SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
PEMBELAJARAN KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK
                              Oleh : As’ari Djohar




I.Pengertian Belajar

         Definisi belajar berbeda-beda, menurut pendapat tradisional belajar itu ialah

menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini dipentingkan pendidikan

untelektual. Kepada peserta didik diberikan bermacam-macam mata pelajaran untk

menambah pengetahuan yang harus dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal.

Pendapat yang lebih modern ialah yang menganggap belajar sebagai              a change in

behavior atau perubahan perilaku. Implikasi dari pengertian belajar ini terhadap pendidik

ialah:

a) harus menentukan prilaku apakah yang diharapkan bagi peserta didik.

b) harus mengetahui hingga manakah taraf perkembangan prilaku peserta didik,

c) harus menyediakan kesempatan dan syarat-syarat yang sebaik-baiknya yang menurut

    harapannya akan menghasilkan prilaku yang diinginkan.



II. Tujuan Belajar.

Tujuan pembelajaran dibedakan atas beberapa kategori, sesuai dengan perilaku yang

menjadi sasarannya. Gage dan Briggs mengemukakan lima kategori, yaitu “intelectual

skill, cognitive strategies, verbal information, motor skill dan attitude” (1974, h. 23-24).

Bloom mengemukakan tiga kategori sesuai dengan domain-domain perilaku individu

yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif                berkenaan dengan

perkembanganm kecakapan dan keterampilan intelektual. Afektif berkenaan berkenaan


                                                                                          1
dengan perubahan minat, sikap, nilai-nilai, perkembangan apresiasi dan kemampuan

menyesuaikan diri. Domain psikomotor berkenaan dengan keterampilan-keterampilan

gerak.

         Tujuan instruksional juga memiliki tingkat kesukaran yang berbeda. Bloom (1975)

membagi domain kognitif atas enam tingkatan yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis dan evaluasi. Untuk domain afektif Krethwohl etr al (1974) membaginya

atas lima tingkatan yakni: penerimaan, pertisipasi/merespons, penilaian, mengorganisasi

nilai dan pembentukan pola/karakterisasi nilai-nilai. Domain psikomotor Harrow (1971)

membaginya atas enam tingkatan yakni: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan

terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerak dan kreativitas.

         Tujuan instruksional merupakan suatu tingkah laku yang diperlihatkan mahasiswa

pada akhir suatu kegiatan belajar. Perumusan tujuan instruksional yang baik memiliki

beberapa spesifikasi yakni:

•   Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh mahasiswa, tingkah laku

    yang dapat diamati/terukur.

•   Menggambarkan kondisi atau lingkungan yang menunjang terbentuknya tingkah laku

    itu (lingkungan fisik. psikologis).

•   Menunjukkan mutu tingkah laku yang diharapkan ( ketepatan/ketelitian,kecepatan,

    panjangnya dan frekuensi respon).

         Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam merumuskan tujuan

instruksional diantaranya adalah:

Ranah Kognitif

1. Pengetahuan: menyebutkan, menunjukkan, menyatakan, menyusun daftar dsb.




                                                                                       2
2. Pemahaman : menjelaskan, menguraikan, merumuskan, menerangkan, menyadur dsb.

3. Penerapan    : mendemonstrasikan, menghitung, menghubungkan, membuktikan, dsb.

4. Analisis     :memisahkan, mmemilih, membandingkan, memperkirakan dsb.

5. Evaluasi     : menyimpulkan, mengkritisi, menafsirkan, memberi argumentasi, dsb

6. Kreasi       : mengkombinasikan, mengarang, menciptakan, mendisain, mengatur dsb

Ranah Afektif

1. Penerimaan : menanyakan, memilih, mengikuti, menjawab, melanjutkan, dsb

2. Partisipasi : melaksanakan, membantu, menawarkan diri, menyambut, dsb

3. Penilaian     : melaksanakan, mengambil prakarsa, mengusulkan, membela dsb.

4. Organisasi : berpegang pada, mengintegrasikan, mengubah, mempertahankan dsb

5. Pembentukan Pola : bertindak, menyatakan, memperlihatkan, mempersoalkan dsb

Ranah Psikomotor

1. Persepsi      : membedakan, menunjukkan, memilih, menghubungkan dsb

2. Kesiapan (menyiapkan diri fisik/mental) : mengawali, bereaksi, mempersiapkan, me-

  nanggapi, memprakarsai, dsb.

3. Gerakan terbimbing (meniru contoh) : mempraktikan, mengikuti, mengerjakan, mem-

   buat, mencoba, dsb.

4. Gerakan terbiasa (berpegang pada pola): mengoperasikan, memasang,

   mendemonstrasikan, mengerjakan, dsb.

5. Gerakan kompleks (berketerampilan secara lancar,luwes,gesit): mengoperasikan,

   mendemonstrasikan, mengerjakan, dsb.

Penyesuaian pola gerak bervariasi dan kreatif : mengubah, mengadaftasikan, membuat

variasi, merancang, menciptakan, mendesain, merencanakan dsb.




                                                                                     3
III. Teori Belajar.

       Ada beberapa teori belajar yang dalam hal ini tiga teori belajar yang akan dibahas

yakni:Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya, Teori Asosiasi dan Teori Organismic atau

Gestalt.



a. Teori Ilmu Jiwa Daya.

       Menuror teori ini otak manusia terdiri dari beberapa “faculties” atau daya-daya

yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu (mengamat, menngingat, menanggap,

menganalisis, berpikir dan sebagainya. Tiap-tiap daya dapat dikembangkan melalui

latihan. Di sekolah peserta didik diberi soal-soal untuk melatih daya-daya yang dimiliki

oleh peserta didik itu, makin sulit soal yang diberikan makin terlatih kemampuan berpikir

mereka. Soal-soal yang diberikan tidak perlu sesuai dengan dengan keadaan dalam

kehidupan yang sebenarnya dihadapi, oleh karenanya mata pelajaran yang paling sesuai

untuk melatih daya pikir ini adalah matematika. Itulah alasannya sampai saat ini mata

pelajaran itu menjadi andalan untuk mengasah otak sampai tajam dan mengembangkan

serta menguji kemampuan berpikir peserta didik, sehingga mereka mampu memecahkan

berbagai masalah yang dihadapi dalam berbagai bidang kehidupan baik politik, ekonomi,

sosial, teknologi dan sebagainya. Kesanggupan berpikir yang telah terlatih dianggap

dengan sendirinya dapat pakai, dipindahkan kepada bidang-bidang lain dalam kehidupan

anak. Menurut teori ini transfer itu mutlak. Yang diutamakan bukanlah penguasaan

bahan , melainkan latihan dengan bahan-bahan itu guna pembentukan daya-daya, jadi

pembentukan formalnya (mental discipline)




                                                                                       4
b. Teori Asosiasi

      Menurut teori ini mengajar adalah kegiatan memberi stimulus (S) kepada anak

yang menimbulkan padanya suatu reaksi atau respons (R). Hubungan antara S dengan R

diulang ulangsehingga menjadi kebiasaan dan tidak segera dilupakan. Dengan latihan-

latihan dan diulang ulang banyak diberikan hubungan S-R yang dikehendaki. Belajar

secara ini bersifat mekanistik. Anak-anak dilatih bereaksi seperti mesin yang bergerak

menurut cara-cara tertentu asal diberi stimulus tertentu. Teori ini tidak menerima adanya

transfer mutlak. Seseorang hanya dapat bereaksi dengan tepat terhadap stimulus atau

situasi yang telah pernah dihadapinya atau yang sama dengan itu. Itu sebabnya maka

anak-anak harus memiliki sebanyak mungkin S-R bonds. Teori ini mementingkan

penguasaan bahan pelajaran yang sebanyak-banyaknya atau mengutamakan pembentukan

material. Belajar menurut teori ini berarti mengumpulkan ilmu, menumpuk-numpuk

berbagai pengetahuan. Teori ini menimbulkan pendidikan “intelektualistis”, aspek-aspek

pembentukan pribadi anak sering terabaikan. Anak dianggap sebagai makhluk yang

“pasif”, sebagai bejana kosong yang harus diisi dengan berbnagai pengetahuan, guru

memegang peranan yang penting yang aktif. Skinner mengembangkan teori ini dalam

“programmed instruction” dan “teaching machines”



c.Teori “organismic” atau Gestalt

      Teori ini mengemukakan “kesdeluruhan” sebagai prinsip yang penting, suatu

“organisme” yang dinamis yang senantiasa dalam keadaan interaksi dengan dunia sekitar

untuk mencapai tujuan-tujuannya. Anak itu menerima perangsang dari luar, bersifat




                                                                                       5
selektif terhadap perangsang yang diterimanya, dan bereaksi terhadap perangsang itu

dengan mengolahnya. Jadi belajar itu berlangsung berdasarkan pengalaman, yakni

interaksi antara anak dengan lingkungan dan dalam hal ini anak itu aktif seperti “learning

by doing”, melakukan “reflection” atau pemikiran, renungan tentang apa yang telah

dilakukan. Belajar menurut teori ini bukanlah menghafal fakta-fakta, akan tetapi dengan

menghadapi sejumlah masalah yang harus dipecahkan dengan menggunakan metode

ilmiah yang pada pokoknya terdiri atas langkah-langkah:

1) menyadari adanya suatu masalah.

2) memajukan hipotesis-hipotesis.

3) mengumpulkan keterangan atau data

4) membuktikan hipotesis berdasarkan data.

5) mengambil kesimpulan.

Prinsip-prinsip belajar dalam teori ini adalah:

1) Belajar itu berdasarkan keseluruhan.

2) Anak yang belajar merupakan keseluruhan pribadinya.

3) Belajar berkat “insight”, pemahaman atau tilikan sebagai syarat mutlak dalam

   belajar.

4) Belajar berdasarkan pengalaman.

5) Belajar ialah suatu proses perkembangan

6) Belajar ialah proses yang kontinyu

7) Belajar lebih berhasil bila dihubungkan dengan minat keinginan dan tujuan anak.



IV. Teknik Pengajaran




                                                                                        6
a. Kognitif

Pengajaran kognitif dimaksudkan disini ialah suatu proses pembelajaran yang

membentuk kemampuan kognitif peserta didik. Teknik pengajaran yang dipertimbangkan

mampu membentuk kemampuan kognitif diantaranya adalah:

1) eksperimentasi

2) problem solving, diskusi, tanya jawab.

3) Belajar secara induktif (mahasiswa dihadapkan pada contoh-contoh, kemudian

   mereka menyimpulkan sendiri konsep-konsep pengetahuan yang tersirat dalam

   contoh-contoh itu). Mengatur topik dari yang paling konkrit ke yang abstrak, dari

   yang sederhana ke yang kompleks.

4) Pembelajaran dengan menggunakan “advance organizer” paling tidak dengan cara

   membuat rangkuman terhadap materi yang diberikan, dilengkapi dengan uraian

   singkat yang menunjukkan relevansi materi yang sudah diberikan dengan materi baru.

   Mengajarkan mahasiswa memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sudah

   ditentukan, dengan memberi fokus pada hubungan yang terjalin antara konsep-konsep

   yang ada.



b. afektif.

Teknik pengajaran untuk membentuk afektif peserta didik dapat dilakukan melalui

beberapa teknik sebagai berikut:

1) Eksperimentasi.

2) Roleplaying.




                                                                                    7
3) Memberikan penguatan/reinforcement (penguatan positif ataupun negatif).

4) Memecahkan materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil, sehingga mudah untuk

   difahami.

5) Memberikan stimulus yang mungkin berupa a)pertanyaan (lisan atau tertulis), b)tes,

   c)latihan, d)tugas-tugas.

6) Memberikan umpan balik

7) Memberikan simulasi

8) Problem solving; peserta didik dihadapkan pada kecenderungan masalah yang dewasa

   ini dihadapi.

9) Pembelajaran individual.



c. Psikomotor

Teknik pengajaran untuk membentuk kemampuan psikomotorik peserta didik dapat

dipertimbangan melalui beberapa teknik pemberian latihan dengan memperhatikan

prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Latihan akan efisien apabila disediakan lingkungan yang sesuai dimana mereka kelak

   akan bekerja.

2) Latihan yang efektifhanya dapat diberikan jika tugas-tugas yang diberikan memiliki

   kesamaan operasional, dengan peralatan yang sama dan dengan mesin-mesin yang

   sama dengan yang akan dipergunakan di dalam kerjanya kelak.

3) terbesar.

4) Latihan sudah dibiasakan dengan perilaku yang akan ditunjukkan dalam pekerjaannya

   kelak.




                                                                                        8
5) Latihan hanya dapat diberikan kepada kelompok peserta yang memang memerlukan,

   menginginkan dan sanggup memanfaatkannya.

6) Latihan akan efektif apabila pemberian latihan berupa pengalaman khusus terwujud

   dalam kebiasaan-kebiasaan yang benar.

7) Latihan diarahkan pada pencapaian kompetensi (persyaratan minimal) yang harus

   dimiliki individu dapat melakukan/melaksanakan suatu jabatan/pekerjaan.




                                                         Bandung, Nopember 2003

                                                       Konsultan Pendidikan

                                                        PPPG Teknologi Bandung




                                                        Dr. As’ari Djohar




                                                                                      9
Daftar Bacaan :

Anderson, W. Orin and Krathwohl. R.D, 2001, A Taxonomy for Learning, Teaching, and
        Assessing, Addison Wesley Longman, Inc. New York.

Arikunto Suharsimi, 1988, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
         Kejuruan. Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta.

Nasution, S, 1982, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,
         Bina Aksara. Jakarta.

-------------, 1982, Asas-Asas Kurikulum, Jemars. Bandung.

Sukmadinata, N,S, 1988, Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum,
        Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Jakarta

Sumantri, Mulyani, 1988, Kurikulum dan Pengajaran, Direktorat Jenderal Pendidikan
          Tinggi. Jakarta.




                                                                                    10
11

More Related Content

What's hot

Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...
Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...
Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...Sara Zaleha
 
Teori pembelajaran behavioris
Teori pembelajaran behaviorisTeori pembelajaran behavioris
Teori pembelajaran behaviorisnurzaharuddin
 
4 model pengajaran
4 model pengajaran4 model pengajaran
4 model pengajaranKamal Khalid
 
Bab 1 kurikulum
Bab 1 kurikulumBab 1 kurikulum
Bab 1 kurikulumDoEy Mas
 
BBD 10302 pedagogi (KEMAHIRAN PENGAJARAN)
BBD 10302 pedagogi (KEMAHIRAN PENGAJARAN)BBD 10302 pedagogi (KEMAHIRAN PENGAJARAN)
BBD 10302 pedagogi (KEMAHIRAN PENGAJARAN)Fizz Scopio
 
Teori Konstruktivisme oleh Vygotsky
Teori Konstruktivisme oleh VygotskyTeori Konstruktivisme oleh Vygotsky
Teori Konstruktivisme oleh Vygotskyartyschatz
 
Bab 1 psikologi perkembangan manusia
Bab 1 psikologi perkembangan manusiaBab 1 psikologi perkembangan manusia
Bab 1 psikologi perkembangan manusiaAsmaroni Rahman
 
EDUP3033 Murid dan Pembelajaran (Strategi pengajaran berpusatan guru, berpusa...
EDUP3033 Murid dan Pembelajaran (Strategi pengajaran berpusatan guru, berpusa...EDUP3033 Murid dan Pembelajaran (Strategi pengajaran berpusatan guru, berpusa...
EDUP3033 Murid dan Pembelajaran (Strategi pengajaran berpusatan guru, berpusa...Syrvison Goh
 
MODEL ASSURE REALISASIKAN DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN
MODEL ASSURE REALISASIKAN DALAM PENGAJARAN  DAN PEMBELAJARANMODEL ASSURE REALISASIKAN DALAM PENGAJARAN  DAN PEMBELAJARAN
MODEL ASSURE REALISASIKAN DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARANSteven Abraham
 
Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi firo HAR
 
Pendidikan Inklusif, isu, cabaran dan langkah mengatasi, faktor kritikal keja...
Pendidikan Inklusif, isu, cabaran dan langkah mengatasi, faktor kritikal keja...Pendidikan Inklusif, isu, cabaran dan langkah mengatasi, faktor kritikal keja...
Pendidikan Inklusif, isu, cabaran dan langkah mengatasi, faktor kritikal keja...Harry Elson Anderson (IPGK Pulau Pinang)
 
Compiled tajuk 4 perbezaan individu n pembelajaran gaya kognitif n pembelajaran
Compiled tajuk 4 perbezaan individu n pembelajaran gaya kognitif n pembelajaranCompiled tajuk 4 perbezaan individu n pembelajaran gaya kognitif n pembelajaran
Compiled tajuk 4 perbezaan individu n pembelajaran gaya kognitif n pembelajaranHashimah68
 
Kelebihan dan kelemahan pentaksiran formal dan tidak formal
Kelebihan dan kelemahan pentaksiran formal dan tidak formalKelebihan dan kelemahan pentaksiran formal dan tidak formal
Kelebihan dan kelemahan pentaksiran formal dan tidak formalTharani Kanappan
 
Bab2 rekabentuk & model pengajaran
Bab2 rekabentuk & model pengajaranBab2 rekabentuk & model pengajaran
Bab2 rekabentuk & model pengajaranSiti Zulaikha
 
Apakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaranApakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaranDidie Patient
 
Gaya pembelajaran berdasarkan model pembelajaran kolb
Gaya pembelajaran berdasarkan model pembelajaran kolbGaya pembelajaran berdasarkan model pembelajaran kolb
Gaya pembelajaran berdasarkan model pembelajaran kolbanwar Hazim
 
Akauntabiliti guru
Akauntabiliti guruAkauntabiliti guru
Akauntabiliti guruibnussomad
 
5. Kemahiran Profesional Guru
5. Kemahiran Profesional Guru5. Kemahiran Profesional Guru
5. Kemahiran Profesional GuruArthur Jupong
 

What's hot (20)

Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...
Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...
Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...
 
Teori pembelajaran behavioris
Teori pembelajaran behaviorisTeori pembelajaran behavioris
Teori pembelajaran behavioris
 
4 model pengajaran
4 model pengajaran4 model pengajaran
4 model pengajaran
 
Bab 1 kurikulum
Bab 1 kurikulumBab 1 kurikulum
Bab 1 kurikulum
 
TEORI KEPELBAGAIAN KECERDASAN GARDNER
TEORI KEPELBAGAIAN KECERDASAN GARDNERTEORI KEPELBAGAIAN KECERDASAN GARDNER
TEORI KEPELBAGAIAN KECERDASAN GARDNER
 
BBD 10302 pedagogi (KEMAHIRAN PENGAJARAN)
BBD 10302 pedagogi (KEMAHIRAN PENGAJARAN)BBD 10302 pedagogi (KEMAHIRAN PENGAJARAN)
BBD 10302 pedagogi (KEMAHIRAN PENGAJARAN)
 
Teori Konstruktivisme oleh Vygotsky
Teori Konstruktivisme oleh VygotskyTeori Konstruktivisme oleh Vygotsky
Teori Konstruktivisme oleh Vygotsky
 
Bab 1 psikologi perkembangan manusia
Bab 1 psikologi perkembangan manusiaBab 1 psikologi perkembangan manusia
Bab 1 psikologi perkembangan manusia
 
EDUP3033 Murid dan Pembelajaran (Strategi pengajaran berpusatan guru, berpusa...
EDUP3033 Murid dan Pembelajaran (Strategi pengajaran berpusatan guru, berpusa...EDUP3033 Murid dan Pembelajaran (Strategi pengajaran berpusatan guru, berpusa...
EDUP3033 Murid dan Pembelajaran (Strategi pengajaran berpusatan guru, berpusa...
 
MODEL ASSURE REALISASIKAN DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN
MODEL ASSURE REALISASIKAN DALAM PENGAJARAN  DAN PEMBELAJARANMODEL ASSURE REALISASIKAN DALAM PENGAJARAN  DAN PEMBELAJARAN
MODEL ASSURE REALISASIKAN DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN
 
psikologi pendidikan
psikologi pendidikanpsikologi pendidikan
psikologi pendidikan
 
Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi
 
Pendidikan Inklusif, isu, cabaran dan langkah mengatasi, faktor kritikal keja...
Pendidikan Inklusif, isu, cabaran dan langkah mengatasi, faktor kritikal keja...Pendidikan Inklusif, isu, cabaran dan langkah mengatasi, faktor kritikal keja...
Pendidikan Inklusif, isu, cabaran dan langkah mengatasi, faktor kritikal keja...
 
Compiled tajuk 4 perbezaan individu n pembelajaran gaya kognitif n pembelajaran
Compiled tajuk 4 perbezaan individu n pembelajaran gaya kognitif n pembelajaranCompiled tajuk 4 perbezaan individu n pembelajaran gaya kognitif n pembelajaran
Compiled tajuk 4 perbezaan individu n pembelajaran gaya kognitif n pembelajaran
 
Kelebihan dan kelemahan pentaksiran formal dan tidak formal
Kelebihan dan kelemahan pentaksiran formal dan tidak formalKelebihan dan kelemahan pentaksiran formal dan tidak formal
Kelebihan dan kelemahan pentaksiran formal dan tidak formal
 
Bab2 rekabentuk & model pengajaran
Bab2 rekabentuk & model pengajaranBab2 rekabentuk & model pengajaran
Bab2 rekabentuk & model pengajaran
 
Apakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaranApakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaran
 
Gaya pembelajaran berdasarkan model pembelajaran kolb
Gaya pembelajaran berdasarkan model pembelajaran kolbGaya pembelajaran berdasarkan model pembelajaran kolb
Gaya pembelajaran berdasarkan model pembelajaran kolb
 
Akauntabiliti guru
Akauntabiliti guruAkauntabiliti guru
Akauntabiliti guru
 
5. Kemahiran Profesional Guru
5. Kemahiran Profesional Guru5. Kemahiran Profesional Guru
5. Kemahiran Profesional Guru
 

Similar to BELAJAR KOMPREHENSIF

Jenis - Jenis & Prinsip Belajar
Jenis - Jenis & Prinsip BelajarJenis - Jenis & Prinsip Belajar
Jenis - Jenis & Prinsip BelajarEndah Rizkiani
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifCikgu Zatiah
 
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranPsikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranFMx Cafe
 
Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajar
Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe BelajarTaksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajar
Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajaraidadwiinizuka.blogspot.com
 
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi SidikMartikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi SidikM. Ifaldi Sidik
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxWAKURSMKUMMA
 
Psikologi modul 3 kb 2
Psikologi modul 3 kb 2Psikologi modul 3 kb 2
Psikologi modul 3 kb 2Uwes Chaeruman
 
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)WaQhyoe Arryee
 
Makalah 3
Makalah 3Makalah 3
Makalah 3ayu01
 
Tugas strategi belajar mengajar
Tugas strategi belajar mengajarTugas strategi belajar mengajar
Tugas strategi belajar mengajarPramono Putra
 
AFI PARNAWI, M.Pd Mata kuliah psikologi belajar.
AFI PARNAWI, M.Pd  Mata kuliah psikologi belajar. AFI PARNAWI, M.Pd  Mata kuliah psikologi belajar.
AFI PARNAWI, M.Pd Mata kuliah psikologi belajar. Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFkhairunnisa mulyana
 

Similar to BELAJAR KOMPREHENSIF (20)

Konsep Belajar
Konsep BelajarKonsep Belajar
Konsep Belajar
 
Jenis - Jenis & Prinsip Belajar
Jenis - Jenis & Prinsip BelajarJenis - Jenis & Prinsip Belajar
Jenis - Jenis & Prinsip Belajar
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranPsikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
 
Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajar
Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe BelajarTaksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajar
Taksonomi Benjamin S. Bloom dan Delapan Tipe Belajar
 
Konsep Belajar
Konsep BelajarKonsep Belajar
Konsep Belajar
 
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi SidikMartikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
 
Pengembangan Desain Instruksional Berkarakter (Siti Khadijah Ibrahim)
Pengembangan Desain Instruksional Berkarakter (Siti Khadijah Ibrahim)   Pengembangan Desain Instruksional Berkarakter (Siti Khadijah Ibrahim)
Pengembangan Desain Instruksional Berkarakter (Siti Khadijah Ibrahim)
 
Behavouris (1)
Behavouris (1)Behavouris (1)
Behavouris (1)
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
 
Teori belajar gestalt
Teori belajar gestaltTeori belajar gestalt
Teori belajar gestalt
 
Psikologi modul 3 kb 2
Psikologi modul 3 kb 2Psikologi modul 3 kb 2
Psikologi modul 3 kb 2
 
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Makalah 3
Makalah 3Makalah 3
Makalah 3
 
Tugas strategi belajar mengajar
Tugas strategi belajar mengajarTugas strategi belajar mengajar
Tugas strategi belajar mengajar
 
AFI PARNAWI, M.Pd Mata kuliah psikologi belajar.
AFI PARNAWI, M.Pd  Mata kuliah psikologi belajar. AFI PARNAWI, M.Pd  Mata kuliah psikologi belajar.
AFI PARNAWI, M.Pd Mata kuliah psikologi belajar.
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 

BELAJAR KOMPREHENSIF

  • 1. PEMBELAJARAN KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK Oleh : As’ari Djohar I.Pengertian Belajar Definisi belajar berbeda-beda, menurut pendapat tradisional belajar itu ialah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini dipentingkan pendidikan untelektual. Kepada peserta didik diberikan bermacam-macam mata pelajaran untk menambah pengetahuan yang harus dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal. Pendapat yang lebih modern ialah yang menganggap belajar sebagai a change in behavior atau perubahan perilaku. Implikasi dari pengertian belajar ini terhadap pendidik ialah: a) harus menentukan prilaku apakah yang diharapkan bagi peserta didik. b) harus mengetahui hingga manakah taraf perkembangan prilaku peserta didik, c) harus menyediakan kesempatan dan syarat-syarat yang sebaik-baiknya yang menurut harapannya akan menghasilkan prilaku yang diinginkan. II. Tujuan Belajar. Tujuan pembelajaran dibedakan atas beberapa kategori, sesuai dengan perilaku yang menjadi sasarannya. Gage dan Briggs mengemukakan lima kategori, yaitu “intelectual skill, cognitive strategies, verbal information, motor skill dan attitude” (1974, h. 23-24). Bloom mengemukakan tiga kategori sesuai dengan domain-domain perilaku individu yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif berkenaan dengan perkembanganm kecakapan dan keterampilan intelektual. Afektif berkenaan berkenaan 1
  • 2. dengan perubahan minat, sikap, nilai-nilai, perkembangan apresiasi dan kemampuan menyesuaikan diri. Domain psikomotor berkenaan dengan keterampilan-keterampilan gerak. Tujuan instruksional juga memiliki tingkat kesukaran yang berbeda. Bloom (1975) membagi domain kognitif atas enam tingkatan yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Untuk domain afektif Krethwohl etr al (1974) membaginya atas lima tingkatan yakni: penerimaan, pertisipasi/merespons, penilaian, mengorganisasi nilai dan pembentukan pola/karakterisasi nilai-nilai. Domain psikomotor Harrow (1971) membaginya atas enam tingkatan yakni: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerak dan kreativitas. Tujuan instruksional merupakan suatu tingkah laku yang diperlihatkan mahasiswa pada akhir suatu kegiatan belajar. Perumusan tujuan instruksional yang baik memiliki beberapa spesifikasi yakni: • Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh mahasiswa, tingkah laku yang dapat diamati/terukur. • Menggambarkan kondisi atau lingkungan yang menunjang terbentuknya tingkah laku itu (lingkungan fisik. psikologis). • Menunjukkan mutu tingkah laku yang diharapkan ( ketepatan/ketelitian,kecepatan, panjangnya dan frekuensi respon). Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam merumuskan tujuan instruksional diantaranya adalah: Ranah Kognitif 1. Pengetahuan: menyebutkan, menunjukkan, menyatakan, menyusun daftar dsb. 2
  • 3. 2. Pemahaman : menjelaskan, menguraikan, merumuskan, menerangkan, menyadur dsb. 3. Penerapan : mendemonstrasikan, menghitung, menghubungkan, membuktikan, dsb. 4. Analisis :memisahkan, mmemilih, membandingkan, memperkirakan dsb. 5. Evaluasi : menyimpulkan, mengkritisi, menafsirkan, memberi argumentasi, dsb 6. Kreasi : mengkombinasikan, mengarang, menciptakan, mendisain, mengatur dsb Ranah Afektif 1. Penerimaan : menanyakan, memilih, mengikuti, menjawab, melanjutkan, dsb 2. Partisipasi : melaksanakan, membantu, menawarkan diri, menyambut, dsb 3. Penilaian : melaksanakan, mengambil prakarsa, mengusulkan, membela dsb. 4. Organisasi : berpegang pada, mengintegrasikan, mengubah, mempertahankan dsb 5. Pembentukan Pola : bertindak, menyatakan, memperlihatkan, mempersoalkan dsb Ranah Psikomotor 1. Persepsi : membedakan, menunjukkan, memilih, menghubungkan dsb 2. Kesiapan (menyiapkan diri fisik/mental) : mengawali, bereaksi, mempersiapkan, me- nanggapi, memprakarsai, dsb. 3. Gerakan terbimbing (meniru contoh) : mempraktikan, mengikuti, mengerjakan, mem- buat, mencoba, dsb. 4. Gerakan terbiasa (berpegang pada pola): mengoperasikan, memasang, mendemonstrasikan, mengerjakan, dsb. 5. Gerakan kompleks (berketerampilan secara lancar,luwes,gesit): mengoperasikan, mendemonstrasikan, mengerjakan, dsb. Penyesuaian pola gerak bervariasi dan kreatif : mengubah, mengadaftasikan, membuat variasi, merancang, menciptakan, mendesain, merencanakan dsb. 3
  • 4. III. Teori Belajar. Ada beberapa teori belajar yang dalam hal ini tiga teori belajar yang akan dibahas yakni:Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya, Teori Asosiasi dan Teori Organismic atau Gestalt. a. Teori Ilmu Jiwa Daya. Menuror teori ini otak manusia terdiri dari beberapa “faculties” atau daya-daya yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu (mengamat, menngingat, menanggap, menganalisis, berpikir dan sebagainya. Tiap-tiap daya dapat dikembangkan melalui latihan. Di sekolah peserta didik diberi soal-soal untuk melatih daya-daya yang dimiliki oleh peserta didik itu, makin sulit soal yang diberikan makin terlatih kemampuan berpikir mereka. Soal-soal yang diberikan tidak perlu sesuai dengan dengan keadaan dalam kehidupan yang sebenarnya dihadapi, oleh karenanya mata pelajaran yang paling sesuai untuk melatih daya pikir ini adalah matematika. Itulah alasannya sampai saat ini mata pelajaran itu menjadi andalan untuk mengasah otak sampai tajam dan mengembangkan serta menguji kemampuan berpikir peserta didik, sehingga mereka mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam berbagai bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial, teknologi dan sebagainya. Kesanggupan berpikir yang telah terlatih dianggap dengan sendirinya dapat pakai, dipindahkan kepada bidang-bidang lain dalam kehidupan anak. Menurut teori ini transfer itu mutlak. Yang diutamakan bukanlah penguasaan bahan , melainkan latihan dengan bahan-bahan itu guna pembentukan daya-daya, jadi pembentukan formalnya (mental discipline) 4
  • 5. b. Teori Asosiasi Menurut teori ini mengajar adalah kegiatan memberi stimulus (S) kepada anak yang menimbulkan padanya suatu reaksi atau respons (R). Hubungan antara S dengan R diulang ulangsehingga menjadi kebiasaan dan tidak segera dilupakan. Dengan latihan- latihan dan diulang ulang banyak diberikan hubungan S-R yang dikehendaki. Belajar secara ini bersifat mekanistik. Anak-anak dilatih bereaksi seperti mesin yang bergerak menurut cara-cara tertentu asal diberi stimulus tertentu. Teori ini tidak menerima adanya transfer mutlak. Seseorang hanya dapat bereaksi dengan tepat terhadap stimulus atau situasi yang telah pernah dihadapinya atau yang sama dengan itu. Itu sebabnya maka anak-anak harus memiliki sebanyak mungkin S-R bonds. Teori ini mementingkan penguasaan bahan pelajaran yang sebanyak-banyaknya atau mengutamakan pembentukan material. Belajar menurut teori ini berarti mengumpulkan ilmu, menumpuk-numpuk berbagai pengetahuan. Teori ini menimbulkan pendidikan “intelektualistis”, aspek-aspek pembentukan pribadi anak sering terabaikan. Anak dianggap sebagai makhluk yang “pasif”, sebagai bejana kosong yang harus diisi dengan berbnagai pengetahuan, guru memegang peranan yang penting yang aktif. Skinner mengembangkan teori ini dalam “programmed instruction” dan “teaching machines” c.Teori “organismic” atau Gestalt Teori ini mengemukakan “kesdeluruhan” sebagai prinsip yang penting, suatu “organisme” yang dinamis yang senantiasa dalam keadaan interaksi dengan dunia sekitar untuk mencapai tujuan-tujuannya. Anak itu menerima perangsang dari luar, bersifat 5
  • 6. selektif terhadap perangsang yang diterimanya, dan bereaksi terhadap perangsang itu dengan mengolahnya. Jadi belajar itu berlangsung berdasarkan pengalaman, yakni interaksi antara anak dengan lingkungan dan dalam hal ini anak itu aktif seperti “learning by doing”, melakukan “reflection” atau pemikiran, renungan tentang apa yang telah dilakukan. Belajar menurut teori ini bukanlah menghafal fakta-fakta, akan tetapi dengan menghadapi sejumlah masalah yang harus dipecahkan dengan menggunakan metode ilmiah yang pada pokoknya terdiri atas langkah-langkah: 1) menyadari adanya suatu masalah. 2) memajukan hipotesis-hipotesis. 3) mengumpulkan keterangan atau data 4) membuktikan hipotesis berdasarkan data. 5) mengambil kesimpulan. Prinsip-prinsip belajar dalam teori ini adalah: 1) Belajar itu berdasarkan keseluruhan. 2) Anak yang belajar merupakan keseluruhan pribadinya. 3) Belajar berkat “insight”, pemahaman atau tilikan sebagai syarat mutlak dalam belajar. 4) Belajar berdasarkan pengalaman. 5) Belajar ialah suatu proses perkembangan 6) Belajar ialah proses yang kontinyu 7) Belajar lebih berhasil bila dihubungkan dengan minat keinginan dan tujuan anak. IV. Teknik Pengajaran 6
  • 7. a. Kognitif Pengajaran kognitif dimaksudkan disini ialah suatu proses pembelajaran yang membentuk kemampuan kognitif peserta didik. Teknik pengajaran yang dipertimbangkan mampu membentuk kemampuan kognitif diantaranya adalah: 1) eksperimentasi 2) problem solving, diskusi, tanya jawab. 3) Belajar secara induktif (mahasiswa dihadapkan pada contoh-contoh, kemudian mereka menyimpulkan sendiri konsep-konsep pengetahuan yang tersirat dalam contoh-contoh itu). Mengatur topik dari yang paling konkrit ke yang abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks. 4) Pembelajaran dengan menggunakan “advance organizer” paling tidak dengan cara membuat rangkuman terhadap materi yang diberikan, dilengkapi dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi materi yang sudah diberikan dengan materi baru. Mengajarkan mahasiswa memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sudah ditentukan, dengan memberi fokus pada hubungan yang terjalin antara konsep-konsep yang ada. b. afektif. Teknik pengajaran untuk membentuk afektif peserta didik dapat dilakukan melalui beberapa teknik sebagai berikut: 1) Eksperimentasi. 2) Roleplaying. 7
  • 8. 3) Memberikan penguatan/reinforcement (penguatan positif ataupun negatif). 4) Memecahkan materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil, sehingga mudah untuk difahami. 5) Memberikan stimulus yang mungkin berupa a)pertanyaan (lisan atau tertulis), b)tes, c)latihan, d)tugas-tugas. 6) Memberikan umpan balik 7) Memberikan simulasi 8) Problem solving; peserta didik dihadapkan pada kecenderungan masalah yang dewasa ini dihadapi. 9) Pembelajaran individual. c. Psikomotor Teknik pengajaran untuk membentuk kemampuan psikomotorik peserta didik dapat dipertimbangan melalui beberapa teknik pemberian latihan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Latihan akan efisien apabila disediakan lingkungan yang sesuai dimana mereka kelak akan bekerja. 2) Latihan yang efektifhanya dapat diberikan jika tugas-tugas yang diberikan memiliki kesamaan operasional, dengan peralatan yang sama dan dengan mesin-mesin yang sama dengan yang akan dipergunakan di dalam kerjanya kelak. 3) terbesar. 4) Latihan sudah dibiasakan dengan perilaku yang akan ditunjukkan dalam pekerjaannya kelak. 8
  • 9. 5) Latihan hanya dapat diberikan kepada kelompok peserta yang memang memerlukan, menginginkan dan sanggup memanfaatkannya. 6) Latihan akan efektif apabila pemberian latihan berupa pengalaman khusus terwujud dalam kebiasaan-kebiasaan yang benar. 7) Latihan diarahkan pada pencapaian kompetensi (persyaratan minimal) yang harus dimiliki individu dapat melakukan/melaksanakan suatu jabatan/pekerjaan. Bandung, Nopember 2003 Konsultan Pendidikan PPPG Teknologi Bandung Dr. As’ari Djohar 9
  • 10. Daftar Bacaan : Anderson, W. Orin and Krathwohl. R.D, 2001, A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing, Addison Wesley Longman, Inc. New York. Arikunto Suharsimi, 1988, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta. Nasution, S, 1982, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Bina Aksara. Jakarta. -------------, 1982, Asas-Asas Kurikulum, Jemars. Bandung. Sukmadinata, N,S, 1988, Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Jakarta Sumantri, Mulyani, 1988, Kurikulum dan Pengajaran, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta. 10
  • 11. 11