CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
VIRUS RABIES_20231031_210927_0000000.pdf
1. CIRI VIRUS RABIES PADA
MANUSIA
PENJELASAN VIRUS
RABIES
Ayo pelajari virus Rabies!
Rabies merupakan salah satu penyakit zoonosis yaitu penyakit yang menular dari hewan ke
manusia. Infeksi ini ditularkan oleh hewan yang terinfeksi penyakit rabies. Hewan utama
sebagai penyebab penyebaran rabies adalah anjing, kelelawar, kucing dan kera. Di Indonesia
rabies atau yang dikenal dengan “penyakit anjing gila” masih menjadi salah satu masalah
yang mengancam kesehatan masyarakat.
Rabies adalah virus RNA. Genom mengkodekan 5 protein yang ditetapkan sebagai N, P, M, G,
dan L. Susunan protein dan genom RNA menentukan struktur virus rabies.
Virus rabies termasuk dalam ordo Mononegavirales, virus dengan genom RNA beruntai
negatif yang tidak tersegmentasi. Dalam kelompok ini, virus dengan bentuk “peluru” yang
berbeda diklasifikasikan dalam keluarga Rhabdoviridae, yang mencakup setidaknya tiga
genera virus hewan, Lyssavirus, Ephemerovirus, dan Vesiculovirus. Genus Lyssavirus meliputi
virus rabies, kelelawar Lagos, virus Mokola, virus Duvenhage, virus kelelawar Eropa 1 & 2, dan
virus kelelawar Australia.
Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit menular akut, menyerang susunan saraf pusat
yang disebabkan oleh Lyssavirus. Virus rabies bisa menular melalui air liur, gigitan atau
cakaran dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi rabies, hewan yang
berisiko tinggi tinggi untuk menularkan rabies umumnya adalah hewan liar atau hewan
peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies.
Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1884, ditemukan oleh Schrool
(orang Belanda) pada kuda, kemudian tahun 1889 Esser W, J. dan Penning menemukan
penyakit rabies pada anjing. Pada tahun 1894, pertama kali virus rabies menyerang manusia,
ditemukan oleh EV De Haan (orang Belanda). Di Provinsi Bali Penyakit rabies muncul kembali
pada tanggal 14 Nopember 2008, menimpa seorang warga Banjar Giri Darma - Desa Ungasan,
Kecamatan Kuta Selatan Badung dan sampai sekarang penyakit rabies perlu diwaspadai.
DEFINISI Morfologi virus rabies, berbentuk peluru, mempunyai panjang 180 nm (nanometer), dan
lebar 75 nm. Komposisi dari virus ini antara lain Ribo Nucleic Acid (RNA) rantai tungga,
lipid, karbohidrat dan protein. Semua Rahbdovirus memiliki dua komponen struktural
utama, yakni: Helical Ribonucleoprotein Core (RNP) dan Envelop. Semua Rahbdovirus
memiliki dua komponen struktural utama, yakni: Helical Ribonucleoprotein Core (RNP) dan
Envelop.
Virus rabies meliputi sifat fisik dan sifat kimia.
Sifat Fisik: (1) Pemanasan pada suhu 600 C selama 5 menit
akan mematikan virus;
(2) Virus akan mati bila kena sinar ultraviolet;
(3) Cepat mati bila berada diluar jaringan hidup;
(4) Pada suhu - 40 C (minus 4 °C) virus dapat
bertahan hidup sampai berbulan-bulan.
Sifat Kimia: (1) Dapat diinaktifkan dengan propiolakton,
henol, halidol azirin, zat pelarut lemak, dil;
(2) Tahan hidup beberapa minggu di dalam
glycerin pada suhu kamar
(3) Virus rabies bila disimpan didalam larutan
lycerin pekat pada suhu kamar, dapat
berrtahan- berminggu-minggu:
(4) Pada glycerin 10 %, virus akan cepat mati;
(5) Cepat mati dengan zat-zat pelarut lemak
seperti air sabun, detergent, chloroform,
. ether dll.
MORFOLOGI
Gejala masa inkubasi virus rabies berkisar antara
4 - 12 minggu, setelah masa inkubasi orang yang
tertular virus rabies akan mengalami gejala mirip
flu, demam otot melemah, kesemutan atau
merasa terbakar di area gigitan, sakit atau nyeri
kepala, demam, mual dan muntah, merasa
gelisah, bingung atau terancam tanpa ada
penyebab, hiperaktif, halusinasi, insomnia atau
gangguan tidur, kesulitan menelan ketika makan
atau minum serta produksi air liur berlebih. Gejala
rabies pada manusia berkembang secara
bertahap dimulai dengan gejala awal yang mirip
flu lalu berkembang menjadi gangguan neurologis
yang parah. Meski bisa berakibat fatal, pasien
tetap berpeluang sembuh asal segera diobati
setelah terpapar virus rabies.
MASA INKUBASI
• PRODOMAL (AWAL)
demam, sakit kepala, nafsu makan menurun, mual
dan muntah, dan sebagainya
• SENSORIS (KEDUA)
nyeri, kebas, panas, gel, gatal, atau menusuk-
nusuk di daerah bekas gigitan, gelisan, dll.
•EKSITASI (KETIGA)
kaget kaget setiap ada rangsangan dari luar.
kejang-kejang, sulit menelan karena takut air
• PARALITIK (AKHIR)
kelumpuhan dari bawah ke atas yang sangat
cepat, kemudian terjadi kota dan berakhir dengan
kematian
Beberapa cara penanganan luka gigitan
hewan penularan rabies pada manusia cuci
luka gigitan secepatnya dengan air
mengalir dan sabun selama 15 menit lalu
diberikan antiseptic, segera dibawa ke
rumah sakit untuk kembali dilakukan
pencucian luka dan mendapatkan Vaksin
Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies
(SAR), penanganan luka sesegera mungkin
efektif dapat mencegah timbulnya gejala
dan kematian.
CIRI HEWAN YANG
TERJANGKIT
CARA PENANGANAN
1. Hewan akan mengalami perubahan behaviour
2. Hewan menjadi lebih agresif, sensitif terhadap
cahaya, lebih banyak mengeluarkan air liur, hingga
perubahan suara akibat otot yg tegang.
3. Suara menjadi parau.
4. Tidak menurut perintah majikannya lagi.
5. Lupa pulang. Lari tanpa tujuan. Biasanya mati dalam
4-7 hari setelah gejala pertama muncul.
Sedangkan ciri rabies tenang adalah: Bersembunyi
di tempat gelap & sejuk, tidak mampu menelan,
mulut terbuka, air liur berlebihan, kejang-kejang
berlangsung singkat, bahkan sering tidak terlihat
kelumpuhan, kematian terjadi dalam waktu singkat.
2. 1. Vaksinasi: Pastikan hewan peliharaan Anda
mendapatkan vaksin rabies secara teratur sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan oleh dokter hewan.
Vaksinasi pada hewan peliharaan merupakan
langkah pencegahan utama terhadap rabies.
2. Hindari kontak dengan hewan liar: Hindari kontak
langsung dengan hewan liar yang berpotensi
terinfeksi rabies. Jangan mengganggu kelelawar
yang terlihat sakit atau terluka.
3. Tindakan pascagigitan: Jika digigit oleh hewan
yang dicurigai terinfeksi rabies, segera mencuci luka
dengan sabun dan air mengalir, kemudian hubungi
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan
medis segera.
CARA PENCEGAHAN DAN
PENGURANGAN RISIKO
CARA REPLIKASI
VIRUS. RABIES
— REPLIKASI :
MEMBELAH DIRI SEPANJANG PERJALANAN
KE OTAK
— MENYEBAR LUAS:
KE BAGIAN NEURON
— MASUK KE:
SEL-SEL LIMBIK HIPOTALAMUS, DAN
BATANG OTAK