SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
SPONDILITIS TUBERKULOSA
T. Bima Fasha. TS 2207601100003
Pembimbing :
dr. Nanta Aulia, SpOT (K) Spine
DEFINISI
• Spondilitis tuberkulosa (Pott’s disease) merupakan penyakit infeksi
disebabkan Mycobacterium tuberculosa yang mengenai tulang belakang
• Terdapat :
- penyempitan ruang diskus intervertebralis dan badan vertebra yang
berdekatan
- runtuhnya elemen tulang belakang
- wedging anterior yang menyebabkan kifosis
- pembentukan gibbus
ANATOMI
EPIDEMIOLOGI
• Diperkirakan 20-30% dari penduduk dunia terinfeksi oleh Mycobacterium
tuberculosis.
• Indonesia adalah penyumbang terbesar ketiga setelah India dan China dengan
penemuan kasus baru 583.000 orang per tahun.
• TB ekstraparu hanya terdapat 10% sampai 15% dari semua kasus TB. TB skeletal
terjadi 1% hingga 3% dari kasus TB ekstraparu dan biasanya melibatkan tulang
belakang.
4TH
 BONES & JOINTS ARE THE COMMONST SITE
OF EXTRA PULMONARY TB
 CONSTITUTE ~10% OF EXTRA PULMONARY TB
 WEIGHT BEARING JOINTS ARE MOST
AFFECTED : 40%
: 13%
: 10%
SPINE
HIPS
KNEES
Etiologi
Spondilitis TB disebabkan oleh bakteri:
• Mycobacterium tuberculosis
• Mycobacterium bovis
Patogenesis Tuberculosis
M.Tb masuk-> makrofag alveolus fagosit TB. Bila makrofag tidak dapat
menghancurkan Tb-> Tb bereplikasi di makrofag-> makrofag lisis->
fokus primer Ghon.
Imunitas seluler terbentuk-> Tuberkel
Bagian tengah tuberkel mengalami perkejuan (caseous center).
Di dalam koloni yang sempat terbentuk dan kemudian dibatasi
pertumbuhannya oleh imunitas seluler, kuman tetap hidup dalam
bentuk dorman -> fokus Simon.
Imun ↓-> reaktivasi.
Paru: reaktivasi dapat sembuh tanpa
bekas, sembuh dengan fibrosis dan
kalsifikasi, atau kaverne.
Luar paru: bisa ke tulang belakang, ginjal,
sendi, otak, adrenal.
Patogenesis
Destruksi makrofag
Pembentukan tuberkel
Pecah
Resolusi
Kalsifikasi
Perkejuan
Kelenjar Limfe
Penyebaran hematogen
Lesi sekunder paru
Lesi di hepar, lien ,
ginjal,TULANG,
otak, dll
Basil TB berkembang biak
Destruksi basil TB
Inhalasi basil
TB Alveolus
Fagositosis oleh makrofag
Penyebaran ke Vertebra
Spondilitis TB merupakan
hasil dari fase reaktivasi.
Vertebra yang paling sering 
Torakolumbal.
Masuk melalui 3 jalur:
1.Jalur arteri
2.Jalur Vena
3.Jalur perkontinuitatum
Klasifikasi berdasarkan Lokasi
Tipe Keterlibatan Mekanisme Gambaran Radiologis
Peridiskal Menyebar melalui arteri Melibatkan batas 2
vertebra yang
berdekatan. Diskus
intervertebralis akan
menyempit
Central Infeksi menyebar
sepanjang plexus Batson
Melibatkan bagian
tengah dari salah satu
vertebra, proksimal dan
diskus intervertebralis
intak.
Anterior marginal Perluasan abses melalui
ligament longitudinal
anterior dan periosteum
Dimulai dengan lesi
destruktif pada salah
satu margin anterior
dari corpus vertebrae,
hanya sedikit
melibatkan diskus
intervertebralis.
Perjalanan penyakit spondylitis TB dibagi dalam 5 stadium:
1.Stadium implantasi
2.Stadium destruksi awal
3.Stadium destruksi lanjut
4.Stadium gangguan neurologis
5.Stadium deformitas residual
1.Stadium implantasi
basil dari fokus primer
melalui aliran darah
mencapai ruang diskus
2. Stadium destruksi awal
Setelah terinfeksi, pusat
nukleus lunak dan
dinding annula yang
berserat melemah,
membusuk dan runtuh.
Hal ini menyebabkan
ruang diskus menutup,
menekan akar saraf
yang menyebabkan rasa
sakit
3. Stadium destruksi lanjut
Infeksi menyebar ke badan
vertebra di atas dan di
bawah disc
4. Stadium gangguan neurologis
tulang-tulang yang dilemahkan
oleh infeksi, hancur karena
beban tubuh manusia
5. Stadium gangguan
neurologis
tulang belakang yang
mengalami kecacatan
dapat menekan sumsum
tulang belakang, sehingga
menghasilkan gangguan
fungsional
6. Stadium gangguan neurologis
& deformitas
seiring berjalannya waktu,
tulang belakang yang
rusak/ cacat mengalami
kesembuhan dan menyatu.
ini selanjutnya dapat
menekan akar saraf,
menyebabkan nyeri dan
neufordefisient
Manifestasi Klinis
 Nyeri punggung
 Deformitas tulang belakang (kifosis)
 Defisit neurologis (paraplegia, paresis, impaired sensation)
 Cold abscess
 Nyeri tekan
 Spasme otot
 Gerakan spinal yang terbatas
 Gejala umum ( demam, keringat malam, penurunan berat badan,
lemah, cepat lelah)
PEMERIKSAAN FISIK
• Look
Inspeksi pada pasien spondilitis kelihatan lemah, pucat,
terdapat benjolan di punggung (gibbus) ,dan tulang belakang
terlihat bentuk kifosis (membungkuk)
• Feel
Ditemukan adanya gibbus pada area tulang yang mengalami
infeksi
• Move
Motorik:
C-5: Fleksi dari sendi siku
C-6: Ekstensi dari pergelangan tangan
C-7: Ekstensi dari sendi siku
C-8: Fleksi dari distal phalang middle finger (jari tengah)
T-1: Abduksi dari jari kelingking tangan
L-2: Fleksi dari sendi pinggul
L-3: Ekstensi dari sendi lutut
L-4: Dorsofleksi dari sendi ankle
L-5: Ekstensi dari ibu jari kaki
S-1: Fleksi dari telapak kaki
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• LABORATORIUM
1. Laju Endap Darah (LED)
2. Tuberculin skin test / Mantoux test
3. Pewarnaan Ziehl-Nielsen, Media Loweinstein-
Jensen
4. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Gold Standard
CT scan - guided needle
biopsy merupakan modalitas
gold standard untuk
diagnosis histopatologis awal
dari spondylitis TB
Radiologi
• Foto polos : deformitas yang tampak seperti
kifosis, fraktur
• CT scan : lesi diskus intervertrabralis dan abses
paravertebral.
• MRI merupakan pemeriksaan radiologis terbaik
untuk memvisualisasikan keterlibatan soft
tissue dan canalis spinalis. MRI digunakkan juga
untuk deteksi dini spondylitis TB
X Ray
 Signs of infection with lytic lucencies in anterior portion of vertebrae
 Disk space narrowing
 Erosions of the endplate
 Sclerosis resulting from chronic infection
 Compression fracture
 Kyphosis; gibbous (severe kyphosis)
Radiographs: Erosions
• Lucent area in lateral aspect of adjacent vertebral bodies
(erosions)
• Loss of intervertebral disk space
•Central lucency with surrounding sclerosis suggesting chronic
Radiographs: Endplate Destruction
Radiographs: Osteosclerosis
Radiographs: Atypical feature
Features on CT Scan
 Temuan jaringan lunak
- Abses dengan kalsifikasi adalah diagnostik TB
tulang belakang; CT adalah modalitas yang sangat
baik untuk memvisualisasikan kalsifikasi jaringan
lunak
 Pola dan tingkat keparahan kerusakan tulang
- Pola penghancuran tubuh vertebra - kerangka,
osteolitik, lokal dan sklerotik
 Digunakan untuk memandu jarum dalam biopsi jarum perkutan pada
abses paraspinal
CT : Calcification
Noncontrast axial CT
Large psoas abscess with central calcification; these features are highly
diagnostic of spinal TB
CT: Bony Destruction
Noncontrast axial CT
Extensive vertebral body destruction causing bony fragments
MRI : Features
• 1. Sangat sensitif dan spesifik untuk TB tulang belakang
• 2. Memberikan deteksi dini
• 3. Pilihan terbaik untuk membedakan dengan tepat keterlibatan
sumsum tulang belakang dan jaringan lunak
Fitur
- Edema tulang belakang dan ruang diskus
- Tanda-tanda kompromais tulang belakang yaitu kompresi cord
- Catatan: visualisasi kalsifikasi yang buruk pada abses
MRI: Spinal Cord Involvement
Sagittal T2W (Images 1-3) and axial T1W(image 4)
High intensity activity in T12 to L3 vertebrae indicative of
infection. Complete destruction of vertebral bodies with osseous
retropulsion into the spinal canal, causing cauda equina. On axial
view, note destruction of vertebral body with loss of circular shape
MRI : Gibbus Formation
“Gibbus formation” in the thoraco-lumbar region of a patient with
spinal TB (left). MRI shows spinal TB at T10-T12. Spinal TB causes the
destruction, collapse of vertebrae, and angulation of verteral column.
Differential Diagnosis
KOMPLIKASI
• Spinal cord injury
• Sebab: tekanan ekstradural sekunder dari pus
tuberkulosa, sequester tulang, sequester dari
diskus intervertebralis
• Ruptur abses paravertebral 
Sepsis
Complication
PENATALAKSANAAN
• TUJUAN
1. Eradikasi infeksi
2. Menghentikan/memperbaiki deformitas kifosis
3. Mencegah/mengobati defisit neurologis
• Prinsip Pengobatan
1. Pemberian obat antituberkulosis (OAT).
2. Dekompresi medulla spinalis.
3. Menghilangkan/ menyingkirkan produk infeksi.
4. Stabilisasi vertebra dengan graft tulang (bone graft).
1.Terapi konservatif
 a. Tirah baring (bed rest).
 b. Memberi korset yang mencegah gerakan vertebra/ membatasi
gerak vertebra.
 c. Memperbaiki keadaan umum penderita.
 d. Pengobatan antituberkulosa .
Terapi OAT
Spondilitis tuberkulosa kategori 1
1. Fase terapi intensif/ inisial kombinasi OAT: 2RHEZ
2. Fase terapi lanjutan kombinasi OAT: 7RH
Jenis Obat Tiap
hari/mg
BB<50 kg
Tiap
hari/mg
BB>50 kg
3xseminggu
mg
Dosis per
Kg BB
R-Rifampicin 450 600 600 10 (8-12)
H-INH 300 400 600 5 (4-6)
E-Ethambutol 1000 1500 1500 15 (15-20)
Z-Pyrazinamide 1500 2000 2000 25 (20-30)
S-Streptomycin 750 1000 - 15 (12-18)
T-Thiazetazone - - 100 2.5
2. Terapi operatif
A. Tanpa komplikasi neurologis
 Kerusakan tulang progresif meskipun terapi OAT
 Kegagalan dalam terapi konservatif.
 Evakuasi abses paravertebral
 Ketidakstabilan tulang belakang, kifosis.
 Pencegahan kifosis parah pada anak-anak
 Large paraspinal abscess
B. Dengan komplikasi neurologis
 -Komplikasi saraf baru atau perburukan
atau kurangnya perbaikan dengan
pengobatan konservatif.
 -Paraplegia onset cepat atau paraplegia
parah.
 -Late-onset paraplegia.
 -Neural arch disease.
 -Nyeri paraplegia pada geriatri
 -Spinal tumor syndrome
Prosedur Bedah
(Jutte et all, 2006)
 Debridement lokasi yang terinfeksi.
 Pada operasi ini tidak ada upaya menstabilkan tulang belakang.
 Debridement dengan stabilisasi tulang belakang
(spinal rekonstruksi).
 operasi dengan prosedur yang lebih luas
 rekonstruksi dengan cangkok tulang
 Stabilisasi: bahan baja, serat karbon, atau titanium.
Hong Kong Operation
(debridement anterior
dan strut grafting) +
instrumentasi posterior
Keterangan : Gambar
(a,b) : X-ray pra
operasi, (c): MRI pra-
operasi, (d,e) : X-ray
post operas
Prognosis
 Prognosis spondylitis TB meningkat dengan diagnosis dan intervensi
yang cepat
 Pada umumnya, prognosis baik pada pasien tanpa defisit dan
deformitas neurologis.
 Studi varietas menunjukkan 82–95% kasus memberikan respon pada
terapi medikamentosa tunggal dengan berkurangnya nyeri,
peningkatan deficit neurologis dan koreksi deformitas
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISKharima SD
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiAULIA SHARA
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2cokordawahyu
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasusaauyahilda
 
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblecase report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblemuhammad ikhlas yakin
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiUsqi Krizdiana
 
Spondilitis Tuberkulosis
Spondilitis TuberkulosisSpondilitis Tuberkulosis
Spondilitis TuberkulosisAfiqah Jasmi
 

What's hot (20)

Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
105810253 case
105810253 case105810253 case
105810253 case
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksi
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Case hernia putri
Case hernia putriCase hernia putri
Case hernia putri
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblecase report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Hnp
HnpHnp
Hnp
 
Spondilitis Tuberkulosis
Spondilitis TuberkulosisSpondilitis Tuberkulosis
Spondilitis Tuberkulosis
 

Similar to SPONDILITIS TUBERKULOSA

Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tbAep Aldares
 
Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tbAep Aldares
 
Askep spondilitis tb
Askep spondilitis tbAskep spondilitis tb
Askep spondilitis tbgustiansa
 
48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendikhriesna
 
Spondilitis tb
Spondilitis tbSpondilitis tb
Spondilitis tbbenyrw
 
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.pptcupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.pptMohammad Alamsyah
 
PPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptx
PPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptxPPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptx
PPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptxshelladepari
 
Arthritis sepsis
Arthritis sepsisArthritis sepsis
Arthritis sepsismutisav
 
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfLuisa Polanco
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulangpjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulangpjj_kemenkes
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9ermawijaya
 
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.pptAmal641632
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxsalmanalfarisi637456
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptFadlanKhuzaifa
 
Document1 tugas tr cruris
Document1 tugas tr crurisDocument1 tugas tr cruris
Document1 tugas tr crurisMartin Pa Docc
 

Similar to SPONDILITIS TUBERKULOSA (20)

Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tb
 
Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tb
 
Askep spondilitis tb
Askep spondilitis tbAskep spondilitis tb
Askep spondilitis tb
 
48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi
 
Spondilitis tb
Spondilitis tbSpondilitis tb
Spondilitis tb
 
Tuberkulosis tulang
Tuberkulosis tulangTuberkulosis tulang
Tuberkulosis tulang
 
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.pptcupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt
 
PPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptx
PPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptxPPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptx
PPT_MINGGU 7_MAYA_BEDAH ORTHOPEDI_ SPONDILITIS TB.pptx
 
Arthritis sepsis
Arthritis sepsisArthritis sepsis
Arthritis sepsis
 
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9
 
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
 
Askep tetanus
Askep tetanusAskep tetanus
Askep tetanus
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
 
Kamis
KamisKamis
Kamis
 
Tetanus abil
Tetanus abilTetanus abil
Tetanus abil
 
Document1 tugas tr cruris
Document1 tugas tr crurisDocument1 tugas tr cruris
Document1 tugas tr cruris
 

More from ssuser963a65

PPT Kriteria 7.pptx
PPT Kriteria 7.pptxPPT Kriteria 7.pptx
PPT Kriteria 7.pptxssuser963a65
 
ASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptx
ASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptxASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptx
ASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptxssuser963a65
 
LEADERSHIP (concept and practice).pptx
LEADERSHIP (concept and practice).pptxLEADERSHIP (concept and practice).pptx
LEADERSHIP (concept and practice).pptxssuser963a65
 
PPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptx
PPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptxPPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptx
PPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptxssuser963a65
 
DERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptx
DERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptxDERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptx
DERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptxssuser963a65
 

More from ssuser963a65 (6)

PPT Kriteria 7.pptx
PPT Kriteria 7.pptxPPT Kriteria 7.pptx
PPT Kriteria 7.pptx
 
burn and burn
burn and burnburn and burn
burn and burn
 
ASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptx
ASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptxASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptx
ASEPTIK DAN ANTISEPTIK.pptx
 
LEADERSHIP (concept and practice).pptx
LEADERSHIP (concept and practice).pptxLEADERSHIP (concept and practice).pptx
LEADERSHIP (concept and practice).pptx
 
PPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptx
PPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptxPPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptx
PPT SCALP DEFECT BEDAH SARAF BIMA.pptx
 
DERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptx
DERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptxDERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptx
DERMAL FAT GRAFTING AS A THERAPEUTIC INTERVENTION FOR.pptx
 

Recently uploaded

PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhuntung untung edi purwanto
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 

Recently uploaded (14)

PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 

SPONDILITIS TUBERKULOSA

  • 1. SPONDILITIS TUBERKULOSA T. Bima Fasha. TS 2207601100003 Pembimbing : dr. Nanta Aulia, SpOT (K) Spine
  • 2. DEFINISI • Spondilitis tuberkulosa (Pott’s disease) merupakan penyakit infeksi disebabkan Mycobacterium tuberculosa yang mengenai tulang belakang • Terdapat : - penyempitan ruang diskus intervertebralis dan badan vertebra yang berdekatan - runtuhnya elemen tulang belakang - wedging anterior yang menyebabkan kifosis - pembentukan gibbus
  • 4. EPIDEMIOLOGI • Diperkirakan 20-30% dari penduduk dunia terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis. • Indonesia adalah penyumbang terbesar ketiga setelah India dan China dengan penemuan kasus baru 583.000 orang per tahun. • TB ekstraparu hanya terdapat 10% sampai 15% dari semua kasus TB. TB skeletal terjadi 1% hingga 3% dari kasus TB ekstraparu dan biasanya melibatkan tulang belakang.
  • 5. 4TH  BONES & JOINTS ARE THE COMMONST SITE OF EXTRA PULMONARY TB  CONSTITUTE ~10% OF EXTRA PULMONARY TB  WEIGHT BEARING JOINTS ARE MOST AFFECTED : 40% : 13% : 10% SPINE HIPS KNEES
  • 6. Etiologi Spondilitis TB disebabkan oleh bakteri: • Mycobacterium tuberculosis • Mycobacterium bovis
  • 7. Patogenesis Tuberculosis M.Tb masuk-> makrofag alveolus fagosit TB. Bila makrofag tidak dapat menghancurkan Tb-> Tb bereplikasi di makrofag-> makrofag lisis-> fokus primer Ghon. Imunitas seluler terbentuk-> Tuberkel
  • 8. Bagian tengah tuberkel mengalami perkejuan (caseous center). Di dalam koloni yang sempat terbentuk dan kemudian dibatasi pertumbuhannya oleh imunitas seluler, kuman tetap hidup dalam bentuk dorman -> fokus Simon. Imun ↓-> reaktivasi.
  • 9. Paru: reaktivasi dapat sembuh tanpa bekas, sembuh dengan fibrosis dan kalsifikasi, atau kaverne. Luar paru: bisa ke tulang belakang, ginjal, sendi, otak, adrenal.
  • 10. Patogenesis Destruksi makrofag Pembentukan tuberkel Pecah Resolusi Kalsifikasi Perkejuan Kelenjar Limfe Penyebaran hematogen Lesi sekunder paru Lesi di hepar, lien , ginjal,TULANG, otak, dll Basil TB berkembang biak Destruksi basil TB Inhalasi basil TB Alveolus Fagositosis oleh makrofag
  • 11. Penyebaran ke Vertebra Spondilitis TB merupakan hasil dari fase reaktivasi. Vertebra yang paling sering  Torakolumbal. Masuk melalui 3 jalur: 1.Jalur arteri 2.Jalur Vena 3.Jalur perkontinuitatum
  • 12. Klasifikasi berdasarkan Lokasi Tipe Keterlibatan Mekanisme Gambaran Radiologis Peridiskal Menyebar melalui arteri Melibatkan batas 2 vertebra yang berdekatan. Diskus intervertebralis akan menyempit Central Infeksi menyebar sepanjang plexus Batson Melibatkan bagian tengah dari salah satu vertebra, proksimal dan diskus intervertebralis intak. Anterior marginal Perluasan abses melalui ligament longitudinal anterior dan periosteum Dimulai dengan lesi destruktif pada salah satu margin anterior dari corpus vertebrae, hanya sedikit melibatkan diskus intervertebralis.
  • 13. Perjalanan penyakit spondylitis TB dibagi dalam 5 stadium: 1.Stadium implantasi 2.Stadium destruksi awal 3.Stadium destruksi lanjut 4.Stadium gangguan neurologis 5.Stadium deformitas residual
  • 14. 1.Stadium implantasi basil dari fokus primer melalui aliran darah mencapai ruang diskus
  • 15. 2. Stadium destruksi awal Setelah terinfeksi, pusat nukleus lunak dan dinding annula yang berserat melemah, membusuk dan runtuh. Hal ini menyebabkan ruang diskus menutup, menekan akar saraf yang menyebabkan rasa sakit
  • 16. 3. Stadium destruksi lanjut Infeksi menyebar ke badan vertebra di atas dan di bawah disc
  • 17. 4. Stadium gangguan neurologis tulang-tulang yang dilemahkan oleh infeksi, hancur karena beban tubuh manusia
  • 18. 5. Stadium gangguan neurologis tulang belakang yang mengalami kecacatan dapat menekan sumsum tulang belakang, sehingga menghasilkan gangguan fungsional
  • 19. 6. Stadium gangguan neurologis & deformitas seiring berjalannya waktu, tulang belakang yang rusak/ cacat mengalami kesembuhan dan menyatu. ini selanjutnya dapat menekan akar saraf, menyebabkan nyeri dan neufordefisient
  • 20. Manifestasi Klinis  Nyeri punggung  Deformitas tulang belakang (kifosis)  Defisit neurologis (paraplegia, paresis, impaired sensation)  Cold abscess  Nyeri tekan  Spasme otot  Gerakan spinal yang terbatas  Gejala umum ( demam, keringat malam, penurunan berat badan, lemah, cepat lelah)
  • 21. PEMERIKSAAN FISIK • Look Inspeksi pada pasien spondilitis kelihatan lemah, pucat, terdapat benjolan di punggung (gibbus) ,dan tulang belakang terlihat bentuk kifosis (membungkuk) • Feel Ditemukan adanya gibbus pada area tulang yang mengalami infeksi
  • 22. • Move Motorik: C-5: Fleksi dari sendi siku C-6: Ekstensi dari pergelangan tangan C-7: Ekstensi dari sendi siku C-8: Fleksi dari distal phalang middle finger (jari tengah) T-1: Abduksi dari jari kelingking tangan L-2: Fleksi dari sendi pinggul L-3: Ekstensi dari sendi lutut L-4: Dorsofleksi dari sendi ankle L-5: Ekstensi dari ibu jari kaki S-1: Fleksi dari telapak kaki
  • 23. PEMERIKSAAN PENUNJANG • LABORATORIUM 1. Laju Endap Darah (LED) 2. Tuberculin skin test / Mantoux test 3. Pewarnaan Ziehl-Nielsen, Media Loweinstein- Jensen 4. PCR (Polymerase Chain Reaction)
  • 24.
  • 25. Gold Standard CT scan - guided needle biopsy merupakan modalitas gold standard untuk diagnosis histopatologis awal dari spondylitis TB
  • 26. Radiologi • Foto polos : deformitas yang tampak seperti kifosis, fraktur • CT scan : lesi diskus intervertrabralis dan abses paravertebral. • MRI merupakan pemeriksaan radiologis terbaik untuk memvisualisasikan keterlibatan soft tissue dan canalis spinalis. MRI digunakkan juga untuk deteksi dini spondylitis TB
  • 27. X Ray  Signs of infection with lytic lucencies in anterior portion of vertebrae  Disk space narrowing  Erosions of the endplate  Sclerosis resulting from chronic infection  Compression fracture  Kyphosis; gibbous (severe kyphosis)
  • 28. Radiographs: Erosions • Lucent area in lateral aspect of adjacent vertebral bodies (erosions) • Loss of intervertebral disk space •Central lucency with surrounding sclerosis suggesting chronic
  • 32. Features on CT Scan  Temuan jaringan lunak - Abses dengan kalsifikasi adalah diagnostik TB tulang belakang; CT adalah modalitas yang sangat baik untuk memvisualisasikan kalsifikasi jaringan lunak  Pola dan tingkat keparahan kerusakan tulang - Pola penghancuran tubuh vertebra - kerangka, osteolitik, lokal dan sklerotik  Digunakan untuk memandu jarum dalam biopsi jarum perkutan pada abses paraspinal
  • 33. CT : Calcification Noncontrast axial CT Large psoas abscess with central calcification; these features are highly diagnostic of spinal TB
  • 34. CT: Bony Destruction Noncontrast axial CT Extensive vertebral body destruction causing bony fragments
  • 35. MRI : Features • 1. Sangat sensitif dan spesifik untuk TB tulang belakang • 2. Memberikan deteksi dini • 3. Pilihan terbaik untuk membedakan dengan tepat keterlibatan sumsum tulang belakang dan jaringan lunak Fitur - Edema tulang belakang dan ruang diskus - Tanda-tanda kompromais tulang belakang yaitu kompresi cord - Catatan: visualisasi kalsifikasi yang buruk pada abses
  • 36. MRI: Spinal Cord Involvement Sagittal T2W (Images 1-3) and axial T1W(image 4) High intensity activity in T12 to L3 vertebrae indicative of infection. Complete destruction of vertebral bodies with osseous retropulsion into the spinal canal, causing cauda equina. On axial view, note destruction of vertebral body with loss of circular shape
  • 37. MRI : Gibbus Formation “Gibbus formation” in the thoraco-lumbar region of a patient with spinal TB (left). MRI shows spinal TB at T10-T12. Spinal TB causes the destruction, collapse of vertebrae, and angulation of verteral column.
  • 39. KOMPLIKASI • Spinal cord injury • Sebab: tekanan ekstradural sekunder dari pus tuberkulosa, sequester tulang, sequester dari diskus intervertebralis • Ruptur abses paravertebral  Sepsis
  • 41. PENATALAKSANAAN • TUJUAN 1. Eradikasi infeksi 2. Menghentikan/memperbaiki deformitas kifosis 3. Mencegah/mengobati defisit neurologis • Prinsip Pengobatan 1. Pemberian obat antituberkulosis (OAT). 2. Dekompresi medulla spinalis. 3. Menghilangkan/ menyingkirkan produk infeksi. 4. Stabilisasi vertebra dengan graft tulang (bone graft).
  • 42. 1.Terapi konservatif  a. Tirah baring (bed rest).  b. Memberi korset yang mencegah gerakan vertebra/ membatasi gerak vertebra.  c. Memperbaiki keadaan umum penderita.  d. Pengobatan antituberkulosa .
  • 43. Terapi OAT Spondilitis tuberkulosa kategori 1 1. Fase terapi intensif/ inisial kombinasi OAT: 2RHEZ 2. Fase terapi lanjutan kombinasi OAT: 7RH Jenis Obat Tiap hari/mg BB<50 kg Tiap hari/mg BB>50 kg 3xseminggu mg Dosis per Kg BB R-Rifampicin 450 600 600 10 (8-12) H-INH 300 400 600 5 (4-6) E-Ethambutol 1000 1500 1500 15 (15-20) Z-Pyrazinamide 1500 2000 2000 25 (20-30) S-Streptomycin 750 1000 - 15 (12-18) T-Thiazetazone - - 100 2.5
  • 44. 2. Terapi operatif A. Tanpa komplikasi neurologis  Kerusakan tulang progresif meskipun terapi OAT  Kegagalan dalam terapi konservatif.  Evakuasi abses paravertebral  Ketidakstabilan tulang belakang, kifosis.  Pencegahan kifosis parah pada anak-anak  Large paraspinal abscess
  • 45. B. Dengan komplikasi neurologis  -Komplikasi saraf baru atau perburukan atau kurangnya perbaikan dengan pengobatan konservatif.  -Paraplegia onset cepat atau paraplegia parah.  -Late-onset paraplegia.  -Neural arch disease.  -Nyeri paraplegia pada geriatri  -Spinal tumor syndrome
  • 46. Prosedur Bedah (Jutte et all, 2006)  Debridement lokasi yang terinfeksi.  Pada operasi ini tidak ada upaya menstabilkan tulang belakang.  Debridement dengan stabilisasi tulang belakang (spinal rekonstruksi).  operasi dengan prosedur yang lebih luas  rekonstruksi dengan cangkok tulang  Stabilisasi: bahan baja, serat karbon, atau titanium.
  • 47.
  • 48. Hong Kong Operation (debridement anterior dan strut grafting) + instrumentasi posterior Keterangan : Gambar (a,b) : X-ray pra operasi, (c): MRI pra- operasi, (d,e) : X-ray post operas
  • 49.
  • 50. Prognosis  Prognosis spondylitis TB meningkat dengan diagnosis dan intervensi yang cepat  Pada umumnya, prognosis baik pada pasien tanpa defisit dan deformitas neurologis.  Studi varietas menunjukkan 82–95% kasus memberikan respon pada terapi medikamentosa tunggal dengan berkurangnya nyeri, peningkatan deficit neurologis dan koreksi deformitas