2. alquran
DEFINISI:
•Al-Quran (Arab: al-Qur’an) berarti bacaan.
Secara
etimologis:
•Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan
perantaraan Malaikat Jibril dengan menggunakan bahasa Arab, sebagai bukti
atas kenabian/ kerasulannya, disampaikan secara mutawatir, dan membacanya
bernilai ibadah.
Terminologis:
3. Jenis hukum dalam agama
Hukum tentang
akidah
Hukum tentang
akhlak
Hukum tentang
amaliah ( ma’a
allah/ ma’a an-nas
7. Penjelasan Al-
Qur’an
Terhadap
Hukum
Ayat-ayat Al-Qur’an dari segi kejelasan artinya ada dua
macam.
Keduanya dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an surat Ali ‘Imran
(3): 7, yaitu: secara muhkâm dan mutasyâbih.
1. Ayat muhkâm adalah ayat yang jelas maknanya,
tersingkap secara terang, sehingga menghindarkan keraguan
dalam mengartikannya dan menghilang kan adanya
beberapa kemungkinan pemahaman.
2. Ayat mutasyâbih adalah kebalikan dari yang muhkam,
yaitu ayat yang tidak pasti arti dan maknanya, sehingga
dapat dipahami dengan beberapa kemung kinan.
8. Qath’I dan zhanni
Qath'i ( قطعي
:)
• Qath'i adalah tingkat keyakinan yang
pasti dan tanpa keraguan. Ini merujuk
pada pengetahuan yang sangat kuat dan
pasti.
• Dalam konteks hukum Islam, hukum
qath'i adalah hukum yang didasarkan
pada bukti yang sangat kuat dan tidak
dapat disangsikan. Ini sering kali merujuk
pada hukum-hukum yang ditemukan
dalam Al-Quran atau hadis yang dianggap
otentik.
• Contoh hukum qath'i adalah kewajiban
menjalankan lima waktu shalat sehari-
hari. Ini didasarkan pada Al-Quran dan
hadis yang memiliki bukti yang sangat
kuat.
Zhanni ( ظني
:)
• Zhanni adalah tingkat keyakinan yang lebih
rendah atau keyakinan yang bersifat dugaan
atau spekulatif. Ini adalah pengetahuan yang
tidak sekuat qath'i dan dapat berisi sedikit
keraguan.
• Dalam konteks hukum Islam, hukum zhanni
adalah hukum yang didasarkan pada bukti
yang kurang kuat atau bukti yang dapat
menimbulkan keraguan. Ini mungkin terkait
dengan masalah yang tidak memiliki bukti
yang sangat kuat atau jelas dalam Al-Quran
atau hadis.
• Contoh hukum zhanni adalah masalah harta
warisan di mana ada perbedaan pendapat di
antara para ulama tentang pembagian yang
tepat, dan dalam hal ini, pendapat yang
bersifat spekulatif dapat digunakan.
Penting untuk memahami
perbedaan antara qath'i dan
zhanni dalam Islam, karena ini
memengaruhi bagaimana hukum
Islam diterapkan dan bagaimana
keyakinan agama dipahami.
Hukum-hukum qath'i cenderung
bersifat tetap dan pasti, sementara
hukum-hukum zhanni lebih
terbuka untuk interpretasi.
9. Sunnah/hadis
Definisi:
• Sunnah : jalan, tradisi, UU, cara, dll.
Etimologis:
Hadis : baru, dekat, kabar, dll.
• Segala sesuatu yang berasal (dinukil) dari nabi Muhammad, baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun penetapan beliau.
Terminologis:
Istilah yang hampir identik: Sunnah, hadis, khabar, dan atsar.
10. Fungsi
sunnah
terhadap
alquran
TA’KID. Sebagai contoh sunnah yang termasuk fungsi mu‟aqid,
di antaranya hadits yang menta‟qidkan kewajiban shalat dan
puasa.
Bayan (penjelas):
Menjelaskn mekanisme pelaksanaan dari ketetapan-ketetapan al
Qur‟an, seperti tata cara pelaksanaan shalat, haji, puasa dan
kewajiban-kewajiban lainnya.
Menetapkan hukum baru: Dalam fungsinya yang ketiga ini,
sunnah melakukan tasyri’ yang boleh dikata sebagai tambahan
atas hukum-hukum yang tersurat dalam al Quran, seperti
larangan memakan binatang buas yang bertaring dan burung
yang berkaki menyambar sebagai tambahan atas empat jenis
hewan yang haramkan untuk dimakan dalam al Qur‟an.
11. Sunah Berdaya
Hukum
Dalam hal ini ulama mengelom pokkan sunah itu kepada dua
kelompok.
1. Sunah bukan tasyrî’ atau sunah yang tidak berdaya hukum,
yaitu sunah yang tidak harus diikuti dan oleh karenanya tidak
mengikat. sunah yang tidak berdaya hukum itu ada tiga macam:
◦ a. Ucapan dan perbuatan Nabi yang timbul dari hajat insani
dalam kehidup an keseharian Nabi dalam pergaulan, se perti:
makan, tidur, kunjungan, sopan dalam bertamu, cara berpakaian
dan ucapan serta perbuatan Nabi sebagai seorang manusia
biasa.
◦ b. Ucapan dan perbuatan Nabi yang timbul dari pengalaman
pribadi, kebi asaan dalam pergaulan, seperti: urusan pertanian
dan kesehatan badan, cara berjual beli dan memelihara ternak.
◦ c. Ucapan dan perbuatan Nabi yang timbul dari tindakan pri badi
dalam keadaan dan lingkungan tertentu, seperti pe nempatan
pasukan, peng aturan barisan, dan penentuan tempat dalam
peperangan.
12. Sunah Berdaya
Hukum
2. Sunah tasyrî’ atau sunah yang berdaya hukum yang meng
ikat untuk di ikuti. sunah dalam bentuk ini ada tiga macam:
a. Ucapan dan perbuatan yang muncul dari Nabi dalam
bentuk penyam paian risalah dan penjelasan terhadap Al-
Qur’an; seperti menjelaskan apa- apa yang dalam Al-Qur’an
masih bersifat belum jelas, membatasi yang umum, memberi
qayid yang masih bersifat mutlak, menjelaskan bentuk
ibadat, halal dan haram, ‘akidah dan akhlak. Ucapan dan
perbuatan Nabi dalam kapasitasnya sebagai seorang Rasul
termasuk sunah berdaya hukum.
b. Ucapan dan perbuatan yang timbul dari Nabi dalam
kedudukannya se bagai imam dan pemimpin umat Islam.
c. Ucapan dan perbuatan Nabi dalam kedudukannya sebagai
hakim atau qadhi yang menyelesaikan persengketaan di
antara umat Islam