Optimized Kelompok Nabi Yusuf: Sumber Hukum Islam dan Ijtihad
1. Kelompok Nabi Yusuf a.s. :
Afidya Pramesti
Amelia Putri R.
Emily Safitri
Tasqia Nur A.
Tiana Helvy S.
Wulan Siti R.
2. Sumber hukum islam dibedakan
menjadi 3, yaitu:
Al-Qur’an
Hadis
Ijtihad
Perilaku cerminan dari
penghayatan terhadap sumber
hukum islam
3. Dari segi bahasa Al-Qur’an berarti yang dibaca
atau bacaan. Sedangkan menurut istilah Al-Qur’an
adalah kitab suci umat islam yang berisi firmanfirman Allah SWT. yang diwahyukan dalam bahasa
Arab kepada Nabi Muhammad saw. dan mebacanya
bernilai ibadah.
Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk / pedoman
bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat. Isi / kandungan Al-Qur’an
terbagi menjadi 3, yaitu: akidah, ibadah, dan prinsipprinsip syariat.
4. Kata hadis berasal dari bahasa Arab yang
artinya baru, tidak lama, ucapan, pembicaraan,
dan cerita. Menurut istilah, hadis ialah segala
tingkah laku Nabi Muhammad saw. baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya.
Hadis Nabi Muhammad saw. dapat
dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu:
5. 1. Hadis Qauliyah yaitu hadis atas dasar segenap
perkataan (ucapan) Nabi Muhammad saw.
2. Hadis fi’liyah yaitu hadis atas dasar perilaku
(perbuatan) yang dilakukan Nabi Muhammad
saw.
3. Hadis taqririyah yaitu hadis atas dasar
persetujuan Nabi Muhammad saw.
memberikan penfsiran atas perbuatan yang
dilakukan sahabatnya dalam suatu hukum Allah
SWT hukum Allah SWT. atau nabi diam
sebagai tanda persetujuan (boleh) atas
perbuatan-perbuatan sahabat Nabi Muhammad
saw.
6. Kedudukan atau fungsi hadis Nabi Muhammad saw. dalam
hukum islam:
Sebagai sumber hukum islam kedua
Sebagai penjelasan atau perincian terhadap ayat-ayat AlQur’an yang masih bersifat umum
Menetapkan hukum-hukum yang tidak terdapat dalam AlQur’an
Fungsi hadis terhadap Al-Qur’an:
Mengukuhkan atau memperkuat hukum yang telah
disebutkan oleh Allah SWT. dalam Al-Qur’an. Sehingga
Al-Qur’an dan hadis menjadi sumber hukum yang saling
melengkapi dan menyempurnakan
Menjelaskan atau memperinci ayat-ayat Al-Qur’an yang
masih bersifat umum
Mengecualikan kemutlakan hukum
Hadis sebagai hukum yang berdiri sendiri
7. Beberapa istilah dalam ilmu hadis:
Rawi (perawi): orang yang meriwayatkan hadis
Sanad: orang-orang yang menjadi sandaran dalam
meriwayatkan hadis
Matan: isi hadis mengenai lafal yang diucapkan oleh Nabi
Muhammad saw.
Asar: sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat Nabi
Muhammad saw.
Taqrir: keadaan Nabi Muhammad saw. yang
mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau meyetujui
apa yang telah dilakukan atau diperkatakan oleh para sahabat
di hadapan beliau
Sahabat: orang yang bertemu Rasulullah saw. dengan
pertemuan yang wajar sewaktu beliau masih hidup, dalam
keadaan islam lagi beriman dan mati dalam keadaan islam
Tabi’in: orangyang menjumpai sahabat, baik perjumpaan itu
lama atau sebentar, dan dalam keadaan beriman dan
islam, dan mati dalam keadaan islam
8. Klasifikasi hadis menurut dapat diterima atau ditolaknya
hadis sebagai hujjah (dasar hukum):
Hadis sahih: hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang
adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak
berillat dan tidak janggal
Hadis makbul: hadis-hadis yang mempunyai sifat-sifat
yang dapat diterima sebagai hujjah
Hadis hasan: hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang
adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya
(hafalan), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat
illat serta kejanggalan pada matannya
Hadis daif: hadis yang kehilangan satu syarat atau
lebih dari syarat-syarat hadis sahih atau hadis hasan
9. Ijtihad adalah suatu pekerjaan yang menggunakan
segala kesanggupan dan daya rohaniyah untuk
mendapatkan hukum syara atau menyusun suatu pendapat
dari suatu masalah hukum yang bersumber dari Al-Qur’an
dan hadis
10. a. Memiliki ilmu pengetahuan yang luas tentang ayat-ayat
Al-Qur’an yang berhubungan dengan masalah hukum
dengan pengertian ia mampu membahas ayat-ayat
tersebut untuk menggali hukum
b. Berilmu pengetahuan yang luas tentang hadis-hadis
rasul yang berhubungan dengan masalah hukum
dengan arti ia sanggup untuk membahas hadis-hadis
tersebut untuk menggali hukum
c. Menguasai seluruh masalah yang hukumnya telah
ditunjukkan oleh ijma’
d. Mengetahui secara mendalam tentang masalah qiyas
dan dapat mempergunakannya untuk menggali hukum
e. Menguasai bahasa Arab secara mendalam
11. a.
b.
c.
d.
Ijtihad mutlaq / mustaqil: ijtihad yang dilakukan dengan cara
menciptakan sendiri norma-norma dan kaidah istinbat yang
dipergunakan sebagai sistem / metode bagi seorang mujtahid
dalam menggali hukum
Ijtihan muntasib: yaitu ijtihad yang dilakukan seorang mujtahid
dengan mempergunakan norma-norma dan kaidah-kaidah istinbat
imamnya (mujtahid mutlaq / mustaqil)
Ijtihad mazhab / fatwa: ijtihad yang dilakukan seorang mujtahid
dalam lingkungan mahzab tertentu
Ijtihad di bidang tarjih: ijtihad yang dilakukan dengan cara
mentarjih dari beberapa pendapat yang ada baik dalam satu
lingkungan mazhabtertentu maupun dari berbagai mahzab yang
ada dengan memilih mana di antara pendapat itu yang paling
sesuai dengan kemaslahatan sesuai dengan tuntutan zaman
12. 1.
2.
3.
4.
5.
Terus menerus mempelajari dan memahami Al-Qur’an agar
dapat dilaksanakan dalm kehidupan sehari-hari
Sering membaca Al-Qur’an dan terjemahannya, baik di
rumah, di sekolah maupun di jalan
Membaca dan mempelajari hadis serta mengamalkan pesan
moral yang terkandung di dalmnya sepanjang hadis itu sahih
Menjadikan hadis sebagai sumber hukum dan rujukan
setelah Al-Qur’an dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat
Banyak membaca dan mempelajari buku tentang ijtihad atau
tokoh-tokoh pemikir dalam dunia islam, baik dari dalam
maupun luar negeri