SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Dalil-Dalil Syariah – Sumber-Sumber Hukum Islam
Menurut aqidah Islam, hukum yang wajib dijalankan adalah hukum syariah, yakni hukum Allah,
bukan hukum buatan manusia. Karena itu, dalil yang darinya digali hukum harus bersumber dari
wahyu.
Penetapan bahwa dalil yang darinya digali hukum itu benar-benar bersumber dari wahyu harus
dengan qath’i (definitif/ pasti), sebab ini termasuk bagian dari akidah, sementara akidah tidak
boleh diambil kecuali dari sesuatu yang memberi keyakinan.
Apabila sumber hukum sudah salah, maka seluruh hukum-hukum yang dihasilkannya menjadi
salah pula.
‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ۢ ٌ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ َ ‫ه‬‫ّٰللا‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ ۗ‫ا‬ًٔ‫ْـ‬‫ي‬َ‫ش‬ ِ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫غ‬ُ‫ي‬ َ‫َّل‬ َّ‫ن‬َّ‫الظ‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ ۗ‫ا‬ًّ‫ن‬َ‫ظ‬ َّ‫َِّل‬‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ر‬َ‫ث‬ْ‫ك‬َ‫ا‬ ُ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬
َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ي‬
“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan
itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka kerjakan.” (QS. (10) Yunus: 36)
Dalil-Dalil Syariah yang Diakui
Dalil, menurut pengertian bahasa, adalah sesuatu yang menunjukan pada sesuatu yang kongkrit
(hissi) atau yang abstrak (maknawi). Menurut ulama fikih, dalil adalah sesuatu yang di dalamnya
terdapat petunjuk. Menurut ulama ushul, dalil adalah sesuatu yang dengan penelaahan yang sahih
bisa menghantarkan pada pengetahuan atas mathlûb khabari (hukum suatu perkara yang sedang
dicari status hukumnya), atau sesuatu yang dijadikan hujjah bahwa perkara yang dibahas
adalah hukum syariah (Az-Zain, Ilmu Ushûlil Fiqh al-Muyassar, hlm. 297).
Adapun dalil-dalil hukum syariah yang diakui dan telah memenuhi kualifikasi qath’i, pasti
bersumber dari wahyu, ada empat: Al-Qur’an, as-Sunnah, Ijmak Sahabat dan Qiyas.
1. Al-Qur’an
Dalil bahwa al-Qur’an berasal dari wahyu Allah SWT, baik redaksi maupun maknanya,
merupakan dalil yang qath’i (pasti).
Al-Qur’an adalah kalam (firman) Allah yang berupa mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬ dengan bahasa Arab, terdapat di antara dua ujung mushaf, disampaikan
secara mutawatir, membacanya adalah ibadah, dimulai dengan surat al-Fatihah dan ditutup
dengan surat an-Nas (An-Nikmah, Ulûmul Qur’ân, hlm. 8).
Kemukjizatan al-Qur’an juga menjadi dalil yang qath’i bahwa al-Qur’an merupakan kalam
(firman) Allah, bukan perkataan manusia.
‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬ َ‫و‬ ۖ ٖ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ف‬ ‫َا‬‫ن‬ِ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ‫ى‬ٰ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َّ‫َز‬‫ن‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ٍ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ َ‫و‬
َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ق‬ِ‫د‬ ٰ‫ص‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ ِ ‫ه‬‫ّٰللا‬ ِ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ء‬ۤ‫ا‬َ‫د‬َ‫ه‬ُ‫ش‬
“(Dan) apabila kamu tetap dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada
hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur'an, dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. (2) Al-Baqarah:
23)
Al-Qur’an yang merupakan kalam (firman) Allah itu dengan pasti menyebutkan bahwa wahyu
telah diturunkan kepada Rasulullah ‫ﷺ‬ .
ْ‫ل‬ُ‫ق‬‫ي‬َ‫ا‬ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫ا‬‫ة‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ش‬ِۗ‫ل‬ُ‫ق‬ُ ‫ه‬‫ّٰللا‬ٌۗۢ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ه‬َ‫ش‬ْ‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ َ‫و‬َۗ‫ي‬ ِ‫ح‬ ْ‫و‬ُ‫ا‬ َ‫و‬َّ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫ا‬‫ا‬َ‫ذ‬ٰ‫ه‬ُ‫ن‬ٰ‫ا‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬ َ‫ِر‬‫ذ‬ْ‫ن‬ُ ِ‫َّل‬ٖ‫ه‬ِ‫ب‬ْۢ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬َ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬ْۗ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬ِٕ‫ى‬َ‫ا‬َ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫ت‬َ‫ل‬َّ‫ن‬َ‫ا‬َ‫ع‬َ‫م‬ِ ‫ه‬‫ّٰللا‬‫ة‬َ‫ه‬ِ‫ل‬ٰ‫ا‬ۗ‫ى‬ ٰ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫ا‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬‫ا‬ َّ‫َّل‬ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫ا‬ْۚ‫ل‬ُ‫ق‬
َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ك‬ ِ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ت‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ٌ‫ء‬ ْۤ‫ي‬ ِ‫ر‬َ‫ب‬ ْ‫ي‬ِ‫ن‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬ َّ‫و‬ ٌ‫د‬ ِ‫اح‬ َّ‫و‬ ٌ‫ه‬ٰ‫ِل‬‫ا‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬
“Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah." Dia menjadi saksi
antara aku dan kamu. Dan al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi
peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Qur’an (kepadanya)...” (QS al-
An’am [6]: 19)
َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬َ‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬ َ‫ء‬ۤ‫ا‬َ‫ع‬‫الد‬ ‫م‬‫الص‬ ُ‫ع‬َ‫م‬ْ‫س‬َ‫ي‬ َ‫َّل‬ َ‫و‬ ِۖ‫ي‬ْ‫ح‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ِر‬‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫ا‬ ‫ا‬‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬
“Katakanlah (hai Muhammad): "Sesungguhnya aku hanya memberi peringatan kepada kamu
sekalian dengan wahyu dan tiadalah orang-orang yang tuli mendengar seruan, apabila mereka
diberi peringatan.” (QS al-Anbiya’ [21]: 45)
Dua ayat ini dan yang lainnya merupakan dalil-dalil yang qath’i bahwa al-Qur’an disampaikan
melalui wahyu yang berasal dari Allah SWT (An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, hlm. 50).
Selain dari bahasanya, isi Al-Qur'an sekaligus menjadi hujjah atas kebenarannya. Misalnya
perihal akan menangnya kaum Muslimin memasuki Makkah dengan aman (QS. Al-Fath), juga
tentang akan menangnya pasukan Romawi atas Persia (QS. Ar-Ruum) dsb. Selain itu, isi Al-
Qur'an juga menunjukan tentang kejadian sejarah terdahulu yang sesuai dengan fakta, atau kisah
tentang sebagian iptek, misalnya penyerbukan oleh lebah, terkawinkannya bunga-bunga oleh
bantuan angin dsb, yang pada akhirnya terbukti kebenarannya. Semua itu menunjukan bahwa Al-
Qur'an memang bukan datang dari manusia, melainkan dari Allah SWT; Sang Pencipta dan
Pengatur alam semesta. Karenanya memang sudah menjadi kelayakan bahkan keharusan untuk
menjadikan Al-Qur'an sebagai landasan kehidupan dan hukum manusia.
2. As-Sunnah
As-Sunnah dan al-Hadits pengertiannya sama, yaitu perkataan, perbuatan dan ketetapan yang
datang dari Rasulullah ‫ﷺ‬ (An-Nabhani, Asy-Syakhshiyah al-Islamiyah, I/178).
Kedudukan as-Sunnah sebagai dalil yang qath’i—yang merupakan dalil yang dibawa oleh
wahyu, yang maknanya dari Allah SWT, sementara redaksinya dari Rasulullah saw.—telah
disebutkan dengan tegas dan jelas di dalam beberapa ayat al-Qur’an. Allah SWT berfirman:
‫ى‬َ‫و‬َ‫ه‬‫ْل‬‫ا‬ ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ق‬‫ط‬‫ه‬‫ن‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫*و‬ ‫ى‬َ‫وح‬‫ي‬ ‫ي‬‫ه‬‫ح‬َ‫و‬ ‫ال‬‫إ‬ َ‫و‬‫ه‬ ‫ه‬‫ن‬‫إ‬
“Tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS an-Najm [53] : 3-4)
ّ‫ِب‬َ‫ر‬ ‫ه‬‫ن‬‫م‬ ‫ي‬َ‫ل‬‫إ‬ ‫ى‬َ‫وح‬‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ع‬‫يب‬‫ت‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬‫َّن‬‫إ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ق‬
Katakanlah, “Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku
kepadaku.” (QS al-A’raf [7]: 203)
‫اب‬َ‫ق‬‫ع‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬ ‫يد‬‫د‬َ‫ش‬ َ‫ه‬‫ي‬‫ل‬‫ال‬ ‫ي‬‫ن‬‫إ‬ َ‫ه‬‫ي‬‫ل‬‫ال‬ ‫ا‬‫و‬‫يق‬‫ات‬َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫ه‬َ‫ت‬‫ه‬‫ان‬َ‫ف‬ ‫ه‬‫ه‬‫ن‬َ‫ع‬ ‫ه‬‫م‬‫اك‬َ‫ه‬َ‫ن‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫وه‬‫ذ‬‫خ‬َ‫ف‬ ‫ول‬‫س‬‫ي‬‫ر‬‫ال‬ ‫م‬‫اك‬َ‫ت‬‫آ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬
“Apa yang Rasul berikan kepada kalian, terimalah. Apa yang dia larang atas kalian,
tinggalkanlah. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-
Nya.” (QS al-Hasyr [59]: 7)
Ayat-ayat ini dan yang lainnya menunjukkan dengan tegas dan jelas bahwa as-Sunnah yang
diucapkan Rasulullah ‫ﷺ‬ tidak lain adalah wahyu dari Allah SWT. Dengan tegas dan jelas pula
Allah SWT telah memerintahkan kita agar menaati apa saja yang Rasulullah perintahkan, dan
menjauhi apa yang beliau larang. Dalil bahwa as-Sunnah datang melalui wahyu adalah dalil
yang qath’i. Oleh karena itu, kedudukan as-Sunnah sebagai dalil ditetapkan berdasarkan nash
yang qath’i ats-tsubut qath’i ad-dilalah, yakni sumber dan maknanya pasti (An-Nabhani,
Muqaddimah ad-Dustûr, hlm. 50).
Al-Qur'an telah menegaskan bahwa selain dari Al-Qur'an, Rasulullah ‫ﷺ‬ juga menerima wahyu
yang lain, yaitu ‘Al-Hikmah’ yang pengertiannya sama dengan As-Sunnah, baik perkataan,
perbuatan, ataupun ketetapan (diamnya).
ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫ّٰللا‬ َّ‫ن‬َ‫م‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬ٖ‫ه‬ِ‫ت‬ٰ‫ي‬ٰ‫ا‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ْ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫َّل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ث‬َ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ذ‬ِ‫ا‬ َ‫ْن‬‫ي‬
ٍ‫ل‬ٰ‫ل‬َ‫ض‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ل‬ ُ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ َ‫و‬ َۚ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ك‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ك‬ َ‫ز‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ٍ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ب‬‫م‬
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus
di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka
ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan
Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar
dalam kesesatan yang nyata.” (QS Ali Imran: 164)
ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ز‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ٖ‫ه‬ِ‫ت‬ٰ‫ي‬ٰ‫ا‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ْ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫َّل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ن‬ٖ‫ي‬ِ‫م‬ُ ْ‫اَّل‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ث‬َ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬ُ‫ه‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ك‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ٍ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ب‬‫م‬ ٍ‫ل‬ٰ‫ل‬َ‫ض‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ل‬ ُ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab
dan Hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan
yang nyata.” (QS Al-Jumu’ah: 2)
‫ا‬‫ْر‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫خ‬ ‫ا‬‫ْف‬‫ي‬ِ‫ط‬َ‫ل‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ ‫ه‬‫ّٰللا‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ ِۗ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ك‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ ‫ه‬‫ّٰللا‬ ِ‫ت‬ٰ‫ي‬ٰ‫ا‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬ ْ‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ى‬ٰ‫ل‬ْ‫ت‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ن‬ ْ‫ر‬ُ‫ك‬ْ‫ذ‬‫ا‬ َ‫و‬
“Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah
nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Ahzab: 34)
3. Ijmak Sahabat
Ijmak Shahabat adalah kesepakatan para Sahabat tentang hukum suatu perkara, bahwa
hukum tersebut merupakan hukum syariah (An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, hlm. 52).
Arti Ijmak Sahabat ini bukan berarti kesepakatan atas pendapat pribadi Sahabat, melainkan
kesepakatan atas hukum tertentu bahwa ia merupakan hukum syariah. Sebab, pendapat Sahabat
bukan wahyu, dan masing-masing mereka tidak ma’shum (terpelihara) dari kesalahan.
Kesepakatan mereka atas hukum suatu perkara menunjukkan bahwa mereka mengetahui dalil,
lalu mereka bersepakat atas hukum tersebut, tetapi dalil hukum itu tidak mereka riwayatkan
Dengan kata lain, bahwa mereka tidak akan bersepakat kecuali atas perkara yang ada nash-nya
(Abu Zahra, Ushûl al-Fiqh, hlm. 198).
Adapun dalil yang membuktikan bahwa Ijmak Sahabat merupakan dalil hukum syariah yang
qath’i, bersumber dari wahyu, adalah:
Pertama: Allah SWT telah memuji mereka di dalam al-Qur’an dengan nash yang qath’i ats-
tsubut qath’i ad-dilâlah, yakni sumber dan maknanya pasti.
َ‫ي‬ ِ‫ض‬َّ‫ر‬ ٍ‫ان‬َ‫س‬ْ‫ِح‬‫ا‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬َ‫ب‬َّ‫ت‬‫ا‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ار‬َ‫ص‬ْ‫ن‬َ ْ‫اَّل‬ َ‫و‬ َ‫ْن‬‫ي‬ ِ‫ر‬ ِ‫ج‬ ٰ‫ه‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ َّ‫و‬َ ْ‫اَّل‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬ِ‫ب‬‫ه‬‫س‬‫ال‬ َ‫و‬
ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫ّٰللا‬ُ‫ر‬ ٰ‫ه‬ْ‫ن‬َ ْ‫اَّل‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ ْ‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫ت‬ ٍ‫ت‬‫ه‬‫ن‬َ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َّ‫د‬َ‫ع‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ض‬َ‫ر‬ َ‫و‬‫ا‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫د‬ِ‫ل‬ ٰ‫خ‬
ُ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ُ‫ز‬ ْ‫و‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬ٰ‫ۗذ‬ ‫ا‬‫د‬َ‫ب‬َ‫ا‬
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin
dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan
merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang
besar.” (QS at-Taubah: 100)
Pujian Allah ini ditujukan kepada semua Sahabat. Karena itu, hukum yang disepakati oleh
mereka yang mendapat pujian dari Allah ini pasti benar. Sebab, mustahil mereka sepakat atas
sesuatu yang salah, karena hal itu bertentangan dengan pujian Allah kepada mereka.
Kedua: Sahabat adalah orang yang menjadi tempat kita mengambil agama ini. Merekalah yang
menyampaikan al-Qur’an kepada kita. Allah SWT telah berjanji untuk menjaga al-Qur’an.
َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ظ‬ِ‫ف‬ ٰ‫ح‬َ‫ل‬ ٗ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫الذ‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َّ‫َز‬‫ن‬ ُ‫ن‬ْ‫َح‬‫ن‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar akan
menjaganya.” (QS al-Hijr [15]: 9)
ٍ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ح‬ ٍ‫ْم‬‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ل‬ْ‫ي‬ ِ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ۗ ٖ‫ه‬ِ‫ف‬ْ‫َل‬‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫َّل‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ ْۢ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ل‬ِ‫اط‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ َّ‫َّل‬
“Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebathilan baik dari depan maupun dari
belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS. [41]
Fushilat: 42)
Sahabat adalah orang yang membawanya kepada kita. Dengan demikian, janji Allah itu juga
menunjukkan jaminan-Nya kepada orang yang membawanya, yaitu para Sahabat. Selain itu,
mustahil mereka yang membawa agama dan al-Qur’an kepada kita sepakat melakukan kesalahan
dan kedustaan, karena secara logika hal ini mustahil terjadi. Sebab, jika terjadi maka hal itu
bertentangan dengan jaminan Allah melalui dalil yang qath’i. Dengan demikian, Ijmak Sahabat
merupakan dalil yang qath’i (An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, hlm.51).
Karena itu, hanya Ijmak Sahabat saja yang dapat dijadikan sebagai hujjah.
Imam Dawud berkata:
‫ه‬‫ط‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ‫ة‬َ‫اب‬َ‫ح‬‫ي‬‫ص‬‫ال‬ ‫اع‬َ‫ه‬‫ْج‬‫إ‬ َ‫و‬‫ه‬ ‫ا‬َ‫ي‬‫َّن‬‫إ‬ ‫اع‬َ‫ه‬‫ْج‬‫اإل‬
Ijmak (yang diakui) tidak lain hanyalah Ijmak Sahabat saja (Asy-Syaukani, Irsyâdul Fukhûl,
hlm. 53).
Bahkan Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullâh mengatakan:
‫ب‬‫اذ‬َ‫ك‬ َ‫و‬‫ه‬َ‫ف‬ َ‫اع‬َ‫ه‬‫ْج‬‫إل‬‫ه‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ع‬‫ي‬‫د‬‫ا‬ ‫ن‬َ‫م‬
Siapa saja yang mengklaim ada ijmak (setelah masa Sahabat) maka ia berdusta. (Al-Jauziyah,
A’lâm al-Muwaqqi’în, I/498).
4. Qiyas
Qiyas adalah menyertakan suatu perkara terhadap yang lainnya dalam hukum syariah karena
adanya kesamaan ‘illat (kondisi yang mengharuskan berlakunya hukum syariah tertentu) di
antara keduanya (Abu Rusytah, Taysîr al-Wushûl ila al-Ushûl Dirâsât fi Ushûl al-Fiqh, hlm. 85).
Dalil yang qath’i yang menunjukkan bahwa qiyas adalah hujjah dalam menentukan hukum
berangkat dari tempat yang menjadikan qiyas sebagai dalil syariah, dalam hal ini tidak lain
adalah nash itu sendiri yang menjadi rujukan qiyas. Sebab, ‘illat dalam qiyas tidak diambil
kecuali apabila nash telah menunjukkannya. Dengan demikian, menganggap qiyas sebagai
dalil syariah merupakan suatu keharusan.
Qiyas pada hakikatnya kembali pada nash itu sendiri. Oleh karena itu, qiyas dikatakan dengan
ma’qul an-nash (nash yang rasional). Atas dasar ini, qiyas ini dalilnya adalah nash itu sendiri
yang mengandung ‘illat, yakni kondisi yang mengharuskan berlakunya hukum syariah tertentu.
Jadi, apabila dalil ‘illat adalah al-Qur’an maka dalil qiyas ini juga al-Qur’an. Apabila
dalil ‘illat adalah as-Sunnah maka dalil qiyas ini juga adalah as-Sunnah. Apabila
dalil ‘illat adalah Ijmak Sahabat maka dalil qiyas ini adalah juga Ijmak Sahabat. Dengan
demikian, dalil qiyas adalah dalil yang qath’i, sama dengan dalil-dalil al-Qur’an, as-Sunnah, dan
Ijmak Sahabat. (An-Nabhani, Asy-Syakhshiyah al-Islamiyah, III/320).
Contoh qiyas: mengadakan transaksi jual-beli tatkala adzan sholat Jum’at adalah haram.
ِ‫ة‬َ‫ع‬ُ‫م‬ُ‫ج‬ْ‫ال‬ ِ‫م‬ ْ‫َّو‬‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ة‬‫و‬ٰ‫ل‬َّ‫ص‬‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ِي‬‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ن‬َ‫م‬ٰ‫ا‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬َ‫ا‬‫ا‬ٰ‫ي‬ِ ‫ه‬‫ّٰللا‬ ِ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ ‫ى‬ٰ‫ِل‬‫ا‬ ‫ا‬ ْ‫و‬َ‫ع‬ْ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬
َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬ ٌ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ٰ‫ذ‬ َۗ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ر‬َ‫ذ‬ َ‫و‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat pada hari Jum’ah, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah (shalat) dan tinggalkanlah jual-beli. Yang demikian
itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. (62) Al-Jumu’ah: 9)
‘Illat pada ayat di atas adalah lalai dari sholat Jum’at. Oleh karena itu, sewa-menyewa, transaksi
perdagangan, maupun perbuatan lainnya yang mempunyai kesamaan ‘illat, yaitu melalaikan dari
shalat Jum’at, maka perbuatan tersebut hukumnya di-qiyas-kan dengan perbuatan jual-beli, yaitu
haram.
WalLâhu a’lam bi ash-shawâb.
Bacaan: Majalah al-Wa’ie edisi 123

More Related Content

What's hot

Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabihazzaazza50746
 
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Khusnul Kotimah
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamkhumairoh
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratArif Arif
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amalRizqy Putra
 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakDini Audi
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaArief Anzarullah
 
Makalah sifat wajib dan mustahil allah
Makalah sifat wajib dan mustahil allahMakalah sifat wajib dan mustahil allah
Makalah sifat wajib dan mustahil allahNaya Ti
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaMarhamah Saleh
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaDodyk Fallen
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahjuniska efendi
 
Fiqih jinayah
Fiqih jinayahFiqih jinayah
Fiqih jinayahAzat Net
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamRohman Efendi
 

What's hot (20)

Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabih
 
Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits
 
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islam
 
Ppt muamalah
Ppt muamalah Ppt muamalah
Ppt muamalah
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint Akhlak
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragama
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 
ppt Ibadah
ppt Ibadah ppt Ibadah
ppt Ibadah
 
Makalah sifat wajib dan mustahil allah
Makalah sifat wajib dan mustahil allahMakalah sifat wajib dan mustahil allah
Makalah sifat wajib dan mustahil allah
 
Presentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agamaPresentasi nikah beda agama
Presentasi nikah beda agama
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
 
Fiqih jinayah
Fiqih jinayahFiqih jinayah
Fiqih jinayah
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 

Similar to Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum Islam

keutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdf
keutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdfkeutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdf
keutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdfMuhammadUbaid49
 
Keutamaan Membaca al Qur’an
Keutamaan Membaca al Qur’anKeutamaan Membaca al Qur’an
Keutamaan Membaca al Qur’anyahdi siradj
 
Alqur'an, Memahami Dan menghampiri
Alqur'an, Memahami Dan menghampiriAlqur'an, Memahami Dan menghampiri
Alqur'an, Memahami Dan menghampiriVisnu Candra
 
KEUTAMAAN MEMBACA ALQURAN bagi mahasiswa .pptx
KEUTAMAAN MEMBACA ALQURAN bagi mahasiswa .pptxKEUTAMAAN MEMBACA ALQURAN bagi mahasiswa .pptx
KEUTAMAAN MEMBACA ALQURAN bagi mahasiswa .pptxbaharuddinTolis1
 
Kemukjizatan alquran dari sastra dan segi bahasa
Kemukjizatan alquran dari sastra dan segi bahasaKemukjizatan alquran dari sastra dan segi bahasa
Kemukjizatan alquran dari sastra dan segi bahasaNur Fuanto
 
Tafsir surat ali imran 1 15
Tafsir surat ali imran 1 15Tafsir surat ali imran 1 15
Tafsir surat ali imran 1 15fathonisudirman
 
Sumber Syariah
Sumber SyariahSumber Syariah
Sumber Syariahm10ehebat
 
Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)
Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)
Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)Dania Azmy
 
Funsi al-qur'an dan hadist
Funsi al-qur'an dan hadistFunsi al-qur'an dan hadist
Funsi al-qur'an dan hadistMuhammad Rifalza
 
MANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docx
MANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docxMANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docx
MANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docxAshabulJawiyin
 
MANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docx
MANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docxMANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docx
MANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docxAshabulJawiyin
 
perempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
perempuan tidak berasal daripada tulang rusukperempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
perempuan tidak berasal daripada tulang rusukR&R Darulkautsar
 
Power Point PAI SMA X BAB 6.pptx
Power Point PAI SMA X  BAB 6.pptxPower Point PAI SMA X  BAB 6.pptx
Power Point PAI SMA X BAB 6.pptxQisllma
 
Power Point PAI SMA X BAB 6.pptx
Power Point PAI SMA X  BAB 6.pptxPower Point PAI SMA X  BAB 6.pptx
Power Point PAI SMA X BAB 6.pptxusmanhasan24
 
PPT SUMBER HUKUM ISLAM SESUAI AL-QURA.pptx
PPT SUMBER HUKUM ISLAM SESUAI AL-QURA.pptxPPT SUMBER HUKUM ISLAM SESUAI AL-QURA.pptx
PPT SUMBER HUKUM ISLAM SESUAI AL-QURA.pptxIbrohimMunib1
 
Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Iman Kepada Kitab-Kitab AllahIman Kepada Kitab-Kitab Allah
Iman Kepada Kitab-Kitab Allahanindianr
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahAnin Shabrina
 
2. USHUL FIQIH AL QUR'AN.ppt
2. USHUL FIQIH AL QUR'AN.ppt2. USHUL FIQIH AL QUR'AN.ppt
2. USHUL FIQIH AL QUR'AN.pptellyrahmawati9
 
materi IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptx
materi IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptxmateri IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptx
materi IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptxTohirQolby1
 

Similar to Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum Islam (20)

keutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdf
keutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdfkeutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdf
keutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdf
 
Keutamaan Membaca al Qur’an
Keutamaan Membaca al Qur’anKeutamaan Membaca al Qur’an
Keutamaan Membaca al Qur’an
 
Alqur'an, Memahami Dan menghampiri
Alqur'an, Memahami Dan menghampiriAlqur'an, Memahami Dan menghampiri
Alqur'an, Memahami Dan menghampiri
 
KEUTAMAAN MEMBACA ALQURAN bagi mahasiswa .pptx
KEUTAMAAN MEMBACA ALQURAN bagi mahasiswa .pptxKEUTAMAAN MEMBACA ALQURAN bagi mahasiswa .pptx
KEUTAMAAN MEMBACA ALQURAN bagi mahasiswa .pptx
 
Kemukjizatan alquran dari sastra dan segi bahasa
Kemukjizatan alquran dari sastra dan segi bahasaKemukjizatan alquran dari sastra dan segi bahasa
Kemukjizatan alquran dari sastra dan segi bahasa
 
Tafsir surat ali imran 1 15
Tafsir surat ali imran 1 15Tafsir surat ali imran 1 15
Tafsir surat ali imran 1 15
 
Sumber Syariah
Sumber SyariahSumber Syariah
Sumber Syariah
 
Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)
Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)
Sumber syariah (muhammad hakim bin mohd shokri)
 
Funsi al-qur'an dan hadist
Funsi al-qur'an dan hadistFunsi al-qur'an dan hadist
Funsi al-qur'an dan hadist
 
MANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docx
MANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docxMANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docx
MANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docx
 
MANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docx
MANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docxMANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docx
MANHAJ TALAQQI WAL ISTIDLAL.docx
 
perempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
perempuan tidak berasal daripada tulang rusukperempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
perempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
 
Power Point PAI SMA X BAB 6.pptx
Power Point PAI SMA X  BAB 6.pptxPower Point PAI SMA X  BAB 6.pptx
Power Point PAI SMA X BAB 6.pptx
 
Power Point PAI SMA X BAB 6.pptx
Power Point PAI SMA X  BAB 6.pptxPower Point PAI SMA X  BAB 6.pptx
Power Point PAI SMA X BAB 6.pptx
 
PPT SUMBER HUKUM ISLAM SESUAI AL-QURA.pptx
PPT SUMBER HUKUM ISLAM SESUAI AL-QURA.pptxPPT SUMBER HUKUM ISLAM SESUAI AL-QURA.pptx
PPT SUMBER HUKUM ISLAM SESUAI AL-QURA.pptx
 
Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Iman Kepada Kitab-Kitab AllahIman Kepada Kitab-Kitab Allah
Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allah
 
2. USHUL FIQIH AL QUR'AN.ppt
2. USHUL FIQIH AL QUR'AN.ppt2. USHUL FIQIH AL QUR'AN.ppt
2. USHUL FIQIH AL QUR'AN.ppt
 
Ringkasan materi pai kelas 8 bab 2 iman kepada kitab allah
Ringkasan materi pai kelas 8 bab 2 iman kepada kitab allahRingkasan materi pai kelas 8 bab 2 iman kepada kitab allah
Ringkasan materi pai kelas 8 bab 2 iman kepada kitab allah
 
materi IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptx
materi IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptxmateri IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptx
materi IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT.pptx
 

More from Anas Wibowo

Booklet penjelasan Politik Partai .PDF
Booklet penjelasan Politik Partai .PDFBooklet penjelasan Politik Partai .PDF
Booklet penjelasan Politik Partai .PDFAnas Wibowo
 
Kritik atas Aqidah Sekularisme - expo rajab [pdf]
Kritik atas Aqidah Sekularisme - expo rajab [pdf]Kritik atas Aqidah Sekularisme - expo rajab [pdf]
Kritik atas Aqidah Sekularisme - expo rajab [pdf]Anas Wibowo
 
Depresi Ibu Rumah Tangga Bagaimana Solusi Islam [pdf]
Depresi Ibu Rumah Tangga Bagaimana Solusi Islam [pdf]Depresi Ibu Rumah Tangga Bagaimana Solusi Islam [pdf]
Depresi Ibu Rumah Tangga Bagaimana Solusi Islam [pdf]Anas Wibowo
 
Menyoal Penceramah Radikal [pptx]
Menyoal Penceramah Radikal [pptx]Menyoal Penceramah Radikal [pptx]
Menyoal Penceramah Radikal [pptx]Anas Wibowo
 
Muslim Pelaksana Syariat Islam
Muslim Pelaksana Syariat IslamMuslim Pelaksana Syariat Islam
Muslim Pelaksana Syariat IslamAnas Wibowo
 
Riba - Dosanya NgeRIBAnget [PPT]
Riba - Dosanya NgeRIBAnget [PPT]Riba - Dosanya NgeRIBAnget [PPT]
Riba - Dosanya NgeRIBAnget [PPT]Anas Wibowo
 
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTMenutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTAnas Wibowo
 
Hijrah: Kemerdekaan Hakiki
Hijrah: Kemerdekaan HakikiHijrah: Kemerdekaan Hakiki
Hijrah: Kemerdekaan HakikiAnas Wibowo
 
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiKeunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiAnas Wibowo
 
Uang-Uang Haram dalam Demokrasi [PDF]
Uang-Uang Haram dalam Demokrasi [PDF]Uang-Uang Haram dalam Demokrasi [PDF]
Uang-Uang Haram dalam Demokrasi [PDF]Anas Wibowo
 
RUU HIP Mengandung Bahaya Besar
RUU HIP Mengandung Bahaya BesarRUU HIP Mengandung Bahaya Besar
RUU HIP Mengandung Bahaya BesarAnas Wibowo
 
Komunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan Umat
Komunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan UmatKomunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan Umat
Komunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan UmatAnas Wibowo
 
Bahaya Komunisme by Shiddiq al-Jawi 27 juni 2020
Bahaya Komunisme by Shiddiq al-Jawi 27 juni 2020Bahaya Komunisme by Shiddiq al-Jawi 27 juni 2020
Bahaya Komunisme by Shiddiq al-Jawi 27 juni 2020Anas Wibowo
 
Hukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan Menyusui
Hukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan MenyusuiHukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan Menyusui
Hukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan MenyusuiAnas Wibowo
 
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPT
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPTHukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPT
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPTAnas Wibowo
 
Fiqih Ramadhan - syariat berkaitan dengan bulan Ramadhan
Fiqih Ramadhan - syariat berkaitan dengan bulan RamadhanFiqih Ramadhan - syariat berkaitan dengan bulan Ramadhan
Fiqih Ramadhan - syariat berkaitan dengan bulan RamadhanAnas Wibowo
 
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat WabahSolusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat WabahAnas Wibowo
 
Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)
Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)
Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)Anas Wibowo
 
Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)
Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)
Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)Anas Wibowo
 
kitab Nizhom ul Hukmi fil Islam PDF Arab
kitab Nizhom ul Hukmi fil Islam PDF Arabkitab Nizhom ul Hukmi fil Islam PDF Arab
kitab Nizhom ul Hukmi fil Islam PDF ArabAnas Wibowo
 

More from Anas Wibowo (20)

Booklet penjelasan Politik Partai .PDF
Booklet penjelasan Politik Partai .PDFBooklet penjelasan Politik Partai .PDF
Booklet penjelasan Politik Partai .PDF
 
Kritik atas Aqidah Sekularisme - expo rajab [pdf]
Kritik atas Aqidah Sekularisme - expo rajab [pdf]Kritik atas Aqidah Sekularisme - expo rajab [pdf]
Kritik atas Aqidah Sekularisme - expo rajab [pdf]
 
Depresi Ibu Rumah Tangga Bagaimana Solusi Islam [pdf]
Depresi Ibu Rumah Tangga Bagaimana Solusi Islam [pdf]Depresi Ibu Rumah Tangga Bagaimana Solusi Islam [pdf]
Depresi Ibu Rumah Tangga Bagaimana Solusi Islam [pdf]
 
Menyoal Penceramah Radikal [pptx]
Menyoal Penceramah Radikal [pptx]Menyoal Penceramah Radikal [pptx]
Menyoal Penceramah Radikal [pptx]
 
Muslim Pelaksana Syariat Islam
Muslim Pelaksana Syariat IslamMuslim Pelaksana Syariat Islam
Muslim Pelaksana Syariat Islam
 
Riba - Dosanya NgeRIBAnget [PPT]
Riba - Dosanya NgeRIBAnget [PPT]Riba - Dosanya NgeRIBAnget [PPT]
Riba - Dosanya NgeRIBAnget [PPT]
 
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTMenutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
 
Hijrah: Kemerdekaan Hakiki
Hijrah: Kemerdekaan HakikiHijrah: Kemerdekaan Hakiki
Hijrah: Kemerdekaan Hakiki
 
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiKeunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
 
Uang-Uang Haram dalam Demokrasi [PDF]
Uang-Uang Haram dalam Demokrasi [PDF]Uang-Uang Haram dalam Demokrasi [PDF]
Uang-Uang Haram dalam Demokrasi [PDF]
 
RUU HIP Mengandung Bahaya Besar
RUU HIP Mengandung Bahaya BesarRUU HIP Mengandung Bahaya Besar
RUU HIP Mengandung Bahaya Besar
 
Komunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan Umat
Komunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan UmatKomunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan Umat
Komunisme VS Dakwah Menuju Kebangkitan Umat
 
Bahaya Komunisme by Shiddiq al-Jawi 27 juni 2020
Bahaya Komunisme by Shiddiq al-Jawi 27 juni 2020Bahaya Komunisme by Shiddiq al-Jawi 27 juni 2020
Bahaya Komunisme by Shiddiq al-Jawi 27 juni 2020
 
Hukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan Menyusui
Hukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan MenyusuiHukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan Menyusui
Hukum Meng-Qadha` Puasa Bagi Wanita Hamil Dan Menyusui
 
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPT
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPTHukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPT
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPT
 
Fiqih Ramadhan - syariat berkaitan dengan bulan Ramadhan
Fiqih Ramadhan - syariat berkaitan dengan bulan RamadhanFiqih Ramadhan - syariat berkaitan dengan bulan Ramadhan
Fiqih Ramadhan - syariat berkaitan dengan bulan Ramadhan
 
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat WabahSolusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
 
Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)
Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)
Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)
 
Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)
Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)
Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)
 
kitab Nizhom ul Hukmi fil Islam PDF Arab
kitab Nizhom ul Hukmi fil Islam PDF Arabkitab Nizhom ul Hukmi fil Islam PDF Arab
kitab Nizhom ul Hukmi fil Islam PDF Arab
 

Recently uploaded

MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 

Recently uploaded (12)

MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 

Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum Islam

  • 1. Dalil-Dalil Syariah – Sumber-Sumber Hukum Islam Menurut aqidah Islam, hukum yang wajib dijalankan adalah hukum syariah, yakni hukum Allah, bukan hukum buatan manusia. Karena itu, dalil yang darinya digali hukum harus bersumber dari wahyu. Penetapan bahwa dalil yang darinya digali hukum itu benar-benar bersumber dari wahyu harus dengan qath’i (definitif/ pasti), sebab ini termasuk bagian dari akidah, sementara akidah tidak boleh diambil kecuali dari sesuatu yang memberi keyakinan. Apabila sumber hukum sudah salah, maka seluruh hukum-hukum yang dihasilkannya menjadi salah pula. ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ۢ ٌ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ َ ‫ه‬‫ّٰللا‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ ۗ‫ا‬ًٔ‫ْـ‬‫ي‬َ‫ش‬ ِ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫غ‬ُ‫ي‬ َ‫َّل‬ َّ‫ن‬َّ‫الظ‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ ۗ‫ا‬ًّ‫ن‬َ‫ظ‬ َّ‫َِّل‬‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ر‬َ‫ث‬ْ‫ك‬َ‫ا‬ ُ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ي‬ “Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. (10) Yunus: 36) Dalil-Dalil Syariah yang Diakui Dalil, menurut pengertian bahasa, adalah sesuatu yang menunjukan pada sesuatu yang kongkrit (hissi) atau yang abstrak (maknawi). Menurut ulama fikih, dalil adalah sesuatu yang di dalamnya terdapat petunjuk. Menurut ulama ushul, dalil adalah sesuatu yang dengan penelaahan yang sahih bisa menghantarkan pada pengetahuan atas mathlûb khabari (hukum suatu perkara yang sedang dicari status hukumnya), atau sesuatu yang dijadikan hujjah bahwa perkara yang dibahas adalah hukum syariah (Az-Zain, Ilmu Ushûlil Fiqh al-Muyassar, hlm. 297). Adapun dalil-dalil hukum syariah yang diakui dan telah memenuhi kualifikasi qath’i, pasti bersumber dari wahyu, ada empat: Al-Qur’an, as-Sunnah, Ijmak Sahabat dan Qiyas. 1. Al-Qur’an Dalil bahwa al-Qur’an berasal dari wahyu Allah SWT, baik redaksi maupun maknanya, merupakan dalil yang qath’i (pasti). Al-Qur’an adalah kalam (firman) Allah yang berupa mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ dengan bahasa Arab, terdapat di antara dua ujung mushaf, disampaikan
  • 2. secara mutawatir, membacanya adalah ibadah, dimulai dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas (An-Nikmah, Ulûmul Qur’ân, hlm. 8). Kemukjizatan al-Qur’an juga menjadi dalil yang qath’i bahwa al-Qur’an merupakan kalam (firman) Allah, bukan perkataan manusia. ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬‫ا‬ َ‫و‬ ۖ ٖ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫ر‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ف‬ ‫َا‬‫ن‬ِ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ‫ى‬ٰ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َّ‫َز‬‫ن‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ٍ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ق‬ِ‫د‬ ٰ‫ص‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ ِ ‫ه‬‫ّٰللا‬ ِ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ء‬ۤ‫ا‬َ‫د‬َ‫ه‬ُ‫ش‬ “(Dan) apabila kamu tetap dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur'an, dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. (2) Al-Baqarah: 23) Al-Qur’an yang merupakan kalam (firman) Allah itu dengan pasti menyebutkan bahwa wahyu telah diturunkan kepada Rasulullah ‫ﷺ‬ . ْ‫ل‬ُ‫ق‬‫ي‬َ‫ا‬ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫ا‬‫ة‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ش‬ِۗ‫ل‬ُ‫ق‬ُ ‫ه‬‫ّٰللا‬ٌۗۢ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ه‬َ‫ش‬ْ‫ي‬ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ َ‫و‬َۗ‫ي‬ ِ‫ح‬ ْ‫و‬ُ‫ا‬ َ‫و‬َّ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫ا‬‫ا‬َ‫ذ‬ٰ‫ه‬ُ‫ن‬ٰ‫ا‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ َ‫ِر‬‫ذ‬ْ‫ن‬ُ ِ‫َّل‬ٖ‫ه‬ِ‫ب‬ْۢ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬َ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬ْۗ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬ِٕ‫ى‬َ‫ا‬َ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫ت‬َ‫ل‬َّ‫ن‬َ‫ا‬َ‫ع‬َ‫م‬ِ ‫ه‬‫ّٰللا‬‫ة‬َ‫ه‬ِ‫ل‬ٰ‫ا‬ۗ‫ى‬ ٰ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫ا‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬‫ا‬ َّ‫َّل‬ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫ا‬ْۚ‫ل‬ُ‫ق‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ك‬ ِ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ت‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ٌ‫ء‬ ْۤ‫ي‬ ِ‫ر‬َ‫ب‬ ْ‫ي‬ِ‫ن‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬ َّ‫و‬ ٌ‫د‬ ِ‫اح‬ َّ‫و‬ ٌ‫ه‬ٰ‫ِل‬‫ا‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬ “Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah." Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Qur’an (kepadanya)...” (QS al- An’am [6]: 19) َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬َ‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬ َ‫ء‬ۤ‫ا‬َ‫ع‬‫الد‬ ‫م‬‫الص‬ ُ‫ع‬َ‫م‬ْ‫س‬َ‫ي‬ َ‫َّل‬ َ‫و‬ ِۖ‫ي‬ْ‫ح‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ِر‬‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫ا‬ ‫ا‬‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ “Katakanlah (hai Muhammad): "Sesungguhnya aku hanya memberi peringatan kepada kamu sekalian dengan wahyu dan tiadalah orang-orang yang tuli mendengar seruan, apabila mereka diberi peringatan.” (QS al-Anbiya’ [21]: 45) Dua ayat ini dan yang lainnya merupakan dalil-dalil yang qath’i bahwa al-Qur’an disampaikan melalui wahyu yang berasal dari Allah SWT (An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, hlm. 50).
  • 3. Selain dari bahasanya, isi Al-Qur'an sekaligus menjadi hujjah atas kebenarannya. Misalnya perihal akan menangnya kaum Muslimin memasuki Makkah dengan aman (QS. Al-Fath), juga tentang akan menangnya pasukan Romawi atas Persia (QS. Ar-Ruum) dsb. Selain itu, isi Al- Qur'an juga menunjukan tentang kejadian sejarah terdahulu yang sesuai dengan fakta, atau kisah tentang sebagian iptek, misalnya penyerbukan oleh lebah, terkawinkannya bunga-bunga oleh bantuan angin dsb, yang pada akhirnya terbukti kebenarannya. Semua itu menunjukan bahwa Al- Qur'an memang bukan datang dari manusia, melainkan dari Allah SWT; Sang Pencipta dan Pengatur alam semesta. Karenanya memang sudah menjadi kelayakan bahkan keharusan untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai landasan kehidupan dan hukum manusia. 2. As-Sunnah As-Sunnah dan al-Hadits pengertiannya sama, yaitu perkataan, perbuatan dan ketetapan yang datang dari Rasulullah ‫ﷺ‬ (An-Nabhani, Asy-Syakhshiyah al-Islamiyah, I/178). Kedudukan as-Sunnah sebagai dalil yang qath’i—yang merupakan dalil yang dibawa oleh wahyu, yang maknanya dari Allah SWT, sementara redaksinya dari Rasulullah saw.—telah disebutkan dengan tegas dan jelas di dalam beberapa ayat al-Qur’an. Allah SWT berfirman: ‫ى‬َ‫و‬َ‫ه‬‫ْل‬‫ا‬ ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ق‬‫ط‬‫ه‬‫ن‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫*و‬ ‫ى‬َ‫وح‬‫ي‬ ‫ي‬‫ه‬‫ح‬َ‫و‬ ‫ال‬‫إ‬ َ‫و‬‫ه‬ ‫ه‬‫ن‬‫إ‬ “Tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS an-Najm [53] : 3-4) ّ‫ِب‬َ‫ر‬ ‫ه‬‫ن‬‫م‬ ‫ي‬َ‫ل‬‫إ‬ ‫ى‬َ‫وح‬‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ع‬‫يب‬‫ت‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬‫َّن‬‫إ‬ ‫ه‬‫ل‬‫ق‬ Katakanlah, “Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku.” (QS al-A’raf [7]: 203) ‫اب‬َ‫ق‬‫ع‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬ ‫يد‬‫د‬َ‫ش‬ َ‫ه‬‫ي‬‫ل‬‫ال‬ ‫ي‬‫ن‬‫إ‬ َ‫ه‬‫ي‬‫ل‬‫ال‬ ‫ا‬‫و‬‫يق‬‫ات‬َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬‫ه‬َ‫ت‬‫ه‬‫ان‬َ‫ف‬ ‫ه‬‫ه‬‫ن‬َ‫ع‬ ‫ه‬‫م‬‫اك‬َ‫ه‬َ‫ن‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ‫وه‬‫ذ‬‫خ‬َ‫ف‬ ‫ول‬‫س‬‫ي‬‫ر‬‫ال‬ ‫م‬‫اك‬َ‫ت‬‫آ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ “Apa yang Rasul berikan kepada kalian, terimalah. Apa yang dia larang atas kalian, tinggalkanlah. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman- Nya.” (QS al-Hasyr [59]: 7) Ayat-ayat ini dan yang lainnya menunjukkan dengan tegas dan jelas bahwa as-Sunnah yang diucapkan Rasulullah ‫ﷺ‬ tidak lain adalah wahyu dari Allah SWT. Dengan tegas dan jelas pula
  • 4. Allah SWT telah memerintahkan kita agar menaati apa saja yang Rasulullah perintahkan, dan menjauhi apa yang beliau larang. Dalil bahwa as-Sunnah datang melalui wahyu adalah dalil yang qath’i. Oleh karena itu, kedudukan as-Sunnah sebagai dalil ditetapkan berdasarkan nash yang qath’i ats-tsubut qath’i ad-dilalah, yakni sumber dan maknanya pasti (An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, hlm. 50). Al-Qur'an telah menegaskan bahwa selain dari Al-Qur'an, Rasulullah ‫ﷺ‬ juga menerima wahyu yang lain, yaitu ‘Al-Hikmah’ yang pengertiannya sama dengan As-Sunnah, baik perkataan, perbuatan, ataupun ketetapan (diamnya). ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫ّٰللا‬ َّ‫ن‬َ‫م‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬ٖ‫ه‬ِ‫ت‬ٰ‫ي‬ٰ‫ا‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ْ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫َّل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ث‬َ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ذ‬ِ‫ا‬ َ‫ْن‬‫ي‬ ٍ‫ل‬ٰ‫ل‬َ‫ض‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ل‬ ُ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ َ‫و‬ َۚ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ك‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ك‬ َ‫ز‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ٍ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ب‬‫م‬ “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS Ali Imran: 164) ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ز‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ٖ‫ه‬ِ‫ت‬ٰ‫ي‬ٰ‫ا‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ْ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫َّل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ن‬ٖ‫ي‬ِ‫م‬ُ ْ‫اَّل‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ث‬َ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ك‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ب‬ٰ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ٍ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ب‬‫م‬ ٍ‫ل‬ٰ‫ل‬َ‫ض‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ل‬ ُ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS Al-Jumu’ah: 2) ‫ا‬‫ْر‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫خ‬ ‫ا‬‫ْف‬‫ي‬ِ‫ط‬َ‫ل‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ ‫ه‬‫ّٰللا‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ ِۗ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ك‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ ‫ه‬‫ّٰللا‬ ِ‫ت‬ٰ‫ي‬ٰ‫ا‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬ ْ‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ى‬ٰ‫ل‬ْ‫ت‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ن‬ ْ‫ر‬ُ‫ك‬ْ‫ذ‬‫ا‬ َ‫و‬ “Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Ahzab: 34) 3. Ijmak Sahabat Ijmak Shahabat adalah kesepakatan para Sahabat tentang hukum suatu perkara, bahwa hukum tersebut merupakan hukum syariah (An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, hlm. 52).
  • 5. Arti Ijmak Sahabat ini bukan berarti kesepakatan atas pendapat pribadi Sahabat, melainkan kesepakatan atas hukum tertentu bahwa ia merupakan hukum syariah. Sebab, pendapat Sahabat bukan wahyu, dan masing-masing mereka tidak ma’shum (terpelihara) dari kesalahan. Kesepakatan mereka atas hukum suatu perkara menunjukkan bahwa mereka mengetahui dalil, lalu mereka bersepakat atas hukum tersebut, tetapi dalil hukum itu tidak mereka riwayatkan Dengan kata lain, bahwa mereka tidak akan bersepakat kecuali atas perkara yang ada nash-nya (Abu Zahra, Ushûl al-Fiqh, hlm. 198). Adapun dalil yang membuktikan bahwa Ijmak Sahabat merupakan dalil hukum syariah yang qath’i, bersumber dari wahyu, adalah: Pertama: Allah SWT telah memuji mereka di dalam al-Qur’an dengan nash yang qath’i ats- tsubut qath’i ad-dilâlah, yakni sumber dan maknanya pasti. َ‫ي‬ ِ‫ض‬َّ‫ر‬ ٍ‫ان‬َ‫س‬ْ‫ِح‬‫ا‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬َ‫ب‬َّ‫ت‬‫ا‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ار‬َ‫ص‬ْ‫ن‬َ ْ‫اَّل‬ َ‫و‬ َ‫ْن‬‫ي‬ ِ‫ر‬ ِ‫ج‬ ٰ‫ه‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ َّ‫و‬َ ْ‫اَّل‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬ِ‫ب‬‫ه‬‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫ّٰللا‬ُ‫ر‬ ٰ‫ه‬ْ‫ن‬َ ْ‫اَّل‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ ْ‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫ت‬ ٍ‫ت‬‫ه‬‫ن‬َ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َّ‫د‬َ‫ع‬َ‫ا‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ض‬َ‫ر‬ َ‫و‬‫ا‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫د‬ِ‫ل‬ ٰ‫خ‬ ُ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ُ‫ز‬ ْ‫و‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬ٰ‫ۗذ‬ ‫ا‬‫د‬َ‫ب‬َ‫ا‬ “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS at-Taubah: 100) Pujian Allah ini ditujukan kepada semua Sahabat. Karena itu, hukum yang disepakati oleh mereka yang mendapat pujian dari Allah ini pasti benar. Sebab, mustahil mereka sepakat atas sesuatu yang salah, karena hal itu bertentangan dengan pujian Allah kepada mereka. Kedua: Sahabat adalah orang yang menjadi tempat kita mengambil agama ini. Merekalah yang menyampaikan al-Qur’an kepada kita. Allah SWT telah berjanji untuk menjaga al-Qur’an. َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ظ‬ِ‫ف‬ ٰ‫ح‬َ‫ل‬ ٗ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫الذ‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َّ‫َز‬‫ن‬ ُ‫ن‬ْ‫َح‬‫ن‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬ “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjaganya.” (QS al-Hijr [15]: 9) ٍ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ح‬ ٍ‫ْم‬‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ل‬ْ‫ي‬ ِ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ۗ ٖ‫ه‬ِ‫ف‬ْ‫َل‬‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫َّل‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ي‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ ْۢ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ل‬ِ‫اط‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ َّ‫َّل‬
  • 6. “Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebathilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS. [41] Fushilat: 42) Sahabat adalah orang yang membawanya kepada kita. Dengan demikian, janji Allah itu juga menunjukkan jaminan-Nya kepada orang yang membawanya, yaitu para Sahabat. Selain itu, mustahil mereka yang membawa agama dan al-Qur’an kepada kita sepakat melakukan kesalahan dan kedustaan, karena secara logika hal ini mustahil terjadi. Sebab, jika terjadi maka hal itu bertentangan dengan jaminan Allah melalui dalil yang qath’i. Dengan demikian, Ijmak Sahabat merupakan dalil yang qath’i (An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, hlm.51). Karena itu, hanya Ijmak Sahabat saja yang dapat dijadikan sebagai hujjah. Imam Dawud berkata: ‫ه‬‫ط‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ‫ة‬َ‫اب‬َ‫ح‬‫ي‬‫ص‬‫ال‬ ‫اع‬َ‫ه‬‫ْج‬‫إ‬ َ‫و‬‫ه‬ ‫ا‬َ‫ي‬‫َّن‬‫إ‬ ‫اع‬َ‫ه‬‫ْج‬‫اإل‬ Ijmak (yang diakui) tidak lain hanyalah Ijmak Sahabat saja (Asy-Syaukani, Irsyâdul Fukhûl, hlm. 53). Bahkan Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullâh mengatakan: ‫ب‬‫اذ‬َ‫ك‬ َ‫و‬‫ه‬َ‫ف‬ َ‫اع‬َ‫ه‬‫ْج‬‫إل‬‫ه‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ع‬‫ي‬‫د‬‫ا‬ ‫ن‬َ‫م‬ Siapa saja yang mengklaim ada ijmak (setelah masa Sahabat) maka ia berdusta. (Al-Jauziyah, A’lâm al-Muwaqqi’în, I/498). 4. Qiyas Qiyas adalah menyertakan suatu perkara terhadap yang lainnya dalam hukum syariah karena adanya kesamaan ‘illat (kondisi yang mengharuskan berlakunya hukum syariah tertentu) di antara keduanya (Abu Rusytah, Taysîr al-Wushûl ila al-Ushûl Dirâsât fi Ushûl al-Fiqh, hlm. 85). Dalil yang qath’i yang menunjukkan bahwa qiyas adalah hujjah dalam menentukan hukum berangkat dari tempat yang menjadikan qiyas sebagai dalil syariah, dalam hal ini tidak lain adalah nash itu sendiri yang menjadi rujukan qiyas. Sebab, ‘illat dalam qiyas tidak diambil kecuali apabila nash telah menunjukkannya. Dengan demikian, menganggap qiyas sebagai dalil syariah merupakan suatu keharusan.
  • 7. Qiyas pada hakikatnya kembali pada nash itu sendiri. Oleh karena itu, qiyas dikatakan dengan ma’qul an-nash (nash yang rasional). Atas dasar ini, qiyas ini dalilnya adalah nash itu sendiri yang mengandung ‘illat, yakni kondisi yang mengharuskan berlakunya hukum syariah tertentu. Jadi, apabila dalil ‘illat adalah al-Qur’an maka dalil qiyas ini juga al-Qur’an. Apabila dalil ‘illat adalah as-Sunnah maka dalil qiyas ini juga adalah as-Sunnah. Apabila dalil ‘illat adalah Ijmak Sahabat maka dalil qiyas ini adalah juga Ijmak Sahabat. Dengan demikian, dalil qiyas adalah dalil yang qath’i, sama dengan dalil-dalil al-Qur’an, as-Sunnah, dan Ijmak Sahabat. (An-Nabhani, Asy-Syakhshiyah al-Islamiyah, III/320). Contoh qiyas: mengadakan transaksi jual-beli tatkala adzan sholat Jum’at adalah haram. ِ‫ة‬َ‫ع‬ُ‫م‬ُ‫ج‬ْ‫ال‬ ِ‫م‬ ْ‫َّو‬‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ة‬‫و‬ٰ‫ل‬َّ‫ص‬‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ِي‬‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ن‬َ‫م‬ٰ‫ا‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬َ‫ا‬‫ا‬ٰ‫ي‬ِ ‫ه‬‫ّٰللا‬ ِ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ ‫ى‬ٰ‫ِل‬‫ا‬ ‫ا‬ ْ‫و‬َ‫ع‬ْ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ِن‬‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬ ٌ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ٰ‫ذ‬ َۗ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ر‬َ‫ذ‬ َ‫و‬ “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat pada hari Jum’ah, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah (shalat) dan tinggalkanlah jual-beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. (62) Al-Jumu’ah: 9) ‘Illat pada ayat di atas adalah lalai dari sholat Jum’at. Oleh karena itu, sewa-menyewa, transaksi perdagangan, maupun perbuatan lainnya yang mempunyai kesamaan ‘illat, yaitu melalaikan dari shalat Jum’at, maka perbuatan tersebut hukumnya di-qiyas-kan dengan perbuatan jual-beli, yaitu haram. WalLâhu a’lam bi ash-shawâb. Bacaan: Majalah al-Wa’ie edisi 123