SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani ‘tassein’ yang berarti
untuk mengklasifikasi dan ‘nomos’ yang berarti aturan. Secara istilah
taksonomi adalah klasifikasi khusus, yang berdasarkan data penelitian
ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan dalam sistematika tertentu.
Setelah menerima pengalaman belajar, siswa memiliki
kemampuan-kemampuan yang dalam hal ini sering disebut sebagai hasil
belajar. Hasil belajar adalah perubahan pada kognitif, afektif, dan
psikomotorik sebagai pengaruh pengalaman belajar yang dialami siswa
bak berupa suatu bagian, unit, atau bab materi tertentu yang telah
diajarkan.
Dalam prosesnya, hasil belajar terjadi karena adanya berbagai
faktor. Secara umum terbagi menjadi dua faktor, faktor internal dan faktor
eksternal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk dalam taksonomi Benyamin S. Bloom?
2. Apa saja yang termasuk dalam taksonomi “Delapan Tipe Belajar”?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi hasil belajar?
1
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui aspek dalam taksonomi Benyamin S. Bloom.
2. Untuk mengetahui aspek dalam taksonomi “Delapan Tipe Belajar”.
3. Untuk memahami faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Taksonomi Benyamin S. Bloom
1. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan, yaitu:
a. Prinsip metodologis: perbedaan-perbedaan yang besar telah
merefleksikan kepada cara-cara guru dalam mengajar.
b. Prinsip pskologis: taksonomi hendaknya konsisten denan
fenomena kejiwaan yang ada sekarang.
c. Prinsip logis: taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis
dan konsisten.
d. Prinsip tujuan: tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan
tingkatan-tingkatan nilai-nilai. Tiap-tiap jenis tujuan pendidikan
hendaknya menggambarkan corak yang netral.1
2. Bloom telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang yang
melahirkan taksonomi lain, berikut:2
a. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang kesamaanya
knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition
(kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan
(Neisser: 1976). Teori Bloom tentang ranah kognitif terdiri dari
beberapa aspek, antara lain:
1Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara, 2008,
113.
2 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,..., 114.
4
1) Pengetahuan (Knowledge) : Mencapai kemampuan ingatan
tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.
Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian
kaidah, teori, prinsip, atau metode.
2) Pemahaman (Comprehension) : Mencakup kemampuan
menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
3) Penerapan atau aplikasi (Application) : Mencakup kemampuan
menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah
yang nyata dan baru.
4) Analisis (Analysis) : Mencakup kemampuan merinci suatu
kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan
dapat dipahami dengan baik.
5) Sintesis (Synthesis) : Mencakup kemampuan membentuk suatu
pola baru.
6) Evaluasi (Evaluation) : Level paling tinggi dari aktivitas
kognitif, evaluasi, adalah memutuskan materi dengan
pertimbangan keakuratan internal, konsistensi, dan kelengkapan
atau pertimbangan materi menurut standar eksternal yang
diterima secara umum.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir
yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana,
yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan
5
masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan
menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur
yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan
demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang
mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal
dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi
yaitu evaluasi.
b. Ranah Afektif (Affective Domain)
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti
perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif
tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang,
yaitu:
1) Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan)
semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi)
dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah,
situasi, gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk
kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan
seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Pada jenjang ini
6
peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai
yang diajarkan kepada mereka dan mereka mempunyai
kemauan menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau
mengidentifikasi diri dengan nilai itu. Contoh: mendengar
pendapat orang lain, mengingat nama seseorang.
2) Responding (menanggapi), ialah suatu sikap yang
menunjukkan adanya partisipasi aktif atau kemampuan
menanggapi, kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu
dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi
peserta dan tertarik. Contoh: berpartisipasi dalam diskusi
kelas.
3) Valuing (menilai atau menghargai), artinya memberikan nilai
atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau
objek, sehingga apabila kegiatan itu idak dikerjakan
memebrikan suatu penyesalan. Dalam kaitannya dengan proses
pembelajaran peserta didik tidak hanya mau menerima nilai
yang diajarkan mereka telah berkemampuan untuk menilai
konsep atau fenomena baik atau buruk. Contoh: Mengusulkan
kegiatan Corporate Social Responsibility sesuai dengan nilai
yang berlaku dan komitmen perusahaan.
7
4) Organization (mengatur atau mengorganisasikan), yakni
pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi,
termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai yang lain,
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang
termasuk kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai,
organisasi sistem nilai dan lain-lain. Kemampuan membentuk
sistem nilai dan budaya organisasi dengan
mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh: menyepakati
dan mentaati etika profesi, mengakui perlunya keseimbangan
antara kebebasan dan tanggung jawab.
5) Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi
dengan suatu nilai atau komplek nilai), adalah keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai
sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi
lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam
kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi,
sosial dan emosi jiwa. Serta memperbaiki hubungan
intrapersonal, interpersonal dan social. Contoh: menunjukkan
rasa percaya diri ketika bekerja sendiri, kooperatif dalam
aktivitas kelompok.
8
c. Ranah Psikomotorik (Psychomotor Domain)
Dalam psikologi, kata motor digunakan sebagai istilah yang
menunjukkan pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-
otot dan gerakan-gerakannya, juga kelenjar-kelenjar dan sekresinya.
Secara singkat, motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan
yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi/rangsangan terhadap
kegiatan organ-organ fisik.3 Ranah ini berkaitan dengan keterampilan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Hasil sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan
dan hasil belajar afektif. Ranah psikomotor adalah berhubungan
dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari,
memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar psikomotor dapat diukur melalui:
1) Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta
didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung
2) Sesudah mengikuti pembelajaran
3) Beberapa waktu setelah pembelajaran dan kelak dalam
lingkungannya.
B. Taksonomi “Delapan Tipe Belajar”
Menurut Robert M. Gagne ada 8 tipe belajar, yaitu:
1. Tipe belajar tanda (Signal Learning) oleh Pavlov bahwa semua
jawaban/respons menurut kepada tanda/sinyal.
3 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010, hlm 13.
9
2. Tipe belajar rangsang-reaksi (Stimulus-Response Learning), yaitu
timbulnya respons karena adanya dorongan yang datang dari
dalam serta adanya penguatan sehingga seseorang mau melakukan
sesuatu secara berulang-ulang.
3. Tipe belajar berangkai (Chaining Learning), maksudnya adalah
bahwa suatu respons pada gilirannya akan menjadi stimulus baru
dan selanjutnya akan menimbulkan respons baru.
4. Tipe belajar asosiasi verbal (Verbal Association Learning),
berhubungan dengan penggunaan bahasa, dimana hasil belajarnya
yaitu memberikan reaksi verbal pada stimulus/perangsang.
5. Tipe belajar membedakan (Discrimination Learning), kemampuan
untuk membeda-bedakan antar objek-objek yang terdapat dalm
lingkungan fisik.
6. Tipe belajar konsep (Concept Learning), untuk memperoleh
pemahaman atau pengertian tentang suatu yang mendasar.
7. Tipe belajar kaidah (Rule Learning), menghasilkan suatu kaidah
yang terdiri atas penggabungan beberapa konsep.
8. Tipe belajar pemecahan masalah (Problem Solving), menghasilkan
suatu prinsip yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu
permasalahan.
C. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas
dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor
10
tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga
menentukan kualitas hasil belajar.
1. Faktor internal, adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor
internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
a. Faktor fisiologis, ialah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.
b. Faktor psikologis, ialah keadaan psikologis seseorang yang dapat
memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang
utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,
motivasi, minat, sikap, bakat dan percaya diri.
2. Faktor eksternal, faktor ini dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat.
a. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa:
1) Bagaimana cara orang tua mendidik
2) Suasana rumah
3) Keadaan sosio-ekonomi (menunjuk pada kemampuan financial
siswa dan perlengkapan material yang dimiliki siswa, keadaan
ini dapat bertaraf baik-cukup-kurang.)4
4) Pengertian orang tua
4 W.S. Winkel. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar.Jakarta: Gramedia. 23.
11
5) Latar belakang kebudayaan.
b. Faktor sekolah:
1) Metode mengajar
2) Kurikulum
3) Relasi guru dengan siswa
4) Disiplin sekolah
5) Alat pelajaran
6) Metode mengajar
7) Waktu belajar, dsb.
c. Faktor masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena
siswa berada dalam masyarakat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa yaitu:
1) Kegiatan siswa dalam masyarakat
2) Media massa
3) Teman bergaul
4) Bentuk kehidupan masyarakat.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Taksonomi tipe hasil belajar adalah klasifikasi khusus terhadap
tipe hasil belajar untuk tujuan pendidikan. Terdapat beberapa
taksonomi diantaranya, taksonomi Benyamin S. Bloom dan taksonomi
“Delapan Tipe Belajar”.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir
yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana. Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap,
emosi, dan nilai. Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan
aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul,
dan sebagainya.
Faktor-faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas dua
kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor
tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga
menentukan kualitas hasil belajar.
B. Saran
Dengan kita mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar, maka sebaiknya pihak pendidik dan orang tua saling bekerja
sama dalam mencapai hasil belajar yang maksimal untuk memenuhi
setiap aspek dalam tipe-tipe hasil belajar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010.
Arikunto, Suharisini, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Bumi
Aksara, 2008.
Winkel, W.S. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia,
1983.

More Related Content

What's hot

Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranPsikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranFMx Cafe
 
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Psikologi Pembelajaran
Psikologi PembelajaranPsikologi Pembelajaran
Psikologi PembelajaranRinisutopo
 
Teori belajar
Teori belajar Teori belajar
Teori belajar Yuliana
 
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy SumiharsonoMateri Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy SumiharsonoPipit Wijaya
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikSefri Doni
 
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR  DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARANTEORI BELAJAR  DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARANLutfi Koto
 
Macam macam teori belajar
Macam macam teori belajarMacam macam teori belajar
Macam macam teori belajarDei Al-faroby
 
Teori belajar dan aplikasinya
Teori belajar dan aplikasinyaTeori belajar dan aplikasinya
Teori belajar dan aplikasinyaDedi Yulianto
 
KB 3 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
KB 3 Pendekatan Konstruktivisme Dalam PembelajaranKB 3 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
KB 3 Pendekatan Konstruktivisme Dalam PembelajaranIstna Zakia Iriana
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFkhairunnisa mulyana
 
Teori hirarki belajar dari robert m
Teori hirarki belajar dari robert mTeori hirarki belajar dari robert m
Teori hirarki belajar dari robert magungfaizaqila
 
Tes sebagai alat ukur hasil belajar
Tes sebagai alat ukur hasil belajarTes sebagai alat ukur hasil belajar
Tes sebagai alat ukur hasil belajarArif Winahyu
 
Proses Belajar
Proses BelajarProses Belajar
Proses Belajarmrwhy
 

What's hot (19)

Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranPsikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
 
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
Psikologi Pembelajaran
Psikologi PembelajaranPsikologi Pembelajaran
Psikologi Pembelajaran
 
Teori belajar
Teori belajar Teori belajar
Teori belajar
 
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy SumiharsonoMateri Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristik
 
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR  DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARANTEORI BELAJAR  DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
 
Macam macam teori belajar
Macam macam teori belajarMacam macam teori belajar
Macam macam teori belajar
 
Teori belajar dan aplikasinya
Teori belajar dan aplikasinyaTeori belajar dan aplikasinya
Teori belajar dan aplikasinya
 
KB 3 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
KB 3 Pendekatan Konstruktivisme Dalam PembelajaranKB 3 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
KB 3 Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
 
Teori belajar fix
Teori belajar fixTeori belajar fix
Teori belajar fix
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
 
Teori hirarki belajar dari robert m
Teori hirarki belajar dari robert mTeori hirarki belajar dari robert m
Teori hirarki belajar dari robert m
 
Model model pembelajaran-sertf
Model model pembelajaran-sertfModel model pembelajaran-sertf
Model model pembelajaran-sertf
 
Tes sebagai alat ukur hasil belajar
Tes sebagai alat ukur hasil belajarTes sebagai alat ukur hasil belajar
Tes sebagai alat ukur hasil belajar
 
Proses Belajar
Proses BelajarProses Belajar
Proses Belajar
 
Proses Belajar Anak PPT
Proses Belajar Anak PPTProses Belajar Anak PPT
Proses Belajar Anak PPT
 

Similar to Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajar

Jenis - Jenis & Prinsip Belajar
Jenis - Jenis & Prinsip BelajarJenis - Jenis & Prinsip Belajar
Jenis - Jenis & Prinsip BelajarEndah Rizkiani
 
Pembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitifPembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitifzikriamri86
 
Taksonomi tujuan pendidikan menurut bloom
Taksonomi tujuan pendidikan menurut bloomTaksonomi tujuan pendidikan menurut bloom
Taksonomi tujuan pendidikan menurut bloompurdiyanto -
 
AFI PARNAWI, M.Pd Mata kuliah psikologi belajar.
AFI PARNAWI, M.Pd  Mata kuliah psikologi belajar. AFI PARNAWI, M.Pd  Mata kuliah psikologi belajar.
AFI PARNAWI, M.Pd Mata kuliah psikologi belajar. Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan PembelajaranTugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaranirmanrohmansyah
 
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi SidikMartikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi SidikM. Ifaldi Sidik
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifCikgu Zatiah
 
PPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptx
PPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptxPPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptx
PPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptxicanamis
 
Perumusan Tujuan Intruksional Khusus
Perumusan Tujuan Intruksional KhususPerumusan Tujuan Intruksional Khusus
Perumusan Tujuan Intruksional Khususahimza
 
Makalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah PerilakuMakalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah Perilakuuyunk93
 
Model Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxModel Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxSALMIARISAM
 
jurnal bimbingan dan konseling belajar
jurnal bimbingan dan konseling belajarjurnal bimbingan dan konseling belajar
jurnal bimbingan dan konseling belajarJeflinPanggabean
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxWAKURSMKUMMA
 

Similar to Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajar (20)

Jenis - Jenis & Prinsip Belajar
Jenis - Jenis & Prinsip BelajarJenis - Jenis & Prinsip Belajar
Jenis - Jenis & Prinsip Belajar
 
Pembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitifPembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitif
 
Konsep Belajar
Konsep BelajarKonsep Belajar
Konsep Belajar
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
Taksonomi tujuan pendidikan menurut bloom
Taksonomi tujuan pendidikan menurut bloomTaksonomi tujuan pendidikan menurut bloom
Taksonomi tujuan pendidikan menurut bloom
 
Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaranBelajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran
 
AFI PARNAWI, M.Pd Mata kuliah psikologi belajar.
AFI PARNAWI, M.Pd  Mata kuliah psikologi belajar. AFI PARNAWI, M.Pd  Mata kuliah psikologi belajar.
AFI PARNAWI, M.Pd Mata kuliah psikologi belajar.
 
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan PembelajaranTugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Konsep Belajar
Konsep BelajarKonsep Belajar
Konsep Belajar
 
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi SidikMartikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
Konsep Belajar
Konsep BelajarKonsep Belajar
Konsep Belajar
 
PPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptx
PPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptxPPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptx
PPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptx
 
Perumusan Tujuan Intruksional Khusus
Perumusan Tujuan Intruksional KhususPerumusan Tujuan Intruksional Khusus
Perumusan Tujuan Intruksional Khusus
 
Makalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah PerilakuMakalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah Perilaku
 
Model Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxModel Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docx
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Teori belajar gagne
Teori belajar gagneTeori belajar gagne
Teori belajar gagne
 
jurnal bimbingan dan konseling belajar
jurnal bimbingan dan konseling belajarjurnal bimbingan dan konseling belajar
jurnal bimbingan dan konseling belajar
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
 

More from aidadwiinizuka.blogspot.com (14)

Qiyas
QiyasQiyas
Qiyas
 
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
 
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupBimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Analisa tentang Kebiasaan Memelihara Anjing
Analisa tentang Kebiasaan Memelihara AnjingAnalisa tentang Kebiasaan Memelihara Anjing
Analisa tentang Kebiasaan Memelihara Anjing
 
Psikologi agama sebagai disiplin ilmu
Psikologi agama sebagai disiplin ilmuPsikologi agama sebagai disiplin ilmu
Psikologi agama sebagai disiplin ilmu
 
Kebakaran hutan menurut perpsektif islam (OPINI)
Kebakaran hutan menurut perpsektif islam (OPINI)Kebakaran hutan menurut perpsektif islam (OPINI)
Kebakaran hutan menurut perpsektif islam (OPINI)
 
Makna Puasa Wajib bagi Kehidupan Sehari-hari
Makna Puasa Wajib bagi Kehidupan Sehari-hariMakna Puasa Wajib bagi Kehidupan Sehari-hari
Makna Puasa Wajib bagi Kehidupan Sehari-hari
 
Cerita yang gak tahu arahnya kemana
Cerita yang gak tahu arahnya kemanaCerita yang gak tahu arahnya kemana
Cerita yang gak tahu arahnya kemana
 
Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI
Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI
Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Pendidikan dalam Pembelajaran PAI
 
Makalah Akhlak Mahmudah PDF
Makalah Akhlak Mahmudah PDFMakalah Akhlak Mahmudah PDF
Makalah Akhlak Mahmudah PDF
 
Teori Pembelajaran PPT
Teori Pembelajaran PPTTeori Pembelajaran PPT
Teori Pembelajaran PPT
 
Tujuan Proses Pendidikan Islam PPT
Tujuan Proses Pendidikan Islam PPTTujuan Proses Pendidikan Islam PPT
Tujuan Proses Pendidikan Islam PPT
 
SPI ppt
SPI pptSPI ppt
SPI ppt
 

Recently uploaded

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajar

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taksonomi berasal dari bahasa Yunani ‘tassein’ yang berarti untuk mengklasifikasi dan ‘nomos’ yang berarti aturan. Secara istilah taksonomi adalah klasifikasi khusus, yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan dalam sistematika tertentu. Setelah menerima pengalaman belajar, siswa memiliki kemampuan-kemampuan yang dalam hal ini sering disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan pada kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai pengaruh pengalaman belajar yang dialami siswa bak berupa suatu bagian, unit, atau bab materi tertentu yang telah diajarkan. Dalam prosesnya, hasil belajar terjadi karena adanya berbagai faktor. Secara umum terbagi menjadi dua faktor, faktor internal dan faktor eksternal. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja yang termasuk dalam taksonomi Benyamin S. Bloom? 2. Apa saja yang termasuk dalam taksonomi “Delapan Tipe Belajar”? 3. Apa saja faktor yang mempengaruhi hasil belajar? 1
  • 2. 2 C. Tujuan 1. Untuk mengetahui aspek dalam taksonomi Benyamin S. Bloom. 2. Untuk mengetahui aspek dalam taksonomi “Delapan Tipe Belajar”. 3. Untuk memahami faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Taksonomi Benyamin S. Bloom 1. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan, yaitu: a. Prinsip metodologis: perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksikan kepada cara-cara guru dalam mengajar. b. Prinsip pskologis: taksonomi hendaknya konsisten denan fenomena kejiwaan yang ada sekarang. c. Prinsip logis: taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten. d. Prinsip tujuan: tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-nilai. Tiap-tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan corak yang netral.1 2. Bloom telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang yang melahirkan taksonomi lain, berikut:2 a. Ranah Kognitif (Cognitive Domain) Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang kesamaanya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser: 1976). Teori Bloom tentang ranah kognitif terdiri dari beberapa aspek, antara lain: 1Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara, 2008, 113. 2 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,..., 114.
  • 4. 4 1) Pengetahuan (Knowledge) : Mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode. 2) Pemahaman (Comprehension) : Mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. 3) Penerapan atau aplikasi (Application) : Mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. 4) Analisis (Analysis) : Mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. 5) Sintesis (Synthesis) : Mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. 6) Evaluasi (Evaluation) : Level paling tinggi dari aktivitas kognitif, evaluasi, adalah memutuskan materi dengan pertimbangan keakuratan internal, konsistensi, dan kelengkapan atau pertimbangan materi menurut standar eksternal yang diterima secara umum. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan
  • 5. 5 masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. b. Ranah Afektif (Affective Domain) Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: 1) Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan) semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Pada jenjang ini
  • 6. 6 peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka dan mereka mempunyai kemauan menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu. Contoh: mendengar pendapat orang lain, mengingat nama seseorang. 2) Responding (menanggapi), ialah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif atau kemampuan menanggapi, kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik. Contoh: berpartisipasi dalam diskusi kelas. 3) Valuing (menilai atau menghargai), artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu idak dikerjakan memebrikan suatu penyesalan. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena baik atau buruk. Contoh: Mengusulkan kegiatan Corporate Social Responsibility sesuai dengan nilai yang berlaku dan komitmen perusahaan.
  • 7. 7 4) Organization (mengatur atau mengorganisasikan), yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lain. Kemampuan membentuk sistem nilai dan budaya organisasi dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh: menyepakati dan mentaati etika profesi, mengakui perlunya keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab. 5) Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai), adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa. Serta memperbaiki hubungan intrapersonal, interpersonal dan social. Contoh: menunjukkan rasa percaya diri ketika bekerja sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok.
  • 8. 8 c. Ranah Psikomotorik (Psychomotor Domain) Dalam psikologi, kata motor digunakan sebagai istilah yang menunjukkan pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot- otot dan gerakan-gerakannya, juga kelenjar-kelenjar dan sekresinya. Secara singkat, motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi/rangsangan terhadap kegiatan organ-organ fisik.3 Ranah ini berkaitan dengan keterampilan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan dan hasil belajar afektif. Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar psikomotor dapat diukur melalui: 1) Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung 2) Sesudah mengikuti pembelajaran 3) Beberapa waktu setelah pembelajaran dan kelak dalam lingkungannya. B. Taksonomi “Delapan Tipe Belajar” Menurut Robert M. Gagne ada 8 tipe belajar, yaitu: 1. Tipe belajar tanda (Signal Learning) oleh Pavlov bahwa semua jawaban/respons menurut kepada tanda/sinyal. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010, hlm 13.
  • 9. 9 2. Tipe belajar rangsang-reaksi (Stimulus-Response Learning), yaitu timbulnya respons karena adanya dorongan yang datang dari dalam serta adanya penguatan sehingga seseorang mau melakukan sesuatu secara berulang-ulang. 3. Tipe belajar berangkai (Chaining Learning), maksudnya adalah bahwa suatu respons pada gilirannya akan menjadi stimulus baru dan selanjutnya akan menimbulkan respons baru. 4. Tipe belajar asosiasi verbal (Verbal Association Learning), berhubungan dengan penggunaan bahasa, dimana hasil belajarnya yaitu memberikan reaksi verbal pada stimulus/perangsang. 5. Tipe belajar membedakan (Discrimination Learning), kemampuan untuk membeda-bedakan antar objek-objek yang terdapat dalm lingkungan fisik. 6. Tipe belajar konsep (Concept Learning), untuk memperoleh pemahaman atau pengertian tentang suatu yang mendasar. 7. Tipe belajar kaidah (Rule Learning), menghasilkan suatu kaidah yang terdiri atas penggabungan beberapa konsep. 8. Tipe belajar pemecahan masalah (Problem Solving), menghasilkan suatu prinsip yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan. C. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor
  • 10. 10 tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. 1. Faktor internal, adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis. a. Faktor fisiologis, ialah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. b. Faktor psikologis, ialah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, bakat dan percaya diri. 2. Faktor eksternal, faktor ini dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. a. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: 1) Bagaimana cara orang tua mendidik 2) Suasana rumah 3) Keadaan sosio-ekonomi (menunjuk pada kemampuan financial siswa dan perlengkapan material yang dimiliki siswa, keadaan ini dapat bertaraf baik-cukup-kurang.)4 4) Pengertian orang tua 4 W.S. Winkel. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar.Jakarta: Gramedia. 23.
  • 11. 11 5) Latar belakang kebudayaan. b. Faktor sekolah: 1) Metode mengajar 2) Kurikulum 3) Relasi guru dengan siswa 4) Disiplin sekolah 5) Alat pelajaran 6) Metode mengajar 7) Waktu belajar, dsb. c. Faktor masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena siswa berada dalam masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu: 1) Kegiatan siswa dalam masyarakat 2) Media massa 3) Teman bergaul 4) Bentuk kehidupan masyarakat.
  • 12. 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Taksonomi tipe hasil belajar adalah klasifikasi khusus terhadap tipe hasil belajar untuk tujuan pendidikan. Terdapat beberapa taksonomi diantaranya, taksonomi Benyamin S. Bloom dan taksonomi “Delapan Tipe Belajar”. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Faktor-faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. B. Saran Dengan kita mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, maka sebaiknya pihak pendidik dan orang tua saling bekerja sama dalam mencapai hasil belajar yang maksimal untuk memenuhi setiap aspek dalam tipe-tipe hasil belajar.
  • 13. 13 DAFTAR PUSTAKA Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010. Arikunto, Suharisini, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara, 2008. Winkel, W.S. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia, 1983.