SlideShare a Scribd company logo
Dibuat oleh:
Fenti Anita Sari
Fakultas Hukum Unisbank
Soal No. 1
Suksesi = Succesion
Susesi dalam Hukum Internasional adalah
Peralihan hak dan kewajiban intenasional, baik dari negaraatau pemerintah lama ke pemerintah baru.
Contoh perubahan kekuasaan territorial Uni Soviet yang dibagi atasbeberapa Negara lain seperti Rusia,
Estonia,Ukraina dan yang lainnya. Atau bias juga tidak jauh dari Indonesiayakni suksesi Negara Timor
Leste. Dari kasus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suksesi atau seccesion yakni membahas
mengenai kedaulatan yang sebelumnya dimiliki, dan hak serta kewajiban baru Negara tersebut. Serta
sejauh manahal tersebut dimiliki suatu Negara yang digantikan dan yang tergantikan.
1) Menurut pendapat para ahli ada sejumlah fakta atau peristiwa yang menunjukan telah terjadinya suksesi
Negara, yaitu :
a. Penyerapan (absorption)
b. Pemecahan (dismemberment)
c. Kombinasi penyerapan dan pemecahan.
d. Negara-negara merdeka baru (newly independent states)
e. Bentuk bentuk lain.
a) Penyerapan (absorption)
Dalam hal ini suatu Negara diserap oleh Negara lain, sehingga terjadi penggabungan dua subjek hukum
internasional.
Contoh : penyerapan kore oleh jepang pada tahun 1910.
b) Pemecahan ( dismemberment)
Suatu Negara terpecah-pecah menjadi beberapa Negara-negara yang berdiri sendiri.
Dalam hal ini dapat terjadi karena keadaan dimana Negara yang lama lenyap sama sekali (misalnya : uni
soviet, cekoslowakia) atau Negara yang lama masih ada tapi wilayahnya berubah karena sebagian
terpecah-pecah menjadi Negara-negara yang berdiri sendiri.
c) Kombinasi penyerapan dan pemecahan
Suatu Negara pecah menjadi beberapa bagian dan bagian-bagian itu diserap oleh Negara (atau Negara-
negara) lain.
Contoh : terpecah-pecahnya polandia 1795 dimana pecahan-pecahannya masing-masing diserap oleh
Russia, Austria dan prusia.
d) Negara Negara merdeka baru
Berbagai wilayah yang sebelumnya merupakan bagian atau jajahan dari Negara lain memerdekakan diri
menjadi Negara- Negara yang berdaulat.
e) Bentuk-bentuk lain
Pada dasarnya merupakan penggabungan dua atau lebih subjek hukum internasional (dalam arti Negara)
menjadi satu Negara atau pemecahan satu subjek HI (dalam arti Negara) menjadi beberapa Negara.
Soal No.2
Suksesi negara dan kekayaan negara.
Dengan melihat praktik negara-negara yang ada, para ahli pada umumnya sependapat bahwa, jika terjadi
suksesinegara, kekayaan negara, yang meliputi gedung-gedung dan tanah-tanah milik negara, dana-dana
pemerintah yang tersimpan di bank, alat-alat transportasimilik negara, pelabuhan-pelabuhan, dan
sejenisnya, beralih kepada negara pengganti (successor state).
Suksesi negara dan kontrak-kontrak konsesional.
Yang menjadi persoalan dalam hubungan ini adalah apakah negara pengganti (successor state) mempunyai
kewajiban untuk melanjutkan kontrak-kontrak konsesional yang dibuat oleh negara yang digantikan
(predecessor state) ataukah konrak-kontrak itu otomatis berakhir dengan terjadinya suksesinegara. Studi
terhadap sejumlah kasus yang berkaitan dengan persoalan ini menunjukkan bahwa pada dasarnya negara
pengganti (successor state) dianggap berkewajiban untuk menghormati kontrak-kontrak semacam itu yang
dibuat oleh negara yang digantikan (predecessor state) dengan pihak pemegang konsesi (konsesionaris).
Artinya, kontrak-kontrak tersebut seharusnya dilanjutkan oleh negara pengganti (successor state).
Namun, bilamana demi kepentingan kesejahteraan negara kontrak-kontrak tersebut dipandang perlu untuk
diakhiri maka pemegang konsesi harus diberikan hak untuk menuntut kompensasi atau ganti kerugian.
Suksesi negara dan hak-hak privat.
Yang menjadi persoalan di sini adalah, bagaimanakah keberadaan hak-hak privat yang diperoleh
berdasarkan hukum negara yang digantikan (predecessor state) bilamana terjadi suksesinegara? Dalam hal
ini, para sarjana berpendapat bahwa :
- Pada prinsipnya, successor state berkewajiban untuk menghormati hak-hak privat yang dipperoleh
berdasarkan hukum predecessor state
- Kelanjutan dari hak-hak privat itu berlaku selama perundang-undangan baru dari successor state
tidak menyatakan lain (misalnya mengubah atau menghapusnya).
- Pengubahan atau penghapusan terhadap hak-hak privat yang diperoleh berdasarkan hukum
predecessor state itu tidak boleh bertentangan dengan atau melanggar kewajiban-kewajiban
internasional dari successor state, terutama mengenaiperlindungan diplomatik.
- Berhubung hak-hak privat itu jenisnya bermacam-macam, maka prinsip-prinsip dasar
sebagaimana disebutkan di atas perlu dirumuskan secara sendiri-sendiri. Dengan kata lain,
pemecahannya bersifat kasuistis.
Suksesi negara dan tuntutan-tuntutan terhadap perbuatan melawan hukum.
Persoalan utama dalam hubungan ini adalah, apakah successor state wajib menerima tanggung jawab yang
timbul karena perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh predecessor state? Dalam kaitan ini para
sarjana sependapat bahwa successor state tidak berkewajiban untuk menerima tanggung jawab yang timbul
akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh predecessor state.
Suksesi negara dan utang-utang negara.
Yang menjadi masalah dalam hubungan ini adalah apakah negara pengganti (successor state) berkewajiban
untuk menerima tanggung jawab atas utang-utang negara yang ditinggalkan oleh negara yang digantikan
(predecessor state). Dalam hubungan ini tidak terdapat kesamaan pendapat di kalangan para sarjana
maupun praktik negara-negara dan sifatnya sangat kasuistis. Pedomannya adalah sebagai berikut :
- Jika utang-utang tersebut dipergunakan untuk kepentingan atau kemanfaatan wilayah yang
digantikannya, maka successor state dipandang berkewajiban untuk menerima tanggung jawab
atas utang-utang tersebut. Sebaliknya, jika manfaat utang-utang tersebut ternyata hanya dinikmati
oleh golongan-golongan masyarakat tertentu yang memegang kekuasaan pada saat itu maka
successor state tidak dianggap berkewajiban untuk menerima tanggung jawab atas utang-utang
tersebut.
- Successor state juga dipandang tidak bertanggung jawab atas utang-utang predecessor state yang
digunakan untuk membiayai perang melawan successor state atau maksudmaksud yang
bermusuhan dengan successor state sebelum terjadinya suksesinegara.
- Dalam hal suksesi negara itu berupa terpecah-pecahnya satu negara menjadi beberapa bagian yang
kemudian bagian-bagian itu masing-masing menjadi negara yang berdiri sendiri, successor states
dipandang berkewajiban untuk bertanggung jawab atas utangutang itu secara proporsional
menurut suatu metode distribusi yang adil.
- Dalam hal suksesi negara itu bersifat parsial, maka successor state yang menggantikan wilayah
yang terlepas itu dipandang berkewajiban untuk menanggung utang-utang lokal atas wilayah yang
bersangkutan.
Soal No. 3
Subyek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban atau segala sesuatu yang menurut
hukum dianggap mempunyai / memiliki kepribadian hukum, karena itu mempunyai kapasitas
untuk melakukan presentasi hukum. Kapasitas itu sendiri lebih mengacu kepada kemampuan
seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada dalam lingkup tupoksi tersebut pada
waktu tertentu, bias juga lebih ke kekuasaan dan wewenang seseorang atau organisasi
Internasional dalam hal ini Subyek Hukum Internasional
1. Kepribadian hukum dan kapasitas subyek hukum internasional.
Pasal 104 Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa yan berbunyi :
State as a subject of international law has a legal personality thus it has the following
capacities :
a. Able to make contracts;
b. Has capacity to acquire and dispose movable and immovable properties;
c. Has capacity to institute legal proceedings
Pasal 104 piagam PBB diatas mengandung maksud bahwa sebagai subyek hukum yang
mempunyai kedudukan sebagai pribadi hukum maka memiliki kapasitas untuk memiliki
dan melepas harta kekayaan, dan dapat menuntut apabila kepentingannya dirugikan.
Soal No.4
Apakah dengan terjadinya suksesi negara itu keseluruhan hak dan kewajiban negara yang lama atau negara
yang digantikan (predecessor state) otomatis beralih kepada negara yang baru atau negara yang
menggantikan (sucessor state)? Sebagaimana yang dikatakan oleh Starke,
“… dalam masalah suksesi negara, yang dimasalahkan terutama adalah mengenai pemindahan hak-
hak dan kewajiban-kewajiban dari negara yang telah berubah atau kehilangan identitasnya kepada
negara atau satuan lainnya yang menggantikannya. Perubahan atau hilangnya identitas itu
disebabkan oleh perubahan seluruh atau sebagian dari kedaulatan negara itu”.
Menurut J.G. starke, perubahan negara dapat terjadi dalam berbagai bentuk misalnya:
1. sebagian wilayah negara A bergabung dengan negara B, atau dibagi menjadi Negara A,B,C, D dst
2. sebagian wilayah negara A menjadi negara baru
3. seluruh wilayah negara A menyatu dengan negara B, dan negara A tidak eksis lagi
4. seluruh wilayah negara A terbagi-bagi dan masing-masing menyatu dengan negara A,B,C dst, dan
negara A tidak eksis lagi
5. seluruh wilayah A terbagi-bagi menjadi negara-negara baru, dan negara A tidak eksis lagi
6. seluruh wilayah negara A menjadi bagian dari suatu negara baru, dan negara A tidak eksis lagi
Dalam hukum internasional positif, masalah suksesinegara ini diatur dalam Konvensi Wina 1978, yaitu
Konvensi Wina mengenai Suksesi Negara dalam Hubungan dengan Perjanjian Internasional (Vienna
Convention on Succession of State in respect of Treaties).
Suksesi negara dan pengakuan.
Dalam hubungannya dengan pengakuan, yang menjadi masalah adalah, apakah dalam hal terjadi suksesi
negara pengakuan yang pernah diberikan oleh suatu negara kepada Negara yang mengalami suksesiitu
juga berakhir? Dalam hal ini, yang menentukan adalah sifat atau jenis suksesinegara tersebut (lihat uraian
di bawah). Bilamana suksesi negara itu bersifat universal, yang berarti hilangnya identitas internasional
dari negara yang bersangkutan, maka pengakuan itu otomatis gugur. Sedangkan bila suksesiitu bersifat
parsial, yang berarti Negara yang lama (predecessor state) tidak kehilangan identitas internasionalnya,
maka dalam hal ini berlaku “asas kontinyuitas negara” (continuity of state principle). Artinya, pengakuan
yang pernah diberikan itu tetap berlaku. Namun, bilamana negara yang memberikan pengakuan tadi tidak
lagi memandang negara yang pernah diberi pengakuan itu memenuhi syarat Negara menurut hukum
internasional, maka pengakuan itu dapat ditarik kembali. Pada umumnya, jika itu terjadi, penarikan
kembali pengakuan itu tidak dilakukan secara tegas.
Ada dua macam atau jenis suksesi negara, yaitu :
1. Suksesi universal; dan
2. Suksesi parsial.
Perbedaan dari kedua jenis suksesi negara ini terletak pada bagian wilayah dari suatu Negara yang
digantikan kedaulatannya. Bilamana suksesiitu terjadi terhadap seluruh wilayah suatu negara (berarti
negara yang lama atau predecessor state lenyap) maka suksesiyang demikian dinamakan suksesiuniversal.
Sedangkan bilamana suksesi negara itu hanya meliputi bagian tertentu saja dari wilayah suatu negara
(berarti predecessor state masih ada hanya wilayahnya saja yang berubah), maka suksesiyang demikian
dinamakan suksesi parsial
Dengan demikian, pada suksesi universal, identitas internasional dari suatu negara lenyap sebagai akibat
lenyapnya seluruh wilayah negara itu. Di sini, “kepribadian hukum internasional” (international legal
personality) dari negara itu hilang. Sedangkan pada suksesi parsial, identitas internasional dari negara itu
tidak hilang melainkan hanya luas wilayahnya saja yang berubah. Dalam hubungan ini, negara itu tidak
kehilangan kepribadian hukum internasionalnya.
1. Suksesi universal;
Pecahnya Uni Soviet Menjadi Beberapa Negara Merdeka (1991)
Salah satu contoh suksesi Negara ini adalah apa yang terjadi dalam cerita uni soviet diatas yaitu
Pemecahan (dismemberment), dimana suatu negara terpecah-pecah menjadi beberapa Negara baru
yang masing-masing berdiri sendiri yaitu sekarang ini terpecah menjadi 15 negara; Armenia,
Azerbaijan, Belarusia, Estonia, Georgia, Kazakstan, Kirgistan, Latvia, Lithuania, Moldova, Rusia,
Tadjikistan, Turkemnistan, Ukraina, dan Uzbekistan, sedangkan Negara lama (Uni Soviet) lenyap
sama sekali.
Simpulan, Dengan berakhirnya Negara Uni Soviet maka Poin2 yang ada di soal No. 2 seperti :
 Suksesi negara dan kekayaan negara.
 Suksesi negara dan kontrak-kontrak konsesional.
 Suksesi negara dan hak-hak privat.
 Suksesi negara dan tuntutan-tuntutan terhadap perbuatan melawan hukum.
 Suksesi negara dan utang-utang negara.
Hak dan Kewajiban nya menjadi milik Negara Pecahan dari Uni Soviet tersebut
2. Suksesi parsial
Pecahnya Timor Timur dar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dalam hal negara pengganti (succession States) tersebut bukan suatu negara baru merdeka,
maka para negara akan berupaya mencari kesepakatan (agreement). Manakala para pihak
tidak berhasil mencapai kesepakatan, pada prinsipnya benda-benda bergerak yang berada di
dalam wilayah negara pengganti beralih kepada negara tersebut. Pasal 17 (1) (b) Konvensi
1983 menjelaskan lebih lanjut bahwa harta benda bergerak yang beralih tersebut adalah harta
benda yang ada kaitannya dengan kegiatan negara yang diganti (lama) di wilayah yang
sekarang menjadi milik negara pengganti. Tidak termasuk dalam hal ini adalah harta benda
yang diperoleh oleh negara yang digantikan sebelum, misalnya, terjadinya kolonisasi atas
wilayah yang sekarang menjadi negara pengganti (baru). Sedangkan harta benda bergerak
lainnya di mana suatu bagian wilayah terpisah harus dibagi berdasarkan pembagian yang adil
(“equitable proportion”).
Namun dalam hal negara pengganti adalah suatu negara yang baru merdeka (newly
independent State), maka kesepakatan di antara para pihak tidak diperlukan (Pasal 15 (1) (b)).
Demikian pula negara baru merdeka ini juga mewarisi harta benda bergerak yang semula
“milik” wilayah yang sekarang menjadi negara baru merdeka selama jangka waktu wilayah
tersebut masih dimiliki negara lama. Ketentuan yang sama juga berlaku terhadap harta benda
bergerak yang semula dimiliki atau dibentuk oleh wilayah yang sekarang merdeka. Dari
uraian di atas tampak bahwa Konvensi internasional memberi hak kepada negara yang baru
merdeka untuk mengklaim dirinya sebagai pemilik baru atas aset negara lama. Dalam hal ini,
Timor Leste sebagai negara baru merdeka menjadi pemilik atas aset Negara, hak dan kewajiban
RI yang berada di sana. Pada umumnya, negara-negara mempunyai hukum nasional-nya yang
mengatur
masalah suksesi negara ini. Hukum nasional Timor Leste telah dikemukakan di atas. Hukum
Indonesia mengatur suksesi negara dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2000 mengenai
Perjanjian Internasional. Namun UU ini hanya mengatur suksesi negara dalam kaitannya
dengan status hukum perjanjian internasional di negara baru (pasal 20). RI tidak punya aturan
susesi negara mengenai status aset negara di suatu wilayah negara baru. Contoh lain sebagai
perbandingan adalah hukum Amerika Serikat (AS). Pengaturan Suksesi Negara dalam hukum
AS terdapat dalam the Foreign Relations Law. Menurut Section 209 UU ini, “Subject to
agreement between the predecessor and successor states, title to state property passes as
follows: … (c) where part of a state becomes a separate state, property of the predecessor
state located in the territory of the new state passes to the new state.”
Dasar Hukum
• Konvensi Wina tanggal 23 Agustus 1978
Pasal 9 ayat 1
“ Kewajiban-kewajiban atau hak-hak berdasarkan traktat-traktat yang berlaku dalam kaitan dengan
wilayah pada saat suksesi negara-negara tidak menjadi kewajiban-kewajiban atau hak-hak negara suksesor
atau negara-negara lainnya yang menjadi peserta pada traktat hanya dengan alasan fakta bahwa negara
sukksesor telah membuat deklarasi sepihak yang mengatur kelanjutan berlakunya traktat-traktat tersebut
dalam hubungan dengan wilayahnya.” Dalam pasal ini sebenarnya harus diperhatikan bahwa ketentuan
konvensi tampak hanya sedikit menyangkut suksesidalam arti sempit (Strico sensu), yaitu suksesimelalui
berlakunya hukum, dan bahwa dalam hal ini tidak terdapat garis perbedaan yang jelas yang dapat ditarik
antara pengalihan hak-hak dan kewajiban-kewajiban melalui penetapan atau novasi (yaitu perjanjian baru
antara negara yang digantikan , negara suksesor dan pihak atau pihak-pihak lainnya dalam perjanjian
terkait), atau pembuatan traktat baru.
Pasal 15
Pada saat bagaian eilayah suatu negara beralih ke negara lain, dalam hal tidak adanya perjanjian , maka
harta benda tidak bergerak yang berkaitan dengan aktivitas Negara terdahulu dalam hubungannya dengan
wilayah yang beralih tersebut.
Ketentuan :
 Harta benda milik negara pendahulu yang tidak bergerak yang berada di wilayah yang beralih,
akan berpindah kepada negara suksesor;
 Harta benda tidak bergerak, yang menjadi milik wilayah yang beralih, harta bendatidak bergerak
yang berada diluar wilayah tersebut, tetapi keduanya milik Negara pendahulu, akan beralih ke
negara suksesor.
 Harta benda tidak bergerak milik negara yang tidak berada pada tempat yang dikemukakan
dalam point kedua dan berada di wilayah yang beralih, dan harta benda bergerak yang untuk
penciptaannya merupakan wilayah yang belum merdeka memberikan sumbangan, maka akan
beralih kepada negara suksesor dalam proporsi sumbangannya.
 Harta benda bergerak milik negara yang berkaitan dengan aktivitas negara yang digantikan dalam
hubungnnya dengan wilayah yang beralih akan beralih kepada negara suksesor
KESIMPULAN DARI 4 SOAL DI ATAS :
Suksesinegara adalah suatu keadaan di mana terjadi perubahan atau penggantian kedaulatan dalam suatu
negara sehingga terjadi semacam “pergantian negara” yang membawa akibatakibat hukum yang sangat
kompleks. Sehingga dapat dikatakan suksesi sebagai bentuk lahirnya negara. Dalam perbuatan suksesiini,
dapat menimbulkan beberapa akibat hukum baik itu pada pihak negara lama maupun pada negara baru.
Adapun akibat hukum yang timbul diantaranya berupa :
1. Akibat hukum suksesi negara terhadap kekayaan negara (public property).
2. Akibat hukum suksesi negara terhadap keberadaan kontrak-kontrak konsesional
(concessionary contracts) yang ada.
3. Akibat hukum suksesi negara terhadap keberadaan hak-hak privat (private rights).
4. Akibat hukum suksesi negara dalam hubungan dengan tuntutan-tuntutan terhadap
perbuatan melawan hukum (claims in tort or delict).
5. Akibat hukum suksesi negara terhadap pengakuan (recognition).
6. Akibat hukum suksesi negara terhadap keberadaan utang-utang negara (public debts).
Suksesiseperti yang diketahui secara tidak selalu dapat diberlakukan secara fakta. Kenyataan yang ada
terkadang penyimpangan terhadapnya dianggap baik melihat akibat yang diberikan baik pada negara lama
maupun negara baru. Disinilah diperlukan ruang menyatakan kehendak antar yang empunya kepentingan.

More Related Content

What's hot

Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Makalah state responsibility
Makalah state responsibilityMakalah state responsibility
Makalah state responsibilityMuhammad Rahman
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Idik Saeful Bahri
 
Keputusan Tata Usaha Negara
Keputusan Tata Usaha NegaraKeputusan Tata Usaha Negara
Keputusan Tata Usaha Negara
Muhammad Raihan Imamnawi
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
NaomiPoppyMoore
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
DenaAgustina
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 
MATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGMATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANG
Dian Oktavia
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
nurul khaiva
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
 
Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2
Annisa Fitria SH MH M.kn
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Idik Saeful Bahri
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Arman Solit
 
Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)
Teuku Alaidinsyah
 
Hukum Perdata
Hukum Perdata Hukum Perdata
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
villa kuta indah
 

What's hot (20)

Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Makalah state responsibility
Makalah state responsibilityMakalah state responsibility
Makalah state responsibility
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Keputusan Tata Usaha Negara
Keputusan Tata Usaha NegaraKeputusan Tata Usaha Negara
Keputusan Tata Usaha Negara
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
MATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGMATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANG
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)
 
Hukum Perdata
Hukum Perdata Hukum Perdata
Hukum Perdata
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 

Similar to Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari

Pengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasionalPengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasionalRizki Gumilar
 
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"aliffya_irlandha
 
HUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docx
HUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docxHUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docx
HUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docx
YusBaimbangBilabora
 
Presentasi kelompok 1 hukum internasional
Presentasi kelompok 1 hukum internasionalPresentasi kelompok 1 hukum internasional
Presentasi kelompok 1 hukum internasionalFranky L. Tobing
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAdam Hecc
 
Makalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraMakalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negara
Aldi Aldi
 
Sejarah konstitusi indonesia
Sejarah konstitusi indonesiaSejarah konstitusi indonesia
Sejarah konstitusi indonesiaIlham W'ie
 
Hukum hak tanggungan
Hukum hak tanggunganHukum hak tanggungan
Hukum hak tanggungan
Nakano
 
Hukum hak tanggungan
Hukum hak tanggunganHukum hak tanggungan
Hukum hak tanggunganNakano
 
Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1Bambang Rimalio
 
Konstitusi awal Indonesia
Konstitusi awal  IndonesiaKonstitusi awal  Indonesia
Konstitusi awal Indonesia
Achmad Pradana
 
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptxPANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
rmsrenaldi
 
Pih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukumPih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukumTriwanto Hfiy
 
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Debora Elluisa Manurung
 
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copyPengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
IAIN Ponorogo
 
HUKUM PERIKATAN.ppt
HUKUM PERIKATAN.pptHUKUM PERIKATAN.ppt
HUKUM PERIKATAN.ppt
BRYANTNUGRAHA
 

Similar to Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari (20)

Pengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasionalPengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasional
 
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
 
HUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docx
HUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docxHUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docx
HUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docx
 
Presentasi kelompok 1 hukum internasional
Presentasi kelompok 1 hukum internasionalPresentasi kelompok 1 hukum internasional
Presentasi kelompok 1 hukum internasional
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasional
 
Makalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraMakalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negara
 
Sejarah konstitusi indonesia
Sejarah konstitusi indonesiaSejarah konstitusi indonesia
Sejarah konstitusi indonesia
 
Hukum hak tanggungan
Hukum hak tanggunganHukum hak tanggungan
Hukum hak tanggungan
 
Hukum hak tanggungan
Hukum hak tanggunganHukum hak tanggungan
Hukum hak tanggungan
 
Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1
 
Konstitusi awal Indonesia
Konstitusi awal  IndonesiaKonstitusi awal  Indonesia
Konstitusi awal Indonesia
 
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptxPANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
 
Pih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukumPih pengertian dasar ilmu hukum
Pih pengertian dasar ilmu hukum
 
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copyPengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
 
Pengakuan
PengakuanPengakuan
Pengakuan
 
Pengakuan
PengakuanPengakuan
Pengakuan
 
HUKUM PERIKATAN.ppt
HUKUM PERIKATAN.pptHUKUM PERIKATAN.ppt
HUKUM PERIKATAN.ppt
 

More from Fenti Anita Sari

Contoh Surat Tuntutan
Contoh Surat TuntutanContoh Surat Tuntutan
Contoh Surat Tuntutan
Fenti Anita Sari
 
Contoh Kasus Pelanggaran HAM Luar Negeri
Contoh Kasus Pelanggaran HAM Luar NegeriContoh Kasus Pelanggaran HAM Luar Negeri
Contoh Kasus Pelanggaran HAM Luar Negeri
Fenti Anita Sari
 
Perwujudan Keadilan HAM
Perwujudan Keadilan HAMPerwujudan Keadilan HAM
Perwujudan Keadilan HAM
Fenti Anita Sari
 
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
Fenti Anita Sari
 
UAS Hukum Acara Perdata Lanjut (Fenti Anita Sari)
UAS Hukum Acara Perdata Lanjut (Fenti Anita Sari)UAS Hukum Acara Perdata Lanjut (Fenti Anita Sari)
UAS Hukum Acara Perdata Lanjut (Fenti Anita Sari)
Fenti Anita Sari
 
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
Fenti Anita Sari
 
Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA
Fenti Anita Sari
 
Makalah Sewa Guna Usaha
Makalah Sewa Guna UsahaMakalah Sewa Guna Usaha
Makalah Sewa Guna Usaha
Fenti Anita Sari
 
Leasing (Hukum Pembiayaan)
Leasing (Hukum Pembiayaan)Leasing (Hukum Pembiayaan)
Leasing (Hukum Pembiayaan)
Fenti Anita Sari
 
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Fenti Anita Sari
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Fenti Anita Sari
 
Hukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana MiliterHukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana Militer
Fenti Anita Sari
 
Makalah Fungsi Etika Profesi Hukum
Makalah Fungsi Etika Profesi HukumMakalah Fungsi Etika Profesi Hukum
Makalah Fungsi Etika Profesi Hukum
Fenti Anita Sari
 
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Perjanjian Kerja Waktu TertentuPerjanjian Kerja Waktu Tertentu
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Fenti Anita Sari
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
Fenti Anita Sari
 
Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)
Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)
Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)
Fenti Anita Sari
 
Hukum Asuransi Individu
Hukum Asuransi IndividuHukum Asuransi Individu
Hukum Asuransi Individu
Fenti Anita Sari
 
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Fenti Anita Sari
 
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
Fenti Anita Sari
 
New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)
New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)
New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)
Fenti Anita Sari
 

More from Fenti Anita Sari (20)

Contoh Surat Tuntutan
Contoh Surat TuntutanContoh Surat Tuntutan
Contoh Surat Tuntutan
 
Contoh Kasus Pelanggaran HAM Luar Negeri
Contoh Kasus Pelanggaran HAM Luar NegeriContoh Kasus Pelanggaran HAM Luar Negeri
Contoh Kasus Pelanggaran HAM Luar Negeri
 
Perwujudan Keadilan HAM
Perwujudan Keadilan HAMPerwujudan Keadilan HAM
Perwujudan Keadilan HAM
 
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
UAS Cyber Law (Fenti Anita Sari)
 
UAS Hukum Acara Perdata Lanjut (Fenti Anita Sari)
UAS Hukum Acara Perdata Lanjut (Fenti Anita Sari)UAS Hukum Acara Perdata Lanjut (Fenti Anita Sari)
UAS Hukum Acara Perdata Lanjut (Fenti Anita Sari)
 
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
 
Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA
 
Makalah Sewa Guna Usaha
Makalah Sewa Guna UsahaMakalah Sewa Guna Usaha
Makalah Sewa Guna Usaha
 
Leasing (Hukum Pembiayaan)
Leasing (Hukum Pembiayaan)Leasing (Hukum Pembiayaan)
Leasing (Hukum Pembiayaan)
 
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
Hukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana MiliterHukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana Militer
 
Makalah Fungsi Etika Profesi Hukum
Makalah Fungsi Etika Profesi HukumMakalah Fungsi Etika Profesi Hukum
Makalah Fungsi Etika Profesi Hukum
 
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Perjanjian Kerja Waktu TertentuPerjanjian Kerja Waktu Tertentu
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
 
Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)
Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)
Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)
 
Hukum Asuransi Individu
Hukum Asuransi IndividuHukum Asuransi Individu
Hukum Asuransi Individu
 
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
 
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )Proposal PKMK  “KEBUNAGA”  ( KERUPUK BUAH NAGA )
Proposal PKMK “KEBUNAGA” ( KERUPUK BUAH NAGA )
 
New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)
New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)
New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)
 

Recently uploaded

PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
SyifaNurlitaTavadjio
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
thegoddescorp
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
thegoddescorp
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
adbangplk
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
MunirMisbah1
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
intelkejarimimika07
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
asmazn0001
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 

Recently uploaded (13)

PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 

Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari

  • 1. Dibuat oleh: Fenti Anita Sari Fakultas Hukum Unisbank
  • 2. Soal No. 1 Suksesi = Succesion Susesi dalam Hukum Internasional adalah Peralihan hak dan kewajiban intenasional, baik dari negaraatau pemerintah lama ke pemerintah baru. Contoh perubahan kekuasaan territorial Uni Soviet yang dibagi atasbeberapa Negara lain seperti Rusia, Estonia,Ukraina dan yang lainnya. Atau bias juga tidak jauh dari Indonesiayakni suksesi Negara Timor Leste. Dari kasus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suksesi atau seccesion yakni membahas mengenai kedaulatan yang sebelumnya dimiliki, dan hak serta kewajiban baru Negara tersebut. Serta sejauh manahal tersebut dimiliki suatu Negara yang digantikan dan yang tergantikan. 1) Menurut pendapat para ahli ada sejumlah fakta atau peristiwa yang menunjukan telah terjadinya suksesi Negara, yaitu : a. Penyerapan (absorption) b. Pemecahan (dismemberment) c. Kombinasi penyerapan dan pemecahan. d. Negara-negara merdeka baru (newly independent states) e. Bentuk bentuk lain. a) Penyerapan (absorption) Dalam hal ini suatu Negara diserap oleh Negara lain, sehingga terjadi penggabungan dua subjek hukum internasional. Contoh : penyerapan kore oleh jepang pada tahun 1910. b) Pemecahan ( dismemberment) Suatu Negara terpecah-pecah menjadi beberapa Negara-negara yang berdiri sendiri. Dalam hal ini dapat terjadi karena keadaan dimana Negara yang lama lenyap sama sekali (misalnya : uni soviet, cekoslowakia) atau Negara yang lama masih ada tapi wilayahnya berubah karena sebagian terpecah-pecah menjadi Negara-negara yang berdiri sendiri. c) Kombinasi penyerapan dan pemecahan Suatu Negara pecah menjadi beberapa bagian dan bagian-bagian itu diserap oleh Negara (atau Negara- negara) lain. Contoh : terpecah-pecahnya polandia 1795 dimana pecahan-pecahannya masing-masing diserap oleh Russia, Austria dan prusia. d) Negara Negara merdeka baru Berbagai wilayah yang sebelumnya merupakan bagian atau jajahan dari Negara lain memerdekakan diri menjadi Negara- Negara yang berdaulat. e) Bentuk-bentuk lain Pada dasarnya merupakan penggabungan dua atau lebih subjek hukum internasional (dalam arti Negara) menjadi satu Negara atau pemecahan satu subjek HI (dalam arti Negara) menjadi beberapa Negara.
  • 3. Soal No.2 Suksesi negara dan kekayaan negara. Dengan melihat praktik negara-negara yang ada, para ahli pada umumnya sependapat bahwa, jika terjadi suksesinegara, kekayaan negara, yang meliputi gedung-gedung dan tanah-tanah milik negara, dana-dana pemerintah yang tersimpan di bank, alat-alat transportasimilik negara, pelabuhan-pelabuhan, dan sejenisnya, beralih kepada negara pengganti (successor state). Suksesi negara dan kontrak-kontrak konsesional. Yang menjadi persoalan dalam hubungan ini adalah apakah negara pengganti (successor state) mempunyai kewajiban untuk melanjutkan kontrak-kontrak konsesional yang dibuat oleh negara yang digantikan (predecessor state) ataukah konrak-kontrak itu otomatis berakhir dengan terjadinya suksesinegara. Studi terhadap sejumlah kasus yang berkaitan dengan persoalan ini menunjukkan bahwa pada dasarnya negara pengganti (successor state) dianggap berkewajiban untuk menghormati kontrak-kontrak semacam itu yang dibuat oleh negara yang digantikan (predecessor state) dengan pihak pemegang konsesi (konsesionaris). Artinya, kontrak-kontrak tersebut seharusnya dilanjutkan oleh negara pengganti (successor state). Namun, bilamana demi kepentingan kesejahteraan negara kontrak-kontrak tersebut dipandang perlu untuk diakhiri maka pemegang konsesi harus diberikan hak untuk menuntut kompensasi atau ganti kerugian. Suksesi negara dan hak-hak privat. Yang menjadi persoalan di sini adalah, bagaimanakah keberadaan hak-hak privat yang diperoleh berdasarkan hukum negara yang digantikan (predecessor state) bilamana terjadi suksesinegara? Dalam hal ini, para sarjana berpendapat bahwa : - Pada prinsipnya, successor state berkewajiban untuk menghormati hak-hak privat yang dipperoleh berdasarkan hukum predecessor state - Kelanjutan dari hak-hak privat itu berlaku selama perundang-undangan baru dari successor state tidak menyatakan lain (misalnya mengubah atau menghapusnya). - Pengubahan atau penghapusan terhadap hak-hak privat yang diperoleh berdasarkan hukum predecessor state itu tidak boleh bertentangan dengan atau melanggar kewajiban-kewajiban internasional dari successor state, terutama mengenaiperlindungan diplomatik. - Berhubung hak-hak privat itu jenisnya bermacam-macam, maka prinsip-prinsip dasar sebagaimana disebutkan di atas perlu dirumuskan secara sendiri-sendiri. Dengan kata lain, pemecahannya bersifat kasuistis. Suksesi negara dan tuntutan-tuntutan terhadap perbuatan melawan hukum. Persoalan utama dalam hubungan ini adalah, apakah successor state wajib menerima tanggung jawab yang timbul karena perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh predecessor state? Dalam kaitan ini para sarjana sependapat bahwa successor state tidak berkewajiban untuk menerima tanggung jawab yang timbul akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh predecessor state. Suksesi negara dan utang-utang negara. Yang menjadi masalah dalam hubungan ini adalah apakah negara pengganti (successor state) berkewajiban untuk menerima tanggung jawab atas utang-utang negara yang ditinggalkan oleh negara yang digantikan (predecessor state). Dalam hubungan ini tidak terdapat kesamaan pendapat di kalangan para sarjana maupun praktik negara-negara dan sifatnya sangat kasuistis. Pedomannya adalah sebagai berikut :
  • 4. - Jika utang-utang tersebut dipergunakan untuk kepentingan atau kemanfaatan wilayah yang digantikannya, maka successor state dipandang berkewajiban untuk menerima tanggung jawab atas utang-utang tersebut. Sebaliknya, jika manfaat utang-utang tersebut ternyata hanya dinikmati oleh golongan-golongan masyarakat tertentu yang memegang kekuasaan pada saat itu maka successor state tidak dianggap berkewajiban untuk menerima tanggung jawab atas utang-utang tersebut. - Successor state juga dipandang tidak bertanggung jawab atas utang-utang predecessor state yang digunakan untuk membiayai perang melawan successor state atau maksudmaksud yang bermusuhan dengan successor state sebelum terjadinya suksesinegara. - Dalam hal suksesi negara itu berupa terpecah-pecahnya satu negara menjadi beberapa bagian yang kemudian bagian-bagian itu masing-masing menjadi negara yang berdiri sendiri, successor states dipandang berkewajiban untuk bertanggung jawab atas utangutang itu secara proporsional menurut suatu metode distribusi yang adil. - Dalam hal suksesi negara itu bersifat parsial, maka successor state yang menggantikan wilayah yang terlepas itu dipandang berkewajiban untuk menanggung utang-utang lokal atas wilayah yang bersangkutan.
  • 5. Soal No. 3 Subyek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban atau segala sesuatu yang menurut hukum dianggap mempunyai / memiliki kepribadian hukum, karena itu mempunyai kapasitas untuk melakukan presentasi hukum. Kapasitas itu sendiri lebih mengacu kepada kemampuan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada dalam lingkup tupoksi tersebut pada waktu tertentu, bias juga lebih ke kekuasaan dan wewenang seseorang atau organisasi Internasional dalam hal ini Subyek Hukum Internasional 1. Kepribadian hukum dan kapasitas subyek hukum internasional. Pasal 104 Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa yan berbunyi : State as a subject of international law has a legal personality thus it has the following capacities : a. Able to make contracts; b. Has capacity to acquire and dispose movable and immovable properties; c. Has capacity to institute legal proceedings Pasal 104 piagam PBB diatas mengandung maksud bahwa sebagai subyek hukum yang mempunyai kedudukan sebagai pribadi hukum maka memiliki kapasitas untuk memiliki dan melepas harta kekayaan, dan dapat menuntut apabila kepentingannya dirugikan.
  • 6. Soal No.4 Apakah dengan terjadinya suksesi negara itu keseluruhan hak dan kewajiban negara yang lama atau negara yang digantikan (predecessor state) otomatis beralih kepada negara yang baru atau negara yang menggantikan (sucessor state)? Sebagaimana yang dikatakan oleh Starke, “… dalam masalah suksesi negara, yang dimasalahkan terutama adalah mengenai pemindahan hak- hak dan kewajiban-kewajiban dari negara yang telah berubah atau kehilangan identitasnya kepada negara atau satuan lainnya yang menggantikannya. Perubahan atau hilangnya identitas itu disebabkan oleh perubahan seluruh atau sebagian dari kedaulatan negara itu”. Menurut J.G. starke, perubahan negara dapat terjadi dalam berbagai bentuk misalnya: 1. sebagian wilayah negara A bergabung dengan negara B, atau dibagi menjadi Negara A,B,C, D dst 2. sebagian wilayah negara A menjadi negara baru 3. seluruh wilayah negara A menyatu dengan negara B, dan negara A tidak eksis lagi 4. seluruh wilayah negara A terbagi-bagi dan masing-masing menyatu dengan negara A,B,C dst, dan negara A tidak eksis lagi 5. seluruh wilayah A terbagi-bagi menjadi negara-negara baru, dan negara A tidak eksis lagi 6. seluruh wilayah negara A menjadi bagian dari suatu negara baru, dan negara A tidak eksis lagi Dalam hukum internasional positif, masalah suksesinegara ini diatur dalam Konvensi Wina 1978, yaitu Konvensi Wina mengenai Suksesi Negara dalam Hubungan dengan Perjanjian Internasional (Vienna Convention on Succession of State in respect of Treaties). Suksesi negara dan pengakuan. Dalam hubungannya dengan pengakuan, yang menjadi masalah adalah, apakah dalam hal terjadi suksesi negara pengakuan yang pernah diberikan oleh suatu negara kepada Negara yang mengalami suksesiitu juga berakhir? Dalam hal ini, yang menentukan adalah sifat atau jenis suksesinegara tersebut (lihat uraian di bawah). Bilamana suksesi negara itu bersifat universal, yang berarti hilangnya identitas internasional dari negara yang bersangkutan, maka pengakuan itu otomatis gugur. Sedangkan bila suksesiitu bersifat parsial, yang berarti Negara yang lama (predecessor state) tidak kehilangan identitas internasionalnya, maka dalam hal ini berlaku “asas kontinyuitas negara” (continuity of state principle). Artinya, pengakuan yang pernah diberikan itu tetap berlaku. Namun, bilamana negara yang memberikan pengakuan tadi tidak lagi memandang negara yang pernah diberi pengakuan itu memenuhi syarat Negara menurut hukum internasional, maka pengakuan itu dapat ditarik kembali. Pada umumnya, jika itu terjadi, penarikan kembali pengakuan itu tidak dilakukan secara tegas. Ada dua macam atau jenis suksesi negara, yaitu : 1. Suksesi universal; dan 2. Suksesi parsial. Perbedaan dari kedua jenis suksesi negara ini terletak pada bagian wilayah dari suatu Negara yang digantikan kedaulatannya. Bilamana suksesiitu terjadi terhadap seluruh wilayah suatu negara (berarti negara yang lama atau predecessor state lenyap) maka suksesiyang demikian dinamakan suksesiuniversal. Sedangkan bilamana suksesi negara itu hanya meliputi bagian tertentu saja dari wilayah suatu negara (berarti predecessor state masih ada hanya wilayahnya saja yang berubah), maka suksesiyang demikian dinamakan suksesi parsial Dengan demikian, pada suksesi universal, identitas internasional dari suatu negara lenyap sebagai akibat lenyapnya seluruh wilayah negara itu. Di sini, “kepribadian hukum internasional” (international legal
  • 7. personality) dari negara itu hilang. Sedangkan pada suksesi parsial, identitas internasional dari negara itu tidak hilang melainkan hanya luas wilayahnya saja yang berubah. Dalam hubungan ini, negara itu tidak kehilangan kepribadian hukum internasionalnya. 1. Suksesi universal; Pecahnya Uni Soviet Menjadi Beberapa Negara Merdeka (1991) Salah satu contoh suksesi Negara ini adalah apa yang terjadi dalam cerita uni soviet diatas yaitu Pemecahan (dismemberment), dimana suatu negara terpecah-pecah menjadi beberapa Negara baru yang masing-masing berdiri sendiri yaitu sekarang ini terpecah menjadi 15 negara; Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Estonia, Georgia, Kazakstan, Kirgistan, Latvia, Lithuania, Moldova, Rusia, Tadjikistan, Turkemnistan, Ukraina, dan Uzbekistan, sedangkan Negara lama (Uni Soviet) lenyap sama sekali. Simpulan, Dengan berakhirnya Negara Uni Soviet maka Poin2 yang ada di soal No. 2 seperti :  Suksesi negara dan kekayaan negara.  Suksesi negara dan kontrak-kontrak konsesional.  Suksesi negara dan hak-hak privat.  Suksesi negara dan tuntutan-tuntutan terhadap perbuatan melawan hukum.  Suksesi negara dan utang-utang negara. Hak dan Kewajiban nya menjadi milik Negara Pecahan dari Uni Soviet tersebut 2. Suksesi parsial Pecahnya Timor Timur dar Negara Kesatuan Republik Indonesia Dalam hal negara pengganti (succession States) tersebut bukan suatu negara baru merdeka, maka para negara akan berupaya mencari kesepakatan (agreement). Manakala para pihak tidak berhasil mencapai kesepakatan, pada prinsipnya benda-benda bergerak yang berada di dalam wilayah negara pengganti beralih kepada negara tersebut. Pasal 17 (1) (b) Konvensi 1983 menjelaskan lebih lanjut bahwa harta benda bergerak yang beralih tersebut adalah harta benda yang ada kaitannya dengan kegiatan negara yang diganti (lama) di wilayah yang sekarang menjadi milik negara pengganti. Tidak termasuk dalam hal ini adalah harta benda yang diperoleh oleh negara yang digantikan sebelum, misalnya, terjadinya kolonisasi atas wilayah yang sekarang menjadi negara pengganti (baru). Sedangkan harta benda bergerak lainnya di mana suatu bagian wilayah terpisah harus dibagi berdasarkan pembagian yang adil (“equitable proportion”). Namun dalam hal negara pengganti adalah suatu negara yang baru merdeka (newly independent State), maka kesepakatan di antara para pihak tidak diperlukan (Pasal 15 (1) (b)). Demikian pula negara baru merdeka ini juga mewarisi harta benda bergerak yang semula “milik” wilayah yang sekarang menjadi negara baru merdeka selama jangka waktu wilayah tersebut masih dimiliki negara lama. Ketentuan yang sama juga berlaku terhadap harta benda bergerak yang semula dimiliki atau dibentuk oleh wilayah yang sekarang merdeka. Dari uraian di atas tampak bahwa Konvensi internasional memberi hak kepada negara yang baru merdeka untuk mengklaim dirinya sebagai pemilik baru atas aset negara lama. Dalam hal ini, Timor Leste sebagai negara baru merdeka menjadi pemilik atas aset Negara, hak dan kewajiban RI yang berada di sana. Pada umumnya, negara-negara mempunyai hukum nasional-nya yang mengatur
  • 8. masalah suksesi negara ini. Hukum nasional Timor Leste telah dikemukakan di atas. Hukum Indonesia mengatur suksesi negara dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2000 mengenai Perjanjian Internasional. Namun UU ini hanya mengatur suksesi negara dalam kaitannya dengan status hukum perjanjian internasional di negara baru (pasal 20). RI tidak punya aturan susesi negara mengenai status aset negara di suatu wilayah negara baru. Contoh lain sebagai perbandingan adalah hukum Amerika Serikat (AS). Pengaturan Suksesi Negara dalam hukum AS terdapat dalam the Foreign Relations Law. Menurut Section 209 UU ini, “Subject to agreement between the predecessor and successor states, title to state property passes as follows: … (c) where part of a state becomes a separate state, property of the predecessor state located in the territory of the new state passes to the new state.” Dasar Hukum • Konvensi Wina tanggal 23 Agustus 1978 Pasal 9 ayat 1 “ Kewajiban-kewajiban atau hak-hak berdasarkan traktat-traktat yang berlaku dalam kaitan dengan wilayah pada saat suksesi negara-negara tidak menjadi kewajiban-kewajiban atau hak-hak negara suksesor atau negara-negara lainnya yang menjadi peserta pada traktat hanya dengan alasan fakta bahwa negara sukksesor telah membuat deklarasi sepihak yang mengatur kelanjutan berlakunya traktat-traktat tersebut dalam hubungan dengan wilayahnya.” Dalam pasal ini sebenarnya harus diperhatikan bahwa ketentuan konvensi tampak hanya sedikit menyangkut suksesidalam arti sempit (Strico sensu), yaitu suksesimelalui berlakunya hukum, dan bahwa dalam hal ini tidak terdapat garis perbedaan yang jelas yang dapat ditarik antara pengalihan hak-hak dan kewajiban-kewajiban melalui penetapan atau novasi (yaitu perjanjian baru antara negara yang digantikan , negara suksesor dan pihak atau pihak-pihak lainnya dalam perjanjian terkait), atau pembuatan traktat baru. Pasal 15 Pada saat bagaian eilayah suatu negara beralih ke negara lain, dalam hal tidak adanya perjanjian , maka harta benda tidak bergerak yang berkaitan dengan aktivitas Negara terdahulu dalam hubungannya dengan wilayah yang beralih tersebut. Ketentuan :  Harta benda milik negara pendahulu yang tidak bergerak yang berada di wilayah yang beralih, akan berpindah kepada negara suksesor;  Harta benda tidak bergerak, yang menjadi milik wilayah yang beralih, harta bendatidak bergerak yang berada diluar wilayah tersebut, tetapi keduanya milik Negara pendahulu, akan beralih ke negara suksesor.  Harta benda tidak bergerak milik negara yang tidak berada pada tempat yang dikemukakan dalam point kedua dan berada di wilayah yang beralih, dan harta benda bergerak yang untuk penciptaannya merupakan wilayah yang belum merdeka memberikan sumbangan, maka akan beralih kepada negara suksesor dalam proporsi sumbangannya.  Harta benda bergerak milik negara yang berkaitan dengan aktivitas negara yang digantikan dalam hubungnnya dengan wilayah yang beralih akan beralih kepada negara suksesor
  • 9. KESIMPULAN DARI 4 SOAL DI ATAS : Suksesinegara adalah suatu keadaan di mana terjadi perubahan atau penggantian kedaulatan dalam suatu negara sehingga terjadi semacam “pergantian negara” yang membawa akibatakibat hukum yang sangat kompleks. Sehingga dapat dikatakan suksesi sebagai bentuk lahirnya negara. Dalam perbuatan suksesiini, dapat menimbulkan beberapa akibat hukum baik itu pada pihak negara lama maupun pada negara baru. Adapun akibat hukum yang timbul diantaranya berupa : 1. Akibat hukum suksesi negara terhadap kekayaan negara (public property). 2. Akibat hukum suksesi negara terhadap keberadaan kontrak-kontrak konsesional (concessionary contracts) yang ada. 3. Akibat hukum suksesi negara terhadap keberadaan hak-hak privat (private rights). 4. Akibat hukum suksesi negara dalam hubungan dengan tuntutan-tuntutan terhadap perbuatan melawan hukum (claims in tort or delict). 5. Akibat hukum suksesi negara terhadap pengakuan (recognition). 6. Akibat hukum suksesi negara terhadap keberadaan utang-utang negara (public debts). Suksesiseperti yang diketahui secara tidak selalu dapat diberlakukan secara fakta. Kenyataan yang ada terkadang penyimpangan terhadapnya dianggap baik melihat akibat yang diberikan baik pada negara lama maupun negara baru. Disinilah diperlukan ruang menyatakan kehendak antar yang empunya kepentingan.