SlideShare a Scribd company logo
RABIES & PROFILAKSIS
PASCA PAPARAN
Case report
Pembimbing : Dr. dr. Soroy Lardo Sp.PD
PPDS IPD FKUI : dr. Hikmat Pramukti
Sub SMF/Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Departemen Penyakit Dalam
RSPAD Gatot Soebroto
Fakta tentang rabies
• Rabies adalah penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksinasi.
• Rabies terdapat di 150 negara seluruh dunia1
• Case Fatality Rabies 99.9%2
• Eliminasi rabies dapat dilakukan dengan
memvaksinasi Hewan peliharaan1
• Biaya PEP dengan biaya mengvaksinasi 50
anjing atau kucing1
1. F.X.Meslin, T. Hemachuda, H. Wilde and G.Gongal, 2010. WHO Standards for Rabies Control(prevention of human infection,
professional hazards)
2. Warrell MJ, Warrell DA. Rabies: the clinical features, management and prevention of the classic zoonosis. Clin Med [Internet]
2015;15(1):78–81. Available from: http://www.clinmed.rcpjournal.org/content/15/1/78.full
Identitas
• Nama : Tn. M
• Umur : 49 tahun
• MR :
• Pekerjaan : TNI
• Pembiayaan: BPJS Dinas
Keluhan Utama
• Luka di paha kanan karena digigit anjing
Riwayat Penyakit Sekarang
1 hari SMRS
Pasien mengaku digigit anjing saat sedang beristirahat di
pinggir jalan.
Pasien mengeluh kepala pusing, nyeri dada kanan seperti
pegal, nyeri menjalar(-) keringat dingin (-). Mual dan muntah
(-) pasien sudah mencuci luka dengan air mengalir dan
betadine
Riwayat penyakit dahulu
• HT, DM, TB paru tidak ada
• Riwayat Vaksinasi : lengkap imunisasi dasar,
vaksinasi rabies (-)
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang TNI, tidak merokok,
tidak minum minuman keras
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : sakit sedang
• Kesadaran : compos mentis E4M6V5
• Tek. Darah : 110/70 mmHg
• Frek. Nadi : 88 x/mnt, Isi cukup.
• Frek Napas : 20 x/mnt (Sat O2: 99% O2 room air)
• Suhu : 360C
• Berat badan : 55 Kg
• Tinggi badan : 165 cm
• BMI : 20.2 kg/m2
Pemeriksaan Fisik
• Mata : konjungtiva tak anemis , sklera tidak ikterik
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba membesar.
• Jantung :
– Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat
– Palpasi : Ictus kordis teraba di ICS 5 1 jari medial linea midklavikula
kiri
– Perkusi : Batas kanan : ICS V linea parasternalis kanan
Batas kiri : ICS 5 1 jari medial linea midklavikula kiri
Pinggang Jantung : ICS III linea parasternalis kiri
– Auskultasi : BJ I & II reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Pemeriksaan Fisik
• Paru
– Inspeksi: bentuk dan gerak simetris
– Palpasi: fremitus kiri = kanan
– Perkusi: paru kanan & kiri sonor
– Auskultasi: Vesikuler kiri sama dengan kanan, ronkhi tidak ada,
wheezing tak ada
• Abdomen
– Inspeksi: datar
– Palpasi: supel, hepar dan lien tidak teraba membesar,
– Perkusi: Timpani
– Auskultasi: Bising usus normal
• Ekstremitas: akral hangat, edema tidak ada, vulnus morsum suspek
caninum a.r femoral kanan
Lab Hasil
Hb 15.7
Ht 47
leukosit 6940
Trombosit 287000
MCV 84
MCH 28
MCHC 33
SGOT 17
SGPT 15
ureum 30
Creatinin 1
Na 148
K 4.1
Cl 102
Pemeriksaan Tambahan :
• PCR saliva : -
• Biopsi jaringan luka : tidak dapat
dilakukan
Elektrokardiogram
Sinus rhythm, 90 kali per
menit, normoaksis,
gelombang P normal,
QRS kompleks 0,08
detik, PR interval 0,12
detik, ST-T changes tidak
ada BBB negatif, LVH
negatif, RVH negatif
RESUME PASIEN
Pasien laki-laki 49 tahun digigit anjing 1 hari SMRS,
Pasien mengeluh kepala pusing, nyeri dada kanan
seperti pegal, nyeri menjalar(-) keringat dingin (-).
Mual dan muntah (-) pasien sudah mencuci luka
dengan air mengalir dan betadine
Pasien seorang TNI. Merokok (-), Alkohol (-)
Pemeriksaan fisik ditemukan : Luka di femoral kanan
Pemeriksaan lab : DPL 15/47/6940/287.000, lain lain
dalam batas normal
Epidemiologi
• endemis di 24 propinsi di Indonesia
– Provinsi Bali, Sumatera Utara, Maluku, NTT.
• Di Indonesia, rabies pada hewan sudah
ditemukan sejak tahun 1884, dan kasus rabies
pada manusia pertama kali ditemukan pada
tahun 1894 di Jawa Barat
GHPR,VAR dan Kasus Rabies
Etiologi
• Ciri khas
– Bullet-shaped (75 x 180 nm)
– Enveloped
– Single stranded RNA
genome, 12 kb
– Host dari virus beragam
• Klasifikasi
– Family Rhabdoviridae
• Genus Lyssavirus
• Hewan yang dapat terkena rabies
– Semua hewan berdarah panas dengan
kerentanan yang berbeda
• High – serigala, coyote, rubah, anjing
• Intermediate – sigung, rakun , kelelawar
• Low – possum
– Virus terdapat di saliva, nervous system,
urin, lymph, air susu
Patogenesis
Definisi kasus Rabies :
• sindrom neurologis akut (ensefalitis) didominasi oleh
bentuk hiperaktivitas (yaitu furios rabies) atau
sindrom lumpuh (yaitu dumb rabies) memberat
menuju koma dan kematian, dengan gagal jantung
atau pernapasan, biasanya dalam 7-10 hari setelah
tanda pertama.
WHO, 2010
Manifestasi Klinis
• Non specific prodrome
• Acute neurologic encephalitis
– Acute encephalitis
– Disfungsi berat batang otak
• Koma
• Kematian
– terjadi dalam beberapa hari atau minggu ( kasus
jarang  recovery hanya ada 10 kasus tercatat sampai
saat ini )[1,2]
1. De Souza A, Madhusudana SN. Survival from rabies encephalitis. J Neurol Sci [Internet] 2014;339(1-2):8–14. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jns.2014.02.013
2. Jackson AC. Recovery from rabies: A call to arms. J Neurol Sci [Internet] 2014;339(1-2):5–7. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jns.2014.02.012
Manifestasi Klinis
Fase Prodormal
• Gejala non spesifik
• 1 - 2 hari  1 minggu
• Demam, sakit kepala, sakit tenggorokan
• Anorexia, nausea, vomiting,
• Agitasi, depresi
• Paresthesia atau fasikulasi sekitar area inokulasi
virus
Organization WH. WHO Expert Consultation on rabies. World Heal Organ Tech
Rep Ser 2013;931:7, 88.
Acute Neurologic
Encephalitis
1 – 2 hari to < 1 minggu
• Furious Rabies
– Aktivitas motorik berlebih ,
Eksitasi, Agitasi,
Inkoordinasi, Hyperaktivitas
– Confusion, Halusinasi,
Delirium, ( periode lucid
coma )
– Isi pikiran absurd, kejang ,
– Muscle spasms,
Meningismus, Opisthotonic
posturing
– Hypersalivasi,keringat
berlebih, Lakrimasi, irregular
pupils dilatasi
– Aphasia, Pharyngeal spasms,
– Demam > 40.60
– Upper motor neuron
paralysis
– Deep tendon reflexes
– Extensor plantar responses
– Hydrophobia or
Aerophobia (50 -70% )
• Dumb/paralysis
1. Organization WH. WHO Expert Consultation on rabies. World Heal Organ Tech Rep Ser 2013;931:7,
88.
Komplikasi
– Cardiac:
• aritmia, hipotensi,
myocarditis and cardiac
failure
– Respiratory:
• asfiksia, pneumonia,
pneumothorax,
inspiratory spasms,
periodic breathing-
cluster breathing,
Cheyne–Stokes dan
gangguan irama respirasi
lain, ARDS and
respiratory failure
– Neuroendokrin :
• kejang,
hypo/hyperpyrexia,
diabetes insipidus,
inappropriate ADH
secretion dan cerebral
oedema
– Gastroenterological:
• perdarahan, Mallory–
Weiss tears dan stress
ulcer
1. Organization WH. WHO Expert Consultation on rabies. World Heal Organ Tech Rep Ser
2013;931:7, 88.
Rabies Sign & Symptom
Diagnosis
• Laboratory diagnosis
– PCR : saliva
– Serology : serum dan LCS
– Biopsi jaringan : nervus kutaneus dari dekat luka
– Jaringan otak pada hewan atau manusia (post mortem)
• Animal control
– Hewan yang dicurigai rabies dilakukan euthanasia dan
diperiksa secara histopathology untuk mencari Negri
bodies dan viral antigen dari brain stem dan cerebellum
(24-72 jam)
– Observation period ( 10 hari )
PENCEGAHAN
• Preexposure Prophylaxis
– Veterinarian, Penjaga hutan , pekerja lab , Animal
handlers
– Imunisasi aktif (Vaksin) dengan jadwal: 0, 7, 21 (28)
• Postexposure Prophylaxis
– Cuci bersih dan perawatan luka dengan air dan sabun
– Imunisasi Pasif (Vaksin Rabies)
– Imunisasi Aktif (Imunoglobulin)
Kategori Paparan
• Kategori I:
– menyentuh atau makan hewan, jilatan pada kulit utuh, bersentuhan
langsung dari kulit utuh dengan kotoran dari hewan rabies atau
manusia, tidak dianggap sebagai eksposur, dan tidak ada profilaksis
pasca pajanan diperlukan.
• Kategori II:
– mengunyah kulit terbuka, goresan kecil atau lecet tanpa perdarahan.
Vaksin harus disuntikkan sesegera mungkin.
• Kategori III:
– satu atau beberapa gigitan transdermal atau goresan, jilatan pada kulit
yang rusak, kontaminasi selaput lendir dengan air liur dari jilatan dan
paparan kelelawar. Vaksin rabies dan immunoglobulin harus diberikan
di tempat yang berbeda sesegera mungkin. Rabies Immuno Globulin
dapat diberikan sampai hari 7 suntikan dari dosis pertama vaksin[4].
Organization WH. WHO Expert Consultation on rabies. World Heal Organ Tech Rep Ser
2013;931:7, 88.
Rabies Post Eksposure Prophylaksis (PEP)
Status Vaksinasi Intervensi Regimen
Belum pernah
divaksinasi
Bersihkan luka
Semua PEP dimulai dengan memberikan
luka dengan air dan sabun. Bila tersedia
gunakan agen virusidal ( Povidone
iodine)
Human Rabies
Immunoglobulin (HRIG)
Berikan 20 IU/kg BB. Bila memungkinkan
berikan secara infiltrasi pada daerah
sekitar luka dan sebagian secara IM pada
tempat yang berjauhan dengan HRIG
Vaksin
Human Diploid Cell Vaccine (HDCV) atau
Purified Chick Embrio Cell vaccine
(PCECV) 1.0ml IM (deltoid) dgn jadwal
0,3,7,14,(28)*
Pernah divaksinasi** Bersihkan Luka
Semua PEP dimulai dengan memberikan
luka dengan air dan sabun. Bila tersedia
gunakan agen virusidal ( Povidone
iodine)
HRIG HRIG tidak diberikan
Vaksin
HDCV atau PCECV 1.0 ml IM (deltoid)
pada hari ke 0 dan 3
• * Pada keaadaan immunocompromised
• ** Termasuk pernah dilakukan PEP sebelumnya
• CDC recommeddations and reports March 19,2010/59(RR02);1-9
Regimen Vaksin Rabies
• Regimen yang direkomendasikan terdiri dari lima dosis
(1-1-1-1-1) atau empat dosis (2-0-1-0-1 atau 2-1-1):
• Regimen 'Essen’ (1-1-1-1-1)
– terdiri dari satu dosis diberikan, jadwal hari 0, 3, 7, 14 dan
28.
– 'Essen' dipersingkat empat dosis ( 1-1-1-1-0) satu dosis
pada setiap hari 0, 3, 7 dan 14, untuk individu sehat,
immunokompeten, paparan kategori III atau kategori II
atau pada individu yang sudah divaksin rabies
• Regimen 'Zagreb’ (2-0-1-0-1 atau 2-1-1)
– terdiri dari dua dosis vaksin disuntikkan pada hari 0 (dua
situs deltoid atau paha) diikuti oleh satu dosis pada setiap
hari 7 dan 21.
Regimen Vaksin Rabies
Administrasi intradermal
• Regimen Thai Red Cross (2-2-2-0-2)
– suntikan 0,1 ml vaksin di dua lokasi intradermal
berbeda pada hari 0, 3, 7 dan 28.
– adalah rejimen dapat digunakan untuk orang
dengan paparan kategori II atau III di negara-
negara di mana rute intradermal telah disahkan
oleh otoritas kesehatan nasional
Profilaksis pasca paparan untuk
individu riwayat vaksinasi
sebelumnya
• Satu dosis vaksin IM atau ID di satu lokasi di hari 0
dan 3.
• RIG tidak diindikasikan dalam kasus tersebut.
• sebagai alternatif :
– vaksinasi empat titik dalam satu kali kunjungan sebanyak
0.1 ml di deltoid kanan dan kiri serta paha dan area
suprascapular
Vaksinasi pada individu
immunocompromised
• Diwajibkan melakukan perawatan luka secara
baik dan adekuat dibarengi dengan pemberian
antiseptik
• infiltrasi dari Rabies Immuno Globulin
• dosis lengkap vaksin rabies sebanyak 5 seri.
• Tidak ada pemeriksaan rutin yg
direkomendasikan untuk mengecek status
kekebalan/serokonversi sesudah PEP1
• serum specimens dapat diperiksa collected 1--
2 minggu sesudah prophylaxis selesai.
Kekebalan tubuh yang cukup dapat
menetralisir virus setidaknya 1:5 oleh rapid
fluorescent focus inhibition test (RFFIT).
1. Report MW. Morbidity and Mortality Weekly Report Human Rabies Prevention — United States ,
2008 Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices depar. 2008.
Treatment
• Kematian hampir tidak dapat dihindarkan pada
pasien yang tidak diimunisasi
• Hanya tindakan suportif yang direkomendasikan.
• Pasien yang mengalami encephalitis rabies
memerlukan tindakan paliatif termasuk sedasi,
disarankan untuk dirawat diruang observasi yang
privat namun tidak perlu isolasi
• Obat antiviral seperti ribavirin dan interferon
alpha menunjukkan aktivitas yang terbatas untuk
rabies
Treatment
• Saat ini dikembangkan immunoglobulin yang
diproduksi dari hewan (mouse monoclonal
antibody) cocktail
• Vaksin baru yang lebih murah
• Pemberian vaksin secara intradermal
TERIMAKASIH
Rabies : approach diagnostic and  prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and  prophylaxis

More Related Content

What's hot

Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulitPemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
peternugraha
 
Defibrilasi dan kardioversi
Defibrilasi dan kardioversiDefibrilasi dan kardioversi
Defibrilasi dan kardioversi
Lilin Rosyanti Poltekkes kemenkes kendari
 
Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
DwiKartikaRukmi
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologi
Brenda Panjaitan
 
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran ManajemenDiagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
mataharitimoer MT
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
Giovanni Gilbiyanto
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
Fadel Muhammad Garishah
 
Klasifikasi_gagal_nafas_intan_rahmi_nasy.ppt
Klasifikasi_gagal_nafas_intan_rahmi_nasy.pptKlasifikasi_gagal_nafas_intan_rahmi_nasy.ppt
Klasifikasi_gagal_nafas_intan_rahmi_nasy.ppt
AzfahsyaRafifYusro
 
leptospira
leptospiraleptospira
leptospira
mertayasa
 
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginnersSeizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Ersifa Fatimah
 
REFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdf
REFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdfREFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdf
REFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdf
EstadiahSuciRamadhan
 
Glomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akutGlomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akut
Juni Royntan Tampubolon
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Irene Susilo
 
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTIONCUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
Brenda Panjaitan
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
fikri asyura
 
Campak
CampakCampak

What's hot (20)

Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulitPemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
 
Defibrilasi dan kardioversi
Defibrilasi dan kardioversiDefibrilasi dan kardioversi
Defibrilasi dan kardioversi
 
Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologi
 
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran ManajemenDiagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Klasifikasi_gagal_nafas_intan_rahmi_nasy.ppt
Klasifikasi_gagal_nafas_intan_rahmi_nasy.pptKlasifikasi_gagal_nafas_intan_rahmi_nasy.ppt
Klasifikasi_gagal_nafas_intan_rahmi_nasy.ppt
 
leptospira
leptospiraleptospira
leptospira
 
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginnersSeizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
 
REFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdf
REFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdfREFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdf
REFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdf
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Glomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akutGlomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akut
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Tanatologi
 
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
 
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTIONCUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Campak
CampakCampak
Campak
 

Similar to Rabies : approach diagnostic and prophylaxis

Penyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada TernakPenyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
Nusdianto Triakoso
 
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannyaBeberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannyaIbnu Kamajaya
 
Penyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahPenyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabah
HMRojali
 
Buku Saku Takgit HPR 2023 Asep Purnama.pdf
Buku Saku Takgit HPR 2023 Asep Purnama.pdfBuku Saku Takgit HPR 2023 Asep Purnama.pdf
Buku Saku Takgit HPR 2023 Asep Purnama.pdf
karmelitabogastim1
 
RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
AnggaPutraPerdana
 
penyakit flu burung
penyakit flu burung penyakit flu burung
penyakit flu burung
mertayasa
 
asuhan keperawatan pasien dengan hepatitis dan sirosis hepatis
asuhan keperawatan pasien dengan hepatitis dan sirosis hepatisasuhan keperawatan pasien dengan hepatitis dan sirosis hepatis
asuhan keperawatan pasien dengan hepatitis dan sirosis hepatis
Didik Atmojo
 
PENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptx
PENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptxPENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptx
PENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptx
IsyeSiahaya
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
khoirilliana12
 
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdfInvestigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Adra10
 
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
Adra10
 
koinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.pptkoinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.ppt
NoorHikmah11
 
PERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptxPERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptx
DwiWahyuApriani1
 
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptxBlok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Fredy Samosir
 
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptxDIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
NellaMegaFadhilah
 
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxLAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
AnnisaRizkaFauziah
 
Menier disaese
Menier disaeseMenier disaese
Menier disaese
Enceselamat
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
tristyanto
 
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptxAsuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Thoriqfahranulsafiah
 
malaria
malariamalaria

Similar to Rabies : approach diagnostic and prophylaxis (20)

Penyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada TernakPenyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
 
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannyaBeberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
 
Penyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahPenyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabah
 
Buku Saku Takgit HPR 2023 Asep Purnama.pdf
Buku Saku Takgit HPR 2023 Asep Purnama.pdfBuku Saku Takgit HPR 2023 Asep Purnama.pdf
Buku Saku Takgit HPR 2023 Asep Purnama.pdf
 
RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
 
penyakit flu burung
penyakit flu burung penyakit flu burung
penyakit flu burung
 
asuhan keperawatan pasien dengan hepatitis dan sirosis hepatis
asuhan keperawatan pasien dengan hepatitis dan sirosis hepatisasuhan keperawatan pasien dengan hepatitis dan sirosis hepatis
asuhan keperawatan pasien dengan hepatitis dan sirosis hepatis
 
PENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptx
PENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptxPENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptx
PENGKAJIAN lanjut KEPERAWATAN HIV power point.pptx
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
 
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdfInvestigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
Investigasi Klinis_TB dan HIV_DIM.pdf
 
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
5.Materi Investigasi Klinis_TB dan HIV_ DIM.pptx
 
koinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.pptkoinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.ppt
 
PERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptxPERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptx
 
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptxBlok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
 
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptxDIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
 
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxLAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
 
Menier disaese
Menier disaeseMenier disaese
Menier disaese
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
 
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptxAsuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
 
malaria
malariamalaria
malaria
 

More from Soroy Lardo

Sepsis with Hemodyalisis
Sepsis with HemodyalisisSepsis with Hemodyalisis
Sepsis with Hemodyalisis
Soroy Lardo
 
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionCardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
Soroy Lardo
 
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseasesCase Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Soroy Lardo
 
Candidiasis in Febrile Neutropenia
Candidiasis in Febrile  NeutropeniaCandidiasis in Febrile  Neutropenia
Candidiasis in Febrile Neutropenia
Soroy Lardo
 
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSCo Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Soroy Lardo
 
Referrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessReferrat Liver Asbcess
Referrat Liver Asbcess
Soroy Lardo
 
Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017
Soroy Lardo
 
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering DiagnosisCOPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
Soroy Lardo
 
Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection
Soroy Lardo
 
Mers co v - journal reading
Mers co v - journal readingMers co v - journal reading
Mers co v - journal reading
Soroy Lardo
 
Mycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction SepsisMycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction Sepsis
Soroy Lardo
 
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infectionsNontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Soroy Lardo
 
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and HypertensionMelena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Soroy Lardo
 
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERDChronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
Soroy Lardo
 
Audit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case ReportAudit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case Report
Soroy Lardo
 
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan SepsisAspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Soroy Lardo
 
Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimunInteraksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
Soroy Lardo
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Soroy Lardo
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Soroy Lardo
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Soroy Lardo
 

More from Soroy Lardo (20)

Sepsis with Hemodyalisis
Sepsis with HemodyalisisSepsis with Hemodyalisis
Sepsis with Hemodyalisis
 
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionCardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
 
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseasesCase Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
 
Candidiasis in Febrile Neutropenia
Candidiasis in Febrile  NeutropeniaCandidiasis in Febrile  Neutropenia
Candidiasis in Febrile Neutropenia
 
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSCo Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
 
Referrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessReferrat Liver Asbcess
Referrat Liver Asbcess
 
Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017
 
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering DiagnosisCOPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
 
Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection
 
Mers co v - journal reading
Mers co v - journal readingMers co v - journal reading
Mers co v - journal reading
 
Mycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction SepsisMycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction Sepsis
 
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infectionsNontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
 
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and HypertensionMelena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
 
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERDChronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
 
Audit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case ReportAudit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case Report
 
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan SepsisAspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
 
Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimunInteraksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
 

Recently uploaded

jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
hendityas
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 

Recently uploaded (17)

jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 

Rabies : approach diagnostic and prophylaxis

  • 1. RABIES & PROFILAKSIS PASCA PAPARAN Case report Pembimbing : Dr. dr. Soroy Lardo Sp.PD PPDS IPD FKUI : dr. Hikmat Pramukti Sub SMF/Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto
  • 2. Fakta tentang rabies • Rabies adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. • Rabies terdapat di 150 negara seluruh dunia1 • Case Fatality Rabies 99.9%2 • Eliminasi rabies dapat dilakukan dengan memvaksinasi Hewan peliharaan1 • Biaya PEP dengan biaya mengvaksinasi 50 anjing atau kucing1 1. F.X.Meslin, T. Hemachuda, H. Wilde and G.Gongal, 2010. WHO Standards for Rabies Control(prevention of human infection, professional hazards) 2. Warrell MJ, Warrell DA. Rabies: the clinical features, management and prevention of the classic zoonosis. Clin Med [Internet] 2015;15(1):78–81. Available from: http://www.clinmed.rcpjournal.org/content/15/1/78.full
  • 3.
  • 4. Identitas • Nama : Tn. M • Umur : 49 tahun • MR : • Pekerjaan : TNI • Pembiayaan: BPJS Dinas
  • 5.
  • 6. Keluhan Utama • Luka di paha kanan karena digigit anjing
  • 7. Riwayat Penyakit Sekarang 1 hari SMRS Pasien mengaku digigit anjing saat sedang beristirahat di pinggir jalan. Pasien mengeluh kepala pusing, nyeri dada kanan seperti pegal, nyeri menjalar(-) keringat dingin (-). Mual dan muntah (-) pasien sudah mencuci luka dengan air mengalir dan betadine
  • 8. Riwayat penyakit dahulu • HT, DM, TB paru tidak ada • Riwayat Vaksinasi : lengkap imunisasi dasar, vaksinasi rabies (-) Riwayat Sosial Ekonomi Pasien adalah seorang TNI, tidak merokok, tidak minum minuman keras
  • 9. Pemeriksaan Fisik • Keadaan Umum : sakit sedang • Kesadaran : compos mentis E4M6V5 • Tek. Darah : 110/70 mmHg • Frek. Nadi : 88 x/mnt, Isi cukup. • Frek Napas : 20 x/mnt (Sat O2: 99% O2 room air) • Suhu : 360C • Berat badan : 55 Kg • Tinggi badan : 165 cm • BMI : 20.2 kg/m2
  • 10. Pemeriksaan Fisik • Mata : konjungtiva tak anemis , sklera tidak ikterik • Leher : JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba membesar. • Jantung : – Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat – Palpasi : Ictus kordis teraba di ICS 5 1 jari medial linea midklavikula kiri – Perkusi : Batas kanan : ICS V linea parasternalis kanan Batas kiri : ICS 5 1 jari medial linea midklavikula kiri Pinggang Jantung : ICS III linea parasternalis kiri – Auskultasi : BJ I & II reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop
  • 11. Pemeriksaan Fisik • Paru – Inspeksi: bentuk dan gerak simetris – Palpasi: fremitus kiri = kanan – Perkusi: paru kanan & kiri sonor – Auskultasi: Vesikuler kiri sama dengan kanan, ronkhi tidak ada, wheezing tak ada • Abdomen – Inspeksi: datar – Palpasi: supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, – Perkusi: Timpani – Auskultasi: Bising usus normal • Ekstremitas: akral hangat, edema tidak ada, vulnus morsum suspek caninum a.r femoral kanan
  • 12. Lab Hasil Hb 15.7 Ht 47 leukosit 6940 Trombosit 287000 MCV 84 MCH 28 MCHC 33 SGOT 17 SGPT 15 ureum 30 Creatinin 1 Na 148 K 4.1 Cl 102 Pemeriksaan Tambahan : • PCR saliva : - • Biopsi jaringan luka : tidak dapat dilakukan
  • 13. Elektrokardiogram Sinus rhythm, 90 kali per menit, normoaksis, gelombang P normal, QRS kompleks 0,08 detik, PR interval 0,12 detik, ST-T changes tidak ada BBB negatif, LVH negatif, RVH negatif
  • 14. RESUME PASIEN Pasien laki-laki 49 tahun digigit anjing 1 hari SMRS, Pasien mengeluh kepala pusing, nyeri dada kanan seperti pegal, nyeri menjalar(-) keringat dingin (-). Mual dan muntah (-) pasien sudah mencuci luka dengan air mengalir dan betadine Pasien seorang TNI. Merokok (-), Alkohol (-) Pemeriksaan fisik ditemukan : Luka di femoral kanan Pemeriksaan lab : DPL 15/47/6940/287.000, lain lain dalam batas normal
  • 15. Epidemiologi • endemis di 24 propinsi di Indonesia – Provinsi Bali, Sumatera Utara, Maluku, NTT. • Di Indonesia, rabies pada hewan sudah ditemukan sejak tahun 1884, dan kasus rabies pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1894 di Jawa Barat
  • 17. Etiologi • Ciri khas – Bullet-shaped (75 x 180 nm) – Enveloped – Single stranded RNA genome, 12 kb – Host dari virus beragam • Klasifikasi – Family Rhabdoviridae • Genus Lyssavirus
  • 18.
  • 19. • Hewan yang dapat terkena rabies – Semua hewan berdarah panas dengan kerentanan yang berbeda • High – serigala, coyote, rubah, anjing • Intermediate – sigung, rakun , kelelawar • Low – possum – Virus terdapat di saliva, nervous system, urin, lymph, air susu
  • 21. Definisi kasus Rabies : • sindrom neurologis akut (ensefalitis) didominasi oleh bentuk hiperaktivitas (yaitu furios rabies) atau sindrom lumpuh (yaitu dumb rabies) memberat menuju koma dan kematian, dengan gagal jantung atau pernapasan, biasanya dalam 7-10 hari setelah tanda pertama. WHO, 2010
  • 22. Manifestasi Klinis • Non specific prodrome • Acute neurologic encephalitis – Acute encephalitis – Disfungsi berat batang otak • Koma • Kematian – terjadi dalam beberapa hari atau minggu ( kasus jarang  recovery hanya ada 10 kasus tercatat sampai saat ini )[1,2] 1. De Souza A, Madhusudana SN. Survival from rabies encephalitis. J Neurol Sci [Internet] 2014;339(1-2):8–14. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.jns.2014.02.013 2. Jackson AC. Recovery from rabies: A call to arms. J Neurol Sci [Internet] 2014;339(1-2):5–7. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.jns.2014.02.012
  • 23. Manifestasi Klinis Fase Prodormal • Gejala non spesifik • 1 - 2 hari  1 minggu • Demam, sakit kepala, sakit tenggorokan • Anorexia, nausea, vomiting, • Agitasi, depresi • Paresthesia atau fasikulasi sekitar area inokulasi virus Organization WH. WHO Expert Consultation on rabies. World Heal Organ Tech Rep Ser 2013;931:7, 88.
  • 24. Acute Neurologic Encephalitis 1 – 2 hari to < 1 minggu • Furious Rabies – Aktivitas motorik berlebih , Eksitasi, Agitasi, Inkoordinasi, Hyperaktivitas – Confusion, Halusinasi, Delirium, ( periode lucid coma ) – Isi pikiran absurd, kejang , – Muscle spasms, Meningismus, Opisthotonic posturing – Hypersalivasi,keringat berlebih, Lakrimasi, irregular pupils dilatasi – Aphasia, Pharyngeal spasms, – Demam > 40.60 – Upper motor neuron paralysis – Deep tendon reflexes – Extensor plantar responses – Hydrophobia or Aerophobia (50 -70% ) • Dumb/paralysis 1. Organization WH. WHO Expert Consultation on rabies. World Heal Organ Tech Rep Ser 2013;931:7, 88.
  • 25. Komplikasi – Cardiac: • aritmia, hipotensi, myocarditis and cardiac failure – Respiratory: • asfiksia, pneumonia, pneumothorax, inspiratory spasms, periodic breathing- cluster breathing, Cheyne–Stokes dan gangguan irama respirasi lain, ARDS and respiratory failure – Neuroendokrin : • kejang, hypo/hyperpyrexia, diabetes insipidus, inappropriate ADH secretion dan cerebral oedema – Gastroenterological: • perdarahan, Mallory– Weiss tears dan stress ulcer 1. Organization WH. WHO Expert Consultation on rabies. World Heal Organ Tech Rep Ser 2013;931:7, 88.
  • 26. Rabies Sign & Symptom
  • 27. Diagnosis • Laboratory diagnosis – PCR : saliva – Serology : serum dan LCS – Biopsi jaringan : nervus kutaneus dari dekat luka – Jaringan otak pada hewan atau manusia (post mortem) • Animal control – Hewan yang dicurigai rabies dilakukan euthanasia dan diperiksa secara histopathology untuk mencari Negri bodies dan viral antigen dari brain stem dan cerebellum (24-72 jam) – Observation period ( 10 hari )
  • 28. PENCEGAHAN • Preexposure Prophylaxis – Veterinarian, Penjaga hutan , pekerja lab , Animal handlers – Imunisasi aktif (Vaksin) dengan jadwal: 0, 7, 21 (28) • Postexposure Prophylaxis – Cuci bersih dan perawatan luka dengan air dan sabun – Imunisasi Pasif (Vaksin Rabies) – Imunisasi Aktif (Imunoglobulin)
  • 29. Kategori Paparan • Kategori I: – menyentuh atau makan hewan, jilatan pada kulit utuh, bersentuhan langsung dari kulit utuh dengan kotoran dari hewan rabies atau manusia, tidak dianggap sebagai eksposur, dan tidak ada profilaksis pasca pajanan diperlukan. • Kategori II: – mengunyah kulit terbuka, goresan kecil atau lecet tanpa perdarahan. Vaksin harus disuntikkan sesegera mungkin. • Kategori III: – satu atau beberapa gigitan transdermal atau goresan, jilatan pada kulit yang rusak, kontaminasi selaput lendir dengan air liur dari jilatan dan paparan kelelawar. Vaksin rabies dan immunoglobulin harus diberikan di tempat yang berbeda sesegera mungkin. Rabies Immuno Globulin dapat diberikan sampai hari 7 suntikan dari dosis pertama vaksin[4]. Organization WH. WHO Expert Consultation on rabies. World Heal Organ Tech Rep Ser 2013;931:7, 88.
  • 30. Rabies Post Eksposure Prophylaksis (PEP) Status Vaksinasi Intervensi Regimen Belum pernah divaksinasi Bersihkan luka Semua PEP dimulai dengan memberikan luka dengan air dan sabun. Bila tersedia gunakan agen virusidal ( Povidone iodine) Human Rabies Immunoglobulin (HRIG) Berikan 20 IU/kg BB. Bila memungkinkan berikan secara infiltrasi pada daerah sekitar luka dan sebagian secara IM pada tempat yang berjauhan dengan HRIG Vaksin Human Diploid Cell Vaccine (HDCV) atau Purified Chick Embrio Cell vaccine (PCECV) 1.0ml IM (deltoid) dgn jadwal 0,3,7,14,(28)* Pernah divaksinasi** Bersihkan Luka Semua PEP dimulai dengan memberikan luka dengan air dan sabun. Bila tersedia gunakan agen virusidal ( Povidone iodine) HRIG HRIG tidak diberikan Vaksin HDCV atau PCECV 1.0 ml IM (deltoid) pada hari ke 0 dan 3 • * Pada keaadaan immunocompromised • ** Termasuk pernah dilakukan PEP sebelumnya • CDC recommeddations and reports March 19,2010/59(RR02);1-9
  • 31. Regimen Vaksin Rabies • Regimen yang direkomendasikan terdiri dari lima dosis (1-1-1-1-1) atau empat dosis (2-0-1-0-1 atau 2-1-1): • Regimen 'Essen’ (1-1-1-1-1) – terdiri dari satu dosis diberikan, jadwal hari 0, 3, 7, 14 dan 28. – 'Essen' dipersingkat empat dosis ( 1-1-1-1-0) satu dosis pada setiap hari 0, 3, 7 dan 14, untuk individu sehat, immunokompeten, paparan kategori III atau kategori II atau pada individu yang sudah divaksin rabies • Regimen 'Zagreb’ (2-0-1-0-1 atau 2-1-1) – terdiri dari dua dosis vaksin disuntikkan pada hari 0 (dua situs deltoid atau paha) diikuti oleh satu dosis pada setiap hari 7 dan 21.
  • 32. Regimen Vaksin Rabies Administrasi intradermal • Regimen Thai Red Cross (2-2-2-0-2) – suntikan 0,1 ml vaksin di dua lokasi intradermal berbeda pada hari 0, 3, 7 dan 28. – adalah rejimen dapat digunakan untuk orang dengan paparan kategori II atau III di negara- negara di mana rute intradermal telah disahkan oleh otoritas kesehatan nasional
  • 33. Profilaksis pasca paparan untuk individu riwayat vaksinasi sebelumnya • Satu dosis vaksin IM atau ID di satu lokasi di hari 0 dan 3. • RIG tidak diindikasikan dalam kasus tersebut. • sebagai alternatif : – vaksinasi empat titik dalam satu kali kunjungan sebanyak 0.1 ml di deltoid kanan dan kiri serta paha dan area suprascapular
  • 34. Vaksinasi pada individu immunocompromised • Diwajibkan melakukan perawatan luka secara baik dan adekuat dibarengi dengan pemberian antiseptik • infiltrasi dari Rabies Immuno Globulin • dosis lengkap vaksin rabies sebanyak 5 seri.
  • 35. • Tidak ada pemeriksaan rutin yg direkomendasikan untuk mengecek status kekebalan/serokonversi sesudah PEP1 • serum specimens dapat diperiksa collected 1-- 2 minggu sesudah prophylaxis selesai. Kekebalan tubuh yang cukup dapat menetralisir virus setidaknya 1:5 oleh rapid fluorescent focus inhibition test (RFFIT). 1. Report MW. Morbidity and Mortality Weekly Report Human Rabies Prevention — United States , 2008 Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices depar. 2008.
  • 36. Treatment • Kematian hampir tidak dapat dihindarkan pada pasien yang tidak diimunisasi • Hanya tindakan suportif yang direkomendasikan. • Pasien yang mengalami encephalitis rabies memerlukan tindakan paliatif termasuk sedasi, disarankan untuk dirawat diruang observasi yang privat namun tidak perlu isolasi • Obat antiviral seperti ribavirin dan interferon alpha menunjukkan aktivitas yang terbatas untuk rabies
  • 37. Treatment • Saat ini dikembangkan immunoglobulin yang diproduksi dari hewan (mouse monoclonal antibody) cocktail • Vaksin baru yang lebih murah • Pemberian vaksin secara intradermal