2. Kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia
Latar belakang kedatangan bangsa Eropa
1 Latar belakang kedatangan bangsa Eropa
ke Indonesia disebabkan oleh peristiwa-
peristiwa yang terjadi di Eropa antara lain :
a. kejadian politik
b. ekonomi
c. perkembangan iptek
d. idealisme Eropa.
4. 2 Pada abad ke-13 perdagangan rempah-rempah
dikuasai oleh pedagang-pedagang Arab. Tahun
1453 kota Konstantinpel yang merupakan pusat
perdagangan rempah-rempah di Eropa dikuasai
bangsa Turki Islam. Sejak itu bangsa Eropa
kesulitan mendapatkan rempah-rempah.Maka
bangsa Eropa harus mencari sendiri jalan ke
timur yang merupakan penghasil
rempah.rempah. Bangsa Eropa juga ingin
merebut dominasi perdagangan rempah-rempah
dari pedagang Arab.
3 Bangsa Eropa berusaha mencari jalan ke timur
untuk mendapatkan rempah-rempah langsung
dari sumbernya. Dengan demikian harganya
lebih murah.
5. 4 Pada abad ke-13 muncul teori heliosentris
yang dikemukakan oleh Nicolaus Copernicus
yang menyatakan bahwa bumi itu bulat. Teori
ini mendorong bangsa Eropa untuk
membuktikannya dengan cara menjelajahi
samudera.
Keberhasilan bangsa Eropa menjelajahi
samudera didukung oleh penemuan-
penemuan lain seperti kompas, mesiu,
tekonologi pembuatan kapal dan pengetahuan
astronomi. Penjelajahan samudera
menyebabkan ditemukannya benua-benua
baru yang kemudian dikuasai bangsa Eropa.
6. 5 Dalam setiap pelaut Eropa tertanam cita-
cita yang dianut dalam penjelajahan
samudera. Cita-cita tersebut dikenal
dengan sebutan 3 G yaitu :
a.Gold ; mendapatkan kekayaan
sebesar-besarnya.
b.Gospel; menyebarkan agama kristen
disetiap daerah yang ditemukan.
c.Glory; rasa bangga bila menemukan
jalan menuju daerah penghasil rempah-
rempah.
7. Kebijakan Pemerintah Kolonial Barat
1 Cordelis de Houtman merupakan orang
Belanda pertama yang memimpin rombongan
pedagang Belanda sampai di Banten tahun
1512. Sejak itu berdatangan pedagang Belanda
lainnya. Mereka berhasil mengalahkan
pedagang Eropa lainnya.
2 Untuk menghindari terjadinya persaingan antar
sesama pedagang Belanda, mereka kemudian
mendirikan Vereenigde Oostj Indische
Compagnei (VOC) pada tgl. 20 Maret 1602 di
Ambon. Gubernur pertama VOC bernama
Pieter Both.
9. 3 Sejak itu, VOC secara bertahap berhasil
menguasai wilayah Indonesia dengan
politik divide et impera (adu domba).
VOC memiliki hak-hak istimewa yaitu:
a. hak monopoli perdagangan
b. hak mendirikan benteng.
c.hak mencetak uang dan
mengedarkannya.
d. hak memiliki tentara
e. hak menyatakan perang
f.hak mengadakan perjanjian dengan
raja-raja di Indonesia
10. 4 Setelah berkuasa hampir selama 200
tahun, akhirnya VOC dibubarkan pada tgl.
31 Januari 1799
Sebab-sebab VOC dibubakan :
a. terjadi korupsi dikalangan pegawai
b. banyak menanggung hutang.
c. wilayah kekuasaan terlalu luas
d.banyak perlawanan rakyat yang
membutuhkan biaya.
e.mendapat saingan dari pedagang Eropa
yang lain.
11. 5 Setelah VOC dibubarkan, wilayah
kekuasaannya di Indonesia diserahkan
kepada Pemerintah Belanda dan menjadi
jajahan Pemerintah Belanda.
6 Pada saat itu Belanda berada dibawah
kekuasaan Prancis. Kaisar Prancis yang
bernama Napoleon Bonaparte mengutus
adiknya- Louis Napoleon- untuk menjadi untuk
memerintah Belanda. Louis Napoleon
mengangkat Herman Willem Daendles
menjadi gubernur Jenderal di Indonesia.
14. 7 Tugas utama Daendles di Indonesia
adalah mempertahankan Pulau Jawa
dari serangan Inggris. Untuk itu,
Daendels membangun :
a.membangun jalan dari Anyer-
Panarukan sepanjang 1000 km.
b. membangun pabrik senjata
c. membangun pangkalan angkatan laut
d. memperbanyak prajurit
e. membangunbenteng pertahanan.
15.
16. 8 Kebijakan Daendels dibidang ekonomi
memberatkan rakyat Indonesia khususnya
di Pulau Jawa adalah :
a.memberlakukan pajak (contingenten)
pajak dibayar dengan hasil bumi.
b.memberlakukan verplichte leverantie
(penyerahan wajib) hasil bumi dengan
harga murah
c.memberlakukan Preanger Stelsel
(tanam wajib kopi di Priangan)
d. menjua tanah negara kepada swasta.
17.
18. 9 Kebijakan Daendels sangat memberatkan dan
menyengsarakan rakyat Pulau Jawa. Maka
timbul perlawanan-perlawanan.
10 Kebijakan Daendels diketahui oleh Pemerintah
Belanda sehingga ia diganti oleh Jan Willem
Jansen.
11 Pada tgl. 11 Agustus 1811 datang serangan
Inggris (EIC) dibawah pimpinan Lord Minto dan
mendarat di Batavia.
12 Pasukan Belanda tidak mampu menghadapi
serangan Inggris dan menyerah di daerah
Tuntang Salatiga Jawa Tengah.
13 Pemerintah Belanda kemudian menyerahkan
wilayah Indonesia kepada Inggris.
20. Pemerintahan Inggis di Indonesia
1811 - 1816
1 Setelah berhasil mengalahkan pasukan
Belanda, Lord Minto menugaskan
Thomas Stamford Raffles sebagai
gubernur EIC di Indonesia.
2 Selama berkuasa di Indonesia, Raffles
menjalankan kebijakan pemerintahan
liberal seperti di India. Kebijakan Raffles
ini disebut Landrent System (Sistem
Pemungutan Sewa Tanah).
21. 3 Aturan pokok Landrent System adalah :
a. menghapus penyerahan wajib.
b. menghapus wajib kerja
c.Semua tanah menjadi milik pemerintah,
petani wajib membayar sewa tanah.
d. Sewa tanah dibayar dengan uang
e.Sewa tanah langsung dibayarkan ke
pemerintah.
f.sistem kekuasaan tradisional dihapuskan,
sebagai gantinya penguasa pribumi diangkat
sebagai aparat negara.
22. 4 Pemerintah Jajahan Inggris,
menempatkan rakyat jahahan sebagai
sarana pemasaran hasil industri Inggris.
Oleh karena itu rakyat jajahan harus
makmur.
5 Sistem Sewa tanah (landrent system)
ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan adanya
kebebasan tata pertanian. Petani bebas
menanam dan menjual hasil pertanian.
23. 6 Sayangnya sistem sewa tanah tidak berhasil
dijalankan di Indonesia. Kegagalan ini
disebabkan oleh faktor :
a.rakyat pulau Jawa masih menganut
feodalisme.
b.rakyat Pulau Jawa masih menganut
sistem ekonomi tertutup.
c.rakyat belum mengenal ekonomi uang.
d.Tidak tersedia tenaga terampil dalam
bidang pertanian dan penghitungan pajak
7 Oleh karena itu, Raffles kembali menjalankan
wajib kerja dan pembayaran pajak.
25. Indonesia kembali diserahkan kepada Belanda
1 Pada tahuh 1816 terjadi perubahan politik
di Eropa. Prancis menyerah kepada
Inggris. Berdasarkan Perjanjian London,
Inggris harus mengembalikan Indonesia
kepada Belanda. Penyerahan
dilaksanakan di Batavia tgl. 19 Agustus
1816. John Fendall dari Inggris
menyerahkan Indonesia kepada Mr. Elout,
Van der Capellen dan Buyskes dari
Belanda. Ketiga tokoh ini kemudian
menjadi pemerintah komisariat jenderal di
Indonesia.
26. 2 Pemerintah kerajaan Belanda mengalami
krisis keuangan akibat perlawanan rakyat
Indonesia.
Untuk menyelamatkan Belanda dari
kebangkrutan, Van den Bosch ditugaskan
menjadi gubernur jenderal di Indonesia.
3 Tugas utama Van den Bosch adalah
memperbanyak pemasukan dari daerah
jajahan. Untuk itu Van den Bosch
memberlakukan Sistem tanam Paksa
(Cultuur Stelsel) di Pulau Jawa.
28. Sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel)
1830 -1870
1 Tanam Paksa adalah aturan yang
memaksa petani Indonesia terutama di
Pulau Jawa untuk menanam tanaman
ekspor yang laku dipasaran dunia.
Tanaman ekspor yang dimaksud adalah
kopi, tebu, tembakau dan nila.
2 Aturan tanam paksa dimuat adalam
lembaran negara (staatscblad) nomor 22
tahun 1834.
29. 3 Aturan pokok tanam paksa adalah :
a.petani wajib menyediakan 1/5 tanahnya
untuk menamam tanaman yang laku
dipasaran dunia.
b.hasil panen dijual kepada pemerintah
dengan harga ditetapkan pemerintah.
c. tanah tanam paksa bebas pajak
d.tenaga dan waktu untuk mengggarap
tanaman wajib tidak melebihi tenaga dan
waktu untuk menanam padi.
e.kerusakan dan gagal panen menjadi
tanggungan pemerintah.
f. rakyat yang tidak memiliki tanah, wajib kerja
selama 66 hari diperkebunan pemerintah.
30. 4 Akibat tanam paksa bagi rakyat Pulau Jawa :
a.menguras sumber daya alam dan tenaga
rakyat.
b.menimbulkan kelaparan kesengsaraan,
kemiskinan dan kematian.
5 Daerah yang sangat menderita akibat tanam
paksa :
a. Cirebon : terjadi bencana kelaparan
b. Demak : ratusan penduduk meninggal
c. Grobogan : ratusan penduduk meninggal
d.Jawa Tengah : mewabah penyakit busung
lapar.
31. 6 Reaksi terhadap tanam paksa :
a.Douwes Deeker mengarang buku
berjudul “Max Havelaar” yang berisi
kritikan dan penderitaan rakyat Lebak
banten.’
b.Baron Van Hoevel anggota parlemen
Belanda, menuntut penghapusan tanam
paksa.
c.Kaum kapitalis Belanda juga menuntut
penghapusan tanam paksa.
33. 7 Dengan adanya kritikan-kritikan, akhirnya
tanam paksa dihapuskan sejak tahun
1870 secara bertahap. Sebagai gantinya,
pemerintah kolonial Belanda
memberlakukan politik pintu terbuka.
8 Politik Pintu Terbuka adalah kebijakan
yang membolehkan pengusaha asing
untuk menanamkan modalnya di
Indonesia dalam bidang perkebunan dan
pertambangan.
9 Untuk menunjang Politik Pintu terbuka,
pemerintah kolonial Belanda
memberlakukan Undang Undang Agraria
pada tahun 1870.
34. 10 Dengan adanya UU Agraria, pengusaha asing
dapat menyewa tanah pemerintah atau tanah
rakyat selama 75 tahun.
11 Akibat positif tanam paksa :
a.rakyat Indonesia mengenal dan memahami
pentingnya modal dalam kehidupan ekonomi
b.Indonesia dikenal sebagai penghasil kina
nomor satu didunia.
c.pemerintah membangun jalan raya, jalan
kereta api dan jembatan untuk kelancaran
transportasi
d.pemerintah membangun fasilitas kesehatan
irigasi dan pendidikan.
35. 12 Akibat negatif tanam paksa :
a. masuknya barang-barang impor yang
melemahkan industri rakyat karena tidak
mampu bersaing.
b. upah semakin minim, karena banyak
penduduk yang terpikat menjadi buruh
perkebunan atau pabrik.
c. rakyat terikat kontrak dengan pengusaha
asing. Apabila melarikandiri akan
terkena poenale sanctie.
Poenale sanctie adalah hak untuk menangkap
dan mencambuk bagi seseorang yang melarikan
diri serta mengembalikan ketempat semula.
36. Pengaruh Kebijakan Pemerintah Kolonial
terhadap Kehidupan Rakyat
1 Aspek ekonomi :
a.Kehidupan rakyat semakin sengsara
karena pungutan pajak.
b.menurunnya laju pertumbuhan penduduk
akibat rendahnya kesejahteraan.
c.rakyat tidak memiliki tanah dan kemudian
menjadi buruh.
2 Aspek budaya
a.masuknya budaya barat, seperti minuman
keras, gaya hidup barat.
37. 2 Aspek sosial
a.kedudukan kepala daerah semakin
menurun.
b.tingkat pendidikan masyarakat mulai
meningkat
c. munculnya gerakan-gerakan sosial.
3 Aspek politik
a. Belanda mencampuri urusan kerajaan
b.para pejabat daerah bergantung
kepada kekuatan asing.