2. Pengertian Muamalat
Muamalat artinya adalah :
Hubungan manusia dengan manusia
lainnya dalam seluruh aspek
kehidupan.
Muamalat mengalami penyempitan
makna menjadi semua transaksi
perdagangan dan keuangan
(Muamalat Maliyah)
4. Segala sesuatu dengan niat dan
tujuannya
Dalam muamalat yang lebih
diperhitungkan adalah niat dalam
transaksi tersebut. Meskipun lafazh
atau nama dan cara-caranya bisa
berbeda tetapi ketika yang dijadikan
sebagai patokan adalah maksudnya.
Bunga dengan riba, minta dengan
beli, hutang uang dengan hutang
barang dsb.
5. Seorang muslim terikat dengan
persyaratan yang dibuat
Seorang muslim harus mengikuti syarat
dan ketentuan yang berlaku dalam
transaksi yang dilakukan secara tertulis
ataupun lisan.
Seperti : pecah berarti bayar, barang
yang sudah dibeli tak bisa dikembalikan
dsb, uang muka menjadi milik penjual
jika transaksi batal, dsb.
Kecuali syarat yang diharamkan seperti :
penambahan utang saat
menunggak, satu akad dua transaksi
dsb.
6. Hukum asal muamalat adalah
boleh
Batasan islam dalam transaksi
muamalat adalah sangat luas, islam
hanya menyebutkan yang dilarang
sebagai rambu-rambu yang tidak
boleh dilanggar.
Objek yang ditransaksikan juga bebas
selama terpenuhi syarat-syaratnya.
Seseorang tidak boleh mengklaim ini
haram kecuali telah menyebutkan
dalilnya.
7. Hukum asal setiap transaksi
adalah mengikat
Maksudnya adalah transaksi
dilakukan atas dasar keridhoan kedua
belah pihak.
Tidak boleh salah satu dari pihak yang
bertransaksi membatalkan perjanjian
(akad) secara sepihak tanpa
melibatkan pihak yang lain.
8. Setiap adat yang tak tertulis
dianggap syarat yang berlaku
Contoh : gaji pegawai jika tidak
disebutkan, maka harus sesuai
dengan UMR (UMK).
Demikian pula ongkos pengiriman
sesuai dengan adat yang berlaku dsb.
Maklar atau calo, jika tidak ada syarat
tertentu, maka yang berlaku adalah
fee sesuai dengan umumnya
masyarakat.
9. Ketidak jelasan yang signifikan
membatalkan transaksi
Ketidak jelasan yang dimaksud adalah
bisa masa pembayaran, kualitas
barang atau kuantitasnya.
Signifikan yang dimaksud adalah jika
sampai merugikan salah satu pihak.
Adapun jika tidak mungkin dihindari
atau sangat sedikit, maka hukumnya
diperbolehkan seperti : timbangan
manual (telur, gula, dsb), takaran
(bensin, minyak dsb)
10. Mayoritas menentukan hukum
Jika mayoritas transaksinya di
dominasi yang halal maka meskipun
ada sedikit yang haram, hukumnya
tetap halal.
Demikian pula transaksi yang di
dominasi oleh yang haram, meski ada
yang halalnya sedikit maka hukumnya
haram.
Haram yang sedikit dan tidak bisa
dihindari hukumnya dimaafkan.
11. Transaksi membantu yang
haram, hukumnya haram
Sarana yang digunakan untuk
memperlancar yang haram, hukumnya
adalah haram, meski hukum asalnya
boleh.
Hal ini jika bisa dipastikan untuk
semata-mata yang haram, jika tidak
kembali ke hukum asal
Seperti : menanam anggur untuk
pabrik wiski, pisau untuk membunuh.
dsb
12. Hasil dari cara yang bathil harus
dikembalikan kepada yang
berhak
Seperti pencurian, suap dan hasil
lainnya yang haram tidak boleh
digunakan.
Contoh cara yang batil :
Penipuan
Perbuatan dzalim
Perjudian
Riba dsb
13. Tidak diterima sedekah dari
harta yang haram
Hasil transaksi yang haram harus
dialokasikan untuk kemaslahatan
umum tanpa ada niatan untuk
bersedekah.
Tidak sah zakat atau sedekah dari
harta yang haram.
Akan tetapi jika untuk sesuatu yang
tidak dimakan maka diperbolehkan
seperti : gedung panti asuhan dsb.
14. Harta yang tercampur antara
halal dan haram, harus
dibersihkan
Simpan uang di bank
konvensional, maka jika terpaksa
dilakukan maka harus dikeluarkan
mana modal, mana bunga, dan
dikeluarkan bunganya agar uangnya
halal.
16. Hutang dibayar dengan benda
yang serupa
Hutang emas dibayar emas, hutang
uang dibayar uang.
Benda dibayar uang, maka jika
bertempo lebih baik jika dibayarkan
dengan harga barang ketika itu.
17. Harus ada bukti
Anjuran mencatat dan menghadirkan
saksi saat melakukan perjanjian.
Menuntut seseorang atas suatu hak
perlu adanya saksi dan bukti.
18. Dharurat menghalalkan yang
haram
Keadaan dharurat membolehkan
seseorang mengkonsumsi yang halal
dengan syarat :
o Tidak ada yang halal
o Menyangkut kehidupan seseorang
o Dilakukan sesuai kebutuhan
Kebutuhan mendesak bisa masuk
dalam kategori dharurat
19. Memberikan kemudahan bagi
orang lain
Rasulullah bersabda : “ Allah
merahmai seseorang yang mudah
(dan banyak toleransi) saat menuntut
hak atau memutuskan perkara . (HR
Muslim)
Contoh : memaafkan saat menunggak
pembayaran, toleransi jika
melakukannya tak
sengaja, mengurangi jumlah tagihan
dsb
20. Berpihak kepada kaum
muslimin
Rasulullah saw bersabda : “ seorang
muslim adalah saudara muslim yang
lainnya “
Lebih mendukung produsen-produsen
muslim daripada produsen non
muslim
Bertransksi dengan non muslim
diperbolehkan hanya lebih disenangi
jika bertransaksi dengan muslim.
21. Menjauhi yang syubhat lebih
utama
Syubhat adalah jika transaksi tersebut
ada nilai halal dan haramnya.
Harus mencari yang betul-betul halal
yang bebas dari haram.
22. Mengembangkan harta lebih
disukai
Mengembangkan harta untuk usaha
lebih barakah dan disukai daripada
menyimpannya dalam deposito
, tabungan dsb.
23. Asuransi yang diwajibkan
Menaikan harga
Reseller online
Polling karena suka (sms) karena suka
Bea cukai (minuman keras)
Bank Syariah (murabahah) dan wakalah
Bakso daging tikus
Dalil yang mengharamkan tata caranya (apa ya)
Adat istiadat yang boleh seperti apa? Pakaian untuk orang irian?
Tolak ukur sedikit
Pembelian dengan diskon (duadapat satu)
Nasabah bank konvensional (hukumnya )
Keuntungan maksimal
Perbedaan ulama sikapnya?
Denda dalam kredit (riba nasiah) bentuknya harusnya seperti apa?