SlideShare a Scribd company logo
Amandemen dan Modifikasi
Perjanjian Internasional
International Law Department
Amandemen berdasarkan Konvensi Wina 1969
tentang Hukum Perjanjian Internasional
 diatur di dalam Bagian IV Konvensi Wina 1969
 Prinsip umum amandemen perjanjian internasional berd Article 39 :
“Suatu perjanjian internasional dapat diamandemen melalui perjanjian antara para pihak. Peraturan
yang tertulis di Bagian II berlaku terhadap perjanjian tersebut kecuali perjanjian internasional
tersebut mengatur berbeda (telah memuat ketentuan amandemennya)”
 Prinsip umum ini lahir berd dua prinsip, yaitu pacta sunt servanda (Article 26) dan res
inter alios acta merujuk kepada tidak ada Negara yang dapat dibatasi oleh perjanjian
internasional yang melawan kehendaknya (Article 34 )
 Berd Commentary di dalam Final Draft, International Law Commission mengartikan kata
amandemen yang mencakup amandemen terhadap ketentuan tertentu dan seluruh
ketentuan perjanjian internasional. Tidak ada perjanjian internasional yang tidak dapat
diamandemen. Ketika di dalam perjanjian internasional tidak ada ketentuan mengenai
durasi keberlakuannya (misalnya waktu atau keadaan tertentu), perjanjian internasional
tersebut dapat diamandemen setiap saat. Bahkan ketika terdapat kondisi-kondisi
tertentu misalnya batasan waktu terhadap amandemennya, dapat digantikan oleh
perjanjian yang berdasarkan hasil mufakat antar pihak .
Perjanjian Multilateral (Article 40)
 Apabila suatu perjanjian internasional multilateral tidak memuat ketentuan mengenai peraturan
amandemennya, maka amandemen perjanjian internasional tsb harus berd pada Article 40 dengan
ketentuan berikut :
 Setiap permintaan atau permohonan untuk mengubah suatu perjanjian internasional yang bersifat
multilateral di antara semua pihak harus dinotifikasi kepada semua negara perjanjian (notifikasi tersebut
dibuat dalam bentuk tertulis yang akan diterima, diperiksa, dan disebarkan oleh negara pihak perjanjian
multilateral tersebut), yang mana setiap mereka memiliki hak dalam:
a) keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan sehubungan dengan permohonan tersebut
b) negoisasi dan perumusan setiap Amending Agreement/Perjanjian Amandemen terhadap perjanjian
internasional
c) Setiap Negara yang berhak menjadi pihak dalam suatu perjanjian internasional juga akan berhak menjadi
pihak dalam perjanjian internasional yang telah diubah/diamandemen
d) Perjanjian Amandemen tidak mengikat Negara anggota perjanjian/treaty yang tidak menjadi pihak dalam
Perjanjian Amandemen tersebut
e) Setiap Negara yang menjadi pihak dalam perjanjian internasional setelah berlakunya Perjanjian Amandemen
harus dianggap sebagai pihak dalam perjanjian internasional yang sudah diubah.
f) dianggap sebagai pihak dalam perjanjian internasional yang tidak diubah dalam hubungannya dengan pihak
lain dalam perjanjian internasional yang tidak terIkat kepada Perjanjian Amandemen (maka muncul dua
kategori pihak yaitu Negara yang merupakan pihak dalam perjanjian internasional yang orisinil dan Negara
yang telah menjadi pihak dalam perjanjian internasional yang telah diamandemen)
Tujuan utama Article 40
 untuk menjaga struktur keanggotaan daripada perjanjian internasional yang
orisinil dan yang telah diamandemen.
 mengatur hubungan antara Negara Pihak dalam perjanjian internasional yang
orisinil dan perjanjian internasional yang telah diamandemen
 memberikan keseimbangan antara stabilitas dari hubungan kontraktual dan
kebebasan Negara dalam membuat keputusan di masyarakat internasional
 tidak mengharuskan semua Negara Pihak untuk menyatakan persetujuannya
dalam amandemen
 memberikan jaminan terhadap hak-hak tiap Negara Pihak untuk berpartisipasi
dalam proses amandemen
 Memberi jaminan bahwa Negara Pihak yang baru memiliki kebebasan untuk
menyatakan apakah mereka ingin terikat kepada perjanjian yang orisinil atau
perjanjian yang telah diamandemen.
Prosedur yang dimuat dalam amandemen
1) Jumlah pihak atau votes dari badan utama (plenary body) atau pertemuan yang
dibutuhkan untuk mendorong amandemen sebelum itu berlaku terhadap semua
pihak;
2) Mayoritas yang dibutuhkan dalam proses adopsi amandemen;
3) Apakah adopsi amandemen ini perlu diratifikasi atau disetujui saja
4) Jumlah pihak yang dibutuhkan untuk melakukan ratifikasi atau menyetujui agar
amandemen tersebut berlaku (entry into force);
5) Dalam hal ratifikasi atau persetujuan tidak dibutuhkan, amandemen dapat
diadopsi melalui perjanjian secara implisit atau tersirat (tacit agreement); Apakah
amandemen tersebut mengikat pihak yang belum meratifikasi atau menyetujui.
 Berd Article 40, jika sebuah perjanjian internasional telah berlaku, Negara yang
telah menyatakan persetujuannya tetapi belum meratifikasi juga dilibatkan dalam
proses amandemen ini, dan kedua, perjanjian internasional juga dapat diubah
atau diamandemen apabila perjanjian internasional tersebut belum berlaku.
 Salah satu contoh perjanjian internasional yang memiliki prosedur amandemen di
dalamnya adalah Piagam PBB (UN Charter) pd Pasal 108:
Amendments to the present Charter shall come into force for all Members of the United
Nations when they have been adopted by a vote of two thirds of the members of the
General Assembly and ratified in accordance with their respective constitutional processes
by two thirds of the Members of the United Nations, including all the permanent members
of the Security Council.
 Contoh perjanjian multilateral yang tidak memiliki ketentuan mengenai prosedur
amandemennya : Warsaw Convention 1929 dan Montreal Convention 2006.
 Contoh perjanjian multilateral yang telah di-amandemen: Warsaw Convention
Hague Protocol 1955 (The Hague Protocol, officially the Protocol to Amend the
Convention for the Unification of Certain Rules Relating to International Carriage
by Air)
Modifikasi (Article 41 Konvensi Wina 1969)
 Modifikasi adalah perubahan untuk ketentuan-ketentuan tertentu dalam sebuah
perjanjian internasional yang hanya berlaku bagi pihak-pihak tertentu dari
perjanjian internasional tersebut.
 Berbeda dengan amandemen yang harus melibatkan seluruh pihak dalam suatu
perjanjian internasional, untuk melakukan modifikasi hanya terbatas bagi dua
atau lebih pihak dari suatu perjanjian internasional multilateral. Bisa jadi dari 100
pihak yang terikat, 99 dari mereka yang ingin melakukan modifikasi. Pada
pokoknya, tidak bisa bila melibatkan seluruh pihak dalam perjanjian internasional
multilateral untuk melakukan modifikasi.
Syarat dilakukan modifikasi
1) Modifikasi disediakan oleh perjanjian
Contoh: Pasal 73 (2) Konvensi Vienna tentang Hubungan Konsuler “nothing in the
present convention shall preclude States from concluding international agreements
confirming or supplementing or extending or amplifying the provisions thereof”
2) Modifikasi tidak dilarang oleh perjanjian dan:
a) Tidak memberikan efek pada hak dan kewajiban dari pihak-pihak lain;
b) Tidak mengganggu maksud dan tujuan dari perjanjian.
Kecuali memang disediakan oleh perjanjian, pihak-pihak yang ingin melakukan
modifikasi harus memberitahukan pihak-pihak yang lain atas intensi pihak-pihak yang
ingin melakukan modifikasi untuk melakukannya. Dapat juga disimpulkan bahwa
terdapat perjanjian internasional yang melarang dilakukan modifikasi terhadapnya.
3) Notifikasi perlu dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin melakukan modifikasi pada sebuah
perjanjian internasional, tetapi perjanjian tersebut tidak menyediakannya dan perjanjian
internasional tersebut juga tidak melarang dilakukan modifikasi terhadap perjanjian
internasional tersebut. Notifikasi dibuat ketika negosiasi terkait modifikasi dari perjanjian
internasional telah mencapai “mature stage” atau dapat dikatakan matang. Notifikasi
berisikan intensi untuk melakukan kesepakatan (tekait modifikasi) dan konten dari modifikasi
yang diintensikan tersebut. Seperti halnya dengan prinsip amandemen, pihak-pihak lainnya
memeriksa apa yang dimodifikasi pihak-pihak yang melakukan modifikasi, namun tidak
diperlukan untuk mengumpulkan teks dari modifikasi dari pihak-pihak yang ingin
melakukan modifikasi. Akan tetapi, bukan berarti pihak-pihak yang lain mempunyai hak
untuk bergabung sebagai pihak yang melakukan modifikasi, hal ini tergantung dari
persetujuan terkait modifikasi.
4) Agreement : Dalam Konvensi Wina tidak dijelaskan mengenai bagaimana agreement
dalam hubungannya dengan perjanjian. Artinya, tidak harus tertulis, bisa jadi dalam bentuk
apapun. Pada akhirnya, bila melakukan modifikasi pada perjanjian internasional, akan
menghasilkan perjanjian internasional dan modifying agreement.
 Ketentuan mengenai modifikasi perjanjian internasional oleh negara Indonesia
diatur dalam UU No.24 Tahun 2000 khususnya dalam BAB IV mengenai
Pemberlakuan Perjanjian Internasional yang dimuat dalam Pasal 16:
1) Pemerintah Republik Indonesia melakukan perubahan atas ketentuan suatu perjanjian
internasional berdasarkan kesepakatan para pihak dalam perjanjian tersebut.
2) Perubahan perjanjian internasional mengikat para pihak melalui tata cara sebagaimana
ditetapkan dalam perjanjian tersebut.
3) Perubahan atas suatu perjanjian internasional yang telah disahkan oleh pemerintah
Republik Indonesia dilakukan dengan peraturan perundang- undangan yang setingkat.
4) Dalam hal perubahan perjanjian internasional yang hanya bersifat teknis- administratif,
pengesahan atas perubahan tersebut dilakukan melalui prosedur sederhana.
 Ketentuan dalam Pasal 16 UU No. 24 Tahun 2000 dibentuk berdasarkan ketentuan
mengenai amandemen dan modifikasi yang diatur dalam Pasal 39, 40, dan 41
Konvensi Vienna.
Amandemen Modifikasi
harus melibatkan seluruh pihak dalam perjanjian. hanya melibatkan pihak-pihak tertentu yang
terikat dalam perjanjian.
dapat dilakukan untuk mengubah seluruh treaty. hanya untuk sebagian atau ketentuan-ketentuan
tertentu dalam treaty.
Pihak baru yang ingin mengikatkan diri pada
perjanjian internasional yang diamandemen
dapat melakukan ratifikasi.
Pihak baru tidak bisa begitu saja bergabung
dengan pihak-pihak yang melakukan modifikasi.
memiliki prosedur yang lebih lengkap dan diatur
sedemikian rupa, baik itu oleh Konvensi Wina
1969 maupun perjanjian internasional yang
orisinil sebagaimana merumuskan perjanjian
internasional yang baru.
pengaturannya lebih sedikit dan terbuka.
ingin mengubah suatu perjanjian internasional
yang mengikat semua pihak.
hanya ingin mengubah ketentuan-ketentuan
tertentu terhadap pihak-pihak tertentu.
Produk hukum: protokol (perjanjian internasional
pelengkap dari perjanjian orisinil)
Produk hukum: konvensi yang baru (perjanjian
internasional yang baru pengganti perjanjian
orisinil)
ANY QUESTION
TUGAS
 Cari perjanjian yang memiliki aturan/ketentuan amandemen dan atau modifikasi
 Cari perjanjian yang tidak memiliki aturan/ketentuan amandemen, bagaimana
prosedur amandemen perjanjian tsb, kemudian bandingkan dengan bentuk
perjanjian yang telah di-amandemen (find the differences).

More Related Content

What's hot

Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
Muhammad Qoyim
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Idik Saeful Bahri
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Idik Saeful Bahri
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
nurul khaiva
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
Dian Oktavia
 
Suksesi negara
Suksesi negaraSuksesi negara
Suksesi negara
Kristina Pasaribu
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
زكي عليا إبن محمد
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Fenti Anita Sari
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Idik Saeful Bahri
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2
villa kuta indah
 
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Idik Saeful Bahri
 

What's hot (20)

Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Suksesi negara
Suksesi negaraSuksesi negara
Suksesi negara
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum pidana internasional
Hukum pidana internasionalHukum pidana internasional
Hukum pidana internasional
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2
 
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
 

Similar to Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx

Proses Pembuatan Perjanjian Internasional
Proses Pembuatan Perjanjian InternasionalProses Pembuatan Perjanjian Internasional
Proses Pembuatan Perjanjian Internasional
Nidya Milano
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalHubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasional
Darin Dindi
 
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesiaPerjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Aang Gustaffi
 
Pkn perjanjian internasional XI IPA 1 Smanik
Pkn perjanjian internasional XI IPA 1 SmanikPkn perjanjian internasional XI IPA 1 Smanik
Pkn perjanjian internasional XI IPA 1 Smanik
Fahrizal Hari
 
Hukum perjanjian internasiona la
Hukum perjanjian internasiona laHukum perjanjian internasiona la
Hukum perjanjian internasiona laAdhy Djr
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
megiirianti083
 
Prinsip Konstruksi.pptx
Prinsip Konstruksi.pptxPrinsip Konstruksi.pptx
Prinsip Konstruksi.pptx
AnistyaPinakesty1
 
Hukum maritim kelompok 5
Hukum maritim kelompok 5Hukum maritim kelompok 5
Hukum maritim kelompok 5
Septian Muna Barakati
 
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3BKedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Ilham Sousuke
 
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas  Hukum Internasional Fenti Anita SariTugas  Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Fenti Anita Sari
 
Hub internasional
Hub internasionalHub internasional
Hub internasional
AleNova Valld'Nove
 
Tugas PPKN
Tugas PPKNTugas PPKN
Tugas PPKN
gagallogin
 
Materi Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdfMateri Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdf
ssuserbe8be0
 
Materi Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdfMateri Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdf
ssuserbe8be0
 
kontrak dalam dunia bisnis.pptx
kontrak dalam dunia bisnis.pptxkontrak dalam dunia bisnis.pptx
kontrak dalam dunia bisnis.pptx
ZULFAN31
 

Similar to Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx (20)

Proses Pembuatan Perjanjian Internasional
Proses Pembuatan Perjanjian InternasionalProses Pembuatan Perjanjian Internasional
Proses Pembuatan Perjanjian Internasional
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalHubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasional
 
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesiaPerjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
Perjanjian internasional yang dilakukan oleh indonesia
 
Pkn perjanjian internasional XI IPA 1 Smanik
Pkn perjanjian internasional XI IPA 1 SmanikPkn perjanjian internasional XI IPA 1 Smanik
Pkn perjanjian internasional XI IPA 1 Smanik
 
Hukum perjanjian internasiona la
Hukum perjanjian internasiona laHukum perjanjian internasiona la
Hukum perjanjian internasiona la
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
 
Uu 24 2000 Pjls
Uu 24 2000 PjlsUu 24 2000 Pjls
Uu 24 2000 Pjls
 
Prinsip Konstruksi.pptx
Prinsip Konstruksi.pptxPrinsip Konstruksi.pptx
Prinsip Konstruksi.pptx
 
Hi
HiHi
Hi
 
Sumber hi
Sumber hiSumber hi
Sumber hi
 
Sumber hi
Sumber hiSumber hi
Sumber hi
 
Hukum maritim kelompok 5
Hukum maritim kelompok 5Hukum maritim kelompok 5
Hukum maritim kelompok 5
 
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3BKedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
 
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas  Hukum Internasional Fenti Anita SariTugas  Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
 
Hub internasional
Hub internasionalHub internasional
Hub internasional
 
Tugas PPKN
Tugas PPKNTugas PPKN
Tugas PPKN
 
Materi Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdfMateri Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdf
 
Materi Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdfMateri Struktur HBI.pdf
Materi Struktur HBI.pdf
 
kontrak dalam dunia bisnis.pptx
kontrak dalam dunia bisnis.pptxkontrak dalam dunia bisnis.pptx
kontrak dalam dunia bisnis.pptx
 
Bab 2 pp2 peta minda
Bab 2 pp2  peta mindaBab 2 pp2  peta minda
Bab 2 pp2 peta minda
 

Recently uploaded

ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
adbangplk
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
SyifaNurlitaTavadjio
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
MunirMisbah1
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
thegoddescorp
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
asmazn0001
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
thegoddescorp
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
intelkejarimimika07
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 

Recently uploaded (13)

ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 

Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx

  • 1. Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional International Law Department
  • 2.
  • 3. Amandemen berdasarkan Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional  diatur di dalam Bagian IV Konvensi Wina 1969  Prinsip umum amandemen perjanjian internasional berd Article 39 : “Suatu perjanjian internasional dapat diamandemen melalui perjanjian antara para pihak. Peraturan yang tertulis di Bagian II berlaku terhadap perjanjian tersebut kecuali perjanjian internasional tersebut mengatur berbeda (telah memuat ketentuan amandemennya)”  Prinsip umum ini lahir berd dua prinsip, yaitu pacta sunt servanda (Article 26) dan res inter alios acta merujuk kepada tidak ada Negara yang dapat dibatasi oleh perjanjian internasional yang melawan kehendaknya (Article 34 )  Berd Commentary di dalam Final Draft, International Law Commission mengartikan kata amandemen yang mencakup amandemen terhadap ketentuan tertentu dan seluruh ketentuan perjanjian internasional. Tidak ada perjanjian internasional yang tidak dapat diamandemen. Ketika di dalam perjanjian internasional tidak ada ketentuan mengenai durasi keberlakuannya (misalnya waktu atau keadaan tertentu), perjanjian internasional tersebut dapat diamandemen setiap saat. Bahkan ketika terdapat kondisi-kondisi tertentu misalnya batasan waktu terhadap amandemennya, dapat digantikan oleh perjanjian yang berdasarkan hasil mufakat antar pihak .
  • 4. Perjanjian Multilateral (Article 40)  Apabila suatu perjanjian internasional multilateral tidak memuat ketentuan mengenai peraturan amandemennya, maka amandemen perjanjian internasional tsb harus berd pada Article 40 dengan ketentuan berikut :  Setiap permintaan atau permohonan untuk mengubah suatu perjanjian internasional yang bersifat multilateral di antara semua pihak harus dinotifikasi kepada semua negara perjanjian (notifikasi tersebut dibuat dalam bentuk tertulis yang akan diterima, diperiksa, dan disebarkan oleh negara pihak perjanjian multilateral tersebut), yang mana setiap mereka memiliki hak dalam: a) keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan sehubungan dengan permohonan tersebut b) negoisasi dan perumusan setiap Amending Agreement/Perjanjian Amandemen terhadap perjanjian internasional c) Setiap Negara yang berhak menjadi pihak dalam suatu perjanjian internasional juga akan berhak menjadi pihak dalam perjanjian internasional yang telah diubah/diamandemen d) Perjanjian Amandemen tidak mengikat Negara anggota perjanjian/treaty yang tidak menjadi pihak dalam Perjanjian Amandemen tersebut e) Setiap Negara yang menjadi pihak dalam perjanjian internasional setelah berlakunya Perjanjian Amandemen harus dianggap sebagai pihak dalam perjanjian internasional yang sudah diubah. f) dianggap sebagai pihak dalam perjanjian internasional yang tidak diubah dalam hubungannya dengan pihak lain dalam perjanjian internasional yang tidak terIkat kepada Perjanjian Amandemen (maka muncul dua kategori pihak yaitu Negara yang merupakan pihak dalam perjanjian internasional yang orisinil dan Negara yang telah menjadi pihak dalam perjanjian internasional yang telah diamandemen)
  • 5. Tujuan utama Article 40  untuk menjaga struktur keanggotaan daripada perjanjian internasional yang orisinil dan yang telah diamandemen.  mengatur hubungan antara Negara Pihak dalam perjanjian internasional yang orisinil dan perjanjian internasional yang telah diamandemen  memberikan keseimbangan antara stabilitas dari hubungan kontraktual dan kebebasan Negara dalam membuat keputusan di masyarakat internasional  tidak mengharuskan semua Negara Pihak untuk menyatakan persetujuannya dalam amandemen  memberikan jaminan terhadap hak-hak tiap Negara Pihak untuk berpartisipasi dalam proses amandemen  Memberi jaminan bahwa Negara Pihak yang baru memiliki kebebasan untuk menyatakan apakah mereka ingin terikat kepada perjanjian yang orisinil atau perjanjian yang telah diamandemen.
  • 6. Prosedur yang dimuat dalam amandemen 1) Jumlah pihak atau votes dari badan utama (plenary body) atau pertemuan yang dibutuhkan untuk mendorong amandemen sebelum itu berlaku terhadap semua pihak; 2) Mayoritas yang dibutuhkan dalam proses adopsi amandemen; 3) Apakah adopsi amandemen ini perlu diratifikasi atau disetujui saja 4) Jumlah pihak yang dibutuhkan untuk melakukan ratifikasi atau menyetujui agar amandemen tersebut berlaku (entry into force); 5) Dalam hal ratifikasi atau persetujuan tidak dibutuhkan, amandemen dapat diadopsi melalui perjanjian secara implisit atau tersirat (tacit agreement); Apakah amandemen tersebut mengikat pihak yang belum meratifikasi atau menyetujui.
  • 7.  Berd Article 40, jika sebuah perjanjian internasional telah berlaku, Negara yang telah menyatakan persetujuannya tetapi belum meratifikasi juga dilibatkan dalam proses amandemen ini, dan kedua, perjanjian internasional juga dapat diubah atau diamandemen apabila perjanjian internasional tersebut belum berlaku.  Salah satu contoh perjanjian internasional yang memiliki prosedur amandemen di dalamnya adalah Piagam PBB (UN Charter) pd Pasal 108: Amendments to the present Charter shall come into force for all Members of the United Nations when they have been adopted by a vote of two thirds of the members of the General Assembly and ratified in accordance with their respective constitutional processes by two thirds of the Members of the United Nations, including all the permanent members of the Security Council.  Contoh perjanjian multilateral yang tidak memiliki ketentuan mengenai prosedur amandemennya : Warsaw Convention 1929 dan Montreal Convention 2006.  Contoh perjanjian multilateral yang telah di-amandemen: Warsaw Convention Hague Protocol 1955 (The Hague Protocol, officially the Protocol to Amend the Convention for the Unification of Certain Rules Relating to International Carriage by Air)
  • 8. Modifikasi (Article 41 Konvensi Wina 1969)  Modifikasi adalah perubahan untuk ketentuan-ketentuan tertentu dalam sebuah perjanjian internasional yang hanya berlaku bagi pihak-pihak tertentu dari perjanjian internasional tersebut.  Berbeda dengan amandemen yang harus melibatkan seluruh pihak dalam suatu perjanjian internasional, untuk melakukan modifikasi hanya terbatas bagi dua atau lebih pihak dari suatu perjanjian internasional multilateral. Bisa jadi dari 100 pihak yang terikat, 99 dari mereka yang ingin melakukan modifikasi. Pada pokoknya, tidak bisa bila melibatkan seluruh pihak dalam perjanjian internasional multilateral untuk melakukan modifikasi.
  • 9. Syarat dilakukan modifikasi 1) Modifikasi disediakan oleh perjanjian Contoh: Pasal 73 (2) Konvensi Vienna tentang Hubungan Konsuler “nothing in the present convention shall preclude States from concluding international agreements confirming or supplementing or extending or amplifying the provisions thereof” 2) Modifikasi tidak dilarang oleh perjanjian dan: a) Tidak memberikan efek pada hak dan kewajiban dari pihak-pihak lain; b) Tidak mengganggu maksud dan tujuan dari perjanjian. Kecuali memang disediakan oleh perjanjian, pihak-pihak yang ingin melakukan modifikasi harus memberitahukan pihak-pihak yang lain atas intensi pihak-pihak yang ingin melakukan modifikasi untuk melakukannya. Dapat juga disimpulkan bahwa terdapat perjanjian internasional yang melarang dilakukan modifikasi terhadapnya.
  • 10. 3) Notifikasi perlu dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin melakukan modifikasi pada sebuah perjanjian internasional, tetapi perjanjian tersebut tidak menyediakannya dan perjanjian internasional tersebut juga tidak melarang dilakukan modifikasi terhadap perjanjian internasional tersebut. Notifikasi dibuat ketika negosiasi terkait modifikasi dari perjanjian internasional telah mencapai “mature stage” atau dapat dikatakan matang. Notifikasi berisikan intensi untuk melakukan kesepakatan (tekait modifikasi) dan konten dari modifikasi yang diintensikan tersebut. Seperti halnya dengan prinsip amandemen, pihak-pihak lainnya memeriksa apa yang dimodifikasi pihak-pihak yang melakukan modifikasi, namun tidak diperlukan untuk mengumpulkan teks dari modifikasi dari pihak-pihak yang ingin melakukan modifikasi. Akan tetapi, bukan berarti pihak-pihak yang lain mempunyai hak untuk bergabung sebagai pihak yang melakukan modifikasi, hal ini tergantung dari persetujuan terkait modifikasi. 4) Agreement : Dalam Konvensi Wina tidak dijelaskan mengenai bagaimana agreement dalam hubungannya dengan perjanjian. Artinya, tidak harus tertulis, bisa jadi dalam bentuk apapun. Pada akhirnya, bila melakukan modifikasi pada perjanjian internasional, akan menghasilkan perjanjian internasional dan modifying agreement.
  • 11.  Ketentuan mengenai modifikasi perjanjian internasional oleh negara Indonesia diatur dalam UU No.24 Tahun 2000 khususnya dalam BAB IV mengenai Pemberlakuan Perjanjian Internasional yang dimuat dalam Pasal 16: 1) Pemerintah Republik Indonesia melakukan perubahan atas ketentuan suatu perjanjian internasional berdasarkan kesepakatan para pihak dalam perjanjian tersebut. 2) Perubahan perjanjian internasional mengikat para pihak melalui tata cara sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian tersebut. 3) Perubahan atas suatu perjanjian internasional yang telah disahkan oleh pemerintah Republik Indonesia dilakukan dengan peraturan perundang- undangan yang setingkat. 4) Dalam hal perubahan perjanjian internasional yang hanya bersifat teknis- administratif, pengesahan atas perubahan tersebut dilakukan melalui prosedur sederhana.  Ketentuan dalam Pasal 16 UU No. 24 Tahun 2000 dibentuk berdasarkan ketentuan mengenai amandemen dan modifikasi yang diatur dalam Pasal 39, 40, dan 41 Konvensi Vienna.
  • 12. Amandemen Modifikasi harus melibatkan seluruh pihak dalam perjanjian. hanya melibatkan pihak-pihak tertentu yang terikat dalam perjanjian. dapat dilakukan untuk mengubah seluruh treaty. hanya untuk sebagian atau ketentuan-ketentuan tertentu dalam treaty. Pihak baru yang ingin mengikatkan diri pada perjanjian internasional yang diamandemen dapat melakukan ratifikasi. Pihak baru tidak bisa begitu saja bergabung dengan pihak-pihak yang melakukan modifikasi. memiliki prosedur yang lebih lengkap dan diatur sedemikian rupa, baik itu oleh Konvensi Wina 1969 maupun perjanjian internasional yang orisinil sebagaimana merumuskan perjanjian internasional yang baru. pengaturannya lebih sedikit dan terbuka. ingin mengubah suatu perjanjian internasional yang mengikat semua pihak. hanya ingin mengubah ketentuan-ketentuan tertentu terhadap pihak-pihak tertentu. Produk hukum: protokol (perjanjian internasional pelengkap dari perjanjian orisinil) Produk hukum: konvensi yang baru (perjanjian internasional yang baru pengganti perjanjian orisinil)
  • 14. TUGAS  Cari perjanjian yang memiliki aturan/ketentuan amandemen dan atau modifikasi  Cari perjanjian yang tidak memiliki aturan/ketentuan amandemen, bagaimana prosedur amandemen perjanjian tsb, kemudian bandingkan dengan bentuk perjanjian yang telah di-amandemen (find the differences).