Dokumen tersebut membahas sindroma antifosfolipid dan penanganannya dalam kehamilan. Sindroma ini ditandai dengan adanya antibodi tertentu dan komplikasi seperti trombosis atau masalah kehamilan. Diagnosis dan pengobatan sindroma ini dalam kehamilan masih menimbulkan kontroversi, seperti kriteria diagnosis yang belum seragam dan kecenderungan hanya menggunakan aspirin padahal beberapa kasus membutuhkan heparin. Manajemen yang tep
Dokumen tersebut membahas tentang sirosis hati (SH), yaitu kondisi fibrosis hati yang merupakan tahap akhir dari proses peradangan kronis hati. SH disebabkan oleh berbagai faktor seperti hepatitis kronis, alkohol, obesitas, dan dapat menyebabkan komplikasi seperti hipertensi portal, asites, dan ensefalopati hepatik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan memantau SH antara lain pemerik
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014JudiEndjun Ultrasound
Dokumen tersebut membahas tentang tatalaksana kehamilan ektopik secara darurat. Terdapat 3 poin penting yaitu (1) pentingnya diagnosis dini dan tepat untuk menyelamatkan pasien, (2) standar yang harus dipenuhi oleh fasilitas kesehatan dan SDM, (3) 10 langkah prosedur klinis untuk menangani kehamilan ektopik secara darurat.
Pneumotoraks adalah kondisi di mana udara masuk ke ruang pleura yang mengelilingi paru-paru, menyebabkan paru-paru mengempis. Pneumotoraks dapat terjadi secara spontan tanpa cedera atau disebabkan oleh trauma toraks. Gejala umumnya meliputi nyeri dada dan kesulitan bernapas. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan radiologi yang menunjukkan adanya udara di ruang pleura. Penatalaksanaan bervariasi mulai dari ok
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan saluran cerna bagian atas dan bawah. Perdarahan saluran cerna bagian atas umumnya disebabkan oleh pecahnya varises esofagus, ulkus peptikum, dan gastritis erosiva. Tatalaksananya meliputi resusitasi, endoskopi untuk diagnosis dan terapi, serta profilaksis infeksi. Sedangkan perdarahan saluran cerna bagian bawah umumnya disebabkan oleh hemoroid, fisura ani, dan kanker kolon. Tatal
Dokumen tersebut membahas tentang sirosis hati (SH), yaitu kondisi fibrosis hati yang merupakan tahap akhir dari proses peradangan kronis hati. SH disebabkan oleh berbagai faktor seperti hepatitis kronis, alkohol, obesitas, dan dapat menyebabkan komplikasi seperti hipertensi portal, asites, dan ensefalopati hepatik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan memantau SH antara lain pemerik
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014JudiEndjun Ultrasound
Dokumen tersebut membahas tentang tatalaksana kehamilan ektopik secara darurat. Terdapat 3 poin penting yaitu (1) pentingnya diagnosis dini dan tepat untuk menyelamatkan pasien, (2) standar yang harus dipenuhi oleh fasilitas kesehatan dan SDM, (3) 10 langkah prosedur klinis untuk menangani kehamilan ektopik secara darurat.
Pneumotoraks adalah kondisi di mana udara masuk ke ruang pleura yang mengelilingi paru-paru, menyebabkan paru-paru mengempis. Pneumotoraks dapat terjadi secara spontan tanpa cedera atau disebabkan oleh trauma toraks. Gejala umumnya meliputi nyeri dada dan kesulitan bernapas. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan radiologi yang menunjukkan adanya udara di ruang pleura. Penatalaksanaan bervariasi mulai dari ok
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan saluran cerna bagian atas dan bawah. Perdarahan saluran cerna bagian atas umumnya disebabkan oleh pecahnya varises esofagus, ulkus peptikum, dan gastritis erosiva. Tatalaksananya meliputi resusitasi, endoskopi untuk diagnosis dan terapi, serta profilaksis infeksi. Sedangkan perdarahan saluran cerna bagian bawah umumnya disebabkan oleh hemoroid, fisura ani, dan kanker kolon. Tatal
1. The document discusses trombopiesis and megakariopoiesis, the production of platelets from megakaryocytes in the bone marrow.
2. Key steps include megakaryocyte maturation through endomitosis and proplatelet formation, which release platelet fragments into circulation.
3. Platelets are the smallest blood cells and function in hemostasis and thrombosis through adhesion, secretion of granule contents, and aggregation.
Sebuah edukasi pasien tentang lupus, meliputi berbagai aspek yang patut diketahui, agar pasien dan keluarganya tidak larut dalam fase denial dan bargaining yang berkepanjangan
Tes substitusi merupakan tes lanjutan untuk mengetahui gangguan faktor koagulasi secara lebih terinci. Tes ini dilakukan dengan mencampur plasma penderita dengan plasma kontrol, plasma yang mengandung faktor defisiensi, atau plasma tua/terabsorpsi untuk mengetahui faktor mana yang mengalami defisiensi. Hasil tes substitusi dapat menunjukkan defisiensi faktor VIII, IX, XI, XII, dan lainnya.
Penyakit batu empedu merupakan masalah kesehatan penting yang sering tidak menimbulkan keluhan. Batu empedu dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan komposisi kimianya. Gejala batu empedu bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga nyeri dan komplikasi seperti kolangitis dan pankreatitis. Diagnosis didasarkan pada riwayat pasien dan pemeriksaan penunjang seperti USG dan MRCP. Pen
Fungsi ginjal meliputi filtrasi darah, reabsorpsi selektif zat-zat terfiltrasi, dan sekresi produk metabolisme. Proses ini mempertahankan homeostasis cairan, elektrolit, dan status asam basa tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan ektopik, yaitu kondisi di mana janin berimplantasi dan tumbuh di luar rahim. Terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik seperti di saluran telur, ovarium, atau ligamen. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium serta ultrasonografi. Pengobatan utamanya adalah operasi untuk mengeluarkan janin dan organ yang terkena.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis leukosit beserta penjelasan mengenai hitungan dan penyebab peningkatan atau penurunan jumlah masing-masing jenis leukosit."
Sindroma antifosfolipid adalah penyakit otoimun yang ditandai adanya antibodi antifosfolipid dan sedikitnya 1 manifestasi klinis seperti trombosis atau abortus berulang. Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis meliputi tes antibodi anticardiolipin, antibodi anti-β2 glycoprotein 1, lupus antikoagulan, dan tes koagulasi seperti aPTT, DRVVT, dan PT."
1. The document discusses trombopiesis and megakariopoiesis, the production of platelets from megakaryocytes in the bone marrow.
2. Key steps include megakaryocyte maturation through endomitosis and proplatelet formation, which release platelet fragments into circulation.
3. Platelets are the smallest blood cells and function in hemostasis and thrombosis through adhesion, secretion of granule contents, and aggregation.
Sebuah edukasi pasien tentang lupus, meliputi berbagai aspek yang patut diketahui, agar pasien dan keluarganya tidak larut dalam fase denial dan bargaining yang berkepanjangan
Tes substitusi merupakan tes lanjutan untuk mengetahui gangguan faktor koagulasi secara lebih terinci. Tes ini dilakukan dengan mencampur plasma penderita dengan plasma kontrol, plasma yang mengandung faktor defisiensi, atau plasma tua/terabsorpsi untuk mengetahui faktor mana yang mengalami defisiensi. Hasil tes substitusi dapat menunjukkan defisiensi faktor VIII, IX, XI, XII, dan lainnya.
Penyakit batu empedu merupakan masalah kesehatan penting yang sering tidak menimbulkan keluhan. Batu empedu dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan komposisi kimianya. Gejala batu empedu bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga nyeri dan komplikasi seperti kolangitis dan pankreatitis. Diagnosis didasarkan pada riwayat pasien dan pemeriksaan penunjang seperti USG dan MRCP. Pen
Fungsi ginjal meliputi filtrasi darah, reabsorpsi selektif zat-zat terfiltrasi, dan sekresi produk metabolisme. Proses ini mempertahankan homeostasis cairan, elektrolit, dan status asam basa tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan ektopik, yaitu kondisi di mana janin berimplantasi dan tumbuh di luar rahim. Terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik seperti di saluran telur, ovarium, atau ligamen. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium serta ultrasonografi. Pengobatan utamanya adalah operasi untuk mengeluarkan janin dan organ yang terkena.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis leukosit beserta penjelasan mengenai hitungan dan penyebab peningkatan atau penurunan jumlah masing-masing jenis leukosit."
Sindroma antifosfolipid adalah penyakit otoimun yang ditandai adanya antibodi antifosfolipid dan sedikitnya 1 manifestasi klinis seperti trombosis atau abortus berulang. Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis meliputi tes antibodi anticardiolipin, antibodi anti-β2 glycoprotein 1, lupus antikoagulan, dan tes koagulasi seperti aPTT, DRVVT, dan PT."
Teks ini membahas tentang pengujian antibodi antinuklir (ANA) pada penyakit sistemik lupus eritematosus (SLE). Metode pengujian ANA meliputi pemeriksaan imunofluoresensi pada sel Hep-2, tes ELISA, dan tes strip Euroline. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendiagnosis dan memantau SLE karena keberadaan ANA dapat menunjukkan aktivitas penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep keluarga dan struktur keluarga dalam masyarakat. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang terhubung melalui ikatan perkawinan, kelahiran, atau adopsi untuk menciptakan dan melestarikan budaya serta meningkatkan perkembangan anggotanya. Terdapat dua jenis struktur keluarga utama yaitu matrilineal yang mengacu pada garis keturunan ibunda dan patr
Unsafe abortion is a significant public health issue in Indonesia. An estimated 3.21 million abortions occur annually in Indonesia, the majority of which are unsafe. Unsafe abortions are performed outside of health care facilities by unskilled providers and in unsanitary conditions, leading to complications and an unknown number of deaths each year. Expanding access to contraception and safe abortion services performed by skilled clinicians is necessary to reduce the health risks of unsafe abortion in Indonesia.
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana seorang wanita hamil yang memuntahkan segala sesuatu yang dimakan dan diminum sehingga menyebabkan berat badan sangat turun dan gangguan kesehatan lainnya. Penyebabnya belum jelas tetapi diduga karena perubahan hormon yang cepat selama kehamilan. Gejalanya bervariasi mulai dari mual, muntah, dehidrasi hingga yang parah dapat menyebabkan gangguan organ vital. Penatalaksanaann
Kardiotokografi (KTG) digunakan untuk memantau keadaan janin selama kehamilan dan bersalin melalui pencatatan denyut jantung janin. Terdapat beberapa parameter yang dinilai dalam KTG seperti denyut jantung basal, variabilitas, akselerasi, dan deselerasi. Interpretasi KTG dapat menghasilkan gambaran normal, mencurigakan, atau patologis yang menunjukkan tingkat risiko hipoksia janin. Meski KTG bermanfaat, has
Infeksi saluran kemih pada kehamilan dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu dan janin. Faktor risiko terjadinya infeksi saluran kemih meliputi riwayat infeksi sebelumnya, diabetes melitus, dan imunosupresi. Gejala infeksi saluran kemih berkisar dari nyeri saat buang air kecil hingga demam dan nyeri pinggang yang menandakan infeksi sudah menyebar ke ginjal. Diagnosis didasarkan pada pemerik
The document discusses reducing maternal mortality in Indonesia. It begins with an overview of the Millennium Development Goals and reviews Indonesia's status on maternal and neonatal health indicators. It identifies that increasing access to family planning, skilled birth attendance, and emergency obstetric care are key to improving maternal health outcomes in Indonesia. Challenges include the country's large population of reproductive-aged women, decentralization of the health system, and limited resources and personnel.
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
Pada dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan terkini penyakit kulit dalam praktek sehari-hari. Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang berbagai topik infeksi kulit seperti varicella, herpes zoster, herpes simpleks, impetigo, erisipelas, selulitis, kusta dan reaksi kustanya, serta kandidiasis dan dermatofilosis.
Nutrisi ibu hamil berpengaruh besar terhadap pertumbuhan janin. Defisiensi atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan berbagai kelainan pada janin seperti malformasi, gangguan pertumbuhan, dan hipertensi. Nutrisi yang tepat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan optimal janin.
The document discusses the surgical management of septic abortion. It defines septic abortion as any abortion associated with clinical evidence of uterine infection. It outlines the clinical grading of septic abortions from Grade 1 localized infection to Grade 3 generalized peritonitis. The indications for surgery include retained products, suspected organ injury, foreign bodies, unresponsive infection, or septic shock. Pre-operative evaluations and management are discussed, including investigations, imaging, and antibiotic therapy. The types of surgeries that may be required are then described, such as evacuation and curettage, posterior colpotomy, laparotomy, and hysterectomy.
Antiphospholipid syndrome (APS) is an autoimmune disorder characterized by arterial or venous blood clots and/or pregnancy morbidity. It results from antibodies that target phospholipids or proteins that bind phospholipids. APS can occur alone (primary) or with other autoimmune diseases like lupus (secondary). The antibodies are associated with an increased risk of blood clots, heart attacks, strokes, preeclampsia, and fetal loss. Diagnosis requires both clinical criteria of vascular events or pregnancy complications and laboratory detection of antiphospholipid antibodies. Treatment focuses on blood thinners to prevent new clots.
Preeklamsi adalah timbulnya hipertensi dan proteinuria pada kehamilan akibat vasospasme dan aktivasi endotel yang menurunkan perfusi organ. Kondisi ini memiliki berbagai komplikasi serius bagi ibu dan janin seperti eklampsia, HELLP syndrome, dan kematian janin jika tidak ditangani dengan tepat.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang penatalaksanaan preeklampsia dan eklampsia. Preeklampsia adalah penyebab kematian ibu hamil nomor dua di Indonesia yang ditandai dengan hipertensi dan gangguan organ selama kehamilan. Terdapat berbagai faktor risiko, gejala, klasifikasi, pencegahan, dan penatalaksanaannya baik secara ekspektatif maupun definitif dengan pengakhiran kehamilan. Termasuk pula t
Tatalaksana emergensi preeklampsia membahas tentang penanganan darurat terhadap preeklampsia. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu dan janin di seluruh dunia. Dokumen ini menjelaskan tentang etiologi, klasifikasi, gejala klinis, dan prosedur penanganan preeklampsia secara darurat untuk menyelamatkan ibu dan janin.
Dokumen tersebut merangkum penatalaksanaan keadaan kegawatdaruratan dalam bidang obstetri dan ginekologi. Mencakup penanganan berbagai kondisi seperti perdarahan, hipertensi kehamilan, distosia bahu, dan infeksi puerperal. Juga memberikan panduan umum seperti resusitasi pasien dan persiapan transfusi darah.
Dokumen tersebut membahas penanganan terkini preeklampsia. Preeklampsia dibedakan menjadi ringan dan berat, yang kedua memerlukan perawatan lebih intensif seperti pemberian magnesium sulfat dan antihipertensi serta evaluasi yang lebih sering. Termasuk komplikasi dan manajemennya di fasilitas kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada kehamilan yang mencakup definisi, gejala, faktor risiko, penatalaksanaan preeklampsia ringan dan berat, eklampsia, serta komplikasi pasca persalinan seperti subinvolusi dan infeksi jalan lahir beserta penanganannya.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan yang dapat dibagi menjadi hipertensi kronik, hipertensi gestasional, pre-eklamsi, dan eklamsi. Pre-eklamsi sendiri dibedakan menjadi pre-eklamsi ringan dan berat, yang kedua memiliki gejala yang lebih serius seperti gangguan organ. Eklamsi merupakan komplikasi akut yang ditandai dengan kejang atau koma.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai abortus. Definisi abortus adalah pengakhiran kehamilan dengan berat janin kurang dari 500 gram dan usia kehamilan antara 20-22 minggu. Ada beberapa penyebab abortus seperti kelainan genetik, infeksi, dan faktor lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan tanda, diagnosis, klasifikasi, dan penanganan abortus berdasarkan gejalanya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada ibu hamil yang mengalami abortus, meliputi definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan berbagai jenis abortus seperti abortus imminen, insipien, inkompletus, kompletus, habitualis, dan missed abortion. Dokumen tersebut juga membahas tentang komplikasi yang dapat timbul dan perawatan yang
Hipertensi dalam kehamilan (HDK) merupakan salah satu penyebab kematian ibu melahirkan. Terdapat beberapa klasifikasi HDK yaitu hipertensi kronik, hipertensi gestasional, preeklampsia dan eklampsia. Penatalaksanaan HDK meliputi pemberian obat penurun tekanan darah, magnesium sulfat, diazepam dan kortikosteroid. Pencegahan HDK meliputi pola makan seimbang, aktivitas fisik rutin, manajemen
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada kehamilan lanjut, termasuk preeklamsi, eklamsi, placenta praevia, dan solutio placenta. Untuk preeklamsi dan eklamsi, dokumen menjelaskan tanda dan gejala serta penatalaksanaannya melalui pemberian obat dan induksi persalinan. Sedangkan untuk placenta praevia dan solutio placenta, dibedakan berdasarkan ge
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
2. Definisi
• Sindroma antifosfolipid merupakan sindroma dengan
karakteristik adanya trombosis vaskuler (arterial atau
vena) dan /atau morbiditas kehamilan yang
berhubungan dengan tingginya antibodi terhadap
plasma protein yang berikatan dengan fosfolipid
anion ( antibodi antifosfolipid – aPL).
• Istilah kurang tepat (autoantibodi yang timbul bukan
antibodi terhadap fosfolipid, tetapi antibodi
terhadap protein plasma yang mempunyai afinitas
untuk fosfolipid anion)
3. Kriteria Klinis
Satu atau lebih episode trombosis
vena, arterial atau pembuluh
darah kecil dan /atau morbiditas
kehamilan
o trombosis : dibuktikan dengan
pemeriksaan imaging atau
histologi
o morbiditas kehamilan : konsensus
Internasional
Kriteria Laboratoris
Adanya aPL pada 2 atau lebih
pemeriksaan dengan jarak
minimal 12 minggu dan tidak
lebih dari 5 tahun sebelum
terjadinya manifestasi klinis
o IgG dan/atau IgM anticardiolipin
antibodi dengan titer moderat
atau tinggi (>40 unit GPL atau
MPL atau >99th persentil)
o Antibodi 2- glikoprotein 1 IgG
atau IgM isotipe dengan titer >
99th
persentil
o Adanya aktivitas lupus
antikoagulan
4. MASALAH
• Menganggap Kasus jarang (??) atau tidak dicari
• Diagnosis belum benar (kriteria klinis, laboratoris)
• Pemeriksaan salah kaprah, selalu diutamakan
TORCH
• Pengelolaan belum benar, pemakaian aspirin
tanpa dasar yang kuat
• Tidak mengajurkan heparin pada yang
memerlukan
• Himpunan belum punya PROTAP
5. Menapis APS
• Riwayat satu kali atau lebih episode trombosis
atau tromboemboli yang tidak dapat diterangkan
(BUKAN HANYA PADA BIDANG OBSTETRI)
• Satu kali atau lebih morbiditas kehamilan yang
spesifik untuk APS (lihat penjelasan selanjutnya)
7. Terminologi Luaran Obstetri Buruk
• Abortus : keluarnya hasil kehamilan < 20 minggu.
Abortus trimester pertama s/d 13 minggu, trimester
kedua 14-20 minggu.
• Abortus berulang (recurrent pregnancy loss/RPL)
abortus > 2 X tanpa harus berurutan.
• Keguguran preembrionik (preembryonic loss) dari
konsepsi s/d akhir minggu keempat gestasi.
• Keguguran Embrionik (embryonic loss) dari 5 – 9
minggu.
• Miyakis S, Lockshin MD, Atsumi T, et al. International consensus statement on an update of the classification criteria for
definite antiphospholipid syndrome (APS). J Thromb Haemost 2006; 4:295.
8. Terminologi Luaran Obstetri Buruk
• Kematian janin (fetal demise) kematian janin
dalam rahim > 10 minggu kehamilan,
• Persalinan preterm bila janin lahir (hidup atau
mati) > 20 minggu dan < 37 minggu kehamilan
• Lahir mati (stillbirth) kelahiran janin mati
setelah 20 minggu
Miyakis S, Lockshin MD, Atsumi T, et al. International consensus statement on an update of the classification criteria for definite
antiphospholipid syndrome (APS). J Thromb Haemost 2006; 4:295.
9. Morbiditas APS (Obstetri)
• Kematian janin lambat (late fetal death), > 10
minggu dengan morfologi normal.
• Preeklamsi berat/eklamsi dini (early severe
preeclampsia/eclampsia), < 34 minggu.
• PJT (fetal growth restriction) yang tidak
diketahui penyebabnya.
• Tromboemboli vaskuler (arteri dan vena)
yang berkaitan dengan kehamilan (pregnancy
related maternal thromboembolic disease)
Miyakis S, Lockshin MD, Atsumi T, et al. International consensus statement on an update of the classification criteria for definite
antiphospholipid syndrome (APS). J Thromb Haemost 2006; 4:295.
10. Yang Belum Benar
• Keguguran berulang di bawah 8 minggu sering
diprioritaskan untuk diagnosis APS
• Preterm < 34 minggu pada preeklamsi
berat/eklamsi sering diabaikan penyebabnya
• IUGR tanpa sebab yang jelas sering diabaikan
untuk pemeriksaan APS (tiba-tiba
oligohidramnion)
• Tromboemboli yang berhubungan dengan
kehamilan jarang dicari
11. Kesalahan Diagnosis
• Abortus 3 kali berturut-turut atau tidak berturutan < 10
minggu RPL KONTROVERSI
• Pemeriksaan Laboratorium (belum standar, inklusi pasien
dengan positif rendah, tidak diulang, heterogenitas populasi
untuk penentuan kontrol
• TORCH (?)
• Luput menapis PENYEBAB LUARAN OBSTETRI BURUK (DM,
SLE, Penyakit ginjal, dll)
• aPL tanpa gejala
13. TUJUAN TERAPI
• Mencegah komplikasi trombosis
• Memperbaiki hasil persalinan
• Sulit karena penelitian yang baik sedikit dan
gejala klinis yang kompleks.
14. Aspirin dosis rendah (50 – 100 mg)
• Antiplatelet
• Meningkatkan produksi interleukin-3 yang menstimulir
pertumbuhan trofoblast dan ekspresi βhCG.
• Meningkatkan keberhasilan kehamilan.
• Dapat dihentikan setelah kehamilan 36 minggu (ideal nya
harus sudah dihentikan 7 – 10 hari sebelum persalinan untuk
meniadakan kemungkinan perdarahan perioperatif.
• Pada ibu hamil dengan riwayat komplikasi trombus arteri
yang berat seperti stroke atau infark miokard, aspirin
diberikan terus menerus selama kehamilan dan persalinan.
• Tidak ada bukti aspirin dosis rendah meningkatkan cacat
bawaan (penutupan duktus arterious preterm) atau
perdarahan pascasalin.
17. Manajemen
Sebelum hamil
• Pada Ibu dengan riwayat trombosis, RPL, IUFD,
Preeklamsi DINI, harus dilakukan PENAPISAN thd
APS
• Anamnesis yang baik dan rinci, tentang morbiditas
obstetri untuk mengeluarkan penyebab lain (serviks
inkompeten, PTL)
• Adanya aPL bukan menunjukkan diagnosis APS
kecuali gambaran klinis sugestif
• Perawatan multidisiplin
19. Manajemen terapetik kehamilan dengan
APS
Riwayat Klinis Terapi Antikoagulan
Tidak ada trombosis, tidak ada
keguguran, tidak ada luaran
kehamilan yang terganggu
Aspirin 75 mg sekali sehari sejak
prakonsepsi
Riwayat trombosis Pada terapi warfarin pemeliharaan: ubah
ke aspirin dan LMWH (enoxaparin 40 mg 2
x sehari) segera setelah kehamilan
dikonfirmasi
Tidak sedang terapi warfarin: aspirin 75 mg
sekali sehari sejak prakonsepsi dan
memulai LMWH (enoxaparin 40 mg sekali
sehari) setelah kehamilan dikonfirmasi.
Naikkan dosis LMWH menjadi 2 x sehari
pada kehamilan 16-20 minggu
20. Manajemen terapetik kehamilan dengan
APS
Riwayat Klinis Terapi Antikoagulan
Abortus berulang <10 minggu Tanpa terapi antikoagulan sebelumnya :
Aspirin 75 mg sekali sehari sejak
prakonsepsi
Riwayat keguguran dengan terapi tunggal
aspirin : Aspirin 75 mg sekali sehari sejak
prakonsepsi dan LMWH (enoxaparin 40 mg
sekali sehari) sejak kehamilan dikonfirmasi.
Pertimbangkan pemberhentian LWWH
pada kehamilan 20 minggu bila gelombang
arteri uterina tidak normal
Keguguran lambat, kematian
neonatal atau luaran terganggu
oleh karena preeklamsi, PJT atau
solusio
Aspirin 75 mg sekali sehari sejak
prakonsepsi dan LMWH (enoxaparin 40 mg
sekali sehari) sejak kehamilan dikonfirmasi
21. Dalam Kehamilan:
• Monitoring fetus dengan ketat.
• Doppler arteri uterina (20-24 minggu
• Bila Doppler arteri uterina pada usia 24 minggu
menunjukkan notching pradiastolik Pencitraan
perkembangan bulanan sejak 28 minggu
• Pemeriksaan yang ketat terhadap tekanan darah dan
urinalisis deteksi preeklamsi dini
• Dapat merencanakan persalinan lebih baik
22. PASCASALIN
• Wanita dengan terapi warfarin jangka panjang dapat
memulai kembali terapi ini postpartum (dimulai hari ke-
2-3) dan LMWH dihentikan bila international normalised
ratio (INR) >2.0.
• Wanita dnegna trombosis sebelumnya harus menerima
heparin postpartum atau warfarin selama 6 minggu.
• Wanita dengan riwayat trombosis harus menerima
terapi heparin postpartum minimal 5 hari s/d 6 minggu,
tergantung ada faktor risiko lain
23. Prognosis
• Belum banyak data di Indonesia
• Umumnya tergantung keadaan ibu sebelum hamil.
• Bila telah menderita penyakit trombosis sebelum
kehamilan, luaran kehamilan baik untuk ibu dan
janin lebih buruk.
• Ibu APS dengan riwayat 2 kali keguguran, dapat
mempunyai 70-80% anak hidup apabila diberi
pengobatan dan pengelolaan yang baik.
• Komplikasi persalinan preterm, preeklamsi atau
pertimbuhan janin terhambat tetap dapat terjadi
meskipun ibu APS mempunyai riwayat
kehamilan/persalinan yang baik sebelumnya.
24. KESIMPULAN & REKOMENDASI
• Prevalensi APS dalam kehamilan di Indonesia belum diketahui
• Kriteria penegakkan diagnosis belum seragam, masih sering semua
jenis keguguran berulang dianggap APS bahkan diperiksa untuk
TORCH
• Diperlukan pemeriksaan laboratorium yang memadai untuk
tegaknya diagnosis APS dan sebagai konsekwensi diagnosis, terapi
yang diberikan harus benar.
• Ada kesan keengganan para spesialis obstetri untuk terapi heparin
dan hanya menggunakan aspirin dosis rendah,
• sebaliknya banyak pemberian aspirin yang tidak berdasarkan
diagnosis yang jelas.
• Pengawasan dalam kehamilan harus lebih ketat sehingga bila
diperlukan induksi kehamilan tidak terlambat dan luaran kehamilan
dengan APS dapat lebih baik.