DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Sejarah kel.1
1. MASA PEMERINTAHAN
HERMAN WILLIEM DAENDELS
(1808-1811)
Natalia Safura Ngeo Bupu
Putri Handayani Agustina
Ratu Juwita Handayani
Shavira Amalia Rahim
XI IPA 1
SMAN 54 Jakarta
Afidya Pramesti
Brigitta Gitalia Ratri
Febriyanti Sari
Nabila Ayu Afifah Tanamal
2. Herman Williem Daendels
Herman Willem Daendels (lahir di Hattem, Gelderland,
Republik Belanda, 21 Oktober 1762 – meninggal di Elmina,
Belanda Pantai Emas, 2 Mei 1818 pada umur 55 tahun),
adalah seorang politikus Belanda yang merupakan
Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-36. Ia
memerintah antara tahun 1808 – 1811. Masa itu Belanda
sedang dikuasai oleh Perancis.
H. W. Daendels sebagai Gubernur Jendral memerintah
di nusantara pada tahun 1808-1811. Tugas utama
Daendels adalah mempertahankan Jawa agar tidak
dikuasai Inggris. Sebagai pemimpin yang ditunjuk oleh
pemerintah Republik Bataaf, Daendels harus memperkuat
pertahanan dan juga memperbaiki administrasi
pemerintahan, serta kehidupan sosial ekonomi di
3.
4. Daendels adalah kaum patriot dan liberal dari
belanda yang sangat dipengaruhi oleh ajaran Revolusi
Perancis. Di dalam berbagai pidatonya, Daendels tidak
lupa mengutip semboyan Revolusi Perancis. Daendels
ingin menanamkan jiwa kemerdekaan, bersamaan
dan persaudaraan dilingkungan masyarakat Hindia.
Oleh karena itu, ia ingin memberantas praktik-praktik
feodalisme. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat
lebih dinamis dan produktif untuk kepentingan negeri
induk (Republik Bataaf). Langkah ini juga untuk
mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan juga
sekaligus membatasi hak-hak para bupati yang terkait
dengan penguasaan atas tanah dan penggunaan
tenaga kerja.
5. Tugas-tugas yang dilakukan Daendels untuk
mepertahankan Pulau Jawa antara lain :
1. Mendirikan sebuah pabrik senjata di Surabaya,
membangun pabrik meriam di Semarang dan
membangun sekolah militer di Batavia.
2. Membuat jalan Raya Anyer sampai Panarukan
3. Memperkuat pasukan yang anggotanya terdiri
atas orang Indonesia.
4. Mendirikan benteng-benteng pertahanan
5. Membangun pangkalan angkatan laut di Merak
dan Ujung Kulon
6.
7. USAHA DAENDELS DALAM
MENCARI KEUANGAN
1. Melaksanakan kerja Rodi
2. Memperluas tanaman kopi
3. Melaksanakan Contingenten Stelsel
(rakyat membayar pajak berupa hasil
bumi)
4. Menetapkan Verplichte Leverentie
(aturan penjualan sisa hasil bumi yang
sudah ditentukan Belanda)
5. Menjual tanah negara pada pihak asing
8. BIDANG PERTAHANAN DAN
KEAMANAN
Memenuhi tugas mempertahankan jawa dari
serangan inggris, Daendels melakukan langkah-langkah:
1. Membangun benteng-benteng pertahanan baru
2. Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan
Ujung Kulon tetapi tidak berhasil
3. Meningkatkan jumlah tentara dengan mengambil
orang-orang pribumi
4. Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan,
panjangnya kurang lebih 1100 km dan dikenal
sebagai jalan Daendels.
9. Melakukan perubahan dengan tata cara dan adat
istiadat didalam kerajaan-kerajaan di Jawa.
Daendels menentang tata cara berkunjung ke istana
Kasunanan Surakarta ataupun Kasultanan
Yogyakarta
Daendels mempengaruhi Mangkunegara II untuk
membentuk pasukan “LEGIUN MANGKUNEGARA”
untuk membantu pasukan Daendels apabila terjadi
perang
Melakukan intervensi terhadap pemerintahan
kerajaan lokal misalnya saat terjadi pergantian raja.
10. Melakukan beberapa tindakan yang dapat
memperkuat kedudukannya di nusantara, seperti :
a. Membatasi secara ketat kekuasaan raja-raja di
Nusantara
b. Membagi pulau Jawa menjadi 9 daerah
prefectuure/prefector
c. Kedudukan bupati sebagai penguasa tradisional
diubah menjadi pegawai pemerintah (kolonial)
yang di kaji
d. Kerajaan Banten dan Cirebon di hapuskan dan
dinyatakan sebagai wilayah pemerintahan
kolonial.
11. Bidang Peradilan
Daendels berusaha memberantas sebagai
penyelewengan dengan mengeluarkan berbagai peraturan,
seperti :
1. Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3 jenis
pengadilan.
a. Pengadilan untuk orang Eropa.
b. Pengadilan untuk orang pribumi.
c. Pengadilan untuk orang Timur Asing.
Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur
dengan prefek sebagai ketua dan para bupati sebagai
anggota. Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten,
sedangkan di wilayah prefektuur seperti Batavia,
Semarang, dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.
2. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, termasuk
terhadap bangsa Eropa sekalipun. Akan tetapi, Daendels
12. Bidang Sosial Ekonomi
Beberapa kebijakan dan tindakan daendels yang
mendatangkan keuntungan bagi pemerintah kolonial,
misalnya:
1. Daendels memaksakan berbagai perjanjian dengan
penguasa Surakarta dan Yogyakarta yang intinya melakukan
penggabungan banyak daerah di dalam daerah kolonial
2. Meningkatkan pemasukan uang dengan cara pemungutan
pajak
3. Peningkatan tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia
4. Rakyat di haruskan melaksanakan penyerahan wajib hasil
pertanian
5. Melakukan penjualan tanah-tanah kepada pihak swasta
13. Akhir Kekuasaan Herman Willem
Daendels
Kejatuhan Daendels antara lain disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut.
1. Kekejaman dan kesewenang-wenangan Daendels
menimbulkan kebencian di kalangan rakyat pribumi maupun
orang-orang Eropa.
2. Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja Banten,
Yogyakarta, dan Cirebon menimbulkan pertentangan dan
perlawanan.
3. Penyelewengan dalam penjualan tanah kepada pihak swasta
dan manipulasi penjualan Istana Bogor.
4. Keburukan dalam sistem administrasi pemerintahan.
Louis Napoleon sebagai Raja Belanda akhirnya menarik
kembali Daendels dengan pertimbangan Daendels telah berbuat
secara optimal di Indonesia. Penarikan Daendels ke Belanda
disertai dengan pengangkatannya sebagai seorang panglima
perang yang kemudian dikirim ke medan peperangan di Russia.
14. a. Dampak Positif:
Sarana dan prasarana yang telah dibuat pada zaman
kolonialisme sebagai contoh jalan raya Anyer –
Panarukan yang dibuat pada zaman pemerintahan
Daendles, walaupun menimbulkan banyak korban
bangsa Indonesia, tetapi manfaatnya masih dapat kita
rasakan, bangunan – bangunan sebagai objek pariwisata,
rel – rel kereta api, timbulnya kaum intelek.
b. Dampak Negatif:
Keterbelakangan mental, ekonomi dan pendidikan tidak
berjalan dengan lancar, pada pembuatan jalan raya Anyer
– Panarukan, menimbulkan banyak korban karena
dipaksa kerja rodi.