yang turbulen.
3. Seimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan
strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan
berkesinambungan.
4. Terukur
Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan
strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategik yang
dihasilkan oleh sistem tersebut. Balanced scorecard mengukur sasaran-
sasaran strategik yang sulit untuk diukur.
Kelemahan Balanced Scorecard
1. Korelasi yang buruk antara ukuran perspektif non-finansial dan hasilnya.
Tidak ada jaminan bahwa keuntungan masa depan akan mengikuti
pencapaian target dalam perspektif non-finansial. Mungkin ini adalah
masalah terbersar dalam Balanced scorecard karena terdapat asumsi bahwa
keuntungan masa depan tidak mengikuti atau berkaitan dengan pencapaian
tujuan non-finansial.
2. Terpaku pada hasil keuangan (fixation on financial result)
8. Manajer adalah yang paling bertanggung jawab terhadap kinerja
keuangan. Hal ini menyebabkan manajer lebih peduli terhadap aspek
finansial dibandingkan aspek lainnya.
3. Tidak ada mekanisme perbaikan (no mechnism for improvement)
Banyak perusahaan dalam memperbesar tujuan mereka tidak memiliki alat
untuk meningkatkannya. Ini adalah salah satu kelemahan Balanced
scorecard. Tanpa metode untuk peningkatan, peningkatan tidak disukai
untuk terjadi meskipun sebaik apapun tujuan baru tersebut.
4. Ukuran-ukuran tidak diperbaharui (measures are not up to date)
Banyak perusahaan tidak memiliki mekanisme formal untuk meng-update
ukuran untuk mencocokkan dengan perubahan strategi. Hasilnya
perubahan masih menggunakan ukuran yang berbasis strategis lama.
5. Terlalu banyak pengukuran (measurement overload)
Tidak ada jawaban untuk pertanyaan seberapa kritis ukuran yang
seseorang manajer dapat ukur pada saat bersamaan tanpa kehilangan
fokus. Jika terlalu sedikit manajer akan mengabaikan ukuran yang sangat
penting dalam mencapai sukses. Bila terlalu banyak, akan menimbulkan
resiko manajer bisa kehilangan fokus dan mencoba untuk melakukan
terlalu banyak hal dalam waktu bersamaan.
6. Kesulitan dalam menetapkan trade-off (difficult in estabilishing trade off)
Beberapa perusahaan mengkombinasikan ukuran non-finansial dengan
finansial dalam satu laporan dan memberikan bobot pada masing-masing
ukuran . Tapi Balanced scorecard tidak menampilkan bobot yang jelas
pada masing-masing ukuran. Tidak adanya bobot tersebut, menjadi sangat
sulit untuk menggabungkan aspek finansial dan non-finansial.
9.
Impelementasi Canvas Business Model, Diversivication, dan Balance Scorecard
pada PT Indomarco Prismatama (Indomaret)
A. Gambaran Umum Indomaret
Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan
pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas area penjualan kurang dari 200
m2. Toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara, pada tahun 1988, dikelola
oleh PT. Indomarco Prismatama. Tahun 1997 perusahaan mengembangkan
bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia, setelah memiliki lebih dari 230
gerai. Jumlah gerai hingga tahun 2015 adalah 11.400 gerai dengan rincian
60% gerai adalah milik sendiri dan sisanya waralaba milik masyarakat.
Sampai dengan awal tahun 2017, jumlah gerai sebanyak 13.000 toko. Mitra
usaha waralaba ini meliputi: koperasi, badan usaha dan perorangan. Indomaret
tersebar merata dari Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Kalimantan dan
Sulawesi. Motto perusahaan adalah "mudah dan hemat".
B. Implementasi Canvas Business Model
Implementasi Canvas Business Model oleh Indomaret dilakukan melalui
aktivitas sebagai berikut:
1. Customers Segment
Segmentasi dilakukan indomaret dengan menyedia berbagai jenis produk
untuk berbagai jenis konsumen. Indomaret menyedia produk untuk semua
segmen pelanggan seperti untuk ibu rumah tangga, lansia, remaja, bayi,
dsb.
2. Value Proposition
Proposisi nilai yang ditawarkan Indomaret sangat baik, yaitu melalui
harga, kelengkapan barang yang dijual, dan aksesibilitas.
3. Customer Relationship
Indomaret membentuk customer relationship melalui member. Pelanggan
yang mendaftar sebagai member akan mendapatkan berbagai keuntungan
10. menarik. Keuntungan tersebut diberikan indomaret untuk menjaga
kesetiaan pelanggan untuk berbelanja di Indomaret.
4. Channel
Nilai produk disampaikan kepada pelanggan melalui excellent service
yang diberikan seluruh pegawai kepada pelanggan.
5. Revenue Stream
Untuk memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan serta pelanggan,
indomaret penyediaan fasilitas pembayaran yang beragam, seperti cash,
debit, kredit, serta uang elektronik.
6. Key Resource
Sumber daya utama dari indomaret terletak pada pemasok.
7. Key Activities
Salah satu aktivitas kunci dari Indomaret adalah rantai distribusi produk.
Indomaret sangat menjaga aktivitas tersebut untuk memastikan bahwa
setiap gerai memiliki pasokan produk yang cukup, tidak kekurangan dan
berlebihan.
8. Key Partnership
Dengan menerapkan system waralaba untuk memperluas jaringan gerai,
Indomaret tentu sangat menjaga dan mengelola dengan baik setiap
stakeholdernya.
9. Cost Structure
Indomaret juga menggunakan sistem dalam manajeman rantai pasoknya
untuk meminimalkan biaya dan memaksimalkan revenue.
C. Implementasi Diversivication
Implementasi diversifikasi produk sangat terlihat jelas penerapannya di
Indomaret. Indomaret menjual berbagai produk sehingga ketika salah satu
segmen produk sedang menurun penjualannya, kerugiannya dapat tertutup
dengan penjualan segmen produk lainnya.
D. Implementasi Balance Scorecard
11. Balance Scorecard diterapkan Indomaret untuk mengevaluasi financial setiap
gerai. Hasil evaluasi tersebut digunakan untuk membuat keputusan tindak
lanjut yang akan diambil terhadap gerai tersebut.
Sumber :
Hapzi Ali, 2019. Modul Perkuliahan Strategic Management, “Canvas Business
Model, Diversification and Balance Scorecard”, UMB Jakarta