2. Sumber hukum Islam Sesuatu yang
djadikan dasar acuan atau pedoman ajaran
islam.
Sumber hukum Islam terdiri dari :
- Al-Qur’an
- Al-Hadis
- Ijtihad
- Hukum Taklifi
3. PENGERTIAN AL-QUR’AN
FIRMAN ALLAH SWT
TENTANG AL-QUR’AN
A. AL-QUR’AN
KEDUDUKAN AL-QUR’AN
(sebagai sumber utama
hukum islam)
ISI KANDUNGAN AL-
QUR’AN
4. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an secara bahasa kata kerja
qara’a yang berarti membaca dan
bacaan.
Al-Qur’an secara istilah adalah
kumpulan firman (wahyu) yang
diturunkan kepada Rasulullah SAW.
Melalui malaikat Jibril secara berangsur-
angsur untuk disampaikan kepada
manusia agar menjadi petunjuk dan
pedoman hidup bagi manusia.
6. Kedudukan Al-Qur’an
(sebagai sumber utama hukum Islam)
Al-Qur’an adalah kitab suci yang merupakan pedoman dan
dasar menjalani hidup.
Dua komponen dasar Al-Qur’an sebagai sumber hukum :
- Hukum yang berhubungan dengan masalah
kaidah(keimanan) dan tercermin dalam rukun iman.
Ilmu yang mempelajari tentang ke imanan: ilmu tauhid, dll.
- Hukum yang mengatur hubungn manusia dengan Allah
secara lahiriah, antara manusia dengan sesamanya, dan
dengan lingkungan sekitarnya.
Ilmu yang mempelajarinya: ilmu fikih.
7. Isi Kandungan Al-Qur’an
Akidah. Terdapat Akidah islam atau tauhid, artinya
kepercayaan kepada keesaan Allah SWT.
Ibadah dan muamalah. Terdapat perintah Allah untuk
menyembah kepadanya dan semua kegiatan hidup manusia
yang dikerjakan dengan niat ikhlas.
Akhlak. Didalam Al-Qur’an Terdapat pokok-pokok isi yang
menjelaskan tentang akhlak (Nabi Muhammad SAW diutus ke
dunia untuk menyempurnakan akhlak manusia).
Hukum. Didalam Al-Qur’an Allah SWT menunjukan hukum-
hukum dalam Al-Qur’an tentang Perintah dan larangan.
Sejarah. Didalam Al-Qur’an mengungkapkan sejarah zaman
dahulu, seperti kisah para nabi dan rasul serta umatnya.
Dasar-dasar ilmu pengetahuan. Didalam Al-Qur’an
terkandung banyak dasar-dasar ilmu pengetahuan yang dapat
diambil dan di amalkan oleh manusia.
8. PENGERTIAN AL- HADIS
FIRMAN ALLAH SWT
TENTANG AL- HADIS
B. AL HADIS FUNGSI AL- HADIS
MENGENAL ILMU AL-
HADIS
KLASIFIKASI AL- HADIS
9. Pengertian Al-Hadis
Al-Hadis menurut bahasa adalah
perkataan, berita, baru, dekat.
Al-Hadis menurut istilah adalah segala
tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik
berupa perkataan, perbuatan, maupun
ketetapannya.
12. Fungsi Al-Hadis
Memperkuat aturan hukum dari ayat-
ayat Al-Qur’an.
Menjelaskan Hukum Al-Qur’an.
Mengecualikan kemutlakan hukum.
Hadis sebagai hukum yang berdiri
sendiri.
Melengkapi hukum Al-Qur’an yang
belum ada.
13. Mengenal Ilmu Al-Hadis
Hadis. suatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Baik
berupa perkataan, perbuatan, pernyataan, taqrir, dan tingkah laku.
Atsar. Suatu yang disandarkan kepada para sahabat Nabi Muhammad
SAW.
Taqrir. Keadaan Nabi Muhammad SAW yang mendiamkan atau
menyetujui apa yang telah dilakukan dan diperkatakan oleh para
sahabat dihadapan beliau.
Sahabat. Orang yang bertemu Rasulullah SAW sewaktu beliau masih
hidup, dalam keadaan islam lagi beriman dan mati dalam keadaan
islam.
Tabi’i. Orang yang menjumpai sahabat , baik perjumpaaan itu lama
atau sebentar, dalam keadaan islam lagi beriman dan mati dalam
keadaan islam.
Matan. Lafal hadis yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW. Atau
disebut juga isi hadis
Sanad. Orang yang menjadi perawi (yang meriwayatkan) hadis Nabi
Muhammad SAW.
14. Klasifikasi Al-Hadis
Hadis sahih adalah hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang
adil,sempurna ingatan , sanadnya bersambung, tidak terlihat
dan janggal.
Syarat :
- Rawinya bersifat adil
- Sempurna ingatan (kuat hafalan)
- Sanadnya tidak terputus
- Hadis itu tidak cacat
- Hadis itu tidak janggal
Hadis makbul adalah hadis-hadis yang mempunyai sifat-sifat
yang dapat diterima sebagai dasar hukum
Hadis Hasan adalah hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang
adil, tapi tidak begitu kuat hafalanya
Hadis Daif adalah hadis yang kehilangan satu syarat atau lebih
dari syarat-syarat hadis sahih dan hadis hasan.
15. PENGERTIAN
IJTIHAD
SYARAT-SYARAT
C. IJTIHAD IJTIHAD
MACAM-MACAM
IJTIHAD
16. Pengertian Ijtihad
Ijtihad berasal dari kata
ijtihada, yajtahidu, ijtahadan.
Ijtihad menurut bahasa pengerahan segala
kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit.
Ijtihad menurut istilah suatu pekerjaan yang
mempergunakan segala kesanggupan daya
rohaniah untuk mendapatkan hukum syar’i atau
menyusun suatu pendapat dari suatu masalah
hukum yang bersumber dari Al Quran dan Hadis.
Orang yang orang yang berijtihad disebut mujtahid.
17. Syarat-Syarat Ijtihad
Memiliki ilmu pengetahuan yang luas mengenai
ayat-ayat Al-Qur’an.
Memiliki lmu pengetahuan yang luas mengenai
hadis-hadis Rasulullah.
Menguasai seluruh masalah yang hukumnya
telah ditunjukan oleh ijma’.
Mengetahi secara mendalam tentang masalah
qiyas.
Menguasai bahasa Arab secara mendalam, dll.
18. Macam-Macam Ijtihad
Ijtihad muthlaq/mustaqil ijhtihad yang dilakukan
dengan cara menciptakan sendiri norma-norma dan
kaiddah istinbat yang dipergunakan sebagai metode
bagi seorang mujtahid dalam menggali hukum.
Ijtihad muntasib ijtihad yang dilakukan mujtahid
dengan menggunakan norma-norma dan kaidah-kaidah
istinbat imamnya.
Ijtihad mazhab atau fatwa ijtihad yang dilakukan
mujtahid dalam lingkungan madzhab tertentu.
Ijtihad dibidang tarjih ijtihad yang dilakukan dengan
cara mentarjih dar beberapa pendapat yang ada baik
dalam satu lingkungan madzhab tertentu.
19. PENGERTIAN
HUKUM
TAKLIFI
D. HUKUM TAKLIFI
MACAM-
MACAM
HUKUM
TAKLIFI
20. Pengertian Hukum Taklifi
Menurut bahasa : menetapkan sesuatu
atas yang lain.
Menurut istilah fikih : syariat.
21. Macam-Macam Hukum
Taklifi
A. Ijab (wajib) : mendapat pahala jika menerjakan dan mendapat
dosa jika meninggalkan.
Wajib dibagi menjadi 2 :
- Wajib ain : kewajiban yang dibebankan pada setiap mukalaf
individu.
Contoh : sholat lima waktu
- Wajib ki’fai : kewajiban yang dibebankan kepada sekelompok
orang untuk melaksanakannya.
Contoh : menyelenggarakan pengurusan jenazah
Dilihat dari waktu penunaiannya , wajib dibagi menjadi 2 :
- Wajib mutlak : tidak ditentukan waktu pelaksanaannya.
Contoh : membayar kifarat bagi orang yang melanggar
sumpahnya - - Wajib mu’akkad : sudah ditentukan waktu
pelaksanaannya.
Contoh : sholat lima waktu dan puasa Ramadhan.
22. Dilihat dari segi ukuran , wajib dibagi menjadi 2 :
- Wajib muhaddad : kewajiban yang jumlahnya sudah
ditentukan secara pasti oleh hukum Islam .
Contoh : jumlah rakaat sholat , jumlah puasa Ramadhan ,
jumlah zakat
- Wajib gairu muhaddad : kewajiban yang jumlah
ukurannya tidak ditentukan secara pasti oleh hukum Islam.
Contoh : mengeluarkan infaq
Dilihat dari segi boleh tidaknya memilihdalam
melaksanakan kewajiban , wajib dibagi menjadi 2 :
- Wajib mu’ayyan : kewajiban yang telah ditentukan secara
pasti wujud dan bentuknya
Contoh : sholat lima waktu , zakat , puasa , haji
- Wajib mukhayar : kewajiban dalm pelaksanaannya boleh
memilih
23. B. Nabd (sunah) : mendapat pahala jika mengerjakan dan tidak
mendapat siksa jika meninggalkan.
Macam-macam sunah :
- Sunah muakkad : perbuatan yang sangat dianjurkan untuk
dilaksanakan , tidak dosa jika tidak dilaksanakan.
- Sunah za’idah : perbuatan yang dianjurkan Rasulullah saw.
untuk mengerjakannya.
C. Mustahab/fadilah (keutamaan) : suatu perbuatan yang dituntut
sebagai penambah kesempurnaan amal perbuatan mukalaf .
D. Tahrim (haram) : mendapat pahala yang meninggalkan dan
mendapat siksa bagi yang mengerjakannya .
Macam-macam haram :
- Haram lizatihi : perbuatan yang ditetapkan haram sejak semula
karena secara tegas mengandung mafsadat (kerusakan) .
Contoh : berzina , mencuri , meminum khomer , memakan
daging babi .
24. - Haram li’andihi : perbuatn yang awalnya tidak haram
dan kemudian ditetapkan haram karena ada sebab lain
yang datang dari luar
Contoh : ayam pada dasarnya halal , karena diperoleh
dari mencuri menjadi haram.
E. Kaharah (makhruh/dibenci) : mendapat pahala jika
meninggalkan dan tidak dosa jika mengerjakan.