Dokumen tersebut meringkas kebijakan Herman Willem Daendels selama menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1808-1811. Daendels melakukan berbagai reformasi di bidang politik, ekonomi, dan militer, termasuk membatasi pengaruh kerajaan tradisional, membangun benteng pertahanan, dan mewajibkan rakyat bekerja untuk membiayai perang melawan Inggris. Ia digantikan oleh Jan Willem Janssen set
3. Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal
memerintah di Nusantara pada tahun 1808 – 1811. Tugas
utama Daendels adalah mempertahankan Jawa agar
tidak dikuasai Inggris. Sebagai pemimpin yang ditunjuk
oleh Pemerintahan Republik Bataaf, Daendels harus
memperkuat pertahanan dan memperbaiki administrasi
pemerintahan. Daendels juga ditugasi untuk
memperbaiki kehidupan social ekonomi di Nusantara
khususnya di tanah Jawa.
4. Berikut merupakan kebijakan Daendels di berbagai bidang kehidupan masyarakat Indonesia.
KEBIJAKAN POLITIK DAN PEMERINTAHAN
Daendels melakukan perubahan yang mendasar dan menyeluruh pada sistem politik dan pemerintahan
Indonesia. Berikut merupakan kebijakan Daendels dalam bidang politik dan pemerintahan :
- Membatasi pengaruh kekuasaan kerajaan-kerajaan tradisional Indonesia terhadap aspek-aspek
kehidupan masyarakat
- Membagi pulau Jawa menjadi 23 keresidenan
- Kedudukan Bupati sebagai penguasa tradisional daerah diubah menjadi pegawai dibawah
pemerintah kolonial
- Membagi wilayah Jawa bagian timur menjadi 5 prefektur (setingkat provinsi) yaitu Surabaya,
Sumenep, Rembang, Pasuruan, Gresik
5. KEBIJAKAN SOSIAL DAN EKONOMI
Dalam bidang sosial dan ekonomi, Daendels menerapkan berbagai perubahan kebijakan terkait cara
eksploitasi tanah jajahan. Upaya eksploitasi sosial dan ekonomi tersebut bertujuan untuk membiayai
kebutuhan perang Perancis dalam menghadapi pasukan Inggris pada awal abad ke-19 Masehi.
Berikut merupakan kebijakan sosial dan ekonomi Daendels di Indonesia :
- Mengharuskan rakyat pribumi untuk melaksanakan penyerahan wajib atas hasil pertaniannya
- Menjual tanah-tanah Indonesia kepada pihak swasta
- Menanam tanaman komoditas yang laku di pasar internasional
- Memungut pajak kepada rakyat pribumi
- Menggabungkan wilayah Kasunanan dan Kasultanan ke dalam wilayah pemerintah kolonial
6. KEBIJAKAN MILITER DAN PERTAHANAN
Bidang militer dan pertahanan merupakan prioritas utama pemerintahan Daendels selama di
Indonesia. Seluruh kebijakan di bidang militer dan pertahanan ditujukan untuk mempertahankan Jawa
dari serangan Inggris.
Berikut merupakan kebijakan-kebijakan Daendels dalam bidang militer dan pertahanan :
- Membangun benteng-benteng baru di sekitar pesisir pulau Jawa
- Membangun pangkalan angkatan laut di perlabuhan Anyer dan Ujung Kulon
- Membangun jalan raya Anyer-Panaurkan untuk memudahkan mobilisasi pasukan dan logistik
perang
- Menjadikan penduduk pribumi sebagai tentara pemerintah kolonial
- Membangun pabrik senjata di Surabaya dan Semarang
7. Selama tiga tahun memerintah di Hindia Belanda, Daendels dianggap
gagal melaksanakan misi mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris dan
program yang dijalankannya dinilai merugikan negara karena korupsi
makin merajalela. Oleh sebab itu, Daendels dipanggil oleh pemerintah
colonial untuk Kembali ke negaranya dan digantikan oleh Jan Willem
Janssen.
8. Janssen dikenal seorang politikus berkebangsaan Belanda. Sebelumnya
Janssen menjabat sebagai Gubernur Jenderal Tanjung Harapan (Afrika
Selatan) tahun 1802 -1806. Pada tahun 1806 itu Janssen terusir dari
Tanjung Harapan karena daerah itu jatuh ke tangan Inggris. Pada tahun
1810 Janssen diperintahkan pergi ke Jawa dan akhirnya menggantikan
Daendels pada tahun 1811. Janssen mencoba memperbaiki keadaan
yang telah ditinggalkan Daendels.
9. Perlu diingat bahwa beberapa daerah di Hindia Belanda sudah jatuh ke tangan
Inggris. Sebetulnya pihak Belanda sebagai bawahan Prancis berusaha untuk
mempertahankan koloni – koloni Belanda dari ancaman Inggris. Jan Willem
Janssen yang menggantikan Daendels tidak bisa berbuat banyak. Penguasa
Inggris di India, Lord Minto kemudian memerintahkan Thomas Stamford
Raffles yang berkedudukan di Pulau Penang untuk segera menguasai Jawa.
Raffles segera mempersiapkan armadanya untuk menyeberangi Laut Jawa.
Pengalaman pahit Janssen saat terusir dari Tanjung Harapan pun terulang.
10. Pada tanggal 4 Agustus 1811 sebanyak 60 kapal Inggris di bawah komando
Raffles telah muncul di perairan sekitar Batavia. Beberapa minggu berikutnya,
tepatnya pada tanggal 26 Agustus 1811 Batavia jatuh ke tangan Inggris.
Janssen berusaha menyingkir ke Semarang bergabung dengan Legiun
Mangkunegara dan prajurit – prajurit dari Yogyakarta serta Surakarta. Namun,
pasukan inggris lebih kuat sehingga berhasil memukul mundur Janssen
beserta pasukannya. Janssen kemudian mundur ke Salatiga dan akhirnya
menyerah di Tuntang. Penyerahan Janssen secara resmi ke pihak Inggris
ditandai dengan adanya Kapitulasi Tuntang yang ditandatangani pada tanggal
18 September 1811.