SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
Laporan Praktikum II Sistem Pertanian Peternakan Terpadu
PENANAMAN RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) DAN SAWI
(Brassica juncea L.)
Oleh
NAMA : LA ODE SYAWAL SULAEMAN
STAMBUK : L1A1 15 110
KELAS : A
KELOMPOK : 3 (TIGA)
ASISTEN : NINA AYU LESTARI, S.Pt
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat akan protein hewani terus semakin meningkat.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan masarakat akan protein tersebut, harus
diimbangi dengan peningkatan produk-produk yang dihasilkan oleh ternak.
Peningkatan produksi ternak perlu ditunjang oleh pembibitan, tatalaksana,
pemeliharaan dan makanan yang baik. Dalam dunia peternakan, pakan ternak
merupakan faktor yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu usaha
peternakan. Hal ini di karenakan 60-80 % biaya produksi dalam usaha peternakan
tertanam pada sektor makanan. Tersedianya makanan ternak yang bermutu tinggi
dalam jumlah yang memadai adalah salah satu faktor yang penting dalam usaha
peningkatan produksi ternak.
Dalam dunia peternakan, pakan ternak merupakan faktor yang sangat
menentukan berhasil tidaknya suatu usaha peternakan. Hal ini di karenakan 60-80
% biaya produksi didalam usaha peternakan tertanam pada sektor makanan. Setiap
usaha peternakan tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan tanpa menyediakan
pakan secara kontinyu, cukup dan bermutu. Bagi peternak ruminansia hal ini
berarti penyediaan hijauan yang memadai, karena pakan ternak ruminansia lebih
banyak berupa hijauan dari pada konsentrat. Hijauan merupakan sumber pakan
utama bagi ternak ruminansia, baik untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi
dan reproduksinya.
Hijauan memiliki peranan yang sangat penting, karena hijauan mengandung
za-zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia, sehingga untuk
mencapai produktivitas yang optimal harus ditunjang dengan peningkatan
penyediaan hijauan pakan yang cukup baik kuantitas, kualitas maupun
kontinuitasnya. Akan tetapi ketersediaan pakan hijauan masih sangat terbatas, hal
ini disebabkan oleh sedikitnya lahan yang tersedia untuk pengembangan produksi
hijauan, karena sebagian besar lahan yang tersedia untuk pengembangan produksi
hijauan merupakan lahan-lahan marginal, seperti lahan kering pada jenis tanah
ultisol dengan tingkat kesuburan yang rendah sehingga diperlukan inovasi
teknologi untuk memperbaiki produktivitasnya.
Ketersediaan hijauan yang semakin terbatas dapat diatasi dengan
optimalisasi pemanfaatan hijauan seperti rumput budidaya yang mampu
beradaptasi pada kondisi lahan dengan tingkat kesuburan yang rendah dan
tanggap terhadap perlakuan pemupukan. Selain itu hijauan juga dapat
dikombinasikan dengan tanaman sawi yanga dapat ditanaman disampingnya
untuk dapat meningkatkan penghasilan para peternak.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi hijauan
yaitu dengan cara mengolah lahan, mengetahui tata cara penanaman dan memberi
sentuhan pupuk organik pada lahan yang akan ditanamai hijauan dan benih sawi.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan praktikum penanaman rumput
gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.).
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui
penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.).
Manfaat yang ingin diperoleh dalam praktikum ini adalah dapat
mengetahui penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi
(Brassica juncea L.).
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput Gajah berasal dari Afrika tropika, kemudian menyebar dan
diperkenalkan ke daerah daerah tropika di dunia, dan tumbuh alami di seluruh
Asia Tenggara yang bercurah hujan melebihi 1.000 mm dan tidak ada musim
panas yang panjang. Dikembangkan terus menerus dengan berbagai silangan
sehingga menghasilkan banyak kultivar, terutama di Amerika, Philippina dan
India. Di Indonesia sendiri Rumput Gajah merupakan tanaman hijauan utama
pakan ternak. Penanaman dan introduksinya dianjurkan oleh banyak pihak
(Anonimus, 2005).
Menurut Hading (2014), rumput gajah secara umum merupakan tanaman
tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang
pendek. Tinggi batang tanaman ini dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai
6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri
sampai 20 ruas / buku. Rumput gajah tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar
rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek, helai daun
bergaris dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing. Rumput gajah dapat dipanen
pada umur 40 hari atau sebelum rumput berbunga. Umumnya pada umur lebih
dari 50 hari, rumput ini akan mulai berbunga dan mengeras batangnya. Hal ini
harus dihindari karena dapat menurunkan nilai gizi dari rumput yang akan
dikonsumsi ternak.
2.2. Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
Sawi merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan
masyarakat kelas atas. Kelebihan lainnya sawi mampu tumbuh baik di dataran
rendah maupun dataran tinggi. Sawi mempunyai nilai ekonomi tinggi setelah
kubis krop, kubis bunga, dan brokoli. Sawi diduga berasal dari Tiongkok (Cina),
tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun lalu, kemudian menyebar luas
ke Filipina dan Taiwan. Sawi bila ditinjau dari aspek ekonomis dan bisnisnya
layak untuk dikembangkan atau diusahakan untuk memenuhi permintaan
konsumen serta adanya peluang pasar. Kelayakan pengembangan budidaya
sawi antara lain ditunjukkan oleh adanya keunggulan komparatif kondisi
wilayah tropis Indonesia yang sangat cocok untuk komoditas tersebut, disamping
itu, umur panen sawi relatif pendek yakni 40-50 hari setelah tanam dan hasilnya
memberikan keuntungan yang memadai (Marselina dan Simon, 2016).
Bagian tanaman sawi yang bernilai ekonomis adalah daun maka upaya
peningkatan produksi diusahakan pada peningkatan produk vegetatif, sehingga
untuk mendukung upaya tersebut dilakukan pemupukan. Tanaman sawi
memerlukan unsur hara yang cukup dan tersedia bagi pertumbuhan dan
perkembangannya untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Salah satu unsur
hara yang sangat berperan pada pertumbuhan daun adalah Nitrogen. Nitrogen ini
berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif, sehingga daun tanaman
menjadi lebih lebar, berwarna lebih hijau dan lebih berkualitas (Wahyudi, 2010).
2.3. Tata Cara Penanaman
Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 90 x 90 cm dan jarak tanaman
ke tepi lebar dan panjang petak masing-masing 35 cm dan 30 cm. Stek ditanam
dengan posisi miring sekitar 45o ke arah timur, dengan kedalaman kurang lebih
15 cm dari permukaan tanah atau 2 buku dibenamkan dalam tanah dan 1 buku di
atas permukaan tanah (Seseray, dkk, 2013).
Penanaman dilakukan langsung dengan memasukkan benih kedalam
lubang tanam yang disediakan dengan jarak tanam 25 x 25 cm kemudian lubang
ditutup dengan tanah. pemeliharaan dilakukan yaitu:Penyiraman dilakukan secara
rutin pada pagi dan sore hari, pada awal pertumbuhan,penyulaman dilakukan
dengan mengganti tanaman yang rusak/mati dengan bibit yang sehat yang
merupakan bibit cadangan (Sarif, dkk, 2015).
2.4. Pupuk Kompos atau Pupuk Kandang
Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, alang-
alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta
kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme
pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah.
Kompos mengandung hara-hara mineral yang esensial bagi tanaman. Di
lingkungan alam terbuka, proses pengomposan bisa terjadi dengan sendirinya.
Lewat proses alami, rumput, daun-daunan dan kotoran hewan serta sampah
lainnya lama kelamaan membusuk karena adanya kerja sama antara
mikroorganisme dengan cuaca. Proses tersebut bisa dipercepat oleh perlakuan
manusia, yaitu dengan menambahkan mikroorganisme pengurai sehingga dalam
waktu singkat akan diperoleh kompos yang berkualitas baik (Setyorini, 2006).
Pupuk kandang merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air dan
lendir. Pupuk kandang selain dapat menambah ketersediaan unsusr hara bagi
tanaman, juga mengembangkan kehidupan mikroorganisme didalam tanah.
Mikroorganisme berperan mengubah seresah dan sisa-sisa tanaman menjadi
humus, senyawa-senyawa tertentu disintesa menjadi bahan-bahan berguna bagi
tanaman (Sutedjo dan Muliani, 2008).
Menurut Lingga dan Marsono (2006) pemberian bahan organik kedalam
tanah dapat memperbaiki sifat fisika dan biologi tanah. Kandungan hara pupuk
kandang sapi adalah 0,55% N, 0,30% P dan 0,40% K. Berdasarkan dari komposisi
haranya pupuk kandang sapi mempunyai kandungan hara yang rendah, namun
kandungan unsur haranya lengkap dan C/N ratio yang tinggi menyebabkan terurai
lebih lama karena aktifitas biologi mikroorganisme berkurang.
2.5. Pengolahan Lahan
Sebelum pengolahan tanah terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan
(land clearing), setelah bersih selanjutnya dilakukan pembajakan dengan traktor
untuk memecahkan lapisan tanah menjadi bongkahan-bongkahan dan membalik
lapisan tanah kemudian dibiarkan beberapa hari. Selanjutnya tanah digemburkan
menjadi struktur yang remah sekaligus membersihkan sisa-sisa perakaran gulma
(Seseray, dkk, 2013).
Lahan dibersikan dari gulma, kemudian tanahnya dicangkul 587 sedalam
30 cm dan digemburkan. Setelah itu, bedengan dibuat dengan ketinggian sekitar
30 cm sebanyak 21 petak dengan ukuran tiap petak 1,5 x 1,5 meter dan jarak antar
petak30 cm (Sarif, dkk, 2015).
III. MATERI DAN METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi
(Brassica juncea L.) dilaksanakan pada hari Sabtu, 05 Mei 2015 pukul 07.30
WITA - selesai dan bertempat di Laboratorium Unit Agrostologi, Universitas
Halu Oleo, Kendari.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum penanaman rumput gajah (Pennisetum
purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Kegunaan
No. Alat Kegunaan
1.
2.
3.
4.
5.
Kamera
Alat tulis
Parang
Sekopang
Cangkul
Untuk mendokumentasikan praktikum
Untuk menulis hasil pengamatan
Untuk memotong rumput
Untuk mengolah lahan
Untuk membuat bedengan tanaman
Bahan yang digunakan pada praktikum penanaman rumput gajah
(Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.) dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel 2. Bahan dan Kegunaan
No Bahan Kegunaan
1. Pupuk Kompos Sebagai pupuk tanaman sawi
2. Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum)
Sebagai objek pengamatan
3. Sawi (Brassica juncea L.) Sebagai objek pengamatan
3.3 Prosedur Kerja Praktikum
Prosedur kerja pada praktikum penanaman rumput gajah (Pennisetum
purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.) yaitu sebagai berikut.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Membuat bedengan pada lahan seluas 2 x 10 meter.
3. Memberi batas petakan dengan kelompok lain.
4. Menggemburkan tanah pada setiap petakan.
5. Menaburkan pupuk kompos.
6. Menanam rumput gajah dan benih sawi .
7. Membersihkan gulma yang tumbuh pada petakkan dan disekitar tanaman.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan
Praktikum penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi
(Brassica juncea L.), pertama yang dilakukan adalah persiapan lahan. Kemudian
membersihkan lahan serta membajak/mencangkulnya untuk membuat tanah
menjadi gembur. Pembersihan juga dilakukan dengan membuang bekas tanaman,
semak belukar, dan alang-alang yang ada di area lahan. Membuat bedengan pada
lahan yg sudah dibersihkan.
Tanah yang telah dilakukan pengolahan kemudian diberi pupuk dengan
tujuan agar unsur hara yang terdapat dalam tanah dapat meningkatkan unsur hara
tanah. Ini sesuai dengan pendapat (Kusuma, M. E, 2014) yang menyatakan
bahwa pemupukan dilakukan untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman dalam setiap periode tumbuhnya. Peningkatan produktivitas pada
tanaman rumput dapat diusahakan dengan pengelolaan tanah yang baik,
pemupukan dan pemeliharaan tanaman. Dengan pemupukan kesuburan lahan
garapan dapat dipertahankan atau bahkan dapat ditingkatkan sehingga dapat
meningkatkan produktivitas tanaman rumput yang dibudidayakan.
Proses penanaman yang di lakukan yaitu dengan menggunakan bagian dari
batang tanaman rumput (stek) yang kemudian batang pohon tersebut dipotong
dengen ukuran panjang 25 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat (Ibnul Thalib,
2016) yang menyatakan bahwa rumput gajah dibudidayakan dengan potongan
batang (stek) atau sobekan rumpun (pols) sebagai bibit. Bahan stek berasal dari
batang yang sehat dan tua, dengan panjang stek 20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling
sedikit 2 buku atau mata). Penanaman rumput gajah dilakukan dengan
memperhatikan jarak tanam, jarak tanam yang digunakan dalam penanaman
rumput ini adalah 40 cm × 40 cm dengan jumlah stek sebanyak 120 stek, menurut
pendapat (Dianproses tanaman yang menyatakan bahwa rumput gajah dapat di
tanam dengan jarak 40 cm × 40 cm dan 40 cm × 60 cm. Jarak tanam dapat
mempengaruhi tinggi tanaman karena intensitas cahaya matahari yang masuk
pada tanaman tersebut terhambat sehingga dapat menghambat proses fotosintesis
tanaman.
Hal ini diperkuat oleh (Kusdiana, dkk, 2017) yang menyatakan bahwa
Pengaturan jarak tanam untuk mendapatkan produksi yang optimun perlu
memperhatikan kerapatan tanaman dengan pengaturan jarak tanam sehingga
pemanfaatan sumber daya lingkungan dapat dilakukan secara maksimal. Pada
sistem bercocok tanam, apabila kerapatan tanaman melebihi batas optimum, maka
akan terjadi hambatan pertumbuhan tanaman akibat persaingan dengan tanaman
lain. Semakin dekat jarak tanaman antara satu tanaman dengan tanaman lain,
maka persaingan antar tanaman semakin besar dalam menerima sinar matahari, air
dan unsur hara.
Teknik penanaman sawi yang dilakukan adalah dengan melakukan pemaculan
lahan atau pembedengan lahan dengan tujuan agar dapat meningkatkan unsur hara
yang terdapat dalam tanah, setelah pembedengan selesai dilakukan pemupukan
dengan mengunakan pupuk kompos. Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan
unsur hara tanah, hal ini sesuai dengan pendapat (Dewantoro, dkk, 2013) yang
menyatakan bahwa pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah,
menaikan bahan serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam
tanah, dan sebagi zat makanan bagi tanaman dan merangsang pertumbuhan
batang, daun, dan berperan pentingdalam pembentukan hijau daun.
Pemupukanbertujuan mengganti unsur hara yanghilang dan menambah
persediaanunsur hara yang dibutuhkan tanamanuntuk meningkatkan produksi
danmutu tanaman. Ketersediaan unsurhara yang lengkap dan berimbangyang
dapat diserap oleh tanaman merupakan faktor yang menentukanpertumbuhan dan
produksi tanaman.
Penanaman sawi dilakukan dengan menggunakan benih yang telah
disiapkan, dalam satu lubang benih ditanam sebanyak 5 biji benih dengan jarak
tanam 20 cm × 20 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat (Faud, 2010) yang
menyatakan bahwa tanaman sawi dapat dibudidayakan dengan menggunakan
benih yang telah dipilih terlebih dahulu, jarak tanam yang baik untuk
pertumbuhan tanaman sawi adalah sekitar 20 cm × 20 cm.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada praktikum penanaman rumput
gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.) maka dapat
disimpulkan bahwa: penanaman rumput gajah yang dilakukan yaitu dengan
menggunakan bagian dari batang tanaman rumput (stek) yang kemudian batang
pohon tersebut dipotong dengan ukuran panjang 25 cm. Dan Penanaman sawi
dilakukan dengan menggunakan benih yang telah disiapkan, dalam satu lubang
benih ditanam sebanyak 5 biji benih dengan jarak tanam 20 cm × 20 cm.
5.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam praktikum penanaman rumput gajah
(Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.) yaitu sebaiknya dalam
melaksanakan praktikum, praktikan tidak boleh ribut agar penjelasan yang
disampaikan oleh asisten dapat dipahami dan dimengerti. Sehingga hasil
praktikum yang diperoleh akurat dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, (2005). Rumput Gajah Kate. http://www. hear. org/pier/spescies/
pennicetum-purpureum.html. Diakses Tanggal 2 Juni 2018.
Dewantoro, F. G, dkk. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik
Terhadap Produksi Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan. Fakultas
Peternakan. Jurnal Zootek. Vol.32(5):1-8. Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Fuad, A. 2010. Budidaya Tanaman Sawi (Brassica Juncea L). Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Hading, R.A. 2014. Kandungan Protein Kasar, Lemak Kasar, Serat Kasar dan
BETN Silase Pakan Lengkap Berbahan Dasar Rumput Gajah dan
Biomassa Murbei. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Kusdiana, D., Hadist, I. dan Herawati, E. 2017. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap
Tinggi Tanaman dan Berat Segar Per Rumpun Rumput Gajah Odot
(Pennisetum purpureum cv.mott). Fakultas Pertanian. Universitas Garut.
Kusuma, M. E. 2014. Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap
Pemberian Pupuk Majemuk. Fakultas Peternakan Universitas Kristen
Palangka Raya. Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol 3. No. 1
Lingga, P dan Marsono. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Jakarta. 150 hal.
Marselina. L, dan Simon J.K,. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi
Usaha Tani Sayur Sawi di Kelurahan Bensone Kecamatan
Kotakefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Timor, Kefamenanu, TTU – NTT, 85613, Indonesia.
Jurnal Agribisnis Lahan Kering. Vol 2. Hal 27-29. ISSN 2502-1710.
Sarif, P. Abd. Hadid, dan I. Wahyudi, 2015. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Sawi (Brassica Juncea L.) Akibat Pemberian Berbagai Dosis Pupuk
Urea. J. Agrotekbis 3 (5) : 585-591.
Seseray, D.Y., B. Santoso dan M.N. Lekitoo, 2013. Produksi Rumput Gajah
(Pennisetum purpureum) yang Diberi Pupuk N, P dan K dengan Dosis 0,
50 dan 100% pada Devoliasi Hari ke-45. Sains Peternakan Vol. 11 (1):
49-55.
Setyorini, D., Saraswati, R., Anwar, Ea Kosman., 2006. Kompos, dalam Pupuk
Organik dan Hayati. BBSDLP-Badan Litbang Pertanian, 2006, hal 11-
40.
Sutedjo dan Mulyani. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT Rineka
Cipta.Jakarta.
Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Agromedia Pustaka. Jakarta.
LAMPIRAN

More Related Content

What's hot

Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniJoel mabes
 
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaPengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaRozi Aziz
 
Laporan praktikum pembuatan medium pda
Laporan praktikum pembuatan medium pdaLaporan praktikum pembuatan medium pda
Laporan praktikum pembuatan medium pdaJanex Shikamaru
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)
Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)
Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)rakhmawatirakhmawati1
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSnovhitasari
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
5 panca usaha tani
5 panca usaha tani5 panca usaha tani
5 panca usaha taniWarnet Raha
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahTidar University
 
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Hari Prasetyo
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganJoel mabes
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaWarnet Raha
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiTidar University
 
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIANUNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIANtani57
 

What's hot (20)

Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi Usahatani
 
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaPengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
 
Laporan praktikum pembuatan medium pda
Laporan praktikum pembuatan medium pdaLaporan praktikum pembuatan medium pda
Laporan praktikum pembuatan medium pda
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)
Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)
Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)
 
8.modal sebagai faktor produksi usahatani
8.modal sebagai faktor produksi usahatani8.modal sebagai faktor produksi usahatani
8.modal sebagai faktor produksi usahatani
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Liesa
LiesaLiesa
Liesa
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
5 panca usaha tani
5 panca usaha tani5 panca usaha tani
5 panca usaha tani
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
 
mutu protein
mutu proteinmutu protein
mutu protein
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIANUNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
 

Similar to Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu

Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiFebrina Tentaka
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)inezya thalita
 
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdfMuhammadSarif8
 
85162 tugas buku iot vi fix
85162 tugas buku iot vi fix85162 tugas buku iot vi fix
85162 tugas buku iot vi fixharissutrisno
 
PPT Sempro Syaifuddin.pptx
PPT Sempro Syaifuddin.pptxPPT Sempro Syaifuddin.pptx
PPT Sempro Syaifuddin.pptxsitimaslaha1
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
 
Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)
Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)
Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)Kartika Dhewii
 
I ketut kamara - pengaruh dosis-pupuk kascing dan bio urin sapi terhadap pert...
I ketut kamara - pengaruh dosis-pupuk kascing dan bio urin sapi terhadap pert...I ketut kamara - pengaruh dosis-pupuk kascing dan bio urin sapi terhadap pert...
I ketut kamara - pengaruh dosis-pupuk kascing dan bio urin sapi terhadap pert...Ignazio Hadi Saragih
 
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDFParman17
 
Budidaya padi organik.ppt
Budidaya padi organik.pptBudidaya padi organik.ppt
Budidaya padi organik.pptelvira134076
 
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2f' yagami
 

Similar to Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu (20)

Penelitian tanaman
Penelitian tanamanPenelitian tanaman
Penelitian tanaman
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan ii
 
Skripsi akhir
Skripsi akhirSkripsi akhir
Skripsi akhir
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
 
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Proposal mentimun
Proposal mentimunProposal mentimun
Proposal mentimun
 
85162 tugas buku iot vi fix
85162 tugas buku iot vi fix85162 tugas buku iot vi fix
85162 tugas buku iot vi fix
 
Penyemaian benih
Penyemaian benihPenyemaian benih
Penyemaian benih
 
PPT Sempro Syaifuddin.pptx
PPT Sempro Syaifuddin.pptxPPT Sempro Syaifuddin.pptx
PPT Sempro Syaifuddin.pptx
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Kacang hijau
Kacang hijauKacang hijau
Kacang hijau
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)
Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)
Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)
 
I ketut kamara - pengaruh dosis-pupuk kascing dan bio urin sapi terhadap pert...
I ketut kamara - pengaruh dosis-pupuk kascing dan bio urin sapi terhadap pert...I ketut kamara - pengaruh dosis-pupuk kascing dan bio urin sapi terhadap pert...
I ketut kamara - pengaruh dosis-pupuk kascing dan bio urin sapi terhadap pert...
 
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
 
Budidaya padi organik.ppt
Budidaya padi organik.pptBudidaya padi organik.ppt
Budidaya padi organik.ppt
 
Kunyit
KunyitKunyit
Kunyit
 
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
 

More from Laode Syawal Fapet

More from Laode Syawal Fapet (7)

Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampungLaporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
 
Laporan pembibitan
Laporan pembibitanLaporan pembibitan
Laporan pembibitan
 
Laporan in vitro maturasi
Laporan in vitro maturasiLaporan in vitro maturasi
Laporan in vitro maturasi
 
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
TOWEA PULAU TERLUPAKAN
TOWEA PULAU TERLUPAKANTOWEA PULAU TERLUPAKAN
TOWEA PULAU TERLUPAKAN
 

Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu

  • 1. Laporan Praktikum II Sistem Pertanian Peternakan Terpadu PENANAMAN RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) DAN SAWI (Brassica juncea L.) Oleh NAMA : LA ODE SYAWAL SULAEMAN STAMBUK : L1A1 15 110 KELAS : A KELOMPOK : 3 (TIGA) ASISTEN : NINA AYU LESTARI, S.Pt JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018
  • 2. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan protein hewani terus semakin meningkat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan masarakat akan protein tersebut, harus diimbangi dengan peningkatan produk-produk yang dihasilkan oleh ternak. Peningkatan produksi ternak perlu ditunjang oleh pembibitan, tatalaksana, pemeliharaan dan makanan yang baik. Dalam dunia peternakan, pakan ternak merupakan faktor yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu usaha peternakan. Hal ini di karenakan 60-80 % biaya produksi dalam usaha peternakan tertanam pada sektor makanan. Tersedianya makanan ternak yang bermutu tinggi dalam jumlah yang memadai adalah salah satu faktor yang penting dalam usaha peningkatan produksi ternak. Dalam dunia peternakan, pakan ternak merupakan faktor yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu usaha peternakan. Hal ini di karenakan 60-80 % biaya produksi didalam usaha peternakan tertanam pada sektor makanan. Setiap usaha peternakan tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan tanpa menyediakan pakan secara kontinyu, cukup dan bermutu. Bagi peternak ruminansia hal ini berarti penyediaan hijauan yang memadai, karena pakan ternak ruminansia lebih banyak berupa hijauan dari pada konsentrat. Hijauan merupakan sumber pakan
  • 3. utama bagi ternak ruminansia, baik untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi dan reproduksinya. Hijauan memiliki peranan yang sangat penting, karena hijauan mengandung za-zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia, sehingga untuk mencapai produktivitas yang optimal harus ditunjang dengan peningkatan penyediaan hijauan pakan yang cukup baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitasnya. Akan tetapi ketersediaan pakan hijauan masih sangat terbatas, hal ini disebabkan oleh sedikitnya lahan yang tersedia untuk pengembangan produksi hijauan, karena sebagian besar lahan yang tersedia untuk pengembangan produksi hijauan merupakan lahan-lahan marginal, seperti lahan kering pada jenis tanah ultisol dengan tingkat kesuburan yang rendah sehingga diperlukan inovasi teknologi untuk memperbaiki produktivitasnya. Ketersediaan hijauan yang semakin terbatas dapat diatasi dengan optimalisasi pemanfaatan hijauan seperti rumput budidaya yang mampu beradaptasi pada kondisi lahan dengan tingkat kesuburan yang rendah dan tanggap terhadap perlakuan pemupukan. Selain itu hijauan juga dapat dikombinasikan dengan tanaman sawi yanga dapat ditanaman disampingnya untuk dapat meningkatkan penghasilan para peternak.
  • 4. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi hijauan yaitu dengan cara mengolah lahan, mengetahui tata cara penanaman dan memberi sentuhan pupuk organik pada lahan yang akan ditanamai hijauan dan benih sawi. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan praktikum penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.). 1.2. Tujuan dan Manfaat Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.). Manfaat yang ingin diperoleh dalam praktikum ini adalah dapat mengetahui penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.).
  • 5. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Rumput Gajah berasal dari Afrika tropika, kemudian menyebar dan diperkenalkan ke daerah daerah tropika di dunia, dan tumbuh alami di seluruh Asia Tenggara yang bercurah hujan melebihi 1.000 mm dan tidak ada musim panas yang panjang. Dikembangkan terus menerus dengan berbagai silangan sehingga menghasilkan banyak kultivar, terutama di Amerika, Philippina dan India. Di Indonesia sendiri Rumput Gajah merupakan tanaman hijauan utama pakan ternak. Penanaman dan introduksinya dianjurkan oleh banyak pihak (Anonimus, 2005). Menurut Hading (2014), rumput gajah secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang tanaman ini dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Rumput gajah tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek, helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing. Rumput gajah dapat dipanen pada umur 40 hari atau sebelum rumput berbunga. Umumnya pada umur lebih dari 50 hari, rumput ini akan mulai berbunga dan mengeras batangnya. Hal ini harus dihindari karena dapat menurunkan nilai gizi dari rumput yang akan dikonsumsi ternak.
  • 6. 2.2. Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Sawi merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan masyarakat kelas atas. Kelebihan lainnya sawi mampu tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Sawi mempunyai nilai ekonomi tinggi setelah kubis krop, kubis bunga, dan brokoli. Sawi diduga berasal dari Tiongkok (Cina), tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun lalu, kemudian menyebar luas ke Filipina dan Taiwan. Sawi bila ditinjau dari aspek ekonomis dan bisnisnya layak untuk dikembangkan atau diusahakan untuk memenuhi permintaan konsumen serta adanya peluang pasar. Kelayakan pengembangan budidaya sawi antara lain ditunjukkan oleh adanya keunggulan komparatif kondisi wilayah tropis Indonesia yang sangat cocok untuk komoditas tersebut, disamping itu, umur panen sawi relatif pendek yakni 40-50 hari setelah tanam dan hasilnya memberikan keuntungan yang memadai (Marselina dan Simon, 2016). Bagian tanaman sawi yang bernilai ekonomis adalah daun maka upaya peningkatan produksi diusahakan pada peningkatan produk vegetatif, sehingga untuk mendukung upaya tersebut dilakukan pemupukan. Tanaman sawi memerlukan unsur hara yang cukup dan tersedia bagi pertumbuhan dan perkembangannya untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Salah satu unsur hara yang sangat berperan pada pertumbuhan daun adalah Nitrogen. Nitrogen ini berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif, sehingga daun tanaman menjadi lebih lebar, berwarna lebih hijau dan lebih berkualitas (Wahyudi, 2010).
  • 7. 2.3. Tata Cara Penanaman Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 90 x 90 cm dan jarak tanaman ke tepi lebar dan panjang petak masing-masing 35 cm dan 30 cm. Stek ditanam dengan posisi miring sekitar 45o ke arah timur, dengan kedalaman kurang lebih 15 cm dari permukaan tanah atau 2 buku dibenamkan dalam tanah dan 1 buku di atas permukaan tanah (Seseray, dkk, 2013). Penanaman dilakukan langsung dengan memasukkan benih kedalam lubang tanam yang disediakan dengan jarak tanam 25 x 25 cm kemudian lubang ditutup dengan tanah. pemeliharaan dilakukan yaitu:Penyiraman dilakukan secara rutin pada pagi dan sore hari, pada awal pertumbuhan,penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman yang rusak/mati dengan bibit yang sehat yang merupakan bibit cadangan (Sarif, dkk, 2015). 2.4. Pupuk Kompos atau Pupuk Kandang Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, alang- alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Kompos mengandung hara-hara mineral yang esensial bagi tanaman. Di lingkungan alam terbuka, proses pengomposan bisa terjadi dengan sendirinya. Lewat proses alami, rumput, daun-daunan dan kotoran hewan serta sampah
  • 8. lainnya lama kelamaan membusuk karena adanya kerja sama antara mikroorganisme dengan cuaca. Proses tersebut bisa dipercepat oleh perlakuan manusia, yaitu dengan menambahkan mikroorganisme pengurai sehingga dalam waktu singkat akan diperoleh kompos yang berkualitas baik (Setyorini, 2006). Pupuk kandang merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air dan lendir. Pupuk kandang selain dapat menambah ketersediaan unsusr hara bagi tanaman, juga mengembangkan kehidupan mikroorganisme didalam tanah. Mikroorganisme berperan mengubah seresah dan sisa-sisa tanaman menjadi humus, senyawa-senyawa tertentu disintesa menjadi bahan-bahan berguna bagi tanaman (Sutedjo dan Muliani, 2008). Menurut Lingga dan Marsono (2006) pemberian bahan organik kedalam tanah dapat memperbaiki sifat fisika dan biologi tanah. Kandungan hara pupuk kandang sapi adalah 0,55% N, 0,30% P dan 0,40% K. Berdasarkan dari komposisi haranya pupuk kandang sapi mempunyai kandungan hara yang rendah, namun kandungan unsur haranya lengkap dan C/N ratio yang tinggi menyebabkan terurai lebih lama karena aktifitas biologi mikroorganisme berkurang. 2.5. Pengolahan Lahan Sebelum pengolahan tanah terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan (land clearing), setelah bersih selanjutnya dilakukan pembajakan dengan traktor untuk memecahkan lapisan tanah menjadi bongkahan-bongkahan dan membalik lapisan tanah kemudian dibiarkan beberapa hari. Selanjutnya tanah digemburkan
  • 9. menjadi struktur yang remah sekaligus membersihkan sisa-sisa perakaran gulma (Seseray, dkk, 2013). Lahan dibersikan dari gulma, kemudian tanahnya dicangkul 587 sedalam 30 cm dan digemburkan. Setelah itu, bedengan dibuat dengan ketinggian sekitar 30 cm sebanyak 21 petak dengan ukuran tiap petak 1,5 x 1,5 meter dan jarak antar petak30 cm (Sarif, dkk, 2015).
  • 10. III. MATERI DAN METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Praktikum penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.) dilaksanakan pada hari Sabtu, 05 Mei 2015 pukul 07.30 WITA - selesai dan bertempat di Laboratorium Unit Agrostologi, Universitas Halu Oleo, Kendari. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Alat dan Kegunaan No. Alat Kegunaan 1. 2. 3. 4. 5. Kamera Alat tulis Parang Sekopang Cangkul Untuk mendokumentasikan praktikum Untuk menulis hasil pengamatan Untuk memotong rumput Untuk mengolah lahan Untuk membuat bedengan tanaman Bahan yang digunakan pada praktikum penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Bahan dan Kegunaan No Bahan Kegunaan 1. Pupuk Kompos Sebagai pupuk tanaman sawi 2. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Sebagai objek pengamatan 3. Sawi (Brassica juncea L.) Sebagai objek pengamatan
  • 11. 3.3 Prosedur Kerja Praktikum Prosedur kerja pada praktikum penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.) yaitu sebagai berikut. 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum. 2. Membuat bedengan pada lahan seluas 2 x 10 meter. 3. Memberi batas petakan dengan kelompok lain. 4. Menggemburkan tanah pada setiap petakan. 5. Menaburkan pupuk kompos. 6. Menanam rumput gajah dan benih sawi . 7. Membersihkan gulma yang tumbuh pada petakkan dan disekitar tanaman.
  • 12. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pembahasan Praktikum penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.), pertama yang dilakukan adalah persiapan lahan. Kemudian membersihkan lahan serta membajak/mencangkulnya untuk membuat tanah menjadi gembur. Pembersihan juga dilakukan dengan membuang bekas tanaman, semak belukar, dan alang-alang yang ada di area lahan. Membuat bedengan pada lahan yg sudah dibersihkan. Tanah yang telah dilakukan pengolahan kemudian diberi pupuk dengan tujuan agar unsur hara yang terdapat dalam tanah dapat meningkatkan unsur hara tanah. Ini sesuai dengan pendapat (Kusuma, M. E, 2014) yang menyatakan bahwa pemupukan dilakukan untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam setiap periode tumbuhnya. Peningkatan produktivitas pada tanaman rumput dapat diusahakan dengan pengelolaan tanah yang baik, pemupukan dan pemeliharaan tanaman. Dengan pemupukan kesuburan lahan garapan dapat dipertahankan atau bahkan dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman rumput yang dibudidayakan. Proses penanaman yang di lakukan yaitu dengan menggunakan bagian dari batang tanaman rumput (stek) yang kemudian batang pohon tersebut dipotong dengen ukuran panjang 25 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat (Ibnul Thalib, 2016) yang menyatakan bahwa rumput gajah dibudidayakan dengan potongan batang (stek) atau sobekan rumpun (pols) sebagai bibit. Bahan stek berasal dari
  • 13. batang yang sehat dan tua, dengan panjang stek 20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling sedikit 2 buku atau mata). Penanaman rumput gajah dilakukan dengan memperhatikan jarak tanam, jarak tanam yang digunakan dalam penanaman rumput ini adalah 40 cm × 40 cm dengan jumlah stek sebanyak 120 stek, menurut pendapat (Dianproses tanaman yang menyatakan bahwa rumput gajah dapat di tanam dengan jarak 40 cm × 40 cm dan 40 cm × 60 cm. Jarak tanam dapat mempengaruhi tinggi tanaman karena intensitas cahaya matahari yang masuk pada tanaman tersebut terhambat sehingga dapat menghambat proses fotosintesis tanaman. Hal ini diperkuat oleh (Kusdiana, dkk, 2017) yang menyatakan bahwa Pengaturan jarak tanam untuk mendapatkan produksi yang optimun perlu memperhatikan kerapatan tanaman dengan pengaturan jarak tanam sehingga pemanfaatan sumber daya lingkungan dapat dilakukan secara maksimal. Pada sistem bercocok tanam, apabila kerapatan tanaman melebihi batas optimum, maka akan terjadi hambatan pertumbuhan tanaman akibat persaingan dengan tanaman lain. Semakin dekat jarak tanaman antara satu tanaman dengan tanaman lain, maka persaingan antar tanaman semakin besar dalam menerima sinar matahari, air dan unsur hara. Teknik penanaman sawi yang dilakukan adalah dengan melakukan pemaculan lahan atau pembedengan lahan dengan tujuan agar dapat meningkatkan unsur hara yang terdapat dalam tanah, setelah pembedengan selesai dilakukan pemupukan dengan mengunakan pupuk kompos. Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan unsur hara tanah, hal ini sesuai dengan pendapat (Dewantoro, dkk, 2013) yang
  • 14. menyatakan bahwa pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah, menaikan bahan serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagi zat makanan bagi tanaman dan merangsang pertumbuhan batang, daun, dan berperan pentingdalam pembentukan hijau daun. Pemupukanbertujuan mengganti unsur hara yanghilang dan menambah persediaanunsur hara yang dibutuhkan tanamanuntuk meningkatkan produksi danmutu tanaman. Ketersediaan unsurhara yang lengkap dan berimbangyang dapat diserap oleh tanaman merupakan faktor yang menentukanpertumbuhan dan produksi tanaman. Penanaman sawi dilakukan dengan menggunakan benih yang telah disiapkan, dalam satu lubang benih ditanam sebanyak 5 biji benih dengan jarak tanam 20 cm × 20 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat (Faud, 2010) yang menyatakan bahwa tanaman sawi dapat dibudidayakan dengan menggunakan benih yang telah dipilih terlebih dahulu, jarak tanam yang baik untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah sekitar 20 cm × 20 cm.
  • 15. V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada praktikum penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.) maka dapat disimpulkan bahwa: penanaman rumput gajah yang dilakukan yaitu dengan menggunakan bagian dari batang tanaman rumput (stek) yang kemudian batang pohon tersebut dipotong dengan ukuran panjang 25 cm. Dan Penanaman sawi dilakukan dengan menggunakan benih yang telah disiapkan, dalam satu lubang benih ditanam sebanyak 5 biji benih dengan jarak tanam 20 cm × 20 cm. 5.2. Saran Saran yang dapat disampaikan dalam praktikum penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan sawi (Brassica juncea L.) yaitu sebaiknya dalam melaksanakan praktikum, praktikan tidak boleh ribut agar penjelasan yang disampaikan oleh asisten dapat dipahami dan dimengerti. Sehingga hasil praktikum yang diperoleh akurat dan benar.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Anonimus, (2005). Rumput Gajah Kate. http://www. hear. org/pier/spescies/ pennicetum-purpureum.html. Diakses Tanggal 2 Juni 2018. Dewantoro, F. G, dkk. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan. Fakultas Peternakan. Jurnal Zootek. Vol.32(5):1-8. Universitas Sam Ratulangi Manado. Fuad, A. 2010. Budidaya Tanaman Sawi (Brassica Juncea L). Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Hading, R.A. 2014. Kandungan Protein Kasar, Lemak Kasar, Serat Kasar dan BETN Silase Pakan Lengkap Berbahan Dasar Rumput Gajah dan Biomassa Murbei. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar. Kusdiana, D., Hadist, I. dan Herawati, E. 2017. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Tinggi Tanaman dan Berat Segar Per Rumpun Rumput Gajah Odot (Pennisetum purpureum cv.mott). Fakultas Pertanian. Universitas Garut. Kusuma, M. E. 2014. Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk. Fakultas Peternakan Universitas Kristen Palangka Raya. Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol 3. No. 1 Lingga, P dan Marsono. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 150 hal. Marselina. L, dan Simon J.K,. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Usaha Tani Sayur Sawi di Kelurahan Bensone Kecamatan Kotakefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Timor, Kefamenanu, TTU – NTT, 85613, Indonesia. Jurnal Agribisnis Lahan Kering. Vol 2. Hal 27-29. ISSN 2502-1710. Sarif, P. Abd. Hadid, dan I. Wahyudi, 2015. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Akibat Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Urea. J. Agrotekbis 3 (5) : 585-591. Seseray, D.Y., B. Santoso dan M.N. Lekitoo, 2013. Produksi Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) yang Diberi Pupuk N, P dan K dengan Dosis 0, 50 dan 100% pada Devoliasi Hari ke-45. Sains Peternakan Vol. 11 (1): 49-55.
  • 17. Setyorini, D., Saraswati, R., Anwar, Ea Kosman., 2006. Kompos, dalam Pupuk Organik dan Hayati. BBSDLP-Badan Litbang Pertanian, 2006, hal 11- 40. Sutedjo dan Mulyani. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT Rineka Cipta.Jakarta. Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Agromedia Pustaka. Jakarta.