SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pencemaran Laut
Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah
industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif
(asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya (Anonim, 2013).
Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya
berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar,
yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air).
Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai
makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin
besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari
partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi
anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup
angin, terhanyut maupun melalui tumpahan (Anonim, 2013).
Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia,
limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme
invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya (Dojlido,
1993)
Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya
berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar,
yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air).
Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai
makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin
besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari
partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi
anoxic (Dojlido, 1993).
Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup
angin, terhanyut maupun melalui tumpahan. Berikut beberapa sumber polutan
yang masuk ke laut (Dojlido, 1993).
2.2 Pengertian Tumpahan Minyak
Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka
berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk
membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum
minyak dan mencemari diri sendiri serta dapat menyebabkan keracunan pada
burung tersebut (Anonim, 2013).
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan
kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampir tidak bias
dielakkan. Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap
tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan
minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan
terbawa ke pantai.
Contoh kecelakaan kapal yang pernah terjadi :
a. Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967 mengakibatkan 100.000 burung mati
b. Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975
c. Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978
(Anonim, 2013).
2.3 Dampak Tumpahan Minyak
Berdasarkan beberapa kasus telah banyak kerugian yang dialami dan akibat
yang ditimbulkan dari terjadinya pencemaran minyak bumi di laut seperti:
1. Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu
berwarna gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir,
tumbuhan dan hewan. Kontaminasi terhadap udara yang perlu
diperhatikan akan bahaya penguapan benzene karena mempunyai efek
karsinogenik kepada manusia. Keadaan ini semakin penting untuk
diantisipasi apabila kejadian tumpahan minyak berada dekat dengan
lokasi penduduk yang padat. Dan benda purbakala, cagar alam dan harta
karun di dasar laut yang terkena minyak dapat rusak atau berkurang nilai
estetikanya. Oleh sebab itu nilai jualnya akan berkurang.
2. Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek
letal yaitu reaksi yang terjadi saat zat-zat fisika dan kimia mengganggu
proses sel ataupun subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan
terjadinya kematian. Efek subletal yaitu mepengaruhi kerusakan
fisiologis dan perilaku namun tidak mengakibatkan kematian secara
langsung. Terumbu karang akan mengalami efek letal dan subletal
dimana pemulihannya memakan waktu lama dikarenakan kompleksitas
dari komunitasnya. Minyak dapat mempengaruhi kehidupan mangrove
dan organisme lain yang berasosiasi pada mangrove. Minyak dapat
menutupi daun, menyumbat akar nafas, mencegah difusi garam dan
menghambat proses respirasi pada mangrove. Dan vegetasi bawah air
sangat sensitif terhadap kontaminasi minyak, karena vegetasi bawah air
mimiliki produktivitas yang tinggi, berperan dalam siklus nutrien,
berfungsi sebagai kawasan asuhan, mencari makan, dan berlindung
berbagai spesies penting dan komersial tinggi dari jenis-jenis ikan.
3. Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan
senyawa beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa beracun
yang terbentuk dari proses biodegradasi. Jika jumlah fitoplankton
menurun, maka populasi ikan, udang, dan kerang juga akan menurun.
Padahal hewan-hewan tersebut dibutuhkan manusia karena memiliki
nilai ekonomi dan kandungan protein yang tinggi.
4. Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick
(lapisan minyak di permukaan air). Selain itu, terjadi kematian burung-
burung laut. Hal ini dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih
tenang dan menarik burung untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam
mencari makanan. Saat kontak dengan minyak, terjadi peresapan minyak
ke dalam bulu dan merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga
burung akan kedinginan yang pada akhirnya mati.
(MDC Undip, 2013).
Permasalahan pencemaran minyak dan kerusakan lingkungan pesisir dan
laut merupakan masalah yang penting untuk ditangani mengingat besarnya
ketergantungan terhadap sumber daya pesisir dan laut serta luasnya dampak yang
diakibatkan pencemaran tersebut. Untuk itu perlu dilakukan langah-langkah
pencegahan dan penanggulangan terhadap berbagai kegiatan yang dapat memacu
terjadinya pencemaran minyak dan kerusakan lingkungan laut. Semua ini menjadi
kewajiban kita untuk melakukan usaha-usaha yang lebih konservatif demi
kelangsungan hidup yang lebih baik (MDC Undip, 2013).
2.4 Penanggulangan Tumpahan Minyak
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penangannan tumpahan
minyak (oil spill) di laut adalah dengan cara melokalisasi tumpahan minyak
menggunakan pelampung pembatas (oil booms), yang kemudian akan ditransfer
dengan perangkat pemompa (oil skimmers) ke sebuah fasilitas penerima
"reservoar" baik dalam bentuk tangki ataupun balon. Langkah penanggulangan ini
akan sangat efektif apabila dilakukan di perairan yang memiliki hidrodinamika air
yang rendah (arus, pasang-surut, ombak, dll) dan cuaca yang tidak ekstrem
(Anonim, 2012).
Beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak diantaranya in-situ
burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent dan
penggunaan bahan kimia dispersan.Setiap teknik ini memiliki laju penyisihan
minyak berbeda dan hanya efektif pada kondisi tertentu (Anonim, 2012).
a. In-situ burning adalah pembakaran minyak pada permukaan air sehingga
mampu mengatasi kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut,
penyimpanan dan pewadahan minyak serta air laut yang terasosiasi, yang
dijumpai dalam teknik penyisihan secara fisik. Cara ini membutuhkan
ketersediaan booms (pembatas untuk mencegah penyebaran minyak) atau
barrier yang tahan api. Beberapa kendala dari cara ini adalah pada peristiwa
tumpahan besar yang memunculkan kesulitan untuk mengumpulkan minyak
dan mempertahankan pada ketebalan yang cukup untuk dibakar serta
evaporasi pada komponen minyak yang mudah terbakar. Sisi lain, residu
pembakara yang tenggelam di dasar laut akan memberikan efek buruk bagi
ekologi. Juga, kemungkinan penyebaran api yang tidak terkontrol.
b. Cara kedua yaitu penyisihan minyak secara mekanis melalui dua tahap yaitu
melokalisir tumpahan dengan menggunakan booms dan melakukan
pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan peralatan
mekanis yang disebut skimmer. Upaya ini terhitung sulit dan mahal
meskipun disebut sebagai pemecahan ideal terutama untuk mereduksi
minyak pada area sensitif, seperti pantai dan daerah yang sulit dibersihkan
dan pada jam-jam awal tumpahan. Sayangnya, keberadaan angin, arus dan
gelombang mengakibatkan cara ini menemui banyak kendala.
c. Cara ketiga adalah bioremediasi yaitu mempercepat proses yang terjadi
secara alami, misalkan dengan menambahkan nutrien, sehingga terjadi
konversi sejumlah komponen menjadi produk yang kurang berbahaya
seperti CO2 , air dan biomass. Selain memiliki dampak lingkunga kecil,
cara ini bisa mengurangi dampak tumpahan secara signifikan. Sayangnya,
cara ini hanya bisa diterapkan pada pantai jenis tertentu, seperti pantai
berpasir dan berkerikil, dan tidak efektif untuk diterapkan di lautan
(Anonim, 2012).
d. Cara keempat dengan menggunakan sorbent yang bisa menyisihkan minyak
melalui mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pada permukaan sorbent)
dan absorpsi (penyerapan minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi
mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat sehingga mudah
dikumpulkan dan disisihkan. Sorbent harus memiliki karakteristik
hidrofobik,oleofobik dan mudah disebarkan di permukaan minyak, diambil
kembali dan digunakan ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami
(kapas, jerami, rumput kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung,
vermiculite, pasir) dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan
serat nilon).
e. Cara kelima dengan menggunakan dispersan kimiawi yaitu dengan memecah
lapisan minyak menjadi tetesan kecil (droplet) sehingga mengurangi
kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan. Dispersan
kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang disebut surfaktan (berasal
dari kata : surfactants = surface-active agents atau zat aktif permukaan).
(Anonim, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. manziz.blogspot.com. Diakses tanggal 24 Juni 2013 Pukul 20.00
Anonim, 2012. http://navale-engineering.blogspot.com/2012/02/1-metode-
penanggulangan-tumpahan-minyak.html. Diakses tanggal 24 Juni 2012
Pukul 20.56
Anonim, 2013. http://gudang-ilmu-arianto.blogspot.com/2013/05/makalah-
pencemaran-laut_7.html. Diakses tanggal 24 Juni 2013 Pukul 20.10
MDC Undip, 2013.
http://mdc.undip.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=23
7:pencemaran-minyak-dan-dampaknya-bagi-lingkungan-
laut&catid=30:seputar-ilmu-kelautan . Diakses pada tanggal 24 Juni 2013
Pukul 20.28
Yunus, Muhammad. 2013.
http://yunuzmuhammad.blogspot.com/2007/11/pengertian-dan-sumber-
pencemaran.html. Diakses pada tanggal 24 Juni 2013

More Related Content

What's hot

Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Adolvin Mahadiputra
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logamYudi Hartono
 
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termalLaporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termalBogiva Mirdyanto
 
PERALATAN & HSE MANAGEMENT SYSTEM PENGOLAHAN MIGAS
PERALATAN & HSE MANAGEMENT SYSTEM PENGOLAHAN MIGASPERALATAN & HSE MANAGEMENT SYSTEM PENGOLAHAN MIGAS
PERALATAN & HSE MANAGEMENT SYSTEM PENGOLAHAN MIGASYOHANIS SAHABAT
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinRinaldi Sihombing
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiCharis Muhammad
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1555
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasisyamsul huda
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 
Proses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonProses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonFixri Pupone
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutEssyKarundeng
 
Fisika inti dan radioaktivitas
Fisika inti dan radioaktivitasFisika inti dan radioaktivitas
Fisika inti dan radioaktivitascahjatilengger
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxJemyBala
 
Tugas 1 konsep nilai waktu dari uang dan ekivalensi ekonomi teknik irwan zulk...
Tugas 1 konsep nilai waktu dari uang dan ekivalensi ekonomi teknik irwan zulk...Tugas 1 konsep nilai waktu dari uang dan ekivalensi ekonomi teknik irwan zulk...
Tugas 1 konsep nilai waktu dari uang dan ekivalensi ekonomi teknik irwan zulk...irwan zulkifli
 

What's hot (20)

Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logam
 
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termalLaporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
 
PERALATAN & HSE MANAGEMENT SYSTEM PENGOLAHAN MIGAS
PERALATAN & HSE MANAGEMENT SYSTEM PENGOLAHAN MIGASPERALATAN & HSE MANAGEMENT SYSTEM PENGOLAHAN MIGAS
PERALATAN & HSE MANAGEMENT SYSTEM PENGOLAHAN MIGAS
 
Tabel standard ulir
Tabel standard ulirTabel standard ulir
Tabel standard ulir
 
Laporan antropometri
Laporan antropometriLaporan antropometri
Laporan antropometri
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
 
2.1,9.14 contoh soal 1
2.1,9.14  contoh soal 12.1,9.14  contoh soal 1
2.1,9.14 contoh soal 1
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
Proses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonProses pembentukan piston
Proses pembentukan piston
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin Bubut
 
Fisika inti dan radioaktivitas
Fisika inti dan radioaktivitasFisika inti dan radioaktivitas
Fisika inti dan radioaktivitas
 
Pengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docxPengelasan makalah.docx
Pengelasan makalah.docx
 
Tugas 1 konsep nilai waktu dari uang dan ekivalensi ekonomi teknik irwan zulk...
Tugas 1 konsep nilai waktu dari uang dan ekivalensi ekonomi teknik irwan zulk...Tugas 1 konsep nilai waktu dari uang dan ekivalensi ekonomi teknik irwan zulk...
Tugas 1 konsep nilai waktu dari uang dan ekivalensi ekonomi teknik irwan zulk...
 
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
 

Similar to PENCEMARAN LAUT DAN PENANGGULANGANNYA

Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskillmenymeni
 
2 kuncowati pencemaran minyak di laut
2 kuncowati   pencemaran minyak di laut2 kuncowati   pencemaran minyak di laut
2 kuncowati pencemaran minyak di lautDidik Purwiyanto Vay
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyDesty Erni
 
185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut432414005
 
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakMakalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakSeptian Muna Barakati
 
Anggota kelompok :D
Anggota kelompok :DAnggota kelompok :D
Anggota kelompok :DHan Hanif
 
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk BenoaPenyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk BenoaPutika Ashfar Khoiri
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaAhdiat Celebes
 
Pengendalian Pencemaran Laut
Pengendalian Pencemaran LautPengendalian Pencemaran Laut
Pengendalian Pencemaran Lautgalih
 
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakMakalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakOperator Warnet Vast Raha
 
IPS - Lingkungan Hidup dan Pelestarianya
IPS - Lingkungan Hidup dan PelestarianyaIPS - Lingkungan Hidup dan Pelestarianya
IPS - Lingkungan Hidup dan PelestarianyaAlifia
 
Pengetahuan lingkungan, Tentang pencemaran limbah oleh minyak bumi arief char...
Pengetahuan lingkungan, Tentang pencemaran limbah oleh minyak bumi arief char...Pengetahuan lingkungan, Tentang pencemaran limbah oleh minyak bumi arief char...
Pengetahuan lingkungan, Tentang pencemaran limbah oleh minyak bumi arief char...Arief Charismw
 

Similar to PENCEMARAN LAUT DAN PENANGGULANGANNYA (20)

Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
2 kuncowati pencemaran minyak di laut
2 kuncowati   pencemaran minyak di laut2 kuncowati   pencemaran minyak di laut
2 kuncowati pencemaran minyak di laut
 
Dampak tumahan minyak
Dampak tumahan minyakDampak tumahan minyak
Dampak tumahan minyak
 
tugas 2 aplikom
tugas 2 aplikomtugas 2 aplikom
tugas 2 aplikom
 
Mikrojadi
MikrojadiMikrojadi
Mikrojadi
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
 
Pencemaran
PencemaranPencemaran
Pencemaran
 
POLUSI LAUT
POLUSI LAUTPOLUSI LAUT
POLUSI LAUT
 
185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut
 
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakMakalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
 
Anggota kelompok :D
Anggota kelompok :DAnggota kelompok :D
Anggota kelompok :D
 
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk BenoaPenyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
 
Makalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidupMakalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidup
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
 
Makalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidupMakalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidup
 
Pengendalian Pencemaran Laut
Pengendalian Pencemaran LautPengendalian Pencemaran Laut
Pengendalian Pencemaran Laut
 
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakMakalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
 
IPS - Lingkungan Hidup dan Pelestarianya
IPS - Lingkungan Hidup dan PelestarianyaIPS - Lingkungan Hidup dan Pelestarianya
IPS - Lingkungan Hidup dan Pelestarianya
 
Pklh pelabuhan
Pklh pelabuhanPklh pelabuhan
Pklh pelabuhan
 
Pengetahuan lingkungan, Tentang pencemaran limbah oleh minyak bumi arief char...
Pengetahuan lingkungan, Tentang pencemaran limbah oleh minyak bumi arief char...Pengetahuan lingkungan, Tentang pencemaran limbah oleh minyak bumi arief char...
Pengetahuan lingkungan, Tentang pencemaran limbah oleh minyak bumi arief char...
 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

PENCEMARAN LAUT DAN PENANGGULANGANNYA

  • 1. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Laut Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya (Anonim, 2013). Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air). Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan (Anonim, 2013). Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya (Dojlido, 1993) Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air). Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic (Dojlido, 1993). Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan. Berikut beberapa sumber polutan yang masuk ke laut (Dojlido, 1993).
  • 2. 2.2 Pengertian Tumpahan Minyak Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri serta dapat menyebabkan keracunan pada burung tersebut (Anonim, 2013). Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampir tidak bias dielakkan. Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai. Contoh kecelakaan kapal yang pernah terjadi : a. Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967 mengakibatkan 100.000 burung mati b. Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975 c. Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978 (Anonim, 2013). 2.3 Dampak Tumpahan Minyak Berdasarkan beberapa kasus telah banyak kerugian yang dialami dan akibat yang ditimbulkan dari terjadinya pencemaran minyak bumi di laut seperti: 1. Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu berwarna gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan dan hewan. Kontaminasi terhadap udara yang perlu diperhatikan akan bahaya penguapan benzene karena mempunyai efek karsinogenik kepada manusia. Keadaan ini semakin penting untuk diantisipasi apabila kejadian tumpahan minyak berada dekat dengan lokasi penduduk yang padat. Dan benda purbakala, cagar alam dan harta karun di dasar laut yang terkena minyak dapat rusak atau berkurang nilai estetikanya. Oleh sebab itu nilai jualnya akan berkurang.
  • 3. 2. Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek letal yaitu reaksi yang terjadi saat zat-zat fisika dan kimia mengganggu proses sel ataupun subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan terjadinya kematian. Efek subletal yaitu mepengaruhi kerusakan fisiologis dan perilaku namun tidak mengakibatkan kematian secara langsung. Terumbu karang akan mengalami efek letal dan subletal dimana pemulihannya memakan waktu lama dikarenakan kompleksitas dari komunitasnya. Minyak dapat mempengaruhi kehidupan mangrove dan organisme lain yang berasosiasi pada mangrove. Minyak dapat menutupi daun, menyumbat akar nafas, mencegah difusi garam dan menghambat proses respirasi pada mangrove. Dan vegetasi bawah air sangat sensitif terhadap kontaminasi minyak, karena vegetasi bawah air mimiliki produktivitas yang tinggi, berperan dalam siklus nutrien, berfungsi sebagai kawasan asuhan, mencari makan, dan berlindung berbagai spesies penting dan komersial tinggi dari jenis-jenis ikan. 3. Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa beracun yang terbentuk dari proses biodegradasi. Jika jumlah fitoplankton menurun, maka populasi ikan, udang, dan kerang juga akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut dibutuhkan manusia karena memiliki nilai ekonomi dan kandungan protein yang tinggi. 4. Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick (lapisan minyak di permukaan air). Selain itu, terjadi kematian burung- burung laut. Hal ini dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih tenang dan menarik burung untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam mencari makanan. Saat kontak dengan minyak, terjadi peresapan minyak ke dalam bulu dan merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga burung akan kedinginan yang pada akhirnya mati. (MDC Undip, 2013). Permasalahan pencemaran minyak dan kerusakan lingkungan pesisir dan laut merupakan masalah yang penting untuk ditangani mengingat besarnya
  • 4. ketergantungan terhadap sumber daya pesisir dan laut serta luasnya dampak yang diakibatkan pencemaran tersebut. Untuk itu perlu dilakukan langah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap berbagai kegiatan yang dapat memacu terjadinya pencemaran minyak dan kerusakan lingkungan laut. Semua ini menjadi kewajiban kita untuk melakukan usaha-usaha yang lebih konservatif demi kelangsungan hidup yang lebih baik (MDC Undip, 2013). 2.4 Penanggulangan Tumpahan Minyak Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penangannan tumpahan minyak (oil spill) di laut adalah dengan cara melokalisasi tumpahan minyak menggunakan pelampung pembatas (oil booms), yang kemudian akan ditransfer dengan perangkat pemompa (oil skimmers) ke sebuah fasilitas penerima "reservoar" baik dalam bentuk tangki ataupun balon. Langkah penanggulangan ini akan sangat efektif apabila dilakukan di perairan yang memiliki hidrodinamika air yang rendah (arus, pasang-surut, ombak, dll) dan cuaca yang tidak ekstrem (Anonim, 2012). Beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak diantaranya in-situ burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent dan penggunaan bahan kimia dispersan.Setiap teknik ini memiliki laju penyisihan minyak berbeda dan hanya efektif pada kondisi tertentu (Anonim, 2012). a. In-situ burning adalah pembakaran minyak pada permukaan air sehingga mampu mengatasi kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut, penyimpanan dan pewadahan minyak serta air laut yang terasosiasi, yang dijumpai dalam teknik penyisihan secara fisik. Cara ini membutuhkan ketersediaan booms (pembatas untuk mencegah penyebaran minyak) atau barrier yang tahan api. Beberapa kendala dari cara ini adalah pada peristiwa tumpahan besar yang memunculkan kesulitan untuk mengumpulkan minyak dan mempertahankan pada ketebalan yang cukup untuk dibakar serta evaporasi pada komponen minyak yang mudah terbakar. Sisi lain, residu pembakara yang tenggelam di dasar laut akan memberikan efek buruk bagi ekologi. Juga, kemungkinan penyebaran api yang tidak terkontrol.
  • 5. b. Cara kedua yaitu penyisihan minyak secara mekanis melalui dua tahap yaitu melokalisir tumpahan dengan menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan peralatan mekanis yang disebut skimmer. Upaya ini terhitung sulit dan mahal meskipun disebut sebagai pemecahan ideal terutama untuk mereduksi minyak pada area sensitif, seperti pantai dan daerah yang sulit dibersihkan dan pada jam-jam awal tumpahan. Sayangnya, keberadaan angin, arus dan gelombang mengakibatkan cara ini menemui banyak kendala. c. Cara ketiga adalah bioremediasi yaitu mempercepat proses yang terjadi secara alami, misalkan dengan menambahkan nutrien, sehingga terjadi konversi sejumlah komponen menjadi produk yang kurang berbahaya seperti CO2 , air dan biomass. Selain memiliki dampak lingkunga kecil, cara ini bisa mengurangi dampak tumpahan secara signifikan. Sayangnya, cara ini hanya bisa diterapkan pada pantai jenis tertentu, seperti pantai berpasir dan berkerikil, dan tidak efektif untuk diterapkan di lautan (Anonim, 2012).
  • 6. d. Cara keempat dengan menggunakan sorbent yang bisa menyisihkan minyak melalui mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pada permukaan sorbent) dan absorpsi (penyerapan minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat sehingga mudah dikumpulkan dan disisihkan. Sorbent harus memiliki karakteristik hidrofobik,oleofobik dan mudah disebarkan di permukaan minyak, diambil kembali dan digunakan ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon). e. Cara kelima dengan menggunakan dispersan kimiawi yaitu dengan memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil (droplet) sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang disebut surfaktan (berasal dari kata : surfactants = surface-active agents atau zat aktif permukaan). (Anonim, 2012).
  • 7. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2010. manziz.blogspot.com. Diakses tanggal 24 Juni 2013 Pukul 20.00 Anonim, 2012. http://navale-engineering.blogspot.com/2012/02/1-metode- penanggulangan-tumpahan-minyak.html. Diakses tanggal 24 Juni 2012 Pukul 20.56 Anonim, 2013. http://gudang-ilmu-arianto.blogspot.com/2013/05/makalah- pencemaran-laut_7.html. Diakses tanggal 24 Juni 2013 Pukul 20.10 MDC Undip, 2013. http://mdc.undip.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=23 7:pencemaran-minyak-dan-dampaknya-bagi-lingkungan- laut&catid=30:seputar-ilmu-kelautan . Diakses pada tanggal 24 Juni 2013 Pukul 20.28 Yunus, Muhammad. 2013. http://yunuzmuhammad.blogspot.com/2007/11/pengertian-dan-sumber- pencemaran.html. Diakses pada tanggal 24 Juni 2013