SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
1 
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
2.1. Belajar dan Hasil Belajar 
2.1.1. Hakekat Belajar Kimia 
Pengertian belajar menurut pandangan beberapa ahli behavioristik dan 
kognitif (Tambunan, 2010) adalah: 
1. Edwar Thorndike “belajar merupakan proses pembentukan hubungan yang 
erat antara stimulus (S) dengan respon (R)”. 
2. Skinner “belajar adalah suatu proses adaptasi atau tingkah laku yang 
berlangsung secara progresif”. 
3. Gagne “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubahnya 
perilaku sebagai akibat dari pengalaman belajar”. 
4. J.Bruner “belajar adalah penemuan atau discovery learning. 
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku 
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan 
hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah 
laku. Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Arti 
tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut 
pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Sedangkan 
Slameto (2003) bahwa, ”belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk 
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil 
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 
Kimia merupakan studi tentang perubahan materi disertai oleh perubahan 
energi. Kimia adalah suatu studi yang terpadu yang menyangkut tentang masalah 
pembuatan, sifat-sifat dan reaksi dari unsur-unsur dan senyawa kimia dan sistem 
pembentukannya. Kimia sebagai salah satu cabang Ilmu Alam, berkembang sejak 
manusia memperhatikan keadaan sekelilingnya dan menarik manfaat dari fakta-fakta
2 
yang diperoleh untuk kepentingan kelangsungan hidupnya. (Tim pendidikan kimia, 
2008). 
Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan 
bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, 
perubahan, dinamika dan energi zat. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang 
tidak dapat dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa 
fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori-teori temuan ilmuwan kimia) dan sebagai 
proses kerja atau kerja ilmiah. Hakekat pembelajaran kimia harus memperhatikan 
karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk yang tidak dapat dipisahkan. 
2.1.2. Hasil Belajar Kimia 
Romizowski (Verawati Saragih, 2010) menyatakan bahwa hasil belajar 
diperoleh dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dikelompokkan 
kepada empat kategori yaitu: fakta, konsep, prosedur dan prinsip. Fakta merupakan 
pengetahuan tentang objek nyata, asosiasi dan kenyataan dari informasi verbal dari 
suatu objek, peristiwa manusia. Konsep adalah pengetahuan tentang seperangkat 
objek konkrit atau defenisi. Prosedur merupakan pengetahuan tentang tindakan yang 
bersifat linier dalam mencapai tujuan. Prinsip adalah pernyataan mengenai hubungan 
dari dua konsep atau lebih. 
Hasil belajar dalam bentuk keterampilan dikelompokkan kepada empat 
kategori, yaitu: keterampilan kognitif, akting, reaksi dan interaksi. Keterampilan 
kognitif berkaitan dengan keterampilan seseorang dalam menggunakan pikirannya 
untuk mengambil keputusan atau memecahkan masalah. Keterampilan berakting 
adalah keterampilan fisik atau teknik seperti olahraga, mengerjakan sesuatu dan lain 
sebagainya. Keterampilan reaksi adalah keterampilan bereaksi terhadap suatu situasi 
dalam arti nilai-nilai emosi dan perasaan yang biasanya disebut dengan sikap. 
Sedangkan keterampilan interaksi adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan 
dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan seperti komunikasi, persuasi, dan 
pendidikan.
3 
Hasil belajar merupakan suatu gambaran prestasi belajar siswa dalam 
mengikuti proses belajar mengajar pada suatu jenjang yang diikutinya. Menurut 
Mudjiono (Simanjuntak, 2006) bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu 
interaksi tindak belajar dan mengajar. Seseorang dikatakan belajar bila diasumsikan 
didalam diri orang tersebut telah terjadi suatu proses yang mengakibatkan perubahan 
tingkah laku. Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku merupakan 
hasil belajar. 
2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu : a) faktor internal 
(dari dalam individu yang belajar) yaitu faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar 
yang lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor 
yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologi, antara lain motivasi, 
perhatian, pengamatan, tanggapan dan lainnya, b) faktor eksternal (dari luar individu 
yang belajar) yaitu faktor yang mempengaruhi pengetahuan, pemahaman konsep dan 
keterampilan pembentukan sikap (Slameto, 2003). 
Dari faktor diatas, ada juga pendapat dari beberapa para ahli mengenai faktor 
yang mempengaruhi hasil belajar tersebut. Benjamin Bloom (dalam Sudjana 2008) 
secara garis besar membagi hasil belajar dalam tiga ranah antara lain : a) kognitif 
yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, diantaranya 
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, b) 
afektif yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek diantaranya 
penerimaan, jawaban atau reaksi, organisasi dan internalisasi, c) psikomotor yaitu 
berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada 6 buah 
ranah psikomotoris yakni gerakan reflex, keterampilan, gerakan dasar, kemampuan 
perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ekspresif dan interpretatif. 
Sedangkan menurut Gagne (dalam Sudjana 2008) membagi hasil belajar dalam 
kategori : a) strategi kognitif yaitu kemampuan yang memungkinkan siswa 
mengendalikan perilakunya sendiri dalam menghadapi lingkungannya. Seorang siswa
4 
menggunakan kognitif dalam memikirkan apa yang telah ia pelajari dalam 
memecahkan masalah, b) sikap afektif yaitu keadaan internal yang terbentuk dari 
dalam diri siswa dan mempengaruhi tindakan terhadap benda atau peristiwa di 
sekitarnya, c) keterampilan gerak (psikomotor) yaitu berdasarkan aktivitas siswa 
sehingga memungkinkan pelaksanaan penampilan siswa yang menggunakan faktor 
fisik. 
Dari penejalasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar 
merupakan kemampuan yang dimiliki siswa baik dalam ranah kognitif, afektif, 
maupun psikomotor setelah melangsungkan proses pembelajaran. 
2.2 Strategi Pembelajaran Inkuiri 
Dalam pembelajaran kimia, guru diharapkan memiliki filosofi Inkuiri, 
sehingga akan lebih berperilaku sebagai fasilitator pembelajaran, sedangkan siswa 
ditempatkan sebagai pusat pembelajaran. Oleh karena itu inkuiri merupakan filosofi 
utama dalam proses pembelajaran kimia. 
2.2.1. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri 
Inkuiri berasal dari bahasa inggris “inquiry“, yang secara harfiah berarti 
menyelidiki. Menurut Kunandar (2007) inkuiri (menemukan) merupakan bagian inti 
dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual yang berpendapat bahwa 
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil 
mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi dari hasil menemukan sendiri. 
Sedangkan menurut Kourilsky dalam Hamalik (2009) menyatakan bahwa 
inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok siswa inkuiri 
ke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui 
suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok. 
Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang 
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan 
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir 
itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
5 
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa 
Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. 
Strategi pembelajaran inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia 
lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri 
pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan 
kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk 
mengenal segala sesuatu melalui indera pengecap, penglihatan dan indera-indera 
lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang 
dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan 
bermakna (meaningfull) manakala disadari dengan keingintahuan itu. Dalam rangka 
itulah strategi pembelajaran inkuiri dikembangkan. 
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran Inkuiri yaitu: 
a) strategi Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari 
dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar, 
b) seluruh aktivitas siswa yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan 
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga dapat 
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief), c) tujuan dari penggunaan strategi 
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, 
logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari 
proses mental (Sanjaya, 2006). 
Strategi pembelajaran Inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan 
pembelajaran yang berorentasi kepada siswa (student cebtered approach). Dikatakan 
demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peranan yang sangat dominan 
dalam proses pembelajaran. 
Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama 
pembelajaran melalui strategi Inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat 
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berfikir dengan memberikan 
pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar ingin tahu mereka. Jadi,
6 
pembelajaran inkuiri akan efektif apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa 
yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inkuiri akan 
kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk 
berpikir dan tidak memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu. 
2.2.2. Prinsip – Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri 
Strategi pembelajaran Inkuiri merupakan strategi yang menekankan kepada 
pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut 
Piaget dalam Sanjaya (2006) dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu : a) maturation atau 
kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses 
pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak, dan 
pertumbuhan system saraf, b) physical experience adalah tindakan-tindakan fisik 
yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya, c) 
social experience adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, d) 
equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan 
pengetahuan yang baru ditemukan. 
Dalam penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri terdapat beberapa prinsip 
yang harus diperhatikan oleh setiap guru yaitu : a) berorientasi pada pengembangan 
intelektual. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil 
juga berorientasi pada proses belajar, b) prinsip intelektual. Proses pembelajaran pada 
dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa 
dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan, c) prinsip bertanya. Peran 
guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran inkuiri adalah 
guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan 
pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir, d) prinsip belajar 
untuk berpikir. Belajar bukan hanya untuk mengingat sejumlah fakta, akan tetapi 
belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan 
potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, e) prinsip keterbukaan. 
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu, anak
7 
perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan 
logika dan nalarnya (Sanjaya: 2006). 
2.2.3. Karakteristik Strategi Pembelajaran Inkuiri 
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran Inkuiri. 
Pertama, strategi Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk 
mencari dan menemukan, artinya strategi Inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek 
belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan 
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan 
dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Ketiga, tujuan dari penggunaan 
strategi pembelajaran Inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai 
dari proses mental (Sanjaya : 2006). 
Ciri-ciri model pembelajaran Inkuiri di atas menunjukkan bahwa model ini 
berusaha membimbing, melatih dan membiasakan siswa untuk terampil berpikir 
karena siswa terlibat secara mental dan fisik. Pelatihan dan pembiasaan siswa untuk 
terampil berpikir merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembelajaran yang 
lebih besar yaitu tercapainya keterampilan proses ilmiah sekaligus terbentuknya sikap 
ilmiah, disamping penguasaan konsep, prinsip hukum, ataupun teori. 
2.2.4. Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri 
Menurut Sanjaya (2006) bahwa secara umum proses pembelajaran dengan 
menggunakan inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a) orientasi, 
b) merumuskan masalah, c) mengajukan hipotesis, d) mengumpulkan data, e) 
menguji hipotesis, f) merumuskan kesimpulan. Sedangkan menurut Kunandar (2007) 
langkah-langkah kegiatan menemukan (inkuiri) adalah : a) merumuskan masalah, b) 
mengumpulkan data melalui observasi atau pengamatan, c) menyajikan hasil dalam 
tulisan, gambar, laporan, bagan, table, dan karaya lainnya, d) mengkomunikasikan 
atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman, guru atau audience lainnya.
8 
Selanjutnya menurut Hamalik (2009) mengatakan bahwa para siswa yang 
melakukan Inkuiri terhadap suatu masalah seharusnya mengikuti langkah-langkah 
dibawah ini yaitu : a) mengidentifikasi dan merumuskan situasi dengan jelas yang 
berarti memfokuskan Inkuiri, b) mengajukan pertanyaan tentang kenyataan (fakta), c) 
merumuskan suatu hipotesis untuk menjawab pertanyaan, d) mengumpulkan 
informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji tiap hipotesis dengan data yang 
telah dikumpulkan, e) merumuskan suatu jawaban terhadap pernyataan pokok dan 
menyatakan jawaban sebagai suatu proposisi fakta (jawaban harus menyajikan 
sintesis tentang hipotesis yang diusulkan dan hasil-hasil pengujian hipotesis serta 
informasi)”. 
Dari penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam penerapan 
strategi pembelajaran Inkuiri di dalam pelaksanaanya selalu menekankan kepada 
kemampuan anak sendiri, seorang guru hanya sebagai motivator atau perancang 
dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kemampuannya. 
2.2.5. Tujuan Strategi Pembelajaran Inkuiri 
Menurut Sumantri (1998) menyatakan adapun tujuan strategi pembelajaran 
Inkuiri yaitu: a) meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses 
bahan pelajarannya, b) mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk 
mendapatkan pengalaman belajarnya, c) melatih siswa menggali dan memanfaatkan 
lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya, d) memberi pengalaman 
belajar seumur hidup. 
Alasan penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri yaitu: a) perkembangan dan 
kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat, b) belajar tidak hanya diperoleh di sekolah 
tetapi juga lingkungan sekitar, c) melatih siswa menggali dan memanfaatkan 
lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak habisnya, d) memberi pengalaman 
belajar seumur hidup.
9 
2.2.6. Keunggulan Strategi Pembelajaran Inkuiri 
Strategi pembelajaran Inkuiri adalah satu strategi pembelajaran yang banyak 
dianjurkan penerapannya dalam proses pembelajaran, karena strategi ini memiliki 
beberapa keunggulan diantaranya yaitu : a) strategi pembelajaran Inkuiri merupakan 
strategi pembelajarn yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif 
dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap 
lebih bermakna, b) streategi pembelajaran Inkuiri memberikan ruang kepada siswa 
untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, c) strategi pembelajaran Inkuiri 
merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar 
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat 
adanya pengalaman, d) strategi pembelajaran Inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa 
yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki 
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. 
Tidak semua model pembelajaran baik digunakan dalam proses pembelajaran 
(Sanjaya, 2006). 
2.2.7. Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri 
Disamping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran Inkuiri juga memiliki 
beberapa kelemahan yaitu : a) jika strategi pembelajaran Inkuiri digunakan sebagai 
strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa, 
b) strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan 
kebiasaan siswa dalam belajar, c) kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, 
memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru mengalami kesulitan 
menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan, d) selama kriteria 
keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, 
maka strategi pembelajaran Inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru 
(Sanjaya, 2006 : 208).
10 
2.3. Strategi Pembelajaran Konvensional 
Cara mengajar yang lebih tradisonal dan telah lama dijalankan dalam sejarah 
pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah. Sejak dahulu guru dalam usaha 
menyampaikan pengetahuan pada siswa, ialah disampaikan secara lisan atau 
ceramah. Cara-cara ini kadang-kadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya 
memerlukan keterampilan tertentu, agar penyajiannya tidak membosankan. 
Strategi pembelajaran konvensional merupakan suatu rangkaian kegiatan 
penyampaian ilmu pengetahuan oleh guru kepada siswa dan tinggal menerima apa 
saja yang dijelaskan oleh guru. Strategi ini pada umumnya memiliki kekhasan 
tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan daripada pengertian dan pengajaran 
masih berpusat pada guru (teacher center). 
Sudjana (2008) menjelaskan ciri-ciri pendekatan konvensional yaitu: a) 
pembelajaran yang terpusat pada siswa, b) siswa mendengar dan mencatat 
seperlunya, c) komunikasi terjadi satu arah, d) menyamaratakan kemampuan siswa, 
e) siswa kurang keberanian dalam bertanya. Agar pembelajaran konvensional dapat 
terjadi efektif dan efesien, guru harus mempersiapkan strategi pembelajaran menurut 
langkah-langkah seperti yang dijelaskan oleh Ahmadi dan Supriono (1991), yaitu: a) 
merumuskan tujuan khusus pembelajaran, b) menganalisis materi pelajaran, c) 
memilih pembelajaran klasikal, d) menyediakan alat bantu/peraga, e) mengatur 
alokasi waktu, f) memberikan tes formatif, g) melaksanakan pembelajaran. 
Tabel 2.1 Perbedaan Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Strategi 
Pembelajaran Konvensional 
Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi Pembelajaran Konvensional 
1. Menempatkan siswa sebagai subjek 
belajar, artinya siswa berperan aktif 
dalam setiap proses pembelajaran dengan 
cara menemukan dan menggali sendiri 
1. Dalam pembelajaran ini siswa 
ditempatkan sebagai objek belajar yang 
berperan sebagai penerima informasi 
secara pasif atau komunikasi satu arah.
11 
materi pelajaran. 
2. Pembelajaran dikaitkan dengan 
lingkungan sekitar. 
2. Dalam pembelajaran ini pembelajaran 
bersifat teoritis dan abstrak. 
3. Kemampuan siswa diperoleh atas 
penemuan sendiri dan memproses bahan 
pembelajarannya. 
3. Dalam pembelajaran ini kemampuan 
siswa diperoleh melalui latihan-latihan 
dan tugas-tugas yang diberikan guru. 
4. Tujuan yang ingin dicapai adalah 
keterampilan proses ilmiah sekaligus 
terbentuknya sikap ilmiah, disamping 
penguasaan konsep, prinsip hukum, 
ataupun teori. 
4. Dalam pembelajaran ini keberhasilan 
pembelajaran biasanya hanya diukur dari 
tes atau hanya pada ranah kognitifnya 
saja. 
Dikutip dari Sudjana 2008 
2.4. Media Pendidikan 
2.4.1. Pengertian Media Pendidikan 
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 
“tengah”, :perantara” atau “pengantar”. Menurut Sadiman (2003) media atau bahan 
adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang 
biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan. 
Selanjutnya menurut Heinich dalam Arsyad (2000) mengatakan bahwa 
medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. 
Jadi, televisi, film, foto, radio rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan 
cetak dan sejenisnya adalah media komunikasi. Sedangkan menurut Briggs 
dalam Sadiman (2003) mengatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat 
menyajikan pesan serta rangsangan terhadap karakteristik siswa untuk belajar. 
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu benda atau alat 
yang dapat diindera yang digunakan dalam proses instruksional (belajar-mengajar) 
yang berfungsi sebagai perantara untuk mempermudah mencapai tujuan instruksional
12 
yang lebih efektif dan memiliki sifat yang mendidik. Secara keseluruhan media 
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim 
ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian siswa 
sehingga proses belajar terjadi. 
2.4.2. Peranan dan Manfaat Media Pendidikan 
Menurut Rohani (2003) dalam proses belajar mengajar, media mempunyai 
beberapa peranan yaitu : a) mengatasi beberapa pengalaman peserta didik, b) 
mengatasi batas-batas ruang kelas, c) mengatasi kesulitan apabila suatu benda secara 
langsung tidak dapat diamati karena terlalu kecil, d) mengatasi gerak benda secara 
cepat atau terlambat, sedangkan proses gerakan itu menjadi pusat perhatian peserta 
didik, e) mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks, dapat dipisahkan dengan bagan 
demi bagan untuk diamati secara terpisah, f) mengatasi suara yang terlalu halus untuk 
didengar secara langsung melalui telinga, g) memungkinkan membangkitkan minat 
belajar yang baru dan membangkitkan motivasi kegiatan belajar peserta didik. Media 
pengajar diharapkan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang 
pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. 
Menurut Sudjana dalam Arsyad (2000) mengemukakan manfaat media 
pengajaran dalam proses belajar siswa yaitu : a) pengajaran akan lebih menarik 
perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, b) bahan pengajaran 
akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan 
memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran, c) metode mengajar 
akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata 
oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi 
kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran, d) siswa dapat lebih banyak 
melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga 
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan 
lain-lain.
13 
2.5. Media HandOut 
Menurut Rooijakkers (2003) “handout adalah lembaran dengan tulisan bagan 
atau teks yang dibagikan oleh pengajar selama pengajaran berlangsung”. Sedangkan 
menurut Rahardjo (www.itb.ac.id) menyatakan bahwa handout adalah selebaran 
tertulis tentang materi pelajaran yang diedarkan kepada siswa secara cuma-cuma 
sebagai bahan penjelasan. 
Dalam pandangan lainnya, handout bukan diartikan sebagai “segala sesuatu” 
yang diberikan kepada siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Sementara itu, 
Mohammad dalam Andi Prastowo (2011) memaknai handout sebagai selembar (atau 
beberapa lembar) kertas yang berisi tugas atau tes yang diberikan guru kepada siswa. 
Dengan kata lain, apabila guru membuat ringkasan suatu topik, makalah suatu topik, 
lembar kerja siswa, petunjuk praktikum, tugas atau tes, dan diberikan kepada siswa 
secara terpisah-pisah, maka pengemasan materi pebelajaran tersebut termasuk dalam 
kategori handout. 
Bedasarkan penjelasan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa 
handout adalah selebaran yang berisikan materi pelajaran yang disusun oleh seorang 
guru sebagai bahan pendukung penjelasan maupun pengembangan materi pelajaran 
yang harus dikuasai siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. 
Unsur – unsur penyusun handout antara lain, yaitu: 
1. Standar Kompetensi 
Merupakan tujuan pembelajaran yang dicapai siswa setelah mengikuti satu pokok 
bahasan yang berfungsi untuk memberikan pandangan umum tentang hal-hal yang 
dikuasai siswa. 
2. Kompetensi Dasar 
Merupakan tujuan pembelajaran yang dicapai setelah mengikuti pelajaran untuk 1 
kali pertemuan. Fungsinya untuk memberikan focus pada siswa pada sub pokok 
bahasan yang sedang dihadapi. 
3. Ringkasan Materi Pelajaran
14 
Ringkasan materi pelajaran merupakan kesimpulan-kesimpulan dari bahan ajar 
yang akan disampaikan atau diberikan kepada siswa dan telah tersusun secara 
sistematis. Fungsinya agar memungkinkan siswa dapat mengetahui sistematika 
pelajaran yang harus dikuasai, sekaligus memandu siswa dalam pengayaan di luar 
proses belajar mengajar di kelas. 
4. Soal-soal Terstruktur 
Soal-soal terstruktur adalah permasalahan yang harus diselesaikan siswa setelah ia 
menerima atau mempelajari materi pelajaran tersebut, penyelesaian soal itu 
dikumpul atau dinilai, kemudian dibahas bersama-sama untuk membantu siswa 
dalam melatih memahami materi pelajaran yang akan diberikan. 
5. Sumber Bacaan 
Sumber bacaan adalah buku atau bahan ajar yang digunakan atau menjadi sumber 
dari materi pelajaran yang diberikan. Fungsinya untuk menelusuri lebih lanjut 
materi pelajaran yang akan disampaikan (http://chai-chairil.blogspot.com/). 
Menurut Andi Prastowo (2011), adapun langkah-langkah penyusunan handout 
antara lain: a) melakukan analisi kurikulum, b) menentukan judul handout, sesuaikan 
dengan kompetensi dasar dan materi pokok yang akan dicapai, c) mengumpulkan 
referensi sebagai bahan penulisan. Upaya referensi terkini dan relevan dengan materi 
pokoknya, d) menulis handout, dalam menulis handout upayakan agar kalimat yang 
mendukung tidak terlalu panjang, untuk siswa SMA diperkirakan jumlah kata 
perkalimatnya tidak lebih dari 25 kata dan dalam satu paragrap usahakan jumlah 
kalimatnya antara 3-7 kalimat saja, e) mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca 
ulang, bila perlu dibaca orang lain lebih dahulu untuk mendapatkan masukan, f) 
memperbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan, g) 
gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout misalnya 
buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Penggunaan media handout dalam 
proses belajar mengajar memiliki keuntungan antara lain : a) dapat menghemat 
waktu, b) dapat menggantikan catatan siswa, c) memelihara kekonsistenan
15 
penyampaian materi di kelas oleh guru, d) siswa dapat mengikuti struktur pelajaran 
dengan baik, e) siswa akan mengetahui pokok materi yang diberikan oleh guru. 
Pembuatan handout memiliki beberapa tujuan yaitu: a) untuk memperlancar 
dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi 
guru, b) untuk memperkaya pengetahuan siswa, c) untuk mendukung bahan ajar 
lainnya atau penjelasan dari guru (Prastowo : 2011). 
2.6. Materi 
A. Sistem dan Lingkungan 
Matahari adalah ciptaan Tuhan yang merupakan sumber energi bagi alam 
semesta baik berupa energi panas maupun energi cahaya. Tumbuhan hijau menyerap 
cahaya matahari dan mengubah zat-zat pada daun menjadi karbohidrat melalui 
fotosintesis. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi makhluk hidup. Peristiwa ini 
merupakan salah satu contoh hukum kekekalan energi yaitu energi tidak dapat 
diciptakan atau dimusnahkan, energi dapat diubah dari suatu bentuk energi menjadi 
bentuk yang lain. 
Peristiwa lain yang menunjukkan hukum kekekalan energi pada kimia, 
misalnya batu baterai dapat menyalakan lampu senter. Pada batu baterai reaksi kimia 
yang terjadi menghasilkan energi listrik, kemudian energi listrik berubah menjadi 
energi cahaya. Pada proses-proses tersebut tidak ada energi yang hilang tetapi energi 
berubah ke bentuk energi lain. Terjadinya perpindahan energi pada sistem dan 
lingkungan dapat digambarkan seperti.
16 
Gambar 2.1 
Pada Gambar 2.1(a), bahan bakar bereaksi dengan gas oksigen di udara dan 
menimbulkan panas di sekelilingnya. Pada proses ini terjadi perpindahan energi dari 
sistem ke lingkungan. 
Pada Gambar 2.1(b), daun yang berklorofil berfungsi sebagai sistem akan 
menyerap sinar matahari dan CO2 dari lingkungan, karbon dioksida bereaksi dengan 
air membentuk karbohidrat dan gas oksigen dalam proses fotosintesis. Pada proses ini 
terjadi perpindahan energi dari lingkungan ke sistem. 
Berdasarkan ini maka sistem adalah segala sesuatu yang dipelajari 
perubahan energinya, sedangkan lingkungan adalah segala yang berada di sekeliling 
sistem. Dalam ilmu kimia, sistem adalah sejumlah zat yang bereaksi, sedangkan 
lingkungan adalah segala sesuatu di luar zat-zat tersebut misalnya tabung reaksi. 
B. Perubahan Entalpi 
Energi yang terkandung di dalam suatu sistem atau zat disebut entalpi (H). 
Entalpi merupakan sifat ekstensif dari materi maka bergantung pada jumlah mol zat. 
Entalpi suatu sistem tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah perubahan entalpi 
yang menyertai perubahan zat, karena itu kita dapat menentukan entalpi yang 
dilepaskan atau diserap pada saat terjadi reaksi. Perubahan energi pada suatu reaksi
17 
yang berlangsung pada tekanan tetap disebut perubahan entalpi. Perubahan entalpi 
dinyatakan dengan lambang ΔH, dengan satuan Joule dan kilo Joule. 
Contoh: 
Entalpi air ditulis ΔHH2O. Air dapat berwujud cair dan padat. Entalpi yang dimilikinya 
berbeda, HH2O(l) lebih besar daripada HH2O(s) . Oleh karena itu untuk mengubah es 
menjadi air diperlukan energi dari lingkungan. 
Harga ΔH pada peristiwa perubahan es menjadi air adalah: 
ΔH = HH2O(l) – HH2O(s) 
Perubahan ini dapat ditulis dalam suatu persamaan reaksi yang disebut 
persamaan termokimia sebagai berikut. 
H2O(s)  H2O(l) ΔH = +6,02 kJ 
Berdasarkan perubahan entalpi, dikenal dua macam reaksi yaitu reaksi 
eksoterm dan reaksi endoterm. 
1. Reaksi Eksoterm 
Pernahkah kamu memasukkan bongkahan batu kapur ke dalam air? Pada air 
lama-lama akan terjadi gelembung-gelembung gas dan campuran air dengan kapur 
menghasilkan panas. 
Panas dihasilkan dari zat-zat bereaksi yang merupakan sistem kemudian 
dilepaskan ke lingkungan. Reaksi ini termasuk reaksi eksoterm. Pada reaksi eksoterm 
energi panas atau kalor berpindah dari sistem ke lingkungan. Entalpi sistem sebelum 
reaksi lebih besar daripada sesudah reaksi atau Hpereaksi > Hhasil reaksi. 
2. Reaksi Endoterm 
Reaksi endoterm kebalikan dari reaksi eksoterm. Pada reaksi endoterm 
sistem menyerap panas dari lingkungan. Entalpi sistem sesudah reaksi lebih besar 
daripada sebelum reaksi: Hpereaksi < Hhasil reaksi. 
Perubahan entalpi sistem menjadi lebih besar dari 0 atau ΔH = + Reaksi 
endoterm ada juga yang berlangsung spontan, sistem dengan sendirinya menyerap
18 
kalor dari lingkungan. Pada proses ini akan terjadi penurunan suhu lingkungan, jadi 
kalau kita pegang wadah sistem akan terasa dingin. 
Reaksi eksoterm dan endoterm terlihat pada gambar dibawah ini. 
Gambar 2.2 
Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan 
dengan diagram tingkat energi seperti berikut ini: 
Gambar 2.3 
C. Macam-Macam Perubahan Entalpi (ΔH) 
Besarnya perubahan entalpi suatu reaksi bergantung pada jumlah zat yang 
bereaksi, wujud zat, suhu, dan tekanan, maka perubahan entalpi dihitung berdasarkan 
keadaan standar yaitu keadaan pada suhu dan tekanan standar pada suhu 25 0C (298 
K) dan tekanan 1 atm. Perubahan entalpi reaksi ada yang berupa perubahan entalpi 
pembentukan (ΔH0 
f), perubahan entalpi penguraian (ΔH0 
d), perubahan entalpi 
pembakaran (ΔH0 
c),dan perubahan entalpi netralisasi (ΔH0 
n). 
a. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar (ΔH0 
f)
19 
Perubahan entalpi pembentukan standar, ΔH0 
f suatu zat adalah perubahan 
entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol zat dari unsur-unsurnya diukur pada 
keadaan standar. 
Contoh: 
Perubahan entalpi pembentukan AgCl adalah perubahan entalpi dari reaksi: 
Ag(s) + 12 Cl2( g) 
AgCl(s) ΔH0 
f = -127 kJ mol-1 
b. Perubahan Entalpi Penguraian Standar (ΔH0 
d) 
Perubahan entalpi penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan 
entalpi pembentukan. ΔH0 
d suatu zat adalah perubahan entalpi yang terjadi pada 
reaksi penguraian 1 mol zat menjadi unsur-unsur pada keadaan standar. 
Contoh: 
H2O( l) H2(g) + ½ O2(g) ΔH0 
d = +285,8 kJ mol–1 
CO2(g) 
 C(s) + O2(g) ΔH0 
d = +393,5 kJ mol–1 
Marquis de Laplace dari Prancis dalam penelitiannya menemukan bahwa 
jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama 
dengan jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi 
unsur-unsurnya. Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum Laplace. 
Contoh: 
½ N2(g) + 3/2H2( g) 
NH3(g) ΔH0 
f = - 46,11 kJ 
NH3(g) 
 ½ N2(g) + 3/2 H2(g) ΔH0 
d = +46,11 kJ 
c. Perubahan Entalpi Pembakaran (ΔH0 
c) 
Perubahan entalpi pembakaran, ΔH0 
c adalah perubahan entalpi yang terjadi 
pada pembakaran 1 mol unsur atau senyawa pada keadaan standar. 
Contoh: 
CH4( g) + 2 O2(g) 
CO2(g) + 2 H2O(l) ΔH0 
c = -889,5 kJ 
C2H2(g) + 5/2 O2(g) 
 2 CO2(g) + H2O(g) ΔH0 
c = -129,9 kJ
20 
d. Perubahan Entalpi Netralisasi (ΔH0 
n) 
Perubahan entalpi netralisasi adalah perubahan entalpi yang terjadi pada saat 
reaksi antara asam dengan basa baik tiap mol asam atau tiap mol basa. 
Contoh: 
NaOH(aq) + HCl(aq)  NaCl(aq) + H2O(l) ΔH0 
n = -57,1 kJ mol-1 
D. Penentuan ΔH Reaksi 
Perubahan entalpi (ΔH) suatu reaksi dapat ditentukan melalui berbagai cara 
yaitu melalui eksperimen, berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan (ΔH0 
f), 
berdasarkan hukum Hess, dan berdasarkan energi ikatan. 
a. Penentuan ΔH Melalui Eksperimen 
Pada gambar 2.4. Perubahan entalpi reaksi 
dapat ditentukan dengan menggunakan suatu 
alat yang disebut kalorimeter (alatpengukur 
kalor). Dalam kalorimeter, zat yang akan 
direaksikan dimasukkan ke dalam tempat 
reaksi. Tempat ini dikelilingi oleh air yang 
telah diketahui massanya. Kalor reaksi yang 
dibebaskan terserap oleh air dan suhu air akan 
naik. Perubahan suhu air ini diukur dengan termometer. Kalorimeter ditempatkan 
dalam wadah terisolasi yang berisi air untuk menghindarkan terlepasnya kalor. 
Berdasarkan hasil penelitian, untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1oC diperlukan 
kalor sebesar 4,2 kJ atau 1 kkal. Untuk 1 gram air diperlukan kalor sebesar 4,2 J atau 
1 kal. Jumlah kalor ini disebut kalor jenis air dengan lambang c. 
c = 4,2 J g-1 oC-1
21 
Jumlah kalor yang terserap ke dalam air dihitung dengan mengalikan 3 
faktor yaitu massa air dalam kalorimeter (gram), perubahan suhu air (oC), dan kalor 
jenis air. Rumusnya ditulis: 
q = m.c. Δt 
q = kalor yang dibebaskan atau diserap 
m = massa air (gram) 
c = kapasitas kalor air (J) 
Δt = perubahan suhu (oC) 
Contoh Soal 
Di dalam kalorimeter terdapat zat yang bereaksi secara endoterm. Reaksi 
tersebut menyebabkan 1 kg air yang terdapat dalam kalorimeter mengalami 
penurunan suhu 5oC. Tentukan kalor reaksi dari reaksi tersebut! 
Penyelesaian: 
q = m.c. Δt 
= 1.000 g. 4,2Jg-1 oC-1. 5oC 
= 21.000 J 
= 21 kJ 
Penentuan perubahan entalpi reaksi dapat pula menggunakan kalorimeter 
sederhana misalnya gelas yang terbuat dari styrofoam atau plastik. 
b. Penentuan ΔH Berdasarkan ΔHo 
f 
Berdasarkan perubahan entalpi pembentukan standar zat-zat yang ada dalam 
reaksi, perubahan entalpi reaksi dapat dihitung dengan rumus: 
ΔHo 
R = ΣΔHo 
f hasil reaksi – ΣΔHo 
f pereaksi 
ΔHo 
R = perubahan entalpi reaksi standar 
Contoh Soal 
Tentukan ΔH reaksi pembakaran C2H6 jika diketahui:
22 
ΔHf 
o C2H6 = –84,7 kJ mol–1, ΔHf 
o CO2 = –393,5 kJ mol–1,ΔHf 
o H2O = –285,8 kJ mol–1 
Penyelesaian: 
C2H6(g) + 3½ O2(g) 
 2CO2(g) + 3 H2O(l) 
ΔHo 
R C2H6 = [2. ΔHo 
f CO2(g) + 3. ΔHo 
f H2O(l)] – [ΔHo 
f C2H6(g) + 3½ ΔHo 
f O2(g)] 
= [2.(–393,5) + 3. (–285,8)] – [–84,7 + 0] 
= –1559,7 kJ 
Jadi, ΔH pembakaran C2H6 adalah –1559,7 kJ. 
c. Penentuan ΔH Berdasarkan Hukum Hess 
Perubahan entalpi reaksi kadang-kadang tidak dapat ditentukan secara 
langsung tetapi harus melalui tahap-tahap reaksi. Misalnya untuk menentukan 
perubahan entalpi pembentukan CO2 dapat dilakukan dengan berbagai cara. 
Cara 1 C(g) + O2(g) 
 CO2(g) ΔH = -394 kJ 
Cara 2 C dengan O2 bereaksi dulu membentuk CO, tahap berikutnya CO 
bereaksi dengan O2 menghasilkan CO2. 
Pada cara 1, reaksi berlangsung satu tahap, sedangkan cara 2 dan cara 3 
berlangsung dua tahap. Ternyata dengan beberapa cara, perubahan entalpinya sama 
yaitu –394 kJ.
23 
Seorang ilmuwan, German Hess, telah melakukan beberapa penelitian 
perubahan entalpi ini dan hasilnya adalah bahwa perubahan entalpi reaksi dari suatu 
reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi, apakah reaksi tersebut berlangsung satu 
tahap atau beberapa tahap. Penemuan ini dikenal dengan Hukum Hess yang berbunyi: 
‘Perubahan entalpi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir reaksi’ 
Berdasarkan penelitian Hess ini, perubahan entalpi suatu reaksi yang tidak 
dapat ditentukan dengan kalorimeter dapat ditentukan dengan perhitungan. 
d. Penentuan ΔH Berdasarkan Energi Ikatan 
Suatu reaksi kimia terjadi akibat pemutusan ikatan-ikatan kimia dan 
pembentukan ikatan-ikatan kimia yang baru. Pada waktu pembentukan ikatan kimia 
dari atom-atom akan terjadi pembebasan energi, sedangkan untuk memutuskan ikatan 
diperlukan energi. Jumlah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan 
antaratom dalam 1 mol molekul berwujud gas disebut energi ikatan. Makin kuat 
ikatan makin besar energi yang diperlukan. 
Harga energi ikatan dapat dipakai untuk menentukan ΔH suatu reaksi. 
ΔHR 
o= Σ energi ikatan yang diputuskan – Σ energi ikatan yang dibentuk 
Dengan rumus tersebut dapat pula ditentukan energi ikatan rata-rata suatu 
molekul dan energi yang diperlukan untuk memutuskan salah satu ikatan atau energi 
ikatan disosiasi dari suatu molekul. 
E. Kalor Pembakaran 
Bensin, minyak tanah, solar, dan LPG merupakan bahan bakar yang banyak 
digunakan, sebab dari proses pembakarannya menghasikan energi yang cukup besar. 
Selain bahan bakar dari minyak bumi telah dipikirkan pula bahan bakar alternatif 
sebab minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Bahan 
bakar alternatif misalnya alkohol dan gas hidrogen. Alkohol sudah banyak digunakan 
sebagai bahan bakar kendaraan. Di Brazil kendaraan hampir 50% menggunakan 
bahan bakar campuran 95% alkohol dan 5% air.
24 
Kalor pembakaran didefinisikan sebagai berikut. 
“Kalor pembakaran adalah kalor yang dibebaskan apabila 1 mol bahan bakar 
terbakar dengan sempurna dalam oksigen berlebihan.” 
Contoh: 
CH4(g) + 2 O2(g)  CO2(g) + 2 H2O(l) ΔH = -889 kJ 
C3H8(g) + 5 O2(g)  3 CO2(g) + 4 H2O(l) ΔH = -1364 kJ 
Selain energi panas, pembakaran ada juga yang menghasilkan energi bunyi dan 
energi cahaya, seperti kembang api dan petasan. 
F. Dampak Pembakaran Bahan Bakar yang Tidak Sempurna 
Bahan bakar seperti bensin, solar, minyak tanah, dan LPG merupakan 
senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon kalau dibakar secara sempurna akan 
menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan air. Gas CO2 tidak berbahaya bagi 
makhluk hidup tetapi jika jumlah CO2 di udara sangat berlebih akan timbul peristiwa 
greenhouse effect atau efek rumah kaca yakni peningkatan suhu di permukaan bumi. 
Pada pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna akan menghasilkan gas 
karbon monooksida (CO). Gas CO berbahaya bagi manusia, sebab gas CO lebih 
mudah terikat oleh haemoglobin daripada gas O2. 
Haemoglobin berfungsi mengangkut O2 dari paru-paru ke seluruh tubuh, 
sehingga kalau haemoglobin banyak mengikat CO akan mengalami kekurangan 
oksigen yang dapat menyebabkan kematian. Reaksi CO dengan Hb ditulis: 
CO + Hb HbCO 
O2 + Hb  HbO2 
Daya ikat HbCO 200 kali lipat HbO2. Di jalan raya yang banyak kendaraan 
atau di daerah lampu merah kadar CO dapat mencapai lebih dari 100 ppm. Kadar CO 
di udara lebih dari 250 ppm dapat menyebabkan pingsan. Kadar 750 ppm 
menyebabkan kematian. Untuk mengurangi dampak pencemaran CO di udara, 
pemerintah sudah menganjurkan pengurangan penggunaan mobil pribadi, merawat
25 
mesin kendaraan agar terjadi pembakaran sempurna, dan penggunaan bahan bakar 
alternatif yang lebih mudah terbakar. 
2.7. Kerangka Konseptual 
Salah satu usaha yang dapat digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran 
pada mata pelajaran kimia dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang maksimum 
adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri yang dapat meningkatkan 
hasil belajar siswa. Inkuiri merupakan salah satu bentuk strategi pembelajaran dengan 
cara memberikan kepada siswa dengan memanfaatkan lingkungan yang berada di 
sekitarnya. Meskipun begitu, strategi pembelajaran inkuiri mempunyai kekurangan 
dan kelebihan. Pada hakekatnya dengan strategi pembelajaran Inkuiri, guru dapat 
menyampaikan materi pelaajaran lebih mudah dan siswa dapat dengan mudah 
memahami, menerima dan menelaah materi pelajaran yang disampaikan. Disamping 
itu juga strategi pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan bagi guru dan siswa 
untuk lebih kreatif. 
Penelitian ini bertujuan untuk mencari cara yang lebih baik digunakan dalam 
proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran kimia guna meningkatkan 
hasil belajar siswa. Karena itu, guru diharapkan dapat menggunakan strategi 
pembelajaran yang diperlukan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang 
dinamis dan menyenangkan, agar materi pelajaran lebih mudah dipahami oleh para 
siswa. Dalam hal ini peneliti menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. 
Pembelajaran dengan strategi konvensional merupakan pengajaran yang 
sebagian besar dilakukan melalui penyajian informasi, bukan pemrosesan informasi 
yang mengaju kepada pembentukan kepribadian siswa. Pada pembelajaran ini guru 
hanya menejelaskan (ceramah) dan memberikan contoh dan cara penyelesaiannya. 
Dalam hal ini siswa tidak dilatih mengembangkan pola dan kaidah-kaidah untuk 
menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya. Siswa 
hanya diajarkan dengan memberi penjelasan tentang materi, contoh soal sebagai 
latihan bagi siswa, dan siswa mencoba menyelesaikannya sesuai penjelasan yang
26 
telah dijelaskan oleh guru. Dengan demikian siswa tidak terlatih menggunakan proses 
mentalnya, tetapi siswa hanya dilatih menyelesaikan soal sesuai dengan pola-pola 
atau kaidah yang telah dijelaskan guru. 
Strategi pembelajaran inkuiri dilakukan pada 1 kelas eksperimen, sedangkan 
strategi pembelajaran konvensional dilakukan pada 1 kelas kontrol. Untuk itu dalam 
penelitian ini akan dilihat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar strategi 
pembelajaran inkuiri dan yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran 
konvensional (ceraamah, Tanya jawab, penugasan). 
Berdasarkan kerangka teoritis dapat dilihat bahwa penggunaan strategi 
pembelajaran inkuiri lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa karena 
strategi pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk membantu siswa dalam belajar 
mandiri. Dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri, aktivitas latihan 
mandiri siswa lebih banyak jika dibandingkan dengan penggunaan strategi 
pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab, penugasan). 
2.8 Hipotesis Penelitian 
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 
Hipotesis Verbal: 
 Hipotesis nol (Ho) : 
Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi 
pembelajaran inkuiri dengan media handout tidak lebih tinggi daripada 
peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan strategi 
pembelajaran inkuiri dengan media handout. 
 Hipotesis Alternatif (Ha) : 
Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi 
pembelajaran inkuiri dengan media handout lebih tinggi daripada peningkatan 
hasil belajar siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan strategi 
pembelajaran inkuiri dengan media handout.
27 
DAFTAR PUSTAKA 
Arikunto, S, (2008), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara 
Jakarta. 
Arsyad, A., (2000), Media Pengajaran, PT. Raja Grasindo Persada: Jakarta. 
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, penerbit Rineka 
Cipta: Jakarta. 
Gagne, Robert M,1997. The Conditional of Learning, New York: Hail, Rinehort and 
Winston. 
Hamalik, (2009), Proses belajar mengajar, PT Bina Aksara: Jakarta. 
http://chai-chairil.blogspot.com/ 
http://www.referensimakalah.com/2012/07/dasar-dasar-interaksi-belajar-mengajar. 
html) 
http://pkab.wordpress.com/2008/06/12/penggunaan-media-pada-pengajaran-kimia/ 
Kunandar, (2007), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan 
Pendidikan, Raja Grafindo Persada: Jakarta. 
Marahalim, (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Portofolio Dan 
Penggunaan Media Komputer Pada Pokok Bahasan Oksidasi dan Reduksi 
Terhadap Hasil Belajara Kimia di SMKN 2 Binjai, Skripsi: Medan. 
Mudijono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta: Jakarta. 
Prastowo, A. (2011), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press: 
Jogjakarta. 
Purba M, (2006), Kimia untuk SMA Kelas XI, Erlangga: Jakarta. 
Restuti D, (2011), Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X.1 SMAN 1 
Karang Baru Pada Materi Reaksi Oksidasi Reduksi Melalui Model 
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), Laporan PTK. 
Rohani, A. (2003). Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta: Jakarta. 
Rooijakers (2003). Cara Mengajar Sukses, Penerbit Grafindo: Jakarta.
28 
Rosilawati, I. (2008), Meningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Konsep Termokimia 
Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing SMA Perintis 1 Bandar 
Lampung, Sripsi UNILA: Bandar Lampung. 
Sadiman, Arif. (2003), Media Pendidikan, PT. R Grafindo Persada: Jakarta. 
Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran berorentasi standar proses pendidikan, 
Graha Ilmu, Yogyakarta. 
Saragih, Verawati. (2010), Perbandingan Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan 
Kooperatif TGT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada 
Pokok Bahasan Hidrokarbon Di Kelas X SMA YPK Budi Murni 3 Medan, 
Skripsi, FMIPA, Unimed: Medan. 
Sardiman,Arif. (2003). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT. R Grafindo 
Persada: Jakarta. 
Shidarta, A. (2008), Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium 
Sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP, Sripsi: Bandung. 
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA-UNIMED, 
Medan. 
Slameto,(2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta:Rineka 
Cipta. 
Sudjana, (2008). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. 
Sumantri Mulyani, (1998), Strategi Belajar Mengajar, Debdikbud: Jakarta. 
Sunardi (2002), Kimia Bilingual untuk SMA kelas X, Yrama Widya: Bandung. 
Tambunan, (2010), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA Unimed: Medan. 
Tim Pendidikan Kimia, (2008), Kimia Umum I, FMIPA Unimed: Medan. 
Widaryani S, (2009), penerapan model numbered heads together(NHT) untuk 
meningkatkan perhatian belajar biologi siswa kelas X SMA N 7 .Skripsi 
Universitas sebelas Maret: Surakarta.

More Related Content

What's hot

Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiMakalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiDedy Wiranto
 
Teknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan gandaTeknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan gandaMulyadi Bahri
 
tata letak / layout LABORATORIUM
tata letak / layout LABORATORIUMtata letak / layout LABORATORIUM
tata letak / layout LABORATORIUMSeptia Nur'aini
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Dedi Yulianto
 
Laporan praktikum uji makanan
Laporan praktikum uji makananLaporan praktikum uji makanan
Laporan praktikum uji makanannurul Aulia sari
 
Model evaluasi kurikulum
Model evaluasi kurikulumModel evaluasi kurikulum
Model evaluasi kurikulumAnis Ilahi
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Contoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaran
Contoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaranContoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaran
Contoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaranSDN 1 JUGLANGAN
 
contoh Essay pertanian (bahasa inggris)
contoh Essay pertanian (bahasa inggris)contoh Essay pertanian (bahasa inggris)
contoh Essay pertanian (bahasa inggris)Binti Sa'adah
 
Laporan praktikum biologi Pertumbuhan dan Perkembangan
Laporan  praktikum biologi Pertumbuhan dan PerkembanganLaporan  praktikum biologi Pertumbuhan dan Perkembangan
Laporan praktikum biologi Pertumbuhan dan PerkembanganWafiqhah Abbas
 
Angket motivasi belajar ima
Angket motivasi belajar imaAngket motivasi belajar ima
Angket motivasi belajar imaIma Widayanti
 
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Fitroh NH
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Maulana Husada
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
 
Laporan Percobaan Sach
Laporan Percobaan SachLaporan Percobaan Sach
Laporan Percobaan Sachameliarizkap
 
Kepribadian dan Emosi
Kepribadian dan EmosiKepribadian dan Emosi
Kepribadian dan EmosiILyas Modeong
 

What's hot (20)

Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiMakalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan Informasi
 
Bab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustakaBab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustaka
 
Teknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan gandaTeknik penyusunan soal pilihan ganda
Teknik penyusunan soal pilihan ganda
 
ALBERT BANDURA
ALBERT BANDURAALBERT BANDURA
ALBERT BANDURA
 
tata letak / layout LABORATORIUM
tata letak / layout LABORATORIUMtata letak / layout LABORATORIUM
tata letak / layout LABORATORIUM
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan
 
Laporan praktikum uji makanan
Laporan praktikum uji makananLaporan praktikum uji makanan
Laporan praktikum uji makanan
 
Model evaluasi kurikulum
Model evaluasi kurikulumModel evaluasi kurikulum
Model evaluasi kurikulum
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Contoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaran
Contoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaranContoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaran
Contoh soal ujian ut pgsd pdgk4301 evaluasi pembelajaran
 
contoh Essay pertanian (bahasa inggris)
contoh Essay pertanian (bahasa inggris)contoh Essay pertanian (bahasa inggris)
contoh Essay pertanian (bahasa inggris)
 
Laporan praktikum biologi Pertumbuhan dan Perkembangan
Laporan  praktikum biologi Pertumbuhan dan PerkembanganLaporan  praktikum biologi Pertumbuhan dan Perkembangan
Laporan praktikum biologi Pertumbuhan dan Perkembangan
 
Angket motivasi belajar ima
Angket motivasi belajar imaAngket motivasi belajar ima
Angket motivasi belajar ima
 
Makalah interaksi sosial
Makalah  interaksi sosialMakalah  interaksi sosial
Makalah interaksi sosial
 
Laporan refleksi
Laporan refleksiLaporan refleksi
Laporan refleksi
 
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
Laporan Percobaan Sach
Laporan Percobaan SachLaporan Percobaan Sach
Laporan Percobaan Sach
 
Kepribadian dan Emosi
Kepribadian dan EmosiKepribadian dan Emosi
Kepribadian dan Emosi
 

Viewers also liked

Penulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
Penulisan Proposal & Tinjauan PustakaPenulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
Penulisan Proposal & Tinjauan PustakaMimaNasution
 
Tinjauan pustaka tentang pekerja anak
Tinjauan pustaka tentang pekerja anakTinjauan pustaka tentang pekerja anak
Tinjauan pustaka tentang pekerja anakandisgrasi
 
Outline skripsi Administrasi Negara
Outline skripsi Administrasi NegaraOutline skripsi Administrasi Negara
Outline skripsi Administrasi Negarabarita
 
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANAditya Setyawan
 

Viewers also liked (10)

Penulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
Penulisan Proposal & Tinjauan PustakaPenulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
Penulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
 
Tinjauan Pustaka
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
 
Pembuatan Makalah
Pembuatan MakalahPembuatan Makalah
Pembuatan Makalah
 
tinjauan pustaka penelitian
tinjauan pustaka penelitiantinjauan pustaka penelitian
tinjauan pustaka penelitian
 
Outline makalah
Outline makalahOutline makalah
Outline makalah
 
Outline skripsi
Outline skripsiOutline skripsi
Outline skripsi
 
Tinjauan pustaka tentang pekerja anak
Tinjauan pustaka tentang pekerja anakTinjauan pustaka tentang pekerja anak
Tinjauan pustaka tentang pekerja anak
 
Outline penelitian
Outline penelitianOutline penelitian
Outline penelitian
 
Outline skripsi Administrasi Negara
Outline skripsi Administrasi NegaraOutline skripsi Administrasi Negara
Outline skripsi Administrasi Negara
 
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
 

Similar to Tinjauan Pustaka

Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranPsikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranFMx Cafe
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifCikgu Zatiah
 
Tugas Mt Kuliah Psiko Pend Yuli
Tugas Mt  Kuliah Psiko Pend YuliTugas Mt  Kuliah Psiko Pend Yuli
Tugas Mt Kuliah Psiko Pend Yuliyulianirismawati
 
Slide landasan teori psikologi
Slide landasan teori psikologiSlide landasan teori psikologi
Slide landasan teori psikologiReni Nazta
 
jurnal bimbingan dan konseling belajar
jurnal bimbingan dan konseling belajarjurnal bimbingan dan konseling belajar
jurnal bimbingan dan konseling belajarJeflinPanggabean
 
Makalah 3
Makalah 3Makalah 3
Makalah 3ayu01
 
Teori belajar bruner
Teori belajar brunerTeori belajar bruner
Teori belajar brunerSri Sukmawati
 
Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajar
Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe BelajarTaksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajar
Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajaraidadwiinizuka.blogspot.com
 
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan PembelajaranTugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaranirmanrohmansyah
 
Modul i belajar
Modul i belajarModul i belajar
Modul i belajarHij S
 
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murniBab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murnisafran hasibuan
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxWAKURSMKUMMA
 
Teori belajar kognitif IAIN Purwokerto
Teori belajar kognitif IAIN PurwokertoTeori belajar kognitif IAIN Purwokerto
Teori belajar kognitif IAIN PurwokertoSolikhatun Marfuah
 
Pembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitifPembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitifzikriamri86
 

Similar to Tinjauan Pustaka (20)

Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranPsikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
Tugas kuis spte
Tugas kuis spteTugas kuis spte
Tugas kuis spte
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Tugas Mt Kuliah Psiko Pend Yuli
Tugas Mt  Kuliah Psiko Pend YuliTugas Mt  Kuliah Psiko Pend Yuli
Tugas Mt Kuliah Psiko Pend Yuli
 
Slide landasan teori psikologi
Slide landasan teori psikologiSlide landasan teori psikologi
Slide landasan teori psikologi
 
jurnal bimbingan dan konseling belajar
jurnal bimbingan dan konseling belajarjurnal bimbingan dan konseling belajar
jurnal bimbingan dan konseling belajar
 
Makalah 3
Makalah 3Makalah 3
Makalah 3
 
Teori belajar bruner
Teori belajar brunerTeori belajar bruner
Teori belajar bruner
 
Konsep Belajar
Konsep BelajarKonsep Belajar
Konsep Belajar
 
Kuis spte
Kuis spteKuis spte
Kuis spte
 
Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajar
Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe BelajarTaksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajar
Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajar
 
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan PembelajaranTugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Modul i belajar
Modul i belajarModul i belajar
Modul i belajar
 
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murniBab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murni
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
 
Teori belajar kognitif IAIN Purwokerto
Teori belajar kognitif IAIN PurwokertoTeori belajar kognitif IAIN Purwokerto
Teori belajar kognitif IAIN Purwokerto
 
Pembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitifPembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitif
 

More from Bronika Septiani Sianturi (14)

RPP
RPPRPP
RPP
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan PembelajaranRencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
 
RPP
RPPRPP
RPP
 
Model aufbau
Model aufbauModel aufbau
Model aufbau
 
Ppt Sidang :)
Ppt Sidang :)Ppt Sidang :)
Ppt Sidang :)
 
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika SeptianiRpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
 
Chemist sCRIFT Quiz Cekidot
Chemist sCRIFT Quiz CekidotChemist sCRIFT Quiz Cekidot
Chemist sCRIFT Quiz Cekidot
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana  pelaksanaan  pembelajaranRencana  pelaksanaan  pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Judulnya Laju Reaksi
Judulnya Laju ReaksiJudulnya Laju Reaksi
Judulnya Laju Reaksi
 
Kimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia Cekidot
Kimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia CekidotKimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia Cekidot
Kimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia Cekidot
 
Perkembangan model atom
Perkembangan model atomPerkembangan model atom
Perkembangan model atom
 
Elektrolit non elektrolit
Elektrolit non elektrolitElektrolit non elektrolit
Elektrolit non elektrolit
 
Elektrolit non elektrolit
Elektrolit non elektrolitElektrolit non elektrolit
Elektrolit non elektrolit
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

Tinjauan Pustaka

  • 1. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Hasil Belajar 2.1.1. Hakekat Belajar Kimia Pengertian belajar menurut pandangan beberapa ahli behavioristik dan kognitif (Tambunan, 2010) adalah: 1. Edwar Thorndike “belajar merupakan proses pembentukan hubungan yang erat antara stimulus (S) dengan respon (R)”. 2. Skinner “belajar adalah suatu proses adaptasi atau tingkah laku yang berlangsung secara progresif”. 3. Gagne “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubahnya perilaku sebagai akibat dari pengalaman belajar”. 4. J.Bruner “belajar adalah penemuan atau discovery learning. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Arti tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Sedangkan Slameto (2003) bahwa, ”belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Kimia merupakan studi tentang perubahan materi disertai oleh perubahan energi. Kimia adalah suatu studi yang terpadu yang menyangkut tentang masalah pembuatan, sifat-sifat dan reaksi dari unsur-unsur dan senyawa kimia dan sistem pembentukannya. Kimia sebagai salah satu cabang Ilmu Alam, berkembang sejak manusia memperhatikan keadaan sekelilingnya dan menarik manfaat dari fakta-fakta
  • 2. 2 yang diperoleh untuk kepentingan kelangsungan hidupnya. (Tim pendidikan kimia, 2008). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, perubahan, dinamika dan energi zat. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak dapat dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori-teori temuan ilmuwan kimia) dan sebagai proses kerja atau kerja ilmiah. Hakekat pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk yang tidak dapat dipisahkan. 2.1.2. Hasil Belajar Kimia Romizowski (Verawati Saragih, 2010) menyatakan bahwa hasil belajar diperoleh dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dikelompokkan kepada empat kategori yaitu: fakta, konsep, prosedur dan prinsip. Fakta merupakan pengetahuan tentang objek nyata, asosiasi dan kenyataan dari informasi verbal dari suatu objek, peristiwa manusia. Konsep adalah pengetahuan tentang seperangkat objek konkrit atau defenisi. Prosedur merupakan pengetahuan tentang tindakan yang bersifat linier dalam mencapai tujuan. Prinsip adalah pernyataan mengenai hubungan dari dua konsep atau lebih. Hasil belajar dalam bentuk keterampilan dikelompokkan kepada empat kategori, yaitu: keterampilan kognitif, akting, reaksi dan interaksi. Keterampilan kognitif berkaitan dengan keterampilan seseorang dalam menggunakan pikirannya untuk mengambil keputusan atau memecahkan masalah. Keterampilan berakting adalah keterampilan fisik atau teknik seperti olahraga, mengerjakan sesuatu dan lain sebagainya. Keterampilan reaksi adalah keterampilan bereaksi terhadap suatu situasi dalam arti nilai-nilai emosi dan perasaan yang biasanya disebut dengan sikap. Sedangkan keterampilan interaksi adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan seperti komunikasi, persuasi, dan pendidikan.
  • 3. 3 Hasil belajar merupakan suatu gambaran prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada suatu jenjang yang diikutinya. Menurut Mudjiono (Simanjuntak, 2006) bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar. Seseorang dikatakan belajar bila diasumsikan didalam diri orang tersebut telah terjadi suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar. 2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu : a) faktor internal (dari dalam individu yang belajar) yaitu faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologi, antara lain motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lainnya, b) faktor eksternal (dari luar individu yang belajar) yaitu faktor yang mempengaruhi pengetahuan, pemahaman konsep dan keterampilan pembentukan sikap (Slameto, 2003). Dari faktor diatas, ada juga pendapat dari beberapa para ahli mengenai faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut. Benjamin Bloom (dalam Sudjana 2008) secara garis besar membagi hasil belajar dalam tiga ranah antara lain : a) kognitif yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, diantaranya pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, b) afektif yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek diantaranya penerimaan, jawaban atau reaksi, organisasi dan internalisasi, c) psikomotor yaitu berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada 6 buah ranah psikomotoris yakni gerakan reflex, keterampilan, gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ekspresif dan interpretatif. Sedangkan menurut Gagne (dalam Sudjana 2008) membagi hasil belajar dalam kategori : a) strategi kognitif yaitu kemampuan yang memungkinkan siswa mengendalikan perilakunya sendiri dalam menghadapi lingkungannya. Seorang siswa
  • 4. 4 menggunakan kognitif dalam memikirkan apa yang telah ia pelajari dalam memecahkan masalah, b) sikap afektif yaitu keadaan internal yang terbentuk dari dalam diri siswa dan mempengaruhi tindakan terhadap benda atau peristiwa di sekitarnya, c) keterampilan gerak (psikomotor) yaitu berdasarkan aktivitas siswa sehingga memungkinkan pelaksanaan penampilan siswa yang menggunakan faktor fisik. Dari penejalasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor setelah melangsungkan proses pembelajaran. 2.2 Strategi Pembelajaran Inkuiri Dalam pembelajaran kimia, guru diharapkan memiliki filosofi Inkuiri, sehingga akan lebih berperilaku sebagai fasilitator pembelajaran, sedangkan siswa ditempatkan sebagai pusat pembelajaran. Oleh karena itu inkuiri merupakan filosofi utama dalam proses pembelajaran kimia. 2.2.1. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri Inkuiri berasal dari bahasa inggris “inquiry“, yang secara harfiah berarti menyelidiki. Menurut Kunandar (2007) inkuiri (menemukan) merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual yang berpendapat bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi dari hasil menemukan sendiri. Sedangkan menurut Kourilsky dalam Hamalik (2009) menyatakan bahwa inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok siswa inkuiri ke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok. Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
  • 5. 5 pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Strategi pembelajaran inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera pengecap, penglihatan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala disadari dengan keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi pembelajaran inkuiri dikembangkan. Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran Inkuiri yaitu: a) strategi Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar, b) seluruh aktivitas siswa yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief), c) tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental (Sanjaya, 2006). Strategi pembelajaran Inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorentasi kepada siswa (student cebtered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peranan yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama pembelajaran melalui strategi Inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berfikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar ingin tahu mereka. Jadi,
  • 6. 6 pembelajaran inkuiri akan efektif apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir dan tidak memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu. 2.2.2. Prinsip – Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi pembelajaran Inkuiri merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dalam Sanjaya (2006) dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu : a) maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak, dan pertumbuhan system saraf, b) physical experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya, c) social experience adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, d) equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan yang baru ditemukan. Dalam penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru yaitu : a) berorientasi pada pengembangan intelektual. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil juga berorientasi pada proses belajar, b) prinsip intelektual. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan, c) prinsip bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir, d) prinsip belajar untuk berpikir. Belajar bukan hanya untuk mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, e) prinsip keterbukaan. Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu, anak
  • 7. 7 perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya (Sanjaya: 2006). 2.2.3. Karakteristik Strategi Pembelajaran Inkuiri Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran Inkuiri. Pertama, strategi Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi Inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai dari proses mental (Sanjaya : 2006). Ciri-ciri model pembelajaran Inkuiri di atas menunjukkan bahwa model ini berusaha membimbing, melatih dan membiasakan siswa untuk terampil berpikir karena siswa terlibat secara mental dan fisik. Pelatihan dan pembiasaan siswa untuk terampil berpikir merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih besar yaitu tercapainya keterampilan proses ilmiah sekaligus terbentuknya sikap ilmiah, disamping penguasaan konsep, prinsip hukum, ataupun teori. 2.2.4. Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri Menurut Sanjaya (2006) bahwa secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a) orientasi, b) merumuskan masalah, c) mengajukan hipotesis, d) mengumpulkan data, e) menguji hipotesis, f) merumuskan kesimpulan. Sedangkan menurut Kunandar (2007) langkah-langkah kegiatan menemukan (inkuiri) adalah : a) merumuskan masalah, b) mengumpulkan data melalui observasi atau pengamatan, c) menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, table, dan karaya lainnya, d) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman, guru atau audience lainnya.
  • 8. 8 Selanjutnya menurut Hamalik (2009) mengatakan bahwa para siswa yang melakukan Inkuiri terhadap suatu masalah seharusnya mengikuti langkah-langkah dibawah ini yaitu : a) mengidentifikasi dan merumuskan situasi dengan jelas yang berarti memfokuskan Inkuiri, b) mengajukan pertanyaan tentang kenyataan (fakta), c) merumuskan suatu hipotesis untuk menjawab pertanyaan, d) mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji tiap hipotesis dengan data yang telah dikumpulkan, e) merumuskan suatu jawaban terhadap pernyataan pokok dan menyatakan jawaban sebagai suatu proposisi fakta (jawaban harus menyajikan sintesis tentang hipotesis yang diusulkan dan hasil-hasil pengujian hipotesis serta informasi)”. Dari penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam penerapan strategi pembelajaran Inkuiri di dalam pelaksanaanya selalu menekankan kepada kemampuan anak sendiri, seorang guru hanya sebagai motivator atau perancang dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kemampuannya. 2.2.5. Tujuan Strategi Pembelajaran Inkuiri Menurut Sumantri (1998) menyatakan adapun tujuan strategi pembelajaran Inkuiri yaitu: a) meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya, b) mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya, c) melatih siswa menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya, d) memberi pengalaman belajar seumur hidup. Alasan penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri yaitu: a) perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat, b) belajar tidak hanya diperoleh di sekolah tetapi juga lingkungan sekitar, c) melatih siswa menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak habisnya, d) memberi pengalaman belajar seumur hidup.
  • 9. 9 2.2.6. Keunggulan Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi pembelajaran Inkuiri adalah satu strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan penerapannya dalam proses pembelajaran, karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya yaitu : a) strategi pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajarn yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna, b) streategi pembelajaran Inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, c) strategi pembelajaran Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman, d) strategi pembelajaran Inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Tidak semua model pembelajaran baik digunakan dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2006). 2.2.7. Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri Disamping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran Inkuiri juga memiliki beberapa kelemahan yaitu : a) jika strategi pembelajaran Inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa, b) strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar, c) kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru mengalami kesulitan menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan, d) selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran Inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru (Sanjaya, 2006 : 208).
  • 10. 10 2.3. Strategi Pembelajaran Konvensional Cara mengajar yang lebih tradisonal dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah. Sejak dahulu guru dalam usaha menyampaikan pengetahuan pada siswa, ialah disampaikan secara lisan atau ceramah. Cara-cara ini kadang-kadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan tertentu, agar penyajiannya tidak membosankan. Strategi pembelajaran konvensional merupakan suatu rangkaian kegiatan penyampaian ilmu pengetahuan oleh guru kepada siswa dan tinggal menerima apa saja yang dijelaskan oleh guru. Strategi ini pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan daripada pengertian dan pengajaran masih berpusat pada guru (teacher center). Sudjana (2008) menjelaskan ciri-ciri pendekatan konvensional yaitu: a) pembelajaran yang terpusat pada siswa, b) siswa mendengar dan mencatat seperlunya, c) komunikasi terjadi satu arah, d) menyamaratakan kemampuan siswa, e) siswa kurang keberanian dalam bertanya. Agar pembelajaran konvensional dapat terjadi efektif dan efesien, guru harus mempersiapkan strategi pembelajaran menurut langkah-langkah seperti yang dijelaskan oleh Ahmadi dan Supriono (1991), yaitu: a) merumuskan tujuan khusus pembelajaran, b) menganalisis materi pelajaran, c) memilih pembelajaran klasikal, d) menyediakan alat bantu/peraga, e) mengatur alokasi waktu, f) memberikan tes formatif, g) melaksanakan pembelajaran. Tabel 2.1 Perbedaan Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Strategi Pembelajaran Konvensional Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi Pembelajaran Konvensional 1. Menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri 1. Dalam pembelajaran ini siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif atau komunikasi satu arah.
  • 11. 11 materi pelajaran. 2. Pembelajaran dikaitkan dengan lingkungan sekitar. 2. Dalam pembelajaran ini pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak. 3. Kemampuan siswa diperoleh atas penemuan sendiri dan memproses bahan pembelajarannya. 3. Dalam pembelajaran ini kemampuan siswa diperoleh melalui latihan-latihan dan tugas-tugas yang diberikan guru. 4. Tujuan yang ingin dicapai adalah keterampilan proses ilmiah sekaligus terbentuknya sikap ilmiah, disamping penguasaan konsep, prinsip hukum, ataupun teori. 4. Dalam pembelajaran ini keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes atau hanya pada ranah kognitifnya saja. Dikutip dari Sudjana 2008 2.4. Media Pendidikan 2.4.1. Pengertian Media Pendidikan Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, :perantara” atau “pengantar”. Menurut Sadiman (2003) media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan. Selanjutnya menurut Heinich dalam Arsyad (2000) mengatakan bahwa medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetak dan sejenisnya adalah media komunikasi. Sedangkan menurut Briggs dalam Sadiman (2003) mengatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta rangsangan terhadap karakteristik siswa untuk belajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu benda atau alat yang dapat diindera yang digunakan dalam proses instruksional (belajar-mengajar) yang berfungsi sebagai perantara untuk mempermudah mencapai tujuan instruksional
  • 12. 12 yang lebih efektif dan memiliki sifat yang mendidik. Secara keseluruhan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian siswa sehingga proses belajar terjadi. 2.4.2. Peranan dan Manfaat Media Pendidikan Menurut Rohani (2003) dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa peranan yaitu : a) mengatasi beberapa pengalaman peserta didik, b) mengatasi batas-batas ruang kelas, c) mengatasi kesulitan apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati karena terlalu kecil, d) mengatasi gerak benda secara cepat atau terlambat, sedangkan proses gerakan itu menjadi pusat perhatian peserta didik, e) mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks, dapat dipisahkan dengan bagan demi bagan untuk diamati secara terpisah, f) mengatasi suara yang terlalu halus untuk didengar secara langsung melalui telinga, g) memungkinkan membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi kegiatan belajar peserta didik. Media pengajar diharapkan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Menurut Sudjana dalam Arsyad (2000) mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa yaitu : a) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, b) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran, c) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran, d) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
  • 13. 13 2.5. Media HandOut Menurut Rooijakkers (2003) “handout adalah lembaran dengan tulisan bagan atau teks yang dibagikan oleh pengajar selama pengajaran berlangsung”. Sedangkan menurut Rahardjo (www.itb.ac.id) menyatakan bahwa handout adalah selebaran tertulis tentang materi pelajaran yang diedarkan kepada siswa secara cuma-cuma sebagai bahan penjelasan. Dalam pandangan lainnya, handout bukan diartikan sebagai “segala sesuatu” yang diberikan kepada siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Sementara itu, Mohammad dalam Andi Prastowo (2011) memaknai handout sebagai selembar (atau beberapa lembar) kertas yang berisi tugas atau tes yang diberikan guru kepada siswa. Dengan kata lain, apabila guru membuat ringkasan suatu topik, makalah suatu topik, lembar kerja siswa, petunjuk praktikum, tugas atau tes, dan diberikan kepada siswa secara terpisah-pisah, maka pengemasan materi pebelajaran tersebut termasuk dalam kategori handout. Bedasarkan penjelasan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa handout adalah selebaran yang berisikan materi pelajaran yang disusun oleh seorang guru sebagai bahan pendukung penjelasan maupun pengembangan materi pelajaran yang harus dikuasai siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Unsur – unsur penyusun handout antara lain, yaitu: 1. Standar Kompetensi Merupakan tujuan pembelajaran yang dicapai siswa setelah mengikuti satu pokok bahasan yang berfungsi untuk memberikan pandangan umum tentang hal-hal yang dikuasai siswa. 2. Kompetensi Dasar Merupakan tujuan pembelajaran yang dicapai setelah mengikuti pelajaran untuk 1 kali pertemuan. Fungsinya untuk memberikan focus pada siswa pada sub pokok bahasan yang sedang dihadapi. 3. Ringkasan Materi Pelajaran
  • 14. 14 Ringkasan materi pelajaran merupakan kesimpulan-kesimpulan dari bahan ajar yang akan disampaikan atau diberikan kepada siswa dan telah tersusun secara sistematis. Fungsinya agar memungkinkan siswa dapat mengetahui sistematika pelajaran yang harus dikuasai, sekaligus memandu siswa dalam pengayaan di luar proses belajar mengajar di kelas. 4. Soal-soal Terstruktur Soal-soal terstruktur adalah permasalahan yang harus diselesaikan siswa setelah ia menerima atau mempelajari materi pelajaran tersebut, penyelesaian soal itu dikumpul atau dinilai, kemudian dibahas bersama-sama untuk membantu siswa dalam melatih memahami materi pelajaran yang akan diberikan. 5. Sumber Bacaan Sumber bacaan adalah buku atau bahan ajar yang digunakan atau menjadi sumber dari materi pelajaran yang diberikan. Fungsinya untuk menelusuri lebih lanjut materi pelajaran yang akan disampaikan (http://chai-chairil.blogspot.com/). Menurut Andi Prastowo (2011), adapun langkah-langkah penyusunan handout antara lain: a) melakukan analisi kurikulum, b) menentukan judul handout, sesuaikan dengan kompetensi dasar dan materi pokok yang akan dicapai, c) mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Upaya referensi terkini dan relevan dengan materi pokoknya, d) menulis handout, dalam menulis handout upayakan agar kalimat yang mendukung tidak terlalu panjang, untuk siswa SMA diperkirakan jumlah kata perkalimatnya tidak lebih dari 25 kata dan dalam satu paragrap usahakan jumlah kalimatnya antara 3-7 kalimat saja, e) mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang, bila perlu dibaca orang lain lebih dahulu untuk mendapatkan masukan, f) memperbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan, g) gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Penggunaan media handout dalam proses belajar mengajar memiliki keuntungan antara lain : a) dapat menghemat waktu, b) dapat menggantikan catatan siswa, c) memelihara kekonsistenan
  • 15. 15 penyampaian materi di kelas oleh guru, d) siswa dapat mengikuti struktur pelajaran dengan baik, e) siswa akan mengetahui pokok materi yang diberikan oleh guru. Pembuatan handout memiliki beberapa tujuan yaitu: a) untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi guru, b) untuk memperkaya pengetahuan siswa, c) untuk mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari guru (Prastowo : 2011). 2.6. Materi A. Sistem dan Lingkungan Matahari adalah ciptaan Tuhan yang merupakan sumber energi bagi alam semesta baik berupa energi panas maupun energi cahaya. Tumbuhan hijau menyerap cahaya matahari dan mengubah zat-zat pada daun menjadi karbohidrat melalui fotosintesis. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi makhluk hidup. Peristiwa ini merupakan salah satu contoh hukum kekekalan energi yaitu energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi dapat diubah dari suatu bentuk energi menjadi bentuk yang lain. Peristiwa lain yang menunjukkan hukum kekekalan energi pada kimia, misalnya batu baterai dapat menyalakan lampu senter. Pada batu baterai reaksi kimia yang terjadi menghasilkan energi listrik, kemudian energi listrik berubah menjadi energi cahaya. Pada proses-proses tersebut tidak ada energi yang hilang tetapi energi berubah ke bentuk energi lain. Terjadinya perpindahan energi pada sistem dan lingkungan dapat digambarkan seperti.
  • 16. 16 Gambar 2.1 Pada Gambar 2.1(a), bahan bakar bereaksi dengan gas oksigen di udara dan menimbulkan panas di sekelilingnya. Pada proses ini terjadi perpindahan energi dari sistem ke lingkungan. Pada Gambar 2.1(b), daun yang berklorofil berfungsi sebagai sistem akan menyerap sinar matahari dan CO2 dari lingkungan, karbon dioksida bereaksi dengan air membentuk karbohidrat dan gas oksigen dalam proses fotosintesis. Pada proses ini terjadi perpindahan energi dari lingkungan ke sistem. Berdasarkan ini maka sistem adalah segala sesuatu yang dipelajari perubahan energinya, sedangkan lingkungan adalah segala yang berada di sekeliling sistem. Dalam ilmu kimia, sistem adalah sejumlah zat yang bereaksi, sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu di luar zat-zat tersebut misalnya tabung reaksi. B. Perubahan Entalpi Energi yang terkandung di dalam suatu sistem atau zat disebut entalpi (H). Entalpi merupakan sifat ekstensif dari materi maka bergantung pada jumlah mol zat. Entalpi suatu sistem tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah perubahan entalpi yang menyertai perubahan zat, karena itu kita dapat menentukan entalpi yang dilepaskan atau diserap pada saat terjadi reaksi. Perubahan energi pada suatu reaksi
  • 17. 17 yang berlangsung pada tekanan tetap disebut perubahan entalpi. Perubahan entalpi dinyatakan dengan lambang ΔH, dengan satuan Joule dan kilo Joule. Contoh: Entalpi air ditulis ΔHH2O. Air dapat berwujud cair dan padat. Entalpi yang dimilikinya berbeda, HH2O(l) lebih besar daripada HH2O(s) . Oleh karena itu untuk mengubah es menjadi air diperlukan energi dari lingkungan. Harga ΔH pada peristiwa perubahan es menjadi air adalah: ΔH = HH2O(l) – HH2O(s) Perubahan ini dapat ditulis dalam suatu persamaan reaksi yang disebut persamaan termokimia sebagai berikut. H2O(s)  H2O(l) ΔH = +6,02 kJ Berdasarkan perubahan entalpi, dikenal dua macam reaksi yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. 1. Reaksi Eksoterm Pernahkah kamu memasukkan bongkahan batu kapur ke dalam air? Pada air lama-lama akan terjadi gelembung-gelembung gas dan campuran air dengan kapur menghasilkan panas. Panas dihasilkan dari zat-zat bereaksi yang merupakan sistem kemudian dilepaskan ke lingkungan. Reaksi ini termasuk reaksi eksoterm. Pada reaksi eksoterm energi panas atau kalor berpindah dari sistem ke lingkungan. Entalpi sistem sebelum reaksi lebih besar daripada sesudah reaksi atau Hpereaksi > Hhasil reaksi. 2. Reaksi Endoterm Reaksi endoterm kebalikan dari reaksi eksoterm. Pada reaksi endoterm sistem menyerap panas dari lingkungan. Entalpi sistem sesudah reaksi lebih besar daripada sebelum reaksi: Hpereaksi < Hhasil reaksi. Perubahan entalpi sistem menjadi lebih besar dari 0 atau ΔH = + Reaksi endoterm ada juga yang berlangsung spontan, sistem dengan sendirinya menyerap
  • 18. 18 kalor dari lingkungan. Pada proses ini akan terjadi penurunan suhu lingkungan, jadi kalau kita pegang wadah sistem akan terasa dingin. Reaksi eksoterm dan endoterm terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2.2 Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan dengan diagram tingkat energi seperti berikut ini: Gambar 2.3 C. Macam-Macam Perubahan Entalpi (ΔH) Besarnya perubahan entalpi suatu reaksi bergantung pada jumlah zat yang bereaksi, wujud zat, suhu, dan tekanan, maka perubahan entalpi dihitung berdasarkan keadaan standar yaitu keadaan pada suhu dan tekanan standar pada suhu 25 0C (298 K) dan tekanan 1 atm. Perubahan entalpi reaksi ada yang berupa perubahan entalpi pembentukan (ΔH0 f), perubahan entalpi penguraian (ΔH0 d), perubahan entalpi pembakaran (ΔH0 c),dan perubahan entalpi netralisasi (ΔH0 n). a. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar (ΔH0 f)
  • 19. 19 Perubahan entalpi pembentukan standar, ΔH0 f suatu zat adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol zat dari unsur-unsurnya diukur pada keadaan standar. Contoh: Perubahan entalpi pembentukan AgCl adalah perubahan entalpi dari reaksi: Ag(s) + 12 Cl2( g) AgCl(s) ΔH0 f = -127 kJ mol-1 b. Perubahan Entalpi Penguraian Standar (ΔH0 d) Perubahan entalpi penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan. ΔH0 d suatu zat adalah perubahan entalpi yang terjadi pada reaksi penguraian 1 mol zat menjadi unsur-unsur pada keadaan standar. Contoh: H2O( l) H2(g) + ½ O2(g) ΔH0 d = +285,8 kJ mol–1 CO2(g)  C(s) + O2(g) ΔH0 d = +393,5 kJ mol–1 Marquis de Laplace dari Prancis dalam penelitiannya menemukan bahwa jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum Laplace. Contoh: ½ N2(g) + 3/2H2( g) NH3(g) ΔH0 f = - 46,11 kJ NH3(g)  ½ N2(g) + 3/2 H2(g) ΔH0 d = +46,11 kJ c. Perubahan Entalpi Pembakaran (ΔH0 c) Perubahan entalpi pembakaran, ΔH0 c adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol unsur atau senyawa pada keadaan standar. Contoh: CH4( g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(l) ΔH0 c = -889,5 kJ C2H2(g) + 5/2 O2(g)  2 CO2(g) + H2O(g) ΔH0 c = -129,9 kJ
  • 20. 20 d. Perubahan Entalpi Netralisasi (ΔH0 n) Perubahan entalpi netralisasi adalah perubahan entalpi yang terjadi pada saat reaksi antara asam dengan basa baik tiap mol asam atau tiap mol basa. Contoh: NaOH(aq) + HCl(aq)  NaCl(aq) + H2O(l) ΔH0 n = -57,1 kJ mol-1 D. Penentuan ΔH Reaksi Perubahan entalpi (ΔH) suatu reaksi dapat ditentukan melalui berbagai cara yaitu melalui eksperimen, berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan (ΔH0 f), berdasarkan hukum Hess, dan berdasarkan energi ikatan. a. Penentuan ΔH Melalui Eksperimen Pada gambar 2.4. Perubahan entalpi reaksi dapat ditentukan dengan menggunakan suatu alat yang disebut kalorimeter (alatpengukur kalor). Dalam kalorimeter, zat yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tempat reaksi. Tempat ini dikelilingi oleh air yang telah diketahui massanya. Kalor reaksi yang dibebaskan terserap oleh air dan suhu air akan naik. Perubahan suhu air ini diukur dengan termometer. Kalorimeter ditempatkan dalam wadah terisolasi yang berisi air untuk menghindarkan terlepasnya kalor. Berdasarkan hasil penelitian, untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1oC diperlukan kalor sebesar 4,2 kJ atau 1 kkal. Untuk 1 gram air diperlukan kalor sebesar 4,2 J atau 1 kal. Jumlah kalor ini disebut kalor jenis air dengan lambang c. c = 4,2 J g-1 oC-1
  • 21. 21 Jumlah kalor yang terserap ke dalam air dihitung dengan mengalikan 3 faktor yaitu massa air dalam kalorimeter (gram), perubahan suhu air (oC), dan kalor jenis air. Rumusnya ditulis: q = m.c. Δt q = kalor yang dibebaskan atau diserap m = massa air (gram) c = kapasitas kalor air (J) Δt = perubahan suhu (oC) Contoh Soal Di dalam kalorimeter terdapat zat yang bereaksi secara endoterm. Reaksi tersebut menyebabkan 1 kg air yang terdapat dalam kalorimeter mengalami penurunan suhu 5oC. Tentukan kalor reaksi dari reaksi tersebut! Penyelesaian: q = m.c. Δt = 1.000 g. 4,2Jg-1 oC-1. 5oC = 21.000 J = 21 kJ Penentuan perubahan entalpi reaksi dapat pula menggunakan kalorimeter sederhana misalnya gelas yang terbuat dari styrofoam atau plastik. b. Penentuan ΔH Berdasarkan ΔHo f Berdasarkan perubahan entalpi pembentukan standar zat-zat yang ada dalam reaksi, perubahan entalpi reaksi dapat dihitung dengan rumus: ΔHo R = ΣΔHo f hasil reaksi – ΣΔHo f pereaksi ΔHo R = perubahan entalpi reaksi standar Contoh Soal Tentukan ΔH reaksi pembakaran C2H6 jika diketahui:
  • 22. 22 ΔHf o C2H6 = –84,7 kJ mol–1, ΔHf o CO2 = –393,5 kJ mol–1,ΔHf o H2O = –285,8 kJ mol–1 Penyelesaian: C2H6(g) + 3½ O2(g)  2CO2(g) + 3 H2O(l) ΔHo R C2H6 = [2. ΔHo f CO2(g) + 3. ΔHo f H2O(l)] – [ΔHo f C2H6(g) + 3½ ΔHo f O2(g)] = [2.(–393,5) + 3. (–285,8)] – [–84,7 + 0] = –1559,7 kJ Jadi, ΔH pembakaran C2H6 adalah –1559,7 kJ. c. Penentuan ΔH Berdasarkan Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi kadang-kadang tidak dapat ditentukan secara langsung tetapi harus melalui tahap-tahap reaksi. Misalnya untuk menentukan perubahan entalpi pembentukan CO2 dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara 1 C(g) + O2(g)  CO2(g) ΔH = -394 kJ Cara 2 C dengan O2 bereaksi dulu membentuk CO, tahap berikutnya CO bereaksi dengan O2 menghasilkan CO2. Pada cara 1, reaksi berlangsung satu tahap, sedangkan cara 2 dan cara 3 berlangsung dua tahap. Ternyata dengan beberapa cara, perubahan entalpinya sama yaitu –394 kJ.
  • 23. 23 Seorang ilmuwan, German Hess, telah melakukan beberapa penelitian perubahan entalpi ini dan hasilnya adalah bahwa perubahan entalpi reaksi dari suatu reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi, apakah reaksi tersebut berlangsung satu tahap atau beberapa tahap. Penemuan ini dikenal dengan Hukum Hess yang berbunyi: ‘Perubahan entalpi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir reaksi’ Berdasarkan penelitian Hess ini, perubahan entalpi suatu reaksi yang tidak dapat ditentukan dengan kalorimeter dapat ditentukan dengan perhitungan. d. Penentuan ΔH Berdasarkan Energi Ikatan Suatu reaksi kimia terjadi akibat pemutusan ikatan-ikatan kimia dan pembentukan ikatan-ikatan kimia yang baru. Pada waktu pembentukan ikatan kimia dari atom-atom akan terjadi pembebasan energi, sedangkan untuk memutuskan ikatan diperlukan energi. Jumlah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan antaratom dalam 1 mol molekul berwujud gas disebut energi ikatan. Makin kuat ikatan makin besar energi yang diperlukan. Harga energi ikatan dapat dipakai untuk menentukan ΔH suatu reaksi. ΔHR o= Σ energi ikatan yang diputuskan – Σ energi ikatan yang dibentuk Dengan rumus tersebut dapat pula ditentukan energi ikatan rata-rata suatu molekul dan energi yang diperlukan untuk memutuskan salah satu ikatan atau energi ikatan disosiasi dari suatu molekul. E. Kalor Pembakaran Bensin, minyak tanah, solar, dan LPG merupakan bahan bakar yang banyak digunakan, sebab dari proses pembakarannya menghasikan energi yang cukup besar. Selain bahan bakar dari minyak bumi telah dipikirkan pula bahan bakar alternatif sebab minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Bahan bakar alternatif misalnya alkohol dan gas hidrogen. Alkohol sudah banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Di Brazil kendaraan hampir 50% menggunakan bahan bakar campuran 95% alkohol dan 5% air.
  • 24. 24 Kalor pembakaran didefinisikan sebagai berikut. “Kalor pembakaran adalah kalor yang dibebaskan apabila 1 mol bahan bakar terbakar dengan sempurna dalam oksigen berlebihan.” Contoh: CH4(g) + 2 O2(g)  CO2(g) + 2 H2O(l) ΔH = -889 kJ C3H8(g) + 5 O2(g)  3 CO2(g) + 4 H2O(l) ΔH = -1364 kJ Selain energi panas, pembakaran ada juga yang menghasilkan energi bunyi dan energi cahaya, seperti kembang api dan petasan. F. Dampak Pembakaran Bahan Bakar yang Tidak Sempurna Bahan bakar seperti bensin, solar, minyak tanah, dan LPG merupakan senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon kalau dibakar secara sempurna akan menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan air. Gas CO2 tidak berbahaya bagi makhluk hidup tetapi jika jumlah CO2 di udara sangat berlebih akan timbul peristiwa greenhouse effect atau efek rumah kaca yakni peningkatan suhu di permukaan bumi. Pada pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna akan menghasilkan gas karbon monooksida (CO). Gas CO berbahaya bagi manusia, sebab gas CO lebih mudah terikat oleh haemoglobin daripada gas O2. Haemoglobin berfungsi mengangkut O2 dari paru-paru ke seluruh tubuh, sehingga kalau haemoglobin banyak mengikat CO akan mengalami kekurangan oksigen yang dapat menyebabkan kematian. Reaksi CO dengan Hb ditulis: CO + Hb HbCO O2 + Hb  HbO2 Daya ikat HbCO 200 kali lipat HbO2. Di jalan raya yang banyak kendaraan atau di daerah lampu merah kadar CO dapat mencapai lebih dari 100 ppm. Kadar CO di udara lebih dari 250 ppm dapat menyebabkan pingsan. Kadar 750 ppm menyebabkan kematian. Untuk mengurangi dampak pencemaran CO di udara, pemerintah sudah menganjurkan pengurangan penggunaan mobil pribadi, merawat
  • 25. 25 mesin kendaraan agar terjadi pembakaran sempurna, dan penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih mudah terbakar. 2.7. Kerangka Konseptual Salah satu usaha yang dapat digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran pada mata pelajaran kimia dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang maksimum adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Inkuiri merupakan salah satu bentuk strategi pembelajaran dengan cara memberikan kepada siswa dengan memanfaatkan lingkungan yang berada di sekitarnya. Meskipun begitu, strategi pembelajaran inkuiri mempunyai kekurangan dan kelebihan. Pada hakekatnya dengan strategi pembelajaran Inkuiri, guru dapat menyampaikan materi pelaajaran lebih mudah dan siswa dapat dengan mudah memahami, menerima dan menelaah materi pelajaran yang disampaikan. Disamping itu juga strategi pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan bagi guru dan siswa untuk lebih kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mencari cara yang lebih baik digunakan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran kimia guna meningkatkan hasil belajar siswa. Karena itu, guru diharapkan dapat menggunakan strategi pembelajaran yang diperlukan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan, agar materi pelajaran lebih mudah dipahami oleh para siswa. Dalam hal ini peneliti menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. Pembelajaran dengan strategi konvensional merupakan pengajaran yang sebagian besar dilakukan melalui penyajian informasi, bukan pemrosesan informasi yang mengaju kepada pembentukan kepribadian siswa. Pada pembelajaran ini guru hanya menejelaskan (ceramah) dan memberikan contoh dan cara penyelesaiannya. Dalam hal ini siswa tidak dilatih mengembangkan pola dan kaidah-kaidah untuk menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya. Siswa hanya diajarkan dengan memberi penjelasan tentang materi, contoh soal sebagai latihan bagi siswa, dan siswa mencoba menyelesaikannya sesuai penjelasan yang
  • 26. 26 telah dijelaskan oleh guru. Dengan demikian siswa tidak terlatih menggunakan proses mentalnya, tetapi siswa hanya dilatih menyelesaikan soal sesuai dengan pola-pola atau kaidah yang telah dijelaskan guru. Strategi pembelajaran inkuiri dilakukan pada 1 kelas eksperimen, sedangkan strategi pembelajaran konvensional dilakukan pada 1 kelas kontrol. Untuk itu dalam penelitian ini akan dilihat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar strategi pembelajaran inkuiri dan yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional (ceraamah, Tanya jawab, penugasan). Berdasarkan kerangka teoritis dapat dilihat bahwa penggunaan strategi pembelajaran inkuiri lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa karena strategi pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk membantu siswa dalam belajar mandiri. Dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri, aktivitas latihan mandiri siswa lebih banyak jika dibandingkan dengan penggunaan strategi pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab, penugasan). 2.8 Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Hipotesis Verbal:  Hipotesis nol (Ho) : Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout tidak lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout.  Hipotesis Alternatif (Ha) : Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout.
  • 27. 27 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S, (2008), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara Jakarta. Arsyad, A., (2000), Media Pengajaran, PT. Raja Grasindo Persada: Jakarta. Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, penerbit Rineka Cipta: Jakarta. Gagne, Robert M,1997. The Conditional of Learning, New York: Hail, Rinehort and Winston. Hamalik, (2009), Proses belajar mengajar, PT Bina Aksara: Jakarta. http://chai-chairil.blogspot.com/ http://www.referensimakalah.com/2012/07/dasar-dasar-interaksi-belajar-mengajar. html) http://pkab.wordpress.com/2008/06/12/penggunaan-media-pada-pengajaran-kimia/ Kunandar, (2007), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Raja Grafindo Persada: Jakarta. Marahalim, (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Portofolio Dan Penggunaan Media Komputer Pada Pokok Bahasan Oksidasi dan Reduksi Terhadap Hasil Belajara Kimia di SMKN 2 Binjai, Skripsi: Medan. Mudijono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta: Jakarta. Prastowo, A. (2011), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press: Jogjakarta. Purba M, (2006), Kimia untuk SMA Kelas XI, Erlangga: Jakarta. Restuti D, (2011), Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X.1 SMAN 1 Karang Baru Pada Materi Reaksi Oksidasi Reduksi Melalui Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), Laporan PTK. Rohani, A. (2003). Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta: Jakarta. Rooijakers (2003). Cara Mengajar Sukses, Penerbit Grafindo: Jakarta.
  • 28. 28 Rosilawati, I. (2008), Meningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Konsep Termokimia Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing SMA Perintis 1 Bandar Lampung, Sripsi UNILA: Bandar Lampung. Sadiman, Arif. (2003), Media Pendidikan, PT. R Grafindo Persada: Jakarta. Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran berorentasi standar proses pendidikan, Graha Ilmu, Yogyakarta. Saragih, Verawati. (2010), Perbandingan Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Kooperatif TGT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di Kelas X SMA YPK Budi Murni 3 Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed: Medan. Sardiman,Arif. (2003). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT. R Grafindo Persada: Jakarta. Shidarta, A. (2008), Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium Sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP, Sripsi: Bandung. Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA-UNIMED, Medan. Slameto,(2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta:Rineka Cipta. Sudjana, (2008). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sumantri Mulyani, (1998), Strategi Belajar Mengajar, Debdikbud: Jakarta. Sunardi (2002), Kimia Bilingual untuk SMA kelas X, Yrama Widya: Bandung. Tambunan, (2010), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA Unimed: Medan. Tim Pendidikan Kimia, (2008), Kimia Umum I, FMIPA Unimed: Medan. Widaryani S, (2009), penerapan model numbered heads together(NHT) untuk meningkatkan perhatian belajar biologi siswa kelas X SMA N 7 .Skripsi Universitas sebelas Maret: Surakarta.