SlideShare a Scribd company logo
Pengakuan

Malang, 2010
Fakultas Hukum Unibraw
 Recognation
 Reconnaiscance
 Anarkenung

bentuk-bentuk pangakuan
 Pengakuan negara baru
 Pengakuan pemerintah baru
 Pengakuan sebagai pemberontak
 Pengakuan Belligerensi
 Pengakuan sebagai bangsa
 Pengakuan hak-hak teritorial dan situasi
internasional.
Recognation/Reconnaiscance/Anarkenung,
Institute of internsional law,1936 (art 1):
“The recognation of new state is the free act by
which one or more states acknowledge the
existence on definite territory of human socaety
politically organized, independent of any other
existing state, and capable of observing the
obligation of international law, and by which
they manifest therefore their intention to
consider it a member of the international
community”
Elemen-elemen defenisi:
 Adanya tindakan satu/lebih negara yang

melakukan pengakuan;
 Adanya suatu territor tertentu;
 Adanya masyarakat/ kumpulan manusia
yang diorganisir secara politis;
 Territor tersebut bebas dari campur
tangan negara lain;
 Territor/ kesatuan tersebut mampu
melaksanakan kewajiban menurut hk. Int;
 Adanya niat negara tadi (1) mengakui
territor/ kesatuan tsb sebagai anggota
masy. Int;
catatan:
 Tanpa pengakua dari negara lainnya, suatu

negara baru dapat melangsungkan hidupnya;
 Suatu negara baru tidak dilahirkan karena
pengakua dari negara-negara lain;
 Terlepas dari pemberia pengakua suatu negara
sudah memiliki atribut-atribut kedaulatan;
 Dengan pengakuan dari negara2 lain suatu
negara baru dapat menggunakan atribut
kedaulatannya sebaik-baiknya.
Browlie:
 Recognation is a public act of state;
 Is an optional

and political act;
 There is no legal duty in this regard;
 Tetapi untuk tujuan-tujuan tertentu (mis.
Use of force), terdapat kewajiban untuk
melakuka pengakuan;
Oppenheim-Lauterpacht:
 Tindakan pengakuan adalah merupakan

kewajiban dari negara-negara yang telah
ada bila syarat-syarat sebagai negara
baru telah terpenuhi.
Pengakua bersyarat (recognition
subject to a condition)







Diakui dengan syarat tertentu;
Bila syarat tidak dipenuhi, pengakuan tidak dapat
dibatalkan;
STARKE
Sekali pegakuan telah diberikan,tidak dapat ditarik
kembali;
Neg. yg diakui tsb diangap melanggar HI, negara yang
mengakui memutuskan hub. Diplomatik sebagai sanksi.
Pengakuan tdk dapat ditarik kembali, KECUALI
pengakuan bersyarat thd pemerintahan suatu neg yg
masih dlm proses pembentukan --> Probably Revocable
Pengakuan pemerintah baru
 Pengakuan yang diberikan oleh pemerintah

(negara) asing kepada pemerintah yang baru
berdiri di suatu negara, bahwa pemerintah tsb
diakui mempunyai wewenang untuk mewakili
negaranay atau diakui mempunyai hak bicara
dan mengadakan hub hk atas nama
negaranya.
 Masalah timbul apabila ada perubahan
pemerintahan dgn jalan resolusi (coup d’etat).
 Dapat terjadi di negara yg sdh ada (existing
state) atau di negara yg baru (nascent state).
Fungsi pengakuan:
Dengan pengakuan suatu negara baru
dijaminkan dapat menduduki tempatnya yang
wajar sebagai suatu organisasi politik yang
merdeka dan berdaulat di tengah-tengah
keluarga bangsa-bangsa, sehingga dengan
demikian secara aman dan sempurna dapat
mengadakan berbagai macam hubungan
dengan negara-negara lainnya, tanpa
mengkhawatirkan bahwa kedudukannya
sebagai kesatuan politik itu akan diganggu oleh
negara-negara yang telah ada.
De Vischer, pengakuan mempunyai
fungsi:
 Untuk tidak mengasingkan suatu

kumpulan manusia dari hubunganhubungan internasional;
 Untuk menjamin kesinmabungan
hubungan-hubungan internasional dengan
jalan mencegah adanya suatu
kekosongan hukum yang merugikan baik
kepentingan-kepentingan individu meupun
hubungan-hubungan anatar negara.
Starke:


1.

2.

Pengakuan merupakan sesuatu yang sulit, dan
dalam perkembangannya hk. Int dewasa ini
lebih banyak merupakan himpunan prinsipprinsip yang timbul dari praktek negara-negara
yang tidak sistematis, sebab:
Pengakuan lebih banyak merupakan masalah
politik negara-negara yang memberikan
pengakuan.
Ada bermacam bentuk pengakuan.
Pengakuan terhadap suatu negara
baru menimbulkan masalah:
 Karena penggabunga (merging) antara

negara baru dengan pemerintah baru,
maka pengakuan terhadap salah satu
diantaranya tanpa mengakui yg lainnya
adalah sulit;
 Di dalam memberikan pengakuan
terhadap negara baru banyak negara yg
memilih melakukan pengakuan de facto
pemerintahannya;
 pengakuan secara hukum tidak dapat

ditarik kembali, sekali pun pada mulanya
hanya bermotif politik.
 Tidak adanya hubungan antara negara
yang mengakui dengan negara yang
diakui tidak berarti tidak ada pengakuan.
Teori pengakuan negara:
 Teori Declaratoir/ Evindentiary

pengakuan hanya bersifat pengumuman.
 Teori Konsitutif
walauoun unsur-unsur kenegaraan telah
terpenuhi, namun tidak otomatis menjadi
subyek HI. Harus ada pernyataan dari
negara-negara lainnya.
 Teori jalan tengah/pemisah
Teori declaratoir di tunjang ketentuan
sbb:
1.

2.
3.
4.

Bila timbul masalah di pengadilan mengenai kapan
suatu negara baru muncul, maka saat awal negara
tersebut adalah ketika unsur-unsur negara
terpenuhi, dan bukan saat berlakunya perjanjian
dengan negara lain.
Pengakuan negara berlaku surut sampai saat
sebenarnya suatu negra lahir.
Ketentuan ini berlaku jg bagi pengakuanpemerintah
baru.
Tujuan ketentuan ini adalah untuk mencegah
adanya kekosongan waktu anatara saat lahirnya
negara sebenarnya dengan adanya pengakuan.
Cara-cara pengakuan:
 Secara tegas

 Diam-diam (implied recognition):

1. merupakan kehendak suatu negara
untuk memberikan pengakuan.
2. kehendak tsb terjadi semata-mata bila
tidak ada keraguan untuk mengadakan
hub.formal dgn negara yg diakui.
3. tidak lain merupakan pengakuan de
facto.
Pengakuan Pemerintah
 Doktrin legitimasi

-

setiap penggantian pemrintah yg terjadi
secara normal dan konstitusional, di bawah
HI tidak memerlukan pengakuan bagi
pemerintah baru itu.
- penggantian pemerintah secara demikian
terjadi secara sah (legitimate), maka
pengakuan dari negara-negara lain tidak
mutlak di haruskan menurut HI.
Doktrin de facto-isme:
 Pengakuan diberikan kepada kekuasaan

de facto dari pemerintah revolusioner;
 Sumbernya: Declaration of Independence
(Thomas Jefferson), setiap bangsa
mempunyai hak untuk menentukan
bahkan merubah lagi bentuk
pemerintahnya.
2 tahap pengakuan pemerintahan
inkonstitusional (de facto):
 Starke: menurut negara yang mengakui

persyaratan tertentu suatu negara/
pemerintah dalam kenyataannya telah
dipenuhi.
 Penilaian obyektif mengenai kenyataan:
a. apakah pemerintah baru itu benarbenar secara efektif menguasai organorgan pemerintahan dlm negaranya.
b. Apakah bagian terbesar dari rakyat di
dalam negara tersebut menerima
pemerintah baru itu.
Alasan politik pengakuan de facto:
 Belum ada jaminan tentang kemampuan

untuk mempertahankan kemerdekaannya.
 Keyakinan melalui penilaian subyektif
mengenai kesedian dan kemampuan
pemerintah baru itu untuk menunaikan
kewajiban berdasarkan hukum
internasional.
Pertimbangan-pertimbangan negara
yg mengakui:
 Jaminan pemeliharaan kepentingannya:

- kelanjutan perdagangan
- keutuhan investasi
- keselamatan W.N-nya
 Keutuhan hubungan resmi dengan negara
“induk”
 Kedudukan hukum permerintah de facto
bersifat :
1. Sementara
2. Belum penuh dan lengkap
Pengakuan de jure:
“ menurut negara yg mengakui pemerintah
baru yg diakui secara formal memenuhi
persyaratan yg ditentukan hk internasional
untuk berpartisipasi dalam masyarakat
internasional.
 Syarat pengakuan de jure:
1. keyakinan akan stabilitas pemerintah
yg diakui;
2. pemerintah tersebut menguasai dan
mendapat dukungan dari rakyat.
Pengakuan de jure secara diam-diam:
 Penandatangan perjanjian bilateral;
 Membuka hubungan diplomatik;
 Mengirimkankonsulat/ membuka
hubungan konsuler;
Penyalah gunaan lembaga pengakuan
(pengakuan terburu-buru/ premature
recognition)
 Pemerasan konsensi-konsensi politik.
 Starke:…:…merupakan intervensi
terhadap domestik affair of another state.
Pengakuan sebagai pemberontak
 Revolution bertujuan utk merombak

secara radikal suatu susunan politis atau
sosial di seluruh wilayah negara.
 Rebelli  perjuangan sebagian wilayah
negara untuk menggulingkan kekuasaan
di wilayah lain.
 Pemberontakan  kegiatan-kegiatan yg
luasnya dan tujuannya lebih sempit
daripada revolusi dan rebelli.
 Pengakuan terhadap pemerintah dalam

pengasingan (recognition of government in
exile):
- pengakuan de jure yang diberikan
kepada pemerintah pelarian yang hanya
terjadi dalam keadaan perang.
- biasanya pengakuan diberikan oleh
negara yg juga sedang berperang dengan
negara yang menduduki itu.
pemberontakan
 Gerakan menentang pemerintah dgn

menggunakan kekerasan;
 Semata-mata merupakan soal intern negara
ybs;
 Pelaku-pelakunya bertindak dgn motif politik/
bukan penjahat kriminal;
 Bila pemberontkan dalam suatu negara telah
mengambil proporsi sedemikian rupa, maka
negara-negara lain tidak meungkin menutup
mata terhadap pemberontakan itu;
 Lahirlah “recognition of insurgency”
 Umumnya pemberontak itu:

- belum terorganisir;
- kedudukannya masih terpencara;
- belum mampu bertindak sebagai suatu
pemerintah
- namun telah mampu memberikan
perlawanan yg efektif terhadap pasukan
pemerintah resmi dalam pertempuran di
sana-sini.
Brierly mengemukan 2 syarat harus dipenuhi
sebelum negara ketiga melakukan pengakuan
yaitu:
1. Peperangan sudah seperti perang yang
sebenarnya;
2. Sifat peperangan sudah sedemikian rupa
sehingga negara-negara lain harus
mengambil sikap yang tegas;
 Jika tidak memenuhi syart dianggap telah
melakukan intervensi tidak sah premature
recognation.


1.
2.
3.
4.


Syart-syarat belligerensi:
Diorganisir secara teratur dibawah pimpinan
yang bertanggung jawab;
Mamakai tanda-tanda yang jelas terlihat;
Membawa senjata secara terang-terangan;
Mengindahkan cara-cara peperangan yang
lazim;
Akibat hukum pengakuan ini: kapal
pemberontak diizinkan memasuki pelabuhan
negara yang mengakui;
Pengakuan Hak-Hak teritorial dan
Situasi Internasional Baru
 Pengakuan atas hak-hak teritorial baru berkenaan

adanya suatu fakta atau peristiwa dimana suatu
negara memperoleh tambahan wilayah.
 Dgn adanya pengakuan dari negara-negara lain atas
tambahan wilayah yang diperoleh, lama kelamaan hak
negara itu atas wilayah tersebut dapat menjadi
semakin kuat dan sah menurut HI.
 Suatu negara dapat memperoleh tambahan wilayah
sepanjang cara-car memperolehnya dapat dibenarkan
menurut HI.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dalam HI dikenal beberapa cara memperoleh
tambahan wilayah:
Penyerahan;
Pendudukan;
Kadaluarsa;
Peristiwa alam;
Penentuan nasib sendiri;
Klaim/perluasan wilayah secara sepihak;

More Related Content

What's hot

Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
Pengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasionalPengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasionalRizki Gumilar
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
nurul khaiva
 
Suksesi negara
Suksesi negaraSuksesi negara
Suksesi negara
Kristina Pasaribu
 
Makalah state responsibility
Makalah state responsibilityMakalah state responsibility
Makalah state responsibilityMuhammad Rahman
 
PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional
PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional
PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional
dayurikaperdana19
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
Siti Sahati
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
Muhammad Qoyim
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
Muslimin B. Putra
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acara
Fakhrul Rozi
 
Hukum pengangkutan
Hukum pengangkutanHukum pengangkutan
Hukum pengangkutan
rizkinrw
 
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian SengketaMetode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Billy Adam Fisher
 
Putusan Gugur Fenti
Putusan Gugur FentiPutusan Gugur Fenti
Putusan Gugur Fenti
Fenti Anita Sari
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2
Warnet Raha
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
Dian Oktavia
 
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional IndonesiaARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
alsalcunsoed
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
Tri Widodo W. UTOMO
 

What's hot (20)

Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Pengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasionalPengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasional
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Suksesi negara
Suksesi negaraSuksesi negara
Suksesi negara
 
Makalah state responsibility
Makalah state responsibilityMakalah state responsibility
Makalah state responsibility
 
PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional
PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional
PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acara
 
Hukum pengangkutan
Hukum pengangkutanHukum pengangkutan
Hukum pengangkutan
 
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian SengketaMetode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
 
Putusan Gugur Fenti
Putusan Gugur FentiPutusan Gugur Fenti
Putusan Gugur Fenti
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
 
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional IndonesiaARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
 
Hukum Jaminan
Hukum JaminanHukum Jaminan
Hukum Jaminan
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 

Similar to Pengakuan

pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"aliffya_irlandha
 
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptxPANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
rmsrenaldi
 
2_-Teori-Terjadinya-Negara-Dalam-Ilmu-Negara.pptx
2_-Teori-Terjadinya-Negara-Dalam-Ilmu-Negara.pptx2_-Teori-Terjadinya-Negara-Dalam-Ilmu-Negara.pptx
2_-Teori-Terjadinya-Negara-Dalam-Ilmu-Negara.pptx
petruspolyando1
 
Kelompok 1 bangsa dan negara
Kelompok 1   bangsa dan negaraKelompok 1   bangsa dan negara
Kelompok 1 bangsa dan negara
dayurikaperdana19
 
Kelompok 5 hukum internasional.pdf
Kelompok 5 hukum internasional.pdfKelompok 5 hukum internasional.pdf
Kelompok 5 hukum internasional.pdf
elsa553978
 
National Heroism Negara Dan Bangsa
National Heroism Negara Dan BangsaNational Heroism Negara Dan Bangsa
National Heroism Negara Dan Bangsanixfairy
 
Presentasi kelompok 1 hukum internasional
Presentasi kelompok 1 hukum internasionalPresentasi kelompok 1 hukum internasional
Presentasi kelompok 1 hukum internasionalFranky L. Tobing
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanFarida Lukmi
 
Kedaulatan Menurut UUD 1945
Kedaulatan Menurut UUD 1945Kedaulatan Menurut UUD 1945
Kedaulatan Menurut UUD 1945
Zufar Asyraf Al
 
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Debora Elluisa Manurung
 
arti penting proklamasi.pptx
arti penting proklamasi.pptxarti penting proklamasi.pptx
arti penting proklamasi.pptx
maalmumtaz1
 
DInamika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
DInamika Kehidupan Berbangsa dan BernegaraDInamika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
DInamika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Aldi Aldinar
 
Bab 3 terbentuknya negara
Bab 3 terbentuknya negaraBab 3 terbentuknya negara
Bab 3 terbentuknya negara
muliajayaabadi
 
Tugas PKn 1
Tugas PKn  1Tugas PKn  1
Tugas PKn 1
anggamaesa
 
presentasi pkn kel.Reza
presentasi pkn kel.Rezapresentasi pkn kel.Reza
presentasi pkn kel.Reza
apotek agam farma
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusiIlham W'ie
 
Makalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraMakalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negara
Aldi Aldi
 

Similar to Pengakuan (20)

pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
 
Hi pengakuan
Hi pengakuanHi pengakuan
Hi pengakuan
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptxPANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
 
2_-Teori-Terjadinya-Negara-Dalam-Ilmu-Negara.pptx
2_-Teori-Terjadinya-Negara-Dalam-Ilmu-Negara.pptx2_-Teori-Terjadinya-Negara-Dalam-Ilmu-Negara.pptx
2_-Teori-Terjadinya-Negara-Dalam-Ilmu-Negara.pptx
 
Kelompok 1 bangsa dan negara
Kelompok 1   bangsa dan negaraKelompok 1   bangsa dan negara
Kelompok 1 bangsa dan negara
 
Kelompok 5 hukum internasional.pdf
Kelompok 5 hukum internasional.pdfKelompok 5 hukum internasional.pdf
Kelompok 5 hukum internasional.pdf
 
National Heroism Negara Dan Bangsa
National Heroism Negara Dan BangsaNational Heroism Negara Dan Bangsa
National Heroism Negara Dan Bangsa
 
Negara dan kekuasaan
Negara dan kekuasaanNegara dan kekuasaan
Negara dan kekuasaan
 
Presentasi kelompok 1 hukum internasional
Presentasi kelompok 1 hukum internasionalPresentasi kelompok 1 hukum internasional
Presentasi kelompok 1 hukum internasional
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
 
Kedaulatan Menurut UUD 1945
Kedaulatan Menurut UUD 1945Kedaulatan Menurut UUD 1945
Kedaulatan Menurut UUD 1945
 
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
 
arti penting proklamasi.pptx
arti penting proklamasi.pptxarti penting proklamasi.pptx
arti penting proklamasi.pptx
 
DInamika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
DInamika Kehidupan Berbangsa dan BernegaraDInamika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
DInamika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
 
Bab 3 terbentuknya negara
Bab 3 terbentuknya negaraBab 3 terbentuknya negara
Bab 3 terbentuknya negara
 
Tugas PKn 1
Tugas PKn  1Tugas PKn  1
Tugas PKn 1
 
presentasi pkn kel.Reza
presentasi pkn kel.Rezapresentasi pkn kel.Reza
presentasi pkn kel.Reza
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Makalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraMakalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negara
 

More from Nuelnuel11

Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adatNuelnuel11
 
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahNuelnuel11
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Nuelnuel11
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanNuelnuel11
 
Sistem parlemen
Sistem parlemenSistem parlemen
Sistem parlemenNuelnuel11
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanNuelnuel11
 
Htn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan iHtn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan iNuelnuel11
 
99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuanNuelnuel11
 
9 historis amandemen
9 historis amandemen9 historis amandemen
9 historis amandemenNuelnuel11
 
6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasiNuelnuel11
 
5 asas pancasila
5 asas pancasila5 asas pancasila
5 asas pancasilaNuelnuel11
 
4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuanNuelnuel11
 
3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negaraNuelnuel11
 
2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negaraNuelnuel11
 
1 pengantar htn
1 pengantar htn1 pengantar htn
1 pengantar htnNuelnuel11
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllNuelnuel11
 
Kedaulatan negara
Kedaulatan negaraKedaulatan negara
Kedaulatan negaraNuelnuel11
 

More from Nuelnuel11 (20)

Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
 
Pengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilah
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)
 
Hukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaan
 
Sistem parlemen
Sistem parlemenSistem parlemen
Sistem parlemen
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
 
Htn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan iHtn komprehensive pertemuan i
Htn komprehensive pertemuan i
 
99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan99 cita neg persatuan
99 cita neg persatuan
 
9 historis amandemen
9 historis amandemen9 historis amandemen
9 historis amandemen
 
6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi6 negara hukum dan demokrasi
6 negara hukum dan demokrasi
 
5 asas pancasila
5 asas pancasila5 asas pancasila
5 asas pancasila
 
4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan4 asas negara kesatuan
4 asas negara kesatuan
 
3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara3 sumber hukum tata negara
3 sumber hukum tata negara
 
2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara
 
1 pengantar htn
1 pengantar htn1 pengantar htn
1 pengantar htn
 
Sumber HTN
Sumber HTNSumber HTN
Sumber HTN
 
Sumber hi
Sumber hiSumber hi
Sumber hi
 
Subyek hi2
Subyek hi2Subyek hi2
Subyek hi2
 
Pendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dllPendahuluan,pengertian, dll
Pendahuluan,pengertian, dll
 
Kedaulatan negara
Kedaulatan negaraKedaulatan negara
Kedaulatan negara
 

Pengakuan

  • 2.  Recognation  Reconnaiscance  Anarkenung bentuk-bentuk pangakuan  Pengakuan negara baru  Pengakuan pemerintah baru  Pengakuan sebagai pemberontak  Pengakuan Belligerensi  Pengakuan sebagai bangsa  Pengakuan hak-hak teritorial dan situasi internasional.
  • 3. Recognation/Reconnaiscance/Anarkenung, Institute of internsional law,1936 (art 1): “The recognation of new state is the free act by which one or more states acknowledge the existence on definite territory of human socaety politically organized, independent of any other existing state, and capable of observing the obligation of international law, and by which they manifest therefore their intention to consider it a member of the international community”
  • 4. Elemen-elemen defenisi:  Adanya tindakan satu/lebih negara yang melakukan pengakuan;  Adanya suatu territor tertentu;  Adanya masyarakat/ kumpulan manusia yang diorganisir secara politis;  Territor tersebut bebas dari campur tangan negara lain;  Territor/ kesatuan tersebut mampu melaksanakan kewajiban menurut hk. Int;  Adanya niat negara tadi (1) mengakui territor/ kesatuan tsb sebagai anggota masy. Int;
  • 5. catatan:  Tanpa pengakua dari negara lainnya, suatu negara baru dapat melangsungkan hidupnya;  Suatu negara baru tidak dilahirkan karena pengakua dari negara-negara lain;  Terlepas dari pemberia pengakua suatu negara sudah memiliki atribut-atribut kedaulatan;  Dengan pengakuan dari negara2 lain suatu negara baru dapat menggunakan atribut kedaulatannya sebaik-baiknya.
  • 6. Browlie:  Recognation is a public act of state;  Is an optional and political act;  There is no legal duty in this regard;  Tetapi untuk tujuan-tujuan tertentu (mis. Use of force), terdapat kewajiban untuk melakuka pengakuan;
  • 7. Oppenheim-Lauterpacht:  Tindakan pengakuan adalah merupakan kewajiban dari negara-negara yang telah ada bila syarat-syarat sebagai negara baru telah terpenuhi.
  • 8. Pengakua bersyarat (recognition subject to a condition)      Diakui dengan syarat tertentu; Bila syarat tidak dipenuhi, pengakuan tidak dapat dibatalkan; STARKE Sekali pegakuan telah diberikan,tidak dapat ditarik kembali; Neg. yg diakui tsb diangap melanggar HI, negara yang mengakui memutuskan hub. Diplomatik sebagai sanksi. Pengakuan tdk dapat ditarik kembali, KECUALI pengakuan bersyarat thd pemerintahan suatu neg yg masih dlm proses pembentukan --> Probably Revocable
  • 9. Pengakuan pemerintah baru  Pengakuan yang diberikan oleh pemerintah (negara) asing kepada pemerintah yang baru berdiri di suatu negara, bahwa pemerintah tsb diakui mempunyai wewenang untuk mewakili negaranay atau diakui mempunyai hak bicara dan mengadakan hub hk atas nama negaranya.  Masalah timbul apabila ada perubahan pemerintahan dgn jalan resolusi (coup d’etat).  Dapat terjadi di negara yg sdh ada (existing state) atau di negara yg baru (nascent state).
  • 10. Fungsi pengakuan: Dengan pengakuan suatu negara baru dijaminkan dapat menduduki tempatnya yang wajar sebagai suatu organisasi politik yang merdeka dan berdaulat di tengah-tengah keluarga bangsa-bangsa, sehingga dengan demikian secara aman dan sempurna dapat mengadakan berbagai macam hubungan dengan negara-negara lainnya, tanpa mengkhawatirkan bahwa kedudukannya sebagai kesatuan politik itu akan diganggu oleh negara-negara yang telah ada.
  • 11. De Vischer, pengakuan mempunyai fungsi:  Untuk tidak mengasingkan suatu kumpulan manusia dari hubunganhubungan internasional;  Untuk menjamin kesinmabungan hubungan-hubungan internasional dengan jalan mencegah adanya suatu kekosongan hukum yang merugikan baik kepentingan-kepentingan individu meupun hubungan-hubungan anatar negara.
  • 12. Starke:  1. 2. Pengakuan merupakan sesuatu yang sulit, dan dalam perkembangannya hk. Int dewasa ini lebih banyak merupakan himpunan prinsipprinsip yang timbul dari praktek negara-negara yang tidak sistematis, sebab: Pengakuan lebih banyak merupakan masalah politik negara-negara yang memberikan pengakuan. Ada bermacam bentuk pengakuan.
  • 13. Pengakuan terhadap suatu negara baru menimbulkan masalah:  Karena penggabunga (merging) antara negara baru dengan pemerintah baru, maka pengakuan terhadap salah satu diantaranya tanpa mengakui yg lainnya adalah sulit;  Di dalam memberikan pengakuan terhadap negara baru banyak negara yg memilih melakukan pengakuan de facto pemerintahannya;
  • 14.  pengakuan secara hukum tidak dapat ditarik kembali, sekali pun pada mulanya hanya bermotif politik.  Tidak adanya hubungan antara negara yang mengakui dengan negara yang diakui tidak berarti tidak ada pengakuan.
  • 15. Teori pengakuan negara:  Teori Declaratoir/ Evindentiary pengakuan hanya bersifat pengumuman.  Teori Konsitutif walauoun unsur-unsur kenegaraan telah terpenuhi, namun tidak otomatis menjadi subyek HI. Harus ada pernyataan dari negara-negara lainnya.  Teori jalan tengah/pemisah
  • 16. Teori declaratoir di tunjang ketentuan sbb: 1. 2. 3. 4. Bila timbul masalah di pengadilan mengenai kapan suatu negara baru muncul, maka saat awal negara tersebut adalah ketika unsur-unsur negara terpenuhi, dan bukan saat berlakunya perjanjian dengan negara lain. Pengakuan negara berlaku surut sampai saat sebenarnya suatu negra lahir. Ketentuan ini berlaku jg bagi pengakuanpemerintah baru. Tujuan ketentuan ini adalah untuk mencegah adanya kekosongan waktu anatara saat lahirnya negara sebenarnya dengan adanya pengakuan.
  • 17. Cara-cara pengakuan:  Secara tegas  Diam-diam (implied recognition): 1. merupakan kehendak suatu negara untuk memberikan pengakuan. 2. kehendak tsb terjadi semata-mata bila tidak ada keraguan untuk mengadakan hub.formal dgn negara yg diakui. 3. tidak lain merupakan pengakuan de facto.
  • 18. Pengakuan Pemerintah  Doktrin legitimasi - setiap penggantian pemrintah yg terjadi secara normal dan konstitusional, di bawah HI tidak memerlukan pengakuan bagi pemerintah baru itu. - penggantian pemerintah secara demikian terjadi secara sah (legitimate), maka pengakuan dari negara-negara lain tidak mutlak di haruskan menurut HI.
  • 19. Doktrin de facto-isme:  Pengakuan diberikan kepada kekuasaan de facto dari pemerintah revolusioner;  Sumbernya: Declaration of Independence (Thomas Jefferson), setiap bangsa mempunyai hak untuk menentukan bahkan merubah lagi bentuk pemerintahnya.
  • 20. 2 tahap pengakuan pemerintahan inkonstitusional (de facto):  Starke: menurut negara yang mengakui persyaratan tertentu suatu negara/ pemerintah dalam kenyataannya telah dipenuhi.  Penilaian obyektif mengenai kenyataan: a. apakah pemerintah baru itu benarbenar secara efektif menguasai organorgan pemerintahan dlm negaranya. b. Apakah bagian terbesar dari rakyat di dalam negara tersebut menerima pemerintah baru itu.
  • 21. Alasan politik pengakuan de facto:  Belum ada jaminan tentang kemampuan untuk mempertahankan kemerdekaannya.  Keyakinan melalui penilaian subyektif mengenai kesedian dan kemampuan pemerintah baru itu untuk menunaikan kewajiban berdasarkan hukum internasional.
  • 22. Pertimbangan-pertimbangan negara yg mengakui:  Jaminan pemeliharaan kepentingannya: - kelanjutan perdagangan - keutuhan investasi - keselamatan W.N-nya  Keutuhan hubungan resmi dengan negara “induk”  Kedudukan hukum permerintah de facto bersifat : 1. Sementara 2. Belum penuh dan lengkap
  • 23. Pengakuan de jure: “ menurut negara yg mengakui pemerintah baru yg diakui secara formal memenuhi persyaratan yg ditentukan hk internasional untuk berpartisipasi dalam masyarakat internasional.  Syarat pengakuan de jure: 1. keyakinan akan stabilitas pemerintah yg diakui; 2. pemerintah tersebut menguasai dan mendapat dukungan dari rakyat.
  • 24. Pengakuan de jure secara diam-diam:  Penandatangan perjanjian bilateral;  Membuka hubungan diplomatik;  Mengirimkankonsulat/ membuka hubungan konsuler; Penyalah gunaan lembaga pengakuan (pengakuan terburu-buru/ premature recognition)  Pemerasan konsensi-konsensi politik.  Starke:…:…merupakan intervensi terhadap domestik affair of another state.
  • 25. Pengakuan sebagai pemberontak  Revolution bertujuan utk merombak secara radikal suatu susunan politis atau sosial di seluruh wilayah negara.  Rebelli  perjuangan sebagian wilayah negara untuk menggulingkan kekuasaan di wilayah lain.  Pemberontakan  kegiatan-kegiatan yg luasnya dan tujuannya lebih sempit daripada revolusi dan rebelli.
  • 26.  Pengakuan terhadap pemerintah dalam pengasingan (recognition of government in exile): - pengakuan de jure yang diberikan kepada pemerintah pelarian yang hanya terjadi dalam keadaan perang. - biasanya pengakuan diberikan oleh negara yg juga sedang berperang dengan negara yang menduduki itu.
  • 27. pemberontakan  Gerakan menentang pemerintah dgn menggunakan kekerasan;  Semata-mata merupakan soal intern negara ybs;  Pelaku-pelakunya bertindak dgn motif politik/ bukan penjahat kriminal;  Bila pemberontkan dalam suatu negara telah mengambil proporsi sedemikian rupa, maka negara-negara lain tidak meungkin menutup mata terhadap pemberontakan itu;  Lahirlah “recognition of insurgency”
  • 28.  Umumnya pemberontak itu: - belum terorganisir; - kedudukannya masih terpencara; - belum mampu bertindak sebagai suatu pemerintah - namun telah mampu memberikan perlawanan yg efektif terhadap pasukan pemerintah resmi dalam pertempuran di sana-sini.
  • 29. Brierly mengemukan 2 syarat harus dipenuhi sebelum negara ketiga melakukan pengakuan yaitu: 1. Peperangan sudah seperti perang yang sebenarnya; 2. Sifat peperangan sudah sedemikian rupa sehingga negara-negara lain harus mengambil sikap yang tegas;  Jika tidak memenuhi syart dianggap telah melakukan intervensi tidak sah premature recognation. 
  • 30.  1. 2. 3. 4.  Syart-syarat belligerensi: Diorganisir secara teratur dibawah pimpinan yang bertanggung jawab; Mamakai tanda-tanda yang jelas terlihat; Membawa senjata secara terang-terangan; Mengindahkan cara-cara peperangan yang lazim; Akibat hukum pengakuan ini: kapal pemberontak diizinkan memasuki pelabuhan negara yang mengakui;
  • 31. Pengakuan Hak-Hak teritorial dan Situasi Internasional Baru  Pengakuan atas hak-hak teritorial baru berkenaan adanya suatu fakta atau peristiwa dimana suatu negara memperoleh tambahan wilayah.  Dgn adanya pengakuan dari negara-negara lain atas tambahan wilayah yang diperoleh, lama kelamaan hak negara itu atas wilayah tersebut dapat menjadi semakin kuat dan sah menurut HI.  Suatu negara dapat memperoleh tambahan wilayah sepanjang cara-car memperolehnya dapat dibenarkan menurut HI.
  • 32.  1. 2. 3. 4. 5. 6. Dalam HI dikenal beberapa cara memperoleh tambahan wilayah: Penyerahan; Pendudukan; Kadaluarsa; Peristiwa alam; Penentuan nasib sendiri; Klaim/perluasan wilayah secara sepihak;