SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
PEMERIKSAAN
FISIK
APPLONIA LEU OBI,SKM.,MDSc
1
Pemeriksaan fisik
• peninjauan  ujung
rambut sampai ujung
kaki  memberikan
informasi objektif
tentang klien
pemilihan
terapi dan penetuan
respon terhadap
terapi
2
Tujuan Pemeriksaan Fisik
1. Mengumpulkan data dasar kesehatan klien.
2. Data tentang riwayat keperawatan.
3. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
4. Membuat penilaian klinis tentang perubahan
status kesehatan klien dan penatalaksanaan.
5. Mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
3
MANFAAT
1. Data untuk membantu perawat
dalam menegakkan diagnose
keperawatan.
2. Mengetahui masalah kesehatan
yang di alami klien.
3. Sebagai dasar untuk memilih
intervensi keperawatan yang tepat
4. Sebagai data untuk mengevaluasi
hasil dari asuhan keperawatan
4
KONSEP DASAR PEMERIKSAAN
FISIK
• Prinsip Dasar
Data Subjektif (Allo/Auto
anamnesa)
Data Objektif
• Teknik
Inspeksi (periksa
pandang/observasi)
Palpasi (periksa raba)
Auskultasi (periksa dengar)
Perkusi (periksa ketuk)
5
Pemeriksaan fisik
• PEMERIKSAAN SECARA INSPEKSI
Merupakan observasi visual dan
sistemik untuk menentukan
status kesehatan klien yang
didapat dari pengamatan
penampilan klien
6
Lanjutan
Langkah-langkah dalam inspeksi :
Atur pencahayaan yang cukup
Atur suhu dan suasana ruangan
Beritahu pasien tentang apa yang akan
dikerjakan
Buka bagian yang akan di inspeksi (jangan
tertutup)
Perhatikan kesan pertama klien (perilaku,
ekspresi, postur tubuh, gerakan dan lain-lain)
Lakukan inspeksi secara sistematis
7
Pemeriksaan palpasi
• perabaan telapak / punggung
tangan untuk mengetahui ukuran,
tekstur dan mobilitas, massa,
kualitas pulsasi, kondisi tulang
dan sendi, temperatur kulit dan
kelembaban, akumulasi cairan
dan edema serta vibrasi dinding
dada
8
Langkah palpasi
• Langkah-langkah dalam palpasi :
a. Daerah yang akan dipalpasi tidak
tertutup
b. Cuci tangan dan bersihkan
c. Beritahu pasien hal yang akan
dikerjakan
d. Perhatikan dengan seksama muka
pasien saat palpasi
9
Pemeriksaan secara
perkusi
• Metode gerakan mengetuk area tubuh secara
ringan tapi tajam untuk menentukan posisi,
• ukuran dan densitas struktur yang berada di
bawahnya,
• mendeteksi cairan/udara di dalam rongga.
Gerakan mengetuk menghasilkan gelombang
suara yang menjalar 5-7 cm di area yang
diperiksa.
• membedakan karakteristik area yang
diperiksa.
10
Pemeriksaan secara
aktualisasi
• Tehnik pemeriksaan fisik : alat
stetoskop untuk mendeteksi suara
yang dihasilkan oleh kerja organ tubuh
seperti paru, jantung, pembuluh darah,
organ abdomen.
Intensitas suara mengacu pada
kebisingan suara. Durasi mengacu
pada berapa lama suara terakhir
terdengar. Kualitas suara dapat
digambarkan dengan suara
gemerincing, kasar, halus, berangin
11
Langkah aktualisasi
• Langkah-langkah
o Daerah yang akan diauskultasi
tidak tertutup
o Lakukan pemeriksaan dalam
ruangan yang tenang
o Pastikan stetoskop benar-benar
terpasang dan tidak
menimbulkan rasa sakit
12
Lanjutan
• Suara auskultasi meliputi tinggi,
intensitas, durasi, dan kualitas
suara yang dihasilkan. Tinggi
suara ditentukan oleh frekwensi
vibrasi suara dan dapat
diklasifikasikan menjadi tinggi
atau rendah.
13
Pemeriksaan umum
• fase awal pemeriksaan fisik yang
lengkap :
• Wawancara :
 mengumpulkan data subjektif,
 mengobservasi klien,
 mengembangkan impresi awal
tentang kesehatan klien dan
 menyusun strategi untuk
melakukan pemeriksaan. 14
Pemeriksaan fisik umum
1. Pengaturan posisi
2. Mengikuti tindakan pencegahan
universal
a. Cuci tangan sebelum dan
sesudah
b. Memakai sarung tangan bila
kontak dengan cairan tubuh
c. Memakai masker
15
Pemeriksaan Fisik per sistem
 Keadaa Umum :
Kesadaran, Tanda Vital (TD, HR, RR, Suhu), Pemeriksaan Antopometri (BB,
TB, LILA)
 Kepala dan muka→ inspeksi dan palpasi
Simetris, rambut, bengkak, lembab, lesi dan bau.
 Mata → inspeksi
Gerakan bola mata, simetris/tdk, kelainan bentuk/penglihatan, sekret,
kedaan sklera/konjungtiva/pupil.
 Hidung → inspeksi dan palpasi
Bentuk, masalah pada sinus, trauma, epistaksis (mimisan), hidung
tersumbat
 Telinga → inspeksi dan palpasi
Bentuk, canalis bersih/tidak, Tinitus (keluar cairan putih dari lubang
telinga), g3/kehilangan pendengaran 16
 Mulut → inspeksi dan palpasi
Bibir → warna, simetris, lesi, kelembaban, pengelupasan dan
bengkak
Rongga mulut → stomatitis, kemampuan menggigit,
mengunyah dan menelan
Gusi → warna dan edema
Gigi → karang gigi, caries, sisa gigi
Lidah → kotor, warna, kesimetrisan, kelembaban, luka, bercak
dan pembengkakan
Kerongkongan → tonsil, peradangan, lendir/sekret.
 Leher → inspeksi dan palpasi
Pembesaran kelenjar gondok & limfe, nyeri tekan, kaku pada
leher. 17
Lanjutan
• Payudara :
benjolan, nyeri tekan / rasa tidak nyaman
• Pernafasan
batuk, sputum, asma, bronkhitis, sesak napas, pilek, batuk
darah
• Jantung :
tekanan darah tinggi, masalah – masalah jantung, nyeri dada,
palpitasi, dispnea, ortopnea, edema
• Gastointestinal:
Kembung, mual, muntah, nyeri tekan, kolik, obstipasi
(sembelit di rektum dapt menyebabkan sulit BAB), konstipasi
(sembelit di kolon), regurgitasi, salah cerna, perdarahan rektal
sehingga feses berwarna hitam/melena, diare, sendawa
berlebihan, pengeluaran gas berlebihan 18
PEMERIKSAAN TANDA – TANDA VITAL
1. Pemeriksaan Nadi 
Denyut nadi merupakan denyutan yang
dirasakan dari proses pemompaan jantung.
Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan
dalam keadaan tidur atau istirahat.
Kondisi hipertermia dapat meningkatkan
denyut nadi sebanyak 15 – 20 kali per menit
setiap peningkatan suhu 1 derajat celcius.
19
• Penilaian denyut nadi ditandai
dengan variasi 10 – 15 denyutan
dari menit ke menit
20
• 2. Pemeriksaan Tekanan Darah
indikator penting dalam menilai
fungsi kardiovaskuler.
Proses perubahan tekanan darah
dipengaruhi oleh :
1. Tolakan Perifer
2. Gerakan memompa oleh jantung
3. Volume darah
4. Kekentalan darah 21
Lanjutan
3. Pemeriksaan Pernapasan
Merupakan pemeriksaan yang
dilakukan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan
pengeluaran karbondioksida.
Menilai frekuensi, irama,
kedalaman dan tipe atau pola
pernapasan
22
Lanjutan
4. Pemeriksaan suhu
untuk menilai kondisi metabolisme di
dalam tubuh, dimana tubuh
menghasilkan panas secara kimiawi
melalui metabolisme darah.
Keseimbangan suhu harus diatur dalam
pembuangan dan penyimpanannya di
dalam tubuh yang diatur oleh
hipotalamus.
23
Pemeriksaan Fisik Head
To Toe
• Px Umum :
Inspeksi derajat kesadaran (kompos mentis,
apatis, letargi, somnolen, sopor, koma)
Palpasi & auskultasi Vital Sign
• Kulit :
Inpeksi & palpasi Hiperpigmentasi, sianosis,
edema, turgor, makula, papula, vesikula,
pustula, bula, nodul, sikatriks,nevi.
• Kepala :
Inspeksi & palpasi rambut (jenis, warna,
kelainan) edema / tdk, kebersihan 24
LANJUT
25
Mata :
Inspeksi & palpasi Starbismus, konjungtiva,
sklera
Telinga :
Inspeksi & palpasi Serumen, tinitus
Hidung :
Inspeksi & palpasi epistaksis, ingus
Mulut / Gigi :
Inspeksi bibir, gigi, lidah, palatoskisis
Lanjutan
• Leher :
Inspeksi & palpasi pembesaran kelj thyroid
• Dada :
Inspeksi simetris, retraksi, benjolan patologis, keadaan
mammae
• Perut :
Inspeksi & palpasi hepar, gaster, nyeri tekan
• Genetalia :
Inspeksi & palpasi tumor, luka parut, PMS dll
• Ekstremitas :
Inpeksi, palpasi, perkusi : bentuk, ukuran,kelainan
• Punggung :
Inspeksi , palpasi skoliosis, kifosis, lordosis
26
27
PENGUKURAN TINGGI BADAN (TB) DAN BERAT
BADAN (BB)
Tujuan :
 mendapatkan data dasar
 menentukan status kesehatan.
a. TINGGI BADAN (TB)
Gunakan alat ukur standard :
 alat ukur yang menempel dengan skala
timbangan BB atau
 yang terletak di dinding.
Instruksikan klien untuk melihat lurus ke
depan dan berdiri tegak dengan kaki
dirapatkan
28
Lanjutan
• BERAT BADAN (BB)
Gunakan timbangan yang
standard untuk mengukur BB
terutama untuk orang dewasa dan
anak yang telah beranjak besar.
29
PENGUKURAN TANDA-TANDA
VITAL
• T T V : Suhu tubuh, denyut nadi,
pernapasan dan tekanan darah.
Tujuan :
data dasar, mendeteksi atau
memantau perubahan status
kesehatan klien, dan memantau
klien yang beresiko untuk
perubahan kesehatan.
30
Suhu tubuh
Pengukuran suhu inti tubuh
dilakukan dengan cara : oral,
rectal dan aksila.
Suhu tubuh normal 36,1° C - 37,8
°C atau 97 – 100° F.
31
Denyut nadi
• Denyut nadi dapat dibedakan
menjadi denyut nadi apical dan
perifer.
Denyut apical : denyut yang
dirasakan pada daerah apeks
jantung.
Denyut perifer : Denyut yang
dirasakan pada perifer tubuh
seperti leher, pergelangan tangan
dan kaki. 32
lanjutan
• klien yang sehat, laju denyut nadi
perifer sama dengan denyut
jantung. Perubahan kesehatan
klien dapat memperlemah denyut
perifer dan membuatnya sulit
untuk dideteksi. sehingga
pengkajian denyut nadi perifer
merupakan suatu komponen
penting dalam pengkajian
kesehatan yang menyeluruh. 33
LANJUTAN
• Lokasi denyut perifer : denyut radial.
Palpasi denyut radial dilakukan dengan
meletakkan tiga ujung jari pada pergelangan
anterior sepanjang tulang radius.
Jika denyut tak teratur, hitunglah denyut
selama satu menit penuh.
Jika denyut teratur, hitunglah denyut selama 30
detik dan hasilnya kalikan 2 (dua) untuk
memperoleh jumlah denyut permenit.
34
• Jika mengkaji denyut , perhatikan
4 hal yaitu :
1) Laju denyut < 60 X/menit di
sebut Bradikardi.
(dapat dijumpai pada atlet yang
sehat dan terlatih)
Denyut yang melebihi 100 X/menit
disebut Takikardi.
(Dapat dijumpai pada klien sehat
yang cemas atau baru selesai 35
• Pada orang yang sehat, ritme denyut
relatif konstan dan interval di antara
dua denyut teratur.
3) Mengkaji kekuatan denyut dilakukan
dengan memeriksa tekanan yang
dikeluarkan sebelum denyut dirasakan.
4) Untuk mengkaji elastisitas arteri,
lakukanlah palpasi sepanjang arteri
radius dengan arah dari proksimal ke
distal. Arteri yang normal teraba halus,
lurus dan lunak.
36
• PERNAPASAN
Kajilah laju pernapasan klien
dengan menghitung jumlah napas
selama 30 detik dan kalikan
dengan 2 (dua). Jika pemeriksa
mendeteksi ketakteraturan /
kesulitan bernapas, hitung selama
1 menit penuh.
37
• TEKANAN DARAH
Adalah salah satu perwujudan
kegiatan jantung . Darah yang
mengalir dan menyurut dalam
sistem arteri seperti gerakan
gelombang, menyebabkan 2 jenis
tekanan : tekanan sistolik dan
diastolic.
38
• TEKANAN SISTOLIK : Tekanan
darah pada puncak gelombang
pada saat
venterikel kiri berkontraksi. (inilah
yang pertama dicatat dalam
pengukuran darah).
39
• TEKANAN DIASTOLIK : Tekanan
antara dua kontraksi ventricular
saat jantung pada fase istirahat.
40
Laboratorium
pemeriksaan fisik
• Penampilan umum
41
Penampilan fisik
• Tanda Vital
• Suhu
• Tekanan darah
• Nadi
• Pernapasan
42
suhu
• 36-37°C (normal)
• Febris : > 37,2 °C pagi, >37,8°C sore
• Fase inkrementi, fase fastigium, fase
dekrementi
• Febris berdasarkan fase fastigium
:febris kontinua, febris remiten , febris
remiten febris tipus inversus.
• Febris berdasarkan fase dekrementi
:krisis dan lisis . Residiv dan
rekrudensi. Undulans
43
Nadi
• Palpasi A.radialis, A.Brakialis, A.Femoralis,
A.Poplitea, A.Dorsalis pedis
• Frekuensi ( pulsus frequent-pulsus rarus)
• Irama : ireguler-reguler( pulsus defisit, pulsus
bigeminus, dicrotic pulse, anacrotic
pulse,pulsus alternans
• Isi :equal-unequal( pulsus parfus, pulsus
magnus , pulsus paradoxus
dinamikus/mekanikus)
• Kualitas nadi ( pulsus celer, pulsus tardus)
• Kualitas dinding arteri (mengeras-not)
44
Pernapasan
• 16-24x/menit
• Takhipneu-bradipneu
• Hiperpneu-hipopneu
• Dispneu ( sesak napas, pernapasan
cuping hidung, sianosis & takhipneu )
• Paroxysmal nocturnal dyspneu
• Ortopneu
• Biot
• Cheyen stokes
• Kussmaul
45
46
46
• LANJUTAN BAGIAN BERIKUT
Kebutuhan rasa aman dan
nyaman
• keadaan bebas dari cedera fisik
dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram
47
Lanjutan
• Nyaman : segar; sehat badan
terasa disinari matahari pagi;
sedap; sejuk;enak suaranya
merdu di dengar.
• Kenyamanan : keadaan nyaman;
kesegaran;kesejukan
48
Lanjutan
• Aman :
1. bebas dr bahaya
2. bebas dr gangguan
3. terlindung atau tersembunyi
4. pasti
5. tidak meragukan; tenteram
6. tidak merasa takut atau
khawatir
49
Keamanan dan kenyamanan
lingkungan pasien
A. Keamanan lingkungan
• Lingkungan Klien  semua faktor
fisik dan psikososial yang
mempengaruhi kehidupan dan
kelangsungan hidup klien.
50
Lanjutan
Keamanan lingkungan
• Lingkungan Klien  semua faktor
fisik dan psikososial yang
mempengaruhi kehidupan dan
kelangsungan hidup klien.
51
Lanjutan
Kebutuhan Fisiologis:
1. Oksigen
2. Kelembaban
3. Pengurangan Bahaya Fisik
4. Pengurangan Transmisi Patoge
5. Pengontrolan Polusi
52
Lanjutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1. Usia
2. Emosi
3. Status Metabolisme
4. Gangguan persepsi sensori
5. Informasi/komunikasi
6. Penggunaan antibiotik
7. Keadaan imunitas
8. Ketidakmampuan tubuh dlm
53
Lanjutan
• Macam-macam
bahaya/kecelakaan:
1. Di rumah
2. Di RS : Mikroorganisme
3. Cahaya
4. Kebisingan
5. Cedera
6. Kesalahan prosedur
7. Peralatan medik 54
Lanjutan
Meningkatkan keamanan:
1. Mengkaji pasien untuk melindungi diri
2. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah
3. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
4. Penghalang sisi tempat tidur
5. Bel yg mudah dijangkau
6. Meja yang mudah dijangkau
7. Kereta dorong ada penghalangnya
8. Kebersihan lantai
9. Prosedur tindakan.
55
B. Kenyamanan
• Faktor yang mempengaruhi nyeri :
• 1. Usia
• 2. Jenis Kelamin
• 3. Kebudayaan
• 4. Makna nyeri
• 5. Perhatian
• 6. Ansietas : kecemasan yang
berlebihan dan lebih bersifat
subjektif 56
Lanjutan
• Meningkatkan Kenyamanan/Strategi
kesehatan :
1. Sentuhan teraupeutik/menghilangkan rasa
sakit
2. Pengobatan dengan terapi alami untuk
penyakit berat
3. Relaksasi dan Teknik Imajinasi
4. Imajinasi terbimbing
5. Bimbingan Antisipasi
6. Distraksi /pengalihan dari focus terhadap
nyeri.
57
Kenyamanan pasien
• Lingkungan yang nyaman
kesembuhan pasien.
1. Menyiapkan tempat tidur
2. Menyiapkan Tempat Tidur Pasien
Post Op
3. Memandikan pasien
4. Membersihkan bagian oral/mulut
58
Backdrops:
- These are full sized
backdrops, just scale them up!
- Can be Copy-Pasted out of
Templates for use anywhere!
www.animationfactory.com
59

More Related Content

Similar to PEMERIKSAAN FISIK

Anamnesis dan Pemeriksaan (1).pdf
Anamnesis dan Pemeriksaan (1).pdfAnamnesis dan Pemeriksaan (1).pdf
Anamnesis dan Pemeriksaan (1).pdfDzakyAhmada1
 
scribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptxscribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptxmarwanfebrian2
 
Basic First Aid Public [Autosaveda].pptx
Basic First Aid Public [Autosaveda].pptxBasic First Aid Public [Autosaveda].pptx
Basic First Aid Public [Autosaveda].pptxAdityaSetiawan73
 
portofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akutportofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akutReny Erawati
 
CBD Keganasan Laring
CBD Keganasan LaringCBD Keganasan Laring
CBD Keganasan LaringCoassTHT
 
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) gerasimoos
 
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptxaskep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptxssuserfc224a
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienSulistia Rini
 

Similar to PEMERIKSAAN FISIK (20)

Anamnesis dan Pemeriksaan (1).pdf
Anamnesis dan Pemeriksaan (1).pdfAnamnesis dan Pemeriksaan (1).pdf
Anamnesis dan Pemeriksaan (1).pdf
 
Psmba.pptx
Psmba.pptxPsmba.pptx
Psmba.pptx
 
Pemeriksaan fisik 1
Pemeriksaan fisik 1Pemeriksaan fisik 1
Pemeriksaan fisik 1
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Pengkajian fisik new
Pengkajian fisik newPengkajian fisik new
Pengkajian fisik new
 
ggghjjjj.ppt
ggghjjjj.pptggghjjjj.ppt
ggghjjjj.ppt
 
scribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptxscribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptx
 
Basic First Aid Public [Autosaveda].pptx
Basic First Aid Public [Autosaveda].pptxBasic First Aid Public [Autosaveda].pptx
Basic First Aid Public [Autosaveda].pptx
 
Dokumentasi kebidanan AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi kebidanan  AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi kebidanan  AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi kebidanan AKPER PEMKAB MUNA
 
Pedoman asuhan keperawatan maternitas
Pedoman asuhan keperawatan maternitasPedoman asuhan keperawatan maternitas
Pedoman asuhan keperawatan maternitas
 
portofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akutportofolio apendisitis akut
portofolio apendisitis akut
 
Asma bronchial Akper pemkab muna
Asma bronchial Akper pemkab munaAsma bronchial Akper pemkab muna
Asma bronchial Akper pemkab muna
 
CBD Keganasan Laring
CBD Keganasan LaringCBD Keganasan Laring
CBD Keganasan Laring
 
ASKEP GADAR PX CKB.ppt
ASKEP GADAR PX CKB.pptASKEP GADAR PX CKB.ppt
ASKEP GADAR PX CKB.ppt
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat darurat
 
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
 
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptxaskep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
askep keperawatan anestesiologi ppt.pptx
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasien
 
NCP BBLB.doc
NCP BBLB.docNCP BBLB.doc
NCP BBLB.doc
 

Recently uploaded

Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfNurlianiNurliani4
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxmarnitahm32
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypianisaEndrasari
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohARDS5
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakelin560994
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptssuser8a13d21
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.pptMUHAMMADHASINUDDIN
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 

Recently uploaded (13)

Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 

PEMERIKSAAN FISIK

  • 2. Pemeriksaan fisik • peninjauan  ujung rambut sampai ujung kaki  memberikan informasi objektif tentang klien pemilihan terapi dan penetuan respon terhadap terapi 2
  • 3. Tujuan Pemeriksaan Fisik 1. Mengumpulkan data dasar kesehatan klien. 2. Data tentang riwayat keperawatan. 3. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan. 4. Membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan penatalaksanaan. 5. Mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan. 3
  • 4. MANFAAT 1. Data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose keperawatan. 2. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien. 3. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat 4. Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan 4
  • 5. KONSEP DASAR PEMERIKSAAN FISIK • Prinsip Dasar Data Subjektif (Allo/Auto anamnesa) Data Objektif • Teknik Inspeksi (periksa pandang/observasi) Palpasi (periksa raba) Auskultasi (periksa dengar) Perkusi (periksa ketuk) 5
  • 6. Pemeriksaan fisik • PEMERIKSAAN SECARA INSPEKSI Merupakan observasi visual dan sistemik untuk menentukan status kesehatan klien yang didapat dari pengamatan penampilan klien 6
  • 7. Lanjutan Langkah-langkah dalam inspeksi : Atur pencahayaan yang cukup Atur suhu dan suasana ruangan Beritahu pasien tentang apa yang akan dikerjakan Buka bagian yang akan di inspeksi (jangan tertutup) Perhatikan kesan pertama klien (perilaku, ekspresi, postur tubuh, gerakan dan lain-lain) Lakukan inspeksi secara sistematis 7
  • 8. Pemeriksaan palpasi • perabaan telapak / punggung tangan untuk mengetahui ukuran, tekstur dan mobilitas, massa, kualitas pulsasi, kondisi tulang dan sendi, temperatur kulit dan kelembaban, akumulasi cairan dan edema serta vibrasi dinding dada 8
  • 9. Langkah palpasi • Langkah-langkah dalam palpasi : a. Daerah yang akan dipalpasi tidak tertutup b. Cuci tangan dan bersihkan c. Beritahu pasien hal yang akan dikerjakan d. Perhatikan dengan seksama muka pasien saat palpasi 9
  • 10. Pemeriksaan secara perkusi • Metode gerakan mengetuk area tubuh secara ringan tapi tajam untuk menentukan posisi, • ukuran dan densitas struktur yang berada di bawahnya, • mendeteksi cairan/udara di dalam rongga. Gerakan mengetuk menghasilkan gelombang suara yang menjalar 5-7 cm di area yang diperiksa. • membedakan karakteristik area yang diperiksa. 10
  • 11. Pemeriksaan secara aktualisasi • Tehnik pemeriksaan fisik : alat stetoskop untuk mendeteksi suara yang dihasilkan oleh kerja organ tubuh seperti paru, jantung, pembuluh darah, organ abdomen. Intensitas suara mengacu pada kebisingan suara. Durasi mengacu pada berapa lama suara terakhir terdengar. Kualitas suara dapat digambarkan dengan suara gemerincing, kasar, halus, berangin 11
  • 12. Langkah aktualisasi • Langkah-langkah o Daerah yang akan diauskultasi tidak tertutup o Lakukan pemeriksaan dalam ruangan yang tenang o Pastikan stetoskop benar-benar terpasang dan tidak menimbulkan rasa sakit 12
  • 13. Lanjutan • Suara auskultasi meliputi tinggi, intensitas, durasi, dan kualitas suara yang dihasilkan. Tinggi suara ditentukan oleh frekwensi vibrasi suara dan dapat diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah. 13
  • 14. Pemeriksaan umum • fase awal pemeriksaan fisik yang lengkap : • Wawancara :  mengumpulkan data subjektif,  mengobservasi klien,  mengembangkan impresi awal tentang kesehatan klien dan  menyusun strategi untuk melakukan pemeriksaan. 14
  • 15. Pemeriksaan fisik umum 1. Pengaturan posisi 2. Mengikuti tindakan pencegahan universal a. Cuci tangan sebelum dan sesudah b. Memakai sarung tangan bila kontak dengan cairan tubuh c. Memakai masker 15
  • 16. Pemeriksaan Fisik per sistem  Keadaa Umum : Kesadaran, Tanda Vital (TD, HR, RR, Suhu), Pemeriksaan Antopometri (BB, TB, LILA)  Kepala dan muka→ inspeksi dan palpasi Simetris, rambut, bengkak, lembab, lesi dan bau.  Mata → inspeksi Gerakan bola mata, simetris/tdk, kelainan bentuk/penglihatan, sekret, kedaan sklera/konjungtiva/pupil.  Hidung → inspeksi dan palpasi Bentuk, masalah pada sinus, trauma, epistaksis (mimisan), hidung tersumbat  Telinga → inspeksi dan palpasi Bentuk, canalis bersih/tidak, Tinitus (keluar cairan putih dari lubang telinga), g3/kehilangan pendengaran 16
  • 17.  Mulut → inspeksi dan palpasi Bibir → warna, simetris, lesi, kelembaban, pengelupasan dan bengkak Rongga mulut → stomatitis, kemampuan menggigit, mengunyah dan menelan Gusi → warna dan edema Gigi → karang gigi, caries, sisa gigi Lidah → kotor, warna, kesimetrisan, kelembaban, luka, bercak dan pembengkakan Kerongkongan → tonsil, peradangan, lendir/sekret.  Leher → inspeksi dan palpasi Pembesaran kelenjar gondok & limfe, nyeri tekan, kaku pada leher. 17
  • 18. Lanjutan • Payudara : benjolan, nyeri tekan / rasa tidak nyaman • Pernafasan batuk, sputum, asma, bronkhitis, sesak napas, pilek, batuk darah • Jantung : tekanan darah tinggi, masalah – masalah jantung, nyeri dada, palpitasi, dispnea, ortopnea, edema • Gastointestinal: Kembung, mual, muntah, nyeri tekan, kolik, obstipasi (sembelit di rektum dapt menyebabkan sulit BAB), konstipasi (sembelit di kolon), regurgitasi, salah cerna, perdarahan rektal sehingga feses berwarna hitam/melena, diare, sendawa berlebihan, pengeluaran gas berlebihan 18
  • 19. PEMERIKSAAN TANDA – TANDA VITAL 1. Pemeriksaan Nadi  Denyut nadi merupakan denyutan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung. Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat. Kondisi hipertermia dapat meningkatkan denyut nadi sebanyak 15 – 20 kali per menit setiap peningkatan suhu 1 derajat celcius. 19
  • 20. • Penilaian denyut nadi ditandai dengan variasi 10 – 15 denyutan dari menit ke menit 20
  • 21. • 2. Pemeriksaan Tekanan Darah indikator penting dalam menilai fungsi kardiovaskuler. Proses perubahan tekanan darah dipengaruhi oleh : 1. Tolakan Perifer 2. Gerakan memompa oleh jantung 3. Volume darah 4. Kekentalan darah 21
  • 22. Lanjutan 3. Pemeriksaan Pernapasan Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan 22
  • 23. Lanjutan 4. Pemeriksaan suhu untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus. 23
  • 24. Pemeriksaan Fisik Head To Toe • Px Umum : Inspeksi derajat kesadaran (kompos mentis, apatis, letargi, somnolen, sopor, koma) Palpasi & auskultasi Vital Sign • Kulit : Inpeksi & palpasi Hiperpigmentasi, sianosis, edema, turgor, makula, papula, vesikula, pustula, bula, nodul, sikatriks,nevi. • Kepala : Inspeksi & palpasi rambut (jenis, warna, kelainan) edema / tdk, kebersihan 24
  • 25. LANJUT 25 Mata : Inspeksi & palpasi Starbismus, konjungtiva, sklera Telinga : Inspeksi & palpasi Serumen, tinitus Hidung : Inspeksi & palpasi epistaksis, ingus Mulut / Gigi : Inspeksi bibir, gigi, lidah, palatoskisis
  • 26. Lanjutan • Leher : Inspeksi & palpasi pembesaran kelj thyroid • Dada : Inspeksi simetris, retraksi, benjolan patologis, keadaan mammae • Perut : Inspeksi & palpasi hepar, gaster, nyeri tekan • Genetalia : Inspeksi & palpasi tumor, luka parut, PMS dll • Ekstremitas : Inpeksi, palpasi, perkusi : bentuk, ukuran,kelainan • Punggung : Inspeksi , palpasi skoliosis, kifosis, lordosis 26
  • 27. 27
  • 28. PENGUKURAN TINGGI BADAN (TB) DAN BERAT BADAN (BB) Tujuan :  mendapatkan data dasar  menentukan status kesehatan. a. TINGGI BADAN (TB) Gunakan alat ukur standard :  alat ukur yang menempel dengan skala timbangan BB atau  yang terletak di dinding. Instruksikan klien untuk melihat lurus ke depan dan berdiri tegak dengan kaki dirapatkan 28
  • 29. Lanjutan • BERAT BADAN (BB) Gunakan timbangan yang standard untuk mengukur BB terutama untuk orang dewasa dan anak yang telah beranjak besar. 29
  • 30. PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL • T T V : Suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah. Tujuan : data dasar, mendeteksi atau memantau perubahan status kesehatan klien, dan memantau klien yang beresiko untuk perubahan kesehatan. 30
  • 31. Suhu tubuh Pengukuran suhu inti tubuh dilakukan dengan cara : oral, rectal dan aksila. Suhu tubuh normal 36,1° C - 37,8 °C atau 97 – 100° F. 31
  • 32. Denyut nadi • Denyut nadi dapat dibedakan menjadi denyut nadi apical dan perifer. Denyut apical : denyut yang dirasakan pada daerah apeks jantung. Denyut perifer : Denyut yang dirasakan pada perifer tubuh seperti leher, pergelangan tangan dan kaki. 32
  • 33. lanjutan • klien yang sehat, laju denyut nadi perifer sama dengan denyut jantung. Perubahan kesehatan klien dapat memperlemah denyut perifer dan membuatnya sulit untuk dideteksi. sehingga pengkajian denyut nadi perifer merupakan suatu komponen penting dalam pengkajian kesehatan yang menyeluruh. 33
  • 34. LANJUTAN • Lokasi denyut perifer : denyut radial. Palpasi denyut radial dilakukan dengan meletakkan tiga ujung jari pada pergelangan anterior sepanjang tulang radius. Jika denyut tak teratur, hitunglah denyut selama satu menit penuh. Jika denyut teratur, hitunglah denyut selama 30 detik dan hasilnya kalikan 2 (dua) untuk memperoleh jumlah denyut permenit. 34
  • 35. • Jika mengkaji denyut , perhatikan 4 hal yaitu : 1) Laju denyut < 60 X/menit di sebut Bradikardi. (dapat dijumpai pada atlet yang sehat dan terlatih) Denyut yang melebihi 100 X/menit disebut Takikardi. (Dapat dijumpai pada klien sehat yang cemas atau baru selesai 35
  • 36. • Pada orang yang sehat, ritme denyut relatif konstan dan interval di antara dua denyut teratur. 3) Mengkaji kekuatan denyut dilakukan dengan memeriksa tekanan yang dikeluarkan sebelum denyut dirasakan. 4) Untuk mengkaji elastisitas arteri, lakukanlah palpasi sepanjang arteri radius dengan arah dari proksimal ke distal. Arteri yang normal teraba halus, lurus dan lunak. 36
  • 37. • PERNAPASAN Kajilah laju pernapasan klien dengan menghitung jumlah napas selama 30 detik dan kalikan dengan 2 (dua). Jika pemeriksa mendeteksi ketakteraturan / kesulitan bernapas, hitung selama 1 menit penuh. 37
  • 38. • TEKANAN DARAH Adalah salah satu perwujudan kegiatan jantung . Darah yang mengalir dan menyurut dalam sistem arteri seperti gerakan gelombang, menyebabkan 2 jenis tekanan : tekanan sistolik dan diastolic. 38
  • 39. • TEKANAN SISTOLIK : Tekanan darah pada puncak gelombang pada saat venterikel kiri berkontraksi. (inilah yang pertama dicatat dalam pengukuran darah). 39
  • 40. • TEKANAN DIASTOLIK : Tekanan antara dua kontraksi ventricular saat jantung pada fase istirahat. 40
  • 42. Penampilan fisik • Tanda Vital • Suhu • Tekanan darah • Nadi • Pernapasan 42
  • 43. suhu • 36-37°C (normal) • Febris : > 37,2 °C pagi, >37,8°C sore • Fase inkrementi, fase fastigium, fase dekrementi • Febris berdasarkan fase fastigium :febris kontinua, febris remiten , febris remiten febris tipus inversus. • Febris berdasarkan fase dekrementi :krisis dan lisis . Residiv dan rekrudensi. Undulans 43
  • 44. Nadi • Palpasi A.radialis, A.Brakialis, A.Femoralis, A.Poplitea, A.Dorsalis pedis • Frekuensi ( pulsus frequent-pulsus rarus) • Irama : ireguler-reguler( pulsus defisit, pulsus bigeminus, dicrotic pulse, anacrotic pulse,pulsus alternans • Isi :equal-unequal( pulsus parfus, pulsus magnus , pulsus paradoxus dinamikus/mekanikus) • Kualitas nadi ( pulsus celer, pulsus tardus) • Kualitas dinding arteri (mengeras-not) 44
  • 45. Pernapasan • 16-24x/menit • Takhipneu-bradipneu • Hiperpneu-hipopneu • Dispneu ( sesak napas, pernapasan cuping hidung, sianosis & takhipneu ) • Paroxysmal nocturnal dyspneu • Ortopneu • Biot • Cheyen stokes • Kussmaul 45
  • 47. Kebutuhan rasa aman dan nyaman • keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram 47
  • 48. Lanjutan • Nyaman : segar; sehat badan terasa disinari matahari pagi; sedap; sejuk;enak suaranya merdu di dengar. • Kenyamanan : keadaan nyaman; kesegaran;kesejukan 48
  • 49. Lanjutan • Aman : 1. bebas dr bahaya 2. bebas dr gangguan 3. terlindung atau tersembunyi 4. pasti 5. tidak meragukan; tenteram 6. tidak merasa takut atau khawatir 49
  • 50. Keamanan dan kenyamanan lingkungan pasien A. Keamanan lingkungan • Lingkungan Klien  semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi kehidupan dan kelangsungan hidup klien. 50
  • 51. Lanjutan Keamanan lingkungan • Lingkungan Klien  semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi kehidupan dan kelangsungan hidup klien. 51
  • 52. Lanjutan Kebutuhan Fisiologis: 1. Oksigen 2. Kelembaban 3. Pengurangan Bahaya Fisik 4. Pengurangan Transmisi Patoge 5. Pengontrolan Polusi 52
  • 53. Lanjutan Faktor-faktor yang mempengaruhi: 1. Usia 2. Emosi 3. Status Metabolisme 4. Gangguan persepsi sensori 5. Informasi/komunikasi 6. Penggunaan antibiotik 7. Keadaan imunitas 8. Ketidakmampuan tubuh dlm 53
  • 54. Lanjutan • Macam-macam bahaya/kecelakaan: 1. Di rumah 2. Di RS : Mikroorganisme 3. Cahaya 4. Kebisingan 5. Cedera 6. Kesalahan prosedur 7. Peralatan medik 54
  • 55. Lanjutan Meningkatkan keamanan: 1. Mengkaji pasien untuk melindungi diri 2. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah 3. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti 4. Penghalang sisi tempat tidur 5. Bel yg mudah dijangkau 6. Meja yang mudah dijangkau 7. Kereta dorong ada penghalangnya 8. Kebersihan lantai 9. Prosedur tindakan. 55
  • 56. B. Kenyamanan • Faktor yang mempengaruhi nyeri : • 1. Usia • 2. Jenis Kelamin • 3. Kebudayaan • 4. Makna nyeri • 5. Perhatian • 6. Ansietas : kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat subjektif 56
  • 57. Lanjutan • Meningkatkan Kenyamanan/Strategi kesehatan : 1. Sentuhan teraupeutik/menghilangkan rasa sakit 2. Pengobatan dengan terapi alami untuk penyakit berat 3. Relaksasi dan Teknik Imajinasi 4. Imajinasi terbimbing 5. Bimbingan Antisipasi 6. Distraksi /pengalihan dari focus terhadap nyeri. 57
  • 58. Kenyamanan pasien • Lingkungan yang nyaman kesembuhan pasien. 1. Menyiapkan tempat tidur 2. Menyiapkan Tempat Tidur Pasien Post Op 3. Memandikan pasien 4. Membersihkan bagian oral/mulut 58
  • 59. Backdrops: - These are full sized backdrops, just scale them up! - Can be Copy-Pasted out of Templates for use anywhere! www.animationfactory.com 59