bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
KEL 3 HI (2).pptx
1. Kelompok 3
Nama anggota :
1. Dwintiana Wulan K. (190711637285)
2. Eka Fatma NH (190711637352)
3. Enrico Aldy F (190711637335)
4. Fia Anies Fitria (190711637327)
5. Fitri Ariska (19071637204)
6. Intania Mega Sutanto (190711637244)
7. Moch. Faeshol Akbar (150711605176)
4. Pengertian jual beli
▫ Menurut ulama :
- Menurut ulamak Hanafiyah “ Jual beli adalah
pertukaran harta dengan harta (benda)
berdasarkan cara khusus (yang di bolehkan)
syara’ yang disepakati”.
- Menurut Imam nawawi dalam al-majmu’
“Jual beli adalah pertukaran harta dengan
harta untuk kepemilikan”.
4
▫ Secara bahasa al-bai’(menjual) berarti
mempertukarkan sesuatu itu dengan
sesuatu. Ia merupakan sebuah nama
yang mencakup pengertian terhadap
kebalikannya yakni al-shira’ (membeli).
Demikianlah al-bai’sering diartikan
dengan jual beli.
▫ Sedangkan menurut istilah jual beli
atau bisnis adalah Menukar barang
dengan barang atau barang dengan
uang dengan jalan melepaskan hak
milik dari yang satu kepada yang lain
atas dasar saling merelakan
5. Dasar Hukum Jual Beli
▫ Al-Qur’an
Dalam Firman Allah (Q.S. al-
Baqarah ayat: 275, An-Nisa ayat
29, dan Q.S Surat Al-Jumuah
ayat 10) menjelaskan bahwa
Allah SWT, memperbolehkan
kepada manusia untuk
melaksanakan transaksi jual
beli demi memenuhi
kebutuhan hidupnya.
▫ Hadist
Dalam HR. Bukari
menjelaskan bawa jika akan
menjual atau membeli suatu
barang, yang diperjual
belikan harus jelas dan halal,
dan bukan milik orang lain,
melainkan milik kita sendiri.
Allah melarang menjual
barang yang haram dan
najis, maka Allah melaknat
orang-orang yang melakukan
jual beli barang yang
diharamkan.
▫ Dasar Hukum Ijma’
Para ulama fiqih dari dahulu sampai
dengan sekarang telah sepakat
bahwa : “Pada dasarnya semua
bentuk muamalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang
mengharamkannya”. Dari
penjelasan tersebut bahwa jual beli
itu hukumnya mubah. Artinya jual
beli itu diperbolehkan asal saja di
dalam jual beli tersebut memenuhi
ketentuan yang telah ditentukan di
dalam jual beli dengan syarat-syarat
yang sesuaikan dengan hukum
Islam.
5
6. Rukun jual beli
• Akad (ijab qobul), pengertian akad menurut bahasa adalah
ikatan yang ada diantara ujung suatu barang. Sedangkan
menurut istilah ahli fiqh ijab qabul menurut cara yang
disyariatkan sehingga tampak akibatnya
• orang yang berakad (subjek) dua pihak terdiri dari
bai’(penjual) dan mustari (pembeli).
• ma’kud ‘alaih (objek) untuk menjadi sahnya jual beli harus ada
ma’qud alaih yaitu barang menjadi objek jual beli atau yang
menjadi sebab terjadinya perjanjian jual beli
• ada nilai tukar pengganti barang, nilai tukar pengganti
barang, yaitu sesuatu yang memenuhi tiga syarat; bisa
menyimpan nilai (store of value), bisa menilai atau
menghargakan suatu barang (unit of account) dan bisa
dijadikan alat tukar (medium of exchange).
7. Syarat jual beli dalam
Islam
Syarat yang harus di penuhi dalam jual beli yaitu
syarat sahnya ijab qobul dalam kitab fiqh disebutkan
minimal ada tiga
a) Jangan di selingi dengan kata–kata lain antar ijab qobul
b) Orang – orang yang berakad (penjual dan pembeli
c) Jangan ada yang memisahkan maksudnya penjual dan
pembeli masih ada interaksi tentang ijab qobul
7
8. Syarat sahnya barang yang dijual belikan diantaranya;
▫ Harus suci dan tidak terkena dengan najis, seperti anjing, babi dan kotoran hewan, kecuali
kondisi dharurah dan ada asas manfaatnya. Misalanya, kotoran hewan untuk pupuk tanaman,
anjing untuk keamanan,
▫ Tidak boleh mengkait–kaitkan dengan sesuatu, seperti, apabila ayahku meninggal, aku akan
menjual motor ini,
▫ Tidak boleh di batasi waktunya, penjual tidak boleh mensyaratkan atau ketentuan untuk
membayar tetapi hak itu merupakan hak dari pembeli karena itu salah satu sebab kepemilikan,
▫ Barang dapat diserahkan setelah kesepakatan akad,
▫ Barang yang diperjual belikan milik sendiri, akad jual beli tidak akan sah apabila barang
tersebut hasil mencuri atau barang titipan yang tidak diperintahkan untuk menjualkan
▫ Barang yang diperjual belikan dapat diketahui (dilihat)
▫ Barang yang diperjual belikan harus diketahui kualitasnya, beratnya, takarannya dan
ukurannya, supaya tidak menimbulkan keraguan
8
9. Beberapa syarat lain berkaitan dengan jual beli, yaitu
berkaitan dengan akad salam (pesanan)
a) Sifatnya harus memungkinkan dapat dijangkau pembeli untuk
dapat ditimbang atau diukur,
b) Dalam akad harus disebutkan kualitas dari barang yang akan
diperjual belikan,
c) Barang yang di serahkan sebaiknya barang yang di perjual
belikan dipasar
d) Harga hendaknya disetujui pada saat ditempat akad berlangsung.
9
10. Macam-macam jual beli
▫ Jual beli dapat ditinjau dari beberapa segi. Ditinjau dari segi hukumnya, jual beli ada dua macam, jual
beli yang sah menurut hukum dan jual beli yang batal menurut hukum, dari segi obyek jual beli dan
segi pelaku jual beli. Sedangkan ditinjau dari segi benda yang dijadikan objek jual beli dapat
dikemukakan pendapat Imam Taqqiyuddin bahwa jual beli dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu
1.Jual beli benda yang kelihatan :
Jual beli benda yang kelihatan wujudnya ialah pada
waktu melakukan akad jual beli benda atau barang yang
diperjualbelikan tersebut ada ditempat akad. Hal ini lazim
dilakukan masyarakat banyak dan boleh dilakukan, seperti
membeli beras dipasar.
10
11. 2. Jual beli benda yang hanya disebutkan sifat-
sifatnya dalam janji :
Jual beli benda yang disebutkan sifat-sifatnya
dalam perjanjian ialah jual beli Salām (pesanan) .
menurut kebiasaan para pedagang, Salām adalah
untuk jual beli tidak tunai (kontan), Salām pada
awalnya berarti meminjamkan barang atau
sesuatu yang seimbang dengan harga tertentu,
maksudnya ialah perjanjian yang penyerahan
barang-barangnya ditangguhkan hingga masa
tertentu, sebagai imbalan harga yang telah
ditetapkan ketika akad
▫ 3. jual beli benda yang tidak sah :
Sedangkan, jual beli yang tidak ada serta tidak
dapat dilihat ialah jual beli yang dilarang oleh
agama Islam karena, barangnya tidak tentu atau
masih gelap sehingga dikhawatirkan barang
tersebut diperoleh dari curian atau barang
titipan yang akibatnya dapat menimbulkan
kerugian salah satu pihak
11
12. Jual beli yang dilarang dalam islam
Jual beli yang dilarang dalam Islam sangatlah banyak, diantaranya yaitu:
▫ Terlarang sebab ahliah (Ahli Akad)
1) Jual beli orang gila. Ulama fiqih sepakat bahwa jual beli orang yang gila tidak sah. Begitu pula sejenisnys,
seperti orang mabuk, sakalor, dan lain-lain
2) Jual beli terpaksa.
3) Jual beli orang yang terhalang. Maksud terhalang disini adalah terhalang karenakebodohan, bangkrut,
ataupun sakit.
▫ Terlarang sebab barang jualan
1) Jual beli benda yang tidak ada atau dikhawatirkan tidak ada.
2) Jual beli barang yang tidak dapat diserahkan seperti burung yang ada di udara
3) Jual beli gharar. Jual beli gharar ialah setiap akad jual beli yang mengandung resiko atau bahaya kepada
salah satu pihak orang yang berakad sehingga mendatangkan kerugian finansial.
4) Jual beli barang-barang haram dan najis.
12
14. Pengertian Syirkah
Secara bahasa syirkah berarti percampuran atau persekutuan dua hal atau lebih,
sehingga antara masing-masing sulit dibedakan. Seperti persekutuan hak milik atau
perserikatan usaha.
Jadi Syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam suatu usaha perjanjian
guna melakukan usaha secara bersama-sama serta keuntungan dan kerugian juga
ditentukan sesuai dengan perjanjian.
14
15. Dasar Hukum Syirkah
▫ Al- Qur’an
“Maka suruhlah salah seorang diantara kamu pergi
ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan
hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih
baik, lalu hendaklah dia membawa makanan ini
untukmu.”(Surat al-kahfi[18]: 19)
▫ Hadist
“Dari Abu Musa r.a., dia berkata, Rasulullah SAW.
pernah bersabda, „Apabila makanan orang-orang
dari suku Asy‟ari tidak cukup dalam suatu
peperangan atau makanan untuk keluarga mereka di
Madinah tinggal sedikit, mereka mengumpulkan
semua sisa makanan di atas kain, kemudian mereka
membagikannya sama rata dalam satu wadah.
Mereka adalah kelompokku dan aku adalah
kelompok mereka.” (HR: Bukhari)
▫ Ijma’
Dasar dari Ijma‟ adalah bahwa kaum muslimin
mempraktekkan syirkah dalam perdagangan
sejak abad pertama sampai saat ini, tanpa ada
seorangpun yang menyangkalnya
▫ Logika
Dasar dari logika adalah bahwa manusia
membutuhkan kerjasama syirkah. Karena itulah
islam melegalkannya, di samping itu karena
melarang syirkah akan menyebabkan kesulitan
bagi manusia. Islam tidak hanya membolehkan
syirkah, tetapi lebih dari itu Islam juga
menganjurkannya
15
16. Syarat Perserikatan (Syirkah)
1. Ada barang berharga
2. Modal dari kedua belah pihak harus
sama jenis dan macamnya
3. Menggabungkan kedua harta yang
dijadikan modal
4. Masing-masing pihak mengizinkan
rekannya untuk menggunakan harta
tersebut
5. Untung rugi menjadi tanggungan
bersama
17. Rukun Perserikatan (Syirkah)
a) Dua orang yang mengadakan
perjanjian
b) Sighot
c) Obyek, ada dua madam: harta dan
pekerjaan.
Menurut ulama Hanafiyah syirkah hanya
mempunyai satu rukun yaitu ijab dan qabul.
Sedangkan orang yang berakad dan obyeknya
bukan termasuk rukun, tetapi termasuk syarat.
18. 18
Ulama fiqih membagi syirkah dalam dua bentuk, yaitu :
a) Syirkah amlak adalah pemilikan suatu jenis barang oleh lebih dari satu
orang. Syirkah ini terjadi pada harta warisan, atau hibah kepada lebih dari
satu orang. Harta ini menjadi milik mereka bersama dan diusahakan
bersama.
b) Syirkah uqud adalah bahwa dua orang atau lebih melakukan akad untuk
bergabung dalam suatu kepentingan harta dan hasilnya berupa
keuntungan.
19. a) Syirkah Amlak
Syirkah dalam kategori ini terbagi menjadi dua bentuk :
▫Syirkah Ikhtiari
Bahwa dua orang dihibahkan atau diwasiatkan sesuatu, lalu mereka berdua.
Demikian pula halnya jika mereka memberi sesuatu yang mereka bayar berdua,
maka barang yang mereka beli itu sebagai syirkah milik.
▫Syirkah Jabar
Sesuatu yang berstatus sebagai milik lebih dari satu orang, karena mau tak mau
harus demikian, artinya tanpa adanya usaha mereka dalam proses pemilikan
barang tersebut, misalnya harta warisan tanpa adanya usaha dari pemilik, barang
menjadi mereka berdua.
19
20. b) Syirkah Uqud
Adapun macam-macam syirkah uqud antara lain :
▫ Syirkah Inan Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih dalam permodalan untuk melakukan suatu bisnis atas
dasar profit and loss sharing (membagi untung dan rugi) sesuatu dengan jumlah modal masing-masing. Syirkah
macam itu disepakati oleh ulama tentang bolehnya (ijma' ulama).
▫ Syirkah Mufawadhah Adalah kerjasama antara dua orang atau lebih untuk melakukan suatu usaha dengan modal
untuk melakukan suatu usaha dengan modal uang atau jasa dengan syarat sama modalnya, agamanya,
mempunyai wewenang melakukan perbuatan hukum.
Menurut mazhab Hanafi tidak memperbolehkan modal salah satu pihak lebih besar dari pihak lain, dan keuntungan untuk salah satu
pihak lebih besar dari pihak lain, dan keuntungan untuk satu pihak lebih besar dari keuntungan yang diterima mitra serikatnya.
Demikian juga dalam masalah kerja masing-masing pihak harus sama-sama bekerja.
Sedangkan menurut Imam Malik, perserikatan ini bisa dianggap sah apabila masing-masing pihak yang berserikat dapat bertindak
hukum secara mutlak dan mandiri terhadap modal kerja, tanpa izin dan musyawarah dengan mitra serikatnya. Dan jika salah satu
pihak tidak bebas melakukan transaksi, maka perserikatan ini sama dengan perserikatan al inan bukan lagi mufawadhah.
Sedangkan menurut ulama mazhab Syafi'i dan Hambali bahwa syirkah Mufawadhah, tidak diperbolehkan, seperti yang dikemukakan
mazhab Hanafi dan Maliki, karena sulit untuk menentukan prinsip kesamaan modal kerja, dan keuntungan dalam perserikatan
tersebut, disamping tidak satu dalil shahihpun yang memperbolehkan bentuk perserikatan seperti itu.
20
21. Lanjutan...
▫ Syirkah Abdan Adalah syirkah antara dua orang atau lebih untuk melakukan suatu usaha
pekerjaan, yang hasilnya/ upayanya dibagi antara mereka menurut perjanjian. Misalnya usaha
konveksi, bangunan, dan sebagainya.
▫ Syirkah Wujuh. Adalah kerja sama antara dua orang atau lebih untuk membeli sesuatu tanpa
modal uang, tetapi hanya berdasarkan kepercayaan pengusaha dengan perjanjian profit sharing
(keuntungan dibagi antara mereka sesuai dengan bagian (masing-masing).
▫ Syirkah Ta’awuniyah. Terdapat macam syirkah yang masih dianggap syirkah baru, yaitu syirkah
ta'awuniyah atau koperasi, syirkah ta'awun itu modal usahanya adalah dari sejumlah anggota
pemegang saham, dan usaha syirkah ta'awuniyah itu dikelola oleh pengurus dan karyawan yang
dibayar oleh koperasi menurut kedudukan dan fungsinya masing-masing. Dan jika pemegang
saham itu ikut mengelola usaha koperasi itu, maka ia berhak mendapatkan gaji sesuai dengan
sistem perjanjian yang berlaku.
▫ Syirkah Al-Mudharabah . Merupakan syirkah antara pemilik modal dan pihak yang ahli dalam
berdagang atau pengusaha, dimana pihak pemodal menyediakan seluruh modal kerja.
Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung oleh pihak pemodal.
21
22. Batalnya Perjanjian Syirkah
2. Pembatalan Syirkah Secara Khusus
a. Harta syirkah rusak.
Apabila harta syirkah seluruhnya atau harta salah
seorang rusak sebelum dibelanjakan, perkongsian
batal. Hal ini terjadi pada syirkah amwal. Alasannya
yang menjadi barang transaksi adalah harta, maka
kalau rusak akad menjadi batal sebagaimana terjadi
pada transaksi jual beli.
b. Tidak ada kesamaan modal . Apabila tidak ada
kesamaan modal dalam syirkah mufawadah pada awal
transaksi, perkongsian batal sebab hal itu merupakan
syarat transaksi mufawadah.
22
1. Pembatalan Syirkah Secara Umum
Pembatalan dari seorang yang
bersekutu.
Meningalnya salah seorang syarik.
Salah seorang syarik murtad atau
membelot ketika perang.
Gila.
Modal para anggota syirkah lenyap
sebelum dibelanjakan atas nama
syirkah.
23. Berakhirnya Akad Syirkah
Syirkah akan berakhir apabila terjadi hal-hal berikut yaitu:
• Salah satu pihak membatalkanya meskipun tanpa persetujuan pihak yang lainya sebab syirkah
adalah akad yang terjadi atas dasar rela sama rela dari kedua pihak yang tidak ada kemestian
untuk dilaksanakan apabila salah satu pihak tidakmenginginkanya lagi.
• Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk bertasharruf (Keahlian mengelola harta) , baik
karna gila ataupun alasan lainya.
• Salah satu pihak meninggal dunia, tetapi apabila anggota syirkah lebih dari dua orang, yang
batal hanya yang meninggal saja. Syirkah berjalan terus kepada anggota-anggota yang masih
hidup. Apabila ahli waris anggota yang meninggal menghendaki turut serta dalam syirkah
tersebut, maka dilakukan perjanjian baru sebagai ahli waris yang bersangkutan
23
24. Lanjutan...
• Salah satu pihak ditaruh dibawah pengampuan, baik karna boros yang terjadi pada waktu
perjanjian syirkah tengah berjalan maupun sebab yang lainya.
• Salah satu pihak jatuh bangkrut yang berakibat tidak berkuasa lagi atas harta yang menjadi
saham syirkah. Pendapat ini dikemukakan oleh mazhab Maliki, Syafi‟i, dan Hambali. Hanafi
berpendapat bahwa keadaan bangkrut itu tidak membatalkan perjanjian yang dilakukan oleh
yang bersangkutan.
• Modal para anggota syirkah lenyap sebelum dibelanjakan atas nama syirkah. Bila modal
tersebut lenyap sebelum terjadi percampuran harta sehingga tidak dapat dipisahkan lagi,
yang menanggung resiko adalah para pemiliknya sendiri. Apabila harta lenyapsetelah terjadi
percampuran yang tidak dapat dipisah -pisahkan lagi menjadi resiko bersama. Kerusakan
yang terjadi setelah dibelanjakan, menjadi resiko bersama. Apabila masih ada harta sisa,
syirkah masih bisa berlangsung dengan kekayaan yang masih ada.
24
25. CONTOH PERSERIKATAN / SYIRKAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Show and explain your web, app or software projects using these gadget
templates.
25