Makalah ini membahas tentang budidaya tanaman kacang tanah, mulai dari penyiapan lahan, pengolahan tanah, pemupukan, hingga pengairan. Penyiapan lahan diperlukan untuk membersihkan gulma dan mempersiapkan tempat tanam. Pengolahan tanah bertujuan untuk menguraikan pupuk dan memudahkan pertumbuhan tanaman. Pemupukan dan pengairan tepat diperlukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah.
1. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Budidaya
Tanaman yang berjudul Tanam dan Pola tanam. Semoga makalah ini berguna bagi
yang membaca. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam
pembuatan makalah ini. Kritik dan saran tidak lupa kami terima untuk membuat
makalah yang lebih baik untuk tugas selanjutnya. Malang, 7 Maret 2011 Penyusun
2. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang tanah dengan nama ilmiah Arachis hypogaea merupakan tanaman polong-
polongan yang termasuk anggota family Fabaceae. Kacang tanah ini mengandung
zat-zat yang penting bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, kacang tanah juga
merupakan kacang-kacangan terpenting setelah kedelai. Kacang tanah kaya akan
lemak; protein yang tinggi bahkan jauh lebih tinggi dari protein pada daging, telur
dan kacang soya; zat besi; vitamin E; vitamin B kompleks; vitamin A dan K;
fosforus; lesitin, kolin dan kalsium.
Kacang tanah juga mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh untuk
mencegah beberapa macam penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali
seminggu dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah bekerja meningkatkan
kemampuan pompa jantung dan menurunkan resoki penyakit jantung
koroner.Memakan segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit kencing
manis dapat membantu kekurangan zat. Selain itu banyak lagi manfaat kacang tanah
bagi kesehatan tubuh seperti membantu meningkatkan kesuburan, membantu
mengatur gula darah, membantu mencegah batu empedu, membantu tingkat
kolesterol rendah, dan lain-lain.
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini
telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis Masuknya
kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh
pedagang-pedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya
dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun 1863 Holle memasukkan
Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukkan pula Kacang
Tanah dari Mesir Republik Rakyat Cina dan India kini merupakan penghasil kacang
tanah terbesar dunia.
Berikut ini adalah klasifikasi Kacang Tanah:
Kerajaan: Plantae
Divisi: Tracheophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Magnoliophyta
3. Ordo: Leguminales
Famili:Papilionaceae
Subfamili: Faboideae
Bangsa: Aeschynomeneae
Genus: Arachis
Spesies: Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis guaramitica Chod &
Hassl.; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis angustifolia (Chod & Hassl) Killip.; Arachis
villosa Benth.; Arachis prostrata Benth.; Arachis helodes Mart.; Arachis marganata
Garden.; Arachis namby quarae Hochne.; Arachis villoticarpa Hochne.; Arachis
glabrata Benth.
Mengingat begitu banyaknya manfaat yang ada pada kacang tanah, berkorelasi positif
terhadap pembudidayaannya. Di Indonesia, kacang tanah tanah sudah banyak
dibudidayakan namun produksi komoditi kacang tanah per hektar belum mencapai
hasil maksimum, beberapa faktor penyebab terjadinya hal tersebut antara lain
pengaruh faktor tanah yang semakin rusak, kurangnya ketersediaan unsur hara
terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Selain itu juga karena faktor
hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui bagaimana faktor
tanah dan faktor pemeliharaan pada kacang tanah agar mendapat produksi komoditi
secara maksimum. Jika produksi komoditi kacang tanah mencapai target kebutuhan,
maka Indonesia tidak perlu lagi mengimpor kacang tanah untuk memenuhi kebutuhan
akan kacang tanah, karena sebenarnya lahan di Indonesia ini cocok untuk
pembudidayaan kacang tanah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyiapan lahan untuk kacang tanah?
2. Bagaimana pengolahahn tanah untuk kacang tanah?
3. Bagaimana cara pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah?
4. Bagaimana pengairan yang tepat untuk kacang tanah?
4. 1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah.
2. Untuk mengetahui cara pengolahan lahan untuk kacang tanah.
3. Untuk mengetahui cara pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang
tanah.
4. Untuk mengetahui cara pengairan yang tepat.
1.4 Manfaat
1. Mengetahui cara penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah.
2. Mengetahui cara pengolahan lahan untuk kacang tanah.
3. Mengetahui cara pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah.
4. Mengetahui cara pengairan yang tepat.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan dari family fabiodeae yang juga
merupakan tanaman penting dari keluarga polong-polongan kedua setelah tanaman
kedelai. Kacang tanah merupakan salah satu tanaman tropic yang tumbuh secara
perdu yang memiliki tinggi 30 – 50 cm dan tanaman yang mengeluarkan daun yang
kecil. Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari
Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan
oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman
berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama
kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan
Portugis (Batavia Reloed, 2012).
Kacang tanah memiliki beberapa manfaat yang paling banyak kacang tanah
digunakan sebagai bahan makanan oleh masyarakat tetapi begitu banyaknya
konsumsi kacang tanah di dalam masyarakat kurang dapat memenuhi konsumsi
kacang tanah sehingga produksi kacang tanah mengalami penurunan selain memiliki
kebutuhan yang banyak. Kacang tanah sebagai bahan makanan yang paling banyak
digunakan oleh bahan baku industry yang diubah dengan bentuk lain seperti kacang
atom, rempeyek, manisan dan lain-lain (Pitojo, 2005). Selain itu, sisa hasil kacang
tanah yang tidak dipakai dapat digunakan sebagai makanan ternak sehingga seluruh
bagian dari kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan baku makanan industri
maupun pakan ternak.
5. Peninggkatan produksi kacang tanah dilakukan dengan berbagai cara seperti
perluasan penanaman kacang tanah sehingga memiliki produksi yang baik dan lain-
lain tetapi kendala dalam budidaya kacang tanah begitu banyak seperti kendala lahan
yang banyak digunakan sebagai perumahan, kendala dari hama dan penyakit
tanaman. Sebenarnya tanaman kacang tanah memiliki sifat yang tidak rentang
serangan karat daun jika digunakan dari varietas yang tahan terhadap karat daun
(Hidayat, dkk, 2004). Dalam membudidayakan kacang tanah sebenarnya susah-susah
gampang jika para petani memperhatikan hal-hal dan syarat yang penting
diperhatikan dalam proses budidaya tanaman. Berikut ini beberapa syarat untuk
pertumbuhan kacang tanah yang harus diperhatikan:
1. 1. Iklim
a) Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan
mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan
kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
b) Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan
tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
c) Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
d) Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan
perkembangan besarnya kacang.
1. 2. Media Tanam
a) Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.
b) pH antara 6,0-6,5.
c) Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya
mati.
d) Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi
pertumbuhan kacang tanah.
1. 3. Ketinggian Tempat
Ketinggian penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah
ketinggian 1.500 m dpl.
6. (Prabowo, 2011)
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan merupakan cara untuk menyiapkan lahan yang akan digunakan
dalam proses budidaya tanaman yang meliputi kegiatan seoerti pembukaan lahan,
pembuatan bedengan untuk tanaman dan pembersihan dari gulma. Tujuan dari
penyiapan lahan ini adalah untuk membuka dan membersihkan lahan dariberbagai
tanaman yang tidak diinginkan sehingga dapat digunakan dalam proses budidaya
tanaman. Jika pembukaan lahan tidak dilakukan maka tanaman akan terganggu dalam
proses pertumbuhannya karena tidak ada pengendalian gulma yang mengganggu
pertumbuhan tanaman karena gulma merupakan tanaman yang tidak diinginkan
tumbuh dan dapat sebagai inang dari penyakit dan hama tanaman serta dapat
mengeluarkan senyawa toksin bagi tanaman.
Penyiapan lahan yang harus diperhatikan adalah dari tanamannya karena jika
tanaman yang akan dibudidayakan jika terdapat gulma disekitar tanaman maka akan
dapat berpengaruh dalam proses pertumbuhan tanaman. Sedangkan dari aspek tanah
yang diperhatiakan merupakan penggunaan lahan sebulum tanaman kacang tanah
dibudidayakan karena jika lahan tersebut digunakan oleh tanaman legume lainnya
maka sebaiknya dilakukan penamban bahan organic karena kacang tanah ini juga
dapat berasosiasi dengan mikroorganisme terutama rhizobium sp. sehingga jika
tanaman sebelumnya adalah kedelai maka perlu penambahan bahan organic yang
dapat menyediakan tanaman berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
karena kebutuhan unsur hara bagi tanaman memiliki perbedaan.
Teknik persiapan lahan untuk tanaman kacang tanah dilakukan dengan cara
pembersihan area yang akan ditanami oleh kacang tanah, pencangkulan yang
dilakukan dapat mencabut akar tanaman yang tidak diinginkan (gulma) yang berada
disekitar areal lahan sehingga lahan bersih dari berbagai tanaman yang tidak
7. diinginkan dan juga pengukuran lahan yang akan digunakan karena dapat menghitung
jumlah populasi kacang tanah yang akan digunakan sehingga dapat menghemat biaya
dan juga dapat menghemat penggunaan benih kacang tanah.
3.2 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah merupakan salah satu kegiatan membalikkan tanah dengan cara
mekanik maupun manual sehingga dapat menciptakan suasana tanah yang gembur
(memiliki tekstur yang relative halus) dan memudahkan dalam proses penanaman
tanaman serta menguraikan endapan-endapan sisa pemupukan dari penanaman
sebelumnya. Untuk kegiatan konservasi tanah dan air dilakukan pengolahan lahan
yang relative sedikit atau sesuai dengan kebutuhan dari setiap tanaman sehingga tidak
menimbulkan kerusakan bagi tanah dan air. Tujuan dari pengolahan tanah ini sebagai
penopang kehidupan tanaman yang dibudidayakan dan perbaikan sifat fisik tanah
serta pemberantasan tanaman yang tidak diinginkan (gulma) (Muzzakir, 2010).
Manfaat dari pengolahan tanah ini adalah sebagai kegiatan yang membalikkan tanah
untuk penguraiaan endapan-endapan bahan pupuk yang tidak dapat dimanfaatkan
oleh tanaman sebelumnya sehingga mengurai ke udara dan dapat dimanfaatkan oleh
tanaman yang akan dibudidayakan, pembersihan dari tanaman yang tidak diinginkan
(gulma) sehingga gulma tersebut dapat mati dan tertimbun dalam tanah yang akhirnya
dapat bermanfaat sebagai pupuk organic yang akan memperbaiki kondisi dalam tanah
dan memudahkan dalam proses penanaman bibit karena tanah yang telah dilakukan
pengolahan tanah memiliki tekstur yang relative gembur sehingga dapat membantu
tanaman dalam proses pertumbuhan dan membantu akar tanaman dalam mencari air
dan mineral yang dibutukkan oleh tanaman. Sedangkan untuk kerugian dari
pengolahan tanah adalah dapat memudahkan untuk erosi karena perubahan tekstur
sehingga tanah mudah tererosi dan menumbuhsuburkan gulma karena jika tanah yang
banyak menumbuhkan gulma jika gulmanya tidak dihilangi atau dicabut maka akan
tumbuh kembali jika langsung dibenamkan dalam tanah.
Untuk proses pengolahan tanah yang harus diperhatikan adalah tanaman yang
digunakan dan sifat fisik dari tanah tersebut. Tanaman yang digunakan dalam
pengolahan tanah perlu diperhatikan karena setiap tanaman untuk tumbuh dan
berkembang memiliki perbedaan dalam kedalam tanah yang akan diolah secara
mekanik contohnya saja pada tanaman kacang tanah memiliki kedalam bajak tanah
atau pengolahan lahan sedalam 20-30 cm. untuk sifat fisik dari tanah perlu
diperhatikan karena pada pengolahan tanah adalah cara untuk membuka tanah jika
tanah yang memiliki sifat fisiknya gembur maka pengolahan tanah tidak perlu
8. dilakukan ataupun digunakan proses pengolahan tanah dan jika tanah memiliki sifat
fisik yang keras maka tanah tersebut perlu dilakukan pengolahan tanah.
Macam-macam dari pengolahan tanah dapat dibagi menjadi 2 yaitu Pengolahan tanah
dalam bentuk larikan memotong lereng atau dengan mencangkul sepanjang larikan
untuk memudahkan penanaman dan tanpa olah tanah adalah sistem di mana
permukaan tanah hanya dibersihkan dari gulma baik secara manual maupun dengan
menggunakan herbisida (Muzzaki, 2010). Untuk pengolahan tanah dalam bentuk
larikan memotong tersebut dapat didasarkan kedalaman air tanag yang terdapat
didalam tanah yaitu terdapat sumber air yang dalam biasanya hal tersebut dilakukan
pada tanah kering yang sulit mendapatkan air tanah yang hanya mengandalkan hujan
yang bertujuan untuk menampung air sebanyak munggkin didaerah sekitar bedengan
atau areal penanaman sedangkan untuk tanpa olah tanah digunakan berdasarkan
kedalam air yang ada karena sisitem olah tanah ini berada pada lahan yang melimpah
air seperti tanah gambut.
Pada tanaman kacang tanah dilakukan pengolahan tanah dengan kedalam 20-30 cm
untuk mendukung pertumbuhan optimum kacang tanah yang menggunakan sistem
bedengan dengan ukuran bedengan 10-20 m atau dapat juga 2-10 m. Untuk tanaman
kacang tanah pengolahan tanah dilakukan dengan cara manual seperti pencangkulan
dengan menggunakan tenaga manusia. Untuk penggunaan tenaga mesin tidak
dilakukan karena dapat menimbulkan dampak negative pada tanah terutama sifat fisik
seperti kadar air tanah, Bulk Density, dan ketahanan tanah dalam penetrasi dari luar
sedangkan pada kacang tanah dapat berakibat jumlah polong semakin sedikit, dan
berat polong semakin ringan (Iqbal, dkk, 2008).
3.3 Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menambah kebutuhan unsur
hara dalam tanah dengan cara pemberian senyawa dari luar sehingga dapat memenuhi
kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan meningkatkan produksi tanaman tersebut.
Pemupukan dapat dibagi menjadi 2 macam jenis menurut pembentukannya yaitu
pupuk organic dan pupuk anorganik (Nurwardani, 2008). Nurtisi merupakan
komponen atau subtansi baik organic maupun anorganik yang dibutuhkan oleh
organisme untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuh tanaman
tersebut. Pupuk organic merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman atau
organisme lain yang mati yang mengalami proses dekomposisi oleh bantuan
mikroorganisme. Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dihasilkan dari proses
senyawa kimia buatan manusia yang sekarang banyak digunakan oleh petani. Tujuan
pemupukan yaitu menambah kandungan unsur hara yang ada dalam tanah sesuai
9. kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang sehingga dapat meningkatkan
produksi tanaman tersebut.
Pemupukan memiliki beberapa manfaat dan kerugian. Manfaat dari pemupukan
adalah meningkatkan ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah, dapat
memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah, sebagai bahan makanan bagi
mikroorganisme tanah dan lain-lain. Untuk kerugian dari pemupukan yaitu dapat
bersifat racun bagi tanaman karena kelebihan pupuk yang digunakan, menghasilkan
senyawa yang tidak dapat digunakan oleh tanaman dan lain-lain.
Usaha dalam meningkatkan produksi tanaman salah satunya dengan cara pemupukan
untuk menambahkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Faktor-fakto yang
perlu diperhatikan dalam proses pemupukan adalah faktor iklim, tanaman dan sifat
tanah yang akan dipupuk. Faktor iklim yang perlu diperhatikan adalah curah hujan
karena curah hujan ini menentukan kebutuhan pupuk yang akan masuk dan dapat
terserap oleh tanah serta digunakan oleh tanaman dalam proses pertumbuhannya.
Faktor tanaman perlu perhatian khusus karena pada hakikatnya kebutuhan pupuk
pada setiap tanaman berbeda sehingga dapat menentukan efisiensi biaya dan
kebutuhan pupuk dalam satu hektar pertanaman. Faktor tanah juga dapat menentukan
kebutuhan pupuk yang digunakan jika tanah yang memiliki jenis banyak mengandung
unsur hara maka pemupukan tidak disarankan karena jika ditambahkan pupuk maka
akan bersifat racun bagi tanaman yang akan dibudidayakan dan sebalikknya begitu.
Cara pemupukan dibagi menjadi 2 dilihat dari cara inputnya yaitu cara pemupukan
lewat akar dan cara pemupukan lewat daun. Untuk cara pemupukan lewat akar
merupakan salah satu kegiatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara bagi tanaman melalui akar yang ada dalam tanah. Cara ini dapat dibagi sebagai
berikut: disebar (broad casting), ditempatkan di antara larikan atau barisan,
ditempatkan dalam lubang. Sedangkan untuk cara pemupukan lewat daun merupakan
cara penambahan nutrisi bagi tanaman yang dibutuhkan oleh tanaman melalui daun
tanaman yang diserap oleh pori-pori daun tersebut.
Untuk tanaman kacang tanah awal dalam budidaya tanaman ini dilakukan
pengapuran. Pengapuran dilakukan terhadap tanah-tanah yang memiliki pH yang
rendah. Pengapuran ini dilakukan untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan
yang bersifat sangat masam, perlu dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan
untuk pengapuran pada saat pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan diaduk
hingga merata. Pengapuran ini sebaiknya dilakukan 1 bulan sebelum tanam.
Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS saat pratanam (3 hari sebelum
tanam).pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS dilakukan dengan cara di semprot atau
disiramkan secara merata pada permukaan lahan, dosis yang dibutuhkan adalah 2 liter
10. per hektar. Pada lahan kering, aplikasi MiG-6PLUS sebaiknya dilakukan pada sore
hari.
Pemupukan pada tanaman kacang tanah ini digunakan jenis dan dosis pupuk setiap
hektar yang dianjurkan adalah Urea=60–90 kg ditambah TSP=60–90 kg ditambah
KCl=50 kg. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan di
kanan dan kiri lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm (Batavia reload, 2012).
3.4 Pengairan
Pengairan merupakan salah satu kegiatan dalam produksi tanaman yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman karena air merupakan salah satu sumber
kehidupan yang penting bagi setiap makhluk hidup. Setiap tubuh makhluk hidup 80%
disusun oleh air. Dalam pertanian pengairan digunakan untuk membantu pupuk larut
dan berubah menjadi ion yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman dan membantu
tanaman dalam berbagai proses dalam tubuh tanaman tersebut.
Pengairan yang dilakukan oleh para petani memiliki beberapa manfaat seperti
memudahkan pupuk yang digunakan larut dan segera digunakan oleh tanaman,
membantu proses metabolisme dalam tubuh tanaman dan lain-lain (Santoso, dkk,
2007). Sedangkan untuk kerugian dari pengairan yaitu dapat membusukkan akar
tanaman karena kelebihan air dan proses metabolisme dalam tubuh tanaman terhenti
karena semua metabolisme dalam tanaman dibantu oleh air jika terhenti maka
tanaman dapat layu dan pertumbuhannya dapat terganggu.
Faktor yang mempengaruhi dalam proses pengairan adalah faktor iklim, faktor
tanaman dan faktor sifat tanah atau lahan. Faktor iklim pada proses pengairan sangat
berpengaruh terutama curah hujan dan intensitas matahari. Curah hujan yang tinggi
memiliki ketersedian air yang tinggi sedangkan curah hujan yang lebih rendah
mempengaruhi ketersediaan air dalam tanah. Untuk intensitas matahari berpengaruh
dalam hal evaporasi dari dalam tanah karena intensitas yang tinggi sehingga ketika
intensita tinggi maka akan meningkatkan evaporasi dalam tanah. Faktor tanaman juga
dapat berpengaruh dalam pengairan bagi tanaman, ada tanaman yang tidak tahan
terhadap air da nada juga tanaman yang tahan terhadap air maka jika tanaman
tersebut tidak digenangi akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut. Faktor
tanah berpengaruh terhadap ketersediaan air dalam tanah dan daya ikat tanah terhadap
air.
Dalam pengairan tanaman dalam membantu produksi tanaman dilakukan bermacam-
macam yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
11. 1. Irigasi permukaan
Irigasi permukaan merupakan irigasi yang umu dilakukan oleh para petani yang
mengandalkan aliran gravitasi. Jadi irigasi ini dilakukan secara bergantian pada lahan
persawahan. Irigasi permukaan dapat dibagi beberapa jenis sebagai berikut:
1. Irigasi genangan
Irigasi genangan dapat dicirikn dengan adanya petak sawah yang dilengkapi oleh
saluran irigasi yang dibedakan oleh beberapa sistem yaitu aliran terus-menerus dan
aliran terputus-putus.
1. Irigasi alur
Irigasi ini dicirikan sebagai adanya saluran irigasi yang tedapat gundukan diantara
saluraan irigasi yang lainnya. Alur dari sistem irigasi ini dialirkan air kedalam saluran
yang telah dibuat berharap agar air meresap kedalam gundukan dn membasahi daerah
perakaran.
1. Irigasi surjan
Irigasi surjan ini dicirikan terdapat gundukan yang lebar sedangkan alurnya sendiri
juga lebar dan pada gundukannya diusahakan untuk tanaman palawija sedangkan
pada alurnya diusahakan tanaman padi sawah.
1. Irigasi curah
Pada irigasi ini umumnya menggunakan sumber tenaga pompa untuk membentuk
tetesan atau semprotan yang menyerupai tetesan air hujan ke lahan pertanian. Selain
sisitem ini berguna sebagai sistem irigasi juga dapat berfungsi sebagai pencegahan
pembekuan (untuk daerah suhu rendah) dan mengurangi terjadinya erosi serta dapat
dipergunakan untuk pemupukan.
1. Irigasi tetes
Sistem irigasi ini didefinisikan sebagai suatu sistem untuk memasok air dan unsur
hara yang tersaring kedalam tanah melalui suatu pemancar untuk memenuhi
kebutuhan air dan hara bagi tanaman yang dibudidayakan.
1. Hidroponik
12. Hidroponik pada saat ini banyak dikembangkan tetapi masih banyak juga yang belum
dikembangkan karena biaya yang digunakan mahal. Hidroponik merupakan
pengrjaan atau pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman dan tempat
mengambil unsur hara yang dibudidayakan tanpa menggunakan tanah sebagai tepat
tumbuh tegaknya tanaman (Kusuma, dkk, 2010).
Pengairan dalam proses pertumbuhan kacang tanah digunakan sistem irigasi
permukaan dengan tipe alur karena tanaman kacang tanah ini merupakan tanaman
yang memiliki perakaran yang dangkal dan selalu menginginkan tanah yang lembab.
Tanaman kacang tanah membutuhkan air pada saat berumur 3 minggu. Pengairan
dilakukan dengan frekuensi yang berbeda-beda pada saat musim hujan dan musim
kemarau. Pada saat musim kemarau digunakan pengairan dengan frekuensi 6-8 kali
tetapi pada saat musim kemarau juga disesuaikan oleh dengan banyaknya hujan yang
turun. Pengairan terhadap bedengan tanaman kacang tanah dapat dilakukan pada saat
pagi hari sekitar jam 6 sampai jam 8 pagi hari atau dilakukan pada setelah jam 15
sore hari (AAK, 1999).
3.5 Konservasi Tanah dan Air
Penggunaan lahan pertanian saat ini di Indonesia memiliki menemui berbagai kendala
dalam melakukan oeningkatan produksi tanaman terutama kacang tanah. Peningkatan
produksi kacang tanah saat ini tidak seperti apa yang diharapkan oleh para petani
karena beberapa faktor terutama faktor tanah dan air yang digunakan dalam penaman
kacang tanah saat ini. Faktor tanah dan air ini memiliki peran yang penting dalam
proses produksi tanaman karena saat ini tanah yang digunakan lahan pertanian
semakin sedikit karena perluasan lahan untuk pemukiman penduduk yang
menggunakan lahan-lahan yang produktif untuk pertanian sehingga petani diharapkan
mampu dalam mengolah lahan pertanian yang kurang produktif seperti lahan kering
atau lahan marginal lainnya. Pada kacang tanah penanaman dilahan miring
merupakan salah satu resiko yang dihadapi petani untuk meningkatkan produksi
tanaman ini. Penanaman yang dilakukan petani untuk kacang tanah dapat dilakukan
dengan sistem lorong yang sehingga dapat menahan erosi yang diakibatkan oleh air
hujan yang jatuh. Sistem ini digunakan pada lahan miring dengan kemiringan 8%
sampai dengan 11% dengan menggunakan sistem tumpang sari dengan tanaman
pokok lainnya. Tanaman yang ditanam pada lorongg digunakan tanaman tahunan
seperti sengon, lamtoro dan lain-lain yang bertujuan untuk menahan air karena
memiliki perakaran yang kuat sehingga mampu mengikat air dalam jumlah yang
banyak.
13. BAB 4 KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang budidaya tanaman kacang tanah dari aspek persiapan lahan,
pengolahan tanah, pemupukan dan perairan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pada persiapan lahan dilakukan dengan menggunakan alat maupun dengan
menggunakan tenaga mekanik dimana awal penyiapan lahan menghilangkan
gulma dari areal pertanaman juga dapat dilakukan pembenaman gulma
kedalam tanah sebagai pupuk hijau.
2. Pengolahan tanah pada setiap tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis
tanahnya ada yang dilakukan dengan pengolahan tanah dan ada juga tanpa
olah tanah. Pengolahan tanah bertujuan untuk membalik tanah agar endapan-
endapan unsur hara dapat digunakan oleh tanaman. Untuk kacang tanah
pengolahan tanah sering kali menggunakan tenaga mekanik seperti traktor
tetapi hal tersebut dapat menurunkan hasil produksi.
3. Pemupukan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman. Pada tanaman kacang tanah pemberian pupuk
dilakukan dengan cara penyebaran pupuk di permukaan tanah atau bedengan.
4. Pengairan dilakukan untuk mensuplai kebutuhan air bagi tanaman. Air
memiliki manfaat yang bagus baik untuk tanaman maupun tanah. Pada
tanaman kacang tanah pengairan dilakukan dengan irigasi permukaan dengan
tipe galengan.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1999. Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
14. Batavia reload. 2012. http://bataviareload.wordpress.com/daftar/pertanian/cara-
budidaya-kacang-tanah-yang-baik-dan-benar/. Diakses pada tanggal 01 Februari
2013.
Iqbal, dkk. 2010. Pengaruh Lintasan Traktor dan Pemberian Bahan Organik Terhadap
Pemadatan Tanah dan Keragaan Tanaman Kacang Tanah. Prosiding Seminar
Nasianal Teknik Pertanian: 1-10
Hidayat, dkk. 2004. Analisis Pengembangan Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di
Jawa Barat dari Data Landsat Dengan Sistem Informasi Geografis. Jurnal
Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Ciltra Digital 1(1): 46-50.
Kusuma, dkk. 2010. Pengaruh Pupuk Hyponex, Vitabloom dan Grandasil D Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Varietas Mutiara
Dengan Teknik Hidroponik Irigasi Tetes. Bioprospek 7(2): 1-9.
Muzakki. 2010. http://dhomoenhacqbaghanbatoe.blogspot.com/. Diakses pada
tanggal 01 Februari 2013.
Nurwardani. 2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih Jilid 1 Untuk
SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Pitojo. 2010. Benih Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Prabowo. 2011. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kacang-
tanah.html. Diakses pada tanggal 02 Februari 2013.
15. Santoso, dkk. 2007. Pengaruh pH dan Konsentrasi CaCl2 Terhadap Kemampuan
Tanah Mineral Masam Dalam Menjerap Fosfat (The Effect Of Ph and Cacl2
Concentrations On The Ability Of Acid Mineral Soil To Absorb Phosphate). Sains
dan Terapan Kimia 1(2): 69 – 75.