5. “
Secara bahasa akad adalah:
ُ
طْبَّلرَا
َُنْيَب
ُ
افَرْطَأ
ُ
ءْيَّشال
،
ُ
اءَوَس
ََُانكَأ
اًطْبَر
اًّيسح
ُ
َأ
ُ
ْم
اًّيوَنْعَم
،
ُْنم
اَج
ُ
بن
ُ
داحَو
ُْوَأ
ُْنم
اَج
ُ
َبن
ُ
نْي .
“Ikatan antara pihak-pihak baik ikatan itu secara konkrit
(hissy/hakiki)atau secara abstrak (maknawi) yang berasal dari
satu pihak atau kedua belah pihak.”
5
6. Secara Bahasa Akad adalah:
ْطبٰلرا
ْنمب
ِافرْطأ
ِءْيٰشال
،
اءوس
انكأ
اًطْبر
ًّامِس ِح
ْمأ
م
ًّامِوَْْع
،
ْنِم
اج
بَِ
د ِاحو
ْوأ
ْنِم
اج
ِْنمبَِ .
“Ikatan antara pihak-pihak baik ikatan itu secara konkrit
(hissy/hakiki)atau secara abstrak (maknawi) yang berasal dari satu
pihak atau kedua belah pihak.”
6
7. Akad dalam Pengertian Khusus adalah:
م ع ْورْشم هْجو ىلع ل ْوبقِب ابْجمِإ ط ابِت ِْرا
ِهِلحم يِِ ُرْثأ ُبْْث
“Pertalianijab (pernyataanmelakukan ikatan) dan
qabul (pernyataanpenerimaanikatan) sesuai dengan
kehendak syariatyang berpengaruhpada sesuatu
perikatan”.
7
8. Dari ulasan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa
makna akad secara syar’i
yaitu; hubungan antara
ijab dan qabul dengan
cara yang dibolehkan oleh
syari’at yang mempunyai
pengaruh secara langsung
terhadap sesuatu yang
diikatkan atau
ditransaksikan.
8
10. Shighat
Shighat adalah ijab
dan qabul (serah
terima), baik
diungkapkan
dengan ijab atau
cukup dengan ijab
saja yang
menunjukan qabul
dari pihak lain
(secara
otomatis).
Syarat sighat :
▸ Maksud Shighat itu
harus jelas dan bisa
dipahami. Artinya ada
keinginan niat dan
maksud pelaku akad
untuk bertransaksi.
▸ Ada kesesuaian
antara Ijab dan Qabul.
▸ Ijab dan Qabul dilakukan
berturut-turut. Artinya
dilakukan dalam satu
waktu dan salah satu pihak
tidak menyatakan
ketidaksetujuan terhadap
isi ijab.
▸ Keinginan untuk
melakukan akad saat itu,
bukan pada waktu
mendatang.
10
11. Pelaku Akad (‘Aqidan)
Pelaku akad yang dimaksud bisa
satu orang atau lebih, bisa
pribadi atau badan hukum, baik
sebagaipelaku langsung atau
sebagaiwakil dari pelaku akad.
11
12. Syarat Pelaku Akad
▸ Ahliyah (kompetensi) yaitu bisa melakukan kewajiban dan
mendapatkanhak sebagai pelaku akad. Terbagi dua, yaitu Ahliyah
wujub, pelaku akad berkompeten untuk menunaikankewajiban dan
mendapatkanhak. Ahliyah 'ada yaitu berkompeten untuk
melaksanakanakad sesuai syariah.
▸ Wilayahyaitu kewenangan untuk melakukan transaksi menurut
syar'i yaitu sudah mukallaf (aqil baligh, berakal sehat, dan
dewasa/cakap hukum).
12
13. Objek Akad
Objek akad yaitu harga atau
barang yang menjadi objek
transaksi
13
Syarat objek akad :
• Barang yang masyru' (legal)
• Barang bisa
diserahterimakansaat akad.
• Jelas diketahui oleh para
pihak yang berakad.
• Harus ada pada waktu akad.
15. تْجمِتَو ِْنمدِق اْعتمْال ىض ِ
ِردْقْعْال ىِِ لْص ْ
ْلا
ِداقْعٰتالِب ُامزِتْلِإام ه
“Hukum pokok pada akad adalah kerelaan kedua belah pihak yang
mengadakanakad dan hasilnya apa yang salingditentukandalam akad
tersebut.
Maksud kaidah diatas adalah bahwa setiap transaksi harus didasarkan
atas kebebasan dan kerelaan, tidak ada unsur paksaan atau
kekecewaan salah satu pihak, bila itu terjadi maka transaksinya tidak
sah. Contohnya pembeli yang merasa tertipu karena dirugikan oleh
penjual karena barangnyaterdapat cacat yang disembunyikan.
15
16. لِاطالب
ةازجِاإل لبْقمْل
“Akad yang batal tidak menjadi sah karena dibolehkan”
Akad yang batal dalam hukum Islam dianggap tidak ada atau tidak pernah
terjadi. Oleh karena itu, akad yang batal tetap tidak sah walaupun diterima oleh
salah satu pihak. Contohnya, lembaga keuangan syariah tidak boleh melakukan
akad dengan lembaga keuangan lain yang menggunakan sistem bunga,
meskipun sistem bunga dibolehkan oleh pihak lain, karena sistem bunga sudah
dinyatakan haram oleh DSN, akad baru sah apabila lembaga keuangan lain mau
menggunakan akad yang diberlakukan pada lembaga keuangan syariah, yaitu
akad atau transaksi tanpa menggunakan sistem bunga.
16
17. اذِإ
ِهَِْمض يِِام لطب ْئمٰشال لطب
“Apabila sesuatu akad batal, maka batal pula yang ada dalam tanggungannya.”
Contohnya, penjual dan pembeli telah melaksanakan akad jual beli. Si pembeli
telah menerima barang dan si penjual telah menerima uang. Kemudian kedua
belah pihak membatalkan jual beli tadi. Maka, hak pembeli terhadap barang
menjadi batal dan hak penjual terhadap harga barang menjadi batal. Artinya, si
pembeli harus mengembalikan barangnya dan si penjual harus mengembalikan
uang (harga barangnya).
17
18. دْقالْع
ىلع ِدْقالْعك ِانْمعاأل ىلع
اهِْعِِاَم
“Akad yang objeknya suatu benda tertentu adalah seperti akad terhadap
manfaatbenda tersebut”
Objek suatu akad bisa berupa barang tertentu, misalnya jual beli, dan
bisa pula berupa manfaat suatu barang seperti sewa menyewa. Bahkan
sekarang objeknya, objeknya bisa berupa jasa seperti jasa broker.
Maka, pengaruh hukum dan akad yang objeknya barang atau manfaat
dari barang adalah sama, dalam arti rukun dan syaratnyasama.
18
19. ِ
ْضبالقِبْٰلإ عُّربٰتال ُّمِتمْل
“Tidak sempurna akad tabarru’ kecuali dengan penyerahan
barang”
Akad tabarru’ adalah akad yang dilakukan untuk kebajikan
semata seperti hibah atau hadiah. Hibah tersebut belum
mengikat sampai penyerahan barangnya dilaksanakan.
19
20. ْنِم ْوأ ِدْقالْع ِةحلْصم ْنِم انك ط ْرش ُّلك
زِِاجوهِ ُاضتْقم
“Setiap syarat untuk kemaslahatan akad atau diperlukan
oleh akad tersebut, maka syarat tersebut dibolehkan.
Contohnya seperti dalam hal gadai emas kemudian ada
syarat bahwa apabila barang gadai tidak ditebus dalam
waktu sekian bulan, maka penerimaan gadai berhak untuk
menjualnya. Atau syarat kebolehan memilih, dan yang
lainnya.
20
21. و ِْنم دِقاْعتمْال ىض ِ
ر ِدْقْعْال ىِِ لْصاأل
ِب ُامزتْلِا ام هتْجمِتَ
ُاْعٰتال
Suatu transaksi pada dasarnyaharus dilandasikerelaan kedua belah
pihak dan hasilnya adalah sah dan mengikat kedua belah pihak terhadap
diktum yang ditransaksikan.
21
22. ةازجِاإل لبْقمْل لِاطالب
Transaksi yang batal (karena tidak memenuhi unsur syarat ataupun
rukun) tidak berubah menjadi sah karena dibolehkan.
Contohnyaseseorang muslim yang berkomitmendalam berperilaku
ekonomi secara syariah melakukan transaksi keuangan dengan jasa
keuangan yang menggunakansistem bunga. Meskipun pihak jasa
keuanganmembolehkandan menerima transaksi tersebut, tetapi
transaksinyabatal.
22
23. هَِمض ام لطب ْئمٰشال لطب اذِإ
Apabila suatu transaksi batal, maka akan batal pula secara otomatis
diktum-diktum dalam transaksi tersebut.
Misalnyaseseorangmembeli rumah kepada pemiliknya.Ketika salah
satu membatalkan transaksi pembelianrumah tersebut, maka si
pembeli memulangkan rumah tersebut dan si pemilik rumah
memulangkansejumlah harga rumah tersebut.
23
24. َم ىلع ِدْقْعْالك ِانمْع ْ
األ ىلع دْقْعْال
اهِْعِِا
Bertransaksidengan obyek benda, sama hukumnya dengan
bertransaksidengan obyek manfaat benda tersebut.
Misalnyaseseorangmengontrak rumah denganmengambil manfaat
untuk tinggal atau hunian, atau membeli rumah tersebut, maka syarat
dan rukunnya transaksi tersebut akan berlaku sama harus
terpenuhinya.
24
25. ِم ْوأ ِدْقْعْال ِةحلْصم ْنِم انك ط ْرش ُّلك
زِِاج وهِ ُاضتْقم ْن
Setiap syarat dalam suatu transaksi yang bertujuan untuk kesuksesan
dan tujuan transaksi tersebut, maka dibolehkan.
Misalnya dalam jual-beli salam, bila dalam transaksi tersebut
disyaratkan bahwa dana pembeliandititipkan kepada bank (pihak
ketiga) sebelum serah terima barang yang dibeli untuk menghindari
wanprestasi salah satu pihak, maka dibolehkan.
25
26. ْال مِدق ْي ِ
ضتْقالمو عَِامْال ضارْعت اذِإ
عَِام
“Apabila saling bertentangan antara ketentuan hukum yang mencegah dengan
yang mengharuskan pada waktu yang sama, maka didahulukanlah yang
mencegah”
Kaidah diatas menegaskan bahwa apabila ada dalil atau bukti kenyataan yang
bertentangan antara yang mencegah dengan yang mengharuskan pada waktu
yang sama, maka didahulukan yang mencegah. Contoh : A menyewakan rumah
kepada B untuk waktu 1 tahun. Kemudian sebelum habis waktu 1 tahun si A
menjual rumah kepada si C. Maka si A tidak bisa menyewakan rumah kepada C
sebelum habis kontraknya kepada si B. Dalam hal ini, yang mecegah
penyarahannya adalah rumah si A yang sedang dikontrakan oleh si B,
sedangkan yang mengharuskan penyerahan adalah rumah kontrakan tersebut
telah dibeli oleh si C dari si A.
26
27. اءدِتْبِاإل ْنِم ىوْقأ ةم ادِتْسِاإل
“Melanjutkan hukum yang telah ada lebih kuat daripada memulai”
Maksud kaidah ini adalah jika seorang yang memiliki suatu benda atau
hak tertentu, maka benda atau hak tersebut tetap menjadi miliknya
selama tidak ada bukti-bukti lain yang membatalkanhaknya tersebut.
Misalnya, ada bukti dia telah menjualnya secara sah. Bahkan barang
yang hilang atau dicuri orang, maka barang tersebut menjadi hak
pemiliknya. Sebab, dia telah memilikinya sebelum benda itu hilang.
27
29. Akad Wadi’ah
Akad Wardiah adalah Akad penitipan barang atau uang antara pihak
yang mempunyai barang atau uang dan pihak yang diberi kepercayaan
dengantujuan untuk menjagakeselamatan,keamanan, serta keutuhan
barang atau uang.
Contoh Akad Wadiah:
NasabahBank Syariah akan menyimpanuangnya di Bank Syariah dalam
bentuk Tabungan , maka perjanjianantara Nasabah dengan Bank
Syariah tentang penyimpananuang dalam bentuk Tabungantersebut
dinamakanAkad Wadiah.
29
30. Akad Mudharabah
Akad Mudharabah adalah Akad kerja sama antara pihak pertama (malik,
shahibul mal, atau Nasabah) sebagai pemilik dana dan pihak kedua ('amil,
mudharib, atau Bank Syariah) yang bertindak sebagai pengelola dana dengan
membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan
dalam Akad.
Contoh Akad Mudharabah :
Nasabah Bank Syariah akan menginvestasikan uangnya di Bank Syariah dalam
bentuk Deposito , maka perjanjian antara Nasabah dengan Bank Syariah
tentang investasi uang dalam bentuk Deposito tersebut dinamakan Akad
Mudharabah.
30
31. Akad Musyarakah
Akad Musyarakah adalah Akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan
bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian
ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing. Akad Musyarkah diterapkan pada
usaha/proyek yang sebagiannya dibiayai oleh lembaga keuangan sedangkan selebihnya
dibiayai oleh nasabah.
Contoh Akad Musyarakah
▸ Nasabah Bank Syariah bermaksud membeli rumah seharga Rp.400.000.000.
▸ Nasabah Bank Syariah mengajukan permohonan ke Bank Syariah agar dapat
membiayai pembelian rumah tersebut.
▸ Bank Syariah bersedia membiayai sebagian dana yang akan digunakan untuk
pembelian rumah tersebut.
▸ Perjanjian pembiayaan pembelian rumah tersebut dinamakan Akad Musyarakah. 31
32. Akad Murabahah
Akad Murabahah adalah Akad Pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga
belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai
keuntungan yang disepakati. Jenis dan Jumlah barang dijelaskan dengan rinci. Barang
diserahkan setelah akad jual beli dan pembayaran bisa dilakukan secara
mengangsur/cicilan atau sekaligus.
Contoh Akad Murabahah
▸ Nasabah Bank Syariah bermaksud membeli rumah dari developer secara cicilan.
▸ Nasabah bermaksud mengajukan permohonan ke Bank Syariah agar dapat
membiayai pembelian rumah tersebut secara cicilan.
▸ Harga rumah yang akan dibeli oleh nasabah Bank Syariah ditambah dengan
keuntungan sesuai dengan kesepakatan.
▸ Perjanjian pembelian rumah yang akan diangsur oleh Nasabah secara cicilan
tersebut dinamakan Akad Murabahah 32
33. Akad Salam
Akad Salam adalah Akad Pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dan
pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang
disepakati. Akad Salam biasanya dipergunakan untuk produk-produk pertanian jangka
pendek. Dalam hal ini Lembaga Keuangan Syariah bertindak sebagai pembeli produk dan
memberikan uangnya lebih dulu sedangkan para nasabah menggunakannya sebagai
modal untuk mengelola pertaniannya.
Contoh Akad Salam:
▸ Petani Kentang akan menjual produksi kentangnya kepada Konsumen.
▸ Penjualan dilakukan melalui Bank Syariah.
▸ Bank Syariah membayar harga jual kentang ke petani kentang.
▸ Kentang hasil produksi petani langsung dikirim ke Konsumen.Konsumen membayar
ke Bank Syariah seharga kentang ditambah keuntungan yang telah disepakati antara
konsumen dengan Bank Syariah. 33
34. Akad Istishna
Akad istishna' adalah Akad Pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan
barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan atau pembeli (mustashni') dan penjual atau pembuat (shani'). Contoh akad
istishna yaitu apabila sebuah rumah dipesan sesuai dengan keinginan Anda, termasuk
dalam akad istishna. Misalnya, ingin rumah dengan 3 kamar, desainnya minimalis, dan ada
kolam renangnya. Untuk memenuhi keinginan ini, Anda bisa memesan rumah KPR di
perbankan syariah yang menyediakan fasilitas tersebut.
Lalu pakaian, apabila Anda ingin pakaian kustom sesuai dengan selara, juga termasuk
dalam istishna. Misalnya, Anda ingin memesan jersey sepak bola dengan desain sendiri
untuk 40 orang.
Adapun mengenai sepatu, apabila ukuran sepatu Anda jarang ada di pasaran, Anda
pastinya akan memesan ukuran tersebut ke tukang sepatu. Apabila melakukan transaksi
tersebut berdasarkan syariat islam, hal tersebut termasuk akad istishna. 34
35. Akad Ijarah
Akad Ijarah adalah Akad penyediaandana dalam rangka memindahkan
hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan
transaksisewa, tanpa diikuti dengan pemindahankepemilikan barang
itu sendiri.
Salah satu contoh akad Ijarah bisa dilihat dalam pinjaman multiguna.
Contohnya,seseorangmenjaminkansepeda motornya ke bank untuk
mendapatkanpinjaman. Hak guna sepeda motor tersebut berpindahke
bank, namun tidak atas kepemilikannya.Setelah nasabahmelunaskan
pinjamannya,maka hak guna sepeda motor tersebut kembali ke
nasabah.
35
36. Akad Ijarah Muntahiyah
Bit Tamlik
Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik adalah Akad penyediaan dana dalam rangka
memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan
transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang.
Contoh kasus ijarah muntahiyah bit tamlik adalah pembiayaan yang digunakan
untuk pembelian kendaraan bermotor pada leasing syariah dan bank syariah.
Sehingga, ketika bank hendak mengalihkan kepemilikan ke nasabah pada akhir
periode sewa. Kedua belah pihak harus melakukan akad pemindahan
kepemilikan. Barulah aset yang ditransaksikan sah menjadi milik nasabah.
36
37. Akad Hawalah
Akad Hawalah adalah Akad pengalihanutang dari pihak yang berutang
kepada pihak lain yang wajib menanggungatau membayar.
Contohnyaadalah,Ahmad meminjamkan uang Rp.2000 kepada Bobi.[1]
SedangkanBobi memiliki piutang terhadap Cepot dengan jumlah yang
sama, yakni Rp.2000.[1]Dan ketika Ahmad menagih hutangnyaterhadap
Bobi, Bobi berkata “ si Cepot memiliki hutang sejumlah Rp.2000
kepadaku, dan engkau dapat menagihkepadanya”.[1]Tetapi, hawalah
hanya dapat terjadi apabilaterdapat sebuah kesepakatan diawal di
antara ketiganya
37
38. Akad Kafalah
Akad kafalah adalah Akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak kepada
pihak lain, di mana pemberi jaminan (kafil) bertanggung jawab atas pembayaran
kembali utang yang menjadi hak penerima jaminan (makful).
Contoh dari salah satu kafalah adalah kafalah bi An-Nafs, yaitu akad jaminan
dari kafil (penjamin) untuk menghadirkan diri seseorang pada waktu tertentu di
tempat tertentu. Misalkan seorang nasabah yang mendapatkan pembiayaan
dengan jaminan nama baik dan ketokohan seseorang atau pemuka masyarakat.
Walaupun bank secara fisik tidak memegang barang apapun, tetapi bank
berharap tokoh tersebut dapat mengusahakan pembayaran ketika nasabah
yang di biayai mengalami kesulitan.
38
39. Akad Wakalah
Akad wakalah Akad pemberian kuasa kepada penerima kuasa untuk melaksanakan suatu
tugas atas nama pemberi kuasa.
Contoh penerapan akad wakalah adalah pada kegiatan investasi syariah antara investor
dan perusahaan penerbit sukuk. Dalam hal ini, perusahaan penerbit sukuk yang sekaligus
bertindak sebagai pengelola investasi syariah wajib menyatakan bahwa dirinya bertindak
sebagai wakil atau wali amanat dari investor untuk mengelola dana hasil penerbitan
sukuk tersebut dalam berbagai kegiatan yang menghasilkan keuntungan. Nah,
keuntungan atas kegiatan investasi yang dilakukan selanjutkan diberikan kepada investor
(pemberi kuasa) atau pemegang sukuk sebagai imbal hasil, dan dilakukan selama jangka
waktu tertentu secara periodik hingga sukuk jatuh tempo sesuai kesepakatan.
39
40. Adapun akad dalam ibadah, yaitu akad ibadah. Salah satu contoh akad
tersebutyaitu akad nikah adalah acara inti dari seluruh rangkaian
proses pernikahan. Akad nikah dimaknai sebagai perjanjian antara wali
dari mempelaiperempuan dengan mempelai laki-laki dengan paling
sedikit dua orang saksi yang mencukupi syarat menurut syariat agama.
Dengan adanya akad nikah, maka hubungan antara dua insan yang
sudah bersepakat untuk hidup berumah tangga diresmikan di hadapan
manusiadan Tuhan
40