1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kerajaan khilafah Abbasiyah yang berpusat di Baghdad oleh serangan kerajaan
Mongol pada 1258 M, bisa dikatakan merupakan awal dari kemunduran peradaban islam.
Sebelum itu terjadi, Baghdad adalah pusat peradaban dunia dan pusat ilmu pengetahuan.
Akibat yang ditimbulkan dari kehancuran Abbasiyah kaum muslimin terpecah ke dalam
negeri-negeri kecil. Dimana satu negeri yang lain saling berperang.
Awal pada abad ke 13 M barulah muncul tiga kekuatan besar yaitu Usmani di Turki,
Kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di India. Kekhilafahan Usmani merupakan
imperium terbesar diantara tiga kerajaan yang lain. Walaupun pada masa yang sama, mereka
berada dikondisi sosio ekonomi yang berbeda, pengaruh warisan pengembangan intelektual
yang berbeda pada masa kini.
2. Rumusan Masalah
2.1 Bagaimana Sejarah Kerajaan Usmani di Turki?
2.2 Bagaimana Sejarah Kerajaan Safawi di Persia?
2.3 Bagaimana Sejarah Kerajaan Mughal di India?
3. Tujuan
3.1 Mengetahui Sejarah Kerajaan Usmani di Turki
3.2 Mengetahui Sejarah Kerajaan Safawi di Persia
3.3 Mengetahui Sejarah Kerajaan Mughal di India
4. Manfaat
4.1 Dapat Mengetahui Sejarah Kerajaan Usmani di Turki
4.2 Dapat Menambah Wawasan tentang Sejarah Kerajaan Safawi di Persia
4.3 Dapat Menambah Ilmu Pengetahuan Sejarah Kerajaan Mughal di India
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam pada Masa Tiga Kerajaan Besar
Setelah khilafah Abbasiyah di Bagdad runtuh akibat serangan tentara mongol,
kekuatan politik islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya
tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi.
Beberapa peninggalan budaya dan peradaban islam banyak yang hancur akibat serangan
bangsa Mongol itu. Namun, kemalangan tidak berhenti sampai disitu. Timur Lenk,
sebagaimana telah disebut, menghancurkan pusat-pusat kekuasaan islam yang lain.
Keadaan politik umat islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali
setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar: Usmani di Turki, Mughal di India,
dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani, disamping yang pertama berdiri, juga yang terbesar
dan paling lama disbanding dua kerajaan lainnya.
1. Kerajaan Usmani di Turki
Pendiri kerajaan ini bernama Usmani, seorang bangsa Turki dari kabilah Oghuz. Ia
menyatakan diri sebagai Padisyah al-Usmani (raja keluarga Usmani) pada tahun 699 H
(1300 M).1
Kerajaan Usmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami
daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad,
mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad
kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Di bawah tekanan
serangan-serangan Mongol pada abad ke13 M, mereka melarikan diri ke daerah barat dan
mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudarasaudara mereka, orang-orang Turki
Seljuk di dataran tinggi Asia Kecil. Di sana, di bawah pimpinan Ertoghrul, mereka
mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II, Sultan Seljuk yang kebetulan sedang
berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka, Sultan Alauddin mendapat
1 Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam, Jakarta, 2015, halaman 65.
3. 3
kemenangan. Atas jasa baik itu, Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil
yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu, mereka terus membina wilayah barunya dan
memilih kota Syuhud sebagai ibukota.
Ertoghrul wafat tahun 1289 M. Kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya Usman.
Putra Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman memerintah
antara tahun 1290 M dan 1326 M. Seperti ayahnya, ia banyak berjasa kepada Sultan
Alauddin II dengan keberhasilannya menduduki benteng-benteng Bizantium yang
berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan
Seljuk dan Sultan Alauddin terbunuh. Kerajaan Seljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah
dalam beberapa kerajaan kecil. Usman pun menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh
atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah, kerajaan Usmani dinyatakan berdiri. Penguasa
pertamanya adalah yang sering disebut juga Usman I.
Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al-Usman (raja besar
keluarga Usman) tahun 699 H/1300 M, setapak demi setapak wiliayah kerajaan dapat
diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa
tahun 1317 M, kemudian, pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibukota kerajaan. Pada
masa pemerintahan Orkhan tahun 726 H/1326 M-761 H/1359 M Kerajaan Turki Usmani ini
dapat menaklukkan Azmir (Smirna) tahun 1327 M, Thawasyanli tahun tahun 1330 M,
Uskandar tahun 1338 M, Ankara tahun 1354 M, dan Gallipoli tahun 1356 M. Daerah ini
adalah bagian benua Eropa yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani. Ketika Murad I,
pengganti Orkhan, berkuasa tahun 761 H/1359 M-789 H/1389 M, selain memantapkan
keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke Benua Eropa. Ia dapat
menaklukkan Adrianopel yang kemudian dijadikannya sebagai ibukota kerajaan yang baru,
Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani. Merasa takut terhadap
kemajuan ekspansi kerajaan ini ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah
besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Usmani. Pasukan ini
dipimpin oleh Sijisman, raja Hongaria. Namun, Sultan Bayazid I tahun 1389M-1403 M,
pengganti Murad I, dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropa tersebut. Peristiwa
ini merupakan catatan sejarah yang amat gemilang bagi umat Islam. Ekspansi kerajaan
Usmani sempat terhenti beberapa lama. Ketika ekspansi diarahkan ke Konstantinopel,
4. 4
tentara Mongol yang dipimpin Timur Lenk melakukan serangan ke Asia Kecil. Peperangan
besart terjadi di Ankara tahun 1402 M.
Tentara Turki Usmani mengalami kekalahan. Bayazid bersama putranya, Musa
tertawan dan wafat dalam tawanan tahun 1403 M. Kekalahan Bayazid di Ankara itu
membawa akibatburuk bagi Turki Usmani. Penguasa-penguasa Seljuk di Asia Kecil
melepaskan diri dari genggaman Turki Usmani. Wilayah-wilayah Serbia dan Bulgaria
juga memproklamasikan kemerdekaan. Ketika itu, putra-putra Bayazid saling berebut
kekuasaan. Suasana buruk ini baru berakhir setelah Sultan Muhammad I tahun 1403
M-1421 M dapat mengatasinya. Sultan Muhammad berusaha keras menyatukan
negaranya dan mengembalikan kekuatan dan kekuasaan seperti sedia kala.2
Kerajaan kemudian dipimpin oleh Murad II (1421-1451) lalu dilanjutkan oleh
Muhammad II (1451-1481) yang dikenal dengan Muhammad al-Fatih. Pada masa
Byzantinum dan Konstantinopel ditaklukkan tahun 1453 M. Kerajaan Usmani semakin
memantapkan kedudukannya pada masa Sulaiman al-Qanuni (1520-1566 M), Pada masanya
wilayah kekuasaan Usmani mencakup sebagian Asia kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan
Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis, dan Al-Jazair di Afrika; Bulgaria, Yunani, Yugaslapia,
Albania, Hongoria, dan Rumania. Untuk mengatur pemerintahan disusunlah kitab Multaqa
al-Abrur.3
1) Kemajuan Kerajaan Usmani di Turki
Dalam pembangunan Turki Usmani memfokuskan kemajuan-kemajuan bada bidang-
bidang berikut :
a. Bidang Politik
Para pemimpin kerajaan Usmani pada masa-masa pertama, adalah orang-orang yang
kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Meskipun
2 Saprida, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Palembang, 2007, halaman 94.
3 Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Yogyakarta, 2010,
halaman 137.
5. 5
demikian, kemajuan kerajaan Usmani mencapai masa keemasannya itu, bukan semata-mata
karena keunggulan politik para pemimpinnya.4
b. Bidang Kemiliteran
Bidang kemiliteran adalah terbentuknya kelompok militer baru yang disebut pasukan
Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang mengubah Negara Usmani menjadi mesin
perang yang paling kuat.
c. Bidanng Arsitektur
Dibidang Arsitek banyak dibangun bangunan megah, seperti sekolah, rumah sakit, villa,
masjid, jembatan, dan makam. Masjid-masjid dihiasi dengan kaligrafi yang indah.
d. Bidang keagamaan
Dalam bidang keagamaan sultan sangat memperhatikan. Fatwa-fatwa ulama sangat
berperan dalam mengambil kebijakan Negara. Mufti adalah sebagai pejabat urusan agama
tertinggi yang memberikan fatwa resmi terhadap problematika keagamaan dalam
masyarakat. Tanpa Legitimasi Mufti keputusan hukum kerajaan bisa jadi tidak berjalan.5
2) Kehancuran Kerajaan Usmani di Turki
a. Ekonomi yang Semakin Melemah
Keberhasilan Portugal dan Spanyol untuk menemukan jalan perdagangan dunia ke Asia,
telah menjadi titik awal kebangkitan Eropa. Mereka berhasil merebut rute, pangsa pasar dan
sumber bahan baku perdagangan dunia. Usaha mereka semakin mengakar kuat dengan
keberhasilan mereka menjajah dan memonopoli kekayaan dunia Islam yang sangat kaya. Hal
ini mengakibatkan kemiskinan dan kemunduran ekonomi yang berat di dunia Islam.
b. Kelemahan Sains dan Agama
Dalam belenggu kehidupan akidah Murji’ah dan tarekat Sufi, dinilai wajar bila umat
Islam mengalami kemunduran dan keterbelakangan yang parah dalam aspek agama dan
sains. Tentang kemunduran bidang teknologi dan industri, Imam al-Ghazi dalam Nahr adz-
4 Saprida, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Palembang, 2007, halaman 96
5 Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Yogyakarta, 2010,
halaman 138.
6. 6
Dzahab fi Tarikhi Halb menyebutkan, ketika telegraf pertama kali masuk kota Aleppo tahun
1278 H, masyarakat mengangapnya sebagai setan
Ustadz Abu al-Hasan Ali al-Hasani an-Nadawi juga menyebutkan bahwa industri
pekapalan baru masuk ke Turki pada abad XVI M, percetakan, alat-alat medis, dan sekolah-
sekolah militer baru masuk pada abad XVII M. pada abad-abad tersebut, Daulah
Utsmaniyah sangat asing dari industri, teknologi, dan sains sehingga menganggap segala
penemuan baru di bidang teknologi dan industri sebagai sihir.
c. Kelemahan Sosial dan Moral
Dekadensi moral yang sangat parah telah menggejala di seantero Dunia Islam.
Penyalahgunaan harta wakaf untuk kepentingan memperkaya para pegawai wakaf,
menjamurnya warung-warung khamar, rumah-rumah judi, minuman keras, dan pelacuran—
Husain bin Muhammad Nashif bahkan menyebutkan kota suci Makkah telah ramai dengan
warung-warung minuman keras dan pelacuran—, tenggelamnya masyarakat dalam musik
dan nyanyian, dan aneka ragam kebejatan moral lainnya menjadi pemandangan umum di
tengah masyarakat.
Berbagai akhlak mulia sudah dianggap sebagai sebuah tradisi kuno, kering dari nilai-nilai
keimanan, dan setiap saat bisa ditinggalkan dengan alasan kemajuan zaman. Jilbab yang
menjadi busana wanita Muslimah, misalnya, telah dianggap sebagai sekedar budaya
setempat, dan manakala penjajah salibis Eropa datang dengan emansipasi wanitanya, dengan
serta merta banyak yang melepaskan jilbabnya
d. Runtuhnya Sebuah Peradaban Islam
Kemerosotan internal tersebut sejalan dengan penjelasan Ibnu Khaldun di
dalam Muqaddimah-nya tentang runtuhnya peradaban. Menurutnya, faktor-faktor penyebab
runtuhnya sebuah peradaban lebih bersifat internal daripada eksternal. Suatu peradaban
dapat runtuh karena timbulnya materialisme, yaitu kegemaran penguasa dan masyarakat
menerapkan gaya hidup malas yang disertai sikap bermewah-mewah. Sikap ini tidak hanya
negatif, tapi juga mendorong tindak korupsi dan dekadensi moral.
7. 7
2. Kerajaan Safawi di Persia
Cikal bakal kerajaan ini berasal dari perkumpulan pengajian tasawuf tarekat safawiyah
yang berpusat dikota ardabil,azerbaijan. Nama safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi
al-Din tahun 1252 M -1334 M 6, seorang keturunan Imam syi’ah yang keenam, Musa al-
Kazhim. Kerjaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya Negara
Iran dewasa ini.gerakan tarekat ini lama-kelamaan berubah bentuk menjadi gerakan politik.
Jama’ah atau murid-muridnya berubah menjadi tentara yang teratur dan fanatik dalam
kepercayaan serta menentang setiap orang yang bermazhab selain Syi’ah. Kepemimpinan
Safawi silih berganti, dan semakin eksis sebagai gerakan poklitik yang didukung oleh
pasukan tentara yang kuat yang diberi nama Qizilbash (baret merah) pada masa
kepemimpinan Ismail( 1501-1524 M). Dialah yang pertama kali memproklamirkan dirinya
sebgai raja Dinasti Safawi di kita Tabriz. Ismail I berkuasa selama kurang lebih 23 tahun,
yaitu antara tahun 1501 M dan 1524 M. 7 Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah menguasai
seluruh wilayah Persia dan bagian Timur Bulan Sabit Subur(Fortile Cresent). Kerajaan
safawi mencapai puncak kemajuannya pada masa pemerintahan Abbas I. Pada masa
pemerintahannya dapat menguasai beberapa daerah yang dikuasai Turki Usmani seperti
Tabriz,Sirwan,dan Baghdad (1602 M). Kemudian tahun 1622 M dapat menguasai kepulauan
Hurmuz, dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan bandar abbas, sehingga jalur
perdagangan antara Timur dan Barat yang biasanya diperebutkan oleh Belanda,Inggris dan
Perancis dapat dikuasainya.8 Kemajuan safawi bukan hanya bidang politik sajatetapi bidang
pengetahuan, pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin Al-Syaeraji,
generalis ilmu pengetahuan,Sadaruddin Al-Syaeroji, seoarang filosof,dan Muhammada
Baqir Ibnu Muhammad Damad,seorang filosof,ahli sejarah, teolog dan seoarang yang
pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah. Bidang fisik dan seni para
penguasa Safawi telah berhasil membangun Isfahan, Ibu kota kerajaan menjadi kota yang
6 Ibid. halaman 141.
7 Saprida, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Palembang, 2007, halaman 102.
8Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Yogyakarta, 2010, halaman
142.
8. 8
sangat indah. Dibagun pula masjid-masjid, rumah sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah,
jembatan raksasa diatas Zende Rud, dan istana Cihihil Sutun. Unsur seni terlihat juga
misanya dalam bentuk kerjinan tangan seperti keramik, karpet, pakaian, dan tenun, mode,
tembikar, dan lain-lain. karena sering terjadi peperangan melawan kerajaan Usmani yang
lebih kuat, juga karena sering terjadi pertentangan antara kelompok-kelompok di dalam
negeri. Kondisi memprihatinkan ini baru bisa diatasi setelah raja Safawi kelima, Abbas I
naik tahta. Ia memerintah dari tahun 1588 M sampai dengan tahun 1628 M. Langkah-
langkah yang ditempuh oleh Abbas I dalam rangka memulihkan kerajaan Safawi ialah:
a. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash atas Kerajaan Safawi dengan cara
membentuk pasukan baru yang anggotanya terdiri dari budak-budak, berasal dari
tawanan perang bangsa Georgia, Armenia dan Sircassia yang telah ada sejak raja
Tahmasp I.
b. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani. Untuk mewujudkan perjanjian ini,
Abbas I terpaksa harus menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia dan sebagian wilayah
Luristan. Di samping itu, Abbas berjanji tidak akan menghina tiga khalifah pertama
dalam Islam (Abu Bakar, Umar Ibn Khattab dan Usman) dalam khotbah-khotbah Jumat.
Sebagai jaminan atas syarat-syarat itu, ia menyerahkan saudara sepupunya, Haidar Mirza
sebagai sandera di Istambul.
Usaha-usaha yang dilakukan Abbas I tersebut berhasil membuat kerajaan Safawi kuat
kembali. Setelah itu, Abbas I mulai memusatkan perhatiannya keluar dengan berusaha
merebut kembali wilayah-wilayah kekuasaannya yang hilang. Pada tahun 1598 M, ia
menyerang dan menaklukkan Herat. Dari sana, ia melanjutkan serangan merebut Marw
dan Balkh. Setelah kekuatan terbina dengan baik, ia juga berusaha mendapatkan kembali
wilayah kekuasaannya dari Turki Usmani.Abbas I mengarahkan serangan-serangannya
ke wilayah kekuasaan kerajaan Usmani itu. Pada tahun 1602 M, di saat Turki Usmani
berada di bawah Sultan Muhammad III, pasukan Abbas I menyerang dan berhasil
menguasai Tabriz, Sirwan, dan Baghdad. Sedangkan kota-kota Nakhchivan, Erivan,
Ganja, dan Tiflis dapat dikuasai tahun 1605 M-1606 M. Selanjutnya, pada tahun 1622 M
9. 9
pasukan Abbas I berhasil merebut kepulauan Hurmuz dan mengubah pelabuhan Gumrun
menjadi pelabuhan Bandar Abbas.
1) Kemajuan Kerajaan Safawi di Persia
Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan Kerajaan Safawi.
Secara politik, ia mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang
mengganggu stabilitas negara dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang
pernah direbut oleh kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya. Kemajuan yang
dicapai kerajaan safawi tidak hanya terbatas di bidang politik. Di bidang yang lain,
kerajaan ini juga mengalami banyak kemajuan. Kemajuan-kemajuan itu antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Bidang Ekonomi
Stabilitas politik Kerajaan Safawi pada masa Abbas I ternyata telah
memacu perkembangan perekonomian Safawi, lebih-lebih setelah kepulauan
Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas.
Dengan dikuasainya bandar ini maka salah satu jalur dagang laut antara Timur
dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Perancis
sepenuhnya menjadi milik kerajaan Safawi. Di samping sektor perdagangan,
kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di sektor pertanian terutama di
daerah Bulan Sabit Subur.
b. Bidang Ilrnu Pengetahuan
Dalam sejarah Islam bangsa Persiadikenal sebagai bangsa yang
berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu, tidak mengherankan apabila pada masa Kerajaan Safawi tradisi
keilmuan ini terus berlanjut. Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir di
majlis istana, yaitu Baha Al-Din Al-Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan,
Sadar Al-Din AlSyaerazi, filosof dan Muhammad Baqir ibn Muhammad
Damad, filosof, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah mengadakan
observasi mengenai kehidupan lebah-lebah. Dalam bidang ini, kerajaan safawi
10. 10
mungkin dapat dikatakan lebih berhasil dari dua kerajaan besar Islam lainnya
pada masa yang sama.
c. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
Para penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakan Isfahan, ibukota
kerajaan, menjadi kota yang sangat indah. Di kota tersebut, berdiri bangunan-
bangunan besar lagi indah seperti Masjid-masjid, rumah-rumah sakit, sekolah-
sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud dan istana Chihil Sutun. Kota
Isfahan juga diperindah dengan taman-taman wisata yang ditata secara apik.
Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 Masjid, 48 akademi, 1802
penginapan dan 273 pemandian umum. Di bidang seni, kemajuan nampak
begitu kentara dalam gaya arsitektur bangunanbangunannya, seperti terlihat
pada Masjid Shah yang dibangun tahun 1611 M dan mesjid Syaikh Lutf Allah
yang dibangun tahun 1603 M. Unsur seni lainnya terlihat pula dalam bentuk
kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani, pakaian dan tenunan, mode,
tembikar dan benda seni lainnya. Seni lukis mulai dirintis sejak zaman
Tahmasp I. Raja Ismail I pada tahun 1522 M membawa seorang pelukis timur
ke Tabriz. Pelukis itu bernama Bizhad.9
d. Bidang Politik dan Perdagangan
Stabilitas politik di kerajaan Safawi pada masa Abbas I ternyata telah
memacu perkembangan perekonomian Safawi, lebih-lebih setelah kepulauan
Humruz dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi bandar Abbas.
Dengan dikuasainya bandar ini maka salah satu jalur dagang laut antara Timur
dan Barat yang biasanya diperebutkan oleh belanda, Inggris, dan Perancis
sepenuhnya menjadi milik kerajaan Safawi.
Di samping sektor perdagangan, kerajaan Safawi juga mengalami
kemajuan disektor pertanian terutama di daerah Bulan Sabit Subur.10
9Saprida, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Palembang, 2007, halaman 106.
10Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Yogyakarta, 2010, halaman
142.
11. 11
2) Kehancuran Kerajaan Safawi di Persia
Sepeniggalan Abbas I kerajaan Safawi berturut-turt diperintah oleh enam
raja, yaitu Safi Mirza (1694-1722 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman ( 1667-
1694 M), Husein (1694-1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M), dan Abbas III (
1733- 1736M). Pada masa-masa raja-raja tersebut kodisi kerjaan Safawi semakin
lama semakin menurun yang pada akhirnya membawa kepada kehancurannya.
Safa Mirza adalah seorang yang pencemburu dan kejam terhadap pembesaran-
pembesaran kerajaan. Abbas II adalah seorang raja yang suka mabuk minuman
keras. Sulaiman selain pecandu narkotika juga menyenangi kehidupan malam
beserta harem-haremnya. Sedangkan Husein adalah seorang raja yang sangat
diskriminatif, terlalu berpihak terhadap kaum Syia’ah dan kejam terhadap
penganut sunni, iulah anatara lain yang menjadi faktor keruntuhan kerjaaan
Safawi. Faktor lain adalah konflik yang berkepanjangan dari kerjaan Usmani,
dekandensi moral dikalangan pembesar-besar kerjaaan, dan juga konflik internal
dikalangan mereka dlam rangka memperebutkan kekuasaan.
3. Kerajaan Mughal di India
Kerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai ibu kotanya. Berdiri
seperempat abadsesudah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-
1530M), salah satu dari cucu Timur Lenk. Ia bertekad ingin menguasai samarkhan yang
menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Babur meninggal pada tahun 1530 M.
diganti oleh anaknya Humayun (1530-1556 M) dapat menggabungkan Malwa dan Gujarat ke
daerah-daerah yang telah dikuasainya. Humayun meninggal karena terjatuh di tangga
perpustakaannya (1556 M), diganti oleh anaknya, Akbar. Akbar (1556-1606 M) dapat
menaklukan raja-raja India yang masih ada pada waktu itu, dan juga Bengal.
1) Kemajuan Kerajaan Mughal di India
a. Bidang pertanian
Bidang pertanian, yaitu berupa biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayuran,
rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dab bahan-bahan celupan.
12. 12
b. Bidang Kesenian
Hasil karya seni kerajaan Mughal yang masih dinikmati sampai saat ini
adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan misalnya bangunan
masjid berlapiskan mutiara, dan Tajmahah di Agra, Mesjid Raya Delhi dan Istana
indah di Lahore.
c. Bidang Politik dan Bidang Ekonomi
Kemantapan stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang
diterapakan Akbar membawa kemajuan dalam bidang ekonomi, kerajaan Mughal
dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Akan
tetapi, sumber keuangan Negara lebih banyak bertumpu pada sector pertanian.
Disamping itu, kebutuhan dalam negeri hasil pertanian itu di ekspor ke
Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan,
seperti pakaian tenun dan kain tipis bahan gordiyn yang banyak di produksi
Gujarat dan Bengal. Untuk meningkatkan produksi, Jehingir mengizinkan Inggris
(1611 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat (nama kota yang
terletak disebelah barat India).11
2) Kehancuran Kerajaan Mughal di India
Selain kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Mughal, ada
beberapa factor kelemahannya yang menyebabkan kehancurannya pada tahun 1858
antara lain:
a.Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga tidak bisa memantau
gerak langkah tentara inggris di wilayah-wilayah pantai.
b. Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan pembesar kerajaan yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang.
11 Ibid. halaman 143.
13. 13
c.Terlampau kasarnya sikap kasarnya sikap Aungrangzeb dalam melaksanakan ide-
idenya yang menyebabkan terjadinya konflik antar agama, misalnya aliran
syi’ah dan sunni.
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir kekuasaan Mughal adalah
orang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pendiri kerajaan ini bernama Usmani, seorang bangsa Turki dari kabilah Oghuz. Ia
menyatakan diri sebagai Padisyah al-Usmani (raja keluarga Usmani) pada tahun 699 H (1300
M). Kerajaan Usmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah
Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka
pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak.
2. Nama safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din tahun 1252 M -1334 M, seorang
keturunan Imam syi’ah yang keenam, Musa al-Kazhim. Kerjaan ini dapat dianggap sebagai
peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa ini.
3. Kerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai ibu kotanya. Berdiri seperempat
abadsesudah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530M),
salah satu dari cucu Timur Lenk. Ia bertekad ingin menguasai samarkhan yang menjadi kota
penting di Asia Tengah pada masa itu.
14. 14
DAFTAR PUSTAKA
Chamid, Nur. 2010. Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR.
Huda, Nurul. 2015. Ekonomi Pembangunan Islam. Jakarta: PT. Adhitya Andrebina Agung.
Saprida. 2007. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Palembang: NoerFikri.