SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Download to read offline
TUGAS KELOMPOK
AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH
UNIVERSITAS MERCU BUANA
DOSEN : Ibu Shinta Melzatia, SE. M.Ak.
(BAB 2, 3, 4, 5, 6, 9, 15)
NAMA :
DOLLY VIJAY KRISTIAN SIAHAAN 43214110050
IKA SOLIHA 43214110449
BAB 2
PRINSIP DASAR PERBANGKAN SYARIAH
1. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah
lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat
izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah (DSN-MUI, 2003). Definisi ini
menegaskan bahwa suatu LKS harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur kesesuaian
dengan syariah Islam dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan.
2. Empat Prinsip Hukum Muamalat:
- Prinsip Mubah –> Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah, kecuali
yang ditentukan lain oleh Al-Qur’an dan Sunah Rasul
- Prinsip Sukarela –> Mumalah dilakukan atas dasar sukarela dan tanpa mengandung
unsur-unsur paksaan
- Prinsip mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudarat –> Muamalah
dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindarkan
mudarat dalam hidup masyarakat
- Prinsip Keadilan –> Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan,
menghindari unsur-unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan
dalam kesempitan
3. Tiga contoh transaksi yang haram zatnya yang sangat mungkin biasa dilakukan di bank
konvensional:
- Transaksi yang mengandung barang atau jasa yang diharamkan
- Transaksi yang tidak sah akadnya
- Transaksi yang mengandung sistem dan prosedur memperoleh keuntungan yang
diharamkan, seperti:
Tadlis (ketidaktahuan satu pihak), Gharar (ketidaktahuan kedua pihak), Ikhtikar
(rekayasa pasar dalam pasokan), Ba’i Najsy (rekayasa pasar dalam permintaan),
Maysir (judi), dan Riba (tambahan yang disayaratkan)
4. Perbedaan antara tadlis dan gharar:
- Pada dasarnya, kedua transaksi ini sama-sama memiliki empat hal pokok dalam hal
jual beli, yaitu kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan.
Perbedaannya adalah:
- Tadlis merupakan transaksi yang mengandung suatu hal pokok yang tidak
diketahui oleh salah satu pihak (unknown to one party), sedangkan
- Gharar merupakan transaksi yang mengandung suatu hal pokok yang tidak
diketahui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi jual beli.
5. contoh transaksi dalam kategori tadlis
● Harga –> Ketika harga beras turun dan pembeli tidak mengetahui bahwa harga
beras sudah turun, disini penjual memanfaatkan hal tersebut dengan tetap menjual
harga beras sebesar harga beras aslinya / pada saat sebelum turun
● Kualitas –> Dalam jual beli handphone, dan sesungguhnya handphone tersebut
memiliki cacat yang diketahui oleh penjual dan tidak diketahui oleh pembeli. Dan
penjual tidak memberi tahu kepada pembeli bahwasannya ada cacat di handphoe
tersebut. Disini penjual memanfaatkan ketidaktahuan pembeli mengenai kualitas
barang tersebut sehingga bisa menjual handphone sesuai harga aslinya (tidak
dikurangi dengan nilai cacat handphone
● Kuantitas –> Salah satu pihak (penjual) mengurangi takaran barang yang telah
disepakati antara penjual dan pembeli. Pengurangan takaran ini hanya diketahui
oleh penjual
● Waktu penyerahan –> Seorang kontrakstor berjanji bisa menyelesaikan
pembangunan rumah dinas dalam jangka waktu 5 bulan, padahal kontraktor
tersebut memahami bahwa waktu penyelesaian lebih dari 5 bulan
6. contoh transaksi dalam kategori grahar
● Harga –> Misalnya, dalam jual beli mobil secara kredit. Jika mobil tersebut
dilunasi dalam jangka waktu yang lebih cepat maka bunga yang dikenakan adalah
lebih kecil. Sedangkan bila dilunasi dalam jangka waktu lebih dari lama, maka
akan dikenakan bunga lebih besar. Disini, penjual dan pembeli tidak mengetahui
kapan mobil tersebut akan terlunasi
● Kualitas –> Misalnya, penjualan sapi yang masih dalam perut induknya. Dalam hal
ini, kedua belah pihak baik pembeli maupun penjual tidak mengetahui bagaimana
kualitas sapi itu nantinya ketika lahir. Apakah pembeli akan diuntungkan atau
dirugikan
● Kuantitas –> Misalnya adalah pembelian seluruh hasil panen ketika pohon atau
tanaman belum menunjukkan hasilnya. Dalam hal ini, kedua belah pihak baik
penjual maupun pembeli tidak mengetahui berapa kuantitas hasil panen yang akan
diperjualbelikan. Nilai jual hasil panen bisa lebih tinggi dan bisa lebih rendah dari
nilai yang diserahterimakan
● Waktu penyerahan –> Misalnya penjualan mobil yang sedang hilang dicuri dengan
akad pembeli membayar seharga tertentu dan berhak atas mobil yang sedang hilang
dilarikan pencuri. Dalam hal ini, kedua belah pihak baik pembeli maupun penjual
tidak mengetahui kapan barang akan diserahterimakan
7. Yang dimaksud dengan riba:
Secara bahasa, riba bermakna tambahan, tumbuh atau membesar. Menurut Imam
Sarakhsi dalam Mabsut juz XII, hlm. 109, riba adalah tambahan yang disyaratkan
dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan (iwad) yang dibenarkan syariah atas
penambahan tersebut Riba adalah bentuk transaksi yang dilarang dalam Islam dan
bersinggungan langsung dengan praktik perbankan konvensional. Tiga contoh bisnis
yang ada di masyarakat yang beroperasi dengan konsep riba, yaitu: Bank Konvensional,
Praktek lintah darat (rentenir), dan Jual beli emas pada pedagang eceran yang dinilai
harga beli yang jauh lebih rendah.
8. Perbedaan antara ba’i najsy dan ba’i ikhtikar:
● Ba’i najsy adalah tindakan menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada
banyak permintaan terhadap suatu produk, sehingga harga jual produk naik
Contoh:Perdagangan saham di bursa efekatau pasar modaldanproduksi barang
-barang yang banyak dimintai masyarakat dengan terbatas guna menaikkan
harga barang tersebut
● Ba’i ikhtikar adalah tindakan mengupayakan adanya kelangkaan barang dengan
cara menimbun Contoh:Penjualan beras, minyak tanah atau barang-barang
pokok lainnya yang sengaja ditimbunkan agar dapat menaikkan harganya.
9. Yang dimaksud dengan maysir (judi atau gambling):
Sebuah permainan dimana satu pihak akan memperoleh keuntungan sementara pihak
lainnya akan menderita kerugian (Ibnu Qudama:Al Mughni, 13/408).Tiga contoh
praktik maysir yang mungkin masih ada di masyarakat, diantaranya:
● Melakukan taruhan terhadap suatu pertandingan dimana akan ada salah satu
pihak yang dirugikan.
● Praktek sms berhadiah dimana hadiah tersebut diperoleh ketika menang
undian.
● Permainan yang mengharuskan bagi para pemainnya menyetor dana
tertentu untuk dapat memperoleh hadiah tapi dengan cara permainan
tersebut diacak
10. Rukun sah nya akad
● Adanya dua pihak atau lebih yang saling terikat dengan akad. Dalam hal ini,
kedua pihak dipersyaratkan memiliki kemampuan yang cukup untuk
mengikuti proses perjanjian, jika tidak, akad dianggap tidaksah.
● Adanya pengucapan akad berupa ungkapan serah terima (ijab kabul). Ijab
adalah ungkapan penyerahan kepemilikan oleh pemilik barang, sedangkan
kabul adalah ungkapan penerimaan kepemilikan oleh pemilik barang
berikutnya. Ijab kabul tidak harus dilakukan secara lisan.
● Adanya sesuatu yang diikat dengan akad, yakni barang yang dijual dalam
akad jual beli, atau sesuatu yang disewakan dalam akad sewa dan
sejenisnya. Adapun syarat barang tersebut dianggap sah apabila:
● Barang tersebut suci atau bisa disucikan
● Barang tersebut bisa digunakan dengan cara yangdisyaratkan
● Komoditas harus bisa diserahterimakan
● Barang yang dijual harus milik penjual
● Bila barang dijual langsung harus diketahui wujudnya, dan bila tidak
berlokasi, harus diketahui ukuran, jenis dan kriterianya.
11. Perbedaan antara riba fadhl dan riba nasi’ah:
● Riba fadhl adalah riba yang timbul karena pertukaran antarbarang ribawi
yang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan
● Riba nasi’ah adalah riba yang timbul karena penangguhan penyerahan atau
penerimaan barang yang dipertukarkan dengan jenis barang lainnya.
● Jadi, letak perbedaannya adalah pada jenis barang yang dipertukarkan,
apakah sama atau tidak.
12. Contoh praktik riba qardh dan riba jahiliyah:
● Riba qardh –> Praktik perbankan konvensional yang mengharuskan
pengembalian dana yang dipinjam beserta dengan kelebihannya atau
disebut dengan bunga.
● Riba Jahiliyah –> Pinjaman terhadap rentenir dimana bunga yang
dibebankan akan semakin tinggi ketika peminjam tidak dapat melunasi
utangnya pada waktu yang telah ditetapkan
13. Yang dimaksud dengan ta’alluq:
Ta’alluq adalah dua akad yang saling berkaitan, dimana berlakunya akad 1 bergantung
pada akad 2. Contohnya ta’alluq:
Penjualan dengan cara ‘inah, yaitu seseorang menjual barang seharga tertentu secara
cicilan kepada seorang lain dengan syarat. Orang lain tersebut kembali menjual barang
tersebut secara tunai.
14. Pelarangan atas transaksi short selling : Short Selling atau penjualan cepat dapat
digolongkan ke dalam Bai’ Najasy dimana short selling merupakan praktek perjanjian
penyerahan syarat berharga yang dilakukan sebelum tanggal yang ditentukan agar
dapat diperoleh dengan harga yang jauh lebih murah sebelum tanggal penyerahan.
15. Hubungan antara ekonomi gelembung yang terjadi pada sistem ekonomi kapitalis
dengan berbagai transaksi yang dilarang syariah tetapi dibolehkan kapitalis: Ekonomi
gelembung merupakan spekulasi harga terhadap asset-asset barang mewah dengan nilai
fundamental yang lebih rendah namun harga jual yang lebih tinggi. hal ini sangat
dilarang oleh syariah karena termasuk dalam tadlis dan riba, dimana tadlis itu sendiri
menspekulasi harga dan tidak diketahui oleh salah satu pihak kemudian termasuk riba
yang dilarang oleh syariah karena praktek ekonomi
16. gelembung mengupayakan keuntungan yang begitu besar jauh melebihi nilai
instrinsiknya.
BAB 3
PRINSIP DASAR BANK SYARIAH
1. Jelaskan definisi lembaga keuangan syariah menurut Dewan SyariahNasional?
Lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat
izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah (DSN-MUI, 2003) yang pada
dimana dimaksud bahwa Lembaga Keuangan Syariah harus memenuhi dua unsur yaitu
unsur kesesuaian dengan syariah islam dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga
keuangan
2. Jelaskan empat prinsip hukum Muamalat
▪ Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah, kecuali yang ditentukan
lain oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasul (Prinsip Mubah)
▪ Muamalah dilakukan atas dasar sukarela dan tanpa mengundang unsur-unsur
paksaan (prinsip sukarela)
▪ Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan mafaat dan
menghindarkan mudarat dalam hidup masyarakat (prinsip mendatangkan
manfaat dan menghindarkan mudarat)
▪ Mauamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-
unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan
(prinsip keadilan)
3. Berilah tiga contoh transaksi yang haram zatnya sangat mungkin bisa dilakukan dibank
konvensional
▪ Mengandung barang atau jasa yang diharamkan
▪ Mengandung sistem dan prosedur memperoleh keuntungan yang akan
diharamkan (tadlis, ba’i, ikhtikar, ba’i najsy, riba, gharar,maysir).
▪ Tidak sah akadnya
4. Jelaskan perbedaan antara tadlis dan gharar
Tadlis : adalah transaksi yang mengandung suatu hal pokok yang tidak ketahui oleh
salah satu pihak (unknown to one party)
Gharar : adalah transaksi yang mengandung suatu hal yang ketiadaan informasi terjadi
pada kedua belah pihak yang yang bertransaksi jual beli
5. Berilah contoh transaksi yang sangat mungkin terjadi di masyarakat, akan tetapi masuk
dalam kategori tadlis dalam kategori harga, kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan.
▪ Harga : Harga yang dilakukan penjual dengan memanfaatkan ketidaktahuan
pembeli tentang harga pasar dan penjual pun menjual dengan harga tinggi
▪ Kualitas : Salah stu pihak (penjual) mengetahui bahwa barang yang dijual
memiliki cacatb yang sekiranya oleh pembeli, maka harga jual barang akan
berkurang sesuai dengan nilai barang sebenernya akan tetapi penjual tidak
memberitahukan cacat barang tersebut agar tetap menjual dengan harga tinggi
▪ Kuantitas : Salah satu pihak (penjual) mengurangi takaran barang yang telah
disepakati antara penjual dan pembeli
▪ Waktu Penyerahan : Janji penjual bisa menyelesaikan menyelesaikan proyek
dalam jangka waktu 1 bulan, padahal penjual tersebut belum memahami bahwa
pada waktu yang disepakati tersebut apa yang dijanjikan tidak akan dapat
dipenuhi
6. Berilah contoh transaksi yang sangat mungkin terjadi di masyarkat, akan tetapi masuk
dalam kategori gharar dalam kategori harga, kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan
▪ Harga : Jual beli dengan kesepakatan harga berikut, “sekiranya barang ini lunas
dalam jangka waktu dibawah satu tahun, maka marginnya adalah 20%, tapi
seandainya lunas antara satu hingga dua tahun, maka marginnya otomatis
menjadi 40%.” Oleh karena kedua belah pihak tidak tahu apakah pembayaran
akan dilunasi dalam satu tahun atau lebih , dalam hal ini barang mengalami
ketidakpastian
▪ Kualitas : Penjualan sapi yang masih dalam perut induknya. Kedua belah pihak,
baik pembeli maupun penjual tidak mengetahui bagaimana kualitas sapi itu
nantinya ketika lahir apakah menguntungkan dengan kualitas baik atau
sebaliknya
▪ Kuantitas : Misalnya adalah pembelian seluruh hasil panen ketika pohon atau
tanaman belum menunjukkan hasilnya karna dalam hal ini baik penjual atau
pembeli tidak tahu berapa kuantitas hasil panen yang akan diperjualbelikan
▪ Waktu Penyerahan : Penjual mobil yang sedang hilang bdicuri dengan akad
pembeli membayar seharga tertentu dan berhak atas mobil yang sedang hilang
dilarikan pencuri
7. Jelaskan yang dimaksud dengan riba dan berilah 3 contoh bisnis yang ada di masyarakat
yang beroperasi yang beroperasi dengan konsep riba.
Riba adalah tambahan yang diisyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan
(iwad) yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut
3 contoh praktik riba di masyrakat: Bank Konvensional, Praktek lintah darat(rentenir),
Jual beli emas pada pedagang eceran yang dinilai harga beli yang jauh lebih rendah.
8. Jelaskan perbedaan antara bai’ najasy dengan bai’ ikhtikar dan berilah contoh masing-
masing 2 contoh yang mungkin masih ada di masyarakat
Bai’ Najasy adalah tindakan menciptakakn permintaan palsu, seolah-olah ada banyak
permintaan terhadap suatu produk, sehingga harga jual produk akan naik
Bai’ Iktikar merupakan bentuk lain dari transaksi jual beli yang dilarang oleh syariat
islam
Contoh Bai’ najasy yaitu perdagangan saham di bursa efek atau pasar modal dan
produksi barang-barang yang banyak dimintai masyarakat dengan terbatas guna
menaikkan harga barang tersebut.
Contoh Bai’ Ikhtiar yaitu Penjualan beras, minyak tanah atau barang-barang pokok
lainnya yang sengaja ditimbunkan agar dapat menaikkan harganya.
9. Jelaskan yang dimaksud dengan maysir dan berilah 3 contoh praktik maysir yang
mungkin masih ada di masyarakat
Maysir adalah sebuah permainan dimana satu pihak akan memperoleh keuntungan
sementara pihak lainnya akan mendapatkan kerugian
Contoh penerapan larangan maysir pada keuangan syariah adalah untuk memberikan
pembiayaan pada bisnis yang mengandung unsur judi. Contoh penerapan lain adalah
larangan pada bank untuk menjadikan uang sebagai instrumen spekulasi dan
mendapatkan keuntungan dari ketidakstabilan nilai tukar mata uang
10. Jelaskan rukun sahnya akad
▪ Adanya dua pihak atau lebih yang saling terikat dengan akad. Dalam hal ini,
kedua pihak dipersyaratkan memiliki kemampuan yang cukup untuk mengikuti
proses perjanjian, jika tidak , akan dianggap tidak sah.
▪ Ada sesuatu yang diikat dengan akad, yakni barang yang dijual dalam akad jual
beli, atau sesuatu yang disewakan dalam akad sewa dan sejenisnya
▪ Adanya pengucapan akad berupa ungkapan serah terima (ijabkabul)
11. Jelaskan perbedaan antara riba fadhl dan riba nasi’ah
Riba Fadhl adalah riba yang timbul karena perrtukaran antarbarang ribawi yang sejenis
dengan kadar atau takaran yang berbeda
Riba Nasi’ah adalah riba yang timbul karena penangguhan penyerahan atau penerimaan
barang yang akan dipertukarkan dengan jenis barang lainnya
12. Berikan contoh praktik riba qardh dan riba jahiliyah
Contoh riba qardh yaitu praktik perbankkan konvensional yang mengharuskan
pengembalian dana yang dipinjam beserta dengan kelebihannya atau disebut dengan
bunga.
Contoh Riba Jahiliyah yaitu Pinjaman terhadap rentenir dimana bunga yang dibebankan
akan semakin tinggi ketika peminjam tidak dapat melunasi utangnya pada waktu yang
telah ditetapkan.
13. Jelaskan yang dimaksud dengan ta’alluq dan beri contoh
Ta’alluq adalah dua akad yang saling berkaitan , dimana berlakunyan akad 1 bergantung
pada akad 2. Sebagai contoh adalah penjualan dengan cara ‘inah yaitu seseorang yang
menjual barang seharga tertentu secara cicilan (misalkan Rp.11juta) kepada orang lain
dengan syarat, orang lain tersebut kembali menjual barang tersebut secara tunai
(misalkan Rp. 10juta)
14. Transaksi short selling telah dinyatakan terlarang oleh Bapepam. Transaksi ini pada
dasarnya juga dilarang oleh syariat islam. Masuk kategori apakah pelarangan atas
transaksi short selling?
Short Selling atau penjualan cepat dapat digolongkan ke dalam Bai’ Najasy dimana
short selling merupakan prektek perjanjian penyerahan syrat berharga yang dilakukan
sebelum tanggal yang ditentukan agar dapat diperoleh dengan harga yang jauh lebih
murah sebelum tanggla penyerahan.
15. Jelaskan hubungan amtara ekonomi gelembung yang terjadi pada sistem ekonomi
kapitalis dengan berbagai transaksi yang dilarang syariah, tetapi dibolehkan kapitalis?
Ekonomi Gelembung merupakan spekulasi harga terhadap asset-asset barang mewah
dengan nilai fundamental yang lebih rendah namun harga jual yang lebih tinggi. Hal ini
sangat dilarang oleh syariah karena termasuk dalam tadlis dan riba, dimana tadlis itu
sendiri menspekulasi harga dan tidak diketahui oleh salah satu pihak. Kemudian
termasuk riba yang dilarang oleh syariah karena praktek ekonomi gelembung
mengupayakan keuntungan yang begitu besar jauh melebihi nilai instrinsiknya.
BAB 4
SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH
1. Jelaskan landasan hukum pendirian bank syariah di Indonesia
Berdasarkan Pasal 2 UU Nomor 21 Tahun 2008, disebutkan bahwa perbankan syariah
dalam melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, demokrasi ekonomi,
dan prinsip kehati – hatian. Selanjutnya, terkait dengan tujuan bank syariah, pada Pasal
3 dinyatakan bahwa perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan rakyat.
2. Jelaskan perbedaan antara BUS dengan BPRS
BUS (Bank Umum Syariah) adalah bank syariah yang kegiatannya yang kegiatannya
memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.
BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) adalah bank syariah yang dalam
melaksanakan kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3. Jelaskan perbedaan antara BUS dengan UUS.
BUS (Bank Umum Syariah) adalah bank syariah yang kegiatannya yang kegiatannya
memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Sedangkan , UUS ( Unit Usaha Syariah)
adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di
luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi
sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu dan/atau unitb syariah.
4. Jelaskan perbedaan fungsi Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank Konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara
konvensional yang terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat.
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)
5. Jelaskan aplikasi fungsi manajer investasi pada bank syariah
Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana
(shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang
produktif, sehingga dana yang menghimpun dapat menghasilkan kauntungan yang akan
dibagihasilkan antara bank syariah dan pemilik dana.
6. Jelaskan aplikasi fungsi investor pada bank syariah.
Bank syariah berfungsi sebagai investor (pemilik dana). Sebagai investor, penanaman
dana yang dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor – sektor yang
produktif dengan resiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariat.
7. Jelaskan aplikasi fungsi manajer investasi pada bank syariah
Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana
(shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang
produktif, sehingga dana yang menghimpun dapat menghasilkan kauntungan yang akan
dibagihasilkan antara bank syariah dan pemilik dana.
8. Ada dua prinsip yang dapat digunakan dalam penghimpunan dana oleh bank syariah,
yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah. Jelaskan perbedaan kedua prinsip tersebut
dalam aktivitas penghimpunan.
- Wadiah berarti titipan dari satu pihak kepihak lain, baik individu maupun badan
hukum yang harus dijaga dan dikembalikan oleh penerima titipan, kapan pun si penitip
menghendaki. Wadiah dibagi atas dua, yaitu wadiah yad-dhamanah dan wadiah yad-
amanah. Wadiah yad-dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada
penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Wadiah yad-amanah adalah penerima
titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai si penitip mengambil
kembali titipannya.
-Mudharabah adalah perjanjian atassuatujenis kerja samausaha dimanapihakpertama
menyediakan dana dan pihak kedua bertanggung jawab atas pengelolaan usaha.
9. Jelaskan perbedaan anatar wadiah yad-dhamanah dengan wadiah yad-amanah. Akad
manakah yang cocok untuk digunakan dalam kegiatan penghimpunan dana pada bank
syariah?
Wadiah dibagi atas dua, yaitu wadiah yad-dhamanah dan wadiah yad-amanah. Wadiah
yad-dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat
dimanfaatkan oleh penerima titipan. Wadiah yad-amanah adalah penerima titipan tidak
boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai si penitip mengambil kembali
titipannya.
akad yang cocok digunakan adalah wadiah yad-dhamanah
10. Jelaskanperbedaanmudharabahmuthlaqahdenganmudharabahmuqayyadahdalam
penghimpunan dana bank syariah.
-mudharabah muthlaqah adalah mudharabah yang memberi kuasa kepada mudharib
secara penuh untuk menjalankan usaha tanpa batasan apapun yang berkaitan dengan
usaha tersebut. Batasan yang dimaksud berupa jenis usaha, tempat, pemasok, dan
konsumen usaha. Mudharabah muthlaqah biasa disebut juga dengan investasi tidak
terikat.
-mudharabah muqayyadah yaitu shahibul maal, memberi batasan kepada mudharib
dalam pengelolaan dana berupa jenis usaha, tempat, pemasok maupun konsumen.
11. Sebutkan tiga alas an kenapa mudharabah muqqayyadah tidak cocok untuk diterapkan
pada penghimpunan dana tabungan dan deposito
1. Karena penggunaan dananya terbatas
2. Karena merupakan investasi terikat
3. Dan bank hanyasebagai agen
12. Jelaskan perbedaan antara investasi terikat channeling dan pola investasi terikat
executing.
- Pola channeling adalah apabila semua resiko ditanggung oleh pemilik dana dan bank
sebagai agen tidak menanggung resiko apapun
- Pola executing adalah apabila bank sebagai agen juga menanggung resiko.
13. Jelaskan perbedaan antara tabungan, deposito dangiro.
- Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang
dipersamakan dengan itu.
-deposito adalah simpanan dana dengan skema pemilik dana memercayakan danannya
untuk dikelola bank dengan bagi hasil yang diperoleh dibagi dengan nisbah yang
disepakati sejak awal.
14. Jelaskan perbedaan anatara tabungan mudharabah dengan tabungan konvensional.
- perbedaannya yaitu pada waktu penarikan. Berdasarkan waktu penarikannya tabungan
wadiah dapat dilakukan sewaktu – waktu, sedangkan tabungan mudharabah hanya dapat
dilakukan pada periode atau waktu tertentu.
15. Jelaskan tiga perbedaan antara tabungan wadiah dengan tabungan mudharabah
1. Sifat dana pada tabungan wadiah bersifat titipan, sedangkan mudharabah investasi.
2. Insentif pada tabuungan wadiah berupa bonus yang tidak disyaratkan dimuka dan
bersifat sukarela jika bank hendak memberikannya sedangkan pada mudharabah bersifat
bagi hasil yang wajib diberikan oleh bank apabila mendapatkan laba sesuai dengan
nisbah yang disepakati
3. Pengembalian dana wadiah dijamin dikembalikan semua sedangkan mudharabah
tidak dijamin.
16. Jelaskan dengan singkat ketentuan DSN Nomor 2 tahun 2000 yang terkait dengan
tabungan mudharabah.
1. Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul maal dan bank bertindak
sebagai mudharib
2. Dalam kapasitasnya bank sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam
usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan menggabungkannya,
termasuk melakukan mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang
4.Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam
akad pembukaan rekening
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan
nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan
yang bersangkutan
17. Jelaskanperbedaandanpersamaandepositomudharabahdengantabunganmudharaba
perbedaanya:
> Deposito tidak dapat ditarik sewaktu waktu
> Tabungan dapat ditarik sewaktu waktu
Persamaan :
Sama – sama merupakan produk bank yang aman
18. Sebutkan tiga skema yang digunakan dalam penyaluran dana bank syariah.
penyaluran dana bank syariah dilakukan denganmenggunakan:
> Skema Jual Beli
> Skema Investasi
>Skema Sewa
19. Jelaskan perbedaan antara jual beli dalam bentuk murabahah dengan jual beli dalam
bentuk salam dan istishna
Perbedaannya pada saat transaksi jual beli dengan skema murabahah barang yang
diperjual belikan sudah ada sedangkan pada transaksi jual beli dengan skema salam dan
istishna barang yang diperjual belikan belum ada dan butuh waktu untu
memproduksinya.
20. Jelaskan kelebihan dan kekurangan jual beli dalam bentuk salam dan istishna jika
dibandingkan jual beli dalam bentuk murabahah.
Kelebihan :
21. Jelaskan perbedaan antara jual beli istishna dengan jual beli istishna paralel.
Perbedaanya adalah apabila istishna melakukan transaksi jual beli makapenugasannya
langsung dari konsumen terhadap produsen sedangkan istishna parallel memerlukan
pihak ketiga untuk menyelesaikannya contohnya transaksi yang dilakukan oleh bank
syariah dimana bank hanya berperan sebagai penjual sedangkan pembuatan produk
dilakukan oleh pihak lain maka bank biasanya melakukan kontrak istishna lain dengan
produsen untuk membeli produk sesuai dengan keinginan konsumen.
22. Jelaskan perbedaan antara jual beli salam dengan jual beli salam parallel
pada transaksi salam maka transaksi hanya dilakukan anatar konsumen pada penjual
sedangkan salam parallel berarti melaksanakan dua transaksi antara bank dengan
konsumen dan bank dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya secara
simultan.
23. Jelaskan perbedaan prinsip investasi dengan skema mudharabah dan investasi dengan
skema musyarakat
pada skema mudharabah transaksi sama dengan penghimpunan dana, dalam penyaluran
dananya bank bertindak sebagai shahiul maal sedangkan nasabah bertindak sebagai
pengelola dana berbeda dengan skema musyawarah dimana hubungan antara bank
dengan nasabah pembiayaan adalah hubungan kemitraan sesama pemilik modal.
24. Jelaskan perbedaan antara prinsip sewa dengan skema ijarah dan prinsip sewa dengan
skema ijarah muntahiya bittamlik
dalam transaksi sewa ijarah nasabah hanya menginginkan manfaat dari objek sewa yang
disediakan bank dan tidak untuk memilikinya sedangkan pada skema sewa ijarah
muntahiya bittamlik member hak pilih pada penyewa untuk memiliki barang yang
disewa.
25. Dalam kondisi apakah skema ijarah dan skema ijarah muntahiya bittamlik cocok
digunakan?
skema ijarah cocok untuk menggunakan jasa kesehatan, jasa pendidikan dll
skema ijarah muntahiya bittamlik cocok digunakan untuk jasa sewa kendaraan, gedung
dll.
BAB 5
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
SYARIAH
1. Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini berlaku untuk semua jenis
transaksi syariah yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas konvensional baik
sector public maupun sector swasta. Tujuan Kerangka Dasar ini adalah untuk digunakan
sebagai acuan bagi :
• Penyusun standar akuntansi syariah, dalam pelaksanaantugasnya.
• Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah
yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah.
• Auditor, dalam mem berikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusum sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum
• Para pemakai laporan keuangan, Dalam menafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan
syariah
2. Transaksi Syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa alam semesta dicipta oleh
Tuhan sebagai amanah (kepercayaan illahi) dan sarana kebahagian hidup bagi seluruh
umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (al
falah). Paradigma dasar ini menekankan setiap aktivitas umat manusia memiliki
akuntabilitas dan nilai illahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai
parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha. Paradigma ini akan
membentuk integritas yang membantu terbentuknya karakter tata kelolayang baik (good
governance) dan disiplin pasar (market disciplin) yang baik.
3. Asas-asas transaksi syariah:
• Persaudaraan (uhkhuwah)
Esensinya merupakan nilai universal yang menata interaksi sosial dan harmonisasi
kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dengan semangat saling tolong
menolong. Transaksi syariah menjujung tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh
manfaat (sharing economics) sehingga seseorang tidak boleh mendapat keuntungan di
atas kerugian orang lain. Ukhuwah dalam transaksi syariah berdasarkan prinsip saling
mengenal (ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong (ta’awun), saling
menjamin (takaful), saling bersinergi dan beraliansi (tahaluf).
• Keadilan (‘adalah)
Esensinya menempatkan sesuatu yang hanya pada tempatnya dan memberikan sesuatu
hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya.
• Kemaslahatan (maslahah)
Esensinya merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi
dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan kolektif.
• Keseimbangan (tawazun)
Esensinya meliputi keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik,
sektor keuangan dan sektor riil, bisnis dan sosial, dan keseimbangan aspek pemanfaatan
dan pelestarian.
• Universalisme (syumuliyah)
Esensinya dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang berkepentingan
(stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan, sesuai dengan
semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil alamin).
4. Transaksi syariah dapat berupa aktivitas bisnis yang bersifat komersial maupun aktivitas
sosial yang bersifat nonkomersial.
Transaksi syariah komersial dilakukan antara lain berupa:
• Investasi untuk mendapatkan bagi hasil
• Jual beli barang untuk mendapatkan laba
• Pemberian layanan jasa untuk mendapatkan imbalan.
Transaksi syariah non komersial dilakukan antara lain berupa:
• Pemberian dana pinjaman atau talangan (qardh)
• Penghimpunan dan penyaluran dana sosial seperti zakat, infak, sedekah, wakaf,
hibah.
5. Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan:
• Investor
• Pemberi dana Qardh
• Pemilik dana syirkah temporer
• Pemilik dana titipan
• Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf.
• Pengawas syariah
• Karyawan
• Pemasok dan mitra usaha lainnya
• Pelanggan
• Pemerintah
• Masyarakat
6. Pemberi dana qardh merupakan individu atau institusi yang memberikan pinjaman
kepada entitas syariah dengan menggunakan skema qardh, yaitu pinjaman dengan
pengembalian sejumlah uang yang sama dengan yang dipinjam. Pemberi dana qardh
membutuhkan informasi yang memungkinkan mereka untuk menyimpulkan apakah
dana wardh dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
7. Pemilik dana syirkah temporer adalah individu atau institusi yang menginvestasikan
dananya pada entitas syariah secara temporer dengan menggunakan skema bagi hasil.
Pemilik dana syirkah temporer berkepentingan dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk mengetahui tingkat keamanan dan keuntungan dana yang
diinvestasikan pada entitas syariah.
8. Pemilik dana titipan adalah individu atau institusi yang menitipkan dananya di entitas
syariah dengan skema wadiah atau penitipan tanpa adanya kewajiban bagi yang dititipi
untuk memberikan tambahan kepada penitip. Pemilik dana titipan membutuhkan
informasi keuangan untuk memungkinkan mereka mengetahui apakah dana titipan dapat
diambil setiap saat.
9. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah, dan wakaf berkepentingan dengan
informasi mengenai sumber dan penyaluran dana tersebut.
10. Pengawas syariah ditunjuk oleh dewan syariah nasional untuk mengawasi kepatuhan
suatu entitas syariah terhadap prinsip syariah. Pengawas syariah memerlukan informasi
keuangan untuk mengevaluasi kesesuaian produk dan system operasi entitas syariah
terhadap prinsip syariah.
11. Tujuan laporan keuangan syariah adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Disamping itu, tujuan lainnya adalah:
• Mengingkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha;
• Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset,
kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila
ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya;
• Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada
tingkat keuntungan yang layak; dan
• Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam
modal dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi mengenai pemenuhan
kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan
penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
12. Dasar akrual Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, maksudnya bahwa
pengaruh transaksi dan peristiwa laian diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat
kas ataui setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkan dalam catatan akutansi serta
laporan dalam laporan keuangan yang periode yangbersangkutan.
13. Kalangsungan usaha; Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha entitas syariah yang akan melanjutkan usahanya di masa depan.
Oleh karena itu, entitas syariah diasumsikan tidak bermaksud atau keiungginan
melikuidasi atau mengurangi secara material sekala usahanya.
14. Terdapat terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu:
• Dapat dipahami; Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.
Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan untuk memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,
informasi yang kompleks yang seharuskan dimasukkan dalam laporan keuangan
tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut
terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
• Relevan; Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, serta
menegaskan atau mengoreksi hasil evaliuasi mereka di masa lalu. Relevan
berarti juga harus berguna untuk peramalan dan penegasan atas transaksi yang
berkaitan satu sama lain. Relevan juga di pengaruhi oleh hakikat dan tingkat
materialitasnya. Materialitas ditentukan berdasarkan pengaruh kelalaian
(ambang batas) terhadap keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar
laporan keuangan. Oleh karena itu, materialitas dipengaruhi oleh besarnya
kesalahan dalam mencantumkan atau pencatatan.
• Keadaan; Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaianya sebagai penyajian yang
tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka mengunakan informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah
tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan,
mungkin tidak tepat bagi entitas syariah untuk mengakui jumlah seluruhtuntutan
tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah
serta keadaan dari tuntutan tersebut.
• Dapat dibandingkan; Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan
entisas syariah antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan
kinerja keungan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan
antar entitas syariah untuk mengevaluasai posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pembandingan berupa
pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain
yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk entitas syariah tersebut, atar
periode entitas syariah yang sama, untuk entitas syariah yang berbeda, maupun
dengan entitas yang lain. Agar dapat dibandingkan, informasi tentang kebijakan
akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan
kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut juga harus diungkapkan termasuk
ketaatan atas standar akutansi yang berlaku.
15. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari asset
tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung,arus kas
dan setara kas kepada entitas syariah
16. Penyelesaian kewajiban suatu entitas syariah dapat dilakukan dimasa depan dengan cara
:
• Pembayaran kas
• Penyerahaan asset lain
• Pemberian jasa
• Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain
• Konversi kewajiban menjadi ekuitas
17. Dana Syirkah Temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka
waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya di mana entitas syariah mempunyai hak
untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi
berdasarkan kesepakatan.
18. Contoh dari dana syirkah temporer adalah penerimaan dana dari investasimudharabah
muthlaqah, mudharabah muqayyadah, musyarakah, dan akun lain yangsejenis.
19. Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban. Hal ini karena
entitas syariah tidak berkewajiban, ketika mengalami kerugian, untuk mengembalikan
jumlah dana awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi entitas
syariah. Di sisi lain, dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai ekuitas
karena mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dana tidak mempunyai hak
kepemilikan yang sama dengan pemegang saham, seperti hak voting dan hak atas
realisasi keuntungan yang berasal dari aset lancar dan aset noninvestasi (current and
other noninvestment accounts).
20. Penghasilan
Penghasilan yaitu kenaikan manfaat ekonomi selama suatu priode akuntansi dalam
bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal
(KDPPLKS).
Beban
Beban yaitu penurunan manfaat ekonomi selama suatu priode akuntansi dalam bentuk
arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian pada penanam modal
(KDPPLKS).
Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil
Hak pihak ketiga atas bagi hasil yaitu bagian bagi hasilpemilik dana atas keuntungan
dan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam suatu priode laporan
keuangan. hak pihak ketiga atas bagi hasil merupakan alokasi keuntungan dan kerugian
kepada pemilik dana atas investasi yang dilakukan bersama dengan entitas syariah
21. Aset diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan bahwa manfaat
ekonominya di masa depan diperoleh entitas syariah dan aset tersebut mempunyai nilai
atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Suatu aset tidak dapat diakui dalam laporan
posisi keuangan jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak
mungkin mengalir kedalam entitas syariah setelah periode akuntansi berjalan. Sebagai
alternatif transaksi semacam ini diakui sebagai beban.
22. Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban (obligation) masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan
dapat diukur dengan andal. Ddalam praktek, kewajiban menurut kontrak yang belum
dilaksanakan oleh kedua belah pihak pada umumnya tidak diakui sebagai liabilitas
dalam laporan posisi keuangan
23. Pengakuan Dana Syirkah Temporer dalam laporan posisi keuangan jika entitas syariah
memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana yang diterima melalui pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah yan harus diselesaikan
dapat diukur dengan andal. Jumlah Dana Syirkah Temporer dapat berubah-rubah sesuai
dengan hasil invetasi.
24. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif kalau kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yan berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan liabilitas
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan penghasilan terjadi
bersamaan dengan pengakuan kenaikan aset atau penurunanliabilitas.
25. Beban diakui dalam laporan laba rugi komprehensif kalau penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan liabilitas telah
terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan
dengan pengakuan kenaikan atau penurunan aset.
BAB 6
AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA
1. Perbedaan antara penghimpun dana pada bank syariah dengan dengan penghimpun dana
pada bank kovensional
Perbedaan mendasar mekanisme kerja instrumen penghimpunan dana syariah terletak
pada tidak adanya bunga yang lazim digunakan oleh bank konvensional dalam
memberikan keuntungan kepada nasabah. Ketentuan tentang larangan haramnya
menggunakan mekanisme bunga bagi bank syariah di Fatwakan oleh Dewan Syariah
Nasional (DSN) dalam fatwa DSN No. 1 tentag giro, No. 2 tentang tabungan, dan No. 3
tentang deposito.
Pada masing-masing fatwa tersebut, jika difatwakan mekanisme alternatif yang
dibenarkan prinsip syariah. Berdasarkan Fatwa DSN No. 1 Th. 2000 tentang giro,
disebutkan bahwa mekanisme giro yang dibenarkan berdasarkan prinsip syariah adalah
giro yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah. Selanjutnya, berdasarkan fatwa
DSN No. 2 Tahun 2000 tentang tabungan, mekanisme tabungan yang dibenarkan bagi
bank syariah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah.
Adapun untuk Deposito, dinyatakan dalam fatwa DSN No. 3 Tahun 2000, bahwa
deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Oleh
karena mekanisme penghimpunan dana pihak ketiga hanya mengenal 2 jeni yaitu
wadiah (titipan) dan mudharabah (bagi hasil), secara teori pengklasifikasian
penghimpunan dan di bank syariah didasarkan pada penghimpunan berdasarlan wadiah
dan penghimpunan berdasarkan mudharabah.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan giro wadiah
Adalah giro yang harus mengikuti fatwa DSN tentang wadiah. Akad wadiah adalah
akad penitipan dana dengan ketentuan prinsip dana mengizinkan kepada bank untuk
memanfaatkan dana yang dititipkan tersebut dan bank wajib mengembalikan apabila
sewaktu-waktu penitip mengambil dana tersebut.
Dalam transaksi giro wadiah ini, nasabah bertindak sebagai penitip dana (mudi’) dan
bank bertindak sebagai penerima dana titipan (muda’). Bank berkewajiban menjaga
dana titipan dan bertanggungjawab atas pengembaliannya bila sewaktu-waktu ditarik
oleh nasabah pemilik dana titipan.
Keuntungan atas pengelolaan dana titipan tersebut menjadi milik bank, kerena hakikat
wadiah adalah wardh dan pada prinsipnya tidak ada bonus yang diberikan oleh bank
kepada pemilik dana wadiah. Bank syariah diperbolehkan memberikan bonus sukarela
kepada pemilik dana wadiah, dengan syarat tidak diperjanjikan di muka.
3. Jelaskan perbedaan mekanisme transfer antarkantor bank yang sama dengan antarbank
yang berbeda.
Mekanisme terjadinya transfer adalah satu kantor bank memindah uang kerekening
nasabah lain dikantor bank yang sama tetapi berbeda wilayah atau kantor cabang lain.
Transfer bisa dilakukan dalam berbeda wilayah maupun antar kota antar kota sama, satu
cabang, bila langsung mentransfer melalui RAK.
Jika transfer yang digunakan atau dilakukan berbeda bank maka proses transfer ini harus
melalui proses kriling terlebih dahulu.
Jadi, jika transfer dilakukan antara bank yang berbeda maka proses transfer harus
melalui proses kriling.
Beberapa Pilihan Cara Melakukan Transfer
➢ Transfer melalui ATM
ATM (Automated Teller Machine) atau Anjungan Tunai Mandiri Mesin ini dapat
digunakan nasabah untuk mengambil uang tunai, mentransfer sejumlah dana kepada
nasabah lain, mengecek rekening tabungan nasabah tanpa harus dilayani oleh seorang
teller, dan masih banyak lagi fungsi lainnya dari ATM. Adanya ATM ini dikudung oleh
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Saat ini kita tidak sulit untuk
menemukan mesin ATM, maka dari itu kita bisa melakukan transfer uang dimana saja
dan kapan saja.
➢ Transfer melalui setoran tunai di bank
Setoran tunai di bank dapat dilakukan melalui teller. Khusus untuk orang yang belum
memiliki account di sebuah bank, transfer tetap bisa dilakukan yaitu dengan datang
langsung ke bank terkait kemudian mengisi form aplikasi untuk transfer dan
menyerahkan uang transfernya beserta form yang telah diisi kepada teller.
➢ Transfer melalui Mobile Banking
Mobile Banking merupakan kembangan layanan dari layanan ATM. Nasabah dapat
melakukan proses transfer melalui handphone. Tidak semua handphone memiliki
aplikasi untuk Mobile Banking sebuah bank. Sebelum melakukan transfer, nasabah
harus registrasi terlebih dahulu di mesin ATM. Proses selanjutnya langsung dapat
dikerjakan dalam aplikasi Mobile Banking di handphone nasabah tersebut.
➢ Transfer melalui Internet Banking
Dengan berkembang pesatnya teknologi informasi dan telekomunikasi, saat ini transfer
dapat dilakukan melalui internet. Transfer melalui Internet Banking tidak menggunakan
handphone, melainkan menggunakan internet untuk mengaksesnya. Prosedurnya sama
seperti transfer melalui Mobile Banking, yaitu nasabah harus registrasi terlebih dahulu
di mesin ATM.
Dalam mekanisme transfer, ada 4 pihak yang terlibat, yaitu:
A. Nasabah
Nasabah adalah pihak pengirim yang memberi perintah kepada bank untuk
memindahkan atau mentransfer dananya ke pihak penerima.
B. Bank Penarik
Bank Penarik merupakan bank yang mendapat perintah dari nasabah dan melakukan
transfer dana kepada pihak suatu bank lain.
C. Bank Tertarik
Bank Tertarik merupakan bank yang menerima transfer dana dari Bank Penarik untuk
disampaikan kepada penerima yang dimaksud oleh nasabah.
D. Penerima Dana
Penerima Dana adalah pihak akhir yang menerima sejumlah dana dari nasabah melalui
Bank Penarik dan Bank Tertarik.
4. Akad apakah yang biasa digunakan untuk giro di bank syariah di Indonesia? Jelaskan
kelebihan dan kekurangannya.
Giro Wadi’ah
Adalah dana yang dititipkan dibank yang dapat ditarik sewaktu – waktu dengan
menggunakan cek, bilyet giro, kartu atm dan sarana perintah pembayaran lainnya.
Dalam akad ini tidak ada perjanjian bagi hasil atau bonus, karena prinsipnya pemilik
modal hanya menitipkaan uangnya saja. Jika ada bonus maka akan diberi tidak akan
diberi.
Giro Mudharabah
Adalah dana yang ada dalam giro itu dapat digunakan oleh bank untuk investasi dan
menggunakan perjanjian bagi hasil antara pemilik modal dengan bank.
Keuntungan dari akad wadi’ah dan mudharabah
a. Usaha dan keuntungan akan dibagi sesuai dari kesepakatanawal.
b. Jika terjadi kerugian akan itu disebabkan dari pemilik modal maka rugi tersebut
akan ditanggung oleh pemilik, tetapi jika rugi tersebut dilakukan oleh bankmaka
ditanggung oleh bank.
c. Jauh dari perbuatan yang tidak baik
d. Tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kerugian dari akad wadi’ah dan mudharabah
a. System bagi hasil memerlukan perhitungan yang rumit.
b. Pemilik modal belum opasti mendapat keuntungan.
5. Akad apakah yang biasa digunakan untuk tabungan di Indonesia? Jelaskan kelebihan
dan kekurangannya.
Apabila tabungan dibank syariah maka akad mudharabah dan wadiah. Kelebihan dan
kekuranganya.
a. Giro Wadi’ah
Adalah dana yang dititipkan dibank yang dapat ditarik sewaktu – waktu dengan
menggunakan cek, bilyet giro, kartu atm dan sarana perintah pembayaran lainnya.
Dalam akad ini tidak ada perjanjian bagi hasil atau bonus, karena prinsipnya pemilik
modal hanya menitipkaan uangnya saja. Jika ada bonus maka akan diberi tidak akan
diberi.
b. Giro Mudharabah
Adalah dana yang ada dalam giro itu dapat digunakan oleh bank untuk investasi dan
menggunakan perjanjian bagi hasil antara pemilik modal dengan bank.
Kelebihan Kedua Akad :
1. Pembagian hasil sesuai dengan kesepakatan sesuai dengan prosentase ( nisbah)
2. Lebih adil,transparan,aman dari riba’.
3. Tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kekurangan dari kedua akad
1. Pihak harus lebih berhati-hati dalam pengelolaan danatersebut.
2. Nasabah belum pasti akan memperoleh keuntungan.
# Apabila tabungan dibank konvesional, maka akan akad yang digunakan :
Akad murni yang bersifat konvensional yaitu akad yang dilakukan murni dari pemilik
modal / nasabah dan dengan pihak bank akad ini lebih mementingkan profit/laba tanpa
memperhatikan keadaan dari pihak nasabah dan nasabah mengikuti aturan yang sudah
ditetapkan oleh bank tanpa kesepatan bersama terlebih dahulu pihak nasabah dan bank
akan mendapatkan keuntungan berupa bunga.
Kelebihan :
a. Pembagian laba lebih mudah karena sudah ada perhitungan dari bunga yang sudah
ditetapkan.
b. Akan mendapat keuntungan yang banyak.
Kekurangan :
a. Bunga yang dibebankan terkadang terlalu berat
b. Dalam agama islam apapun yang berkaitan dengan bungadilarang.
c. Tidak ada kesepakatan terlebih dahulu.
BAB 9
TRANSAKSI SALAM
1. Definisi Jual beli dengan skema salam
● jual belia dengan cara salam, yaitu akad pemesanan suatu barang dengan kriteria
yang telah disepakati dan dengan pembayaran kontan pada saat akad dilaksanakan.
● Yang demikian itu, dikarenakan dengan akad ini kedua belah pihak mendapatkan
keuntungan tanpa ada unsur tipu-menipu atau ghoror (untung-untungan). Pembeli
(biasanya) mendapatkan keuntungan berupa:
● Jaminan untuk mendapatkan barang sesuai dengan yang ia butuhkan dan pada
waktu yang ia inginkan.
● Sebagaimana ia juga mendapatkan barang dengan harga yang lebih murah bila
dibandingkan dengan pembelian pada saat ia membutuhkan kepada barang tersebut.
2. kelebihan dan kekurangan menggunakan akad salam
● Bagi petaniSkema salam pembayaran dimuka sangat membantu petani dalam
pembiayaan kebutuhan petanidalam memproduksi barang pertanian.
● Bagi pemerintah Penggunaan skema salam dengan ciri pembayaran dimuka akan
dapat memper cepat pencapaiantarget target pemerintah dalam meningkatnkan
cadangan pengadaan produk pertanian.
● Bagi pengusaha Penggunaan skema salam bagi pengusaha berpotensi
meningkatkan efisiensi dan nilai penjualan pengusaha produk pertanian.
keuntungan lain bagi pengusaha adalah adanya kepastian memperoleh barang yang
di inginkan sehingga tidak perlu kha"atir atas persaingan mendapatkan
mendapatkan barang saat panen dengan pengusaha lain.
● Bagi bank syariah skema salam pada dasarnya sangat menguntungkan bagi bank
syariah mengingat pembeli sudahmenyerahkan uangnya dimuka terlebihdahulu.
$engan demikian resiko kegagalan membayar utangtidak ada sama sekali
3. Perbedaan Murabahah dan Salam
Murabahah, salam, dan istishna’ merupakan jenis pembiayaan berdasarkan akad jual
beli. Inti dari pembiayaan berdasarkan pada akad jual beli adalah bahwa nasabah yang
membutuhkan suatu barang tertentu, maka padanya akan menerima barang dari pihak
bank dengan harga sebesar harga pokok ditambah besarnya keuntungan yang
dikehendaki oleh bank (profit margin) dan tentu saja harus ada kesepakatan mengenai
harga tersebut oleh kedua belah pihak. Murabahah merupakan jual beli,
dimana barangnya sudah ada, sedangkan dalam salam dan istishna’ adalah jual beli
dengan pemesanan terlebih dahulu
4. Dalam kaitan ayat tersebut, Ibnu Abbas menjelaskan keterkaitan ayat tersebut dengan
transaksi bai’ as-salam, hal ini tampak jelas dari ungkapan beliau, “Saya bersaksi
bahwa salaf (salam) yang dijamin utuk jangka waktu tertentu telah dihalalkan oleh
Allah pada kitab-Nya
dan diizinkan-Nya.” Ia lalu membaca ayat tersebut di atas. adapun landasan syar’I
dibolehkanya transaksi salam adalah sebagai mana di sebutkan dalam hadist nabi SAW
riwayat ibnu abas berikut:“barang siapa yang melakukan salaf (salam) hendaknya ia
melakukannya dengan takaran yang jelas, timbangan yang jelas pula untuk jangka
waktu yang diketahui”.
5. Rukun transaksi salam
Pelaksanaan bai’as-salam harus memenuhi sejumlah rukun berikut ini:
• Muslam atau pembeli
• Muslam ilaih atau penjual
• Modal atau Utang
• Muslam Fiih atau Barang
• Sighat atau ucapan
BAB 15
TRANSAKSI ZAKAT DAN TRANSAKSI PRODUK BERBASIS
IMBALAN
1. Transaksi terjadinya perubahan saldo kas
● Deposito inTransit (setoran dalamperjalanan)
● Outstanding Checks (cek yang masihberedar)
● Not Sufficient Fund Check (cek tidak cukupdana)
● Notes plus Interest Collected by Bank (penagihan piutang wesel beserta
bunganya lewat bank) yang belum dicatat dalam jurnal atau pembukuan
perusahaan
● Interest Income (bunga bank atas saldo rekening perusahaan yang
mengendap atau sering dikenal sebagai jasa giro) yang belum dicatat dalam
jurnal atau pembukuan perusahaan
● Bank Service Charges (biaya jasa bank) yang belum dicatat dalam jurnal
atau pembukuan perusahaan
2. Perbedaan kas kecil sistem dana tetap dan dana berfluktuatif
● Penentuan dana awal periode
Pada sistem dana tetap, kebijakan penentuan dana awal kas kecil selalu sama untuk tiap-tiap
periode. Namun pada sistem fluktuasi, penentuan jumlah saldo awal akan berbeda atau sama
pada tiap periodenya karena tergantung pada kebutuhan operasional perusahaan. setiap terjadi
transaksi pengeluaran kas kecil, sistem dana tetap tidak melakukan penjurnalan. Hanya
membuat bukti transaksi sebagai bukti pengeluaran kas. Pada sistem fluktuasi, selalu dibukukan
ketika terjadi pembelanjaan kas kecil dengan ayat jurnal berikut :
Biaya Rp xxx
Kas kecil Rp xxx
● Pengisian kembali
Pada sistem dana tetap, pengisian kembali dana kas kecil sesuai dengan kebijakan awal
perusahaan. Sedangkan sistem fluktuasi disesuaikan dengan kebutuhan operasional perusahaan.
3. Kliring adalah sarana perhitungan warkat antar bank dalam satu wilayah kliring yang
sama yang bertujuan untuk memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral.
( Giral: cek, giro, wesel pos, dan kartu kredit).
4. Warkat antar bank/warkat kliring yang dapat diperhitungkan dalam transaksi kliring
antara lain adalah:
● Cek dan bilyet giro.
● Wesel Bank untuk transfer.
● Surat Bukti Penerimaan Transfer.
● Warkat lain yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
Warkat tersebut dapat diperhitungkan dalam kliring apabila dinyatakan dalam mata uang rupiah
dan bernilai nominal penuh (100 % Face Value) serta telah jatuh tempo pada saat dikliringkan.
5. Objek pajak dan tarif pajak
● Objek pajak : hal yang dikenai pajak, seperti pendapatan, peristiwa/kejadian,
dan lain-lain.
● Tarif pajak : besarnya pajak yang harus dibayar dalam bentuk persentase (%)
atau nominal tertentu
Al-Faruqi, Ismail Rajhl. 1982. Islamization of Knowledge. Washington: IIIT.
AAOIFI. 2003. Accounting and Auditing and Governance Standards for Islamic
Financial Institutions. Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions. Manama, Bahrain.
Abdelgader, A.E. 1994. Accounting Postulates and principles from an Islamic
perspective. Review of Islamic Economic, 3, 2, hlm. 1-18.
Adnan, M.A. dan Gaffikin. 1997. The Shariah, Islamic bank and accounting concepts
and practices. Proceddings of the International Conference 1: Accounting
Commerce and Finance: The Islamic Perpective : Sydney.
Adnan, Muhammad Akhyar, dan Labatjo, Irma H .2006. Sejarah Akuntansi dalam
Perpektif Islam: Benarkah Luca Pacioli Bapak Akuntansi Modern? Yogyakarta:
Penerbit Matan.
Al Mushlih, Abdullah dan Ash-Shawi, Shalah. 2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam.
Jakarta: Darul Haq.
Anwar, Muhammad. 1987. “Islamic Economic Methodology”. Paper of the Seminar on
Islamic Economic. Washington.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani.
Bank Indonesia. 2003. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia.
Jakarta: Bank Indonesia.
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2000. Accounting Theory. London: Thomson Learning.
DSAK IAI. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 59 tentang
Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: IAI.
DSAK IAI. 2007. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
DAFTAR PUSTAKA
Syariah. Jakarta: IAI.
DSAK IAI. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 101 tentang
Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: IAI.
DSAK IAI. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 102 tentang Akuntansi
Murabahah. Jakarta: IAI.
DSAK IAI. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 103 tentang Akuntansi
Salam. Jakarta: IAI.
DSAK IAI. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 104 tentang
Akuntansi Istishma’. Jakarta: IAI.
DSAK IAI. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 105 tentang
Akuntansi Mudharabah. Jakarta: IAI.
DSAK IAI. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 106 tentang
Akuntansi Musyarakah. Jakarta. IAI.
DSN MUI. 2003. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional edisi 2. DSN-MUI dan
Bank Indonesia.
Gambilng, Trevor dan Karim, R.A.A. 1991. Business and Accounting Ethics in Islam.
London: Mansel Publishing Ltd.
Hameed, Shahul. 2000. “ The need for Islamic Accounting: Perception Objectives and
Characteristics by Malaysia Accountant and Academics”. Ph.D. Thesis.University
of Dundee.
Hameed, Shahul and Yaya, Rizal. 2005. “ The Emerging Issues on the Objectives and
Charateristicsof Islamic Accounting for Islamic Business Organizations”.
Malaysian Accounting Review 4, 1. Hlm. 75-92.
Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam, Analis Fiqih, dan Keuangan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Mirza, M & Baydoun, N. 2000. “ Accountin in Policy in Riba Free Environment”.
Accounting Commerce and Finance: The Islamic Perspective Journal. 4 (1): 30-40.
Muhammad. 2004. Dasar – Dasar Keuangan Islami. Yogyakarta: Ekonisia FE-UII.
Rashid, S. 1987. “ Islamic Economics: a Historic-Inductive Approach”. Papper of the
Seminar on Islamic Economics. Washington.
Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia.
Syahatah, Husein. 2001. Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam. Diterjemahkan
Khusnul Fatarib. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.
Taswan, 2003. Akuntansi Perbankan: Transaksi dalam Valuta Rupiah Edisi Revisi.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Triyuwono, Iwan. 1997.” Akuntansi Syariah dan Koperasi: Mencari dalam Bentuk
dalam Bingkai Metafora Amanah” Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. 4, 1,
hlm. 1-34.
Triyuwono, Iwan. 2000. “ Akuntansi Syariah: Implementasi Nilai Keadilan dalam
Format Metafora Amanah”. Jurnal Akuntansi dan Audiitng Indonesia, 4, 1, hlm. 1-
34.
Triyuwono, Iwan. 2006. Perspektif, Metodologi dan Teori Akuntansi Syariah. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Yaya, Rizal danm Hameed, Shahul. 2006. “The Emerging Issues on the Objectives and
Characteristics of Islamic Accounting its impact on Indonesia Islamic Accounting
Development”. Proceeding International Joint Seminar on Muslim Countries adn
Development. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
UU No. 10/1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan.
Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta:
Grasindo.
www.isdb.org.
www.aaoifi.com.
www.ifsb.org.
www.iifm.net.
Zaid, Omar Abdullah. 2004. Akuntansi Syariah/; Kerangka Dasar dan Sejarah Keungan
dalam Mayarakat Islam. Diterjemahkan oleh M.Syafii Antonio dan Sofyan S.
Harahap. Jakarta: LPEE Trisakti.

More Related Content

What's hot

Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan MudharabahAkuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabahlutfiahanna
 
Makalah kebijakan moneter islami
Makalah kebijakan moneter islamiMakalah kebijakan moneter islami
Makalah kebijakan moneter islamiNoeghraha Prathama
 
Tugas perbankan syariah uts
Tugas perbankan syariah utsTugas perbankan syariah uts
Tugas perbankan syariah utsDevia13
 
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahTugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahBernard Anjas
 
Produk Perbankan Syariah
Produk Perbankan SyariahProduk Perbankan Syariah
Produk Perbankan SyariahPhuji Maisaroh
 
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariahKerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariahNamla Elfa Syariati
 
Kelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahKelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahPT. TERSERAH ANDA
 
Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...
Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...
Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...Leonardus Transetio
 
Soal & Pembahasan Bab 1 - 7 Perbankan Syariah (Rizal Yaya) Salemba 4
Soal & Pembahasan Bab 1 - 7 Perbankan Syariah (Rizal Yaya) Salemba 4Soal & Pembahasan Bab 1 - 7 Perbankan Syariah (Rizal Yaya) Salemba 4
Soal & Pembahasan Bab 1 - 7 Perbankan Syariah (Rizal Yaya) Salemba 4Agung Prast
 
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280Nuril Fajriani
 
Tugas Perbankan Syariah
Tugas Perbankan SyariahTugas Perbankan Syariah
Tugas Perbankan SyariahNina Haryati
 
Bank syari’ah vs bank konvensional
Bank syari’ah vs bank konvensionalBank syari’ah vs bank konvensional
Bank syari’ah vs bank konvensionalKrilekz
 
PRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAHPRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAHheckaathaya
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah12345mimi
 
Sistem operasional bank syariah.ppt
Sistem operasional bank syariah.pptSistem operasional bank syariah.ppt
Sistem operasional bank syariah.pptgadis sriyamti
 
obligasi syariah
obligasi syariah obligasi syariah
obligasi syariah Yaa Sheikh
 
Akuntansi murabahah
Akuntansi murabahahAkuntansi murabahah
Akuntansi murabahahmadureh
 
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBTAKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBTMiftah Iqtishoduna
 
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariah
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariahBab 2 perkembangan lembaga keuangan syariah
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariahMega Sucia
 

What's hot (20)

Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan MudharabahAkuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
Akuntansi Syariah Penghimpun Dana Wadiah dan Mudharabah
 
Makalah kebijakan moneter islami
Makalah kebijakan moneter islamiMakalah kebijakan moneter islami
Makalah kebijakan moneter islami
 
Tugas perbankan syariah uts
Tugas perbankan syariah utsTugas perbankan syariah uts
Tugas perbankan syariah uts
 
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahTugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
 
Produk Perbankan Syariah
Produk Perbankan SyariahProduk Perbankan Syariah
Produk Perbankan Syariah
 
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariahKerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah
 
Kelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariahKelompok 08 ppt bank syariah
Kelompok 08 ppt bank syariah
 
Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...
Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...
Tugas sebelum uas_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...
 
Soal & Pembahasan Bab 1 - 7 Perbankan Syariah (Rizal Yaya) Salemba 4
Soal & Pembahasan Bab 1 - 7 Perbankan Syariah (Rizal Yaya) Salemba 4Soal & Pembahasan Bab 1 - 7 Perbankan Syariah (Rizal Yaya) Salemba 4
Soal & Pembahasan Bab 1 - 7 Perbankan Syariah (Rizal Yaya) Salemba 4
 
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
Tugas perbankan syariah nuril ula fajriani 43213120280
 
Tugas Perbankan Syariah
Tugas Perbankan SyariahTugas Perbankan Syariah
Tugas Perbankan Syariah
 
Bank syari’ah vs bank konvensional
Bank syari’ah vs bank konvensionalBank syari’ah vs bank konvensional
Bank syari’ah vs bank konvensional
 
PRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAHPRESENTASI BANK SYARIAH
PRESENTASI BANK SYARIAH
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
 
Sistem operasional bank syariah.ppt
Sistem operasional bank syariah.pptSistem operasional bank syariah.ppt
Sistem operasional bank syariah.ppt
 
obligasi syariah
obligasi syariah obligasi syariah
obligasi syariah
 
Akuntansi murabahah
Akuntansi murabahahAkuntansi murabahah
Akuntansi murabahah
 
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBTAKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
 
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariah
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariahBab 2 perkembangan lembaga keuangan syariah
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariah
 
Pegadaian syariah ppt
Pegadaian syariah pptPegadaian syariah ppt
Pegadaian syariah ppt
 

Similar to PRINSIP DASAR

Similar to PRINSIP DASAR (20)

ruang lingkup syariah islamiah
ruang lingkup syariah islamiahruang lingkup syariah islamiah
ruang lingkup syariah islamiah
 
Ppt akad murabahah
Ppt akad murabahahPpt akad murabahah
Ppt akad murabahah
 
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 9 SAMPAI DENGAN 15 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REG...
 
Praktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islamPraktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islam
 
2963059.ppt
2963059.ppt2963059.ppt
2963059.ppt
 
akuntansi istisnha'
akuntansi istisnha'akuntansi istisnha'
akuntansi istisnha'
 
Jual beli murabahah, salam dan istishna
Jual beli murabahah, salam dan istishnaJual beli murabahah, salam dan istishna
Jual beli murabahah, salam dan istishna
 
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAHSISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
 
muamalah
muamalahmuamalah
muamalah
 
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariahSistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
Sistem keuangan syariah - Akuntansi syariah
 
murabahah
murabahahmurabahah
murabahah
 
Mu'amalah xi
Mu'amalah xiMu'amalah xi
Mu'amalah xi
 
Bab 8 Kontrak Musawwamah
Bab 8   Kontrak MusawwamahBab 8   Kontrak Musawwamah
Bab 8 Kontrak Musawwamah
 
Akad salam
Akad salamAkad salam
Akad salam
 
AKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdf
AKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdfAKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdf
AKUNTANSI MURABAHAH_MATERI.pdf
 
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
Tugas AGAMA ISLAM KELAS XI Semester 1
 
Hukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalahHukum islam tentang muamalah
Hukum islam tentang muamalah
 
Fatwa dsn mui
Fatwa dsn muiFatwa dsn mui
Fatwa dsn mui
 
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
Pertemuan 3 transaksi ekonomi dalam islam11
 
Fatwa dsn mui
Fatwa dsn muiFatwa dsn mui
Fatwa dsn mui
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 

PRINSIP DASAR

  • 1. TUGAS KELOMPOK AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH UNIVERSITAS MERCU BUANA DOSEN : Ibu Shinta Melzatia, SE. M.Ak. (BAB 2, 3, 4, 5, 6, 9, 15) NAMA : DOLLY VIJAY KRISTIAN SIAHAAN 43214110050 IKA SOLIHA 43214110449
  • 2. BAB 2 PRINSIP DASAR PERBANGKAN SYARIAH 1. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah (DSN-MUI, 2003). Definisi ini menegaskan bahwa suatu LKS harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur kesesuaian dengan syariah Islam dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan. 2. Empat Prinsip Hukum Muamalat: - Prinsip Mubah –> Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah, kecuali yang ditentukan lain oleh Al-Qur’an dan Sunah Rasul - Prinsip Sukarela –> Mumalah dilakukan atas dasar sukarela dan tanpa mengandung unsur-unsur paksaan - Prinsip mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudarat –> Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudarat dalam hidup masyarakat - Prinsip Keadilan –> Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan 3. Tiga contoh transaksi yang haram zatnya yang sangat mungkin biasa dilakukan di bank konvensional: - Transaksi yang mengandung barang atau jasa yang diharamkan - Transaksi yang tidak sah akadnya - Transaksi yang mengandung sistem dan prosedur memperoleh keuntungan yang diharamkan, seperti: Tadlis (ketidaktahuan satu pihak), Gharar (ketidaktahuan kedua pihak), Ikhtikar (rekayasa pasar dalam pasokan), Ba’i Najsy (rekayasa pasar dalam permintaan), Maysir (judi), dan Riba (tambahan yang disayaratkan)
  • 3. 4. Perbedaan antara tadlis dan gharar: - Pada dasarnya, kedua transaksi ini sama-sama memiliki empat hal pokok dalam hal jual beli, yaitu kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan. Perbedaannya adalah: - Tadlis merupakan transaksi yang mengandung suatu hal pokok yang tidak diketahui oleh salah satu pihak (unknown to one party), sedangkan - Gharar merupakan transaksi yang mengandung suatu hal pokok yang tidak diketahui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi jual beli.
  • 4. 5. contoh transaksi dalam kategori tadlis ● Harga –> Ketika harga beras turun dan pembeli tidak mengetahui bahwa harga beras sudah turun, disini penjual memanfaatkan hal tersebut dengan tetap menjual harga beras sebesar harga beras aslinya / pada saat sebelum turun ● Kualitas –> Dalam jual beli handphone, dan sesungguhnya handphone tersebut memiliki cacat yang diketahui oleh penjual dan tidak diketahui oleh pembeli. Dan penjual tidak memberi tahu kepada pembeli bahwasannya ada cacat di handphoe tersebut. Disini penjual memanfaatkan ketidaktahuan pembeli mengenai kualitas barang tersebut sehingga bisa menjual handphone sesuai harga aslinya (tidak dikurangi dengan nilai cacat handphone ● Kuantitas –> Salah satu pihak (penjual) mengurangi takaran barang yang telah disepakati antara penjual dan pembeli. Pengurangan takaran ini hanya diketahui oleh penjual ● Waktu penyerahan –> Seorang kontrakstor berjanji bisa menyelesaikan pembangunan rumah dinas dalam jangka waktu 5 bulan, padahal kontraktor tersebut memahami bahwa waktu penyelesaian lebih dari 5 bulan 6. contoh transaksi dalam kategori grahar ● Harga –> Misalnya, dalam jual beli mobil secara kredit. Jika mobil tersebut dilunasi dalam jangka waktu yang lebih cepat maka bunga yang dikenakan adalah lebih kecil. Sedangkan bila dilunasi dalam jangka waktu lebih dari lama, maka akan dikenakan bunga lebih besar. Disini, penjual dan pembeli tidak mengetahui kapan mobil tersebut akan terlunasi ● Kualitas –> Misalnya, penjualan sapi yang masih dalam perut induknya. Dalam hal ini, kedua belah pihak baik pembeli maupun penjual tidak mengetahui bagaimana kualitas sapi itu nantinya ketika lahir. Apakah pembeli akan diuntungkan atau dirugikan ● Kuantitas –> Misalnya adalah pembelian seluruh hasil panen ketika pohon atau tanaman belum menunjukkan hasilnya. Dalam hal ini, kedua belah pihak baik penjual maupun pembeli tidak mengetahui berapa kuantitas hasil panen yang akan diperjualbelikan. Nilai jual hasil panen bisa lebih tinggi dan bisa lebih rendah dari nilai yang diserahterimakan ● Waktu penyerahan –> Misalnya penjualan mobil yang sedang hilang dicuri dengan
  • 5. akad pembeli membayar seharga tertentu dan berhak atas mobil yang sedang hilang dilarikan pencuri. Dalam hal ini, kedua belah pihak baik pembeli maupun penjual tidak mengetahui kapan barang akan diserahterimakan 7. Yang dimaksud dengan riba: Secara bahasa, riba bermakna tambahan, tumbuh atau membesar. Menurut Imam Sarakhsi dalam Mabsut juz XII, hlm. 109, riba adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan (iwad) yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut Riba adalah bentuk transaksi yang dilarang dalam Islam dan bersinggungan langsung dengan praktik perbankan konvensional. Tiga contoh bisnis yang ada di masyarakat yang beroperasi dengan konsep riba, yaitu: Bank Konvensional, Praktek lintah darat (rentenir), dan Jual beli emas pada pedagang eceran yang dinilai harga beli yang jauh lebih rendah.
  • 6. 8. Perbedaan antara ba’i najsy dan ba’i ikhtikar: ● Ba’i najsy adalah tindakan menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk, sehingga harga jual produk naik Contoh:Perdagangan saham di bursa efekatau pasar modaldanproduksi barang -barang yang banyak dimintai masyarakat dengan terbatas guna menaikkan harga barang tersebut ● Ba’i ikhtikar adalah tindakan mengupayakan adanya kelangkaan barang dengan cara menimbun Contoh:Penjualan beras, minyak tanah atau barang-barang pokok lainnya yang sengaja ditimbunkan agar dapat menaikkan harganya. 9. Yang dimaksud dengan maysir (judi atau gambling): Sebuah permainan dimana satu pihak akan memperoleh keuntungan sementara pihak lainnya akan menderita kerugian (Ibnu Qudama:Al Mughni, 13/408).Tiga contoh praktik maysir yang mungkin masih ada di masyarakat, diantaranya: ● Melakukan taruhan terhadap suatu pertandingan dimana akan ada salah satu pihak yang dirugikan. ● Praktek sms berhadiah dimana hadiah tersebut diperoleh ketika menang undian. ● Permainan yang mengharuskan bagi para pemainnya menyetor dana tertentu untuk dapat memperoleh hadiah tapi dengan cara permainan tersebut diacak 10. Rukun sah nya akad ● Adanya dua pihak atau lebih yang saling terikat dengan akad. Dalam hal ini, kedua pihak dipersyaratkan memiliki kemampuan yang cukup untuk mengikuti proses perjanjian, jika tidak, akad dianggap tidaksah. ● Adanya pengucapan akad berupa ungkapan serah terima (ijab kabul). Ijab adalah ungkapan penyerahan kepemilikan oleh pemilik barang, sedangkan kabul adalah ungkapan penerimaan kepemilikan oleh pemilik barang berikutnya. Ijab kabul tidak harus dilakukan secara lisan. ● Adanya sesuatu yang diikat dengan akad, yakni barang yang dijual dalam akad jual beli, atau sesuatu yang disewakan dalam akad sewa dan sejenisnya. Adapun syarat barang tersebut dianggap sah apabila:
  • 7. ● Barang tersebut suci atau bisa disucikan ● Barang tersebut bisa digunakan dengan cara yangdisyaratkan ● Komoditas harus bisa diserahterimakan ● Barang yang dijual harus milik penjual ● Bila barang dijual langsung harus diketahui wujudnya, dan bila tidak berlokasi, harus diketahui ukuran, jenis dan kriterianya.
  • 8. 11. Perbedaan antara riba fadhl dan riba nasi’ah: ● Riba fadhl adalah riba yang timbul karena pertukaran antarbarang ribawi yang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan ● Riba nasi’ah adalah riba yang timbul karena penangguhan penyerahan atau penerimaan barang yang dipertukarkan dengan jenis barang lainnya. ● Jadi, letak perbedaannya adalah pada jenis barang yang dipertukarkan, apakah sama atau tidak. 12. Contoh praktik riba qardh dan riba jahiliyah: ● Riba qardh –> Praktik perbankan konvensional yang mengharuskan pengembalian dana yang dipinjam beserta dengan kelebihannya atau disebut dengan bunga. ● Riba Jahiliyah –> Pinjaman terhadap rentenir dimana bunga yang dibebankan akan semakin tinggi ketika peminjam tidak dapat melunasi utangnya pada waktu yang telah ditetapkan 13. Yang dimaksud dengan ta’alluq: Ta’alluq adalah dua akad yang saling berkaitan, dimana berlakunya akad 1 bergantung pada akad 2. Contohnya ta’alluq: Penjualan dengan cara ‘inah, yaitu seseorang menjual barang seharga tertentu secara cicilan kepada seorang lain dengan syarat. Orang lain tersebut kembali menjual barang tersebut secara tunai. 14. Pelarangan atas transaksi short selling : Short Selling atau penjualan cepat dapat digolongkan ke dalam Bai’ Najasy dimana short selling merupakan praktek perjanjian penyerahan syarat berharga yang dilakukan sebelum tanggal yang ditentukan agar dapat diperoleh dengan harga yang jauh lebih murah sebelum tanggal penyerahan. 15. Hubungan antara ekonomi gelembung yang terjadi pada sistem ekonomi kapitalis dengan berbagai transaksi yang dilarang syariah tetapi dibolehkan kapitalis: Ekonomi gelembung merupakan spekulasi harga terhadap asset-asset barang mewah dengan nilai fundamental yang lebih rendah namun harga jual yang lebih tinggi. hal ini sangat dilarang oleh syariah karena termasuk dalam tadlis dan riba, dimana tadlis itu sendiri menspekulasi harga dan tidak diketahui oleh salah satu pihak kemudian termasuk riba yang dilarang oleh syariah karena praktek ekonomi
  • 9. 16. gelembung mengupayakan keuntungan yang begitu besar jauh melebihi nilai instrinsiknya.
  • 10. BAB 3 PRINSIP DASAR BANK SYARIAH 1. Jelaskan definisi lembaga keuangan syariah menurut Dewan SyariahNasional? Lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah (DSN-MUI, 2003) yang pada dimana dimaksud bahwa Lembaga Keuangan Syariah harus memenuhi dua unsur yaitu unsur kesesuaian dengan syariah islam dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan 2. Jelaskan empat prinsip hukum Muamalat ▪ Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah, kecuali yang ditentukan lain oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasul (Prinsip Mubah) ▪ Muamalah dilakukan atas dasar sukarela dan tanpa mengundang unsur-unsur paksaan (prinsip sukarela) ▪ Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan mafaat dan menghindarkan mudarat dalam hidup masyarakat (prinsip mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudarat) ▪ Mauamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur- unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan (prinsip keadilan) 3. Berilah tiga contoh transaksi yang haram zatnya sangat mungkin bisa dilakukan dibank konvensional ▪ Mengandung barang atau jasa yang diharamkan ▪ Mengandung sistem dan prosedur memperoleh keuntungan yang akan diharamkan (tadlis, ba’i, ikhtikar, ba’i najsy, riba, gharar,maysir). ▪ Tidak sah akadnya
  • 11. 4. Jelaskan perbedaan antara tadlis dan gharar Tadlis : adalah transaksi yang mengandung suatu hal pokok yang tidak ketahui oleh salah satu pihak (unknown to one party) Gharar : adalah transaksi yang mengandung suatu hal yang ketiadaan informasi terjadi pada kedua belah pihak yang yang bertransaksi jual beli 5. Berilah contoh transaksi yang sangat mungkin terjadi di masyarakat, akan tetapi masuk dalam kategori tadlis dalam kategori harga, kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan. ▪ Harga : Harga yang dilakukan penjual dengan memanfaatkan ketidaktahuan pembeli tentang harga pasar dan penjual pun menjual dengan harga tinggi ▪ Kualitas : Salah stu pihak (penjual) mengetahui bahwa barang yang dijual memiliki cacatb yang sekiranya oleh pembeli, maka harga jual barang akan berkurang sesuai dengan nilai barang sebenernya akan tetapi penjual tidak memberitahukan cacat barang tersebut agar tetap menjual dengan harga tinggi ▪ Kuantitas : Salah satu pihak (penjual) mengurangi takaran barang yang telah disepakati antara penjual dan pembeli ▪ Waktu Penyerahan : Janji penjual bisa menyelesaikan menyelesaikan proyek dalam jangka waktu 1 bulan, padahal penjual tersebut belum memahami bahwa pada waktu yang disepakati tersebut apa yang dijanjikan tidak akan dapat dipenuhi 6. Berilah contoh transaksi yang sangat mungkin terjadi di masyarkat, akan tetapi masuk dalam kategori gharar dalam kategori harga, kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan ▪ Harga : Jual beli dengan kesepakatan harga berikut, “sekiranya barang ini lunas dalam jangka waktu dibawah satu tahun, maka marginnya adalah 20%, tapi seandainya lunas antara satu hingga dua tahun, maka marginnya otomatis menjadi 40%.” Oleh karena kedua belah pihak tidak tahu apakah pembayaran akan dilunasi dalam satu tahun atau lebih , dalam hal ini barang mengalami
  • 12. ketidakpastian ▪ Kualitas : Penjualan sapi yang masih dalam perut induknya. Kedua belah pihak, baik pembeli maupun penjual tidak mengetahui bagaimana kualitas sapi itu nantinya ketika lahir apakah menguntungkan dengan kualitas baik atau sebaliknya ▪ Kuantitas : Misalnya adalah pembelian seluruh hasil panen ketika pohon atau tanaman belum menunjukkan hasilnya karna dalam hal ini baik penjual atau pembeli tidak tahu berapa kuantitas hasil panen yang akan diperjualbelikan ▪ Waktu Penyerahan : Penjual mobil yang sedang hilang bdicuri dengan akad pembeli membayar seharga tertentu dan berhak atas mobil yang sedang hilang dilarikan pencuri 7. Jelaskan yang dimaksud dengan riba dan berilah 3 contoh bisnis yang ada di masyarakat yang beroperasi yang beroperasi dengan konsep riba. Riba adalah tambahan yang diisyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan (iwad) yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut 3 contoh praktik riba di masyrakat: Bank Konvensional, Praktek lintah darat(rentenir), Jual beli emas pada pedagang eceran yang dinilai harga beli yang jauh lebih rendah. 8. Jelaskan perbedaan antara bai’ najasy dengan bai’ ikhtikar dan berilah contoh masing- masing 2 contoh yang mungkin masih ada di masyarakat Bai’ Najasy adalah tindakan menciptakakn permintaan palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk, sehingga harga jual produk akan naik Bai’ Iktikar merupakan bentuk lain dari transaksi jual beli yang dilarang oleh syariat islam Contoh Bai’ najasy yaitu perdagangan saham di bursa efek atau pasar modal dan produksi barang-barang yang banyak dimintai masyarakat dengan terbatas guna menaikkan harga barang tersebut. Contoh Bai’ Ikhtiar yaitu Penjualan beras, minyak tanah atau barang-barang pokok lainnya yang sengaja ditimbunkan agar dapat menaikkan harganya.
  • 13. 9. Jelaskan yang dimaksud dengan maysir dan berilah 3 contoh praktik maysir yang mungkin masih ada di masyarakat Maysir adalah sebuah permainan dimana satu pihak akan memperoleh keuntungan sementara pihak lainnya akan mendapatkan kerugian Contoh penerapan larangan maysir pada keuangan syariah adalah untuk memberikan pembiayaan pada bisnis yang mengandung unsur judi. Contoh penerapan lain adalah larangan pada bank untuk menjadikan uang sebagai instrumen spekulasi dan mendapatkan keuntungan dari ketidakstabilan nilai tukar mata uang 10. Jelaskan rukun sahnya akad ▪ Adanya dua pihak atau lebih yang saling terikat dengan akad. Dalam hal ini, kedua pihak dipersyaratkan memiliki kemampuan yang cukup untuk mengikuti proses perjanjian, jika tidak , akan dianggap tidak sah. ▪ Ada sesuatu yang diikat dengan akad, yakni barang yang dijual dalam akad jual beli, atau sesuatu yang disewakan dalam akad sewa dan sejenisnya ▪ Adanya pengucapan akad berupa ungkapan serah terima (ijabkabul) 11. Jelaskan perbedaan antara riba fadhl dan riba nasi’ah Riba Fadhl adalah riba yang timbul karena perrtukaran antarbarang ribawi yang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda Riba Nasi’ah adalah riba yang timbul karena penangguhan penyerahan atau penerimaan barang yang akan dipertukarkan dengan jenis barang lainnya 12. Berikan contoh praktik riba qardh dan riba jahiliyah Contoh riba qardh yaitu praktik perbankkan konvensional yang mengharuskan pengembalian dana yang dipinjam beserta dengan kelebihannya atau disebut dengan bunga. Contoh Riba Jahiliyah yaitu Pinjaman terhadap rentenir dimana bunga yang dibebankan akan semakin tinggi ketika peminjam tidak dapat melunasi utangnya pada waktu yang
  • 14. telah ditetapkan. 13. Jelaskan yang dimaksud dengan ta’alluq dan beri contoh Ta’alluq adalah dua akad yang saling berkaitan , dimana berlakunyan akad 1 bergantung pada akad 2. Sebagai contoh adalah penjualan dengan cara ‘inah yaitu seseorang yang menjual barang seharga tertentu secara cicilan (misalkan Rp.11juta) kepada orang lain dengan syarat, orang lain tersebut kembali menjual barang tersebut secara tunai (misalkan Rp. 10juta) 14. Transaksi short selling telah dinyatakan terlarang oleh Bapepam. Transaksi ini pada dasarnya juga dilarang oleh syariat islam. Masuk kategori apakah pelarangan atas transaksi short selling? Short Selling atau penjualan cepat dapat digolongkan ke dalam Bai’ Najasy dimana short selling merupakan prektek perjanjian penyerahan syrat berharga yang dilakukan sebelum tanggal yang ditentukan agar dapat diperoleh dengan harga yang jauh lebih murah sebelum tanggla penyerahan. 15. Jelaskan hubungan amtara ekonomi gelembung yang terjadi pada sistem ekonomi kapitalis dengan berbagai transaksi yang dilarang syariah, tetapi dibolehkan kapitalis? Ekonomi Gelembung merupakan spekulasi harga terhadap asset-asset barang mewah dengan nilai fundamental yang lebih rendah namun harga jual yang lebih tinggi. Hal ini sangat dilarang oleh syariah karena termasuk dalam tadlis dan riba, dimana tadlis itu sendiri menspekulasi harga dan tidak diketahui oleh salah satu pihak. Kemudian termasuk riba yang dilarang oleh syariah karena praktek ekonomi gelembung mengupayakan keuntungan yang begitu besar jauh melebihi nilai instrinsiknya.
  • 15. BAB 4 SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH 1. Jelaskan landasan hukum pendirian bank syariah di Indonesia Berdasarkan Pasal 2 UU Nomor 21 Tahun 2008, disebutkan bahwa perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati – hatian. Selanjutnya, terkait dengan tujuan bank syariah, pada Pasal 3 dinyatakan bahwa perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 2. Jelaskan perbedaan antara BUS dengan BPRS BUS (Bank Umum Syariah) adalah bank syariah yang kegiatannya yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) adalah bank syariah yang dalam melaksanakan kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 3. Jelaskan perbedaan antara BUS dengan UUS. BUS (Bank Umum Syariah) adalah bank syariah yang kegiatannya yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Sedangkan , UUS ( Unit Usaha Syariah) adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu dan/atau unitb syariah. 4. Jelaskan perbedaan fungsi Bank Syariah dan Bank Konvensional Bank Konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional yang terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) 5. Jelaskan aplikasi fungsi manajer investasi pada bank syariah Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga dana yang menghimpun dapat menghasilkan kauntungan yang akan dibagihasilkan antara bank syariah dan pemilik dana. 6. Jelaskan aplikasi fungsi investor pada bank syariah. Bank syariah berfungsi sebagai investor (pemilik dana). Sebagai investor, penanaman dana yang dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor – sektor yang produktif dengan resiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariat. 7. Jelaskan aplikasi fungsi manajer investasi pada bank syariah Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga dana yang menghimpun dapat menghasilkan kauntungan yang akan
  • 16. dibagihasilkan antara bank syariah dan pemilik dana. 8. Ada dua prinsip yang dapat digunakan dalam penghimpunan dana oleh bank syariah, yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah. Jelaskan perbedaan kedua prinsip tersebut dalam aktivitas penghimpunan. - Wadiah berarti titipan dari satu pihak kepihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan oleh penerima titipan, kapan pun si penitip menghendaki. Wadiah dibagi atas dua, yaitu wadiah yad-dhamanah dan wadiah yad- amanah. Wadiah yad-dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Wadiah yad-amanah adalah penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai si penitip mengambil kembali titipannya. -Mudharabah adalah perjanjian atassuatujenis kerja samausaha dimanapihakpertama menyediakan dana dan pihak kedua bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. 9. Jelaskan perbedaan anatar wadiah yad-dhamanah dengan wadiah yad-amanah. Akad manakah yang cocok untuk digunakan dalam kegiatan penghimpunan dana pada bank syariah? Wadiah dibagi atas dua, yaitu wadiah yad-dhamanah dan wadiah yad-amanah. Wadiah yad-dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Wadiah yad-amanah adalah penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai si penitip mengambil kembali titipannya. akad yang cocok digunakan adalah wadiah yad-dhamanah 10. Jelaskanperbedaanmudharabahmuthlaqahdenganmudharabahmuqayyadahdalam penghimpunan dana bank syariah. -mudharabah muthlaqah adalah mudharabah yang memberi kuasa kepada mudharib secara penuh untuk menjalankan usaha tanpa batasan apapun yang berkaitan dengan usaha tersebut. Batasan yang dimaksud berupa jenis usaha, tempat, pemasok, dan konsumen usaha. Mudharabah muthlaqah biasa disebut juga dengan investasi tidak terikat. -mudharabah muqayyadah yaitu shahibul maal, memberi batasan kepada mudharib dalam pengelolaan dana berupa jenis usaha, tempat, pemasok maupun konsumen. 11. Sebutkan tiga alas an kenapa mudharabah muqqayyadah tidak cocok untuk diterapkan pada penghimpunan dana tabungan dan deposito 1. Karena penggunaan dananya terbatas 2. Karena merupakan investasi terikat 3. Dan bank hanyasebagai agen 12. Jelaskan perbedaan antara investasi terikat channeling dan pola investasi terikat executing. - Pola channeling adalah apabila semua resiko ditanggung oleh pemilik dana dan bank sebagai agen tidak menanggung resiko apapun - Pola executing adalah apabila bank sebagai agen juga menanggung resiko. 13. Jelaskan perbedaan antara tabungan, deposito dangiro. - Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang
  • 17. dipersamakan dengan itu. -deposito adalah simpanan dana dengan skema pemilik dana memercayakan danannya untuk dikelola bank dengan bagi hasil yang diperoleh dibagi dengan nisbah yang disepakati sejak awal. 14. Jelaskan perbedaan anatara tabungan mudharabah dengan tabungan konvensional. - perbedaannya yaitu pada waktu penarikan. Berdasarkan waktu penarikannya tabungan wadiah dapat dilakukan sewaktu – waktu, sedangkan tabungan mudharabah hanya dapat dilakukan pada periode atau waktu tertentu. 15. Jelaskan tiga perbedaan antara tabungan wadiah dengan tabungan mudharabah 1. Sifat dana pada tabungan wadiah bersifat titipan, sedangkan mudharabah investasi. 2. Insentif pada tabuungan wadiah berupa bonus yang tidak disyaratkan dimuka dan bersifat sukarela jika bank hendak memberikannya sedangkan pada mudharabah bersifat bagi hasil yang wajib diberikan oleh bank apabila mendapatkan laba sesuai dengan nisbah yang disepakati 3. Pengembalian dana wadiah dijamin dikembalikan semua sedangkan mudharabah tidak dijamin. 16. Jelaskan dengan singkat ketentuan DSN Nomor 2 tahun 2000 yang terkait dengan tabungan mudharabah. 1. Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul maal dan bank bertindak sebagai mudharib 2. Dalam kapasitasnya bank sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan menggabungkannya, termasuk melakukan mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang 4.Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan 17. Jelaskanperbedaandanpersamaandepositomudharabahdengantabunganmudharaba perbedaanya: > Deposito tidak dapat ditarik sewaktu waktu > Tabungan dapat ditarik sewaktu waktu Persamaan : Sama – sama merupakan produk bank yang aman 18. Sebutkan tiga skema yang digunakan dalam penyaluran dana bank syariah. penyaluran dana bank syariah dilakukan denganmenggunakan: > Skema Jual Beli > Skema Investasi >Skema Sewa 19. Jelaskan perbedaan antara jual beli dalam bentuk murabahah dengan jual beli dalam bentuk salam dan istishna Perbedaannya pada saat transaksi jual beli dengan skema murabahah barang yang
  • 18. diperjual belikan sudah ada sedangkan pada transaksi jual beli dengan skema salam dan istishna barang yang diperjual belikan belum ada dan butuh waktu untu memproduksinya. 20. Jelaskan kelebihan dan kekurangan jual beli dalam bentuk salam dan istishna jika dibandingkan jual beli dalam bentuk murabahah. Kelebihan : 21. Jelaskan perbedaan antara jual beli istishna dengan jual beli istishna paralel. Perbedaanya adalah apabila istishna melakukan transaksi jual beli makapenugasannya langsung dari konsumen terhadap produsen sedangkan istishna parallel memerlukan pihak ketiga untuk menyelesaikannya contohnya transaksi yang dilakukan oleh bank syariah dimana bank hanya berperan sebagai penjual sedangkan pembuatan produk dilakukan oleh pihak lain maka bank biasanya melakukan kontrak istishna lain dengan produsen untuk membeli produk sesuai dengan keinginan konsumen. 22. Jelaskan perbedaan antara jual beli salam dengan jual beli salam parallel pada transaksi salam maka transaksi hanya dilakukan anatar konsumen pada penjual sedangkan salam parallel berarti melaksanakan dua transaksi antara bank dengan konsumen dan bank dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya secara simultan. 23. Jelaskan perbedaan prinsip investasi dengan skema mudharabah dan investasi dengan skema musyarakat pada skema mudharabah transaksi sama dengan penghimpunan dana, dalam penyaluran dananya bank bertindak sebagai shahiul maal sedangkan nasabah bertindak sebagai pengelola dana berbeda dengan skema musyawarah dimana hubungan antara bank dengan nasabah pembiayaan adalah hubungan kemitraan sesama pemilik modal. 24. Jelaskan perbedaan antara prinsip sewa dengan skema ijarah dan prinsip sewa dengan skema ijarah muntahiya bittamlik dalam transaksi sewa ijarah nasabah hanya menginginkan manfaat dari objek sewa yang disediakan bank dan tidak untuk memilikinya sedangkan pada skema sewa ijarah muntahiya bittamlik member hak pilih pada penyewa untuk memiliki barang yang disewa. 25. Dalam kondisi apakah skema ijarah dan skema ijarah muntahiya bittamlik cocok digunakan? skema ijarah cocok untuk menggunakan jasa kesehatan, jasa pendidikan dll skema ijarah muntahiya bittamlik cocok digunakan untuk jasa sewa kendaraan, gedung dll.
  • 19. BAB 5 KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH 1. Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini berlaku untuk semua jenis transaksi syariah yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas konvensional baik sector public maupun sector swasta. Tujuan Kerangka Dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi : • Penyusun standar akuntansi syariah, dalam pelaksanaantugasnya. • Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah. • Auditor, dalam mem berikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusum sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum • Para pemakai laporan keuangan, Dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah 2. Transaksi Syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa alam semesta dicipta oleh Tuhan sebagai amanah (kepercayaan illahi) dan sarana kebahagian hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (al falah). Paradigma dasar ini menekankan setiap aktivitas umat manusia memiliki akuntabilitas dan nilai illahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha. Paradigma ini akan membentuk integritas yang membantu terbentuknya karakter tata kelolayang baik (good governance) dan disiplin pasar (market disciplin) yang baik. 3. Asas-asas transaksi syariah: • Persaudaraan (uhkhuwah) Esensinya merupakan nilai universal yang menata interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dengan semangat saling tolong menolong. Transaksi syariah menjujung tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat (sharing economics) sehingga seseorang tidak boleh mendapat keuntungan di
  • 20. atas kerugian orang lain. Ukhuwah dalam transaksi syariah berdasarkan prinsip saling mengenal (ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong (ta’awun), saling menjamin (takaful), saling bersinergi dan beraliansi (tahaluf). • Keadilan (‘adalah) Esensinya menempatkan sesuatu yang hanya pada tempatnya dan memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya. • Kemaslahatan (maslahah) Esensinya merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan kolektif. • Keseimbangan (tawazun) Esensinya meliputi keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik, sektor keuangan dan sektor riil, bisnis dan sosial, dan keseimbangan aspek pemanfaatan dan pelestarian. • Universalisme (syumuliyah) Esensinya dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan, sesuai dengan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil alamin). 4. Transaksi syariah dapat berupa aktivitas bisnis yang bersifat komersial maupun aktivitas sosial yang bersifat nonkomersial. Transaksi syariah komersial dilakukan antara lain berupa: • Investasi untuk mendapatkan bagi hasil • Jual beli barang untuk mendapatkan laba • Pemberian layanan jasa untuk mendapatkan imbalan. Transaksi syariah non komersial dilakukan antara lain berupa: • Pemberian dana pinjaman atau talangan (qardh) • Penghimpunan dan penyaluran dana sosial seperti zakat, infak, sedekah, wakaf, hibah. 5. Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan:
  • 21. • Investor • Pemberi dana Qardh • Pemilik dana syirkah temporer • Pemilik dana titipan • Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf. • Pengawas syariah • Karyawan • Pemasok dan mitra usaha lainnya • Pelanggan • Pemerintah • Masyarakat 6. Pemberi dana qardh merupakan individu atau institusi yang memberikan pinjaman kepada entitas syariah dengan menggunakan skema qardh, yaitu pinjaman dengan pengembalian sejumlah uang yang sama dengan yang dipinjam. Pemberi dana qardh membutuhkan informasi yang memungkinkan mereka untuk menyimpulkan apakah dana wardh dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 7. Pemilik dana syirkah temporer adalah individu atau institusi yang menginvestasikan dananya pada entitas syariah secara temporer dengan menggunakan skema bagi hasil. Pemilik dana syirkah temporer berkepentingan dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk mengetahui tingkat keamanan dan keuntungan dana yang diinvestasikan pada entitas syariah. 8. Pemilik dana titipan adalah individu atau institusi yang menitipkan dananya di entitas syariah dengan skema wadiah atau penitipan tanpa adanya kewajiban bagi yang dititipi untuk memberikan tambahan kepada penitip. Pemilik dana titipan membutuhkan informasi keuangan untuk memungkinkan mereka mengetahui apakah dana titipan dapat diambil setiap saat. 9. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah, dan wakaf berkepentingan dengan informasi mengenai sumber dan penyaluran dana tersebut. 10. Pengawas syariah ditunjuk oleh dewan syariah nasional untuk mengawasi kepatuhan
  • 22. suatu entitas syariah terhadap prinsip syariah. Pengawas syariah memerlukan informasi keuangan untuk mengevaluasi kesesuaian produk dan system operasi entitas syariah terhadap prinsip syariah. 11. Tujuan laporan keuangan syariah adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu, tujuan lainnya adalah: • Mengingkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha; • Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya; • Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak; dan • Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf. 12. Dasar akrual Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, maksudnya bahwa pengaruh transaksi dan peristiwa laian diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas ataui setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkan dalam catatan akutansi serta laporan dalam laporan keuangan yang periode yangbersangkutan. 13. Kalangsungan usaha; Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas syariah yang akan melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, entitas syariah diasumsikan tidak bermaksud atau keiungginan melikuidasi atau mengurangi secara material sekala usahanya. 14. Terdapat terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu: • Dapat dipahami; Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan untuk memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk
  • 23. mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi yang kompleks yang seharuskan dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. • Relevan; Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaliuasi mereka di masa lalu. Relevan berarti juga harus berguna untuk peramalan dan penegasan atas transaksi yang berkaitan satu sama lain. Relevan juga di pengaruhi oleh hakikat dan tingkat materialitasnya. Materialitas ditentukan berdasarkan pengaruh kelalaian (ambang batas) terhadap keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Oleh karena itu, materialitas dipengaruhi oleh besarnya kesalahan dalam mencantumkan atau pencatatan. • Keadaan; Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaianya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka mengunakan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi entitas syariah untuk mengakui jumlah seluruhtuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut. • Dapat dibandingkan; Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan entisas syariah antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keungan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas syariah untuk mengevaluasai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pembandingan berupa pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk entitas syariah tersebut, atar periode entitas syariah yang sama, untuk entitas syariah yang berbeda, maupun dengan entitas yang lain. Agar dapat dibandingkan, informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan
  • 24. kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut juga harus diungkapkan termasuk ketaatan atas standar akutansi yang berlaku. 15. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari asset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung,arus kas dan setara kas kepada entitas syariah 16. Penyelesaian kewajiban suatu entitas syariah dapat dilakukan dimasa depan dengan cara : • Pembayaran kas • Penyerahaan asset lain • Pemberian jasa • Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain • Konversi kewajiban menjadi ekuitas 17. Dana Syirkah Temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya di mana entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan. 18. Contoh dari dana syirkah temporer adalah penerimaan dana dari investasimudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, musyarakah, dan akun lain yangsejenis. 19. Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban. Hal ini karena entitas syariah tidak berkewajiban, ketika mengalami kerugian, untuk mengembalikan jumlah dana awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi entitas syariah. Di sisi lain, dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai ekuitas karena mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dana tidak mempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegang saham, seperti hak voting dan hak atas realisasi keuntungan yang berasal dari aset lancar dan aset noninvestasi (current and other noninvestment accounts). 20. Penghasilan Penghasilan yaitu kenaikan manfaat ekonomi selama suatu priode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal
  • 25. (KDPPLKS). Beban Beban yaitu penurunan manfaat ekonomi selama suatu priode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian pada penanam modal (KDPPLKS). Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Hak pihak ketiga atas bagi hasil yaitu bagian bagi hasilpemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam suatu priode laporan keuangan. hak pihak ketiga atas bagi hasil merupakan alokasi keuntungan dan kerugian kepada pemilik dana atas investasi yang dilakukan bersama dengan entitas syariah 21. Aset diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh entitas syariah dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Suatu aset tidak dapat diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir kedalam entitas syariah setelah periode akuntansi berjalan. Sebagai alternatif transaksi semacam ini diakui sebagai beban. 22. Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Ddalam praktek, kewajiban menurut kontrak yang belum dilaksanakan oleh kedua belah pihak pada umumnya tidak diakui sebagai liabilitas dalam laporan posisi keuangan 23. Pengakuan Dana Syirkah Temporer dalam laporan posisi keuangan jika entitas syariah memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana yang diterima melalui pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah yan harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Jumlah Dana Syirkah Temporer dapat berubah-rubah sesuai dengan hasil invetasi. 24. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yan berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aset atau penurunanliabilitas.
  • 26. 25. Beban diakui dalam laporan laba rugi komprehensif kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan atau penurunan aset.
  • 27. BAB 6 AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA 1. Perbedaan antara penghimpun dana pada bank syariah dengan dengan penghimpun dana pada bank kovensional Perbedaan mendasar mekanisme kerja instrumen penghimpunan dana syariah terletak pada tidak adanya bunga yang lazim digunakan oleh bank konvensional dalam memberikan keuntungan kepada nasabah. Ketentuan tentang larangan haramnya menggunakan mekanisme bunga bagi bank syariah di Fatwakan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) dalam fatwa DSN No. 1 tentag giro, No. 2 tentang tabungan, dan No. 3 tentang deposito. Pada masing-masing fatwa tersebut, jika difatwakan mekanisme alternatif yang dibenarkan prinsip syariah. Berdasarkan Fatwa DSN No. 1 Th. 2000 tentang giro, disebutkan bahwa mekanisme giro yang dibenarkan berdasarkan prinsip syariah adalah giro yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah. Selanjutnya, berdasarkan fatwa DSN No. 2 Tahun 2000 tentang tabungan, mekanisme tabungan yang dibenarkan bagi bank syariah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah. Adapun untuk Deposito, dinyatakan dalam fatwa DSN No. 3 Tahun 2000, bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Oleh karena mekanisme penghimpunan dana pihak ketiga hanya mengenal 2 jeni yaitu wadiah (titipan) dan mudharabah (bagi hasil), secara teori pengklasifikasian penghimpunan dan di bank syariah didasarkan pada penghimpunan berdasarlan wadiah dan penghimpunan berdasarkan mudharabah. 2. Jelaskan yang dimaksud dengan giro wadiah Adalah giro yang harus mengikuti fatwa DSN tentang wadiah. Akad wadiah adalah akad penitipan dana dengan ketentuan prinsip dana mengizinkan kepada bank untuk memanfaatkan dana yang dititipkan tersebut dan bank wajib mengembalikan apabila sewaktu-waktu penitip mengambil dana tersebut. Dalam transaksi giro wadiah ini, nasabah bertindak sebagai penitip dana (mudi’) dan bank bertindak sebagai penerima dana titipan (muda’). Bank berkewajiban menjaga
  • 28. dana titipan dan bertanggungjawab atas pengembaliannya bila sewaktu-waktu ditarik oleh nasabah pemilik dana titipan. Keuntungan atas pengelolaan dana titipan tersebut menjadi milik bank, kerena hakikat wadiah adalah wardh dan pada prinsipnya tidak ada bonus yang diberikan oleh bank kepada pemilik dana wadiah. Bank syariah diperbolehkan memberikan bonus sukarela kepada pemilik dana wadiah, dengan syarat tidak diperjanjikan di muka. 3. Jelaskan perbedaan mekanisme transfer antarkantor bank yang sama dengan antarbank yang berbeda. Mekanisme terjadinya transfer adalah satu kantor bank memindah uang kerekening nasabah lain dikantor bank yang sama tetapi berbeda wilayah atau kantor cabang lain. Transfer bisa dilakukan dalam berbeda wilayah maupun antar kota antar kota sama, satu cabang, bila langsung mentransfer melalui RAK. Jika transfer yang digunakan atau dilakukan berbeda bank maka proses transfer ini harus melalui proses kriling terlebih dahulu. Jadi, jika transfer dilakukan antara bank yang berbeda maka proses transfer harus melalui proses kriling. Beberapa Pilihan Cara Melakukan Transfer ➢ Transfer melalui ATM ATM (Automated Teller Machine) atau Anjungan Tunai Mandiri Mesin ini dapat digunakan nasabah untuk mengambil uang tunai, mentransfer sejumlah dana kepada nasabah lain, mengecek rekening tabungan nasabah tanpa harus dilayani oleh seorang teller, dan masih banyak lagi fungsi lainnya dari ATM. Adanya ATM ini dikudung oleh perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Saat ini kita tidak sulit untuk menemukan mesin ATM, maka dari itu kita bisa melakukan transfer uang dimana saja dan kapan saja. ➢ Transfer melalui setoran tunai di bank
  • 29. Setoran tunai di bank dapat dilakukan melalui teller. Khusus untuk orang yang belum memiliki account di sebuah bank, transfer tetap bisa dilakukan yaitu dengan datang langsung ke bank terkait kemudian mengisi form aplikasi untuk transfer dan menyerahkan uang transfernya beserta form yang telah diisi kepada teller. ➢ Transfer melalui Mobile Banking Mobile Banking merupakan kembangan layanan dari layanan ATM. Nasabah dapat melakukan proses transfer melalui handphone. Tidak semua handphone memiliki aplikasi untuk Mobile Banking sebuah bank. Sebelum melakukan transfer, nasabah harus registrasi terlebih dahulu di mesin ATM. Proses selanjutnya langsung dapat dikerjakan dalam aplikasi Mobile Banking di handphone nasabah tersebut. ➢ Transfer melalui Internet Banking Dengan berkembang pesatnya teknologi informasi dan telekomunikasi, saat ini transfer dapat dilakukan melalui internet. Transfer melalui Internet Banking tidak menggunakan handphone, melainkan menggunakan internet untuk mengaksesnya. Prosedurnya sama seperti transfer melalui Mobile Banking, yaitu nasabah harus registrasi terlebih dahulu di mesin ATM. Dalam mekanisme transfer, ada 4 pihak yang terlibat, yaitu: A. Nasabah Nasabah adalah pihak pengirim yang memberi perintah kepada bank untuk memindahkan atau mentransfer dananya ke pihak penerima. B. Bank Penarik Bank Penarik merupakan bank yang mendapat perintah dari nasabah dan melakukan transfer dana kepada pihak suatu bank lain. C. Bank Tertarik Bank Tertarik merupakan bank yang menerima transfer dana dari Bank Penarik untuk disampaikan kepada penerima yang dimaksud oleh nasabah.
  • 30. D. Penerima Dana Penerima Dana adalah pihak akhir yang menerima sejumlah dana dari nasabah melalui Bank Penarik dan Bank Tertarik. 4. Akad apakah yang biasa digunakan untuk giro di bank syariah di Indonesia? Jelaskan kelebihan dan kekurangannya. Giro Wadi’ah Adalah dana yang dititipkan dibank yang dapat ditarik sewaktu – waktu dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu atm dan sarana perintah pembayaran lainnya. Dalam akad ini tidak ada perjanjian bagi hasil atau bonus, karena prinsipnya pemilik modal hanya menitipkaan uangnya saja. Jika ada bonus maka akan diberi tidak akan diberi. Giro Mudharabah Adalah dana yang ada dalam giro itu dapat digunakan oleh bank untuk investasi dan menggunakan perjanjian bagi hasil antara pemilik modal dengan bank. Keuntungan dari akad wadi’ah dan mudharabah a. Usaha dan keuntungan akan dibagi sesuai dari kesepakatanawal. b. Jika terjadi kerugian akan itu disebabkan dari pemilik modal maka rugi tersebut akan ditanggung oleh pemilik, tetapi jika rugi tersebut dilakukan oleh bankmaka ditanggung oleh bank. c. Jauh dari perbuatan yang tidak baik d. Tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kerugian dari akad wadi’ah dan mudharabah a. System bagi hasil memerlukan perhitungan yang rumit. b. Pemilik modal belum opasti mendapat keuntungan. 5. Akad apakah yang biasa digunakan untuk tabungan di Indonesia? Jelaskan kelebihan dan kekurangannya.
  • 31. Apabila tabungan dibank syariah maka akad mudharabah dan wadiah. Kelebihan dan kekuranganya. a. Giro Wadi’ah Adalah dana yang dititipkan dibank yang dapat ditarik sewaktu – waktu dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu atm dan sarana perintah pembayaran lainnya. Dalam akad ini tidak ada perjanjian bagi hasil atau bonus, karena prinsipnya pemilik modal hanya menitipkaan uangnya saja. Jika ada bonus maka akan diberi tidak akan diberi. b. Giro Mudharabah Adalah dana yang ada dalam giro itu dapat digunakan oleh bank untuk investasi dan menggunakan perjanjian bagi hasil antara pemilik modal dengan bank. Kelebihan Kedua Akad : 1. Pembagian hasil sesuai dengan kesepakatan sesuai dengan prosentase ( nisbah) 2. Lebih adil,transparan,aman dari riba’. 3. Tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kekurangan dari kedua akad 1. Pihak harus lebih berhati-hati dalam pengelolaan danatersebut. 2. Nasabah belum pasti akan memperoleh keuntungan. # Apabila tabungan dibank konvesional, maka akan akad yang digunakan : Akad murni yang bersifat konvensional yaitu akad yang dilakukan murni dari pemilik modal / nasabah dan dengan pihak bank akad ini lebih mementingkan profit/laba tanpa memperhatikan keadaan dari pihak nasabah dan nasabah mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh bank tanpa kesepatan bersama terlebih dahulu pihak nasabah dan bank akan mendapatkan keuntungan berupa bunga. Kelebihan : a. Pembagian laba lebih mudah karena sudah ada perhitungan dari bunga yang sudah ditetapkan.
  • 32. b. Akan mendapat keuntungan yang banyak. Kekurangan : a. Bunga yang dibebankan terkadang terlalu berat b. Dalam agama islam apapun yang berkaitan dengan bungadilarang. c. Tidak ada kesepakatan terlebih dahulu.
  • 33. BAB 9 TRANSAKSI SALAM 1. Definisi Jual beli dengan skema salam ● jual belia dengan cara salam, yaitu akad pemesanan suatu barang dengan kriteria yang telah disepakati dan dengan pembayaran kontan pada saat akad dilaksanakan. ● Yang demikian itu, dikarenakan dengan akad ini kedua belah pihak mendapatkan keuntungan tanpa ada unsur tipu-menipu atau ghoror (untung-untungan). Pembeli (biasanya) mendapatkan keuntungan berupa: ● Jaminan untuk mendapatkan barang sesuai dengan yang ia butuhkan dan pada waktu yang ia inginkan. ● Sebagaimana ia juga mendapatkan barang dengan harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan pembelian pada saat ia membutuhkan kepada barang tersebut. 2. kelebihan dan kekurangan menggunakan akad salam ● Bagi petaniSkema salam pembayaran dimuka sangat membantu petani dalam pembiayaan kebutuhan petanidalam memproduksi barang pertanian. ● Bagi pemerintah Penggunaan skema salam dengan ciri pembayaran dimuka akan dapat memper cepat pencapaiantarget target pemerintah dalam meningkatnkan cadangan pengadaan produk pertanian. ● Bagi pengusaha Penggunaan skema salam bagi pengusaha berpotensi meningkatkan efisiensi dan nilai penjualan pengusaha produk pertanian. keuntungan lain bagi pengusaha adalah adanya kepastian memperoleh barang yang di inginkan sehingga tidak perlu kha"atir atas persaingan mendapatkan mendapatkan barang saat panen dengan pengusaha lain. ● Bagi bank syariah skema salam pada dasarnya sangat menguntungkan bagi bank syariah mengingat pembeli sudahmenyerahkan uangnya dimuka terlebihdahulu. $engan demikian resiko kegagalan membayar utangtidak ada sama sekali 3. Perbedaan Murabahah dan Salam Murabahah, salam, dan istishna’ merupakan jenis pembiayaan berdasarkan akad jual beli. Inti dari pembiayaan berdasarkan pada akad jual beli adalah bahwa nasabah yang membutuhkan suatu barang tertentu, maka padanya akan menerima barang dari pihak
  • 34. bank dengan harga sebesar harga pokok ditambah besarnya keuntungan yang dikehendaki oleh bank (profit margin) dan tentu saja harus ada kesepakatan mengenai harga tersebut oleh kedua belah pihak. Murabahah merupakan jual beli,
  • 35. dimana barangnya sudah ada, sedangkan dalam salam dan istishna’ adalah jual beli dengan pemesanan terlebih dahulu 4. Dalam kaitan ayat tersebut, Ibnu Abbas menjelaskan keterkaitan ayat tersebut dengan transaksi bai’ as-salam, hal ini tampak jelas dari ungkapan beliau, “Saya bersaksi bahwa salaf (salam) yang dijamin utuk jangka waktu tertentu telah dihalalkan oleh Allah pada kitab-Nya dan diizinkan-Nya.” Ia lalu membaca ayat tersebut di atas. adapun landasan syar’I dibolehkanya transaksi salam adalah sebagai mana di sebutkan dalam hadist nabi SAW riwayat ibnu abas berikut:“barang siapa yang melakukan salaf (salam) hendaknya ia melakukannya dengan takaran yang jelas, timbangan yang jelas pula untuk jangka waktu yang diketahui”. 5. Rukun transaksi salam Pelaksanaan bai’as-salam harus memenuhi sejumlah rukun berikut ini: • Muslam atau pembeli • Muslam ilaih atau penjual • Modal atau Utang • Muslam Fiih atau Barang • Sighat atau ucapan
  • 36. BAB 15 TRANSAKSI ZAKAT DAN TRANSAKSI PRODUK BERBASIS IMBALAN 1. Transaksi terjadinya perubahan saldo kas ● Deposito inTransit (setoran dalamperjalanan) ● Outstanding Checks (cek yang masihberedar) ● Not Sufficient Fund Check (cek tidak cukupdana) ● Notes plus Interest Collected by Bank (penagihan piutang wesel beserta bunganya lewat bank) yang belum dicatat dalam jurnal atau pembukuan perusahaan ● Interest Income (bunga bank atas saldo rekening perusahaan yang mengendap atau sering dikenal sebagai jasa giro) yang belum dicatat dalam jurnal atau pembukuan perusahaan ● Bank Service Charges (biaya jasa bank) yang belum dicatat dalam jurnal atau pembukuan perusahaan 2. Perbedaan kas kecil sistem dana tetap dan dana berfluktuatif ● Penentuan dana awal periode Pada sistem dana tetap, kebijakan penentuan dana awal kas kecil selalu sama untuk tiap-tiap periode. Namun pada sistem fluktuasi, penentuan jumlah saldo awal akan berbeda atau sama pada tiap periodenya karena tergantung pada kebutuhan operasional perusahaan. setiap terjadi transaksi pengeluaran kas kecil, sistem dana tetap tidak melakukan penjurnalan. Hanya membuat bukti transaksi sebagai bukti pengeluaran kas. Pada sistem fluktuasi, selalu dibukukan ketika terjadi pembelanjaan kas kecil dengan ayat jurnal berikut : Biaya Rp xxx Kas kecil Rp xxx ● Pengisian kembali Pada sistem dana tetap, pengisian kembali dana kas kecil sesuai dengan kebijakan awal perusahaan. Sedangkan sistem fluktuasi disesuaikan dengan kebutuhan operasional perusahaan.
  • 37. 3. Kliring adalah sarana perhitungan warkat antar bank dalam satu wilayah kliring yang sama yang bertujuan untuk memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. ( Giral: cek, giro, wesel pos, dan kartu kredit). 4. Warkat antar bank/warkat kliring yang dapat diperhitungkan dalam transaksi kliring antara lain adalah: ● Cek dan bilyet giro. ● Wesel Bank untuk transfer. ● Surat Bukti Penerimaan Transfer. ● Warkat lain yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Warkat tersebut dapat diperhitungkan dalam kliring apabila dinyatakan dalam mata uang rupiah dan bernilai nominal penuh (100 % Face Value) serta telah jatuh tempo pada saat dikliringkan. 5. Objek pajak dan tarif pajak ● Objek pajak : hal yang dikenai pajak, seperti pendapatan, peristiwa/kejadian, dan lain-lain. ● Tarif pajak : besarnya pajak yang harus dibayar dalam bentuk persentase (%) atau nominal tertentu
  • 38. Al-Faruqi, Ismail Rajhl. 1982. Islamization of Knowledge. Washington: IIIT. AAOIFI. 2003. Accounting and Auditing and Governance Standards for Islamic Financial Institutions. Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions. Manama, Bahrain. Abdelgader, A.E. 1994. Accounting Postulates and principles from an Islamic perspective. Review of Islamic Economic, 3, 2, hlm. 1-18. Adnan, M.A. dan Gaffikin. 1997. The Shariah, Islamic bank and accounting concepts and practices. Proceddings of the International Conference 1: Accounting Commerce and Finance: The Islamic Perpective : Sydney. Adnan, Muhammad Akhyar, dan Labatjo, Irma H .2006. Sejarah Akuntansi dalam Perpektif Islam: Benarkah Luca Pacioli Bapak Akuntansi Modern? Yogyakarta: Penerbit Matan. Al Mushlih, Abdullah dan Ash-Shawi, Shalah. 2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq. Anwar, Muhammad. 1987. “Islamic Economic Methodology”. Paper of the Seminar on Islamic Economic. Washington. Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Bank Indonesia. 2003. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia. Belkaoui, Ahmed Riahi. 2000. Accounting Theory. London: Thomson Learning. DSAK IAI. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: IAI. DSAK IAI. 2007. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan DAFTAR PUSTAKA
  • 39. Syariah. Jakarta: IAI. DSAK IAI. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: IAI. DSAK IAI. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 102 tentang Akuntansi Murabahah. Jakarta: IAI. DSAK IAI. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 103 tentang Akuntansi Salam. Jakarta: IAI. DSAK IAI. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 104 tentang Akuntansi Istishma’. Jakarta: IAI. DSAK IAI. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 105 tentang Akuntansi Mudharabah. Jakarta: IAI. DSAK IAI. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 106 tentang Akuntansi Musyarakah. Jakarta. IAI. DSN MUI. 2003. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional edisi 2. DSN-MUI dan Bank Indonesia. Gambilng, Trevor dan Karim, R.A.A. 1991. Business and Accounting Ethics in Islam. London: Mansel Publishing Ltd. Hameed, Shahul. 2000. “ The need for Islamic Accounting: Perception Objectives and Characteristics by Malaysia Accountant and Academics”. Ph.D. Thesis.University of Dundee. Hameed, Shahul and Yaya, Rizal. 2005. “ The Emerging Issues on the Objectives and Charateristicsof Islamic Accounting for Islamic Business Organizations”. Malaysian Accounting Review 4, 1. Hlm. 75-92. Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam, Analis Fiqih, dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mirza, M & Baydoun, N. 2000. “ Accountin in Policy in Riba Free Environment”. Accounting Commerce and Finance: The Islamic Perspective Journal. 4 (1): 30-40.
  • 40. Muhammad. 2004. Dasar – Dasar Keuangan Islami. Yogyakarta: Ekonisia FE-UII. Rashid, S. 1987. “ Islamic Economics: a Historic-Inductive Approach”. Papper of the Seminar on Islamic Economics. Washington. Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia. Syahatah, Husein. 2001. Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam. Diterjemahkan Khusnul Fatarib. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana. Taswan, 2003. Akuntansi Perbankan: Transaksi dalam Valuta Rupiah Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Triyuwono, Iwan. 1997.” Akuntansi Syariah dan Koperasi: Mencari dalam Bentuk dalam Bingkai Metafora Amanah” Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. 4, 1, hlm. 1-34. Triyuwono, Iwan. 2000. “ Akuntansi Syariah: Implementasi Nilai Keadilan dalam Format Metafora Amanah”. Jurnal Akuntansi dan Audiitng Indonesia, 4, 1, hlm. 1- 34. Triyuwono, Iwan. 2006. Perspektif, Metodologi dan Teori Akuntansi Syariah. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Yaya, Rizal danm Hameed, Shahul. 2006. “The Emerging Issues on the Objectives and Characteristics of Islamic Accounting its impact on Indonesia Islamic Accounting Development”. Proceeding International Joint Seminar on Muslim Countries adn Development. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. UU No. 10/1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta: Grasindo. www.isdb.org.
  • 41. www.aaoifi.com. www.ifsb.org. www.iifm.net. Zaid, Omar Abdullah. 2004. Akuntansi Syariah/; Kerangka Dasar dan Sejarah Keungan dalam Mayarakat Islam. Diterjemahkan oleh M.Syafii Antonio dan Sofyan S. Harahap. Jakarta: LPEE Trisakti.