Suksesi = Succesion
Susesi dalam Hukum Internasional adalah
Peralihan hak dan kewajiban intenasional, baik dari negaraatau pemerintah lama ke pemerintah baru. Contoh perubahan kekuasaan territorial Uni Soviet yang dibagi atasbeberapa Negara lain seperti Rusia, Estonia,Ukraina dan yang lainnya. Atau bias juga tidak jauh dari Indonesiayakni suksesi Negara Timor Leste. Dari kasus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suksesi atau seccesion yakni membahas mengenai kedaulatan yang sebelumnya dimiliki, dan hak serta kewajiban baru Negara tersebut. Serta sejauh manahal tersebut dimiliki suatu Negara yang digantikan dan yang tergantikan.
Ini merupakan salah satu tugas saya mengenai Keputusan Tata Usaha Negara dimana merupakan tugas untuk mata kuliah Hukum Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Indonesia
tidak terlalu maksimal, karena sebenarnya ini bukan tugas yang dikumpulkan ke dosen. tapi, aku sudah berusaha sampai pusing kepala.. haha
catatan ini untuk keperluan ujian hukum perdata ku di kampus
Ini merupakan salah satu tugas saya mengenai Keputusan Tata Usaha Negara dimana merupakan tugas untuk mata kuliah Hukum Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Indonesia
tidak terlalu maksimal, karena sebenarnya ini bukan tugas yang dikumpulkan ke dosen. tapi, aku sudah berusaha sampai pusing kepala.. haha
catatan ini untuk keperluan ujian hukum perdata ku di kampus
1. Jelaskan yang dimaksud dengan kesamaan nilai perjuangan yang dapat menumbuhkan jiwa patriotik!
2. Jelaskan unsur Deklaratif dari terbentuknya sebuah Negara!
KEJAKSAAN TINGGI YOGYAKARTA P-42
“UNTUK KEADILAN”
SURAT TUNTUTAN
No. Reg. Perk. : PDS-02/O.4.14/Fpk.1/03/2015
Bahwa selanjutnya fakta-fakta di persidangan selanjutnya dianggap telah dibacakan.
I. ANALISIS YURIDIS
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, maka kini sampailah Kami kepada tahap pembuktian mengenai unsur-unsur perbuatan pidana yang didakwakan dalam Surat Dakwaan yang berbentuk Kombinasi (subsidiaritas-kumulatif), yaitu:
KRONOLOGI KASUS
Pada tanggal 27 Desember 2008 sampai dengan 18 Januari 2009 terjadi serangan yang dilakukan oleh Israel pada Palestina.
Serangan tersebut diberi nama operasi Cast Lead. Dalam serangan tersebut, Israel memaksimalkan kekuatan militernya. Israel menyerang Palestina dari darat, udara dan laut.
Serangan tersebut terjadi setelahkadaluarsanya gencatan senjata yang sebelumnya terjadi pada bulan Juni 2008. Baik Israel ataupun Pihak Palestina
menganggap bahwa gencatan tersebut tidak efektif untuk tetap dipertahankan. Sebelumnya beberapa kali pihak Palestina, yang dalam hal ini diwakili oleh Hamas melakukan serangan-serangan roket, rudal atau bom bunuhdiri pada Israel.
Tindakan kekerasan Palestina tersebut menimbulkan dampak yang mengganggu keadaan dalam negeri Israel. Masyarakat Israel merasa tidak aman dan cemas karena sewaktu-waktu roket pejuang Hamas dapat menciderai mereka.
Serangan tersebut direspon oleh Israel, beberapa cara dilakukan untuk menghentikan serangan tersebut. Pemerintah Israel beberapa kali memberikan peringatan pada Hamas, Pemerintah Israel membuat Iron Dome yaitu roket yang mampu menghalau serangan roketroket Hamas, dan Pemerintah Israel memberi ultimatum pada Hamas untuk segera menghentikan serangan tersebut.
Israel melancarkan serangan udara, disebut ,יצוקה עופרת מבצע : Operation Cast Lead (bahasa Ibrani Mivtza Oferet Yetzukah), terhadap Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan roket dari Gaza dan Hamas. Operasimiliter di jalur Gaza termasuk dua fase utama, fase udaradan fase udara-darat dan berakhir dari 27 Desember 2008 sampai 18 Januari 2009.
Hak asasi manusia (disingkat HAM, bahasa Inggris: human rights, bahasa Prancis: droits de l'homme) adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia. Hak asasi manusia berlaku kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut. Hak asasi manusia juga tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan, dan saling bergantung. Hak asasi manusia biasanya dialamatkan kepada negara, atau dalam kata lain, negaralah yang mengemban kewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia, termasuk dengan mencegah dan menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh swasta. Dalam terminologi modern, hak asasi manusia dapat digolongkan menjadi hak sipil dan politik yang berkenaan dengan kebebasan sipil (misalnya hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, dan kebebasan berpendapat), serta hak ekonomi, sosial, dan budaya yang berkaitan dengan akses ke barang publik (seperti hak untuk memperoleh pendidikan yang layak, hak atas kesehatan, atau hak atas perumahan).
1. Apa yang dimaksud dengan Cyber Space, Cyber Crime, Cyber Law, dan apakah hubungan dari ketiganya, Jelaskan!
2. Sebutkan undang-undang yang mengatur tentang Cyber Law di Indonesia!
3. Sebutkan esensi kandungan Cyber Law di Indonesia!
4. Sebutkan Alat Bukti menurut Cyber Law di Indonesia, jelaskan pasal yang mengaturnya!
5. Syarat apakah suatu Alat Bukti dikatakan Sah menurut Cyber Law di Indonesia, jelaskan pasal yang mengaturnya!
UAS Hukum Acara Perdata Lanjut (Fenti Anita Sari)Fenti Anita Sari
1. Berdasarkan kekuasaan absolut yang berada dibawah Mahkamah agung ada beberapa lingkungan peradilan, sebut dan jelaskan?
2. Didalam penyelesain perkara perdata ada beberapa tahap sebutkan? Serta jelaskan tahapan aministratif dalam perkara perdata?
3. Menurut KUHPerdata alat-alat bukti dalam hokum acara perdata terdiri atas, sebut dan jelaskan?
4. Menurut golongannya suatu putusan pengadilan dikenal dua macam pengolongan putusan, sebut dan jelaskan?
5. Sebut dan jelaskan Macam Upaya hokum dan macam Eksekusi menurut sifatnya? Serta buat skema hokum acara perdata di pengadilan?
1. JELASKAN BEBERAPA POKOK PIKIRAN YANG BERKAITAN PEMBENTUKAN PERADILAN HAM.
2. ADA BEBERAPA NILAI NILAI YANG TERDAPAT PADA UNDANG UNDANG NO 26 TAHUN 2000 TENTANG PERADILAN HAM, JELASKAN.
3. APAKAH ICC DAPAT MENGADILI LAGI KASUS PELANGGARAN HAM YANG BERAT YANG SUDAH NE BIS IN IDEM , JELASKAN ALASANNYA.
4. APAKAH PENYELIDIKAN, PENYIDIKAN, PENUNTUTAN,, PEMERIKSAAN DIPERSIDANGAN DALAM PERKARA PELANGGARAN HAM YANG BERAT BISA DITERAPKAN UU NO 8 TAHUN 1981 ? JELASKAN.
5. URAIKAN PERBEDAAN PENYELIDIK DALAM UNDANG UNDANG NO 26 TAHUN 2000, DIBANDINGKAN DENGAN PENYELIDIK DALAM UNDANG UNDANG NO 8 TAHUN 1981.
6. URAIKAN APA SAJA WEWENANG PENYELIDIK DALAM PASAL 19 UNDANG UNDANG NO 26 TAHUN 2000 ?
7. BAGAIMANA PENDAPAT PENYIDIK SETELAH MENERIMA KESIMPULAN HASIL PENYELIDIKAN YANG DILAKUKAN OLEH KOMNAS HAM ?
8. APAKAH UNDANG UNDANG NO 26 TAHUN 2000 MENGATUR TENTANG PENYIDIK ? JELASKAN.
9. LEMBAGA MANA YANG BERWENANG MELAKUKAN FUNGSI PENYIDIK DALAM PERKARA PELANGGARAN HAM YANG BERAT ? JELASKAN DAN PASAL YANG YANG MENGATURNYA.
10. LEMBAGA MANA YANG YANGB BERWENANG MEMBERIKAN PERPANJANGAN PENYIDIKAN SERTA BERAPA LAMA TOTAL WAKTU YANG DIBERIKAN PENYIDIK UNTUK MELAKUKAN PENYIDIKAN.
Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.Sebagai Negara hukum,maka aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara termasuk dalam penyelenggaraan pemerintahan harus berdasarkan atas hukum.Penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari cenderung berlangsung secara dekonsentrasi dalam format desentralisasi dimana seberapa besar kewenangan suatu daerah tergantung kepada sistem dan political will dari pemerintah pusat dalam memberikan keleluasaan kepada daerah. Dalam hubungan inilah pemerintah melaksanakan pembagian kekuasaan kepada pemerintah daerah yang dikenal dengan istilah desentralisasi.Dalam kajian Hukum Tata Negara,pemerintahan yang berdasarkan asas desentralisasi disebut staatskunding decentralisatie (desentralisasi politik),di mana rakyat turut serta dalam penyelenggaraan pemerintahan melalui wakil-wakilnya dalam batas wilayah masing-masing.
Undang-undang Pemerintahan Daerah No. 32 Tahun 2004 (diperbaharui UU No. 12 Tahun 2012) mendefinisikan Desentralisasi sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedang dalam Pasal 1 angka 8 Undang-undang Pemerintahan Daerah menegaskan bahwa dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Kewenangan pemerintah daerah hanya sebagai alat dan fasilitator untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat, memberikan fasilitas kepada rakyat melalui peran serta dan pemberdayaan masyarakat.Otonomi daerah sering diterjemahkan oleh Pemerintah Daerah identik dengan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebanyak-banyaknya. Peraturan Daerah (Perda) merupakan instrument yang dipandang “legal” untuk memungut dana dari masyarakat.
Leasing atau sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang0barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi yang dapat diangsur.
Lessor,adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal.
Lessee,adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang modal dari lessor.
Supplier,adalah pihak penjual barang yang disewa guna usahakan untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.
Makalah Hukum dan HAM (Sejarah Perkembangan HAM)Fenti Anita Sari
Hal inilah yang memungkinkan sebuah bentuk penyadaran melalui pemahaman tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Artinya, dengan adanya ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia tersebut, Negara wajib hadir untuk melindungi setiap hak individu warga negaranya, sehingga dapat secara bebas untuk memperoleh kehidupan yang layak,mengembangkan diri,mengekspresikan gagasan dan kreativitasnya.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu
b) Pelaksanaan pidana militer menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer (KUHPM).
Hukum Pidana Militer adalah ketentuan hukum yang mengatur seorang militer tentang tindakan-tindakan mana yang merupakan pelanggaran atau kejahatan atau merupakan larangan atau keharusan dan diberikan ancaman berupa sanksi pidana terhadap pelanggarnya.
Dalam penerapannya,Hukum Pidana Militer dipisahkan menjadi KUHPM sebagai hukum materialnya dan hukum acara pidana militer sebagaimana diatur dalam UU No. 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer sebagai hukuman formal.
Perkembangan teknologi di era globalisasi memberikan dampak yang posistif maupun negatif dalam segala bidang,baik bidang ilmu pengetahuan pada umumnya maupun pada pengetahuan dalam ilmu hukum.Perkembangan dalam ilmu hukum ini mampu mempengaruhi dinamika dalam hukum pidana,perdata maupum hukum-hukum lainnya. Dalam hal hukum pidana sudah pasti akan berakibat pada aturan pada pasalnya atau pada segi penerapannya.Perkembangan ini diakibatkan selain pada perubahan teknologi yang berdampak pada ilmu pengetahuan juga berdampak pada kultur suatu masyarakat tersebut. Sehingga dalam penerapan pada pasal- pasal tersebut tentu bisa mengalami perubahan yang diakibatkan oleh perubahan kultur dalam masyarakat.
Anggota Tentara Negara Indonesia (TNI) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk mengabdikan diri dalam dinas keprajuritan yang diatur dalam Pasal 21 UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Tentara adalah mereka yang berikatan dinas secara sukarela pada Angkatan Perang, yang wajib berada dalam dinas secara terus menerus dalam tenggang waktu ikatan dinas tersebut (Pasal 46 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1997 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer (KUHPM))( ).Sebagai anggota militer apabila perbuatan atau tindak pidananya itu tergolong sebagai tindak pidana militer yang pengaturannya terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer (KUHPM) UU No. 31 Tahun 1997,maka anggota militer tersebut akan diperiksa dan diadili sesuai dengan acara pemeriksaan yang terdapat dalam UU No. 31 Tahun 1997, namun tak jarang terjadi bahwa anggota militer menjadi turut tersangka dalam tindak pidana yang dilakukannya secara bersama dengan orang sipil yang tunduk pada pengadilan dalam lingkungan peradilan umum.
Dalam ilmu hukum pidana,Hukum Militer adalah “lek specialis” ,karena pelaku maupun objek prbuatannya khusus ditunjukkan kepada yang bersatus militer.Oleh karena itu dalam pelaksanaannyaterdapat Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer dan Hukum Acara Pidana Militer.Di samping itu ada kekhususan lain yaitu adanya Hukum Disiplin Militer.Adanya kepentingan hukum yang hendak dilindungi selain kepentingan hukum yang terdapat dalam KUHP juga kepentingan militer itu sendiri.Serta adanya atasan yang berhak menghukum yang selanjutnya disebut Ankum.Yaitu atasan yang oleh atau atas dasar Undang-Undang diberi kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin kepada prajurit TNI yang berada di bawah wewenang komandonya( ).
Etika atau dalam bahasa Inggris disebut Ethics yang mengandung arti : Ilmu tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam masyarakat; ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral; kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dgn akhlak; nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU ( PKWT )
Nomor : 078/HRD/PKWT/VIII/2018
Yang bertanda tangan di bawah ini :
I. Nama : Fenti Anita Sari
Jabatan : DIREKTUR
Instansi : PT. Cahaya Abadi
Alamat : Jalan Mugas No.56 semarang
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Cahaya Abadi, yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
II. Nama Lengkap : Putri Anisa
No. KTP/ SIM : 12345678911235
Tempat, Tgl. Lahir : Semarang, 07 April 1993
Alamat : Jalan Fatmawati
Telepon/HP : 089123456789
Email : putrianisa@yahoo.co.id
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pribadi, yang untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Pada hari ini, tanggal Satu, bulan Delapan, tahun Dua Ribu Delapan Belas (01-08-2018). Kedua belah pihak secara sadar mengadakan perjanjian kontrak kerja, dengan isi sebagai berikut:
Hubungan Presiden dengan MK di atur di dalam :
UUD 1945 pasal 24C ayat 2 yang berbunyi, “Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar.
UUD 1945 pasal 24C ayat 3 yang berbunyi, “Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden. ”UU no 48 tahun 2009 pasal 29 ayat 2 yang berbunyi, “Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. ”UU no 48 tahun 2009 pasal 34 ayat 1 yang berbunyi, “Hakim konstitusi diajukan masing-masing 3 (tiga) orang oleh Mahkamah Agung, 3 (tiga) orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan 3 (tiga) orang oleh Presiden.”
Berdasarkan ketentuan Pasal 24C UUD 1945 dan UU No.24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (MK), MK mempunyai lima kewenangan. Yakni, menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD, memutus pembubaran partai politik, memutus perselisihan hasil pemilu (baik di tingkat nasional maupun pemilihan umum kepala daerah) dan memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden (impeachment).
Hk kontrak II (SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK)Fenti Anita Sari
BAB II SYARAT-SYARAT SAHNYA SUATU KONTRAK
A. SYARAT SAH KONTRAK DAN KONSEKUENSI YURIDISNYA
1. Syarat sah yang umum, yang terdiri dari :
a. Syarat sah umum berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata, yang terdiri dari :
- Kesepakatan Kehendak
- Cakap / wenang berbuat
- Hal tertentu, dan
- Kausa yang halal
b. Syarat sah umum di luar pasal 1338 dan 1339 KUH Perdata, yang terdiri dari :
- Syarat itikad baik,
- Syarat sesuai dengan kepatutan
- Syarat sesuai dengan kepentingan umum
a. Syarat sah yang khusus, yang terdiri dari :
a. Syarat tertulis untuk kontrak-kontrak tertentu.
b. Syarat akta notarisuntuk kontrak-kontrak tertentu
c. Syarat akta pejabat tertentu (yang bukan notaris) untuk kontrak-kontrak tertentu.
d. Syarat izin dari yang berwenang.
KONSEKUENSI HUKUM TERSEBUT ADALAH SEBAGAI BERIKUT
1. Batal demi hukum (nietig, null and void) Misalnya dalam hal dilanggarnya syarat objektif dalam pasal 1320 KUH Perdata syarat objektif tersebut adalah :
a. Hal tertentu, dan
b. Kausa yang halal
2. Dapat dibatalkan (vernietigbaar, voidable) Misalnya dalam hal tidak terpenuhi syarat subjektif dalam pasal 1320 KUH perdata syarat subjektif tersebut adalah :
a. Sepakat
b. Cakap
3. Kontrak tidak dapat dilaksanakan (Unenforceable)
4. Sanksi Administratif
SYARAT KESEPAKATAN KEHENDAK
1. Kesepakatan kehendak sebagai syarat sahnya Kontrak. Kesepakatan kehendak merupakan salah satu syarat sahnya suatu kontrak, seperti misalnya ditentukan dalam pasal 1320 KUH Perdata.
2. Paksaan, Penipuan, dan Kesilapan ketika kontrak ditandatangani, apabila terjadi salah satu dari unsur-unsur paksaan (dwag), penipuan (bedrog) atau kesilapan (dwaling), maka terhadap kontrak tersebut tidak terpenuhi syarat kesepakatan kehendak
Carilah Jenis Asuransi menurut :
1. Jenis Asuransi :
a. Asuransi Jiwa
Asuransi yang memberikan pertanggungan atas kematian seseorang.
b. Asuransi Kesehatan
Asuransi yg memberikan pertanggungan untuk masalah kesehatan yang diakibatkan oleh kecelakaan
c. Asuransi pendidikan
Asuransi yang memberikan jaminan pendidikan
d. Asuransi bisnis
Asuransi yang memberikan jaminan kepada perusahaan apabila terjadi resiko yang menyebabkan kerugian
e. Asuransi kepemilikan rumah dan properti
Asuransi ini memberikan proteksi terhadap kehilangan atau kerusakan yang mungkin terjadi pada barang-barang tertentu milik pribadi tertanggung.
f. Asuransi kendaraan
g. Asuransi umum
Merupakan proteksi terhadap resiko atas kerugian maupun kehilangan manfaat dan tangggung jawab hukum pada pihak ketiga
h. Asuransi kredit
Asuransi ini merupakan proteksi atas resiko kegagalan debitur untuk melunasi fasilitas kredit atau pinjaman tunai seperti modal kerja, kredit perdagangan dll.
i. Asuransi kelautan
Khusus pada bidang kelautan yang fungsinya memastikan pengangkut serta pemilik kargo.
j. Asuransi perjalanan
Asuransi yang merupakan bentuk proteksi kepada nasabah dengan jangka waktu pendek, yaitu selama pembeli premi melakukan perjalanan hingga kembali pulang.
. Teori Klasik.
Teori ini mulai muncul di Inggris pada pertengahan abad ke-19 dan tersebar di Eropa dan Amerika.Teori ini berdasarkan psikologi hedonistik.Menurut psikologi hedonistik, setiap perbuatan manusia berdasarkan pertimbangan rasa senang dan rasa tidak senang (sakit).Setiap manusia berhak memilih mana yang baik dan mana yang buruk, perbuatan mana yang mendatangkan kesenangan dan yang mana yang tidak. Menurut Beccaria (Made Darma Weda, 1996:15) bahwa "Setiap orang yang melanggar hukum telah memperhitungkan kesenangan dan rasa sakit yang diperoleh dan perbuatan tersebut.(That the act which I do is the act which I think will give me most pleasure)." Lebih lanjut Beccaria (Made Darma Weda, 1996:21) menyatakan bahwa: "Semua orang melanggar undang-undang tertentu harus menerima hukuman yang sama, tanpa mengingat umur, kesehatan jiwa, kaya miskinnya, posisi sosial dan keadaan-keadan lainnya." Hukuman yang dijatuhkan harus sedemikian beratnya, sehingga melebihi suka yang diperoleh dari pelanggaran undang-undang tersebut. Berdasarkan pendapat Beccaria tersebut, setiap hukuman yang dijatuhkan sekalipun pidana yang berat, sudah diperhitungkan sebagai kesenangan yang diperolehnya, sehingga maksud pendapat Beccaria adalah untuk mengurangi kesewenangan dan kekuasaan hukuman. Konsep keadilan menurut teori ini adalah suatu hukuman yang pasti untuk perbuatan-perbuatan yang sama tanpa memperhatikan sifat dari sifat si pembuat dan tanpa memperhatikan pula kemungkinan adanya peristiwa-peristiwa tertentu yang memaksa terjadinya perbuatan tersebut
Untuk mengenal apa itu buah naga, kita harus mengetahui apa itu buah naga, buah naga adalah buah yang dihasilkan dari tanaman dari keluarga kaktus-kaktusan (Cactaceae) dan dari marga Hylocereus dan Selenicereus. tanaman buah naga mempunyai sifat merambat dan akan terus tumbuh memanjang jika tidak dilakukan pemangkasan.
Disebuah artikel penyebaran buah naga di mulai pada tahun 1870 di Vietman. pertama kali tanaman buah naga ditujukan sebagai tanaman hias yang dibawa oleh rombongan orang Francis dari negara Guyana. perkembangan waktu tanaman buah naga sudah mulai di Budidayakan di negara-negara asia tenggara lainnya seperti Malaysia, Filipina dan termasuk di Indonesia. (https://id.wikipedia.org/wiki/Buah_naga)
New Makalah Keuangan dan Perbankan (Study Lapang Bank BCA Syariah)Fenti Anita Sari
Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai ekonomi syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, .PT.Bank Central Asia, Tbk (BCA) mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah. Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang perubahan kegiatan usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010. Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997% dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA Finance.Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai bank umum syariah.
2. Soal No. 1
Suksesi = Succesion
Susesi dalam Hukum Internasional adalah
Peralihan hak dan kewajiban intenasional, baik dari negaraatau pemerintah lama ke pemerintah baru.
Contoh perubahan kekuasaan territorial Uni Soviet yang dibagi atasbeberapa Negara lain seperti Rusia,
Estonia,Ukraina dan yang lainnya. Atau bias juga tidak jauh dari Indonesiayakni suksesi Negara Timor
Leste. Dari kasus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suksesi atau seccesion yakni membahas
mengenai kedaulatan yang sebelumnya dimiliki, dan hak serta kewajiban baru Negara tersebut. Serta
sejauh manahal tersebut dimiliki suatu Negara yang digantikan dan yang tergantikan.
1) Menurut pendapat para ahli ada sejumlah fakta atau peristiwa yang menunjukan telah terjadinya suksesi
Negara, yaitu :
a. Penyerapan (absorption)
b. Pemecahan (dismemberment)
c. Kombinasi penyerapan dan pemecahan.
d. Negara-negara merdeka baru (newly independent states)
e. Bentuk bentuk lain.
a) Penyerapan (absorption)
Dalam hal ini suatu Negara diserap oleh Negara lain, sehingga terjadi penggabungan dua subjek hukum
internasional.
Contoh : penyerapan kore oleh jepang pada tahun 1910.
b) Pemecahan ( dismemberment)
Suatu Negara terpecah-pecah menjadi beberapa Negara-negara yang berdiri sendiri.
Dalam hal ini dapat terjadi karena keadaan dimana Negara yang lama lenyap sama sekali (misalnya : uni
soviet, cekoslowakia) atau Negara yang lama masih ada tapi wilayahnya berubah karena sebagian
terpecah-pecah menjadi Negara-negara yang berdiri sendiri.
c) Kombinasi penyerapan dan pemecahan
Suatu Negara pecah menjadi beberapa bagian dan bagian-bagian itu diserap oleh Negara (atau Negara-
negara) lain.
Contoh : terpecah-pecahnya polandia 1795 dimana pecahan-pecahannya masing-masing diserap oleh
Russia, Austria dan prusia.
d) Negara Negara merdeka baru
Berbagai wilayah yang sebelumnya merupakan bagian atau jajahan dari Negara lain memerdekakan diri
menjadi Negara- Negara yang berdaulat.
e) Bentuk-bentuk lain
Pada dasarnya merupakan penggabungan dua atau lebih subjek hukum internasional (dalam arti Negara)
menjadi satu Negara atau pemecahan satu subjek HI (dalam arti Negara) menjadi beberapa Negara.
3. Soal No.2
Suksesi negara dan kekayaan negara.
Dengan melihat praktik negara-negara yang ada, para ahli pada umumnya sependapat bahwa, jika terjadi
suksesinegara, kekayaan negara, yang meliputi gedung-gedung dan tanah-tanah milik negara, dana-dana
pemerintah yang tersimpan di bank, alat-alat transportasimilik negara, pelabuhan-pelabuhan, dan
sejenisnya, beralih kepada negara pengganti (successor state).
Suksesi negara dan kontrak-kontrak konsesional.
Yang menjadi persoalan dalam hubungan ini adalah apakah negara pengganti (successor state) mempunyai
kewajiban untuk melanjutkan kontrak-kontrak konsesional yang dibuat oleh negara yang digantikan
(predecessor state) ataukah konrak-kontrak itu otomatis berakhir dengan terjadinya suksesinegara. Studi
terhadap sejumlah kasus yang berkaitan dengan persoalan ini menunjukkan bahwa pada dasarnya negara
pengganti (successor state) dianggap berkewajiban untuk menghormati kontrak-kontrak semacam itu yang
dibuat oleh negara yang digantikan (predecessor state) dengan pihak pemegang konsesi (konsesionaris).
Artinya, kontrak-kontrak tersebut seharusnya dilanjutkan oleh negara pengganti (successor state).
Namun, bilamana demi kepentingan kesejahteraan negara kontrak-kontrak tersebut dipandang perlu untuk
diakhiri maka pemegang konsesi harus diberikan hak untuk menuntut kompensasi atau ganti kerugian.
Suksesi negara dan hak-hak privat.
Yang menjadi persoalan di sini adalah, bagaimanakah keberadaan hak-hak privat yang diperoleh
berdasarkan hukum negara yang digantikan (predecessor state) bilamana terjadi suksesinegara? Dalam hal
ini, para sarjana berpendapat bahwa :
- Pada prinsipnya, successor state berkewajiban untuk menghormati hak-hak privat yang dipperoleh
berdasarkan hukum predecessor state
- Kelanjutan dari hak-hak privat itu berlaku selama perundang-undangan baru dari successor state
tidak menyatakan lain (misalnya mengubah atau menghapusnya).
- Pengubahan atau penghapusan terhadap hak-hak privat yang diperoleh berdasarkan hukum
predecessor state itu tidak boleh bertentangan dengan atau melanggar kewajiban-kewajiban
internasional dari successor state, terutama mengenaiperlindungan diplomatik.
- Berhubung hak-hak privat itu jenisnya bermacam-macam, maka prinsip-prinsip dasar
sebagaimana disebutkan di atas perlu dirumuskan secara sendiri-sendiri. Dengan kata lain,
pemecahannya bersifat kasuistis.
Suksesi negara dan tuntutan-tuntutan terhadap perbuatan melawan hukum.
Persoalan utama dalam hubungan ini adalah, apakah successor state wajib menerima tanggung jawab yang
timbul karena perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh predecessor state? Dalam kaitan ini para
sarjana sependapat bahwa successor state tidak berkewajiban untuk menerima tanggung jawab yang timbul
akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh predecessor state.
Suksesi negara dan utang-utang negara.
Yang menjadi masalah dalam hubungan ini adalah apakah negara pengganti (successor state) berkewajiban
untuk menerima tanggung jawab atas utang-utang negara yang ditinggalkan oleh negara yang digantikan
(predecessor state). Dalam hubungan ini tidak terdapat kesamaan pendapat di kalangan para sarjana
maupun praktik negara-negara dan sifatnya sangat kasuistis. Pedomannya adalah sebagai berikut :
4. - Jika utang-utang tersebut dipergunakan untuk kepentingan atau kemanfaatan wilayah yang
digantikannya, maka successor state dipandang berkewajiban untuk menerima tanggung jawab
atas utang-utang tersebut. Sebaliknya, jika manfaat utang-utang tersebut ternyata hanya dinikmati
oleh golongan-golongan masyarakat tertentu yang memegang kekuasaan pada saat itu maka
successor state tidak dianggap berkewajiban untuk menerima tanggung jawab atas utang-utang
tersebut.
- Successor state juga dipandang tidak bertanggung jawab atas utang-utang predecessor state yang
digunakan untuk membiayai perang melawan successor state atau maksudmaksud yang
bermusuhan dengan successor state sebelum terjadinya suksesinegara.
- Dalam hal suksesi negara itu berupa terpecah-pecahnya satu negara menjadi beberapa bagian yang
kemudian bagian-bagian itu masing-masing menjadi negara yang berdiri sendiri, successor states
dipandang berkewajiban untuk bertanggung jawab atas utangutang itu secara proporsional
menurut suatu metode distribusi yang adil.
- Dalam hal suksesi negara itu bersifat parsial, maka successor state yang menggantikan wilayah
yang terlepas itu dipandang berkewajiban untuk menanggung utang-utang lokal atas wilayah yang
bersangkutan.
5. Soal No. 3
Subyek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban atau segala sesuatu yang menurut
hukum dianggap mempunyai / memiliki kepribadian hukum, karena itu mempunyai kapasitas
untuk melakukan presentasi hukum. Kapasitas itu sendiri lebih mengacu kepada kemampuan
seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada dalam lingkup tupoksi tersebut pada
waktu tertentu, bias juga lebih ke kekuasaan dan wewenang seseorang atau organisasi
Internasional dalam hal ini Subyek Hukum Internasional
1. Kepribadian hukum dan kapasitas subyek hukum internasional.
Pasal 104 Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa yan berbunyi :
State as a subject of international law has a legal personality thus it has the following
capacities :
a. Able to make contracts;
b. Has capacity to acquire and dispose movable and immovable properties;
c. Has capacity to institute legal proceedings
Pasal 104 piagam PBB diatas mengandung maksud bahwa sebagai subyek hukum yang
mempunyai kedudukan sebagai pribadi hukum maka memiliki kapasitas untuk memiliki
dan melepas harta kekayaan, dan dapat menuntut apabila kepentingannya dirugikan.
6. Soal No.4
Apakah dengan terjadinya suksesi negara itu keseluruhan hak dan kewajiban negara yang lama atau negara
yang digantikan (predecessor state) otomatis beralih kepada negara yang baru atau negara yang
menggantikan (sucessor state)? Sebagaimana yang dikatakan oleh Starke,
“… dalam masalah suksesi negara, yang dimasalahkan terutama adalah mengenai pemindahan hak-
hak dan kewajiban-kewajiban dari negara yang telah berubah atau kehilangan identitasnya kepada
negara atau satuan lainnya yang menggantikannya. Perubahan atau hilangnya identitas itu
disebabkan oleh perubahan seluruh atau sebagian dari kedaulatan negara itu”.
Menurut J.G. starke, perubahan negara dapat terjadi dalam berbagai bentuk misalnya:
1. sebagian wilayah negara A bergabung dengan negara B, atau dibagi menjadi Negara A,B,C, D dst
2. sebagian wilayah negara A menjadi negara baru
3. seluruh wilayah negara A menyatu dengan negara B, dan negara A tidak eksis lagi
4. seluruh wilayah negara A terbagi-bagi dan masing-masing menyatu dengan negara A,B,C dst, dan
negara A tidak eksis lagi
5. seluruh wilayah A terbagi-bagi menjadi negara-negara baru, dan negara A tidak eksis lagi
6. seluruh wilayah negara A menjadi bagian dari suatu negara baru, dan negara A tidak eksis lagi
Dalam hukum internasional positif, masalah suksesinegara ini diatur dalam Konvensi Wina 1978, yaitu
Konvensi Wina mengenai Suksesi Negara dalam Hubungan dengan Perjanjian Internasional (Vienna
Convention on Succession of State in respect of Treaties).
Suksesi negara dan pengakuan.
Dalam hubungannya dengan pengakuan, yang menjadi masalah adalah, apakah dalam hal terjadi suksesi
negara pengakuan yang pernah diberikan oleh suatu negara kepada Negara yang mengalami suksesiitu
juga berakhir? Dalam hal ini, yang menentukan adalah sifat atau jenis suksesinegara tersebut (lihat uraian
di bawah). Bilamana suksesi negara itu bersifat universal, yang berarti hilangnya identitas internasional
dari negara yang bersangkutan, maka pengakuan itu otomatis gugur. Sedangkan bila suksesiitu bersifat
parsial, yang berarti Negara yang lama (predecessor state) tidak kehilangan identitas internasionalnya,
maka dalam hal ini berlaku “asas kontinyuitas negara” (continuity of state principle). Artinya, pengakuan
yang pernah diberikan itu tetap berlaku. Namun, bilamana negara yang memberikan pengakuan tadi tidak
lagi memandang negara yang pernah diberi pengakuan itu memenuhi syarat Negara menurut hukum
internasional, maka pengakuan itu dapat ditarik kembali. Pada umumnya, jika itu terjadi, penarikan
kembali pengakuan itu tidak dilakukan secara tegas.
Ada dua macam atau jenis suksesi negara, yaitu :
1. Suksesi universal; dan
2. Suksesi parsial.
Perbedaan dari kedua jenis suksesi negara ini terletak pada bagian wilayah dari suatu Negara yang
digantikan kedaulatannya. Bilamana suksesiitu terjadi terhadap seluruh wilayah suatu negara (berarti
negara yang lama atau predecessor state lenyap) maka suksesiyang demikian dinamakan suksesiuniversal.
Sedangkan bilamana suksesi negara itu hanya meliputi bagian tertentu saja dari wilayah suatu negara
(berarti predecessor state masih ada hanya wilayahnya saja yang berubah), maka suksesiyang demikian
dinamakan suksesi parsial
Dengan demikian, pada suksesi universal, identitas internasional dari suatu negara lenyap sebagai akibat
lenyapnya seluruh wilayah negara itu. Di sini, “kepribadian hukum internasional” (international legal
7. personality) dari negara itu hilang. Sedangkan pada suksesi parsial, identitas internasional dari negara itu
tidak hilang melainkan hanya luas wilayahnya saja yang berubah. Dalam hubungan ini, negara itu tidak
kehilangan kepribadian hukum internasionalnya.
1. Suksesi universal;
Pecahnya Uni Soviet Menjadi Beberapa Negara Merdeka (1991)
Salah satu contoh suksesi Negara ini adalah apa yang terjadi dalam cerita uni soviet diatas yaitu
Pemecahan (dismemberment), dimana suatu negara terpecah-pecah menjadi beberapa Negara baru
yang masing-masing berdiri sendiri yaitu sekarang ini terpecah menjadi 15 negara; Armenia,
Azerbaijan, Belarusia, Estonia, Georgia, Kazakstan, Kirgistan, Latvia, Lithuania, Moldova, Rusia,
Tadjikistan, Turkemnistan, Ukraina, dan Uzbekistan, sedangkan Negara lama (Uni Soviet) lenyap
sama sekali.
Simpulan, Dengan berakhirnya Negara Uni Soviet maka Poin2 yang ada di soal No. 2 seperti :
Suksesi negara dan kekayaan negara.
Suksesi negara dan kontrak-kontrak konsesional.
Suksesi negara dan hak-hak privat.
Suksesi negara dan tuntutan-tuntutan terhadap perbuatan melawan hukum.
Suksesi negara dan utang-utang negara.
Hak dan Kewajiban nya menjadi milik Negara Pecahan dari Uni Soviet tersebut
2. Suksesi parsial
Pecahnya Timor Timur dar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dalam hal negara pengganti (succession States) tersebut bukan suatu negara baru merdeka,
maka para negara akan berupaya mencari kesepakatan (agreement). Manakala para pihak
tidak berhasil mencapai kesepakatan, pada prinsipnya benda-benda bergerak yang berada di
dalam wilayah negara pengganti beralih kepada negara tersebut. Pasal 17 (1) (b) Konvensi
1983 menjelaskan lebih lanjut bahwa harta benda bergerak yang beralih tersebut adalah harta
benda yang ada kaitannya dengan kegiatan negara yang diganti (lama) di wilayah yang
sekarang menjadi milik negara pengganti. Tidak termasuk dalam hal ini adalah harta benda
yang diperoleh oleh negara yang digantikan sebelum, misalnya, terjadinya kolonisasi atas
wilayah yang sekarang menjadi negara pengganti (baru). Sedangkan harta benda bergerak
lainnya di mana suatu bagian wilayah terpisah harus dibagi berdasarkan pembagian yang adil
(“equitable proportion”).
Namun dalam hal negara pengganti adalah suatu negara yang baru merdeka (newly
independent State), maka kesepakatan di antara para pihak tidak diperlukan (Pasal 15 (1) (b)).
Demikian pula negara baru merdeka ini juga mewarisi harta benda bergerak yang semula
“milik” wilayah yang sekarang menjadi negara baru merdeka selama jangka waktu wilayah
tersebut masih dimiliki negara lama. Ketentuan yang sama juga berlaku terhadap harta benda
bergerak yang semula dimiliki atau dibentuk oleh wilayah yang sekarang merdeka. Dari
uraian di atas tampak bahwa Konvensi internasional memberi hak kepada negara yang baru
merdeka untuk mengklaim dirinya sebagai pemilik baru atas aset negara lama. Dalam hal ini,
Timor Leste sebagai negara baru merdeka menjadi pemilik atas aset Negara, hak dan kewajiban
RI yang berada di sana. Pada umumnya, negara-negara mempunyai hukum nasional-nya yang
mengatur
8. masalah suksesi negara ini. Hukum nasional Timor Leste telah dikemukakan di atas. Hukum
Indonesia mengatur suksesi negara dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2000 mengenai
Perjanjian Internasional. Namun UU ini hanya mengatur suksesi negara dalam kaitannya
dengan status hukum perjanjian internasional di negara baru (pasal 20). RI tidak punya aturan
susesi negara mengenai status aset negara di suatu wilayah negara baru. Contoh lain sebagai
perbandingan adalah hukum Amerika Serikat (AS). Pengaturan Suksesi Negara dalam hukum
AS terdapat dalam the Foreign Relations Law. Menurut Section 209 UU ini, “Subject to
agreement between the predecessor and successor states, title to state property passes as
follows: … (c) where part of a state becomes a separate state, property of the predecessor
state located in the territory of the new state passes to the new state.”
Dasar Hukum
• Konvensi Wina tanggal 23 Agustus 1978
Pasal 9 ayat 1
“ Kewajiban-kewajiban atau hak-hak berdasarkan traktat-traktat yang berlaku dalam kaitan dengan
wilayah pada saat suksesi negara-negara tidak menjadi kewajiban-kewajiban atau hak-hak negara suksesor
atau negara-negara lainnya yang menjadi peserta pada traktat hanya dengan alasan fakta bahwa negara
sukksesor telah membuat deklarasi sepihak yang mengatur kelanjutan berlakunya traktat-traktat tersebut
dalam hubungan dengan wilayahnya.” Dalam pasal ini sebenarnya harus diperhatikan bahwa ketentuan
konvensi tampak hanya sedikit menyangkut suksesidalam arti sempit (Strico sensu), yaitu suksesimelalui
berlakunya hukum, dan bahwa dalam hal ini tidak terdapat garis perbedaan yang jelas yang dapat ditarik
antara pengalihan hak-hak dan kewajiban-kewajiban melalui penetapan atau novasi (yaitu perjanjian baru
antara negara yang digantikan , negara suksesor dan pihak atau pihak-pihak lainnya dalam perjanjian
terkait), atau pembuatan traktat baru.
Pasal 15
Pada saat bagaian eilayah suatu negara beralih ke negara lain, dalam hal tidak adanya perjanjian , maka
harta benda tidak bergerak yang berkaitan dengan aktivitas Negara terdahulu dalam hubungannya dengan
wilayah yang beralih tersebut.
Ketentuan :
Harta benda milik negara pendahulu yang tidak bergerak yang berada di wilayah yang beralih,
akan berpindah kepada negara suksesor;
Harta benda tidak bergerak, yang menjadi milik wilayah yang beralih, harta bendatidak bergerak
yang berada diluar wilayah tersebut, tetapi keduanya milik Negara pendahulu, akan beralih ke
negara suksesor.
Harta benda tidak bergerak milik negara yang tidak berada pada tempat yang dikemukakan
dalam point kedua dan berada di wilayah yang beralih, dan harta benda bergerak yang untuk
penciptaannya merupakan wilayah yang belum merdeka memberikan sumbangan, maka akan
beralih kepada negara suksesor dalam proporsi sumbangannya.
Harta benda bergerak milik negara yang berkaitan dengan aktivitas negara yang digantikan dalam
hubungnnya dengan wilayah yang beralih akan beralih kepada negara suksesor
9. KESIMPULAN DARI 4 SOAL DI ATAS :
Suksesinegara adalah suatu keadaan di mana terjadi perubahan atau penggantian kedaulatan dalam suatu
negara sehingga terjadi semacam “pergantian negara” yang membawa akibatakibat hukum yang sangat
kompleks. Sehingga dapat dikatakan suksesi sebagai bentuk lahirnya negara. Dalam perbuatan suksesiini,
dapat menimbulkan beberapa akibat hukum baik itu pada pihak negara lama maupun pada negara baru.
Adapun akibat hukum yang timbul diantaranya berupa :
1. Akibat hukum suksesi negara terhadap kekayaan negara (public property).
2. Akibat hukum suksesi negara terhadap keberadaan kontrak-kontrak konsesional
(concessionary contracts) yang ada.
3. Akibat hukum suksesi negara terhadap keberadaan hak-hak privat (private rights).
4. Akibat hukum suksesi negara dalam hubungan dengan tuntutan-tuntutan terhadap
perbuatan melawan hukum (claims in tort or delict).
5. Akibat hukum suksesi negara terhadap pengakuan (recognition).
6. Akibat hukum suksesi negara terhadap keberadaan utang-utang negara (public debts).
Suksesiseperti yang diketahui secara tidak selalu dapat diberlakukan secara fakta. Kenyataan yang ada
terkadang penyimpangan terhadapnya dianggap baik melihat akibat yang diberikan baik pada negara lama
maupun negara baru. Disinilah diperlukan ruang menyatakan kehendak antar yang empunya kepentingan.