Dokumen tersebut membahas sejarah peringatan Hari Ibu di berbagai belahan dunia. Mulai dari Indonesia dimana Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember, Eropa dengan tradisi persembahan untuk ibu dalam mitologi Yunani, Amerika yang memperkenalkan Hari Ibu pada abad ke-19, hingga negara-negara Asia lainnya.
2. Latar Belakang
Perjuangan seorang ibu dimulai ketika seorang wanita menjalin hubungan
yang sah (nikah). Dan menjalankan kewajiban sebagai seorang istri, yaitu
mengurus segala sesuatu yang ada dirumah. Artinya mulai dari bersih-bersih
rumah, mencuci, memasak, dan lain-lain yang harus dilakukan setiap hari tanpa
mengenal lelah. Sedangkan tugas seorang laki-laki (suami) hanya sebatas
mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan seorang ibu
akan semakin berat dengan keadaannya yang hamil. Hal ini menjadikan
pekerjaannya lebih berat dan menguras tenaga dengan pekerjaan ekstra ekstra
yang dilakukan selama kurang lebih 9 bulan.
Perjuangan tidak sampai disitu, bahkan mengurus anak dalam sebuah
keluarga harus dibagi juga. Karena dalam mengurus anak tersebut merupakan
beban yang paling melelahkan. Di mulai dari ketika anak bangun tidur sampai
anak itu tertidur lagi, bahkan ketika anak tertidur pun tugas seorang perempuan
belum selesai, dia harus mengurus rumah dan segala sesuatu yang diperlukan
oleh laki-laki sebagai seorang suami. Pekerjaan itu dilakukan terus menerus
selama bertahun tahun, sampai anak itu mempunyai kemampuan untuk
melakukan sesuatunya sendiri. Tidak heran kebanyakan perempuan yang sudah
menjadi ibu rumah tangga sering merasa bosan dengan kegiatan yang di ulang
terus-menerus itu.
3. Perjuangan itu hanyalah sebagian kecil yang dilakukan,
belum lagi tanggung jawab yang diembannya, yaitu untuk
menjadikan anak mempunyai budi pekerti yang baik.
Sesungguhnya hal ini lah yang menjadi beban terberat bagi
seorang perempuan (ibu). Menjadi pendidik informal yang
mengajarkan tentang etika dan kesopanan dalam sebuah
lingkup organisasi yang paling kecil yaitu keluarga.
Dari tanggung jawab yang berat tersebut, maka
pantaslah apabila seorang perempuan menjadi ikon dalam
sebuah kemajuan budi pekerti pemuda bangsa.
5. Ibu merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam
kehidupan sehari-hari kita. Beliau mengasuh dan membesarkan
tanpa mengenal lelah, memberikan kasih sayang yang melebihi dari
pada dirinya sendiri. Bahkan rela merasakan kesakitan demi
mempertahankan kebahagiaan anaknya. Mendidik dan mengajarkan
dengan keteguhan dan ketekunan. Bahkan tidak mengharapkan
suatu apapun dari jerih payah yang dikerjakan selama membesarkan
anak, kecuali keberhasilan dan kesuksesan sang anak.
Karena melihat perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan
oleh seorang wanita (ibu) sangat besar, maka setiap negara atau
bangsa mempunyai perbedaan dan kesamaan dalam
karakteristiknya. Tergantung dengan kebudayaan masing-masing,
tetapi hakikatnya sama, yaitu untuk menghormati ibu.
Orientasi
6. Tahap Peristiwa 11
1. Sejarah Hari ibu di Indonesia
Pada tanggal 22 Desember 1928 diadakan Kongres
Perempuan I di Yogyakarta. Dari kongres yang pertama
ini, tumbuh kesadaran bahwa perjuangan kaum
perempuan tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri.
Untuk mewadahi perjuangan itu, maka dibentuklah
sebuah federasi yang mandiri dengan nama Perkumpulan
Perempuan Indonesia (PPI) yang kemudian berubah
nama pada tahun 1929 menjadi Perikatan Perkumpulan
Istri Indonesia (PPII).
Sampai pada tahun 1935 federasi ini sudah
menunjukan kiprahnya secara luas. Diantaranya ikut
serta dalam Badan Pemberantasan Buta Huruf dan
Badan Perdagangan Perempuan dan Anak.
7. Pada zaman itu, memang sering terjadi kawin paksa, buruh
diupah murah, perdagangan perempuan dan masih sedikit
sekali perempuan yang berpendidikan. Dan hal inilah yang
menjadi titik berat dalam memperjuangkan nasib perempuan.
Di tahun yang sama federasi ini menggelar kembali
kongres, dan membuahkan sebuah pernyataan penting bahwa
PPII “Mewujudkan Perempuan Indonesia sebagai Ibu
Bangsa”.
Di balik pernyataan ini telah muncul kesadaran mendalam
mengenai kehidupan berbangsa pada perempuan. “Ibu
bangsa” mengandung arti bahwa perempuan bukan hanya
punya peran domestik dan sosial, tetapi perempuan punya
peran politik yang berkewajiban menumbuhkan dan
mendidik generasi yang utuh.
Pada tahun 1938 kembali digelar sebuah kongres dan
diputuskan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu dengan
moto “Merdeka Melaksanakan Dharma”.
8. Tahap Peristiwa 12
2. Sejarah Hari ibu di Eropa
Mother’s Day di Eropa sesungguhnya adalah
kebiasaan masyarakat Yunani Kuno berupa ritual
sebagai persembahan untuk menghormati seorang
ibu dalam legenda Yunani Kuno, yaitu Dewi Rhea
atau lebih dikenal Mother of Rhea. Nama Dewi
Rhea sesungguhnya adalah penyebutan yang
berasal dari Pirigi (Phrigia), yaitu kerajaan yang
terletak di bagian Turki. Dalam mitologi Yunani
Kuno, Dewi Rhea memiliki nama Cybele atau
dikenal juga Magna Mater Deorum Idaea yang
berarti ibu para dewa (The Great Idaean Mother of
Gods). Oleh karena itu, masyarakat Yunani Kuno
9. Orang Roma kuno juga menyambut suatu perayaan untuk
memperingati Dewi Juno, putri dari Dewa Saturnus, istri dari Dewa
Yupiter, dan ibu dari Juventas, Mars, dan Vulcan. Dikenal sebagai dewi
yang melindungi keuangan di seluruh negeri yang kuilnya terletak di
Arx. Juga melindungi kota-kota di manapun yang terdapat kuil untuk
menyembahnya. Setiap tahun di awal bulan Maret, para perempuan yang
umumnya terdiri dari kaum ibu melakukan ritual berupa Festival
Matronalia. Beberapa di antaranya diselenggarakan pada tanggal 7 Juli
hingga September. Seperti halnya pada kepercayaan masyarakat Yunani
Kuno, Dewi Juno dianggap sebagai simbol penghormatan kepada kaum
ibu.
Pada tahun 1600 orang-orang Inggris dan Irlandia merayakan hari
yang mereka namakan sebagai “Mothering Sunday”. yang dilakukan
oleh kelompok umat kristiani. Pada setiap minggu ketiga sebelum hari
Paskah, para wanita berkumpul di Mother Church sambil membawa
anak-anaknya untuk mengenal keibuan dari Bunda Maria bersama
puteranya Yesus Kristus. Kebiasaan inilah yang selanjutnya menjadi latar
belakang dijadikannya tanggal 1 Maret sebagai Mother’s Day di Inggris
dan Irlandia.
10. Tahap Peristiwa 13
3. Sejarah Hari ibu di Amerika
Di Amerika Serikat, Hari Ibu diperingati awal 1872 hasil ilham
Julia Ward Howe. Beliau adalah seorang aktivis sosial dan telah
menulis puisi “The Battle Hymn of The Republic” (TBHoTR). Dalam
tulisan tersebut Julia mengajak perempuan untuk memperlihatkan
perannya dalam menciptakan perdamaian. Terlepas apapun latar
belakang seorang perempuan, menurutnya mereka bisa turut andil
menciptakan perdamaian. Dalam salah satu bagian tulisan
tersebut, Julia berujar, “Disarm! Disarm! The sword of murder is
not the balance of justice,” (Hentikan senjata! Hentikan senjata!
Pedang yang membunuh takkan bisa melahirkan keadilan.”).
TBHoTR tersebut juga telah dijadikan lagu patriotik yang popular
di kalangan warga Amerika.
11. Pada tahun 1907 Anna Jarvis dari Philadelphia telah
merayakan adanya Hari Ibu. Beliau telah menyebarkan
peringatan Mother’s Church di Grafton, West Virginia agar
merayakan dan memeriahkan Hari Ibu pada hari ulang
tahun kedua kematian ibunya, yaitu pada hari Ahad kedua
dalam bulan Mei. Semenjak hari itu, Hari Ibu dirayakan
setiap tahun di Philadelphia.
Anna Jarvis dan pendukung-pendukungnya telah
menulis surat kepada menteri, para pedagang dan ahli-ahli
politik agar Hari Ibu disambut secara luas di seluruh
wilayah. Sehingga hari ibu telah menyebar sepenuhnya
pada tahun 1911 hampir keseluruhan wilayah Amerika.
Pada tahun 1914, Presiden Woodrow Wilson, secara resmi
Hari Ibu dijadikan sebagai hari cuti umum yang dirayakan
pada setiap hari Ahad kedua dalam bulan Mei. Di negeri itu,
Mother’s Day diwarnai dengan pemberian bunga Carnation
kepada para ibu.
12. Tahap Peristiwa 14
4. Sejarah Hari ibu di Asia
Di Jepang misalnya, pergerakan kaum perempuan
yang kemudian menjadi pencetus Mother’s Day
dilatarbelakangi oleh penghormatan kepada Kaisar
Wanita yang dikenal Kaisar Kojun (Ibunda dari Kaisar
Akihito). Penghormatan kepada Kaisar Kojun kemudian
oleh Kaisar Akihito dijadikan sebagai bagian dari
upacara ritual nasional di negeri Jepang.
Di daratan Cina (RRC), Mother’s Day dilatarbelakangi
pemikiran filsuf Mencius yang hidup di era 372-289
sebelum masehi. Cerita tentang seorang ibu diilhami
oleh kisah ibunda Mencius yang memindahkan rumah
sebanyak 3 kali yang tujuannya untuk mendapatkan
13. Perayaan hari ibu sangat beragam tergantung dengan
kebudayaan masing-masing negara, tetapi pada intinya
peringatan tersebut dilakukan untuk mengenang jasa
seorang ibu. Tentunya cara merayakannya pun sangat
spesial, karena hari ibu hanya ada sekali dalam setahun.
Padahal semua hari adalah untuk ibu, karena ketika kita
masih dalam kandung dan ketika dilahirkan, hari-harinya
dijalani hanya untuk sang anak. Sehingga pantaslah bahwa
semua hari adalah milik ibu, itupun tidak cukup untuk
mengganti betapa besar jasa yang diberikan kepada kita
sebagai anaknya yang diberikan secara cuma-cuma.
Reorientasi
14. Di setiap negara mempunyai kesamaan dalam menyampaikan
hari besar tersebut kepada ibunya, seperti banyak negara
merayakannya dengan memberikan sebuah kuntum bunga mawar,
atau melati sebagai rasa terima kasih. Ada juga yang menggantikan
tugas ibu selama beberapa hari ketika hari perayaan sebelumnya
atau seudahanya. Memberikan sesuatu yang berharga bagi anak
yang sudah mempunyai penghasilan sendiri. Dan masih banyak
lagi.
Bahkan perayaan hari ibu tersebut di beberapa negara menjadi
ajang festival dalam sebuah pagelaran sebagai ciri khasnya. Dan
yang paling menarik adalah lempar-lemparan kue yang khusus di
buat pada hari perayaan.
Terlepas dari pandangan agama bahwa memang perlu adanya
sebuah perayaan hari ibu dimana setiap orang dapat kembali
kepada tugasnya masing-masing, dan sebagai bentuk terima kasih
yang diberikan kepada ibu adalah sangat perlu.
15. Kelompok Nomina Kelompok Verba
Bahkan rela merasakan kesakitan demi
mempertahankan kebahagiaan anaknya.
Pada tanggal 22 Desember 1928 diadakan Kongres
Perempuan I di Yogyakarta.
Dari kongres yang pertama ini, tumbuh kesadaran
bahwa perjuangan kaum perempuan tidak bisa
dilakukan sendiri-sendiri.
Beliau mengasuh dan membesarkantanpa mengenal
lelah, memberikankasih sayang yang melebihi dari
pada dirinya sendiri.
Di tahun yang sama federasi ini menggelar kembali
kongres.
Mendidik dan mengajarkan dengan keteguhan dan
ketekunan.
Mother’s Day di Eropa sesungguhnya adalah
kebiasaan masyarakat Yunani Kuno berupa ritual
sebagai persembahan untuk menghormati seorang
ibu dalam legenda YunaniKuno.
Di tahun yang sama federasi ini menggelar kembali
kongres, dan membuahkan sebuah pernyataan
penting bahwa PPII “Mewujudkan Perempuan
Indonesia sebagai Ibu Bangsa”.
Di Amerika Serikat, Hari Ibu diperingati awal 1872
hasil ilham JuliaWardHowe.
Semenjak hari itu, Hari Ibu dirayakan setiap tahun
di Philadelphia.
Penghormatan kepada Kaisar Kojun kemudian oleh
Kaisar Akihito dijadikan sebagai bagian dari upacara
ritual nasional di negeri Jepang.
Pada tahun 1938 kembali digelar sebuah kongres
dan diputuskan tanggal 22 Desember sebagai Hari
Ibu dengan moto “Merdeka Melaksanakan Dharma”.