3. Allah berfirman dalam QS Ar-Rahman (55): 19-22
dan QS Al-Furqan (25): 53
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang
keduanya kemudian bertemu, antara keduanya
ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-
masing. Maka nikmat Allah yang manakah yang
kamu dustakan. Dari keduanya keluar mutiara dan
marjan.” (QS Ar-Rahman (55): 19-22).
4. “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir
(berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain
asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding
dan batas yang menghalangi.” (QS Al-Furqan : 53)
5. Setelah mencermati dan mengkaji secara saksama
keterangan Alquran, para ilmuwan berhasil
mengungkapkan keberadaannya, yakni di Selat
Gibraltar yang menghubungkan antara Lautan
Mediterania dan Samudera Atlantik serta memisahkan
Spanyol dan Maroko. Nama Gibraltar berasal dari
bahasa ArabJabal Thariq yang berarti gunung Thariq.
Nama ini merujuk pada Jenderal Muslim Thariq bin
Ziyad yang menaklukkan Spanyol pada tahun 711.
Di Selat Gibraltar itu terdapat pertemuan dua jenis
laut yang berbeda warna. Seperti ada garis pembatas
yang memisahkan keduanya. Satu bagian berwarna biru
agak gelap dan pada bagian lain tampak lebih terang.
6. Menurut penjelasan para ahli kelautan seperti William W
Hay, guru besar Ilmu Bumi di Universitas Colorado, Boulder,
AS dan mantan dekan Sekolah Kelautan Rosentiel dan Sains
Atmosfer di Universitas Miami, Florida AS, serta Prof Dorja
Rao, seorang spesialis di Geologi Kelautan dan dosen di
Universitas King Abdul-Aziz, Jeddah, air laut yang terletak di
selat Gibraltar tersebut memiliki karakteristik yang berbeda,
baik dari kadar garamnya, suhu maupun kerapatan air laut.
Hebatnya lagi, kedua laut itu dibatasi oleh dinding
pemisah. Bukan dalam bentuk dinding tebal, pembatasnya
adalah air laut itu sendiri. Dinding pemisah itu bergerak di
antara dua lautan dan dinamakan dengan front (jabhah) yang
memisahkan antara dua pasukan. Dengan adanya pemisah
ini setiap lautan memelihara karakteristiknya sehingga sesuai
dengan makhluk hidup (ekosistem) yang tinggal di
lingkungan itu.
7. Pada tahun 1873 M/1283 H, para ilmuwan dari tim
peneliti Inggris, dalam ekspedisi laut Challenger,
menemukan adanya perbedaan di antara sampel-
sampel air laut yang diambil dari berbagai lautan. Dari
situ manusia mengetahui bahwa air laut berbeda-beda
kondisinya satu dengan yang lain, baik dalam hal
kadar garam, temperatur, berat jenis, dan jenis biota
lautnya.
Pertama kali muncul jawaban itu di lembaran buku-
buku ilmiah pada tahun 1942 M / 1361 H. Studi yang
mendalam tentang karakteristik lautan menyingkap
adanya lapisan-lapisan air pembatas yang memisahkan
antara lautan-lautan yang berbeda-beda, dan berfungsi
memelihara karakteristik khas setiap lautan dalam hal
kadar berat jenis, kadar garam, biota laut, suhu, dan
kemampuan melarutkan oksigen.
8. Setelah tahun 1962 diketahui fungsi batas-batas
laut tersebut dalam ‘mengolah’ aliran air laut yang
menyeberang dari satu laut ke laut yang lain
sehingga laut yang satu tidak melampaui laut yang
lain. Dengan demikian lautan-lautan tersebut tidak
bercampur aduk karena setiap lautan menjaga
karakteristiknya masing-masing dan batas-batas
wilayahnya karena adanya pembatas-pembatas
tersebut. Dan karena adanya dinding pemisah dan
perbedaan warna itu pula, maka hewan yang hidup di
laut bewarna kebiruan dan asin, tak bisa hidup di laut
yang airnya dengan rasa tawar. Demikian pula
sebaliknya. Subhanallah.
9. Penjelasan secara fisika modern baru ada di abad 20M oleh ahli-ahli
Oceanografi.Firmandi Al Quran itu diturunkandi abadke 7 M, 14 abadyanglalu.
Jadi kalimat siapaitu?
Itu adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui
malaikat Jibril.Maka nikmat Tuhanyangmanayang kamu dustakan?
Luar biasa, pemandangan selat Gibraltar yang memiliki dua warna air
sungguh menakjubkan. Sudah lama membaca dan memahami tafsirnya, tentang
adanya dua warnaair laut di Gibraltar
“Sesungguhnya dalam penciptaan bumi dan langit dan silih bergantinya malam
dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang orang yang berakal”. (QS. Al-Imran:
190)
10. Penemuan Api di dalam Laut
Munculnya sebuah fenomena retakan di dasar lautan
mengeluarkan lava. Lava ini menyebabkan air mendidih hingga
suhunya lebih dari 1000°C. Meskipun suhunya luar bisa
tingginya, lava tersebut tidak bisa membuat air laut menguap, dan
walaupun air ini berlimpah-luah, ia tidak bisa memadamkan api.
11. Allah berfirman:
“Ada laut yang di dalam tanahnya ada api,”
(QS. Ath-Thur (52): 6)
Nabi SAW. juga bersabda:
“Tidak ada yng mengarungi lautan kecuali orang
yang berhaji, berumrah atau orang yang berperang di
jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat
api dan dibawah api terdapat lautan.”
(HR. Abu Daud)
12. Bangsa Arab yang hidup dimasa ketika ayat ini
diturunkan pasti tidak bisa menangkap isyarat
Firman Allah SWT ini. Ketika itu bangsa Arab hanya
mengenal makna “sajara” sebagai menyalakan tungku
pembakaran.
Pada tahun 1990-an, terdapat dua ahli geologi dari
Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov bersama
Rona Clint yang berkebangsaan Amerika, pernah
bersama-sama mempelajari tentang fenomena
patahan di dasar laut dan kerak bumi.
13. Ketiga ilmuwan tersebut lantas menyelam ke
dasar laut sedalam 1.750 KM di lepas pantai Miami.
Sbagovich bersama kedua rekannya menggunakan
kapal selam canggih yang kemudian beristirahat di
batu karang dasar laut. Di dasar laut itulah, mereka
dikejutkan dengan fenomena aliran air yang sangat
panas mengalir ke arah retakan batu. Kemudian
aliran air itu disertai dengan semburan lava cair
panas menyembur layaknya api didaratan, dan
disertai dengan debu vulkanik layaknya asap
kebakaran di daratan. Tidak tanggung-tanggung
panasnya suhu api vulkanis didalam air tersebut
ternyata mencapai 231 derajat celcius.
14. Mereka menemukan fakta bahwa fenomena alam itu
terjadi akibat aliran lava vulkanis yang terjadi di dasar
laut, layaknya gunung api bila di daratan. Dan kemudian
mereka menemukan lebih banyak lagi gunung api aktif
di bawah laut, yang tersebar diseluruh lautan.
Salah satu fenomena yang mencengangkan para
ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun sebegitu
banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu
memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma
yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air
laut dan samudera. Keseimbangan dua hal yang
berlawanan: air dan api di atas dasar samudera bumi,
termasuk di dalamnya Samudera Antartika Utara dan
Selatan, dan dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah
merupakan saksi hidup dan bukti nyata atas kekuasaan
Allah SWT yang tiada batas.