SlideShare a Scribd company logo
GAMBARAN KTG
ABN0RMAL
Sofie Rifayani Krisnadi

Kardiotokografi
 Intermiten
Untuk Risiko Rendah
 Kontinyu
Untuk Risiko tinggi terhadap gawat janin

KEHAMILAN RISIKO TINGGI
(Antepartum Risk)
• IUGR (Intra Uterine
Growth Restriction)
• Abnormal CTG saat
kehamilan, abnormal
dopler usg
• Oligohidramnion dan
Polihydramnion
• Preeklampsia
• Perdarahan antepartum
atau intrapartum
• Korioamnionitis
• Kehamilan serotinus
• Ketuban pecah dini
• Kehamilan multipel
• Kehamilan sungsang/
malpresentasi
• Korioamnionitis
• Kehamilan dengan
diabetes
• HDK
• VBAC

PERSALINAN RISIKO TINGGI
• Induksi / augmentasi oksitosin/prostaglandin
• Auskultasi yang abnormal (takikardi,
bradikardi atau deselerasi pada pemantauan
intermiten)
• Anaestesi epidural
• Perdarahan intrapartum yang tidak diketahui
sebabnya
• Ibu demam
• Cairan ketuban mekoneal
• Setelah amniotomi
• Persalinan prematur

INTERPRETASI KTG
• Evaluasi hasil rekaman (adekuat untuk
dilakukan pembacaan)
• Identifikasi frekuensi DJJ basal
• Identifikasi variability
• Tentukan ada tidaknya akselerasi
• Tentukan ada tidaknya deselerasi
• Identifikasi dan evaluasi kontraksi rahim (his)
• Korelasikan gambaran DJJ dengan his,
EVALUASI
• Tentukan apakah normal, mencurigakan atau
patologis.

Interpretasi KTG
Frekuensi DJJ Basal
Amplitudo DJJ (Variabiliti)
Akselerasi
Deselerasi

ABNORMALITAS DJJ BASAL
• Bradikardi ringan 100-109 bpm
• Takhikardi ringan 161-180 bpm
• Bradikardi abnormal <100 bpm
• Takhikardi abnormal >180 bpm

BRADIKARDI
Bradikardi + variabilitas berkurang

Penyebab Bradikardi
• Hipoksia janin yang berat/akut
• Hipotermi janin.
• Bradiaritmia janin
• Pemberian obat-obatan pada ibu
(propanolol, obat anesthesia lokal).
• Janin dengan kelainan jantung
bawaan

ARTI KLINIK BRADIKARDI
DJJ 100-110 dengan variabilitas normal:
hipoksia ringan
masih mampu mengadakan kompensasi
DJJ < 100 dpmdengan penurunan
variabilitas yang abnormal
hipoksia berat

TAKHIKARDI
Takhikardi ringan 161-180 bpm
Takhikardi abnormal >180 bpm
• Biasanya gambaran takhikardi tidak
berdiri sendiri.
• Bila takhikardi disertai gambaran
variabilitas DJJ yang masih normal,
biasanya kondisi janin baik.

TAKHIKARDI
Takhikardi dapat terjadi pada keadaan :
• Hipoksia janin (ringan / kronik).
• Kehamilan kurang bulan (< 30 minggu)
• Infeksi ibu atau janin.
• Ibu febris atau gelisah.
• Ibu hipertiroid/ tirotoksikosis
• Obat-obatan (mis. Atropin, Betamimetik.).

TAKHIKARDI

Variabilitas Basal (Amplitudo)
Fluktuasi amplitudo antar DJJ
1. Variabilitas jangka pendek
interval antar denyut (2-3 dpm)
Arti klinis belum diketahui
menghilang pada janin yang akan
IUFD
2. Variabilitas jangka panjang (long term
variability)

Variabilitas Jangka Panjang
(long term variability)
 Variabilitas ini lebih jelas tampak pada
rekaman KTG
 Rata-rata mempunyai siklus 3-5 kali
permenit.
 Diukur dengan menentukan puncak
fluktuasi frekuensi DJJ tertinggi dan
terendah dalam satu menit segmen
pencatatan KTG.

Variabilitas jangka panjang
Berdasarkan fluktuasinya dibedakan:
 Normal : amplitudo 6-25 dpm.
 Berkurang : amplitudo 2-5 dpm.
 Menghilang : amplitudo < 2 dpm.
 Saltatory : amplitudo > 25 dpm.

Non-reassuring baseline variability
 Variabilitas basal yang meragukan
variabiliti < 5 dpm selama > 40 menit
tetapi < 90 menit.
 Variabilitas basal abnormal bila amplitudo
< 5 dpm selama > 90 menit.

Klasifikasi Variabilitas
basal yang meragukan (Non-reassuring baseline variability) yakni bila variabiliti < 5 dpm selama 40 menit atau lebih, tetapi kurang dari
Variabilitas basal abnormal bila amplitudo kurang dari 5 dpm selama 90 menit atau lebih.

Berkurangnya variabilitas
 Hipoksia
 Janin tidur
 Kehamilan preterm
 Janin anencephalus
 Blokade vagal.
 Kelainan jantung bawaan.
 Pengaruh abat-obat narkotik, diasepam,
MgSO4 dsb.

Gambaran sinusoidal.
Variabilitas jangka pendek menghilang
sedangkan variabilitas jangka panjang
tampak dominan
Ditemukan pada :
 Hipoksia janin yang berat.
 Anemia kronik.
 Fetal Erythroblastosis
 Rh-sensitized.
 Obat-obatan Nisentil, Alpha prodine.

Gambaran sinusoidal.

Akselerasi
 Kenaikan sementara DJJ > 15 dpm
selama > 15 detik.
 Akselerasi terjadi akibat respons simpatis
yang merupakan keadaan fisiologis yang
baik (reaktif).

Akselerasi
 Terjadi akibat pergerakan janin atau his.
Normal bila > 2 kali dalam 20 menit
 Dampak tidak adanya akselerasi saja
pada gambaran KTG yang normal belum
diketahui.

Deselerasi
 Terjadi sebagai respons parasimpatis
melalui baroreseptor dan kemoreseptor
sehinga terjadi perlambatan DJJ.
 Penurunan frekuensi DJJ sementara
>15 dpm di bawah DJJ basal
 Berlangsung > 15 detik

DESELERASI
Terdapat 3 jenis deselerasi:
1.Deselerasi Dini (Early D.)
2.Deselerasi Variabel (Variable D.)
3.Deselerasi Lambat (Late D.)

Deselerasi dini
 Penurunan sementara DJJ yang seragam,
berulang dan periodik, mulai pada saat
kontraksi uterus dan berakhir pada saat
kontraksi uterus selesai.
 Timbul dan menghilangnya sesuai dengan
his ( seperti cermin gambaran his).
 Penurunan < 20 dpm dan lamanya < 90
detik.
 Frekuensi DJJ dasar dan variabilitas
masih normal.

Deselerasi variabel.
 Penurunan DJJ bervariasi
 Tidak seragam/ Tidak uniform (timbulnya,
lamanya, amplitudonya dan bentuknya).
 Saat mulainya dan berakhirnya dapat
sangat cepat
 Penurunan DJJ dapat mencapai 60 dpm.
 Biasanya didahului dan diakhiri dengan
akselerasi (pra deselerasi dan pasca
deselerasi).

Deselerasi variabel.
 Terjadi akibat penekanan tali pusat
(dapat disebabkan o.k. lilitan tali pusat,
oligohidramnion atau tali pusat
menumbung).
 Bila frekuensi DJJ basal dan variabilitas
normal, maka deselerasi ini tidak
mempunyai pengaruh berarti terhadap
hipoksia janin.

Deselerasi variabel.
 Deselerasi variabel berat
Apabila deselerasi mencapai > 60 dpm
DJJ basal turun sampai 60 dpm dan
Lamanya deselerasi > 60 detik
( rule of sixty).
 Pada keadaan seperti ini diperlukan
pengakhiran persalinan.

Deselerasi variabel.
Tindakan untuk memperbaiki :
 Merubah posisi ibu
 Memberikan amnioinfusion
 Pemberian oksigen

DESELERASI VARIABEL

Deselerasi lambat.
 Timbulnya sekitar 20-30 detik setelah
kontraksi uterus dimulai
 Berakhir sekitar 20-30 detik setelah
kontraksi uterus menghilang.
 Lamanya < 90 detik (40-60 detik)
 Berulang pada setiap kontraksi
 Beratnya sesuai dengan intensitas his

Deselerasi lambat.
 Baseline biasanya normal atau
takhikardi ringan
 Pada keadaan hipoksia berat dapat
terjadi bradikardi
 Umumnya patologis ( hipoksia )
 Terjadi akibat penurunan aliran darah
uteroplasenta

Deselerasi lambat.
 Bila belum terjadi hipoksia otak dan
janin masih mampu mengadakan
kompensasi untuk mempertahankan
sirkulasi otak, variabilitas DJJ biasanya
normal.
 Bila keadaan hipoksia makin berat /
lama terjadi hipoksi otak dan otot
jantung mengalami depresi sehingga
variabilitas menurun atau menghilang
(IUFD)


DESELERASI LAMBAT

Deselerasi memanjang

Mencari Gambaran KTG Patologis
Perhatikan
 Denyut Jantung Janin (DJJ) Basal
 Amplitudo (variability)
 Akselerasi
 Deselerasi

Evaluasi Gambaran KTG
 KTG Normal
 KTG Mencurigakan/ Meragukan
( Suspicious)
 KTG Patologis

Gambaran KTG normal
Ke empat komponen NORMAL
 Kemungkinan kematian janin rendah
 Denyut jantung janin 110 -160 per menit
 Variabilitas antara 5 – 25 dpm
 Terdapat akselerasi DJJ lebih dari 15 dpm
(dapat timbul spontan atau ditimbulkan
dengan melakukan pemeriksaan dalam )
 Tidak ada deselerasi.

Gambaran KTG mencurigakan
 Takhikardi
 Bradikardi
 Variabilitas saltatori
 Terdapat deselerasi variabel
bersamaan dengan keadaan
meragukan lainnya
 Deselerasi lambat dengan variabiliti
yang normal

Gambaran KTG yang patologis
Hilangnya variabiliti yang tidak
berhubungan dengan medikasi,
aktivitas janin atau obat-obatan.
Deselerasi lambat persisten
Keadaan yang mencurigakan disertai
dengan hilangnya variabiliti
Bradikardia yang memanjang
Gambaran sinusoidal

KELEMAHAN KTG
 Rasa percaya diri yang berlebihan pada
pembaca
 Perbedaan interpretasi antar pembaca
maupun pada pembacaan ulangan.
 Kesalahan pembacaan (false positif) sekitar
50 %
 Meningkatkan seksio sesarea 1,41 kali
 Meningkatkan partus buatan per vaginam
sebanyak 1,2 kali.

KELEMAHAN KTG
 Kesalahan pembacaan dapat dikoreksi dengan
menambahkan petunjuk asidosis lainnya yakni
dengan pemeriksaan pH darah janin (fetal blood
sampling/fbs) yang mempunyai false positif sekitar
6%.
 Kejadian serebral palsi ternyata tidak berbeda,
demikian juga dengan nilai APGAR, namun
kejadian kejang pada neonatus berkurang sekitar
50%.

KELEMAHAN KTG
 Dalam mengambil kesimpulan adanya
gawat janin serta bagaimana
pengelolaan selanjutnya, perlu
dipertimbangkan macam-macam faktor
pada ibu (stress kehamilan, penyakit ibu,
demam, onat-obatan) faktor janin
(prematur, pertumbuhan janin terhambat,
cacat janin) serta data klinik lainnya
sehingga tindakan yang akan diambil
benar-benar merupakan tindakan yang
diperlukan.

terimakasih

More Related Content

What's hot

DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULDISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULTha Niya
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converteddr. Bobby Ahmad
 
Klasifikasi dan tingkat maserasi
Klasifikasi dan tingkat maserasiKlasifikasi dan tingkat maserasi
Klasifikasi dan tingkat maserasihiolove
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanHendrik Sutopo
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partumDokter Tekno
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptTaufik Tias
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 
Jalan lahir normal &amp; kala 3 &amp; 4
Jalan lahir normal &amp; kala  3 &amp; 4Jalan lahir normal &amp; kala  3 &amp; 4
Jalan lahir normal &amp; kala 3 &amp; 4fikri asyura
 
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014JudiEndjun Ultrasound
 
Skrining kanker cerviks dengan IVA
Skrining kanker cerviks dengan IVASkrining kanker cerviks dengan IVA
Skrining kanker cerviks dengan IVAMeironi Waimir
 
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014JudiEndjun Ultrasound
 

What's hot (20)

DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULDISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
 
Fetal distress dan asfiksia neonatorum
Fetal distress dan asfiksia neonatorumFetal distress dan asfiksia neonatorum
Fetal distress dan asfiksia neonatorum
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Klasifikasi dan tingkat maserasi
Klasifikasi dan tingkat maserasiKlasifikasi dan tingkat maserasi
Klasifikasi dan tingkat maserasi
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilan
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
CTG
CTGCTG
CTG
 
1 hiperem. gravidarum f
1 hiperem. gravidarum f1 hiperem. gravidarum f
1 hiperem. gravidarum f
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Preeklampsia berat
Preeklampsia beratPreeklampsia berat
Preeklampsia berat
 
Jalan lahir normal &amp; kala 3 &amp; 4
Jalan lahir normal &amp; kala  3 &amp; 4Jalan lahir normal &amp; kala  3 &amp; 4
Jalan lahir normal &amp; kala 3 &amp; 4
 
Letak lintang
Letak lintangLetak lintang
Letak lintang
 
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
 
Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggulPemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul
 
Skrining kanker cerviks dengan IVA
Skrining kanker cerviks dengan IVASkrining kanker cerviks dengan IVA
Skrining kanker cerviks dengan IVA
 
Hipertensi dalam kehamilan : Update
Hipertensi dalam kehamilan : UpdateHipertensi dalam kehamilan : Update
Hipertensi dalam kehamilan : Update
 
Ruptur uteri
Ruptur uteriRuptur uteri
Ruptur uteri
 
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
Tatalaksana Emergensi preeklampsia, RSPAD, 2014
 

Similar to Ktg abnormal

pdfcoffee.com_belajar-ctg-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_belajar-ctg-pdf-free.pdfpdfcoffee.com_belajar-ctg-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_belajar-ctg-pdf-free.pdfssuser7d33591
 
Kardiotokografi Dasar.ppt
Kardiotokografi Dasar.pptKardiotokografi Dasar.ppt
Kardiotokografi Dasar.pptssuser5bd833
 
penyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptxpenyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptxFebiRatnasari2
 
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATANPATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATANyetiyuwansyah1
 
HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonRafi Mahandaru
 
Makalah askeb persalinan dan bbl 2
Makalah askeb persalinan dan bbl 2Makalah askeb persalinan dan bbl 2
Makalah askeb persalinan dan bbl 2Resti Wati
 
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanOchien Yochie
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjutpjj_kemenkes
 
Responsi dr laqif
Responsi dr laqifResponsi dr laqif
Responsi dr laqifpitriarde
 
komplikasi penyulit kehamilan trimester III
komplikasi penyulit kehamilan trimester IIIkomplikasi penyulit kehamilan trimester III
komplikasi penyulit kehamilan trimester IIItita_chubie
 
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptxKEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptxiqbal509420
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjutpjj_kemenkes
 
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAwellinasebayang
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Ktg abnormal (20)

pdfcoffee.com_belajar-ctg-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_belajar-ctg-pdf-free.pdfpdfcoffee.com_belajar-ctg-pdf-free.pdf
pdfcoffee.com_belajar-ctg-pdf-free.pdf
 
Kardiotokografi Dasar.ppt
Kardiotokografi Dasar.pptKardiotokografi Dasar.ppt
Kardiotokografi Dasar.ppt
 
penyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptxpenyakit pada masa kehamilan.pptx
penyakit pada masa kehamilan.pptx
 
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATANPATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
PATOLOGI KEHAMILAN DAN -KEGAWATDARURATAN
 
HHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic PersonHHS in Diabetic Person
HHS in Diabetic Person
 
Makalah askeb persalinan dan bbl 2
Makalah askeb persalinan dan bbl 2Makalah askeb persalinan dan bbl 2
Makalah askeb persalinan dan bbl 2
 
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
 
Bhd algoritma revisi
Bhd algoritma revisiBhd algoritma revisi
Bhd algoritma revisi
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
 
Responsi dr laqif
Responsi dr laqifResponsi dr laqif
Responsi dr laqif
 
komplikasi penyulit kehamilan trimester III
komplikasi penyulit kehamilan trimester IIIkomplikasi penyulit kehamilan trimester III
komplikasi penyulit kehamilan trimester III
 
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptxKEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI Avicena.pptx
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
 
Hidrocephalus
HidrocephalusHidrocephalus
Hidrocephalus
 
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila 3 AKBID PARAMATA RAHA
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila AKBID PARAMATA RAHA
 
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
Preeklamsia & eklamsia dr. tamsila
 

More from Sofie Krisnadi

Copy of isk pada kehamilan
Copy of isk pada kehamilanCopy of isk pada kehamilan
Copy of isk pada kehamilanSofie Krisnadi
 
Suplementasi mikronutrien ibu hamil di indonesia
Suplementasi mikronutrien ibu hamil di indonesiaSuplementasi mikronutrien ibu hamil di indonesia
Suplementasi mikronutrien ibu hamil di indonesiaSofie Krisnadi
 
Sindroma anti phospholipid
Sindroma anti phospholipidSindroma anti phospholipid
Sindroma anti phospholipidSofie Krisnadi
 
Faktor risiko persalinan preterm
Faktor risiko persalinan pretermFaktor risiko persalinan preterm
Faktor risiko persalinan pretermSofie Krisnadi
 
Posisi,peran da fungsi mitrabestari
Posisi,peran da fungsi mitrabestariPosisi,peran da fungsi mitrabestari
Posisi,peran da fungsi mitrabestariSofie Krisnadi
 
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilDiagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilSofie Krisnadi
 

More from Sofie Krisnadi (9)

Bv dalam kehamilan
Bv dalam kehamilanBv dalam kehamilan
Bv dalam kehamilan
 
Copy of isk pada kehamilan
Copy of isk pada kehamilanCopy of isk pada kehamilan
Copy of isk pada kehamilan
 
Suplementasi mikronutrien ibu hamil di indonesia
Suplementasi mikronutrien ibu hamil di indonesiaSuplementasi mikronutrien ibu hamil di indonesia
Suplementasi mikronutrien ibu hamil di indonesia
 
Infeksi perinatal
Infeksi perinatalInfeksi perinatal
Infeksi perinatal
 
Sindroma anti phospholipid
Sindroma anti phospholipidSindroma anti phospholipid
Sindroma anti phospholipid
 
Faktor risiko persalinan preterm
Faktor risiko persalinan pretermFaktor risiko persalinan preterm
Faktor risiko persalinan preterm
 
nutrition for nvp
 nutrition for nvp nutrition for nvp
nutrition for nvp
 
Posisi,peran da fungsi mitrabestari
Posisi,peran da fungsi mitrabestariPosisi,peran da fungsi mitrabestari
Posisi,peran da fungsi mitrabestari
 
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilDiagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
 

Recently uploaded

CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfPangarso Yuliatmoko
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaimuhammadmasyhuri9
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxEkoPutuKromo
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfyuniarmadyawati361
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxMasHari12
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusiSusanti94678
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxd2spdpnd9185
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfHernowo Subiantoro
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..widyakusuma99
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxAhmadBarkah2
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024SABDA
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)saritharamadhani03
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfgloriosaesy
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxGallantryW
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxlastri261
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 

Recently uploaded (20)

CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 

Ktg abnormal

  • 2.  Kardiotokografi  Intermiten Untuk Risiko Rendah  Kontinyu Untuk Risiko tinggi terhadap gawat janin
  • 3.  KEHAMILAN RISIKO TINGGI (Antepartum Risk) • IUGR (Intra Uterine Growth Restriction) • Abnormal CTG saat kehamilan, abnormal dopler usg • Oligohidramnion dan Polihydramnion • Preeklampsia • Perdarahan antepartum atau intrapartum • Korioamnionitis • Kehamilan serotinus • Ketuban pecah dini • Kehamilan multipel • Kehamilan sungsang/ malpresentasi • Korioamnionitis • Kehamilan dengan diabetes • HDK • VBAC
  • 4.  PERSALINAN RISIKO TINGGI • Induksi / augmentasi oksitosin/prostaglandin • Auskultasi yang abnormal (takikardi, bradikardi atau deselerasi pada pemantauan intermiten) • Anaestesi epidural • Perdarahan intrapartum yang tidak diketahui sebabnya • Ibu demam • Cairan ketuban mekoneal • Setelah amniotomi • Persalinan prematur
  • 5.  INTERPRETASI KTG • Evaluasi hasil rekaman (adekuat untuk dilakukan pembacaan) • Identifikasi frekuensi DJJ basal • Identifikasi variability • Tentukan ada tidaknya akselerasi • Tentukan ada tidaknya deselerasi • Identifikasi dan evaluasi kontraksi rahim (his) • Korelasikan gambaran DJJ dengan his, EVALUASI • Tentukan apakah normal, mencurigakan atau patologis.
  • 6.  Interpretasi KTG Frekuensi DJJ Basal Amplitudo DJJ (Variabiliti) Akselerasi Deselerasi
  • 7.  ABNORMALITAS DJJ BASAL • Bradikardi ringan 100-109 bpm • Takhikardi ringan 161-180 bpm • Bradikardi abnormal <100 bpm • Takhikardi abnormal >180 bpm
  • 9.  Penyebab Bradikardi • Hipoksia janin yang berat/akut • Hipotermi janin. • Bradiaritmia janin • Pemberian obat-obatan pada ibu (propanolol, obat anesthesia lokal). • Janin dengan kelainan jantung bawaan
  • 10.  ARTI KLINIK BRADIKARDI DJJ 100-110 dengan variabilitas normal: hipoksia ringan masih mampu mengadakan kompensasi DJJ < 100 dpmdengan penurunan variabilitas yang abnormal hipoksia berat
  • 11.  TAKHIKARDI Takhikardi ringan 161-180 bpm Takhikardi abnormal >180 bpm • Biasanya gambaran takhikardi tidak berdiri sendiri. • Bila takhikardi disertai gambaran variabilitas DJJ yang masih normal, biasanya kondisi janin baik.
  • 12.  TAKHIKARDI Takhikardi dapat terjadi pada keadaan : • Hipoksia janin (ringan / kronik). • Kehamilan kurang bulan (< 30 minggu) • Infeksi ibu atau janin. • Ibu febris atau gelisah. • Ibu hipertiroid/ tirotoksikosis • Obat-obatan (mis. Atropin, Betamimetik.).
  • 14.  Variabilitas Basal (Amplitudo) Fluktuasi amplitudo antar DJJ 1. Variabilitas jangka pendek interval antar denyut (2-3 dpm) Arti klinis belum diketahui menghilang pada janin yang akan IUFD 2. Variabilitas jangka panjang (long term variability)
  • 15.  Variabilitas Jangka Panjang (long term variability)  Variabilitas ini lebih jelas tampak pada rekaman KTG  Rata-rata mempunyai siklus 3-5 kali permenit.  Diukur dengan menentukan puncak fluktuasi frekuensi DJJ tertinggi dan terendah dalam satu menit segmen pencatatan KTG.
  • 16.  Variabilitas jangka panjang Berdasarkan fluktuasinya dibedakan:  Normal : amplitudo 6-25 dpm.  Berkurang : amplitudo 2-5 dpm.  Menghilang : amplitudo < 2 dpm.  Saltatory : amplitudo > 25 dpm.
  • 17.  Non-reassuring baseline variability  Variabilitas basal yang meragukan variabiliti < 5 dpm selama > 40 menit tetapi < 90 menit.  Variabilitas basal abnormal bila amplitudo < 5 dpm selama > 90 menit.
  • 18.  Klasifikasi Variabilitas basal yang meragukan (Non-reassuring baseline variability) yakni bila variabiliti < 5 dpm selama 40 menit atau lebih, tetapi kurang dari Variabilitas basal abnormal bila amplitudo kurang dari 5 dpm selama 90 menit atau lebih.
  • 19.  Berkurangnya variabilitas  Hipoksia  Janin tidur  Kehamilan preterm  Janin anencephalus  Blokade vagal.  Kelainan jantung bawaan.  Pengaruh abat-obat narkotik, diasepam, MgSO4 dsb.
  • 20.  Gambaran sinusoidal. Variabilitas jangka pendek menghilang sedangkan variabilitas jangka panjang tampak dominan Ditemukan pada :  Hipoksia janin yang berat.  Anemia kronik.  Fetal Erythroblastosis  Rh-sensitized.  Obat-obatan Nisentil, Alpha prodine.
  • 22.  Akselerasi  Kenaikan sementara DJJ > 15 dpm selama > 15 detik.  Akselerasi terjadi akibat respons simpatis yang merupakan keadaan fisiologis yang baik (reaktif).
  • 23.  Akselerasi  Terjadi akibat pergerakan janin atau his. Normal bila > 2 kali dalam 20 menit  Dampak tidak adanya akselerasi saja pada gambaran KTG yang normal belum diketahui.
  • 24.  Deselerasi  Terjadi sebagai respons parasimpatis melalui baroreseptor dan kemoreseptor sehinga terjadi perlambatan DJJ.  Penurunan frekuensi DJJ sementara >15 dpm di bawah DJJ basal  Berlangsung > 15 detik
  • 25.  DESELERASI Terdapat 3 jenis deselerasi: 1.Deselerasi Dini (Early D.) 2.Deselerasi Variabel (Variable D.) 3.Deselerasi Lambat (Late D.)
  • 26.  Deselerasi dini  Penurunan sementara DJJ yang seragam, berulang dan periodik, mulai pada saat kontraksi uterus dan berakhir pada saat kontraksi uterus selesai.  Timbul dan menghilangnya sesuai dengan his ( seperti cermin gambaran his).  Penurunan < 20 dpm dan lamanya < 90 detik.  Frekuensi DJJ dasar dan variabilitas masih normal.
  • 27.  Deselerasi variabel.  Penurunan DJJ bervariasi  Tidak seragam/ Tidak uniform (timbulnya, lamanya, amplitudonya dan bentuknya).  Saat mulainya dan berakhirnya dapat sangat cepat  Penurunan DJJ dapat mencapai 60 dpm.  Biasanya didahului dan diakhiri dengan akselerasi (pra deselerasi dan pasca deselerasi).
  • 28.  Deselerasi variabel.  Terjadi akibat penekanan tali pusat (dapat disebabkan o.k. lilitan tali pusat, oligohidramnion atau tali pusat menumbung).  Bila frekuensi DJJ basal dan variabilitas normal, maka deselerasi ini tidak mempunyai pengaruh berarti terhadap hipoksia janin.
  • 29.  Deselerasi variabel.  Deselerasi variabel berat Apabila deselerasi mencapai > 60 dpm DJJ basal turun sampai 60 dpm dan Lamanya deselerasi > 60 detik ( rule of sixty).  Pada keadaan seperti ini diperlukan pengakhiran persalinan.
  • 30.  Deselerasi variabel. Tindakan untuk memperbaiki :  Merubah posisi ibu  Memberikan amnioinfusion  Pemberian oksigen
  • 32.  Deselerasi lambat.  Timbulnya sekitar 20-30 detik setelah kontraksi uterus dimulai  Berakhir sekitar 20-30 detik setelah kontraksi uterus menghilang.  Lamanya < 90 detik (40-60 detik)  Berulang pada setiap kontraksi  Beratnya sesuai dengan intensitas his
  • 33.  Deselerasi lambat.  Baseline biasanya normal atau takhikardi ringan  Pada keadaan hipoksia berat dapat terjadi bradikardi  Umumnya patologis ( hipoksia )  Terjadi akibat penurunan aliran darah uteroplasenta
  • 34.  Deselerasi lambat.  Bila belum terjadi hipoksia otak dan janin masih mampu mengadakan kompensasi untuk mempertahankan sirkulasi otak, variabilitas DJJ biasanya normal.  Bila keadaan hipoksia makin berat / lama terjadi hipoksi otak dan otot jantung mengalami depresi sehingga variabilitas menurun atau menghilang (IUFD)
  • 35.
  • 38.  Mencari Gambaran KTG Patologis Perhatikan  Denyut Jantung Janin (DJJ) Basal  Amplitudo (variability)  Akselerasi  Deselerasi
  • 39.  Evaluasi Gambaran KTG  KTG Normal  KTG Mencurigakan/ Meragukan ( Suspicious)  KTG Patologis
  • 40.  Gambaran KTG normal Ke empat komponen NORMAL  Kemungkinan kematian janin rendah  Denyut jantung janin 110 -160 per menit  Variabilitas antara 5 – 25 dpm  Terdapat akselerasi DJJ lebih dari 15 dpm (dapat timbul spontan atau ditimbulkan dengan melakukan pemeriksaan dalam )  Tidak ada deselerasi.
  • 41.  Gambaran KTG mencurigakan  Takhikardi  Bradikardi  Variabilitas saltatori  Terdapat deselerasi variabel bersamaan dengan keadaan meragukan lainnya  Deselerasi lambat dengan variabiliti yang normal
  • 42.  Gambaran KTG yang patologis Hilangnya variabiliti yang tidak berhubungan dengan medikasi, aktivitas janin atau obat-obatan. Deselerasi lambat persisten Keadaan yang mencurigakan disertai dengan hilangnya variabiliti Bradikardia yang memanjang Gambaran sinusoidal
  • 43.  KELEMAHAN KTG  Rasa percaya diri yang berlebihan pada pembaca  Perbedaan interpretasi antar pembaca maupun pada pembacaan ulangan.  Kesalahan pembacaan (false positif) sekitar 50 %  Meningkatkan seksio sesarea 1,41 kali  Meningkatkan partus buatan per vaginam sebanyak 1,2 kali.
  • 44.  KELEMAHAN KTG  Kesalahan pembacaan dapat dikoreksi dengan menambahkan petunjuk asidosis lainnya yakni dengan pemeriksaan pH darah janin (fetal blood sampling/fbs) yang mempunyai false positif sekitar 6%.  Kejadian serebral palsi ternyata tidak berbeda, demikian juga dengan nilai APGAR, namun kejadian kejang pada neonatus berkurang sekitar 50%.
  • 45.  KELEMAHAN KTG  Dalam mengambil kesimpulan adanya gawat janin serta bagaimana pengelolaan selanjutnya, perlu dipertimbangkan macam-macam faktor pada ibu (stress kehamilan, penyakit ibu, demam, onat-obatan) faktor janin (prematur, pertumbuhan janin terhambat, cacat janin) serta data klinik lainnya sehingga tindakan yang akan diambil benar-benar merupakan tindakan yang diperlukan.