SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH 
Sistem keuangan syariah terkait erat dengan harta kekayaan, akad transaksi serta transaksi yang diperbolehkan dan dilarang syariah. 
1. Konsep Memelihara Harta Kekayaan 
Memelihara harta bertujuan agar harta yang dimiliki oleh manusia diperoleh dan digunakan sesuai dengan syariah sehingga harta yang dimiliki halal dan sesuai dengan keinginan pemilik mutlak dari kekayaan tersebut yaitu Allah SWT. 
a. Anjuran Bekerja / Berniaga 
Islam menganjurkan manusia untuk bekerja atau berniaga, dan menghindari kegiatan meminta-minta dalam mencari harta kekayaan. Manusia memerlukan harta kekayaan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari termasuk untuk memenuhi sebagian perintah Allah SWT seperti infaq, zakat, haji, perang (jihad) dan sebagainya. 
b. Konsep Kepemilikan 
Harta yang baik harus memenuhi dua kriteria yaitu diperoleh dengan cara yang sah dan benar (legal and fair), serta dipergunakan dengan dan untuk hal yang baik-baik di jalan Allah SWT. Jadi menurut Islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada kepemilikan kemanfaatannya selama masih hidup di dunia, dan bukan kepemilikan secara mutlak. 
c. Penggunaan dan Pendistribusian Harta 
Dalam penggunaan harta, manusia tidak boleh mengabaikan kebutuhannya di dunia, namun di sisi lain juga harus cerdas dalam menggunakan hartanya untuk mencari pahala akhirat. Ketentuan syariah berkaitan dengan penggunaan, antara lain: 
1) Tidak boros dan tidak kikir 
2) Memberi Infaq dan shadaqah 
3) Membayar zakat sesuai ketentuan 
4) Memberi pinjaman tanpa bunga (qhardul hasan) 
5) Meringankan kesulitan orang yang berutang. 
d. Perolehan Harta 
Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam kategori ibadah muamalah (mengatur hubungan manusia dengan manusia). Kaidah fiqih dari muamalah adalah semua halal dan boleh dilakukan kecuali yang diharamkan/dilarang dalam Al-Qur’an dan As- Sunah. Perhitungan untung atau rugi harus berorientasi jangka panjang yaitu mempertimbangkan perhitungan untuk kepentingan akhirat, karena kehidupan di dunia hanya sementara dan kehidupan yang kekal adalah kehidupan akhirat.
2. Akad/Kontrak/Transaksi 
Akad dalam bahasa Arab ‘al-aqd’, jamaknya al-uqud, berarti ikatan atau mengikat (al- rabth). Menurut terminologi hukum Islam, akad adalah pertalian antara penyerahan (ijab) dan penerimaan (qabul) yang dibenarkan oleh syariah, yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya (Ghufron Mas’Adi, 2002). Menurut Abdul Razak Al-Sanhuri dalam Nadhariyatul ‘agdi, akad adalah kesepakatan dua belah pihak atau lebih yang menimbulkan kewajiban hukum yaitu konsekuensi hak dan kewajiban, yang mengikat pihak-pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam kesepakatan tersebut. 
Jenis akad dari segi ada atau tidak adanya kompensasi, fiqih muamalat membagi lagi akad menjadi dua bagian, yakni akad tabarru’ dan akad tijarah/mu’awadah. Akad tabarru’ adalah perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak ditujukan untuk memperoleh laba (transaksi nirlaba). Tujuan dari transaksi ini adalah pihak dalam rangka berbuat kebaikan yang tidak berhak mendapatkan imbalan apapun kepada pihak lainnya, karena ia hanya mengharapkan imbalan dari Allah SWT, bukan dari manusia. Ada 3 bentuk akad tabarru’: 
a. Meminjamkan uang, karena tidak boleh melebihkan pembayaran atas pinjaman yang kita berikan, karena setiap kelebihan tanpa iwad adalah riba. Ada 3 jenis pinjaman, yaitu Qardh, Rahn, Hiwalah. 
b. Meminjamkan Jasa, berupa keahlian atau ketrampilan. Ada 3 jenis pinjaman, yaitu wakalah, wadi’ah, kafalah. 
c. Memberikan sesuatu, bentuk akadnya adalah waqaf, hibah, shadaqah. 
Akad tijarah merupakan akad yang ditujukan untuk memperoleh keuntuungan. Dari sisi kepastian hasil yang diperoleh, akad ini dapat dibagi 2, yaitu: 
a. Natural uncertainty contract: merupakan kontrak yang diturunkan dari teori pencampuran, dimana pihak yang bertransaksi saling mencampurkan asset yang mereka miliki menjadi satu, kemudian menanggung resiko bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan. 
b. Natural certainty contract: merupakan kontrak yang diturunkan dari teori pertukaran, dimana kedua belah pihak saling mempertukarkan aset yang dimilikinya, sehingga objek pertukarannya (baik barang maupun jasa) pun harus ditetapkan di awal akad dengan pasti tentang jumlah (quantity), mutu (quality), harga (price) dan waktu penyerahan (time delivery). 
Rukun dan syarat sahnya suatu akad ada 3, yaitu: 
a. Pelaku yaitu para pihak yang melakukan akad. 
b. Objek akad merupakan sebuah konsekuensi yang harus ada dengan dilakukannya suatu transaksi tertentu.
c. Ijab kabul merupakan kesepakatan dari para pelaku dan menunjukkan mereka saling rida. Tidak sah suatu transaksi apabila ada salah satu pihak yang terpaksa melakukannya dan oleh karenanya akad dapat menjadi batal. 
3. Transaksi yang Dilarang 
Hukum asal dalam muamalah adalah semuanya diperbolehkan kecuali ada ketentuan syariah yang melarangnya. Hal yang termasuk transaksi yang dilarang adalah sebagai berikut: 
a. Aktivitas bisnis terkait barang dan jasa yang diharamkan oleh Allah SWT. 
b. Riba 
Merupakan tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan (i’wad) yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut. Ada jenis riba, antara lain: 
1) Riba Nasi’ah adalah riba yang muncul karena utang piutang dimana satu pihak harus membayar lebih besar dari pokok pinjamannya. 
2) Riba Fadhl adalah riba yang muncul karena transaksi pertukaran atau barter. 
Imam Razi menjelaskan bahwa pengaruh riba pada kehidupan manusia, antara lain: 
1) Riba merupakan transaksi yang tidak adil dan mengakibatkan peminjam jatuh miskin karena dieksploitasi, karena riba mengambil harta orang lain tanpa imbalan. 
2) Riba akan menghalangi orang untuk melakukan usaha karena pemilik dapat menambah hartanya dengan transaksi riba baik secara tunai maupun berjangka. 
3) Riba akan menyebabkan terputusnya hubungan baik antar masyarakat dalam bidang pinjam meminjam. 
4) Pada umumnya orang yang memberikan pinjaman adalah orang kaya, sedang yang meminjam adalah orang miskin. Pendapat yang memperoleh riba berarti memberikan jalan bagi orang kaya untuk menerima tambahan harta dari orang miskin yang lemah. 
Perbedaan Riba dan Jual Beli 
Jual Beli 
Riba 
Dihalalkan Allah SWT 
Diharamkan Allah SWT 
Harus ada pertukaran barang/manfaat yang diberikan sehingga ada keuntungan/manfaat yang diperoleh pembeli dan penjual. 
Tidak ada pertukaran barang dan keuntungan/ manfaat hanya diperoleh oleh penjual 
Karena ada yang ditukarkan, harus ada beban yang ditanggung oleh penjual 
Tidak ada beban yang ditanggung oleh penjual 
Memiliki resiko untung rugi, sehingga perlu kerja/usaha, kesungguhan dan keahlian 
Tidak memiliki resiko sehingga tidak perlu kerja/usaha, kesungguhan dan keahlian.
Berdasarkan perbedaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa jual beli diperbolehkan karena ada ‘iwad (pengganti/penyeimbang) yang menyebabkan penjual boleh mengambil tambahan sebagai keuntungan. Iwad tersebut dapat berupa usaha yang harus dilakukan dalam rangka menambah nilai dari barang/jasa, resiko dalam menjalankan usaha, beban yang harus ditanggung terkait dengan pengadaan barang atau jasa. Tanpa adanya ‘iwad tersebut, maka jika ada tambahan yang diterima maka hal tersebut adalah ilat riba yang termasuk faktor waktu dimana jika waktu dianggap satu- satunya faktor yang dijadikan dasar untuk menerima tambahan keuntungan. 
c. Penipuan 
Terjadi apabila salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain dan terjadi dalam 4 (empat) hal yakni dalam kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan. Penipuan dalam kualitas misalnya dengan mencampur barang baik dengan yang buruk atau barang yang dijual memiliki cacat tapi disembunyikan. Penipuan dalam kuantitas misalnya mengurangi timbangan. Penipuan dalam harga misalnya menjual barang dengan harga yang terlalu tinggi pada orang yang tidak mengetahui harga wajar barang tersebut. Penipuan dalam waktu misalnya seorang penyedia jasa menyanggupi menyelesaikan pesanan pada waktu tertentu, sementara dia sangat sadar dengan sumber daya dan kendala yang dimilikinya tidak mungkin dapat menyelesaikan pada waktu yang dijanjikan. 
Empat jenis penipuan tersebut dapat membatalkan akad transaksi karena tidak terpenuhinya prinsip rela sama rela dan para pihak yang bertransaksi tidak memiliki informasi yang sama. 
d. Perjudian / Maisir 
Adalah memperoleh sesuatu atau mendapat keuntungan dengan sangat mudah tanpa kerja kertas. Transaksi perjudian adalah transaksi yang melibatkan dua pihak/lebih dimana mereka menyerahkan uang/harta kekayaan lainnya, kemudian mengadakan permainan tertentu baik dengan kartu, adu ketangkasan, kuis sms, tebak skor bola, atau media lainnya. 
e. Transaksi yang tidak mengandung ketidakpastian / Gharar 
Syariah melarang transaksi yang mengandung ketidakpastian. Gharar terjadi ketika terdapat incomplete information, sehingga ada ketidakpastian antara dua belah pihak yang bertransaksi. Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan pertikaian antara para pihak dan ada pihak yang dirugikan. Ketidakjelasan dapat terjadi dalam lima hal yakni dalam kuantitas, kualitas, harga, waktu penyerahan dan akad.
f. Penimbunan Barang/Ikhtiar 
Adalah membeli sesuatu yang dibutuhkan masyarakat, kemudian menyimpannya sehingga barang tersebut berkurang di pasaran dan mengakibatkan peningkatan harga. Penimbunan seperti ini dilarang karena dapat merugikan orang lain dengan kelangkaannya/sulit didapat dan harganya yang tinggi. Dengan kata lian penimbun mendapatkan keuntungan yang besar dibawah penderitaan orang lain. 
g. Monopoli 
Monopolis ini biasanya dilakukan dengan membuat entry barrier untuk menghambat produsen atau penjual masuk ke pasar agar ia menjadi pemain tunggal di pasar dan dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi. 
h. Rekayasa permintaan (Bai’an Najsy) 
An-Najsy termasuk dala kategori penipuan (tadlis), karena merekayasa permintaan, dimana satu pihak berpura-pura mengajukan penawaran dengan harga yang tinggi agar calon pembeli tertarik dan membeli barang tersebut dengan harga yang tinggi. Misalnya rekayasa permintaan saham (valas). 
i. Suap 
Suap dilarang karena dapat merusak sistem yang ada didalam masyarakat, sehingga menimbulkan ketidakadilan sosial dan persamaan perlakuan. Pihak yang membayar suap pasti akan diuntungkan dibadingkan tidak membayar. 
j. Penjual bersyarat (Ta’alluq) 
Ta’alluq terjadi apabila ada dua akad saling dikaitkan dimana berlakunya akad pertama tergantung pada akad kedua sehingga dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya rukun (sesuatu yang harus ada dalam akad) yaitu objek akad. 
k. Pembelian kembali oleh penjual dari pihak pembeli (Bai’al Inah) 
l. Jual beli dengan cara Talaqqi Al-Rukban 
Jual beli dengan cara mencegat atau menjumpai pihak penghasil atau pembawa barang perniagaan dan membelinya, dimana pihak penjual tidak mengetahui harga pasar atas barang dagangan yang dibawanya sementara pihak pembeli mengharapkan keuntungan yang berlipat dengan memanfaatkan ketidaktahuan mereka.
Prinsip Sistem Keuangan Syariah 
Praktik sistem keuangan syariah telah dilakukan sejak zaman kejayaan Islam. Sistem keuangan syariah bukan hanya berbicara mengenai larangan riba yang juga telah dilarang pada agama Samawi seperti agama Yahudi dan Kristen. Sistem ini juga mengatur mengenai larangan tindakan penipuan, pelarangan tindakan spekulasi, larangan suap, larangan transaksi yang melibatkan barang haram, lrangan menimbun barang dan larangan monopoli. 
Konsep sistem keuangan syariah diawali dengan pengembangan konsep ekonomi Islam. Pengembangan konsep ekonomi Islam dimulai pada tahun 1970an dengan membicarakan isu-isu ekonomi makro. Pihak yang terlibat dalam diskusi tersebut adalah para ekonom dan juga para ahli fikih, sehingga konsep ini harus didukung oleh sistem yang lebih bersifat praktis yaitu sistem keuangan syariah dengan mencari suatu sistem yang dapat menghindari riba bagi muslim. Filosofi sistem keuangan syariah “bebas bunga” (larangan riba) tidak hanya melihat interaksi antara faktor produksi dan perilaku ekonomi seperti yang dikenal pada sistem keuangan konvensional, melainkan juga harus menyeimbangkan berbagai unsur etika, moral, sosial, dan dimensi keagamaan untuk meningkatkan pemerataan dan keadilan menuju masyarakat yang sejahtera secara menyeluruh. 
Berikut ini prinsip sistem keuangan Islam sebagaimana diatur melalui Al-Qur’an dan As- Sunah, antara lain: 
1. Pelarangan Riba. Riba merupakan pelanggaran atas sistem keadilan sosial, persamaan dan hak atas barang. Oleh karena sistem riba ini hanya menguntungkan para pemberi pinjaman/pemilik harta, sedangkan pengusaha tidak diperlakukan sama. 
2. Pembagian Resiko. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari pelarangan riba yang menetapkan hasil bagi pemberi modal di muka. Sedangkan melalui pembagian risiko maka pembagian hasil akan dilakukan di belakang yang besarannya tergantung dari hasil yang diperoleh. 
3. Tidak menganggap uang sebagai modal potensial. Oleh sebab itu, sistem keuangan Islam memandang uang boleh dianggap sebagai modal jika digunakan bersamaan dengan sumber daya yang lain untuk memperoleh laba. 
4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif. Hal ini sama dengan pelaarangan untuk transaksi yang memiliki tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi, judi dan transaksi yang memiliki resiko yang besar. 
5. Kesucian kontrak. Oleh karena Islam menilai perjanjian sebagai suatu yang tinggi nilainya sehingga seluruh kewajiban dan pengungkapan yang terkait dengan kontrak harus dilakukan. Hal ini akan mengurangi resiko atas informasi yang asimetri dan timbulnya moral hazard. 
6. Aktivitas usaha harus sesuai syariah. Seluruh kegiatan usaha tersebut haruslah merupakan kegiatan yang diperbolehkan menurut syariah.
Prinsip keuangan syariah diatas mengacu kepada prinsip rela sama rela, tidak ada pihak yang menzalimi dan dizalimi, hasil usaha muncul bersama biaya, dan untung muncul bersama resiko. 
Instrumen Keuangan Syariah 
Instrumen ini dapat dikelompokkan sebagai berikut: 
1. Akad investasi, merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk uncertainty contract. Kelompok akad ini antara lain: 
a. Mudharabah, yaitu bentuk kerja sama antara dua belah pihak atau lebih, dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah bagi hasil atas keuntungan yang diperoleh menurut kesepakatan dimuka, sedangkan apabila terjadi kerugian hanya ditanggung pemilik dana sepanjang tidak ada unsur kesengajaan atau kelalaian oleh mudharib. 
b. Musyarakah adalah akad kerja sama yang terjadi antara para pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal. 
c. Sukuk (obligasi syariah) merupakan surat utang yang sesuai dengan prinsip syariah. 
d. Saham syariah produknya harus sesuai dengan syariah. 
2. Akad jual beli/sewa menyewa, merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk certainty contract. Kelompok akad ini antara lain: 
a. Murabahah, adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara penjual dan pembeli. 
b. Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Barang diseranhkan secara tangguh, sedangkan pembayarannya dilakukan secara tunai. 
c. Istishna’ memiliki sistem yang mirip dengan salam, anmun dalam istishna’ pembayaran dapat dilakukan dimuka, cicilan dalam beberapa kali atau ditangguhkan selama jangka waktu tertentu. 
d. Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan manfaat atas objek sewa yang disewakan. 
3. Akad lainnya, meliputi: 
a. Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. 
b. Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang/barang kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan kapanpun titipan diambil pihak penerima titipan wajib menyerahkan kembali uang/barang titipan tersebut. Wadiah terdiri dari dua, yaitu Wadiah Amanah dan Wadiah Yadhamanah.
c. Qardhul Hasan adalah pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan, waktu pengembalian pinjaman ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima pinjaman. 
d. Al-Wakalah adalah jasa pemberian jaminan atau penanggungan atas pembayaran utang satu pihak pada pihak lain. 
e. Hiwalah adalah pengalihan utang atau piutang dari pihak pertama kepada pihak lain atas dasar saling memercayai. 
f. Rahn merupakan sebuah perjanjian pinjaman dengan jaminan aset.

More Related Content

What's hot

Psak 103 salam
Psak 103 salamPsak 103 salam
Psak 103 salamcitra Joni
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATUofa_Unsada
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahahcitra Joni
 
Teori Akuntansi Pendapatan
Teori Akuntansi PendapatanTeori Akuntansi Pendapatan
Teori Akuntansi PendapatanRachma Novriesya
 
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Muhammad Rafi Kambara
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2Ratih Anjilni
 
Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakansulkhi
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshinacitra Joni
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Pasar Modal Syari’Ah
Pasar Modal Syari’AhPasar Modal Syari’Ah
Pasar Modal Syari’Ahguest43545f9
 
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAAkuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAMahyuni Bjm
 
Studi kasus sistem informasi akuntansi
Studi kasus sistem informasi akuntansiStudi kasus sistem informasi akuntansi
Studi kasus sistem informasi akuntansidianpipit
 

What's hot (20)

Perusahaan dagang
Perusahaan dagangPerusahaan dagang
Perusahaan dagang
 
Psak 103 salam
Psak 103 salamPsak 103 salam
Psak 103 salam
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahah
 
Akad salam
Akad salamAkad salam
Akad salam
 
Teori Akuntansi Pendapatan
Teori Akuntansi PendapatanTeori Akuntansi Pendapatan
Teori Akuntansi Pendapatan
 
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan PendapatanPengakuan Pendapatan
Pengakuan Pendapatan
 
Accounting in Action
Accounting in ActionAccounting in Action
Accounting in Action
 
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
 
Kewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum AuditorKewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum Auditor
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakan
 
istishna'.ppt
istishna'.pptistishna'.ppt
istishna'.ppt
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshina
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1
 
Pasar Modal Syari’Ah
Pasar Modal Syari’AhPasar Modal Syari’Ah
Pasar Modal Syari’Ah
 
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAAkuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
 
Studi kasus sistem informasi akuntansi
Studi kasus sistem informasi akuntansiStudi kasus sistem informasi akuntansi
Studi kasus sistem informasi akuntansi
 

Viewers also liked

Sistem keuangan syariah
Sistem keuangan syariahSistem keuangan syariah
Sistem keuangan syariahsulkhi
 
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAMPPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAMwafa khairani
 
Makalah biaya-standar
Makalah biaya-standarMakalah biaya-standar
Makalah biaya-standarardiatjo
 
ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...
ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...
ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...Ghin Tsitsaya
 
Maqoshid as syari’ah (tujuan syariah islam)
Maqoshid as syari’ah (tujuan syariah islam)Maqoshid as syari’ah (tujuan syariah islam)
Maqoshid as syari’ah (tujuan syariah islam)yanrus
 
Overview ekonomi islam & Hukum islam
Overview ekonomi islam &  Hukum islamOverview ekonomi islam &  Hukum islam
Overview ekonomi islam & Hukum islamHerna Ferari
 
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariahKerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariahNamla Elfa Syariati
 
Akuntansi syariah
Akuntansi syariahAkuntansi syariah
Akuntansi syariahdewifrtna
 
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAMEKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAMKhanifah Nur Rahmah
 
Makalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isiMakalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isianisa_13
 
konsep akuntansi syariah
konsep akuntansi syariahkonsep akuntansi syariah
konsep akuntansi syariahMuhammad Rambe
 
Bab 1 konsep akuntansi syariah
Bab 1 konsep akuntansi syariahBab 1 konsep akuntansi syariah
Bab 1 konsep akuntansi syariahTajus Yamani
 
Sejarah Akuntansi Syariah
Sejarah Akuntansi Syariah Sejarah Akuntansi Syariah
Sejarah Akuntansi Syariah dewimita
 
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONALPERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONALNeng Putriyanti
 
Sejarah pemikiran ekonomi syariah
Sejarah pemikiran ekonomi syariahSejarah pemikiran ekonomi syariah
Sejarah pemikiran ekonomi syariahmas karebet
 

Viewers also liked (20)

Sistem keuangan syariah
Sistem keuangan syariahSistem keuangan syariah
Sistem keuangan syariah
 
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAMPPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
 
Makalah biaya-standar
Makalah biaya-standarMakalah biaya-standar
Makalah biaya-standar
 
ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...
ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...
ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...
 
SISTEM KEUANGAN ISLAM
SISTEM KEUANGAN ISLAMSISTEM KEUANGAN ISLAM
SISTEM KEUANGAN ISLAM
 
Maqoshid as syari’ah (tujuan syariah islam)
Maqoshid as syari’ah (tujuan syariah islam)Maqoshid as syari’ah (tujuan syariah islam)
Maqoshid as syari’ah (tujuan syariah islam)
 
Resume entrepreneurship kelas vii
Resume entrepreneurship kelas viiResume entrepreneurship kelas vii
Resume entrepreneurship kelas vii
 
Keuangan Syariah
Keuangan SyariahKeuangan Syariah
Keuangan Syariah
 
Overview ekonomi islam & Hukum islam
Overview ekonomi islam &  Hukum islamOverview ekonomi islam &  Hukum islam
Overview ekonomi islam & Hukum islam
 
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariahKerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah
 
Akuntansi syariah
Akuntansi syariahAkuntansi syariah
Akuntansi syariah
 
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAMEKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
EKONOMIKA ISLAM > SISTEM KEUANGAN ISLAM
 
Makalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isiMakalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isi
 
konsep akuntansi syariah
konsep akuntansi syariahkonsep akuntansi syariah
konsep akuntansi syariah
 
Bab 1 konsep akuntansi syariah
Bab 1 konsep akuntansi syariahBab 1 konsep akuntansi syariah
Bab 1 konsep akuntansi syariah
 
Sejarah Akuntansi Syariah
Sejarah Akuntansi Syariah Sejarah Akuntansi Syariah
Sejarah Akuntansi Syariah
 
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONALPERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL
PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL
 
Sejarah pemikiran ekonomi syariah
Sejarah pemikiran ekonomi syariahSejarah pemikiran ekonomi syariah
Sejarah pemikiran ekonomi syariah
 
Sejarah/Perkembangan Pemikiran Ekonomi
Sejarah/Perkembangan Pemikiran EkonomiSejarah/Perkembangan Pemikiran Ekonomi
Sejarah/Perkembangan Pemikiran Ekonomi
 
PASAR
PASARPASAR
PASAR
 

Similar to SISTEM KEUANGAN SYARIAH DAN TRANSAKSI YANG DILARANG

Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariahSistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariahYusnia Rahmah Afianti
 
Hukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahHukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahchaoru
 
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Rahmita Rmdhnty
 
Tugas ppt transaksi dan akad ps
Tugas ppt transaksi dan akad psTugas ppt transaksi dan akad ps
Tugas ppt transaksi dan akad psindahlestari157
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Nurhidayati170
 
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)maghfiraputeri
 
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islamPresentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islamikarahma97
 
Islamin Banking and Takaful Final Exam Notes
Islamin Banking and Takaful Final Exam NotesIslamin Banking and Takaful Final Exam Notes
Islamin Banking and Takaful Final Exam NotesUmmi Rahimi
 
Kel.6 ijarah
Kel.6 ijarahKel.6 ijarah
Kel.6 ijarahMulyanah
 
Kaidah umum dalam transaksi jual beli
Kaidah umum dalam transaksi jual beliKaidah umum dalam transaksi jual beli
Kaidah umum dalam transaksi jual beliChandra Al-Garuti
 
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.pptAKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.pptRefkyFielnanda1
 

Similar to SISTEM KEUANGAN SYARIAH DAN TRANSAKSI YANG DILARANG (20)

Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariahSistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
 
Hukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahHukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalah
 
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
 
Tugas ppt transaksi dan akad ps
Tugas ppt transaksi dan akad psTugas ppt transaksi dan akad ps
Tugas ppt transaksi dan akad ps
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
 
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
Agama Islam - Muamalah (Kelas XI Seemester 2)
 
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
 
Mu'amalah xi
Mu'amalah xiMu'amalah xi
Mu'amalah xi
 
Ppt akad murabahah
Ppt akad murabahahPpt akad murabahah
Ppt akad murabahah
 
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islamPresentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
 
Islamin Banking and Takaful Final Exam Notes
Islamin Banking and Takaful Final Exam NotesIslamin Banking and Takaful Final Exam Notes
Islamin Banking and Takaful Final Exam Notes
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts
Perbankan syariah tugas sebelum uts Perbankan syariah tugas sebelum uts
Perbankan syariah tugas sebelum uts
 
Akad - Kaidah Fiqih.pptx
Akad - Kaidah Fiqih.pptxAkad - Kaidah Fiqih.pptx
Akad - Kaidah Fiqih.pptx
 
Kel.6 ijarah
Kel.6 ijarahKel.6 ijarah
Kel.6 ijarah
 
KEL 3 HI (2).pptx
KEL 3 HI (2).pptxKEL 3 HI (2).pptx
KEL 3 HI (2).pptx
 
2963059.ppt
2963059.ppt2963059.ppt
2963059.ppt
 
Kaidah umum dalam transaksi jual beli
Kaidah umum dalam transaksi jual beliKaidah umum dalam transaksi jual beli
Kaidah umum dalam transaksi jual beli
 
Sistem Keuangan Syariah
Sistem Keuangan SyariahSistem Keuangan Syariah
Sistem Keuangan Syariah
 
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.pptAKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
 
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.pptAKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
 

More from Propaningtyas Windardini (10)

SIA (Sistem Penggajian)
SIA (Sistem Penggajian)SIA (Sistem Penggajian)
SIA (Sistem Penggajian)
 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis
Contoh Laporan Studi Kelayakan BisnisContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis
 
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KEPAILITAN
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KEPAILITANHAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KEPAILITAN
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KEPAILITAN
 
Teori Akuntansi
Teori AkuntansiTeori Akuntansi
Teori Akuntansi
 
Contoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSS
Contoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSSContoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSS
Contoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSS
 
KREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNANKREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNAN
 
TAX PLANNING PAJAK
TAX PLANNING PAJAKTAX PLANNING PAJAK
TAX PLANNING PAJAK
 
DASAR-DASAR TAX PLANNING
DASAR-DASAR TAX PLANNINGDASAR-DASAR TAX PLANNING
DASAR-DASAR TAX PLANNING
 
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
 
AKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
AKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAHAKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
AKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
 

Recently uploaded

Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 

Recently uploaded (20)

Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 

SISTEM KEUANGAN SYARIAH DAN TRANSAKSI YANG DILARANG

  • 1. SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH Sistem keuangan syariah terkait erat dengan harta kekayaan, akad transaksi serta transaksi yang diperbolehkan dan dilarang syariah. 1. Konsep Memelihara Harta Kekayaan Memelihara harta bertujuan agar harta yang dimiliki oleh manusia diperoleh dan digunakan sesuai dengan syariah sehingga harta yang dimiliki halal dan sesuai dengan keinginan pemilik mutlak dari kekayaan tersebut yaitu Allah SWT. a. Anjuran Bekerja / Berniaga Islam menganjurkan manusia untuk bekerja atau berniaga, dan menghindari kegiatan meminta-minta dalam mencari harta kekayaan. Manusia memerlukan harta kekayaan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari termasuk untuk memenuhi sebagian perintah Allah SWT seperti infaq, zakat, haji, perang (jihad) dan sebagainya. b. Konsep Kepemilikan Harta yang baik harus memenuhi dua kriteria yaitu diperoleh dengan cara yang sah dan benar (legal and fair), serta dipergunakan dengan dan untuk hal yang baik-baik di jalan Allah SWT. Jadi menurut Islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada kepemilikan kemanfaatannya selama masih hidup di dunia, dan bukan kepemilikan secara mutlak. c. Penggunaan dan Pendistribusian Harta Dalam penggunaan harta, manusia tidak boleh mengabaikan kebutuhannya di dunia, namun di sisi lain juga harus cerdas dalam menggunakan hartanya untuk mencari pahala akhirat. Ketentuan syariah berkaitan dengan penggunaan, antara lain: 1) Tidak boros dan tidak kikir 2) Memberi Infaq dan shadaqah 3) Membayar zakat sesuai ketentuan 4) Memberi pinjaman tanpa bunga (qhardul hasan) 5) Meringankan kesulitan orang yang berutang. d. Perolehan Harta Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam kategori ibadah muamalah (mengatur hubungan manusia dengan manusia). Kaidah fiqih dari muamalah adalah semua halal dan boleh dilakukan kecuali yang diharamkan/dilarang dalam Al-Qur’an dan As- Sunah. Perhitungan untung atau rugi harus berorientasi jangka panjang yaitu mempertimbangkan perhitungan untuk kepentingan akhirat, karena kehidupan di dunia hanya sementara dan kehidupan yang kekal adalah kehidupan akhirat.
  • 2. 2. Akad/Kontrak/Transaksi Akad dalam bahasa Arab ‘al-aqd’, jamaknya al-uqud, berarti ikatan atau mengikat (al- rabth). Menurut terminologi hukum Islam, akad adalah pertalian antara penyerahan (ijab) dan penerimaan (qabul) yang dibenarkan oleh syariah, yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya (Ghufron Mas’Adi, 2002). Menurut Abdul Razak Al-Sanhuri dalam Nadhariyatul ‘agdi, akad adalah kesepakatan dua belah pihak atau lebih yang menimbulkan kewajiban hukum yaitu konsekuensi hak dan kewajiban, yang mengikat pihak-pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam kesepakatan tersebut. Jenis akad dari segi ada atau tidak adanya kompensasi, fiqih muamalat membagi lagi akad menjadi dua bagian, yakni akad tabarru’ dan akad tijarah/mu’awadah. Akad tabarru’ adalah perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak ditujukan untuk memperoleh laba (transaksi nirlaba). Tujuan dari transaksi ini adalah pihak dalam rangka berbuat kebaikan yang tidak berhak mendapatkan imbalan apapun kepada pihak lainnya, karena ia hanya mengharapkan imbalan dari Allah SWT, bukan dari manusia. Ada 3 bentuk akad tabarru’: a. Meminjamkan uang, karena tidak boleh melebihkan pembayaran atas pinjaman yang kita berikan, karena setiap kelebihan tanpa iwad adalah riba. Ada 3 jenis pinjaman, yaitu Qardh, Rahn, Hiwalah. b. Meminjamkan Jasa, berupa keahlian atau ketrampilan. Ada 3 jenis pinjaman, yaitu wakalah, wadi’ah, kafalah. c. Memberikan sesuatu, bentuk akadnya adalah waqaf, hibah, shadaqah. Akad tijarah merupakan akad yang ditujukan untuk memperoleh keuntuungan. Dari sisi kepastian hasil yang diperoleh, akad ini dapat dibagi 2, yaitu: a. Natural uncertainty contract: merupakan kontrak yang diturunkan dari teori pencampuran, dimana pihak yang bertransaksi saling mencampurkan asset yang mereka miliki menjadi satu, kemudian menanggung resiko bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan. b. Natural certainty contract: merupakan kontrak yang diturunkan dari teori pertukaran, dimana kedua belah pihak saling mempertukarkan aset yang dimilikinya, sehingga objek pertukarannya (baik barang maupun jasa) pun harus ditetapkan di awal akad dengan pasti tentang jumlah (quantity), mutu (quality), harga (price) dan waktu penyerahan (time delivery). Rukun dan syarat sahnya suatu akad ada 3, yaitu: a. Pelaku yaitu para pihak yang melakukan akad. b. Objek akad merupakan sebuah konsekuensi yang harus ada dengan dilakukannya suatu transaksi tertentu.
  • 3. c. Ijab kabul merupakan kesepakatan dari para pelaku dan menunjukkan mereka saling rida. Tidak sah suatu transaksi apabila ada salah satu pihak yang terpaksa melakukannya dan oleh karenanya akad dapat menjadi batal. 3. Transaksi yang Dilarang Hukum asal dalam muamalah adalah semuanya diperbolehkan kecuali ada ketentuan syariah yang melarangnya. Hal yang termasuk transaksi yang dilarang adalah sebagai berikut: a. Aktivitas bisnis terkait barang dan jasa yang diharamkan oleh Allah SWT. b. Riba Merupakan tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan (i’wad) yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut. Ada jenis riba, antara lain: 1) Riba Nasi’ah adalah riba yang muncul karena utang piutang dimana satu pihak harus membayar lebih besar dari pokok pinjamannya. 2) Riba Fadhl adalah riba yang muncul karena transaksi pertukaran atau barter. Imam Razi menjelaskan bahwa pengaruh riba pada kehidupan manusia, antara lain: 1) Riba merupakan transaksi yang tidak adil dan mengakibatkan peminjam jatuh miskin karena dieksploitasi, karena riba mengambil harta orang lain tanpa imbalan. 2) Riba akan menghalangi orang untuk melakukan usaha karena pemilik dapat menambah hartanya dengan transaksi riba baik secara tunai maupun berjangka. 3) Riba akan menyebabkan terputusnya hubungan baik antar masyarakat dalam bidang pinjam meminjam. 4) Pada umumnya orang yang memberikan pinjaman adalah orang kaya, sedang yang meminjam adalah orang miskin. Pendapat yang memperoleh riba berarti memberikan jalan bagi orang kaya untuk menerima tambahan harta dari orang miskin yang lemah. Perbedaan Riba dan Jual Beli Jual Beli Riba Dihalalkan Allah SWT Diharamkan Allah SWT Harus ada pertukaran barang/manfaat yang diberikan sehingga ada keuntungan/manfaat yang diperoleh pembeli dan penjual. Tidak ada pertukaran barang dan keuntungan/ manfaat hanya diperoleh oleh penjual Karena ada yang ditukarkan, harus ada beban yang ditanggung oleh penjual Tidak ada beban yang ditanggung oleh penjual Memiliki resiko untung rugi, sehingga perlu kerja/usaha, kesungguhan dan keahlian Tidak memiliki resiko sehingga tidak perlu kerja/usaha, kesungguhan dan keahlian.
  • 4. Berdasarkan perbedaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa jual beli diperbolehkan karena ada ‘iwad (pengganti/penyeimbang) yang menyebabkan penjual boleh mengambil tambahan sebagai keuntungan. Iwad tersebut dapat berupa usaha yang harus dilakukan dalam rangka menambah nilai dari barang/jasa, resiko dalam menjalankan usaha, beban yang harus ditanggung terkait dengan pengadaan barang atau jasa. Tanpa adanya ‘iwad tersebut, maka jika ada tambahan yang diterima maka hal tersebut adalah ilat riba yang termasuk faktor waktu dimana jika waktu dianggap satu- satunya faktor yang dijadikan dasar untuk menerima tambahan keuntungan. c. Penipuan Terjadi apabila salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain dan terjadi dalam 4 (empat) hal yakni dalam kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan. Penipuan dalam kualitas misalnya dengan mencampur barang baik dengan yang buruk atau barang yang dijual memiliki cacat tapi disembunyikan. Penipuan dalam kuantitas misalnya mengurangi timbangan. Penipuan dalam harga misalnya menjual barang dengan harga yang terlalu tinggi pada orang yang tidak mengetahui harga wajar barang tersebut. Penipuan dalam waktu misalnya seorang penyedia jasa menyanggupi menyelesaikan pesanan pada waktu tertentu, sementara dia sangat sadar dengan sumber daya dan kendala yang dimilikinya tidak mungkin dapat menyelesaikan pada waktu yang dijanjikan. Empat jenis penipuan tersebut dapat membatalkan akad transaksi karena tidak terpenuhinya prinsip rela sama rela dan para pihak yang bertransaksi tidak memiliki informasi yang sama. d. Perjudian / Maisir Adalah memperoleh sesuatu atau mendapat keuntungan dengan sangat mudah tanpa kerja kertas. Transaksi perjudian adalah transaksi yang melibatkan dua pihak/lebih dimana mereka menyerahkan uang/harta kekayaan lainnya, kemudian mengadakan permainan tertentu baik dengan kartu, adu ketangkasan, kuis sms, tebak skor bola, atau media lainnya. e. Transaksi yang tidak mengandung ketidakpastian / Gharar Syariah melarang transaksi yang mengandung ketidakpastian. Gharar terjadi ketika terdapat incomplete information, sehingga ada ketidakpastian antara dua belah pihak yang bertransaksi. Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan pertikaian antara para pihak dan ada pihak yang dirugikan. Ketidakjelasan dapat terjadi dalam lima hal yakni dalam kuantitas, kualitas, harga, waktu penyerahan dan akad.
  • 5. f. Penimbunan Barang/Ikhtiar Adalah membeli sesuatu yang dibutuhkan masyarakat, kemudian menyimpannya sehingga barang tersebut berkurang di pasaran dan mengakibatkan peningkatan harga. Penimbunan seperti ini dilarang karena dapat merugikan orang lain dengan kelangkaannya/sulit didapat dan harganya yang tinggi. Dengan kata lian penimbun mendapatkan keuntungan yang besar dibawah penderitaan orang lain. g. Monopoli Monopolis ini biasanya dilakukan dengan membuat entry barrier untuk menghambat produsen atau penjual masuk ke pasar agar ia menjadi pemain tunggal di pasar dan dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi. h. Rekayasa permintaan (Bai’an Najsy) An-Najsy termasuk dala kategori penipuan (tadlis), karena merekayasa permintaan, dimana satu pihak berpura-pura mengajukan penawaran dengan harga yang tinggi agar calon pembeli tertarik dan membeli barang tersebut dengan harga yang tinggi. Misalnya rekayasa permintaan saham (valas). i. Suap Suap dilarang karena dapat merusak sistem yang ada didalam masyarakat, sehingga menimbulkan ketidakadilan sosial dan persamaan perlakuan. Pihak yang membayar suap pasti akan diuntungkan dibadingkan tidak membayar. j. Penjual bersyarat (Ta’alluq) Ta’alluq terjadi apabila ada dua akad saling dikaitkan dimana berlakunya akad pertama tergantung pada akad kedua sehingga dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya rukun (sesuatu yang harus ada dalam akad) yaitu objek akad. k. Pembelian kembali oleh penjual dari pihak pembeli (Bai’al Inah) l. Jual beli dengan cara Talaqqi Al-Rukban Jual beli dengan cara mencegat atau menjumpai pihak penghasil atau pembawa barang perniagaan dan membelinya, dimana pihak penjual tidak mengetahui harga pasar atas barang dagangan yang dibawanya sementara pihak pembeli mengharapkan keuntungan yang berlipat dengan memanfaatkan ketidaktahuan mereka.
  • 6. Prinsip Sistem Keuangan Syariah Praktik sistem keuangan syariah telah dilakukan sejak zaman kejayaan Islam. Sistem keuangan syariah bukan hanya berbicara mengenai larangan riba yang juga telah dilarang pada agama Samawi seperti agama Yahudi dan Kristen. Sistem ini juga mengatur mengenai larangan tindakan penipuan, pelarangan tindakan spekulasi, larangan suap, larangan transaksi yang melibatkan barang haram, lrangan menimbun barang dan larangan monopoli. Konsep sistem keuangan syariah diawali dengan pengembangan konsep ekonomi Islam. Pengembangan konsep ekonomi Islam dimulai pada tahun 1970an dengan membicarakan isu-isu ekonomi makro. Pihak yang terlibat dalam diskusi tersebut adalah para ekonom dan juga para ahli fikih, sehingga konsep ini harus didukung oleh sistem yang lebih bersifat praktis yaitu sistem keuangan syariah dengan mencari suatu sistem yang dapat menghindari riba bagi muslim. Filosofi sistem keuangan syariah “bebas bunga” (larangan riba) tidak hanya melihat interaksi antara faktor produksi dan perilaku ekonomi seperti yang dikenal pada sistem keuangan konvensional, melainkan juga harus menyeimbangkan berbagai unsur etika, moral, sosial, dan dimensi keagamaan untuk meningkatkan pemerataan dan keadilan menuju masyarakat yang sejahtera secara menyeluruh. Berikut ini prinsip sistem keuangan Islam sebagaimana diatur melalui Al-Qur’an dan As- Sunah, antara lain: 1. Pelarangan Riba. Riba merupakan pelanggaran atas sistem keadilan sosial, persamaan dan hak atas barang. Oleh karena sistem riba ini hanya menguntungkan para pemberi pinjaman/pemilik harta, sedangkan pengusaha tidak diperlakukan sama. 2. Pembagian Resiko. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari pelarangan riba yang menetapkan hasil bagi pemberi modal di muka. Sedangkan melalui pembagian risiko maka pembagian hasil akan dilakukan di belakang yang besarannya tergantung dari hasil yang diperoleh. 3. Tidak menganggap uang sebagai modal potensial. Oleh sebab itu, sistem keuangan Islam memandang uang boleh dianggap sebagai modal jika digunakan bersamaan dengan sumber daya yang lain untuk memperoleh laba. 4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif. Hal ini sama dengan pelaarangan untuk transaksi yang memiliki tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi, judi dan transaksi yang memiliki resiko yang besar. 5. Kesucian kontrak. Oleh karena Islam menilai perjanjian sebagai suatu yang tinggi nilainya sehingga seluruh kewajiban dan pengungkapan yang terkait dengan kontrak harus dilakukan. Hal ini akan mengurangi resiko atas informasi yang asimetri dan timbulnya moral hazard. 6. Aktivitas usaha harus sesuai syariah. Seluruh kegiatan usaha tersebut haruslah merupakan kegiatan yang diperbolehkan menurut syariah.
  • 7. Prinsip keuangan syariah diatas mengacu kepada prinsip rela sama rela, tidak ada pihak yang menzalimi dan dizalimi, hasil usaha muncul bersama biaya, dan untung muncul bersama resiko. Instrumen Keuangan Syariah Instrumen ini dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Akad investasi, merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk uncertainty contract. Kelompok akad ini antara lain: a. Mudharabah, yaitu bentuk kerja sama antara dua belah pihak atau lebih, dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah bagi hasil atas keuntungan yang diperoleh menurut kesepakatan dimuka, sedangkan apabila terjadi kerugian hanya ditanggung pemilik dana sepanjang tidak ada unsur kesengajaan atau kelalaian oleh mudharib. b. Musyarakah adalah akad kerja sama yang terjadi antara para pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal. c. Sukuk (obligasi syariah) merupakan surat utang yang sesuai dengan prinsip syariah. d. Saham syariah produknya harus sesuai dengan syariah. 2. Akad jual beli/sewa menyewa, merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk certainty contract. Kelompok akad ini antara lain: a. Murabahah, adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara penjual dan pembeli. b. Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Barang diseranhkan secara tangguh, sedangkan pembayarannya dilakukan secara tunai. c. Istishna’ memiliki sistem yang mirip dengan salam, anmun dalam istishna’ pembayaran dapat dilakukan dimuka, cicilan dalam beberapa kali atau ditangguhkan selama jangka waktu tertentu. d. Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan manfaat atas objek sewa yang disewakan. 3. Akad lainnya, meliputi: a. Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. b. Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang/barang kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan kapanpun titipan diambil pihak penerima titipan wajib menyerahkan kembali uang/barang titipan tersebut. Wadiah terdiri dari dua, yaitu Wadiah Amanah dan Wadiah Yadhamanah.
  • 8. c. Qardhul Hasan adalah pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan, waktu pengembalian pinjaman ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima pinjaman. d. Al-Wakalah adalah jasa pemberian jaminan atau penanggungan atas pembayaran utang satu pihak pada pihak lain. e. Hiwalah adalah pengalihan utang atau piutang dari pihak pertama kepada pihak lain atas dasar saling memercayai. f. Rahn merupakan sebuah perjanjian pinjaman dengan jaminan aset.