SlideShare a Scribd company logo
Pengakuan Hukum
Internasional
Disusun Oleh :
Rizki Gumilar 201129002
Ali Ibrahim 201129029
Ardi Lesmana 2011290
BAB I
PENDAULUAN
Hukum Internasional merupakan bagian hukum yang mengatur aktifitas
entitas bersekala internasional. Pada awalnya hukum Internasional hanya
diartikan sebagai perilaku dan hubungan antar negara namun dalam
perkembangan pola hubungan internasional yang semakn komplek. Hukum
Internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antar bangsa atau
hukum antar negara. Hukum bangsa-bangasa dipergunakan untuk
menunjukan pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam
hubungan antar raja zaman dahulu. Hukum antar bangsa atau negara
menunjukan pada kompleks kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara antar negara dengan negara, negara
dengan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum satu sama lain.
Negara-negara yang termasuk kedalam massyarakat
internasional selalu tidak tetap dan berubah-ubah,
perjalanan sejarah yang panjang membuahkan banyak
perubahan tersebut. Negara-negara lama lenyap atau
bergabung dengan dengan negara lain unutk kemudian
membentuk sebuah Negara baru, atau terpecah menjadi
beberapa Negara baru, atau wilayah-wilayah koloni
atau wilayah-wilayah jajahan melalui proses
emansipasi memperoleh status Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Pengakuan
Pengakuan (recognition) adalah perbuatan politik dari
perbuatan hokum karena pengakuan merupakan
perbuatan pilihan yang di dasarkan pada pertimbangan
kepentingan negara yang mengakui dan bukann di
dasarkan pada ketentuan kaidah hokum yang
menimbulkan hak dan kewajiban berdasarkan hukum.
Nampaklah bahwa negara-negara dalam memberikan
pengakuan ini semata-mata hanya didasarkan pada alasan-
alasan politis, bukan alasan hukum. Dari praktek negara-
negara tidak ada keseragaman dan tidak menunjukkan adanya
aturan-aturan hukum dalam masalah pengakuan ini. Namun
dengan diakuinya suatu negara/pemerintah baru, konsekuensi
yang ditimbulkannya dapat berupa konsekuensi politis tertentu
dan konsekuensi yuridis antara negara yang diakui dengan
Negara yang mengakui.
Macam-macam Pengakuan
1. Pengakuan Berdasarkan Sifatnya
a) Pengakuan Tidak Langsung
Pengakuan tidak langsung atau diam-diam (implied recognition), adalah keadaan-keadaan yang secara
tegas mengindikasikan kemauan untuk menjalin hubungan resmi dengan negara atau pemerintah baru.
Dalam praktek peristiwa-peristiwa yang disimpulkan melegitimasi pengakuan secara tidak langsung,
adalah;
 Penandatangan suatu traktat resmi bilateral oleh negara yang mengakui dan yang diakui. Contoh;
penandatangan Treaty of Commerce antara Cina Nasionalis dengan Amerika Serikat pada tahun
1928.
 Dimulainya hubungan diplomatik resmi antar negara yang diakui dan yang mengakui.
 Dikeluarkannya suatu exequatur konsuler (duta besar) oleh negara yang mengakui bagi konsul
negara yang diakui.
b) Pengakuan Bersyarat
Jarang terjadi negara-negara diakui secara bersyarat, umumnya berupa
suatu kewajiban yang harus dipenuhi negara itu, akibat pengakuan
bersyarat demikian adalah apabila keawjiban-kewajiban tidak dipenuhi
tidak akan menghapus pengakuan yang sudah diberikan, karena sekali
pengakuan itu diberikan maka tindakan tersebut tidak dapat ditarik
kembali. Apabila dengan syarat yang ditentukan negara tidak
memenuhinya tentu saja akan menimbulkan suatu pelanggaran, dengan
pelanggran atas syarat-syarat tersebut maka negara yang diakui dapat
dinyatakan bersalah melanggar hukum internasional, dan terbuka
kesempatan bagi negara yang mengkui untuk memutuskan hubungan
diplomatik sebagai sanksinya.
c) Pengakuan kolektif
Pengakuan kolektif adalah pengakua yang diwujudkan dalam suatu
perjanjian internasional atau koferensi multilateral.
Contoh : melalui hesinky treaty tahun 1975,Negara-Negara NATO
mengakui republic demokrasi jerman timur mengakui republic pederal
Jerman.
d) Pengakuan terhadap Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan
Terhadap Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan tidak akan
mempengaruhi pengakuan suatu negara. Tepatnya apabila pemerintah
dari suatu negara menolak memberikan pengakuan terhadap suatu
perubahan dalam bentuk pemerintahan negara lain, maka hal ini bukan
berarti menghapuskan pengakuan terhadap status kenegaraanya.
2. Pengakuan berdasarkan jenisnya :
a) Pengakuan de facto adalah pengakuan yang di berikan
dengan anggapan dan kepercayaan bahwa yang di akui
untuk sementara dan dengan reservasi dikemudian hari
telah memenuhi syarat dan hubungan internasional.
Pegankuan de jure berarti bahwa menurut Negara yang
mengakui, Negara atau pemerintah yang diakui secara
formal telah memenuhi persyaratan yang di tentukan
hokum internasional untuk dapat berfartisipasi secara
efektif dalam masyarakat Indonesia.
b) Pengakuan de jure adalah pengakuan yang di dasarkan
pertimbangan bahwa yang di akui telah memneuhi syarat untuk
ikut serta dalam hubungan internasional. Pengakuan de facto
berarti bahwa menurut Negara yang mengakui untuk sementara
dan secara temporer serta dengan gejala reservasi yang layak di
masa mendatang bahwa Negara atau pemerintah yang telah di
akui telah memenuhi syarat berdasarkan fakta (de facto). Oleh
karena itu Nampak bahwa sebutan de jure dan de facto secara
tegas, tidak merupakan deskripsi atas proses pengakuan itu
sendiri, tetapi mempunyai hubungan dengan status nrgara taau
pemerintah tertentu untuk siapa pengakuan itu dikeluarkan.
Teori-teori Pengakuan
1. Teori Konstitutif
2. Teori Deklaratif
3. Teori Jalan Tengah atau Pemisahan
Teori Konstitutif
Teori Konstitutif, adalah negara secara hukum baru ada jika telah
mendapat pengakuan dari negara-negara lain. Selama pengakuan belum
diberikan maka secara hukum negara belum lahir.
Teori Deklaratif
Teori Deklaratif, adalah teori yang menyatakan bahwa begitu lahir
suatu negara langsung menjadi anggota masyarakat internasional,
pengakuan hanya merupakan pengukuhan dari pengakuan tersebut.
Toeri Pemisahan atau Jalan Tengah
Toeri Pemisahan atau Jalan Tengah
Kedua teori yang di kemukakan tidak sepenuhnya memuaskan, sehingga
beberapa sarjana telah merumuskanteori baru yang dinamakan teori
jalan tengah atau pemisahan, adanya suatu Negara yang berdaulat
adalah terlepas dari adanya pengakuan-pengakuan Negara lain.
Pengakuan merupakan suatu pencatatan dar suatu hal yang telah
terjadi dalam sifatnya akan persetujuan dalam hal tersebut. Dengan
demikin pengakuan mengadakan ikatan formal untukmenghormati
pribadi baru itu. Hak-hak dan atribut di bawah hokum internasional.
Akibat-akibat Hukum Dari Pengakuan
Kelemahan hukum yang utama dari suatu negara atau pemerintah yang tidak diakui, adalah antara
lain, sebagai berikut:
a) Negara itu tidak dapat berperkara di pengadilan-pengadilan negara yang belum
mengakuinya. Prinsip yang melandasi kaidah ini secara tepat ditegasaka dalam suatu kasus
Amerika : “suatu negara asing yang mengajukan perkara di Mahkamah kita bukanlah karena
persoalan hak. Kewenangan unutk melakukan hal tersebut merupakan komitas (kesopanan).
Sebelum Pemerintah tersebut diakui oleh Amerika Serikat, maka komitas demikian tidak
ada”.
b) Dengan alasan prinsip yang sama, tindakan-tindakan dari suatu negara atau pemerintah yang
belum diakui pada umumnya tidak akan berakibat hukum dipengadilan-pengadilan negara
yang tidak mengakuinya sebagaimana yang biasa diberikan menurut aturan-aturan “komitas”
c) Perwakilannya tidak dapat menuntut imunitas dari proses peradilan
d) Harta kekayaaan yang menjadi hak suatu negara yang pemerintahannya tidak diakui
sesungguhnya dapat dimiliki oleh wakil-wakil dari rezim yang telah digulingkan.
Pengakuan kaum belligeren dan insurgensi
Kaum belligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dari masalah
dalam negeri suatu negara berdaulat. Oleh karena itu, penyelesaian
sepenuhnya merupakan urusan negara yang bersangkutan. Namun apabila
pemberontakan tersebut bersenjata dan terus berkembang, seperti perang
saudara dengan akibat-akibat di luar kemanusiaan, bahkan meluas ke
negara-negara lain, maka salah satu sikap yang dapat diambil oleh adalah
mengakui eksistensi atau menerima kaum pemberontak sebagai pribadi
yang berdiri sendiri, walaupun sikap ini akan dipandang sebagai tindakan
tidak bersahabat oleh pemerintah negara tempat pemberontakan terjadi.
Dengan pengakuan tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang negara
yang mengakuinya, kaum pemberontak menempati status sebagai pribadi
atau subyek hukum internasional
Pemberontakan adalah urusan dalam negeri suatu negara. Tujuan Pemberontakan :
menggulingkan pemerintah yang sah, memisahkan diri dan membentuk negara
sendiri, menuntut otonomi yang lebih luas. HI tidak menentukan hukuman apapun
terhadap pemberontak.
Ada 3 istilah pemberontakan :
a) Revolution (revolusi), bertujuan untuk merombak secara radikal suatu tatanan
politis atau sosial yang sudah mapan di seluruh wilayah negara.
b) Rebellion (rebeli), perjuangan sebagian wilayah negara untuk menggulingkan
kekuasaan di wilayah negara lainnya.
c) Insurrection (pemberontakan), kegiatan yang luas dan tujuannya lebih sempit
daripada kedua pengertian di atas.
Pengakuan Berdasarkan Wilayah dan Non Wilayah
Sering Negara-negara memperoleh wilayah baru atau hak-hak lain
melalui tindakan sepihak yang kemungkinan:
a) Sesuia dengan hukum internasional
b) Melanggar hukum internasional
Dalam hal melanggar hokum internasional, pengakuan mungkin
dapat di upayakan untuk mengubah keraguan atas hak tersebut
menjadi sesuatu yang sah dan arena pengakuan itu akan menjadi
pelepasan dari tuntutan Negara-negara lain berupa klaim-klaim
atau keberatan-keberatan yang tidak sesuai dengan hak yang
diakui, dengan cara ini kemungkinan bahwa tidak di berikanya
pengakuan akan melemakan tuntutan yang di dasarkan atas
persetujuan diam-diam di kesampingkan. Kesinambungan
hubungan-hubungan resmi dengan Negara yang bersangkutan,
setelah pengambil alihan wilayah tersebut tidak dengan
sendirinya mengandung arti pengakuan terhadap hak atas
wilayahnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Lembaga pengakuan merupakan masalah yang cukup krusial dalam rana
hukum internasional karena tidak ada satu ketentutan hukum internsional yang
mengatur tentang lembaga pengakuan tersebut. Kerap kali dalam praktek
sebagian besar negara, pengakuan merupakan masalah politik daripada
masalah hukum.
Kebijaksanaan dari suatu negara untuk mengkui negara lain ditentukan
terutama oleh perlunya perlindungan atas kepentingan-kepentingan negara
yang erat kaitannya dengan terpelihara hubungan dengan setiap negara baru
atau pemerintah baru yang mungkin stabil dan tetap.
Saran
Lembaga pengakuan memang memiliki tempat tersendiri dalam hukum
internsaional, apabila suatu negara tidak diakui oleh negara lain maka negara
tersebut tidak dapat mengadakan hubungan dengan negara yang bersangkutan.
Dalam praktek cenderung lembaga pegakuan dihantui oleh nuansa politik, oleh
karna itu terdapat suatu istilah bahwa lembaga pengkuan sebernya bukan sesuatu
yang berdampak yuridis tetapi hannya sekedar kegiatan-kegiatan petimbangan
kepentingan semata.
Harapan saya dalam kesempatan ini agar negara tidak lagi menggunakan
kepentingannya untuk memberikan pengakuan kepada negara lain. Saya berharap
agar ada ketentuan khusus yang secara limitatif menegasakan bahwa garis-garis
besar suatu negara yang pantas diakui itu seperti apa, agar tidak ada lagi kerancuan
yang terjadi seperti sebagian negara mengakui negara lain, sedangkan sebagian
lagi tidak.
Sekian dan Terimakasih

More Related Content

What's hot

Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Idik Saeful Bahri
 
Hubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnNuelnuel11
 
Ciri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatNuelimmanuel22
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
nurul khaiva
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Arman Solit
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
NaomiPoppyMoore
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Annisa Fitria SH MH M.kn
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Idik Saeful Bahri
 
Pelaksanaan putusan
Pelaksanaan putusanPelaksanaan putusan
Pelaksanaan putusan
Daniel_Alfaruqi
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
Fenti Anita Sari
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanHukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanDin Haidiati
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
dionteguhpratomo
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapPerbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapElanda Harviyata
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Rizki Gumilar
 

What's hot (20)

Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Hubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hn
 
Ciri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adat
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Pelaksanaan putusan
Pelaksanaan putusanPelaksanaan putusan
Pelaksanaan putusan
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanHukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatan
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapPerbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1
 

Viewers also liked

ONLINE STORYTELLING and measuring marketing effects
ONLINE STORYTELLING and measuring marketing effectsONLINE STORYTELLING and measuring marketing effects
ONLINE STORYTELLING and measuring marketing effectsFlorent Diverchy
 
20130607 arecs web_forecast_video_autumn_sun
20130607 arecs web_forecast_video_autumn_sun20130607 arecs web_forecast_video_autumn_sun
20130607 arecs web_forecast_video_autumn_sungtarabanoff
 
Live theatre event analysis form
Live theatre event analysis formLive theatre event analysis form
Live theatre event analysis form01061960
 
紙飛機的製作與技巧
紙飛機的製作與技巧紙飛機的製作與技巧
紙飛機的製作與技巧Holmes Lin
 
El2013
El2013El2013
El2013ksanhn
 
Steel flanges stainless,Forged flanges
Steel flanges stainless,Forged flangesSteel flanges stainless,Forged flanges
Steel flanges stainless,Forged flanges
Mechwell Fittings
 
Insulation upgrade in Mid American and Alliant Energy area's
Insulation upgrade in Mid American and Alliant Energy area'sInsulation upgrade in Mid American and Alliant Energy area's
Insulation upgrade in Mid American and Alliant Energy area's
Bryan Curtis
 
SOCIAL CRM - How to stop playing and link Social Media to ROI
SOCIAL CRM - How to stop playing and link Social Media to ROISOCIAL CRM - How to stop playing and link Social Media to ROI
SOCIAL CRM - How to stop playing and link Social Media to ROIFlorent Diverchy
 

Viewers also liked (10)

ONLINE STORYTELLING and measuring marketing effects
ONLINE STORYTELLING and measuring marketing effectsONLINE STORYTELLING and measuring marketing effects
ONLINE STORYTELLING and measuring marketing effects
 
Kolb
KolbKolb
Kolb
 
20130607 arecs web_forecast_video_autumn_sun
20130607 arecs web_forecast_video_autumn_sun20130607 arecs web_forecast_video_autumn_sun
20130607 arecs web_forecast_video_autumn_sun
 
Live theatre event analysis form
Live theatre event analysis formLive theatre event analysis form
Live theatre event analysis form
 
Literator April 2008
Literator April 2008Literator April 2008
Literator April 2008
 
紙飛機的製作與技巧
紙飛機的製作與技巧紙飛機的製作與技巧
紙飛機的製作與技巧
 
El2013
El2013El2013
El2013
 
Steel flanges stainless,Forged flanges
Steel flanges stainless,Forged flangesSteel flanges stainless,Forged flanges
Steel flanges stainless,Forged flanges
 
Insulation upgrade in Mid American and Alliant Energy area's
Insulation upgrade in Mid American and Alliant Energy area'sInsulation upgrade in Mid American and Alliant Energy area's
Insulation upgrade in Mid American and Alliant Energy area's
 
SOCIAL CRM - How to stop playing and link Social Media to ROI
SOCIAL CRM - How to stop playing and link Social Media to ROISOCIAL CRM - How to stop playing and link Social Media to ROI
SOCIAL CRM - How to stop playing and link Social Media to ROI
 

Similar to Pengakuan hukum internasional

Kelompok 5 hukum internasional.pdf
Kelompok 5 hukum internasional.pdfKelompok 5 hukum internasional.pdf
Kelompok 5 hukum internasional.pdf
elsa553978
 
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"aliffya_irlandha
 
HUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docx
HUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docxHUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docx
HUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docx
YusBaimbangBilabora
 
Presentasi kelompok 1 hukum internasional
Presentasi kelompok 1 hukum internasionalPresentasi kelompok 1 hukum internasional
Presentasi kelompok 1 hukum internasionalFranky L. Tobing
 
Azas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam PerikatanAzas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Fair Nurfachrizi
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
hylmihalim
 
Tindak pidana khusus
Tindak pidana khususTindak pidana khusus
Tindak pidana khususAyuu Ebbol
 
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasionalEkstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Dimebag Darrell
 
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasionalBab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasionalArini Nurmala Sari
 
adm proyek pertemuan 1.ppt
adm proyek pertemuan 1.pptadm proyek pertemuan 1.ppt
adm proyek pertemuan 1.ppt
IdaYanti30
 
Unconfirmed 3661.ppt
Unconfirmed 3661.pptUnconfirmed 3661.ppt
Unconfirmed 3661.ppt
RizkyHasanBasri1
 
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Debora Elluisa Manurung
 

Similar to Pengakuan hukum internasional (20)

Pengakuan
PengakuanPengakuan
Pengakuan
 
Pengakuan
PengakuanPengakuan
Pengakuan
 
Kelompok 5 hukum internasional.pdf
Kelompok 5 hukum internasional.pdfKelompok 5 hukum internasional.pdf
Kelompok 5 hukum internasional.pdf
 
Hi pengakuan
Hi pengakuanHi pengakuan
Hi pengakuan
 
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
 
HUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docx
HUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docxHUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docx
HUKUM_INTERNASIONAL_Tanggung_Jawab_Negar.docx
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Presentasi kelompok 1 hukum internasional
Presentasi kelompok 1 hukum internasionalPresentasi kelompok 1 hukum internasional
Presentasi kelompok 1 hukum internasional
 
Azas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam PerikatanAzas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam Perikatan
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
Tindak pidana khusus
Tindak pidana khususTindak pidana khusus
Tindak pidana khusus
 
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasionalEkstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
 
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasionalBab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
 
Hukum
Hukum Hukum
Hukum
 
adm proyek pertemuan 1.ppt
adm proyek pertemuan 1.pptadm proyek pertemuan 1.ppt
adm proyek pertemuan 1.ppt
 
Unconfirmed 3661.ppt
Unconfirmed 3661.pptUnconfirmed 3661.ppt
Unconfirmed 3661.ppt
 
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
 
Perikatan (perjanjian)
Perikatan (perjanjian)Perikatan (perjanjian)
Perikatan (perjanjian)
 
Fe hukumperjanjanjian
Fe hukumperjanjanjianFe hukumperjanjanjian
Fe hukumperjanjanjian
 

More from Rizki Gumilar

Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri Rizki Gumilar
 
Transgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islamTransgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islamRizki Gumilar
 
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhanSejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhanRizki Gumilar
 
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanLingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanRizki Gumilar
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanRizki Gumilar
 
Hukum Perburuhan “hubungan kerja dan hubungan industrial”
Hukum Perburuhan “hubungan kerjadan hubungan industrial”Hukum Perburuhan “hubungan kerjadan hubungan industrial”
Hukum Perburuhan “hubungan kerja dan hubungan industrial”Rizki Gumilar
 
Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. GarutSlide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. GarutRizki Gumilar
 
Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah Rizki Gumilar
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Rizki Gumilar
 
Cultural universal pada masyarakat yogyakarta
Cultural universal pada masyarakat yogyakartaCultural universal pada masyarakat yogyakarta
Cultural universal pada masyarakat yogyakartaRizki Gumilar
 
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Rizki Gumilar
 
Ham kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanHam kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanRizki Gumilar
 
Poligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positifPoligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positifRizki Gumilar
 

More from Rizki Gumilar (16)

Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
 
Transgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islamTransgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islam
 
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhanSejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
 
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanLingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
 
Hukum Perburuhan “hubungan kerja dan hubungan industrial”
Hukum Perburuhan “hubungan kerjadan hubungan industrial”Hukum Perburuhan “hubungan kerjadan hubungan industrial”
Hukum Perburuhan “hubungan kerja dan hubungan industrial”
 
Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. GarutSlide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut
 
Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah
 
Presentation kps
Presentation kpsPresentation kps
Presentation kps
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
 
Cultural universal pada masyarakat yogyakarta
Cultural universal pada masyarakat yogyakartaCultural universal pada masyarakat yogyakarta
Cultural universal pada masyarakat yogyakarta
 
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
 
Hukum humaniter
Hukum humaniterHukum humaniter
Hukum humaniter
 
Ham kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanHam kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuan
 
Poligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positifPoligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positif
 
Hk.pidana
Hk.pidanaHk.pidana
Hk.pidana
 

Recently uploaded

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 

Recently uploaded (20)

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 

Pengakuan hukum internasional

  • 1. Pengakuan Hukum Internasional Disusun Oleh : Rizki Gumilar 201129002 Ali Ibrahim 201129029 Ardi Lesmana 2011290
  • 2. BAB I PENDAULUAN Hukum Internasional merupakan bagian hukum yang mengatur aktifitas entitas bersekala internasional. Pada awalnya hukum Internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola hubungan internasional yang semakn komplek. Hukum Internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antar bangsa atau hukum antar negara. Hukum bangsa-bangasa dipergunakan untuk menunjukan pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antar raja zaman dahulu. Hukum antar bangsa atau negara menunjukan pada kompleks kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antar negara dengan negara, negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum satu sama lain.
  • 3. Negara-negara yang termasuk kedalam massyarakat internasional selalu tidak tetap dan berubah-ubah, perjalanan sejarah yang panjang membuahkan banyak perubahan tersebut. Negara-negara lama lenyap atau bergabung dengan dengan negara lain unutk kemudian membentuk sebuah Negara baru, atau terpecah menjadi beberapa Negara baru, atau wilayah-wilayah koloni atau wilayah-wilayah jajahan melalui proses emansipasi memperoleh status Negara.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN Pengertian Pengakuan Pengakuan (recognition) adalah perbuatan politik dari perbuatan hokum karena pengakuan merupakan perbuatan pilihan yang di dasarkan pada pertimbangan kepentingan negara yang mengakui dan bukann di dasarkan pada ketentuan kaidah hokum yang menimbulkan hak dan kewajiban berdasarkan hukum.
  • 5. Nampaklah bahwa negara-negara dalam memberikan pengakuan ini semata-mata hanya didasarkan pada alasan- alasan politis, bukan alasan hukum. Dari praktek negara- negara tidak ada keseragaman dan tidak menunjukkan adanya aturan-aturan hukum dalam masalah pengakuan ini. Namun dengan diakuinya suatu negara/pemerintah baru, konsekuensi yang ditimbulkannya dapat berupa konsekuensi politis tertentu dan konsekuensi yuridis antara negara yang diakui dengan Negara yang mengakui.
  • 6. Macam-macam Pengakuan 1. Pengakuan Berdasarkan Sifatnya a) Pengakuan Tidak Langsung Pengakuan tidak langsung atau diam-diam (implied recognition), adalah keadaan-keadaan yang secara tegas mengindikasikan kemauan untuk menjalin hubungan resmi dengan negara atau pemerintah baru. Dalam praktek peristiwa-peristiwa yang disimpulkan melegitimasi pengakuan secara tidak langsung, adalah;  Penandatangan suatu traktat resmi bilateral oleh negara yang mengakui dan yang diakui. Contoh; penandatangan Treaty of Commerce antara Cina Nasionalis dengan Amerika Serikat pada tahun 1928.  Dimulainya hubungan diplomatik resmi antar negara yang diakui dan yang mengakui.  Dikeluarkannya suatu exequatur konsuler (duta besar) oleh negara yang mengakui bagi konsul negara yang diakui.
  • 7. b) Pengakuan Bersyarat Jarang terjadi negara-negara diakui secara bersyarat, umumnya berupa suatu kewajiban yang harus dipenuhi negara itu, akibat pengakuan bersyarat demikian adalah apabila keawjiban-kewajiban tidak dipenuhi tidak akan menghapus pengakuan yang sudah diberikan, karena sekali pengakuan itu diberikan maka tindakan tersebut tidak dapat ditarik kembali. Apabila dengan syarat yang ditentukan negara tidak memenuhinya tentu saja akan menimbulkan suatu pelanggaran, dengan pelanggran atas syarat-syarat tersebut maka negara yang diakui dapat dinyatakan bersalah melanggar hukum internasional, dan terbuka kesempatan bagi negara yang mengkui untuk memutuskan hubungan diplomatik sebagai sanksinya.
  • 8. c) Pengakuan kolektif Pengakuan kolektif adalah pengakua yang diwujudkan dalam suatu perjanjian internasional atau koferensi multilateral. Contoh : melalui hesinky treaty tahun 1975,Negara-Negara NATO mengakui republic demokrasi jerman timur mengakui republic pederal Jerman.
  • 9. d) Pengakuan terhadap Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan Terhadap Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan tidak akan mempengaruhi pengakuan suatu negara. Tepatnya apabila pemerintah dari suatu negara menolak memberikan pengakuan terhadap suatu perubahan dalam bentuk pemerintahan negara lain, maka hal ini bukan berarti menghapuskan pengakuan terhadap status kenegaraanya.
  • 10. 2. Pengakuan berdasarkan jenisnya : a) Pengakuan de facto adalah pengakuan yang di berikan dengan anggapan dan kepercayaan bahwa yang di akui untuk sementara dan dengan reservasi dikemudian hari telah memenuhi syarat dan hubungan internasional. Pegankuan de jure berarti bahwa menurut Negara yang mengakui, Negara atau pemerintah yang diakui secara formal telah memenuhi persyaratan yang di tentukan hokum internasional untuk dapat berfartisipasi secara efektif dalam masyarakat Indonesia.
  • 11. b) Pengakuan de jure adalah pengakuan yang di dasarkan pertimbangan bahwa yang di akui telah memneuhi syarat untuk ikut serta dalam hubungan internasional. Pengakuan de facto berarti bahwa menurut Negara yang mengakui untuk sementara dan secara temporer serta dengan gejala reservasi yang layak di masa mendatang bahwa Negara atau pemerintah yang telah di akui telah memenuhi syarat berdasarkan fakta (de facto). Oleh karena itu Nampak bahwa sebutan de jure dan de facto secara tegas, tidak merupakan deskripsi atas proses pengakuan itu sendiri, tetapi mempunyai hubungan dengan status nrgara taau pemerintah tertentu untuk siapa pengakuan itu dikeluarkan.
  • 12. Teori-teori Pengakuan 1. Teori Konstitutif 2. Teori Deklaratif 3. Teori Jalan Tengah atau Pemisahan
  • 13. Teori Konstitutif Teori Konstitutif, adalah negara secara hukum baru ada jika telah mendapat pengakuan dari negara-negara lain. Selama pengakuan belum diberikan maka secara hukum negara belum lahir. Teori Deklaratif Teori Deklaratif, adalah teori yang menyatakan bahwa begitu lahir suatu negara langsung menjadi anggota masyarakat internasional, pengakuan hanya merupakan pengukuhan dari pengakuan tersebut. Toeri Pemisahan atau Jalan Tengah
  • 14. Toeri Pemisahan atau Jalan Tengah Kedua teori yang di kemukakan tidak sepenuhnya memuaskan, sehingga beberapa sarjana telah merumuskanteori baru yang dinamakan teori jalan tengah atau pemisahan, adanya suatu Negara yang berdaulat adalah terlepas dari adanya pengakuan-pengakuan Negara lain. Pengakuan merupakan suatu pencatatan dar suatu hal yang telah terjadi dalam sifatnya akan persetujuan dalam hal tersebut. Dengan demikin pengakuan mengadakan ikatan formal untukmenghormati pribadi baru itu. Hak-hak dan atribut di bawah hokum internasional.
  • 15. Akibat-akibat Hukum Dari Pengakuan Kelemahan hukum yang utama dari suatu negara atau pemerintah yang tidak diakui, adalah antara lain, sebagai berikut: a) Negara itu tidak dapat berperkara di pengadilan-pengadilan negara yang belum mengakuinya. Prinsip yang melandasi kaidah ini secara tepat ditegasaka dalam suatu kasus Amerika : “suatu negara asing yang mengajukan perkara di Mahkamah kita bukanlah karena persoalan hak. Kewenangan unutk melakukan hal tersebut merupakan komitas (kesopanan). Sebelum Pemerintah tersebut diakui oleh Amerika Serikat, maka komitas demikian tidak ada”. b) Dengan alasan prinsip yang sama, tindakan-tindakan dari suatu negara atau pemerintah yang belum diakui pada umumnya tidak akan berakibat hukum dipengadilan-pengadilan negara yang tidak mengakuinya sebagaimana yang biasa diberikan menurut aturan-aturan “komitas” c) Perwakilannya tidak dapat menuntut imunitas dari proses peradilan d) Harta kekayaaan yang menjadi hak suatu negara yang pemerintahannya tidak diakui sesungguhnya dapat dimiliki oleh wakil-wakil dari rezim yang telah digulingkan.
  • 16. Pengakuan kaum belligeren dan insurgensi Kaum belligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dari masalah dalam negeri suatu negara berdaulat. Oleh karena itu, penyelesaian sepenuhnya merupakan urusan negara yang bersangkutan. Namun apabila pemberontakan tersebut bersenjata dan terus berkembang, seperti perang saudara dengan akibat-akibat di luar kemanusiaan, bahkan meluas ke negara-negara lain, maka salah satu sikap yang dapat diambil oleh adalah mengakui eksistensi atau menerima kaum pemberontak sebagai pribadi yang berdiri sendiri, walaupun sikap ini akan dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat oleh pemerintah negara tempat pemberontakan terjadi. Dengan pengakuan tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang negara yang mengakuinya, kaum pemberontak menempati status sebagai pribadi atau subyek hukum internasional
  • 17. Pemberontakan adalah urusan dalam negeri suatu negara. Tujuan Pemberontakan : menggulingkan pemerintah yang sah, memisahkan diri dan membentuk negara sendiri, menuntut otonomi yang lebih luas. HI tidak menentukan hukuman apapun terhadap pemberontak. Ada 3 istilah pemberontakan : a) Revolution (revolusi), bertujuan untuk merombak secara radikal suatu tatanan politis atau sosial yang sudah mapan di seluruh wilayah negara. b) Rebellion (rebeli), perjuangan sebagian wilayah negara untuk menggulingkan kekuasaan di wilayah negara lainnya. c) Insurrection (pemberontakan), kegiatan yang luas dan tujuannya lebih sempit daripada kedua pengertian di atas.
  • 18. Pengakuan Berdasarkan Wilayah dan Non Wilayah Sering Negara-negara memperoleh wilayah baru atau hak-hak lain melalui tindakan sepihak yang kemungkinan: a) Sesuia dengan hukum internasional b) Melanggar hukum internasional
  • 19. Dalam hal melanggar hokum internasional, pengakuan mungkin dapat di upayakan untuk mengubah keraguan atas hak tersebut menjadi sesuatu yang sah dan arena pengakuan itu akan menjadi pelepasan dari tuntutan Negara-negara lain berupa klaim-klaim atau keberatan-keberatan yang tidak sesuai dengan hak yang diakui, dengan cara ini kemungkinan bahwa tidak di berikanya pengakuan akan melemakan tuntutan yang di dasarkan atas persetujuan diam-diam di kesampingkan. Kesinambungan hubungan-hubungan resmi dengan Negara yang bersangkutan, setelah pengambil alihan wilayah tersebut tidak dengan sendirinya mengandung arti pengakuan terhadap hak atas wilayahnya.
  • 20. BAB III PENUTUP Kesimpulan Lembaga pengakuan merupakan masalah yang cukup krusial dalam rana hukum internasional karena tidak ada satu ketentutan hukum internsional yang mengatur tentang lembaga pengakuan tersebut. Kerap kali dalam praktek sebagian besar negara, pengakuan merupakan masalah politik daripada masalah hukum. Kebijaksanaan dari suatu negara untuk mengkui negara lain ditentukan terutama oleh perlunya perlindungan atas kepentingan-kepentingan negara yang erat kaitannya dengan terpelihara hubungan dengan setiap negara baru atau pemerintah baru yang mungkin stabil dan tetap.
  • 21. Saran Lembaga pengakuan memang memiliki tempat tersendiri dalam hukum internsaional, apabila suatu negara tidak diakui oleh negara lain maka negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan dengan negara yang bersangkutan. Dalam praktek cenderung lembaga pegakuan dihantui oleh nuansa politik, oleh karna itu terdapat suatu istilah bahwa lembaga pengkuan sebernya bukan sesuatu yang berdampak yuridis tetapi hannya sekedar kegiatan-kegiatan petimbangan kepentingan semata. Harapan saya dalam kesempatan ini agar negara tidak lagi menggunakan kepentingannya untuk memberikan pengakuan kepada negara lain. Saya berharap agar ada ketentuan khusus yang secara limitatif menegasakan bahwa garis-garis besar suatu negara yang pantas diakui itu seperti apa, agar tidak ada lagi kerancuan yang terjadi seperti sebagian negara mengakui negara lain, sedangkan sebagian lagi tidak.