Dokumen tersebut merangkum proses audit yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pengujian pengendalian dan transaksi, prosedur analitis dan pengujian saldo, serta penyelesaian audit dan penerbitan laporan. Dokumen tersebut juga menjelaskan metodologi perancangan bukti audit untuk pengujian transaksi, prosedur analitis, dan pengujian saldo.
2. Jenis-jenis Pengujian
Audit
Dalam mengembangkan rencana audit
keseluruhan, auditor menggunakan
lima jenis pengujian untuk
menentukan apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar.
Prosedur Pengukuran Risiko
Pengujian Pengendalian
Prosedur Analitis
Pengujian Terperinci Saldo
Ikhtiar Jenis-Jenis Pengujian
3. Hubungan Antara Jenis Pengujian dan Bahan Bukti
Audit
Hubungan antara prosedur audit lanjutan dengan jenis
bukti audit:
• Makin banyak jenis bukti, yang jumlah totalnya adalah
enam, digunkan untuk menguji peperincian saldo
dibandingkan untuk setiap jenis pengujian lainnya.
• Hanya pengujian terperinci saldo yang melibatkan
pemeriksaan fisik dan konfirmasi.
• Tanya jawab dengan klien dilakukan untuk setiap jenis
pengujian.
• Dokumentasi digunakan di setiap jenis pengujian
kecuali prosedur analitis.
• Pengerjaan ulang digunakan di setiap jenis pengujian
kecuali prosedur analitis dengan satu pengecualian.
• Penghitungan ulang digunakan untuk memverifikasi
akurasi matematis atas transaksi ketika melakukan
pengujian substantif transaksi dan saldo akun ketika
melakukan pengujian atas perincian saldo.
5. Metodologi Perancangan Bukti Audit
Pengujian atastransaksi
Empatlangkahpendekatanketikaauditormerencanakanuntuk
mengurangiassessedcontrol risk(risikopengendalian):
1. Menggunakantransactionrelatedauditobjectives (tujuanauditterkait
transaksi)terhadapkelastransaksiyangdiuji,misalkanpenjualan.
2. Mengidentifikasipengendalianutama (keycontrols) yangdapat
mengurangicontrol riskpadasetiap transaction-relatedaudit
objective.
3. Tests of controls yang tepat disusununtuk seluruh internalcontrols
yangdigunakanuntuk mengurangipenilaianawalterhadapcontrol
riskdibawahmaksimum(keycontrols).
4. Mendesainpengujiansubstantivetests of transactionsdengan
mempertimbangkankelemahaninternalcontrols danhasil daritests
of controls (tests of controls dansubstantivetesting dapatdilakukan
secarasimultan)
6. Metodologi Perancangan Bukti Audit
Analytical Procedures
Karenamurah(biayapelaksanaananalyticalprocedures
relatif rendah)banyakauditormelaksanakanprosedur
analitiksecaraekstensif padasemua tahapanaudit.
1. Prosedur analitikdapatdilaksanakanpadaketigatahapanaudit,
yaitu:
2. Pada tahap perencanaanaudit,untuk membantuauditormemahami
bisnisklien danmenentukanbukti auditlainyang diperlukanuntuk
menentukanacceptableauditrisk.
3. Pada tahap pelaksanaanaudit,terutamaselama pengujian
substantive.Padatahap penyelesaianaudit, sebagaipengujianakhir
untuk meyakinkankewajaranhasil audit.Pelaksanaanprosedur
analitikpadatahap pengujiansubstantivebiasanyalebih fokusdan
ekstensif dibandingkanpadatahaplainnya.
7. Metodologi Perancangan Bukti Audit
Pengujian terinci atas saldo
Metodologiuntuk merancang pengujian terinci pada saldo
diorientasikanpada tujuan audit. Rancanganpengujian tersebut merupakan
bagian palingsulit dalamkeseluruhan proses perencanaan.Perencanaan
prosedur tersebut bersifat subyektif dan memerlukanpertimbangan
professional.
Dalam perencanaantersebut, metdologi piutang usaha yangbanyak
dilakukanoleh auditor :
1. Tentukanmaterialitas dan tetapkanrisiko audit yang dapat diterima dan risiko
bawaanuntuk piutang.
2. Tetapkanrisiko pengendalianuntuk siklus penjualandan penerimaankas.
3. Rancang pengujianatas pengendalian,pengujian, substantive atas transaksi dan
prosedur analitis untuk siklus penjualandan penerimaankas.
4. Rancang prosedur analitis untuk piutang usaha.
5. Rancang pengujianterinci atas saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan spesifik
berkait saldoaudit.
8. Ikhtisar Proses Audit
Tahap I
Perencanaan dan
perancangan
pendekatan audit
Tahap II
Pengujian atas
pengendalian dan
pengujian substantif
atas transaksi
Tahap III
Pelaksanaan
prosedur analitis dan
pengujian terinci
atas saldo.
Tahap IV
Penyelesaian audit
dan penerbitan
laporan audit
9. Ikhtisar Proses Audit
• Tahap I: Perencanaan dan
perancangan pendekatan audit
Perencanaan dan perancangan
pendekatan audit. Perbaharui
pemahaman atas struktur
pengendalian intern. Perbaharui
program audit. Laksanakan
prosedur analistis pendahuluan.
10. Ikhtisar Proses Audit
• Tahap II: Pengujian atas pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi.
• Lakukan pengujian atas pengendalian dan
pengujian atas transaksi untuk asumsikan bulan
pertama. Tujuan dalam tahap II adalah:
1) Mendapatkan bahan bukti yang mendukung
kebijakan dan prosedur pengendalian spesifik
yang berperan terhadap tingkat resiko
pengendalian yang ditetapkan (misalnya,
dimana risiko tersebut dikurangi menjadi
dibawah maksimum).
2) Untuk memperoleh bahan bukti yang
mendukung kebenaran moneter transaksi.
11. Ikhtisar Proses Audit
• Tahap III: Pelaksanaan prosedur
analitis dan pengujian terinci
atas saldo.
Tujuan tahap III adalah untuk
memperoleh bahan bukti
tambahan yang cukup untuk
menentukan apakah saldo akhir
dan catatan kaki pada laporan
keuangan dinyatakan dengan
wajar.
12. Ikhtisar Proses Audit
• Tahap IV: Penyelesaian audit dan penerbitan
laporan audit
Ikhtisar hasil, telaah kewajiban bersyarat, telaah
peristiwa kemudian, dan menyelesaikan audit.
Tahap ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1) Menelaah kewajiban bersyarat
2) Menelaah peristiwa kemudian
3) Mengumpulkan bahan bukti akhir
4) Menerbitkan laporan audit
5) Komunikasi dengan komite audit dan
manajemen.