SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Gambaran Radiologi pada
Spondilitis Tuberkulosa
Presented By:
Mauliza
Mufqi Fitra
Rizka Adami
Pembimbing:
dr. Indrita Iqbalawaty, Sp.Rad
PENDAHULUAN
Sampai saat ini, Indonesia merupakan negara dengan
pasien TB terbanyak ke-3 di dunia setelah India dan Cina.
Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 10%
dari total jumlah pasien TB di dunia.
Diperkirakan terdapat 583.000 kasus baru tuberkulosis per
tahun, sebagian besar berada dalam usia produktif (15-55
tahun), dengan tingkat sosioekonomi dan pendidikan yang
rendah.
Pada tahun 2005, World Health Organization (WHO)
memperkirakan bahwa jumlah kasus TB baru terbesar
terdapat di Asia Tenggara (34% insiden TB secara global)
termasuk Indonesia.
Spondilitis tuberkulosa atau tuberkulosis tulang
belakang adalah peradangan granulomatosa yang
bersifat kronis destruktif oleh Mycobacterium
Tuberculosis.
Pada 1779, Percivall Pott, yang memberi nama
penyakit ini, menyajikan deskripsi klasik dari
tuberkulosis tulang belakang bahwa terdapat
hubungan antara penyakit ini dengan deformitas
tulang belakang yang terjadi, sehingga penyakit ini
disebut juga sebagai penyakit Pott.
Tuberkulosis Ekstra Paru (TBEP) hampir 10%
mengenai muskuloskeletal dan 50% mempunyai lesi
di vertebra dengan disertai defisit neurologis pada
10–45% penderita.
ANATO
LAPORAN KASUS
 Nama : Ny. WM
 Umur : 27 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Suku : Aceh
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Alamat : Simpang Keramat, Aceh Utara
 CM : 1.06.12.92
 Tgl Masuk : 15 Agustus 2015
Identitas Pasien
Keluhan Utama : Nyeri tulang belakang
Anamnesis
Keluhan tambahan : Benjolan di tulang belakang
Pasien datang dengan keluhan nyeri tulang belakang yang sudah
dirasakan sejak 3 bulan yang lalu yang kemudian semakin memberat
sejak 2 minggu terakhir. Keluhan bertambah berat apabila pasien
melakukan aktivitas berat, bahkan berdiri dan berjalan keluhan pasien
bertambah berat. Keluhan ini disebabkan oleh adanya benjolan
sebesar telur ayam di punggung. Benjolan tersebut sudah tumbuh
sejak 2 bulan yang lalu. Benjolan tersebut terasa sangat nyeri dan juga
terasa perih sehingga menyebabkan pasien sulit untuk berbaring.
Benjolan tersebut semakin lama semakin besar dan semakin
bertambah nyeri dan pasien hanya beristirahat untuk mengurangi
keluhan. Pasien juga sulit berjalan dan harus membungkuk agar nyeri
berkurang. Pasien juga merasa semakin lama berat badan semakin
turun. Berat badan pasien turun 20 kg dalam jangka waktu 2 bulan.
Riwayat batuk lama tidak dikeluhkan pasien. Tapi pasien mengaku
bahwa tetangganya pernah terkena penyakit TB paru 6 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Riwayat Penggunan Obat: Tidak ada
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat trauma (+) 4 tahun yang lalu. Pasien jatuh
dari motor dengan posisi terduduk. Sebelumnya
pasien mengaku pernah berobat ke dokter penyakit
dalam dan hanya mendapatkan beberapa vitamin
tetapi pasien tidak mengingat nama vitamin yang
sudah diberikan. Pasien sudah dioperasi tulang
belakang oleh bedah ortopedi sejak 1 minggu yang
lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti
pasien. TB dalam keluarga disangkal, namun ada
tetangga pasien yang menderita TB Paru
Anamnesis
Riwayat Pekerjaan dan Kebiasaan Sosial:
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.
Keadaan Umum : Kesan Sakit Ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 92 kali /menit, regular, isi cukup
Frekuensi Nafas : 20 kali /menit
Suhu Axilla : 36,9 0C
Pemeriksaan Fisik
Kulit
Warna : kuning langsat
Turgor : Cepat
Sianosis : (-)
Icterus : (-)
Oedema : (-)
Mata : Pucat (-/-)hematom (-/-), pu
pil isokor 3mm/3mm, sklera ikterik
(-/-), sklera hiperemis (-/-)
Telinga
AD : normotia, CAE lapang, serumen (-),
membran timpani intak,
refleks cahaya (+)
AS : normotia, CAE lapang,
serumen (-), membran timpani intak, refl
eks cahaya (+).
Hidung: nafas cuping hidung (-),m
assa (-/-), sekret (-/-), deviasi
septum (-/-),
konka hiperemis (-/-)
Tenggorokan : bibir kering (+),
sianosis (-/-), arkus faring simetris,
pucat (+), uvula ditengah,
tonsil T0/T0
Leher :
Pembesaran KGB (-)
Kel. Getah Bening : Kesan simetris, pembesaran (-)
Peningkatan TVJ: (-), R 5 - 2 cmH2O
Axilla : Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Paru-paru : Tampak simetris, sonor (+/+),
vesikuler (+/+),
ronkhi(-/-), wheezing(-/-)
Jantung : BJ I> BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-), simetris, massa (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), soepel (+), hepar,
lien dan renal tidak teraba
Perkusi : pekak hati (+), timpani (+)
Auskultasi : peristaltik dalam batas normal
Ekstremitas
Superior : Edema (-/-), sianosis (-/-)
Inferior : Edema (-/-), sianosis (-/-)
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tulang Belakang : Terdapat luka bekas operasi
STATUS NEUROLOGIS
 GCS : E4 M6 V5
 Pupil : Isokor, bulat, ukuran 3 mm/3 mm
 Reflek Cahaya : Langsung (+/+), tidak langsung
(+/+)
 Tanda Rangsang Meningeal (TRM) : Negatif
NERVUS CRANIALIS
Kelompok Optik
 Fungsi visual (N.II) : dalam batas normal
 Fungsi otonom :dalam batas normal
 Gerakan okuler (N.III, IV, VI) : dalam batas normal
Kelompok motorik
 Fungsi motorik (N.V) : dalam batas normal
 Fungsi motorik (N.VII) : dalam batas normal
 Fungsi motorik (N. IX) : dalam batas normal
 Fungsi motorik (N. XI) : dalam batas normal
 Fungsi motorik (N.XII) : dalam batas normal
 Fungsi motorik (N X) : dalam batas normal
Kelompok sensori khusus
 Fungsi Pengecapan (N.V): dalam batas normal
 Fungsi Penciuman (N.I): dalam batas normal
 Fungsi Pendengaran (N.VIII): dalam batas normal
Fungsi Motorik
Gerakan Abnormal : tidak ditemukan
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Motorik Superior Inferior
Pergerakan +/+ +/+
Kekuatan 5555/5555 5555/5555
Tonus N/N normal N/N normal
Atropi -/- -/-
Refleks Fisiologis ++/++ +/+
Refleks Patologis -/- -/-
Pemeriksaan Lab
Jenis Pemeriksaan 4/9/15
Hb
Ht
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Hitung Jenis:
Eos/Bas/N.Seg/Lim/Mon
Kolestrol total
HDL
LDL
MCV/MCH/MCHC
LED
Na/K/Cl
Ureum/Kreatinin
KGDS
8,6
30
4,3
10,8
468
0/0/85/12/3
146/3,8/111
48/0,50
174
MRI medulla spinalis
Kesimpulan:
 Spondilitis deformans-tuberculosis.
 DD/ SOL belum tersingkirkan.
MRI Medulla Spinalis
Interpretasi hasil
Kesimpulan:
“Observasi” SOL extra
dural setinggi V Th 1-2-3
DD/
Spondylitis Deformans
Tuberculosis
MRI Vertebrae Thorakalis
Spondilitis Tuberkulosis + Post
Laminectomy Decompresi +
Stabilisasi Posterior
Assessment
Tatalaksana
 IVFD RL 20 gtt/menit
 Inj. Ceftiaxone1 gr/12 jam
 Inj. Ketorolac 30%/8 jam
 Operatif (laminektomi
dekompresi dan stabilisasi
posterior)
1. Quo ad vitam : dubia ad bonam
2. Quo ad functionam: dubia
3. Quo ad sanactionam: dubia ad bonam
Tatalaksana
Prognosis
MODALITAS RADIOLOGI
Gambaran khas spondilitis TB
 destruksi 2 atau lebih vertebra
 erosi vertebra
 kalsifikasi jaringan lunak vertebra
 adanya massa paravertebral
 pada fase lanjut didapatkan penyempitan diskus
intervertebralis akibat herniasi ke dalam corpus
vertebra yang telah rusak atau destruksi diskus
intervertebralis akibat gangguan nutrisi.
Foto Polos Vertebra
 Diagnosis biasanya dapat ditegakkan pada foto polos dan
gambaran yang ditemukan meliputi penyempitan disk space,
pelibatan diskus sentralis dan kolaps corpus anterior.
 Pada fase awal, akan tampak lesi osteolitik pada bagian
anterior korpus vertebra dan osteoporosis regional.
 Penyempitan ruang diskus intervertebralis, menunjukkan
terjadinya kerusakan diskus. Pembengkakan jaringan lunak
di sekitar vertebra menimbulkan bayangan fusiform.
 Plain radiography kurang sensitif dalam mendiagnosa
Spodilitis TB, bahkan paravertebral abses sangat sulit dilihat
pada foto polos.
Foto polos vertebra
Gambaran radiologis
pada foto polos
vertebra posisi lateral
menunjukkan adanya
destruksi pada diskus
intervertebralis (arah
panah biru) pada
spondilitis TB.
 Foto polos tulang
vertebra orang
dewasa dengan
spondilitis
tuberkulosis yang
menunjukkan erosi
end-plate vertebra
setinggi L3 dan L4.
 Foto Thorakolumbar
AP: Paravertebral
mass (tanda panah)
yang merupakan
gambaran klasik
dari spondilitis TB.
CT Scan
 CT Scan efektif mendeteksi kalsifikasi pada abses jaringan lunak.
 Dilaporkan 25% dari pasien memperlihatkan gambaran proses infeksi pada
CT Scan yang lebih luas dibandingkan dengan yang terlihat pada foto polos.
 CT Scan efektif mendeteksi kalsifikasi pada abses jaringan lunak,
fragmentasi dan paravertebral kalsifikasi.
 CT Scan juga dapat menentukan derajat tulang yang terkena dan dapat
menjadi panduan dalam proses biopsyi serta dapat memperlihatkan bagian-
bagian vertebra secara rinci dan melihat kalsifikasi jaringan lunak,
membantu mencari fokus yang lebih kecil, menentukan lokasi biopsi dan
menentukan luas kerusakan.
 Gambar 1: CT Scan non
kontras vertebra posisi
axial : tampak abses
pada m. Psoas kiri
(lingkaran kuning )
dengan ditengahnya
terdapat kalsifikasi (arah
panah) sebagai
gambaran dari
Spondilitis TB.
 Gambar 2: CT Scan
vertebra posisi transaxial
: tampak paravertebral
abses (lingkaran kuning)
yang merupakan tanda
dari spondilitis TB.
1
2
MRI
 Memiliki kelebihan dalam menggambarkan jaringan lunak
dan aman digunakan.
 MRI juga sangat efektif dalam mendeteksi dini spondilitis TB
untuk lesi multipel dibandingkan CT dan pemeriksaan
radiologik konvensional.
 Pada spondilitis tuberkulosa akan didapat gambaran dengan
lingkaran inflamasi dibagian luar dan sekuester ditengah
yang hipointens ; tetapi gambaran ini mirip dengan infeksi
piogenik dan neoplasma sehingga tidak spesifik untuk
spondilitis tuberkulosa.
 Gambaran lesi pada T1 weighted image adalah hypointense
sedangkan pada T2 weighted image adalah hyperintense.
Lesi juga dapat menjadi lebih jelas dengan injeksi
Gadolinium DTPA intravena.
Gambar sagital T1
postcontrast menunjukkan
destruksi dari dua corpus
vertebra yang berdekatan
dengan perluasan ke sumsum
tulang, endplate, dan
menghancurkan diskus
intervertebralis .Perhatikan
adanya kifosis dan kompresi
tulang belakang pada level ini.
Modalitas MRI sagital yang
menunjukkan spondilitis
ekstensif pada T8-T10 yang
ditandai dengan adanya
destruksi korpus vertebra dan
diskus intervertebralis. Dan
terdapat paravertebral dan
epidural abses yang terdapat
pada T2 (tapi tidak terlihat).
 T1W potongan sagital
menunjukkan
penyempitan diskus
intervertebralis pada
L1/2. L1/2 mengalami
hypointense yang
menunjukkan adanya
inflamasi dan edema
(arah panah).
Diagnosis Banding
1. Infeksi pyogenik grade rendah (Brucellosis)
 Orang dewasa
dengan spondilitis
piogenik akibat
infeksi Stap. Aureus
pada diskus
intervertebralis
L5/S1 yang
memperlihatkan
penyempitan ruang
diskus, erosi
endplate dan
sklerosis
disekitarnya.
2. Trauma (Fraktur Kompresi)
 Modalitas MRI:
Tampak fraktur
kompresi L5 yang
tidak melibatkan
diskus
intervertebralis tidak
seperti pada
spondilitis TB.
3. Scheuermann’s disease
 Tampak osteolitik pada
L1 bagian inferior, tidak
adanya penipisan korpus
vertebrae dan tidak
terbentuk abses
paraspinal seperti pada
spondilitis TB .
Kesimpulan
 Tuberkulosis Ekstra Paru (TBEP ) hampir 10% mengenai musculoskeletal,
dan 50% mempunyai lesi di vertebra dengan disertai defisit neurologis
pada 10 – 45 % penderita.
 Spondilitis tuberkulosis (potts disease) merupakan infeksi sekunder dari
infeksi TB yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dengan
penyebaran ke vertebra.
 Diagnosis dini dan terapi yang tepat sangat penting untuk meminimalkan
gejala dengan melakukan pemeriksaan klinis dan laboratoris serta
pemeriksaan radiologis, dimana sangat penting untuk membantu
menegakkan diagnosis spondilitis TB.
 Prinsip pengobatan adalah mencegah terjadinya deformitas dan
mengurangi gejala nyeri kronis yang ditimbulkan.
Terima
Kasih

More Related Content

What's hot

Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewErsifa Fatimah
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis gustians
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalAris Rahmanda
 
Neuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetikNeuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetikSuharti Wairagya
 
Nyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawahNyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawahregiregene
 
Hakim 7 (sore) Nervus Cranialis
Hakim 7 (sore) Nervus CranialisHakim 7 (sore) Nervus Cranialis
Hakim 7 (sore) Nervus CranialisR.F Hakim
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-pptdini dimas
 
80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebriCornelius Liza
 
Laporan kasus ileus.pptx
Laporan kasus ileus.pptxLaporan kasus ileus.pptx
Laporan kasus ileus.pptxRatuHendriani
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPuteri Mentira
 
Asma pada anak (penatalaksanaan, pencegahan, edukasi, prognosis)
Asma pada anak (penatalaksanaan, pencegahan, edukasi, prognosis)Asma pada anak (penatalaksanaan, pencegahan, edukasi, prognosis)
Asma pada anak (penatalaksanaan, pencegahan, edukasi, prognosis)Lena Setianingsih
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutAriesta Mp
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokesty lebi
 
Complete Spinal Transections
Complete Spinal TransectionsComplete Spinal Transections
Complete Spinal TransectionsImron Rosyadi
 
trauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaantrauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaanAzis Aimaduddin
 

What's hot (20)

Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireview
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
konstipasi anak
konstipasi anakkonstipasi anak
konstipasi anak
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
 
Neuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetikNeuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetik
 
Nyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawahNyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawah
 
Hakim 7 (sore) Nervus Cranialis
Hakim 7 (sore) Nervus CranialisHakim 7 (sore) Nervus Cranialis
Hakim 7 (sore) Nervus Cranialis
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
 
80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri
 
Laporan kasus ileus.pptx
Laporan kasus ileus.pptxLaporan kasus ileus.pptx
Laporan kasus ileus.pptx
 
Impetigo bullosa
Impetigo bullosaImpetigo bullosa
Impetigo bullosa
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
Asma pada anak (penatalaksanaan, pencegahan, edukasi, prognosis)
Asma pada anak (penatalaksanaan, pencegahan, edukasi, prognosis)Asma pada anak (penatalaksanaan, pencegahan, edukasi, prognosis)
Asma pada anak (penatalaksanaan, pencegahan, edukasi, prognosis)
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syok
 
Complete Spinal Transections
Complete Spinal TransectionsComplete Spinal Transections
Complete Spinal Transections
 
trauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaantrauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaan
 

Similar to cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt

Presentasi kasus sandy tentang tb paru dengan pneumonia
Presentasi kasus sandy tentang tb paru dengan pneumoniaPresentasi kasus sandy tentang tb paru dengan pneumonia
Presentasi kasus sandy tentang tb paru dengan pneumoniasandymurtiningtyas1
 
Spondilitis tb
Spondilitis tbSpondilitis tb
Spondilitis tbbenyrw
 
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptxCASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptxMuhammadMutashimBill
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yabeequeen_30
 
PPT_Spondilitis_TB.ppt
PPT_Spondilitis_TB.pptPPT_Spondilitis_TB.ppt
PPT_Spondilitis_TB.pptssuser963a65
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRichard Leonardo
 
presentasi_TB.pptx
presentasi_TB.pptxpresentasi_TB.pptx
presentasi_TB.pptxssuser0e6f54
 
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptxLAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptxMuhammadIzwarHadi
 
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxvdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxRioPutraPamungkas
 
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxPOMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxSyahrulAdzim
 
126535430 case-report
126535430 case-report126535430 case-report
126535430 case-reporthomeworkping8
 
213112145 contoh-case
213112145 contoh-case213112145 contoh-case
213112145 contoh-casehomeworkping8
 
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptx
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptxLapsus DBD Onewood dr. Mira.pptx
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptxRizkyIshakPridata2
 

Similar to cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt (20)

Presentasi kasus sandy tentang tb paru dengan pneumonia
Presentasi kasus sandy tentang tb paru dengan pneumoniaPresentasi kasus sandy tentang tb paru dengan pneumonia
Presentasi kasus sandy tentang tb paru dengan pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Spondilitis tb
Spondilitis tbSpondilitis tb
Spondilitis tb
 
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptxCASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix ya
 
PPT_Spondilitis_TB.ppt
PPT_Spondilitis_TB.pptPPT_Spondilitis_TB.ppt
PPT_Spondilitis_TB.ppt
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsai
 
presentasi_TB.pptx
presentasi_TB.pptxpresentasi_TB.pptx
presentasi_TB.pptx
 
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptxLAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
LAPORAN KASUS tonsiltis.pptx
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
 
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxvdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
 
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxPOMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
 
126535430 case-report
126535430 case-report126535430 case-report
126535430 case-report
 
Prescil paru
Prescil paruPrescil paru
Prescil paru
 
PARADE UNHAS(1).pptx
PARADE UNHAS(1).pptxPARADE UNHAS(1).pptx
PARADE UNHAS(1).pptx
 
213112145 contoh-case
213112145 contoh-case213112145 contoh-case
213112145 contoh-case
 
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptx
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptxLapsus DBD Onewood dr. Mira.pptx
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptx
 
laporan kasus.doc
laporan kasus.doclaporan kasus.doc
laporan kasus.doc
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

cupdf.com_slide-lapkas-spondilitis-tb.ppt

  • 1. Gambaran Radiologi pada Spondilitis Tuberkulosa Presented By: Mauliza Mufqi Fitra Rizka Adami Pembimbing: dr. Indrita Iqbalawaty, Sp.Rad
  • 2. PENDAHULUAN Sampai saat ini, Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-3 di dunia setelah India dan Cina. Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 10% dari total jumlah pasien TB di dunia. Diperkirakan terdapat 583.000 kasus baru tuberkulosis per tahun, sebagian besar berada dalam usia produktif (15-55 tahun), dengan tingkat sosioekonomi dan pendidikan yang rendah. Pada tahun 2005, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa jumlah kasus TB baru terbesar terdapat di Asia Tenggara (34% insiden TB secara global) termasuk Indonesia.
  • 3. Spondilitis tuberkulosa atau tuberkulosis tulang belakang adalah peradangan granulomatosa yang bersifat kronis destruktif oleh Mycobacterium Tuberculosis. Pada 1779, Percivall Pott, yang memberi nama penyakit ini, menyajikan deskripsi klasik dari tuberkulosis tulang belakang bahwa terdapat hubungan antara penyakit ini dengan deformitas tulang belakang yang terjadi, sehingga penyakit ini disebut juga sebagai penyakit Pott. Tuberkulosis Ekstra Paru (TBEP) hampir 10% mengenai muskuloskeletal dan 50% mempunyai lesi di vertebra dengan disertai defisit neurologis pada 10–45% penderita.
  • 5.
  • 7.  Nama : Ny. WM  Umur : 27 tahun  Jenis kelamin : Perempuan  Agama : Islam  Suku : Aceh  Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga  Alamat : Simpang Keramat, Aceh Utara  CM : 1.06.12.92  Tgl Masuk : 15 Agustus 2015 Identitas Pasien
  • 8. Keluhan Utama : Nyeri tulang belakang Anamnesis Keluhan tambahan : Benjolan di tulang belakang
  • 9. Pasien datang dengan keluhan nyeri tulang belakang yang sudah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu yang kemudian semakin memberat sejak 2 minggu terakhir. Keluhan bertambah berat apabila pasien melakukan aktivitas berat, bahkan berdiri dan berjalan keluhan pasien bertambah berat. Keluhan ini disebabkan oleh adanya benjolan sebesar telur ayam di punggung. Benjolan tersebut sudah tumbuh sejak 2 bulan yang lalu. Benjolan tersebut terasa sangat nyeri dan juga terasa perih sehingga menyebabkan pasien sulit untuk berbaring. Benjolan tersebut semakin lama semakin besar dan semakin bertambah nyeri dan pasien hanya beristirahat untuk mengurangi keluhan. Pasien juga sulit berjalan dan harus membungkuk agar nyeri berkurang. Pasien juga merasa semakin lama berat badan semakin turun. Berat badan pasien turun 20 kg dalam jangka waktu 2 bulan. Riwayat batuk lama tidak dikeluhkan pasien. Tapi pasien mengaku bahwa tetangganya pernah terkena penyakit TB paru 6 bulan yang lalu. Riwayat Penyakit Sekarang :
  • 10. Riwayat Penggunan Obat: Tidak ada Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat trauma (+) 4 tahun yang lalu. Pasien jatuh dari motor dengan posisi terduduk. Sebelumnya pasien mengaku pernah berobat ke dokter penyakit dalam dan hanya mendapatkan beberapa vitamin tetapi pasien tidak mengingat nama vitamin yang sudah diberikan. Pasien sudah dioperasi tulang belakang oleh bedah ortopedi sejak 1 minggu yang lalu.
  • 11. Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti pasien. TB dalam keluarga disangkal, namun ada tetangga pasien yang menderita TB Paru Anamnesis Riwayat Pekerjaan dan Kebiasaan Sosial: Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.
  • 12. Keadaan Umum : Kesan Sakit Ringan Kesadaran : Compos Mentis Vital sign Tekanan Darah : 110/80 mmHg Frekuensi Nadi : 92 kali /menit, regular, isi cukup Frekuensi Nafas : 20 kali /menit Suhu Axilla : 36,9 0C Pemeriksaan Fisik
  • 13. Kulit Warna : kuning langsat Turgor : Cepat Sianosis : (-) Icterus : (-) Oedema : (-) Mata : Pucat (-/-)hematom (-/-), pu pil isokor 3mm/3mm, sklera ikterik (-/-), sklera hiperemis (-/-) Telinga AD : normotia, CAE lapang, serumen (-), membran timpani intak, refleks cahaya (+) AS : normotia, CAE lapang, serumen (-), membran timpani intak, refl eks cahaya (+). Hidung: nafas cuping hidung (-),m assa (-/-), sekret (-/-), deviasi septum (-/-), konka hiperemis (-/-) Tenggorokan : bibir kering (+), sianosis (-/-), arkus faring simetris, pucat (+), uvula ditengah, tonsil T0/T0
  • 14. Leher : Pembesaran KGB (-) Kel. Getah Bening : Kesan simetris, pembesaran (-) Peningkatan TVJ: (-), R 5 - 2 cmH2O Axilla : Pembesaran KGB (-)
  • 15. Thoraks Paru-paru : Tampak simetris, sonor (+/+), vesikuler (+/+), ronkhi(-/-), wheezing(-/-) Jantung : BJ I> BJ II, reguler, bising (-) Abdomen Inspeksi : Distensi (-), simetris, massa (-) Palpasi : nyeri tekan (-), soepel (+), hepar, lien dan renal tidak teraba Perkusi : pekak hati (+), timpani (+) Auskultasi : peristaltik dalam batas normal Ekstremitas Superior : Edema (-/-), sianosis (-/-) Inferior : Edema (-/-), sianosis (-/-) Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan Tulang Belakang : Terdapat luka bekas operasi
  • 16. STATUS NEUROLOGIS  GCS : E4 M6 V5  Pupil : Isokor, bulat, ukuran 3 mm/3 mm  Reflek Cahaya : Langsung (+/+), tidak langsung (+/+)  Tanda Rangsang Meningeal (TRM) : Negatif
  • 17. NERVUS CRANIALIS Kelompok Optik  Fungsi visual (N.II) : dalam batas normal  Fungsi otonom :dalam batas normal  Gerakan okuler (N.III, IV, VI) : dalam batas normal Kelompok motorik  Fungsi motorik (N.V) : dalam batas normal  Fungsi motorik (N.VII) : dalam batas normal  Fungsi motorik (N. IX) : dalam batas normal  Fungsi motorik (N. XI) : dalam batas normal  Fungsi motorik (N.XII) : dalam batas normal  Fungsi motorik (N X) : dalam batas normal
  • 18. Kelompok sensori khusus  Fungsi Pengecapan (N.V): dalam batas normal  Fungsi Penciuman (N.I): dalam batas normal  Fungsi Pendengaran (N.VIII): dalam batas normal
  • 19. Fungsi Motorik Gerakan Abnormal : tidak ditemukan Fungsi Vegetatif : dalam batas normal Fungsi Motorik Superior Inferior Pergerakan +/+ +/+ Kekuatan 5555/5555 5555/5555 Tonus N/N normal N/N normal Atropi -/- -/- Refleks Fisiologis ++/++ +/+ Refleks Patologis -/- -/-
  • 20. Pemeriksaan Lab Jenis Pemeriksaan 4/9/15 Hb Ht Eritrosit Leukosit Trombosit Hitung Jenis: Eos/Bas/N.Seg/Lim/Mon Kolestrol total HDL LDL MCV/MCH/MCHC LED Na/K/Cl Ureum/Kreatinin KGDS 8,6 30 4,3 10,8 468 0/0/85/12/3 146/3,8/111 48/0,50 174
  • 21. MRI medulla spinalis Kesimpulan:  Spondilitis deformans-tuberculosis.  DD/ SOL belum tersingkirkan. MRI Medulla Spinalis
  • 22. Interpretasi hasil Kesimpulan: “Observasi” SOL extra dural setinggi V Th 1-2-3 DD/ Spondylitis Deformans Tuberculosis MRI Vertebrae Thorakalis
  • 23. Spondilitis Tuberkulosis + Post Laminectomy Decompresi + Stabilisasi Posterior Assessment
  • 24. Tatalaksana  IVFD RL 20 gtt/menit  Inj. Ceftiaxone1 gr/12 jam  Inj. Ketorolac 30%/8 jam  Operatif (laminektomi dekompresi dan stabilisasi posterior) 1. Quo ad vitam : dubia ad bonam 2. Quo ad functionam: dubia 3. Quo ad sanactionam: dubia ad bonam Tatalaksana Prognosis
  • 26. Gambaran khas spondilitis TB  destruksi 2 atau lebih vertebra  erosi vertebra  kalsifikasi jaringan lunak vertebra  adanya massa paravertebral  pada fase lanjut didapatkan penyempitan diskus intervertebralis akibat herniasi ke dalam corpus vertebra yang telah rusak atau destruksi diskus intervertebralis akibat gangguan nutrisi.
  • 27. Foto Polos Vertebra  Diagnosis biasanya dapat ditegakkan pada foto polos dan gambaran yang ditemukan meliputi penyempitan disk space, pelibatan diskus sentralis dan kolaps corpus anterior.  Pada fase awal, akan tampak lesi osteolitik pada bagian anterior korpus vertebra dan osteoporosis regional.  Penyempitan ruang diskus intervertebralis, menunjukkan terjadinya kerusakan diskus. Pembengkakan jaringan lunak di sekitar vertebra menimbulkan bayangan fusiform.  Plain radiography kurang sensitif dalam mendiagnosa Spodilitis TB, bahkan paravertebral abses sangat sulit dilihat pada foto polos.
  • 28. Foto polos vertebra Gambaran radiologis pada foto polos vertebra posisi lateral menunjukkan adanya destruksi pada diskus intervertebralis (arah panah biru) pada spondilitis TB.
  • 29.  Foto polos tulang vertebra orang dewasa dengan spondilitis tuberkulosis yang menunjukkan erosi end-plate vertebra setinggi L3 dan L4.
  • 30.  Foto Thorakolumbar AP: Paravertebral mass (tanda panah) yang merupakan gambaran klasik dari spondilitis TB.
  • 31. CT Scan  CT Scan efektif mendeteksi kalsifikasi pada abses jaringan lunak.  Dilaporkan 25% dari pasien memperlihatkan gambaran proses infeksi pada CT Scan yang lebih luas dibandingkan dengan yang terlihat pada foto polos.  CT Scan efektif mendeteksi kalsifikasi pada abses jaringan lunak, fragmentasi dan paravertebral kalsifikasi.  CT Scan juga dapat menentukan derajat tulang yang terkena dan dapat menjadi panduan dalam proses biopsyi serta dapat memperlihatkan bagian- bagian vertebra secara rinci dan melihat kalsifikasi jaringan lunak, membantu mencari fokus yang lebih kecil, menentukan lokasi biopsi dan menentukan luas kerusakan.
  • 32.  Gambar 1: CT Scan non kontras vertebra posisi axial : tampak abses pada m. Psoas kiri (lingkaran kuning ) dengan ditengahnya terdapat kalsifikasi (arah panah) sebagai gambaran dari Spondilitis TB.  Gambar 2: CT Scan vertebra posisi transaxial : tampak paravertebral abses (lingkaran kuning) yang merupakan tanda dari spondilitis TB. 1 2
  • 33. MRI  Memiliki kelebihan dalam menggambarkan jaringan lunak dan aman digunakan.  MRI juga sangat efektif dalam mendeteksi dini spondilitis TB untuk lesi multipel dibandingkan CT dan pemeriksaan radiologik konvensional.  Pada spondilitis tuberkulosa akan didapat gambaran dengan lingkaran inflamasi dibagian luar dan sekuester ditengah yang hipointens ; tetapi gambaran ini mirip dengan infeksi piogenik dan neoplasma sehingga tidak spesifik untuk spondilitis tuberkulosa.  Gambaran lesi pada T1 weighted image adalah hypointense sedangkan pada T2 weighted image adalah hyperintense. Lesi juga dapat menjadi lebih jelas dengan injeksi Gadolinium DTPA intravena.
  • 34. Gambar sagital T1 postcontrast menunjukkan destruksi dari dua corpus vertebra yang berdekatan dengan perluasan ke sumsum tulang, endplate, dan menghancurkan diskus intervertebralis .Perhatikan adanya kifosis dan kompresi tulang belakang pada level ini.
  • 35. Modalitas MRI sagital yang menunjukkan spondilitis ekstensif pada T8-T10 yang ditandai dengan adanya destruksi korpus vertebra dan diskus intervertebralis. Dan terdapat paravertebral dan epidural abses yang terdapat pada T2 (tapi tidak terlihat).
  • 36.  T1W potongan sagital menunjukkan penyempitan diskus intervertebralis pada L1/2. L1/2 mengalami hypointense yang menunjukkan adanya inflamasi dan edema (arah panah).
  • 37. Diagnosis Banding 1. Infeksi pyogenik grade rendah (Brucellosis)  Orang dewasa dengan spondilitis piogenik akibat infeksi Stap. Aureus pada diskus intervertebralis L5/S1 yang memperlihatkan penyempitan ruang diskus, erosi endplate dan sklerosis disekitarnya.
  • 38. 2. Trauma (Fraktur Kompresi)  Modalitas MRI: Tampak fraktur kompresi L5 yang tidak melibatkan diskus intervertebralis tidak seperti pada spondilitis TB.
  • 39. 3. Scheuermann’s disease  Tampak osteolitik pada L1 bagian inferior, tidak adanya penipisan korpus vertebrae dan tidak terbentuk abses paraspinal seperti pada spondilitis TB .
  • 40. Kesimpulan  Tuberkulosis Ekstra Paru (TBEP ) hampir 10% mengenai musculoskeletal, dan 50% mempunyai lesi di vertebra dengan disertai defisit neurologis pada 10 – 45 % penderita.  Spondilitis tuberkulosis (potts disease) merupakan infeksi sekunder dari infeksi TB yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dengan penyebaran ke vertebra.  Diagnosis dini dan terapi yang tepat sangat penting untuk meminimalkan gejala dengan melakukan pemeriksaan klinis dan laboratoris serta pemeriksaan radiologis, dimana sangat penting untuk membantu menegakkan diagnosis spondilitis TB.  Prinsip pengobatan adalah mencegah terjadinya deformitas dan mengurangi gejala nyeri kronis yang ditimbulkan.