[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang dan tujuan penelitian mengenai efektivitas pupuk organik dan pupuk polysulphate terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kentang. Secara khusus dibahas tentang morfologi tanaman kentang, termasuk botani, daun, batang, akar, dan bunga. Juga dibahas tentang rumusan masalah, tujuan, dan hipotesa penelitian yang akan dilakukan.
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Kentang
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah salah satu jenis tanaman sayuran
yang banyak ditanam di daerah pegunungan. Kentang termasuk salah satu
tanaman yang bernilai ekonomi tinggi sehingga banyak petani ataupun investor
menanamkan modal untuk membudidayakan tanaman kentang (Samadi, 2007).
Tidak heran kentang berperan penting dan diprioritaskan untuk dikembangkan
dan berpotensi dalam diversifikasi pangan.
Kentang sangat ideal ditanam di daerah pegunungan pada ketinggian lebih
dari 1.000 mdpl. Namun hingga kini produktivitas kentang masih terbatas,
sehingga masih dibutuhkan tindakan untuk meningkatkan produktivitasnya. Hal
tersebut antara lain disebabkan oleh penggunaan bibit yang kurang bermutu,
pengelolaan budidaya yang belum optimal serta penanganan pascapanen yang
belum memadai (Effendi, 2004).
Tanaman kentang (Solanumtuberosum L.) merupakan komoditas yang
mendapat prioritas utama, hal ini disebabkan karena tanaman kentang mempunyai
potensi untuk di kembangakan sebagai sumber karbohidrat. Di Indonesia, kentang
juga dapat dijadikan alternatif pangan karbohidrat disamping beras. Kebutuhan
akan kentang terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan meningkatnya
jumlah penduduk dan banyaknya industri yang menggunakan kentang sebagai
bahan baku. (Gunarto,2003)
Produktivitas kentang di Indonesia pada tahun 2015, 18.20 ton/Ha dengan
total produksi 1.219.270 ton/Ha dari luas areal pertanaman 66.983 Ha. Hasil
tersebut masih relatif rendah jika dibandingkan dengan negara-negara produsen
kentang. Produksi kentang yang relatif rendah di Indonesia disebabkan
penggunaan mutu benih yang dipakai mempunyai kualitas rendah, pengetahuan
yang kurang tentang kultur jaringan, penanaman secara terus menerus dan modal
petani yang terbatas. Kerugian produksi kentang disebabkan oleh beberapa faktor
internal yaitu jenis umbi dan benih yang digunakan sedangkan faktor eksternal
yaitu kandungan air, zat hara, cuaca, virus, dan jamur. (BPS, 2016).
2. 2
Salah satu tindakan budidaya yang dibenahi agar produktivitas kentang
meningkat adalah penanganan pemupukan. Pemupukan merupakan salah faktor
penting untuk meningkatkan produksi. Pemupukan bahkan dianggap sebagai
faktor dominan dalam produksi pertanian. Melalui pemupukan yang tepat maka
diperoleh keseimbangan unsur hara enssensial yang dibutuhkan tanaman (Effendi,
2004).
Pengolahan kotoran ternak perlu dilakukan untuk mengurangi pencemaran
lingkungan. Pengolahan kotoran ternak dapat dilakukan dengan cara menggunakan
kotoran ternak sebagai pupuk kandang. Kotoran ternak dimanfaatkan sebagai
pupuk kandang karena kandungan unsur hara makro primer seperti nitrogen (N),
fosfor (P), dan kalium (K) serta unsur hara makro skunderdiantaranya kalsium,
magnesium, yang dibutuhkan tanaman dan kesuburan tanah (Hapsari, 2013).
Kotoran sapi dapat digunakan sebagai bahan organik pada pembuatan pupuk
kandang karena kandungan unsur haranya relatif tinggi dimana kotoran sapi
bercampur dengan air seninya (urine) yang juga mengandung unsur hara (Surya,
2013).
Pengomposan adalah proses penguraian bahan bahan organik secara biologis
oleh mikroba mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi
(Dewi dan Treesnowati, 2012). Proses pengomposan kotoran sapi yang terjadi
secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses
pengomposan telah dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan, antara lain
dengan menggunakan bioaktivator sehingga pengomposan berjalan dengan lebih
cepat dan efisien (Arisha etal., 2003).
Pertanian merupakan sebuah bidang yang tidak luput dari penggunaan pupuk
dan pestisida. Keduanya berperan penting dalam produksi dan menjadi sarana
dalam menentukan hasil pertanian. Pupuk berguna untuk menambah unsur-unsur
hara di dalam tanah. Sementara pestisida digunakan untuk mengendalikan serangan
hama dan penyakit yang menyerang tanaman.
Disamping perannya yang penting, penggunaan pupuk harus tepat. Dan pada
intinya aplikasi pupuk harus menerapkan tepat sasaran, tepat dosis, tepat cara dan
tepat waktu. Dengan demikian, penggunaan tidak bisa asal-asalan sehingga
tanaman bisa tumbuh dengan optimal.
3. 3
Selain itu untuk meningkatkan produksi tanaman kentang secara optimal,
perlu dilakukan pemupukan anorganik. Pemberian pupuk anorganiksecara tepat
dan berimbang akan menjadikan tanaman tumbuh dengan baik, sehingga akan
memacu pertumbuhan tanaman kentang Secara Efektif dan Efisien
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian berjudul
“Efektivitas Pupuk Organik Dengan Pupuk Polysulphate Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kentang (Solanumtuberosum L.)”
Dan dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitan menggunakan
pupuk organik dari kandang sapi dan dikombinasi dengan pupuk anorganik
Polyshulpate.
1.2. Rumusan Masalah
1. Berapa gram pemberian pupuk organik yang efektif terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman kentang ?
2. Berapa gram pemberian pupuk Polysulpate yang efektif terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman kentang?
3. Berapa gram pemberian dari kombinasi pupuk Organik dengan Polyshulpate
yang efektif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kentang ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efektivitas pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman kentang.
2. Untuk mengetahui efektivitas pemberian pupuk Polyshulpate terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman kentang?
3. Untuk mengetahui efektivitas interaksi kombinasi pupuk organik dengan
pupuk Polyshulpate terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kentang.
1.4. Hipotesa Penelitian
1. H0 = Tidak efektif pemberian pupuk Polyshulpate (P) terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman kentang.
H1 = Efektif
2. H0 = Tidak efektif pemberian pupuk organik (K) terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman kentang
4. 4
H1 = Efektif
3. H0 = Tidak efektif interaksi Polyshulpate (P) X Pupuk Organik (K) terhadap
pertumbuhan dan prouksi tanaman kentang.
H1 = Efektif
1.5. KegunaanPenelitian
1. Sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar sarjana dalam program Studi Agroteknologi Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas QualityBerastagi.
2. Sebagai bahan informasi dalam rangka pengembangan ilmu pertanian dan
penambahan pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan dalam hal
penyusunan skripsi budidaya tanaman Kentang.
5. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. BotaniTanaman
Sistematika
Kentang (solanumtuberesum L.) merupakan tanaman semusim berumur
pendek karena hanya sekali panen. Tanaman kentang dapat tumbuh tegak mencapai
ketinggian 0,5-1,2 m, tergantung varietas (Samadi, 2007). Kentang berasal
dari dataran tinggi, di amerika selatan (Peru, Kolombia, dan Bolovia).
Tanaman ini di perkenalkan ke Eropa pada abad ke 16 di peru dan Kolombia
melalui Spanyol dan kemudian kentang menjadi makanan pokok penduduk Irlandia
dan penduduk Eropa Utara (Zulkarnain, 2013).
Tanaman kentang umumnya berdaun rimbun, dan terletak berselang seling
pada batang tanaman, berbentuk daun oval sampai agak bulat dengan ujung
meruncing dan tulang daun menyirip seperti duri ikan daun berkerut kerut dan
permukaan bawah daun berbulu. Ukuran daun sedang dengan tangkai pendek
(Samadi, 2007).
Berikut Klasifikasi tanaman kentang (Samadi, 2007).
Kindom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
SubDivisi : Angeospermae
Kelas : Dikotiledonae (Berkeping dua)
SubKelas : Asteridae
Ordo : Solanales/Tubiflorae(Berumbi)
Famili : Solanaceae (Berbunga Terompet)
Genus : Solanum (Daun)
Spesies : Solanumtuberosum
NamaBinominal : Solanumtuberosum L.
6. 6
2.2. MorfologiTanaman
2.2.1. Daun
Tanaman kentang umumnya berdaun rimbun, daun terletak berselang seling
pada batang tanaman. Daunnya berbentuk lonjong yang tersusun pada tangkai daun
berpasang-pasangan dan berakhir dengan daun tunggal pada ujung tangkai. Daun
majemuk menempel di satu tangkai (rahis). Jumlah helai daun umumnya ganjil,
saling berhadapan. Diantara dua pasang daun terdapat sepasang daun duduk yang
berukuran lebih kecil. Pada ketiak-ketiak daun terdapat daun-daun kecil yang
merupakan lidah (stipula).
Daun berkerut kerut dan permukaan bawah daun berbulu. Ukuran daun
sedang dengan tangkai pendek (Samadi, 2007).
Warna daun tanaman kentang hijau keputih-putihan. Posisi tangkai utama
terhadap batang tanaman membentuk sudut kurang dari 45 derajat.
Daun berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Fotosintesis adalah
suatu proses biokimia pembentukan karbohidrat dari bahan anorganik yang
dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun
nyaitu klorofil. Daun juga berfungsi sebagai organ pernapasan. Daun memiliki
sistomata yang berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata mengambil CO2 dari
udara untuk dijadikan bahan fotosintesis dan mengeluarkan O2 sebagai hasil
fotosintesis. Daun juga merupakan tempat transirasi. Transpirasi merupakan
keadaan hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan. Transpirasi terjadi disaat
tumbuhan membuka stomatanya. Sebagian besar uap air yang ditranspirasi oleh
tumbuhan berasal dari daun selain dari batang, bunga dan buah.
2.2.2. Batang
Batang berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung pada varietasnya,
batang tanaman berbuku-buku, berongga tidak berkayu dan bertekstur agak keras
bila dipijat. Diameter batang tanaman kentang kecil yaitu berkisar 3 sampai dengan
6 cm. Tinggi batang tanaman kentang 50 sampai dengan 120 cm tergantung pada
varietas tanaman kentang tersebut.
Batang kentang umumnya lemah sehingga mudah roboh bila terkena angin
kencang. Sehingga perlu di lakukan pemasangan ajir pada tanaman kentang untuk
7. 7
menopang batang sehingga tidak roboh bila terkena angin ataupun roboh akibat
tinggi dan rimbunnya tanaman kentang.
Warna batang tanaman kentang umumnya berwarna hijau, kemerah-
merahan atau keungu-unguan, batang bercabang-cabang dan setiap cabang di
tumbuhi oleh daun-daun yang rimbun (Samadi, 2007).
Batang tanaman kentang ditumbuhi dengan tangkai daun. Dimana lebar
diameter tangkai daunnya berkisar 15 sampai dengan 30 cm pada fase generative
tergantung varietas tanaman kentang. Tangkai daun yang lebar yang dimaksud
dipasang ajir dan tali bidang untuk menghindari tanaman roboh sehingga
pertumbuhan tanaman kentang dapat tumbuh dengan maksimal dan pertumbuhan
atau pembentukan stolon dapat tumbuh berkembang dengan baik.
Pada batang tanaman juga dilakukan pembumbunan menggunakan tanah
agar batang tanaman kentang dapat tumbuh dengan maksimal, disamping itu
pembumbunan batang tanaman kentang pada fase vegetatif dapat menghindari
genangan air pada musim hujan sehingga mencegah dari perkembangbiakan jamur
dan bakteri yang merugikan tanaman kentang.
2.2.3. Akar
Tanaman kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar
tunggang menembus tanah sampai kedalaman 45 cm, sedangkan akar serabut
tumbuh menyebar ke arah samping dan menebus tanah datar.
Akar tanaman kentang halus berwarna keputih-putihan dan dapat
menembus ke dalam tanah sampai 45 cm. Tetapi kebanyakan akar berada sekitar
20 cm dari permukaan tanah. Akar tanaman kentang berfungsi sebagai penopang
tumbuh tegaknya tanaman. Akar akan menahan dengan mengembangkan dan
memanjangkan akarnya agar tanaman kuat saat tertiup angin yang kencang. Fungsi
akar juga menyerap air dan unsur hara yang ada didalam tanah. Nutrisi-nutrisi yang
ada di tanah akan diserap oleh akar dan akan disalurkan ke tanaman.
Akar juga berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan, pada umbi
tanaman kentang terdapat cadangan makanan dan air. Pada akar tanaman kentang
terdapat diantara akar-akar ini ada yang nantinya menjadi bakal umbi/stolon
(Samadi, 2007).
8. 8
2.2.4. Bunga
Bunga kentang berjenis kelamin dua. Mahkota bunga berbentuk terompet
dengan ujung seperti bintang dan warna bunganya bervariasi, putih, merah muda,
biru atau ungu tergantung warna batangnya. Lima benang sari berwarna kuning
melingkari tangkai putiknya. Kedudukan benang sari tidak sama, ada yang lebih
rendah dan ada yang tinggi atau sama dengan putiknya. Bunga membuka pada pagi
hari dan menutup pada sore hari, dan berlangsung pada 3 sampaidengan 7 hari.
Tanaman kentang ada yang berbunga dan ada yang tidak, tergantung pada
varietasnya. Pada tanaman kentang yang berbunga, bunga tumbuh dari ketiak daun
teratas. Jumlah tandan bunga juga bervariasi sedikit sampai banyak. Kentang
variestas cosima memiliki tandan bunga sampai 11 buah, sedangkan varietas
cipanas 7 buah.
Bunga kentang yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan
buah dan biji-biji. Buah berbentuk buni dan di dalamnya berisi bayak biji. (Samadi,
2007).
2.2.5. Umbi
Umbi terbentuk dari cabang samping di antara akar-akar. Proses
pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan memanjang dari
rhizome atau stolon yang diikuti pembesaran sehingga rhizome membengkak.
Umbi berfungsi menyimpan bahan makanan seperti karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, dan air. Umbi kentang memiliki mata tunas sebagai bahan
perkembang biakan, yang selanjutnya dapat menjadi tanaman baru. Selain
mengandung zat gizi, umbi kentang mengandung solanin.
Zat ini bersifat racun dan berbahaya bagi yang memakannya. Racun solanin
tidak dapat hilang apabila umbi tersebut keluar dari tanah dan terkena sinar
matahari. Umbi kentang yang masih mengandung racun solaninbewarna hijau
walaupun sudah tua (Samadi, 2007).
Ukuran bentuk dan warna umbi kentang bermacam-macam tergantung dari
varietasnya. Bentuk umbi ada yang bulat, oval, sampai bulat panjang. Umbi kentang
ada yang berwarna kuning, keputihan dan merah. Umbi kentang dapat dipanen pada
umur 110 sampai dengan 120 hari setelah tumbuh. Umbi kentang yang
9. 9
mengandung vitamin C, vitamin B6, serat dan potassium sangat baik bagi kesehatan
jantung. Umbi kentang juga memiliki banyak manfaat dan diolah oleh kalangan
perindustrian menjadi berbagai makanan ringan. Kegiatan pasca panen umbi
kentang yang perlu dilakukan supaya diperoleh umbi kentang yang bermutu baik
pada dasarnya meliputi pembersihan, sortasi/grading yaitu pemilihan dan
pemisahan umbi berdasarkan kualitas dan ukuran yang bertujuan untuk
memisahkan umbi yang baik dengan umbi yang jelek untuk memperoleh umbi yang
seragam dalam ukuran dan kualitasnya.
Penyimpanan dan pengemasan yang bertujuan untuk menunggu pemasaran
yang tepat dan melindungi umbi dari kerusakan mekanis dan fisiologi serta
memperbaiki penampilan sehingga disukai konsumen.
2.3. SyaratTumbuh
2.3.1.Tanah
Keadaan tanah yang baik dan sesuai untuk tanaman kentang adalah yang
berstruktur remah, gembur, banyak mengadung bahan organik, subur, mudah
mengikat air dan memiliki solum tanah dalam, sementara tekstur tanah yang cocok
adalah tanah lempung ringan dengan sedikit kandungan pasir.
Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi antara 5.0-
7,0, tergantung tergantung varietas kentang (Samadi, 2007).
2.3.2. Iklim
Kentang merupakan tanaman subtropis, di budidayakan di dataran tinggi,
yaitu ketinggian 1000-3000 meter di atas permukaan laut. Tanaman kentang
menghendaki suhu harian optimum 160 C untuk pertumbuhan dan produksi yang
baik. Suhu terlalu rendah dapat menurunkan produksi, bahkan dapat membunuh
tanaman.
Pembentukan umbi pada kentang saat meningkat nya suhu. Suhu siang hari
untuk pembentukan umbi adalah 170-220C dan malam hari 50-120 C (Zukarnain,
2013).
2.3.2. Penyinaraan Cahaya Matahari
10. 10
Faktor cahaya sangat berpengaruh terhadap pembentukan organ vegetatif
tanaman, seperti batang, cabang, dan daun, serta organ generatif seperti bunga dan
umbi. Terbentuknya bagian vegetatif dan generatif ini merupakan hasil proses
asimilasi yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi.
Penyinaran cahaya matahari yang kurang, misalnya karena keadaaan
mendung, iklim setempat, ataupun karena adanya naungan pohon besar di sekitar
tanaman, dapat menyebabkanproses asimilasi tidak berjalan semestinya. Semakin
besar cahaya matahari yang diterima tanaman, semakin besar pula pengaruhnya
terhadap kenaikan hasil yang dapat dipanen (Kanisius, 2007).
Lama penyinaran yang diperlukan oleh tanaman untuk kegiatan fotosintesis
adalah 9-10 jam/hari. Lama penyinaraan juga berpengaruh terhadap waktu dan saat
umbi terbentuk serta masa perkembangan umbi (Kanisius, 2007).
2.3.3. Curah Hujan
Daerah dengan rata-rata curah hujan 1.500 mm per tahun sangat sesuai untuk
membudidayakan kentang. Curah hujan yang tinggi berpengaruh secara langsung
terhadap peningkatan kelembapan, penurunan suhu, berkurangnya cahaya
matahari, dan peningkatan air tanah. Semuanya akan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman dan hasilnya. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan genngan air
yang berlebihan. Genangan air yang terjadi dapat menyebabkan umbi membusuk
(Kanisius, 2007).
2.4. Polysulphate
Polysulphate adalah pupuk yang berfungsi untuk meningkatkaan hasil
panen. Polysulphate mengandung empat unsur hara yaitu : 48% SO3 sebagai sulfate,
14% K2O sebagai sulfate %, 6% MgO sebagai sulfate, 17% CaO sebagai sulfate.
Pertama kali dideskripsikan pada tahun 1818 untuk spesimen dari lokasi tipenya di
Austria.
Merupakan satu-satunya yang ditambang dari lapisan batu lebih dari 1000
meter dibawah laut utara lepas pantai NorthYorkshire di Inggris. Tersimpan 260
juta tahun yang lalu, terletak 150-170 m dibawah lapisan kalium di tambang
Boulby. Pada tahun 2010, operasi penambangan pertama dimulai di tambang
11. 11
Boulby, tambang terebut saat ini merupakan satu-satunya produsen yang
dipasarkan oleh Israel Chemical.
Pada tahun 2016, Sirius Minerals mengumumkan rencana untuk tambang
Woodsmith, sebuah tambang baru di daerah tersebut. Bulan Maret 2020, proyek
tersebut diambil alih oleh Anglo American plc.
Manfaat pupuk Polyshulpate :
Pertumbuhan tanaman lebih merata dan optimal.
Memaksimalkan pembentukan bakal buah dan umbi.
Meningkatkan hasil panen dan kualitas panen.
Kelebihan pupuk Polyshulpate :
- Tidak mudah tercuci oleh air
- Tidak cepat menguap oleh udara
- Memberikan asupan secara perlahan sehingga tanaman tidak kekurangan
unsure hara dalam tanah
2.5 Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik.
Pupuk organik atau pupuk organik padat mengandung unsur yang berbeda
tergantung dari bahan baku pupuk organik tersebut seperti kandang sapi, kandang
ayam, kandang kambing dan lain sebagainya.
Pupuk organik yang juga disebut pupuk kompos merupakan pupuk yang
mengandung unsur hara makro primer seperti N, P dan K dan unsur hara makro
sekunder seperti magnesium, kalsium dan sulfur dan unsur mikro lainnya seperti
zn, mangan, besi. Kandungan organik pada kompos dapat menjaga kualitas air dan
tanah. Kompos akan memberikan kandungan organik pada struktur tanah dan
mempertahankan kandungan air dalam tanah. Pada pupuk organik terdapat c
organik yang berfungsi sebagai sumber makanan mikroorganisme dalam tanah
sehingga mikroorganime selalu aktif dan menjadikan tanah terurai menjadi subur.
Pupuk organik yang sudah baik digunakan adalah pupuk organik yang
sudah selesai atau sudah melalui proses fermentasi. Proses fermentasi bertujuan
untuk perkembangbiakan mikroorganisme yang ada yang menghasilkan
mikroorganisme yang lebih banyak serta hasil metabolisme yang menghasilkan
12. 12
enzim-enzim pertumbuhan yang bermanfaat untuk tanaman. Proses fermentasi
mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi, sehingga memberikan
efektifitas dan efesiensi yang lebih tinggi dibanding proses tanpafermentasi.
Pupuk organik mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pupuk
anorganik. Pupuk organik dapat memperbaiki tekstur tanah, meningkatkan pH
tanah dan meningkatkan keberadaan jasad-jasad renik dalam tanah dan relative
tidak menimbulkan polusi lingkungan.
13. 13
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Lingga kecamatan simpang 4 Kabupaten
Karo dengan ketinggian + 1.150 mdpl. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan
April sampai Juli 2021.
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kentang, pupuk
organik, pupuk Polyshulpate, insektisida, dan fungisida. Sementara itu, alat yang
digunakanantara lain: cangkul, parang, tali plastik, alat ukur, ember, buku, pensil,
pena (alat-alat tulis) dan timbangan.
3.3. Parameter
3.3.1. Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan mulai tanaman berumur 3 MST.
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai ke ujung titik tumbuh
tanaman. Dengan interval waktu 2 minggu sekali dan pengamatan akan dilakukan
dengan 4 kali pengamatan.
3.3.2. Diameter Tajuk.
Pertumbuhan lingkaran tajuk atau kanopi diukur mulai 3 MST – 9 MST
dengan cara mengukur (pajang diagonal 1) + (plus diagonal 2) : 2
3.3.3. Lingkaran Batang
Lingkaran batang merupakan salah satu indicator pertumbuhan vegetative
tanaman, termasuk kentang. Pengukuran lingkaran batang dimulai saat
tanaman berumur 3 MST, posisi lingkaran yang diukur dibawah dua daun
paling atas.
14. 14
3.3.4. Jumlah Daun
Pengamatan jumlah daun dilakukan mulai tanaman berumur 3 MST, daun
yang diamati adalah daun yang sudah sempurna dan diamati dibawah satu
daun paling atas.
3.3.5. Produksi Per Sampel
Produksi per sampel diukur setelah tanaman dipanen. Umbi kentang dari
tanaman sampel dipanen, dipisahkan sesuai dengan kode perlakuannya, dan
ditimbang untuk diambil datanya.
3.3.6. Produksi Per Plot
Selain data produksi per plot, produksi per plot juga diambil datanya pada
saat panen yaitu hasil produksi dari seluruh tanaman dalam suatu plot
ditimbang untuk diambil datanya.
3.3.7. Jumlah Umbi Per Sampel
Hasil produksi tanaman per sampel selain ditimbang, juga dihitung jumlah
umbinya yaitu banyaknya umbi per tanaman sesuai dengan perlakuan yang
telah diberikan.
3.4.Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua (2) faktor yaitu :
Faktor I : Pemberian Pupuk organik dengan dengan simbol “ K” yang terdiri
dari 4 taraf yaitu :
K0 = Kontrol
K1 = 25gr
K2 = 50 gr
K3 = 75gr
K4 = 100 gr
15. 15
Faktor II : Pemberian pupukPolyshulpate dengan simbol“P” yang terdiri
dari 4 taraf perlakuan yaitu :
P0 = Kontrol
P1 = 5 gr
P2 = 10 gr
P3 = 15 gr
P4 = 20 gr
Dengan demikian akan terdapat 25 kombinasi perlakuan, dengan 2 ulangan
sehingga jumlah petak percobaan adalah sebanyak 50 plot.
Adapun kombinasi perlakuan yaitu :
K0P0 K1P0 K2P0 K3P0 K4P0
K0P1 K1P1 K2P1 K3P1 K4P1
K0P2 K1P2 K2P2 K3P2 K4P2
K0P3 K1P3 K2P3 K3P3 K4P3
K0P4 K1P4 K2P4 K3P4 K4P4
Keterangan :
1. Ukuran plot : 3,8 m
2. Jarak tanam : 30 cm
3. Jarak baris ulangan : 80 cm
4. Jarak baris ulangan 1 dan ulangan 2 : 160 cm
5. Jumlah ulangan : 2 ulangan
6. Jumlah Tanaman / Plot : 16
7. Jumlah Sampel / Plot : 4
8. Luas Areal yang diperlukan : 300 m
3.5. Metode Penelitian
Adapun metode analisa yang akan digunakan adalah Metode Rancang Acak
kelompok (RAK) dengan model linear (Sumtoyo 1993), sebagai berikut :
Ŷijk = μ+ p i + αj+ β k + (αβ) jk + εijk
16. 16
Keterangaan :
Ŷijk : Hasil pengamatan dari faktor efektivitas Pupuk Organik pada taraf k-i
dan Faktor efektivitasPolyshulpate pada taraf ke-j dan ulangan ke-k
μ : Efek dari nilai tengah
pi : Efek dari taraf ke-i
αj : Efek dari faktor efektivitas PupukOrganikdenganpada taraf ke-j
αk : Efek dari faktor efektivitasPolyshulpate pada taraf ke-k
(αβ) jk : Efek interaksi dari faktor efektivitas Pemberian Pupuk Organik pada
taraf ke-j dan efektivitas pupuk Polyshulpate pada taraf ke-k
εijk = Efek eror (gagal) faktor efektivitas Pemberian Pupuk organik pada taraf
ke-I dan faktor efektifitas pupuk Polyshulpate pada taraf ke-j dan
ulangan ke-k.
17. 17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Efektivitas Polysulphate (P), Pupuk Organik (K), dan interaksi antara P x
K terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, lingkaran batang, ditemukan
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
4.1.1. Tinggi Tanaman
Hasil Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Kentang Efektivitas Pemberian
Polysulphate dan Pupuk Organik
Faktor P, K, dan P x K berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan
tinggi tanaman kentang. Faktor P memiliki nilai F hitung 80,8 >F Tabel 2,76 (α
0,05), K (74,6 > 2,76) dan P x K (8,4 > 2,06). Selain itu, korelasi antara pengaruh
Faktor P, K, dan P x K terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kentang sangat kuat
yaitu 0,937 atau 93,7%.
Dalam hal ini, terdapat 93,7% pertumbuhan tinggi tanaman kentang dalam
penelitian ini ditentukan oleh ketiga faktor tersebut. Semua H0 ditolak dan H1
diterima, sehingga Uji Lanjut Duncandilakukan untuk mengetahui efektivitas dari
masing-masing Faktor P dan K, serta interaksinya antara keduanya (P x K).
Efektivitas Pemberian Polyshulpate (P) Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kentang
P3 berbeda nyata dengan P1 dan P0, tetapi tidak berbeda nyata dengan nilai
P2 dan P4. Nilai P0 terkecil yaitu 20,8 berbeda nyata dengan P1 (23,3), P2 (34,6),
P3 (35,1), dan P4 (34,4). Nilai tertinggi ditemukan pada P3 yaitu 35,1. Namun
demikian karena nilai P3 tidak berbeda nyata dengan P2 dan P4, maka dapat
dinyatakan pemberian polyshulpate (10 gr/ P2) adalah perlakuan yang efektif dalam
penelitian ini.
18. 18
Efektivitas Pupuk Organik (K) Terhadap Pertumbuhan Tinggi Tanaman
Kentang.
K4 berbeda nyata dengan K0 dan K1, tetapi tidak berbeda nyata dengan K2
dan K3. Rata-rata pertumbuhan terendah ditemukan pada K0 yaitu 20,7 cm dan
tertinggi pada K4 (35,4 cm). Namun demikian karena nilai K4 tidak berbeda nyata
dengan K2 (33,5 cm), dan K3 (34,4 cm), maka pemberian pupuk organik 50 gr (K2)
dinyatakan sebagai perlakuan yang efektif pada penelitian ini.
Kendati polyshulpate (P) dan pupuk organik (K) memiliki pengaruh
masing-masing terhadap pertumbuhan tanaman kentang, namun aplikasinya dapat
dilakukan secara bersama-sama, mengingat interaksi kedua jenis pupuk juga
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman kentang.
Hasil Uji DuncanEfektivitas Interaksi Polyshulpate (P) dan Pupuk Organik
(K) Terhadap Tinggi Tanaman Kentang
Kombinasi K4P3 memiliki nilai rata-rata pertumbuhan tertinggi (45 cm)
berbeda nyata dengan K0P0 (19 cm), K0P3 (21 cm), dan K0P2 (21,5 cm), tetapi
tidak berbeda nyata dengan K2P3 (40,5 cm), K2P3, K2P4, K3P2, K3P4 dan K4P4
maka dapat dinyatakan K2P3 (50 gram pupuk organik dan 15 gram polyshulpate
merupakan kombinasi yang efektif untuk pertumbuhan tinggi tanaman kentang.
Trend dan keragaman pertumbuhan kentang pada tiap-tiap plot pengamatan
diketahui dari hasil analisis data rata-rata pertumbuhan per pengamatan (MST).
Rata-rata Pertumbuhan Tanaman Kentang 3 MST – 9 MST Efektivitas
Polyshulpate (P) dan Pupuk Organik (K)
Tinggi kentang cukup bervariasi, terutama mulai 5 MST. Pada 3 MST, tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh perlakuan polyshulpate (P) dan pupuk
organik (K), kecuali pada K0. Perlakuan P2, P3, P4 menghasilkan rata-rata
pertumbuhan tinggi tanaman kentang yang berbedadengan P0 dan P1 terhitung 5
mst - 9 mst.
Demikian juga dengan K2, K3, dan K4 berbeda nyata dengan K0 dan K1
sejak minggu 5 mst - 9 mst. Pada 3 mst laju pertumbuhan kentang pengaruh
polyshulpate berkisar 11,65 -17,25 cm, 5 mst (18,7-30,65 cm ), 7 mst (24,25 - 40
19. 19
cm), dan 9 mst (29,35 – 49,35 cm). Sementara itu, pengaruh pupuk organik (K)
pada 3 mst (11,23 – 17,38 cm), 5 mst (18 -31,4 cm), 7 mst (24,38 – 42,43 cm), dan
9 mst (28,75 – 50,55 cm).
4.1.2. Diameter Tajuk
Hasil Analisis Sidik Ragam Efektivitas P, K, dan P x K Terhadap
Diameter Tajuk Tanaman Kentang
F Hitung pengaruh faktor P (20,2) dan F Hitung faktor K (18,8) > F Tabel
2,76 (A 0,05) dan 4,18 (A 0,01), maka faktor P dan K berpengaruh sangat nyata
terhadap pertumbuhan diameter tajuk tanaman kentang. Nilai F Hitung pengaruh
interaksi P x K adalah 2,6 > F Tabel 2,06 (A 0,05), maka faktor interaksi P x K
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter tajuk tanaman kentang. Korelasi
pupuk P, K, dan P x K terhadap pertumbuhan diameter tajuk sebesar 0,782 atau
78,2%.
Hasil Uji DuncanEfektivitas Taraf Faktor P Terhadap
Pertumbuhan Diameter Tajuk Tanaman Kentang.
P4 (33,607) berbeda nyata dengan P0 dan P1, tetapi tidak berbeda nyata dengan P2
dan P3. Kendati nilai rata-rata P4 lebih tinggi dari taraf perlakuan lainnya, tetapi
karena tidak berbeda nyata dengan P2 dan P3, maka perlakuan P2 (10 gr)
merupakan taraf perlakuan efektif yang menghasilkan nilai rata-rata pertumbuhan
diameter tajuk 33,244 cm.
Hasil Uji DuncanEfektivitas Taraf Faktor K Terhadap
Pertumbuhan Diameter Tajuk Tanaman Kentang.
K4 (33,777) berbeda nyata dengan K0 dan K1, tetapi tidak berbeda nyata dengan
K2 dan K3. Nilai rata-rata K4 lebih tinggi dari taraf perlakuan lainnya, namun
demikian karena tidak berbeda nyata dengan K2 dan K3, maka perlakuan K2 (50
gr) merupakan taraf perlakuan efektif yang menghasilkan nilai rata-rata
pertumbuhan diameter tajuk 32,553 cm.
Hasil Uji Duncan Efektivitas nteraksi K x P Terhadap Pertumbuhan
Diameter Tajuk Tanaman Kentang.
20. 20
Kombinasi K3P4 berbeda nyata dengan K0P0, tetapi tidak berbeda nyata
dengan K2P2, maka kombinasi perlakuan K2P2 (pupuk organik 50 gr dan
polysulphate5 gr) merupakan perlakuan efektif yang menghasilkan pertumbuhan
rata-rata diameter tajuk sebesar 34,22 cm.
Trend dan keragaman pertumbuhan diameter tajuk tanaman kentang per
pengamatan diketahui dari hasil analisis data rata-rata diameter per minggu
pengamatan (mst).
Rata-rata Pertumbuhan Diameter Tajuk
3 mst – 9 mst Efektivitas Polyshulpate (P) dan Pupuk Organik (K)
Diameter tajuk tanaman kentang cukup beragam, terutama mulai 5 mst.
Pada 3 mst, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh perlakuan
polysulphate (P) dan pupuk organik (K). Pada 5 mst-9 mst P4 berbeda nyata dengan
P0 dan P1 tetapi tidak berbeda nyata dengan P2 dan P3. Demikian juga dengan
faktor K, pada 3 mst - 9 mst, K4 berbeda nyata dengan K0 dan K1 tetapi tidak
berbeda nyata dengan K2 dan K3. Dari hasil trend pertumbuhan diameter tanaman
tersebut dapat disimpulkan K2 dan P2 merupakan taraf perlakukan efektif. Pada 9
mst, diameter tanaman pengaruh faktor P berkisar 38,6 cm - 43,68 cm dan pengaruh
factor K 37,4 cm – 44,1 cm.
4.1.3. Lingkaran Batang
Hasil Analisis Sidik Ragam Efektivitas P, K, dan P x K
Terhadap Pertumbuhan Lingkaran Batang Tanaman Kentang
F Hitung pengaruh faktor P (26,8), F Hitung faktor K (214,1), F Hitung Px
K (160,6) > F Tabel 2,76 (A 0,05) dan 4,18 (A 0,01), maka faktor P, K, dan P x K
berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan lingkaran batang tanaman
kentang. Korelasi pupuk P, K, dan P x K terhadap pertumbuhan lingkaran batang
sebesar 0,975 atau 97,5%.
Hasil Uji Duncan Efektivitas Taraf Faktor P Terhadap
Pertumbuhan Lingkaran Batang Tanaman Kentang.
21. 21
P4 (26,888 mm atau 2,6888 cm) berbeda nyata dengan P0 dan P1, tetapi
tidak berbeda nyata dengan P2 dan P3. Nilai rata-rata P4 lebih tinggi dari taraf
perlakuan lainnya. Namun demikian karena tidak berbeda nyata dengan P2 dan P3,
maka perlakuan P2 (10 gr) merupakan taraf perlakuan efektif yang menghasilkan
nilai rata-rata pertumbuhan lingkaran batang 26,571 mm atau 2,6571 cm.
Hasil Uji Duncan Efektivitas Taraf Faktor K Terhadap
Pertumbuhan Lingkaran Batang Tanaman Kentang.
K4 (28,226 mm atau 2,8226 cm) berbeda nyata dengan K0, K1,K2, dan K3.
Oleh karena itu K4 merupakan taraf perlakuan yang efektif karena mengasilkan
rata-rata lingkaran batang tertinggi dan berbeda nyata dengan taraf perlakuan
lainnya.
Hasil Uji Duncan Efektivitas Interaksi K x P Terhadap
Pertumbuhan Lingkaran Batang Tanaman Kentang.
Kombinasi K4P4 menghasilkan rata-rata lingkaran batang 32,595 mm atau
3,2595 cm, berbeda nyata dengan K0P1, K0P3, K4P1, dan K2P2, tetapi tidak
berbeda nyata dengan K3P2. Oleh karena itu, K3P2 (pupuk organik 75 gr dan
polysulphate 50 gr) yang menghasilkan rata-rata pertumbuhan lingkaran batang
30,845 mm atau 3,0845 cm merupakan perlakuan kombinasi yang efektif.
22. 22
Rata-rata Pertumbuhan Lingkaran Batang
3 mst – 9 mst Efektivitas Polyshulpate (P) dan Pupuk Organik (K)
Lingkaran tanaman kentang cukup beragam, terutama mulai 5 mst. Pada 3
mst, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh taraf perlakuan
polysulphate (P) dan pupuk organik (K). Pada 5 mst-9 mst P4 berbeda nyata dengan
P0 dan P1 tetapi tidak berbeda nyata dengan P2 dan P3. Demikian juga dengan
faktor K, pada 5mst - 9 mst, K4 berbeda nyata dengan K0 dan K1 tetapi tidak
berbeda nyata dengan K2 dan K3. Dari hasil trend pertumbuhan diameter tanaman
tersebut dapat disimpulkan K2 dan P2 merupakan taraf perlakukan efektif. Pada 9
mst, diameter tanaman pengaruh faktor P berkisar 32,78 mm (3,278 cm)–39,53 mm
(3,953 cm) dan pengaruh faktor K 31,75 mm (3,175 cm) – 40,73 mm (4,073 cm).
4.1.4. Jumlah Daun
Hasil Analisis Sidik Ragam Efektivitas P, K, dan P x K
Terhadap Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Kentang
F Hitung Faktor P (1,28) < F Tabel 2,76 (A0,05) dan 4,18 A 0,01 dan faktor
K (0,36) maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan faktor P
dan K terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman kentang. Interaksi P x K
menghasilkan F Hitung 0,55 < F Tabel 1,96 (A 0,05) dan 2,62 (A 0,01), maka
disimpulkan P x K juga tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah
daun tanaman kentang.
Rata-rata Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Daun
3 mst – 9 mst Efektivitas Polyshulpate (P) dan Pupuk Organik (K)
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh faktor P dan K terhadap
pertumbuhan jumlah daun tanaman kentang sejak 3 mst – 9 mst. Rata-rata
pertumbuhan jumlah daun pada 9 mst pengaruh faktor P berkisar 101,15-101,6helai
daun, dan pengaruh faktor K 101,15-101,7 helai daun.
4.1.5. Produksi Per Sampel
23. 23
Hasil analisis sidik ragam pengaruh faktor K, P, dan K x P yang
menunjukkan nilai sig. pengaruh faktor P adalah 0,01< sig 0,036 < 0,05, maka
faktor P berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman kentang per plot. Faktor K
memiliki nilai sig 0,003 < 0,01< 0,05, maka faktor K berpengaruh sangat nyata
terhadap produksi kentang per plot. Interaksi faktor K x P adalah 0,01< 0,05 < sig.
0,574, maka tidak terdapat pengaruh interaksi K x P terhadap produksi kentang per
sampel.
Hasil uji Duncan pengaruh Faktor P menunjukkan P3 berbeda nyata dengan
P0, tetapi tidak berbeda nyata dengan P1, P2, dan P4. Hasil produksi tertinggi
ditemukan pada P3 515,25 gr atau 0,515 kg dan terendah pada P0 378,75 gr atau
0,378 kg. Namun demikian karena nilai hasil produksi pengaruh P3 tidak berbeda
nyata dengan P1, P2, dan P4, maka perlakuan P1 (polysulphate 5 gr) yang
mengasilkan rata-rata produksi per sampel 443,75 gr atau 0,443 kg merupakan
perlakuan optimum dalam penelitian ini.
Hasil uji Duncan pengaruh factor K menunjukkan K4 berbeda nyata dengan
K0, K1, dan K2 tetapi tidak berbeda nyata dengan K3. Rata-rata pengaruh pupuk
organik (K) tertinggi ditemukan pada K4 556 gr atau 0,556 kg dan terendah K0
386,75 gr atau 0,386 kg. Akan tetapi karena K4 tidak berbeda nyata dengan K3,
maka perlakuan K3 (pupuk organik 75 gr) yang menghasilkan rata-rata produksi
per sampel 479,25 gr atau 0,479 merupakan perlakuan optimum.
4.1.6. Produksi Per Plot
Hasil analisis sidik ragam pengaruh faktor K, P, dan K x P menunjukkan,
faktor P memiliki nilai sig. 0,007 < 0,01 < 0,05 dan nilai sig. faktor P 0.000 < 0,01
< 0,05, sehingga K dan P berpengaruh sangat nyata. berpengaruh sangat nyata
terhadap produksi tanaman kentang per plot. Namun demikian interaksi faktor K x
P 0,01< 0,05 < sig. 0,112 tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kentang per
plot. Lebih lanjut, nilai korelasi pengaruh factor K, P, dan K x P terhadap produksi
kentang per plot 0,689 yang menunjukkan terdapat 68,9% produksi kentang per plot
ditentukan oleh ketiga faktor tersebut. Selebihnya 31,1% dipengaruhi oleh factor
lain yang tidak termasuk ke dalam penelitian ini.
24. 24
Hasil Uji Duncan pengaruh faktor P terhadap produksi tanaman per plot
menunjukkan P3 berbeda nyata dengan P0 dan P1, tetapi tidak berbeda nyata
dengan P2 dan P4. Rata-rata produksi per plot tertinggi ditemukan pada perlakuan
P3 yaitu 7040 gr atau 7,04 kg dan terendah P0 5820 atau 5,82 kg. Namun demikian
karena rata-rata produksi pengaruh P3 tidak berbeda nyata dengan P2 dan P4, maka
P2 (polisulfat 10 gr) yang menghasilkan produksi kentang per plot 6550 gr atau
6,55 kg merupakan perlakuan optimum.
Hasil Uji Duncan pengaruh faktor K terhadap produksi tanaman per plot
(Lamp. 30) menunjukkan K1 berbeda nyata dengan K0 tetapi tidak berbeda nyata
dengan K2, K3, dan K4. Rata-rata produksi per plot tertinggi ditemukan pada K1
(pupuk organik 25 gr) yaitu 7210 gr atau 7,21 kg dan terendah K0 4590 gr atau 4,59
kg. Dengan demikian K1 merupakan perlakuan optimum.
4.1.7. Jumlah Umbi Per Sampel
Hasil Analisis Sidik Ragam menunjukkan ketiga faktor tidak berpengaruh
nyata terhadap jumlah umbi per sampel. Nilai signifikan pengaruh masing-masing
dari ketiga faktor 0,01< 0,05 < sig faktor P (0,215), K (0,215), dan K x P (0,286).
Dengan demikian uji Duncan terhadap pengaruh masing-masing faktor terhadap
jumlah umbi per sampel tidak diperlukan.
4.2. Pembahasan
Lathifah etal. 2018 melakukan penelitian dengan menggunakan pupuk
kandang sapi pada tanaman kentang yang menghasilkan rerata tinggi 19,46 cm dan
jumlah daun 17,80 helai. Dengan menggunakan pupuk kandang ayam 15 ton per ha
Kantikowati dan Haris 2019 menemukan jumlah rerata daun tanaman kentang
sebanyak 142,38.helai. Waryanto etal. 2012 melakukan penelitian tanaman
kentang menggunakan pupuk kandang ayam dan menemukan pada 72 hst tinggi
tanaman berkisar antara 41.40 cm – 44,73 cm, jumlah daun 34,88-41,29 helai.
Hasil penelitian ini (Tabel 3) menunjukkan rerata pertumbuhan tanaman
kentang terendah ditemukan pada K0 yaitu 20,7 cm dan tertinggi pada K4 (35,4
25. 25
cm). Namun demikian karena nilai K4 tidak berbeda nyata dengan K2 (33,5 cm),
dan K3 (34,4 cm), maka pemberian pupuk organik 50 gr (K2) dinyatakan sebagai
perlakuan yang efektif. Sementara itu rerata pertumbuhan jumlah daun pada 9 mst
pengaruh faktor P berkisar 101,15-101,6 helai, dan pengaruh faktor K 101,15-101,7
helai.
Pupuk kandang sapi merupakan salah satu jenis pupuk organik berperan
penting bagi pertumbuhan tanaman. Faizah et al.2017 menyatakan, pemberian
pupuk organik berperan dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman,
dimana tanah sebagai media tumbuh tanaman dapat diperbaiki sifat fisik, biologi
dan kimianya, sehingga penyerapan unsur hara oleh tanaman semakin meningkat
dan dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhannya dalam pembentuk daun. Chairil
Ezwardetal. (2019), penambahan pupuk kandang kotoran sapi untuk mendukung
kesuburan tanah. Pertumbuhan daun yang baik dapat memperlancar proses
fotosintesis yang mendorong terjadinya pertumbuhan cabang dan daun, sehingga
batang dan tajuk tanaman juga semakin besar.
Hasil penelitian ini menunjukan diameter tajuk pengaruh pupuk organik
berkisar 29,55 cm – 33,77 cm dan lingkaran batang 2,05-2,82 cm. Perlakuan
kombinasi pupuk organik (K) dan polysulphate (P) K4P4 menghasilkan rata-rata
lingkaran batang 32,595 mm atau 3,2595 cm, berbeda nyata dengan K0P1, K0P3,
K4P1, dan K2P2, tetapi tidak berbeda nyata dengan K3P2. Oleh karena itu, K3P2
(pupuk organik 75 gr dan polysulphate 50 gr) yang menghasilkan rata-rata
pertumbuhan lingkaran batang 30,845 mm atau 3,0845 cm merupakan perlakuan
kombinasi yang efektif.
Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki kondisi tanah yang
mendukung penyerapan unsur hara oleh tanaman. Saputra (2007) menyatakan
semakin baik kondisi tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman dan tersedianya
unsur hara yang mencukupi kebutuhan tanaman dalam keadaan tersedia dan
seimbang selama proses pertumbuhan, maka proses metabolisme berjalan secara
normal yang ditunjukan oleh pertumbuhan normal.
Kondisi fisik dan ketersediaan unsur hara yang cukup di dalam tanah dapat
merangsang akar tanaman dan pertumbuhan lainnya melalui perkembangan akar.
Islami dan Utomo (1995) menyatakan proses fisiologi akar tanaman berpengaruh
26. 26
terhadap pergerakan hara, air, sirkulasi O2 dan CO2 di dalam tanah, dan dengan
tercukupi faktor-faktor di atas maka memungkin tanaman untuk menambah tunas
lebih banyak dan awal periode pertumbuhan tanaman bagian terbesar dari fotosintat
diangkut ke arah bawah karena diperlukan sistem perakaran untuk pembentukan
pucuk hal ini diperlukan unsur hara K yang cukup untuk pembentukan organ-organ
fotosintesis.
Jarak antar baris tanaman kentang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman kentang. Jarak yang ideal adalah 120 cm. Intensitas cahaya dan
udara lebih maksimal terhadap tanaman yang memiliki jarak antar baris yang ideal
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan produksi optimum.
27. 27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Pemberian polyshulpate (10 gr/ P2), pupuk organik 50 gr (K2), dan interaksi
K2P3 (50 gr pupuk organik dan 15 grpolyshulpate) merupakan kombinasi yang
efektif untuk pertumbuhan tinggi tanaman kentang.
2. Perlakuan P2 (10 gr) menghasilkan nilai rata-rata pertumbuhan diameter tajuk
33,244 cm dan K2 (50 gr) menghasilkan nilai rata-rata pertumbuhan diameter
tajuk 32,553 cm.Kombinasi perlakuan K2P2 (pupuk organik 50 gr dan
polysulphate 10 gr) merupakan perlakuan yang efektif yang menghasilkan
pertumbuhan rata-rata diameter tajuk sebesar 34,22 cm.
3. Perlakuan P2 (10 gr) menghasilkan nilai rata-rata pertumbuhan lingkaran
batang 26,571 mm atau 2,6571 cm dan perlakukan K4 menghasilkan rata-rata
28,226 mm atau 2,8226 cm. Interaksi K3P2 (pupuk organik 75 gr dan
polysulphate 50 gr) yang menghasilkan rata-rata pertumbuhan lingkaran batang
30,845 mm atau 3,0845 cm merupakan perlakuan kombinasi yang efektif.
4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh faktor K dan P terhadap
pertumbuhan jumlah daun tanaman kentang sejak 3 mst – 9 mst. Rata-rata
pertumbuhan jumlah daun pada 9 mst pengaruh factor P berkisar 101,15-101,6
helai daun, dan pengaruh factor K 101,15-101,7 helai daun.
5. Perlakuan P1 (polysulphate 5 gr) yang mengasilkan rata-rata produksi per
sampel 443,75 gr atau 0,443 kg merupakan perlakuan optimum dalam
penelitian ini.
6. Perlakuan K3 (pupuk organik 75 gr) yang menghasilkan rata-rata produksi per
sampel 479,25 gr atau 0,479 merupakan perlakuan optimum.
7. Perlakukan P2 (polysulphate 10 gr) yang menghasilkan produksi kentang per
plot 6550 gr atau 6,55 kg.
8. Rata-rata produksi per plot tertinggi ditemukan pada K1 (pupuk organik 25 gr)
yaitu 7210 gr atau 7,21 kg dan terendah K0 4590 gr atau 4,59 kg.
28. 28
5.2. Saran
1. Perlu aplikasi polysulphate 10 gr dan pupuk organik 50 gr untuk pertumbuhan
tanaman kentang yang baik.
2. Perlu diaplikasikan polysulphate 10 gr dan pupuk organik 50 gr untuk
pertumbuhan diameter tajuk tanaman kentang yang maksimal.
3. Perlu diaplikasikan polysulphate 10 gr dan pupuk organik 100 gr untuk
pertumbuhan lingkaran batang tanaman kentang.
4. Perlu diaplikasikan perlakuan P1 (polysulphate 5 gr) yang mengasilkan rata-
rata produksi per sampel 443,75 gr atau 0,443 kg, perlakuan K3 (pupuk organik
75 gr) yang menghasilkan rata-rata produksi per sampel 479,25 gr atau 0,479
kg, dan perlakukan P2 (polysulphate 10 gr) yang menghasilkan produksi
kentang per plot 6550 gr atau 6,55 kg, serta perlakuan K1 (pupuk organik 25
gr) yaitu 7210 gr atau 7,21 kg dan terendah K0 4590 gr atau 4,59 kg.
5. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan formulasi lain untuk
pertumbuhan dan produksi tanaman kentang.
29. 29
DAFTAR PUSTAKA
Argohartono Arie Raharjo. 2017. Hama Dan Penyakit Tanaman
Budi Samadi. 2018. Sukses Budidaya Kentang
Emanuel Barus. 2012. Pengendalian Gulma
Ezward, C., Devega, I., dan Jamalludin. 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran
Sapi Dan Pupuk Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Ubi Jalar
(IpomoeaBatatas L.). Menara Ilmu13(4): 15-24.
Faizah, N. R. E, Ambarwati, W. W. Yuwono. 2007. Pengaruh Dosis dan Frekuensi
Pemberian Pupuk Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buncis
(Phaseolusvulgaris L.) Dataran Rendah, Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan.
Islami dan Utomo. 1995. Hubungan tanah, air tanaman. IKIP. Semarang.
Kantikowati, E., Haris, R., dan S.B. Mulyana. Aplikasi Pupuk Kandang Ayam
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kentang (SolanumTuberosum
L.). 2019. J. Agrotatanen.2(1): 36-42
Kemas Ali Hanafiah, M.S. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Tanah
Lathifah A., dan S Jazilah. 2018. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Macam Pupuk
Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Putih
(Brassicapekinensia L). BIOFARM Jurnal Ilmiah Pertanian. 14 (1): 1-8
Lita Sutopo. 2011. Teknologi Benih. Unbraw
Niwati I., Taher Y.A., dan Y. Desi. 2021. Pengaruh Pemberian Bokashi Pupuk
Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kangkung Darat
(IpomoeaReptans L.) Jurnal Research Ilmu Pertanian 1 (1).
Norbertus Kaleka. 2020. Pintar Membuat Kompos
Nurul Idawati, S. P. Pedoman Lengkap Bertani Kentang, 2012
Redaksi Agromedia. 2011. Petunjuk Pemupukan
Rina Kusumaningtyas. 2018. Agribisnis Tanaman Sayuran.
Saputra, R.E. 2007. Pengaruh Pemberian Beberapa Takaran BokashiAzzola
(Azzolasp) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada
(Lactucasativa L.),” Skripsi. Padang: Fakultas Pertanian Universitas
Ekasakti.
30. 30
Siti Rasminah Chailani Sy. Syamsudi Djauhari, MS. 2012.Seed Pathology,
SubiyaktoSudarmo. 1990. Pestisida
Waryanto., Supriyadi, T., dan A. Budiono. 2012. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang
Ayam Dan Pemberian Dekomposer Mikroorganisme Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Kentang (SolanumTuberosum, L.) Varietas
Granola. Agrineça, 12 (1): 31-45
Wibowo. P. Panduan Praktis Penggunaan Pupuk Dan Pestisida, 2017
30
52. 52
LAMPIRAN 22
Hasil Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Kentang
Efektivitas Pemberian Polysulphate dan Pupuk Organik
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Tinggi Tanaman
Source
Type III
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
F Tabel
A = 0,05
F Tabel
A = 0,01
Corrected Model 4572.5a 24 190.5 31.5 1,96 2,62
Intercept 43926.4 1 43926.4 7272.5 4,24 7,77
FaktorP 1954.1 4 488.5 80.8** 2,76 4,18
FaktorK 1802.5 4 450.6 74.6** 2,76 4,18
FaktorP * FaktorK 815.8 16 50.9 8.4** 2,06 2,81
Error 151.0 25 6.0
Total 48650.0 50
Corrected Total 4723.5 49
a. R Squared = ,968 (Adjusted R Squared = ,937)
Efektivitas Pemberian Polyshulpate
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kentang
Tinggi Tanaman
Polyshulpate N
Subset
1 2 3
Duncana,b
P0 10 20.8 c
P1 10 23.3 b
P4 10 34.4 a
P2 10 34.6 a
P3 10 35.1 a
Sig. 1.000 1.000 .554
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on observed means.The error term is Mean
Square(Error) = 6,040. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000. b. Alpha= ,05.
Efektivitas Pupuk Organik (K)
Terhadap Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kentang.
Tinggi Tanaman
Pupuk Kandang
Sapi
N
Subset
1 2 3
Duncana,b
K0 10 20.7 c
K1 10 24.2 b
K2 10 33.5 a
K3 10 34.4 a
K4 10 35.4 a
Sig. 1.000 1.000 .114
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.The error term is Mean
Square(Error) = 6,040. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000. b. Alpha= ,05.
53. 53
LAMPIRAN 23
Hasil Uji Duncan Efektivitas Interaksi Polyshulpate (P) dan
Pupuk Organik (K) Terhadap Tinggi Tanaman Kentang
Tinggi Tanaman
Duncana,b
Kombinasi
P*K N
Subset
1 2 3 4 5
K0P0 2 19.0 c
K0P3 2 21.0 bc 21.0 bc 21.0 bc
K0P2 2 21.5 bc 21.5 bc 21.5 bc 21.5 b
K2P3 2 40.5 a
K4P3 2 45.0 a
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term
is Mean Square(Error) = 6.040. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000. b. Alpha = 0,05.
Rata-rata Pertumbuhan Tanaman Kentang 3 mst – 9 mst
Efektivitas Polyshulpate (P) dan Pupuk Organik (K)
Polyshulpate
Rata-rata Tinggi Tanaman (cm)
α = 0,05 α = 0,01
3 mst 5 mst 7 mst 9 mst
P0 11,65 a 18,70 b 24,25 b 29,35 b 2,91 3,95
P1 14,65 a 20,35 b 25,75 b 32,33 b 3,06 4,13
P2 17,33 a 30,75 a 41,15 a 49,05 a 3,14 4,23
P3 17,70 a 31,23 a 42,20 a 49,35 a 3,21 4,32
P4 17,25 a 30,65 a 40,00 a 49,35 a 3,27 4,37
Pupuk
Kandang
Rata-rata Tinggi Tanaman (cm)
α = 0,05 α = 0,01
3 mst 5 mst 7 mst 9 mst
K0 11,23 b 18,00 b 24,38 b 28,75 c 2,91 3,95
K1 16,10 a 21.45 b 26,53 b 33,10 b 3,06 4,13
K2 17,05 a 30,35 a 39,33 a 47,65 a 3,14 4,23
K3 16,83 a 30,45 a 40,70 a 49,38 a 3,21 4,32
K4 17,38 a 31,40 a 42,43 a 50,55 a 3,27 4,37
54. 54
LAMPIRAN 24
Hasil Analisis Sidik Ragam Efektivitas P, K, dan P x K
Terhadap Diameter Tajuk Tanaman Kentang
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Diamater Tajuk (Cm)
Source
Type III
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
F Tabel
A = 0,05
F Tabel
A = 0,01
Corrected Model 379.7a 24 15.8 8.3 1,96 2,62
Intercept 51208.3 1 51208.3 26894.0 4,24 7,77
FaktorP 154.2 4 38.5 20.2** 2,76 4,18
FaktorK 143.6 4 35.9 18.8** 2,76 4,18
FaktorP * FaktorK 81.8 16 5.1 2.6* 2,06 2,81
Error 47.6 25 1.9
Total 51635.6 50
Corrected Total 427.3 49
a. R Squared = ,889 (Adjusted R Squared = ,782)
Hasil Uji Duncan Efektivitas Taraf Faktor P
Terhadap Pertumbuhan Diameter Tajuk Tanaman Kentang.
Diamater Tajuk (Cm)
Polisulfat N
Subset
1 2
Duncana,b P0 10 29.739 b
P1 10 29.977 b
P2 10 33.244 a
P3 10 33.446 a
P4 10 33.607 a
Sig. .703 .585
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on observed means. The error term is
Mean Square(Error) = 1,904. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000. b. Alpha = ,05.
Hasil Uji Duncan Efektivitas Taraf Faktor K
Terhadap Pertumbuhan Diameter Tajuk Tanaman Kentang.
Diamater Tajuk (Cm)
Pupuk Kandang Sapi N
Subset
1 2
Duncana,b K0 10 29.557 a
K1 10 30.501 a
K2 10 32.533a
K3 10 33.645 a
K4 10 33.777 a
Sig. .139 .067
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on observed means. The error term is
Mean Square(Error) = 1,904. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000. b. Alpha = ,05.
55. 55
LAMPIRAN 25
Hasil Uji Duncan Efektivitas Interaksi K x P Terhadap Pertumbuhan
Diameter Tajuk Tanaman Kentang.
Diameter Tajuk
K X P N
Subset
1 2
Duncana,b K0P0 2 29.25 a
K2P2 2 34.22 a
K3P4 2 36.59 a
Sig. .313 .151
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The
error term is Mean Square(Error) = 1,904. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2,000.
b. Alpha = 0,05.
Rata-rata Pertumbuhan Diameter Tajuk 3 mst – 9 mst Efektivitas
Polyshulpate (P) dan Pupuk Organik (K)
Polyshulpate
Rata-rata Diameter Tajuk (cm)
α = 0,05 α = 0,01
3 mst 5 mst 7 mst 9 mst
P0 18,70 a 26,58 b 35,08 b 38,60 b 2,91 3,95
P1 19,18 a 26,25 b 35,75 b 38,73 b 3,06 4,13
P2 19,15 a 30,68 a 39,88 a 43,28ab 3,14 4,23
P3 19,38 a 30,78 a 38,83 a 43,80 a 3,21 4,32
P4 20,38 a 30,30 a 40,08 a 43,68 a 3,27 4,37
Pupuk
Kandang
Rata-rata Diameter Tajuk (cm)
α = 0,05 α = 0,01
3 mst 5 mst 7 mst 9 mst
K0 19,48 a 26,18 b 35,18 b 37,40b 2,91 3,95
K1 19,60 a 26,38 b 35,83 b 40,20 a 3,06 4,13
K2 18,73 a 29,08 ab 39,13 a 43,20 a 3,14 4,23
K3 19,83 a 31,85 a 39,73 a 43,18 a 3,21 4,32
K4 19,15 a 31,10 a 40,75 a 44,10 a 3,27 4,37
56. 56
LAMPIRAN 26
Hasil Analisis Sidik Ragam Efektivitas P, K, dan P x K Terhadap
Pertumbuhan Lingkaran Batang Tanaman Kentang
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Lingkaran Batang (mm)
Source
Type III
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
F Tabel
A = 0,05
F Tabel
A = 0,01
Corrected Model 1112.0a 24 46.3 80.3 1,96 2,62
Intercept 30091.9 1 30091.9 52178.4 4,24 7,77
FaktorP 370.4 4 92.6 160.6** 2,76 4,18
FaktorK 493.8 4 123.4 214.1** 2,76 4,18
FaktorP * FaktorK 247.7 16 15.4 26.8** 2,06 2,81
Error 14.4 25 .5 1,96 2,62
Total 31218.4 50
Corrected Total 1126.4 49
a. R Squared = ,987 (Adjusted R Squared = ,975)
Hasil Uji Duncan Efektivitas Taraf Faktor P Terhadap Pertumbuhan
Lingkaran Batang Tanaman Kentang.
Lingkaran Batang (mm)
Polisulfat N
Subset
1 2
Duncana,b P0 10 21.183 a
P1 10 21.219 a
P2 10 26.571 a
P3 10 26.801 a
P4 10 26.888 a
Sig. .916 .387
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean
Square(Error) = ,577. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000. b. Alpha= ,05.
Hasil Uji Duncan Efektivitas Taraf Faktor K Terhadap Pertumbuhan
Lingkaran Batang Tanaman Kentang.
Lingkaran Batang (mm)
Pupuk
Kandang Sapi
N
Subset
1 2 3 4
Duncana,b K0 10 20.583 d
K1 10 21.019 d
K2 10 25.827 c
K3 10 27.007 b
K4 10 28.226 a
Sig. .211 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on observed means. The error term is Mean
Square(Error) = ,577. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000. b. Alpha= ,05.
57. 57
LAMPIRAN 27
Hasil Uji Duncan Efektivitas Interaksi K x P Terhadap Pertumbuhan
Lingkaran Batang Tanaman Kentang.
Lingkaran Batang (mm)
Duncana,b
K x P N
Subset
1 2 3 4
K0P1 2 20.285 d
K0P3 2 20.595cd 20.595 cd
K4P1 2 22.345 c
K2P2 2 28.785b
K3P2 2 30.845 a
K4P4 2 32.595 a
Sig. .259 .063 .620 .051
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on observed means. The error term is Mean
Square(Error) = ,577. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2,000. b. Alpha= 0,05
Rata-rata Pertumbuhan Lingkaran Batang 3 mst – 9 mst
Efektivitas Polyshulpate (P) dan Pupuk Organik (K)
Polyshulpate
Rata-rata Lingkaran Batang (mm)
α = 0,05 α = 0,01
3 mst 5 mst 7 mst 9 mst
P0 7,90 a 17,53 b 26,53 c 32,78 b 2,91 3,95
P1 8,00 a 17,95 b 26,38 c 32,55 b 3,06 4,13
P2 8,38 a 23,85 a 34,73 a 39,33 a 3,14 4,23
P3 8,60 a 24,03 a 35,00 a 39,58 a 3,21 4,32
P4 8,43 a 24,05 a 35,55 a 39,53 a 3,27 4,37
Pupuk
Kandang
Rata-rata Lingkaran Batang (mm)
α = 0,05 α = 0,01
3 mst 5 mst 7 mst 9 mst
K0 8,08 a 16,78 c 22,73 d 31,75 b 2,91 3,95
K1 8,35 a 17,20 c 26,68 c 31,85 b 3,06 4,13
K2 8,50 a 22,53 ab 33,48 b 38,80 a 3,14 4,23
K3 8.05 a 24,05 a 35,30ab 40,63 a 3,21 4,32
K4 8,33 a 26,85 a 37,00 a 40,73 a 3,27 4,37
58. 58
LAMPIRAN 28
Hasil Analisis Sidik Ragam Efektivitas P, K, dan P x K
Terhadap Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Kentang
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Jumlah Daun
Source
Type III Sum
of Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
F Tabel
A = 0,05
F Tabel
A = 0,05
Corrected
Model
11.5a 24 .48 .64 1,96 2,62
Intercept 115797.8 1 115797.89 155791.42 4,24 7,77
FaktorP 3.8 4 .95 1.28 2,76 4,18
FaktorK 1.0 4 .27 .36 2,76 4,18
FaktorP *
FaktorK
6.6 16 .41 .55 2,06 2,81
Error 18.5 25 .74 1,96 2,62
Total 115828.0 50
Corrected
Total
30.1 49
a. R Squared = ,383 (Adjusted R Squared = -,209)
Rata-rata Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Daun 3 mst – 9 mst
Efektivitas Polyshulpate (P) dan Pupuk Organik (K)
Polyshulpate
Rata-rata Jumlah Daun (helai)
α = 0,05 α = 0,01
3 mst 5 mst 7 mst 9 mst
P0 6,70 a 26,98 a 56,35 a 101,15 a 2,91 3,95
P1 9,10 a 26,98 a 56,85 a 101,60 a 3,06 4,13
P2 6,95 a 27,00 a 56,75 a 101,53 a 3,14 4,23
P3 6,83 a 27,00 a 56,93 a 101,33 a 3,21 4,32
P4 6,93 a 26,90 a 57,23 a 101,43 a 3,27 4,37
Pupuk
Kandang
Rata-rata Jumlah Daun (helai)
α = 0,05 α = 0,01
3 mst 5 mst 7 mst 9 mst
K0 7,00 a 27,03 a 56,85 a 101,25 a 2,91 3,95
K1 6,93 a 27,05 a 56,95 a 101,53 a 3,06 4,13
K2 9,10 a 26,78 a 56,50 a 101,15 a 3,14 4,23
K3 6,65 a 26,98 a 56,75 a 101,40 a 3,21 4,32
K4 6,83 a 27,03 a 57,05 a 101,70 a 3,27 4,37
59. 59
LAMPIRAN 29
Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Faktor K, P dam K x P
Terhadap Produksi Tanaman Per Sampel
Tests of Between-Subjects Effects
DependentVariable: Produksi Per Sampel
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 433375.500a
24 18057.312 1.991 .047
Intercept 10605315.125 1 10605315.125 1169.258 .000
FaktorP 109791.750 4 27447.938 3.026 .036
FaktorK 192451.750 4 48112.937 5.305 .003
FaktorP * FaktorK 131132.000 16 8195.750 .904 .574
Error 226753.125 25 9070.125
Total 11265443.750 50
Corrected Total 660128.625 49
a. R Squared = ,657 (Adjusted R Squared = ,327)
Hasil Uji Duncan Pengaruh Faktor P
Terhadap Produksi Tanaman Per Sampel
Produksi Per Sampel
Polisulfat N
Subset
1 2
Duncana,b
P0 10 378.7500
P1 10 443.7500 443.7500
P4 10 477.5000
P2 10 487.5000
P3 10 515.2500
Sig. .140 .136
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 9070,125.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000.
b. Alpha = ,05.
60. 60
LAMPIRAN 30
Hasil Uji Duncan Pengaruh Faktor K Terhadap
Produksi Tanaman Per Sampel
Produksi Per Sampel
Pupuk Kandang N
Subset
1 2 3
Duncana,b
K0 10 386.7500
K2 10 402.7500
K1 10 460.0000 460.0000
K3 10 497.2500 497.2500
K4 10 556.0000
Sig. .116 .390 .180
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 9070,125.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000.
b. Alpha = ,05.
Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Faktor K, P da K x P
Terhadap Produksi Tanaman Per Plot
Tests of Between-Subjects Effects
DependentVariable: Produksi Per Plot
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 68274800.000a
24 2844783.333 5.526 .000
Intercept 2078835200.000 1 2078835200.000 4038.141 .000
FaktorP 9434800.000 4 2358700.000 4.582 .007
FaktorK 44790800.000 4 11197700.000 21.752 .000
FaktorP * FaktorK 14049200.000 16 878075.000 1.706 .112
Error 12870000.000 25 514800.000
Total 2159980000.000 50
Corrected Total 81144800.000 49
a. R Squared = ,841 (Adjusted R Squared = ,689)
61. 61
LAMPIRAN 31
Hasil Uji Duncan Pengaruh Faktor P
Terhadap Produksi Tanaman Per Plot
Produksi Per Plot
Polisulfat N
Subset
1 2 3
Duncana,b
P0 10 5820.0000
P1 10 6110.0000 6110.0000
P2 10 6550.0000 6550.0000
P4 10 6720.0000 6720.0000
P3 10 7040.0000
Sig. .375 .083 .161
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 514800,000.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000.
b. Alpha = ,05.
Hasil Uji Duncan Pengaruh Faktor K
Terhadap Produksi Tanaman Per Plot
Produksi Per Plot
Pupuk Kandang N
Subset
1 2
Duncana,b
K0 10 4590.0000
K2 10 6640.0000
K4 10 6880.0000
K3 10 6920.0000
K1 10 7210.0000
Sig. 1.000 .115
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 514800,000.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000.
b. Alpha = ,05.
62. 62
LAMPIRAN 32
Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Faktor K, P dan K x P
Terhadap Jumlah Umbi Per Sampel
Tests of Between-Subjects Effects
DependentVariable: Jumlah Umbi Per Sampel
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 130.845a
24 5.452 1.370 .220
Intercept 4598.405 1 4598.405 1155.378 .000
FaktorP 24.857 4 6.214 1.561 .215
FaktorK 24.908 4 6.227 1.565 .215
FaktorP * FaktorK 81.080 16 5.068 1.273 .286
Error 99.500 25 3.980
Total 4828.750 50
Corrected Total 230.345 49
a. R Squared = ,568 (Adjusted R Squared = ,153)