Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran laut dan tumpahan minyak, termasuk definisi, sumber, dan dampak pencemaran laut serta penanggulangan tumpahan minyak. Dibahas pula pengertian tumpahan minyak, dampaknya terhadap lingkungan, dan teknik penanggulangan seperti pembakaran, penyisihan mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent, dan dispersan kimia.
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PENCEMARAN LAUT DAN PENANGGULANGANNYA
1. II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pencemaran Laut
Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah
industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif
(asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya (Anonim, 2013).
Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya
berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar,
yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air).
Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai
makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin
besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari
partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi
anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup
angin, terhanyut maupun melalui tumpahan (Anonim, 2013).
Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia,
limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme
invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya (Dojlido,
1993)
Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya
berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar,
yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air).
Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai
makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin
besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari
partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi
anoxic (Dojlido, 1993).
Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup
angin, terhanyut maupun melalui tumpahan. Berikut beberapa sumber polutan
yang masuk ke laut (Dojlido, 1993).
2. 2.2 Pengertian Tumpahan Minyak
Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka
berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk
membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum
minyak dan mencemari diri sendiri serta dapat menyebabkan keracunan pada
burung tersebut (Anonim, 2013).
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan
kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampir tidak bias
dielakkan. Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap
tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan
minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan
terbawa ke pantai.
Contoh kecelakaan kapal yang pernah terjadi :
a. Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967 mengakibatkan 100.000 burung mati
b. Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975
c. Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978
(Anonim, 2013).
2.3 Dampak Tumpahan Minyak
Berdasarkan beberapa kasus telah banyak kerugian yang dialami dan akibat
yang ditimbulkan dari terjadinya pencemaran minyak bumi di laut seperti:
1. Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu
berwarna gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir,
tumbuhan dan hewan. Kontaminasi terhadap udara yang perlu
diperhatikan akan bahaya penguapan benzene karena mempunyai efek
karsinogenik kepada manusia. Keadaan ini semakin penting untuk
diantisipasi apabila kejadian tumpahan minyak berada dekat dengan
lokasi penduduk yang padat. Dan benda purbakala, cagar alam dan harta
karun di dasar laut yang terkena minyak dapat rusak atau berkurang nilai
estetikanya. Oleh sebab itu nilai jualnya akan berkurang.
3. 2. Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek
letal yaitu reaksi yang terjadi saat zat-zat fisika dan kimia mengganggu
proses sel ataupun subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan
terjadinya kematian. Efek subletal yaitu mepengaruhi kerusakan
fisiologis dan perilaku namun tidak mengakibatkan kematian secara
langsung. Terumbu karang akan mengalami efek letal dan subletal
dimana pemulihannya memakan waktu lama dikarenakan kompleksitas
dari komunitasnya. Minyak dapat mempengaruhi kehidupan mangrove
dan organisme lain yang berasosiasi pada mangrove. Minyak dapat
menutupi daun, menyumbat akar nafas, mencegah difusi garam dan
menghambat proses respirasi pada mangrove. Dan vegetasi bawah air
sangat sensitif terhadap kontaminasi minyak, karena vegetasi bawah air
mimiliki produktivitas yang tinggi, berperan dalam siklus nutrien,
berfungsi sebagai kawasan asuhan, mencari makan, dan berlindung
berbagai spesies penting dan komersial tinggi dari jenis-jenis ikan.
3. Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan
senyawa beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa beracun
yang terbentuk dari proses biodegradasi. Jika jumlah fitoplankton
menurun, maka populasi ikan, udang, dan kerang juga akan menurun.
Padahal hewan-hewan tersebut dibutuhkan manusia karena memiliki
nilai ekonomi dan kandungan protein yang tinggi.
4. Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick
(lapisan minyak di permukaan air). Selain itu, terjadi kematian burung-
burung laut. Hal ini dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih
tenang dan menarik burung untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam
mencari makanan. Saat kontak dengan minyak, terjadi peresapan minyak
ke dalam bulu dan merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga
burung akan kedinginan yang pada akhirnya mati.
(MDC Undip, 2013).
Permasalahan pencemaran minyak dan kerusakan lingkungan pesisir dan
laut merupakan masalah yang penting untuk ditangani mengingat besarnya
4. ketergantungan terhadap sumber daya pesisir dan laut serta luasnya dampak yang
diakibatkan pencemaran tersebut. Untuk itu perlu dilakukan langah-langkah
pencegahan dan penanggulangan terhadap berbagai kegiatan yang dapat memacu
terjadinya pencemaran minyak dan kerusakan lingkungan laut. Semua ini menjadi
kewajiban kita untuk melakukan usaha-usaha yang lebih konservatif demi
kelangsungan hidup yang lebih baik (MDC Undip, 2013).
2.4 Penanggulangan Tumpahan Minyak
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penangannan tumpahan
minyak (oil spill) di laut adalah dengan cara melokalisasi tumpahan minyak
menggunakan pelampung pembatas (oil booms), yang kemudian akan ditransfer
dengan perangkat pemompa (oil skimmers) ke sebuah fasilitas penerima
"reservoar" baik dalam bentuk tangki ataupun balon. Langkah penanggulangan ini
akan sangat efektif apabila dilakukan di perairan yang memiliki hidrodinamika air
yang rendah (arus, pasang-surut, ombak, dll) dan cuaca yang tidak ekstrem
(Anonim, 2012).
Beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak diantaranya in-situ
burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent dan
penggunaan bahan kimia dispersan.Setiap teknik ini memiliki laju penyisihan
minyak berbeda dan hanya efektif pada kondisi tertentu (Anonim, 2012).
a. In-situ burning adalah pembakaran minyak pada permukaan air sehingga
mampu mengatasi kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut,
penyimpanan dan pewadahan minyak serta air laut yang terasosiasi, yang
dijumpai dalam teknik penyisihan secara fisik. Cara ini membutuhkan
ketersediaan booms (pembatas untuk mencegah penyebaran minyak) atau
barrier yang tahan api. Beberapa kendala dari cara ini adalah pada peristiwa
tumpahan besar yang memunculkan kesulitan untuk mengumpulkan minyak
dan mempertahankan pada ketebalan yang cukup untuk dibakar serta
evaporasi pada komponen minyak yang mudah terbakar. Sisi lain, residu
pembakara yang tenggelam di dasar laut akan memberikan efek buruk bagi
ekologi. Juga, kemungkinan penyebaran api yang tidak terkontrol.
5. b. Cara kedua yaitu penyisihan minyak secara mekanis melalui dua tahap yaitu
melokalisir tumpahan dengan menggunakan booms dan melakukan
pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan peralatan
mekanis yang disebut skimmer. Upaya ini terhitung sulit dan mahal
meskipun disebut sebagai pemecahan ideal terutama untuk mereduksi
minyak pada area sensitif, seperti pantai dan daerah yang sulit dibersihkan
dan pada jam-jam awal tumpahan. Sayangnya, keberadaan angin, arus dan
gelombang mengakibatkan cara ini menemui banyak kendala.
c. Cara ketiga adalah bioremediasi yaitu mempercepat proses yang terjadi
secara alami, misalkan dengan menambahkan nutrien, sehingga terjadi
konversi sejumlah komponen menjadi produk yang kurang berbahaya
seperti CO2 , air dan biomass. Selain memiliki dampak lingkunga kecil,
cara ini bisa mengurangi dampak tumpahan secara signifikan. Sayangnya,
cara ini hanya bisa diterapkan pada pantai jenis tertentu, seperti pantai
berpasir dan berkerikil, dan tidak efektif untuk diterapkan di lautan
(Anonim, 2012).
6. d. Cara keempat dengan menggunakan sorbent yang bisa menyisihkan minyak
melalui mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pada permukaan sorbent)
dan absorpsi (penyerapan minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi
mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat sehingga mudah
dikumpulkan dan disisihkan. Sorbent harus memiliki karakteristik
hidrofobik,oleofobik dan mudah disebarkan di permukaan minyak, diambil
kembali dan digunakan ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami
(kapas, jerami, rumput kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung,
vermiculite, pasir) dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan
serat nilon).
e. Cara kelima dengan menggunakan dispersan kimiawi yaitu dengan memecah
lapisan minyak menjadi tetesan kecil (droplet) sehingga mengurangi
kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan. Dispersan
kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang disebut surfaktan (berasal
dari kata : surfactants = surface-active agents atau zat aktif permukaan).
(Anonim, 2012).
7. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. manziz.blogspot.com. Diakses tanggal 24 Juni 2013 Pukul 20.00
Anonim, 2012. http://navale-engineering.blogspot.com/2012/02/1-metode-
penanggulangan-tumpahan-minyak.html. Diakses tanggal 24 Juni 2012
Pukul 20.56
Anonim, 2013. http://gudang-ilmu-arianto.blogspot.com/2013/05/makalah-
pencemaran-laut_7.html. Diakses tanggal 24 Juni 2013 Pukul 20.10
MDC Undip, 2013.
http://mdc.undip.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=23
7:pencemaran-minyak-dan-dampaknya-bagi-lingkungan-
laut&catid=30:seputar-ilmu-kelautan . Diakses pada tanggal 24 Juni 2013
Pukul 20.28
Yunus, Muhammad. 2013.
http://yunuzmuhammad.blogspot.com/2007/11/pengertian-dan-sumber-
pencemaran.html. Diakses pada tanggal 24 Juni 2013