Muntah pada Anak
Dipresentasikan oleh DR. dr. Dwi Prasetyo, SpA(K), M.Kes
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD/ RS Hasan Sadikin Bandung
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
Muntah pada Anak
Dipresentasikan oleh DR. dr. Dwi Prasetyo, SpA(K), M.Kes
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD/ RS Hasan Sadikin Bandung
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
2. Batu Saluran Kemih
• Epidemiologi
• Patofisiologi : Supersaturasi,
Inhibitor pembentuk batu ↓
• Komposisi Batu
• Klasifikasi
• Diagnosis : Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang ; BNO,USG,CT
urologi non kontras
• Terapi
3. Epidemiologi
• Dunia : 1 – 12%
• USA : 250.000 -750.000 penduduk/tahun
• Indonesia :
– Hardjoeno dkk, Makassar (1977–1979) : 297
– Rahardjo dkk (1979–1980) : 245
– Puji Rahardjo
• RSCM menyatakan penyakit BSK yang diderita penduduk
Indonesia sekitar 0,5%, bahkan di RS PGI Cikini menemukan
sekitar 530 orang penderita BSK pertahun.
– Rusfan dkk, Makassar, 1997–1998 : 50 kasus
Ratu. Profil Analisis Batu Saluran Kemih Di Laboratorium Patologi Klinik. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory 2006
Dharmeizar. New insight pathogenesis of kidney stones. The 11th Jakarta Nephrology and Hypertension Course, Pernefri ; 2011
4. Epidemiologi
• Terdapat kecenderungan peningkatan
insidensi batu saluran kemih
– perbaikan standar kehidupan (ekonomi), selain
faktor ras atau suku bangsa dan daerah tempat
tinggal
• USA :
– laki-laki dari 4,9% (NHANES II, 1976-1980) menjadi
6,3% (NHANES III, 1988-1994)
– perempuan dari 2,8% (NHANES II) menjadi 4,1%
(NHANES III)
Dharmeizar. New insight pathogenesis of kidney stones. The 11th Jakarta Nephrology and Hypertension Course, Pernefri ; 2011
5. Epidemiologi
Usia 30 - 60
Gender (Laki : perempuan) 3 : 1
RPK 3 x lipat risiko
Ukuran tubuh risiko dengan BB
Tingkat rekurensi setelah batu yang I :
Tahun 1 10 - 15%
Tahun 5 50 - 60%
Tahun 10 70 - 80%
6. Prevalensi BSK di Indonesia
1979 1983 1986
pasien BSK 52 57 60
48
50
52
54
56
58
60
62
pasien BSK / 10.000
Ratu. Profil Analisis Batu Saluran Kemih Di Laboratorium Patologi Klinik. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory 2006
Sja’bani M. Batu Saluran Kemih. In: Sudoyo AW SB, Alwi I, ed. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 5th ed. Jakarta: Pusat penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2009
7. Komposisi BSK
Ratu. Profil Analisis Batu Saluran Kemih Di Laboratorium Patologi Klinik. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory 2006
Dewi DA SA. Profil Analisis Batu Saluran Kencing Di Instalasi Laboratorium Klinik RSUP Sanglah Denpasar. J Peny Dalam 2007
8. Patofisiologi
• Batu ginjal dan ureter
– supersaturasi urin tingkat kejenuhan zat yang
terlarut dalam urin seperti kalsium, oksalat, fosfat
dan ion H+ terlampaui diikuti oleh nukleasi,
shg tbtk inti homogen atau heterogen proses
kinetik membentuk kristal agregasi batu
• Batu Kandung kemih : karena stasis urin dan
infeksi berulang
Dharmeizar. New insight pathogenesis of kidney stones. The 11th Jakarta Nephrology and Hypertension Course, Pernefri ; 2011
9. Supersaturasi
Bushinsky DA CF, Moe OW. Nephrolithiasis. In: BM B, ed. Brenner and Rector's : The Kidney. 8th ed. Philadelphia: Saunders; 2007
10. Inhibitor pembentuk batu
• Magnesium
– Mg dapat menghambat proses nukleasi dan
pertumbuhan kristal kalsium oksalat
• Sitrat
– menghambat nukleasi, pertumbuhan, dan aggregasi
kristal kalsium oksalat.
– efektif mencegah rekurensi batu kalsium pada pasien
dengan hiperkalsiuria idiopatik, pasien RTA, dan
pembentuk batu dengan normostraturik.
– meningkatkan ambang batas atas metastabilitas
dengan meningkatkan sitrat urin dan pH urin.
Bushinsky DA CF, Moe OW. Nephrolithiasis. In: BM B, ed. Brenner and Rector's : The Kidney. 8th ed. Philadelphia: Saunders; 2007
11. Inhibitor pembentuk batu
• Pirofosfat
– penurunan rasio pirofosfat dengan kreatinin terjadi
pada separuh pembentuk batu
– menurunkan pertumbuhan kristal kalsium fosfat dan
kalsium oksalat
• Makromolekul
– inhibitor potent terbentuknya kristal kalsium oksalat
– sangat anionik dan terdiri dari asam amino bersifat
asam yang telah mengalami modifikasi post-translasi
dengan sisi rantai yang bermuatan negatif
– osteopontin, protein Tamm-Horsfall, Bikunin, dan
nefrokalsin
Bushinsky DA CF, Moe OW. Nephrolithiasis. In: BM B, ed. Brenner and Rector's : The Kidney. 8th ed. Philadelphia: Saunders; 2007
12. Klasifikasi
BSK dibedakan atas :
• Batu kalsium : kalsium oksalat, kalsium fosfat
atau kombinasi keduanya. 75-80% BSK
merupakan batu kalsium.
• Batu non-kalsium : batu asam urat, struvit
(magnesium ammonium fosfat), sistin, dll. 20-
25% BSK merupakan batu non-kalsium
Dharmeizar. New insight pathogenesis of kidney stones.The 11th Jakarta Nephrology and Hypertension Course, Pernefri ; 2011
13. Jenis BSK dan kelainan metabolik yang mendasarinya
Hiperkalsiuria :
Ca urin pada laki2> 300 mg/24 jam, perempuan > 250
mg/24 jam
• Absorptif : peningkatan absorpsi kalsium di usus
•Resorptif : peningkatan resorpsi kalsium dari tulang
•Renal : peningkatan ekskresi kalsium urin akibat adanya
gangguan absorpsi tubulus ginjal
Batu Kalsium
14. Jenis BSK dan kelainan metabolik yang mendasarinya
Hiperkalsiuria :
Ca urin pada laki2> 300 mg/24 jam, perempuan > 250
mg/24 jam
• Absorptif : peningkatan absorpsi kalsium di usus
•Resorptif : peningkatan resorpsi kalsium dari tulang
•Renal : peningkatan ekskresi kalsium urin akibat adanya
gangguan absorpsi tubulus ginjal
Batu Kalsium
15. Jenis BSK dan kelainan metabolik yang mendasarinya
Hiperoksaluria :
ekskresi oksalat melalui ginjal > 45 mg/24 jam
• Enterik : peningkatan absorpsi oksalat di usus akibat
penyakit ileum
• Asupan oksalat meningkat
• Hiperoksaluria primer
Batu Kalsium
16.
17. Jenis BSK dan kelainan metabolik yang mendasarinya
Hiperoksaluria :
ekskresi oksalat melalui ginjal > 45 mg/24 jam
• Enterik : peningkatan absorpsi oksalat di usus akibat
penyakit ileum
• Asupan oksalat meningkat
• Hiperoksaluria primer
Batu Kalsium
18. Jenis BSK dan kelainan metabolik yang mendasarinya
Hipositraturia
eksresi sitrat < 450 mg/24 jam pada laki-laki dan < 550
mg/ 24 jam pada perempuan
• terjadi pada 20-60% kasus
• Sitrat membentuk kompleks dg Ca mengurangi supersaturasi kalsium
oksalat dan kalsium fosfor
• Sitrat langsung menghambat presipitasi dan kristalisasi garam-garam Ca
• Sitrat meningkatkan aktivitas penghambatan agregasi kalsium oksalat
dari makromolekul seperti protein Tamm-Horsfall
• Sitrat menghambat ekskresi osteopontin yaitu suatu komponen penting
dari matriks protein batu
Batu Kalsium
19. Jenis BSK dan kelainan metabolik yang mendasarinya
Hiperurikosuria
asam urat dalam urin > 800 mg/24 jam pada laki-laki
dan >750 mg/24 jam pada perempuan
• Asam urat dapat bertindak sebagai inti untuk kristalisasi
kalsium dan oksalat
• Hiperurikosuria ditemukan pada 10% batu kalsium
Batu Kalsium
20. Jenis BSK dan kelainan metabolik yang mendasarinya
• Asam urat hasil oksidasi metabolisme purin dan
diekskresi melalui urin (70%)
• 5-10% dari BSK
• Faktor yg mempermudah : hiperurikosemia, pH
urin yang asam, dan volume urin yang sedikit
• diet tinggi purin, gout (20% pasien gout terjadi
hiperurikosuria), penyakit myeloproliferatif, tumor
lysis syndrome dan kelainan metabolisme :
diabetes melitus dan sindrom metabolik
Batu Asam Urat
21. Jenis BSK dan kelainan metabolik yang mendasarinya
• Infeksi oleh bakteri yang memproduksi urease
(Proteus, klebsiella, Serratia, Mycoplasma)
• Urea diubah menjadi ammonium pH menjadi
alkali memudahkan terjadinya kristalisasi dari
magnesium ammonium fosfat dan karbonat
apatit
• cenderung bercabang dan membesar dengan
pertumbuhan yang cepat dan dapat membentuk
batu cetak
Batu struvit
22. Jenis BSK dan kelainan metabolik yang mendasarinya
• 1-2% BSK
• Pasien riwayat batu pada anak-anak atau adanya
riwayat keluarga yang kuat, genetik
• gangguan transport sistin di ginjal reabsorpsi
sistin di tubulus proksimal berkurang ekskresi
sistin meningkat
• gen yang terbanyak mengalami mutasi : SLC3AI
dan SLC7A9
Batu sistin
23. EVALUASI BATU SALURAN KEMIH
• Evaluasi pada keadaan akut
– Rasa nyeri atau kolik, keluhan gastrointestinal
sering didapatkan seperti nyeri, mual dan muntah
– Pemeriksaan fisik pada pasien dengan batu
saluran kemih tidak selalu didapatkan kelainan
– Urinalisa: peningkatan eritrosit dan leukosit dan
kadang dapat dijumpai kristal.
– Urinalisa yang penting: pH urin yang dapat
membantu identifikasi komposisi batu selain dari
kristal, bakteri.
26. Evaluasi pada keadaan kronik
• Mencari faktor risiko terjadinya batu
• Riwayat diet: asupan cairan, jenis asupan cairan,
asupan protein, asupan makanan yang mengandung
oksalat tinggi, asupan garam dan kalsium
• riwayat penyakit dahulu : malabsorbsi, penyakit
Crohn, operasi saluran cerna, hiperparatiroidisme,
RTA, kelainan tulang, ISK berulang dan keganasan
• Riwayat pengobatan: kelarutan yang rendah dalam
urin seperti indinavir, triamteren, sulfadiazin dan
silicate
27. Laboratorium
• Pemeriksaan kalsium,
• Hormon paratiroid bila kalsium tinggi
• Kadar asam urat, elektrolit, fosfat bila perlu
dan AGD.
• Analisa komposisi urin
• Pemeriksaan dilakukan dengan sampel urin 24
jam: volume, kalsium, fosfat, natrium, asam
urat, oksalat, sitrat, kreatinin, pH dan sistin
atau magnesium tergantung keadaan klinis.
28. Pengobatan
• Untuk nyeri kolik akut
• obat simtomatik penghilang nyeri :
– OAINS : 1st line tx, dpt digunakan utk pencegahan
rekurensi nyeri
– Opioid : dihindari pethidin
– Spasmolitik intravena : 3rd line tx
29. Pengambilan batu
• Batu yang dapat keluar spontan
– Batu tidak diharapkan keluar bila:
• Ukurannya ≥ 6mm,
• Disertai dilatasi hebat pelvis renal
• Infeksi atau sumbatan saluran kemih
• Batu yang tidak keluar spontan
31. Modifikasi Diet
Asupan cairan ditingkatkan
Pengaturan Ca, Oksalat
Mengurangi asupan protein hewani
Penambahan K
Mengurangi Sukrosa (ekskresi Kalsium >)
Vitamin C
32. Penambahan Cairan
• Intake cairan 2,5-3 liter perhari, target
diuresis 2-2,5 liter perhari dan BJ urin <1,010.
• Cairan diberikan sebaiknnya terdistribusi
merata sepanjang hari dg pH nya netral.
33. Jenis Cairan
• Pengaruh minuman tertentu belum jelas betul
:
–Jus anggur meningkatkan kejadian
–Kopi, teh, alkohol bervariasi +/_
–Jus Cranberry, mempunyai efek terhadap
pencegahan ISK, meningkatkan resiko batu
kalsium dan oxalat urin meningkat
–Jus jeruk menurunkan risiko
34. Pengurangan Asupan Protein
• Diet protein hewani tinggi :
– Asam amino sulfurik tinggi (sistein dan metionin)
ion hidrogen >> subclinical asidosis
ekskresi Ca >>, sitrat <<
– Intake purine dan fosfor >> asam urat urin >>,
fosfat urin >>
– Intake oksalat >> urin oksalat >>
• Mengurangi asupan protein hewani risiko <,
terutama pada laki-laki
– 1 kg/ KgBB/hari
35. Menambah asupan sayur dan buah
Diet tinggi Buah dan Sayur :
– Meningkatkan ekskresi kalium, magnesium, sitrat
di urin
– Meningkatkan volume urin
– Menigkatkan pH urin
– Menurunkan sekresi amonium
• Asupan Kalium >> Ekskresi Calsium <<
36. Mengurangi asupan garam
• Rendah Na 80 – 100 mEq/hari :
– Na urin <<
– Ekskresi Ca <<
• Muldowney, dkk. Asupan Na dari 200 ke 80
ekskresi Ca menurun 100 mg/ hari (2.5 mmol/hari).
37. Diet kalsium
• Diet tinggi kalsium menurunkan risiko batu
– Diberikan bersama makanan
– Mengikat oksalat
• Diet rendah kalsium meningkatkan risiko batu oksalat
Ca + Oksalat Absorpsi Oksalat >>
Supersaturasi Oksalat dalam urin >> Batu Ca Oksalat
38. Vitamin C dosis tinggi:
Oksalat >> Batu CaOx
Sukrosa
• Ekskresi Kalsium >>
• Tidak tergantung asupan Ca
• Resiko Batu >>
39. Obat-obatan
• Apabila batu masih aktif
• Belum ada respon diet 3 – 6 bl
• Tujuan
–Mencegah pengendapan lebih lanjut
Tidak melarutkan batu kalsium
40. Pengobatan berdasarkan pada
Jenis Batu Saluran Kemih
• Batu kalsium oksalat
Pengobatan hiperparatiroidisme primer :
pembedahan paratiroidektomi
• Pengobatan RTA : Pengobatan dengan
alkalinisasi urin, alkalin sitrat atau natrium
bikarbonat, diikuti dengan pengobatan
asidosis metabolik yang terjadi.
• Pengobatan Infeksi : Antibiotik diberikan
sesuai hasil biakan dan resistensi kuman.
41. Turk C, Knoll T, et al. Guidelines on urolithiasis. European Association of Urology 2011
43. Pengobatan berdasarkan pada
Jenis Batu Saluran Kemih
• Batu Asam Urat
– Alkalinisasi urin
• target pH urin 7,0-7,2 yaitu dapat dg alkalin sitrat atau
natrium bikarbonat. Minuman yang diberikan adalah
air mineral dengan bikarbonat konsentrasi tinggi (>
1500 mg HCO3/L) atau dengan juice sitrat. Bila pH urin
< 6, dapat diberikan preparat kalium sitrat atau
natrium bikarbonat.
44. Pengobatan berdasarkan pada
Jenis Batu Saluran Kemih
• Batu Asam Urat
– Menurunkan ekskresi asam urat
Target urat dalam urin adalah < 4,0 mmol/ 24 jam. Dapat
diberikan allopurinol dengan dosis antara 100-300 mg/hari
dan diet rendah purin (<500 mg/hari). Asupan protein 0,8
g/kg/hari maksimal 150 g daging, produk daging atau ikan,
dan diberikan 4 hari dalam seminggu.
45. Pengobatan berdasarkan pada Jenis
Batu Saluran Kemih
• Batu Struvit
– Pengobatan pembedahan pilihan utama
– Pengobatan terhadap infeksi sangat penting
karena batu akan terus tumbuh bila infeksi tidak
dieradikasi.
– Antibiotik diberikan sesuai hasil kultur dan
sensitivitas kuman.
46. Pengobatan berdasarkan pada
Jenis Batu Saluran Kemih
• Batu struvit
BSK struvit hanya tumbuh pada keadaan alkalis, maka
pengobatan bertujuan mengasamkan urin yaitu
dengannL-methionine atau ammonium klorida
47. Pengobatan berdasarkan pada
Jenis Batu Saluran Kemih
• Batu Sistin
– Pemberian obat-obatan bertujuan meningkatkan pH urin
> 7,5. Dapat diberikan alkalin sitrat atau natrium
bikarbonat.
– Bila ekskresi sistin melebihi 3 mmol/24 jam dapat
diberikan Mercaptopropionylglycine.
48. Kesimpulan
• Penyakit batu ginjal merupakan penyakit yang sering terjadi begitu
pula dengan kejadian rekurensi batu di dunia.
• Deteksi dan penanganan batu saluran kemih sebaiknya dilakukan
sedini mungkin.
• Tatalaksana awal yang diberikan adalah evaluasi faktor risiko batu
kemih.
• Terapi diberikan untuk mengatasi keluhan, mengevakuasi batu bila
terjadi (ancaman) komplikasi seperti sumbatan, infeksi, atau nyeri
yang tetapi tindakan ini juga tidak mampu mengurangi angka
kejadian rekurensi hebat.
• Internis mempunyai peran penting dalam menentukan diagnosis
batu saluran kemih dan mengidentifikasi komplikasi yang mungkin
timbul.
• Akan tetapi diperlukan kerjasama yang erat dengan ahli urologi
untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
Mg terdapat dalam konsentrasi milimolar di urin dan siap untuk berikatan dengan oksalat. Li dkk tahun 1985 menemukan bahwa Mg dapat menghambat proses nukleasi dan pertumbuhan kristal kalsium oksalat
Sitrat dapat menghambat nukleasi, pertumbuhan, dan aggregasi kristal kalsium oksalat. sitrat juga diketahui efektif mencegah rekurensi batu kalsium pada pasien dengan hiperkalsiuria idiopatik, pasien RTA, dan pembentuk batu dengan normostraturik
Nyeri dapat menjalar ke berbagai lokasi tergantung dari lokasi batu: bila batu berada di ureter bagian atas, nyeri dapat menjalar ke anterior ke abdomen; bila batu berada di ureter bawah, nyeri dapat menjalar ke testis ipsilateral atau labium ipsilateral; apabila batu berada di ureterovesical junction, gejala utama dapat berupa frekuensi dan urgensi.
hematuria, akibat dari kerusakan epitel saluran kemih yang dapat berupa mikro atau makroskopik. Anuri atau oliguria dan poliuria yang berfluktuasi dapat merupakan manifestasi obstruksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadi terutama pada obstruksi bagian bawah. Statis urin dapat memudahkan berkembang biaknya kuman
The increases in uricuria
and phosphaturia are directly related to the high purine and
phosphorus content of animal proteins. The increase in calciuria
and the reduction in citraturia and urine pH are mainly attributed
to the high content of sulphurated amino acids (methionine
and cysteine) which, by producing high quantities of hidrogenions,
cause a metabolic shift towards a state of subclinical
acidosis (38). The mechanism of the increased oxaluria is less
clear. According to a widely quoted view, the oxalate precursors
present in animal proteins, such as the amino acids tyrosine,
tryptophan, phenylalanine and hydroxyproline, cause an
increase in endogenous oxalate productio
Diet tinggi garam meningkatkan pelepasan kalsium dari tulang.
peningkatan ekskresi oksalat dan oversaturasi oksalat dalam kemih
Vitamin C can increase oxalate absorption and, if degraded in the body, ascorbate can be converted into oxalate.
thiazide diuretics (not loop diuretics) reduce urinary calcium excretion by inducing extracellular volume depletion, which in turn causes increased renal sodium and calcium reabsorption, and by directly increasing distal calcium reabsorption.
Cystine stones occur in subjects carrying two autosomal mutant alleles resulting in excessive excretion of cystine, ornithine, arginine and lysine – hence the condition cystinuria.
The suitability of cystine in urine increases with pH, but only significantly as pH exceeds 7.
Alpha-mercaptopropionylglycine (!-MPG, tiopronin, Thiola®) is a sulfhydryl compound introduced as an alternative to penicillamine in cystinurics intolerant to that agent
forms a penicillamine-cysteine complex which is approximately 50 times more soluble than cystine at pH 7.5