SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Pertanian Organik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian
bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang
aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan Back to Nature
telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non
alami, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian.
Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan
pertanian organik.
Pertanian organik (PO) juga tunduk pada prinsip diatas, pada hukum alam. Segala yang ada di
alam adalah berguna dan memiliki fungsi, saling melengkapi, melayani dan menghidupi untuk
semua. Dalam alam ada keragaman hayati dan keseimbangan ekologi. Maka, PO pun
menghargai keragaman hayati dan keseimbangan ekologi. Berjuta tahun alam membuktikan
prinsipnya, tak ada eksploitasi selain optimalisasi pemanfaatan. Demikian halnya PO, tidak
untuk memaksimalkan hasil, tidak berlebih; tetapi cukup untuk semua makhluk dan
berkesinambungan. Inilah filosofi mendasar PO.
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami
tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah
menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan
produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah
melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus
beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional
attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini
menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat.
Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari,
air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam, potensi pertanian organik sangat
besar. Pasar produk pertanian organik dunia meningkat 20% per tahun, oleh karena itu
pengembangan budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis
tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
B. Tujuan
1. Mengatahui cara kerja dalam system pertanian organik
2. Mengatahui alat-alat yang digunakan dalam system pertanian organik
3. Bisa melihat secara langsung bentuk lahan pertanian organik
BAB II
PENDAHULUAN
A. Sejarah Pertanian Organik
Sejarah pertanian merupakan bagian dari sejarah kebudayaan manusia. adanya pertanian ketika
manusia bisa menjaga ketersediaan bahan makanan bagi manusia tersebut. Segala sesuatu yang
diusakan dalam menciptakan dan mengembangkan pertanian itu disebut dengan kebudayaan
agraris.
Menurut beberapa literatur bahwa yang pertama kali mengenalkan sistem pertanian organik
adalah Sir Albert Howard. seorang ahli pertanian berkebangsaan Inggris, dia banyak
mempelajari ilmu pertanian di India, semenjak jadi konsultan pertanian di negara tersebut. Apa
yang ia dapatkan dalam belajar pertanian di negri barat ia padukan dengan sistem pertanian
tradisional di India. Diantara yang ia perhatikan adalah kesinambungan pertanian tradisional
yang menekankan pada aspek kesehatan dan kesuburan dengan kelestarian lingkungan dan
kesehatan tanaman.
Dalam perjalanannya dia mengembangkan pertanian organik dan menghasilkan teknik-teknik
pertanian organik yang dijadikan jurnal pertanian organik dan dikembangkan di berbagai negara.
Selain itu, Howard membuat beberapa buku tentang pertanian organik, diantaranya Warisan
Pertanian, Produk Limbah Pertanian, Bertani dan Berkebun untuk Kesehatan atau Penyakit,
Tanah dan Kesehatan Sebuah Studi Pertanian Organik. Buku-buku tersebut yang terus
menjadikan pertanian semakin berkembang di dunia.
Namun setelah ada program Swasembada Pangan pada era orde baru yang menyatakan Revolusi
Hijau menekankan petani untuk bisa memaksimalkan hasil pertanian dengan cara-cara modern
yang melibatkan bahan-bahan kimia maka pertanian organik menjadi menghilang, kebiasaan-
kebiasaan petani mandiri yang tidak tergantung pada produk kimia menjadi bergantung dan
kecanduan, Sehingga pertanian organik mulai ditinggalkan dan melahirkan pertanian modern
yang nampaknya tidak memperhatikan aspek kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan.
Seiring terus berkembang kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan yang
diakibatkan oleh pupuk dan pestisida kimia maka masyarakat indonesia saat ini mulai kembali
pada sistem pertanian organik atau mungkin sekarang dikenal dengan pertanian berkelanjutan
yang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
B. Pertanian Organic
Indonesia memulai revolusi hijau pada tahun 1970 dengan pengunaan bibit unggul padi seperti
IR, PB. Cisadane, Raja lele, dan lain-lain. Pada masa ini dalam pembudidayaan tanaman
masyarakat Indonesia banyak menggunakan bahan kimia, seperti pupuk kimia dan pestisida
kimia secara berlebihan dengan tujuan agar hasil produksi tanaman meningkat. Namun setelah
sekian lama banyak ditemukan efek negatif dari penggunaan bahan-bahan kimia tadi,
diantarannya adalah:
1. Pencemaran lingkungan (tanah, air, dan udara)
2. Berkurangnya keanekaragaman hayati
3. Munculnya hama dan penyakit baru
4. Gangguan pada kesehatan manusia
Dari efek negatif yang timbul ini pada tahun 2003 pemerintah mulai mencanangkan sistem
pertanian organik.
Sistem pertanian organik adalah suatu sistem pertanian yang berusaha untuk mengembalikan
segala jenis bahan organik kedalam tanah baik pada bentuk residu maupun olahan limbah
tanaman dan ternak yang bertujuan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Sasaran utama dari
sistem pertanian organik adalah untuk mengembalikan kesuburan dan produktifitas tanah.
Adapun visi dan misi pertanian organic adalah:
Visi
Visi Organik adalah mengembangkan budidaya pertanian dengan basis pertanian organik,
Energi Hijau, dan pola penghematan secara menyeluruh.
Misi
Misi pertanian Organik adalah menerapkan dan mengembangkan teknik budidaya organik
berbiaya murah, membangun mekanisme komunikasi, dan kondisi ekonomi,sosial masyarakat
petani Indonesia.
Tujuan Sistem Pertanian Organik
1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi.
2. Membudidayakan tanaman secara alami.
3. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologi dan ekosistem pertanian.
4. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanahdalam jangka panjang.
5. Menghindarkan segala bentuk cemaran akibat dari penerapan teknik pertanian.
6. Meningkatkan usaha konservasi tanah dan air serta mengurangi masalah erosi akibat dari
pengolahan tanah yang intensif.
7. Meningkatkan peluang pasar produk organik baik domestik maupun global.
Prinsip dalam Sistem Pertanian Organik
a. Prinsip ekologi
Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan.
b. Prinsip kesehatan
Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman,
hewan, manusia, dan bumi sebagai satu kesatuan.
c. Prinsip perlindungan
Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk
melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta
lingkungan hidup.
d. Prinsip keadilan
Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait
dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama.
Kendala dan Solusi dalam Sistem Pertanian Organik
a. Kendala
1) Adanya hama transmigran dari kebun non-organik yang menyebabkan menurunnya
produksi.
2) Tanah sudah banyak mengandung residu.
3) Tanah untuk sistem pertanian organik sebaiknya tanah yang masih perawan atau asli,
sementara banyak penelitian yang menyatakan bahwa tanah pertanian di Indonesia
sudah jenuh Fosfat.
4) Pasar terbatas karena hasil produk organik hanya di konsumsi oleh kalangan tertentu
saja.
5) Kesulitan menggantungkan pasokan dari alam, contohnya pupuk yang harus
mengerahkan suplai kotoran ternak dalam jumlah besar dan kontinu.
6) Sulitnya meninggalkan kebiasaan petani yang bergantung pada pupuk dan pestisida
kimia.
b. Solusi
1) Sosialisasi pada masyarakat mengenai pertanian yang ramah lingkungan.
2) Menggalakkan konsumsi produk hasil pertanian organik.
3) Diperlukan kajian lebih banyak untuk mendapatkan SAPROTAN (Sarana Produksi
Pertanian) organik yang terbaik.
Hasil dari program system pertanian organic saat ini yaitu banyaknya petani memakai teknik
system pertanian organic ini dan telah banyak produk-produk pertanian di pasaran hasil dari
pertanian organic, hanya saja harga jualnya lumayan mahal dibandingkan produk dengan
menggunakan system pertanian kimia karena memiliki mutu yang bagus dan baik untuk
kesehatan apabila dikonsumsi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertanian Organik
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami
tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah
menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan
produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah
melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus
beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional
attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini
menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat.
Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari,
air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam, potensi pertanian organik sangat
besar. Pasar produk pertanian organik dunia meningkat 20% per tahun, oleh karena itu
pengembangan budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis
tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
1. Penyediaan pupuk organik
Permasalahan pertanian organik di Indonesia sejalan dengan perkembangan pertanian organik itu
sendiri. Pertanian organik mutlak memerlukan pupuk organik sebagai sumber hara utama. Dalam
sistem pertanian organik, ketersediaan hara bagi tanaman harus berasal dari pupuk organik.
Padahal dalam pupuk organik tersebut kandungan hara per satuan berat kering bahan jauh
dibawah realis hara yang dihasilkan oleh pupuk anorganik, seperti Urea, TSP dan KCl.
2. Teknologi pendukung
Setelah masalah penyediaan pupuk organik, masalah utama yang lain adalah teknologi budidaya
pertanian organik itu sendiri. Teknik bercocok tanam yang benar seperti pemilihan rotasi
tanaman dengan mempertimbangkan efek allelopati dan pemutusan siklus hidup hama perlu
diketahui. Pengetahuan akan tanaman yang dapat menyumbangkan hara tanaman seperti legum
sebagai tanaman penyumbang Nitrogen dan unsur hara lainnya sangatlah membantu untuk
kelestarian lahan pertanian organik. Selain itu teknologi pencegahan hama dan penyakit juga
sangat diperlukan, terutama pada pembudidayaan pertanian organik di musim hujan.
3. Pemasaran
Pemasaran produk organik didalam negeri sampai saat ini hanyalah berdasarkan kepercayaan
kedua belah pihak, konsumen dan produsen. Sedangkan untuk pemasaran keluar negeri, produk
organik Indonesia masih sulit menembus pasar internasional meskipun sudah ada beberapa
pengusaha yang pernah menembus pasar international tersebut. Kendala utama adalah sertifikasi
produk oleh suatu badan sertifikasi yang sesuai standar suatu negara yang akan di tuju. Akibat
keterbatasan sarana dan prasarana terutama terkait dengan standar mutu produk, sebagian besar
produk pertanian organik tersebut berbalik memenuhi pasar dalam negeri yang masih memiliki
pangsa pasar cukup luas. Yang banyak terjadi adalah masing-masing melabel produknya sebagai
produk organik, namun kenyataannya banyak yang masih mencampur pupuk organik dengan
pupuk kimia serta menggunakan sedikit pestisida.
B. Rencana Strategis Kementrian Pertanian
Era industrialisasi ini, pertanian masih merupakan sektor yang berperan penting bagi
perekonomian bangsa Indonesia. Berdasarkan PDB pertanian tahun 2007, pertumbuhan sektor
pertanian pasca krisis mencapai 4,62%, dan berdasarkan neraca perdagangan, kinerja pertanian
setiap tahunnya selalu meningkat. Tercatat hingga 2007, pertanian mencapai nilai US$ 8,2
milyar1. Melihat potensi yang demikian besarnya, berbagai program pembangunan pertanian
digalakkan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Pembangunan di sektor pertanian masih dititik beratkan pada peningkatan produksi dan
produktivitas tanaman pangan. Berbagai program pembangunan pertanian digalakkan melalui
kegiatan penyuluhan pertanian (RKPP, 2008). Namun, upaya pembangunan pertanian melalui
peningkatan pemanfaatan potensi alam dewasa ini telah menimbulkan masalah baru bagi
kelestarian alam dan struktur komposisi tanah (Sutanto, 2002). Inovasi pertanian organik
menjadi salah satu alternatif dalam menjawab kegagalan dari penerapan sistem pertanian
konvensional pada umumnya.
Upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia melalui peningkatan pemanfaatan potensi alam
dewasa ini telah menimbulkan masalah baru bagi kelestarian alam dan struktur komposisi tanah
(Sutanto, 2002). Hal ini didukung dengan peningkatan jumlah penduduk sehingga turut
mempengaruhi upaya peningkatan produktivitas pertanian. Sektor pertanian menjadi tumpuan
harapan bagi keberlanjutan pembangunan ekonomi nasional terutama di pedesaan di masa yang
akan datang.
Perubahan iklim dan kebutuhan akan keberlanjutan energi yang menjadi tantangan dalam
produktivitas agrosistem dan persediaan bahan pangan. Oleh sebab itu, pertanian organik
menjadi sangat penting untuk menjamin generasi yang akan datang dengan prinsip kesehatan,
keadilan, lingkungan baik untuk harmonisasi kehidupan yang menghargai keberadaan manusia
dan bumi (IFOAM 2008).
1. Departemen Pertanian, 2008, Kinerja Pembangunan Sektor Pertanian, DEPTAN, Jakarta
2. Dengan demikian, pertanian organik menjadi salah satu alternatif dalam menjawab
kegagalan dari penerapan sistem pertanian konvensional pada umumnya.
Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari pendekatan pertanian berkelanjutan.
Pertanian organik memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan penggunaan bahan
sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah, sehingga sangat aman bagi kesehatan sekaligus
merupakan teknologi pertanian yang ramah lingkungan (IFOAM, 2008). Selain itu, pertanian
organik juga bernilai tinggi secara ekonomi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Mengacu pada hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kota Bogor sejak November 2002
memfokuskan program peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis melalui
pembangunan budidaya pertanian organik, yang merupakan kebijakan Pemkot Bogor
berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian setempat pada 2001-20052. Meskipun
demikian, pertanian organic belum dapat diterapkan sepenuhnya dalam aktivitas pertanian
masyarakat. Adapun upaya untuk menerapkan sistem pertanian organik agar dapat diterima dan
dapat membudaya dalam lingkungan dan aktivitas pertanian masyarakat pada umumnya, sangat
memerlukan upaya pemberdayaan dan partisipasi dari seluruh elemen terutama komunitas tani
yang merupakan aktor dalam melaksanakan aktivitas pertanian. Namun, upaya untuk
mewujudkan pemberdayaan dan partisipasi tidaklah mudah untuk dilaksanakan. Terdapat banyak
faktor yang harus diperhatikan, tidak hanya faktor internal dari masyarakatnya, tetapi juga faktor
eksternal masyarakat.
Selain itu, kesiapan institusi dalam mempersiapkan program juga mempengaruhi upaya
pemberdayaan tersebut seperti upaya penyadaran masyarakat terhadapprogram meliputi proses
inisiasi, dan sosialisasi hingga aplikasi pelaksanaan program.
C. Sistem Pertanian Organik Modern
Beberapa tahun terakhir, pertanian organik modern masuk dalam sistem pertanian Indonesia
secara sporadis dan kecil-kecilan. Pertanian organik modern berkembang memproduksi bahan
pangan yang aman bagi kesehatan dan sistem produksi yang ramah lingkungan. Tetapi secara
umum konsep pertanian organik modern belum banyak dikenal dan masih banyak dipertanyakan.
Penekanan sementara ini lebih kepada meninggalkan pemakaian pestisida sintetis. Dengan makin
berkembangnya pengetahuan dan teknologi kesehatan, lingkungan hidup, mikrobiologi, kimia,
molekuler biologi, biokimia dan lain-lain, pertanian organik terus berkembang.
Dalam sistem pertanian organik modern diperlukan standar mutu dan ini diberlakukan oleh
negara-negara pengimpor dengan sangat ketat. Sering satu produk pertanian organik harus
dikembalikan ke negara pengekspor termasuk ke Indonesia karena masih ditemukan kandungan
residu pestisida maupun bahan kimia lainnya.
Banyaknya produk-produk yang mengklaim sebagai produk pertanian organik yang tidak
disertifikasi membuat keraguan di pihak konsumen. Sertifikasi produk pertanian organik dapat
dibagi menjadi dua kriteria yaitu:
1. Sertifikasi Lokal untuk pangsa pasar dalam negeri. Kegiatan pertanian ini masih
mentoleransi penggunaan pupuk kimia sintetis dalam jumlah yang minimal atau Low
External Input Sustainable Agriculture (LEISA), namun sudah sangat membatasi
penggunaan pestisida sintetis. Pengendalian OPT dengan menggunakan biopestisida,
varietas toleran, maupun agensia hayati. Tim untuk merumuskan sertifikasi nasional
sudah dibentuk oleh Departemen Pertanian dengan melibatkan perguruan tinggi dan
pihak-pihak lain yang terkait.
2. Sertifikasi Internasional untuk pangsa ekspor dan kalangan tertentu di dalam negeri,
seperti misalnya sertifikasi yang dikeluarkan oleh SKAL ataupun IFOAM. Beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi antara lain masa konversi lahan, tempat penyimpanan
produk organik, bibit, pupuk dan pestisida serta pengolahan hasilnya harus memenuhi
persyaratan tertentu sebagai produk pertanian organik.
Beberapa komoditas prospektif yang dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik di
Indonesia antara lain tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, tanaman rempah dan obat, serta
peternakan. Menghadapi era perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang diharapkan
pertanian organik Indonesia sudah dapat mengekspor produknya ke pasar internasional.
Komoditas yang layak dikembangkan dengan sistem pertanian organik
No Kategori Komoditi
1 Tanaman Pangan Padi
2 Hortikultura Sayuran: brokoli, kubis merah, petsai, caisin, cho
putih, kubis tunas, bayam daun, labu siyam, oyong dan baligo.
Buah: nangka, durian, salak, mangga, jeruk dan manggis.
3 Perkebunan Kelapa, pala, jambu mete, cengkeh, lada, vanili dan
kopi.
4 Rempah dan obat Jahe, kunyit, temulawak, dan temu- temuan
lainnya.
5 Peternakan Susu, telur dan daging
1. Lahan
Pada dasarnya semua lahan dapat dikembangkan menjadi lahan PO. Yang terbaik adalah
lahan pertanian yang berasal dari praktek pertanian tradisional atau hutan alam yang tidak
pernah mendapatkan asupan bahan-bahan agrokimia (pupuk dan pestisida).
Namun, bila lahan yang digunakan berasal dari lahan bekas budidaya pertanian
konvensional (menggunakan pupuk dan pestisida kimia), lebih dahulu perlu dilakukan
konversi lahan. Konversi lahan adalah upaya yang bertujuan untuk meminimalkan
kandungan sisa-sisa bahan kimia yang terdapat dalam tanah dan memulihkan unsur fauna
dan mikroorganisme tanah. Lamanya konversi tergantung dari intensitas pemakaian input
kimiawi dan jenis tanaman sebelumnya (sayuran, padi atau tanaman keras).
Masa konversi dapat diperpanjang/diperpendek tergantung pada sejarah lahan tersebut. Bila
masa konversi telah lewat, lahan tersebut merupakan lahan organik. Bila kurang dari itu,
maka lahan tersebut masih merupakan lahan konversi menuju organik.
2. Benih
Benih yang digunakan untuk budidaya PO adalah benih yang tidak mendapatkan perlakuan
rekayasa genetika. Petani sebaiknya menggunakan benih lokal, atau benih hibrida yang
telah beradaptasi dengan alam sekitar.
Keunggulan menggunakan benih lokal adalah mudah memperolehnya dan murah harganya,
bahkan petani bisa membenihkan sendiri. Selain itu, benih lokal memiliki asal usul yang
jelas dan sesuai dengan kondisi alam sekitar. Dengan memakai benih sendiri, petani juga
tidak tergantung pada pihak luar.
3. Persiapan tanam
Lahan yang digunakan untuk produksi PO sedapat mungkin dijaga kestabilannya tanpa
harus mengacaukan, yaitu berpedoman pada metode sedikit olah tanah (minimum tillage).
4. Tanam
Prinsip yang diterapkan dalam praktek penanaman PO selalu mencerminkan adanya
tumpangsari agar tercipta keanekaragaman tanaman (varietas). Perencanaan dan teknik
penanaman perlu disesuaikan dengan sifat tanaman, prinsip-prinsip pergiliran tanaman dan
kondisi cuaca setempat.
5. Pemeliharaan Tanaman
Setiap tanaman memiliki sifat karakteristik tertentu, maka pemeliharaan tanaman
ditentukan oleh sifat karakteristik tersebut. Dengan mengenali karakteristik tanaman petani
dapat dengan mudah melakukan pemeliharaan yang sesuai, sehingga tujuan pemeliharaan
tercapai yaitu “kebahagiaan tanaman itu sendiri”.
6. Pemupukan
Secara teori, lahan PO akan semakin subur karena proses-proses yang diterapkan
berpedoman pada pemeliharaan tanah. Tetapi realitanya, petani seringkali kurang
memahami hal ini sehingga tanah selalu lebih banyak kehilangan unsur hara —melalui
erosi, penguapan, dsb— dibandingkan dengan hara yang diberikan/ditambahkan. Maka
prinsip pemupukan ditentukan oleh kepekaan kita dalam mengamati/menilai kapan
tanaman kekurangan makanan.
7. Pengendalian HPT/OPT
PO berbasis pada keseimbangan ekosistem. Konsekuensinya semua organisme yang ada
(termasuk hama) dipandang ikut berperan dalam proses keseimbangan tersebut. Dengan
kata lain, tidak ada mahluk hidup yang tidak berguna. Yang diperlukan adalah
mengendalikan hama/penyakit supaya tidak berada dalam jumlah berlebihan.
Pola tumpangsari, pergiliran tanaman, pemulsaan, rekayasa teknik menanam, dan
manajemen kebun menjadi pilihan metode pengendalian HPT karena sesuai dengan
prinsip keseimbangan.
Penggunaan pestisida alami diperlukan sejauh kita tahu bahwa di lahan PO sedang terjadi
ketidakseimbangan, yang terlihat pada munculnya gangguan hama/penyakit. Kadar
pemakaiannya juga tergantung dari tingkat gangguan yang ada.
8. Panen
Setiap langkah dalam proses produksi akan dinilai dari hasil panenan. Prinsip dalam panen
adalah menjaga standar mutu dengan memanen tepat waktu sesuai kematangan. Cara
pemanenan juga perlu berhati-hati sehingga tidak menimbulkan kerusakan atau kehilangan
hasil yang lebih besar.
9. Pasca Panen
Kegiatan pasca panen harus mampu menekan kerusakan hasil seminimal mungkin. Metode
pengolahan yang dilakukan tidak boleh mengubah sama sekali komposisi bahan aslinya.
Karenanya proses seleksi, pencucian, pengepakan, penyimpanan dan pengangkutan produk
organik perlu berhati-hati agar kondisi tetap segar dan sehat ketika berada di tangan
pembeli. Dalam PO, kegiatan pasca panen menghindari pemakaian bahan pengawet atau
perlakuan kimiawi lainnya dan seminimal mungkin melakukan proses pengolahan.
Dalam PO berlaku standar yang berfungsi sebagai pedoman bagi petani dan pelaku lain dalam
menjalankan usahanya di bidang ini. Standar ini berisi prinsip-prinsip mendasar PO dan hal-hal
umum yang sebaiknya dilakukan dan dihindari dalam bertani organik. Sebagai contoh,
pemerintah telah menerbitkan SNI (Standar Nasional Indonesia) 01-6729-2002 tentang Sistem
Pangan Organik yang dapat menjadi acuan bagi para pelaku terkait pengembangan PO. Standar
ini mengacu pada standar internasional yakni Codex CAC/GL 32/1999, dan cukup selaras
dengan standar dasar IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movement).
BIOCert sendiri tengah mengembangkan standar PO yang selaras dengan pedoman di atas dan
sesuai dengan visi dan misi BIOCert.
D. Manfaat Pertanian Organik
Pertanian organik mempunyai beberapa manfaat, diantaranya :
1. Kesehatan
Sistem pertanian organik akan menghasilkan produksi pertanian yang sehat, menurut
beberapa data dari beberapa literature hasil produksi pertanian organik terdapat kandungan
vitamin C, kalium dan beta karoten yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertanian biasa.
Selain itu, dari segi hasil produksi juga akan lebih meningkat hingga 75 persen.
2. Lingkungan
Dengan menggunakan sistem pertanian juga akan menjaga kesehatan lingkungan,
keseimbangan ekosistem dan kesuburan tanah karena pertanian organik tanpa mengguna
menggunakan bahan kimia sintetis yang diketahui dapat mengakibatkan polusi dan
berdampak buruk pada kesehatan tanaman juga kesuburan tanah.
E. Peluang Pertanian Organik di Indonesia
Luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia sangat besar. Dari 75,5 juta ha
lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian, baru sekitar 25,7 juta ha yang telah diolah
untuk sawah dan perkebunan (BPS, 2000). Pertanian organik menuntut agar lahan yang
digunakan tidak atau belum tercemar oleh bahan kimia dan mempunyai aksesibilitas yang baik.
Kualitas dan luasan menjadi pertimbangan dalam pemilihan lahan. Lahan yang belum tercemar
adalah lahan yang belum diusahakan, tetapi secara umum lahan demikian kurang subur. Lahan
yang subur umumnya telah diusahakan secara intensif dengan menggunakan bahan pupuk dan
pestisida kimia. Menggunakan lahan seperti ini memerlukan masa konversi cukup lama, yaitu
sekitar 2 tahun.
Volume produk pertanian organik mencapai 5-7% dari total produk pertanian yang
diperdagangkan di pasar internasional. Sebagian besar disuplay oleh negara-negara maju seperti
Australia, Amerika dan Eropa. Di Asia, pasar produk pertanian organik lebih banyak didominasi
oleh negara-negara timur jauh seperti Jepang, Taiwan dan Korea.
Potensi pasar produk pertanian organik di dalam negeri sangat kecil, hanya terbatas pada
masyarakat menengah ke atas. Berbagai kendala yang dihadapi antara lain: 1) belum ada insentif
harga yang memadai untuk produsen produk pertanian organik, 2) perlu investasi mahal pada
awal pengembangan karena harus memilih lahan yang benar-benar steril dari bahan agrokimia,
3) belum ada kepastian pasar, sehingga petani enggan memproduksi komoditas tersebut.
Areal tanam pertanian organik, Australia dan Oceania mempunyai lahan terluas yaitu sekitar 7,7
juta ha. Eropa, Amerika Latin dan Amerika Utara masing-masing sekitar 4,2 juta; 3,7 juta dan
1,3 juta hektar. Areal tanam komoditas pertanian organik di Asia dan Afrika masih relatif rendah
yaitu sekitar 0,09 juta dan 0,06 juta hektar. Sayuran, kopi dan teh mendominasi pasar produk
pertanian organik internasional di samping produk peternakan.
Areal tanam pertanian organik masing-masing wilayah di dunia, 2002
No Wilayah Areal Tanam Juta ha
1 Australia dan Oceania 7,70
2 Eropa 4,20
3 Amerika Latin 3,70
4 Amerika Utara 1,30
5 Asia 0,09
6 Afrika 0,06
Sumber: IFOAM, 2002; PC-TAS, 2002.
Prinsip pertanian organik pada dasarnya adalah berteman akrab dengan alam, tidak mencemari
dan merusak lingkungan hidup. Alasan utama penggunaan bahan kimia adalah untuk
menyuburkan tanah dan memberantas hama serta penyakit. Padahal, melalui sistem pertanian
organik, dua masalah itu dapat diatasi. Untuk menyuburkan tanah, petani bisa memanfaatkan
tanaman famili leguminosae, seperti kacang-kacangan, selain pupuk kandang tentunya. Tanaman
jenis ini mempunyai bintil-bintil akar yang mampu menambat nitrogen yang dapat diserap oleh
tanaman. Sementara sebagai pengganti pestisida, petani dapat menggunakan antara lain nimba,
tembakau, brotowali, awar-awar, gadung, kelor, mindi, ketepeng kebo, mengkudu, mahoni, tuba
teprosia, papaya, johar, buah lerak, sirsak, srikaya, dan jarak kepya. Pestisida alami ini dapat
dengan mudah dibuat, tidak mencemari udara, tidak berbahaya, dan tidak meracuni konsumen
karena 100% bersifat bio-degradable. Terlebih lagi, tanaman-tanaman ini mudah diperoleh dan
dibudidayakan
Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di pasar internasional walaupun
secara bertahap. Hal ini karena berbagai keunggulan komparatif antara lain : 1) masih banyak
sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan sistem pertanian organik, 2)
teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos,
tanam tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain.
Pengembangan selanjutnya pertanian organik di Indonesia harus ditujukan untuk memenuhi
permintaan pasar global. Oleh sebab itu komoditas-komoditas eksotik seperti sayuran dan
perkebunan seperti kopi dan teh yang memiliki potensi ekspor cukup cerah perlu segera
dikembangkan. Produk kopi misalnya, Indonesia merupakan pengekspor terbesar kedua setelah
Brasil, tetapi di pasar internasional kopi Indonesia tidak memiliki merek dagang.
Pengembangan pertanian organik di Indonesia belum memerlukan struktur kelembagaan baru,
karena sistem ini hampir sama halnya dengan pertanian intensif seperti saat ini. Kelembagaan
petani seperti kelompok tani, koperasi, asosiasi atau korporasi masih sangat relevan. Namun
yang paling penting lembaga tani tersebut harus dapat memperkuat posisi tawar petani.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertanian organik merupakan metode pertanian yang tidak menggunakan pupuk sintetis dan
pestisida. Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau
dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga
sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud. Penggunaan pupuk organik bermanfaat untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia, sehingga dosis pupuk dan dampak pencemaran
lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia dapat secara nyata dikurangi. Aplikasi pupuk
organik yang dikombinasikan dengan separuh takaran dosis standar pupuk kimia (anorganik)
dapat menghemat biaya pemupukan. Pada zaman sekarang masih banyak petani,khususnya
petani di Indonesia yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang dapat mengganggu
kesehatan tubuh manusia serta pencemaran pada lingkungan hidup kita. Adanya logam-logam
berat yang terkandung di dalam pestisida kimia akan masuk ke dalam aliran darah. Bahkan
makan sayur yang dulu selalu dianggap menyehatkan, kini juga harus diwaspadai karena sayuran
banyak disemprot pestisida kimia berlebih.
B. Saran
Dalam upaya penyediaan media tanam yang subur, penggunaan pupuk kimia juga dikurangi
secara perlahan. pemberian nitrogen berlebih disamping menurunkan efisiensi pupuk lainnya,
juga dapat memberikan dampak negatif, diantaranya meningkatkan gangguan hama dan penyakit
akibat nutrisi yang tidak seimbang. Oleh karena itu, perlu upaya perbaikan guna mengatasi
masalah tersebut, sehingga kaidah penggunaan sumber daya secara efisien dan aman lingkungan
dapat diterapkan. Dan dalam penulisan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaan
pembuatan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://agriculturestiper.blogspot.com/2013/04/paper-usaha-tani-sistem-pertanian.html
http://felixmekogadho.blogspot.com/2012/03/makalah-pertanian-organik.html
http://jurnalorganik.blogspot.com/2013/05/sejarah-pertanian-organik.html
http://kalampa.blogspot.com/2011/06/makalah-pertanian-organik.html
http://netblog-mointi.blogspot.com/2013/05/pertanian-organik-dan-pertanian.html
http://wahyubertani.blogspot.com/
http://www.unjabisnis.net/makalah-pertanian-organik.html

More Related Content

What's hot

Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanamanAli Babang
 
Teknis pembuatan pupuk organik padat
Teknis pembuatan  pupuk organik padatTeknis pembuatan  pupuk organik padat
Teknis pembuatan pupuk organik padatpandirambo900
 
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanamanDampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanamanKhairdin Jaya
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianNestri Yuniardi
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
 
pertanian organik_ Novia Anjani
pertanian organik_ Novia Anjanipertanian organik_ Novia Anjani
pertanian organik_ Novia AnjaniNovia Anjani
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologiedhie noegroho
 
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Sri Wahyuni
 
Pertanian Organik
Pertanian OrganikPertanian Organik
Pertanian Organikdita wahyu
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
Pembiayaan Agribisnis
Pembiayaan AgribisnisPembiayaan Agribisnis
Pembiayaan AgribisnisRahma Rizky
 
Sistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduSistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduIeke Ayu
 
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhurTeknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhurpandirambo900
 
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015ignasius dh purba
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanperdos5 cuy
 
Molecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat Indonesia
Molecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat IndonesiaMolecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat Indonesia
Molecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat IndonesiaWordpress Instant
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANRepository Ipb
 

What's hot (20)

Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanaman
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
Teknis pembuatan pupuk organik padat
Teknis pembuatan  pupuk organik padatTeknis pembuatan  pupuk organik padat
Teknis pembuatan pupuk organik padat
 
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanamanDampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
pertanian organik_ Novia Anjani
pertanian organik_ Novia Anjanipertanian organik_ Novia Anjani
pertanian organik_ Novia Anjani
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian
 
Pertanian Organik
Pertanian OrganikPertanian Organik
Pertanian Organik
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Pembiayaan Agribisnis
Pembiayaan AgribisnisPembiayaan Agribisnis
Pembiayaan Agribisnis
 
Sistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduSistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpadu
 
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhurTeknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
Teknologi budidaya padi gogo varietas jati luhur
 
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanaman
 
Molecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat Indonesia
Molecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat IndonesiaMolecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat Indonesia
Molecular Farming: Kelebihan dan Prospek Jangka Panjang by Statmat Indonesia
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 

Similar to Pertanian organik

Rancangan makalah pip
Rancangan makalah pipRancangan makalah pip
Rancangan makalah pipdita wahyu
 
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian BerkelanjutanPertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutanroni09071995
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organiktani57
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2maemunahmuchtar
 
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptx
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptxCopy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptx
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptxArmanS12
 
Latihan pratikum ke_2
Latihan pratikum ke_2Latihan pratikum ke_2
Latihan pratikum ke_2izullajzmi
 
Perta organik sisi undang2nya
Perta organik sisi undang2nyaPerta organik sisi undang2nya
Perta organik sisi undang2nyaharisnibras
 
Pertanian Organik dan Manfaatnya
Pertanian Organik dan ManfaatnyaPertanian Organik dan Manfaatnya
Pertanian Organik dan ManfaatnyaJean Tambunan
 
Latihan pratikum ke_2
Latihan pratikum ke_2Latihan pratikum ke_2
Latihan pratikum ke_2izhullajzmi
 
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutanmateri ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutanAngelLatumahina
 
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organikMembangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organikPurwandaru Widyasunu
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015IAARD/Bogor, Indonesia
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.pptPERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.pptboyrizajuanda
 
Profil Al Barokah.pptx
Profil Al Barokah.pptxProfil Al Barokah.pptx
Profil Al Barokah.pptxalfiah30
 
Bismillah p aperku
Bismillah p aperkuBismillah p aperku
Bismillah p aperkuEka Kurniati
 

Similar to Pertanian organik (20)

Rancangan makalah pip
Rancangan makalah pipRancangan makalah pip
Rancangan makalah pip
 
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian BerkelanjutanPertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organik
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2
 
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptx
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptxCopy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptx
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptx
 
Puhay penyul
Puhay penyulPuhay penyul
Puhay penyul
 
Latihan pratikum ke_2
Latihan pratikum ke_2Latihan pratikum ke_2
Latihan pratikum ke_2
 
Perta organik sisi undang2nya
Perta organik sisi undang2nyaPerta organik sisi undang2nya
Perta organik sisi undang2nya
 
Pertanian Organik dan Manfaatnya
Pertanian Organik dan ManfaatnyaPertanian Organik dan Manfaatnya
Pertanian Organik dan Manfaatnya
 
Latihan pratikum ke_2
Latihan pratikum ke_2Latihan pratikum ke_2
Latihan pratikum ke_2
 
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutanmateri ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
 
BITRANET edisi 48.pdf
BITRANET edisi 48.pdfBITRANET edisi 48.pdf
BITRANET edisi 48.pdf
 
BITRANET edisi 48
BITRANET edisi 48BITRANET edisi 48
BITRANET edisi 48
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organikMembangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.pptPERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
 
Profil Al Barokah.pptx
Profil Al Barokah.pptxProfil Al Barokah.pptx
Profil Al Barokah.pptx
 
Bismillah p aperku
Bismillah p aperkuBismillah p aperku
Bismillah p aperku
 

More from Pekerja Sosial Masyarakat

More from Pekerja Sosial Masyarakat (20)

PENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptxPENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptx
 
Infaq Dan Shadaqah
Infaq Dan ShadaqahInfaq Dan Shadaqah
Infaq Dan Shadaqah
 
draf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdfdraf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdf
 
prestasi desa.pptx
prestasi desa.pptxprestasi desa.pptx
prestasi desa.pptx
 
Visi misi desa biaung
Visi misi desa biaungVisi misi desa biaung
Visi misi desa biaung
 
Buku panduan bpd
Buku panduan bpdBuku panduan bpd
Buku panduan bpd
 
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumiModul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
 
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covidBuku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
 
Paparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odfPaparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odf
 
Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018
 
Power point bpd
Power point  bpdPower point  bpd
Power point bpd
 
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
 
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
 
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
 
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
 
Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018
 
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
 

Recently uploaded

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

Pertanian organik

  • 1. Pertanian Organik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan Back to Nature telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik. Pertanian organik (PO) juga tunduk pada prinsip diatas, pada hukum alam. Segala yang ada di alam adalah berguna dan memiliki fungsi, saling melengkapi, melayani dan menghidupi untuk semua. Dalam alam ada keragaman hayati dan keseimbangan ekologi. Maka, PO pun menghargai keragaman hayati dan keseimbangan ekologi. Berjuta tahun alam membuktikan prinsipnya, tak ada eksploitasi selain optimalisasi pemanfaatan. Demikian halnya PO, tidak untuk memaksimalkan hasil, tidak berlebih; tetapi cukup untuk semua makhluk dan berkesinambungan. Inilah filosofi mendasar PO. Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat. Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam, potensi pertanian organik sangat besar. Pasar produk pertanian organik dunia meningkat 20% per tahun, oleh karena itu
  • 2. pengembangan budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. B. Tujuan 1. Mengatahui cara kerja dalam system pertanian organik 2. Mengatahui alat-alat yang digunakan dalam system pertanian organik 3. Bisa melihat secara langsung bentuk lahan pertanian organik BAB II PENDAHULUAN A. Sejarah Pertanian Organik Sejarah pertanian merupakan bagian dari sejarah kebudayaan manusia. adanya pertanian ketika manusia bisa menjaga ketersediaan bahan makanan bagi manusia tersebut. Segala sesuatu yang diusakan dalam menciptakan dan mengembangkan pertanian itu disebut dengan kebudayaan agraris. Menurut beberapa literatur bahwa yang pertama kali mengenalkan sistem pertanian organik adalah Sir Albert Howard. seorang ahli pertanian berkebangsaan Inggris, dia banyak mempelajari ilmu pertanian di India, semenjak jadi konsultan pertanian di negara tersebut. Apa yang ia dapatkan dalam belajar pertanian di negri barat ia padukan dengan sistem pertanian tradisional di India. Diantara yang ia perhatikan adalah kesinambungan pertanian tradisional yang menekankan pada aspek kesehatan dan kesuburan dengan kelestarian lingkungan dan kesehatan tanaman. Dalam perjalanannya dia mengembangkan pertanian organik dan menghasilkan teknik-teknik pertanian organik yang dijadikan jurnal pertanian organik dan dikembangkan di berbagai negara. Selain itu, Howard membuat beberapa buku tentang pertanian organik, diantaranya Warisan Pertanian, Produk Limbah Pertanian, Bertani dan Berkebun untuk Kesehatan atau Penyakit, Tanah dan Kesehatan Sebuah Studi Pertanian Organik. Buku-buku tersebut yang terus menjadikan pertanian semakin berkembang di dunia.
  • 3. Namun setelah ada program Swasembada Pangan pada era orde baru yang menyatakan Revolusi Hijau menekankan petani untuk bisa memaksimalkan hasil pertanian dengan cara-cara modern yang melibatkan bahan-bahan kimia maka pertanian organik menjadi menghilang, kebiasaan- kebiasaan petani mandiri yang tidak tergantung pada produk kimia menjadi bergantung dan kecanduan, Sehingga pertanian organik mulai ditinggalkan dan melahirkan pertanian modern yang nampaknya tidak memperhatikan aspek kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan. Seiring terus berkembang kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan yang diakibatkan oleh pupuk dan pestisida kimia maka masyarakat indonesia saat ini mulai kembali pada sistem pertanian organik atau mungkin sekarang dikenal dengan pertanian berkelanjutan yang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. B. Pertanian Organic Indonesia memulai revolusi hijau pada tahun 1970 dengan pengunaan bibit unggul padi seperti IR, PB. Cisadane, Raja lele, dan lain-lain. Pada masa ini dalam pembudidayaan tanaman masyarakat Indonesia banyak menggunakan bahan kimia, seperti pupuk kimia dan pestisida kimia secara berlebihan dengan tujuan agar hasil produksi tanaman meningkat. Namun setelah sekian lama banyak ditemukan efek negatif dari penggunaan bahan-bahan kimia tadi, diantarannya adalah: 1. Pencemaran lingkungan (tanah, air, dan udara) 2. Berkurangnya keanekaragaman hayati 3. Munculnya hama dan penyakit baru 4. Gangguan pada kesehatan manusia Dari efek negatif yang timbul ini pada tahun 2003 pemerintah mulai mencanangkan sistem pertanian organik. Sistem pertanian organik adalah suatu sistem pertanian yang berusaha untuk mengembalikan segala jenis bahan organik kedalam tanah baik pada bentuk residu maupun olahan limbah tanaman dan ternak yang bertujuan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Sasaran utama dari sistem pertanian organik adalah untuk mengembalikan kesuburan dan produktifitas tanah.
  • 4. Adapun visi dan misi pertanian organic adalah: Visi Visi Organik adalah mengembangkan budidaya pertanian dengan basis pertanian organik, Energi Hijau, dan pola penghematan secara menyeluruh. Misi Misi pertanian Organik adalah menerapkan dan mengembangkan teknik budidaya organik berbiaya murah, membangun mekanisme komunikasi, dan kondisi ekonomi,sosial masyarakat petani Indonesia. Tujuan Sistem Pertanian Organik 1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi. 2. Membudidayakan tanaman secara alami. 3. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologi dan ekosistem pertanian. 4. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanahdalam jangka panjang. 5. Menghindarkan segala bentuk cemaran akibat dari penerapan teknik pertanian. 6. Meningkatkan usaha konservasi tanah dan air serta mengurangi masalah erosi akibat dari pengolahan tanah yang intensif. 7. Meningkatkan peluang pasar produk organik baik domestik maupun global. Prinsip dalam Sistem Pertanian Organik a. Prinsip ekologi Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. b. Prinsip kesehatan Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia, dan bumi sebagai satu kesatuan. c. Prinsip perlindungan
  • 5. Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup. d. Prinsip keadilan Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Kendala dan Solusi dalam Sistem Pertanian Organik a. Kendala 1) Adanya hama transmigran dari kebun non-organik yang menyebabkan menurunnya produksi. 2) Tanah sudah banyak mengandung residu. 3) Tanah untuk sistem pertanian organik sebaiknya tanah yang masih perawan atau asli, sementara banyak penelitian yang menyatakan bahwa tanah pertanian di Indonesia sudah jenuh Fosfat. 4) Pasar terbatas karena hasil produk organik hanya di konsumsi oleh kalangan tertentu saja. 5) Kesulitan menggantungkan pasokan dari alam, contohnya pupuk yang harus mengerahkan suplai kotoran ternak dalam jumlah besar dan kontinu. 6) Sulitnya meninggalkan kebiasaan petani yang bergantung pada pupuk dan pestisida kimia. b. Solusi 1) Sosialisasi pada masyarakat mengenai pertanian yang ramah lingkungan. 2) Menggalakkan konsumsi produk hasil pertanian organik. 3) Diperlukan kajian lebih banyak untuk mendapatkan SAPROTAN (Sarana Produksi Pertanian) organik yang terbaik. Hasil dari program system pertanian organic saat ini yaitu banyaknya petani memakai teknik system pertanian organic ini dan telah banyak produk-produk pertanian di pasaran hasil dari pertanian organic, hanya saja harga jualnya lumayan mahal dibandingkan produk dengan
  • 6. menggunakan system pertanian kimia karena memiliki mutu yang bagus dan baik untuk kesehatan apabila dikonsumsi. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Pertanian Organik Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat. Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam, potensi pertanian organik sangat besar. Pasar produk pertanian organik dunia meningkat 20% per tahun, oleh karena itu pengembangan budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. 1. Penyediaan pupuk organik Permasalahan pertanian organik di Indonesia sejalan dengan perkembangan pertanian organik itu sendiri. Pertanian organik mutlak memerlukan pupuk organik sebagai sumber hara utama. Dalam sistem pertanian organik, ketersediaan hara bagi tanaman harus berasal dari pupuk organik. Padahal dalam pupuk organik tersebut kandungan hara per satuan berat kering bahan jauh dibawah realis hara yang dihasilkan oleh pupuk anorganik, seperti Urea, TSP dan KCl.
  • 7. 2. Teknologi pendukung Setelah masalah penyediaan pupuk organik, masalah utama yang lain adalah teknologi budidaya pertanian organik itu sendiri. Teknik bercocok tanam yang benar seperti pemilihan rotasi tanaman dengan mempertimbangkan efek allelopati dan pemutusan siklus hidup hama perlu diketahui. Pengetahuan akan tanaman yang dapat menyumbangkan hara tanaman seperti legum sebagai tanaman penyumbang Nitrogen dan unsur hara lainnya sangatlah membantu untuk kelestarian lahan pertanian organik. Selain itu teknologi pencegahan hama dan penyakit juga sangat diperlukan, terutama pada pembudidayaan pertanian organik di musim hujan. 3. Pemasaran Pemasaran produk organik didalam negeri sampai saat ini hanyalah berdasarkan kepercayaan kedua belah pihak, konsumen dan produsen. Sedangkan untuk pemasaran keluar negeri, produk organik Indonesia masih sulit menembus pasar internasional meskipun sudah ada beberapa pengusaha yang pernah menembus pasar international tersebut. Kendala utama adalah sertifikasi produk oleh suatu badan sertifikasi yang sesuai standar suatu negara yang akan di tuju. Akibat keterbatasan sarana dan prasarana terutama terkait dengan standar mutu produk, sebagian besar produk pertanian organik tersebut berbalik memenuhi pasar dalam negeri yang masih memiliki pangsa pasar cukup luas. Yang banyak terjadi adalah masing-masing melabel produknya sebagai produk organik, namun kenyataannya banyak yang masih mencampur pupuk organik dengan pupuk kimia serta menggunakan sedikit pestisida. B. Rencana Strategis Kementrian Pertanian Era industrialisasi ini, pertanian masih merupakan sektor yang berperan penting bagi perekonomian bangsa Indonesia. Berdasarkan PDB pertanian tahun 2007, pertumbuhan sektor pertanian pasca krisis mencapai 4,62%, dan berdasarkan neraca perdagangan, kinerja pertanian setiap tahunnya selalu meningkat. Tercatat hingga 2007, pertanian mencapai nilai US$ 8,2 milyar1. Melihat potensi yang demikian besarnya, berbagai program pembangunan pertanian digalakkan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Pembangunan di sektor pertanian masih dititik beratkan pada peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan. Berbagai program pembangunan pertanian digalakkan melalui
  • 8. kegiatan penyuluhan pertanian (RKPP, 2008). Namun, upaya pembangunan pertanian melalui peningkatan pemanfaatan potensi alam dewasa ini telah menimbulkan masalah baru bagi kelestarian alam dan struktur komposisi tanah (Sutanto, 2002). Inovasi pertanian organik menjadi salah satu alternatif dalam menjawab kegagalan dari penerapan sistem pertanian konvensional pada umumnya. Upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia melalui peningkatan pemanfaatan potensi alam dewasa ini telah menimbulkan masalah baru bagi kelestarian alam dan struktur komposisi tanah (Sutanto, 2002). Hal ini didukung dengan peningkatan jumlah penduduk sehingga turut mempengaruhi upaya peningkatan produktivitas pertanian. Sektor pertanian menjadi tumpuan harapan bagi keberlanjutan pembangunan ekonomi nasional terutama di pedesaan di masa yang akan datang. Perubahan iklim dan kebutuhan akan keberlanjutan energi yang menjadi tantangan dalam produktivitas agrosistem dan persediaan bahan pangan. Oleh sebab itu, pertanian organik menjadi sangat penting untuk menjamin generasi yang akan datang dengan prinsip kesehatan, keadilan, lingkungan baik untuk harmonisasi kehidupan yang menghargai keberadaan manusia dan bumi (IFOAM 2008). 1. Departemen Pertanian, 2008, Kinerja Pembangunan Sektor Pertanian, DEPTAN, Jakarta 2. Dengan demikian, pertanian organik menjadi salah satu alternatif dalam menjawab kegagalan dari penerapan sistem pertanian konvensional pada umumnya. Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari pendekatan pertanian berkelanjutan. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah, sehingga sangat aman bagi kesehatan sekaligus merupakan teknologi pertanian yang ramah lingkungan (IFOAM, 2008). Selain itu, pertanian organik juga bernilai tinggi secara ekonomi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengacu pada hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kota Bogor sejak November 2002 memfokuskan program peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis melalui pembangunan budidaya pertanian organik, yang merupakan kebijakan Pemkot Bogor
  • 9. berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian setempat pada 2001-20052. Meskipun demikian, pertanian organic belum dapat diterapkan sepenuhnya dalam aktivitas pertanian masyarakat. Adapun upaya untuk menerapkan sistem pertanian organik agar dapat diterima dan dapat membudaya dalam lingkungan dan aktivitas pertanian masyarakat pada umumnya, sangat memerlukan upaya pemberdayaan dan partisipasi dari seluruh elemen terutama komunitas tani yang merupakan aktor dalam melaksanakan aktivitas pertanian. Namun, upaya untuk mewujudkan pemberdayaan dan partisipasi tidaklah mudah untuk dilaksanakan. Terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan, tidak hanya faktor internal dari masyarakatnya, tetapi juga faktor eksternal masyarakat. Selain itu, kesiapan institusi dalam mempersiapkan program juga mempengaruhi upaya pemberdayaan tersebut seperti upaya penyadaran masyarakat terhadapprogram meliputi proses inisiasi, dan sosialisasi hingga aplikasi pelaksanaan program. C. Sistem Pertanian Organik Modern Beberapa tahun terakhir, pertanian organik modern masuk dalam sistem pertanian Indonesia secara sporadis dan kecil-kecilan. Pertanian organik modern berkembang memproduksi bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan sistem produksi yang ramah lingkungan. Tetapi secara umum konsep pertanian organik modern belum banyak dikenal dan masih banyak dipertanyakan. Penekanan sementara ini lebih kepada meninggalkan pemakaian pestisida sintetis. Dengan makin berkembangnya pengetahuan dan teknologi kesehatan, lingkungan hidup, mikrobiologi, kimia, molekuler biologi, biokimia dan lain-lain, pertanian organik terus berkembang. Dalam sistem pertanian organik modern diperlukan standar mutu dan ini diberlakukan oleh negara-negara pengimpor dengan sangat ketat. Sering satu produk pertanian organik harus dikembalikan ke negara pengekspor termasuk ke Indonesia karena masih ditemukan kandungan residu pestisida maupun bahan kimia lainnya. Banyaknya produk-produk yang mengklaim sebagai produk pertanian organik yang tidak disertifikasi membuat keraguan di pihak konsumen. Sertifikasi produk pertanian organik dapat dibagi menjadi dua kriteria yaitu:
  • 10. 1. Sertifikasi Lokal untuk pangsa pasar dalam negeri. Kegiatan pertanian ini masih mentoleransi penggunaan pupuk kimia sintetis dalam jumlah yang minimal atau Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA), namun sudah sangat membatasi penggunaan pestisida sintetis. Pengendalian OPT dengan menggunakan biopestisida, varietas toleran, maupun agensia hayati. Tim untuk merumuskan sertifikasi nasional sudah dibentuk oleh Departemen Pertanian dengan melibatkan perguruan tinggi dan pihak-pihak lain yang terkait. 2. Sertifikasi Internasional untuk pangsa ekspor dan kalangan tertentu di dalam negeri, seperti misalnya sertifikasi yang dikeluarkan oleh SKAL ataupun IFOAM. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain masa konversi lahan, tempat penyimpanan produk organik, bibit, pupuk dan pestisida serta pengolahan hasilnya harus memenuhi persyaratan tertentu sebagai produk pertanian organik. Beberapa komoditas prospektif yang dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik di Indonesia antara lain tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, tanaman rempah dan obat, serta peternakan. Menghadapi era perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang diharapkan pertanian organik Indonesia sudah dapat mengekspor produknya ke pasar internasional. Komoditas yang layak dikembangkan dengan sistem pertanian organik No Kategori Komoditi 1 Tanaman Pangan Padi 2 Hortikultura Sayuran: brokoli, kubis merah, petsai, caisin, cho putih, kubis tunas, bayam daun, labu siyam, oyong dan baligo. Buah: nangka, durian, salak, mangga, jeruk dan manggis. 3 Perkebunan Kelapa, pala, jambu mete, cengkeh, lada, vanili dan kopi. 4 Rempah dan obat Jahe, kunyit, temulawak, dan temu- temuan lainnya. 5 Peternakan Susu, telur dan daging
  • 11. 1. Lahan Pada dasarnya semua lahan dapat dikembangkan menjadi lahan PO. Yang terbaik adalah lahan pertanian yang berasal dari praktek pertanian tradisional atau hutan alam yang tidak pernah mendapatkan asupan bahan-bahan agrokimia (pupuk dan pestisida). Namun, bila lahan yang digunakan berasal dari lahan bekas budidaya pertanian konvensional (menggunakan pupuk dan pestisida kimia), lebih dahulu perlu dilakukan konversi lahan. Konversi lahan adalah upaya yang bertujuan untuk meminimalkan kandungan sisa-sisa bahan kimia yang terdapat dalam tanah dan memulihkan unsur fauna dan mikroorganisme tanah. Lamanya konversi tergantung dari intensitas pemakaian input kimiawi dan jenis tanaman sebelumnya (sayuran, padi atau tanaman keras). Masa konversi dapat diperpanjang/diperpendek tergantung pada sejarah lahan tersebut. Bila masa konversi telah lewat, lahan tersebut merupakan lahan organik. Bila kurang dari itu, maka lahan tersebut masih merupakan lahan konversi menuju organik. 2. Benih Benih yang digunakan untuk budidaya PO adalah benih yang tidak mendapatkan perlakuan rekayasa genetika. Petani sebaiknya menggunakan benih lokal, atau benih hibrida yang telah beradaptasi dengan alam sekitar. Keunggulan menggunakan benih lokal adalah mudah memperolehnya dan murah harganya, bahkan petani bisa membenihkan sendiri. Selain itu, benih lokal memiliki asal usul yang jelas dan sesuai dengan kondisi alam sekitar. Dengan memakai benih sendiri, petani juga tidak tergantung pada pihak luar. 3. Persiapan tanam Lahan yang digunakan untuk produksi PO sedapat mungkin dijaga kestabilannya tanpa harus mengacaukan, yaitu berpedoman pada metode sedikit olah tanah (minimum tillage). 4. Tanam Prinsip yang diterapkan dalam praktek penanaman PO selalu mencerminkan adanya tumpangsari agar tercipta keanekaragaman tanaman (varietas). Perencanaan dan teknik penanaman perlu disesuaikan dengan sifat tanaman, prinsip-prinsip pergiliran tanaman dan kondisi cuaca setempat. 5. Pemeliharaan Tanaman
  • 12. Setiap tanaman memiliki sifat karakteristik tertentu, maka pemeliharaan tanaman ditentukan oleh sifat karakteristik tersebut. Dengan mengenali karakteristik tanaman petani dapat dengan mudah melakukan pemeliharaan yang sesuai, sehingga tujuan pemeliharaan tercapai yaitu “kebahagiaan tanaman itu sendiri”. 6. Pemupukan Secara teori, lahan PO akan semakin subur karena proses-proses yang diterapkan berpedoman pada pemeliharaan tanah. Tetapi realitanya, petani seringkali kurang memahami hal ini sehingga tanah selalu lebih banyak kehilangan unsur hara —melalui erosi, penguapan, dsb— dibandingkan dengan hara yang diberikan/ditambahkan. Maka prinsip pemupukan ditentukan oleh kepekaan kita dalam mengamati/menilai kapan tanaman kekurangan makanan. 7. Pengendalian HPT/OPT PO berbasis pada keseimbangan ekosistem. Konsekuensinya semua organisme yang ada (termasuk hama) dipandang ikut berperan dalam proses keseimbangan tersebut. Dengan kata lain, tidak ada mahluk hidup yang tidak berguna. Yang diperlukan adalah mengendalikan hama/penyakit supaya tidak berada dalam jumlah berlebihan. Pola tumpangsari, pergiliran tanaman, pemulsaan, rekayasa teknik menanam, dan manajemen kebun menjadi pilihan metode pengendalian HPT karena sesuai dengan prinsip keseimbangan. Penggunaan pestisida alami diperlukan sejauh kita tahu bahwa di lahan PO sedang terjadi ketidakseimbangan, yang terlihat pada munculnya gangguan hama/penyakit. Kadar pemakaiannya juga tergantung dari tingkat gangguan yang ada. 8. Panen Setiap langkah dalam proses produksi akan dinilai dari hasil panenan. Prinsip dalam panen adalah menjaga standar mutu dengan memanen tepat waktu sesuai kematangan. Cara pemanenan juga perlu berhati-hati sehingga tidak menimbulkan kerusakan atau kehilangan hasil yang lebih besar. 9. Pasca Panen Kegiatan pasca panen harus mampu menekan kerusakan hasil seminimal mungkin. Metode pengolahan yang dilakukan tidak boleh mengubah sama sekali komposisi bahan aslinya. Karenanya proses seleksi, pencucian, pengepakan, penyimpanan dan pengangkutan produk
  • 13. organik perlu berhati-hati agar kondisi tetap segar dan sehat ketika berada di tangan pembeli. Dalam PO, kegiatan pasca panen menghindari pemakaian bahan pengawet atau perlakuan kimiawi lainnya dan seminimal mungkin melakukan proses pengolahan. Dalam PO berlaku standar yang berfungsi sebagai pedoman bagi petani dan pelaku lain dalam menjalankan usahanya di bidang ini. Standar ini berisi prinsip-prinsip mendasar PO dan hal-hal umum yang sebaiknya dilakukan dan dihindari dalam bertani organik. Sebagai contoh, pemerintah telah menerbitkan SNI (Standar Nasional Indonesia) 01-6729-2002 tentang Sistem Pangan Organik yang dapat menjadi acuan bagi para pelaku terkait pengembangan PO. Standar ini mengacu pada standar internasional yakni Codex CAC/GL 32/1999, dan cukup selaras dengan standar dasar IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movement). BIOCert sendiri tengah mengembangkan standar PO yang selaras dengan pedoman di atas dan sesuai dengan visi dan misi BIOCert. D. Manfaat Pertanian Organik Pertanian organik mempunyai beberapa manfaat, diantaranya : 1. Kesehatan Sistem pertanian organik akan menghasilkan produksi pertanian yang sehat, menurut beberapa data dari beberapa literature hasil produksi pertanian organik terdapat kandungan vitamin C, kalium dan beta karoten yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertanian biasa. Selain itu, dari segi hasil produksi juga akan lebih meningkat hingga 75 persen. 2. Lingkungan Dengan menggunakan sistem pertanian juga akan menjaga kesehatan lingkungan, keseimbangan ekosistem dan kesuburan tanah karena pertanian organik tanpa mengguna menggunakan bahan kimia sintetis yang diketahui dapat mengakibatkan polusi dan berdampak buruk pada kesehatan tanaman juga kesuburan tanah. E. Peluang Pertanian Organik di Indonesia Luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia sangat besar. Dari 75,5 juta ha lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian, baru sekitar 25,7 juta ha yang telah diolah untuk sawah dan perkebunan (BPS, 2000). Pertanian organik menuntut agar lahan yang digunakan tidak atau belum tercemar oleh bahan kimia dan mempunyai aksesibilitas yang baik.
  • 14. Kualitas dan luasan menjadi pertimbangan dalam pemilihan lahan. Lahan yang belum tercemar adalah lahan yang belum diusahakan, tetapi secara umum lahan demikian kurang subur. Lahan yang subur umumnya telah diusahakan secara intensif dengan menggunakan bahan pupuk dan pestisida kimia. Menggunakan lahan seperti ini memerlukan masa konversi cukup lama, yaitu sekitar 2 tahun. Volume produk pertanian organik mencapai 5-7% dari total produk pertanian yang diperdagangkan di pasar internasional. Sebagian besar disuplay oleh negara-negara maju seperti Australia, Amerika dan Eropa. Di Asia, pasar produk pertanian organik lebih banyak didominasi oleh negara-negara timur jauh seperti Jepang, Taiwan dan Korea. Potensi pasar produk pertanian organik di dalam negeri sangat kecil, hanya terbatas pada masyarakat menengah ke atas. Berbagai kendala yang dihadapi antara lain: 1) belum ada insentif harga yang memadai untuk produsen produk pertanian organik, 2) perlu investasi mahal pada awal pengembangan karena harus memilih lahan yang benar-benar steril dari bahan agrokimia, 3) belum ada kepastian pasar, sehingga petani enggan memproduksi komoditas tersebut. Areal tanam pertanian organik, Australia dan Oceania mempunyai lahan terluas yaitu sekitar 7,7 juta ha. Eropa, Amerika Latin dan Amerika Utara masing-masing sekitar 4,2 juta; 3,7 juta dan 1,3 juta hektar. Areal tanam komoditas pertanian organik di Asia dan Afrika masih relatif rendah yaitu sekitar 0,09 juta dan 0,06 juta hektar. Sayuran, kopi dan teh mendominasi pasar produk pertanian organik internasional di samping produk peternakan. Areal tanam pertanian organik masing-masing wilayah di dunia, 2002 No Wilayah Areal Tanam Juta ha 1 Australia dan Oceania 7,70 2 Eropa 4,20 3 Amerika Latin 3,70 4 Amerika Utara 1,30 5 Asia 0,09 6 Afrika 0,06 Sumber: IFOAM, 2002; PC-TAS, 2002. Prinsip pertanian organik pada dasarnya adalah berteman akrab dengan alam, tidak mencemari dan merusak lingkungan hidup. Alasan utama penggunaan bahan kimia adalah untuk menyuburkan tanah dan memberantas hama serta penyakit. Padahal, melalui sistem pertanian
  • 15. organik, dua masalah itu dapat diatasi. Untuk menyuburkan tanah, petani bisa memanfaatkan tanaman famili leguminosae, seperti kacang-kacangan, selain pupuk kandang tentunya. Tanaman jenis ini mempunyai bintil-bintil akar yang mampu menambat nitrogen yang dapat diserap oleh tanaman. Sementara sebagai pengganti pestisida, petani dapat menggunakan antara lain nimba, tembakau, brotowali, awar-awar, gadung, kelor, mindi, ketepeng kebo, mengkudu, mahoni, tuba teprosia, papaya, johar, buah lerak, sirsak, srikaya, dan jarak kepya. Pestisida alami ini dapat dengan mudah dibuat, tidak mencemari udara, tidak berbahaya, dan tidak meracuni konsumen karena 100% bersifat bio-degradable. Terlebih lagi, tanaman-tanaman ini mudah diperoleh dan dibudidayakan Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di pasar internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena berbagai keunggulan komparatif antara lain : 1) masih banyak sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan sistem pertanian organik, 2) teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos, tanam tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain. Pengembangan selanjutnya pertanian organik di Indonesia harus ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar global. Oleh sebab itu komoditas-komoditas eksotik seperti sayuran dan perkebunan seperti kopi dan teh yang memiliki potensi ekspor cukup cerah perlu segera dikembangkan. Produk kopi misalnya, Indonesia merupakan pengekspor terbesar kedua setelah Brasil, tetapi di pasar internasional kopi Indonesia tidak memiliki merek dagang. Pengembangan pertanian organik di Indonesia belum memerlukan struktur kelembagaan baru, karena sistem ini hampir sama halnya dengan pertanian intensif seperti saat ini. Kelembagaan petani seperti kelompok tani, koperasi, asosiasi atau korporasi masih sangat relevan. Namun yang paling penting lembaga tani tersebut harus dapat memperkuat posisi tawar petani. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pertanian organik merupakan metode pertanian yang tidak menggunakan pupuk sintetis dan pestisida. Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga
  • 16. sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud. Penggunaan pupuk organik bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia, sehingga dosis pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia dapat secara nyata dikurangi. Aplikasi pupuk organik yang dikombinasikan dengan separuh takaran dosis standar pupuk kimia (anorganik) dapat menghemat biaya pemupukan. Pada zaman sekarang masih banyak petani,khususnya petani di Indonesia yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang dapat mengganggu kesehatan tubuh manusia serta pencemaran pada lingkungan hidup kita. Adanya logam-logam berat yang terkandung di dalam pestisida kimia akan masuk ke dalam aliran darah. Bahkan makan sayur yang dulu selalu dianggap menyehatkan, kini juga harus diwaspadai karena sayuran banyak disemprot pestisida kimia berlebih. B. Saran Dalam upaya penyediaan media tanam yang subur, penggunaan pupuk kimia juga dikurangi secara perlahan. pemberian nitrogen berlebih disamping menurunkan efisiensi pupuk lainnya, juga dapat memberikan dampak negatif, diantaranya meningkatkan gangguan hama dan penyakit akibat nutrisi yang tidak seimbang. Oleh karena itu, perlu upaya perbaikan guna mengatasi masalah tersebut, sehingga kaidah penggunaan sumber daya secara efisien dan aman lingkungan dapat diterapkan. Dan dalam penulisan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaan pembuatan makalah kedepannya. DAFTAR PUSTAKA http://agriculturestiper.blogspot.com/2013/04/paper-usaha-tani-sistem-pertanian.html http://felixmekogadho.blogspot.com/2012/03/makalah-pertanian-organik.html http://jurnalorganik.blogspot.com/2013/05/sejarah-pertanian-organik.html http://kalampa.blogspot.com/2011/06/makalah-pertanian-organik.html http://netblog-mointi.blogspot.com/2013/05/pertanian-organik-dan-pertanian.html http://wahyubertani.blogspot.com/ http://www.unjabisnis.net/makalah-pertanian-organik.html