SlideShare a Scribd company logo
1 of 145
PEMERIKSAAN FISIK
BY : Ns. Rahayu Winarti, S.Kep
PEMERIKSAAN FISIK
PERALATAN PEMERIKSAAN
FISIK
• ALAT UNTUK MENGUKUR TEKANAN
VENA JUGULARIS
MISTAR /
PENGGARIS 2
BUAH
• ALAT SEPERTI PENGGARIS DENGAN
SEBUAH BUSUR DALAM SATU
RANGKAIAN UNTUK MENGUKUR
RENTANG GERAK
GONIOMETER
• UNTUK MENGUKUR LINGKAR KEPALA,
LINGKAR LENGAN DAN LINGKAR PERUT
METERAN
LANJUTAN PERALATAN
• MELIHAT REAKSI DAN UKURAN PUPIL,
MELIHAT LIANG TELINGA
PEN
LIGHT/SENTER
• LEMBARAN YANG BERISIKAN JAJARAN
HURUF DENGAN UKURAN BESAR SAMPAI
KECIL DIGUNAKAN UNTUK MENILAI
KETAJAMAN MATA
SNELLEN
CHART
• ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENGUKUR REFLEK FISIOLOGIS
PALU /
HAMMER
• UNTUK MENGUJISENSITIVITAS YANG
TERKAIT DENGAN FUNGSI SENSORI
SARAF CRANIALIS
• MEMBERSIAHKAN LIANG TELINGA
ATAU HIDUNG APABILA BANYAK
SERUMEN
SABUT/LIDI
KAPAS/TISU
• ALAT GETAR YANG DIGUNAKAN
UNTUK MENILAI FUNGSI
PENDENGARAN
GARPU
TALA
• ALAT UNTUK MENDENGARKAN
BUNYI DETAK ATAU GETARAN
DALAM TUBUH
STETOSKOP
• ALAT BANTU UNTUK MEMBUKA
LUBANG HIDUNG KETIKAAKAN
DILAKUKAN PEMERIKSAAN
SPEKULUM
• MENGUHUR SUHU BADAN
TERMOMETER
• MENGUKUR TEKANAN DARAH
TENSIMETER
• MENGUKUR BERAT BADAN
TIMBANGAN
• ALAT UNTUK MEMBANTU MEMBUKA
MULUT DAN MENEKAN LIDAH KETIKA
MELAKUKAN PEMERIKSAAN MULUT
SPATEL
• BAJU KHUSUS AGAR MUDAH
MEMBUKA DAN MENJAGA PRIVACY
BAJU
PEMERIKSAAN
A. PENGERTIAN
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh
pasien secara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu oleh tenaga
kesehatan (dokter, perawat, bidan, dll) yang
bersangkutan.
• Pemeriksaan fisik adalah melakukan
pemeriksaan fisik klien untuk menentukan
masalah kesehatan klien.
TUJUAN PX FISIK
1. MEMPEROLEH DATA YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEADAAN
KLIEN DALAM RANGKA
MENEGAKKAN DIAGNOSA
2. MEMASTIKAN/MEMBUKTIKAN HASIL
ANAMNESA
3. TINDAKAN PENGOBATAN DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
B. PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK
• ANAMNESA / WAWANCARA SEBAGAI
KONTRAK AWAL DAN MENJALIN
HUBUNGAN SALING PERCAYA
• AWALI SETIAP PROSEDUR DENGAN
MENCUCI TANGAN
• LAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK DI
RUANGAN TERTUTUP ATAU RUANGAN
KHUSUS
• JAGA PRIVACY KLIEN
LANGKAH –LANGKAH TINDAKAN
PEMERIKSAAN FISIK
1. WAWANCARA / ANAMNESA RIWAYAT
KESEHATAN
 Untuk menjalin hubungan saling percaya
 Menggali informasi yang terkait dengan riwayat
kesehatan klien
 Diperoleh informasi atau permasalahan dan keluhan
klien yang dapat ditindaklanjuti dengan tindakan
pemeriksaan fisik
 Untuk memperoleh data / informasi akurat 
diperlukan kemampuan perawat baik tehnik
wawancara, ketrampilan interpersonal, pengetahuan
tentang kesehatan atau masalah kesehatan.
Lanjutan
2. MENCUCI TANGAN
3. TIMBANG BERAT BADAN DAN UKUR
TINGGI BADAN
 Menimbang dan mengukur TB dilakukan pada awal
pengkajian
 Untuk menghitung Indeks Masa Tubuh ( BMI )
 Untuk menetukan kategori kurus, normal atau
kegemukan
 Rumus :
Berat Badan ( Kg )
Tinggi Badan ( m2 )
 Hasil :
 Bila lebih 25  waspada BB berlebih
 Bila dibawah 17 adalah Kurus
Lanjutan
4. Lakukan pemeriksaan tanda – tanda vital
(Tekanan darah, Nadi, Pernapasan dan suhu tubuh )
5. Lanjutkan pemeriksaan secara skematik, mulai dari
kepala hingga ujung kaki dengan menggunakan
tehnik pemeriksaan fisik.
HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA
SAAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK
• HARUS HORMAT DAN SOPAN
SIKAP
• KOMUNIKASI HARUS BERJALAN 2 ARAH
• JELASKAN DAN KATAKAN PADA KLIEN,
SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH
MELAKUKAN PEMERIKSAAN
KOMUNIKASI
• LINDUNGI BAGAIAN TUBUH KLIEN DENGAN
KAIN ATAU BAJU KHUSUS
• JANGAN TELANJANGI KLIEN DARI AWAL
HINGGAAKHIR PEMERIKSAAN
PRIVACY
• JAGA LINGKUNGAN TETAP
AMAN
• RESTRAIN
LINGKUNGAN
• DISIAPKAN SELENGKAP
MUNGKIN AGAR MEMPEROLEH
DATA YANG AKURAT SERTA
EFISIEN WAKTU DAN TENAGA
PERALATAN
• KUKU HARUS PENDEK AGAR
TIDAK MELUKAI KLIEN DAN
DIRI SENDIRI
KUKU
C. TEHNIK PEMERIKSAAN FISIK
1. INSPEKSI
 Inspeksi adalah proses observasi dengan
menggunakan mata
 Untuk mendeteksi tanda – tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik
 Hal – hal yang dinspeksi : Perilaku klien, ekspresi,
penampilan umum, postur tubuh, gaya jalan, pakaian
yang dikenakan, ada tidaknya perlukaan, dan
kelainan tubuh
 Lakukanlah inspeksi dari ujung rambut hingga ujung
kaki dengan seksama
Lanjutan tehnik px fisik
2. PALPASI
 Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui
perabaan terhadap bagian2 tubuh yang mengalami kelainan
 Misal :Adanya tumor, edema, krepitasi ( patah / retak tulang )
 Salah satu tehnik yang mengandalkan kemampuan dalam
mempergunakan sensasi tangan dan kemampuan merasakan
tanda serta mempersepsikan temuan yang diperoleh.
 Pemeriksa harus memastikan dirinya dalam keadaan tenang,
tangan harus kering dan hangat supaya tidak menimbulkan
reaksi pd klien yang akan mempengaruhi hasil
 Tehnik palpasi digunakan untuk mengumpulkan data- data
objektif : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi dan
ukuran
GAMBAR PALPASI
Lanjutan tehnik px fisik
3. AUSKULTASI
 Tehnik px fisik dengan cara mendengarkan
dengan bantuan alat stetoskop
 Tehnik ini mengandalkan kemampuan
pemeriksa untuk mendengarkan
 Yang didengarkan : Bunyi jantung, bunyi
pernapasan dan bunyi bising usus/ peristaltik
usus
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada
napas adalah sbb :
• Rales
Suara yang dihasilkan dari eksudat lengket pada
saluran – saluran halus pernapasan mengembang
pada inspirasi ( rales halus, sedang, kasar )
Mis : Klien pneumonia dan TBC
• Ronchi
Nada rendah dan sangat kasar terdengar, baik
saat inspirasi maupun ekspirasi
Lanjutan suara tidak normal paru
• Wheezing
Bunyi yang terdengar “ ngii..k”. Bisa dijumpai
pada fase inspirasi maupun ekspirasi
Mis : Bronkitis akut dan asma
• Pleura Frction Rub
Bunyi yang terdengar “ kering “ seperti suara
gosokan amplas pada kayu
Mis : peradangan pleura
4. PERKUSI
 Px dengan jalan mengetuk bagian permukaan
tubuh tertentu untuk membandingkan dengan
bagian tubuh lainnya ( kiri kanan ) dengan tujuan
menghasilkan suara
 Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi,
ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.
 Perawat menggunakan kedua tangannya
mengetuk sebagai alat untuk menghasilkan suara
SUARA YANG DIJUMPAI PADA PERKUSI
• Sonor
Suara perkusi jaringan yang normal
• Redup
Suara perkusi jaringan yang lebih padat,misal di
daerah paru – paru pada pneumonia
• Pekak
Suara perkusi jaringan yang padat seperti pada
perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar
• Hipersonor
Suara perkusi pada daerah yang lebih berongga
kosong, mis : daerah caverna paru, klien asma
kronik
PEMERIKSAAN FISIK KEPALA
DAN LEHER
A. PEMERIKSAAN KEPALA
1. RAMBUT
a. Mengetahui adanya kuantitas ( tipis atau tebal ),
distribusi ( Alopesia sebagain atau total ) dan
tekstur ( kasar atau halus ).
Cara : Inspeksi dan palpasi
b. Palpasi
Mengetahu kasar atau halusnya rambut, mudah
patah atau tidak, berminyak atau kering.
2. KULIT KEPALA
• Mengetahu adanya kelainan atau gangguan
yang terjadi pada kulit kepala.
• Inspeksi
– Ada tidaknya lesi, ketombe, kutu, bekas luka atau
jahitan, kmk adanya shunt dan tumor
• Palpasi
– Adanya tumor, fraktur tulang kepala, dan tekstur
kulit kepala
3. MATA
• DENGAN TEHNIK INSPEKSI DAN PALPASI
• INSPEKSI :
– Kelopak Mata : Terhadap ada tidaknya edema, ada tidaknya
lingkaran hitam di sekitar mata, dapat menutup dengan rapat
atau tidak.
– Bulu mata : Inspeksi terhadap ada tidaknya bulu mata,
pertumbuhannya, bentuknya
– Conjunctiva : Inspeksi terhadap warna, ada tidaknya
perdarahan, kiste perlukaan
– Sclera mata : Inspeksi terhadap warna, ada tidaknya
perdarahan
– Pupil : Inspeksi terhadap respon cahaya, ukuran
– Iris/lensa mata/kornea : Inspeksi terhadap warna atau
kekeruhan
• Palpasi : Mengetahui Kekenyalan bola mata dengan
menggunakan kedua jari telunjuk dalam keadaan mata
tertutup
4. Hidung
Inspeksi
• Mengetahui adanya kelainan
• Dilakukan dengan alat bantu spekulum, untuk
membantu membuka rongga hidung agar terlihat
dengan jelas.
• Temuan : Letak konka, peradangan, lesi, polip, rambut
dan sekret
• Untuk mengetahui fungsi sensori hidung dilakukan px
tes bau – bauan
• Amati terlebih dahulu bentuk hidung, simetris atau
tidak, ada tidaknya kelianan yang tampak, seperti
fraktur hidung.
5. MULUT
INSPEKSI
 Untuk mengetahui ada tidaknya luka atau
peradangan gusi, bibir, lidah dan pharink, keadaan
gigi geligi, kedaan tonsil, keadaan lidah dan bau
mulut.
 Tehnik px rongga mulut
Apabila klien tidak bisa membuka mulut secara
sempurna, gunakan alat spatel lidah agar rongga
mulut bagian belakang terlihat jelas oleh
pemeriksa
Inspeksi Lidah
Cotoh gambar abnormalitas lidah
INSPEKSI TONSIL
PEMERIKSAAN TELINGA
• INSPEKSI
• Untuk mengetahui saluran telinga, dan ada
tidaknya timpani pada penyinaran . Uji
pendengaran dengan garpu tala tau gesekan
jari. Bila kurang jelas dengan alat bantu
OTOSKOP
SINUS
• Pemerksaan dilakukan dengan cara palpasi.
• Lokasi yang diperiksa adalah : sinus
maksilaris, sinus frontalis dan sinus etmoidalis.
• Pemeriksaan ini dimaksudkan untkm
mengetahui ada tidaknya peradangan pada
sinus yang ditunjukkan dengan adanya respon
nyeri pada saat dipalpasi
PEMERIKSAAN LEHER
1. Tiroid
• Dengan cara inspeksi dan palpasi
• Inspeksi : Bentuk dan besarnya apabila ada
pembesaran yang nyata, tampak simetris atau tidak
• Palpasi : Dengan satu tangan dari samping
atau dua tangan dari arah belakang.
• Jari-jari meraba permukaan kelenjar dan klien diminta
untuk menelan. B
• Palpasi tiroid untuk mengetahui keras atau lunak/
kiste, noduler atau berbenjol
2. Getah bening, sub mandibula
• Pemeriksaan kelenjar getah bening dilakukan
dengan cara palpasi
• Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya
infeksi daerah sekitar kelenjar yang diperiksa
• Pembesaran kelenjara getah bening dapat
terjadi karena infeksi di tempat lain seperti :
Pharynx, tonsil, gigi, larynx, dan telinga
3. JVP ( Jugularis Vena Pressure )
• Pemeriksaan tekanan vena jugularis untuk
mengetahu adanya overload cairan
• Pengukuran JVP dilakukan dengan cara
mengukur bendungan vena jugularis
menggunakan garis yang diletakkan secara
vertikal terhadap garis horizontal angulus
ludovici
PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN
PUNGGUNG
A. Pemeriksaan thorax ( Anterior )
 Px thorax meliputi paru – paru, jantung, batas
paru hepar, payudara dan aksila.
 Px paru – paru dan jantung dilakukan dengan
tehnik yang berurutan, meliputi : inspeksi,
palpasi, perkusi dan terakhir auskultasi
PARU - PARU
• INSPEKSI
• Bentuk thorax, pola atau irama pernapasan
( teratur, periodik cheyne stokes, periodik biot,
kusmaul cepat dan dalam, hiperventilasi
pernapasan yang dalam atau irama satu – satu
seperti pada klien sebelum meninggal )
• Jenis pernapasan
• Frekuensi pernapasan
• Kelainan bentuk dada
PALPASI PARU
• Untuk menilai getaran paru kiri dan kanan
• Dengan palpasi, dapat terasakan getaran paru
sama kuat kiri dan kanan, atau ada perbedaan
kuat lemahnya getaran paru.
c. Perkusi
AUSKULTASI
• Lokasi auskultasi paru – paru menggunakan
stetoskop
• Auskultasi untuk mendengarkan suara
pernapasan, ada tidaknya suara tambahan
yang menunjukkan ada tidaknya kelainan atau
gangguan pada paru – paru.
TIGA SUARA YANG DIDENGAR PADA PEMERIKSAAN
AUSKULTASI
1. Suara Napas
 Vesicular
Suara napas vesikuler terdengar di semua lapang paru yang normal,
bersifat halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari ekspirasi
 Broncho-vesicular
Suara napas broncho – vesikular terdengar di daerah percabangan
bronkhus dan trachea, disekitar sternum dan regip interscapular.
Nadanya sedang, lebih kasar dibanding vesicular, inspirasi sama
panjang dengan ekspirasi
 Bronchial
Suara napas bronchial di daerah trachea dan supra sternal notch.
Bersifat kasar, nada tinggi, inspirasi lebih pendek dibandingkan
dengan ekspirasi
2. Suara Ucapan
3. Suara tambahan
JANTUNG
• INSPEKSI
– Untuk melihat ada tidaknya denyutan apexs
jantung atau normal tidaknya gerakan
– Dengan inspeksi juga dapat dihitung frekuensi nadi
apikal apabila terlihat
b. Palpasi
• Palpasi jantung dilakukan untuk mengetahui
ukuran denyutan apeks jantung
• Normalnya tidak lebih dari 1 – 2 cm
• Bila lebih lebar dari ukuran normal, dicurigai
adanya pembesaran jantung
3. PERKUSI
• Untuk menentukan batas atas, batas kanan dan
kiri jantung.
• Diketahui ada tidaknya pembesaran jantung
• Batas atas jantung normalnya pada inter kosta
2 – 3, batas kanan linea sternalis, dan batas kiri
jantung di linea medio clavikula
AUSKULTASI
• Tindakan auskultasi untuk mendengarkan bunyi
jantung ( BJ ) I, II dan kemungkinan adanya
bunyi jantung tambahan ( BJ III )
• BJ I  menutupnya katub tricuspidalis dan katub
mitral.
• BJ I  didengarkan di ICS IV Linea sternalis kiri
( BJ I / T )
• BJ I  di ICS V Linea medio clavicula kiri atau
pada lokasi ictus cordis / apek jantung ( BJ I / M )
Lanjutan auskultasi
• BJ II  Untuk mendengarkan bunyi
menutupnya katub aorta ( BJ II/A ) dan
Pulmonalis ( BJ –II / P )
• BJ II / A  didengarkan di ICS 2 Linea
sternalis kanan ]
• BJ II/ P  dapat didengarkan di ICS 2 dan ICS
3 linea sternalis kiri.
Bunyi Jantung III
• Timbul akibat getaran derasnya pengisian
diastolika dari atrium kiri ke ventrikel kiri yang
sudah membesar
• Pada orang dewasa / tua, BJ III merupakan suatu
tanda dan gejala adanya payah jantung, edema,
dyspnea.
• Suara / irama bunyi jantung pada decompensatio-
cordis kiri disebut irama pacu kuda ( gallop
rhythm)
• BJ III  didengarkan di daerah mitral, yaitu di
ICS V Linea Medio clavicula kiri
PAYUDARA
• Payudara diperiksa dengan cara inspeksi dan palpasi.
• Inspeksi :
– Untuk melihat bentuk simetris / tidak
– Adanya benjolan / tumor
– Bentuk putting
– Adanya kelainan kulit
– Ulkus
– Adanya bekas luka dan retraksi kulit daerah mamae akibat tarikan
ligamentum cowperi, seperti kulit jeruk ( peau d’orange ),
• Palpasi
– Untuk mengetahui kontur keras / lunak
– Adanya benjolan atau tumor
– Adanya cairan : darah, pus, cairan bening, air susu
a. Posisi pemeriksaan payudara
b. Inspeksi payudara
c. Lokasi dan cara palpasi
Lokasi palpasi
Kelainan Payudara
1. Nipple retraction
2. Nipple inversion
3. Tubercels
4. Peau d’orange
ABDOMEN
• Pembagian lokasi pemeriksaan
• Kuadran
a. Kuadran kanan atas
b. Kuadran kanan bawah
c. Kuadran kiri atas
d. Kuadran kiri bawah
Pembagian regio adalah sebagai berikut
a. Regio epigastrika
b. Regio hipokondria kanan
c. Regio hipokondria kiri
d. Regio lumbalis kanan
e. Regio lumbalis kiri
f. Regio umbilikal
g. Regio hypogastric / suprapubika
h. Regio iliaka kanan
i. Regio iliaka kiri
TEHNIK PEMERIKSAAN
• Dilakukan dengan tehnik inspeksi, auskultasi,
perkusi dan terakhir palpasi
1. Inspeksi
 Kontrur atau bentuk abdomen : datar, skapoid,
buncit ( rounded) apakah ada ascites ?
 Scar, striae, vena, rashes, luka / bekas luka.
Apakah tampak pulsasu, bayangan, vena atau
masa?
 Masuk, menonjol, hernia
2. Auskultasi
• Auskultasi dilakukan untuk mendengarkan
bunyi usus / peristaltik dan bruit vaskuler
• Catat frekuensi atau karakter bising usus
• Normal 15 – 30 kali permenit
• Bila lebih dari 30 kali per menit disebut
BORBORYGMI
• Catat juga adanya bruit yang ditemukan
3. PERKUSI
• Perkusi dilakukan untuk mengetahui adanya cairan dalam
abdomen, gas atau udara
• Tehnik perkusi abdomen sama seperti tehnik perkusi pada
thorax
• Suara perkusi abdomen yang normal adalah TYMPANI
menjadi PEKAK merupakan batas cairan ascites yang ada,
kemudian klien dipindah posisi menjadi tidur miring.
• Apabila ada cairan, maka daerah lateral abdomen yang
berada di atas akan menjadi tympani karena cairan
berpindah ke bawah.
• Sebaliknya, daerah umbilikalis akan menjadi pekak yang
disebut ( Shifting dullness )
4. PALPASI
• Palpasi dilakukan secara ringan superfisial dan
palpasi dalam
• Palpasi ringan atau superfisial untuk mengetahu
adanya tanda nyeri tekan, distenmsi atau
ketegangan
• Palpasi dalam untuk mengetahui adanya massa
atau organ dalam seperti lien, batas hepar, ginjal
dan untuk mengetahu adanya iritasi peritoneal.
• Palpasi dilakukan di semua kuadran atau regio,
inguinal dan femoral.
GENETALIA
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx

More Related Content

What's hot

Kuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikKuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikfikri asyura
 
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptxLAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptxMuhammadIzwarHadi
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutAriesta Mp
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutPhil Adit R
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report NeurologyPhil Adit R
 
PPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptxPPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptxHerryYudiskara2
 
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan KesehatanKomunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan KesehatanStefanus Nofa
 
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriwawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriDhian Khikmah
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalAris Rahmanda
 
Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)fikri asyura
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Konsep asuhan keperawatan Leukemia
Konsep asuhan keperawatan LeukemiaKonsep asuhan keperawatan Leukemia
Konsep asuhan keperawatan LeukemiaVerar Oka
 

What's hot (20)

Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Kuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikKuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptik
 
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptxLAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report Neurology
 
Otitis eksterna
Otitis eksternaOtitis eksterna
Otitis eksterna
 
PPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptxPPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Nyeri-Pertemuan-11.pptx
 
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan KesehatanKomunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
 
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriwawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
 
Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
 
Critical appraisal
Critical appraisalCritical appraisal
Critical appraisal
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Konsep asuhan keperawatan Leukemia
Konsep asuhan keperawatan LeukemiaKonsep asuhan keperawatan Leukemia
Konsep asuhan keperawatan Leukemia
 

Similar to PEMERIKSAAN FISIK.pptx

materi head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptxmateri head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptxssusera9f8c0
 
scribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptxscribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptxmarwanfebrian2
 
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesarPemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesarPangestu S
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'Nola Hastuti
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik indahsen31
 
Anamnesis dan Pemeriksaan (1).pdf
Anamnesis dan Pemeriksaan (1).pdfAnamnesis dan Pemeriksaan (1).pdf
Anamnesis dan Pemeriksaan (1).pdfDzakyAhmada1
 
MATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptxMATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptxmilaintan
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienSulistia Rini
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokanpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokanpjj_kemenkes
 
Konsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docx
Konsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docxKonsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docx
Konsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docxMajelisTalimAlQudsDB
 
pdfslide.tips_vital-sign-5669d7219c97b.pptx
pdfslide.tips_vital-sign-5669d7219c97b.pptxpdfslide.tips_vital-sign-5669d7219c97b.pptx
pdfslide.tips_vital-sign-5669d7219c97b.pptxnaqibsakila4286
 

Similar to PEMERIKSAAN FISIK.pptx (20)

pemeriksaan fisik.pptx
pemeriksaan fisik.pptxpemeriksaan fisik.pptx
pemeriksaan fisik.pptx
 
materi head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptxmateri head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptx
 
scribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptxscribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptx
 
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesarPemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
Anamnesis dan Pemeriksaan (1).pdf
Anamnesis dan Pemeriksaan (1).pdfAnamnesis dan Pemeriksaan (1).pdf
Anamnesis dan Pemeriksaan (1).pdf
 
Niar refreshing
Niar refreshingNiar refreshing
Niar refreshing
 
MATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptxMATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptx
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasien
 
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
 
Pe adult
Pe adultPe adult
Pe adult
 
Dokumentasi kebidanan AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi kebidanan  AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi kebidanan  AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi kebidanan AKPER PEMKAB MUNA
 
Pengkajian fisik new
Pengkajian fisik newPengkajian fisik new
Pengkajian fisik new
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
 
Konsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docx
Konsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docxKonsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docx
Konsep_Pemeriksaan_Fisik_dan_Proses_Kepe.docx
 
Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggulPemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul
 
pdfslide.tips_vital-sign-5669d7219c97b.pptx
pdfslide.tips_vital-sign-5669d7219c97b.pptxpdfslide.tips_vital-sign-5669d7219c97b.pptx
pdfslide.tips_vital-sign-5669d7219c97b.pptx
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 

Recently uploaded

ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 

Recently uploaded (12)

ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 

PEMERIKSAAN FISIK.pptx

  • 1. PEMERIKSAAN FISIK BY : Ns. Rahayu Winarti, S.Kep PEMERIKSAAN FISIK
  • 2. PERALATAN PEMERIKSAAN FISIK • ALAT UNTUK MENGUKUR TEKANAN VENA JUGULARIS MISTAR / PENGGARIS 2 BUAH • ALAT SEPERTI PENGGARIS DENGAN SEBUAH BUSUR DALAM SATU RANGKAIAN UNTUK MENGUKUR RENTANG GERAK GONIOMETER • UNTUK MENGUKUR LINGKAR KEPALA, LINGKAR LENGAN DAN LINGKAR PERUT METERAN
  • 3. LANJUTAN PERALATAN • MELIHAT REAKSI DAN UKURAN PUPIL, MELIHAT LIANG TELINGA PEN LIGHT/SENTER • LEMBARAN YANG BERISIKAN JAJARAN HURUF DENGAN UKURAN BESAR SAMPAI KECIL DIGUNAKAN UNTUK MENILAI KETAJAMAN MATA SNELLEN CHART • ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR REFLEK FISIOLOGIS PALU / HAMMER
  • 4. • UNTUK MENGUJISENSITIVITAS YANG TERKAIT DENGAN FUNGSI SENSORI SARAF CRANIALIS • MEMBERSIAHKAN LIANG TELINGA ATAU HIDUNG APABILA BANYAK SERUMEN SABUT/LIDI KAPAS/TISU • ALAT GETAR YANG DIGUNAKAN UNTUK MENILAI FUNGSI PENDENGARAN GARPU TALA • ALAT UNTUK MENDENGARKAN BUNYI DETAK ATAU GETARAN DALAM TUBUH STETOSKOP
  • 5. • ALAT BANTU UNTUK MEMBUKA LUBANG HIDUNG KETIKAAKAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN SPEKULUM • MENGUHUR SUHU BADAN TERMOMETER • MENGUKUR TEKANAN DARAH TENSIMETER
  • 6. • MENGUKUR BERAT BADAN TIMBANGAN • ALAT UNTUK MEMBANTU MEMBUKA MULUT DAN MENEKAN LIDAH KETIKA MELAKUKAN PEMERIKSAAN MULUT SPATEL • BAJU KHUSUS AGAR MUDAH MEMBUKA DAN MENJAGA PRIVACY BAJU PEMERIKSAAN
  • 7.
  • 8. A. PENGERTIAN Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan, dll) yang bersangkutan. • Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien.
  • 9. TUJUAN PX FISIK 1. MEMPEROLEH DATA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEADAAN KLIEN DALAM RANGKA MENEGAKKAN DIAGNOSA 2. MEMASTIKAN/MEMBUKTIKAN HASIL ANAMNESA 3. TINDAKAN PENGOBATAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
  • 10. B. PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK • ANAMNESA / WAWANCARA SEBAGAI KONTRAK AWAL DAN MENJALIN HUBUNGAN SALING PERCAYA • AWALI SETIAP PROSEDUR DENGAN MENCUCI TANGAN • LAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK DI RUANGAN TERTUTUP ATAU RUANGAN KHUSUS • JAGA PRIVACY KLIEN
  • 11. LANGKAH –LANGKAH TINDAKAN PEMERIKSAAN FISIK 1. WAWANCARA / ANAMNESA RIWAYAT KESEHATAN  Untuk menjalin hubungan saling percaya  Menggali informasi yang terkait dengan riwayat kesehatan klien  Diperoleh informasi atau permasalahan dan keluhan klien yang dapat ditindaklanjuti dengan tindakan pemeriksaan fisik  Untuk memperoleh data / informasi akurat  diperlukan kemampuan perawat baik tehnik wawancara, ketrampilan interpersonal, pengetahuan tentang kesehatan atau masalah kesehatan.
  • 12. Lanjutan 2. MENCUCI TANGAN 3. TIMBANG BERAT BADAN DAN UKUR TINGGI BADAN  Menimbang dan mengukur TB dilakukan pada awal pengkajian  Untuk menghitung Indeks Masa Tubuh ( BMI )  Untuk menetukan kategori kurus, normal atau kegemukan  Rumus : Berat Badan ( Kg ) Tinggi Badan ( m2 )  Hasil :  Bila lebih 25  waspada BB berlebih  Bila dibawah 17 adalah Kurus
  • 13. Lanjutan 4. Lakukan pemeriksaan tanda – tanda vital (Tekanan darah, Nadi, Pernapasan dan suhu tubuh ) 5. Lanjutkan pemeriksaan secara skematik, mulai dari kepala hingga ujung kaki dengan menggunakan tehnik pemeriksaan fisik.
  • 14. HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA SAAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK • HARUS HORMAT DAN SOPAN SIKAP • KOMUNIKASI HARUS BERJALAN 2 ARAH • JELASKAN DAN KATAKAN PADA KLIEN, SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MELAKUKAN PEMERIKSAAN KOMUNIKASI • LINDUNGI BAGAIAN TUBUH KLIEN DENGAN KAIN ATAU BAJU KHUSUS • JANGAN TELANJANGI KLIEN DARI AWAL HINGGAAKHIR PEMERIKSAAN PRIVACY
  • 15. • JAGA LINGKUNGAN TETAP AMAN • RESTRAIN LINGKUNGAN • DISIAPKAN SELENGKAP MUNGKIN AGAR MEMPEROLEH DATA YANG AKURAT SERTA EFISIEN WAKTU DAN TENAGA PERALATAN • KUKU HARUS PENDEK AGAR TIDAK MELUKAI KLIEN DAN DIRI SENDIRI KUKU
  • 16. C. TEHNIK PEMERIKSAAN FISIK 1. INSPEKSI  Inspeksi adalah proses observasi dengan menggunakan mata  Untuk mendeteksi tanda – tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik  Hal – hal yang dinspeksi : Perilaku klien, ekspresi, penampilan umum, postur tubuh, gaya jalan, pakaian yang dikenakan, ada tidaknya perlukaan, dan kelainan tubuh  Lakukanlah inspeksi dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan seksama
  • 17. Lanjutan tehnik px fisik 2. PALPASI  Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian2 tubuh yang mengalami kelainan  Misal :Adanya tumor, edema, krepitasi ( patah / retak tulang )  Salah satu tehnik yang mengandalkan kemampuan dalam mempergunakan sensasi tangan dan kemampuan merasakan tanda serta mempersepsikan temuan yang diperoleh.  Pemeriksa harus memastikan dirinya dalam keadaan tenang, tangan harus kering dan hangat supaya tidak menimbulkan reaksi pd klien yang akan mempengaruhi hasil  Tehnik palpasi digunakan untuk mengumpulkan data- data objektif : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi dan ukuran
  • 19. Lanjutan tehnik px fisik 3. AUSKULTASI  Tehnik px fisik dengan cara mendengarkan dengan bantuan alat stetoskop  Tehnik ini mengandalkan kemampuan pemeriksa untuk mendengarkan  Yang didengarkan : Bunyi jantung, bunyi pernapasan dan bunyi bising usus/ peristaltik usus
  • 20. Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada napas adalah sbb : • Rales Suara yang dihasilkan dari eksudat lengket pada saluran – saluran halus pernapasan mengembang pada inspirasi ( rales halus, sedang, kasar ) Mis : Klien pneumonia dan TBC • Ronchi Nada rendah dan sangat kasar terdengar, baik saat inspirasi maupun ekspirasi
  • 21. Lanjutan suara tidak normal paru • Wheezing Bunyi yang terdengar “ ngii..k”. Bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi Mis : Bronkitis akut dan asma • Pleura Frction Rub Bunyi yang terdengar “ kering “ seperti suara gosokan amplas pada kayu Mis : peradangan pleura
  • 22. 4. PERKUSI  Px dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya ( kiri kanan ) dengan tujuan menghasilkan suara  Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.  Perawat menggunakan kedua tangannya mengetuk sebagai alat untuk menghasilkan suara
  • 23.
  • 24. SUARA YANG DIJUMPAI PADA PERKUSI • Sonor Suara perkusi jaringan yang normal • Redup Suara perkusi jaringan yang lebih padat,misal di daerah paru – paru pada pneumonia • Pekak Suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar • Hipersonor Suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, mis : daerah caverna paru, klien asma kronik
  • 25. PEMERIKSAAN FISIK KEPALA DAN LEHER A. PEMERIKSAAN KEPALA 1. RAMBUT a. Mengetahui adanya kuantitas ( tipis atau tebal ), distribusi ( Alopesia sebagain atau total ) dan tekstur ( kasar atau halus ). Cara : Inspeksi dan palpasi b. Palpasi Mengetahu kasar atau halusnya rambut, mudah patah atau tidak, berminyak atau kering.
  • 26.
  • 27. 2. KULIT KEPALA • Mengetahu adanya kelainan atau gangguan yang terjadi pada kulit kepala. • Inspeksi – Ada tidaknya lesi, ketombe, kutu, bekas luka atau jahitan, kmk adanya shunt dan tumor • Palpasi – Adanya tumor, fraktur tulang kepala, dan tekstur kulit kepala
  • 28. 3. MATA • DENGAN TEHNIK INSPEKSI DAN PALPASI • INSPEKSI : – Kelopak Mata : Terhadap ada tidaknya edema, ada tidaknya lingkaran hitam di sekitar mata, dapat menutup dengan rapat atau tidak. – Bulu mata : Inspeksi terhadap ada tidaknya bulu mata, pertumbuhannya, bentuknya – Conjunctiva : Inspeksi terhadap warna, ada tidaknya perdarahan, kiste perlukaan – Sclera mata : Inspeksi terhadap warna, ada tidaknya perdarahan – Pupil : Inspeksi terhadap respon cahaya, ukuran – Iris/lensa mata/kornea : Inspeksi terhadap warna atau kekeruhan • Palpasi : Mengetahui Kekenyalan bola mata dengan menggunakan kedua jari telunjuk dalam keadaan mata tertutup
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32. 4. Hidung Inspeksi • Mengetahui adanya kelainan • Dilakukan dengan alat bantu spekulum, untuk membantu membuka rongga hidung agar terlihat dengan jelas. • Temuan : Letak konka, peradangan, lesi, polip, rambut dan sekret • Untuk mengetahui fungsi sensori hidung dilakukan px tes bau – bauan • Amati terlebih dahulu bentuk hidung, simetris atau tidak, ada tidaknya kelianan yang tampak, seperti fraktur hidung.
  • 33.
  • 34.
  • 35. 5. MULUT INSPEKSI  Untuk mengetahui ada tidaknya luka atau peradangan gusi, bibir, lidah dan pharink, keadaan gigi geligi, kedaan tonsil, keadaan lidah dan bau mulut.  Tehnik px rongga mulut Apabila klien tidak bisa membuka mulut secara sempurna, gunakan alat spatel lidah agar rongga mulut bagian belakang terlihat jelas oleh pemeriksa
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41. Inspeksi Lidah Cotoh gambar abnormalitas lidah
  • 42.
  • 43.
  • 45. PEMERIKSAAN TELINGA • INSPEKSI • Untuk mengetahui saluran telinga, dan ada tidaknya timpani pada penyinaran . Uji pendengaran dengan garpu tala tau gesekan jari. Bila kurang jelas dengan alat bantu OTOSKOP
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49. SINUS • Pemerksaan dilakukan dengan cara palpasi. • Lokasi yang diperiksa adalah : sinus maksilaris, sinus frontalis dan sinus etmoidalis. • Pemeriksaan ini dimaksudkan untkm mengetahui ada tidaknya peradangan pada sinus yang ditunjukkan dengan adanya respon nyeri pada saat dipalpasi
  • 50.
  • 51.
  • 52. PEMERIKSAAN LEHER 1. Tiroid • Dengan cara inspeksi dan palpasi • Inspeksi : Bentuk dan besarnya apabila ada pembesaran yang nyata, tampak simetris atau tidak • Palpasi : Dengan satu tangan dari samping atau dua tangan dari arah belakang. • Jari-jari meraba permukaan kelenjar dan klien diminta untuk menelan. B • Palpasi tiroid untuk mengetahui keras atau lunak/ kiste, noduler atau berbenjol
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57. 2. Getah bening, sub mandibula • Pemeriksaan kelenjar getah bening dilakukan dengan cara palpasi • Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya infeksi daerah sekitar kelenjar yang diperiksa • Pembesaran kelenjara getah bening dapat terjadi karena infeksi di tempat lain seperti : Pharynx, tonsil, gigi, larynx, dan telinga
  • 58.
  • 59. 3. JVP ( Jugularis Vena Pressure ) • Pemeriksaan tekanan vena jugularis untuk mengetahu adanya overload cairan • Pengukuran JVP dilakukan dengan cara mengukur bendungan vena jugularis menggunakan garis yang diletakkan secara vertikal terhadap garis horizontal angulus ludovici
  • 60.
  • 61. PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN PUNGGUNG A. Pemeriksaan thorax ( Anterior )  Px thorax meliputi paru – paru, jantung, batas paru hepar, payudara dan aksila.  Px paru – paru dan jantung dilakukan dengan tehnik yang berurutan, meliputi : inspeksi, palpasi, perkusi dan terakhir auskultasi
  • 62. PARU - PARU • INSPEKSI • Bentuk thorax, pola atau irama pernapasan ( teratur, periodik cheyne stokes, periodik biot, kusmaul cepat dan dalam, hiperventilasi pernapasan yang dalam atau irama satu – satu seperti pada klien sebelum meninggal ) • Jenis pernapasan • Frekuensi pernapasan • Kelainan bentuk dada
  • 63.
  • 64.
  • 65. PALPASI PARU • Untuk menilai getaran paru kiri dan kanan • Dengan palpasi, dapat terasakan getaran paru sama kuat kiri dan kanan, atau ada perbedaan kuat lemahnya getaran paru.
  • 66.
  • 68.
  • 69. AUSKULTASI • Lokasi auskultasi paru – paru menggunakan stetoskop • Auskultasi untuk mendengarkan suara pernapasan, ada tidaknya suara tambahan yang menunjukkan ada tidaknya kelainan atau gangguan pada paru – paru.
  • 70.
  • 71.
  • 72. TIGA SUARA YANG DIDENGAR PADA PEMERIKSAAN AUSKULTASI 1. Suara Napas  Vesicular Suara napas vesikuler terdengar di semua lapang paru yang normal, bersifat halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari ekspirasi  Broncho-vesicular Suara napas broncho – vesikular terdengar di daerah percabangan bronkhus dan trachea, disekitar sternum dan regip interscapular. Nadanya sedang, lebih kasar dibanding vesicular, inspirasi sama panjang dengan ekspirasi  Bronchial Suara napas bronchial di daerah trachea dan supra sternal notch. Bersifat kasar, nada tinggi, inspirasi lebih pendek dibandingkan dengan ekspirasi 2. Suara Ucapan 3. Suara tambahan
  • 73. JANTUNG • INSPEKSI – Untuk melihat ada tidaknya denyutan apexs jantung atau normal tidaknya gerakan – Dengan inspeksi juga dapat dihitung frekuensi nadi apikal apabila terlihat
  • 74.
  • 75. b. Palpasi • Palpasi jantung dilakukan untuk mengetahui ukuran denyutan apeks jantung • Normalnya tidak lebih dari 1 – 2 cm • Bila lebih lebar dari ukuran normal, dicurigai adanya pembesaran jantung
  • 76.
  • 77.
  • 78. 3. PERKUSI • Untuk menentukan batas atas, batas kanan dan kiri jantung. • Diketahui ada tidaknya pembesaran jantung • Batas atas jantung normalnya pada inter kosta 2 – 3, batas kanan linea sternalis, dan batas kiri jantung di linea medio clavikula
  • 79.
  • 80. AUSKULTASI • Tindakan auskultasi untuk mendengarkan bunyi jantung ( BJ ) I, II dan kemungkinan adanya bunyi jantung tambahan ( BJ III ) • BJ I  menutupnya katub tricuspidalis dan katub mitral. • BJ I  didengarkan di ICS IV Linea sternalis kiri ( BJ I / T ) • BJ I  di ICS V Linea medio clavicula kiri atau pada lokasi ictus cordis / apek jantung ( BJ I / M )
  • 81. Lanjutan auskultasi • BJ II  Untuk mendengarkan bunyi menutupnya katub aorta ( BJ II/A ) dan Pulmonalis ( BJ –II / P ) • BJ II / A  didengarkan di ICS 2 Linea sternalis kanan ] • BJ II/ P  dapat didengarkan di ICS 2 dan ICS 3 linea sternalis kiri.
  • 82. Bunyi Jantung III • Timbul akibat getaran derasnya pengisian diastolika dari atrium kiri ke ventrikel kiri yang sudah membesar • Pada orang dewasa / tua, BJ III merupakan suatu tanda dan gejala adanya payah jantung, edema, dyspnea. • Suara / irama bunyi jantung pada decompensatio- cordis kiri disebut irama pacu kuda ( gallop rhythm) • BJ III  didengarkan di daerah mitral, yaitu di ICS V Linea Medio clavicula kiri
  • 83.
  • 84.
  • 85.
  • 86.
  • 87.
  • 88. PAYUDARA • Payudara diperiksa dengan cara inspeksi dan palpasi. • Inspeksi : – Untuk melihat bentuk simetris / tidak – Adanya benjolan / tumor – Bentuk putting – Adanya kelainan kulit – Ulkus – Adanya bekas luka dan retraksi kulit daerah mamae akibat tarikan ligamentum cowperi, seperti kulit jeruk ( peau d’orange ), • Palpasi – Untuk mengetahui kontur keras / lunak – Adanya benjolan atau tumor – Adanya cairan : darah, pus, cairan bening, air susu
  • 89. a. Posisi pemeriksaan payudara b. Inspeksi payudara
  • 90. c. Lokasi dan cara palpasi
  • 92. Kelainan Payudara 1. Nipple retraction 2. Nipple inversion 3. Tubercels 4. Peau d’orange
  • 93.
  • 94.
  • 95.
  • 96.
  • 97.
  • 98.
  • 99.
  • 100. ABDOMEN • Pembagian lokasi pemeriksaan • Kuadran a. Kuadran kanan atas b. Kuadran kanan bawah c. Kuadran kiri atas d. Kuadran kiri bawah
  • 101.
  • 102. Pembagian regio adalah sebagai berikut a. Regio epigastrika b. Regio hipokondria kanan c. Regio hipokondria kiri d. Regio lumbalis kanan e. Regio lumbalis kiri f. Regio umbilikal g. Regio hypogastric / suprapubika h. Regio iliaka kanan i. Regio iliaka kiri
  • 103.
  • 104. TEHNIK PEMERIKSAAN • Dilakukan dengan tehnik inspeksi, auskultasi, perkusi dan terakhir palpasi 1. Inspeksi  Kontrur atau bentuk abdomen : datar, skapoid, buncit ( rounded) apakah ada ascites ?  Scar, striae, vena, rashes, luka / bekas luka. Apakah tampak pulsasu, bayangan, vena atau masa?  Masuk, menonjol, hernia
  • 105.
  • 106.
  • 107.
  • 108.
  • 109.
  • 110.
  • 111.
  • 112.
  • 113.
  • 114. 2. Auskultasi • Auskultasi dilakukan untuk mendengarkan bunyi usus / peristaltik dan bruit vaskuler • Catat frekuensi atau karakter bising usus • Normal 15 – 30 kali permenit • Bila lebih dari 30 kali per menit disebut BORBORYGMI • Catat juga adanya bruit yang ditemukan
  • 115.
  • 116. 3. PERKUSI • Perkusi dilakukan untuk mengetahui adanya cairan dalam abdomen, gas atau udara • Tehnik perkusi abdomen sama seperti tehnik perkusi pada thorax • Suara perkusi abdomen yang normal adalah TYMPANI menjadi PEKAK merupakan batas cairan ascites yang ada, kemudian klien dipindah posisi menjadi tidur miring. • Apabila ada cairan, maka daerah lateral abdomen yang berada di atas akan menjadi tympani karena cairan berpindah ke bawah. • Sebaliknya, daerah umbilikalis akan menjadi pekak yang disebut ( Shifting dullness )
  • 117.
  • 118.
  • 119. 4. PALPASI • Palpasi dilakukan secara ringan superfisial dan palpasi dalam • Palpasi ringan atau superfisial untuk mengetahu adanya tanda nyeri tekan, distenmsi atau ketegangan • Palpasi dalam untuk mengetahui adanya massa atau organ dalam seperti lien, batas hepar, ginjal dan untuk mengetahu adanya iritasi peritoneal. • Palpasi dilakukan di semua kuadran atau regio, inguinal dan femoral.
  • 120.
  • 121.
  • 122.
  • 123.