SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman bayam merah , Amarantus tricolor L
1
Gregorio A. Bani, 2
Daud fanpada
Universitas Aryasatya Deo Muri
Email.tonibani@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa , Kota
Kupang mulai bulan Juni sampai Juli 2018. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui jarak
tanam yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun.
Penelitian ini merupakan percobaan yang dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang 4 (empat) kali. Data yang
diperoleh berupa tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, jumlah buah per tanaman,
diameter buah dan berat basah. Dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan dilanjutkan
dengan uji Duncan 5%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa jarak tanam 3 berpengaruh sangat
nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. Perlakuan jarak tanam yang
memberikan pengaruh terbaik adalah jt 3 karena memberikan pertumbuhan tertinggi pada tinggi
tanaman( 47 cm) panjang daun (16 cm) jumlah daun ( 23 lembar), berat basah (28 gr).
Kata kunci: Bayam Merah, Jarak tanam, dan pertumbuhan.
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang
memiliki daratan cukup luas, yang
memungkinkan berbagai tanaman dapat
tumbuh dan berkembang di dalamnya baik
tanaman tahunan maupun musiman. Salah
satu jenis tanaman yang tergolong ke dalam
tanaman semusim pada wilayah negara ini
yaitu bayam merah. Tanaman bayam
merah semula dikenal sebagai tumbuhan
hias. Dalam perkembangan bayam
selanjutnya, tanaman bayam ini
dipromosikan sebagai bahan pangan sumber
protein, terutama untuk Negara berkembang
(Arief, 2006).
Tanaman bayam merah
termasuk bahan sayuran dunia yang
bergizi tinggi dan digemari oleh semua
lapisan masyarakat. Selain itu
keunggulan dari tanaman ini adalah
dapat dijadikan sebagai obat
membersihkan darah setelah
melahirkan, memperkuat akar rambut,
mengobati disentri, dan mengatasi
anemia. Tanaman bayam merah dapat
tumbuh pada ketinggian ± 5 – 1.500 m
dpl, tumbuh lebih subur didataran
rendah pada lahan terbuka yang
udaranya agak panas.
Tanaman ini cocok pada tanah
yang gembur dan subur. Jenis tanah
yang sesuai untuk tanaman bayam
adalah semua jenis tanah dan
kandungan unsur hara terpenuhi.
Keuntungan lain dari tanaman bayam
merah adalah umur relatif singkat
sehingga petani dengan cepat
merasakan hasil panen (Hendro,
2008).
Bayam merah (Amaranthus
tricolor L.) merupakan salah satu jenis
tanaman sayuran yang mengandung
antosianin. Antosianin pada bayam
merah berperan sebagai antioksidan
yang berfungsi untuk mencegah
pembentukan radikal bebas (Lingga,
2010).
Menurut Pracaya (2007)
produktivitas bayam merah dapat
meningkat jika ditanam pada kondisi
lahan dengan kandungan bahan
organik yang tinggi, ketersediaan
unsur hara nitrogen yang tinggi dan
memiliki kisaran pH 6-7. Meskipun
tanaman bayam merah memiliki
banyak manfaat namun tanaman ini
masih belum sepopuler tanaman
hortikultura yang lainnya. Hal tersebut
dikarenakan kebanyakan petani belum
mengetahui manfaat dan cara tehnik
budidaya bayam merah, sehingga
pasokan sayur untuk bayam merah
dari petani kurang dan bahkan tidak
ada. Keadaan ini dapat terlihat pada
pasar sayur yang jarang menjual
sayuran bayam merah.
Salah satu jenis sayuran yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat
adalah sayur bayam merah. Sayur
bayam merah banyak dibudidayakan
oleh petani, sehingga harga jualnya
terjangkau untuk semua kalangan
masyarakat, selain itu sayur bayam
juga mengandung berbagai zat gizi
yang bermanfaat untuk tubuh manusia.
Tanaman bayam merah
memiliki banyak manfaat namun
tanaman ini masih belum sepopuler
tanaman hortikultura yang lainnya.
Hal tersebut dikarenakan kebanyakan
petani belum mengetahui manfaat dan
cara tehnik budidaya bayam merah,
sehingga pasokan sayur untuk bayam
merah dari petani kurang dan bahkan
tidak ada. Keadaan ini dapat terlihat
pada pasar sayur yang jarang menjual
sayuran bayam merah.
Nilai nutrisi bayam sayur juga
amat tinggi dengan kandungan
protein, kalsium dan besi yang lebih
tinggi di banding dengan sayuran
kubis dan selada. Beberapa alasan
tersebut mendasari fakta bahwa
konsumsi bayam di indonesia
mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Konsumsi bayam untuk bahan
makanan pada tahun 2007 sebesar
151,00 ton, pada tahun 2008 sebesar
158,34 ton dan pada tahun 2009
sebesar 168,00 ( Anomi,2012) dengan
nilai inport sayuran tersebut sebesar
78,017 ton pada tahun 2007, 79,017
pada tahun 2008 dan 84,754 ton pada
2009 (budi,2010).
Ditinjau dari kandungan
gizinya, bayam merupakan jenis
sayuran hijau yang banyak manfaatnya
bagi kesehatan dan pertumbuhan
badan, terutama bagi anak-anak dan
para ibu yang sedang hamil.Zat gizi
yang terkandung dalam bayam adalah
vitamin dan mineral.Bayam
merupakan sumber zat besi yang baik,
sehingga diperlukan oleh wanita,
terutama pada saat menstruasi untuk
mengganti darah yang hilang.Zat besi
merupakan komponen penting dalam
hemoglobin.Bagi anak-anak di masa
pertumbuhan bayam yang sangat baik,
apalagi yang menderita anemia (made
Astawan, 2010).
Bayam merupakan sumber
protein nabati yang mempunyai fungsi
ganda. Selain sebagai sayuran, untuk
bahan obat tradisional juga untuk
kecantikan.Menguak aspek sosial dan
ekonomi, bayam sungguh baik untuk
dijadikan bahan pertimbangan usaha
tani komoditas ini ke arah agribisnis.
Apalagi kebutuhan sayuran daun
seperti bayam ini cenderung terus
meningkatnya kesadaran masyarakat
dan merupakan mata dagangan sehari-
hari di berbagai pasar
(Anonimous,2010).
Guna memenuhi permintaan
konsumen terhadap sayur bayam
merah di pasaran maka perlu adanya
peningkatan jumlah produksi sayur
bayam merah. Permintaan bayam yang
cukup tinggi belum dapat dipenuhi
secara maksimal oleh banyak petani
bayam. Kualitas bayam yang
dihasilkan petani pun masih kurang
baik, sehingga kehilangan hasil yang
diperoleh cukup tinggi. Semakin
berkurangnya lahan pertanian dan
rendahnya kualitas bayam yang
dihasilkan para petani merupakan
contoh masalah yang dihadapi dalam
kegiatan budidaya sayuran bayam.
Jarak tanam menjadi salah satu
faktor penentu terhadap tinggi
rendahnya produksi tanaman bayam
merah. Namun demikian para petani
pada umumnya belum menyadari akan
pentingnya jarak tanam yang tepat
untuk bayam merah. Jumin (2005),
mengatakan bahwa kerapatan tanam (
jarak tanam )memiliki hubungan yang
tidak dapat dipisahkan dengan jumlah
hasil yang diperoleh dari sebidang
tanah. Produksi tanaman merupakan
hasil dari faktor reproduksi dan hasil
pertumbuhan vegetatif.
Pengaturan kerapatan tanam
didalam satu areal penanaman sangat
diperlukan. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi terjadinya kompetisi
diantara tanaman dan untuk
memperoleh peningkatan hasil dari
tanaman budidaya, yaitu dengan
menambah kerapatan tanaman atau
populasi tanaman (Susilowati, 2002).
Penelitian tentang jarak tanam
pada tanaman bayam merah sudah
banyak di lakukan, namun demikian
hasil penelitian menunjukkan hasil
yang berbeda-beda, hal ini terkait
dengan waktu dilakukannya penelitian
serta kondisi lingkungan yang
berbeda-beda, memotivasi peneliti
untuk berusaha membudidayakan
suatu jenis tanaman secara praktis dan
dapat dilakukan di lahan sempit
sekalipun.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) Percobaan ini
terdiri atas 4 perlakuan dan 3
ulangan,sehingga diperoleh 12 petak
satuan percobaan.
Jt0: 15 cm x 15 cm
Jt1: 20cm x 20 cm
Jt2: 25 cm x 25 cm
Jt3: 30 cm x 30 cm
Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian ini terlebih
dahulu menyiapkan benih sebagai
bahan tanam benih di semai pada bak
perkecambahan yang berukuran 60 cm
x 60 cm, setelah benih disemai diberi
air secukupnya setiap pagi dan sore
untuk membantu mengikat benih
dengan tanah sehingga proses
perkecambahannya tidak terhambat
sampai membentuk tanaman baru.
Penanaman dilakukan hari
setelah semai pindahkan pada jarak
tanam sesuai jarak tanam yang yang
telah di tentukan. Saat tanaman
berumur 30 hari setelah semai,
dilakukan penyulaman untuk
menggantikan tanaman yang mati.
Setelah berumur 21 hari setelah tanam
ada beberapa tanaman yang terserah
hama ulat jengal dan namun dapat
dikendalikan dengan cara mekanik
yaitu meberantas dengan cara
menggunakan tangan dan peptisida
organik yaitu
Tanaman bayam merah di
panen pada saat tanaman berumur 40
hari, pemanenan dilakukan dengan
mecabut tanaman dari bedengan
apabila tanaman telah siap dipanen.
4.2. Tinggi tanaman
Hasil analisis ragam
(Annova) diketahui bahwa tinggi
tanaman berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman. Setelah dilakukan uji
Dunccan 5% didapatkan hasil
sebagaimana pada tabel 4.2, sebagai
berikut :
Tabel 4.2. Pengaruh jarak tanam
terhadap tinggi tanaman bayam merah
Ket :angka yang diikuti oleh huruf
yang sama
tidak
berbeda
nyata pada
uji
Dunccan
5%
Tabel 4.2 menunjukan bahwa
tinggi tanaman tertinggi diperoleh
pada perlakuan , Tinggi tanaman
bayam merah terendah diperoleh pada
setinggi JT.3 yaitu 47,00 cm . karena
pengaruh jarak tanam ini memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata dengan
pengaruh jarak tanam lainnya,
pengaruh jarak tanam 1 (jt.1) berbeda
nyata dengan pengaruh jt.2 dan jt.0
namun berbeda sangat nyata denagan
jt.3 dimana jt.3 lebih baik dari jt.1.
4.2. Panjang daun
Berdasarkan hasil pengamatan
dan analisis ragam (anova) menunjukan
bahwa pengaruh jarak tanam
memberikan pengaruh sangat nyata
Perlakuan Rerata
JT. 0 30.33a
JT.1 38.00a
JT.2 31.50a
JT.3 47.00b
terhadap panjang daun tanaman bayam
merah yang terlihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. pengaruh jarak tanam terhadap
panjang daun tanaman bayam merah.
Perlakuan Rerata
JT. 0 44a
JT.1 47a
JT.2 48a
JT.3 50b
Ket: angka yang diikuti dengan hurif yang
sama tidak berbeda nyata pada uji
Dunccan 5%
Tabel 4.2 menunjukan bahwa
rerata panjang daun tertinggi terdapat
pada perlakuan jt.3 yang berbeda
nyata terhadap perlakuan jt.2 namun
berbeda tidak nyata dengan perlakuan
jt.1 dan jt.0. karena jt.3 memberikan
pengaruh tertinggi yang disebabkan
adanya perbedaan jarak tanam
sehingga dalam proses penyerapan
unsur hara dan air sangat efektif
karena tidak adanya persaingan.
4.3. Jumlah Daun
Hasil uji ragam (Annova)
diketahui bahwa media tanam
berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman. Setelah dilakukan uji
Duncan 5% didapatkan hasil
sebagaimana pada tabel 2, sebagai
berikut :
Tabel 2. Pengaruh jarak tanam terhadap
jumlah daun tanaman bayam merah.
Perlakuan Rerata Notasi
1 18.33 A
2 19.67 A
5 67.00 A
6 69.00 B
Ket : Angka yang diikuti oleh huruf yang
sama menunjukkan berbeda tidak
nyata pada uji Dunccan 5%
Tabel 4.3 menunjukan bahwa pengaruh
jarak tanam (jt.3) memberikan pengaruh
terbaik, karena pengaruh jarak tanam in
berpengaruh sangat nyata dengan perlakuan
lainnya, pengaruh jarak tanam (jt.2)
memberikan pengaruh nyata dengan jt.1 dan
jt.0 namun berbeda sangat nyata dengan
jt.3.diduga pengaruh penyerapan hara di
sekitar perakaran tidak dipengaruhi oleh
penyerapan tanaman disekitarnya karena
perlakuan jarak tanam yang lebar.
4.4. Berat basah Tanaman
Hasil uji ragam (Annova)
diperoleh data bahwa media
tanamberpengaruh nyata terhadap
berat tanamankonsumsi. Setelah
dilakukan uji Duncan5% didapatkan
hasil sebagaimana pada tabel 4.4
sebagai berikut :
Tabel 4.4. pengaruh jarak
tanam terhadap berat basah tanaman
bayam merah
Perlakuan Rerata
JT.0 19.33a
JT.1 18.33a
JT.2 27.33ab
JT.3 28.00b
Ket : Angka yang diikuti oleh huruf yang
sama menunjukkan berbeda tidak
nyata pada uji Dunccan 5%
Tabel 4.4 menunjukan bahwa
rerata berat basah tertingi terdapat
pada perlakuan jarak tanam 3 (jt.3),
karena pengaruh perlakuan ini
berbeda sangat nyata dengan
perlakuan jarak tanam 1 (jt.1) , jt.0.
pengaruh jarak tanam 2 (jt.2) berbesa
sangat nyata terhadap perlakuan jt.1,
jt.0 namun berbeda tidak nyata
dengan perlakuan jt.3 yang
memberikan pengaruh jarak tanam
terbaik dari semua perlakuan. Pada
jarak tanam yang rapat akan
mempengaruhi pada proses
penyerapan hara yang tidak efektif
sehingga mempengaruhi
pertumbuhan dan hasi tanaman
terutama pada berat basah tanam
bayam merah.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari
hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pada
hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Jarak tanam (JT.3) yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
bayam merah yaitu dengan jarak tanam 30
cm x 30 cm sehingga sangat tepat untuk
dapat di aplikasikan. Berdasarkan hasil
penelitian ini penulis sangat yakin bahwa
kriteria dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm
yang terbaik ini, dapat dijadikan sebagai
acuan dalam teknik budidaya tanaman
bayam merah yang paling tepat dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus.2010. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman bayam terhadap pemberian pupuk.
Diakses pada tanggal 7 oktober 2017.
Anonimous.2009.http://www.google.com.html.Budidaya Bayam.(Diakses.20 april 2009).
Anonymous. 2008. Tentang Bayam. Available at www.ilmupedia.com (Verified 7 November
2009).
Arief, 2006. Budidaya Tanaman Bayam Merah. Telaga Zam-zam. Makassar.
Ariyanto.2008. Analisis Tata Niaga Sayuran Bayam.(Skripsi) Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Astawan . 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Astawan, Made. 2010. Sehat Dengan Sayuran. Jakarta : PT. Dian Rakyat
Budi, Gardjita. 2010. Perkembangan Trend Pemasaran Sayuran di Indonesia. Seminar
Fazria, M. A. 2011. Pengukuran Zat besi dalam bayam merah dan suplemen penambah darah
serta penanganan terhadap peningkatan hemoglobin dan zat besi dalam darah. [Skripsi]
Universitas Indonesia, Depok.
Hendro, 2008. Syarat Tumbuh Tanaman Bayam Merah.Jakarta: Universitas Indonesia press
Jumin,H.B. 2005. Dasar-dasar argonomi.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada.
Lingga, L, 2010, Cerdas Memilih Sayuran, PT. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Miftak,H. 2009. Rekayasa pola tanam panen rutin pada agribisnis bayam cabut sistim organic.
Diakses dari Http:// www umsida.co.id.
Nuryadi, A. Dan N. Sumasni.2011. Bayam dan Manfaatnya. Diakses dari Http://
Dpeptan.go.id/(14 mei 2013).
Pracaya, IR, 2007, Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot & Polibag, Penebar Swadaya,
Jakarta
Saparinto, C. 2013. Gown Your Own Vegetables-Paduan Praktis Menenam Sayuran Konsumsi
Populer di Pekaranagan. Lily Publisher. Yogyakarta. 180 hal.
Sulihandari, H. 2013. Herbal, Sayur, & Buah Ajaib. Yogyakarta: Trans Idea Publishing Nasional
PVT ke-5, 25-26 November 2010. Surabaya.
Susilowati, Indah, (2002), Metode Valuasi Lingkungan, Modul ekonomi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan (ESDAL). Semarang.
Sunarjono, H. 2006. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta
Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Jakarta : Penebar Swadaya
Supriati, Y dan E. Herlina. 2014. 15 Sayuran Organik Dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta.
148 hal.
Suwita, I. K., Maryam, R., Rizqa, A. P. (2013). Pemanfaatan Bayam Merah (Blitum rubrum)
untuk Meningkatkan Kadar Zat Besi dan Serat Pada Mie Kering. Jurnal Agromix, Vol: 1 (1).
(Online). (Http://Jurnal.Yudharta.ac.id, diakses 17 september 2015)

More Related Content

Similar to Jarak Tanam bayam merah.pdf

Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaode Syawal Fapet
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
ABU SEKAM PADI.pdf
ABU SEKAM PADI.pdfABU SEKAM PADI.pdf
ABU SEKAM PADI.pdfRisWandi38
 
Pertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
Pertumbuhan Tanaman Jarak PagarPertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
Pertumbuhan Tanaman Jarak PagarNur Haida
 
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI CABAl F4 DAN EVALUASI ...
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI CABAl F4 DAN EVALUASI ...PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI CABAl F4 DAN EVALUASI ...
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI CABAl F4 DAN EVALUASI ...Repository Ipb
 
PPT.analisis kritis
PPT.analisis kritisPPT.analisis kritis
PPT.analisis kritisHeri Cahyono
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
 
POWER POINT SEMPRO JS benarrrrrrr.pptx
POWER POINT SEMPRO JS benarrrrrrr.pptxPOWER POINT SEMPRO JS benarrrrrrr.pptx
POWER POINT SEMPRO JS benarrrrrrr.pptxAndryAdmajaTarigan
 
3048-Article Text-9245-1-10-20191201.pdf
3048-Article Text-9245-1-10-20191201.pdf3048-Article Text-9245-1-10-20191201.pdf
3048-Article Text-9245-1-10-20191201.pdfAdonia4
 
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAI
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAIPENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAI
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAIDevi Ningsih
 
Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49Keylala Hawkins
 

Similar to Jarak Tanam bayam merah.pdf (20)

Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
ABU SEKAM PADI.pdf
ABU SEKAM PADI.pdfABU SEKAM PADI.pdf
ABU SEKAM PADI.pdf
 
Sop tanaman kentang
Sop tanaman kentangSop tanaman kentang
Sop tanaman kentang
 
Em4 pada tomat
Em4 pada tomatEm4 pada tomat
Em4 pada tomat
 
Pertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
Pertumbuhan Tanaman Jarak PagarPertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
Pertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
 
Fix selesai
Fix selesaiFix selesai
Fix selesai
 
Skripsi akhir
Skripsi akhirSkripsi akhir
Skripsi akhir
 
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI CABAl F4 DAN EVALUASI ...
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI CABAl F4 DAN EVALUASI ...PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI CABAl F4 DAN EVALUASI ...
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK BEBERAPA KARAKTER AGRONOMI CABAl F4 DAN EVALUASI ...
 
Seminar botani
Seminar botaniSeminar botani
Seminar botani
 
Tomat
TomatTomat
Tomat
 
Fitokimia pegagan
Fitokimia pegaganFitokimia pegagan
Fitokimia pegagan
 
PPT.analisis kritis
PPT.analisis kritisPPT.analisis kritis
PPT.analisis kritis
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
 
POWER POINT SEMPRO JS benarrrrrrr.pptx
POWER POINT SEMPRO JS benarrrrrrr.pptxPOWER POINT SEMPRO JS benarrrrrrr.pptx
POWER POINT SEMPRO JS benarrrrrrr.pptx
 
3048-Article Text-9245-1-10-20191201.pdf
3048-Article Text-9245-1-10-20191201.pdf3048-Article Text-9245-1-10-20191201.pdf
3048-Article Text-9245-1-10-20191201.pdf
 
6 apresus
6 apresus6 apresus
6 apresus
 
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAI
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAIPENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAI
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAI
 
Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49
 

More from Gregorio Antonny Bani

More from Gregorio Antonny Bani (10)

Pemanfaatan zeolit alam Ende sebagai pupuk.pdf
Pemanfaatan zeolit alam Ende sebagai pupuk.pdfPemanfaatan zeolit alam Ende sebagai pupuk.pdf
Pemanfaatan zeolit alam Ende sebagai pupuk.pdf
 
Riki 3 memformulasi hipotesis
Riki 3 memformulasi hipotesisRiki 3 memformulasi hipotesis
Riki 3 memformulasi hipotesis
 
Siklus biogeokimia
Siklus biogeokimiaSiklus biogeokimia
Siklus biogeokimia
 
Minyak kedelai
Minyak kedelaiMinyak kedelai
Minyak kedelai
 
Fitoremediasi lingkungan tercemar pb
Fitoremediasi lingkungan tercemar pbFitoremediasi lingkungan tercemar pb
Fitoremediasi lingkungan tercemar pb
 
Pertambangan di nusa tenggara timur
Pertambangan di nusa tenggara timurPertambangan di nusa tenggara timur
Pertambangan di nusa tenggara timur
 
Minyak bumi
Minyak bumiMinyak bumi
Minyak bumi
 
Mangan
ManganMangan
Mangan
 
Tahapan pelaksanaan rencana usaha pertambangan mangan
Tahapan pelaksanaan rencana usaha pertambangan manganTahapan pelaksanaan rencana usaha pertambangan mangan
Tahapan pelaksanaan rencana usaha pertambangan mangan
 
Membuat kontur pada autodesk land desktop
Membuat kontur pada autodesk land desktopMembuat kontur pada autodesk land desktop
Membuat kontur pada autodesk land desktop
 

Jarak Tanam bayam merah.pdf

  • 1. Pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam merah , Amarantus tricolor L 1 Gregorio A. Bani, 2 Daud fanpada Universitas Aryasatya Deo Muri Email.tonibani@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa , Kota Kupang mulai bulan Juni sampai Juli 2018. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui jarak tanam yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. Penelitian ini merupakan percobaan yang dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang 4 (empat) kali. Data yang diperoleh berupa tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, jumlah buah per tanaman, diameter buah dan berat basah. Dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan 5%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa jarak tanam 3 berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. Perlakuan jarak tanam yang memberikan pengaruh terbaik adalah jt 3 karena memberikan pertumbuhan tertinggi pada tinggi tanaman( 47 cm) panjang daun (16 cm) jumlah daun ( 23 lembar), berat basah (28 gr). Kata kunci: Bayam Merah, Jarak tanam, dan pertumbuhan. Pendahuluan Indonesia merupakan negara yang memiliki daratan cukup luas, yang memungkinkan berbagai tanaman dapat tumbuh dan berkembang di dalamnya baik tanaman tahunan maupun musiman. Salah satu jenis tanaman yang tergolong ke dalam tanaman semusim pada wilayah negara ini yaitu bayam merah. Tanaman bayam merah semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan bayam selanjutnya, tanaman bayam ini dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk Negara berkembang (Arief, 2006). Tanaman bayam merah termasuk bahan sayuran dunia yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Selain itu keunggulan dari tanaman ini adalah dapat dijadikan sebagai obat membersihkan darah setelah melahirkan, memperkuat akar rambut, mengobati disentri, dan mengatasi anemia. Tanaman bayam merah dapat tumbuh pada ketinggian ± 5 – 1.500 m dpl, tumbuh lebih subur didataran rendah pada lahan terbuka yang udaranya agak panas.
  • 2. Tanaman ini cocok pada tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman bayam adalah semua jenis tanah dan kandungan unsur hara terpenuhi. Keuntungan lain dari tanaman bayam merah adalah umur relatif singkat sehingga petani dengan cepat merasakan hasil panen (Hendro, 2008). Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang mengandung antosianin. Antosianin pada bayam merah berperan sebagai antioksidan yang berfungsi untuk mencegah pembentukan radikal bebas (Lingga, 2010). Menurut Pracaya (2007) produktivitas bayam merah dapat meningkat jika ditanam pada kondisi lahan dengan kandungan bahan organik yang tinggi, ketersediaan unsur hara nitrogen yang tinggi dan memiliki kisaran pH 6-7. Meskipun tanaman bayam merah memiliki banyak manfaat namun tanaman ini masih belum sepopuler tanaman hortikultura yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan petani belum mengetahui manfaat dan cara tehnik budidaya bayam merah, sehingga pasokan sayur untuk bayam merah dari petani kurang dan bahkan tidak ada. Keadaan ini dapat terlihat pada pasar sayur yang jarang menjual sayuran bayam merah. Salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah sayur bayam merah. Sayur bayam merah banyak dibudidayakan oleh petani, sehingga harga jualnya terjangkau untuk semua kalangan masyarakat, selain itu sayur bayam juga mengandung berbagai zat gizi yang bermanfaat untuk tubuh manusia. Tanaman bayam merah memiliki banyak manfaat namun tanaman ini masih belum sepopuler tanaman hortikultura yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan petani belum mengetahui manfaat dan cara tehnik budidaya bayam merah, sehingga pasokan sayur untuk bayam merah dari petani kurang dan bahkan tidak ada. Keadaan ini dapat terlihat pada pasar sayur yang jarang menjual sayuran bayam merah.
  • 3. Nilai nutrisi bayam sayur juga amat tinggi dengan kandungan protein, kalsium dan besi yang lebih tinggi di banding dengan sayuran kubis dan selada. Beberapa alasan tersebut mendasari fakta bahwa konsumsi bayam di indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Konsumsi bayam untuk bahan makanan pada tahun 2007 sebesar 151,00 ton, pada tahun 2008 sebesar 158,34 ton dan pada tahun 2009 sebesar 168,00 ( Anomi,2012) dengan nilai inport sayuran tersebut sebesar 78,017 ton pada tahun 2007, 79,017 pada tahun 2008 dan 84,754 ton pada 2009 (budi,2010). Ditinjau dari kandungan gizinya, bayam merupakan jenis sayuran hijau yang banyak manfaatnya bagi kesehatan dan pertumbuhan badan, terutama bagi anak-anak dan para ibu yang sedang hamil.Zat gizi yang terkandung dalam bayam adalah vitamin dan mineral.Bayam merupakan sumber zat besi yang baik, sehingga diperlukan oleh wanita, terutama pada saat menstruasi untuk mengganti darah yang hilang.Zat besi merupakan komponen penting dalam hemoglobin.Bagi anak-anak di masa pertumbuhan bayam yang sangat baik, apalagi yang menderita anemia (made Astawan, 2010). Bayam merupakan sumber protein nabati yang mempunyai fungsi ganda. Selain sebagai sayuran, untuk bahan obat tradisional juga untuk kecantikan.Menguak aspek sosial dan ekonomi, bayam sungguh baik untuk dijadikan bahan pertimbangan usaha tani komoditas ini ke arah agribisnis. Apalagi kebutuhan sayuran daun seperti bayam ini cenderung terus meningkatnya kesadaran masyarakat dan merupakan mata dagangan sehari- hari di berbagai pasar (Anonimous,2010). Guna memenuhi permintaan konsumen terhadap sayur bayam merah di pasaran maka perlu adanya peningkatan jumlah produksi sayur bayam merah. Permintaan bayam yang cukup tinggi belum dapat dipenuhi secara maksimal oleh banyak petani bayam. Kualitas bayam yang dihasilkan petani pun masih kurang baik, sehingga kehilangan hasil yang diperoleh cukup tinggi. Semakin berkurangnya lahan pertanian dan rendahnya kualitas bayam yang dihasilkan para petani merupakan
  • 4. contoh masalah yang dihadapi dalam kegiatan budidaya sayuran bayam. Jarak tanam menjadi salah satu faktor penentu terhadap tinggi rendahnya produksi tanaman bayam merah. Namun demikian para petani pada umumnya belum menyadari akan pentingnya jarak tanam yang tepat untuk bayam merah. Jumin (2005), mengatakan bahwa kerapatan tanam ( jarak tanam )memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan jumlah hasil yang diperoleh dari sebidang tanah. Produksi tanaman merupakan hasil dari faktor reproduksi dan hasil pertumbuhan vegetatif. Pengaturan kerapatan tanam didalam satu areal penanaman sangat diperlukan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya kompetisi diantara tanaman dan untuk memperoleh peningkatan hasil dari tanaman budidaya, yaitu dengan menambah kerapatan tanaman atau populasi tanaman (Susilowati, 2002). Penelitian tentang jarak tanam pada tanaman bayam merah sudah banyak di lakukan, namun demikian hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda-beda, hal ini terkait dengan waktu dilakukannya penelitian serta kondisi lingkungan yang berbeda-beda, memotivasi peneliti untuk berusaha membudidayakan suatu jenis tanaman secara praktis dan dapat dilakukan di lahan sempit sekalipun. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Percobaan ini terdiri atas 4 perlakuan dan 3 ulangan,sehingga diperoleh 12 petak satuan percobaan. Jt0: 15 cm x 15 cm Jt1: 20cm x 20 cm Jt2: 25 cm x 25 cm Jt3: 30 cm x 30 cm Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian ini terlebih dahulu menyiapkan benih sebagai bahan tanam benih di semai pada bak perkecambahan yang berukuran 60 cm x 60 cm, setelah benih disemai diberi
  • 5. air secukupnya setiap pagi dan sore untuk membantu mengikat benih dengan tanah sehingga proses perkecambahannya tidak terhambat sampai membentuk tanaman baru. Penanaman dilakukan hari setelah semai pindahkan pada jarak tanam sesuai jarak tanam yang yang telah di tentukan. Saat tanaman berumur 30 hari setelah semai, dilakukan penyulaman untuk menggantikan tanaman yang mati. Setelah berumur 21 hari setelah tanam ada beberapa tanaman yang terserah hama ulat jengal dan namun dapat dikendalikan dengan cara mekanik yaitu meberantas dengan cara menggunakan tangan dan peptisida organik yaitu Tanaman bayam merah di panen pada saat tanaman berumur 40 hari, pemanenan dilakukan dengan mecabut tanaman dari bedengan apabila tanaman telah siap dipanen. 4.2. Tinggi tanaman Hasil analisis ragam (Annova) diketahui bahwa tinggi tanaman berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Setelah dilakukan uji Dunccan 5% didapatkan hasil sebagaimana pada tabel 4.2, sebagai berikut : Tabel 4.2. Pengaruh jarak tanam terhadap tinggi tanaman bayam merah Ket :angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Dunccan 5% Tabel 4.2 menunjukan bahwa tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan , Tinggi tanaman bayam merah terendah diperoleh pada setinggi JT.3 yaitu 47,00 cm . karena pengaruh jarak tanam ini memberikan pengaruh berbeda sangat nyata dengan pengaruh jarak tanam lainnya, pengaruh jarak tanam 1 (jt.1) berbeda nyata dengan pengaruh jt.2 dan jt.0 namun berbeda sangat nyata denagan jt.3 dimana jt.3 lebih baik dari jt.1. 4.2. Panjang daun Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis ragam (anova) menunjukan bahwa pengaruh jarak tanam memberikan pengaruh sangat nyata Perlakuan Rerata JT. 0 30.33a JT.1 38.00a JT.2 31.50a JT.3 47.00b
  • 6. terhadap panjang daun tanaman bayam merah yang terlihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. pengaruh jarak tanam terhadap panjang daun tanaman bayam merah. Perlakuan Rerata JT. 0 44a JT.1 47a JT.2 48a JT.3 50b Ket: angka yang diikuti dengan hurif yang sama tidak berbeda nyata pada uji Dunccan 5% Tabel 4.2 menunjukan bahwa rerata panjang daun tertinggi terdapat pada perlakuan jt.3 yang berbeda nyata terhadap perlakuan jt.2 namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan jt.1 dan jt.0. karena jt.3 memberikan pengaruh tertinggi yang disebabkan adanya perbedaan jarak tanam sehingga dalam proses penyerapan unsur hara dan air sangat efektif karena tidak adanya persaingan. 4.3. Jumlah Daun Hasil uji ragam (Annova) diketahui bahwa media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Setelah dilakukan uji Duncan 5% didapatkan hasil sebagaimana pada tabel 2, sebagai berikut : Tabel 2. Pengaruh jarak tanam terhadap jumlah daun tanaman bayam merah. Perlakuan Rerata Notasi 1 18.33 A 2 19.67 A 5 67.00 A 6 69.00 B Ket : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji Dunccan 5% Tabel 4.3 menunjukan bahwa pengaruh jarak tanam (jt.3) memberikan pengaruh terbaik, karena pengaruh jarak tanam in berpengaruh sangat nyata dengan perlakuan lainnya, pengaruh jarak tanam (jt.2) memberikan pengaruh nyata dengan jt.1 dan jt.0 namun berbeda sangat nyata dengan jt.3.diduga pengaruh penyerapan hara di sekitar perakaran tidak dipengaruhi oleh penyerapan tanaman disekitarnya karena perlakuan jarak tanam yang lebar. 4.4. Berat basah Tanaman Hasil uji ragam (Annova) diperoleh data bahwa media tanamberpengaruh nyata terhadap berat tanamankonsumsi. Setelah dilakukan uji Duncan5% didapatkan hasil sebagaimana pada tabel 4.4 sebagai berikut :
  • 7. Tabel 4.4. pengaruh jarak tanam terhadap berat basah tanaman bayam merah Perlakuan Rerata JT.0 19.33a JT.1 18.33a JT.2 27.33ab JT.3 28.00b Ket : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji Dunccan 5% Tabel 4.4 menunjukan bahwa rerata berat basah tertingi terdapat pada perlakuan jarak tanam 3 (jt.3), karena pengaruh perlakuan ini berbeda sangat nyata dengan perlakuan jarak tanam 1 (jt.1) , jt.0. pengaruh jarak tanam 2 (jt.2) berbesa sangat nyata terhadap perlakuan jt.1, jt.0 namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan jt.3 yang memberikan pengaruh jarak tanam terbaik dari semua perlakuan. Pada jarak tanam yang rapat akan mempengaruhi pada proses penyerapan hara yang tidak efektif sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan hasi tanaman terutama pada berat basah tanam bayam merah. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa Jarak tanam (JT.3) yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam merah yaitu dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm sehingga sangat tepat untuk dapat di aplikasikan. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis sangat yakin bahwa kriteria dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm yang terbaik ini, dapat dijadikan sebagai acuan dalam teknik budidaya tanaman bayam merah yang paling tepat dan efektif. DAFTAR PUSTAKA Anonimus.2010. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman bayam terhadap pemberian pupuk. Diakses pada tanggal 7 oktober 2017.
  • 8. Anonimous.2009.http://www.google.com.html.Budidaya Bayam.(Diakses.20 april 2009). Anonymous. 2008. Tentang Bayam. Available at www.ilmupedia.com (Verified 7 November 2009). Arief, 2006. Budidaya Tanaman Bayam Merah. Telaga Zam-zam. Makassar. Ariyanto.2008. Analisis Tata Niaga Sayuran Bayam.(Skripsi) Institut Pertanian Bogor, Bogor. Astawan . 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Astawan, Made. 2010. Sehat Dengan Sayuran. Jakarta : PT. Dian Rakyat Budi, Gardjita. 2010. Perkembangan Trend Pemasaran Sayuran di Indonesia. Seminar Fazria, M. A. 2011. Pengukuran Zat besi dalam bayam merah dan suplemen penambah darah serta penanganan terhadap peningkatan hemoglobin dan zat besi dalam darah. [Skripsi] Universitas Indonesia, Depok. Hendro, 2008. Syarat Tumbuh Tanaman Bayam Merah.Jakarta: Universitas Indonesia press Jumin,H.B. 2005. Dasar-dasar argonomi.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada. Lingga, L, 2010, Cerdas Memilih Sayuran, PT. Agro Media Pustaka, Jakarta. Miftak,H. 2009. Rekayasa pola tanam panen rutin pada agribisnis bayam cabut sistim organic. Diakses dari Http:// www umsida.co.id. Nuryadi, A. Dan N. Sumasni.2011. Bayam dan Manfaatnya. Diakses dari Http:// Dpeptan.go.id/(14 mei 2013). Pracaya, IR, 2007, Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot & Polibag, Penebar Swadaya, Jakarta Saparinto, C. 2013. Gown Your Own Vegetables-Paduan Praktis Menenam Sayuran Konsumsi Populer di Pekaranagan. Lily Publisher. Yogyakarta. 180 hal. Sulihandari, H. 2013. Herbal, Sayur, & Buah Ajaib. Yogyakarta: Trans Idea Publishing Nasional PVT ke-5, 25-26 November 2010. Surabaya. Susilowati, Indah, (2002), Metode Valuasi Lingkungan, Modul ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (ESDAL). Semarang. Sunarjono, H. 2006. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Jakarta : Penebar Swadaya Supriati, Y dan E. Herlina. 2014. 15 Sayuran Organik Dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta. 148 hal. Suwita, I. K., Maryam, R., Rizqa, A. P. (2013). Pemanfaatan Bayam Merah (Blitum rubrum) untuk Meningkatkan Kadar Zat Besi dan Serat Pada Mie Kering. Jurnal Agromix, Vol: 1 (1). (Online). (Http://Jurnal.Yudharta.ac.id, diakses 17 september 2015)